• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : Low Birthweight Infant, Charecteristics of Mother, General Hospital Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords : Low Birthweight Infant, Charecteristics of Mother, General Hospital Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2012 – 2013

Erika D.C Pardede1, Rahayu Lubis2, Hiswani2 1

Alumni Departemen Epidemiologi FKM USU

2

Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

ABSTRACT

Low birth weight infant is a newborn baby whose weight at birth less than 2500 gram. Low birth weight infant including major factor in the increased mortality, morbidity baby and children. The prevalence of low birth weight according to the World Health Organization (WHO) in 2010 estimated 15% of all births in the world with limits 3.3% -3.8% and is more common in developing countries or low socioeconomic. The prevalence of low birth weight infant in Indonesia 2013 amounted to 10.2%.To know the charecteristics of mother who delivered low birth weight infant at General Hospital dr. Pirngadi Medan in 2012-2013, The population and sample 100 mother who delivered low birth infant. a descriptive study has been done by using a case series design and continued with the statistical analysis. Socio-demographically, highest proportion, 20-35 years old (64,0%), High Educated (70,0%), Islam (80,0%), Housewife (68,0%), and labor cost of BPJS (95,0%), Medico Obstetric, highest proportion : Primipara (56,0%), Interval of pregnancies with first-born child (55,0%), and Hb level ≥11 gram % (80,0%), Condition of baby’s born alive (81,0%), average length of stay 15,3 days (15 days), home in a state of recovery (92,0%), there is a differences between Hb level and Low birth weight infant (p = 0,042), there is no significant differences between parity and Low birth weight infant (p = 0,174), there is no significant differences between interval of pregnancies and Low birth weight infant (p = 0,106), there is no significant differences between proportion of condition infant at birth and Low birth weight infant ( p= 0,780). Pregnant mother especially who at risk, expected to check up her pregnancy regularly and increasing balanced nutrition to prevent the birth of babies with low birth weight. To General Hospital Dr. Pirngadi Medan, expected to complete the data registration system in medical record such as, gestational age, ethnic group, and some obstetric history is not contained in the card status.

Keywords : Low Birthweight Infant, Charecteristics of Mother, General Hospital Dr. Pirngadi Medan

Pendahuluan

Salah satu indikator yang mem-berikan gambaran pada keadaan kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB) dan juga angka kematian menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Di Indonesia morbiditas dan mortalitas bayi masih tinggi, dan Angka kematian

bayi di Indonesia tahun 2012 yaitu 32 per 1.000 kelahiran bayi.1

Dari seluruh kematian bayi sekitar 2 – 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir rendah pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai 2.499 gram).2

BBLR dibedakan menjadi 2 kategori yaitu BBLR premature usia kandungan kurang dari 37 minggu dan BBLR karena

(2)

retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.3 Angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2.500 gram.4

BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi,dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. Bayi dengan berat lahir rendah umumnya mengalami suatu proses hidup masa depan kurang baik, yang memiliki resiko tinggi untuk meninggal dalam usia balita jika dibandingkan dengan bayi non BBLR. Bila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR akan tumbuh dan berkembang lebih lambat, apalagi jika kekurangan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI yang tidak cukup pada bayi. Maka bayi BBLR cenderung besar menjadi balita dengan status gizi rendah. Bayi BBLR yang dapat bertahan hidup, dalam lima tahun pertama akan mempunyai resiko lebih tinggi dalam tumbuh kembang secara jangka panjang kehidupannya jika dibandingkan dengan bayi non BBLR. 5

Angka Prevalensi BBLR menurut World Health Organization (WHO) 2010 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% -3,8% dan lebih sering terjadi pada Negara-negara yang sedang berkembang atau sosial ekonomi rendah. Prevalensi BBLR tahun 2013 adalah sebesar 10,2% di Indonesia.6

Dari data yang didapat berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi angka kejadian BBLR pada tahun 2012 dan 2013 adalah 100 orang. Tingginya angka kejadian BBLR di RSU Dr. Pirngadi dan banyaknya faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR maka perlu dilakukan penelitian tentang Karateristik ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan rendah berdasarkan data yang tersedia di Medical record RSU Dr. Pirngadi.

