• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan - 1 KAJIAN RETORIKA DISKUSI UYA KUYA DALAM ACARA TALK SHOW RUMAH UYA DI TRANS7 BULAN FEBRUARI 2016 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan - 1 KAJIAN RETORIKA DISKUSI UYA KUYA DALAM ACARA TALK SHOW RUMAH UYA DI TRANS7 BULAN FEBRUARI 2016 - repository perpustakaan"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang membahas retorika bertanya adalah penelitian yang berjudul “Kajian Retorika Bertanya Deddy Corbuzier Dalam Acara Talk Show Hitam

Putih di Trans7” oleh Sugriyani

Dalam penelitian tersebut membahas teknik untuk memulai dialog Deddy Corbuzier, jenis-jenis pertanyaan yang digunakan Deddy Corbuzier, serta fungsi pertanyaan berdasarkan jenis-jenis pertanyaan yang ditemukan. Data penelitian ini berupa dialog Deddy Cobuzier dengan bintang tamunya yang mengandung pertanyaan. Sumber data berasal dari dialog Deddy Corbuzier dengan bintang tamu dalam acara talk show Hitam Putih di Trans7.Sumber data berjumlah 8 episod dimulai tanggal 2-6 April 2012 dan 9-11 April 2012.Metode yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif.Dari penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penelitian mengenai retorika bertanyasudah dilakukan oleh beberapa peneliti.Namun, penelitian mengenairetorika diskusi Uya Kuya dalam acara talk show rumah Uya di Trans7belum ada. Oleh karena itu, penelitianini perlu

dilakukan dengan tujuan agar penelitian ini dapat melengkapi hasil-hasil penelitian sebelumnya.

2. Penelitian yang berjudul “Kajian Retorika Aspek Teknik Bertanya Tukul Arwana dalam Acara Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans7 oleh Murni

Prihati tahun 2014

(2)

12

penelitian ini berupa dialog Tukul Arwana dengan bintang tamunya. Penelitian ini, yang mengandung pertanyaan-pertanyaan. Sumber data berasal dari dialog Tukul Arwana dengan bintang tamu dalam acara talk show “Bukan Empat Mata” di Trans7. Metode yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, data, sumber data, dan teknik dalam metode yang digunakan dalam menganalisis data. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dialog atau percakapan antara Uya Kuya sebagai konsultan dengan kliennya pada talk showrumah Uyadi Trans7. Dimanamereka yang hendak menyelesaikan permasalahan secara diskusi di muka umum. Sumber data dalam penelitian dariyoutobedalam acara talk show rumah Uya di Trans7.Pada penelitian kali ini, peneliti menambahkan teknik dasar Pilah Unsur Penentu (PUP) dan teknik lanjutan Hubung Banding Menyamakan (HBS) dalam menganalisis data. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama mendeskripsikan tuturan langsung pada presenter atau pembawa acara di televisi.

B. Bahasa

1. Pengertian Bahasa

(3)

13

menunjukkan bahwa, bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Karena, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain, dan bahasa merupakan suatu system atau kesatuan unsur.

2. Fungsi Bahasa

Keraf (2004:3) menyatakan bahwa fungsi bahasa dapat diturunkan dari motif pertumbuhan bahasa itu sendiri, bila ditinjau kembali sejarah pertumbuhan bahasa sejak awal hingga sekarang. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa: Bahasa untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, serta bahasa untuk mengontrol sosial.Pertama, bahasa untuk menyatakan ekspresi diri.Ekspresi diri berarti mengungkapkan segala hal yang dirasakan oleh pikiran dan perasaan manusia. Dapat dipastikan, setiap ada gejolak dalam diri, manusia selalu akan mengungkapkan dan mengekspresikannya dalam bahasa. Misalnya saat marah, sedih, dan bahagia selalu diekspresikannya dengan bahasa, bisa bercerita, menangis, berterik dan tersenyum. Unsur-unsur manusia mengekpsresikannya dengan dengan bahasa adalah (1) agar menarik perhatian orang lain terhadap kita, (2) keinginan manusia untuk membebaskan diri dari tekanan emosi.

(4)

14

berbagai aktivitas kemasyarakatan, merencanakan, dan mengarahkan masa depan serta memungkinkan manusia memetik hasil-hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang.

Ketiga, bahasa untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.Pada kenyataannya, manusia adalah mahluk sosial masyarakat yang hidup di tengah-tengah masyarakat.Dalam kehidupan masyarakat, manusia selalu membutuhkan eksistensi untuk diterima dan diakui oleh masyarakatnya. Dalam pembentukan eksistensi itulah, manusia akan melakukan integrasi (pembauran) dan adaptasi (penyesuaian diri). Dalam proses integrasi dan adaptasi ini manusia menggunakan bahasa sebagai perantarannya. Melalui bahasa seseorang anggota masyarakat akan mengenal dan belajar terhadap adat-istiadat, tingkah laku dan tata karma masyarakatnya.

(5)

15

C. Ragam Bahasa

1. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan (Kridalaksana, 2008:206). Menurut Chaer (2007:56) ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu.Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan yang digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu. Dengan begitu, dapat peneliti simpulkan bahwa ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh masing-masing penutur. Maksudnya, setiap orang pasti berasal dari berbagai daerah, secara langsung penutur menguasai dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa nasional.Dari situlah penutur memiliki ragam variasi yang beragam karena kedua bahasa tersebut sering digunakan secara bersamaan. Akan tetapi, penggunaan kedua bahasa tersebut oleh penutur disesuaikan dalam situasi, kondisi, dan sesuai kebutuhan. Jadi ragam bahasa tersebut sebetulnya boleh-boleh saja digunakan asalkan disesuaikan tempat atau konteks yang melingkupinya.

D. Berbicara

1. Pengertian Berbicara

(6)

16

gagasan dan perasaan.Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangakan sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan pendengar atau penyimak (Tarigan, 2008:16-17).Arsjad dan Mukti U.S (1991:17) memberikan pengertian bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaiakan pikiran, gagasan dan perasaan. Menurut Nurgiantoro (2001:276) berbicara aktivitas berbahasa kedua dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi bahasa yang didengarkan itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara.Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa berbicara merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang mengucapkan kata-kata untuk mengekpsresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, atau gagasan dan perasan kepada sekelompok orang atau individu.

2. Bentuk- Bentuk Keterampilan Berbicara

(7)

17

Berbicara pada konferensi (conference speaking) dibedakan menjadi tiga. Pertama, diskusi kelompok (group discussion). Kedua, prosedur parlementer (parliamentary procedure). Ketiga, yaitu mengenai debat. Diskusi kelompok (group discussion) dibedakan lagi menjadi dua yaitu diskusi kelompok tidak resmi (informal) dan kelompok diskusi resmi (formal). Kemudian, debat dapat dibedakan menjadi debat kompetetif, debat parlementer, debat proposal, serta debat Loncoln-Douglas.

