PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU
KURIKULUM 2013 SUBTEMA MENGENAL LINGKUNGAN
TEMPAT TINGGAL UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Terry Ayuk Desiana NIM: 101134054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2014
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU
KURIKULUM 2013 SUBTEMA MENGENAL LINGKUNGAN
TEMPAT TINGGAL UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Terry Ayuk Desiana NIM: 101134054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iv
Persembahan
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada;
Ayahanda dan Ibu tercinta
Joko Siswanto dan Sri Sumaryanti
Yang selalu mendukung dan menyemangatiku
Denis Pramudita dan Ricki Andrian
Dua kakak laki-laki yang sangat aku sayangi
Keluarga besar dan sahabat-sahabatku
Yang telah menyayangiku
v
MOTTO
Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis
(Aristoteles)
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu
kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat
(Winston Chuchill)
Ambillah setiap kesempatan dan kalahkan ketakutanmu
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Mei 2014
Peneliti,
Terry Ayuk Desiana
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Terry Ayuk Desiana
Nomor Mahasiswa : 101134054
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Mengenal Lingkungan Tempat Tinggal Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 19 Mei 2014
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
Desiana, Terry Ayuk. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Mengenal Lingkungan Tempat Tinggal Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development) yang menghasilkan suatu bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD. Penelitian ini bertujuan memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar dan mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar subtema mengenal lingkungan tempat tinggal mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Prosedur penelitian dan pengembangan bahan ajar yang digunakan adalah modifikasi model pengembangan bahan ajar Jerold E. Kemp dan langkah-langkah penelitian RnD yang dikembangkan oleh Borg dan Gall yang meliputi 7 langkah yaitu:(1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe), (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar mengacu Kurikulum 2013. Uji coba desain melibatkan 10 siswa kelas IV SD N Cawas yang dilakanakan pada bulan April 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dievaluasi dari unsur 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Berdasarkan hasil validasi Pakar Kurikulum SD 2013 mendapat skor 4,10 dengan kategori “baik”. Validasi guru kelas IV SD N 2 Cawas mendapatkan skor 4,45 dengan kategori “sangat baik”. Validasi guru kelas IV SD N Godean 1 mendapat skor 4,24 dengan kategori “sangat
baik”. 10 Orang Siswa Kelas IV SD N 2 Cawas mendapat skor rata-rata 4,43 dengan
kategori “sangat baik”. Bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,30 dan
termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD.
Kata kunci: bahan ajar, kurikulum 2013, mengenal lingkungan tempat tinggal
ix ABSTRACT
Desiana, Terry Ayuk. 2014. The Development of Teaching Materials Referring to Curriculum 2013 with Subtheme Recognizing The Environment for the Fourth Grade of Elementary School. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, University of Sanata Dharma University.
This research is a kind of (Research and Development) result a teaching materials revering to 2013 Curriculum fourth Elementary School students. This research aims on describing the procedure of teaching materials development and describing the quality of product of teaching materials concerning the environment refers to the Curriculum of 2013 for the fourth grade of Elementary School.
The research procedure and teaching materials development used is the modifications of the model developed by Jerold E. Kemp and the research steps on RnD which is thrived by Borg and Gal covering seven steps namely: (1) the potential and the problems, (2) data gathering, (3) product design, (4) design validation, (5) design revision, (6) design try out, (7) design revision so that yielding the final product design of teaching materials referring to Curriculum 2013. The design try out involves ten pupil the fourth grade of SD N 2 Cawas which was carried out in April 2014.
The result of the research shows that the teaching material developed is evaluated from aspect:1) The aims and the approach, 2) the design and the organization, 3) content, 4) language skill, 5) topic, 6) methodology. Base on validity result the expert of Curriculum 2013 on Elementary School yield score 4,10 with good category. The validity of class teachers on fourth grade in SD N 2 Cawas obtain score 4,45 with very good category. The validity of class teacher on fourth grade in SD N Godean 1 obtain score 4,24 with very good category. Ten students in the fourth grade SD N 2 Cawas obtain score averagely 4,30 and are categorized in very good category. Therefore the teaching material develop has been applicable in the teaching process of Curriculum 2013 for grade student of Elementary School.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA
MENGENAL LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR” dapat peneliti selesaikan dengan bik dan tepat waktu. Skripsi
ini disusun demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan, bantuan, dan dukungan demi terlaksananya penelitian ini hingga penyusunan skripsi. Ucapan terimakasih peneliti kepada:
1. Bapak Drs. Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
xi
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan
saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Para dosen dan staf PGSD, terima kasih atas bantuan dan saran yang telah
diberikan.
