i
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN
MENGANALISIS ATAS PENGGUNAAN MEDIA
TIMELINE
PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI
PERCOBAAN 3 PAKEM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maulida Nur Hasanah NIM: 101134241
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN
MENGANALISIS ATAS PENGGUNAAN MEDIA
TIMELINE
PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI
PERCOBAAN 3 PAKEM
Oleh:
Maulida Nur Hasanah
NIM: 101134241
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I
Rusmawan, S.Pd., M.Pd. Tanggal 13 Juni 2014
Dosen Pembimbing II
iii
SKRIPSI
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN
MENGANALISIS ATAS PENGGUNAAN MEDIA
TIMELINE
PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI
PERCOBAAN 3 PAKEM
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Maulida Nur Hasanah NIM. 101134241
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 8 Juli 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Anggota III : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. ………...
Yogyakarta, 8 Juli 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini ku persembahkan kepada:
1.
Allah SWT atas limpahan karunia dan petunjukNya.
2.
Bapak, Ibu yang setia mendoakan dan memberikan motivasi.
3.
Adikku yang selalu memberikan semangat.
4.
Kakek, nenek yang senantiasa mendoakan.
5.
Teman-teman PGSD angkatan 2010 yang selalu mendukung dalam doa.
v MOTTO
“
Lakukan segera dengan hati yang damai terhadap apa yang harus segera kamu
kerjakan, agar Tuhan senantiasa memudahkan jalanmu.”
“Do your best any moment that you have.”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Juli 2014
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maulida Nur Hasanah
NIM : 101134241
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS ATAS PENGGUNAAN MEDIA TIMELINE PADA MATA PELAJARAN
IPS KELAS V SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 8 Juli 2014
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS ATAS PENGGUNAAN MEDIA TIMELINE PADA MATA PELAJARAN
IPS KELAS V SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM Maulida Nur Hasanah
Universitas Sanata Dharma 2014
Kata kunci: media timeline, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, mata pelajaran IPS.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran IPS kepada siswa di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan 1) kemampuan mengaplikasi dan 2) kemampuan menganalisis atas penggunaan media timeline pada mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem tahun ajaran 2013/2014.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian adalah kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem yang berjumlah 64 siswa. Sampel yang digunakan adalah 32 siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan 32 siswa kelas VB sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian berupa soal essai yang valid dengan taraf signifikansi < 0,05 dan reliabel dengan taraf signifikansi 0,771 termasuk kategori tinggi. Data dianalisis menggunakan uji independent samples t-test.
ix ABSTRACT
APPLYING AND ANALYZING ABILITY DIFFERENCES IN USING TIMELINE IN 5TH GRADE SOCIAL SCIENCE SUBJECT
OF SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM Maulida Nur Hasanah
Sanata Dharma University 2014
Keywords: timeline media, applying ability, analyzing ability, social science subjects
This research was trigged by the lack of media utilization in delivering Social Science subject materials to elementary school students. It aimed to find out the differences in 1) applying abilities and 2) analyzing abilities in using timeline media in the 5th grade of SD Negeri Percobaan 3 Pakem, academic year 2013/2014 in the Social Science subject with the topic called struggles for maintaining the independence of Indonesia.
This quasi experimental research used a non-equivalent control group design. The population consisted of 64 grade five students of SD Negeri Percobaan 3 Pakem. The samples were 32 students of class VA as the experimental group and 32 students of VB as the control group. The instrument comprised valid essays with the level of significance of < 0.05 and the reliability with the level of significance of 0.771, which was categorized as high. The data were analyzed using an independent samples t-test.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
Skripsi dengan judul: “Perbedaan Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis Atas Penggunaan Media Timeline pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri
Percobaan 3 Pakem” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
dengan segenap hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD.
4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini tepat waktu.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini
tepat waktu.
6. Dra. Hj. Sudaryatun, M. Pd., selaku kepala sekolah SD Negeri Percobaan
3 Pakem yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
7. Ahmad Ritaudin, S.Pd., selaku guru mitra SD peneliti yang sudah
memberikan waktu dan tenaganya sehingga penelitian dapat berjalan
dengan lancar.
8. Siswa kelas VA dan VB SD Negeri Percobaan 3 Pakem Yogyakarta, yang
telah bekerjasama dalam penelitian ini sehingga penelitian berjalan dengan
lancar.
xi
10.Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai
skripsi ini selesai.
11.Kedua orangtua, Bapak Suyatno dan Ibu Tarwiyati, yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.
12.Adikku Ahmad Rizal yang selalu memberikan semangat.
13.Teman-teman kelompok payung IPS yang telah memberikan banyak
masukan, dukungan dan bantuan kepada peneliti dalam melakukan
penelitian.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena masih
banyak kekurangan. Namun, penulis berharap karya ilmiah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta, 8 Juli 2014
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
2.1.1 Pengertian Berpikir ... 8
2.1.2 Taksonomi Bloom ... 9
2.1.3 Kemampuan Mengaplikasi ... 9
2.1.4 KemampuanMenganalisis ... 10
2.2 Media Pembelajaran ... 12
xiii
2.2.2 Fungsi Media Pembelajaran ... 13
2.3 Media Pembelajaran Timeline ... 14
2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran Timeline ... 14
2.3.2 Manfaat Media Pembelajaran Timeline ... 15
2.4 IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) ... 16
2.4.1 Hakikat IPS ... 16
2.4.2 Tujuan IPS ... 17
2.4.3 Materi Ajar IPS Kelas V ... 18
2.5 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 19
2.6 Penelitian yang Relevan ... 21
2.6.1 Penelitian tentang Media Pembelajaran Timeline ... 21
2.6.2 Penelitian tentang Kemampuan Berpikir ... 22
2.7 Literature Map ... 24
2.8 Kerangka Berpikir ... 25
2.9 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB 3 METODE PENELITIAN... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Tempat dan Jadwal Penelitian ... 28
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
3.4 Variabel Penelitian ... 30
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 31
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.6.1 Tes ... 32
3.6.2 Observasi ... 34
3.7 Instrumen Penelitian ... 34
3.7.1 Tes ... 35
3.7.2 Lembar Observasi ... 35
3.8 Validitas dan Reliabilitas ... 36
3.9 Teknik Analisis Data ... 41
3.9.1 Uji Analisis Deskriptif ... 41
3.9.2 Uji Prasyarat Analisis ... 42
3.9.2.1 Uji Normalitas ... 42
xiv
3.9.3 Uji Hipotesis ... 44
3.9.3.1 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest ... 44
3.9.3.2 Uji Perbedaan Skor Posttest ... 45
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 47
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 47
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Pretest ... 48
4.1.2.1 Pretest Kelompok Kontrol ... 48
4.1.2.2 Pretest Kelompok Eksperimen ... 49
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Posttest ... 49
4.1.3.1 Posttest Kelompok Kontrol ... 50
4.1.3.2 Posttest Kelompok Eksperimen ... 50
4.2 Deskripsi Analisis Data ... 51
4.2.1 Deskripsi Analisis Data Pretest ... 51
4.2.1.1 Pretest Kelompok Kontrol ... 51
4.2.1.2 Pretest Kelompok Eksperimen ... 52
4.2.2 Deskripsi Analisis Data Posttest ... 53
4.2.2.1 Posttest Kelompok Kontrol ... 53
4.2.2.2 Posttest Kelompok Eksperimen ... 54
4.3 Uji Prasyarat ... 55
4.3.1 Uji Normalitas ... 55
4.3.1.1 Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi ... 56
4.3.1.2 Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis ... 56
4.3.2 Uji Homogenitas ... 57
4.3.2.1 Uji Homogenitas Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi... 58
4.3.2.2 Uji Homogenitas Skor Pretest Kemampuan Menganalisis ... 59
4.4 Uji Hipotesis ... 60
4.4.1 Perbedaan Kemampuan Mengaplikasi Atas Penggunaan Media Timeline ... 61
4.4.1.1 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 61
4.4.1.2 Uji Perbedaan Skor Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 63
xv
4.4.2.1 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis.
