• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN MOTIVASI SISWA KELAS X-A SMA N HAREKAKAE BETUN PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA DENGAN METODE PR FLEKSIBEL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN MOTIVASI SISWA KELAS X-A SMA N HAREKAKAE BETUN PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA DENGAN METODE PR FLEKSIBEL SKRIPSI"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA DENGAN METODE PR FLEKSIBEL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Biologi

Oleh: Yoseph Taek NIM : 091434008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA DENGAN METODE PR FLEKSIBEL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Biologi

Oleh : Yoseph Taek ( 091434008 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Berjuanglah dan terus mencari apa yang belum di dapatkan”

Ku Persembahkan Karya Ini Untuk :

“ St .Yusuf, Bunda maria dan Tuhan Yesus yang selalu

hadir besamaku dalam menyusun skripsi “

Bapak danIbu serta keluarga yang selalu mendukung dan

mendoakanku

LSM Sanspirit Baku Pedululi memberikan kesempatan

kepada saya untuk sampai selesai studi

Keluarga besar Suku Maheinfoho Dan keluarga besar Suku

Lahoan Uma BIkan

Dosen Pembimbing yang selalu memberikan arahan

dalam penyusunan skripsi

Pihak SMA N Harekakae Betun yang telah bekerjasama

dengan baik.

Teman – teman Pendidikan Biologi 2009 yang selalu

memberikan semangat dan dukungan

(6)
(7)
(8)

vii ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun pada materi Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya dengan metode PR Fleksibel. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi di SMA N Harekakae Betun, didapatkan berbagai permasalahan yaitu kurangnya motivasi siswa , minat baca siswa yang tergolong rendah, siswa tidak memiliki buku pegangan, program tuntas yang diharapkan oleh guru masih belum tercapai, metode yang digunakan guru adalah ceramah, diskusi, presentasi dan mencatat sehingga siswa sering ngantuk.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 5 tahapan, yaitu (1) Perencanaan, dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran seperti mempersiapkan perangkat pembelajaran dan membuat instrumen penelitian.

(2) Pelaksanaaan, yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode PR Fleksibel. (3) Observasi, pengambilan data tentang proses pembelajaran di dalam kelas. (4) Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar melalui tes evaluasi dan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas dengan metode PR Fleksibel melalui lembar observasi motivasi siswa. (5) Refleksi, dilakukan untuk menganalisa data hasil penelitian untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan di setiap siklusnya.

Subyek penelitian adalah 35 siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada hasil belajar dan Motivasi siswa dikelas. Persentasi siswa yang mencapai ketuntasan minimal pada siklus I sebesar 100 % dan pada siklus II tetap100 %. Nilai rata-rata kelas siklus I 79,82% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,0 %. Motivasi siswa pada siklus I sebesar 77,5 % dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu menjadi 80 %. Dengan demikian dapat disimpulkan Metode PR Fleksibel dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun pada materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya.

(9)

viii

ABSTRACT

This study was conducted to determine learning outcomes and in crease student motivation of class XA SMA N Harekakae Betun on Environmental Pollution and Efforts to Overcome with Flexible PR methods. Based on observations and interview swith the related high school biology teacher, obtained a variety of problems, namely a lack of student motivation, students' interest is low, students do not have a handbook, learning target expected by teachers is still not reached,the methods used are limited as lecturing, discussions, presentations and noted that students often sleepy.

Classroom action research was conducted in two cycles. Each cycle consists of 5 stages, namely (1) Planning, conducted to identify problems and plan learning activities such as preparing learning tools and creater research instruments. (2) realization, namely carrying out teaching and learning activities using the Flexible PR. (3) observations, collecting data about the learning process in the classroom. (4) Evaluation, conducted to determine the improvement of learning out comes through evaluation tests and student motivation in doing homework assignment swith Flexible Method through observation sheet student motivation. (5) Reflection, performed to analyze the survey data to determine strengths and weaknesses in each cycle.

Subjects were 35 high school students X-A class SMA N Harekakae Betun. The results showed an improvement in students 'learning outcomes and motivation in the classroom. The percentage of students who achieve mastery at least in the first cycle of 100 % and the second cycle remains 100 %. The average value of the first cycle grade 79.82 % and an increase in cycle II to 82.0 %. Motivation of students in the first cycle of 77.5 % and increased in the second cycle is to be 80 %. It can be concluded Flexible PR method can improve students' learning outcomes and motivation class X-A SMA N Harekakae Betun on material Environmental pollution and cope Efforts.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala kebaikan, kemurahan hati Bunda Maria dan Tuhan Yesus yang diberikan kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini dari awal sampai akhir, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dan Motivasi Siswa Kelas X-A SMAN Harekakae Betun Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya dengan Metode PR Fleksibel. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Sanata Dharma

2. Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah memberi ijin penelitian

3. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam rangka penyelesaian skripsi ini

4. Bapak Yohanes Mauk Fahik,S.Ag,M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMA N Harekakae Betun yang memberikan ijin penelitian

5. Ibu Frasiska Abuk Klau,S.Pt. Selaku guru bidang Studi Biologi kelas X-A SMA N Harekakae Betun yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian

6. Bapak Apolinaris D. Adja dan Hendrikus Nahak,S.Pd membantu peneliti dalam mendokumentasikan pelaksanaan penelitian.

7. Siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun yang telah bekerjasama selama pelaksanaan penelitian.

8. Rm. Wiryono dan Bapak Emanuel Bele yang bersedia mendampingi peneliti dari awal sampai selesai.

(11)
(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Pernyataan Keaslian Karya ... v

Pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan Akademis ... vi

Abstrak ... vii

Abstack ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah... 6

C.Batasan Masalah ... 6

D.Variabel ... 7

E.Tujuan Penelitian ... 7

(13)

xii

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 9

A.Belajar dan Pembelajaran... 9

B.Hasil Belajar ... 11

C.Motivasi ... 14

D.Pekerjaan Rumah ... 20

E.Materi Pencemaran Lingkungan... 24

F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

G.Kerangka Berpikir ... 29

H.Hipotesis... 30

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A.Jenis Penelitian ... 31

B.Setting Penelitian ... 31

C.Rancangan Penelitian ... 32

D.Instrumen Penelitian ... 36

E.Analisis Data ... 39

F. Indikator Ketercapaian ... 42

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS ... 43

A.Deskripsi Umum Proses Pembelajaran Siswa Kelas X- A SMA N Harekakae Betun ... 43

