PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA DENGAN METODE PR FLEKSIBEL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Biologi
Oleh: Yoseph Taek NIM : 091434008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA DENGAN METODE PR FLEKSIBEL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Biologi
Oleh : Yoseph Taek ( 091434008 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“
Berjuanglah dan terus mencari apa yang belum di dapatkan”
Ku Persembahkan Karya Ini Untuk :
“ St .Yusuf, Bunda maria dan Tuhan Yesus yang selalu
hadir besamaku dalam menyusun skripsi “
Bapak danIbu serta keluarga yang selalu mendukung dan
mendoakanku
LSM Sanspirit Baku Pedululi memberikan kesempatan
kepada saya untuk sampai selesai studi
Keluarga besar Suku Maheinfoho Dan keluarga besar Suku
Lahoan Uma BIkan
Dosen Pembimbing yang selalu memberikan arahan
dalam penyusunan skripsi
Pihak SMA N Harekakae Betun yang telah bekerjasama
dengan baik.
Teman – teman Pendidikan Biologi 2009 yang selalu
memberikan semangat dan dukungan
vii ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun pada materi Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya dengan metode PR Fleksibel. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi di SMA N Harekakae Betun, didapatkan berbagai permasalahan yaitu kurangnya motivasi siswa , minat baca siswa yang tergolong rendah, siswa tidak memiliki buku pegangan, program tuntas yang diharapkan oleh guru masih belum tercapai, metode yang digunakan guru adalah ceramah, diskusi, presentasi dan mencatat sehingga siswa sering ngantuk.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 5 tahapan, yaitu (1) Perencanaan, dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran seperti mempersiapkan perangkat pembelajaran dan membuat instrumen penelitian.
(2) Pelaksanaaan, yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode PR Fleksibel. (3) Observasi, pengambilan data tentang proses pembelajaran di dalam kelas. (4) Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar melalui tes evaluasi dan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas dengan metode PR Fleksibel melalui lembar observasi motivasi siswa. (5) Refleksi, dilakukan untuk menganalisa data hasil penelitian untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan di setiap siklusnya.
Subyek penelitian adalah 35 siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada hasil belajar dan Motivasi siswa dikelas. Persentasi siswa yang mencapai ketuntasan minimal pada siklus I sebesar 100 % dan pada siklus II tetap100 %. Nilai rata-rata kelas siklus I 79,82% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,0 %. Motivasi siswa pada siklus I sebesar 77,5 % dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu menjadi 80 %. Dengan demikian dapat disimpulkan Metode PR Fleksibel dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun pada materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya.
viii
ABSTRACT
This study was conducted to determine learning outcomes and in crease student motivation of class XA SMA N Harekakae Betun on Environmental Pollution and Efforts to Overcome with Flexible PR methods. Based on observations and interview swith the related high school biology teacher, obtained a variety of problems, namely a lack of student motivation, students' interest is low, students do not have a handbook, learning target expected by teachers is still not reached,the methods used are limited as lecturing, discussions, presentations and noted that students often sleepy.
Classroom action research was conducted in two cycles. Each cycle consists of 5 stages, namely (1) Planning, conducted to identify problems and plan learning activities such as preparing learning tools and creater research instruments. (2) realization, namely carrying out teaching and learning activities using the Flexible PR. (3) observations, collecting data about the learning process in the classroom. (4) Evaluation, conducted to determine the improvement of learning out comes through evaluation tests and student motivation in doing homework assignment swith Flexible Method through observation sheet student motivation. (5) Reflection, performed to analyze the survey data to determine strengths and weaknesses in each cycle.
Subjects were 35 high school students X-A class SMA N Harekakae Betun. The results showed an improvement in students 'learning outcomes and motivation in the classroom. The percentage of students who achieve mastery at least in the first cycle of 100 % and the second cycle remains 100 %. The average value of the first cycle grade 79.82 % and an increase in cycle II to 82.0 %. Motivation of students in the first cycle of 77.5 % and increased in the second cycle is to be 80 %. It can be concluded Flexible PR method can improve students' learning outcomes and motivation class X-A SMA N Harekakae Betun on material Environmental pollution and cope Efforts.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala kebaikan, kemurahan hati Bunda Maria dan Tuhan Yesus yang diberikan kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini dari awal sampai akhir, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dan Motivasi Siswa Kelas X-A SMAN Harekakae Betun Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya dengan Metode PR Fleksibel. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Sanata Dharma
2. Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah memberi ijin penelitian
3. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam rangka penyelesaian skripsi ini
4. Bapak Yohanes Mauk Fahik,S.Ag,M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMA N Harekakae Betun yang memberikan ijin penelitian
5. Ibu Frasiska Abuk Klau,S.Pt. Selaku guru bidang Studi Biologi kelas X-A SMA N Harekakae Betun yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian
6. Bapak Apolinaris D. Adja dan Hendrikus Nahak,S.Pd membantu peneliti dalam mendokumentasikan pelaksanaan penelitian.
7. Siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun yang telah bekerjasama selama pelaksanaan penelitian.
8. Rm. Wiryono dan Bapak Emanuel Bele yang bersedia mendampingi peneliti dari awal sampai selesai.
xi DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Persembahan ... iv
Pernyataan Keaslian Karya ... v
Pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan Akademis ... vi
Abstrak ... vii
Abstack ... viii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Gambar ... xv
Daftar Lampiran ... xvi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah... 6
C.Batasan Masalah ... 6
D.Variabel ... 7
E.Tujuan Penelitian ... 7
xii
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 9
A.Belajar dan Pembelajaran... 9
B.Hasil Belajar ... 11
C.Motivasi ... 14
D.Pekerjaan Rumah ... 20
E.Materi Pencemaran Lingkungan... 24
F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan ... 27
G.Kerangka Berpikir ... 29
H.Hipotesis... 30
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A.Jenis Penelitian ... 31
B.Setting Penelitian ... 31
C.Rancangan Penelitian ... 32
D.Instrumen Penelitian ... 36
E.Analisis Data ... 39
F. Indikator Ketercapaian ... 42
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS ... 43
A.Deskripsi Umum Proses Pembelajaran Siswa Kelas X- A SMA N Harekakae Betun ... 43
B.Deskripsi Pelaksanaan Penelitian di Kelas X-A SMA N Harekakae Betun ... 45
C.Hasil Penelitian ... 56
xiii
BAB V : PENUTUP ... 69
Kesimpulan ... 69
Saran ... 69
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi
Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya ... 24
Tabel 3.1. Kriteria Skor motivasi siswa ... 39
Tabel 3.2. Tingkat motivasi siswa ... 41
Tabel 3.3. Koesioner motivasi siswa ... 42
Tabel 3. 4. Indikator Keberhasilan ... 42
Tabel 4. 1. Hasil Pretest Siswa ... 56
Tabel 4. 2. Hasil Evaluasi Siklus I ... 57
Tabel 4. 3. Tingkat Motivasi siswa Siklus I ... 58
Tabel 4. 4. Hasil evaluasi Siklus II ... 58
Tabel 4. 5. Tingkat motivasi Siklus II... 59
Tabel 4. 6. Rekap skor tingkat motivasi siswa pada siklus I dan II... 60
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka berpikir ... 30
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian Tindakan ... 35
Gambar 4. 1. Siswa Mengerjakan Soal Pretest siklus I ... 47
Gambar 4. 2. Siswa Presentasi PR I ... 48
Gambar 4.3. Peneliti Mengklarifikasi Hasil Presentasi ... 48
Gambar 4.4. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I ... 50
Gambar 4.5.Siswa Mengumpulkan PR ... 53
Gambar 4.6.Siswa Presentasi PR II secara individu ... 54
Gambar 4.7.Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus II... 54
Gambar 4.8. Hasil Evaluasi dan Rata-rata Siswa Kelas X-A ... 63
Gambar 4.9. Hasil Belajar klasikal Siswa Kelas X-A ... 64
Gambar 4.10. Nilai Rata-Rata Siswa Kelas X- A... 65
xvi LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus ... 73
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 74
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 84
Lampiran 4 : Hand out Siklus I Pencemaran lingkungan ... 84
Lampiran 5 : Handout Siklus II Dampak pencemaran lingkungan ... 93
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 96
Lampiran 7 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 97
Lampiran 8 : Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 101
Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 104
Lampiran 10 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 105
Lampiran 11 : Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus ... 107
Lampiran 12 : Instrumen dan Pedoman Penilaian Pretest ... 110
Lampiran 13 : Soal Pretest Siklus I ... 111
Lampiran 14 : Daftar Nilai Pretest Siklus I ... 116
Lampiran 15 : Hasil Pretest Siswa Tuntas KKM ... 117
xvii
Lampiran 17 : Instrumen dan Pedoman Penilaian Evaluasi Siklus I ... 127
Lampiran 18 : Soal Evaluasi Siklus I ... 128
Lampiran 19 : Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 133
Lampiran 20 : Daftar Nilai Siswa Evaluasi Siklus I ... 134
Lampiran 21 : Hasil Evaluasi Siswa Tidak Tuntas KKM Siklus I ... 135
Lampiran 22 : Hasil Evaluasi Siswa Tuntas KKM Standar Siklus I ... 140
Lampiran 23 : Instrumen dan Pedoman Penilaian Evaluasi Siklus ... 145
Lampiran 24: Soal Evaluasi Siklus II ... 146
Lampiran 25 : Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II... 152
Lampiran 26 : Daftar Nilai Siswa Evaluasi Siklus II ... 153
Lampiran 27 : Hasil Evaluasi Siswa Tuntas KKM Siklus II ... 154
Lampiran 28 : Hasil Evaluasi Siswa Tuntas KKM Standar Siklus II . 160 Lampiran 29 : Lembar Observasi Motivasi Siswa Siklus I dan II... 166
Lampiran 30 : Hasil Observasi Motivasi Siswa Kelas X - A Siklus I .. 67
xviii
Lampiran 32 : Lembar Kuesioner Penilaian Siswa terhadap Proses
Pembelajaran dengan Menggunakan Metode PR Fleksibel ... 169
Lampiran 33 : Hasil Kuesioner Penilaian Siswa terhadap Proses Pembelajarandengan Menggunkan Metode PR Fleksibel ... 170
Lampiran 34 : Surat Permohonan Ijin Observasi dan Penelitian ... 172
Lampiran 35 : Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 173
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pekerjaan Rumah (PR) bagi guru bukanlah sesuatu yang asing. Setiap
guru tentu pernah dan bahkan sering memberikan perkerjaan rumah bagi
para siswanya. Pemberian pekerjaan rumah kepada para siswa bukan tanpa
tujuan. Guru mempunyai tujuan tertentu mengapa mereka memberikan
perkerjaan rumah kepada siswa. Umumnya guru mengklaim bahwa
pemberian pekerjaan rumah kepada siswa dimaksudkan agar para siswanya
termotivasi untuk belajar dan pada akhirnya dapat mengingkatkan hasil
belajarnya.
Menurut Kunandar (2007) salah satu faktor utama yang menentukan
mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada digarda terdepan dalam
menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung
dengan peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan
gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara
akademis, skill (keahlian), kematangan emosional sosial, dan moral serta
spiritual. Oleh karena peran guru menjadi faktor utama dalam menentukan
kualitas pendidikan, maka dibutuhkan guru yang kompeten dan
berdedikasi tinggi.
Peserta didik yang berkualitas dihasilkan dari sebuah proses
akan tercapai bila guru memiliki kualifikasi kompetensi, salah satu di
antaranya adalah penguasaan guru atas metodologi pengajaran. Menurut
Suparno (2007) siswa akan dapat belajar dengan baik bila metodologi yang
digunakan tepat dengan situasi mereka. Menurut teori multiple intelligences,
siswa akan mudah mempelajari suatu hal, bila hal itu disampaikan dengan
model yang sesuai dengan intelegensi siswa yang dominan. Bila intelegensi
siswa beraneka ragam, maka jelas model pembelajaran pun harus
beranekaragam pula.
Suparno Paul (2003) mengatakan bahwa intelligences intrapersonal
merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri
sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasarkan
pengenalan diri sendiri. Yang termasuk dalam intelligences adalah
kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri. Kemampuan siswa untuk
mencapai kesuksesan atau tujuan tertentu, didalam diri siswa harus didorong
oleh adanya motivasi belajar dan daya penggerak atau pendorong untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri dan dari luar
(Dalyono, 2005).
Berdasarkan hasil obsevasi di SMA N Harekakae khususnya siswa
kelas X-A dan hasil wawancara dengan guru biologi didapatkan berbagai
masalah pada materi Pencemaran Lingkungan. Masalah – masalah tersebut
meliputi 1) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran; 2) Kurangnya
fasilitas penunjang di dalam kelas seperti internet; 3) Metode yang
55% dari 45 siswa selebihnya siswa tidak mencapai KKM 55 sebanyak
45%.
Salah satu model pembelajaran yang umumnya diterapkan di
sekolah-sekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah
Menengah Atas adalah model pekerjaan rumah(PR). Hampir dipastikan
bahwa setiap sekolah menerapkan model tersebut. Tetapi akhir-akhir ini PR
menjadi suatu persoalan yang sangat kompleks. PR dipahami secara berbeda
baik oleh guru maupun siswa. Bagi siswa, pekerjaan rumah merupakan
sekumpulan soal yang diberikan guru untuk dikerjakan dirumah, baik untuk
dikerjakan sendiri maupun di dalam kelompok. Sedangkan bagi guru,
pekerjaan rumah merupakan salah satu instrumen penilaian. Ada pula yang
memahaminya sebagai alat ukur, model pembelajaran, dan bahkan ada yang
mengartikannya sebagai strategi pembelajaran. Guru memandang dan
memahami bahwa perkerjaan rumah memiliki tujuan yang sama yakni
membantu siswa untuk mengetahui, memiliki keterampilan, dan
pemahaman tentang apa yang sedang siswa pelajari. Melalui pekerjaan
rumah diharapkan proses pencapaian tujuan pembelajaran dapat berjalan di
dua tempat yaitu sekolah dan rumah. Hasil belajar akan lebih baik.
