• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA DEWASA AWAL PENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA DEWASA AWAL PENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Ingelia Setiastuti Wijayanti

NIM: 059114033

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Aku meminta kesehatan untuk melakukan hal-hal yang lebih besar

Aku diberi kelemahan agar melakukan hal-hal yang lebih baik,

Aku meminta kekayaan supaya aku bahagia Aku diberi kemiskinan supaya aku bijaksana, Aku melakukan banyak hal untuk bisa menikmati kehidupan Aku diberi kehidupan sehingga aku bisa menikmati banyak hal,

Aku tak memiliki apapun yang aku inginkan, tetapi setiap hal yang aku butuhkan telah dicukupkan-Nya

(5)

v

Kedua Orang Tuaku yang tak pernah berhenti mendoakanku,

Adikku,

Sahabat-sahabatku,

Dan semua orang yang aku kasihi serta mengasihiku,

(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kompetensi interpersonal pada dewasa awal pengakses situs jejaring sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kompetensi interpersonal pada individu dewasa awal dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Kompetensi interpersonal adalah kemampuan membina hubungan interpersonal. Salah satu faktor yang mempengaruhi berkembangnya kompetensi interpersonal adalah interaksi. Saat ini banyak individu dewasa awal memilih menjalin relasi melalui jejaring sosial yang tidak melibatkan pertemuan fisik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 72 orang yang berusia antara 23 hingga 35 tahun, terdiri dari 35 laki-laki dan 37 perempuan yang memiliki pekerjaan dan mengakses situs jejaring sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar skala kompetensi interpersonal dan angket mengakses situs jejaring sosial. Estimasi reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,927. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki kompetensi interpersonal yang tinggi. Hal ini terlihat dari mean empirik yang lebih besar daripada mean teoritik 121,68 > 100. Nilai mean kompetensi interpersonal paling tinggi (122,6) diperlihatkan subjek yang mengakses situs jejaring sosial kategori rendah (kurang dari 17 jam dalam seminggu). Sedangkan, subjek yang berada dalam kategori mengakses situs jejaring sosial yang tinggi (lebih dari 33 jam dalam seminggu) dan sedang (antara 17-33 jam dalam seminggu) memiliki nilai mean kompetensi interpersonal yang lebih rendah (118 dan 118,33).

(8)

viii

ABSTRACT

This study was aimed to describe the interpersonal competence in early adult who accessed the social networking site. This research was motivated by the importance of interpersonal competence in early adult individuals in carrying out their development tasks. Interpersonal competence was the ability to build interpersonal relationships. One of the factors that influence the development of interpersonal competencies was interaction. Today many early adult individuals chose to make relationship and interact through social networks that did not involve physical meetings. This kind of research was called quantitative descriptive. Subjects in this study amounted to 72 persons aged between 23 to 35 years, comprising 35 men and 37 women who had jobs and access social networking site. Data collection was done by distributing the interpersonal competence scale and questionnaire of access to social networking site. Reliability estimation using Alpha Cronbach technique produced a reliability coefficient of 0,927. Based on data analysis it could be concluded that in general the subjects of this study had a high interpersonal competence. This situation was shown from the empirical mean which was greater than the theoretical mean of 121,68 > 100. The highest mean value of the interpersonal competence (122.6) was shown in subjects who access social networking sites in low category (less than 17 hours a week). Whereas, subjects who were in the high category of access to social networking sites (more than 33 hours per week) and moderate category (between 17-33 hours per week) had a lower mean value of interpersonal competence (118 and 118,33).

(9)
(10)

x

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Sorga, Yesus Kristus dan Roh Kudus yang selalu menyertai dalam setiap usaha menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Studi Deskriptif Kompetensi Interpersonal pada Dewasa Awal Pengakses Situs Jejaring Sosial. Atas penyertaan dan kasihNya yang luar biasa megahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari banyak kesulitan dan kendala yang mengiringi penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan ungkapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah banyak membantu, yaitu:

1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu M. M. Nimas Eki Surawati S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi bimbingan, saran, arahan serta kritik yang bermanfaat bagi penulis. “Terima kasih pula untuk pelukannya, Bu”.

3. Bapak Minto Istono, S.Psi., M.Si dan Bu Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi. selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan yang sangat berarti.

(11)

xi berlalu lalang.

6. Bapak Y. Agung Santoso M.A untuk konsultasi statistiknya yang sangat membantu.

7. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

8. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma, yaitu Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Doni serta Pak Gie yang baik hati dan Mas Muji yang banyak memberi kabar-kabar yang merubah pandangan akan banyak hal.

9. Yachobus Winarto Pujiraharjo dan Fransisca Sunarti, Papa dan Mama yang tak pernah lelah menyemangati, mendampingi, memberikan setiap fasilitas materi serta doa yang tak pernah berhenti sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ini. Terima kasih untuk seringnya melontarkan pertanyaan, “Gimana skripsinya? Kapan Pendadarannya? Kapan Wisudanya?”.

(12)

xii

Terima kasih untuk perhatian yang luar biasa besarnya.

12. Keluarga kecilku “BARBARIA”, Iek, Moen, Mb. Betty, Mb. Maia, There dan Poncho. Kitalah armada masa depan. Terima kasih untuk setiap momen indah bersama, duka yang penuh tetesan air mata serta banyaknya cerita mistis nan sangat horor yang selalu menemani tanpa pernah disadari.

13. Arni yang selalu bersedia menemani kemanapun penulis pergi.

14. Kingkin, Lilik dan Sicho, sahabat-sahabat gokil yang telah sudi untuk selalu direpotkan

15. Mbak Betty dan Sang Adik, Tyo, atas pinjaman printernya.

16. Mbak Ruri, Jeng Uci, Jeng Joana, Tya, Asti dan Jeng Karen yang selalu menjadi muara penulis dalam meminta pertolongan. “Terima kasih banyak teman-teman”.

17. Cyn-Cyn, Budhi, Kibaw, Mbak Liyut dan semua teman (di dunia nyata maupun maya), narasumber serta seluruh subjek penelitian yang sudah mau meluangkan waktu mengisi angket dan skala penelitian ini.

(13)

xiii semangat kembali berapi-api.

20. Si letop yang selalu perkasa bekerja siang malam.

21. Miund, si raja jalanan yang setia mendampingi. Bersamamu ku tak takut melewati hujan badai dan sengatan matahari.

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca. Terima Kasih.

Yogyakarta, September 2010

(14)

xiv

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 6

(15)

xv

2. Aspek-Aspek Kompetensi Interpersonal... 8

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Interpersonal .. 11

4. Kompetensi Interpersonal pada Dewasa Awal ... 14

B. Situs Jejaring Sosial ... 16

1. Pengertian situs Jejaring Sosial... 16

2. Fitur dan Aplikasi pada Situs Jejaring Sosial... 17

C. Kompetensi Interpersonal pada individu Dewasa Awal Pengakses Situs Jejaring Sosial ... 19

D. Pertanyaan Penelitian ... 23

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian... 24

B. Variabel Penelitian ... 24

C. Definisi Operesional... 25

D. Subyek Penelitian... 25

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 27

1. Penyusunan Butir Item ... 28

2. Pemberian Skor Skala dan Angket... 28

3. Distribusi Item Skala Sebelum Uji Coba ... 28

F. Uji Coba Penelitian ... 29

G. Validitas dan Reliabilitas ... 30

(16)

xvi

H. Metode Analisis Data... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Pelaksanaan Penelitian ... 34

B. Deskripsi Data Subjek Penelitian... 34

C. Hasil Penelitian ... 35

1. Uji Normalitas... 35

2. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum ... 36

3. Kompetensi Interpersonal Berdasarkan Kategorisasi Mengakses Situs Jejaring Sosial ... 38

D. Pembahasan... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Keterbatasan Penelitian... 45

C. Saran... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(17)

xvii

Tabel Halaman

1. Skor Berdasarkan Kategori Jawaban untuk Skala Kompetensi

Interpersonal... 28

2. Distribusi Item Skala Kompetensi Interpersonal Sebelum Uji Coba... 29

3. Distribusi Item Skala Kompetensi Interpersonal Setelah Uji Coba ... 32

4. Hasil Pengujian Uji NormalitasKolmogorov Smirnov... 35

5. Hasil Analisis Deskriptif ... 36

6. Uji T Mean Empirik dan Mean Teoritik ... 37

7. Norma Kategorisasi Mengakses Situs Jejaring Sosial ... 39

(18)

xviii Lampiran A:

Skala Kompetensi dan Angket Mengakses Situs Jejaring Sosial Uji Coba ... 49

Lampiran B:

Reliabilitas dan Seleksi ItemSkala Kompetensi Interpersonal... 57

Lampiran C:

Skala Kompetensi dan Angket Mengakses Situs Jejaring Sosial Penelitian.... 64

Lampiran D.