Menurut Hartono (2005:30) keterampilan berbicara dibagi berdasarkan jumlah partisipan, cara pelaksanaan, lawan berbicara, maksud dan tujuan berbicara, dan tingkat keformalannya.Keterampilan berbicara berdasarkan jumlah partisipannya atau jumlah lawan berbicara, dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu: (a) berbicara peroarangan dan (b) berbicara kelompok. Bentuk keterampilan berbicara berdasarakan cara pelaksanaannya dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu: berbicara secara langsung dan berbiaca secara tidak langsung.Menurut Hartono berdasarkan lawan bicara, keterampilan berbicara dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu: (a) satu lawan satu, (b) satu lawan banyak, (c) banyak lawan satu, dan (d) banyak lawan banyak. Keterampilan berbicara berdasarkan maksud dan tujuan berbicara, dapat dibedakan menjadi sembilan bentuk, yaitu: (a) memberi perintah atau instruksi. Lalu, (b) memberi nasehat, (c) memberi saran, (d) berpidato, (e) mengajar atau memberi ceramah. (f) berapat, (g) berunding, (h) pertemuan, (i) menginterview. Berdasarakan tingkat keformalannya, keterampilan berbicara dapat dikelompokan menjadi tiga bentuk yaitu: (a) berbicara formal. (b) berbicara semi formal, dan (c) berbicara informal.

(8)

18

jumlah partisipan merupakan berbicara kelompok. Berdasarkan lawan berbicara merupakan satu lawan banyak yaitu antara pembawa acara (Uya Kuya dengan kliennya, penonton di studio dan penonton di rumah).Kemudian dilihat dari maksud dan tujuan berbicara adalah untuk menginterview tamu-tamunya dengan cara berdiskusi, acara talk show rumah Uya juga merupakan salah satu bentuk diskusi dan wawancara. Inilah nanti yangakan peneliti teliti yaitu bagaimana taktik-taktik retoris dan fase-fase dalam proses diskusi yang digunakan Uya Kuya dalam acara talk show rumah Uya di Trans7.

3. Tujuan Berbicara

Menurut Tarigan (2008:16-17) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sebaiknya sang pembicara memahami segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap para pendengarnya dan harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum, maupun perorangan. Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum. Pertama, memberitahukan dan melaporkan (to inform). Kedua, menjamu dan menghibur (to enterain). Ketiga, membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).

E. Retorika

1. Pengertian Retorika

(9)

19

Clean Brooks dan Robert Warren (dalam Effendy, 2004:53) dalam bukunya Modern Rhetoric, mengidentifikasikan retorik sebagai the art of using language effectiviel

yatau seni penggunaan bahasa secara efektif. Selanjutnya, menurut Hendrikus

(2009:14) retorika berarti kesenian untuk berbicara baik (kunst, gut zu redden atau ars bebe dicendi) yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis

(ars, techene). Menurut Hendrikus titik tolak dari kajian retorika adalah keterampilan berbicara. Sedangkan menurut Keraf (1999:1) retorika merupakan suatu istilah yang secara tradisional diberikan kepada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Menurutnya dua aspek yang perlu diketahuai seorang retorika, yaitu pengetahuan mengenai objek tertentu yang akan disampaikan dengan bahasa tadi.Selanjutnya.

(10)

20

2. Bentuk Retorika

a. Monologika

Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monologika. Monologika adalah kegiatan berkomunikasi atau berbicara yang dilakukan dalam satu arah. Dalam monolog ini hanya ada seorang pembicara, dan yang lain sebagai pendengar.Pembicaraan hanya terjadi dalam satu arah.Yang termasuk dalam bentuk monologika antara lain: pidato, kata sambutan, kuliah, makalah, ceramah, perkenalan, dan deklarasi. Berdasarkan pendapat Hendrikus di atas, peneliti menyimpulkan bahwa monologika adalah kegiatan berbicara yang dilakukan oleh satu orang saja yaitu dari pihak pembicara. Contohnya dalam ceramah, pembicara mengajukan pertanyaan kepada pendengar. Hal itu menunjukan bahwa pembicaralah yang paling dominan dalam hal berbicaranya.

b. Dialogika

(11)

21

apakah benar dan dapat diterima atau tidak. Hal itu bertujuan untuk diambil solusi atau jalan keluar yang tepat nantinya. Begitu pula percakapan atau dialog yang dilakukan antara dua orang atau lebih, hal itu bertujuan agar komunikasi dapat berjalan lancar sehingga harus ada mitra wicara. Kemudian debat, debat merupakan adu pendapat antarpribadi atau antarkelompok manusia, dengan tujuan untuk mendapatkan kemenangan satu pihak.

c. Pembinaan Teknik Berbicara

Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika karena efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara.Oleh karena itu pembinaan teknik berbicara merupakan bagian penting dalam retorika.Pembinaan ini meliputi pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca dan bercerita. Teknik bernafas dilakukan agar ketika seseorang berbicara dimuka umum dia mampu berbicara lancar tanpa tersengal-sengal nafasnya. Berlatih teknik bernafas ini bertujuan agar dalam berbicara nafasnya teratur sesuai dengan apa yang hendak diucapkanya.

(12)

22

benar-benar memiliki kemampuan berbicara yang meyakinkan dan penuh ekspresi. Sehingga pendengar merasa larut dalam apa yang disampaikannya. Kemudian, hal yang paling penting dalam bercerita yaitu pembicara harus membuat suasana yang menyenangkan dan tidak monoton, agar pendengar merasakan antusias yang tinggi terhadap halyang dibicarakan. (Hendrikus, 2009: 16-17)

1) Taktik “Ya”

Menurut taktik ini pertanyaan dirumuskan sedemikian rupa sehingga lawan bicara hanya dapat menjawab: “Ya”, dan perlahan-lahan menuntunya kepada kesimpulan akhir yang jelas, atau mengejutkan, yang harus diterima tanpa syarat. Jawaban “Ya” menuntut dari lawan bicara tidak hanya persetujuan rasional, tetapi

juga secara emosional yang tidak dapat dihindarkan.Pertanyaan-pertanyaan ini kurang lebih bersifat sugestif dan tajam, digunakan untuk meminta jawaban pasti dari lawan bicaranya. Namun, bisa juga digunakan untuk memutar balikan pendapat agar menjadi tidak jelas, sehingga lawan bicara menjadi bodoh. Ketika berhadapan dengan Euthypron, Scorates sudah menggunakan taktik ini dengan sangat berhasil:

Berikut ini merupakan contoh percakapan dengan menggunakan taktik “Ya” sebagai

berikut :

S : Karena keahlian memelihara kuda adalah perhatian yang tepat untuk kuda, bukan?

E : Ya.

S : Dan bukan setiap orang mengerti anjing pemburu, kecuali si pemburu, bukan?

E : Ya

S : Karena keahlian memburu adalah perhatian yang tepat untuk anjing pemburu, bukan?