B.Deskripsi Pelaksanaan Penelitian di Kelas X-A SMA N Harekakae Betun ... 45

C.Hasil Penelitian ... 56

(14)

xiii

BAB V : PENUTUP ... 69

Kesimpulan ... 69

Saran ... 69

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi

Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya ... 24

Tabel 3.1. Kriteria Skor motivasi siswa ... 39

Tabel 3.2. Tingkat motivasi siswa ... 41

Tabel 3.3. Koesioner motivasi siswa ... 42

Tabel 3. 4. Indikator Keberhasilan ... 42

Tabel 4. 1. Hasil Pretest Siswa ... 56

Tabel 4. 2. Hasil Evaluasi Siklus I ... 57

Tabel 4. 3. Tingkat Motivasi siswa Siklus I ... 58

Tabel 4. 4. Hasil evaluasi Siklus II ... 58

Tabel 4. 5. Tingkat motivasi Siklus II... 59

Tabel 4. 6. Rekap skor tingkat motivasi siswa pada siklus I dan II... 60

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka berpikir ... 30

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian Tindakan ... 35

Gambar 4. 1. Siswa Mengerjakan Soal Pretest siklus I ... 47

Gambar 4. 2. Siswa Presentasi PR I ... 48

Gambar 4.3. Peneliti Mengklarifikasi Hasil Presentasi ... 48

Gambar 4.4. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I ... 50

Gambar 4.5.Siswa Mengumpulkan PR ... 53

Gambar 4.6.Siswa Presentasi PR II secara individu ... 54

Gambar 4.7.Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus II... 54

Gambar 4.8. Hasil Evaluasi dan Rata-rata Siswa Kelas X-A ... 63

Gambar 4.9. Hasil Belajar klasikal Siswa Kelas X-A ... 64

Gambar 4.10. Nilai Rata-Rata Siswa Kelas X- A... 65

(17)

xvi LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus ... 73

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 74

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 84

Lampiran 4 : Hand out Siklus I Pencemaran lingkungan ... 84

Lampiran 5 : Handout Siklus II Dampak pencemaran lingkungan ... 93

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 96

Lampiran 7 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 97

Lampiran 8 : Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 101

Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 104

Lampiran 10 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 105

Lampiran 11 : Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus ... 107

Lampiran 12 : Instrumen dan Pedoman Penilaian Pretest ... 110

Lampiran 13 : Soal Pretest Siklus I ... 111

Lampiran 14 : Daftar Nilai Pretest Siklus I ... 116

Lampiran 15 : Hasil Pretest Siswa Tuntas KKM ... 117

(18)

xvii

Lampiran 17 : Instrumen dan Pedoman Penilaian Evaluasi Siklus I ... 127

Lampiran 18 : Soal Evaluasi Siklus I ... 128

Lampiran 19 : Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 133

Lampiran 20 : Daftar Nilai Siswa Evaluasi Siklus I ... 134

Lampiran 21 : Hasil Evaluasi Siswa Tidak Tuntas KKM Siklus I ... 135

Lampiran 22 : Hasil Evaluasi Siswa Tuntas KKM Standar Siklus I ... 140

Lampiran 23 : Instrumen dan Pedoman Penilaian Evaluasi Siklus ... 145

Lampiran 24: Soal Evaluasi Siklus II ... 146

Lampiran 25 : Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II... 152

Lampiran 26 : Daftar Nilai Siswa Evaluasi Siklus II ... 153

Lampiran 27 : Hasil Evaluasi Siswa Tuntas KKM Siklus II ... 154

Lampiran 28 : Hasil Evaluasi Siswa Tuntas KKM Standar Siklus II . 160 Lampiran 29 : Lembar Observasi Motivasi Siswa Siklus I dan II... 166

Lampiran 30 : Hasil Observasi Motivasi Siswa Kelas X - A Siklus I .. 67

(19)

xviii

Lampiran 32 : Lembar Kuesioner Penilaian Siswa terhadap Proses

Pembelajaran dengan Menggunakan Metode PR Fleksibel ... 169

Lampiran 33 : Hasil Kuesioner Penilaian Siswa terhadap Proses Pembelajarandengan Menggunkan Metode PR Fleksibel ... 170

Lampiran 34 : Surat Permohonan Ijin Observasi dan Penelitian ... 172

Lampiran 35 : Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 173

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pekerjaan Rumah (PR) bagi guru bukanlah sesuatu yang asing. Setiap

guru tentu pernah dan bahkan sering memberikan perkerjaan rumah bagi

para siswanya. Pemberian pekerjaan rumah kepada para siswa bukan tanpa

tujuan. Guru mempunyai tujuan tertentu mengapa mereka memberikan

perkerjaan rumah kepada siswa. Umumnya guru mengklaim bahwa

pemberian pekerjaan rumah kepada siswa dimaksudkan agar para siswanya

termotivasi untuk belajar dan pada akhirnya dapat mengingkatkan hasil

belajarnya.

Menurut Kunandar (2007) salah satu faktor utama yang menentukan

mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada digarda terdepan dalam

menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung

dengan peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan

gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara

akademis, skill (keahlian), kematangan emosional sosial, dan moral serta

spiritual. Oleh karena peran guru menjadi faktor utama dalam menentukan

kualitas pendidikan, maka dibutuhkan guru yang kompeten dan

berdedikasi tinggi.

Peserta didik yang berkualitas dihasilkan dari sebuah proses

(21)

akan tercapai bila guru memiliki kualifikasi kompetensi, salah satu di

antaranya adalah penguasaan guru atas metodologi pengajaran. Menurut

Suparno (2007) siswa akan dapat belajar dengan baik bila metodologi yang

digunakan tepat dengan situasi mereka. Menurut teori multiple intelligences,

siswa akan mudah mempelajari suatu hal, bila hal itu disampaikan dengan

model yang sesuai dengan intelegensi siswa yang dominan. Bila intelegensi

siswa beraneka ragam, maka jelas model pembelajaran pun harus

beranekaragam pula.

Suparno Paul (2003) mengatakan bahwa intelligences intrapersonal

merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri

sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasarkan

pengenalan diri sendiri. Yang termasuk dalam intelligences adalah

kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri. Kemampuan siswa untuk

mencapai kesuksesan atau tujuan tertentu, didalam diri siswa harus didorong

oleh adanya motivasi belajar dan daya penggerak atau pendorong untuk

melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri dan dari luar

(Dalyono, 2005).

Berdasarkan hasil obsevasi di SMA N Harekakae khususnya siswa

kelas X-A dan hasil wawancara dengan guru biologi didapatkan berbagai

masalah pada materi Pencemaran Lingkungan. Masalah – masalah tersebut

meliputi 1) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran; 2) Kurangnya

fasilitas penunjang di dalam kelas seperti internet; 3) Metode yang

(22)

55% dari 45 siswa selebihnya siswa tidak mencapai KKM 55 sebanyak

45%.

Salah satu model pembelajaran yang umumnya diterapkan di

sekolah-sekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah

Menengah Atas adalah model pekerjaan rumah(PR). Hampir dipastikan

bahwa setiap sekolah menerapkan model tersebut. Tetapi akhir-akhir ini PR

menjadi suatu persoalan yang sangat kompleks. PR dipahami secara berbeda

baik oleh guru maupun siswa. Bagi siswa, pekerjaan rumah merupakan

sekumpulan soal yang diberikan guru untuk dikerjakan dirumah, baik untuk

dikerjakan sendiri maupun di dalam kelompok. Sedangkan bagi guru,

pekerjaan rumah merupakan salah satu instrumen penilaian. Ada pula yang

memahaminya sebagai alat ukur, model pembelajaran, dan bahkan ada yang

mengartikannya sebagai strategi pembelajaran. Guru memandang dan

memahami bahwa perkerjaan rumah memiliki tujuan yang sama yakni

membantu siswa untuk mengetahui, memiliki keterampilan, dan

pemahaman tentang apa yang sedang siswa pelajari. Melalui pekerjaan

rumah diharapkan proses pencapaian tujuan pembelajaran dapat berjalan di

dua tempat yaitu sekolah dan rumah. Hasil belajar akan lebih baik.