6. Bapak Suseno, S.Pd selaku kepala sekolah SD N 2 Cawas yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.
7. Ibu Istutik Zuwanti, S.Pd selaku guru kelas IV SD N Godean 1 yang telah menjadi validator dan membimbing dan membantu pelaksanaan
penelitian.
8. Ibu Sri Sunarti, S.Pd selaku guru kelas IV SD N 2 Cawasyang telah menjadi validator dan membimbing dan membantu pelaksanaan
penelitian.
9. Ibu Dra. Maslichah Asyari, M.Pd., yang telah meluangkan waktu, tenaga
dan pikiran untuk bersedia menjadi validator dalam penelitian ini.
10.Siswa-siswi SD N 2 Cawas yang dapat bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian.
xii
dan tante Rini yang selalu memberiku dukungan dan semangat luar biasa.
Serta keluarga besar yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
12.Sahabat-sahabatku dari kecil yang selalu memberi semangat. Tak lupa
juga sahabat-sahabat MMCku yang selalu memberi dukungan yang tak terhingga. Dan teman-teman kelas B yang telah membantu dan memberi dukungan.
13.Teman-teman seperjuangan skripsi Kurikulum 2013 yang selalu mengingatkan, memberi dukungan, semangat dan keceriaan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
14.Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang turut memberikan bantuan dan dukungan, peneliti ucapkan terimakasih.
Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna
bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
xiv
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Batasan Istilah ... 6
1.6 Spesifikasi Produk ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 8
2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 8
2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif ... 12
2.1.1.3 Pendekatan Saintifik... 15
2.1.1.4 Penilaian Otentik ... 19
2.1.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal ... 23
2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar... 25
2.2 Penelitian yang Relevan ... 31
2.3 Kerangka Berpikir ... 33
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Prosedur Pengembangan ... 37
3.3 Waktu Penelitian ... 40
3.4 Uji coba Produk... 41
xv
3.4.1 Desain Uji Coba ... 41
3.4.2 Subyek Uji Coba ... 42
3.4.3 Instrumen Penelitian... 42
3.4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.4.5 Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Data Analisis Kebutuhan... 46
4.2 Deskripsi Produk Awal ... 48
4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 52
4.3.1 Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk .. 52
4.3.2 Data Hasil Validasi Guru Kelas IV SD dan Revisi Produk ... 55
4.3.3 Data Hasil Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 60
4.4 Kajian Produk Akhir ... 64
4.5 Perolehan Skor Validasi Produk ... 65
4.6 Pembahasan ... 66
BAB V PENUTUP ... 69
5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 70
5.3 Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 26 Gambar 3.1 Tahap-tahap R & D menurut Borg & Gall ... 37
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ... 38
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 40
Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima ... 43
Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ... 45
Tabel 4.1 Daftar Pertayaan Wawancara ... 46
Tabel 4.2 Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 54
Tabel 4.3 Komentar Guru Kelas IV SD N Godean 1 dan Revisi ... 57
Tabel 4.4 Komentar Guru Kelas IV SD N 2 Cawas dan Revisi ... 60
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru ... 75
Lampiran 2 Jaring-jaring Bulanan ... 78
Lampiran 3 Jaring-jaring Indikator Mingguan ... 79
Lampiran 4 Jaring-jaring Indikator Harian ... 80
Lampiran 5 Silabus ... 86
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 113
Lampiran 7 Lembar Kuesioner Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 186
Lampiran 8 Lembar Kuesioner Validasi Guru SD N Godean 1 ... 190
Lampiran 9 Lembar Kuesioner Validasi Guru SD N 2 Cawas ... 194
Lampiran 10 Lembar Kuesioner Validasi Lapangan ... 198
Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 218
Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru SD Godean 1 ... 221
Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru SD 2 Cawas ... 224
Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan ... 227
Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian ... 229
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian ... 230
Lampiran 17 Foto-foto Validasi Lapangan ... 231
Lampiran 18 Biodata Penulis ... 233
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi masa depan. Investasi yang dimaksud
digunakan sebagai modal untuk menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang, tidak hanya menyangkut uang saja namun juga menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan yang dimiliki seseorang. Upaya untuk mencapai
pendidikan yang dapat menghasilkan seseorang yang berkualitas adalah melalui adanya kurikulum di sekolah. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran
pada semua jenis dan jenjang pendidikan (Arifin, 2011: 1). Salah satu kurikulum yang sedang berjalan di Indonesia adalah Kurikulum 2013.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan persoalan yang penting. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan kualitas pendidikan. Alasan perubahan kurikulum karena kurikulum pendidikan harus
disesuaikan dengan tuntutan zaman. Karena zaman berubah, maka kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata. Pengembangan
kurikulum 2013 menitik beratkan pada pendekatan tematik-integratif. Kemendikbud (2013: iii) pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Aneka kemajuan
2
menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia di masa depan.