Rumusan masalah penelitian ini belum diketahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir

rendah di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 dan 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, untuk mengetahui distribusi frekuensi Bayi dengan BBLR berdasarkan berat badan. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan sosiodemografi (umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan sumber biaya), sedangkan berdasarkan medico obstetric diukur meliputi paritas, jarak kehamilan, kadar Hb. Distribusi proporsi keadaan bayi sewaktu dilahirkan. Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSU Dr. Pirngadi. Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi BBLR berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang. Dan untuk mengetahui distribusi proporsi paritas berdasarkan BBLR. Untuk mengetahui angka distribusi proporsi jarak kehamilan berdasarkan BBLR. Distribusi proporsi kadar Hb berdasarkan BBLR, mengetahui Distribusi proporsi keadaan bayi setelah lahir berdasarkan BBLR.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan case series.Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari - September 2014.

Populasi penelitian sebanyak 100 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah data dari Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di RSU Dr. Pirngadi tahun 2012-2013. Dengan besar sampel sama dengan jumlah populasi (Total Sampel).Variabel bebas nya adalah paritas ibu, jarak kehamilan ibu, kadar Hb ibu dan keadaan bayi saat pada lahir sedangkan variabel terikatnya adalah Berat Badan bayi berdasarkan BBLR.

Hasil dan Pembahasan

Proporsi BBLR berdasarkan Berat Badan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 sampai 2013 yang tertinggi BBLR berdasarkan Berat Badan

(3)

adalah Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir 1500 sampai 2499 gram sebesar 82,0% (82 orang) dan Bayi Berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000 - 1499 gram sebesar 18% (18 orang).

Tingginya jumlah bayi yang BBLR, dengan ukuran berat lahir 1500-2500 gram, disebabkan oleh ukuran berat bayi lahir yang sudah mendekati normal dan rentang ukuran yang lebih panjang dibanding dengan penggolangan berat badan bayi lahir yang lain. Sedangkan rendahnya jumlah bayi berat lahir <1000 disebabkan oleh kejadiannya yang hanya terjadi pada kondisi yang ekstrim atau tidak biasa seperti ibu dengan status gizi buruk, anemi, malaria,dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau ketika hamil.4

Distribusi Ibu yang melahirkan Bayi dengan BBLR berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan bayi BBLR Berdasarkan Sosiodemografi.

Sosiodemografi f %

Umur

<20tahun dan >35tahun 20-35 tahun 36 64 36,0 64,0 Pendidikan Tidak Sekolah Pendidikan Rendah Pendidikan Tinggi 4 26 70 4,0 26,0 70,0 Agama Islam Kristen 80 20 80,0 20,0 Pekerjaan Tidak Bekerja PNS Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

10 8 14 68 10,0 8,0 14,0 68,0 Sumber Biaya BPJS Non BPJS 95 5 95,0 5,0

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan umur yang terbesar adalah Ibu yang umurnya beresiko rendah yaitu 25 sampai 35 tahun sebesar 64,0% (64 orang) dan yang memiliki resiko tinggi yaitu ibu yang berumur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun adalah sebesar 36,0% (36 orang).

Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan seorang bayi dengan BBLR berdasarkan riwayat pendidikan yang terbesar adalah ibu yang memiliki pendidikan tinggi yaitu tamatan SLTA, Akademi, dan Perguruan Tinggi sebesar 70,0% (70 orang) dan yang terendah yaitu Ibu yang tidak bersekolah yaitu sebesar 4,0% (4 orang).

Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan seorang bayi dengan BBLR berdasarkan agama yang terbesar adalah Ibu yang beragama Islam yaitu sebesar 80,0% ( 80 orang) dan diikuti Ibu yang beragama Kristen yaitu sebesar 20,0% (20 orang).

Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan seorang bayi dengan BBLR berdasarkan pekerjaan yang terbesar yaitu Ibu rumah tangga sebesar 68,0% (68 orang) dan terendah yaitu Ibu yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 8,0% (8 orang).

Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan seorang bayi dengan BBLR berdasarkan sumber biaya persalinan yang terbanyak yaitu menggunakan BPJS sebesar 95,0% (95 orang) sementara Ibu yang melahirkan dengan biaya sendiri atau non BPJS sebesar 5,0% (5 orang).