Skoring Skala Kompetensi dan Angket Mengakses itus Jejaring Sosial ... 71

Lampiran E.

Uji Normalitas... 76

Lampiran F.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun terakhir ini internet berkembang dengan sangat pesat. Internet adalah salah satu teknologi informasi yang menghubungkan berbagai jaringan yang sedemikian rupa tidak saling bergantung satu sama lain, sehingga siapapun dapat berkomunikasi. Melalui internet, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia yang memiliki berbagai macam latar belakang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Saat ini gelombang internet teknologi Web 2. 0 memfasilitasi suatu fenomena yang cukup menarik, yaitu situs jejaring sosial (Social Networking Web). Situs jejaring sosial adalah suatu struktur sosial di dalamsoftwareyang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain (www.wikipedia.org). Situs jejaring sosial ini berperan sebagai layanan berdasarkan sistem jaringan yang memperbolehkan individu untuk membuat profil publik atau profil semi publik dalam sistem tertentu, memajang daftar pemakai lain yang berbagi hubungan dengan individu tersebut, melihat dan melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh orang lain dalam sistem tersebut, membuat blog atau website mini yang mengandung informasi atau berita (Boyd & Ellison, 2007).Social networking

(20)

juga merupakan layanan untuk bisa berinteraksi dengan siapa saja tanpa mengenal jarak dan perbedaan budaya. Para pengguna situs jejaring sosial mampu membangun ikatan pertemanan, bisnis dan sebagainya tanpa dibatasi oleh jarak, waktu serta perbedaan budaya yang ada.

Situs jejaring sosial yang cukup popular saat ini adalah Friendster, Facebook, Multiply, Live Journal, Plurk, Twitter, MySpace, Hi5, YouTube

serta Skype adalah jalur tepat untuk memiliki banyak teman di dunia maya. Para penggunanya dapat dengan mudah melihat foto, data-data pribadi serta memberi komentar dan mengirimkan email kepada orang lain melalui situs-situs tersebut. Indonesia pun tak mau kalah. Kini di Indonesia telah ada jejaring sosial yang eksis di dunia maya, misalnya sajaDigli, Fupei, Kombes, KasKus.

Saat ini, Indonesia disebut sebagai negara dengan pertumbuhan pengguna situs Facebook tertinggi di Asia tenggara, keanggotaan tahun ini 645% lebih besar jika dibandingkan tahun 2006 (Sahana, 2008). Menurut

www.checkfacebook.com pada tanggal 11 Maret 2009, jumlah total pengguna facebook di Indonesia telah mencapai angka 11.746.760 dan 70% diantaranya berusia 18 hingga 44 tahun. BBC Indonesia pun (Allfacebook.com) menyebutkan bahwa pengguna situs jejaring sosial

(21)

Berdasarkan keterangan beberapa subjek di lapangan, jejaring sosial ini sering diakses sebab memungkinkan penggunanya berkenalan dengan banyak orang baru dari berbagai belahan dunia. Minimnya waktu yang dimiliki, menjadikan jejaring sosial sebagai media yang tepat untuk berinteraksi dengan banyak orang lain tanpa perlu biaya yang besar dan tanpa perlu meninggalkan kantor ataupun pekerjaan, karena situs jejaring sosial ini bisa dengan mudah diakses kapanpun. Hal tersebut banyak dilakukan individu dewasa awal yang umumnya bekerja. Mereka tidak memiliki banyak waktu untuk bertemu dengan teman-teman serta berkegiatan di luar jam bekerja. Dengan adanya situs jejaring sosial, mereka dapat dengan mudah menjalin relasi dengan orang-orang meskipun tidak bertemu secara langsung dan tanpa harus meninggalkan pekerjaannya dan kesibukannya.

(22)

pertemanan dalam jejaring sosial, orang-orang saling berelasi atau berinteraksi satu dengan lainnya melalui fitur-fitur yang terdapat di dalamnya. Bila mengalami situasi, kejadian tertentu yang menarik serta kondisi emosi tertentu, maka prioritas mereka adalah membagikannya melalui jejaring sosial, berupa status pada Facebook atau twit pada Twitter. Melalui situs jejaring sosial ini, orang-orang bebas menuliskan banyak hal yang bersifat pribadi tentang pengalaman-pengalaman atau pandangan-pandangan yang dimiliki tanpa dipengaruhi keberadaan orang lain secara nyata. Tulisan tersebutlah yang nantinya akan dikomentari oleh orang lain sehingga akan menimbulkan percakapan yang berbentuk tulisan.

Dalam berinteraksi melalui jejaring sosial, seseorang hanya akan belajar mengendalikan kata-kata sebagai satu-satunya cara berkomunikasi. Dalam jejaring sosial, para pengaksesnya tidak mempelajari dan terlatih menggunakan dan memahami berbagai pesan nonverbal seperti ekspresi wajah, gesture, kontak mata dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan para pengakses tidak terlatih menghadapi situasi tertentu, misalnya saja menerima respon penolakan dari orang lain.

(23)

menjalankan harapan-harapan masyarakat seperti pemilihan pekerjaan, teman hidup serta bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok. Individu dewasa awal diharapkan memiliki kompetensi interpersonal yang baik agar dapat menyesuaikan diri dan memenuhi tugas-tugas perkembangannya tersebut.

Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) mengatakan bahwa kompetensi interpersonal meliputi kemampuan berinisiatif membina hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan bersikap asertif, kemampuan untuk memberikan dukungan emosional serta kemampuan untuk mengelola dan mengatasi konflik-konflik yang timbul dalam hubungan interpersonal. Seseorang yang memiliki kompetensi interpersonal akan mampu membina hubungan persahabatan serta menjalin relasi dengan orang-orang atau kenalan baru. Misalnya saja berinisiatif memperkenalkan diri pada orang yang dijumpai, memberi kesempatan bagi orang lain untuk lebih mengenal dirinya, bersikap asertif dengan berani mengatakan keinginan kepada orang lain, mendengarkan dan memberikan dukungan kepada orang lain serta mampu menangani konflik yang terjadi dengan orang lain.

(24)

kekurangannya adalah suatu sarana bagi individu dewasa awal untuk menjalin relasi dengan orang lain.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana gambaran kompetensi interpersonal pada dewasa awal pengakses situs jejaring sosial?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kompetensi interpersonal dewasa awal pengakses situs jejaring sosial.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dalam bidang psikologi komunikasi serta psikologi sosial, khususnya yang menyangkut kompetensi interpersonal dewasa awal pengakses situs jejaring sosial.

2. Manfaat Praktis

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Interpersonal

1. Pengertian Kompetensi Interpersonal

Kompetensi menurut Purwadarminta (dalam Anastasia, 2004) adalah suatu kesanggupan, kecakapan dan kekuatan yang dapat diukur dari tingkah laku. Kesanggupan, kecakapan dan kekuatan yang dimiliki misalnya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Menurut Mulyati (1997), kemampuan membina hubungan interpersonal disebut sebagai kompetensi interpersonal. Hubungan interpersonal itu sendiri adalah hubungan antara individu-individu dimana individu yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) bahwa kompetensi interpersonal terdiri atas berbagai kemampuan dan pengetahuan dengan karakteristik tertentu yang diperlukan guna membentuk suatu hubungan antar pribadi yang baik dan memuaskan. Pengetahuan serta kemampuan tersebut diantaranya adalah pengetahuan tentang konteks dalam interaksi, pengetahuan tentang perilaku nonverbal orang lain, kemampuan menyesuaikan komunikasi dengan konteks interaksi yang sedang berlangsung serta kemampuan menyesuaikan diri dengan orang yang yang ada dalam interaksi dan kemampuan-kemampuan lainnya.