Kurikulum mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan melalui pengetahuan, keterampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi
serta bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Tanpa adanya kurikulum maka pendidikan tidak tahu kemana arah tujuan yang akan dicapai.
Kurikulum akan sangat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk dapat
mengembangkan sekolah. Selain itu, kurikulum juga membantu guru untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di kelas, yaitu salah satunya dengan
menyusun bahan ajar. Penyusunan bahan ajar yang dilakukan oleh guru akan mempermudah mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru secara jelas mengetahui keadaan peserta didik yang diajarnya. Alangkah baiknya jika bahan
ajar dibuat oleh guru bukan oleh pemerintah. Bahan ajar menjadi perangkat pembelajaran yang wajib ada dalam sebuah aktivitas belajar. Sukmadinata (2009: 3)
menyebutkan bahwa bahan ajar menjadi salah satu komponen utama kurikulum.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada hari Sabtu, 7 September 2013 di SD Negeri 1 Ungaran Yogyakarta mengenai Kurikulum 2013 dan
bahan ajar, maka diperoleh informasi bahwa pemahaman guru masih kurang terhadap Kurikulum 2013. Guru hanya menyebutkan tentang pelaksanaan di kelas 1 dan 4,
jumlah pelajaran berkurang dan jam pelajaran bertambah. Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran, penilaian otentik dan pendidikan karakter
sudah cukup baik dan bahkan guru sudah menerapkannya dalam pembelajaran itu sendiri. Selain itu guru juga masih membutuhkan suplemen bahan ajar. Suplemen
tersebut digunakan untuk referensi guru dalam mengajar yang bisa didapatkan dari
koran, internet, perpustakaan dan buku tambahan. Guru juga belum mampu mengembangkan bahan ajar secara mandiri hal ini dikarenakan pedoman untuk
pengembangannya belum ada. Guru hanya mampu mengembangkan dengan membuat materi soal. Anggapan guru mengenai bahan ajar Kurikulum SD 2013 sudah sesuai dengan budaya lokal sekolah. Pemahaman terhadap jenis-jenis karakter
sudah baik dikarenakan dapat menyebutkan penerapannya dalam pembelajaran. Saran terhadap bahan ajar Kurikulum SD 2013 adalah minimal setahun sekali ada evaluasi
tentang luas sempitnya materi, kesesuaian materi terhadap kelas dan format penilaian. Guru masih memerlukan bahan ajar untuk melakukan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Guru berpendapat bahwa saat pelaksanaan Kurikulum 2013 guru juga mengalami kesulitan yaitu ada beberapa indikator yang tidak nyambung
dengan kompetensi inti (KI), sarana pendukung media pembelajaran masih kurang, bentuk penilaian dalam Kurikulum SD 2013 belum tahu bentuknya dan buku yang diberikan oleh pemerintah untuk sekolah jumlahnya juga masih kurang, selain itu
materi yang ada juga perlu disesuaikan dengan keadaan siswa di masing-masing sekolah. Jadi bahan ajar yang digunakan untuk kurikulum 2013 masih perlu
disempurnakan lagi. Dengan demikian bahan ajar tersebut alangkah lebih baik jika dibuat oleh guru itu sendiri bukan dari pemerintah.