Distribusi Ibu yang melahirkan Bayi dengan Medico Obstetri dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan bayi BBLR Berdasarkan Data Medico Obstetri

Medico Obstetri f % Paritas Primipara Multipara Grande multipara 56 42 2 56,0 42,0 2,0 Jarak Kehamilan Kelahiran 0 tahun - <2tahun Jarak Kehamilan ≥ 2 tahun 56 44 56,0 44,0 Kadar Hb Hb ≥ 11 gram % Hb < 11 gram % 83 17 83,0 17,0

Berdasarkan tabel 2 Proporsi Ibu yang melahirkan seorang bayi dengan BBLR berdasarkan Medico Obstetri

(4)

meliputi paritas yang terbesar adalah Primipara yaitu jumlah persalinan sama dengan 1 yaitu sebesar 56,0 % (56 orang) dan yang terendah adalah grandemultipara yaitu jumlah persalinan lebih dari 5 sebesar 2,0% (2 orang).

Distribusi Proporsi Ibu yang melahirkan seorang bayi dengan BBLR berdasarkan jarak kehamilan yang terbesar adalah kelahiran anak nol sampai kurang dari 2 tahun yaitu sebesar 56,0% (56 orang) dan yang jarak kehamilan diatas atau sama dengan dari 2 tahun yaitu sebesar 44,0 %.

Distribusi Proporsi Ibu yang melahirkan seorang bayi dengan BBLR berdasarkan Kadar Hb yang terbesar adalah Ibu yang memiliki kadar Hb diatas sama dengan 11 gram % yaitu sebesar 83,0% (83 orang) sementara Ibu yang memiliki kadar Hb dibawah 11 gram % yaitu sebesar 17,0% (17 orang).

Distribusi Proporsi bayi dengan BBLR berdasarkan Keadaan bayi sewaktu dilahirkan yang terbesar adalah lahir hidup yaitu sebesar 81,0% (81 orang) dan diikuti bayi yang meninggal yaitu sebesar 19,0% (19 orang).

Distribusi Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan keadaan Ibu sewaktu pulang yang terbanyak adalah Ibu pulang dalam keadaan sembuh yaitu sebesar 92,0% (92 orang) sementara Ibu yang pulang atas permintaan sendiri (PAPS) adalah 8,0% (8 orang).

Lama rawatan rata-rata ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah sakit Umum dr.Pirngadi Medan tahun 2012-2013 adalah 15,3 hari. lama rawatan tersingkat adalah 1 hari dan terlama adalah 68 hari.

Lama Rawatan Ibu yang mencapai 68 hari karena Ibu tersebut sudah dirawat di RSU Dr.Pirngadi sebelum melahirkan dan kemungkinan disebabkan kondisi Ibu yang masih sangat lemah setelah melahirkan, serta kondisi bayi yang dilahirkan termasuk kategori Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) sehingga

mengharuskan Ibu dirawat lebih lama dan lebih intensif.

Tabel 3.Distribusi Proporsi Paritas Ibu Berdasarkan BBLR di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013

BBLR Paritas Total Primi- para Mutli- para Grande- multipar a f % f % f % f % 1500- 2499 49 59,8 32 39,0 1 1,2 82 100,0 1 1000 2 <1500 7 38,8 10 55,6 1 5,6 18 100,0 Pada tabel 3 diatas bahwa proporsi paritas ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR tertinggi adalah primipara (jumlah persalinan sama dengan 1) sebesar 59,8 % . Dengan BBLSR tertinggi adalah multipara ( jumlah persalinan 2 sampai 5) sebesar 55,6 % .

Ibu yang melahirkan bayi dengan paritas primipara (pertama kalinya terjadi kehamilan) kemungkinan yang terjadi adalah belum mempunyai pengalaman-pengalaman dalam menghadapi kehamilan dan persalinan sehingga bisa menyebabkan asupan gizi kurang, kunjungan ANC kurang dan untuk mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan sulit dilakukan.7

Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) yang expected count-nya kurang dari 5.

Tabel 4. Distribusi Proporsi Jarak kehamilan Berdasarkan BBLR di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 -2013

Pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa proporsi jarak kehamilan ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR tertinggi adalah kelahiran anak pertama (0 tahun) yaitu sebesar 58,8 %. Dengan BBLSR tertinggi adalah jarak kehamilan diatas sama dengan 2 yaitu sebesar 61,1 %.

Ibu yang melahirkan bayi BBLR dengan jarak kehamilan anak pertama

BBLR Jarak 0 tahun Jarak≥2 tahun Total f % f % f % 1500- 2499 49 58,8 33 40,2 82 100,0 1000- <1500 7 38,9 11 61,1 18 100,0

(5)

kemungkinan yang terjadi adalah belum mempunyai pengalaman yang banyak dalam menghadapi kehamilan dan persalinan.

Analisa uji statistik dengan uji chi-square diperoleh p > 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan BBLR.

