• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta dengan model Shared Christian Praxis - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Meningkatkan peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta dengan model Shared Christian Praxis - USD Repository"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN MODEL

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Meidy Margaretha Kowaas NIM: 051124007

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

DENGAN MODEL

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Meidy Margaretha Kowaas NIM: 051124007

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Rekan-rekan Komunitas Trimargo, Yogyakarta, dan

(6)

v

(7)
(8)
(9)

viii

JOSEPH YEEMYE JAKARTA DENGAN MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. Skripsi ini dipersembahkan kepada rekan-rekan muda se-kongregasi JMJ, khususnya Propinsi JMJ Jakarta. Selain itu penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengembangkan pemahaman penulis tentang makna kepemimpinan dan perannya dalam proses pendidikan di sekolah sehingga dapat menjalankan tugas kerasulan dengan semangat kesiap-sediaan apostolik.

(10)
(11)

x

yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul MENINGKATKAN PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DALAM MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG

KONDUSIF DI PERSEKOLAHAN YAYASAN JOSEPH YEEMYE

JAKARTA DENGAN MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS.

Pemilihan judul ini berangkat dari keingintahuan penulis tentang karya kerasulan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta serta dorongan untuk mengembangkan wawasan kepemimpinan kepala sekolah dalam menyelenggarakan proses pendidikan yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar berkat bantuan banyak pihak, yang dengan sepenuh hati, setia, meluangkan waktu, mendampingi, memberikan semangat, membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan dukungan melalui doa, motivasi, dan sumbangan ide-ide yang baik. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan banyak terima kasih kepada:

(12)

xi

USD ini, dan dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.

3. Rm Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J., selaku dosen penguji III yang telah memberikan dukungan dan evaluasi kepada penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.

4. Segenap staf dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar sampai selesainya skripsi ini.

5. Pimpinan Kongregasi Jesus Maria Joseph yang telah memberikan tugas perutusan kepada penulis untuk belajar di IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

6. Pimpinan dan seluruh anggota Yayasan Joseph Yeemye Jakarta yang telah banyak membantu terselenggaranya wawancara dan pengisian angket kuesioner di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

7. Rekan-rekan Komunitas JMJ Yogyakarta yang telah mendukung selama menjalani masa belajar.

(13)

xii

10.Kedua orang tua, adik-adik dan sanak keluarga di Bitung dan Manado yang senantiasa memberi dukungan, semangat, perhatian, cinta, dan doa selama penulis menjalankan tugas perutusan untuk studi di Yogyakarta.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per-satu, yang selama ini dengan tulus telah memberikan dukungan kepada penulis selama studi dan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kasih membalas budi baik mereka semua dengan berkat dan rahmat yang melimpah. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi pembaca, khususnya bagi peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah dalam semangat melayani.

Yogyakarta, ………. 2009 Penulis

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

xvii

Seluruh singkatan kitab suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru dengan Pengantar dan Catatan

Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas

Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 13.

B. Singkatan Dokumen Gereja

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

GS : Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja dalam dunia moderen, 7 Desember 1965.

GE : Gravissimum Educationis, Pernyataan Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen, 28 Oktober 1965.

PC : Perfectae Caritatis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pembaharuan dan Penyesuaian Hidup Religius, 28 Oktober 1965.

C. Singkatan lain

Art : Artikel

(19)

xviii KAS : Keuskupan Agung Semarang Litbang : Penelitian dan Pengembangan PANKAT : Panitia Katekese

PD : Persekutuan Doa

PDDP : Pedoman Dasar Dewan Paroki PGPM : Pengurus Gereja Papa Miskin PIA : Pendampingan Iman Anak PIR : Pendampingan Iman Remaja PIU : Pendampingan Iman Umat PKL : Paguyuban Ketua Lingkungan PPDP : Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki RAPB : Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja SCP : Shared Christian Praxis

(20)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang ini perkembangan bergerak sangat cepat. Dalam perkembangan itu globalisasi membawa pengaruh dan perubahan dalam setiap segi kehidupan. Kepemimpinan adalah salah satu dari segi kehidupan yang turut menjadi bias karena globalisasi. Problem-problem yang muncul sekitar kepemimpinan terkait dengan kekuasaan, kewibawaan, dan sering kepemimpinan hanya diidentikkan dengan sebuah kedudukan atau posisi. Bahkan kursi kepemimpinan menjadi rebutan. Banyak orang berharap untuk menjadi pemimpin. Namun mereka kurang menyadari hakekat pemimpin. Pemimpin dapat menggunakan kekuasaan dan kedudukan untuk menguasai, memperalat dan menekan orang lain sehingga ia menjadi seorang pemimpin yang diktaktor dalam menjalankan kekuasaan.

(21)

langsung saja berpikir bahwa menjadi pemimpin berarti ada sesuatu yang harus dibanggakan atau membuat orang lain bangga. Itu berarti orang akan juga berpikir tentang kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan sukses.

Dalam suatu institusi, keberhasilan sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi. Maka dari itu seorang pemimpin tak hanya dituntut memiliki kemampuan intelektual tetapi ia juga harus dapat mengerti dan memahami setiap pribadi yang ada dalam organisasi sehingga ia dapat mendampingi, mengarahkan, memotivasi mereka yang dipimpin agar dapat bekerja sama sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Kepala sekolah adalah seorang pemimpin. Jabatan itu ditetapkan dan diangkat oleh atasannya, baik dari Kepala Kantor Dinas P&K maupun dari Yayasan (Soewadji, 1984: 20). Kepala sekolah menjalankan tugas kepemimpinan tidak terlepas dari tanggung jawab sebagai seorang pemimpin yang memiliki otoritas terhadap semua kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada semua anggota, sekaligus sebagai seorang pendidik dan pembimbing bagi anak-anak didik dan sahabat bagi rekan-rekan guru dan karyawan. Kepala sekolah dapat menciptakan iklim-iklim atau kondisi-kondisi yang memungkinkan semua orang dalam lembaga merasakan dan mengalami suasana yang nyaman dan kondusif untuk menjalankan semua aktivitas dengan efektif dan mengembangkan daya eksplorasi (Slameto, 2003: 29).

(22)

Eksistensi kepemimpinan kepala sekolah tak dapat dipisahkan dari tanggung jawab hidup kebersamaan dalam satu lembaga. Kepala sekolah yang hanya duduk di kantor saja akan menimbulkan pertanyaan; apalagi kalau ia tidak mengenal anak-anak didiknya. Peran penting figur seorang kepala sekolah adalah mengayomi dan menjaga agar anak-anak asuhnya berhasil dan seluruh keluarga besar yang ada di lingkungan tersebut bersatu dan saling menjaga dalam melaksanakan tugas masing-masing.

Kegiatan belajar dan mengajar merupakan bagian terpenting dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Pada dasarnya proses pendidikan banyak melibatkan orang-orang yang cukup berperanan penting dalam hal pembentukan, pendidikan dan pengembangan mutu. Kepala sekolah menjadi bagian terpenting di dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Bahkan keberadaan dan kehadiran kepala sekolah secara fisik di tempat kerja tak dapat dipisahkan dari fungsi dan tanggung jawab kepemimpinan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peran yang besar dalam pengembangan mutu pendidikan di sekolah. Tanggung jawab sebagai kepala sekolah tidak hanya terarah pada urusan mengelolah saja tapi juga meliputi seluruh proses pembinaan dan pengembangan pribadi para siswa serta pada seluruh dimensi yang ada di sekolah.

(23)

persaingan yang ada di tengah-tengah masyarakat metropolitan. Oleh karena itu semua elemen dalam Yayasan Joseph Yeemye Jakarta sangat menekankan peran penting figur seorang pemimpin yang tidak hanya berlandaskan pada kuasa dan wewenang tetapi lebih mendasari peran kepemimpinan pada segi pelayanan yang sungguh dapat berdaya guna bagi karya kerasulan lembaga tersebut. Semangat yang mendasari gerak kepemimpinan dalam Yayasan Yoseph Yeemye Jakarta adalah kesiapsediaan menjalankan semua kehendak Allah dalam panggilan dan perutusan hidup sebagai murid Tuhan. Kesiapsediaan menjalankan tugas kepemimpinan merupakan wujud pelayanan tulus seorang pemimpin yang dapat menghantar semua orang dalam lembaga tersebut pada suatu pencapaian cita-cita bersama. Seorang pemimpin adalah seorang pengabdi, artinya: bagaimana menggunakan dan memanfaatkan kuasa dan wewenang itu untuk mengabdi pada tujuan serta idealisme lembaga (Darminta, 2002: 5).

(24)

kepala sekolah dalam menjalankan tugas pelayanan di sekolah. Pemimpin perlu selalu melakukan refleksi sebagai landasan untuk membina diri dan hidup yang lebih baik dan bermakna. Refleksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, bersama dan pribadi. Salah satu cara yang diusahakan, yakni melalui katekese.

Peran kepemimpinan kepala sekolah tidak terlepas dari semangat pelayanan. Semangat melayani merupakan hal penting dalam kepemimpinan kepala sekolah. Peran kepemimpinan kepala sekolah akan sangat bermakna jika dilandasi oleh semangat melayani. Namun semangat pelayanan dalam kepemimpinan menjadi sangat dangkal jika didasari oleh kekuasaan belaka. Pemimpin yang memiliki semangat melayani dapat mendorong terciptanya suasana kondusif dalam suatu lembaga. Suasana yang kondusif akan mempengaruhi setiap orang dalam lembaga untuk menjalankan tugas dengan suka cita. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas peran kepemimpinan kepala sekolah dalam skripsi ini, dengan mengambil judul “MENINGKATKAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG

KONDUSIF DI PERSEKOLAHAN YAYASAN JOSEPH YEEMYE

JAKARTA DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN

PRAXIS”.