4
(1995: 3) mengemukakan unsur–unsur tersebut adalah aims and objectivess, desain
and organitation, language contents, skills, topic, methodologi, teacher’s book,
practical consideration. Unsur–unsur diatas kemudian diambil 5 aspek yang
kemudian dikembangkan menjadi indikator–indikator instrumen penilaian validasi untuk menilai kualitas bahan ajar. Aspek tersebut meliputi:(1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi.
Dengan melihat masalah tersebut, peneliti mencoba memberi alternatif solusi mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan
kurikulum 2013 yang berkembang. Oleh karena itu peneliti ingin membuat bahan ajar. Peneliti membatasi pengembangan modul pada kelas IV tema “Daerah Tempat
Tinggal” subtema “Mengenal Lingkungan Tempat Tinggal”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar subtema mengenal lingkungan
tempat tinggal mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas produk bahan ajar subtema mengenal lingkungan tempat
tinggal mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujan kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1. Memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar subtema mengenal lingkungan tempat tinggal mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar subtema mengenal lingkungan tempat tinggal mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah
Dasar.
1.4Manfaat Penelitian
Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa calon guru semakin terampil dalam mengolah bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Bagi guru
Guru dapat memperoleh dan menggunakan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
3. Bagi siswa
Bahan ajar yang dikembangkan dapat emmbantu siswa dalam belajar.
4. Bagi sekolah
6
5. Bagi Prodi PGSD
Dosen dan mahasiswa PGSD memiliki kemampuan untuk
mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar.
1.5Batasan Istilah
1. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dasar dari berbagai mata
pelajaran ke dalam suatu tema.
2. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang didalamnya ada kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. 3. Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan atas hasil belajar
peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. 4. Pendidikan karakter adalah usaha untuk mengembangkan karakter
yang dimiliki peserta didik sehingga menjadi karakter dirinya
5. Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: Tema, Subtema, KI,
KD, indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, aksi/tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak
lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.
1.6Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut.
1. Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi
siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
2. Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.
3. Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan sains.
4. Bahan ajar berbasis budaya lokal.
8 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1Kurikulum 2013
2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013
1. Rasional Kurikulum 2013
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) dalam (Tim Pengembang MKDP) adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum SD-MI memaparkan bahwa pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Permendikbud no. 67 tahun 2013 menyatakan bahwa faktor yang menjadi dasar
pengembangan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Selain
itu, tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia yang dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat
dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan
imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
pilihan-10
pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; (ii)
pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/
media lainnya);
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu
dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola yaitu: (1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; (2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan (3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
2. Elemen Perubahan Kurikulum
Kemendikbud (2013: 97) Elemen perubahan pada Kurikulum 2013 adalah
meliputi beberapa aspek, antara lain:
a. Kompetensi lulusan yaitu adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills
dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
b. Kedudukan mata pelajaran (ISI) yaitu Kompetensi yang semula diturunkan
dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
c. Pendekatan (ISI): pada tingkat SD (Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran).
d. Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) yaitu: (1) holistik
berbasis sains (alam, sosial, dan budaya); (2) jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6; dan (3) jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan
pendekatan pembelajaran
e. Proses pembelajaran yang terdiri dari: (1) Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan
Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta; (2) belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat; (3) guru bukan satu-satunya sumber belajar; (4) sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan; dan (5) tematik dan terpadu.
f. Penilaian hasil belajar terdiri dari: (1) penilaian berbasis kompetensi; (2) pergeseran dari penilaian melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
12
inti dan SKL; (5) pendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa
sebagai instrumen utama penilaian; dan (6) ekstrakurikuler yang terdapat dalam kurikulum 2013 yaitu: pramuka (wajib), UKS, PMR dan Bahasa
Inggris.
g. Perubahan untuk semua mata pelajaran yaitu: (1)materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (2) pendekatan
pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai
sumber-sumber belajar [siswa mencari tahu]; (3) penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.
2.1.1.2Pendekatan Tematik Integratif
1. Pengertian Pendekatan Tematik Integratif
Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pada kurikulum KTSP pembelajaran tematik hanya diterapkan pada kelas I sampai dengan kelas III, sedangkan kelas IV sampai
dengan kelas VI masih menggunakan pendekatan mata pelajaran. Pembelajaran tematik integratif sering dikenal dengan sebutan pembelajaran tematik terpadu.
Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang memadupadankan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara
individu maupun kelompok agar aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik (Majid, 2014:80).
Pembelajaran tematik integratif sering juga disebut pembelajaran tematik
terintegrasi. Implementasi pembelajaran tematik menuntut kemampuan guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Karena itu guru harus
memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas. Oleh karena Model Pembelajaran Tematik ini bersifat ramah otak, guru harus mampu mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang
mungkin relevan dan dapat dioptimasi ketika berinteraksi dengan peserta didik selama proses pembelajaran.
Dari pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran ke dalam suatu tema.
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Pendekatan Tematik Integratif
Kemendikbud (2013: 198) pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk
memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar, karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan
bermakna bagi peserta didik. Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah: a. Mempermudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu;
b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama;
14
d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan
berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;
e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain;
f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan
dalam konteks tema yang jelas;
g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan;
h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi. 3. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu menurut Kemendikbud (2013:
198) adalah sebagai berikut:
a. Berpusat pada anak
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak
c. Pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan)
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antara mata pelajaran yang satu dengan lainnya)
e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai mata pelajaran)
f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya).
2.1.1.3Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak hanya mendapat informasi dari guru saja (Majid, 2014:193). Kemendikbud (2013: 205) menyatakan bahwa proses pembelajaran harus
menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan
proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru
diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
16
ada kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
2. Langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Permendikbud (2013 nomor 81A) menyatakan bahwa langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran
disajikan sebagai berikut: a. Mengamati
Metode mengamati sering disebut juga metode observasi dimana kegiatan ini mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud
Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut
ini: (1) menentukan objek apa yang akan diobservasi; (2) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi; (3) menentukan secara
jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder; (4) menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi; (5) menentukan secara
jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan
mudah dan lancar; (6) menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam,
dan alat-alat tulis lainnya. b. Menanya
Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik
untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan. Kegiatan
“menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. c. Mengumpulkan informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya.
Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang
lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam
18
d. Mengasosiasikan
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan.
e. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan
mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau
kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
2.1.1.4Penilaian Otentik
1. Pengertian Penilaian Otentik
Nurgiyantoro (2011: 22) bahwa penilaian adalah proses sistematis dalam
pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi dalam menentukan seberapa jauh seorang siswa dapat mencapai tujuan pendidikan. Sesuai dengan Kemendikbud
(2013) penilaian otentik (Asesmen autentik ) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran,
pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam kehidupan akademik keseharian, frasa asesmen autentik dan
penilaian autentik sering dipertukarkan. Akan tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik, tidak lazim digunakan. Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda
terstandar sekali pun. Ketika menerapkan asesmen autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan
konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
20
2. Jenis-jenis Penilaian Otentik
Dalam rangka melaksanakan asesmen autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya
pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3) tingkat
pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. Beberapa jenis asesmen autentik menurut Kemendikbud (2013: 249) disajikan
berikut ini:
a.Penilaian kinerja
Penilaian otentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif maupun laporan kelas.
b. Penilaian proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik,
mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan
sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk
mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari
guru yaitu: (1) keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan; (2) kesesuaian atau relevansi materi
pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik dan; (3) orijinalitas atas keaslian sebuah proyek
pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan
rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian,
atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk
hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil
karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaian secara analitik
22
c.Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian
portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik
atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu.
Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat
karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau
peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. d. Penilaian tertulis
Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari
isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis
berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka
memperoleh nilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya keterampilan, atau
kelangkaan sumber daya alam. Masing-masing sisi pandang ini akan melahirkan jawaban berbeda, namun tetap terbuka memiliki kebenarann yang sama, asalkan analisisnya benar. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola
jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas
(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh
guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.
2.1.1.5Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal
Hermawan Kertajaya dalam Asmani (2012: 28) mengemukakan bahwa
karakter merupakan “ciri khas” yang dimilki oleh suatu benda atau individu. Ciri
khas tersebut adalah “asli” dan mengakar pada kepribadian benda atau individu
tersebut dan merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang dalam
24
khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama di lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara. Sedangkan Homby dan Parnwell (dalam Hidayatullah, 2010:12), secara harfiah karakter artinya kualitas mental atau moral, nama atau
reputasi.