(26)

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi interpersonal adalah suatu kemampuan untuk menjalin hubungan yang efektif dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan tersebut memiliki karakteristik psikologis tertentu sehingga interaksi interpersonal yang terjalin baik dan memuaskan.

2. Aspek-aspek Kompetensi Interpersonal

Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) menyebutkan lima aspek utama kompetensi interpersonal, yaitu:

a. Kemampuan berinisiatif

Inisiatif adalah suatu usaha untuk memulai hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan sosial yang lebih besar. Menurut Bee (dalam Mulyati, 1997), inisiatif adalah kemampuan memulai suatu bentuk usaha untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan, Erickson (dalam Mulyati, 1997) mendeskripsikan inisiatif sebagai suatu usaha mencari informasi dan meneliti secara aktif terhadap lingkungannya. Dengan kemampuan berinisiatif, seseorang akan melakukan penjelajahan (eksplorasi), melakukan suatu hubungan dan bergerak secara aktif dan mandiri.

(27)

memulai suatu bentuk interaksi dengan individu lain atau dengan lingkungan sosial yang lebih luas.

b. Kemampuan membuka diri (self disclosure)

Keterbukaan oleh Wrigtsman dan Deaux (1981) diartikan sebagai kemampuan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat pribadi mengenai diri dan kemampuan untuk memberikan perhatian kepada orang lain. Sedangkan menurut Kartono dan Gulo (1987), kemampuan membuka diri adalah suatu proses yang dilakukan seseorang hingga dirinya dikenal oleh orang lain. Keterbukaan diperlukan untuk dapat menyampaikan penghargaan dan perasaan kepada orang lain, karena itu keterbukaan sangat penting untuk suatu hubungan yang lebih mendalam. Hal tersebut sejalan dengan Calhoun dan Acocella (1990) yang mengatakan bahwa membuka diri akan membuat hubungan menjadi lebih intim, meningkatkan kepercayaan orang lain dan rasa kekeluargaan. Johnson (dalam Supratiknya, 2000) mengatakan bahwa ketika membuka diri, seseorang dapat mengungkapkan reaksi atau tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang berguna untuk memahami tanggapan masa kini.

c. Kemampuan untuk bersikap asertif

(28)

diinginkan. Sedangkan, Pearlman dan Cozby (1983) mengatakan bahwa asertivitas adalah kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dan keyakinan secara langsung, jujur dan sesuai serta kemampuan mempertahankan hak secara tegas.

d. Kemampuan untuk memberi dukungan emosional

Hill (1991) mengemukakan bahwa dukungan emosional adalah pengekspresian perhatian, rasa aman dan nyaman serta simpati. Allen (dalam Mulyati, 1997) menyebut dukungan emosional sebagai ekspresi afektif. Salah satu ekspresi afektif tersebut adalah empati. Menurut Hoffman (dalam Mulyati, 1997) dengan memiliki empati, seseorang lebih memahami orang lain dan akan lebih mudah melakukan penyesuaian diri ketika berinteraksi dengan orang lain. Seseorang yang memiliki empati tinggi akan memiliki keinginan yang tinggi pula untuk menolong orang lain.

Menurut Barker dan Lemle (dalam Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis, 1988), dukungan emosional mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberi rasa nyaman kepada orang lain ketika orang tersebut dalam keadaan tertekan dan bermasalah.

e. Kemampuan mengatasi konflik

(29)

manusia dan bisa muncul karena berbagai sebab. Johnson (dalam Supratiknya, 2000) mengatakan bahwa konflik merupakan suatu situasi yang ditandai oleh adanya tindakan salah satu pihak yang menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Sedangkan, Baron dan Byrne (dalam Nashori, 2000) mengatakan bahwa ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam situasi konflik, yaitu memutuskan untuk mengakhiri hubungan, mengharapkan keadaan membaik dengan sendirinya, menunggu masalah lebih memburuk dan berusaha menyelesaikan permasalahan. Apabila seseorang dapat menyelesaikan permasalahan, maka yang bersangkutan dapat dikatakan memiliki kemampuan mengatasi konflik. Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) mengatakan bahwa kemampuan mengatasi konflik adalah upaya agar konflik yang muncul dalam suatu hubungan interpersonal tidak semakin besar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Interpersonal

a. Faktor Internal 1. Konsep Diri

(30)

terdapat hubungan positif antara konsep diri dan kompetensi interpersonal mahasiswa. Semakin tinggi konsep diri seseorang maka semakin tinggi kompetensi interpersonalnya.

b. Faktor eksternal 1. Interaksi

Interaksi seseorang dengan orang lain mempengaruhi kompetensi interpersonal yang dimiliki, baik interaksi dalam keluarga ataupun interaksi dengan teman sebaya. Menurut Hetherington dan Parke (dalam Nashori, 2000), kontak anak dengan orang tua banyak berpengaruh terhadap kompetensi interpersonal anak. Sejalan dengan hal tersebut, Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) menyatakan bahwa adanya kontak di antara orang tua dan anak menjadikan anak belajar dengan lingkungan sosialnya dan pengalaman bersosialisasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku sosialnya.

(31)

bahwa ada hubungan antara gaya kelekatan aman dengan teman sebaya dan kompetensi interpersonal. Remaja yang memiliki gaya kelekatan aman yang ditandai oleh adanya model mental yang positif, meyakini tersedianya respon yang positif dari lingkungannya. Berawal dari hal tersebut berkembanglah kompetensi interpersonal yang dimiliki.

2. Partisipasi sosial

Menurut Buhrmester Furman, Wittenberg dan Reis (1988), partisipasi sosial akan menjadikan anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal ini didukung oleh Hurlock (1990) yang menyatakan bahwa kompetensi interpersonal dipengaruhi oleh partisipasi sosial dari individu. Individu yang banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial akan lebih banyak berpeluang untuk mengasah keterampilan sosial yang dimiliki termasuk kompetensi interpersonalnya.

(32)

aktif dalam kegiatan kepencintaalaman memiliki perbedaan yang signifikan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam kepencintaalaman, khususnya dalam hal kompetensi interpersonal. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kepencintaalaman memiliki kompetensi interpersonal yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang bukan pecinta alam. Hal ini didukung oleh Ikasari (2004) yang menyatakan bahwa mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki kompetensi interpersonal yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi.

Berkebalikan dengan Danardono, Widiastuti dan Anggraini (dalam Nashori, 2000) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kompetensi interpersonal antara mahasiswa yang aktif dalam organisasi dan tidak aktif dalam organisasi. Selain itu, Widuri (dalam Nashori, 2000) menemukan bahwa mahasiswa ilmu-ilmu sosial, yang diwakili mahasiswa fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, dan mahasiswa ilmu eksakta, yang diwakili mahasiswa fakultas teknik UGM, memiliki kemampuan yang seimbang dalam hal berkomunikasi interpersonal.

4. Kompetensi Interpersonal pada Dewasa Awal

(33)

fisik dan psikologis, bersama masalah-masalah penyesuaian diri dan tekanan-tekanan serta harapan-harapan yang timbul akibat perubahan tersebut. Pembagian ini tidak bersifat mutlak dan ketat. Pembagian ini meliputi masa dewasa dini yang dimulai pada usia 18 tahun hingga 40 tahun, masa dewasa madya yang dimulai usia 40 hingga 60 tahun serta masa dewasa lanjut yang dimulai pada usia 60 tahun hingga kematian.

Masa dewasa awal menurut Santrock (2002) adalah ketika seseorang mendapatkan pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih tetap. Sedangkan, menurut Hurlock (1990) masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa dini akan memasuki lingkungan sosial yang baru, memainkan peran yang baru dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas yang baru. Oleh karenanya, kompetensi interpersonal memegang peranan penting pada masa dewasa awal.

(34)

kehidupan berkeluarga. Tingkat penguasaan ini juga akan menentukan kebahagiaan dalam hidup, baik pada saat dewasa awal hingga pada tahun-tahun akhir kehidupan (Hurlock, 1990). Oleh karena itu, pada masa dewasa awal kompetensi interpersonal dibutuhkan untuk dapat menyesuaikan diri dan memenuhi tugas-tugas perkembangan.