Sebenarnya PR diberikan dengan maksud agar siswa dapat berlatih dan

mempunyai rasa tanggung jawab terhadap suatu tugas. PR akan

memantapkan konsep anak atas pelajaran yang sudah diperoleh disekolah.

(23)

Kebanyakan siswa kurang suka terhadap pekerjaan rumah yang

diberikan oleh guru-gurunya di sekolah, tetapi bagaimanapun mereka harus

tetap mengerjakannya. Para siswa yang menunjukkan ketidaksukaannya

ketika berhadapan dengan pekerjaan rumah, kadang juga menunjukkan rasa

cemas untuk pergi ke sekolah atau menghadapi ulangan di sekolah. Tetapi

suka atau tidak suka, pekerjaan rumah akan selalu diberikan kepada para

siswa. Maka sangat penting peranan seorang guru untuk membantu para

siswa dalam mengalahkan rasa takut terhadap pekerjaan rumah tersebut.

Mengerjakan pekerjaan rumah dari guru, sampai saat ini masih

menjadi perdebatan. Apakah pekerjaan rumah masih diperlukan? Ada yang

berpendapat tidak perlu, namun masih banyak juga orang tua yang menilai

pekerjaan rumah masih diperlukan. Bagi para guru, pekerjaan rumah

kadang-kadang membuat kecewa. Pada saat memberi pekerjaan rumah

diharapkan bahwa hasil pekerjaan rumah nantinya akan membantu nilai

siswa pada mata pelajaran tersebut. Diharapkan hasil pekerjaan rumah

ikutmenentukan ketuntasan dan kenaikan kelas siswa, tetapi tetap saja ada

siswa yang tidak mengerjakannya, atau mengerjakannya tetapi tidak

maksimal dan tidak tepat waktu saat mengumpulkannya. Sementara di lain

pihak sesuai dengan tuntutan kurikulum, guru diharuskan untuk

memberikan materi dengan tuntas.

Pemberian PR yang tidak proporsional (seimbang) menimbulkan

masalah bagi siswa. Beberapa siswa menyatakan bahwa PR telah membuat

(24)

menyatakan bahwa PR dapat menunjang pemahaman, membantu mengingat

- ingat materi yang telah diberikan oleh guru, dan memaksa mereka untuk

latihan.

Mengingat problematika yang dialami para siswa ini, maka perlu

diadakan penelitian terkait dengan pemberian PR kepada siswa terutama

pada mata pelajaran Biologi. Hal ini penting sebagai upaya mereduksi

hal-hal negatif terkait pemberian PR kepada siswa untuk meningkatkan motivasi

dan prestasi belajar siswa. Ada dua macam model PR yang dikenal yaitu PR

Fleksibel dan PR biasa. PR Fleksibel berupa tugas mandiri yang dikerjakan

siswa dan siswa sudah dianggap dewasa dan mampu menyelesaikan tugas

tersebut sedangkan PR biasa yang biasa disebut tugas terstruktur artinya

soal sudah dalam buku dan siswa tinggal mengerjakannya.

Pemberian pekerjaan rumah (PR) yang terjadi di SMA N Harekakae

Betun sampai saat ini hanya terpatok pada tugas terstruktur karena

permasalahannya adalah kurangnya sarana seperti buku paket sehingga

tugas seperti PR Fleksibel belum di terapkan. Ini menjadi permasalahan di

sekolah SMA N Harekakae Betun. Untuk itu perlu dilakukan penelitian

untuk melihat sejauh mana model PR Fleksibel dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dan motivasi siswa.

Penulis berharap penerapan metode PR Fleksibel pada materi

Pencemaran Lingkungan dapat memperbaiki proses pembelajaran sehingga

hasil belajar dan motivasi siswa dapat meningkat. Sehubungan dengan

(25)

adalah: ”Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dan Motivasi Siswa Kelas X-A SMA N Harekakae Betun Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya Dengan Metode PR Fleksibel.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dapat dirumuskan

sebagai berikut : ” Apakah metode PR fleksibel dapat meningkatkan hasil

belajar dan motivasi siswa kelas X-A SMAN Harekakae Betun pada pokok

bahasan pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya?”

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak meluas maka perlu adanya

pembatasan masalah. Batasan masalah sangat penting karena merupakan

fokus penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Obyek penelitian

- Hasil belajar siswa

Menyangkut suatu perubahan atau peningkatan pemahaman, dalam

penelitian ini hasil belajar aspek kognitif yang dilihat dari hasil evaluasi

siklus I dan evaluasi hasil siklus II.

- Motivasi siswa

Menyangkut suatu perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang

dalam upaya mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian ini motivasi siswa

dilihat dari sejauh mana siswa mengerjakan pekerjaan rumah yang

(26)

b. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PR fleksibel yang

merupakan tugas yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara

mandiri di rumah.

c. Materi : Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya

Sub Materi : Pencemaran Lingkungan dan Dampak

PencemaranLingkungan

Standar Kompetisi : 4.1 Menganalisis hubungan antara komponen

ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan

manusia dalam keseimbangan ekosistem.

Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan

manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan

pelestarian lingkungan.

D. Variabel

Variabel dalam penelitian ini ada 3 yang dapat dikelompokkan

menjadi 2 jenis yaitu variabel bebas dan terikat. Metode PR Fleksibel

ditempatkan sebagai variabel bebas. Aspek hasil belajar dan motivasi siswa

ditempatkan sebagai variabel terikat.

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh terjadi

peningkatan hasil belajar Biologi dan motivasi siswa kelas X-A SMAN

Harekakae Betun pada pokok bahasan pencemaran lingkungan dan upaya

(27)

B. Manfaat Penelitia

Secara teoritis penelitian ini dapat membantu perkembangan

pengetahuan, khususnya yang terkait dengan pembelajaran Biologi :

1. Bagi guru

Dapat memberi arah dan acuan dalam mendesain model Pekerjaan

Rumah (PR) yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa,

khususnya dalam pembelajaran Biologi.

2. Bagi siswa

Memberikan pengalaman baru dengan metode PR fleksibel sehingga

dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar.

3. Bagi peneliti

Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian

lanjutan terkait dengan model Pekerjaan Rumah (PR) fleksibel dalam proses

(28)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran

Menurut Woolfolk dan Lorraine (1984) belajar adalah suatu

perubahan internal di dalam diri seseorang, pembentukan asosiasi baru, atau

potensi untuk suatu tanggapan baru. Belajar adalah suatu perubahan

kemampuan seseorang yang relatif permanen. Belajar menyebabkan

seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungannya, memberikan tanggapan

terhadap apa yang terjadi disekelilingnya, dan membangun relasi baru

dengan sesama serta mengarah pada upaya pembaharuan diri ke arah yang

lebih baik.

Klein (2002) mengatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses percobaan yang menghasilkan perubahan sikap yang relatif

permanen yang tidak dapat dijelaskan melalui keadaan sementara,

kematangan, atau kecenderungan respons sebagai pembawaan sejak lahir.

Klein menekankan terjadinya perubahan sikap sebagai alat ukur seseorang

dalam belajar. Dengan kata lain, seseorang dikatakan belajar apabila ada

perubahan sikap yang terjadi di dalam dirinya. Perubahan sikap itu tidak

dihasilkan dalam waktu yang singkat tetapi melalui proses yang panjang.