Sebenarnya PR diberikan dengan maksud agar siswa dapat berlatih dan
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap suatu tugas. PR akan
memantapkan konsep anak atas pelajaran yang sudah diperoleh disekolah.
Kebanyakan siswa kurang suka terhadap pekerjaan rumah yang
diberikan oleh guru-gurunya di sekolah, tetapi bagaimanapun mereka harus
tetap mengerjakannya. Para siswa yang menunjukkan ketidaksukaannya
ketika berhadapan dengan pekerjaan rumah, kadang juga menunjukkan rasa
cemas untuk pergi ke sekolah atau menghadapi ulangan di sekolah. Tetapi
suka atau tidak suka, pekerjaan rumah akan selalu diberikan kepada para
siswa. Maka sangat penting peranan seorang guru untuk membantu para
siswa dalam mengalahkan rasa takut terhadap pekerjaan rumah tersebut.
Mengerjakan pekerjaan rumah dari guru, sampai saat ini masih
menjadi perdebatan. Apakah pekerjaan rumah masih diperlukan? Ada yang
berpendapat tidak perlu, namun masih banyak juga orang tua yang menilai
pekerjaan rumah masih diperlukan. Bagi para guru, pekerjaan rumah
kadang-kadang membuat kecewa. Pada saat memberi pekerjaan rumah
diharapkan bahwa hasil pekerjaan rumah nantinya akan membantu nilai
siswa pada mata pelajaran tersebut. Diharapkan hasil pekerjaan rumah
ikutmenentukan ketuntasan dan kenaikan kelas siswa, tetapi tetap saja ada
siswa yang tidak mengerjakannya, atau mengerjakannya tetapi tidak
maksimal dan tidak tepat waktu saat mengumpulkannya. Sementara di lain
pihak sesuai dengan tuntutan kurikulum, guru diharuskan untuk
memberikan materi dengan tuntas.
Pemberian PR yang tidak proporsional (seimbang) menimbulkan
masalah bagi siswa. Beberapa siswa menyatakan bahwa PR telah membuat
menyatakan bahwa PR dapat menunjang pemahaman, membantu mengingat
- ingat materi yang telah diberikan oleh guru, dan memaksa mereka untuk
latihan.
Mengingat problematika yang dialami para siswa ini, maka perlu
diadakan penelitian terkait dengan pemberian PR kepada siswa terutama
pada mata pelajaran Biologi. Hal ini penting sebagai upaya mereduksi
hal-hal negatif terkait pemberian PR kepada siswa untuk meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa. Ada dua macam model PR yang dikenal yaitu PR
Fleksibel dan PR biasa. PR Fleksibel berupa tugas mandiri yang dikerjakan
siswa dan siswa sudah dianggap dewasa dan mampu menyelesaikan tugas
tersebut sedangkan PR biasa yang biasa disebut tugas terstruktur artinya
soal sudah dalam buku dan siswa tinggal mengerjakannya.
Pemberian pekerjaan rumah (PR) yang terjadi di SMA N Harekakae
Betun sampai saat ini hanya terpatok pada tugas terstruktur karena
permasalahannya adalah kurangnya sarana seperti buku paket sehingga
tugas seperti PR Fleksibel belum di terapkan. Ini menjadi permasalahan di
sekolah SMA N Harekakae Betun. Untuk itu perlu dilakukan penelitian
untuk melihat sejauh mana model PR Fleksibel dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan motivasi siswa.
Penulis berharap penerapan metode PR Fleksibel pada materi
Pencemaran Lingkungan dapat memperbaiki proses pembelajaran sehingga
hasil belajar dan motivasi siswa dapat meningkat. Sehubungan dengan
adalah: ”Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dan Motivasi Siswa Kelas X-A SMA N Harekakae Betun Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya Dengan Metode PR Fleksibel.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut : ” Apakah metode PR fleksibel dapat meningkatkan hasil
belajar dan motivasi siswa kelas X-A SMAN Harekakae Betun pada pokok
bahasan pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya?”
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak meluas maka perlu adanya
pembatasan masalah. Batasan masalah sangat penting karena merupakan
fokus penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Obyek penelitian
- Hasil belajar siswa
Menyangkut suatu perubahan atau peningkatan pemahaman, dalam
penelitian ini hasil belajar aspek kognitif yang dilihat dari hasil evaluasi
siklus I dan evaluasi hasil siklus II.
- Motivasi siswa
Menyangkut suatu perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang
dalam upaya mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian ini motivasi siswa
dilihat dari sejauh mana siswa mengerjakan pekerjaan rumah yang
b. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PR fleksibel yang
merupakan tugas yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara
mandiri di rumah.
c. Materi : Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya
Sub Materi : Pencemaran Lingkungan dan Dampak
PencemaranLingkungan
Standar Kompetisi : 4.1 Menganalisis hubungan antara komponen
ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan
manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan
manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan
pelestarian lingkungan.
D. Variabel
Variabel dalam penelitian ini ada 3 yang dapat dikelompokkan
menjadi 2 jenis yaitu variabel bebas dan terikat. Metode PR Fleksibel
ditempatkan sebagai variabel bebas. Aspek hasil belajar dan motivasi siswa
ditempatkan sebagai variabel terikat.
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh terjadi
peningkatan hasil belajar Biologi dan motivasi siswa kelas X-A SMAN
Harekakae Betun pada pokok bahasan pencemaran lingkungan dan upaya
B. Manfaat Penelitia
Secara teoritis penelitian ini dapat membantu perkembangan
pengetahuan, khususnya yang terkait dengan pembelajaran Biologi :
1. Bagi guru
Dapat memberi arah dan acuan dalam mendesain model Pekerjaan
Rumah (PR) yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa,
khususnya dalam pembelajaran Biologi.
2. Bagi siswa
Memberikan pengalaman baru dengan metode PR fleksibel sehingga
dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar.
3. Bagi peneliti
Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian
lanjutan terkait dengan model Pekerjaan Rumah (PR) fleksibel dalam proses
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran
Menurut Woolfolk dan Lorraine (1984) belajar adalah suatu
perubahan internal di dalam diri seseorang, pembentukan asosiasi baru, atau
potensi untuk suatu tanggapan baru. Belajar adalah suatu perubahan
kemampuan seseorang yang relatif permanen. Belajar menyebabkan
seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungannya, memberikan tanggapan
terhadap apa yang terjadi disekelilingnya, dan membangun relasi baru
dengan sesama serta mengarah pada upaya pembaharuan diri ke arah yang
lebih baik.