... 64
4.4.2.2 Uji Perbedaan Skor Posttest Kemampuan Menganalisis ... 66
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68
4.5.1 Perbedaan Kemampuan Mengaplikasi Atas Penggunaan Media Timeline ... 68
4.5.2 Perbedaan Kemampuan Menganalisis Atas Penggunaan Media Timeline ... 70
BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN ... 74
5.1 Kesimpulan ... 74
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 75
5.3 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN ... 80
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Pengambilan Data ... 29
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data ... 33
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 35
Tabel 4. Lembar Observasi Penggunaan Media Timeline dalam Pembelajaran ... 36
Tabel 5. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 38
Tabel 6. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 38
Tabel 7. Hasil Uji Validitas ... 40
Tabel 8. Kualifikasi Koefisien Reliabilitas ... 41
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas ... 41
Tabel 10. Pretest Kelompok Kontrol ... 48
Tabel 11. Pretest Kelompok Eksperimen ... 49
Tabel 12. Posttest Kelompok Kontrol ... 50
Tabel 13. Posttest Kelompok Eksperimen ... 50
Tabel 14. Deskripsi Data Pretest Kemampuan Mengaplikasi ... 51
Tabel 15. Deskripsi Data Pretest Kemampuan Menganalisis ... 52
Tabel 16. Deskripsi Data Pretest Kemampuan Mengaplikasi ... 52
Tabel 17. Deskripsi Data Pretest Kemampuan Menganalisis ... 52
Tabel 18. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 53
Tabel 19. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Menganalisis ... 54
Tabel 20. Deskripsi Data Posttestt Kemampuan Mengaplikasi ... 54
Tabel 21. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Menganalisis ... 54
Tabel 22. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi ... 56
Tabel 23. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis... 56
Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kemampuan Mengaplikasi ... 59
Tabel 25. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kemampuan Menganalisis ... 60
Tabel 26. Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 62
Tabel 27. Perbedaan Skor Posttest Kemampuan Mengaplikasi... 64
Tabel 28. Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 65
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Media Pembelajaran Timeline ... 15
Gambar 2. Literature Map ... 24
Gambar 3. Desain Penelitian ... 28
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Kelompok Eksperimen ... 81
Lampiran 2. RPP Kelompok Eksperimen ... 84
Lampiran 3. LKS Kelompok Eksperimen ... 99
Lampiran 4. Silabus Kelompok Kontrol ... 105
Lampiran 5. RPP Kelompok Kontrol ... 107
Lampiran 6. LKS Kelompok Kontrol ... 116
Lampiran 7. Materi Ajar IPS Kelas V SD... 118
Lampiran 8. Validitas (Media Timeline, RPP, dan Soal Essai) ... 124
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 140
Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 141
Lampiran 12. Instrumen Penelitian (Soal Essai) ... 142
Lampiran 13. Tabulasi Nilai Pretest dan Posttest Siswa ... 145
Lampiran 14. Hasil Analisis Dengan SPSS 20 ... 149
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian dari Kampus ... 159
Lampiran 16. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 160
Lampiran 17. Foto Kegiatan ... 161
1 BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan terdapat lima hal yang akan diuraikan oleh peneliti.
Lima hal tersebut adalah latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hak bagi setiap manusia. Dunia pendidikan memuat
usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis dalam tujuan untuk
mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh manusia, agar memperoleh
pengetahuan, pengalaman, serta mencapai kualitas hidup yang lebih baik
(Hamdani, 2011:19). Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang di
dalamnya terdapat proses belajar mengajar. Belajar adalah sebuah proses yang
terjadi secara menyeluruh pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
masih berada dalam kandungan atau bayi, serta ditandai dengan adanya perubahan
tingkah laku (Siregar, 2013:3). Salah satu hasil dalam proses pembelajaran
tersebut dapat berupa berkembangnya kemampuan kognitif.
Berbagai macam ranah kognitif dalam Taksonomi Bloom idealnya mampu
menjadikan siswa memperoleh pengalaman belajar yang beragam. Tahap atau
tingkatan perkembangan kognitif dalam Taksonomi Bloom tersebut dari yang
paling rendah sampai ke tahap yang paling tinggi diantaranya, mengingat,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Anderson
dan Krathwohl, 2010:6). Salah satu tahap tersebut yaitu mengaplikasi. Tahap
2
siswa untuk dapat menerapkan sesuatu berdasarkan prosedur ke situasi atau
keadaan tertentu untuk menyelesaikan masalah.
Selanjutnya, tahap yang keempat adalah tahap menganalisis. Pada tahap
menganalisis, siswa memiliki kemampuan untuk membedakan beberapa hal ke
dalam suatu topik yang relevan dan tidak relevan, mengorganisasi konsep dalam
beberapa bagian, dan menemukan persamaan atau kaitan antara beberapa topik.
Idealnya, kemampuan berpikir siswa tidak hanya pada tahap mengingat dan
memahami namun sampai pada tahap mengaplikasi dan menganalisis.
Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang mampu membuat siswa aktif.