Dari pengertian tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakter adalah sifat atau kepribadian yang ada dalam diri seseorang. Karakter akan membuat
seseorang menjadi disukai atau dibenci oleh orang lain. Seseorang yang mempunyai karakter yang baik akan disukai oleh orang lain, begitu juga sebaliknya.
Koesoema dalam Zubaedi (2011:15), pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif. Kualitas kemanusiaan yang dimaksud bukan hanya baik untuk
individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan. Megawangi (2004: 95) berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah
usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Sedangkan Koesoema
(2012:124), menyebutkan bahwa pendidikan karakter merupakan pola pendidikan yang lebih berkaitan dengan bagaimana menanamkan nilai-nilai tertentu dalam diri
anak didik di sekolah.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter adalah usaha untuk mengembangkan karakter yang dimiliki peserta didik sehingga menjadi karakter dirinya sendiri. Dalam pelaksanaannya pendidikan
karakter hendaknya dilakukan secara terpadu atau terintegrasi dengan mata
pelajaran lainnya.
Budaya lokal biasanya didefinisikan sebagai budaya asli dari suatu kelompok
masyarakat tertentu (Atiek, 2009: 3). Sedangkan J.W. Ajawaila dalam Atiek (2009), budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep budaya lokal.
Definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada suatu tradisi yang berkembang di
Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis telah dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal. Namun, dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya batas-batas fisik suatu
kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi dan penyebaran media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya lokal suatu kelompok
masyarakat yang masih sedemikian asli (Atiek, 2009: 3).
Dari pengertian diatas yang dimaksud pendidikan karakter berbasis budaya lokal adalah usaha untuk mengembangkan karakter yang dimiliki peserta didik
dengan menganut sistem suatu kebudayaan lokal.
2.1.2Model Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar adalah salah satu komponen yang penting dalam kegiatan belajar
26
bahan ajar dibutuhkan suatu model pengembangan bahan ajar yang
dikembangkan berdasarkan langkah-langkah penyusunannya. Salah satu moedel pengembangan bahan ajar yaitu, model pengembangan menurut J. Kemp. Bentuk
bagan pengembangan adalah lingkaran dan arah pengembangan perangkat berlangsung searah jarum jam dimulai dari identifikasi masalah, analisis siswa, analisis tugas, merumuskan indikator, penyusunan instrumen evaluasi, strategi
pembelajaran, pemilihan media atau sumber belajar, pelayanan pendukung, kemudian evaluasi formatif dan evaluasi sumatif yang dilanjutkan dengan adanya
revisi perangkat.
Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan menurut Jerold E Kemp yang telah direvisi (Trianto, 2009:179-186) adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Bagan Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp yang direvisi Identifikasi
Masalah Pembelajaran
Strategi Pembelajara n
Analisis Siswa a.
Pemilihan media
Analisis Tugas
Penyusunan Instrumen Evaluasi
Merumuskan Indikator Pelayanan
Pendukung Evaluasi
sumatif
re
vi
si
re
vi
si
Evaluasi Formatif Evaluasi Formatif
Unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp,
meliputi:
a. Identifikasi Masalah Pembelajaran
Pada unsur identifikasi masalah pembelajaran bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan dalam kurikulum dan fakta dilapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun
strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. b. Analisis Siswa
Pada unsur analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengelaman baik individu maupun kelompok. Identifikasi tingkah laku awal siswa yaitu mengidentifikasi
keterampilan-keterampilan khusus yang harus dimiliki siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan efektif serta
efisien. Analisis ini dapat dijadikan gambaran untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.
c. Analisis Tugas
Kemp dalam Trianto (2009: 181) mengemukakan analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas memuat
analisis struktur isi, analisis konsep, analisis prosedural, dan analisis pemrosesan informasi. Analisis struktur isi dilakukan dengan mencermati kurikulum mulai dari
28
utama yang akan diajarkan dan disusun secara sistematis sesuai urutan penyajiannya
dan merinci konsep-konsep yang relevan. Menurut Kemp dalam Trianto (2009: 182), analisis konsep digunakan untuk mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip, dan aturan
yang dibutuhkan dalam pengajaran. Analisis prosedural dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian, hasil analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis prosedural. Analisis pemrosesan
informasi dilakukan untuk mengelompokan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran. Hasil analisis ini adalah cakupan konsep atau tugas yang akan
diajarkan dalam satu rencana pelajaran. d. Merumuskan Indikator
Kardi dalam Trianto (2009:182) mengemukakan bahwa perumusan indikator
didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai
melakukan pembelajaran. oleh karena itu, dalam merumuskan suatu indikator harus mempertimbangkan kemampuan awal dari siswa. Indikator yang dirumuskan tersebut berfungsi sebagai (1) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, (2) kerangka kerja
dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (3) panduan siswa dalam belajar.