B. Rumusan Masalah

(25)

1. Sejauh mana tugas kepemimpinan dipahami dan dihayati oleh kepala sekolah Yayasan Joseph Yeemye Jakarta dalam menjalankan karya kerasulan sebagai seorang pemimpin pendidikan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif?

2. Manakah usaha peningkatan peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam mewujudkan visi dan misi Yayasan Joseph Yeemye sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman?

3. Sejauh mana peranan katekese dalam meningkatkan kesadaran dan penghayatan baru kepada para kepala sekolah akan kemampuan-kemampuan yang dimiliki untuk ikut berperan aktif dalam upaya mewujudkan peranan kepemimpinan yang lebih berdaya guna dalam pelayanan berdasarkan semangat pendiri?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana kepemimpinan dipahami, dihayati dan dijalankan oleh kepala sekolah Yayasan Joseph Yeemye Jakarta dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif.

(26)

3. Untuk mengembangkan kesadaran dan penghayatan semangat kepemimpinan kepada kepala sekolah untuk ikut berperan aktif dalam upaya mewujudkan kepemimpinan pendidikan yang handal dan bertanggung jawab berdasarkan semangat pendiri.

4. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sarjana Strata 1 (S1) Program Studi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan

1. Memperkaya pemahaman penulis akan peran aktif kepemimpinan kepala sekolah dalam mewujudkan visi dan misi Yayasan Joseph Yeemye.

2. Menjadi daya pendorong bagi para guru calon kepala sekolah untuk mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki dalam mewujudkan peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.

3. Membantu penulis untuk menambah wawasan dalam bidang kepemimpinan pendidikan serta semakin memahami dan menghayati peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondisif.

(27)

Penulisan skripsi ini mengunakan metode deskripsi analistis, yang mendalami tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta. Landasan yang dipakai dalam penulisan ini adalah data hasil kuesioner dan wawancara kepada kepala sekolah dan stafnya yang berkarya di Yayasan Joseph Yeemye Jakarta. Selain itu penulis juga menggunakan studi pustaka dengan mempelajari dan menganalisa kepustakaan yang dianggap relevan dan mendukung tema yang diangkat penulis.

F. Sistimatika Penulisan

Penulisan skripsi ini meliputi beberapa bab, sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan. Bab pendahuluan meliputi latar belakang penulisan skripsi, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistimatika penulisan.

(28)

Bab III menguraikan kepemimpinan menurut Yayasan Joseph Yeemye. Pembahasan ini meliputi gambaran umum tentang kepemimpinan, kepemimpinan dalam Kitab Suci, kepemimpinan dalam Kongregasi Jesus Maria Joseph (JMJ), kepemimpinan dalam Yayasan Joseph Yeemye, kepemimpinan kepala sekolah dan pengelolan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

Bab IV menjabarkan usulan program katekese untuk meningkatkan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta. Penjabaran meliputi gambaran umum mengenai katekese, Shared Christian Praxis (SCP) sebagai model katekese, dan usulan program kegiatan dengan katekese model Shared Christian Praxis.

(29)

10

Yayasan Joseph Yeemye Jakarta merupakan salah satu wilayah perwakilan dari Yayasan Joseph Yeemye. Yayasan ini semula bernama Yayasan Joseph yang didirikan oleh suster-suster Kongregasi Jesus Maria Joseph (JMJ) di Indonesia. Yayasan Joseph Yeemye Wilayah Perwakilan Jakarta meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Tangerang. Karya pendidikan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta meliputi, Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP). Kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta tidak terlepas dari kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye. Organ kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta merupakan satu kesatuan dalam organ kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye.

(30)

dan rangkuman keprihatinan peran kepemimpinan Yayasan dan kepala sekolah dalam karya kerasulan pendidikan.

A. Sekilas tentang Yayasan Joseph Yeemye

Yayasan Joseph Yeemye mengemban tugas kerasulan mendidik sebagai wujud kelanjutan perutusan Kristus. Tugas perutusan ini dihayati sebagai bentuk ketaatan penuh pada kehendak Allah. Bagian ini akan membahas tentang sejarah berdiri Yayasan Joseph Yeemye, visi dan misi, situasi karya pendidikan, serta struktur kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye.

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Joseph Yeemye

Yayasan Joseph Yeemye yang semula bernama Yayasan Joseph berdiri pada 16 April 1953 di Manado dengan Akte Notaris nomor 13 (Wowiling, 2000: 112). Badan Pengurus Yayasan yang ditunjuk pada waktu itu sebagai berikut:

Ketua : Juliana Wagey (Moeder Annuncia)

Sekretaris : Eveline Jacqueline Wakkers (Sr. Benigna) Bendahara : Alida Maria Engelmunda Moerel (Sr. Francois) Anggota : Getruida Maria v.d. Laan (Moeder Antonino)

Josepha Waha (Sr. Josepha)

(31)

Pada Juli 1997, Sr. Dominika Tupa JMJ telah membuat perubahan struktur kepemimpinan Yayasan Joseph. Perubahan itu meliputi pemisahan antara kepengurusan hidup kebiaraan dengan kepengurusan karya. Yayasan ini semula mengelola bidang pendidikan, kesehatan dan sosial pastoral. Namun seiring dengan perkembangan yayasan dan dengan diberlakukannya UU Republik Indonesia No. 16 Tahun 2001 yang mengatur tentang yayasan, maka pada 1 Juli 2002 Yayasan Joseph dimekarkan menjadi dua yaitu: Yayasan Joseph dan Yayasan Ratna Miriam. Yayasan Joseph menangani bidang pendidikan, sedangkan Yayasan Ratna Miriam menangani bidang kesehatan dan bidang sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, Yayasan Joseph lebih memusatkan perhatian pada karya pendidikan. Kantor Pusat Yayasan Joseph terletak di Jl. Mochtar Lufti 7, Makassar. Sedangkan kantor perwakilan berada di Jakarta, Makassar dan Manado (Wowiling, 2000: 112-113).

Pada tahun 2006 nama Yayasan Joseph diubah menjadi Yayasan Joseph Yeemye. Perubahan nama itu dicatat secara resmi dalam Berita-Negara RI. Yayasan ini bernaung di bawah pelindung Santo Joseph. Nama lembaga yang digunakan sekarang ini adalah Yayasan Joseph Yeemye. Sebagai Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan, Yayasan Joseph Yeemye sampai sekarang ini telah menghasilkan banyak karya kemanusiaan di negeri ini (Wowiling, 2000: 113).

2. Visi dan Misi Yayasan Joseph Yeemye

(32)

dan teknologi, serta pendidikan profesi. Pengembangan nilai-nilai ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik sehingga mampu merubah dunia menjadi dunia baru penuh kedamaian, keadilan, cinta kasih serta pengampunan. Segenap usaha pengembangan nilai-nilai pendidikan tersebut tertuang dalam visi dan misi Yayasan. Visi dan Misi Yayasan Joseph Yeemye dirumuskan dalam Anggaran Dasar Yayasan Joseph tahun 2000 art. 15-16, sebagai berikut:

VISI

Dipanggil dan diutus bersama ikut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui bidang pendidikan untuk membangun, manusia seutuhnya sehingga menghasilkan warga Negara yang unggul dan bermutu serta menjunjung tinggi nilai-nilai kristiani yang universal yang bisa dipertanggungjawabkan.

MISI

1. Memberdayakan diri dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan manusia yang beriman, bermoral, mandiri dan intelektual yang bermutu.

2. Mengupayakan kesejahteraan umum, berdasarkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, kejujuran dan kesetaraan.

3. Menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal bagi segala lapisan masyarakat dengan tetap mengutamakan orang miskin dan kecil

(33)

pluralis. Visi dan misi Yayasan Joseph Yeemye tercermin dalam semangat kesiapsediaan apostolik dalam pelayanan bagi pengembangan mutu kehidupan manusia yang beriman dan berilmu. Dengan iman dan ilmu manusia akan mampu mengupayakan kesejahteraan hidup berdasarkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, kejujuran dan kesetaraan.

3. Situasi Karya Pendidikan Yayasan Joseph Yeemye

Karya pendidikan Yayasan Joseph Yeemye bermula dari karya pendidikan Yayasan Joseph. Keseluruhan karya itu berada di Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Agung Makassar, dan Keuskupan Manado.

a. Keuskupan Agung Jakarta

Yayasan Joseph Yeemye Perwakilan Jakarta beralamat di Jl. Alaydrus 42, Jakarta Pusat. Wilayah perwakilan Jakarta meliputi Jakarta Pusat, Cengkareng dan Ciputat. Yayasan Joseph Yeemye Wilayah Perwakilan Jakarta menyelenggarakan karya pendidikan yang meliputi persekolahan-persekolahan sebagai berikut [Lampiran 4: (9)]:

• TK Ignasius, SD Ignasius, SMP Loyola, Jakarta Pusat, • SMIP Rex Mundi, Jakarta Pusat,

• TK, SD dan SMP Bintang Kejora, Ciputat, Banten Propinsi Tangerang, • TK, SD, SMP dan SMA Bintang Kejora, Jakarta Barat.