Siswa tidak hanya terpaku oleh penjelasan guru yang menjadikan pengalaman
belajarnya kurang. Pengalaman belajar khususnya bagi siswa di sekolah dasar,
hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangannya serta dikondisikan pada
suasana belajar yang kondusif. Pembelajaran yang kondusif itu memungkinkan
siswa untuk mengeksplor segala sumber pengetahuan, membuat siswa merasa
senang dan nyaman dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, sehingga
proses belajar mengajar, interaksi guru dan siswa, serta hasil belajar siswa
menjadi maksimal.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran wajib
yang harus dipelajari siswa. IPS adalah mata pelajaran yang diberikan mulai dari
jenjang sekolah dasar mengenai konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan kehidupan, dan mengembangkan kemampuan berpikir
logis serta kritis dalam memecahkan suatu permasalahan (BSNP, 2006:575).
3
kemampuan menganalisis siswa dapat berkembang. Siswa semestinya dapat
menerapkan dalam situasi yang baru terhadap pengetahuan yang telah didapatnya.
Selain itu, siswa idealnya mampu menganalisis, membedakan dan menemukan
persamaan topik dari berbagai sumber, sehingga perkembangan berpikir siswa
akan lebih berkembang.
Hasil observasi pada tanggal 14 September 2014 di kelas VA SD Negeri
Percobaan 3 Pakem menunjukkan bahwa proses pembelajaran hanya berpusat
pada guru (teacher centered). Guru terlihat aktif dalam menjelaskan, dan bertanya
kepada siswa mengenai materi pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru berupa ceramah. Penggunaan metode ceramah dinilai kurang efektif
bagi pembelajaran yang menjadikan proses pembelajaran kurang bermakna,
membuat siswa pasif dan menimbulkan rasa bosan pada diri siswa (Muslich,
2007:201). Dalam pembelajaran tersebut, guru menggunakan media konvensional
berupa papan tulis. Setelah guru menjelaskan materi pelajaran, siswa diminta
untuk mencatat materi yang terdapat dalam buku pelajaran. Kemudian, siswa
mengerjakan soal latihan dalam buku LKS.
Peneliti juga menemukan kondisi diantaranya, siswa kurang aktif dalam
pembelajaran, terlihat dari aktivitas seperti bermain sendiri, mengganggu teman
lain. Selain itu, siswa kesulitan dalam menerapkan materi yang dipelajari ke
dalam situasi tertentu yang dibuktikan dengan siswa mengeluh pada saat guru
meminta untuk mengerjakan soal latihan, siswa kebingungan untuk
bahwa perkembangan kognitif siswa pada kemampuan mengaplikasi masih
kurang dikembangkan.
Selain itu, siswa kurang mampu membedakan antara bagian yang relevan dan
tidak relevan dalam beberapa hal, siswa juga merasa kebingungan untuk
mengorganisasi atau mengelompokkan konsep ke dalam beberapa bagian, siswa
tidak mampu menemukan persamaan atau kaitan antara beberapa topik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perkembangan kognitif siswa pada kemampuan
menganalisis juga kurang dikembangkan.
Hasil observasi kegiatan pembelajaran tersebut diperkuat lagi dengan hasil
wawancara peneliti dengan guru kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem yang
mengatakan bahwa pada saat pembelajaran IPS, siswa sering terlihat bosan,
kurang memperhatikan, dan sebagian siswa cenderung bermalas-malasan dalam
mengikuti pelajaran. Selain itu menurut guru kelas, materi IPS cukup sulit untuk
dipahami siswa SD, salah satunya yaitu mengenai perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia, di mana materi tersebut cukup banyak dan terdapat
tanggal peristiwa yang beragam.
Berdasarkan kenyataan di atas, yaitu guru dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa menggunakan metode ceramah dan media konvensional
berupa papan tulis yang membuat tingkat kognitif siswa belum sampai pada tahap
mengaplikasi dan menganalisis. Melihat permasalahan tersebut, agar siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran, maka dibutuhkan media pembelajaran sehingga
dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak
5
sarana dalam menyampaikan materi pembelajaran secara efektif, yang dapat
memacu siswa dalam berpikir, meningkatkan minat, perhatian sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Sukiman,
2012:29-30).
Salah satu media pembelajaran tersebut adalah media timeline, yang
diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang
abstrak. Timeline merupakan garis yang menunjukkan atau menggambarkan
urutan peristiwa dan waktu terjadinya suatu peristiwa yang disajikan dalam
sebuah bagan secara kronologis. Media timeline diharapkan dapat membantu
siswa dalam proses belajarnya. Media timeline juga membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang abstrak (Obenchain, 2011:186). Siswa dapat
mengkreasikannya dengan mencantumkan gambar, dan serangkaian keterangan
mengenai suatu peristiwa serta memberikan warna yang beraneka macam.
Media timeline akan dapat membantu siswa dalam kemampuan mengaplikasi
dan menganalisis pada mata pelajaran IPS khususnya materi perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Penggunaan media timeline dalam
kegiatan pembelajaran IPS masih jarang sekali dilakukan. Maka dari itu, peneliti
melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Mengaplikasi dan
Menganalisis Atas Penggunaan Media Timeline Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V
SD Negeri Percobaan 3 Pakem.”
1.2 Batasan Masalah
Penelitian ini, peneliti memfokuskan pada perbedaan kemampuan
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sedangkan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di SD, peneliti hanya akan membahas mengenai materi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang terdapat dalam materi
kelas V SD semester genap tahun pelajaran 2013/2014, SK. 2 Menghargai
peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia, KD. 2.4 Menghargai perjuangan para
tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian, diantaranya:
1.3.1 Apakah ada perbedaan kemampuan mengaplikasi atas penggunaan media
timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem
tahun ajaran 2013/2014?
1.3.2 Apakah ada perbedaan kemampuan menganalisis atas penggunaan media
timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem
tahun ajaran 2013/2014?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Mengetahui perbedaan kemampuan mengaplikasi atas penggunaan media
timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem
tahun ajaran 2013/2014.
1.4.2 Mengetahui perbedaan kemampuan menganalisis atas penggunaan media
timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem
7
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Secara teoritis
Penelitian ini dapat menjadi pedoman dan menambah wawasan baru
terkait pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan media timeline
terhadap kemampuan mengaplikasi dan kemampuan menganalisis.
1.5.2 Secara praktis 1.5.2.1Bagi sekolah
Sekolah dapat menjadikan penelitian ini sebagai wacana untuk semua
warga sekolah dan menambah daftar bacaan di perpustakaan.