e. Penyusunan Instrumen Evaluasi
Pada unsur penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk
mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar.
f. Strategi Pembelajaran
Pada unsur pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi meliputi: pemilihan model,
pendekatan dan metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan.
g. Pemilihan media
Pada unsur pemilihan alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang terdapat rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa. Pemilihan
media dan sumber pembelajaran berdasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih.
h. Pelayanan Pendukung
Pada unsur ini, selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung
yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, tenaga terkait laboratorium dan perpustakaan, dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.
i. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan
pembelajaran. Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam
30
pengejaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara
luas.
j. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Tes sumatif dapat dilakukan dengan posttest dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit dan ujian
akhir untuk pelajaran tertentu.
k. Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan kritik dan masukan yang diperoleh dari hasil validasi dan uji coba terbatas. Revisi akan terus dilakukan sampai rancangan
yang dibuat memiliki kesesuaian isi dan kualitas yang baik.
Menurut Kemp dalam Trianto (2009:179), pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut, tiap langkah pengembangan berhubungan langsung
dengan evaluasi dan setelah evaluasi dapat dilakukan revisi untuk memperbaiki produk yang dibuat.
Untuk menghasilkan bahan ajar yang berkualitas maka perlu dilakukan penilaian
atau evaluasi. Cunningsworth mengemukakan beberapa unsur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi bahan ajar. Unsur–unsur tersebut adalah aims and objectivess,
book, practical consideration (1995: 3). Unsur–unsur diatas kemudian diambil 5
aspek yang kemudian dikembangkan menjadi indikator–indikator instrumen penilaian validasi untuk menilai kualitas bahan ajar. Aspek tersebut meliputi: (1) tujuan dan
pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi.
2.2 Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Deny Adventy Sary dengan judul “Pengembangan
Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan
Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode R and D (Research and
Development) atau penelitian dan pengembangan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk
keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil validasi para pakar dan uji coba lapangan di SDN Adisucipto 1 Yogyakarta. Skor yang didapatkan dari pakar
pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 4,40, pakar pendidikan karakter adalah 4,00, guru Bahasa Indonesia adalah 4,03, dan uji coba lapangan pada 10 siswa kelas IVA
adalah 4,51. Berdasarkan skor-skor tersebut diperoleh skor rata-rata 4,24 dan
termasuk dalam kategori bahan ajar dengan kualitas “sangat baik”, ditinjau dari aspek
32
dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
keterampilan membaca kelas IV semester gasal.
Penelitian yang dilakukan oleh Margareta Erna Wijayanti dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk
Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sd Kelas IV Semester
Gasal”. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode R and D (Research and
Development) atau penelitian dan pengembangan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk
keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal. Hasil yang didapatkan berdasarkan hasil validasi oleh pakar pendidikan karakter, pakar Bahasa Indonesia, 2 orang guru Bahasa Indonesia kelas
IV, dan siswa kelas IV SDN Jolosutro Piyungan bahan ajar memperoleh skor
rata-rata 4,15 dengan kategori “baik”. Dengan demikian pengembangan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis kelas IV semester gasal layak untuk digunakan dalam pembelajaran.