Tabel 5. Distribusi Proporsi Kadar Hb Berdasarkan BBLR di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 -2013

Pada tabel 5 diatas menunjukkan bahwa proporsi kadar Hb ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR tertinggi adalah yang memiliki kadar Hb lebih dari atau sama dengan 11 gram % yaitu sebesar 86,6 %. Dengan BBLSR tertinggi adalah yang memiliki kadar Hb lebih dari atau sama dengan 11 gram % yaitu sebesar 66,7 %. Apabila wanita hamil tidak mempunyai simpanan zat besi yang cukup banyak dan tidak mendapat suplemen preparat besi, sementara janin bertambah terus dengan pesat maka janin dalam hal ini akan berperan sebagai parasit, ibu akhirnya akan menderita anemia, sedangkan janin umumnya dipertahankan normal, kecuali pada keadaan yang sangat berat misalnya kadar Hb ibu sangat rendah maka zat besi yang kurang akan berpengaruh pula terhadap janin sehingga menimbulkan BBLR .8

Ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar Hb < 11 gram %. Anemia merupakan keadaan kurang darah yang diakibatkan kekurangan zat gizi yang diperlukan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia selama kehamilan dapat mengakibatkan adanya bayi lahir premature, bayi lahir dengan BBLR, pendarahan pada saat melahirkan sampai dengan kematian Ibu. 9

Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 1 sel (25,0%) yang expected count-nya kurang dari 5.

Tabel 6. Distribusi Proporsi Keadaan bayi setelah lahir Berdasarkan BBLR di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013

Pada tabel 6 diatas menunjukkan bahwa proporsi keadaan bayi setelah lahir dengan BBLR tertinggi adalah lahir hidup sebesar 80,5%. Dengan BBLSR tertinggi adalah lahir hidup yaitu sebesar 83,3%. Dari data diatas dapat dilihat ada 19 orang bayi BBLR yang meninggal dunia. Kondisinya bayi meninggal dunia setalah beberapa hari setelah dilahirkan.

Hal ini disebabkan oleh karena bayi mengalami suatu gangguan pernafasan seperti asfiksia, kurang matangnya janin ketika dilahirkan menyebabkan banyak organ tubuhnya yang belum dapat bekerja dengan sempurna dan ini mengakibatkan bayi sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan diluar rahim, sehingga hal itu mengakibatkan sering mengalami banyak gangguan seperti hiportermi, hipoglikemia, hiperbilirubinemia7 dan mengalami infeksi berbagai penyakit dan meninggal dunia akibat dari sistem kekebalan yang belum sempurna.10

Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak bisa dilakukan oleh karena terdapat 3 sel (50,0%) yang expected count-nya kurang dari 5.

1. Kesimpulan

a. Distribusi Proporsi Bayi BBLR dengan Berat Badan yang tertinggi adalah 1500-2499 gram yaitu 82,0%, sementara berat 1000-<1500 gram yaitu 18,0%. BBLR Kadar Hb Total ≥ 11 gram % < 11 gram % f % f % f % 1500- 2499 71 86,6 11 13,4 82 100,0 1000- <1500 12 66,7 6 33,3 18 100,0 BBLR

Keadaan bayi setelah lahir

Total Lahir Hidup Meninggal

f % f % f %

1500-

2499 66 80,5 16 19,5 82 100,0 1000-

(6)

b. Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR yang berdasarkan Sosiodemografi dengan tertinggi adalah pada umur 20-35 tahun yaitu sebesar 64,0 %, Pendidikan Tinggi sebesar 70,0%, Agama Islam sebesar 80,0%, Ibu Rumah Tangga sebesar 68,0%, dan biaya pesalinan BPJS sebesar 95,0%.

c. Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Medico Obstetri yang tertinggi adalah pada primipara sebesar 56,0%, Jarak kehamilan anak pertama sebesar 55,0%, dan Kadar Hb ≥ 11 gram % sebesar 83,0%.

d. Proporsi keadaan bayi BBLR setelah dilahirkan yang tertinggi adalah bayi lahir hidup sebesar 81,0%. e. Lama rawatan rata-rata ibu yang

melahirkan bayi BBLR adalah 15,3 hari (15 hari).

f. Proporsi keadaan Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi adalah pulang dalam keadaan sembuh yaitu sebesar 92,0%

g. Ada perbedaan yang bermakna antara kadar Hb dengan BBLR. 2. Saran

a. Kepada petugas kesehatan di rumah sakit agar meningkatan penyuluhan bagi ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan ibu hamil secara berkala (antenatal care) untuk mendeteksi secara dini kesehatan ibu dan janin dalam kandungan serta pencegahan dan pengendalian BBLR.