B. Situs Jejaring Sosial

1. Pengertian Situs Jejaring Sosial

Internet saat ini memasuki era web 2.0 yang menyebabkan penggunanya dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara dua arah. Dalam era inilah, fenomena situs jejaring sosial yang tidak mengandalkan pertemuan fisik marak terjadi.

Situs atau website adalah kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi berupa teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (www.wikipedia.org).

Situs jejaring sosial adalah suatu struktur sosial di dalam software

(35)

Situs jejaring sosial ini berperan sebagai layanan berdasarkan sistem jaringan yang memperbolehkan individu untuk membuat profil publik atau profil semi publik dalam sistem yang dibatasi, memajang daftar pemakai lain yang berbagi hubungan dengan individu tersebut, melihat dan melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh orang lain dalam sistem tersebut, membuat blog atau website mini yang mengandung informasi atau berita (Boyd & Ellison, 2007).

2. Fitur dan Aplikasi pada Situs Jejaring Sosial

Secara umum, berikut ini adalah fitur dan aplikasi yang ditemui dalam situs jejaring sosial (http://www.wartaegov.com):

a) Profil

(36)

b) Blog (diary online)

Blog atau diary online adalah tulisan yang secara online atau virtual dibuat oleh pemilik akun yang dapat dibaca oleh setiap pengguna situs jejaring sosial bahkan oleh semua pengguna internet. Layaknya buku harian, seseorang dapat menuliskan apapun dalam

blognya secara bebas. Jejaring sosial berbentuk micro blogging, bentuknya adalah Status pada Facebook atau Twit pada Twitter. Penggunanya dapat menuliskan suatu hal yang sedang dilakukan atau dipikirkan pengguna situs jejaring sosial dalam karakter huruf yang terbatas. Hal ini memungkinkan adanya feedback dalam bentuk kata-kata atau komentar (comment) dari sesama pengguna situs jejaring sosial.

c) Video, music, photoataunotes share

Pemilik akun jejaring sosial dapat membagikan video, musik, foto serta tulisan karyanya sehingga dapat dilihat, dibaca serta didengarkan oleh orang lain dan memungkingkan menerima feedback

dari mereka melalui bentuk komentar (comment).

d) Comment

(37)

e) Pesan

Seperti halnya e-mail, hanya penerima pesan yang akan membaca pesan yang telah dikirim kepadanya. Pengguna situs jejaring sosial dapat berkomunikasi secara pribadi dengan sesama pengguna lainnya melalui pesan berupa tulisan.

f) Live chat

Dalam beberapa situs jejaring sosial, ada aplikasi atau fitur yang memungkinkan sesama penggunanya untuk berbincang-bincang melalui tulisan seperti halnyashort message servis(SMS) padahandphone.

C. Kompetensi Interpersonal pada Dewasa Awal Pengakses Situs Jejaring

Sosial

Kompetensi interpersonal menurut Mulyati (1997) adalah kemampuan membina hubungan interpersonal. Menurut Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988), kompetensi interpersonal terdiri atas berbagai kemampuan dan pengetahuan dengan karakteristik tertentu yang diperlukan guna membentuk suatu hubungan antar pribadi yang baik dan memuaskan. Di dalamnya terdiri dari beberapa komponen penting, yaitu kemampuan berinisiatif, kemampuan bersikap asertif, kemampuan membuka diri, kemampuan untuk memberi dukungan emosional serta kemampuan mengatasi konflik.

(38)

pada orang-orang yang baru ditemuinya, baik dalam suatu perjalanan, pertemuan, perkuliahan dan berbagai situasi lainnya. Selain itu, seseorang dengan kompetensi interpersonal yang baik akan mampu pula untuk membuka diri pada teman, sahabat maupun orang yang dikenalnya, misalnya saja dengan menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi. Kompetensi interpersonal yang baik juga tampak dalam perilaku seseorang yang mendengarkan keluh kesah orang lain dan mampu memberikan dukungan emosional. Ada pula contoh perilaku yang menunjukkan kompetensi interpersonal yang baik, misalnya saja dengan bersikap asertif dengan mengatakan “tidak” pada permintaan orang lain serta mampu menyelesaikan konflik yang sedang dihadapi.

(39)

Dalam berinteraksi dengan sesamanya, manusia tidak henti-hentinya melakukan inovasi. Saat ini tengah marak penggunaan internet terutama situs jejaring sosial sebagai wadah untuk terus menjalin hubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Fasilitas dalam situs jejaring sosial membuat para penggunanya dapat menampilkan dan menceritakan tentang dirinya dalam bentuk profil serta dapat mengunggah kata-kata dan tulisan, foto, video maupun notes atau blog dengan bebas sesuai yang diinginkan. Bentuk interaksi yang terjadi dalam situs jejaring sosial ini dilakukan melalui kata-kata dan tulisan tanpa mengandalkan pertemuan fisik.

Banyak pengguna situs jejaring sosial lebih menyukai berinteraksi melalui jejaring sosial karena hal tersebut dirasa lebih menyenangkan dikarenakan memungkinkan untuk berkenalan dan berinteraksi dengan banyak orang baru dari berbagai belahan dunia. Dalam situs jejaring sosial ini, para penggunanya berinteraksi melalui tulisan. Mereka saling bercakap-cakap yang dituangkan dalam wujud kata-kata secara tertulis. Misalnya saja saling mengomentari dan berbalasan pesan dengan orang lain pada jejaring sosial.

(40)

memiliki kesempatan membuka diri dengan menuliskan berbagai hal yang bersifat pribadi tentang pengalaman-pengalaman atau pandangan-pandangan yang dimiliki. Pengakses situs jejaring sosial ini pun dapat bersikap asertif dalam berinteraksi melalui jejaring sosial, misalnya saja dengan berani menuliskan keinginan, penolakan, serta perbedaan pandangan ketika berbalasan pesan danchattingdengan orang lain. Para pengguna situs jejaring sosial dapat pula saling memberi dukungan emosional melalui kata-kata yang menyemangati dan menghibur orang lain yang sedang memiliki permasalahan. Selain itu, melalui jejaring sosial pula, orang-orang yang berada di dalamnya dapat menciptakan konflik sekaligus dapat pula mengatasi konflik yang muncul. Misalnya saja, seseorang meluapkan emosi dan uneg-unegnya tentang suatu kejadian yang tidak menyenangkan dengan pihak lain dalam akun jejaring sosial yang dimiliki. Hal tersebut ternyata memancing pihak yang dimaksud untuk saling beradu argumen ataupun saling memaafkan dalam bentuk kata-kata di situs jejaring sosial.

(41)

mengendalikan kata-kata sebagai satu-satunya cara berkomunikasi karena para pengakses jejaring sosial tidak mempelajari dan terlatih menggunakan dan memahami berbagai pesan nonverbal seperti ekspresi wajah, gesture, kontak mata dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan para pengakses tidak terlatih menghadapi situasi tertentu, misalnya saja menerima respon penolakan dari orang lain.

Pada individu dewasa awal yang memiliki pekerjaan, mereka hanya memiliki waktu yang tidak banyak di luar pekerjaan untuk menjalin relasi dengan orang lain. Keberadaan situs jejaring sosial, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada mampu memfasilitasi terciptanya interaksi dengan orang lain tanpa harus repot meninggalkan pekerjaan, kesibukan serta tanggung jawabnya.

D. Pertanyaan Penelitian

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif memberikan gambaran, menjelaskan, menafsirkan dan menganalisa data sedekat mungkin dengan bentuk aslinya.

Menurut Suryabrata (1999) tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif semata-mata hanya menggambarkan variabel yang akan diteliti melalui pengisian skala tanpa perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif yang diperoleh melalui analisis skor jawaban subjek berdasarkan skala.

B. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002). Dalam penelitian studi deskriptif tidak ada kontrol terhadap variabel di dalamnya. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kompetensi interpersonal pada dewasa awal pengakses situs jejaring sosial.