(13)

23

S : Dan keahlian bertenak sapi adalah perhatian yang tepat untuk sapi, bukan?

E : Ya

S : Jadi kalau begitu Euthypron, kesalehan adalah perhatian yang tepat untuk para dewa, bukan?

E : Ya

2) Taktik Mengulang

Ini adalah gaya bahasa yang tidak hanya dikenal pada zaman antik Yunani, tetapi juga zaman modern. Napoleon mengatakan pengulangan satu-satuan gaya bahasa yang benar. Senator Robert Kennedy menyebutkan di dalam pidatonya yang terkenal pada tanggal 16 Maret 1968.Gaya bahasa ini juga sangat efektif dalam dunia reklame.Dalam retorika dialogika gaya bahasa ini memiliki fungsi yang penting. Khususnya dalam kehidupan antarindividu dan antarkelompok.

Pembicara berusaha menyampaikan pikiran dan idenya secara terus-menerus dengan cara dan rumusan yang berbeda dan menarik. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa hal yang diulang mengandung ide yang positif dan benar. Gaya ini dapat menyebabkan lawan bicara menaaruh perhatian kepada ide yang dianjurkan. Lalu, berusaha mengolah ide itu, lalu merasa tertarik dengan ide itu. Pepatah bahasa Latin mengatakan secara tepat: “Gutta cavat lapidem, nin vi, sed saepe cadendo” (artinya

tetesan air melubngkan batu, bukan karena kekuatannya, meainkan karena sering menetes).

Selanjutnya, di bawah ini terdapat contoh kalimat dalam dialog mengenai taktik mengulang sebagai berikut :

Contoh: Orang tidak sering menunjukkan hal ini bahwa… Sekali lagi saya katakana, betapa pentingnya hal ini… Secara khusus saya mau tekankan…

(14)

24

3) Taktik Sugesti

Taktik ini bermaksud mempermudah lawan bicara untuk menyetujui pikiran, anjuran dan hasil pertimbangan kita. Taktik sugesti digunakan dalam berkomunikasi, sebagai bentu dari komunikasi. Di mana, ketika pembicara melakukan komunikasi lawan bicara pasti menyimak dengan penuh perhatian. Taktik ini dapat digunakan untuk memberikan saran atau anjuran yang bersifat memotivasi. Diharapkan strategi ini mampu membuat lawan bicara, menemukan titik terang atau jalan keluar.

Adapun contoh kalimat dialog yang mengulas mengenai taktik sugesti yaitu sebagai berikut :

Contoh: Inilah yang paling tepat dan cocok bagi anda. Hanya saja,Anda belum memiliki dalam koleksi anda…Program baru ini akan memberi keuntungan kepada anda…Dalam satu tahun, pasti modal anda akan kembali…Saya serahkan buku petunjuk ini kepada anda. Silahkan!

4) Taktik Kebersamaan

Apabila menghadapi kesulitan dalam diskusi, sering satu himbauan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan (perasaan”kita”). Lalu, sukses yang diraih bersama hingga saat ini, atau himbauan tentang kerja sama yang efektif sampai saat ini. Hal ini, dapat membantu untuk keluar dari buntu. Maksudnya, taktik ini digunakan ketika beromunikasi dengan tujuan tidak hanya terjadi interaksi antarindividu saja melainkan juga antarkelompok. Karena, setiap manusia merupakan makhluk sosial, di mana mereka tidak dapat melakukan segala sesuatu sendirian pasti membutuhkan orang lain. Begitu pula ketika berkomunikasi dalam proses pemecahan masalah kita membutuhkan orang lain.

(15)

25

Contoh: Pikiran segala kerja sama kita yang berhasil baik selama ini! Bukankah sampai saat ini kita selalu menyelesaikan segala masalah dengan cara yang baik? Oleh karena itu marilah kita-bersama-sama berusaha menanggulangi masalah ini.Apa yang dapat kita lakukan?

5) Taktik Kompromi

Kompromi adalah satu taktik yang dipakai dalam situasi sulit untuk mencapai keseimbangan rasional. Maksudnya, taktik ini digunakan ketika berdiskusi untuk mendapatkan hasil atau jalan keluar yang baik dan benar. Untuk dapat mewujudkan pemecahan dari jalan keluar perlu adanya kerjasama yaitu antarkelompok diskusi. Dengan begitu, taktik ini dapat digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi. Hal ini bertujuan agar memperoleh keputusan bersama secara adil. Hal ini bertujuan, agar melihat permasalahan tidak hanya dari satu sisi saja, melainkan harus secara berurutan agar ditemukan jalan keluarnya.

Kalimat dalam dialog berikut ini termasuk ke dalam taktik kompromi yaitu sebagai berikut :

Contoh: Pendapat kami tidak jauh berbeda sebagaimana diperkirakan. Menurut saya kita sependapat dalam hal ini…Mari kita pusatkan perhatian selanjutnya pada pokok ini..F.Schleger mengatakan: Perbedaan pendapat justru memperkuat kesempatan yang murni.

6) Taktik Konsensus

(16)

26

tersebut berupa kesepakatan bersama mengenai keputusan yang diambil secara musyawarah.

Kemudian, contoh kalimat dalam percakapan mengenai taktik-takik sugesti sebagai berikut :

Contoh: Coba kita lihat kembali apa yang kita bicarakan. Lihat: kita semua sepakat khususnya dalam mengartikan apa itu “demokrasi”. Oleh karena itu kita sebenarnya sepakat bahwa…Kita setuju, bahwa…Maka dari itu marilah kita bersama-sama…

7) Taktik Menunda

Taktik ini dipergunakan apabila ada keberatan bahwa ceramah atau penjelasan yang dikemukakan kurang jelas atau kurang mengandung argumentasi yang kuat. Maksud dari taktik ini yaitu, jika salah seorang peserta mengajukan keberatannya dalam diskusi dia diperbolehkan berpendapat. Namun, jika penjelasan mengenai sesuwatu tersebut dirasa belum bisa direspon. Maka pembicara berhak untuk menunda jawaban dari pendapat lawan. Hal ini bertujuan agar, mamapu meluruskan perbedaan pendapat tersebut secara rasional. Pembicara dapat secara taktis menunda penjelasan pada kesempatan berikutnya.

Selanjutnya, di bawah ini tedapat contoh mengenai taktik menunda. Adapun contoh kalimatnya sebagai berikut :

Contoh: Saya akan menanggapi pertanyaan anda. Tetapi pada kesempatan ini rasanya tidak cukup waktu untuk menanggapi pertanyaan anda. Dalam ceramah berikutnya saya baru akan memberikan tanggapan mengenai pertanyaan ini…

8) Taktik Mengelak

(17)

27

lawan bicara dapat dikonfrontasikan langsung dengan pendapat ahli tersebut. Taktik atau strategi mengelak dalam berkomunikasi sering kita jumpai dalam kehidupan. Ini merupakan hal yang wajar. Ketika kita lupa mengenai isi atau inti pembicaraan, taktik ini bisa dipergunakan untuk mengelak pertanyaan yang sulit secara halus dan masih berkaitan dengan pembicaraan. Tujuan dari taktik ini yaitu, untuk membuat lawan bicaranya mengatakan hal yang sebenarnya.