(34)

Yayasan Joseph Yeemye Perwakilan Makassar, Sulawesi Selatan berkedudukan di Jl. Lamadukelleng 7 Makassar. Wilayah perwakilan Sulawesi Selatan meliputi Makassar, Makale (Toraja), Lilikira (Rantepao-Toraja), Dompu, Pomalaah, Raha Sulawesi Tenggara. Yayasan Joseph Yeemye Perwakilan Makassar menyelenggarakan karya pendidikan yang meliputi persekolahan-persekolahan sebagaiberikut [Lampiran 4: (9)]:

• TK, SLB-C, SD Hati Kudus dan SD St. Joseph, SMP dan SMU Rajawali,

Makassar, Sulawesi Selatan,

• TK St. Angela, SD Renya Rosari, SD Pelita Bangsa, Makale dan SMP

Renya Rosari, Lilikira, Rantepao, Toraja,

• TK, Dompu, SMP, Pomalaa dan SMP, Raha, Sulawesi Tenggara.

c. Keuskupan Manado

Yayasan Joseph Yeemye perwakilan Manado, Sulawesi Utara beralamatkan di Jl. Sam Ratulangi No. 02 Manado Sulawesi Utara. Wilayah perwakilan Sulawesi Utara meliputi Kota Manado, Kota Tomohon dan Langoan-Kab. Minahasa. Yayasan Joseph Yeemye Wilayah Perwakilan Manado menyelenggarakan karya pendidikan yang meliputi persekolahan-persekolahan sebagai berikut [Lampiran 4: (9)]:

• TK, SD St. Theresia 01, SD St. Theresia 02, SD St, Theresia 10, SMP Pax

Christi dan SMU Rex Mundi, Manado, Sulawesi Utara,

• TK, SLB-C St Anna, SD, SMP Stela Maris dan SMK St Familia,

Tomohon, Sulawesi Utara,

(35)

4. Struktur Kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye

Kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye berakar dari kepemimpinan Yayasan Joseph. Pada Juli 1997, Sr. Dominica Tupa JMJ telah membuat perubahan struktur kepemimpinan dalam Yayasan. Perubahan struktur kepemimpinan tersebut meliputi pemisahan antara kepengurusan hidup kebiaraan dengan kepengurusan karya. Aturan yang semula mengatur pemimpin provinsi sekaligus menjabat Ketua Yayasan Joseph, tidak diberlakukan lagi (Wowiling, 2000: 114).

Dalam Anggaran Dasar Yayasan Joseph Yeemye, Struktur Organisasi Yayasan Joseph Yeemye meliputi Pembina, Pengurus dan Pengawas (AD, art. 10). Struktur Kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye adalah [Lampiran 4: (9)]:

Pembina Yayasan : Sr. Agnetha Ngala, JMJ Pengawas : Sr. Cresentia Paretta, JMJ Pengurus : Sr. Sandra Supit, JMJ

Ketua Yayasan pada setiap wilayah perwakilan Yayasan Yoseph Yeemye adalah [Lampiran 4: (9)]:

Perwakilan Jakarta : Sr. Paulina Ponomban, JMJ Perwakilan Makassar : Bapak John Parus

Perwakilan Manado : Sr. Monika Kalangi, JMJ

B. Gambaran Umum Kepemimpinan dan Perkembangan Persekolahan

(36)

Perkembangan dan kemajuan suatu lembaga tidak terlepas dari keterlibatan aktif dan kerja sama semua anggota lembaga. Demikian pula Yayasan Joseph Yeemye Jakarta, berawal dari Yayasan Joseph yang didirikan tahun 1962 telah mengalami banyak perkembangan. Perkembangan dan kemajuan tersebut dicapai berkat usaha dan kerja sama dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar Yayasan, sehingga daerah karya pendidikan Yayasan Joseph Yeemye di Jakarta semakin meluas. Tentu saja kemajuan dan perkembangan ini tidak terlepas dari peran kepemimpinan di setiap unit kerja yang ada dalam Yayasan Joseph Yeemye Jakarta. Kepemimpinan dapat menjadi daya penggerak karya suatu lembaga untuk mencapai cita-cita bersama. Peran kepemimpinan perlu selalu untuk dikembangkan maka pada bagian ini akan membahas tentang kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta dan perkembangan karya pendidikan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

1. Kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta

Kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta banyak mengalami perubahan dan pergantian. Perubahan dan pergantian dalam kepemimpinan ini sudah dimulai sejak masih bernama Yayasan Joseph sampai menjadi Yayasan Joseph Yeemye. Gambaran perubahan dan pergantian kepemimpinan dalam Yayasan Joseph Yeemye Jakarta berlangsung sebagai berikut [Lampiran 4: (9)]:

• Sr. Agustini Senduk, JMJ (1963-1994),

(37)

• Sr. Immaculee Palit, JMJ (1 Juli 2005 – 22 Oktober 2007, • Sr. Paulina Ponomban, JMJ (22 Oktober 2007 – sekarang).

2. Perkembangan Karya Pendidikan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta

Karya pendidikan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta merupakan cikal bakal dari Yayasan Joseph yang dibuka tahun 1962. Karya pendidikan Yayasan Joseph Yeemye berada di Jakarta Pusat, ibu kota Negara Indonesia. Karya pendidikan dimulai dengan tingkat sekolah TK dan SD kelas I, II, III. Pada tahun 1967 karya pendidikan berkembang sampai tingkat SMP. Pada tahun yang sama Yayasan Joseph Yeemye Jakarta mengelola pendidikan tingkat sekolah TK, SD, SMP di paroki St. Ignasius, Jl Malang (Wowiling, 2000: 145).

(38)

Tangerang. Karya pendidikan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta di Ciputat mulai dengan pembangunan gedung sekolah TK, SD, dan SMP.

Saat ini, wilayah karya pelayanan Yayasan Joseph Yeemye perwakilan Jakarta meliputi: Daerah Jakarta Pusat melayani pendidikan tingkat sekolah TK Ignasius, SD Ignasius, SMP Loyola, Jalan Malang, SMIP Rex Mundi, Jalan Alaydrus. Daerah Jakarta Barat melayani pendidikan tingkat sekolah TK, SD, SMP dan SMA Bintang Kejora, Cengkareng. Daerah Propinsi Tangerang, melayani karya pendidikan sekolah tingkat TK, SD dan SMP Bintang Kejora, Ciputat, Banten (Wowiling, 2000: 146).

C.Data tentang Peran Kepemimpinan Sekolah dalam Menciptakan Suasana

Pembelajaran yang Kondusif di Persekolahan Yayasan Joseph Yeemye

Jakarta

Untuk mengetahui peran kepemimpinan sekolah dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta, penulis melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada seluruh kepala sekolah dan stafnya yang berkarya di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta. Kegiatan wawancara dan penyebaran kuesioner ini dibantu oleh para staf kepala sekolah di masing-masing unit kerja. Bagian ini akan membahas langkah-langkah persiapan dan hasil pengolahan data wawancara dan kuesioner.

1. Persiapan Pengambilan Data

(39)

a. Tujuan Kuesioner

Kuesioner dilakukan dengan tujuan:

• Untuk mengetahui pemahaman kepala sekolah tentang makna kepemimpinan

menurut spiritualitas Yayasan Joseph Yeemye.

• Untuk mengetahui pemahaman kepala sekolah tentang karya-karya kerasulan

Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

• Untuk mengetahui pemahaman kepala sekolah tentang peran kepemimpinan

dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

• Untuk mengetahui peran aktif kepemimpinan kepala sekolah dalam pelayanan

karya kerasulan Gereja.

b. Tujuan Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tujuan:

• Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan umum yang dihadapi kepala

sekolah dalam menjalankan peran kepemimpinan di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

• Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan tentang peran kepemimpinan dalam

(40)

• Untuk mengetahui hal-hal yang mendukung dan melemahkan peran

kepemimpinan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

• Untuk mengetahui harapan-harapan para kepala sekolah dalam usaha

meningkatkan peran kepemimpinan di persekolahan Yayasan Jospeh Yeemye Jakarta.

c. Metodologi Pengambilan Data 1) Tempat dan Waktu

Pelaksanaan wawancara, penyebaran dan pengisian kuesioner membutuhkan waktu dua minggu. Kegiatan wawancara dan kuesioner ini dimulai pada 19 Maret 2009 dan berakhir pada 30 Maret 2009. Wawancara dan kuesioner dilaksanakan di Persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta yang meliputi wilayah Jakarta Pusat, Cengkareng dan Ciputat.

2) Responden

Untuk responden wawancara sebanyak 11 orang kepala sekolah dan responden data kuesioner sebanyak 37 orang yang terdiri dari para kepala sekolah dan staf yang berkarya di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta. Semua responden merupakan populasi yang diteliti.

(41)

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner terbuka dan tertutup yang terdiri dari 27 item dan wawancara terdiri dari 15 item. Dalam kuesioner dan wawancara responden secara bebas dapat mengungkapkan pendapat atau gagasan sesuai dengan keadaan dirinya dan pengalamannya menjalankan tugas kerasulan di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

d. Variabel Kuesioner dan Wawancara

Untuk variabel kuesioner dan wawancara dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 1 Pemahaman kepala sekolah tentang karya

kerasulan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

9 2 Pemahaman kepala sekolah tentang makna

kepemimpinan menurut spiritualitas Yayasan Joseph Yeemye.