Klein (2002) mengatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses percobaan yang menghasilkan perubahan sikap yang relatif
permanen yang tidak dapat dijelaskan melalui keadaan sementara,
kematangan, atau kecenderungan respons sebagai pembawaan sejak lahir.
Klein menekankan terjadinya perubahan sikap sebagai alat ukur seseorang
dalam belajar. Dengan kata lain, seseorang dikatakan belajar apabila ada
perubahan sikap yang terjadi di dalam dirinya. Perubahan sikap itu tidak
dihasilkan dalam waktu yang singkat tetapi melalui proses yang panjang.
Ahmadi dan Supriyono (1990) mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Selain itu menurut Mulyati
(2005) belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan
peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan
pengulangan-pengulangan. Perubahan yang terjadi bukan merupakan
peristiwa kebetulan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri individu
yang relatif menetap sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya, yang
dilakukan secara sadar untuk tujuan peningkatan diri. Perubahan ini
meliputi berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berpikir lebih luas,
memiliki keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Belajar adalah
kegiatan mental yang tidak dapat diamati dari luar. Hasil belajar hanya bisa
diamati jika seseorang menampakan kemampuan yang telah diperoleh
melalui belajar.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan serta kemahiran, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang
berbeda
B. Hasil Belajar
Menurut Syah (2003 ) pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar
ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan
perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa, sangat sulit.
Hasil belajar siswa pada ranah rasa/afektif sulit diidentifikasi karena tak
dapat diraba atau dilihat langsung seperti halnya pada ranah kognitif dan
psikomotorik. Guru hanya dapat mengambil cuplikan perubahan tingkah
laku yang dianggap penting dan mencerminkan perubahan yang terjadi
sebagai hasil belajar siswa.
Dalam dunia pendidikan pada umumnya, Biologi khususnya,
kemampuan yang diharapkan dari hasil proses belajar lebih banyak
berkaitan dengan aspek kognitif. Hasil belajar pada ranah kognitif ini
digambarkan dengan prestasi belajar dan dikaitkan dengan pencapaian
kompetensi dasar yang ditetapkan. Menurut Djamarah (1997) salah satu
petunjuk suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah, apabila
daya serap terhadap bahan pengajaran mencapai prestasi tinggi, baik secara
individu maupun kelompok.
Untuk mengetahui hasil belajar digunakan alat ukur yang disebut tes
hasil belajar. Tes hasil belajar terdiri dari sederetan pertanyaan atau soal
sebagai jabaran dari materi belajar yang telah dipelajari siswa. Setiap soal
kompetensi dasar yang ditutut; sehingga hasil belajar Biologi dalam
penelitian ini adalah tingkat penguasaan dan pencapaian standar kompetensi
yang diperoleh siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun setelah mengikuti
pelajaran tentang pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya yang
diukur dengan menggunakan tes berupa soal yang memuat kompetensi
dasar sebagaimana ditentukan dalam KTSP.
Secara garis besar proses dan hasil belajar dipengaruhi beberapa
faktor yaitu:
a. Faktor Internal
Ada dua faktorinternal atau faktor yang berasal dari dalam diri
sipelajar yakni: faktor fisiologisdan faktor psikologis (Slameto, 2003)
Faktor Fisiologis
Pada umumnya kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap proses
belajar siswa. Siswa yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda
dari siswa yang yang dalam keadaan kelelahan. Siswa yang kekurangan gizi
ternyata kemampuan belajarnya di bawah siswa yang cukup baik gizinya. Di
samping kondisi fisiologis umum itu, faktor yang tidak kalah pentingnya
adalah kondisi panca indera terutama penglihatan
Faktor Psikologis
Semua keadaan dan fungsi psikologi tentu saja berpengaruh terhadap
proses belajar yang bersifat psikologis
b. Faktor Eksternal
1. Lingkungan alam
Lingkungan dapat mempengaruh hasil belajar siswa seperti suhu.
Suhu sangat berpengaruh. Ketika suhu dalam keadaan tidak stabil
seseorang tidak tenang saat belajar. Dan masih ada faktor alam lain juga
berbengaruh.
2. Lingkungan sosial.
o Keluarga
Lingkungan ini akan sangat berpengaruh bagi minat dalam belajar
anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidik yang pertama dan utama.
Dalam keluarga inilah anak akan menerima pengaruh dari keluarga;
o Lingkungan sekolah
Faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup beberapa
hal sebagai berikut:
Metode mengajar, suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar.
Kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa. Kegiatan - kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan
pelajaran itu.
Relasi dengan guru. Proses belajar mengajar yang terjadi antara guru
dengan siswa juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu.
Relasi siswa dengan siswa perlu diciptakan agar dapat memberikan
Disiplin sekolah. Disiplin sekolah erat hubungannya dengan kejiwaan
siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.
Alat pelajaran, erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh
siswa untuk menerima bahan yang diajarkan.
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di
sekolah.
Metode belajar. Metode belajar yang baikdapat meningkatkan pula hasil
belajar siswa.
C. Motivasi
a. Pengertian motivasi
Woodwort (1955) dalam Sanjaya (2008) mengatakan: “A motive is a
set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain
goals”. Suatu motif adalah suatu pasangan sikap dasar individu terkait
kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencari tujuan-tujuan tertentu. Dengan
demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku
tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau
tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu
sangat tergantung dari motivasi yang dimilikinya, dan motivasi merupakan
salah satu yang paling sulit untuk di ukur
(Slavin E., 2009).
Motive dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
perilaku yang ditunjukkan seseorang. Hilgard dalam Sanjaya (2008)
mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaaan yang terdapat dalam diri
seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul dari
dalam diri seseorang karena adanya dorongan untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Fungsi motivasi
Pembelajaran akan berhasil jika siswa memiliki motivasi dalam
belajar. Oleh sebab itu, menumbuhkan motivasi belajar siswa, merupakan
salah satu tugas dan tanggung jawab guru. Guru yang baik dalam mengajar,
selamanya akan berusaha mendorong siswa untuk beraktivitas mencapai
tujuan pembelajaran. Menurut Sardiman (2006) hasil belajar akan menjadi
optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan
makin berhasil pula pembelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa
menentukan intesitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal
tersebut, Sardiman (2006) mengemukakan ada tiga fungsi motivasi yakni:
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang harus dikerjakan;
2. Menentukan arah perubahan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya;
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan
suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan
adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi balajarnya.
c. Motivasi belajar Biologi
Motivasi belajar Biologi adalah kekuatan yang mendorong atau
manarik siswa untuk belajar Biologi atau melibatkan diri secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar siswa. Siswa dikatakan memiliki motivasi belajar
Biologi bila ada keinginan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar Biologi dan bila sudah melakukan kegiatan
tersebut ia dapat mempertahankan kegiatan tersebut dalam waktu relatif
lama dan melakukananya dengan kesungguhan dan kosentrasi (Kartika
Budi, 1987).
Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat motivasi
belajar Biologi siswa antara lain penentuan pilihan, ketekunan dan
kesungguhan, keinginan untuk mencapai sukses dan sikap atau perasaannya
(Kartika Budi, 1987). Sardiman (1986) dalam Sulistyarini (2008)
mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang
mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh,
menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar,
lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, tidak cepat
bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak
mudah melepaskan apa yang diyakini, senang mencari dan memecahkan
masalah, serta terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar Biologi siswa dapat ditunjukkan dengan penentuan pilihan terhadap
mata pelajaran biologi, ketekunan belajar, sikap dan perasaan pada biologi,
dan keinginan mencapai kesuksesan pada pelajaran biologi.
Penentuan pilihan kegiatan dapat menjadi indikasi motivasi belajar
siswa. Dalam keadaan bebas siswa tentu akan memilih kegiatan yang
mereka senangi dan minati. Bila siswa dihadapkan pada beberapa pilihan
kegiatan dan mereka memilih kegiatan belajar mengajar biologi, maka itu
merupakan petunjuk bahwa motivasi belajar biologi mereka tinggi.
Indikator-indikator yang menunjukkan ketekukan dan ketahanan
meliputi kesungguhan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar biologi,
kemampuan memusatkan perhatian pada kegiatan yang sedang dilakukan,
tidak terganggu oleh kegiatan-kegiatan lain, kemampuan memusatkan
seluruh daya dan kemampuannya, sikap dan perasaan senang terhadap
matapelajaran biologi. Secara lebih rinci menunjuk bagaimana sikap dan
perasaan siswa bila diberikan tugas pekerjaan rumah (PR), apakah menarik,
motivasi mencapai kesuksesan antara lain harapan akan hasil yang akan
dicapai, keyakinan akan keberhasilannya, besarnya keinginan untuk
memperoleh hasil yang baik, kepuasan akan hasil yang pernah dialami,
rangkaian sukses yang pernah dialami, keinginan untuk selalu lebih baik
dari teman-temannya dan besar usaha untuk mempeoleh sukses.
d. Macam-macam motivasi
Menurut Sardiman (2006) terdapat dua macam motivasi yakni, motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik:
1. Motivasi instrinsik.
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri tiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh
seorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Akan
tetapi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya misalnya
kegiatan belajar, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah
ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu
sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa itu melakukan belajar, karena
betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat
berubah tingkah lakunya secara konstruktif. Itulah sebabnya motivasi
instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari
yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.
2. Motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar,
karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan
nilai yang baik. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui
sesuatu tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik. Jadi kalau dilihat dari segi
tujuan kegiatan yang dilakukannya tidak secara langsung bergayut dengan
esensi apa yang dilakukannya itu.
Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar.
e. Peran guru dan motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan
siswa untuk melibatkan diri. Salah satu tugas pengajar di sekolah adalah
membangkitkan motivasi belajar itu pada siswa, terutama motivasi untuk
memperkaya diri sendiri sebagai sasaran utama. Motivasi belajar dapat
dipandang sebagai ciri kepribadian yang agak stabil atau sebagai keadaan
mental yang belaku pada saat tertentu.
Secara ideal melalui riwayat pengalaman belajar yang ternyata
kepribadian yang mencirikan sebagai orang yang selalu ingin memperdalam
pengetahuan dan memperluas cakrawala mental. Dalam kenyataan yang
dialami oleh tenaga pengajar dari awal pendidikan dasar sampai dengan
akhir pendidikan menengah, banyak sekali siswa belum sepenuhnya
memiliki motivasi belajar untuk memperkaya diri sendiri. Oleh karena itu,
seorang guru ingin mengusahakan dua hal, yaitu melibatkan siswa dalam
proses belajar mengajar dan melalui keterlibatan yang berkesinambungan
itu secara berangsur-angsur menumbuhkan dorongan tetap untuk
mengembangkan diri melalui studi (Winkel,1996).
D. Pekerjaan Rumah
a. Pengertian Pekerjaan Rumah
Pekerjaan rumah merupakan kegiatan diluar kelas yang merupakan
perluasan dari tugas di kelas (Kurniawan, 2008). Pekerjaan rumah
merupakan salah satu metode mengajar yang berguna untuk mengatasi
kelemahan metode-metode lain seperti ceramah dan diskusi (Caray, 2008).
Pekerjaan rumah merupakan salah satu bentuk tugas (Oloan, 20O7).
Pekerjaan rumah merupakan salah satu instrumen yang dipergunakan guru
dalam pembelajaran (Wibowo, 2011). Jadi, pekerjaan rumah secara umum
adalah tugas berupa sejumlah soal yang diberikan oleh guru dari sekolah
kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
dalam pembelajaran berupa tugas (soal-soal) yang diberikan kepada siswa
untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan lanjutan setelah siswa belajar di
kelas. Jadi, pekerjaan rumah yang dimaksud di sini bukanlah sebagai alat
ukur, tetapi sebagai metode pembelajaran atau instrumen pembelajaran.
Le Conte (1981) dalam Kurniawan (2011) menggolongkan pekerjaan
rumah menjadi tiga macam yaitu:
1. Practice assignments (tugas latihan), yang menguatkan keterampilan atau
pengetahuan yang baru saja diterimanya;
2. Preparation assignment (tugas mempersiapkan), yang dimaksud untuk
memberikan latar belakang tentang topik tertentu;
3. Extension assignment (tugas perluasan), yang dirancang untuk
mempraktekkan bahan yang sudah pernah dipelajari atau memperluas
pengetahuan siswa dengan mendorong mereka untuk melakukan lebih
banyak penelitian tentang subjek yang dimaksud setelah topik dipelajari
di kelas.
Berdasarkan penjelasan jenis-jenis pekerjaan rumah di atas, jenis
pekerjaan rumah yang digunakan pada penelitian ini adalah practice
assignments (tugas latihan). Siswa akan diberi soal-soal latihan untuk
dikerjakan di rumah. Soal- soal tersebut merupakan kelanjutan dari topik
b. Jenis Pekerjaan Rumah
Ada dua jenis pekerjaan rumah yang dikenal. Salah satu jenis
pekerjaan rumah yang diterapkan di sekolah adalah pekerjaan rumah
terstruktur yang sejak dahulu sampai sekarang masih diterapkan di sekolah.
Ada dua jenis pekerjaan rumah yang kita kenal yaitu :
1. Traditional homework ( Pekerjaan rumah tradisional )
Traditional homework diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam
bahasa Indonesia sebagai pekerjaan rumah tradisional. Pengertian pekerjaan
rumah tradisional diartikan sebagai tugas terstruktur berupa soal yang di
urutkan sesuai dengan nomor urut yang disusun oleh guru atau dari buku
paket diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. Sedangkan
pengertian tradisional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh
pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun. Jadi,
traditional homework dapat diartikan sebagai sikap dan cara berpikir serta
tindakan guru dalam memberikan tugas kepada siswa.