(43)

C. Definisi Operasional

Kompetensi interpersonal pada dewasa awal pengakses situs jejaring sosial adalah suatu kemampuan untuk menjalin hubungan yang efektif dengan orang lain yang dilakukan oleh individu dewasa awal yang mengakses situs jejaring sosial. Kemampuan-kemampuan tersebut memiliki karakteristik psikologis tertentu sehingga komunikasi antar pribadi yang terjalin baik dan memuaskan. Tingkat kompetensi interpersonal diukur dengan menggunakan 5 aspek kompetensi interpersonal, yaitu kemampuan berinisiatif, kemampuan membuka diri (self disclosure), kemampuan untuk bersikap asertif, kemampuan untuk memberi dukungan emosional, serta kemampuan mengatasi konflik. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi kompetensi interpersonal yang dimiliki subjek. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, semakin rendah pula kompetensi interpersonal yang dimiliki subjek.

D. Subjek Penelitian

(44)

memiliki account jejaring sosial. Pengakses jejaring sosial adalah seseorang yang melakukan proses log in pada akun jejaring sosial yang dimiliki lalu setelah itu barulah menggunakan fitur-fitur yang terdapat dalam jejaring sosial tersebut, misalnya menuliskan profil, meng-add orang lain, upload dan berbagi foto maupun video, memasukkan beragam aplikasi yang mempercantik tampilan, chatting, menulis blog maupun micro blogging serta menulis komentar terhadap tulisan yang dibuat orang lain.

Subjek Penelitian mengisi angket Mengakses Situs Jejaring Sosial yang jawaban di dalamnya digunakan sebagai data yang nantinya menjadi skor subjek mengakses situs jejaring sosial. Angket mengakses situs jejaring sosial terdiri dari 3 butir item. Item angket berupa pertanyaan langsung terarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Dalam angket Mengakses Situs Jejaring Sosial ini, tidak ada pilihan jawaban yang disediakan peneliti, subjek bebas menjawab item skala intensitas ini sesuai keadaannya. Spesifikasi item dalam skala intensitas yang dibuat peneliti adalah:

Frekuensi : mengacu pada berapa kali dalam seminggu subjek mengakses situs jejaring sosial.

Durasi : berapa lama waktu (dalam jam) yang dihabiskan dalam sekali mengakses situs jejaring sosial.

(45)

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala dan angket. Skala adalah kumpulan pernyataan-pernyataan yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon individu terhadap pernyataan tersebut dapat diberi skor dan kemudian dapat diinterpretasikan. Skor yang berupa angka-angka berfungsi mempresentasikan seberapa banyak atribut yang dimiliki oleh subjek sehingga memiliki arti kuantitas (Azwar, 2004). Skala kompetensi interpersonal disusun berdasarkan metode yang dijumlahkan (Summated Ratings Methods), yaitu metode skala penentuan sikap yang menggunakan distribusi respon subjek sebagai dasar penentuan nilai skala (Azwar, 2003). Skala kompetensi interpersonal ini terdiri atas empat kategori jawaban yaitu; ”Selalu” (SL), ”Sering” (SR), ”Jarang” (JR), dan ”Tidak Pernah” (TP). Peneliti memberikan empat kategori jawaban untuk setiap item dalam skala dan meniadakan pilihan jawaban netral atau tengah untuk menghindari adanya kecenderungan jawaban ke tengah (Hadi, 1991).

Sedangkan angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket mengakses situs jejaring sosial. Peneliti membuat item yang mengungkap data faktual sehingga item skala merupakan pertanyaan langsung terarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap (Azwar, 2004).

(46)

1. Penyusunan butir item.

Skala kompetensi interpersonal berjumlah 60 butir item yang terdiri dari 30 butir item yang bersifat favorable dan 30 butir item yang bersifatunfavorable. Item yang bersifatfavorableadalah item yang isinya mendukung, memihak atau menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur. Sedangkan item yang bersifat unfavorable adalah item-item yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur.

2.Pemberian skor skala

Pemberian skor untuk setiap pernyataan dalam skala kompetensi interpersonal yang bersifat favorablebergerak dari angka 4 sampai 1 dan nilai 1 sampai 4 bagi item yang bersifat unfavorable. Pemberian skor tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1

Skor Berdasarkan Kategori Jawaban Kategori Jawaban Pernyataan

Favorable Unfavorable

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Jarang (JR) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

3. Distribusi Item Sebelum Uji Coba.

(47)

situs jejaring sosial. Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kompetensi interpersonal, yaitu

a. Kemampuan berinisiatif

b. Kemampuan membuka diri (self disclosure) c. Kemampuan untuk bersikap asertif

d. Kemampuan untuk memberi dukungan emosional e. Kemampuan mengatasi konflik

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kompetensi Interpersonal Sebelum Uji Coba

No Aspek Pernyataan Total Favorable Unfavorable

1. Kemampuan berinisiatif 1, 11, 26, 34, 46, 55

8, 17, 28, 37, 41, 60

12 2. Kemampuan membuka diri 5, 12, 27, 33,

45, 54

2, 16, 21, 38, 48, 59

12 3. Kemampuan bersikap asertif 10, 20, 29, 35,

42, 53

F. Uji Coba Penelitian

(48)

dan masih duduk di bangku perkuliahan maupun yang telah bekerja secara

fulltime. Penyebaran skala dilakukan di wilayah Yogyakarta terhadap 60 orang yang terdiri dari 33 perempuan dan 27 laki-laki berusia 18 hingga 40 tahun.

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2004). Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewatprofesional judgement. Validitas ini bertujuan untuk melihat sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek atau ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagaiprofessional judgementadalah dosen pembimbing skripsi.

2. Seleksi item

(49)

mempunyai kualitas yang baik saja yang digunakan dalam skala. Salah satu kualitas yang baik adalah konsistensi antara item dengan tes secara keseluruhan atau sering disebut dengan korelasi item total.

Prosedur pengujian konsistensi item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan distribusi skor total sebagai kriteria. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi item total (rix) yang umumnya dikenal dengan indeks daya beda

item. Sebagai kriteria pemilihan berdasarkan koefisien korelasi total, digunakan batasan (rix) ≥ 0,025. Semua item yang mencapai koefisien

korelasi minimal 0,025, daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar, 2004).

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh koefisien korelasi item total (rix) yang berkisar antara –0,194 sampai dengan 0,664.

(50)

Tabel 3

Distribusi Item Skala Kompetensi Interpersonal Setelah Uji Coba

No Aspek Pernyataan Total Favorable Unfavorable

1. Kemampuan berinisiatif 11, 26, 34, 55(1)

(51)

dalam penelitian ini hanya dikenai satu kali pengukuran. Koefisien Alpha Cronbach dalam skala Kompetensi Interpersonal sebesar 0,927.

G. Metode Analisis Data

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 20 Maret 2010 sampai dengan tanggal 17 Mei 2010. Subjek penelitian ialah dewasa awal baik laki-laki maupun perempuan berusia 18 hingga 40 tahun yang telah bekerja, baik

partime maupun fulltime serta memiliki akun dan mengakses situs jejaring sosial. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan skala kompetensi interpersonal berbentuk cetak maupun e-mail pada beberapa populasi subjek, antara lain di Yogyakarta, Jakarta dan Bandung.

B. Deskripsi Data Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 72 baik laki-laki maupun perempuan berusia 23 hingga 35 tahun yang memiliki akun jejaring sosial dan intens mengaksesnya. Mengakses jejaring sosial adalah melakukan proses log in pada akun jejaring sosial yang dimiliki lalu setelah itu barulah menggunakan fitur-fitur yang terdapat dalam jejaring sosial tersebut, misalnya menuliskan profil, meng-add orang lain, upload dan berbagi foto maupun video, memasukkan beragam aplikasi yang mempercantik tampilan, chatting, menulisblogmaupunmicro bloggingserta menulis komentar terhadap tulisan yang dibuat orang lain.

(53)

C. Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas

Dalam analisis data, uji normalitas merupakan analisis statistik yang pertama kali. Kepastian terpenuhinya syarat normalitas akan menjamin langkah-langkah statistik selanjutnya sehingga kesimpulan yang diambil juga dapat dipertanggungjawabkan (Nurgiyanto dkk, 2000). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data dari variabel kompetensi interpersonal.