Ahmadi dan Supriyono (1990) mendefinisikan belajar sebagai suatu

proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku

(29)

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Selain itu menurut Mulyati

(2005) belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan

peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan

pengulangan-pengulangan. Perubahan yang terjadi bukan merupakan

peristiwa kebetulan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri individu

yang relatif menetap sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya, yang

dilakukan secara sadar untuk tujuan peningkatan diri. Perubahan ini

meliputi berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti

perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berpikir lebih luas,

memiliki keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Belajar adalah

kegiatan mental yang tidak dapat diamati dari luar. Hasil belajar hanya bisa

diamati jika seseorang menampakan kemampuan yang telah diperoleh

melalui belajar.

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan serta kemahiran, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

(30)

mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang

berbeda

B. Hasil Belajar

Menurut Syah (2003 ) pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar

ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat

pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan

perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa, sangat sulit.

Hasil belajar siswa pada ranah rasa/afektif sulit diidentifikasi karena tak

dapat diraba atau dilihat langsung seperti halnya pada ranah kognitif dan

psikomotorik. Guru hanya dapat mengambil cuplikan perubahan tingkah

laku yang dianggap penting dan mencerminkan perubahan yang terjadi

sebagai hasil belajar siswa.

Dalam dunia pendidikan pada umumnya, Biologi khususnya,

kemampuan yang diharapkan dari hasil proses belajar lebih banyak

berkaitan dengan aspek kognitif. Hasil belajar pada ranah kognitif ini

digambarkan dengan prestasi belajar dan dikaitkan dengan pencapaian

kompetensi dasar yang ditetapkan. Menurut Djamarah (1997) salah satu

petunjuk suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah, apabila

daya serap terhadap bahan pengajaran mencapai prestasi tinggi, baik secara

individu maupun kelompok.

Untuk mengetahui hasil belajar digunakan alat ukur yang disebut tes

hasil belajar. Tes hasil belajar terdiri dari sederetan pertanyaan atau soal

sebagai jabaran dari materi belajar yang telah dipelajari siswa. Setiap soal

(31)

kompetensi dasar yang ditutut; sehingga hasil belajar Biologi dalam

penelitian ini adalah tingkat penguasaan dan pencapaian standar kompetensi

yang diperoleh siswa kelas X-A SMA N Harekakae Betun setelah mengikuti

pelajaran tentang pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya yang

diukur dengan menggunakan tes berupa soal yang memuat kompetensi

dasar sebagaimana ditentukan dalam KTSP.

Secara garis besar proses dan hasil belajar dipengaruhi beberapa

faktor yaitu:

a. Faktor Internal

Ada dua faktorinternal atau faktor yang berasal dari dalam diri

sipelajar yakni: faktor fisiologisdan faktor psikologis (Slameto, 2003)

 Faktor Fisiologis

Pada umumnya kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap proses

belajar siswa. Siswa yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda

dari siswa yang yang dalam keadaan kelelahan. Siswa yang kekurangan gizi

ternyata kemampuan belajarnya di bawah siswa yang cukup baik gizinya. Di

samping kondisi fisiologis umum itu, faktor yang tidak kalah pentingnya

adalah kondisi panca indera terutama penglihatan

 Faktor Psikologis

Semua keadaan dan fungsi psikologi tentu saja berpengaruh terhadap

proses belajar yang bersifat psikologis

b. Faktor Eksternal

(32)

1. Lingkungan alam

Lingkungan dapat mempengaruh hasil belajar siswa seperti suhu.

Suhu sangat berpengaruh. Ketika suhu dalam keadaan tidak stabil

seseorang tidak tenang saat belajar. Dan masih ada faktor alam lain juga

berbengaruh.

2. Lingkungan sosial.

o Keluarga

Lingkungan ini akan sangat berpengaruh bagi minat dalam belajar

anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidik yang pertama dan utama.

Dalam keluarga inilah anak akan menerima pengaruh dari keluarga;

o Lingkungan sekolah

Faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup beberapa

hal sebagai berikut:

 Metode mengajar, suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam

mengajar.

 Kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberikan kepada

siswa. Kegiatan - kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan

pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan

pelajaran itu.

 Relasi dengan guru. Proses belajar mengajar yang terjadi antara guru

dengan siswa juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu.

Relasi siswa dengan siswa perlu diciptakan agar dapat memberikan

(33)

 Disiplin sekolah. Disiplin sekolah erat hubungannya dengan kejiwaan

siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

 Alat pelajaran, erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat

pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh

siswa untuk menerima bahan yang diajarkan.

 Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di

sekolah.

 Metode belajar. Metode belajar yang baikdapat meningkatkan pula hasil

belajar siswa.

C. Motivasi

a. Pengertian motivasi

Woodwort (1955) dalam Sanjaya (2008) mengatakan: “A motive is a

set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain

goals”. Suatu motif adalah suatu pasangan sikap dasar individu terkait

kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencari tujuan-tujuan tertentu. Dengan

demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku

tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau

tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu

sangat tergantung dari motivasi yang dimilikinya, dan motivasi merupakan

salah satu yang paling sulit untuk di ukur

(Slavin E., 2009).

Motive dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

(34)

perilaku yang ditunjukkan seseorang. Hilgard dalam Sanjaya (2008)

mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaaan yang terdapat dalam diri

seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk

mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul dari

dalam diri seseorang karena adanya dorongan untuk mencapai tujuan

tertentu.

b. Fungsi motivasi

Pembelajaran akan berhasil jika siswa memiliki motivasi dalam

belajar. Oleh sebab itu, menumbuhkan motivasi belajar siswa, merupakan

salah satu tugas dan tanggung jawab guru. Guru yang baik dalam mengajar,

selamanya akan berusaha mendorong siswa untuk beraktivitas mencapai

tujuan pembelajaran. Menurut Sardiman (2006) hasil belajar akan menjadi

optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan

makin berhasil pula pembelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa

menentukan intesitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal

tersebut, Sardiman (2006) mengemukakan ada tiga fungsi motivasi yakni:

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang harus dikerjakan;

2. Menentukan arah perubahan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya;

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

(35)

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi

sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan

adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka

seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapaian prestasi balajarnya.

c. Motivasi belajar Biologi

Motivasi belajar Biologi adalah kekuatan yang mendorong atau

manarik siswa untuk belajar Biologi atau melibatkan diri secara aktif dalam

kegiatan belajar mengajar siswa. Siswa dikatakan memiliki motivasi belajar

Biologi bila ada keinginan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

kegiatan belajar mengajar Biologi dan bila sudah melakukan kegiatan

tersebut ia dapat mempertahankan kegiatan tersebut dalam waktu relatif

lama dan melakukananya dengan kesungguhan dan kosentrasi (Kartika

Budi, 1987).

Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat motivasi

belajar Biologi siswa antara lain penentuan pilihan, ketekunan dan

kesungguhan, keinginan untuk mencapai sukses dan sikap atau perasaannya

(Kartika Budi, 1987). Sardiman (1986) dalam Sulistyarini (2008)

mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang

(36)

mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh,

menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar,

lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, tidak cepat

bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak

mudah melepaskan apa yang diyakini, senang mencari dan memecahkan

masalah, serta terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.

Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar Biologi siswa dapat ditunjukkan dengan penentuan pilihan terhadap

mata pelajaran biologi, ketekunan belajar, sikap dan perasaan pada biologi,

dan keinginan mencapai kesuksesan pada pelajaran biologi.

Penentuan pilihan kegiatan dapat menjadi indikasi motivasi belajar

siswa. Dalam keadaan bebas siswa tentu akan memilih kegiatan yang

mereka senangi dan minati. Bila siswa dihadapkan pada beberapa pilihan

kegiatan dan mereka memilih kegiatan belajar mengajar biologi, maka itu

merupakan petunjuk bahwa motivasi belajar biologi mereka tinggi.

Indikator-indikator yang menunjukkan ketekukan dan ketahanan

meliputi kesungguhan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar biologi,

kemampuan memusatkan perhatian pada kegiatan yang sedang dilakukan,

tidak terganggu oleh kegiatan-kegiatan lain, kemampuan memusatkan

seluruh daya dan kemampuannya, sikap dan perasaan senang terhadap

matapelajaran biologi. Secara lebih rinci menunjuk bagaimana sikap dan

perasaan siswa bila diberikan tugas pekerjaan rumah (PR), apakah menarik,

(37)

motivasi mencapai kesuksesan antara lain harapan akan hasil yang akan

dicapai, keyakinan akan keberhasilannya, besarnya keinginan untuk

memperoleh hasil yang baik, kepuasan akan hasil yang pernah dialami,

rangkaian sukses yang pernah dialami, keinginan untuk selalu lebih baik

dari teman-temannya dan besar usaha untuk mempeoleh sukses.

d. Macam-macam motivasi

Menurut Sardiman (2006) terdapat dua macam motivasi yakni, motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik:

1. Motivasi instrinsik.

Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri tiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh

seorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau

mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Akan

tetapi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya misalnya

kegiatan belajar, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah

ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu

sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa itu melakukan belajar, karena

betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat

berubah tingkah lakunya secara konstruktif. Itulah sebabnya motivasi

instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya

aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari

(38)

yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang

terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.

2. Motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar,

karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan

nilai yang baik. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui

sesuatu tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik. Jadi kalau dilihat dari segi

tujuan kegiatan yang dilakukannya tidak secara langsung bergayut dengan

esensi apa yang dilakukannya itu.

Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai

bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajar.

e. Peran guru dan motivasi belajar.

Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan

siswa untuk melibatkan diri. Salah satu tugas pengajar di sekolah adalah

membangkitkan motivasi belajar itu pada siswa, terutama motivasi untuk

memperkaya diri sendiri sebagai sasaran utama. Motivasi belajar dapat

dipandang sebagai ciri kepribadian yang agak stabil atau sebagai keadaan

mental yang belaku pada saat tertentu.

Secara ideal melalui riwayat pengalaman belajar yang ternyata

(39)

kepribadian yang mencirikan sebagai orang yang selalu ingin memperdalam

pengetahuan dan memperluas cakrawala mental. Dalam kenyataan yang

dialami oleh tenaga pengajar dari awal pendidikan dasar sampai dengan

akhir pendidikan menengah, banyak sekali siswa belum sepenuhnya

memiliki motivasi belajar untuk memperkaya diri sendiri. Oleh karena itu,

seorang guru ingin mengusahakan dua hal, yaitu melibatkan siswa dalam

proses belajar mengajar dan melalui keterlibatan yang berkesinambungan

itu secara berangsur-angsur menumbuhkan dorongan tetap untuk

mengembangkan diri melalui studi (Winkel,1996).

D. Pekerjaan Rumah

a. Pengertian Pekerjaan Rumah

Pekerjaan rumah merupakan kegiatan diluar kelas yang merupakan

perluasan dari tugas di kelas (Kurniawan, 2008). Pekerjaan rumah

merupakan salah satu metode mengajar yang berguna untuk mengatasi

kelemahan metode-metode lain seperti ceramah dan diskusi (Caray, 2008).

Pekerjaan rumah merupakan salah satu bentuk tugas (Oloan, 20O7).

Pekerjaan rumah merupakan salah satu instrumen yang dipergunakan guru

dalam pembelajaran (Wibowo, 2011). Jadi, pekerjaan rumah secara umum

adalah tugas berupa sejumlah soal yang diberikan oleh guru dari sekolah

kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan

(40)

dalam pembelajaran berupa tugas (soal-soal) yang diberikan kepada siswa

untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan lanjutan setelah siswa belajar di

kelas. Jadi, pekerjaan rumah yang dimaksud di sini bukanlah sebagai alat

ukur, tetapi sebagai metode pembelajaran atau instrumen pembelajaran.

Le Conte (1981) dalam Kurniawan (2011) menggolongkan pekerjaan

rumah menjadi tiga macam yaitu:

1. Practice assignments (tugas latihan), yang menguatkan keterampilan atau

pengetahuan yang baru saja diterimanya;

2. Preparation assignment (tugas mempersiapkan), yang dimaksud untuk

memberikan latar belakang tentang topik tertentu;

3. Extension assignment (tugas perluasan), yang dirancang untuk

mempraktekkan bahan yang sudah pernah dipelajari atau memperluas

pengetahuan siswa dengan mendorong mereka untuk melakukan lebih

banyak penelitian tentang subjek yang dimaksud setelah topik dipelajari

di kelas.

Berdasarkan penjelasan jenis-jenis pekerjaan rumah di atas, jenis

pekerjaan rumah yang digunakan pada penelitian ini adalah practice

assignments (tugas latihan). Siswa akan diberi soal-soal latihan untuk

dikerjakan di rumah. Soal- soal tersebut merupakan kelanjutan dari topik

(41)

b. Jenis Pekerjaan Rumah

Ada dua jenis pekerjaan rumah yang dikenal. Salah satu jenis

pekerjaan rumah yang diterapkan di sekolah adalah pekerjaan rumah

terstruktur yang sejak dahulu sampai sekarang masih diterapkan di sekolah.

Ada dua jenis pekerjaan rumah yang kita kenal yaitu :

1. Traditional homework ( Pekerjaan rumah tradisional )

Traditional homework diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia sebagai pekerjaan rumah tradisional. Pengertian pekerjaan

rumah tradisional diartikan sebagai tugas terstruktur berupa soal yang di

urutkan sesuai dengan nomor urut yang disusun oleh guru atau dari buku

paket diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. Sedangkan

pengertian tradisional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh

pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun. Jadi,

traditional homework dapat diartikan sebagai sikap dan cara berpikir serta

tindakan guru dalam memberikan tugas kepada siswa.

2. Flexible homework ( Pekerjaan rumah Fleksibel )

Flexible homework diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia sebagai pekerjaan rumah yang fleksibel. Pengertian

fleksibel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah luwes;

mudah menyesuaikan diri. Jadi pengertian pekerjaan rumah fleksibel adalah

berupa kelompok soal yang disusun oleh guru berdasarkan tingkat

(42)

diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dan siswa memilih soal

yang diberikan untuk dikerjakan, tidak mewajibkan siswa untuk

mengerjakan semua soal tetapi disarankan boleh mengerjakan semua soal.

c. Karakteristik metode flexible homework

Soal-soal dibuat oleh guru atau dapat juga diambil dari buku teks

dalam jumlah tertentu, biasanya ≥ 10 nomor. Soal-soal tersebut

dikelompokkan berdasarkan tingkat kesulitannya menurut taksonomi

kognitif Benyamin Bloom (1956) yaitu soal pengetahuan (knowledge), soal

pemahaman (comprehension), soal aplikasi (application), soal analisis

(analysis), soal sintesis (syntesis), dan soal evaluasi (evaluation). Soal-soal

tersebut diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, soal yang

diberikan tidak diharuskan untuk mengerjakan semua soal yang diberikan,

tetapi boleh memilih beberapa soal saja seturut yang hendak dikerjakannya.

Namun demikian, tidak membatasi siswa yang ingin mencoba mengerjakan

semua soal. Sebelum tanggal jatuh tempo pengumpulan, dilakukan

pembahasan beberapa soal seturut yang diminta siswa. Pembahasan

soal-soal tersebut dilakukan pada jam pelajaran bidang studi yang bersangkutan.

Siswa diberi pedoman jawaban (kunci jawaban) dari soal-soal

tersebut. Guru dapat memberi pedoman jawaban untuk semua soal atau

dapat pula hanya pada soal nomor genap atau nomor ganjil saja.Hasil

pekerjaan siswa akan dinilai berdasarkan nomor-nomor soal yang

dikerjakannya. Nilai flexible homework yang diperoleh siswa tidak

(43)

bila siswa mengerjakannya dengan sungguh-sungguh maka dipastikan akan

mendapat nilai akhir yang maksimal karena soal-soal pada tes akhir akan

diambil secara acak dari soal-soal flexible homework tersebut.

Tentang flexible homework, Astuti (2011:17) menulis ada dua unsur

dasar yang harus dipenuhi dalam pembelajaran dengan model flexible

homework. Kedua unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Siswa dalam dirinya harus menyadari bahwa mereka adalah pribadi yang

dewasa dan bertanggung jawab sehingga mereka mau berusaha untuk

memahami materinya dan mendapatkan nilai yang baik.

b. Siswa harus mempunyai asumsi bahwa pekerjaan rumah bukan

dipandang sebagai alat ukur tetapi sebagai model dan instrumen

pembelajaran.

E. Materi Pencemaran Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya

Adapun uraian materi pelajaran yang akan dipelajari adalah sebagai

berikut : (Slamet Prawirohartono, 2000)

Tabel 2.1. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar MateriPencemaran Lingkungan dan Upaya mengatasinya

No Komponen Deskripsi

1 Standar Kompetensi

(44)

2 Kompetensi Dasar 4.2Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta perananmanusia dalam keseimbangan ekosistem.

Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan

Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan

Pencemaran merupakan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan

manusia atau proses alami, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai

tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya. Pencemaran lingkungan dapat dibagi menjadi 2

yaitu:

1. Macam-macam Pencemaran Lingkungan

Berdasarkan Tempat terjadinya

(45)

Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2

hasil pembakaran, debu, SO2, senyawa hidrokarbon (CH4, C4H10), dan

sebagainya.

b. Pencemaran Air

Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air

dapat disebabkan oleh :

 Limbah Pertanian

 Limbah Rumah Tangga

 Limbah Industri

c. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organik dan

anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar, industri,

kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.

2. Dampak Pencemaran Lingkungan

1. Punahnya Species

2. Peledakan Hama

3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan

4. Kesuburan Tanah Berkurang

5. Keracunan dan Penyakit

6. Pemekatan Hayati

7. Terbentuk Lubang Ozon

(46)

F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan

Sejumlah penelitian pernah dilakukan oleh para dosen di Universitas

The Ohio State University. Penelitian pertama dilaksanakan pada musim

semi tahun 2002 di kelas Fisika modern berbasis kalkulus untuk siswa

teknik tahun pertama (85 siswa). Setiap PR terdiri dari 30 soal dari buku

teks. Siswa diberi kebebasan untuk memilih 10 soal yang akan dikerjakan

dan kemudian dikumpulkan.

Setiap soal diberi label A,B atau C yang menunjukkan tingkat

kesulitannya. Siswa diberitahukan bahwa jika mereka dapat menyelesaikan

soal level A dengan usaha mereka sendiri maka mereka berkemungkinan

untuk mendapat nilai A di kelasnya. Selain itu, siswa juga diberitahu bahwa

30% - 40% soal ujian mirip atau bahkan identik dengan soal-soal PR.

Peneliti berharap bahwa ini dapat meningkatkan motivasi siswa dan siswa

mau mengerjakan semua soal yang diberikan dan memahaminya dengan

baik. ( sekitar 360 soal untuk satu mata pembelajaran) akan sangat berhasil

di kelas maksudnya dalam satu buku guru dapat menyusun soal lebih dari

360 butir soal atau maksimal 360 butir soal. Peneliti mendapatkan bahwa

banyak siswa yang mengerjakan lebih dari yang diminta untuk

dikumpulkan.

Penelitian kedua dilaksanakan pada musim gugur tahun 2002 di dua

kelas mekanika dasar berbasis kalkulus untuk siswa tahun pertama (350

siswa). Kebanyakan rancangan, tujuan, dan pemberitahuan sama dengan

(47)

terdiri dari 20 soal dari buku teks, yang dibagi menjadi dua grup. Jawaban

untuk grup I diberikan tiga atau empat hari sebelum PR dikumpulkan.

Jawaban lengkap untuk grup II tidak diberikan sampai PR dikumpulkan.

Untuk minggu-minggu genap, peneliti memberikan petunjuk penyelesaian

untuk semua soal grup II. Untuk minggu-minggu ganjil tidak diberikan

petunjuk. Siswa diminta untuk mengumpulkan sepuluh soal setiap minggu,

yang terdiri minimal 5 soal dari grup II.

Pada penelitian kedua ini, soal-soal juga diberi label A, B atau C.

Pembagian soal ke dalam grup I dan Grup II dilakukan sedemikian sehingga

soal-soal dalam kedua grup tersebut memiliki hubungan yang dekat dalam

hal isi dan konteks. Idenya adalah untuk mendorong agar siswa

mempelajari soal-soal grup I dengan benar dan kemudian menggunakan apa

yang mereka pelajari untuk menyelesaikan soal-soal grup II.

Penelitian ketiga dilaksanakan pada musim gugur tahun 2003 di kelas

Fisika dasar berbasis kalkulus untuk siswa teknik (230 siswa).

Penerapannya hampir sama dengan penelitian kedua. Dalam penelitian

ketiga ini, tidak diberikan petunjuk penyelesaian dan sebagi tambahan

soal-soal buku teks, peneliti memasukan soal-soal-soal-soal kaya konteks yang mirip

dengan yang dikembangkan oleh Physics Education Research Group di

University of Minnesota. Soal-soal yang dikembangkan tersebut memiliki

(48)

a. Soal-soal tersebut cukup menantang sehingga satu orang siswa merasa

sulit menyelesaikannya tetapi tidak begitu menantang jika dikerjakan

bersama-sama;

b. Soal-soal tersebut terstruktur sehingga dalam kelompok siswa dapat

menentukan arah penyelesaian soal tersebut;

c. Soal-soal tersebut relevan dengan kehidupan siswa;

Metode lainnya, seperti survey web dan statistik PR digunakan untuk

menentukan pula dari kelakuan siswa (Bao,L & Stonebraker, 2004). Hasil

penelitian sesuai dengan data survey, lebih dari 75% dari mahasiswa

memilih pekerjaan rumah yang fleksibel dibandingkan dengan pendekatan

tradisional. Para mahasiswa melaporkan bahwa mereka lebih rileks, lebih

senang dan lebih termotivasi dalam mengerjakan pekerjaan rumah mereka.

G. . Kerangka Berpikir

Penelitian dalam dunia pendidikan masih terus dilakukan dalam

meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa. Metode-metode

pembelajaran yang digunakan saat ini kurang maksimal memotivasi siswa

dalam proses pembelajaran sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil

belajar. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode-metode

pembelajaran yang dapat menjadikan siswa termotivasi dalam proses

pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan

mempengaruhi hasil belajar dan motivasi siswa. Penelitian ini bertujuan

(49)

Observasi awal

3. Siswa sulit memahami materi pelajaran;

4. Hasil belajar siswa rendah / tidak sesuai KKM yaitu 60.

5. Motivasi siswa sangat rendah Siswa kelas X-A

Afektif Karakter Motivasi siswa Hasil Belajar Biologi

Aspek Kognitif Proses

fleksibel. Metode PR Fleksibel yang mau di uji coba dalam penelitian ini

karena metode ini belum maksimal diterapkan sehingga sebagai peneliti

mencoba Metode ini agar para pengajar diharapkan dapat menerapkan

disekolah-sekolah sebagai lembaga tempat mengajar.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

H.Hipotesis

Metode PR Fleksibel dapat meningkatkan hasil belajar Biologi dan

motivasi siswa kelas X-A SMAN Harekakae Betun pada pokok bahasan

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A . Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Hopkins PTK merupakan suatu proses yang dirancang untuk

memberdayakan seluruh partisipan dalam proses pendidikan (peserta didik,

guru, dan pihak lain) dengan tujuan untuk meningkatkan pratek pendidikan

dan pembelajaran yang dilakukan dalam pengalaman pendidikan. PTK

meliputi lima tahapan yaitu : 1) Perencanaan; 2) Tindakan atau pelaksanaan;

3) Observasi atau pengamatan; dan 4) Evaluasi ; 5) Refleksi.

B. Setting Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah hasil belajar dan motivasi

2. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X-A SMA N Harekakae

Betun semester genap tahun ajaran 2012/2013.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian SMA N Harekakae Betun Kabupaten Belu Selatan,

Nusa Tenggara Timur.

4. Waktu Penelitian

(51)

C. Rancangan Penelitian

Rancangan tindakan ini direncanakan dalam 2 siklus . Siklus I dengan

3 kali pertemuan dan siklus II dengan 2 kali pertemuan. Tiap-tiap siklus

terdiri dari 5 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap

observasi, tahap evaluasi dan refleksi.

Siklus I

1) Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah;

a) Observasi lapangan untuk melihat permasalahan yang terjadi.

b) Analisis studi pustaka dan lapangan untuk menyusun rencana

tindakan.

c) Melakukan persiapan yang berkaitan dengan instrumen penelitian dan

pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah:

a) Guru memberikan pretest.

b) Melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran

( RPP)

c) Guru memperkenalkan metode PR fleksibel kepada siswa dan

menjelaskan alur-alur ketetapan belajar.

(52)

3) Observasi

Hal-hal yang dilakukan pada tahap observasi adalah :

a) Siswa mengisi kuisioner motivasi yang bertujuan untuk mengetahui

motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas dan

di rumah. Lembaran kuisioner motivasi diberikan diakhir setiap siklus.

b) Observer membantu dalam mengobservasi motivasi siswa di dalam

kelompok dengan bantuan lembar observasi dan dokumentasi

kegiatan.

4) Evaluasi

Hal-hal yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah:

a) Peneliti memberikan soal berupa tes evaluasi sebagai aplikasi sejauh

mana siswa memahami konsep-kosep yang telah diajarkan melalui PR

fleksibel dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa.

b) Peneliti melakukan tabulasi data dari angket motivasi siswa dalam

lembar observasi dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan

motivasi selama proses pembelajaran.

5) Refleksi

Pada tahap refleksi, hasil angket dan evaluasi yang telah dilakukan

dicatat sebagai acuan untuk memperbaiki rencana peneliti pada tahap atau

(53)

Siklus II

Siklus dua dilakukan apabila pembelajaran siklus I dinilai belum

berhasil mencapai target yang telah ditentukan dari awal dan proses belajar

mengajar belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Sedangkan

langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II pada dasarnya sama dengan

langkah-langkah pada siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan

terhadap kekurangan pada siklus I. Hal yang perlu diperbaikkan pada siklus

II apabila hasil akhir pada evaluasi siklus I belum mencapai target, apabila

pada pertemuan siklus I sudah mencapai target maka tidak perlu diperbaiki

tetapi dimaksimalkan agar hasil tetap, bila perlu ditingkatkan lagi hasil

(54)

Gambar 3. 1 : Rancangan Penelitian Studi Pustaka

Observasi Awal

Identifikasi masalah berdasarkan: Hasil Belajar dan motivasi Siswa; respon siswa terhadap proses pembelajaran; serta informasi dari guru kelas X-A.

Observasi Tindakan Siklus I

 Mengobservasi kegiatan siswa dan guru.  Mendokumentasikan kegiatan siswa dan guru

pada saat proses pembelajaran.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

 Melaksanakan Pembelajaran dengan PR fleksibel

 Melaksanakan Tes Evaluasi.

 Melaksanakan pengisian lembar kuesioner evaluasi oleh siswa

Rencana Tindakan Siklus I

 Menyusun Instrumen Pembelajaran  Menyusun Instrumen Pengumpulan Data

Evaluasi dan refkeksi Tindakan Siklus I

 Menganalisis kelebihan dan kekurangan Siklus I

Kriteria Tercapai Kriteria Belum Tercapai

Kesimpulan dan Rekomendasi

Rencana Tindakan Siklus II

 Menyusun Instrumen Pembelajaran  Menyusun Instrumen Pengumpulan Data

Evaluasi dan refkeksi Tindakan Siklus II

 Menganalisis kelebihan dan kekurangan Siklus II

Pelaksanaan Tindakan Siklus II

 Melaksanakan Pembelajaran dengan PR fleksibel

 Melaksanakan Tes Evaluasi.

 Melaksanakan pengisian lembar kuisioner evaluasi oleh siswa

Kriteria Tercapai Kriteria Belum Tercapai

Kesimpulan dan

Rekomendasi Dilanjutkan ke Siklus III jika target belum tercapai.

Observasi Tindakan Siklus II

 Mengobservasi kegiatan siswa dan guru.  Mendokumentasikan kegiatan siswa dan guru

(55)

D. Instrumen Penelitian

 Instrumen Pembelajaran

1. Silabus

Silabus disusun berdasarkan Standar isi, kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

(Lampiran ...74)

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

RPP berisi gambaran secara menyeluruh dari materi yang akan

disampaikan mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan, materi, model dan metode, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,

alat dan bahan, penilaian. RPP ini digunakan agar penyampaian materi

dalam pembelajaran di kelas lebih efektif dan efisien.

(Lampiran...74)

3. Lembaran Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan

mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk

interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat

meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. LKS pada

penelitian ini dibuat sebagai pekerjaan rumah (PR) untuk membantu siswa

lebih memahami atau mendalami materi.

(56)

4. Modul atau handout

Modul atau hand out merupakan salah satu sarana untuk

mempermudah siswa dalam mempelajari materi.

(Lampiran...84)

 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data melalui pretest, tes evaluasi, lembaran

observasi dan kuisioner motivasi siswa di kelas. Keempat hal tersebut

digunakan untuk menarik kesimpulan pada akhir penelitian.

1. Pretest

Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada

materi Pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya. Tes ini

dilaksanakan sebelum materi pembelajaran disampaikan kepada siswa.

Pretest berisikan 20 soal pilihan ganda yang meliputi sub materi

pencemaran lingkungan dan sub materi dampak pencemaran lingkungan.

(Lampiran...111)

2. Tes Evaluasi

Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada materi

Pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya. Tes ini diberikan disetiap

akhir siklus, yang terdiri dari 20 soal tes Obyektif (A) berupa pilihan ganda.

Tes digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok. Data tes inilah yang

dijadikan acuan untuk menarik kesimpulan pada akhir penelitian.

(57)

3. Lembar Observasi Motivasi Siswa

Digunakan untuk membantu melihat motivasi siswa selama proses

pembelajaran di kelas. Lembar observasi terdiri dari 10 pernyataan

mengenai motivasi belajar siswa.

Pada penelitian ini, perhitungan tingkat motivasi siswa mulai dari

siswa yang memiliki kategori motivasi tinggi hingga sangat tinggi. Pada

akhir penelitian, lembar observasi motivasi digunakan untuk menganalisis

tingkat motivasi siswa yang akan dibandingan pada siklus I dan siklus II.

(Lampiran...166)

4. Lembar Kuisioner Motivasi Siswa

Digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa selama proses

pembelajaran di kelas dan dirumah. Angket terdiri dari 10 pernyataan, 7

pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif mengenai motivasi belajar siswa

dengan ketentuan skor sebagai berikut.

(58)

Tabel 3.1. Skor pernyataan positif dan negatif motivasi siswa

Positif Negatif

STS 1 4

TS 2 3

S 3 2

ST 4 1

E. Analisis Data

Analisis data tingkat aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan

data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dengan dihitung dengan

rumus, sedangkan kualitatif dianalisa dengan menggunakan deskripsi dari

hasil data kuantitatif.

 Hasil belajar

Analisis data hasil belajar yaitu dengan menghitung peningkatan

ketuntasan belajar siswa secara individu dan klasikal dengan rumus sebagai

berikut:

Ketuntasan Individu =

100

Ketuntasan Klasikal =

100%

(59)

Keterangan :

Ketuntasan individul : Jika siswa mencapai ketuntasan KKM sekolah ≥

60

Ketuntasan klasikal : Jika ≥ 70 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan

≥ 60.

 Observasi tingkat motivasi

Perhitungan tingkat motivasi siswa dimulai dari siswa yang memiliki

kategori motivasi tinggi hingga sangat tinggi dengan ≥ 70 % siswa

termotivasi. Dirumuskan sebagai berikut :

Skor motivasi :

ℎ 100%

Tingkat Motivasi :

100%

Tabel 3.2.Tingkat motivasi siswa dikategorikan sebagai berikut:

Skor yang diperoleh siswa Keterangan 85% ≤ ≤ 100% Sangat tinggi

70% ≤ < 85% Tinggi 55% ≤ < 70% Cukup

(60)

 Kuisioner

Perhitungan skor motivasi siswa yang mengisi pernyataan-pernyataan

yang terdapat pada lembaran kuisioner motivasi siswa di rumuskan sebagai

berikut :

Skor motivasi siswa :

ℎ 100%

Skor motivasi :

ℎ −

ℎ ℎ 100%

Tabel 3.3.Kuisioner siswa dikategorikan sebagai berikut:

Skor yang di peroleh siswa Keterangan 85% ≤ ≤ 100% Sangat tinggi

70% ≤ < 85% Tinggi 55% ≤ < 70% Cukup 40% ≤ < 55% Rendah

0% ≤ < 40% Sangat rendah

F. Indikator Keberhasilan

Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan

Indikator Awal Akhir

Skor Rata-rata Kelas 50 70 (%) Pencapaian KKM 60 % 70 %

(61)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Proses Pembelajaran Siswa Kelas X-A SMA N Harekakae Betun

Dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan

oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian ditemukan gambaran umum

tentang proses pembelajaran dikelas X-A SMA N Harekakae Betun. Pada

awal proses pembelajaran terlihat guru kurang memperhatikan kesiapan

siswa di dalam kelas. Guru langsung memulai pembelajaran tanpa adanya

apersepsi atau pertanyaan mengenai materi yang disampaikan minggu

sebelumnya untuk mencoba mengingatkan kembali siswa tentang materi

yang sudah dibahas. Ketika menyampaikan materi, guru lebih fokus

menyuruh siswa mencatat materi bukan menjelaskan materi kepada siswa,

sehingga siswa bingung dengan apa yang dicatat tanpa adanya penjelasan

dari guru.

Sehingga sekolah mewajibkan siswa memiliki buku pegangan untuk

menunjang proses belajar mengajar di kelas selain materi yang

disampaikan dari guru. Ketika materi yang di sampaikan guru terlewat,

maka siswa sudah memiliki buku pegangan untuk mengulang kembali

materi yang disampaikan oleh guru di kelas.

Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran meliputi: ceramah,

Gambar

Tabel 2.1. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Gambar 3. 1 : Rancangan Penelitian
Tabel 3.1. Skor pernyataan positif dan negatif motivasi siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu wilayah pengembangan jambu mete di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dengan luas areal terus meningkat dari tahun ke

Hasil penelitian menunjukkan adanya gap antara harapan pemberi kerja dengan kompetensi lulusan akuntansi pada manajemen informasi, perjanjian bisnis dan

Sanitasi lingkungan adalah usaha mengendalikan semua faktor fisik lingkungan manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik

Setelah dilakukan pendalaman penelitian dan analisis data menghasilkan kesimpulan bahwa kepuasan masyarakat dari penelitian mengenai penilaian masyarakat

Tcrdapat Pott:nsi PPh Pasal 15 atus jasa pclayaran dalam negcn pada kclompok biaya pcnjualan yang belum dipotong pajak dengan tarif I ,2°10.. Tarif PPh Pasal

Puasa tekstual adalah suatu definisi tentang hal hal yang berkaitan dengan puasa berdasarkan teks teks yang menjadi sumber akan pengertian tentang puasa dalam

Kemudian jika ditinjau dari kewenangan seorang notaris dalam menyimpan akta, maka dapat dilihat pengaturan pada Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia

Dari gambar 5 terlihat nilai kekerasan me- ningkat seiring dengan peningkatan holding time dan kompaksi, dimana kekerasan maksimum diperoleh pada kompaksi 600 MPa