b. Kepada Ibu hamil agar lebih memberi perhatain lebih kepada kehamilannya yaitu dengan cara

melakukan pemeriksaan rutin dan melakukan peningkatan asupan gizi yang sesuai dan seimbang untuk mencegah kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah.

c. Kepada pihak rumah sakit agar melengkapi pencatatan pada kartu status yang berkaitan dengan kelahiran bayi BBLR seperti, umur kehamilan, suku dan beberapa riwayat obstetrik yang tidak terdapat dalam kartu status

Daftar Pustaka

1. BKKBN, 2013. Profil

Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia tahun 2013. Jakarta

2. Jumiarni, dkk., 1994. Asuhan Keperawatan Perinatal. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta

3. Prawirohardjo, S. ,2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 4. Sarimawar, Djaja dan S. Soemantri., 2003. Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang berkaitan di Indonesia, Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001. Penelitian Kesehatan. Vol.31, No.3 : 155-156

5. Elizawarda., 2003. Studi kasus kelola Faktor Resiko untuk pencegahan BBLR di Rumah sakit umum DR. Pirngadi Kota Medan tahun 2003. Jurnal Ilmiah Pharmacist, analysit, Nurse, Nutrition, midwifery, Enviroment, Dentist (PANNMED) Volume 2, nomor 2 Januari 2008

6. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riskesdas 2013

(7)

7. Endriana, S.D. dkk., 2012. Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Berat Bayi Lahir di Rb Citra Insani Semarang Tahun 2012.

http://www.portalgaruda.org/article.php?ar ticle=98424&val=422&title

8. Manuaba, I.B.G., 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. 2003. Penerbit buku Kedokteran. EGC. Jakarta

9. Hidayati, M., dkk, 2005. Kurang Energi Kronik dan Anemia Ibu HAmil sebagai Faktor Resiko Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sains Kesehatan 18. 4 Oktober 2005, hal 483-491

10. Mochtar, R., 1992. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Gambar

Tabel 1.  Distribusi  Proporsi  Ibu  yang  Melahirkan  bayi  BBLR  Berdasarkan  Sosiodemografi
Tabel 3. Distribusi  Proporsi  Paritas  Ibu  Berdasarkan  BBLR  di  RSU.  Dr.  Pirngadi Medan tahun 2012-2013
Tabel  5.  Distribusi  Proporsi  Kadar  Hb  Berdasarkan  BBLR  di  RSU.  Dr.  Pirngadi Medan tahun  2012 -2013

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar menurut Healy (1985) menyatakan bahwa penggunaan transaksi discretionary accruals, manajemen dapat mempengaruhi laba dengan mengendalikan jumlah

Agar dapat memperbaiki kondisi keuangan atau tingkat kesehatan perusahaan yang direfleksikan dengan hasil dari model analisis Z-Score maka disarankan untuk lebih

 Revaskularisasi arteri koroner segera, baik PCI atau CABG, direkomendasikan pada pasien &lt;75 tahun dengan elevasi ST atau LBBB yang mengalami syok dalam 36 jam IMA dan ideal

Tanda- tanda keberadaan mamalia yang ditemukan secara langsung yaitu tupai (Tupaia sp), sedangkan tanda-tanda yang ditemukan secara tidak langsung yaitu babi hutan (Sus

untuk membuktikan bahwa perilaku pegawai negeri sipil dalam menerima suatu teknologi berpengaruh pada penerimaan teknologi itu sendiri.. Khususnya meneliti tentang keyakinan

Disini metode kualitatif menggunakan Roland Barthes, yang memaknai leksia-leksia yang dapat menggambarkan perjuangan kasih sayang seorang ayah terhadap keluarga dan

topic:numbers and calculations with numbersGrades 10, 11 and 12 suggested teaching time: Grade 10: 4−5 weeksrecommended texts and/or resources: • Textbooks • “Basic Skills for

Pengujian hipotesis kedua, dengan menggunakan analisis jalur yang diperoleh hasil bahwa faktor pribadi dan faktor eksternal berpengaruh secara bersama-sama dan sangat nyata (

Sri Hildayati: Sistem Akuntansi Penjualan pada CV... Sri Hildayati: Sistem Akuntansi Penjualan