Uji normalitas dilakukan dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari program SPSS for windows versi 16. Pengambilan keputusan didasarkan pada besaran probabilitas (p). Jika p>0,05 maka sebaran dinyatakan normal, sebaliknya jika p<0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4

Hasil Pengujian Uji NormalitasKolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total

N 72

Normal Parameters Mean 121.68

Std. Deviation 11.949

(54)

Berdasarkan uji normalitas, diketahui bahwa probabilitas (p) data kompetensi interpersonal sebesar 0,590. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data adalah normal karena nilai signifikansi variabel kompetensi interpersonal lebih besar dari pada 0,05 (p >0,05).

2. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat diperoleh gambaran mengenai skor skala kompetensi interpersonal dan intensitas mengakses jejaring sosial yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5

Hasil Analisis Deskriptif

Statistik Kompetensi Interpersonal

Teoritik Empirik

N 72 72

Skor Maksimum 160 149

Skor Minimum 40 95

Mean 100 121,68

SD 20 11,949

Median - 123

Modus - 116

Variance - 142,784

(55)

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh data bahwa mean empirik (121,68) lebih besar daripada mean teoritik (100). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subjek penelitian lebih tinggi dari nilai rata-rata teoritik yang berarti bahwa subjek penelitian secara umum memiliki kompetensi interpersonal yang tergolong tinggi.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dari mean teoritik di uji lagi dengan uji statistik one sample t-test dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa mean empirik secara signifikan lebih besar dari mean teoritik. Berikut ini hasil perhitungan uji statistic one sample t-test:

Tabel 6

Uji T Mean Empirik dan Mean Teoritik

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Total 72 121.68 11.949 1.408

One-Sample Test

Test Value = 100

T df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Total 15.396 71 .000 21.681 18.87 24.49

(56)

empirik yang signifikan kompetensi interpersonal pengakses situs jejaring sosial. Hal ini membuktikan bahwa secara signifikan mean empirik lebih besar dari mean teoritik sehingga dapat dinyatakan bahwa kompetensi interpersonal dewasa awal pengakses situs jejaring sosial tergolong tinggi dan terbukti secara signifikan.

3. Kompetensi Interpersonal Berdasarkan Kategorisasi Mengakses Situs

Jejaring Sosial

Peneliti membuat deskripsi data dan kategorisasi mengakses situs jejaring sosial guna mengetahui gambaran kompetensi interpersonal subjek sesuai tingkatannya dalam kategorisasi. Berikut adalah perhitungan data empirik mengakses situs jejaring sosial:

a. Skor minimum = 1

b. Skor maksimum = 49

c. Range : 49-1 = 48

d. Standar Deviasi (σ) : 48:6 = 8

e. Mean (µ) : (49+1):2 = 25

Data empirik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a. Skor minimum : jumlah jam total subjek dalam mengakses situs jejaring sosial yang paling kecil, yaitu 1

b. Skor maksimum: jumlah jam total subjek dalam mengakses situs jejaring sosial yang paling besar, yaitu 49

(57)

d. Standar Deviasi : Luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan standar deviasi

e. Mean : rata-rata dari skor maksimum dan minimum

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, maka dapat dibuat norma kategorisasi mengakses situs jejaring sosial yang dibagi dalam 3 kategori, yaitu, tinggi, sedang dan rendah. Berikut adalah cakupan luas interval pada 3 kategori tersebut.

Tabel 7

Norma Kategorisasi Mengakses Situs Jejaring Sosial

Normatif Rentang Nilai Kategori X > µ + 1,0σ X > 33 Tinggi µ - 1,0σ< X < µ + 1,0σ 17< X < 33 Sedang

X < µ - 1,0σ X < 17 Rendah

Subjek masuk dalam kategori tinggi bila mengakses situs jejaring sosial lebih dari 33 jam dalam satu minggu. Kategori sedang, bila subjek mengakses situs jejaring sosial antara 17 hingga 33 jam dalam satu minggu. Sedangkan, subjek yang mengakses situs jejaring sosial kurang dari 17 jam dalam seminggu masuk dalam kategori rendah.

(58)

Tabel 8

Jumlah Subjek Pada Tiap Kategori Mengakses Situs Jejaring Sosial

Normatif Rentang

Subjek penelitian di atas berjumlah 72 orang, 65 orang masuk dalam kategori mengakses situs jejaring sosial rendah (kurang dari 17 jam dalam seminggu), 3 orang berada dalam kategori mengakses situs jejaring sosial sedang (17 hingga 33 jam dalam seminggu) dan sisanya 4 orang termasuk dalam kategori mengakses situs jejaring sosial tinggi (lebih dari 33 jam dalam seminggu).

(59)

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh data bahwa mean empirik kompetensi interpersonal (121,68) lebih besar daripada mean teoritiknya (100). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kompetensi interpersonal subjek penelitian lebih tinggi dari nilai rata-rata teoritik yang berarti bahwa subjek penelitian secara umum memiliki kompetensi interpersonal yang tergolong tinggi.

Kompetensi interpersonal menurut Mulyati (1997), adalah kemampuan membina hubungan interpersonal. Kompetensi interpersonal terdiri atas berbagai kemampuan dan pengetahuan dengan karakteristik tertentu yang diperlukan guna membentuk suatu hubungan antar pribadi yang baik dan memuaskan. Pengetahuan serta kemampuan tersebut diantaranya adalah pengetahuan tentang konteks dalam interaksi, pengetahuan tentang perilaku nonverbal orang lain, kemampuan menyesuaikan komunikasi dengan konteks interaksi yang sedang berlangsung serta kemampuan menyesuaikan diri dengan orang yang yang ada dalam interaksi dan kemampuan-kemampuan lainnya. Kompetensi interpersonal ini juga meliputi kemampuan berinisiatif membina hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan bersikap asertif, kemampuan untuk memberikan dukungan emosional serta kemampuan untuk mengelola dan mengatasi konflik-konflik yang timbul dalam hubungan interpersonal

(60)

terus berhubungan, berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Subjek penelitian yang telah cukup berinteraksi dengan orang lain selama bekerja, melakukan interaksi pula melalui jejaring sosial.

(61)

Akan tetapi, dari 72 subjek penelitian, 4 orang termasuk dalam kategori mengakses situs jejaring sosial tinggi (lebih dari 33 jam dalam seminggu) memiliki nilai mean kompetensi interpersonal yang lebih rendah (118) dibandingkan 3 orang yang berada dalam kategori mengakses situs jejaring sosial sedang (antara 17 hingga 33 jam dalam seminggu) yang memiliki nilai mean kompetensi interpersonal sebesar 118, 33 dan 65 orang masuk dalam kategori mengakses situs jejaring sosial rendah (kurang dari 17 jam dalam seminggu) yang memiliki nilai mean kompetensi interpersonal sebesar 126.

Hal ini dapat disebabkan bahwa tidak semua perilaku yang dilakukan orang-orang yang tergabung dalam jejaring sosial merupakan bentuk interaksi, meskipun jejaring sosial adalah suatu media untuk berinteraksi. Pada orang-orang yang mengakses situs jejaring sosial dengan durasi yang panjang, tidak semua waktunya digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain, melainkan hanya memandangi foto-foto maupun menonton video, mencoba berbagai aplikasi untuk jejaring sosial mereka atau membacacommentteman atau orang lain tanpa meninggalkan tulisan yang dapat dibalas kembali oleh pengakses lainnya sehingga tidak terjadi suatu interaksi.

Selain itu, kompetensi interpersonal rendah yang ditunjukkan subjek

yang memiliki akses jejaring sosial yang tinggi menunjukkan bahwa ketika

ruang jejaring sosial, misalnyafacebook, mendominasi keseharian masyarakat,

waktu untuk berkumpul secara nyata ikut berkurang. Perlahan, sisi humanis

akan memudar karena hubungan atau interaksi yang terjadi lebih

(62)

menyatakan bahwa banyak teman yang ada dalam jaringan facebook, tidak

memberikan pengaruh signifikan dalam hubungan sosial. Bahkan tidak pula

meningkatkan popularitas. Berbagai kegiatan virtual di jejaring sosial hanyalah

tamasya imajinasi. Hubungan yang terjalin adalah antar pelancong yang sedang

beristirahat untuk melepas beban kehidupan nyata yang sedang dialami atau

antar orang yang kurang bisa berekspresi secara bebas di dunia nyata (Sahana,

(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Data penelitian menunjukkan bahwa secara umum subjek penelitian yaitu dewasa awal pengakses situs jejaring sosial memiliki kompetensi interpersonal yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan mean empirik kompetensi interpersonal yang lebih besar daripada mean teoritik (µEmpirik > µTeoritik = 121,68 > 100). Subjek yang mengakses situs jejaring sosial kurang dari 17 jam dalam seminggu memiliki kompetensi interpersonal yang lebih tinggi (mean = 122, 6) daripada subjek yang mengakses situs jejaring sosial antara 17 hingga 33 jam dan lebih dari 33 jam dalam satu minggu (mean = 118 dan 118,33).

