• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. X DENGAN BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSINYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. X DENGAN BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSINYA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. X DENGAN BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSINYA

Objek studi kasus penelitian ini adalah perusahaan kontraktor PT. X yang telah berkiprah cukup lama dalam bidang jasa konstruksi dan kontraktor. Kantor pusat kontraktor PT. X berlokasi di Jakarta. Proyek yang menjadi objek penelitian ini adalah proyek-proyek PT. X yang masih dalam proses konstruksi dan termasuk proyek yang menggunakan material besi beton dalam jumlah yang besar. Proyek-proyek tersebut bernama Proyek X1 yang berlokasi di Jakarta Utara dan Proyek X2 yang berlokasi di Jakarta Selatan. Proyek X1 merupakan proyek perbaikan berat dermaga, sementara Proyek X2 adalah proyek pembangunan gedung kantor bertingkat.

Sebelum melaksanakan survey, dilakukan kunjungan awal ke kantor pusat PT. X untuk mendata/melihat daftar proyek PT. X yang sedang berjalan. Melalui kebijakan kantor pusat inilah, penulis mendapatkan rekomendasi mengenai proyek-proyek yang menggunakan besi beton dengan volume tinggi, dan mendapat kemudahan pula dalam berkomunikasi dengan pihak proyek untuk pelaksanaan survey dan pengambilan data. Data penelitian yang didapat dari pengamatan objek studi secara langsung, penggunaan media kuesioner, bahkan juga dari wawancara-wawancara dengan pihak-pihak terkait, diharapkan akan memberikan gambaran tentang kegiatan penyimpanan yang dilakukan oleh PT. X dengan kedua proyeknya yang memiliki karakteristik proyek yang berbeda.

IV.1. Deskripsi Perusahaan PT. X

Perusahaan PT. X yang menjadi objek observasi thesis ini merupakan salah satu perusahaan kontraktor nasional yang telah selama kurun waktu 55 tahun lebih berkecimpung dalam bidang jasa konstruksi dan kontraktor, yakni dalam pendirian bangunan bertingkat, jalan, jembatan, bendungan, irigasi, dan sebagainya. Dengan memberikan pelayanan yang didasari oleh ketepatan waktu,

(2)

biaya, dan kualitas, perusahaan ini menjadi perusahaan kontraktor pertama yang mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000. Sejak didirikan pada tahun 1953, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan BUMN yang telah cukup banyak berkontribusi dalam pelaksanaan pembangunan yang saat ini telah digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Perusahaan ini membagi wilayah operasinya ke dalam tiga wilayah operasi yang lokasinya tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Masing-masing wilayah operasinya kemudian dibagi lagi menjadi beberapa kantor cabang.

Wilayah Operasi I, meliputi pulau Sumatera, dibagi menjadi tiga kantor cabang:

 Cabang I, meliputi Nanggro Aceh Darusalam dan Sumatera Utara.

 Cabang II, meliputi Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka –

Belitung, dan Banten.

 Cabang IX, meliputi Sumatera Barat, Jambi, Riau, dan Batam.

Wilayah Operasi II, meliputi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat, dibagi menjadi dua kantor cabang:

 Cabang III, meliputi Jakarta.

 Cabang IV, meliputi Jawa Barat.

Wilayah Operasi III, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, dan Provinsi Papua. Dibagi menjadi tiga kantor cabang:

 Cabang V, meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

 Cabang VI, meliputi Balik Papan - Kalimantan Timur.

 Cabang VII, meliputi Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Proyek-proyek yang penulis jadikan objek studi kasus pada thesis ini berada pada wilayah operasi II perusahaan yang meliputi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat.

