• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I ASRI SARASVIKA HUKUM'18

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I ASRI SARASVIKA HUKUM'18"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia yang merdeka mempunyai salah satu tujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, oleh karena itu setiap negara mempunyai kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya secara adil. Hal tersebut didukung dengan teori negara kesejahteraan atau yang lebih dikenal dengan welfarestate yaitu dimana negara yang pemerintahnya menjamin terselenggaranya kesejahteraan rakyat. Salah satu instrumen perwujudan keadilan dan kesejahteraan ialah hukum. Seperti yang dikatakan oleh subekti bahwa Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara menyelenggarakan keadilan, Keadilan itu menuntut bahwa dalam keadaan yang sama tiap orang mendapat bagian yang sama pula1.

Demi mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat, negara memberi wewenang kepada pemerintah sebagai aparatur penegakan hukum berdasarkan pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa “segala warga negara bersamaan

kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.

(2)

Berdasarkan Pasal tersebut mengartikan bahwa suatu negara dapat berjalan apabila adanya peran dari pemerintah dan rakyat. Pemerintah dan rakyat memiliki kedudukan yang sama pentingnya dalam suatu negara. Keduanya saling berhubungan dan sangat penting dalam suatu negara karena tanpa adanya pemerintah dan rakyat maka negara itu tidak ada.Aturan yang mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyat dalam keadaan bergerak dinamakan Hukum Administrasi Negara.

Penerapan fungsi Hukum Administrasi Negara di Indonesia diantaranya dapat dilihat dari keterlibatan pemerintah dalam berbagai bentuk seperti proses pemisahan kekuasaan, pelaksanaan pemerintahan yang demokratis , penyediaan fasilitas umum dan pembuatan perundang-undangan. Salah satu peraturan yang dibuat oleh pemerintah adalah peraturan yang mengatur hubungan seseorang di dunia kerja. Fakta menunjukan bahwa banyak sekali orang yang bekerja pada orang lain ataupun bekerja pada perusahaan, oleh sebab itu hubungan kerja anatra seseorang pekerja dengan majikannya atau antara seorang pekerja dengan badan usaha perlu di atur sedemikian rupa supaya tidak terjadi kesewenang-wenangan yang bisa merugikan salah satu pihak, oleh karena itu pemerintah mempunyai tugas untuk membuat peraturan mengenai ketenagakerjaan dan menyelenggarakan public service sehingga terwujudnya negara kesejahteraan bagi rakyat.

(3)

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dana atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Pembangunan Ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi yang tidak hanya berhubungan dengankepentingan ketenagakerjaan dengan kepentingan tenaga kerja yang akan, sedang dan telah melakukan hubungan kerja, tetapi bagaimana caranya agar semua orang mendapatkan pekerjaan dan kelayakan kehidupan bagi kemanusiaan, seperti diamanatkan Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 huruf d ayat (2) Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang intinya menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak lagi kemanusiaan tanpa adanya diskriminatif dalam pelaksanaan hubungan kerja. Hak untuk bekerja (the right to work) dan hak-hak dalam pekerjaan (the rights in work) bukan hanya sebagai hal sosial ekonomi, melaikan juga

maerupakan hak-hak manusia yang fundamental (fundamental human rights).Hal tersebut berimplikasi pada kewajiban negara untuk menfasilitasi

dan melindungi warga negara agar dapat memperoleh penghasilan dengan standar penghidupan yang layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara wajr atas dasar harkat dan martabat kemanusiaan.

(4)

Ketidakmampuan tersebut dalam kenyataan ada yang dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk melakukan pekerjaan yang tidak selayaknya dikerjakan oleh anak seusianya, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian anak ternyata hidup memprihatinkan dan sampai sekarang ini kondisi tersebut secara umum akibat dari kemiskinan yang disebut sebagai faktor utama yang menyebabkan anak terlantar sehingga memunculkan pekerja anak. Faktor lain yang turut mendukung munculnya pekerja anak yaitu, Faktor Kultur, lingkungan, sosial ekonomi keluarga, lemahnya hukum, pengawasan dan pelaksanaanya, permintaan (demond), penawaran (supply), menurunya tingkat pendapatan pada sektor

ekonomi diwilayah tertentu, serta relokasi industri.