Berikut ini, terdapat taktik yang membahas mengenai taktik mengelak. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut :

Contoh: Andre Cide mengatakan: “Di dalam silogismu, saya hanya menemukan apa yang sebelumnya saya siratkan”. Perdana Mentri X beberapa saat lalu mengatakan hal yang sama. Albert Einstein pernah menegaskan bahwa… Coba and baca tentang hal tersebut dalam prospek ini.

9) Taktik “Ya..tetapi”

Menurut taktik ini, kita sedang melakukan diskusi hendaknya menghargai dan menyetujui pendapat lawan bicara. Tetapi, aplikasinya disesuaikan dengan pendapat kita. Sehingga pada akhirnya dalam mengambil keputusan tidak hanya dilihat dari pendapat satu orang saja melainkan dari semua pihak. Ini adalah satu cara untuk menyimpang secara halus dari titik tolak lawan bicara. Dapat disimpulkan bahwa, ketika lawan bicara telah menyampaikan pendapatnya, kita tanggapi dengan tegas dan positif agar tidak menyingung pihak mana pun.

Selanjutnya, terdapat taktik yang membahas mengenai taktik “Ya..tetapi”. Adapun

hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Contoh: Saya dapat memahami secara jelas pendapat anda, tetapi… Sampai pada tingkat tertentu anda benar..hanya…

Saya setuju sekali dengan pendapat anda, hanya saja orang tidak boleh mengabaikan, bahwa…

(18)

28

10) Taktik Mengangkat

Untuk memperoleh peserta atas pendapat kita, kita mengangkat dan mengomentari pendapat yang berbeda dari lawan bicara.Dengan itu dia dapat lebih baik belajar menghargai pendapat kita.Maksudnya, ketika dalam forum diskusi hendaknya ketika beritahu bagaimana jalan diskusi. Hal ini bertujuan bahwa, diskusi selain memecahkan masalah dan mencari jalan keluarnya. Diskusi juga bentuk saling bertukar pikiran, pendapat, belajar mengemukakkan pendapat dan menanggapi pendapat dari orang lain.

Adapun contoh dialoh yang membahas mengenai takti mengangkat. Hal ini dibuktikan dengan kalimat sebagai berikut :

Contoh: Saudara-saudara, saya tau, bahwa beberapa di antara anda memiliki pendapat yang berbeda dari pendapat saya. Saya menghormati pendapat anda.Tetapi coba anda pahami juga pendapat saya…Coba anda menempatan diri ke dalam situasi saya. Mungkin anda akan bertindak sama seperti saya!

11) Taktik Berterima Kasih

Orang datang kepada kita dengan banyak kesulitan yang membebani. Untuk itulah kita wajib mengucapakan rasa terima kasih kepadnya atas semua informasi yang diberikan. Baik itu hal yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Meskipun begitu, maksud dari pembicaraan bukan untuk menjatuhkan atau merugikan pihak mana pun. Walaupun masalah yang dibahas tidak menyenagkan kita, tetapi justru dengan itu mereka dibebaskan dari tekanan emosional.

Selanjutnya, terdapat taktik berterima kasih sesuai dengan pendapat Hendrikus. Adapaun, dialog dalam percakapan sebagai berikut :

(19)

29

12) Taktik Menguraikan

Apabila lawan bicara menyampaikan seonggok keberatan, kesulitan dan kritikan. Maka kita menguraikan dan menganalisis semua beberan itu satu persatu secara teliti, sambil menunjukan titik-titik lemahnya. Maksudnya, pembicara mendengarkan berbagai pendapat dari semua pihak. Setelah itu, barulah kita sampaikan keberatan kita mengenai pendapat-pendapat tersebut secara relevan. Hal itu bertujuan agar nantinya kita dapat memberitahukan kelemahan-kelemahanya.

Lalu, percakapan lain yang terdapat dalam teori Hendrikus yaitu taktik menguraikan. Hal ini dibuktikan dengan dialog di bawah ini sebagai berikut :

Contoh: Coba kita teliti catalog keberatan anda satu demi satu. Mari kita lihat bersama-sama di mana ada titik lemah.Mungkin saya dapat membantu.Apakah mungkin pokok ini terlalu dramatis? Di sini muncul salah satu pengertian yang dapat dijelaskan sebagai berikut…

13) Taktik Membiarkan

Taktik ini membiarkan lawan bicara menyampaikan maksud dan pikiran, sementara kita mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa memberikan reaksi.Yang penting ialah tidak menghalangi pembicaraannya, kecuali ada pertanyaan.Sesudah selesai, kita menjelaskan sambil memberikan tanggapan yang bertentangan dengan pendapatnya. Maksudnya, stategi bertanya ini dilakukan sebelum mengajukan pertanyaan kepada lawan bicara. Di mana kita mendengarkan lawan bicara dengan penuh perhatian agar nantinya dapay menyampaikan garis besar pembicaraan.

Di bawah ini terdapat contoh mengenai taktik membiarkan menurut Hendrikus. Adapun, dialognya sebagai berikut :

(20)

30

14) Taktik Antipasi

Sementara lawan bicara menyampaikan pendapat, kita sudah mengantisipasi kelemahnnya. Dengan cara langsung menjatuhkan pendapatnya dengan mengemukakan argumentasi kontra. Hal itu bertujuan, sebagai bentuk antisipasi atau kewaspadaan kita mengenai pertanyaan-pertanyaan yang bisa saja datang tak terduga. Pertanyaan yang dilontarkan pun sesuai dengan keberatan lawan bicara. Agar nantinya pendapat yang telah kita sampaikan mampu membuat dirinya mengetahui kekurangannya. Dengan begitu, taktik ini sering digunakan dalam pembicaraan sehari-hari.

Berikut ini, terdapat contoh dialog mengenai taktik Antisipasi menurut Hendrikus. Hal ini dibuktikan dengan dialog sebagai berikut :

Contoh: Barang kali anda kan menyampaikan keberatan bahwa..

Pasti anda mau bertanya kepada saya entah..Pikirkan sebaliknya adalah bahwa.. Oleh karena itu jawabannya adalah…

15) Taktik Mengagetkan

Lawan bicara menantang dengan satu pertanyaan negatif.Kita mengejutkan dia dengan satu jawaban balik dari sudut pandang yang tak diduganya.Jawaban balik ini dapat bersifat paradox untuk menghilangkan keseimbangan dalam dirinya dan untuk dapat mengarahkan dia. Taktik ini bermaksud mengagetkan lawan bicara baik disengaja atau pun tidak. Pada intinya taktik ini, ingin melihat respon lawan bicara ketika diberikan pertanyaan yang tak terduga apakah mampu menjawab dengan tenag dan benar atau malah sebaliknya.