(3)

IV.2. Alur Proses Besi Beton di PT. X

Kebutuhan besi beton proyek-proyek yang dijalankan oleh PT. X dikelola secara

terpusat oleh Divisi Pengadaan (Procurement) Pusat. Divisi Procurement Pusat

memiliki kontrak payung dengan beberapa suplier besi beton seperti PT. Cakra Tunggal, Interworld, dan Master Steel. Proyek-proyek yang ingin memesan besi

beton, pertama-tama mengirimkan permintaan pesanan dan schedule rencana

pendatangan besi beton kepada Divisi Procurement Pusat. Divisi Procurement Pusat kemudian akan merekap kebutuhan proyek-proyek tersebut dan membuat rencana kebutuhan besi beton bulanan berikut skedul pemesanan kepada suplier. Berdasarkan permintaan pesanan proyek dan skedul rencana pendatangan besi beton, Divisi Procurement Pusat kemudian meminta suplier besi beton untuk melakukan pengiriman besi beton ke proyek sesuai dengan pesanan proyek. Suplier selanjutnya mengantarkan besi beton dengan menggunakan trailer sampai

tiba di proyek, penurunan (unloading) besi beton dari trailer ke gudang

penyimpanan menjadi tanggung jawab proyek.

Logistik proyek kemudian akan mengontrol proses kedatangan barang di gudang penerimaan, melakukan penyimpanan sesuai dengan ketentuan penyimpanan barang, dan mengontrol proses penerimaan dan penyimpanan besi beton oleh petugas gudang.

1. Proses kedatangan besi beton di gudang penerimaan

Besi beton yang didatangkan suplier, sebelum diturunkan, diperiksa secara langsung terlebih dahulu apakah sesuai dengan pesanan atau tidak oleh logistik proyek. Surat jalan yang dibawa oleh suplier kemudian distempel/dicap dan diberikan tanda tangan oleh logistik proyek. Setelah besi beton diturunkan, kemudian dilakukan pemeriksaan kualitas besi beton dan K3L oleh superintendent besi beton. Setelah kualitas yang diperiksa sesuai dengan pesanan yang diharapkan, suplier membutuhkan tanda tangan pada surat jalan tersebut.

(4)

2. Proses penyimpanan besi beton di gudang penyimpanan

Setelah melalui proses kedatangan barang, besi beton selanjutnya dipindahkan ke gudang penyimpanan. Besi beton berdasarkan ketentuan penyimpanan barang PT. X akan disimpan di gudang penyimpanan terbuka. Setelah disimpan lalu besi beton diberi label.

3. Proses penerimaan dan penyimpanan besi beton oleh petugas gudang

Di gudang penyimpanan, besi beton kembali diperiksa oleh petugas gudang untuk verifikasi kualitas. Lalu setelah lolos pemeriksaan, petugas gudang menanda-tangani surat jalan, lalu mencatatkan besi beton yang baru masuk ke gudang pada Bon Penerimaan Gudang (BPG) dan Kartu Stock Harian. Pemeriksaan mutu dan kelayakan barang kembali dilakukan untuk dicatatkan pada Kartu Stock Harian. Besi beton selanjutnya dikirim ke unit peminta sesuai permintaan dengan mencatatkannya pada Bon Pengeluaran Barang (BPB) dan Kartu Stock Harian.

Selanjutnya besi beton tersebut akan disimpan di gudang penyimpanan terbuka maksimum selama 1 bulan. Gudang terbuka di proyek bisa terbuat dari pohon kelapa (biaya Rp 100.000,- – Rp 400.000,-/per meter), pasangan batu/pondasi batu kali setinggi 20-30 cm (biaya Rp 400.000,-/per meter kubik), profil baja, cansteen

bekas, atau kayu bekas dari pohon kelapa. Pada prinsipnya besi beton tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah asli untuk melindungi besi beton dari karat, yakni besi beton sebaiknya disimpan pada level 30 cm di atas tanah asli. Besi beton tersebut disimpan dengan ditutup oleh terpal (biayanya Rp 7.000,- per meter persegi). Setelah besi beton tiba di gudang penyimpanan, proses selanjutnya

adalah fabrikasi besi beton, yakni pemotongan (cutting) dan pembengkokan

(bending). Proses fabrikasi besi beton umumnya hanya dilakukan selama beberapa hari oleh beberapa orang tenaga kerja dengan 1 alat bar cutter dan 1 alat bar bender. Setelah melalui proses fabrikasi, besi beton dapat di-install di lapangan. Besi beton yang belum digunakan di proyek akan tercatat pada laporan sisa bahan (LSB). Besi beton umumnya termasuk pada material on site (MOS) yang diakui progresnya ketika kedatangan, yakni sebesar 70 % saat kedatangan, dan 30 % sisanya diakui setelah terpasang di lapangan.