1.5.2.2Bagi siswa
Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dalam mempelajari
materi pelajaran menggunakan media timeline.
1.5.2.3Bagi guru
Guru mendapatkan inspirasi mengenai media pembelajaran dan dapat
mengaplikasikan salah satu alternatif media pembelajaran berupa timeline
dalam pembelajaran.
1.5.2.4Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan tambahan wawasan baru mengenai media timeline.
Selain itu, peneliti juga memperoleh inspirasi dalam menerapkan
8 BAB 2 KAJIAN TEORI
Pada bab ini berisi kajian teori mengenai kemampuan berpikir, media
pembelajaran, media pembelajaran timeline, mata pelajaran IPS, karakteristik
siswa SD, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis
yang berupa dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.
2.1 Kemampuan Berpikir 2.1.1 Pengertian Berpikir
Menurut Kuswana (2011:1) berpikir merupakan suatu proses dalam
memberdayakan akal budi sebagai sarana mempertimbangkan, memutuskan
sesuatu hal yang terdapat dalam ingatan. Sedangkan menurut Ling dan Catling
(2012:181) berpikir adalah proses di mana persepsi-persepsi indera muncul dan
dapat diubah sehingga menjadikan kita untuk meniru lingkungan sekitar serta
menunjukkannya kembali sesuai dengan apa yang kita rencanakan dan kehendaki.
Berpikir adalah suatu proses mengelola informasi ke dalam memori (Santrock,
2007:357). Menurut Rahardanto (2007:402) berpikir merupakan proses yang
menghasilkan suatu persepsi baru melalui proses pengolahan informasi yang
mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan
masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas, dan kecerdasan.
Berdasarkan beberapa pengertian berpikir menurut para ahli di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa berpikir merupakan suatu proses yang menggunakan
9
terhadap berbagai hal atau informasi yang ada di sekitar, sebagai sarana untuk
memutuskan kehendak.
2.1.2 Taksonomi Bloom
Taksonomi adalah klasifikasi atau penggolongan tentang objek atau gejala
berdasarkan satu atau lebih prinsip tertentu (Supraptiknya, 2012:5). Sementara itu,
menurut Anderson dan Krathwohl (2010:43) proses kognitif terdiri dari enam
tahapan dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Tahapan kognitif
tersebut diantaranya dari yang paling rendah yaitu mengingat (remembering),
memahami (understanding), mengaplikasi (applying), menganalisis (analyzing),
mengevaluasi (evaluating), dan yang paling tinggi yaitu mencipta (creating). Pada
penelitian ini hanya berfokus pada tahap kognitif mengaplikasi dan menganalisis.
Berikut ini merupakan penjelasan dari kedua tahap tersebut.
2.1.3 Kemampuan Mengaplikasi
Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:116) kemampuan mengaplikasi
adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur ke dalam keadaan tertentu.
Sama halnya menurut Supraptiknya (2012:9) kemampuan mengaplikasi adalah
menggunakan informasi ke dalam situasi lain dikehidupan sehari-hari (familiar
situation). Menurut Purwanto (2006:114) kemampuan mengaplikasi adalah
menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki dalam memecahkan persoalan
dalam situasi yang baru.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
mengaplikasi adalah menggunakan pengetahuan atau informasi yang telah
Kategori proses mengaplikasi ini terdiri dari beberapa proses kognitif,
diantaranya mengeksekusi dan mengimplementasikan. Berikut ini merupakan
penjelasan dari masing-masing proses kognitif.
2.1.3.1Mengeksekusi adalah menerapkan atau melaksanakan suatu prosedur yang
sudah familier atau yang sudah dikenal oleh siswa sebelumnya dalam
menyelesaikan suatu tugas atau persoalan. Nama lain dari mengeksekusi
adalah melaksanakan.
2.1.3.2Mengimplementasikan adalah menerapkan suatu prosedur pada tugas yang
yang tidak familier. Nama lain dari mengimplementasikan adalah
menggunakan.
2.1.4 KemampuanMenganalisis
Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:120) kemampuan menganalisis
adalah menghubungkan beberapa bagian yang melibatkan proses pemecahan
materi menjadi bagian-bagian, menentukan hubungan-hubungan antara beberapa
topik. Sama halnya menurut Supraptiknya (2012:8) kemampuan menganalisis
adalah mengurai informasi ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur untuk
menemukan pemahaman dan hubungan-hubungan, memilah materi atau konsep,
ke dalam bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami,
membedakan antara fakta dan pendapat. Menurut Winkell (2007:275)
kemampuan menganalisis mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat
dipahami dengan baik. Menurut Kuswana (2012:118) kemampuan menganalisis
11
topik. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan untuk memahami sesuatu
dengan menguraikannya ke dalam unsur-unsur (Purwanto, 2009:51).
Menurut pendapat dari beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan menganalisis adalah membedakan, memilah, memecah suatu
topik atau materi menjadi bagian-bagian pokok dan mendeskripsikan atau
menggambarkan bagaimana bagian-bagian tersebut, dihubungkan satu sama lain
maupun menjadi sebuah topik atau hal.
Dalam kemampuan menganalisis ini, terkandung beberapa proses kognitif
diantaranya membedakan, mengorganisasi dan mengatribusikan. Berikut ini
merupakan penjelasan dari masing-masing proses kognitif.
2.1.4.1Membedakan adalah proses memilah-milah bagian yang penting dari
sebuah struktur. Proses membedakan terjadi pada waktu siswa memilih
informasi yang penting dan tidak penting atau yang relevan dan tidak
relevan, lalu selanjutnya siswa menemukan informasi yang penting atau
relevan tersebut. Nama lain membedakan yaitu menyendirikan, memilah,
memfokuskan, dan memilih.
2.1.4.2Mengorganisasi adalah mengindentifikasi situasi dan proses bagaimana
elemen-elemen dapat membentuk suatu struktur yang saling berhubungan.
Pada proses mengorganisasi, siswa menstrukturkan beberapa bagian
informasi yang saling terpisah sehingga terbangun hubungan-hubungan
yang sistematis dalam masing-masing struktur informasi. Nama lain dari
mengorganisasi yaitu membuat garis besar, mendeskripsikan peran,
2.1.4.3Mengatribusikan adalah melibatkan proses untuk menemukan persamaan
makna, dekonstruksi, di mana siswa menentukan sudut pandang, nilai atau
maksud dibalik materi pelajaran. Nama lain mengatribusikan yaitu
menemukan hubungan.