Anak sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai generasi penerus bangsa memiliki hak asasi atau hak dasar sejak dilahirkan. salah satu bentuk dasar anak adalah jaminan untuk tumbuh kembang secara optimal baik fisik, mental, sosial, dan intektual, pada kenyataanya tidak semua anak berkesempatan memperoleh hak dasar tersebut secara optimal, terutama bagi anak-anak yang orang tuanya tidak mampu secara ekonomi sehingga meraka harus bekerja membantukorangtuanya mencari nafkah .

(5)

buruk terdapat tumbuh kembang anak baik fisik, mental, sosial dam intelektual.

Permasalahan pekerja anak telah lama menjadi perhatian dunia internasional maupun di Indonesia.pelanggaran terhadap hak-hak dan kekerasan pada anak menjadi tantagan utama bagi dunia internasional dalam meciptakan tempat yang aman bagi anak-anak di dunia lebih khusus di Indonesia. Hal ini perlu agar mereka bisa menikmati masa kanak-kanaknya dengan layak dan aman.

Anak-anak sekarang harusnya juga mendapat kesenangan sesuai dengan kapasitasnya sebagai anak-anak. Misalnya saja, tempat bermain, pendidikan, jaminan kesehatan, dan lain sebagainya yang layak untuk meraka sebagai perwujudan rasa tanggung jawab kita terhadap kelangsungan hidup bangsa. Anak sebagai aset penerus seharusnya mampu berbuat lebih dari apa yang ada sekarang sehingga keadaan menjadi semakin baik. Hal itu dapat dilakukan bila mereka dalam lingkungan yang mendukung perkembangan fisik maupun psikis mereka. Kenyataannya pada masa sekarang ini mereka harus berhadapan dengan beban hidup yang berat dan lingkungan yang keras,

sehingga mereka terjebak pada “lingkaran kemiskinan“.

(6)

perampasan hak-hak anak. Bukan hal baru lagi jika melihat anak-anak usia sekolah atau bahkan usia persekolahan harus berjuang hidup di jalan-jalan lalu lintas dan diinsutri-industri rumah tangga. Tidak jarang diantara anak-anak tersebut terpaksa putus sekolah.Semua itu disebabkan oleh beberapa faktor dinataranya adalah faktor ekonomi, pendidikan dan lingkungan.

Faktor ekonomi, maksudnya ialah rendahnya pendapatan orangtua sehingga untuk mmenuhi kebutuhan hidupnya sengatseba kekurangan yang akhirnya anak- anak tergerak untuk bekerja mencari uang demi mencukupi kebutuhan hidupnya, itu semata-mata demi membatu orang tua mereka. Hal ini sangatlah memprihatinkan, karena kemiskinan akibat rendahnya tingkat ekonomi orang tua akan menimpa anak-anak, tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan kerusakan jagka panjang terhadap perkembangan anak dan berdampak pada perubahan kehidupan anak. Peran anak dalam keluarga miskin bukan hanya menjaga nama baik keluarga, tetapi mereka juga ikut mencari nafkah demi memnuhi kebutuhan hidup keluarga miskin tersebut.

Dampak negatif yang ditimbulkan pada diri pekerja anak usia dini ini berupa terhambatnya perkembangan fisik, mental dan terutama pada tingkat berfikir mereka, karena pada kenyataan yang dapat kita lihat pada masyarakat sekitar kita , sebagai anak yang berkerja terpaksa putus sekolah.

(7)

sangat mahal, sebab mereka miskin dan juga mereka berfikir apakah dengan sekolah mereka aka terjamin langsung mempunyai pekerjaan, hal itulah yang menjadi sebab sehingga mereka mengesampingkan pendidikan dan memutuskan untuk bekerja membantu orangtuanya.