(5)

IV.3. Organisasi Proyek pada Proyek-proyek PT. X

Organisasi proyek perusahaan kontraktor PT. X dikelola oleh personalia inti yang

tergabung dalam tim proyek. Tim proyek ini dipimpin oleh Project Manager dan

dibantu oleh tiga orang Site Manager, yakni Site Engineering Manager (SEM)

atau Manajer Teknik, Site Operation Manager (SOM) atau Manajer Operasi, dan

Site Administration Manager (SAM) atau Manajer Administrasi. Masing-masing Site Manager ini memiliki staf yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pada bagan berikut dapat dilihat organisasi proyek yang diterapkan perusahaan dalam pelaksanaan suatu proyek. Skema ini sederhana, namun telah memperhitungkan efisiensi dan efektivitas penanganan pekerjaan di lapangan.

Tugas dan wewenang personalia kunci pada tim proyek ini yakni sebagai berikut:

a. Project Manager

Project Manager berwenang untuk menyusun personalia tim proyek (SEM, SOM, dan SAM) yang akan menjadi pembantu-pembantunya dalam mengelola proyek dan kemudian bersama tim merencanakan pelaksanaan proyek, termasuk mengadakan sumber daya seperti bahan/material, tenaga kerja/mandor, subkontraktor, dan peralatan konstruksi.

b. Site Engineering Manager (SEM) atau Manajer Teknik

SEM bertugas memimpin unit engineering dan berwenang mengelola urusan

yang menyangkut fungsi perencanaan teknik dan pengendalian, meliputi:

1. Perencanaan

a. Perencanaan metode pelaksanaan (construction method) b. Perencanaan gambar kerja (shopdrawing)

c. Perencanaan jadwal pelaksanaan (master schedule), jadwal bahan

(material schedule), jadwal peralatan (equipment schedule) dan jadwal tenaga kerja (labor schedule)

d. Perencanaan mutu (quality plan) e. Perencanaan arus kas (cash flow)

(6)

g. Pemilihan subkontraktor

2. Pengendalian

Pengendalian merupakan suatu proses membandingkan seluruh perencanaan yang telah dibuat dengan realisasi yang dicapai dalam pelaksanaannya dengan melakukan analisis terhadap deviasi yang terjadi. Apabila yang terjadi adalah deviasi negatif, maka harus dicari cara tertentu untuk menyelesaikannya.

c. Site Operation Manager (SOM) atau Manajer Operasi Lapangan

SOM bertugas memimpin unit operasi lapangan dan berwenang untuk mengelola pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan fungsi operasionalnya, meliputi:

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan baik teknis maupun

keuangan sebagaimana yang telah disiapkan oleh unit engineering.

2. Mengkoordinasikan para Kepala Pelaksana (General Superintendant)

dalam mengendalikan dan mengontrol pekerjaan para mandor dan subkontraktor.

3. Membina dan melatih keterampilah para staf, tukang, dan mandor.

4. Melakukan penilaian kemampuannya sesuai dengan standar yang

ditetapkan.

d. Site Administration Manager (SAM) atau Manajer Administrasi

Lapangan

SAM bertugas memimpin unit administrasi proyek dan berwenang mengelola urusan keuangan, akuntansi/pembukuan, urusan umum dan SDM proyek, antara lain meliputi:

1. Menyiapkan urusan administrasi penagihan kepada Pemilik Proyek.

2. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal (media pembukuan).

3. Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran.