2.2 Media Pembelajaran
2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Salah satu sarana sebagai penunjang dalam kegiatan kegiatan
pembelajaran yaitu berupa media pembelajaran. Media dapat digunakan sebagai
sumber belajar. Berikut ini merupakan pengertian media pembelajaran menurut
beberapa ahli.
Menurut Kustandi (2011:7-9) media pembelajaran merupakan alat yang
berfungsi untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Sama
halnya dengan pandangan Munadi (2010:5-8) media pembelajaran adalah
penghubung pesan ajar selain guru yang dapat menyampaikan pesan dari sumber
ke penerima pesan dengan terencana, terciptanya lingkungan belajar yang
kondusif serta kegiatan belajar yang efisien dan efektif. Begitu pula menurut
Sukiman (2012:29-30) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
oleh guru sebagai sarana untuk menyampaikan pesan berupa materi ajar dalam
kegiatan pembelajaran ke penerima pesan (siswa) sehingga memacu siswa dalam
berpikir, minatnya, perhatian dan perasaannya yang sejalan dengan tercapainya
tujuan pembelajaran yang efektif. Hal tersebut sejalan menurut Angkowo dan
13
menyalurkan pesan, merangsang proses berpikir, membangkitkan perhatian,
kemauan untuk bertindak, menumbuhkan semangat yang menjadikan siswa aktif
dalam kegiatan belajar sehingga siswa dapat mengembangkan kepribadiannya.
Berdasarkan berbagai macam pengertian mengenai media pembelajaran,
maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu sarana
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan ajar selain guru, sehingga
membantu siswa dalam berpikir, membangkitkan semangat dalam belajar, serta
memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
2.2.2 Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Sukiman (2012:44) fungsi media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar diantaranya: (1) media pembelajaran memperjelas pesan dan
informasi sehingga dapat meningkatkan proses serta hasil belajar, (2) media
pembelajaran dapat mengarahkan perhatian anak sehingga timbul motivasi
belajar, interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungan belajarnya, dan
kemungkinan peserta didik untuk belajar secara individu sesuai dengan
kemampuan maupun minatnya, (3) media pembelajaran sebagai sarana mengatasi
keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Senada dengan Arsyad (2010:26) media
pembelajaran memiliki fungsi yaitu, (1) media pembelajaran dapat memperjelas
informasi atau pesan yang membuat proses dan hasil belajar menjadi meningkat,
(2) media pembelajaran sebagai wahana untuk meningkatkan perhatian dan
motivasi siswa dalam proses interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungannya sesuai dengan minta dan bakatnya, (3) media pembelajaran
dan waktu, (4) media pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh pengalaman yang lebih dengan lingkungan serta peristiwa-peristiwa
yang terjadi di sekeliling mereka. Sedangkan menurut Munadi (2010:37-48)
fungsi media pembelajaran diantaranya, (1) fungsi sebagai sumber belajar, (2)
fungsi semantik, (3) fungsi manipulatif, (4) fungsi psikologis yang terdiri dari
fungsi atensi, afektif, kognitif, imajinatif, motivasi, (5) fungsi sosio-kultural.
Penjelasan mengenai fungsi media pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai fungsi sebagai sarana
penunjang kegiatan pembelajaran yang dapat membantu komunikasi dan interaksi
antara guru dengan siswa, menumbuhkan motivasi dalam belajar, membantu
proses pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, memudahkan siswa
dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya, serta sebagai sarana pendorong
tercapainya tujuan pembelajaran.
2.3 Media Pembelajaran Timeline
2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran Timeline
Garis waktu dapat memuat tentang berbagai jenis informasi dan rentang
waktu yang berbeda. Media timeline dapat membantu siswa dalam mendalami
materi pelajaran. Media timeline juga membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang abstrak (Obenchain, 2011:186). Perhatian utama media timeline
adalah alat bantu dalam pembelajaran yang merupakan tipe atau jenis dari suatu
grafik yang teratur. Media timeline mengarahkan siswa untuk membuat garis
waktu kejadian disertai dengan tanggal, gambar, dan peristiwa. Senada dengan
15
menunjukkan hubungan antara peristiwa dan waktu yang disajikan dalam bagan
yang menggambarkan alur kejadian suatu peristiwa secara sistematis dan
kronologis. Berikut ini merupakan gambar dari media timeline.
Gambar 1. Media Pembelajaran Timeline
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, media pembelajaran timeline
merupakan media pembelajaran yang menggambarkan atau menunjukkan
hubungan antara peristiwa dan waktu, serta menguraikan tahapan suatu proses
yang terikat oleh waktu, di mana materi pembelajaran disajikan dalam sebuah
bagan secara kronologis.
2.3.2 Manfaat Media Pembelajaran Timeline
Manfaat media timeline dapat membantu siswa dalam berpikir mengenai
materi yang sulit dimengerti dalam pembelajaran. Media timeline juga membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak (Obenchain, 2011:186).
Media timeline tidak membutuhkan waktu yang lama dalam penggunaannya,
membantu siswa dalam mendalami dan menguraikan materi yang dipelajari
berdasarkan urutan waktunya, penyederhanaan konsep dari keseluruhan konsep
Dari beberapa penjelasan mengenai manfaat media timeline di atas, dapat
disimpulkan bahwa manfaat media timeline yaitu praktis untuk digunakan karena
tidak membutuhkan waktu yang lama dalam penggunaannya, membantu siswa
dalam mendalami dan menguraikan materi pelajaran secara kronologis.
2.4 IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 2.4.1 Hakikat IPS
Menurut Trianto (2010:171) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu
pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial
merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial, sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Senada dengan Sapriya (2009:7) mata
pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata
pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial
lainnya. Begitu pula menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:297) Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah ilmu pengetahuan yang merupakan perpaduan dari
berbagai macam mata pelajaran sejarah, ekonomi, sosiologi, geografi dan lain
sebagainya. Sedangkan menurut Rosdijati (2010:58) Ilmu Pengetahuan Sosial
17
SD/MI/SDLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi, dan ekonomi yang mengarahkan siswa untuk dapat menjadi warga
masyarakat yang menghargai nilai-nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai
lingkungan alam, dan menjadi warga dunia yang cinta damai. Sama halnya
menurut BSNP (2006:575) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu
mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Dari beberapa pengertian IPS di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah
salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB, membahas tentang fakta, konsep, yang merupakan integrasi
dari Sejarah, Geografi, Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.