2. Flexible homework ( Pekerjaan rumah Fleksibel )
Flexible homework diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam
bahasa Indonesia sebagai pekerjaan rumah yang fleksibel. Pengertian
fleksibel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah luwes;
mudah menyesuaikan diri. Jadi pengertian pekerjaan rumah fleksibel adalah
berupa kelompok soal yang disusun oleh guru berdasarkan tingkat
diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dan siswa memilih soal
yang diberikan untuk dikerjakan, tidak mewajibkan siswa untuk
mengerjakan semua soal tetapi disarankan boleh mengerjakan semua soal.
c. Karakteristik metode flexible homework
Soal-soal dibuat oleh guru atau dapat juga diambil dari buku teks
dalam jumlah tertentu, biasanya ≥ 10 nomor. Soal-soal tersebut
dikelompokkan berdasarkan tingkat kesulitannya menurut taksonomi
kognitif Benyamin Bloom (1956) yaitu soal pengetahuan (knowledge), soal
pemahaman (comprehension), soal aplikasi (application), soal analisis
(analysis), soal sintesis (syntesis), dan soal evaluasi (evaluation). Soal-soal
tersebut diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, soal yang
diberikan tidak diharuskan untuk mengerjakan semua soal yang diberikan,
tetapi boleh memilih beberapa soal saja seturut yang hendak dikerjakannya.
Namun demikian, tidak membatasi siswa yang ingin mencoba mengerjakan
semua soal. Sebelum tanggal jatuh tempo pengumpulan, dilakukan
pembahasan beberapa soal seturut yang diminta siswa. Pembahasan
soal-soal tersebut dilakukan pada jam pelajaran bidang studi yang bersangkutan.
Siswa diberi pedoman jawaban (kunci jawaban) dari soal-soal
tersebut. Guru dapat memberi pedoman jawaban untuk semua soal atau
dapat pula hanya pada soal nomor genap atau nomor ganjil saja.Hasil
pekerjaan siswa akan dinilai berdasarkan nomor-nomor soal yang
dikerjakannya. Nilai flexible homework yang diperoleh siswa tidak
bila siswa mengerjakannya dengan sungguh-sungguh maka dipastikan akan
mendapat nilai akhir yang maksimal karena soal-soal pada tes akhir akan
diambil secara acak dari soal-soal flexible homework tersebut.
Tentang flexible homework, Astuti (2011:17) menulis ada dua unsur
dasar yang harus dipenuhi dalam pembelajaran dengan model flexible
homework. Kedua unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a. Siswa dalam dirinya harus menyadari bahwa mereka adalah pribadi yang
dewasa dan bertanggung jawab sehingga mereka mau berusaha untuk
memahami materinya dan mendapatkan nilai yang baik.
b. Siswa harus mempunyai asumsi bahwa pekerjaan rumah bukan
dipandang sebagai alat ukur tetapi sebagai model dan instrumen
pembelajaran.
E. Materi Pencemaran Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya
Adapun uraian materi pelajaran yang akan dipelajari adalah sebagai
berikut : (Slamet Prawirohartono, 2000)
Tabel 2.1. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar MateriPencemaran Lingkungan dan Upaya mengatasinya
No Komponen Deskripsi
1 Standar Kompetensi
2 Kompetensi Dasar 4.2Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta perananmanusia dalam keseimbangan ekosistem.
Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan
Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan
Pencemaran merupakan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau proses alami, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Pencemaran lingkungan dapat dibagi menjadi 2
yaitu:
1. Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan Tempat terjadinya
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2
hasil pembakaran, debu, SO2, senyawa hidrokarbon (CH4, C4H10), dan
sebagainya.
b. Pencemaran Air
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air
dapat disebabkan oleh :
Limbah Pertanian
Limbah Rumah Tangga
Limbah Industri
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organik dan
anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar, industri,
kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.
2. Dampak Pencemaran Lingkungan
1. Punahnya Species
2. Peledakan Hama
3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
4. Kesuburan Tanah Berkurang
5. Keracunan dan Penyakit
6. Pemekatan Hayati
7. Terbentuk Lubang Ozon
F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan
Sejumlah penelitian pernah dilakukan oleh para dosen di Universitas
The Ohio State University. Penelitian pertama dilaksanakan pada musim
semi tahun 2002 di kelas Fisika modern berbasis kalkulus untuk siswa
teknik tahun pertama (85 siswa). Setiap PR terdiri dari 30 soal dari buku
teks. Siswa diberi kebebasan untuk memilih 10 soal yang akan dikerjakan
dan kemudian dikumpulkan.
Setiap soal diberi label A,B atau C yang menunjukkan tingkat
kesulitannya. Siswa diberitahukan bahwa jika mereka dapat menyelesaikan
soal level A dengan usaha mereka sendiri maka mereka berkemungkinan
untuk mendapat nilai A di kelasnya. Selain itu, siswa juga diberitahu bahwa
30% - 40% soal ujian mirip atau bahkan identik dengan soal-soal PR.
Peneliti berharap bahwa ini dapat meningkatkan motivasi siswa dan siswa
mau mengerjakan semua soal yang diberikan dan memahaminya dengan
baik. ( sekitar 360 soal untuk satu mata pembelajaran) akan sangat berhasil
di kelas maksudnya dalam satu buku guru dapat menyusun soal lebih dari
360 butir soal atau maksimal 360 butir soal. Peneliti mendapatkan bahwa
banyak siswa yang mengerjakan lebih dari yang diminta untuk
dikumpulkan.
Penelitian kedua dilaksanakan pada musim gugur tahun 2002 di dua
kelas mekanika dasar berbasis kalkulus untuk siswa tahun pertama (350
siswa). Kebanyakan rancangan, tujuan, dan pemberitahuan sama dengan
terdiri dari 20 soal dari buku teks, yang dibagi menjadi dua grup. Jawaban
untuk grup I diberikan tiga atau empat hari sebelum PR dikumpulkan.
Jawaban lengkap untuk grup II tidak diberikan sampai PR dikumpulkan.
Untuk minggu-minggu genap, peneliti memberikan petunjuk penyelesaian
untuk semua soal grup II. Untuk minggu-minggu ganjil tidak diberikan
petunjuk. Siswa diminta untuk mengumpulkan sepuluh soal setiap minggu,
yang terdiri minimal 5 soal dari grup II.
Pada penelitian kedua ini, soal-soal juga diberi label A, B atau C.
Pembagian soal ke dalam grup I dan Grup II dilakukan sedemikian sehingga
soal-soal dalam kedua grup tersebut memiliki hubungan yang dekat dalam
hal isi dan konteks. Idenya adalah untuk mendorong agar siswa
mempelajari soal-soal grup I dengan benar dan kemudian menggunakan apa
yang mereka pelajari untuk menyelesaikan soal-soal grup II.
Penelitian ketiga dilaksanakan pada musim gugur tahun 2003 di kelas
Fisika dasar berbasis kalkulus untuk siswa teknik (230 siswa).
Penerapannya hampir sama dengan penelitian kedua. Dalam penelitian
ketiga ini, tidak diberikan petunjuk penyelesaian dan sebagi tambahan
soal-soal buku teks, peneliti memasukan soal-soal-soal-soal kaya konteks yang mirip
dengan yang dikembangkan oleh Physics Education Research Group di
University of Minnesota. Soal-soal yang dikembangkan tersebut memiliki
a. Soal-soal tersebut cukup menantang sehingga satu orang siswa merasa
sulit menyelesaikannya tetapi tidak begitu menantang jika dikerjakan
bersama-sama;
b. Soal-soal tersebut terstruktur sehingga dalam kelompok siswa dapat
menentukan arah penyelesaian soal tersebut;
c. Soal-soal tersebut relevan dengan kehidupan siswa;
Metode lainnya, seperti survey web dan statistik PR digunakan untuk
menentukan pula dari kelakuan siswa (Bao,L & Stonebraker, 2004). Hasil
penelitian sesuai dengan data survey, lebih dari 75% dari mahasiswa
memilih pekerjaan rumah yang fleksibel dibandingkan dengan pendekatan
tradisional. Para mahasiswa melaporkan bahwa mereka lebih rileks, lebih
senang dan lebih termotivasi dalam mengerjakan pekerjaan rumah mereka.
G. . Kerangka Berpikir
Penelitian dalam dunia pendidikan masih terus dilakukan dalam
meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa. Metode-metode
pembelajaran yang digunakan saat ini kurang maksimal memotivasi siswa
dalam proses pembelajaran sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil
belajar. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode-metode
pembelajaran yang dapat menjadikan siswa termotivasi dalam proses
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan
mempengaruhi hasil belajar dan motivasi siswa. Penelitian ini bertujuan
Observasi awal
3. Siswa sulit memahami materi pelajaran;
4. Hasil belajar siswa rendah / tidak sesuai KKM yaitu 60.
5. Motivasi siswa sangat rendah Siswa kelas X-A
Afektif Karakter Motivasi siswa Hasil Belajar Biologi
Aspek Kognitif Proses
fleksibel. Metode PR Fleksibel yang mau di uji coba dalam penelitian ini
karena metode ini belum maksimal diterapkan sehingga sebagai peneliti
mencoba Metode ini agar para pengajar diharapkan dapat menerapkan
disekolah-sekolah sebagai lembaga tempat mengajar.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
H.Hipotesis
Metode PR Fleksibel dapat meningkatkan hasil belajar Biologi dan
motivasi siswa kelas X-A SMAN Harekakae Betun pada pokok bahasan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A . Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Hopkins PTK merupakan suatu proses yang dirancang untuk
memberdayakan seluruh partisipan dalam proses pendidikan (peserta didik,
guru, dan pihak lain) dengan tujuan untuk meningkatkan pratek pendidikan
dan pembelajaran yang dilakukan dalam pengalaman pendidikan. PTK
meliputi lima tahapan yaitu : 1) Perencanaan; 2) Tindakan atau pelaksanaan;
3) Observasi atau pengamatan; dan 4) Evaluasi ; 5) Refleksi.
B. Setting Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah hasil belajar dan motivasi
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X-A SMA N Harekakae
Betun semester genap tahun ajaran 2012/2013.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian SMA N Harekakae Betun Kabupaten Belu Selatan,
Nusa Tenggara Timur.
4. Waktu Penelitian
C. Rancangan Penelitian
Rancangan tindakan ini direncanakan dalam 2 siklus . Siklus I dengan
3 kali pertemuan dan siklus II dengan 2 kali pertemuan. Tiap-tiap siklus
terdiri dari 5 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
observasi, tahap evaluasi dan refleksi.
Siklus I
1) Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah;
a) Observasi lapangan untuk melihat permasalahan yang terjadi.
b) Analisis studi pustaka dan lapangan untuk menyusun rencana
tindakan.
c) Melakukan persiapan yang berkaitan dengan instrumen penelitian dan
pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah:
a) Guru memberikan pretest.
b) Melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran
( RPP)
c) Guru memperkenalkan metode PR fleksibel kepada siswa dan
menjelaskan alur-alur ketetapan belajar.
3) Observasi
Hal-hal yang dilakukan pada tahap observasi adalah :
a) Siswa mengisi kuisioner motivasi yang bertujuan untuk mengetahui
motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas dan
di rumah. Lembaran kuisioner motivasi diberikan diakhir setiap siklus.
b) Observer membantu dalam mengobservasi motivasi siswa di dalam
kelompok dengan bantuan lembar observasi dan dokumentasi
kegiatan.
4) Evaluasi
Hal-hal yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah:
a) Peneliti memberikan soal berupa tes evaluasi sebagai aplikasi sejauh
mana siswa memahami konsep-kosep yang telah diajarkan melalui PR
fleksibel dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa.
b) Peneliti melakukan tabulasi data dari angket motivasi siswa dalam
lembar observasi dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan
motivasi selama proses pembelajaran.
5) Refleksi
Pada tahap refleksi, hasil angket dan evaluasi yang telah dilakukan
dicatat sebagai acuan untuk memperbaiki rencana peneliti pada tahap atau
Siklus II
Siklus dua dilakukan apabila pembelajaran siklus I dinilai belum
berhasil mencapai target yang telah ditentukan dari awal dan proses belajar
mengajar belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Sedangkan
langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II pada dasarnya sama dengan
langkah-langkah pada siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan
terhadap kekurangan pada siklus I. Hal yang perlu diperbaikkan pada siklus
II apabila hasil akhir pada evaluasi siklus I belum mencapai target, apabila
pada pertemuan siklus I sudah mencapai target maka tidak perlu diperbaiki
tetapi dimaksimalkan agar hasil tetap, bila perlu ditingkatkan lagi hasil
Gambar 3. 1 : Rancangan Penelitian Studi Pustaka
Observasi Awal
Identifikasi masalah berdasarkan: Hasil Belajar dan motivasi Siswa; respon siswa terhadap proses pembelajaran; serta informasi dari guru kelas X-A.
Observasi Tindakan Siklus I
Mengobservasi kegiatan siswa dan guru. Mendokumentasikan kegiatan siswa dan guru
pada saat proses pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Melaksanakan Pembelajaran dengan PR fleksibel
Melaksanakan Tes Evaluasi.