(7)

IV.4. Deskripsi Proyek-proyek PT. X yang Menjadi Objek Studi

a. Proyek X1

1. Deskripsi Proyek X1

Gambar IV.1. Konstruksi Proyek X1

Proyek X1 adalah Proyek Perbaikan Berat Eksisting Dermaga, satu dari sekian banyak proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. X di Jakarta. Pemilik proyek ini adalah pemerintah, dalam hal ini diwakilkan oleh PT. Pelabuhan Indonesia II yang melayani kegiatan-kegiatan pelayanan kapal, pelayanan barang, dan pelayanan rupa-rupa. Proyek X1 ini berlokasi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dijalankan dengan jenis kontrak

lumpsum yang bernilai Rp 57.201.300.000,-. Lingkup pekerjaan PT. X pada Proyek X1 ini adalah pekerjaan struktur yang meliputi konstruksi pancang, beton, bolar, fender, ramp, dan aksesoris. Proyek X1 seluas 9.023 m2 ini dijalankan selama 420 hari kerja yang dimulai sejak tanggal 6 Desember 2007 sampai tanggal 28 Januari 2009, yakni kurang lebih selama 14 bulan. Durasi waktu yang digunakan oleh tim inti proyek untuk melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan penyimpanan besi beton adalah selama 8 bulan. Kebutuhan besi beton total pada Proyek X1 ini berjumlah 1.290 ton.

(8)

2. Struktur Organisasi Proyek X1 GENERAL MANAGER Tedja Tjahjana PROJECT MANAGER Tedja Tjahjana QC/SHEO Eko Mayanto S.E.M Budhi Handani S.A.M Dadung Putrajati S.S Adriyansyah Q.S Yayan. S PERALATAN Uma Rukman DRAFTER Cecep LOGISTIK Eko. P KEAMANAN Purwanto OFFICE BOY Indra KEU & UMUM

Tasliman AKUNTANSI Asbial SURVEYOR Sardjono SURVEYOR Mujito GSP. II Sodikin GSP. I Sukani S.O.M Suwandi KEAMANAN Suhardiman

Struktur Organisasi Proyek X1

  Gambar IV.2. Struktur Organisasi Proyek X1

3. Penyimpanan Besi Beton pada Proyek X1

Proyek X1 merupakan proyek konstruksi perbaikan berat dermaga yang bentuk konstruksinya lebih bersifat horizontal seluas 9.023 m2. Proses konstruksi proyek X1 ini dibagi ke dalam tiga tahapan blok, yakni Blok 5, blok 6, dan blok 7. Blok 5 terdiri dari 45 sub blok dengan luas total 5.575 m2 dan berat besi beton total 907.102 kg. Blok 6 terdiri dari 10 sub blok dengan luas 1.521 m2 dan berat besi beton total 247.480 kg. Blok 7 terdiri dari 14 sub blok dengan luas total 2.000 m2 dan berat besi beton total 325.417 kg.

(9)

Tabel IV.1. Distribusi Besi Beton pada Proyek X1

No Blok Jumlah

Sub Blok Luas [m2]

Volume Besi Beton [Kg] 1 5 45 5,575 907,102 2 6 10 1,521 247,480 3 7 14 2,000 325,417 9,096 1,479,999 Total  

Gudang penyimpanan besi beton di Proyek X1 merupakan gudang terbuka yang terbuat dari dudukan pohon kelapa yang bernilai Rp 3.700.000,-. Berdekatan dengan gudang penyimpanan, terdapat pula tempat fabrikasi besi beton yang bernilai Rp 1.500.000,-. Karena bentuk konstruksinya yang horizontal, gudang penyimpanan terbuka dan tempat fabrikasi besi beton beberapa kali harus dipindahkan agar lokasinya berdekatan dengan blok yang akan dikonstruksi. Sehingga selain terdapat biaya pembuatan gudang penyimpanan terbuka dan tempat fabrikasi besi beton, terdapat pula biaya pemindahan gudang penyimpanan terbuka dan tempat fabrikasi.

 

Gambar IV.3. Gudang Penyimpanan Besi Beton Proyek X1  

(10)