2.4.2 Tujuan IPS
Menurut BSNP (2006:575) tujuan mata pelajaran IPS sebagai berikut: (1)
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan
global. IPS bertujuan agar siswa mampu mengaplikasikan apa yang telah
dipelajari sebagai bekal dalam menjalankan kehidupan di lingkungan masyarakat,
dan sebagai bekal untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi (Raharjo, 2007:15).
Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan IPS yaitu sebagai sarana siswa
dalam belajar, di mana siswa mampu mengenal konsep-konsep materi, mampu
berpikir secara logis, kritis, memiliki kemampuan bekerjasama dilingkungannya,
serta menjadi bekal dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2.4.3 Materi Ajar IPS Kelas V
Standar Kompetensi pada mata pelajaran IPS yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Selain itu,
Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 2.4. Menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaan. Berikut ini akan diuraikan mengenai materi
pembelajaran yang digunakan oleh peneliti.
Menurut Zuber (2012:179-190) perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia dibagi menjadi dua yaitu perjuangan di medan pertempuran dan
perjuangan melalui perundingan. Perjuangan para tokoh pejuang dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang terjadi di medan pertempuran
diantaranya: (1) pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, (2) pertempuran
19
jalur pertempuran, perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
juga melalui meja perundingan. Berikut ini merupakan berbagai macam
perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melalui perundingan:
(1) perjanjian Linggajati, (2) agresi militer Belanda I, (3) perjanjian Renville, (4)
agresi militer Belanda II, (5) serangan umum 1 Maret 1949, (6) perjanjian
Roem-Royen, (7) konferensi meja bundar, (8) pembentukan RIS.
2.5 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Setiap tahap perkembangan anak selalu memiliki karakteristik yang
berbeda. Perkembangan kognitif menurut Jean Piaget terdiri dari empat tahap
diantaranya, fase sensorimotor, fase praoperasional, fase operasional konkret, fase
operasional formal (Piaget dalam Wahyudin, 2011:19).
Fase I yaitu sensorimotor (usia 0-2 tahun). Fase ini dimulai dengan
munculnya gerakan-gerakan yang bersifat refleks sejak bayi dilahirkan. Bayi
memahami, mengeksplorasi dunia di sekitarnya dengan menggunakan indera dan
kemampuan motoriknya. Tindakan yang biasanya dilakukan bayi pada tahap ini
adalah menghisap, menggenggam, memukul, sebagai tanda bahwa dirinya
berusaha untuk menghadapi dunia yang baru setelah dilahirkan.
Fase II yaitu praoperasional (usia 2-7 tahun). Fase 2-7 tahun merupakan
fase di mana anak memulai tahap perkembangan kognitifnya dan memahami
benda-benda yang ada di sekitarnya dalam bentuk simbol. Tahapan ini anak
berusaha mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka kesulitan
memahami bagaimana perasaan orang disekitarnya. Namun disamping itu, anak
logis. Pada tahap ini, anak mulai menggambarkan dunianya melalui kata dan
gambar. Kata dan gambar ini yang menunjukkan peningkatan pemikiran simbolis
dan melebihi informasi inderawi serta kemampuan motorik.
Fase III yaitu operasional konkret (usia 7-12 tahun). Pada fase ini, anak
sudah mampu berpikir secara logis, mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan
kriterianya, mengurutkan benda sesuai dengan urutannya, kemampuan dalam
memahami persepsi orang lain, dan kemampuan untuk berpikir secara deduktif.
Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir sistematis,
namun terbatas pada objek-objek dan aktivitas yang konkret. Anak sudah mampu
berpikir secara logis mengenai kejadian-kejadian konkret dan mampu
mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang berbeda, tetapi hanya dalam
situasi yang sudah tidak asing lagi bagi anak.
Fase IV yaitu operasional Formal (usia 12 tahun sampai dewasa). Fase
operasional formal ditandai dengan meningkatnya kemampuan berpikir anak yaitu
dari kemampuan berpikir konkret ke kemampuan berpikir abstrak. Tahap ini anak
mulai mampu berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia. Tahap operasional formal adalah di
mana seseorang dapat berpikir secara lebih abstrak, sistematis, idealis, dan logis.
Berdasarkan penjelasan di atas, anak kelas V SD menurut teori
perkembangan Piaget berada pada tahap operasional konkret di mana anak mulai
mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun terbatas pada
objek-objek dan aktivitas yang konkret. Anak membutuhkan media pembelajaran
21
materi pembelajaran. Media timeline merupakan media pembelajaran yang dapat
membantu anak belajar pada usia operasional konkret karena media timeline dapat
membantu memahami konsep abstrak dengan garis waktu dan gambar yang
membantu anak melihat konsep dari materi yang dipelajari secara kronologis.
2.6 Penelitian yang Relevan
2.6.1 Penelitian tentang Media Pembelajaran Timeline
Mityasari (2013) meneliti peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran
IPS menggunakan media bagan garis waktu (timeline chart). Jenis penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas
V SDN Sumbersari 1 Megaluh Jombang tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 20
siswa. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan yang berbentuk
check list, lembar kuesioner atau angket, dan lembar soal. Hasil belajar siswa
mengalami kenaikan pada siklus I 72% menjadi 75% pada siklus II. Media bagan
garis waktu terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.
Mayasari (2013) meneliti tentang penggunaan Media time line chart
wayang dengan Penerapan Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas V. Jenis penelitian adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Populasi
penelitian adalah siswa kelas V SDN I Lurah Kecamatan Plumbon Kabupaten
Cirebon yang berjumlah 40 siswa. Instrumen yang digunakan adalah format
observasi kinerja guru, observasi aktivitas siswa, wawancara guru dan siswa,
catatan lapangan, alat tes hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada siklus I kriteria ketuntasan siswa sebesar 70%. Pada siklus II, kriteria
ketuntasan siswa mencapai 92,5% atau sebanyak 37 siswa. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan selama
menggunakan media time line chart wayang pada mata pelajaran IPS.
Silvani (2011) meneliti tentang pemanfaatan media timeline video
pembelajaran untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS siswa kelas IV
SDN Gunung Jati 01 Kec. Jabung Kab. Malang. Jenis penelitian adalah PTK.
Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Gunung Jati 01 Kec. Jabung Kab.
Malang yang berjumlah 36 siswa. Instrumen yang digunakan adalah lembar
observasi, dokumentasi, dan lembar wawancara. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemanfaatan media timeline video dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa kelas IV SDN Gunung Jati 01 Kec. Jabung Kab. Malang. Pada siklus I ke
siklus II, prosentase ketuntasan belajar mengalami peningkatan 33,34%.
Sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari siklus I 65,88 mejadi 71,78 pada
siklus II, jadi peningkatan hasil belajar IPS adalah sebesar 8,96%.
2.6.2 Penelitian tentang Kemampuan Berpikir
Yustriyana dan Sudianto (2013) meneliti tentang peningkatan
keterampilan berpikir kritis melalui media kliping koran dalam pembelajaran IPS
di SD. Jenis penelitian yang digunakan yaitu PTK. Subjek penelitian adalah kelas
IVB SDN Lidah Kulon 1 Surabaya yang berjumlah 43 siswa. Instrumen penelitian
ini adalah lembar observasi, lembar tes, dan wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran mengalami peningkatan
23
siklus II, 90% pada siklus III, artinya media kliping koran dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS SD.
Yanti, Suarjana dan Arcana (2013) meneliti tentang pengaruh model
pembelajaran course review horay terhadap kemampuan berpikir kritis mata
pelajaran IPS kelas V SD di Gugus V Kecamatan Kediri. Jenis penelitian adalah
(quasi eksperimen), desain posttest only non-equivalent control group design.
Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD gugus 5 Kecamatan Kediri semester
genap tahun ajaran 2012/2013. Sampel penelitian adalah kelas V SDN 1 Pandak
Bandung sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SDN 2 Pandak Bandung
sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian adalah tes essai. Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis
kelompok yang menggunakan model pembelajaran course review horay dengan
kelompok yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata
pelajaran IPS kelas V semester genap SD gugus 5 Kecamatan Kediri, dilihat dari
hasil analisis yaitu t hitung = 6,4 dan t tabel = 1,684.
Hartati (2010) meneliti tentang pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jenis penelitian
ini adalah penelitian pengembangan. Subjek penelitian yaitu kelas X SMA N 2
Pekalongan sebanyak 34 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kegiatan praktikum menggunakan alat peraga gaya gesek mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya tentang media pembelajaran
timeline dan kemampuan berpikir, belum ada yang meneliti mengenai perbedaan
kemampuan mengaplikasi dan kemampuan menganalisis atas penggunaan media
timeline pada siswa di sekolah dasar. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian
yang berjudul perbedaan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis atas
penggunaan media timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri
Percobaan 3 Pakem.
2.7 Literature Map
Gambar 2. Literature Map
Media Timeline Kemampuan Berpikir
Mityasari (2013) Media timeline-hasil belajar
Yanti, Suarjana & Arcana (2013) Model pembelajaran course review
horay-berpikir kritis
Perbedaan penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis Silvani (2011)
Media timeline video-hasil belajar
Hartati (2010)
25
2.8 Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan maka peneliti
dapat merumuskan kerangka berpikir sebagai berikut:
Pembelajaran yang bermakna akan menjadikan siswa aktif dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, serta mampu mengembangkan kemampuan
kognitifnya pada tahap mengaplikasi dan menganalisis. Kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis merupakan tahap berpikir ketiga dan keempat
menurut Taksonomi Bloom. Kemampuan mengaplikasi adalah adalah proses
kognitif yang melibatkan penggunaan pengetahuan prosedural dengan
menggunakan suatu prosedur ke dalam keadaan tertentu. Sedangkan kemampuan
menganalisis adalah menghubungkan beberapa bagian yang melibatkan proses
pemecahan materi menjadi bagian-bagian, menentukan hubungan-hubungannya
dengan tujuan untuk mengetahui strukturnya.
Pelajaran IPS seharusnya menjadi pelajaran yang menarik bagi siswa
terutama dalam materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,
karena materi tersebut dapat dikatakan mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi,
Karena itu, perlu penggunaan suatu media pembelajaran yang mampu menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran dan penyerapan materi pelajaran oleh siswa.
Salah satu alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran tersebut yaitu
berupa media timeline. Media timeline adalah alat bantu pembelajaran yang
berupa garis waktu, mengenai peristiwa, tahun, tanggal kejadian dan terdapat
rentang waktu yang berbeda secara kronologis. Media timeline diharapkan mampu
menganalisis dalam mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem.
2.9 Hipotesis Penelitian
2.9.1 Ada perbedaan kemampuan mengaplikasi atas penggunaan media timeline
pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem tahun
ajaran 2013/2014.
2.9.2 Ada perbedaan kemampuan menganalisis atas penggunaan media timeline
pada mata pelajaran IPS Kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem tahun
27 BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metode yang digunakan dalam
penelitian. Pembahasan metode penelitian terdiri dari sembilan bagian
diantaranya, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel,
variabel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, validitas
dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental (Sugiyono,
2013:114). Tipe penelitian yang digunakan yaitu non-equivalent control group
design (Sugiyono, 2013:116), karena penelitian ini menggunakan desain
penelitian dengan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen di mana kedua kelompok tidak dipilih secara random. Kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, masing-masing diberi soal pretest yang sama
sebagai langkah untuk mendapatkan informasi atau gambaran awal sebelum diberi
perlakuan. Selanjutnya, kelas VA sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas yang
mendapat perlakuan menggunakan media timeline. Sedangkan kelas VB sebagai
kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan menggunakan media timeline. Kedua
kelompok tersebut diberikan posttest yang sama, baik pada kelompok eksperimen
yang mendapat perlakuan maupun kelompok kontrol yang tidak mendapat
perlakuan sehingga dapat diketahui ada tidaknya perbedaan kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis atas penggunaan media timeline. Adapun untuk
(Sumber: Sugiyono, 2013:116) Gambar 3. Desain Penelitian Keterangan:
= rerata pretest kelompok eksperimen = rerata posttest kelompok eksperimen = rerata pretest kelompok kontrol = rerata posttest kelompok kontrol
X = perlakuan (treatment) menggunakan media timeline
3.2 Tempat dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Percobaan 3 Pakem, Jalan Kaliurang
Km 17, Sukunan, Pakembinangun, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelas
VA sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 32 siswa dengan 17 siswa
laki-laki dan 15 siswa perempuan. Kelas VB sebagai kelompok kontrol yang
berjumlah 32 siswa, dengan 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Penelitian dilakukan di SD Negeri Percobaan 3 Pakem karena SD tersebut
merupakan salah satu sekolah di daerah Pakem yang memiliki banyak prestasi,
baik prestasi dibidang akademik maupun non akademik disetiap tahunnya,
diantaranya selalu menjadi juara dua besar dalam pelaksanaan UNAS pada setiap
tahunnya di tingkat kecamatan, juara II olimpiade IPA tingkat Nasional, juara I
olimpiade kesehatan tingkat Kabupaten, dan juara I lomba siswa berprestasi
tingkat Kecamatan, juara II lomba dokter kecil tingkat kabupaten, serta masih
banyak prestasi lainnya.