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi variabel penelitian pada diri subjek penelitian.

C. Saran

1. Bagi pengakses situs jejaring sosial

Situs jejaring sosial merupakan salah satu media untuk membangun relasi dengan orang lain, akan tetapi tidak semua perilaku atau aktivitas di

(64)

dalamnya akan menumbuhkan kemampuan pengaksesnya berelasi dengan orang lain. Sehingga diharapkan pengakses situs jejaring sosial tidak meninggalkan atau mengganti interaksi secara langsung dengan mengakses situs jejaring sosial saja.

2. Bagi peneliti selanjutnya

(65)

pada Remaja Putra dan Putri di SMUN 3 Salatiga

WACANA, III (2), 133-144.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, S. (2004).Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

________. (2003) Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2007). Social Network Sites : Definition, history and scholarship. Journal of Computer- Mediated Communication, 13(1), article 11.

Buhrmester, D. Furman, W. Wittenberg, M. T., & Reis, D. (1988).Five Domains of Interpersonal Competence in Peer Relathionships. Journal of personality and Social Psychology, 55 (6), 991-1008.

Calhoun, J. F., & Acocella, J. R. (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationships (3rd ed.). New York : McGraw-Hill Publishing Company.

Hill, C. A. (1991). Seeking Emotional Support : The Influence of Affiliate Need and Partner Warmth. Journal of Personality and Social Psychology. 60(1), 112-121.

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (cetakan kelima).Jakarta : Penerbit Erlangga. Ikasari, V. (2004). Perbedaan Kompetensi Interpersonal Antara Mahasiswa yang

Aktif dan Tidak Aktif Berorganisasi pada Mahasiswa USD. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Kartono, K., & Gulo, D. (1987).Kamus Psikologi. Bandung : Pionir Jaya.

Kerlinger, J. F. (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Mulyati, Rina. (1997).Kompetensi Interpersonal pada Anak Panti Asuhan dengan Sistem Pengasuhan Ibu Asuh. Psikologika II(4), 43-49.

(66)

Nashori, F., & Sugiyanto. (2000). Hubungan antara Kematangan Beragama dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa. Psikologika, V (9), 56-64.

Nashori, Fuad. (2003). Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Ditinjau dari Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi, 11 (1), 26-38

Nurgiyantoro, B., Gunawan, Marzuki. (2000). Statistik Terapan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Perlman, D & Cozby, P. C (1983).Social Psychology.New York : Holt, Rinehart & Winston

Sahana. (2008).Facebook Indonesia Outpaces Shoutheast in 2008.Diambil pada tanggal 12 November 2009 dari

http://www.insidefacebook.com/2008/12/31(facebook-indonesia-outpaces-shouteast).html

Santrock, John W. (2002). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Supratiknya, A. (2000). Komunikasi Antarpribadi : Tinjauan Psikologis. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Suryabrata, Sumadi. 1999. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wrightsman, L. S. & Deaux, K. (1981). Social Psychology in the ‘80s, 3rd ed. Monterry : Brooks/Cole Publishing Company.

http://www.allfacebook.com/facebook-demographic-statistic

http://checkfacebook.com

http://www.wikipedia.org/Socialnetworkservice-wikipedia,the free encyclopedia (social networking).htm

(67)

Lampiran A

Skala Kompetensi Interpersonal dan Angket

(68)

Kepada

Yth. Saudara

Di tempat

Dengan hormat,

Saya, Ingelia Setiastuti Wijayanti dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma meminta kesediaan Anda untuk mengisi angket penelitian yang telah saya buat

di bawah ini. Angket penelitian di bawah ini, terdiri atas dua bagian. Bagian pertama

berisi pernyataan sebanyak 60 buah dan bagian kedua berisi 3 pernyataan.

Atas bantuan Anda mengisi angket penelitian ini, saya ucapkan banyak terima

kasih.

Hormat saya

(69)

Usia :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Lama bekerja : ……jam/hari

Petunjuk pengerjaan

Anda diminta memilih salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan

keadaan anda dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia.

Alternatif jawaban yang tersedia adalah :

SL : Bila pernyataan tersebutSelalu Anda alami

SR : Bila pernyataan tersebutSering Anda alami

JR : Bila pernyataan tersebutJarang Anda alami

TP : Bila pernyataan tersebutTidak PernahAnda alami

Anda diharapkan menjawab sejujur-jujurnya. Dalam hal ini tidak ada jawaban

benar atau salah maupun penilaian baik atau buruk. Hasil skala ini akan dipergunakan

untuk kepentingan akademis sehingga semua informasi diri anda terjamin

kerahasiaannya.

Bacalah dengan teliti

(70)

No Pernyataan SL SR JR TP

1. Saya mengusulkan untuk melakukan aktivitas bersama

pada kenalan baru, misalnya untuk keluar bersama

2. Saya tidak ingin teman-teman mengetahui diri saya

yang sebenarnya

3. Bila teman melakukan kesalahan, saya tidak berani

mengkritiknya

4. Saya memberi masukan yang sesuai saat sahabat

membutuhkan bantuan dan dukungan

5. Saya mengatakan pada teman bahwa saya menghargai

dan menyayanginya

6. Bila bertengkar, saya tidak akan mengakui kesalahan

meskipun itu kesalahan saya

7. Saya dapat dengan segera memaafkan seseorang yang

telah melakukan kesalahan pada saya

8. Saya tidak berani menegur sapa teman saat bertemu di

jalan

9. Saya tidak peduli pada permasalahan yang dialami

teman

10. Saya mengatakan terus terang kepada teman bahwa

saya kurang berkenan dengan caranya memperlakukan

saya

11. Saya senang menghadiri pesta dan perkumpulan yang

baru untuk memiliki kenalan baru

12. Saya menceritakan tentang diri saya apa adanya pada

teman

13. Saya membantu sahabat memutuskan pilihan sulit dalam

(71)

No Pernyataan SL SR JR TP

14. Saya dapat mengambil keputusan bagi pemecahan

masalah dengan orang lain secara tepat, cepat dan

efisien

15. Saya tidak mau mendengar penjelasan dari orang yang

telah melukai perasaan saya

16. Saya tidak suka berbagi pengalaman dengan

teman-teman saya

17. Saya tidak suka memulai pembicaraan

18. Bila mempunyai pendapat yang berbeda dengan teman

tentang suatu hal, saya tidak berani mengungkapkannya

19. Saya merasa tidak perlu menjenguk teman yang sakit

20. Saya mengatakan terus terang pada sahabat bahwa

perilaku yang dilakukannya mengecewakan, menyakiti

hati dan membuat saya marah

21. Saya tidak dapat mempercayai sahabat saya meskipun

kami sudah kenal lama

22. Saya mendorong teman yang putus asa untuk tetap

berusaha

23. Jika terjadi konflik, saya tidak mau mengalah dan

menyalahkan teman saya

24. Saya malas dimintai bantuan teman

25. Saya enggan meminta kembali barang yang dipinjam

teman walaupun sangat membutuhkannya.

