• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG : Survei pada Tamu Bisnis di Golden Flower Hotel Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG : Survei pada Tamu Bisnis di Golden Flower Hotel Bandung."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL

BANDUNG

(Survei pada Tamu Bisnis di Golden Flower Hotel Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana PariwisataProgram Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

Gina Anggina Mustika 0908593

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL

BANDUNG

(SurveiPadaTamuBisnis di Golden Flower Hotel Bandung )

Oleh

Gina AngginaMustika

Skripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapadaFakultasPen didikanIlmuPengetahuanSosial

©Gina AngginaMustika UniversitasPendidikan Indonesia

Juni 2014

HakCiptadilindungiundang-undang

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL

BANDUNG

(SurveiPadaTamuBisnis di Golden Flower Hotel Bandung )

Pembimbing I

RiniAndari, S.Pd.,SE.Par.,MM NIP. 19810916 200812 2 002

Pembimbing II

AriyoBramantori, SH.,MM NIDN 04-2302-6306

Mengetahui Ketua Program Studi ManajemenPemasaranPariwisata

HP.DiyahSetyorini,MM NIP. 19810328 200812 1 002

TanggungJawabYuridis Ada PadaPenulis

(4)

Gina Anggina Mustika, 2014

(5)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI

dibawah bimbingan Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM dan Ariyo Bramantori., SH.,MM.

Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia kini semakin memperlihatkan pertumbuhan ke arah yang lebih baik, salah satunya MICE (meeting, incentive, convention, and exibition). MICEmerupakan bagian dari industri pariwisata masa kini. Golden Flower Hotel Bandung adalah salah satu hotel bintang 4 yang menyediakan tempat untuk menyelenggarakannya MICE dengan tujuan utama yaitu mendapatkan nilai atau persepsi positif dari tamu bisnis dengan target sesuai sasarannya. Pada tahun 2013 Golden Flower Hotel Bandung mengalami penurunan event meeting sebesar 1,9%. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai customer value dan keputusan menggunakan meeting package serta pengaruh customer value terhadap keputusan menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung. Dalam penelitian ini variabel (X) yang digunakan yaitu customer value yang terdiri dari emotional value, social value, quality/performance value dan price/value of money. Menurut Sweeney and Soutar (Gery 2010:8). Variabel terikat (Y) yaitu keputusan menggunakan meeting package. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah survei dengan systematic random sampling, serta jumlah sempel sebanyak 50 perusahaan sebagai tamu bisnis di Golden Flower Hotel Bandung. Teknik analisis data dan uji hipotesis yang digunakan adalah regresi berganda. Temuan penelitian menunjukan bahwa sub variabel social value memiliki pengaruh tertinggi terhadap keputusan menggunakan meeting package, karena telah memberikan pelayanan yang baik terhadap tamu bisnis sehinggga tamu merasa berkesan dan mempunyai nilai/ persepsi positif bagi Golden Flower Hotel Bandung.

(6)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guidance of Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM and Ariyo Bramantori.,SH.,MM.

The development of the tourism sector in Indonesia has increasingly growth to the better way, for example MICE (meeting incentive, convention, and axibition). MICE is a part of the tourism industry today. Golden Flower Hotel Bandung is a

four stars hotel in Bandung that provides a place to host MICE, with the hotel’s

main goal is to get the value or positive perception from target business with appropriate targets. In 2013 Golden Flower Hotel Bandung meeting events decreaed by 1,9%. The aim of this study was to obtain an overview of customer value and the decision to use meeting package and the influence on the decision to use meeting package at Golden Flower Hotel Bandung. This reseach used customer value as variables (X) which consist of emotional value, social value, quality/performance value and price/value of money. According to Sweeney and Soutar (Gery 2010:8), the dependent variable (Y) is the decision to use meeting package. This type of reseach is descriptive verification, and the using method was a survey with a systematic of random sampling, and the numbers are 50 companies as business guests at Golden Flower Hotel Bandung. For the data analysis technique and hypothesis testing, multiple regression technique was used in this reseach. The results showed that the sub variable social value has the highest influence towards the decision to use meeting package, because it has

given good service to the guest’s business so they got memorable experience and has a value / positive perception about the Golden Flower Hotel Bandung.

(7)

Gina Anggina Mustika, 2014

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin memperlihatkan

pertumbuhan ke arah yang lebih baik, Indonesia memiliki daya tarik objek wisata

yang mempesona dan kaya keragamannya baik dari segi kekayaan alam,

keragaman budaya dan keramahtamahan masyarakatnya sehingga mampu

menarik wisatawan untuk mengunjungi Indonesia.

Terbukti dengan meningkatnya jumlah kunjungan selama Januari hingga

September 2013, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 6.414.149

kunjungan, yang berarti meningkat 8,8 persen dibandingkan jumlah kunjungan

wisman pada periode tahun 2012 mencapai 5.895.288 kunjungan. Dengan target

pada akhir tahun 2013 wisman mencapai 8,6 juta kunjungan. Sumber: Badan

Pusat Statistik (BPS), 2013. Husein Sastranegara merupakan Bandara yang

terletak di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat dan menjadi satu-satunya pintu

masuk utama jalur udara bagi wisman atau wisatawan nusantara (wisnus) yang

akan melakukan kegiatan pariwisata di Jawa Barat Khususnya Kota Bandung.

Jawa Barat memiliki keanekaragaman objek wisata di berbagai daerah

yang sangat diminati oleh wisatawan, Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi

yang terkekal dengan wisata kuliner, wisata belanja, wisata sejarah serta wisata

alam. Perkembangan pariwisata di Jawa Barat tak lepas dari banyaknya wisman

(8)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

Sastranegara pada Agustus 2013 sebanyak 8.720 orang, mengalami kenaikan

dibandingkan Agustus 2012 yang tercatat 7.084 orang. Sumber: Badan Pusat

Statistik (BPS), 2013.