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 3 minggu. Dimulai dari minggu
ketiga bulan April sampai minggu pertama bulan Mei 2014. Berikut ini perincian X
. . .
29
jadwal penelitian yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol:
Tabel 1. Jadwal Pengambilan Data
Kelompok Kegiatan Alokasi
Waktu Hari/Tanggal
menit Sabtu, 19 April 2014 Pembelajaran mengenai
perjuangan di medan pertempuran dan perjuangan melalui
perundingan
2 x 35
menit Sabtu, 26 April 2014
Posttest 2 x 35
menit Sabtu, 3 Mei 2014
Kontrol VB
Pretest 2 x 35
menit Sabtu, 19 April 2014 Pembelajaran mengenai
perjuangan di medan pertempuran
2 x 35
menit Senin, 21 April 2014 Pembelajaran mengenai
perjuangan melalui perundingan
2 x 35
menit Selasa, 22 April 2014 Pembelajaran mengenai
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117).
Menurut Margono (2007:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian di dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang sudah ditentukan.
Populasi penelitian yang digunakan yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri
pembagian kelas menjadi dua yaitu kelas VA dan kelas VB, beralamat di Jalan
Kaliurang Km 17, Sukunan, Pakembinangun, Sleman, DIY.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013:118). Pengambilan sampel pada penelitian ini
ditentukan dengan diundi, yaitu menggunakan kertas yang dilipat sebanyak dua
buah yang menunjukkan jumlah kelas VA dan kelas VB. Selanjutnya, dilakukan
penentuan dengan mengambil satu lipatan kertas yang dipakai sebagai kelompok
eksperimen yang pertama muncul kelas VA, maka kelas VB sebagai kelompok
kontrol. Penentuan sampel ini disaksikan oleh guru mata pelajaran IPS yang akan
menyampaikan pembelajaran. Sampel dari penelitian ini yaitu kelas VA sebagai
kelompok eksperimen yang berjumlah 32 siswa, dengan 17 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan. Sedangkan kelas VB merupakan kelompok kontrol, jumlah
siswanya sebanyak 32 siswa, dengan 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan oleh
satu orang guru (guru mitra) untuk mengurangi faktor bias, sedangkan peneliti
melakukan observasi dan membantu guru dalam mempersiapkan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat berupa sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu, di mana sudah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tertentu dan
kemudian dapat ditarik hasil atau kesimpulannya (Sugiyono, 2013:60). Menurut
31
nilai, keadaan serta kategori untuk memberikan gambaran yang lebih nyata
mengenai fenomena-fenomena. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu variabel independen dan variabel dependen.
3.4.1 Variabel independen disebut juga variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi terjadinya perubahan pada variabel dependen atau variabel
terikat (Sugiyono, 2013:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penggunaan media timeline.
3.4.2 Variabel dependen disebut juga sebagai variabel terikat yang menjadi
akibat dari adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:61). Variabel dependen
dalam penelitian ini berupa kemampuan kognitif mengaplikasi dan
kemampuan menganalisis.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 4. Variabel Penelitian
3.5 Definisi Operasional Variabel
3.5.1 Penggunaan media timeline adalah penggunaan suatu media pembelajaran
yang menggambarkan atau menunjukkan hubungan antara peristiwa dan
waktu, di mana materi pembelajaran disajikan dalam sebuah bagan secara
3.5.2 Kemampuan mengaplikasi adalah kemampuan pada ranah kognitif untuk
menggunakan sutau prosedur ke dalam keadaan tertentu, yang terdiri atas
proses kognitif mengeksekusi dan mengimplementasikan.
3.5.3 Kemampuan menganalisis adalah kemampuan pada ranah kognitif untuk
memisah-misahkan, memilah, membedakan, mencari keterpaduan suatu
materi lalu mencari hubungan antar bagian tersebut, yang terdiri atas proses
kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan non
tes baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik non tes
berupa observasi.
3.6.1 Tes
Menurut Mardapi (2008:67) tes adalah sejumlah pertanyaan yang
membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan
dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek
tertentu. Tes adalah prosedur pengukuran yang berbentuk pemberian tugas baik
berupa pertanyaan yang harus dijawab, maupun perintah yang harus dikerjakan
sehingga dapat menghasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi
(Taniredja, 2011:49). Menurut Suwandi (2010:39) tes merupakan suatu bentuk
pemberian tugas yang harus dikerjakan, di mana jawaban yang dihasilkan berupa
gambaran kemampuan seseorang yang dites.
Tes essai adalah salah satu bentuk tes tertulis yang susunannya terdiri atas
33
menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan
kemampuan berpikir siswa. Tes essai dapat juga disebut sebagai tes dengan
menggunakan pertanyaan terbuka, di mana dalam tes tersebut siswa diharuskan
menjawab sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh para siswa. (Sukardi,
2008:94). Senada dengan Suwandi (2010:47) tes essai adalah memberikan
kebebasan kepada siswa untuk menyusun dan mengemukakan jawabannya sendiri
dalam lingkup yang secara relatif dibatasi. Tes essai memungkinkan siswa
menunjukkan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, menganalisis,
menghubungkan, informasi baru saat membaca soal yang dihadapkan kepadanya.
Pada penelitian ini, tes yang digunakan berupa prestest dan posttest.
Kelompok eksperimen dan kontrol, masing-masing diberi pretest sebagai langkah
awal guna mengetahui keadaan sebelum diberi perlakuan. Kelas kontrol berjalan
seperti biasa tanpa adanya perlakuan, sedangkan kelas eksperimen mendapat
perlakuan menggunakan media timeline. Setelah itu, kedua kelompok tersebut
diberi soal posttest, guna mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas yang
mendapat perlakuan menggunakan media timeline atau tidak. Berikut rincian
teknik pengumpulan data yang disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data
No Kelompok Variabel Pengumpulan data
Mengaplikasi Pretest Skor Pretest Soal essai nomor 1,2
Posttest Skor Posttest
Menganalisis Pretest Skor Pretest Soal essai nomor 3,4,5
Posttest Skor Posttest
2 Kontrol
Mengaplikasi Pretest Skor Pretest Soal essai nomor 1,2
Posttest Skor Posttest
Menganalisis Pretest Skor Pretest Soal essai nomor 3,4,5