(21)

31

Contoh: Oleh karena itu saya menasehati anda supaya… Justru karan itulah…

Maka dari itu saya menganjurkan kepada anda… Keberatan ini memang sudah lama saya nantikan. Sebagaimana saya, anda mengerti bahwa…

Bahkan anda mengerti lebih baik daripada saya bahwa…

16) Taktik Bertanya balik

Taktik ini melemparkan kepada lawan bicara satu pertanyaan balik yang menyebabkan dia melepaskan pendasaran keberatannya, dan menerima kekeliruannya sendiri. Maksudnya, ketika mengajukan pertanyaan kepada lawan bicara, dan kemudian lawan bicara mengatakan sesuwatu yang menimbulkan keraguan. Taktik bertanya balik ini dapat digunakan dengan tujuan membuat lawan bicaranya mengatakan inti pokok atau garis besar masalah. Jika, lawan bicara belum juga mengatakan hal yang sebenarnya maka pembicara boleh terus mengajukan pertanyaan bertanya balik dengan menyudutkan lawan bicara. Hal ini bertujuan agar lawan bicara nantinya menyadari kekeliruannya.

Di bawah ini terdapat contoh dialog mengenai taktik bertanya balik. Hal ini dibuktikan dengan dialog sebagai berikut :

Contoh: Mengapa anda percaya bahwa titik tolak anda adalah satu-satunya yang paling baik?

Apakah anda juga tidak berpendapat bahwa…?

Apakah saya tidak keliru?Jadi anda mengatakan bahwa?”

Izinkan saya bertanya: mengapa anda katakana bahwa pembicaraan melatur?

Apakah tidak mungkin bahwa?

Apakah tidak bisa juga dipikirkan bahwa?

17) Taktik Provokasi

(22)

32

bersifat provokasi inti menentang, dan dapat terjadi. Bahwa pertanyaan provokasi yang menentang ini membawa efek negatif. Rasa bimbang, tidak percaya atau heran dapat terlihat dengan jelas.

Selanjutnya, di bawah ini terdapat contoh dialog mengenai taktik provokasi. Adapun contoh kalimatnya sebagai berikut :

Contoh: Itu saya tidak percaya… Saya meragukan pendapat itu. Itu tidak benar, itu omong kosong!

Anda sendiri tidak percaya pada apa yang anda katakan. Katakan, kapan andan meletakkan jabatan?

Berapa lama lagi anda mau membohogi kami? Sejak kapan anda memperkaya keluarga anda?

18) Taktik Mencangkup

Taktik ini melihat argumentasi lawan dengan satu pengamatan yang mencangkup dan lebih tinggi. Sehingga dengan pengamatan tersebut, argumentasi itu sendiri dilemahkan dan tidak berlaku untuk dirinya sendiri. Maksudnya, taktik ini bertujuan menyimak dan mendengarkan pendapat lawan bicara secara langsung. Setelah lawan bicara menyelesaikan pendapatnya, barulah kita menyampaikan respon atau tanggapan kita mengenai pendapatnya. Dalam menanggapi pendapat tersebut, kita sudah memiliki senjata atau strategi khusus untuk mengajukan ketidaksetujuan kita dengan pendapat yang relevan.

Adapun, contoh dialog yang meliputi taktik mencakup. Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut ini :

(23)

33

19) Taktik Melebih-lebihkan

Lewat taktik ini orang secara sadar melebih-lebihkan pertanyaan lawan bicara (pertanyaan ekstrem) untuk mempengaruhi lawan bicara atau supaya dia menarik kembali pertanyaannya. Misalnya, ketika seorang Ustad atau Ustazah sedang melakukan ceramah pasti mereka melakukan kegiatan bercerita. Di dalam bercerta tidak hanya pesan atau informasi saja yang disampaikan. Akan tetapi di dalamnya juga terdapat kebenaran untuk dijadikan pelajaran hidup. Meski begitu, seorang pembicara dituntut untuk mampu membuat suasana menjadi hangat dan menyenangkan untuk itulah taktik ini digunakan dalam komunikasi.

Di bawah ini terdapat contoh taktik melebih-lebihkan. Adapun contoh dialog dalam kalimat sebagai berikut :

Contoh: Dengan itu anda ingin mengatakan bahwa semua pejabat itu koruptor?

Tidak, saya tidak bermaksud begitu…

20) Taktik Memotong

Taktik ini dipergunakan untuk mengontrol pembicaraan yang berbicara terlalu banyak.Taktik memotong sering kali digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi. Namun, taktik atau strategi memotong pembicaraan harus dipergunakan dengan tepat sesuai dengan konteksnya. Hal ini bertujuan, agar ketika taktik memotong digunakan tidak menyakiti pihak mana pun. Misalnya, pembicaraannya dipotong dengan tiba-tiba dengan alasan untuk menyampaikan sesuwatu yang penting sehingga mengharuskan untuk memotong pembicaraan.

(24)

34

Contoh: Bolehkah saya menyampaikan sesuwatu yang penting secara singkat? Sabar, boleh saya jawab sebentar?

Coba beri kesempatan kepada Tuan X untuk mengungkapkan pendapatnya atas apa yang baru anda katakana?

Saya tidak mau memotong pembicaraan anda, tetapi hanya mau berbicara sedikit.

21) Taktik “tidak”

Taktik ini menyangkal pendapat lawan bicara secara langsung ketika diskusi. Karena menuntut penjelasan yang tuntas dari lawan bicara. Semua strategi atau taktik pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, meski begitu taktik dalam berkomunikasi sama-sama memiliki maksud dan tujuan yang jelas. Dan lain pihak cara ini dapat menciptakan permusuhan, karena melukai lawan bicara. Oleh karena itu sebaliknya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan retoris.

Dari penjelasan di atas, terdapat contoh dialog mengenai taktik “tidak”. Adapun

contoh dalam kalimatnya sebagai berikut : Contoh: Bukan, itu tidak benar!

Bukan, tentang hal ini saya tahu lebih baik!

Helmut Schmid dalam suatu interview menjawab kepada Reporter Rohlinger sebagai berikut”

Itu satu pertanyaan yang bodoh, tetapi saya tidak keberatan, andaikan anda…

Untuk menghindarikan perasaan tersinggung pada lawan bicara, dapat dipergunakan rumusan-rumusan yang lebih moderat seperti di bawah ini:

Jangan katakana: Anda bohong Lebih baik: Apakah anda sungguh-sungguh mengatakan yang bener?

Atau, jangan katakana: Anda tidak membaca keterangan yang dilampirkan! Lebih baik mengatakan: Apakah anda sudah membaca keterangan-keteragan yang dilampirkan?