Daya tarik dan ke asrian yang terdapat di Jawa Barat membuat jumlah

kunjungan wisman dan wisnus menjadi meningkat. Berbagai jenis daya tarik

tempat tujuan wisata di Jawa Barat Khususnya di Kota Bandung seperti wisata

kuliner, wisata belanja, wisata sejarah, dan wisata alam menjadi salah satu daya

tarik tempat tujuan wisata yang membuat para wisatawan tertarik untuk

mengunjungi tempat-tempat pariwisata.

Menurut Herry M Djauhari (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan)

mengatakan bahwa jumlah kunjungan wisata domestik atau pun mancanegara

pada 2013 sebesar 7 juta orang atau naik sebesar 15% dibandingkan pada tahun

sebelumnya 2012 yaitu mencapai 6 juta orang. (www.bisnis-jabar.com)

Faktor perkembangan pariwisata yang terus berkembang tersebut di

dukung oleh sarana kegiatan pariwisata di Kota Bandung yaitu salah satunya

adalah Sarana Akomodasi. Sarana Akomodasi merupakan sarana penunjang yang

sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pariwisata. Sarana

akomodasi terdiri dari berbagai macam usaha salah satu bentuk sarana

akomodasinya yaitu sektor perhotelan.

Perkembangan tingkat kamar hotel berbintang di Kota Bandung kini

sedang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam 2 tahun terakhir.

Tercatat dari tahun 2010 pertumbuhannya sebesar 11.000 dan pada tahun 2012

(9)

Menurut Herman Muchtar (Kepala Hotel dan Restoran PHRI) jawa barat

mengatakan, ada aroud 300 hotel di Bandung dan jumlahnya telah berkembang

dengan persentase sebesar 5 dan 6 persen pertahun seiring dengan meningkatnya

popularitas Bandung sebagai tujuan wisata. Dari 300 hotel yang akan dibangun

lima adalah hotel yang berbintang 5 dan sisanya adalah bintang 4, bintang 3 dan

hotel melati.

Melihat perkembangan hotel yang semakin meningkat tidak lepas dari

tujuan wisatawan mengunjungi hotel. Apakah untuk menginap atau melakukan

kegiatan bisnis atau MICE (meeting, incentive, convention, and exibition). MICE

merupakan bagian dari industri pariwisata masa kini dan telah memberikan warna

yang beragam terhadap jenis kegiatan pariwista yang identik dengan pembelian

pelayanan/service. MICE dan bisnis pariwisata merupakan bisnis high-quqlity dan

high-yield, yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi

negara berkembang. High Quality berarti kualitas pelayanan yang mampu

memberikan kepuasan kepada setiap pelanggan, high yield berarti kegiatan wisata

konvensi yang mampu memberikan keuntungan yang besar pada penyelenggara

wisata konvensi berkembangnya MICE. Industri MICE merupakan industri yang

kompleks dan melibatkan banyak pihak. Alasan inilah yang menjadikan tingkat

pertumbuhan para pengusaha peyelenggara MICE bermunculan, sehingga tidak

dipungkiri industri MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati oleh

para pelaku bisnis pariwisata. Berikut ini tabel 1.1 merupakan beberapa hotel

berbintang empat yang meyediakan tempat untuk menyelenggarakan kegiatan

(10)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

TABEL 1.1

HOTEL BERBINTANG EMPAT DI KOTA BANDUNG YANG MEYEDIAKAN TEMPAT PEYELENGGRAAN MICE

Sumber : Marketing Golden Flower Hotel, 2014

Tabel 1.1 menunjukan beberapa hotel bintang empat yang menyediakan

jasa penyelenggaraan MICE. Golden Flower Hotel Bandung merupakan salah satu

hotel bintang empat di Bandung yang berorientasi pada sektor bisnis yang mampu

menyesuaikan kondisi persaingan dalam dunia perhotelan saat ini agar tidak

tertinggal dan dapat menjadi unggulan untuk hotel bintang empat di Bandung.

Golden Flower Hotel Bandung menawarkan suasana yang sangat nyaman

dan memiliki fasilitas yang lengkap dan mampu menyesuaikan dengan apa yang

menjadi keinginan konsumen saat ini, berikut diantara fasilitas yang berada di

Golden Flower Hotel Bandung yakni memiliki 50 Superior King Size, 101

Superior twin, 18 Deluxe, 12 Grand Deluxe, 6 Executive, dimana masing-masing

kamar dilengkapi dengan fasilitas TV Interaktif. Golden Flower Hotel Bandung

pun memiliki 6 room suite yang masing-masing kamarnya sangat luas dan

pemandangan indah menuju pusat kota Bandung.

Selain itu Golden Flower Hotel Bandung menawarkan fasilitas penunjang

seperti diantaranya spa, karaoke, fitness center, cake shop, dan adapun 24

No HOTEL

1 Preanger

2 Golden Flower

3 Savoy Homan

4 Gino Ferucci

(11)

meeting room diantara lain seperti : Tulip, Heliconia, Orcid, Peony, Asther,

Garbera, Acacia, Anthurium, Lily, Mentha, Nigela, Zinea, Protea dengan berbagai

kapasitas ruang yang bervariatif di dalamnya, dan 1 Ballroom merupakan meeting

room terbesar di Golden Flower Hotel Bandung yang mampu menampung 800 –

1000 orang di dalamnya.

Meeting room di Golden Flower Hotel Bandung memiliki ruangan yang

bervariatif dan dapat dengan mudah menyesuaikan dengan kebutuhan tamu

bisnisnya. Ukuran dan kapasitas ruangan tersebesar meeting room yang ada di

Golden Flower Hotel Bandung yaitu Ballroom. Meeting room Golden Flower

Hotel Bandung mempunyai kemasan meeting package yang beragam, terdapat 3

jenis meeting package yaitu diantaranya halfday, full day, dan full board. Berikut

dibawah ini tabel 1.2 merupakan paparan dari meeting package di Golden Flower

Hotel Bandung.