Penelitian yang terakhir adalah jurnal ilmiah oleh Yunus Abidin yang berjudul
“Model Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Berorientasi
Pendidikan Karakter”. Dalam jurnalnya Abidin mengemukakan Dalam pendidikan karakter, pembelajaran membaca di sekolah harus dilaksanakan dengan berorientasi
pada peningkatan kemampuan membaca sekaligus mengembangkan karakter siswa. Untuk itu, perlu dilakukan serangkaian upaya menciptakan proses pembelajaran
membaca yang bermutu dan berkarakter. Pengembangan pembelajaran membaca
dapat dilakukan melalui pemanfataan tiga saluran penerapan pendidikan karakter, yaitu melalui bahan ajar, model pembelajaran, dan penilaian otentik. Penilaian otentik
merupakan saluran yang paling penting sebab penggunaan penilaian otentik akan mencakup pemilihan bahan ajar dan model pembelajaran. Penilaian otentik memandu pembelajaran melalui pengreasian berbagai aktivitas belajar yang dilakukan siswa
selama proses pembelajaran yang di dalamnya terkandung muatan karakter. Penilaian otentik memberikan gambaran nyata kemampuan siswa dalam membaca dan
memberikan ukuran ketercapaian pengembangan karakter siswa. Berdasarkan kenyataan tersebut penggunaan penilaian otentik akan berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan membaca pemahaman dan pengembangan karakter siswa.
Berdasarkan literatur penelitian dan jurnal yang sudah pernah dilakukan di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian menggunakan metode yang sama yaitu
Research and Development (R and D). Karena penelitian mengenai Kurikulum 2013 belum ada maka peneliti mencoba mengembangkan produk berupa bahan ajar Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD.Penelitian diatas hanya terbatas pada pendidikan
karakter dan penilaian otentik, sehingga penelitian ini diperluas lagi menggunakan pendekatan tematik-integratif dan pendekatan saintifik.
2.3 Kerangka Berpikir
Kurikulum merupakan komponen yang penting dalam dunia pendidikan. Dalam
34
diperlukan beberapa hal pendukung yang harus disiapkan. Salah satu dari pendukung
yang harus disiapkan adalah ketersediaan bahan ajar yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting yang digunakan dalam
pembelajaran. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang berbasis aktivitas dan berpusat pada siswa. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang baru, sehingga bahan ajar yang ada masih terbatas. Selain itu, kenyataan dilapangan juga menunjukkan
bahwa sekolah yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 masih kekurangan penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Penyusunan bahan ajar sebaiknya
dilakukan oleh guru. Penyususnan bahan ajar yang dilakukan oleh guru akan mempermudah mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru secara jelas mengetahui keadaan peserta didik yang diajarnya. Alangkah baiknya jika bahan
ajar dibuat oleh guru bukan oleh pemerintah. Bahan ajar menjadi perangkat pembelajaran yang wajib ada dalam sebuah aktivitas belajar. Untuk itu peneliti
mencoba mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Bahan ajar dikembangkan dengan model pengembangan yang dikemukakan oleh Jerold E. Kemp. Bahan ajar yang dibuat diharapkan juga mampu mengembangkan empat aspek
sekaligus yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Dengan adanya bahan ajar yang dibuat oleh peneliti diharapkan mampu mewujudkan
terealisasikannya Kurikulum 2013.
2.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan bahan ajar tema 8 subtema “Mengenal Lingkungan Tempat Tinggal” mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas bahan ajar tema 8 subtema “Mengenal
Lingkungan Tempat Tinggal” mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar menurut pakar Kurikulum SD 2013?
3. Bagaimana kualitas bahan ajar tema 8 subtema “Mengenal
Lingkungan Tempat Tinggal” mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar menurut guru kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013?
4. Bagaimana kualitas bahan ajar tema 8 subtema “Mengenal
Lingkungan Tempat Tinggal” mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar menurut hasil uji coba produk pada siswa
36 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dan menguji keefektifan produk tersebut. Sedangkan Syaodih (2009: 164) berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk yang telah ada, dan produk tersebut produk yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan dari penelitian dan pengembangan menurut Mulyatiningsih (2011: 161) yaitu untuk menghasilkan
produk baru melalui proses pengembangan. Penelitian pengembangan lebih diarahkan pada upaya menghasilkan produk yang siap digunakan secara nyata di lapangan.
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan dapat berupa buku, modul/bahan ajar, program pembelajaran, maupun media belajar. Dalam penelitian ini peneliti menghasilkan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV. Ada
10 langkah tahap pengembangan Borg and Gall dalam Sugiyono (2012: 298-311), sepuluh langkah tersebut antara lain ; tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan
data, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi desain, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produk massal. Berikut
ini akan dijelaskan kesepuluh langkah tersebut dalam bagan yang lengkap dengan penjelasan di bawah ini.