(25)

35

22) Taktik Kontradiksi

Taktik ini mengemukakan pertanyaan kontradikstoris (pertentangan secara esensial) atas apa yang dikatakan lawan bicara. Maksudnya, ketika mengemukakkan pendapat, terlebih dahulu menyimak pendapat dari lawan bicara hingga selesai. Di dalam isi pendapat tersebut membahas mengenai permasalahan dari yang sederhana hingga membahas masalah yang lebih kompleks. Setelah lawan bicara mengemukakan pendapatnya, barulah kita ajukan pertanyaan yang berisikan perentangan atas pernyataannya. Pertanyaan ini bukan ingin menjatuhkan, namun ingin membuktikan pendapat atau gagasan dari lawan bicara.

Selanjutnya, terdapat contoh mengenai taktik kontradiksi. Hal ini sesuai dengan contoh dialog dalam taktik kontradiksi sebagai berikut :

Contoh: Meskipun keberatan anda itu benar, tetapi tidak membuktikan apa-apa! (Maksudnya.Apa yang dikatakan tidak benar)

Itu pernah terjadi, tetapi anda terlalu melebih-lebihkan! (Membuktikan bahwa lawan bicara melebih-lebihkan masalah).

F. Pengertian Dan Tujuan Diskusi

1. Pengertian Diskusi

Diskusi berasal dari bahasa Latin: discutere, yang berarti membeberkan masalah. Dalam arti luas, diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam proses ini orang mengemukakkan titik tolak pendapatnya, menjelaskan alasan dan hubungan antarmasalah. Dalam arti sempit diskusi berarti tukar-menukar pikiran yang terjadi didalam kelompok kecil atau kelompok besar.Di dalam diskusi kelompok pada

umumnya dikemukakan banyak pikiran sebab “sebanyak kepala yang ada, sebanyak

(26)

36

Suatu diskusi tidak harus menghasilkan keputusan. Namun, sekurang-kurangnya diakhir diskusi, para pendengar atau pemirsa memiliki pandangan dan pengetahuan yang lebih jelas mengenai masalah yang didiskusikan. Sebab itu, diskusi mempunyai hubungan yang erat dengan proses pembentukan pikiran atau pendapat, sebagaimana sering terjadi dalam mass-media.Pada hakekatnya diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok.Diskusi kelompok berlangsung apabila orang-orang yang berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul mendiskusikannya dengan harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau penjelasan.

2. Bentuk-bentuk Diskusi

Bentuk-bentuk diskusi dalam dialog sebenarnya ditentukan secara lebih jelas tepat oleh tujuan dan isi diskusi. Selanjutnya bentuk diskusi itu juga menentukan fungsi dari pemimpin diskusi dan para peserta yang mengambil bagian dalam diskusi. Pembagian bentuk diskusi dalam uraian ini meliputi tiga tujuan. Pertama, tujuan dari diskusi. Kedua, isi atau masalah yang akan didiskusikan. Ketiga, para peserta diskusi.

a. Diskusi Fak

(27)

37

untuk mencapai suatu pengetahuan yang tinggi. Diskusi ini dapat membimbing para peserta kepada proses berpikir secara jelas untuk menemukan argumentasi yang jelas dan jitu. Lamanya waku berbicara dalam ceramah umumnya sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan penyimpangan dari tema dan terutama untuk memaksa para peserta agar mengungkapkan pikirannya secara singkat, tetap, padat dan jelas.

b. Diskusi Podium

Diskusi podium adalah penjelasan masalah oleh wakil dari berbagai dan pendapat. Atau diskusi yang diadakan oleh wakil-wakil terpilih bersama dengan atau tanpa plenum. Di mana dalam mengajukan pendapatnya diwakili oleh satu orang sebagai perwakilan dari kelompokknya. Lalu, di sini terdapat diskusi untuk mendapatkan jalan keluar dari permsalahan tersebut. Hal ini berujuan, agar tidak terjadi kericuhan dalam diskusi.

Dalam diskusi podium, masalah-maslah yang bersifat umum dijelaskan secara terbuka sebagai berikut :

Masalah tentang kenaikan uang sekolah.Hal ini menyangkut para guru, para murid, dan para orangtua.Masalah ini dapat diselesaikan lewat diskusi podium. Prosesnya sebagai berikut:

(28)

38

pembicaraan lain, sebab diskusi podium akan menjadi lebih menarik, apabila setiap pembicara mewakili pendapat yang berbeda dari kelompoknya. Moderator dapat memberi kesempatan kepada para pendengar untuk mengajukanpertanyaa, setelah pembicara menyampaikan pendapat atau pikirannya.Pertanyaan-pertanyaan yang diajuakan kepada pembicara dari kelompok tertentu.

c. Forum Diskusi

Forum diskusi adalah salah satu bentuk dialog yang sering dipergunakan dalam bidang politik. Forum diskusi ini sebenarnya merupakan kombinasi dari berbagai bentuk dialog. Dalam percaturan politik terbuka kepada para pendengar atau pemirsa televisi, untuk untuk menjelaskan program, sikap dan tujuan partainya.Forum diskusi ini memiliki kadar demokratis yang tinggi. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa oaring hars berpegang teguh pada tema yang sedang diskusikan.Disamping itu orang juga harus dapat membedakan masalah pribadi dari masalah yang dibicarakan. Masalah pribadi tidak boleh dimasukkan dalam forum diskusi.

d. Diskusi Kasualis

(29)

39

1) Fase 1 : Perkenalan Dan Ucapan Selamat Datang

Dalam fase pertama ini pemimpin diskusi memperkenalkan diri dan mengungkapkan rasa gembiranya. Karena para peserta memenuhi undangan untuk mengambil bagian dalam diskusi yang akan diadakan. Dia harus memperhatikan bahwa penghargaan ini akan menyenangkan hati para peserta. Tentunya, harus keluar dari lubuk hati dan yang paling penting yaitu hati yang ikhlas. Oleh karena itu sikap dan kata-kata yang memberi kesan berlebih-lebihan dan dibuat-buat hendaknya dihindarkan, agar tidak akan menimbulkan rasa tidak saling percaya terhadap pemimpin diskusi di dalam diri para peserta.

2) Fase 2 : Pengantar Ke Dalam Diskusi

Dalam fase kedua, pemimpin memperkenalkan tujuan diskusi kepada peserta. Misalnya, diskusi dimaksudkan untuk saling tukar-menukar pikiran sambil membagi informasi atau mempertimbangkan usul dan saran untuk mengambil keputusandan lain-lain. Di samping itu pemimpin membeberkan dan menjelaskan secara besar pokok-pokok penting masalah yang akan didiskusikan. Hal ini bertujuan, agar semua peserta diskusi mudah dalam memahami diskusi. Dengan begitu, diskusi akan lebih mudah diterima oleh pendengarnya

3) Fase 3 : Menciptakan Situasi Saling Percaya

(30)

40

sanggup dan dianggap kompeten terhadap masalah yang akan didiskusikan. Oleh karena itu segala kecemasan dalam hubungan dengan rasa kurang percaya diri dijauhkan. Hal ini dapat tercapai apabila dalam fase ini pemimpin menegaskan bahwa selama proses diskusi setiap orang “meninggalkan” status dan jabatannya tidak

menggangap diri lebih tinggi atau hebat. Setiap peserta adalah rekan yang sederajat.