10, 11, 12, 13, 14

5

3 Pemahaman kepala sekolah tentang peran kepemimpinan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

15, 16, 17, 18, 19, 20, 21

7

(42)

Tabel 2

Variabel Wawancara

No Variabel No Item Jml

Item 1 Keprihatinan-keprihatinan tentang situasi umum

yang dihadapi kepala sekolah dalam menjalankan peran kepemimpinan di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

1, 2 2

2 Kesulitan-kesulitan tentang peran kepemimpinan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

3, 4, 5, 6 4

3 Hal-hal yang mendukung dan melemahkan peran kepemimpinan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

7, 8, 9, 10, 11, 12

6

4 Harapan-harapan para kepala sekolah dalam usaha meningkatkan peran kepemimpinan di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

13, 14, 15 3

Total 15

2. Hasil Kuesioner dan Wawancara a. Hasil Kuesioner

Tabel 3

Hasil Kuesioner (N = 37)

No Pernyataan Jumlah Responden

% 1 Pengetahuan dan pemahaman tentang Yayasan

Joseph Yeemye

a. Karya kerasulan Societas JMJ di bidang pendidikan

b. Pelayanan sosial untuk meningkatkan mutu hidup

(43)

2 Tujuan karya kerasulan Yayasan Joseph Yeemye? a. meningkatkan kesejahteraan hidup para

karyawan

b. menyelenggarakan pendidikan bagi segenap lapisan masyarakat dengan tetap mengutamakan orang kecil dan miskin

c. membangun komunitas pendidikan yang berbasis keunggulan, mandiri, efektif dan efisien dengan tetap berpegang pada visi dan misi Yayasan Joseph Yeemye

d. mengembangkan kualitas para guru dalam melaksanakan profesi sebagai pendidik

e. ……… 3 Orang-orang yang terlibat dalam karya kerasulan

Yayasan Joseph Yeemye a. para Siswa dan Orangtua b. Para Suster dan Kepala Sekolah c. Para Guru dan Karyawan d. Jawaban a, b dan c benar 4 Dasar dari perutusan kerasulan Yayasan Joseph

Yeemye

a. Kerja sama dalam membangun dunia pendidikan

b. partisipasi menjalankan kerasulan Gereja c. solidaritas dengan dunia melalui pembebasan

manusia secara utuh rohani dan jasmani d. pengembangan tugas pewartaan Gereja

e. ……… 5 Bidang-bidang yang termasuk dalam karya

kerasulan Yayasan Joseph Yeemye a. bidang pendidikan dan sosial b. bidang kesehatan

c. bidang pemberdayaan

d. bidang pengembangan sosial ekonomi e. ……….. 6 Spiritualitas karya kerasulan Yayasan Joseph

Yeemye

a. mengentaskan kebodohan dan kemiskinan b. mengejawantahkan secara utuh dan

terus-menerus kesiapsediaan apostolik dan penyesuaian diri serta meneladani semangat keluarga kudus

c. membangkitkan semangat misioner kaum muda

d. melibatkan peran serta keluarga-keluarga kristiani dalam pendidikan

(44)

e. ……… 0 0,00 7 Faktor-faktor penunjang yang mempengaruhi

perkembangan karya pendidikan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta adalah:

a. pelayanan, semangat siap sedia diutus, persaudaraan dan kekompakkan

b. kepemimpinan yang bertanggung jawab, kerja sama, keterbukaan, kepemimpinan yang rela melayani, penghargan dan perhatian serta dukungan

c. SDM, sarana dan fasilitas pendidikan, financial, membangun jaringan, letak geografis

d. sistim pengajaran, pembinaan dan bimbingan, situasi masyarakat, kinerja, kepekaan, sistim penggajian 8 Hambatan-hambatan bagi perkembangan karya

pendidikan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta a. Mencari kehormatan dan keuntungan diri

sendiri, kepemimpinan yang feodal dan otoriter b. KKN dalam bidang apa saja, ketidakjujuran

dan kurang komunikasi, gila kuasa. c. Krisis Global, tuntutan masyarakat dan

pemerintah

d. kesejahteraan, SDM, Sarana dan fasilitas pendidikan persaingan dunia pendidikan, idealisme kerja, globalisasi, teknologi, dana pendidikan, letak geografis, dan hubungan kerja 9 Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan

kualitas karya pendidikan di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta

a. Pendampingan dan pembinaan rohani, mental dan spiritualitas, membuka dan membangun jaringan pendidikan, membangun komunikasi b. pertemuan rutin (raker) semua unit

kerja,bimbingan dan pembinaan pribadi dan kelompok langsung dan tidak langsung, membangun kerja sama dan pelayanan c. pengembangan gedung dan fasilitas

pendidikan, keikutsertaan pada seminar-seminar pendidikan dan lainnya

(45)

10 Kepemimpinan itu adalah:

a. Tanggung jawab, koordinasi dan memberi arah, memotifasi, inisiatif

b. Pangkat dan kedudukan/kuasa c. Status hidup

d. Kewibawaan dan harga diri

e. ……….. 11 Pemimpin adalah:

a. Yang berjalan ke depan, memelopori, membimbing, memotivasi, menuntun dan menggerakkan orang lain serta melayani

b. Penguasa dan menguasai, penjamin c. Orang yang dilayani

d. Jawaban a, b, dan c benar 12 Kepemimpinan yang ada dalam Yayasan Joseph

Yeemye Jakarta a. Otoriter dan feodal

b. Demokratis, partisipatif dan transmormatif c. Dialogis

d. Kepemimpinan yang membebaskan

e. ………. 13 Kekhasan kepemimpinan dalam Yayasan Joseph

Yeemye Jakarta

a. Mengabdi Tuhan dan sesame b. Melayani dan marasul c. Berdialog

d. Semua jawaban benar

e. ………. 14 Kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta

mendorong tugas kepemimpinan kepala sekolah a. Sangat mendorong, karena diberi kepercayaan

yang seluasnya dalam menjalankan tugas dan wewenang

b. Cukup mendorong, dalam menjalankan tugas dan wewenang

c. Kurang mendorong dalam menjalankan tugas dan wewenang

d. Sama sekali tidak mendorong dalam tugas dan wewenang 15 Gambaran situasi pendidikan di persekolahan

Yayasan Joseph Yeemye Jakarta

a. Sangat berkembang, baik segi mutu pendidikan, sarana pendidikan maupun mutu SDM

b. Cukup berkembang, bagi segi mutu

3

25

8,11

(46)

pendidikan, sarana pendidikan dan SDM

c. Kurang berkembang, baik segi mutu pendidikan, sarana pendidikan dan SDM

d. Sama sekali tidak berkembang, baik dari segi mutu pendidikan, sarana pendidikan dan SDM

e. ……… 16 Pembelajaran yang sangat baik itu adalah:

a. Dialogis dan komunikatif serta humanis

b. Kontekstual sesuai dengan situasi dan kondisi siswa dalam kesehariannya

c. Pencapaian target materi semaksimal mungkin dan Hasil akhir yang baik

d. Jawaban a dan b benar karena pembelajaran menjadi semakin dinamis

a. Sasaran untuk dapat mencapai tujuan kepemimpinan yang berdaya guna

b. Objek yang dapat membantu memajukan mutu sekolah dalam masyarakat

c. Subjek yang memiliki kepribadian dan kemampuan sehingga mereka itu menjadi pusatnya dalam seluruh proses pendidikan d. Semua jawaban salah

e. ……… 18 Suasana pembelajaran yang kondusif adalah:

a. Pembelajaran yang berjalan lancar, aman, tenang dan damai

b. Pembelajaran yang saling menerima dan mengahargai, demokratis yang sungguh menghormati inspirasi, aspirasi dan gagasan c. Pembelajaran yang CBSA

d. Pembelajaran yang berjalan multi arah

e. ……… 19 Sebagai pemimpin dan pendidik harapan bagi anak

didik adalah:

a. Menjadi orang pandai

b. Menjadi orang yang berguna di masyarakat dengan kedudukan yang baik

c. Berkembang sesuai dengan bakat-bakat yang diberikan Tuhan, dan akhirnya mengalami kelimpahan dan kepenuhan hidup

d. Lulus sekolah dengan hasil yang baik

e. ……… 20 Peran aktif sebagai kepala sekolah dalam

(47)

a. Ikut sertakan mereka dalam mengambil keputusan melalui rencana kerja sekolah

b. Menghargai aspirasi dan inspirasi mereka c. Mendorong dan memberdayakan mereka lewat

program-program ilmu, seni dan budaya

d. Jawaban a, b dan c selalu dimungkinkan terlaksana demi perkembangan kepribadian dan ketrampilan anak didik

e. ……… 21 Siswa yang sulit belajar, bodoh dan malas itu

adalah:

a. Hal yang biasa karena sekolah tidak menerima anak yang pintar saja

b. Teramat sering merepotkan dan menggagu c. Bagian dari tugas konseling sekolah

d. Pribadi yang perlu mendapat sentuhan kasih lewat pendampingan yang sabar dan tekun

e. ……… 22 Kepala sekolah adalah:

a. Status kepemimpinan yang dapat menaikan harga diri

b. Jabatan yang mendatangkan kesejahteraan c. Pemimpin yang menjalankan tugas dengan

semangat otoriter

d. Seseorang pemimpin yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah

e. ……… 23 Tujuan kepemimpinan kepala sekolah Yayasan

Joseph Yeemye Jakarta

a. Menggerakkan seluruh kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan

b. Mementingkan kualitas mutu pendidikan dari pada kuantitasnya

c. Mendapat kehormatan yang setinggi-tingginya dari pemerintah dan yayasan

d. Semua jawaban benar

e. ……… 24 Fungsi kepala sekolah:

a. Fungsi pelayanan dan kepemimpinan b. Penggerak dan pemersatu

c. Pendidik dan adminiatrator pendidikan d. Semua benar 25 Semangat yang mendasari tugas kepala sekolah:

(48)

d. Jawaban a dan b sangat menonjol 26 Program-program yang sudah dilakukan untuk

mendukung kerasulan Gereja melalui bidang pendidikan

a. Paduan suara/ koor di Gereja b. Bina Iman: Putra-putri altar c. Teater: Natal dan Paskah d. Tidak ada sama sekali

e. ……….. 27 Tantangan dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai

kepala sekolah

a. Tuntutan kerja yang terlalu tinggi dan disiplin baik dari pemerintah maupun yayasan

b. Dukungan finansial

c. Tenaga guru yang belum memadai dari segi SDM

d. Semua jawaban benar

e. ………

1 Permasalahan yang dihadapi berdasarkan letak geografis sekolah

Jawaban:

™ Letak geografis sekolah sangat strategis di pusat kota dapat ditempuh dengan berbagai sarana transportasi. Tempat tinggal guru, karyawan maupun siswa juga tak berjauhan dengan sekolah.

™ Letak sekolah berdekatan juga dengan sekolah-sekolah yang lain, maka kendalanya kalau penerimaan murid ada sedikit persaingan atau saling menarik murid.

™ Letak sekolah berdekatan dengan sekolah yang biaya pendidikannya lebih murah. Misalnya uang SPP di sekolah Yayasan Joseph Yeemye rata-rata Rp. 500 ribu sedangkan sekolah yang lain Rp. 200 ribu.

™ Terdapat sekolah-sekolah dengan program dan jurusan pendidikan yang sama, yang letaknya hanya berkisar 200 m saja dengan sekolah kita (Yayasan Joseph Yeemye).

(49)

sekolah terfavorit. Yang kalau dilihat dari segi sarana sangat terjamin. Hal ini juga yang membedakan dengan sekolah kita.

2 Permasalahan yang dihadapi oleh sekolah berkenaan dengan keberadaan

murid

Jawaban:

™ Tak dapat disangkal kalau sekolah kita terdapat murid yang kurang mampu secara ekonomi bahkan terbilang miskin. Kendalanya banyak tejadi penunggakan pembayaran uang SPP. Tapi tak menjadi masalah pada belajar mereka karena mereka diberi kesempatan untuk ikut proses belajar. mungkin hal ini termasuk segi pelayanan dari suster-suster pengelolah yayasan ini.

™ Jumlah murid masih terbilang sedikit dengan demikian berpengaruh pada biaya anggaran juga menjadi minim jika tak bisa mencapai target dana dengan demikian berpengaruh juga pada pengadaan sarana dan pengembangan program.

™ Tak jadi masalah karena sekolah tetap jalan meski dengan keadaan murid banyak yang tak mampu dari segi ekonomi. Sekolah tetap menjalankan proses pembelajaran seperti biasa.

3 Persoalan yang dihadapi dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif Jawaban:

™ Sarana dan prasarana yang masih kurang lengkap dan kurang memadai sehingga sedikit terhambat. Namun sebagai guru berusaha untuk kreatif agar pembelajaran dapat tetap berjalan dengan baik meski dengan sarana yang seadanya saja.

™ Ruang kelas yang terkadang secara fisik kurang menunjang, entah dari segi luasnya, ataupun dari segi tata warnanya (cat). Yang kadang juga sudah diusahakan untuk di rubah tetapi kadang dari pihak yayasan belum menanggapinya.

™ Segi keberadaan guru yang kadang tidak mudah diajak kerja sama.

™ Komunikasi dengan pimpinan yang kurang baik (tak jalan lancar).

™ Persolan-persolan pribadi dan keluarga yang mempengaruhi kinerja guru karyawan juga kepemimpinan.

™ Dukungan dari pihak yayasan juga pimpinan sekolah dan rekan-rekan guru serta orang tua. Terkadang dukungan kurang mantap mungkin karena beda pandangan juga.

4 Permasalahan-permasalahan yang dihadapi disekitar kepengurusan dan

pelaksanaan program pendidikan sekolah Anda Jawaban:

™ Hubungan kerja sama dengan pihak yayasan yang kadang kurang juga merespons dengan baik dan cepat semua ide dan gagasan kita menyangkut pengembangan sekolah.

™ Gaya kepemimpinan yang masih terkesan otoriter. meskipun kadang juga yayasan mau mendengarkan persoalan kita tetapi penanganan masih lambat.

™ Pengadaan sarana yang masih teramat kurang menunjang.

(50)

baru yang dikeluarkaan oleh yayasan yang kadang belum dibicarakan dengan pihak kita sebagai anggota (guru).

5 Suasana pembelajaran yang ingin diciptakan di sekolah

Jawaban:

™ Suasana yang berkeadilan dan jujur, karena lewat suasana ini kita mengajak anak untuk menjadi manusia yang bisa bersikap adil pada semua orang tanpa pandang bulu. Mendidik anak untuk selalu jujur dalam kata maupun tindakan. Hal ini juga diharapkan anak dapat mengajak teman-temannya untuk bersikap adil dan jujur.

™ Pembelajaran yang akrab tetapi tetap tegas. Anak didik adalah pribadi yang perlu juga kita hargai dan terima baik kekurangan dan kelemahannya.

™ Pembelajaran yang dinamis sesuai dengan materi pelajaran saat itu.

™ Pembelajaran yang santai tak terlalu tegang ada unsur bemain juga agar anak-anak tak terlalu tegang.

™ Pembelajaran dengan sistem moving kelas sehingga memotivasi anak untuk berimajinasi. Menggali ide dan inspirasi baru anak sesuai dengan model kelas yang ada.

™ Pembelajaran yang disemangati rasa kekeluargaan dan keakraban sehingga tidak tegang dan dapat tergerak untuk berkomunikasi dengan baik.

™ Pembelajaran yang multi arah jadi tidan hanya Guru saja yang menjadi pusat tetapu siswa subjeknya.

™ Pembelajaran menarik harus didukung juga oleh sarana dan fasilitas belajar serta ruangan yang memadai untuk setiap materi pelajaran. Dengan demikian pembelajaran akan berjalan lancar.

6 Keuntungan sekolah dilihat dari segi jumlah murid, kemampuan financial

orang tua murid Jawaban:

™ Membantu pengembangan proses pendidikan di sekolah terlebih dengan semua kegiatan-kegiatan di luar sekolah.

™ Sekolah akan semakin maju dan menjadi lebih berkembang.

™ Lebih terkoordinir dan meski dari segi financial kurang tetapi kegiatan sekolah tetap berjalan. Malahan lebih berkreatif untuk mengembangkan hal-hal baru.

™ Meski sekolah minim tetapi hasil belajar tetap meningkat mutu semakin baik dan tak kalah dengan bersaing dengan sekolah lain karena banyak lulusan kami lolos ke universitas-universitas terkenal seperti Trisakti dan UI juga UGM dan Sanata Dharma.

™ Keikutsertaan dalam kegiatan ada orang tua yang mamapu dari segi financial tetapi tak mengijinkann anak untuk terlibat tetapi ada orang tua yang financial kurang malahan mendukung anak untuk aktif dalam kegiatan sekolah.

™ Terkadang kegiatan juga tak berjalan lancar karena dana dan fasilitas kurang mendukung.

7 Peran kepemimpinan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang

(51)

Jawaban:

™ Mengusahakan agar pembelajaran di sekolah berjalan dengan baik, aman dan lancer.

™ Memberi dukungan pada guru dan karyawan agar dapat menjalankan tanggung jawab mereka dengan baik, dan jujur serta setia.

™ Memantau kerja guru, mulai dari persiapan sampai pada proses juga melalui supervisi dan evaluasi.

™ Bekerja sama dengan guru, artinya mendukung metode yang mereka buat atau bersama mencari ide baru untuk metode belajar yang akan diajarkan nanti.

™ Saling bekerja sama artinya saling bantu jika ada yang tak hadir berusaha untuk menggantikan atau mencari pengganti agar kelas tidak kosong.

™ Menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan sekolah, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

™ Mengadakan program-program yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif seperti penghijauan sekolah agar sekolah tetap sejuk dan asri dengan demikian anak akan dapat belajar dengan nyaman an guru juga beklerja dengan semangat.

™ Semampu mungkin untuk mengusahakan pengadaan sarana agar pembelajaran itu berhasil baik juga.

™ Membangun kerja sama dengan semua pihak pemerintah maupun yayasan dan sekolah-sekolah lain.

™ Membangun keterbukaan dan kerjasama dengan semua anggota yang ada di dalam sekolah.

8 ™ Keterlibatan guru dan karyawan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

™ Jawaban:

™ Sangat besar, yakni setia menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka baik sebagai guu mapun karyawan dan tata usaha. Mereka juga bekerja dengan penuh kejujuran dan saling membantu satu dengan yang lain.

™ Dalam proses belajar di kelas beusaha untuk membuat agar suasana belajar tidak terlalu tegang. Kreatif untuk mencari metode-metode belajar yang baru dan menarik.

™ Belajar dengan suasana penuh kekeluargaan dan persaudaraan. Melihat murid sebagai subjek yang pelu dihargai dan dihormati sebagai seorang. Memahami kelebihan an kekurangan murid.

™ Bersikap tegas dan serius dalam belajar tetapi sesekali ada santai juga.

™ Membuat persiapan yang matang agar suasana belajar nyaman dan baik dan pembelajaran juga berjalan lancar. Karena kalau tak membuat persiapan kadang juga mengajar tak ada arah dan murid juga kurang banyak yang tak mengeti.

™ Bimbingan pribadi yang didasarkan keterbukaan untuk berdialog.

™ Ada sikap saling terbuka dan saling menerima dan memberi terutama dalam komunikasi antar pribadi.

(52)

suasana pembelajaran yang kondusif di sekolah Jawaban:

™ Suasana sekolah kondusif artinya semua kegiatan sekolah berjalan dengan baik dan lancar. Sebagai kepala sekolah saya melihat pada umumnya semua anggota sekolah guru, karyawan maupun murid sangat paham dengan suasana kondusif. Karena setiap orang di sekolah berusaha untuk menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan asri dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Karena tidak mungkin belajar di kelas yang kotor.

™ Para siswa selalu menjalankan tugas mereka untuk membersihkan kelas. Dan selain itu berusaha untuk tidak membuat keonaran di sekolah. Datang ke sekolah pada waktunya. Semua brusaha untuk menjaga kedisiplinan sekolah. Meskipun demikian ada juga yang masih terlambat.

™ Guru dan karyawan berusaha untuk bekerja dengan baik. Dan bersama-sama saling membantu satu dengan yang lain. Hidup dengan saling bersaudara dan kompak tentu pada hal-hal yang baik dan mendukung sekolah.

™ Mendukung program-program sekolah maupun yayasan.

™ Sebagai guru, dalam kelas saya menggunakan metode dan alat mengajar yang cocok dengan materi sehingga pembelajaran jalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

™ Dalam pembelajaran menerapkan unsur kekeluargaan juga suasana keakraban dengan siswa, namun tetap tegas dan berwibawa sebagai guru.

™ Dalam kelas selalu menanamkan sikap jujur dan adil pada semua siswa. Tak memandang kaya dan miskin, pandai dan bodoh serta malas dan rajin. Semua siswa sama mereka seperti anak sendiri yang harus dididik dengan baik.

™ Siswa sebagai subjek bukan objek. Sebagai subjek berarti mereka manusia yang punya hati dan perasaan juga dan mereka butuh juga perhatian dan kasih saying dari guru-guru.

10 Peran aktif sebagai kepala sekolah dalam melibatkan sekolah pada setiap perayaan-perayaan yayasan

Jawaban:

™ Membuat program-program sekitar acara-acara yayasan serta gereja misalnya, paduan suara, putra altar, musik sekolah, kelompok-kelompok olah raga, dan juga kelompok-kelompok-kelompok-kelompok tari dan drama sehingga jika diminta untuk mengisi acara kelompok ini sudah siap.

™ Pengadaan program-program kerohanian seperti, ibadat tobat dan penerimaan sakramen tobat, misa sekolah, rekoleksi dan retret.

™ Mendorong dan mendukung setiap guru, karyawan ataupun siswa untuk terlibat di kegiatan-kegiatan gereja di paroki masing-masing. Mengingatkan peran aktif kita sebagai anggota Gereja.

(53)

11 Program-program unggulan sekolah dan rencana pendidikan sekolah ke depan

Jawaban:

™ Program Green school, membuat agar sekolah-sekolah sekitar juga yang ada dalam sekompleks untuk menciptakan sekolah hijau. Bentuk lain juga dengan membuat sekolah bebas polusi ara dengan tidak merokok selama berada di lingkungan sekolah. Datang dengan tidak menggunakan motor melainkan sepeda. Hal ini sedang diusahakan dan mulai Nampak hasilnya.

™ Moving kelas dangan penekanan pad abaca dan tulis untuk anak TK. Karena hal ii sangat diharapkan oleh orang tua murid jua.

12 Keuntungan sekolah dilihat dari keberadaan SDM guru dan karyawan

Jawaban:

™ Kalau banyak guru yang sudah sarjana maka dengan sendirinya mutu sekolah akan lebih baik. Tapi hal ini juga tak terlalu menjadi kendala karena meskipun guru belum sarjana tetapi punya pengalaman mengajar yang sangat baik.

™ Pada saat akreditasi ini akan punya poin yang lumayan juga.

Pada umumnya guru sangat kreatif dalam mengembangkan metode dan alat pengajaran.

13 Dukungan yang dialami dalam menjalankan tugas sebagai kepala

sekolah dan staf di Yayasan Joseph Yeemye Jakarta Jawaban:

™ Sangat didukung oleh pihak yayasan dengan memberikan kepercayan untuk menjadi kepala sekolah dan diberi kebebasan untuk mengatur sekolah dengan baik namun tetap tidak terlepas dari peraturan yang sudah ditetapkan yayasan.

™ Dukungan dari guru, yakni melaksanakan dengan penuh tanggung jawab semua kebijakan bersama yang telah disepakati bersama juga.

™ Guru maupun karyawan menjalankan semua persyaratan sekitar tugas dan tanggung jawab sebagai guru maupun karyawan.

™ Dukungan dari pihak orang tua murid juga masyarakat. Sangat mendudkun semua program pendidikan yang ada di sekolah. Saling kerja sama untuk menjaga suasana pembelajaran di sekoilah.

™ Keluarga sendiri, memahami an mengeti jika seandainya aa tugas yang kadang harus pulang sore atau malam. Ataupun kegiatan-kegiatan keluar kota yang harus meninggalkan keluarga beberapa hari.

™ Pihak yayasan memberi kebebasan bagi kita untuk mengembangkan kemampuan dengan mengikuti program-program seperti seminar dan lainnya,

™ Kepala sekolah memberikan kepercayaan yang besar dalam pengelolaan kelas serta metode mengajar dan belajar.

™ Memberikan peluang juga untuk program-program beajar dalam bentuk tour demi menambah wawasan anak.

™ Kerja sama dan mendukung dari pihak teman guru dan karyawan

™ Dukungan juga ari keluarga yang memahami tugas di skolah

(54)

14 Semangat dalam menjalankan tugas kerasulan di pesrsekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta

Jawaban:

™ Menjalankan tugas dan kewajiban saya dengan baik. Menghargai dan menghormati

™ Melayani semua orang tanpa memandang perbedaan yang ada

™ Menjalankan tugas dengan kemampuan yang ada

™ Melayani dan mengembangkan kemajuan sekolah

™ Mengabdi dengan suka rela

™ Bekerja keras dan penug tanggung jawab

™ Memberi teladan yang baik

™ Menjadi sarana pelayanan dan tangan Tuhan

™ Melaksanakan kehendak Tuhan

15 Harapan harapan Anda untuk lebih mengembangkan karya Yayasan

Jawaban:

™ Mengusahakan agar kepemimpinan lebih efektif dalam mengembangkan pendidikan di sekolah-sekolah lembaga ini. Maksudnya semakin terbuka dan flaksibel dengan kebutuhan zaman ini.

™ Kesempatan untuk mengikuti program-program yang dapat meningkatkat mutu SDM dan pendidikan sekolah. Seperti seminar-seminar dll

™ Pengadaan sarana dan fasilitas pendidikan yang memadai dengan situasi sekarang ini. Fasilitas belajar juga fasilitas gedung/ruang.

™ Membangun dialog yang terbuka baik dengan pimpinan lembaga maupun sekolah dengan semua bawahannya.

™ Mengadakan pertemuan-pertemuan dengan semua anggota yayasan jika ada kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan dari pihak yayasan.

™ Peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan

™ Berusaha mengembangkan karya dengan kemampuan yang ada.

™ Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bersama yang lebih inovatif .

™ Kegiatan Santo Joseph setiap 19 Maret dibuat lebih menarik dengan kegiatan-kegiatan yang lebih menekankan mutu pendidikan. Seperti Talk Show dengan pakar-pakar pendidikan, seminar-seminar pendidikan dll.

™ Mempertahankan kegaiatan-kegiatan kebersamaan dan kerohanian yang selama ini berjalan bagus. Seperti retret tahunan, rekreasi bersama keluarga, rekoleksi dan kegiatan pelindung yayasan.

™ Menyelenggarakan kegiatan yang dapat lebih meningkatkat semangat pelayanan dan kerasulan dalam tugas.

(55)

Kepala sekolah memiliki kemampuan untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Peran kepemimpinan kepala sekolah adalah menumbuhkan semangat dan gairah belajar peserta didik, memberikan bimbingan, dorongan dan perhatian kepada seluruh tenaga pendidik serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik dan inovatif di sekolah [Tabel 3: 17, 18, 21, 25; bdk. Tabel 4: 5, 7] .