TABEL 1.2

MEETING PACKAGE GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

RESIDENTIAL NON RESIDENTIAL

HALFDAY

Rp. 440.000++/pax/nite Rp. 160.000++/pax

1x coffee break, 1x lunch / dinner, Room 1x coffee break, 1x lunch / dinner FULL DAY

Rp. 500.000++/pax/nite Rp.220.00++/pax

2x coffee break, 1x lunch / dinner, Room 2x coffee break, 1x lunch / dinner FULL BOARD

Rp. 550.000++/pax/nite Rp. 320.000++/pax

2x coffee break, 1x lunch / dinner, Room 2x coffee break, 1x lunch, 1x dinner Sumber : Golden Flower Hotel Bandung, 2014

Tabel 1.2 menunjukan terdapat berbagai macam meeting package yang

ditawarkan dan dikemas dengan harga serta jenis package yang akan didapatkan

(12)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

residential, meeting package residential merupakan meeting package yang

sudah termasuk dengan fasilitas kamar yang sudan ditentukan sebelumnya,

sedangkan meeting package non residential merupakan meeting package yang

hanya menggunakan fasilitas meeting room serta pilihan coffee break yang

sudah ditentukan dan mendapatkan 1x lunch / dinner.

Berbagai macam event yang diselenggaran oleh para pelaku bisnis di

Golden Flower Hotel Bandung yaitu bervariatif. Berikut dibawah ini Tabel 1.3

merupakan jumlah Event MICE Golden Flower Hotel Bandung.

TABEL 1.3

DATA JUMLAH EVENT MICE GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG PERIODE 2010-2012

Tabel 1.3 menunjukan bahwa meeting adalah event yang paling banyak

diselenggarakan di Golden Flower Hotel Bandung. Hal tersebut dapat terlihat dari

peningkatan pada tahun 2012 jika dibandingkan pada tahun 2013event meeting

mengalami penurunan mencapai 1,9%. Penurunan yang terjadidikarenakan

pelanggan tamu bisnis belum merasa puas atas layanan yang diberikan secara

maksimal dari pihak Golden Flower Hotel Bandung dalam hal service (pelayanan) Jenis Event 2011 2012 2013

(13)

dan handlingcomplaint (menangani keluhan). Adapun penyebabnya karena

kurang cepatnya respon pelayanan yang diberikan kepada pelanggan tamu bisnis

ketika menangani keluhan terutama mengenai food serving,melayani pada saat

meeting, dan pada saat tamu menggunakan fasilitas hotel.Keluhan tersebut harus

segera ditanggapi oleh para staff atau para karyawan dari Golden Flower Hotel

Bandung, agar pelanggan tetap loyal menggunakan meeting package. Apabila

tidak segera menanggapi masalah tersebut, konsumen menilai tidak adanya

keseriusan dari pihak Golden Flower Hotel Bandung dan akan berfikir tidak

adanya value yang baik bagi para pelanggan tamu bisnisnya.

Terlihat pada tabel 1.4 menunjukan jumlah tamu bisnis yang

menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung mengalami

jumlah persentase yang fluktuatif, berikut dibawah ini tabel 1.4:

TABEL 1.4

JUMLAH TAMU BISNIS YANG MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL TAHUN 2011 – 2013

No. Perusahaan/Lembaga Jumlah (%)

2011 2012 2013

1 Goverment 18,5 38,3 30,1

2 Corporate 15,8 9,0 13,7

Jumlah Total 24,3 47,3 43,8

Tabel 1.4 menunjukan jumlah tamu goverment yang menggunakan

meeting package di Golden Flower Hotel Bandung pada tahun 2013 sebesar 69

perusahaan, sedangkan jumlah tamucorporate sebesar 31 perusahaan. Pada tahun

2012 jumlah tamu goverment yang menggunakan meeting package di Golden

(14)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

19 perusahaan. Hal ini menunjukan adanya penurunan jumlah tamu goverment

dari tahun 2012 ke tahun 2013.

Untuk meningkatkan kembali jumlah tingkat penggunaan meeting room,

Golden Flower Hotel Bandung melakukan beberapa program yang dilakukan oleh

pemasar dengan cara mempererat hubungan antara customer dengan perusahaan.

Adapun strategi yang dilakukan yaitu dengan strategi promosi diantaranya

personal selling dan direct marketing. Strategi direct marketing yang dilakukan

oleh Golden Flower Hotel Bandung yaitu dengan mendatangi dan menawarkan

langsung product meeting kepada tamu bisnis, untuk menunjang direct marketing

maka perlu adanya strategi personal selling dengan tujuan untuk menciptakan

perbedaan diantara hotel lainnya khususnya di Kota Bandung. Strategi promosi

tersebut dalam kurun waktu satu tahun ini tidak mempengaruhi tingkat

penggunaan meeting room di Golden Flower Hotel Bandung.

Adapun program lain yang dilakukan oleh Golden Flower Hotel Bandung

untuk meningkatkan kembali jumlah penggunaan meeting yaitu dengan

melakukan beberapa program seperti yang ditunjukan pada table 1.5 :

TABEL 1.5

PROGRAM YANG DILAKUKAN OLEH GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

NO PROGRAM

1 Emotional Value 1. Memberikan “welcome drink”pada saat kedatangan tamu

bisnis di Golden Flower Hotel Bandung.

2. Menyambut dengan ramah dan memberikan pelayanan khusus pada tamu bisnis yang akan melakukan keputusan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung

3. Memberikan fruit basket, cake, puding atau cookies pada

VIP guest atau special guest.

2. Social Value 1. Meningkatkan standart SOP dengan memberikan

kualitas pelayanan yang lebih baik.

(15)

2. Setiap karyawaan mampu mengenali repeater tamu bisnis agar pada saat kedatangannya mampu menyebutkan nama dari tamu tersebut. 3. Quality/Performance

Value

1. Meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh setiap karyawan di Golden Flower Hotel Bandung. 2. Meningkatkan kualitas dari setiap fasilitas di Golden

Flower Hotel Bandung.

3. Meningkatkan kualitas meeting room di Golden Flower Hotel Bandung

4. Meningkatkan kualitas dari setiap produk food and beverage di Golden Flower Hotel Bandung 4. Price/Value of Money 1. Memberikan discount pada tamu bisnis yang akan

melakukan keputusan menggunakan meeting package. 2. Memberikan voucher pada repeater tamu bisnis di

Golden Flower Hotel Bandung. (Sumber : Golden Flower Hotel Bandung, 2014).

Berdasarkan dari beberapa program tersebut Golden Flower Hotel

Bandung memiliki tujuan agar tamu yang menggunakan meeting dapat

memberikan nilai atau persepsi positif dari setiap layanan yang diberikan dari

pihak hotel, dan program tersebut dapat diartikan sebagai program nilai pelanggan

atau customer value. Dari beberapa program customervaluedi Golden Flower

Hotel Bandung diharapkan mampu memberikan manfaat dan tujuan dari apa yang

menjadi keinginan yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diharapan oleh para

pelaku tamu bisnis, maka perlu diadakan suatu penelitian tentang “Pengaruh

Customer Value terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package di

Golden Flower Hotel Bandung”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran customer valuedi Golden Flower Hotel Bandung ?

2. Bagaimana gambaran keputusan menggunakan meeting package di

(16)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

3. Bagaimana pengaruh customervalueterhadap keputusan menggunakan

meeting package di Golden flower Hotel Bandung ?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan memperoleh temuan mengenai:

1. Memperoleh gambaran mengenai customer value di Golden Flower Hotel

Bandung.

2. Memperoleh gambaran mengenai keputusan menggunakan Meeting

Package pada tamu bisnis di Golden Flower Hotel Bandung

3. Memperoleh gambaran mengenai pengaruh customer valueterhadap

keputusan menggunakan meeting package di Golden flower Hotel

Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu manajemen

pemasaran khususnya bagi industri perhotelan dalam program customer

value sebagai pengembangan ilmu pemasaran hotel yang dapat diterapkan

khususnya customer valuedi Golden Flower Hotel Bandung.

Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

yang bermanfaat bagi pihak Golden Flower Hotel Bandung dalam upaya

mempertahankan, meningkatkan dan menciptakan keputusan

menggunakan meeting package melalui program customer value. Selain

(17)

atau langkah yang tepat dengan permasalahan yang dihadapi oleh pihak

(18)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis pelaksanaan customer value dan keputusan

menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung. Variabel bebas

atau independent variable yaitu customer value. Variabel terikat atau dependent

variable yaitu keputusan menggunakan meeting package. Variabel bebas atau

independent variable yaitu customer value yang terdiri dari beberapa dimensi yaitu

emotional value, social value, quality/performance value, dan price/value of

money.variabel terikat atau dependent variable yaitu keputusan menggunakan

meeting package yang dimensinya terdiri dari memilih produk, memilih merek,

memilih perantara, penentuan waktu, jumlah pemesanan dan metode pembayaran.

Penelitian ini dilakukan di Golden Flower Hotel Bandung dengan unit

analisisnya yaitu tamu bisnis di Golden Flower Hotel Bandung. Penelitian ini

dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun maka metode yang digunakan

adalah cross sectional method, karena data yang didapatkan dari populasi

dikumpulkan secara langsung di tempat, untuk mengetahui tanggapan mengenai

objek yang diteliti. Asep Hermawan (2009:89) mengemukakan bahwa “Suatu

penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus, merupakan hasil sekali bidik (one

(19)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang Digunakan

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis-jenis penelitian ini

adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Asep Hermawan (2009:84) menyatakan

bahwa “Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjelaskan karakteristik berbagai

variabel penelitian dalam situasi tertentu”. Asep Hermawan juga mengemukakan

bahwa “tujuan dari penelitian ini untuk menyajikan suatu profil atau menjelaskan

aspek-aspek yang relevan dengan suatu fenomena yang diteliti dari perspektif

individual, organisasi, industri dan perspektif lainnya”.

Melalui jenis penelitian deskriptif, dapat diperoleh gambaran mengenai

implementasi 1) customer value, 2) keputusan menggunakan meeting package di

Golden Flower Hotel, 3) seberapa besar pengaruh customer value terhadap keputusan

menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel.

Selain penelitian deskriptif, penelitian ini juga menggunakan penelitian

verifikatif. Penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2008:36) yaitu, “Penelitian yang

membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang

berbeda, atau pada waktu yang berbeda”.

Penelitian verifikatif pada dasarnya menguji kebenaran atas suatu hipotesis

yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Melalui penelitian verifikatif,

maka dapat diketahui pengaruh customer value terhadap keputusan menggunakan

(20)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

Berdasarkan uraian mengenai jenis penelitian di atas, maka jenis penelitian

yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dan penelitian verifikatif, maka metode

yang digunakan yaitu explanatory survey. Menurut Sugiyono (2010:11) menyatakan

bahwa:

Penelitian survey adalah penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen).

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dibagi dalam dua variabel utama yaitu customer value

sebagai variabel X dan variabel keputusan menggunakan meeting package sebagai

variabel Y.

Menurut Ulber Silalahi (2009:201) yang menyatakan bahwa,

“Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah

variabel operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang menunjuk langsung

pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur”.

Operasionalisasi variabel secara rinci disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai

(21)

TABEL 3.1

Pilihan yang dirasakan pelanggan dan evaluasi terhadap atribut produk, kinerja atribut, dan konsekuensi yang timbul dari penggunaan produk untuk mencapai tujuan dan maksud konsumen ketika menggunakan produk sebagai persepsi pelanggan terhadap konsekuensi yang diinginkan dari penggunaan sebuah produk. Sweeney and Soutar (dalam Gery 2010:8).

(22)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG room dan Fasilitas Hotel

(23)

yang diharapkan package melalui sales

person

(24)

Gina Anggina Mustika, 2014

(25)

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dibagi menjadi dua jenis dalam penelitian ini, yaitu data primer

dan data sekunder. Definisi data primer dan data sekunder menurut Asep Hermawan

akan diuraikan sebagai berikut.

1. Data Primer

Menurut Asep Hermawan (2009:168):

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kasual dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survey ataupun observasi.

Menurut Asep Hermawan (2009:173), “Secara umum terdapat tiga cara untuk

mendapatkan data primer dalam penelitian bisnis (1) survey (2) observasi (3)

eksperimen”. Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah seluruh

data yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada sejumlah penggunjung

tamu bisnis yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh

popolasi penelitian.

2. Data Sekunder

Menurut Asep Hermawan (2009:168):

Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet websites, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder, dan lain-lain.

Berikut ini data mengenai jenis dan sumber data yang digunakan dalam

(26)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

tanggapan responden terhadap keputusan menggunakan meeting package, data

tersebut termasuk ke dalam data primer yang diperoleh dari responden berdasarkan

klasifikasi tamu bisnis Golden Flower Hotel Bandung. Yang menjadi sumber data

sekunder dalam penelitian ini adalah literatur artikel, jurnal ilmiah, serta situs internet

yang berkenaan dengan objek penelitian ini.

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.4.1 Populasi

Definisi populasi menurut Asep Hermawan (2009:145), “Populasi berkaitan

dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian

peneliti untuk diteliti”.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut, maka yang menjadi populasi pada

penelitian ini adalah seluruh tamu bisnis di Golden Flower Hotel Bandung selama

tahun 2012. Berdasarkan data dari Manajemen, populasi yang akan dijadikan

responden ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut.

TABEL 3.2

POPULASI TAMU BISNIS DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG TAHUN 2013

Tahun Klasifikasi Tamu Jumlah

2013 Government 69

Corporate 31

Total 100

Sumber: Sales & Marketing Dept Golden Flower Hotel Bandung, 2013.

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 tamu

(27)

segmentasi corporate maupun government. Jumlah tersebut merupakan populasi

tamu bisnis di Golden Flower Hotel Bandung.

3.2.4.2Sampel

Dikarenakan keterbatasan waktu, biaya serta tenaga, maka dalam suatu

penelitian tidak mungkin seluruh populasi diteliti. Oleh karena itu, peneliti

mengambil sebagian dari populasi. Seperti yang dikemukakan oleh Asep

Hermawan (2009:147), “Sampel merupakan suatu bagian (subset) dari

populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.

Dengan demikian, sebagian elemen dari populasi merupakan sampel”.

Berdasarkan definisi sampel tersebut, sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagian dari populasi, yaitu sebagian dari tamu bisnis

yang melakukan meeting saja.

Dalam menentukan ukuran sampel (n) dan populasi (N), maka penelitian ini

menggunakan rumus sampel Slovin (Husein Umar, 2008:65) yaitu sebagai berikut:

n = N

1 + N e2

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat

ditoleransi, misalnya 10%

(28)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

n = 100

1 + 100 x 0,12

= 50

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin dengan tingkat

signifikansi sebesar 10%, maka jumlah sampel yang diteliti sebesar 50 responden.

Alasan peneliti menggunakan signifikansi sebesar 10% dikarenakan keterbatasan izin

yang diberikan oleh objek penelitian bagi penelitian dalam menyebarkan kuisioner

sehingga jumlahnya diperkecil dengan menggunakan signifikansi sebesar 10%.

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel mana yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2012:116)

teknik sampling ada dua jenis yaitu probability sampling dan non probability

sampling.

Probability sampling adalah teknik yang memberikan kesempatan yang sama

kepada seluruh anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel. Sedangkan non

probability sampling yaitu tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama

kepada semua anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel.

Menurut Silalahi (2006:236) mengemukakan bahwa:

Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit atau elemen subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic random

(29)

dan berstrata secara proposional. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi

bergerak (mobile population). Langkah-langkah teknik penarikan sampel dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Menentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang menjadi populasi

sasaran adalah tamu goverment dan tamu corporate di Golden Flower Hotel

Bandung.

2. Tentukan sebuah tempat tertentu sebagai checkpoint, dalam penelitian ini yang

menjadi tempat checkpoint adalah di Golden Flower Hotel Bandung.

3. Tentukan waktu yang digunakan untuk menentukan sampling, dalam penelitian

ini waktu yang digunakan oleh peneliti adalah pukul 09.00 – 15.00.

4. Lakukan orientasi lapangan, terutama pada check point di Golden Flower Hotel

Bandung. Sampel sebesar 50 responden yang meeting di Golden Flower Hotel

Bandung.

5. Uji Coba kuesioner kepada responden

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010:402), “Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha

untuk memperoleh data dengan menggunakan metode yang telah ditentukan”. Untuk

mendapatkan data yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti dan

diharapkan dapat menunjang penelitian, penulis melakukan pengumpulan data

(30)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

1. Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data dan fakta dengan cara melakukan

tanya jawab yang berkaitan dengan penelitian. Teknik wawancara dilakukan

dengan maksud untuk mendapat informasi langsung dari responden. Responden

dalam penelitian ini yaitu tamu bisnis di Golden Flower Hotel Bandung.

2. Observasi merupakan metode pengumpulan data primer mengenai perilaku

manusia serta berbagai fenomena kegiatan bisnis tanpa mengajukan pertanyaan

atau interaksi dengan individu-individu yang diteliti. Observasi ini dilakukan

dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti yaitu Golden Flower

Hotel Bandung, khususnya customer value yang dilakukan oleh Golden Flower

Hotel Bandung.

3. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan

cara menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis. Kuesioner berisi

pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden mengenai

customer value dan keputusan menggunakan meeting package. Teknik ini

dilakukan untuk melengkapi data yang sedang diteliti dengan cara mencari

informasi dari sumber langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

pada selebaran kertas kepada responden. Setelah diisi oleh responden, pertanyaan

tersebut di kumpulkan dan setelah itu dikaji untuk menjadi sebuah data yang riil.

4. Studi literatur berupa usaha pengumpulan informasi yang berkaitan dengan

teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri

dari customer value dan keputusan menggunakan meeting package. Teknik ini

(31)

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.2.6.1 Pengujian Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuisioner yang

disebar dalam suatu penelitian. Menurut Asep Hermawan (2009:128), “Validitas

berkaitan dengan apakah kita mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Tipe validitas yang digunakan adalah validasi konstruk yang menentukan

validassi dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari

massing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai

yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasarkan ukuran statistik, bila

ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep korelasi dengan skor

totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Menurut Uma Sekaran (2008:110) langkah-langkah yang dilakukan untuk

menguji validitas sebagai berikut.

1.Mendefinisikan secara operasional suatu yang konsep yang akan diukur.

2.Melakukan uji coba pengukuran tersebut pada sejumlah responden.

3.Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4.Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor

total memakai rumus teknik korelasi product moment, yakni sebagai berikut :

Buchari Alma (2007:80)

� = Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan

(32)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

Keterangan :

� = Koefisien korelasi product moment

X = Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item Y = Skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item ∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2

= Kuadrat variabel X ∑Y2

= Kuadrat variabel Y

n = Jumlah sampel atau banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut :

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika a�ℎ� �� .

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika�ℎ� �� < .

Dalam penelitian ini, yang akan diuji adalah validitas dari customer value yang

meliputi emotional value, social value, quality/performance value dan price/value of

money sebagai instrument variabel (X) serta keputusan mengguinakan meeting

package sebagai variabel (Y). Perhitungan uji validitas masing-masing item

pertanyaan dilakukan menggunakan program SPSS statistics 20. Berdasarkan hasil

dengan menggunakan SPSS statistics 20, diperoleh hasil pengujian validitas dari

(33)

TABEL 3.3

HASIL PENGUJI VALIDITAS

CUSTOMER VALUE (X)

No Pernyataan r hitung r tabel Ket

EMOTIONAL VALUE

1 Tingkat kenyamanan pada saat menggunakan meeting room atau fasilitas lainnya (room, spa,

swimming pool, fitness center, karaoke, cake shop). 0,599 0,468 Valid

2 Tingkat Kesenangan pada saat menggunakan meeting room atau fasilitas lainnya (room, spa,

swimming pool, fitness center, karaoke, cake shop). o,789 0,468 Valid

3 Tingkat ketenangan pada saat melakukan meeting 0,689 0,468 Valid SOCIAL VALUE

4 Tingkat Prestige pada saat menggunakan meeting room atau fasilitas lainnya (room, spa, swimming pool, fitness center, karaoke, cake shop).

0,748 0,468 Valid

5 Tingkat kepercayaan pada saat menggunakan meeting room atau fasilitas lainnya (room, spa,

swimming pool, fitness center, karaoke, cake shop). 0,808 0,468 Valid

6 Tingkat penghargaan pada saat menggunakan meeting room atau fasilitas lainnya (room, spa,

swimming pool, fitness center, karaoke, cake shop). 0,756 0,468 Valid

QUALITY/PERFORMANCE VALUE

(34)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

12 Harga fasilitas hotel (room, spa, swimming pool,

fitness center, karaoke, cake shop). 0,857 0,468 Valid

KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE (Y)

No Pernyataan r hitung r tabel Ket

MEMILIH PRODUK

1 Produk meeting package yang ditawarkan 0,502 0,468 Valid

2 Keragaman meeting package yang ditawarkan 0,787 0,468 Valid

MEMILIH MEREK

1 Kepopuleran Golden Flower Hotel Bandung 0,751 0,468 Valid

2 Kepopuleran meeting package Golden Flower

Hotel Bandung 0,771 0,468 Valid

MEMILIH PERANTARA

1 Kemudahan pemesanan sales person meeting package melalui 0,689 0,468 Valid

2

Kemudahan pemesanan melalui situs online di

situs Golden Flower Hotel Bandung 0,661 0,468 Valid

PEMESANAN WAKTU

1

Ketepatan waktu penawaran produk meeting

package dengan kebutuhan perusahaan 0,570 0,468 Valid

2

Kesesuaian waktu penawaran produk meeting

package dengan keadaan perusahaan 0,729 0,468 Valid

JUMLAH PEMESANAN

1 Penawaran jumlah penyediaan meeting package 0,587 0,468 Valid

2 Penawaran jumlah pemesanan meeting package 0,743 0,468 Valid

METODE PEMBAYARAN

1 Tingkat kemudahan pembayaran dengan tunai 0,610 0,468 Valid

(35)

2 Tingkat kemudahan pembayaran dengan cara transfer melalui bank 0,690 0,468 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

Tabel 3.3 dengan hasil pengujian validitas diatas menunjukkan bahwa

keseluruhan item pertanyaan yang berjumlah 24 pertanyaan dapat dikatakan valid

karena nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel yaitu sebesar 0,468 pada

derajat kebebasan (df=n-2) dengan responden sebanyak 20 responden.

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Reabilitas menunjukan suatu konsistensi alat ukur dalam mengukur gejala

yang sama.

Menurut Asep Hermawan (2009:128) “Reliabilitas berkaitan dengan

konsistensi, akurasi, dan prediktabilitas alat ukur”. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa reliabilitas berkaitan dengan ketepatan suatu alat ukur untuk

mengukur karena instrumennya sudah dapat dipercaya.

Jika suatu instrumen dalam penelitian dapat dipercaya, maka data yang

dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Menurut Husein Umar (2009:54),

“Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument yang dalam hal ini

kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang

sama”. Rumus yang digunakan yaitu alpha Cronbach’s (α), karena instrumen dari

penelitian ini menggunakan rentangan beberapa nilai dengan rentang skala likert 1

sampai 5. Menurut Asep Hermawan (2009:134), “Skala likert merupakan skala yang

(36)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

pertanyaan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek

tertentu”.

Rumus Cronbach’s alpha (α) sebagai berikut:

�11= varians tiap butir yang kemudian dijumlahkan ( ) berikut ini:

�2 = ∑ 2−

= nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan).

Keputusan uji realibilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika koefisien internal seluruh item ca hitung ≥ ca tabel dengan tingkat

signifikansi 10% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisien internal seluruh item ca hitung < ca tabel dengan tingkat

signifikansi 10% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

(37)

Perhitungan uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS statistics 20.

Berdasarkan hasil dengan menggunakan SPSS statistics 20, diperoleh hasil pengujian

reabilitas yang ditujukkan pada Tabel 3.4 berikut.

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN REABILITAS CUSTOMER VALUE DAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE

No Pernyataan cahitung caminimal Ket

1 Customer Value 0,770 0,700 Reliabel 2 Keputusan menggunakan meeting package 0,729 0,700 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

Jika koefisien internal seluruh item rhitung lebih besar dari pada rtabel

dengan tingkat signifikansi 10%, maka keseluruhan item pertanyaan dapat dikatakan

reliabel dikarenakan nilai cahitung lebih besar dari pada caminimal yaitu sebesar

0,700. Tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai cahitung untuk variabel emotional value

serta keputusan menggunakan meeting package lebih besar dibandingkan caminimal.

3.2.7 Teknik Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif dan Data Verifikatif

1. Rancangan Analisi Data Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif untuk mendeskripsikan

variabel-variabel penelitian.

1. Analisis data deskriptif mengenai customer value yang memiliki dimensi

diantaranya emotional value, sosial value, quality/performance value dan

(38)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

2. Analisis data deskriptif mengenai keputusan menggunakan meeting package

di Golden Floer Hotel Bandung yang memiliki dimensi diantaranya memilih

produk, memilih merek, memilih perantara, penentuan waktu, jumlah

pemesanan dan metode pembayaran.

2. Rancangan Analisi Data Verifikatif

Penelitian Kuantitatif/ verifikatif menurut sugiono (2012:11) menyatakan bahwa :

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pungumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

3.2.7.2 Pengujian Hipotesis

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti

bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen

(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor

dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan

bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiono, 2010:277). Penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda. Persamaan regresi untuk dua prediktor

adalah:

Sumber: Sugiono (2010:277)

(39)

Keterangan

a=konstanta

b=koefisien regresi

Y=variabel dependent (variabel terikat)

X=variabel independent (variabel bebas)

1. Uji Asumsi Regresi

a. Uji asumsi normalitas

Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas. Menurut

Husein Umar (2008:77), “Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah

variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati

normal atau tidak”. Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan

menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar

di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi

memenuhi uji normalitas.

b. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Menurut Husein Umar (2008:82), “Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk

mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksaman varians

dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain”. Jika varians dari residual

(40)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah heteroskedastisitas.

c. Multikolinieritas

Menurut Husein Umar (2008:80), “Uji multikolinieritas berguna untuk

mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan

korelasi kuat antarvariabel independen”. Untuk mengetahui terjadinya

multikolinieritas dalam penelitian digunakan nilai VIF (Variance Inflation

Factor) menurut Husein Umar dilakukan sebagai berikut:

a. Masukan data yang akan diuji multikolinirietas di data view, sedangkan di

variabel view beri nama data tersebut. Kemudian klik analyze, lalu pilih

regression kemudian klik linier. Masukan variabel Y pada kotak

dependent, dan variabel X pada kotak independent. Setelah itu klik tombol

statisticsdan nonaktifkan pilihan estimates dan model fit.

b. Lalu aktifkan covariancematrix dan collinieritydiagnostics.

c. Klik continue kemudian klik OK.

Untuk mengukur multikolinieritas dapat diketahui dari besaran VIF.

Rumus untuk menghitung VIF untuk koefisien dari variabel independen

menggunakan rumus:

(41)

d. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel

yang teliti. Antara korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang

sangat erat. Korelasi yang tidak dilanjutkan dengan regresi adalah korelassi

antara dua variabel yang tidak mempunyai hubungan kausal/sebab akibat, atau

hubungan fungsional. Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel

berupa hubungan kausal atau fungsional (sugiono, 2010:269).

TABEL 3.3

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,50-0,799 Kuat

0,80-0,1,000 Sangat Kuat

e. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menyatakan besar kecilnya nilai variabel X terhadap Y.

Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (r2). Rumus

koefisien determinasi sebaigai berikut:

(42)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

Keterangan

KP= Nilai Koefisien Determinasi

r= Nilai Koefisien Korelasi

Langkah terkahir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya

antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada akhirnya akan

diambil suatu kesimpulan H0 ditolak atau Hi diterima dari hipotesis yang telah

dirumuskan. Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ho : � = 0, tidak ada pengaruh dari emotional value, social value,

quality/performance value dan price/value of money terhadap variabel Y

(keputusan menggunakan meeting package).