4) Fase 4 : Penjelasan Mengenai Jalannya Dikusi

Penyampaian tentang jalannya diskusi hanya dibuat apabila perlu bahwa pada awal dituntut suasana yang baik. Dalam penjelasan ini perlu ditegaskan tentang disiplin waktu. Suatu diskusi itu efektif apabilan proses berjalan lancer dan apabila semakin banyak orang mengamil bagian dalam diskusi. Oleh karena itu penjelasan mengenai jalannya diskusi tidak perlu menyita banyak waktu. Pada umumnya pada awal diskusi orang membicarakan masalah-masalah sederhana, sesudah itu mendiskusikan masalah yang lebih kompleks dan ruwet. Keuntungannya adalah bahwa suasana dan relasi antarpeserta lewat partisipasi dalam diskusi tentang masalah yang sederhana. Mereka dapat lebih cepat saling mengenal sehingga sikap positif terhadap kelompok dan proses diskusi dapat dinina. Hal ini menjadi dasar untuk mendiskusikan masalah-masalah yang lebih kompleks.

5) Fase 5 : Diskusi

(31)

41

pikiran secara objektif dan untuk menghindarkan konfrontasi antarpribadi. Dalam usaha menciptakan suasana yang baik ada beberapa norma tingkah laku dalam diskusi yang perlu diperhatikan:

a) Pemimpin harus sadar betul bahwa dia memiliki peranan penengah

Itu berarti dia bertugas menicptakan keseimbangan antara perbedaan pendapat. Baik secara pribadi maupun secara objektif dan menghindari pendapat-pendapat yang bersifat ekstren. Apabila titik tolak dari berbagai pendapat itu sama kuat, maka dia dapat menegasakan bahwa pendapat-pendapat itu benar dan dapat diterima. Ketika melakukan diskusi, pemimpin harus tanggap melihat segala situasi. Maksudnya, bahwa jika terjadi keribuatan yang mengarah ke tindakan fisik dan sebagainya. Dia harus menjadi penengah diantara peserta diskusi.

b) Pemimpin tidak memihak seorang pun!

Di sini maksudnya adalah bahwa pemimpin harus bersikap adil dan objektif terhadap semua peserta. Pemimpin menyadari bahwa setiap peserta diskusi adalah rekan yang sama dan memiliki kesempatan yang sama pula. Ketika di dalam forum diskusi pemimpin harus menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi. Di mana diatidak memihak siapapun dan bersikap adil. Hal ini bertujuan, agar tidak terjadi ketidak adilan antarpeserta diskusi.

c) Hindari kesalahan: berdialog hanya dengan beberapa peserta!

(32)

42

bertugas mendorong peserta yang tidak banyak berbicara untuk mengungkapkan pikirannya. Oleh karena itu kurang bijaksana apabila pada awal diskusi sudah ditentukan peserta tertentu untuk mengungkapkan pendapatnya. Hal ini dapat menganggu ketenagannya sepanjang proses diskusi, terutama bagi peserta yang kurang berani.

d) Jika perlu, berani menghentikan pembicaraan yang bertele-tele

Tugas ini tidak mudah! Tetapi hal ini merupakan kewajiban pemimpin untuk menghentikan pembicaraan bertele-tele, yang hanya mengaburkan tema. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan memperingatkan para peserta tentang tujuan dan proses diskusi yang sudah ditetapkan. Di samping itu dapat juga dijelaskan kembali aturan diskusi atau memperingati peserta tertentu untuk memperhatikan aturan yang sudah ditetapkan. Apabila semuannya ini tidak berhasil, dia harus berani menghentikan pembicaraan. Hal ini bertujuan, agar peserta mampu mengemukakan pendapatnya secara langsung tanpa harus berbelit-belit.

e) Menertibkan peserta yang memonopoli pembicaraan

(33)

43

f) Sapalah setiap peserta dengan namanya

Pada fase ini, Pemimpin diharapkan mengetahui nama setiap pesertanya. Sehingga dapat menyapa mereka dengan namanya. Oleh karena itu untuk mempermudah dapat disiapkan kartu nama bagi para peserta. Tujuan lainnya adalah menjalin tali silaturahmi antar kelompok. Kartu nama ini disematkan sedemikian rupa, sehingga setiap peserta dapat membaca nama pesera lain dengan jelas.Dengan begitu, proses diskusi nantinya akan berjalan dengan lancar.

g) Hal-hal esensial supaya diingar selama diskusi

Yang dimaksudkan adalah bahwa hasil diskusi dicatat jelas, sebaiknya pada papan tulis, pada flip-chat atau dengan mempergunakan Overhead-projector. Media semacam ini akan mempermudah para peserta untuk mengingat hasil diskusi. Di samping itu dapat berguna untuk memperlancar dan menjelaskan proses diskusi. Hal terpenting adalah, tidak terjadi ketidakselarasan komunikasi. Dengan rumusan hasil sementara, pemimpin dapat menghindarkan pendapat lain yang menyimpang dari bahan diskusi.

6) Fase 6 : Rangkuman

(34)

44

Dengan adanya rangkuman, maka tidak hanya peserta yang mengetahui pelajaran atau hikmah dari persoalan, tetapi pendengar yang ada di rumah juga merenunginya.

7). Fase 7 : Penutup

Fase penutup ini merupakan tahapan di mana pemimpin diskusi menutup acara diskusi tersebut. Ketika akan menutup diskusi, pemimpin memberikan saran dan anjuran kepada semua pihak mengenai masalah yang telah didiskusikan. Setelah itu, sebelum diskusi ditutup secara resmi, pemimpin menyampaikan rsa syukur dan terima kasih kepada para peserta. Terutama atas segala kerja sama dan sumbangan pikiran selama proses diskusi. Hal ini bertujuan sebagai bentuk penghormatan karena telah menyempatkan hadir pada forum diskusi tersebut. (Hendrikus, 1991: 96-108).

G. Program Talk Show

Program Talk show diskusi adalah program pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan. Dalam program ini masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter atau pembawa acara bertindak sebagai moderator yang kadang-kadang melontarkan pendapat atau membagi pembicaraan. Jadi, pembicaraan itu tidak hanya dimonopoli oleh satu orang. Presenter juga harus mengetahui kapan saat yang tepat untuk memberikan kesempatan kepada penonton terlibat dalam program ini, apabila program ini interaktif. Sekali lagi dalam hal ini presenter harus cekatan dan taktis menghentikan ataumembelokan perdebatan apabila sudah mengarah pada bahaya kemarahan dan tindakan fisik.