Melaksanakan pengisian lembar kuesioner evaluasi oleh siswa
Rencana Tindakan Siklus I
Menyusun Instrumen Pembelajaran Menyusun Instrumen Pengumpulan Data
Evaluasi dan refkeksi Tindakan Siklus I
Menganalisis kelebihan dan kekurangan Siklus I
Kriteria Tercapai Kriteria Belum Tercapai
Kesimpulan dan Rekomendasi
Rencana Tindakan Siklus II
Menyusun Instrumen Pembelajaran Menyusun Instrumen Pengumpulan Data
Evaluasi dan refkeksi Tindakan Siklus II
Menganalisis kelebihan dan kekurangan Siklus II
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Melaksanakan Pembelajaran dengan PR fleksibel
Melaksanakan Tes Evaluasi.
Melaksanakan pengisian lembar kuisioner evaluasi oleh siswa
Kriteria Tercapai Kriteria Belum Tercapai
Kesimpulan dan
Rekomendasi Dilanjutkan ke Siklus III jika target belum tercapai.
Observasi Tindakan Siklus II
Mengobservasi kegiatan siswa dan guru. Mendokumentasikan kegiatan siswa dan guru
D. Instrumen Penelitian
Instrumen Pembelajaran
1. Silabus
Silabus disusun berdasarkan Standar isi, kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
(Lampiran ...74)
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
RPP berisi gambaran secara menyeluruh dari materi yang akan
disampaikan mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan, materi, model dan metode, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
alat dan bahan, penilaian. RPP ini digunakan agar penyampaian materi
dalam pembelajaran di kelas lebih efektif dan efisien.
(Lampiran...74)
3. Lembaran Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk
interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat
meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. LKS pada
penelitian ini dibuat sebagai pekerjaan rumah (PR) untuk membantu siswa
lebih memahami atau mendalami materi.
4. Modul atau handout
Modul atau hand out merupakan salah satu sarana untuk
mempermudah siswa dalam mempelajari materi.
(Lampiran...84)
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data melalui pretest, tes evaluasi, lembaran
observasi dan kuisioner motivasi siswa di kelas. Keempat hal tersebut
digunakan untuk menarik kesimpulan pada akhir penelitian.
1. Pretest
Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada
materi Pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya. Tes ini
dilaksanakan sebelum materi pembelajaran disampaikan kepada siswa.
Pretest berisikan 20 soal pilihan ganda yang meliputi sub materi
pencemaran lingkungan dan sub materi dampak pencemaran lingkungan.
(Lampiran...111)
2. Tes Evaluasi
Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada materi
Pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya. Tes ini diberikan disetiap
akhir siklus, yang terdiri dari 20 soal tes Obyektif (A) berupa pilihan ganda.
Tes digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok. Data tes inilah yang
dijadikan acuan untuk menarik kesimpulan pada akhir penelitian.
3. Lembar Observasi Motivasi Siswa
Digunakan untuk membantu melihat motivasi siswa selama proses
pembelajaran di kelas. Lembar observasi terdiri dari 10 pernyataan
mengenai motivasi belajar siswa.
Pada penelitian ini, perhitungan tingkat motivasi siswa mulai dari
siswa yang memiliki kategori motivasi tinggi hingga sangat tinggi. Pada
akhir penelitian, lembar observasi motivasi digunakan untuk menganalisis
tingkat motivasi siswa yang akan dibandingan pada siklus I dan siklus II.
(Lampiran...166)
4. Lembar Kuisioner Motivasi Siswa
Digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa selama proses
pembelajaran di kelas dan dirumah. Angket terdiri dari 10 pernyataan, 7
pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif mengenai motivasi belajar siswa
dengan ketentuan skor sebagai berikut.
Tabel 3.1. Skor pernyataan positif dan negatif motivasi siswa
Positif Negatif
STS 1 4
TS 2 3
S 3 2
ST 4 1
E. Analisis Data
Analisis data tingkat aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan
data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dengan dihitung dengan
rumus, sedangkan kualitatif dianalisa dengan menggunakan deskripsi dari
hasil data kuantitatif.
Hasil belajar
Analisis data hasil belajar yaitu dengan menghitung peningkatan
ketuntasan belajar siswa secara individu dan klasikal dengan rumus sebagai
berikut:
Ketuntasan Individu =
100
Ketuntasan Klasikal =
100%
Keterangan :
Ketuntasan individul : Jika siswa mencapai ketuntasan KKM sekolah ≥
60
Ketuntasan klasikal : Jika ≥ 70 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
≥ 60.
Observasi tingkat motivasi
Perhitungan tingkat motivasi siswa dimulai dari siswa yang memiliki
kategori motivasi tinggi hingga sangat tinggi dengan ≥ 70 % siswa
termotivasi. Dirumuskan sebagai berikut :
Skor motivasi :
ℎ 100%
Tingkat Motivasi :
100%
Tabel 3.2.Tingkat motivasi siswa dikategorikan sebagai berikut:
Skor yang diperoleh siswa Keterangan 85% ≤ ≤ 100% Sangat tinggi
70% ≤ < 85% Tinggi 55% ≤ < 70% Cukup
Kuisioner
Perhitungan skor motivasi siswa yang mengisi pernyataan-pernyataan
yang terdapat pada lembaran kuisioner motivasi siswa di rumuskan sebagai
berikut :
Skor motivasi siswa :
ℎ 100%
Skor motivasi :
ℎ −
ℎ ℎ 100%
Tabel 3.3.Kuisioner siswa dikategorikan sebagai berikut:
Skor yang di peroleh siswa Keterangan 85% ≤ ≤ 100% Sangat tinggi
70% ≤ < 85% Tinggi 55% ≤ < 70% Cukup 40% ≤ < 55% Rendah
0% ≤ < 40% Sangat rendah
F. Indikator Keberhasilan
Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan
Indikator Awal Akhir
Skor Rata-rata Kelas 50 70 (%) Pencapaian KKM 60 % 70 %
42 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Proses Pembelajaran Siswa Kelas X-A SMA N Harekakae Betun
Dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian ditemukan gambaran umum
tentang proses pembelajaran dikelas X-A SMA N Harekakae Betun. Pada
awal proses pembelajaran terlihat guru kurang memperhatikan kesiapan
siswa di dalam kelas. Guru langsung memulai pembelajaran tanpa adanya
apersepsi atau pertanyaan mengenai materi yang disampaikan minggu
sebelumnya untuk mencoba mengingatkan kembali siswa tentang materi
yang sudah dibahas. Ketika menyampaikan materi, guru lebih fokus
menyuruh siswa mencatat materi bukan menjelaskan materi kepada siswa,
sehingga siswa bingung dengan apa yang dicatat tanpa adanya penjelasan
dari guru.
Sehingga sekolah mewajibkan siswa memiliki buku pegangan untuk
menunjang proses belajar mengajar di kelas selain materi yang
disampaikan dari guru. Ketika materi yang di sampaikan guru terlewat,
maka siswa sudah memiliki buku pegangan untuk mengulang kembali
materi yang disampaikan oleh guru di kelas.
Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran meliputi: ceramah,