26. Saya berusaha membantu teman saya walau belum

dimintai tolong

27. Saya menceritakan perilaku memalukan yang telah saya

lakukan pada teman

28. Saya lebih suka orang lain memperkenalkan dirinya lebih

(72)

No Pernyataan SL SR JR TP

29. Saya menegur dengan sopan orang yang membuang

sampah sembarangan

30. Sebisa mungkin saya memperbaiki perilaku atau ucapan

yang kurang berkenan di hati teman saya

31. Saya gengsi untuk mulai berunding memecahkan

masalah

32. Saya sulit menolak ajakan teman

33. Saya mengemukakan hal-hal yang bersifat pribadi

ketika berbincang-bincang dengan kenalan baru

34. Saya menyapa terlebih dahulu kepada teman yang saya

kenal bila bertemu

35. Saya menolak ajakan teman ketika saya memang tidak

dapat menemaninya

36. Saya bosan, marah, sebal atau tidak telaten

mendengarkan teman yang menceritakan kesedihannya

37. Saya enggan mengajak teman baru untuk bergabung

dalam kelompok

38. Saya tidak ingin sahabat-sahabat mengetahui masa lalu

saya

39. Saya tetap mendengarkan pendapat teman saya walau

tidak menyetujuinya

40. Saya membesarkan hati teman yang sedang sedih

karena masalahnya

41. Saya malu memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada

orang yang ingin saya kenal

42. Saya akan menegur dengan sopan orang yang mengambil

tempat saya dalam antrian

43. Saya kurang mampu memahami perasaan atau

(73)

No Pernyataan SL SR JR TP

44. Saya sulit melupakan kesalahan teman

45. Saya bersedia berbagi cerita pribadi kepada sahabat

saya

46. Saya mengajak ngobrol orang yang duduk di sebelah

saya ketika berpergian dengan kendaraan umum

47. Saya tidak berani mengungkapkan pendapat dalam suatu

rapat atau pertemuan

48. Saya lebih suka menyimpan masalah pribadi daripada

menceritakannnya kepada sahabat

49. Saya mendengarkan curhat teman saya dengan sabar

50. Saya akan meminta maaf jika saya melakukan kesalahan

51. Saya lebih suka mendiamkan masalah daripada

mengambil langkah penyelesaian masalah

52. Saya akan menghibur teman yang sedang bersedih

53. Saya menolak baik-baik ajakan sahabat untuk pergi saat

saya sedang ingin sendiri

54. Saya ingin teman-teman mengetahui diri saya apa

adanya

55. Saya mengeluarkan pendapat bila berada dalam suatu

pertemuan

56. Saya tidak berani menegur teman yang tidak menepati

janjinya pada saya

57. Daripada mendengar curhat teman, lebih baik saya

mendengar lagu di dalam kamar

58. Saya menghindari kata-kata yang dapat memperparah

konflik

59. Saya malu jika harus bercerita mengenai diri saya

60. Saya melakukan sesuatu untuk orang lain jika diminta

(74)

Angket Bagian Kedua

Situs jejaring soaial adalah situs berbasis web 2.0 yang menyebabkan para

penggunanya dapat berinteraksi dan berkomunikasi. Situs jejaring sosial

menghubungkan para anggota yang terdapat di dalamnya sebagai teman. Fitur yang

terdapat di dalam situs jejaring sosial ini, antara lain adalahprofil, friendlist, serta

fitur untuk dapat berkomunikasi, misalnya status, wall, comment, dll. Contoh situs

jejaring sosial adalahFriendster, Facebook, Myspace, bBogger, Flickr, hi5 dan masih

banyak lagi

Di bawah ini terdapat beberapa buah pertanyaan, mohon diisi dengan cara

memberikantanda silang (X) di dalam tanda kurung ( )yang tersedia.

1. Situs jejaring sosial apa yang sering Anda akses ?

Friendster ( ) MySpace ( ) Multiply ( )

Facebook ( ) Blogspot ( ) Flickr ( )

Plurk ( ) Twitter ( ) LinkedIn ( )

Lainnya (jika ada, mohon diisi)……….

2. Dalam seminggu, berapa kali Anda mengakses situs jejaring sosial melalui

komputer

1 kali ( ) 2 kali ( ) 3 kali ( ) 4 kali ( )

5 kali ( ) 6 kali ( ) 7 kali ( )

Lainnya (mohon diisi),,,,,,,,,,kali

3. Berapa lama waktu yang Anda habiskan dalam sekali mengakses situs jejaring

sosial melalui Komputer

1 jam ( ) 2 jam ( ) 3 jam ( ) 4 jam ( )

5 jam ( ) 6 jam ( ) 7 jam ( ) 8 jam ( )

9 jam ( ) 10 jam ( )

Lainnya (mohon diisi),,,,,,,,,,,,,,,,jam

(75)

Lampiran B

Reliabilitas dan Seleksi Item Skala

(76)

Reliabilitas Skala Kompetensi Interpersonal

Penghitungan 1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 98.4

Excluded(a) 1 1.6

Total 61 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.910 60

Item1 169.78 249.596 .122 .911

Item2 168.92 243.298 .435 .908

Item3 169.10 245.753 .329 .909

Item4 168.67 240.362 .562 .906

Item5 169.22 240.613 .498 .907

Item6 168.87 243.643 .399 .908

Item7 169.33 247.480 .289 .909

Item8 168.70 239.027 .554 .906

Item9 168.82 244.051 .570 .907

Item10 169.53 245.473 .338 .909

Item11 169.55 244.455 .359 .908

Item12 169.10 245.685 .347 .909

Item13 169.23 244.826 .420 .908

Item14 169.35 249.892 .177 .910

Item15 169.08 244.891 .395 .908

Item16 168.68 242.356 .512 .907

Item17 168.95 244.455 .432 .908

Item18 169.00 243.966 .409 .908

Item19 168.67 239.921 .583 .906

Item20 169.53 246.253 .277 .909

Item21 168.70 241.976 .494 .907

Item22 168.78 238.579 .664 .906

(77)

Item24 168.70 241.875 .567 .907

Item25 169.15 250.706 .070 .912

Item26 169.45 245.099 .408 .908

Item27 169.72 253.359 -.036 .912

Item28 169.48 246.627 .282 .909

Item29 169.82 250.729 .101 .911

Item30 168.98 240.796 .574 .906

Item31 168.68 246.017 .382 .908

Item32 169.47 254.999 -.120 .912

Item33 170.32 256.288 -.194 .913

Item34 168.97 241.897 .583 .907

Item35 169.10 246.397 .327 .909

Item36 168.83 245.090 .337 .909

Item37 168.82 241.000 .539 .907

Item38 168.87 244.762 .348 .909

Item39 169.02 248.559 .204 .910

Item40 168.83 241.124 .587 .906

Item41 169.40 246.481 .234 .910

Item42 169.62 244.444 .379 .908

Item43 169.08 247.603 .302 .909

Item44 169.25 253.072 -.023 .912

Item45 169.00 240.780 .523 .907

Item46 169.68 249.712 .152 .910

Item47 169.08 248.518 .248 .909

Item48 169.20 246.231 .293 .909

Item49 168.95 244.082 .476 .907

Item50 168.87 237.473 .640 .905

Item51 169.02 245.000 .368 .908

Item52 168.95 241.540 .562 .907

Item53 169.28 244.986 .363 .908

Item54 169.03 240.406 .561 .906

Item55 169.48 244.729 .407 .908

Item56 168.88 246.410 .289 .909

Item57 168.67 242.633 .474 .907

Item58 168.88 245.122 .293 .909

Item59 168.90 244.871 .341 .909

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 5
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan terdiri dari tiga kelompok pernyataan yaitu : pengetahuan remaja terhadap situs jejaring

Sehingga dapat disimpulkan bahwa situs jejaring sosial twitter UI_library merupakan salah satu media yang dapat digunakan sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan informasi

menampilkan diri pada mahasiswa melalui layanan situs jejaring sosial Facebook,. yang dapat

Hasil penelitian yaitu: (1) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecanduan situs jejaring sosial Facebook pada mahasiswa Universitas Pendidikan

Dalam situs jejaring sosial Facebook, foto sebagai media komunikasi visual. menimbulkan persepsi visual pula bagi

118 memahami nilai-nilai positif penggunaan dan efek situs jejaring sosial seperti Facebook ini, serta memahami nilai-nilai negatif, seperti penggunaan Facebook

Dari aspek historis perkenalan mereka terhadap situs jejaring sosial dan pemanfaatan si- tus jejaring sosial tersebut dikaitkan dengan pengembangan konsep dan identitas diri,

Berdasarkan jenisnya, register dalam situs jejaring sosial twitter teridentifikasi tiga jenis register, yaitu: ragam akrab intimate merupakan variasi bahasa yang biasa digunakan oleh