(35)

45

show diskusi atau panel diskusi, terletak pada topik pembicaraan atau permasalahan

yang dibicarakan harus menarik. Selain permasalahan menarik, program talk showdiskusi panel juga harus mengahdirkan tokoh yang menarik. Ada tiga tokoh

katagori tokoh yang menarik. Pertama, dia adalah public figure atau idola (panutan) masayarakat. Kedua, salah satu tokoh yang paling ahli atau dianggap paling menguasai bidang atau permasalahan. Ketiga, tokoh yang kontroversi, kritis, dan vocal. Pembicaraan akan menjadi hangat, menarik, dan penuh tantangan lewat tokoj-tokoh semacam itu.

Seperti dikemukakan di muka program ini juga akan menarik apabila presenter, yang membawakan dan memoderatori program ini menarik. Mampu mengimbangi pembicaraan para tokoh.Hal itu hanya terjadi jika presenter juga menguasai bidangnya dan dapat mengajukan pertanyaan atau menyajiakan permasalahan secara menarik. Presenter yang tidak menguasai permasalahan dalam program acara semacam ini hanya akan menurunkan suasana, membuat acara tidak hidup dan membocankan. Dalam program talk show banyak hal yang perlu dipersiapkan. Sense of humor memang bakat dan pembawaan, namun bukan tidak bisa dipelajari.

Program talk show di masa kini tidak terlepas dari humor.Sebab kebanyakan talk show adalah hiburan. Namun, kendati pun hiburan, seorang presenter dapat tampil

(36)

46

Presenter menurut arti katanya, seseorang yang mengantar suatu sajian.Sajian itu bermacam-macam, seperti musik, aneka program, feature, magazine, dan kuis. Sebagai pengantar sajian ia boleh menambah daya tarik dari materi yang disajikan lewat kata-katanya. Dalam bahasa Indonesia ia disebut announcer. Penyaji boleh member pemanis suatu sajian program dengan kata-katanya.Announcer atau presenter adalah seorang yang bekerja dengan mengandalkan suara dan kemampuan berbahasa dilengkapi dengan keterampilan dalam membawakan suatu acara. Untuk itu, ia perlu selalu menjaga agar suara dan kemampuan berbahasanya tetap terjaga. Setiap orang dapat berbicara, tetapi seorang juru bersuara (announcer atau presenter) harus dapat berbicara secara lebih baik, lebih jelas dan lebih indah atau memukau (Fred Wibowo, 2007: 82-87).

Berdasarkan pendapat Fred Wibowo mengenai talk show dapat peneliti simpulkan bahwa, talk show merupakan perbincangan antara dua orang atau lebih yang sedang membahas suatu permasalahan yang sedang hangat diperbincangan. Daya tarik dari program talk show adalah diskusi, dimana program diskusi mengulas suatu permasalahan dengan menghadirkan beberapa narasumber atau tokoh terkenal untuk memberikan solusi atau jalan keluar. Selain itu, pendukung dalam acara talk show yaitu pembawa acara atau presenter. Tanpa adanya pembawa acara diskusi tidak

(37)

47

H. Azas-azas Diskusi Berkelompok

1. Tujuan

Setiap manusia yang lahir di dunia ini pada suatu ketika tentu akan mengetahui, bahwa hidup mempunyai persoalan-persoalannya, terutama hidup bermasayarakat. Ia bertemu dengan sesama hidupnya, yang juga menghadapi persoalan-persoalan serupa dan lalu merasa perlu berhubungan dengan mereka untuk memecahkan persoalan-persoalan ini bersama. Malahan didalam persoalan-persoalan yang bersifat pribadi pun, ia tetap membutuhkan orang lain yang dapat menyelami dan dapat membantunya untuk menyelami persoalan-persoalan itu. Tetapi bantuan orang lain ini terutama dibutuhkannya dalam memecahkan “persoalan-persoalan sosial”.

Karena secara individu orang tidak akan mampu menghadapinya; dan seandainya bisa, juga tidak akan mungkin dapat menyelesaikannya dengan baik. Dari sebab itu pemecahan persoalan-persoalan sosial dengan sendirinya menuntut adanya kerja sama. (J. Bulatau S.J, 1971: 5).

2. Pokok-Pokok Berdiskusi

a. Pengantar Pokok-Pokok Berdiskusi

(38)

48

kebutuhan pemanfaatannya. Mempelajari pokok-pokok diskusi bukanlah merupakan sebuah ilmu akan tetapi merupakan sebuah pengetahuan belaka.

Diskusi secara umum ialah saling bertukar pikiran secara lisan.Diskusi merupakan suatu gejala masayarakat manusia.Oleh karena komunikasi lewat diskusi telah menunjukkan manfaat dan hasil-hasil yang baik bagi antar hubungan manusia. Maka pengetahuan tentang diskusi ini dikembangkan serta manusia diskusi pun dilatih baik secara pribadi maupun secara kelompok untuk diskusi. Dengan demikian diskusi menjadi satu pengetahuan, diskusi harus dipelajari, manusia dilatih untuk berdiskusi, metode, teknik, bentuk diskusi pun dikembangkan dan ditata.Dapatlah dikatakan bahwa kita sedang mengalami satu zaman revolusi diskusi (Jos Daniel Parera, 1991: 183-184).

3. TalkShow Rumah Uya

(39)

49

(40)

50

33

KAJIAN RETORIKA DISKUSI UYA KUYA DALAM ACARA TALK SHOW RUMAH UYA

DI TRANS7 BULAN FEBRUARI TAHUN 2016

Tujuan

Menurut Hartono Diskusi kelompok (Conference Speaking)

Manfaat

Berbicara Dimuka Umum a.Berbicara dalam situasi memberitahukan atau

melaporkan (Informatis).

b.Berbicara dalam situasi yang bersifat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini menunjukkan kemampuan bengkel tersebut untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat ( responsif ) dan tepat kepada para pengunjung dengan

Untuk menjawab tujuan penelitian yang ketiga yaitu mengetahui risiko usahatani padi sawah lahan irigasi teknis dan petani padi sawah lahan tadah hujan dengan menggunakan

Harian Umum pikiran rakyat memuat pemberitaan tentang Kabupaten Garut dari berbagai masalah pada rubrik Jawa Barat; misalkan saja masalah pariwisata, masalah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri (Berita Negara Republik

CuKa MeKar (Cup Cake Edamame Kartun) merupakan Kue Kap berbahan dasar utama Edamame yang dikolaborasikan dengan isian buah stoberi, jeruk, anggur, susu dan dikreasikan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk pembinaan dan pendampingan dengan cara pemberian materi, tanya jawab dan diskusi. Metode ini dimaksudkan

After classifying the types of code-switching which occurred in Cita Cinta , Femina and Kartini Indonesian woman magazines and analyzing some possible reasons, the