Untuk mengetahui seberapa besar peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta, bagian ini akan membicarakan hasil kuesioner dan wawancara yang meliputi pemahaman tentang karya kerasulan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta, pemahaman tentang makna kepemimpinan menurut spiritualitas Yayasan Joseph Yeemye Jakarta, pemahaman tentang peran kepemimpinan dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif, serta peran aktif kepala sekolah dalam karya kerasulan Gereja melalui pelayanan sebagai pemimpin pendidikan di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

a. Pemahaman tentang Karya Kerasulan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta

Kepala sekolah yang berkarya di Yayasan Joseph Yeemye Jakarta memahami bahwa Yayasan Joseph Yeemye merupakan suatu bentuk karya kerasulan dari suster-suster Jesus Maria Joseph (JMJ). Yayasan Joseph Yeemye merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk membangun komunitas pendidikan yang berbasis keunggulan, mandiri, efektif, dan efisien [Tabel 3: 1].

(56)

memahami bahwa keberadaan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta senantiasa didasari oleh semangat kerja sama dan rasa solidaritas untuk membangun pendidikan yang maju demi pembebasan manusia secara utuh rohani dan jasmani [Tabel 3: 1, 2; bdk. Tabel 4: 7, 8] .

Karya kerasulan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta berkaitan erat dengan visi, misi, dan tujuan karya pendidikan. Dalam usaha untuk mencapai visi, misi dan tujuan karya pendidikan tersebut, Yayasan Joseph Yeemye Jakarta berpegang teguh pada spiritualitas kesiapsediaan apostolik dan penyesuaian diri, serta meneladan pribadi Keluarga Kudus Nazareth, Yesus sebagai teladan Sang Guru Sejati, Bunda Maria sebagai teladan kebijaksanaan, dan Santo Yosef sebagai teladan profesionalitas kerja dalam karya pendidikan [Tabel 3: 6, 7].

Dengan demikian ciri khas pelayanan kerasulan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta dalam melangsungkan misi Kristus adalah hidup persaudaraan sebagai satu kesatuan komunitas yang utuh. Sebagian besar anggota berpendapat bahwa hidup persaudaraan sebagai satu kesatuan komunitas yang utuh dapat dirasakan dan dialami lewat kebersamaan sebagai satu unit kerja di sekolah dan juga sebagai satu kesatuan keluarga besar Yayasan Joseph Yeemye Jakarta dalam berbagai kegiatan dan pertemuan [Tabel 3: 4, 7; bdk. Tabel 4: 5, 7, 9].

b. Pemahaman Para Kepala Sekolah tentang Makna Kepemimpinan Menurut Spiritualitas Yayasan Joseph Yeemye Jakarta

(57)

dijalani dengan ikhlas dan penuh pengabdian. Tanggung jawab ini juga menyangkut fungsi koordinasi untuk mengarahkan dan memotivasi setiap anggota untuk berinisiatif melakukan sesuatu sebagaimana yang dilakukan oleh kepala sekolah [Tabel 3: 10, 11, 14]. Selain itu pula kepala sekolah menyadari bahwa kepemimpinan bukan untuk menyombongkan diri melainkan untuk memelopori, membimbing, memotivasi, menuntun, menggerakkan, membantu serta melayani. Dengan demikian kehadiran kepala sekolah bukan sebagai pribadi yang dilayani melainkan pribadi pemimpin yang melayani seperti Yesus yang datang untuk melayani bukan untuk dilayani [Tabel 4: 14].

Ciri khas kepemimpinan dalam Yayasan Joseph Yeemye Jakarta bersumber dari kekhasan kepemimpinan Yesus yang melayani semua orang tanpa perbedaan. Kepemimpinan lembaga ini bersifat demokratis, partisipatif transformatif dengan penekanan pada dialog. Ciri khas kepemimpinan ini sekaligus merupakan ciri khas pelayanan kerasulan Yayasan Joseph Yeemye dalam melangsungkan misi Kristus yakni hidup persaudaraan sebagai satu kesatuan komunitas yang utuh. Keutuhan hidup terwujud dalam dedikasi pelayanan yang dilandasi dengan cinta kasih persaudaraan dalam Kristus: saling menghormati, saling melayani, saling percaya, saling memberi nasehat, saling membangun, dan memberi dorongan dalam segala bentuk [Tabel 3: 4, 7, 13].

(58)

Spiritualitas ini bersumber dan berorientasi pada pribadi Kristus yang menjalankan kepemimpinan dengan suka rela melayani, bukan untuk mencari kedudukan dan memerintah dengan kekerasan atau berkuasa dan menguasai orang lain [Tabel 3: 6, 13].

Semangat kepemimpinan Kristus yang melayani semua orang menjadi dasar kepemimpinan dalam Yayasan Joseph Yeemye. Kepemimpinan melayani disadari dan dihayati oleh sebagian besar pimpinan sekolah dalam menjalankan tugas kepemimpinan di sekolah.

c. Pemahaman Kepala Sekolah tentang Karya dan Peran Kepemimpinan dalam Menciptakan Pembelajaran yang Kondusif

(59)

Sekolah selalu mengupayakan suasana yang kondusif di kelas. Untuk mewujudkan suasana yang kondusif, perlu ada sikap keterbukaan, kesatuan tanpa membeda-bedakan antara yang pandai dan yang bodoh, kuat dan lemah, miskin dan kaya [Tabel 3: 17, 19, 21]. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, bukan saja menjadi tempat berlangsung proses belajar-mengajar tetapi menjadi tempat proses pembudayaan manusia. Dengan demikian sekolah menjadi alat untuk menciptakan perkembangan dan peningkatan mutu kehidupan dan martabat manusia.

Dampak atau hasil proses belajar mengajar yang diselenggarakan oleh sekolah tidak hanya membawa perubahan hidup pribadi, melainkan berpengaruh pula terhadap kehidupan sosial dengan berbagai macam tata kehidupan yang ada [Tabel 3: 19, 20, 21]. Oleh karena itu sangat penting menanamkan pembelajaran yang berkeadilan dan humanis [Tabel 3: 16, 17; bdk. Tabel 4: 5].

Kepala sekolah adalah pelaku utama terciptanya suasana kondusif di sekolah. Sebagai pemimpin kepala sekolah mengusahakan berbagai kebijakan untuk menciptakan suasana kemitraan dan kekeluargaan antara guru dengan peseta didik, guru dengan orang tua, dan di antara peserta didik sendiri. Hubungan kekeluargaan yang dimaksudkan adalah suasana pendidikan yang membuat peserta didik merasa kerasan, gembira, diterima dan dipercayai [Tabel 3: 7, 18; bdk. Tabel 4: 7, 14].

(60)

mencapai tujuan pendidikan. Sebagai seorang penggerak, kepala sekolah memotivasi setiap anggota untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif bagi pencapaian tujuan sekolah [Tabel 3: 10, 11; bdk. Tabel 4: 5, 7].

Tidak mudah untuk menjalankan peran kepemimpinan secara professional. Kualitas pribadi dan mutu kerja turut mempengaruhi kualitas peran kepemimpinan. Menjalankan tugas kepemimpinan sebagai kepala sekolah menjadi berat manakala tugas itu dijalankan tanpa melibatkan orang lain. Melibatkan orang lain dalam kepemimpinan merupakan salah satu unsur penting dalam kepemimpinan. Tugas dan tanggung jawab sebagai anggota maupun pemimpin jika dijalankan dalam kebersamaan dengan semangat saling melayani, maka semuanya akan terasa ringan dan membahagiakan sehingga tercipta suasana yang kondusif [Tabel 3: 4, 7, 13].

(61)

pelayanan. Keteladanan merupakan salah satu tuntutan bagi seorang kepala sekolah. Seluruh keberadaan diri dan hidup menjadi gambaran keteladanan seorang pemimpin [Tabel 3: 6, 13; bdk. Tabel 4: 14]. Keteladan hidup sebagai pemimpin menjadi salah satu bentuk keterlibatan kepala sekolah dalam usaha mengembangkan karya kerasulan yang ada dalam lembaga pendidikan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta.

d. Peran Aktif Kepala Sekolah dalam Karya Kerasulan Gereja melalui Pelayanan sebagai Pimpinan Pendidikan Sekolah

(62)

kegiatan Gereja [Tabel 3: 4, 25, 26; bdk. Tabel 4: 14, 15]. Kerja sama yang baik antar lembaga dan Gereja dapat berjalan dengan baik karena terjalin komunikasi yang baik antara pimpinan lembaga dengan Gereja dalam hal ini keuskupan juga dengan pastor paroki selaku pemimpin gereja dimana sekolah-sekolah Yayasan Joseph Yeemye berada [Tabel 3: 1, 4; bdk. Tabel 4: 14].

Kepala sekolah mendapat dukungan dari semua pihak untuk menjalankan semua tugas kepemimpinan, terlebih dalam membuat kebijakan sekolah. Pihak-pihak yang mendukung antara lain Yayasan Joseph Yeemye sebagai pengelola, guru dan staf sebagai rekan kerja, siswa sebagai anak didik, orang tua dan masyarakat sekitar sebagai pendukung lain. Dukungan memotifasi peranan kepemimpinan kepala sekolah [Tabel 3: 7, 14; bdk. Tabel 4: 6, 8, 13].

Kepala sekolah menjalankan peran sebagai anggota Gereja. Cinta persaudaraan sejati merupakan dasar bertindak kepala sekolah dalam menjalankan panggilan dan perutusan sebagai umat Allah. Tindakan cinta persaudaraan dibangun terus menerus dalam kehidupan pribadi dan bersama di lingkungan kerja, keluarga maupun masyarakat. Peran sebagai anggota Gereja dihayati juga dalam tugas perutusan melayani dan mengabdi. Namun tidak semua pemimpin sekolah memiliki kesadaran bahwa perutusan merupakan konsekuensi dari panggilan sebagai umat Allah dan kepemimpinan merupakan tugas perutusan yang dilandasi oleh semangat perutusan Yesus yang melayani sebagai Hamba [Tabel 3: 6; bdk. Tabel 4: 7, 14].

(63)

Setiap lembaga, dalam usaha mewujudkan suatu kemajuan dan perkembangan karya kerasulan, tentu tidak terlepas dari berbagai persoalan dan permasalahan yang menuntut sikap optimis dan tanggung jawab. Sebagai pemimpin maupun anggota memiliki tanggung jawab yang sama untuk melihat secara kritis dan bijaksana setiap permasalahan yang ada dan mampu menyelesaikan setiap permasalahan dengan sikap dan tindakan yang bijak pula. Dari hasil kuesioner dan wawancara, penulis menemukan beberapa keprihatinan pokok berkaitan dengan peran kepemimpinan di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye Jakarta. Keprihatinan ini mencakup peran kepemimpinan Yayasan sebagai pengelolah dan peran kepemimpinan kepala sekolah serta keprihatinan yang dihadapi dalam menciptakan proses pembelajaran yang kondusif di sekolah.

a. Keprihatinan tentang Peran Kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye dalam Karya Kerasulan di Dunia Pendidikan

(64)

yayasan dan pihak lain dapat semakin menciptakan hubungan persaudaraan yang lebih erat dirasa masih belum sesuai harapan [Tabel 3: 8; bdk. Tabel 4: 3, 4]. Dalam kenyataan muncul keprihatinan bahwa kepemimpinan dalam lembaga dinilai masih bersifat otoriter, khususnya dalam kebijakan-kebijakan yang perlu dibicarakan bersama dengan anggota. Komunikasi dan dialog yang juga dirasa belum efektif antar pemimpin dan anggota sehingga kadang menimbulkan kebingungan dalam pelaksanaan tugas serta kesalahpahaman antar pribadi. Sumber dana juga menjadi suatu keprihatinan yang berpengaruh pada kelancaran karya pendidikan dan pengadaan fasilitas belajar yang memadai [Tabel 3: 8, 11, 12; bdk. Tabel 4: 3, 4].

Meskipun ada banyak keprihatinan dalam kepemimpinan di Yayasan Joseph Yeemye Jakarta, namun banyak pihak yang mengalami bahwa Yayasan Joseph Yeemye Jakarta dalam kesederhanaan telah menunjukkan kekhasan pelayanan yang bersifat terbuka, demokratis, dialog dan persaudaraan. Kesederhanaan dan persaudaraan terwujud dengan mengunjungi sekolah-sekolah. Dialog yang jujur dan terbuka nampak dalam setiap pembicaraan baersama maupun kelompok dengan pimpinan Yayasan [Tabel 3: 12, 13, 14]. Dialoh menjadi pintu masuk bagi terwujudnya kerja sama yang baik antara pemimpin dan anggota. Dialog menjadi sarana mewujudkan kesatuan dalam lembaga [Tabel 3: 9, 13].

(65)

Kepemimpinan dipandang sebagai suatu panggilan untuk melayani Tuhan dan sesama [Tabel 3: 13; bdk. Tabel 4: 13, 14]. Kesiapsediaan anggota untuk menjalankan tanggung jawab sebagai pemimpin (kepala sekolah) dalam suatu unit kerja yayasan merupakan salah satu bentuk keterlibatan aktif dalam pengembangan karya Yayasan Joseph Yeemye Jakarta [Tabel 3: 6,7, 13; bdk. Tabel 4: 7, 8, 10, 14]. Oleh karena itu kepala sekolah perlu memiliki kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan. Sebagai pemimpin, kepala sekolah memahami dengan baik semua tanggung jawab berkenaan dengan fungsi kepemimpinan di sekolah. Pemahaman ini diperoleh dalam berbagai pertemuan bersama yang dilaksanakan secara rutin oleh para kepala sekolah bersama dengan pengurus Yayasan Joseph Yeemye Jakarta. Pertemuan tersebut banyak membahas sekitar program-program sekolah, termasuk juga evalusi pelaksanaan tugas-tugas serta usul dan saran bagi pengembangan karya pendidikan ke depan. Dengan demikian sebagian besar para kepala sekolah juga memahami semua tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing [Tabel 3: 7, 9 ; bdk. Tabel 4: 10].

(66)

Sikap pelayanan mengukur segala sesuatu secara materi. Beberapa Kepala sekolah dalam kepemimpinan sering menghadapi pribadi-pribadi yang sulit diatur dan cenderung mempertahankan pendapat pribadi tanpa memperhatikan kepentingan umum. Kualitas dan Sumber Daya Manusia kurang memadai sehingga ada kepala sekolah menjalankan tugas rangkap (menangani 2 sekolah) dengan jenjang berbeda. Tugas rangkap membuat kepala sekolah kewalahan membagi waktu serta kurang fokus dalam kerja [Tabel 3: 8, 27; bdk. Tabel 4: 2, 3].

Proses pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan baik, karena peran kepala sekolah dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah. Salah satu wujud kepedulian sekolah terhadap hidup memasyarakat adalah membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dengan masyarakat lingkungan sekitar sehingga suasana pendidikan yang kondusif dan dinamis seperti yang dicita-citakan bersama boleh terwujud [Tabel 3: 4, 7, 9; bdk. Tabel 4: 6, 8, 13].

c. Kendala dalam Menciptakan Pembelajaran yang Kondusif sebagai Karya Kerasulan di Sekolah

(67)

kejujuran, keadilan dan solidaritas pada yang miskin dan menderita, membangun suasana kerukunan dan persaudaraan serta kesediaan untuk memperjuangkan keutuhan seluruh alam ciptaan [Tabel 3: 7, 9, 13; bdk. Tabel 4: 7, 9, 11].

(68)

49

Zaman sekarang ini, yang ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta komunikasi, menghadapkan manusia ke budaya baru untuk menghayati hidup, namun dilain pihak orang dapat terjebak kepada kedangkalan hidup. Kedangkalan hidup terjadi bila orang hanya berfokus pada kemampuan diri terlepas dari kesadaran bahwa segala daya kemampuan itu mengalir dari kedalaman hidup yang bersumber pada Allah (Darminta, 1998: 2). Maka dari itu dunia yang semakin tak terarah ini memerlukan orang-orang yang penuh ketaatan dan kesetiaan untuk menjadi pemimpin yang menyerahkan segenap hidup demi pelayanan. Seorang pemimpin, yang menyerahkan diri untuk menjadi pemimpin yang sesungguh-sungguhnya, akan membawa nilai kepemimpinan dalam nama Tuhan ke dunia yang semakin sukar dan tak terkendali ini (Zaluchu, 2003: 7).

(69)

kepemimpinan, realitas kepemimpinan dalam Kitab Suci, kepemimpinan dalam Kongregasi Jesus Maria Joseph (JMJ), kepemimpinan Yayasan Joseph Yeemye, kepemimpinan sekolah dan suasana pembelajaran yang kondusif dalam Yayasan Joseph Yeemye.

A. Gambaran Umum tentang Kepemimpinan

Dunia terus melaju, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Demikian pula dengan pola hidup masyarakat mengalami berbagai perubahan (Lazaruth, 1984: 37) maka menjadi pemimpin di zaman maju ini, amatlah tidak mudah. Kewibawaan, keprofesionalitas serta skill kepemimpinan menjadi suatu tuntutan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pemimpin harus mampu menyatukan seluruh organisasi dalam satu semangat atau jiwa. Terlebih khusus memiliki visi atau wawasan yang luas ke depan, mampu melihat prospek-prospek yang menjanjikan, serta optimistis dalam berbagai tindakan hidup. Untuk itu pemimpin harus belajar. Kharisma memang penting dan berperan juga, tetapi menjadi seorang pemimpin tidak hanya berdasarkan kharisma yang dimiliki dalam diri melainkan dia harus belajar untuk memenuhi standar minimal sifat dan watak pemimpin (Sudiarja, 2004: 2).

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4 Hasil Wawancara (N = 12)

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Universitas penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi dengan terus berinovasi ketika mengadakan kegiatan kemahasiswaan, khususnya LKMM, yang berguna untuk

Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik yang dikenal sebagai pembangkit listrik

tergambar adanya sesuatu yang negatif, adanya bom yang meledak hebat yang me adanya bom yang meledak hebat yang me nghancurkan gedung- nghancurkan gedung- gedung dan sarana

Dengan demikian dapat dipahami bahwa ketika melakukan pembahasan mengenai populisme yang ada di Indonesia, maka akan selalu berbicara tentang Prabowo sebagai salah

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan produk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk mendukung keefektifan pembelajaran

Pemidanaan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum diantaranya adalah; a) anak yang berumur 12 Tahun sebagai mana dijelaskan pada Pasal 21 Undang-undang Nomor

Hal pertama yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis gaya bahasa kiasan pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh, seperti tampak dalam data berikut: 1

A háború előtti időben — 1907-ben — Németországban vizsgála­ tokat, számításokat végeztek abból a célból, hogy megállapítsák, hány %-á szorul a