2. Ha : � ≠0, terdapat pengaruh yang signifikan dari value, social value yang

mempunyai sub variabel, quality/performance value dan price/value of

(43)

Gina Anggina Mustika, 2014

5.1 Kesimpulan

Setelah penelitian ini dilakukan, maka penulis dapat memberikan kesimpulan

diantaranya yaitu:

1. Gambaran hasil program dari customer value yang dijalankan oleh Golden

Flower Hotel Bandung mendapat penilaian dengan kategori tinggi oleh

tamu bisnis di Golden Flower Hotel Bandung sebagai responden dalam

penelitian ini. Customer value yang terdiri dari emotional value, social

value, quality/performance value dan price/value of money, salah satunya

mempunyai perolehan tertinggi yang terdapat pada price/value of money

yang disebabkan karena price yang ditawarkan sesuai dengan keinginan

atau kebutuhan tamu bisnis di Golden Flower Hotel Bandung. Sedangkan

perolehan nilai terendah dari customer value terdapat pada social value,

hal ini disebabkan karena kurang cepatnya tanggapan karyawan terhadap

keluhan tamu bisnis di Golden Flower Hotel Bandung.

2. Gambaran hasil keputusan menggunakan meeting package mendapat

penilaian dengan kategori tinggi oleh tamu. Keputusan menggunakan

meeting package terdiri dari memilih produk, memilih merek, memilih

perantara, penentuan waktu, jumlah pemesanan dan metode pembayaran.

Metode pembayaran mendapat perolehan nilai tertinggi, hal ini

(44)

Gina Anggina Mustika, 2014

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

metode pembayaran, selain pembayaran secara tunai tamu juga dapat

melakukan pembayaran secara transfer melalui Bank atau dapat

menggunakan kartu kredit agar tamu merasa aman melakukan pembayan

yang berjumlah besar.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa customer value berpengaruh

signifikan terhadap keputusan menggunakan meeting package. Dari

keempat sub variabel yang terdiri dari emotional value, social value,

quality/performance value, dan price/value of money terdapat tiga sub

variabel yang berpengaruh signifikan yaitu emotional value, social value

dan quality/performance value. Bukan berarti price/value of money tidak

berpengaruh signifikan, akan tetapi dapat dikatakan signifikan namun

dalam batas toleransi 90,1%. Dalam hal ini dari keseluruhan program

customer value di Golden Flower Hotel Bandung sudah mempunyai nilai

baik dan persepsi yang positif dari tamu bisnis yang menggunakan

meeting.

5.2 Saran

Setelah penelitian ini dilakukan, maka penulis memberikan saran atau

rekomendasi bagi Golden Flower Hotel Bandung diantaranya:

1. Pelaksanaan customer value yang dilakukan oleh Golden Flower Hotel

Bandung secara menyeluruh berada pada kategori tinggi, namun skor

terendah terdapat pada Social value yang dijalankan oleh Golden Flower

(45)

pelatihan terhadap karyawan untuk menangani complaint (keluhan)

dengan baik.

2. Keputusan menggunakan meeting package yang terdiri dari memilih

produk, memilih merek, memilih perantara, penentuan waktu, jumlah

pemesanan dan metode pembayaran berada pada kategori tinggi. Namun,

memilih merek memiliki penilaian yang paling terendah. Dalam hal

memilih merek sebaiknya marketing lebih ditingkatkan lagi dalam hal

promosi dan menjual produk meeting package pada tamu bisnis.

3. Sebaiknya tamu bisnis saat kepulangannya di berikan “good bye” drink

sama seperti kedatangannya di berikan “welcome drink” agar tamu lebih

merasa berkesan dan mempunyai persepsi positif bagi Golden Flower

Hotel Bandung.

4. Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, salah

satunya yaitu pada teori-teori pendukung pada sub variabel customer value

dalam mempengaruhi keputusan menggunakan meeting package masih

kurang lengkap. Diharapkan pada penelitian selanjutnya lebih

dikembangkan teori-teori pendukung, sebagai bahan rekomendasi untuk

peneliti selanjutnya di Golden Flower Hotel Bandung, para peneliti

selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih luas mengenai sub variabel

lain yang dapat mempengaruhi bahkan meningkatkan keputusan

Gambar

TABEL 1.1 HOTEL BERBINTANG EMPAT DI KOTA BANDUNG YANG MEYEDIAKAN TEMPAT PEYELENGGRAAN MICE
Tabel 1.2 menunjukan terdapat berbagai macam meeting package yang
Tabel 1.4 menunjukan jumlah tamu goverment yang menggunakan
TABEL 1.5 PROGRAM YANG DILAKUKAN OLEH GOLDEN FLOWER HOTEL
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pandangan seorang kepala sekolah berbeda jauh dengan penjelasan guru sertifikasi dalam pemahaman dan pelaksanaan terhadap kompetensi profesional di SMK Pelita

Dalam judul tersebut Kompas.com lebih berpihak kepada PDI-P hal ini terlihat dari adanya kata “Alasan” pada judul tersebut, sehingga penulis simpulkan bahwa Kompas.com

Water pocket uji coba tidak memiliki kapasitas untuk menampung dan menginfiltrasikan limpasan pada kondisi tersebut, sehingga untuk mencapai kondisi zero runoff pada kejadian

Debat calon gubernur tersebut merupakan bentuk kampanye baru di mata masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat di Kota Bandung, dimana bentuk kampanye

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa Textilia) menjadi Selai Sebagai Isian Roti serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya.. Kartika, Bambang, Pudji Hastuti dan

materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh- sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi Menyampaikan