Gambar IV.4. Gudang Penyimpanan Besi Beton Proyek X1

Pada proyek X1, peralatan fabrikasi yang digunakan adalah satu buah alat bar cutter dan dua buah alat bar bender yang disewa dari kopersi PT. X. Durasi pemakaian peralatan fabrikasi tersebut adalah selama 8 bulan. Setiap sub blok pada Proyek X1, pemotongan besi beton dikerjakan rata-rata selama tiga hari oleh empat orang pekerja yang terdiri dari seorang tukang dan tiga orang pembantu tukang, serta pembengkokan besi beton dikerjakan rata-rata selama empat hari oleh 8 orang pekerja yang terdiri dari dua orang tukang dan empat orang pembantu tukang. Kesemua pekerja ini diasumsikan bekerja dengan jam kerja normal, yakni selama 8 jam perhari. Upah tukang pada Proyek X1 Rp 45.000,- per hari, dan upah pembantu tukang adalah Rp 35.000,- per hari. Peralatan bar cutter dan bar bender masing-masingnya disewa dengan biaya RP 2.000.000,- per bulan. Biaya operasional bar cutter maupun bar bender ditanggung oleh Proyek X1, meliputi biaya listrik dan bahan bakar untuk pengoperasian alat.

Tim inti Proyek X1 yang ikut terlibat dalam mengelola penyimpanan besi beton di gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton meliputi Project Manager, Site Engineering Manager, Site Operation Manager, Site Administration Manager, Inventory Engineer, Superintendent besi beton, dan Penerima Barang. Mereka mengadakan rapat khusus untuk mengelola penyimpanan besi beton di Proyek X1 sebanyak 8 kali @ 2 jam. Penjaga gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton adalah satpam Proyek X1 yang sekaligus bertugas menjaga keamanan di Proyek X1. Jika diprosentasekan, luas

(11)

gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton adalah 0,4 % dari luas proyek X1.

b. Proyek X2

1. Deskripsi Proyek X2

Gambar IV.5. Konstruksi Proyek X2

Proyek X2 adalah Proyek Konstruksi Gedung Perkantoran, satu dari sekian banyak proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. X yang juga berlokasi di Jakarta. Pemilik proyek ini adalah PT. Loka Mampang Indah Realty. Proyek X2 ini berlokasi di sekitar Jl. T.B. Simatupang, Jakarta Selatan, dijalankan dengan jenis kontrak lumpsum fixed price yang bernilai Rp 52.318.181.818,182,-. Lingkup pekerjaan PT. X pada Proyek X2 ini adalah pekerjaan struktur yang meliputi konstruksi besmen dua lantai (meliputi ruang M/E, GWT, dan STP) dan gedung kantor 20 lantai. Pekerjaan lainnya yang juga termasuk pada lingkup pekerjaan PT. X pada Proyek X2 ini yakni landsekap, interior, dan disain eksterior. Proyek X2 seluas 38.837 m2 ini dijalankan selama 365 hari kerja yang dimulai sejak

(12)

tanggal 3 Agustus 2007 sampai tanggal 3 Agustus 2008, yakni kurang lebih selama 12 bulan. Durasi waktu yang digunakan oleh tim inti proyek untuk melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan penyimpanan besi beton adalah selama 6 bulan. Kebutuhan besi beton total pada Proyek X1 ini berjumlah 2.244,171 ton.

2. Struktur Organisasi Proyek X2

PROJECT MANAGER Iwayan Sudenia SURVOYER 1. Munarto 2. Sugiarto SECURITY 1. Jahrudin 2. Ade Agus.T GSP 2 Agus Suryanto LOGISTIK 1. Suroso 2. Ikhsanudin OFFICE BOY Hasan SP ME Supriyanto DRAFTER 1. Romi 2. Pasha GA / AKUNTANSI M. Helmi SP BEKISTING Sutiyono METODE Teguh Zaenal SITE ADM. MANAGER (SAM) Imam Santoso SP BESI Marlon Aruan SITE ENG. MANAGER (SEM) Anwar Ismail SAFETY&HOUSE KEEPING OFFICER (SHO)

Arifin. S GSP 1 Sumadi POP/QS Hendra Ningrat QUALITY CONTROL Bayu Wahyudi SITE OP. MANAGER

(SOM) Syech Abdurrahman

EQUIPMENT 1. Timbul

Struktur Organisasi Proyek X2

 

Gambar IV.6. Struktur Organisasi Proyek X2

3. Penyimpanan Besi Beton pada Proyek X2

Proyek X2 merupakan proyek konstruksi pembangunan gedung perkantoran 20 lantai dengan dua lantai besmen. Bentuk konstruksinya lebih bersifat vertikal seluas 38.837 m2. Gudang penyimpanan besi beton di Proyek X2 merupakan gudang terbuka yang terbuat dari dudukan profil baja yang bernilai Rp 12.000.000,-. Berdekatan dengan lokasi gudang penyimpanan, terdapat pula tempat fabrikasi besi beton senilai Rp 1.000.000,-. Karena bentuk konstruksinya yang vertikal, gudang

(13)

penyimpanan terbuka dan tempat fabrikasi besi beton berlokasi tetap selama proses konstruksi dan tidak mengalami perpindahan.