Dismping kedua faktor penyebab diatas maka faktor lingkungan juga membawa pengaruh artinya hidup disebuah lingkungan hidup yang mayoritasnya adalah anak yang sudah bekerja diusia dini membuat mereka para anak yang hidup dilingkungan tersebut mengikuti kebiasaan anak yang berada dilingkungan tersebut khususnya anak yang sudah bekerja.

Kondisi ini terjadi puala di Desa Punggelan Kecematan Punggelan Kabupaten Banjarngera Jawa Tengah , sebuah perkampungan yang sebagian warga masyarakatnya berprofesi sebagai rumah tangga, buruh kasar, kulipanggul. Bukan saja para orang tua yang bekerja, namun anak-anaknya pun ikut membantu mencari nafkah demi kelangsungan hidup sehari-hari. Hal yang sangat memprihatinkan terlebih pada anak-anak yang masih berada pada usia dini, yang seharusnya masih membutuhkan perlindungan dari orang tuanya dan waktunya mereka untuk bekerja karena mereka masih berada diusia sekolah.

Tabel 1

Daftar Pekerja Anak Tahun 2015 – 2017 di kabupaten Banjarnegara (Desa Punggelan)

No Tahun Jumlah Pekerja Anak

1 2015 60

(8)

3 2017 126 (Sumber: Dinsoskertrans 2017)

Data pekerja anak diatas menggambarkan bahwa total keseluruhan anak di kabupaten Banjarnegara yang telah di daftarkan terakhir dalam Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sekitar (228) anak, dari jumlah anak tersebut termasuk anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan menengah, menengah kebawah.

Pertumbuhan pekerja anak yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara setiap tahunnya mengalami kenaikan dan ini membuktikan bahwa penanganan untuk menghentikan dan melindungi pekerja anak yang yang dilakukan oleh Dinsoskertrans masih sangat lemah.

Permasalahan pekerja anak sangat banyak ditemukan disetiap daerah-daerah terpencil di Indonesia oleh karena itu pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Ketanagakerjaan RI tidak dapat menyelesaikan permasalah ini sendiri perlu adanya kerjasama dari setiap pemerintah dalam hal ini Dinsoskertrans Kabupaten Banjarnegara untuk sama-sama melakukan perlindungan terhadap pekerja anak.

(9)

Permasalahan sosial yang diakibatkan kurangnya perlindungan sosail anak akan mengganggu penegakan hukum, ketertiban, keamanan dan pembangunan sosial, walaupun sudah diperkuat dengan peraturan hukum mengenai perlindungan anak secara spesifik yang tertera dalam UU No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU No 23 Tentang Perlindungan Anak yang diatur dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang KetenagaKerjaan yang mengatur pekerja anak tetapi masih saja banyak yang melnggar hak-hak pekerja anak, oleh karena itu hal ini menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah mengenai peranan pemerintah Kabupaten terhadap perlindungan pekerja anak.

Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan , penulis tertarik untuk meneliti mengenai Peran Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dalam Perlindungan Pekerja Anak di Desa Punggelan Kabupaten Banjarnegara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, makan dapat ditarik rumusan permasalahan yaitu:

1. Bagaimanakah peran Dinas Soisal Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Perlindungan pekerja anak di Desa Punggelan Kabupaten Banjarnegara? 2. Apa sajakah Kendala Pelaksanaan perlindungan pekerja Anak oleh Dinas

(10)

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Peran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transigrasi dalam perlinudngan pekerja di Kabupaten Banjarnegara. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis Kendala mengenai pelaksanaan

Perlindungan pekerja anak oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banjarnegara.

D. ManfaatPenelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan hukum Administrasi Negara khususnya mengenai Peranan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Perlindungan Pekerja Anak.

2. ManfaatPraktis

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemaparan cuaca ( weathering ) terhadap karakteristik komposit HDPE–sampah organik berupa kekuatan bending dan

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

Setelah itu teller akan memanggil dan nasabah akan memberikan sejumlah uang dan buku tabungan untuk meminta pencetakan transaksi setor tunai ke bank..

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

[r]