Gambar IV.7. Gudang Penyimpanan Besi Beton Proyek X2

Gambar IV.8. Gudang Fabrikasi Besi Beton Proyek X2

Proyek konstruksi seluas 38.837 m2 ini terdistribusi pada setiap lantainya sebagai berikut:

(14)

Tabel IV.2. Distribusi Besi Beton pada Proyek X2

No Lantai Luas [m2] Volume Besi Beton

[Kg] 1 Basement 2 4,268 699,263 2 Basement 1 4,336 195,296 3 Lantai 1 4,933 202,604 4 Lantai 2 1,230 68,204 5 Lantai 3 1,417 71,708 6 Lantai 4 1,417 69,691 7 Lantai 5 1,417 69,691 8 Lantai 6 1,417 69,691 9 Lantai 7 1,417 69,691 10 Lantai 8 1,427 67,931 11 Lantai 9 1,427 62,781 12 Lantai 10 1,427 62,781 13 Lantai 11 1,427 62,781 14 Lantai 12 1,427 62,461 15 Lantai 13 1,427 61,489 16 Lantai 14 1,427 57,301 17 Lantai 15 1,427 58,616 18 Lantai 16 1,426 59,563 19 Lantai 17 1,426 59,072 20 Lantai 18 1,336 61,659 21 Lantai Atap 1,381 51,897 38,837 2,244,171 Total

Pada proyek X2, peralatan fabrikasi yang digunakan adalah satu buah alat bar cutter dan satu buah alat bar bender yang disewa dari koperasi PT. X. Durasi pemakaian peralatan fabrikasi tersebut adalah selama 8 bulan. Upah tukang dan upah pembantu tukang pada Proyek X1 adalah Rp 42.500,- per hari. Peralatan bar cutter dan bar bender masing-masingnya disewa dengan biaya RP 2.000.000,- per bulan. Biaya operasional bar cutter maupun bar bender ditanggung oleh Koperasi PT. X, meliputi biaya listrik dan bahan bakar untuk pengoperasian alat.

Tim inti Proyek X2 yang ikut terlibat dalam mengelola penyimpanan besi beton di gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton

(15)

meliputi Project Manager, Site Engineering Manager, Site Operation Manager, Site Administration Manager, Inventory Engineer, Superintendent besi beton, dan Penerima Barang. Mereka mengadakan rapat khusus untuk mengelola penyimpanan besi beton di Proyek X2 sebanyak 6 kali @ 2 jam. Penjaga gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton adalah satpam Proyek X2 yang sekaligus bertugas menjaga keamanan di Proyek X2. Jika diprosentasekan, luas gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton adalah 0,4 % dari luas proyek X2.

Gambar

Gambar IV.1. Konstruksi Proyek X1
Gambar IV.2. Struktur Organisasi Proyek X1
Tabel IV.1. Distribusi Besi Beton pada Proyek X1
Gambar IV.4. Gudang Penyimpanan Besi Beton Proyek X1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Di sisi penggunaan, pada triwulan II tahun 2009 semua komponen mengalami peningkatan yakni pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 1,5 persen dibandingkan dengan

damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukkan sikap sebagai menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam bagian dari solusi atas

Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin

Shalawat beriring salam saya haturkan kepada junjungan umat sepanjang zaman Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat yang memberikan tauladan terindah sehingga

Variabel bebas pada penelitian ini adalah beban kerja fisik(X1), beban kerja mental(X2) dan kelelahan(X3) serta variabel terikat yaitu jumlah pengangkutan box

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnyasesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah