• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah terorisme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah terorisme"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Teror sudah lama ada hampir seiring de

Teror sudah lama ada hampir seiring de ngan sejarah peradaban manusia, tetapi mulai engan sejarah peradaban manusia, tetapi mulai e fektif digemakanfektif digemakan pada abad pertengahan ketika negara-negara

pada abad pertengahan ketika negara-negara atau kerajaan-kerajaan berperang, dan terror digemakanatau kerajaan-kerajaan berperang, dan terror digemakan sebagai salah satu cara untuk memenangkan peperangan. Tetapi waktu itu hampir terlalu gampang sebagai salah satu cara untuk memenangkan peperangan. Tetapi waktu itu hampir terlalu gampang untuk ditebak, siapa yang melakukan terror. Namun sekarang, kejadian terror hampir sangat sulit untuk ditebak, siapa yang melakukan terror. Namun sekarang, kejadian terror hampir sangat sulit ditebak siapa pelakunya, organisasi atau negara mana yang mengaturnya. Semua berjalan ditebak siapa pelakunya, organisasi atau negara mana yang mengaturnya. Semua berjalan undercoverlunderground dan tidak berbentuk, serta organisasinya sulit dibaca atau sulit diketahui. undercoverlunderground dan tidak berbentuk, serta organisasinya sulit dibaca atau sulit diketahui. Pada saat ini, apabila kita mendengar kata-kata terorisme, pikiran kita hampir selalu terkait atau Pada saat ini, apabila kita mendengar kata-kata terorisme, pikiran kita hampir selalu terkait atau tergambar adanya sesuatu yang negatif,

tergambar adanya sesuatu yang negatif, adanya bom yang meledak hebat yang meadanya bom yang meledak hebat yang me nghancurkan gedung-nghancurkan gedung-gedung dan sarana prasarana lain, tewasnya manusia yang tidak terhitung jumlahnya serta akibat lain gedung dan sarana prasarana lain, tewasnya manusia yang tidak terhitung jumlahnya serta akibat lain yang dikategorikan perbuatan biadab, tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan. Namun, apakah yang dikategorikan perbuatan biadab, tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan. Namun, apakah memang demikian sebenarnya? Bahkan kadang-kadang selalu digandeng-gandengkan antara terorisme memang demikian sebenarnya? Bahkan kadang-kadang selalu digandeng-gandengkan antara terorisme dengan islam. Apabila demikian, apakah sebenarnya terorisme itu?

dengan islam. Apabila demikian, apakah sebenarnya terorisme itu?

Terkait permasalahan yang selama ini telah dialami oleh khalayak masyarakat menimbulkan banyak Terkait permasalahan yang selama ini telah dialami oleh khalayak masyarakat menimbulkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya menjadi perhatian dunia internasional. Semisal, apakah sekali pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya menjadi perhatian dunia internasional. Semisal, apakah masyarakat tidak mempunyai hak untuk memperoleh

masyarakat tidak mempunyai hak untuk memperoleh rasa aman? Bagaimana upaya untuk memberikanrasa aman? Bagaimana upaya untuk memberikan rasa aman terhadap khalayak masyarakat? Pertanyaan- pertanyaan inilah yang mendasari berbagai rasa aman terhadap khalayak masyarakat? Pertanyaan- pertanyaan inilah yang mendasari berbagai upaya untuk menyelesaikannya. Hal inilah yang patut dikaji sebagai respon positif terhadap upaya upaya untuk menyelesaikannya. Hal inilah yang patut dikaji sebagai respon positif terhadap upaya tersebut.’’

tersebut.’’MENINGKATNYA TINDAK KRIMINAL TERORISME : FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK DANMENINGKATNYA TINDAK KRIMINAL TERORISME : FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK DAN SOLUSI’’.

SOLUSI’’.

B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.

1. Apa yang menjadi faktor penyebab meningkatnya tindak kriminal terorisme?Apa yang menjadi faktor penyebab meningkatnya tindak kriminal terorisme? 2.

2. Apa dampak dari meningkatnya tindak kriminal terorisme?Apa dampak dari meningkatnya tindak kriminal terorisme? 3.

3. Bagaimana solusi mengurangi meningkatnya tindak kriminal terorisme?Bagaimana solusi mengurangi meningkatnya tindak kriminal terorisme?

C.

C. TujuanTujuan 1.

1. Mengidentifikasikan faktor penyebab meningkatnya tindak kriminal terorisme.Mengidentifikasikan faktor penyebab meningkatnya tindak kriminal terorisme. 2.

2. Mengidentifikasi dampak dan meningkatnya tindak kriminal terorisme.Mengidentifikasi dampak dan meningkatnya tindak kriminal terorisme. 3.

(2)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tindak Pidana Kriminal Terorisme

Menurut para ahli kontraterorisme berpendapat bahwa istilah teroris merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi. Oleh karena itu, para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam. Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis,  pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata teroris : Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang. Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatas namakan agama.

Di lihat dari segi bahasa terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik. Dalam skala lebih kecil daripada perang, teroris berasal dari Perancis pada abad 18. Kata terorisme yang artinya dalam keadaan teror ( under the terror ), berasal dari bahasa latin ”terrere” yang berarti gemetaran dan ”detererre” yang berarti takut.Istilah terorisme pada awalnya digunakan untuk menunjuk suatu musuh dari sengketa territorial atau cultural melawan ideology atau agama yang melakukan aksi kekerasan terhadap publik.

Pandangan terorisme menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Muzadi, mengatakan Indonesia merupakan korban dari jaringan teror global. Menurut beliau, ini yang harus diluruskan di mata dunia. Teror itu biasanya datang dari luar, dimana bisa dilakukan sendiri dan bisa juga melalui doktrin, Indonesia victim global teror .

Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana panik, tidak menentu serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk mentaati kehendak pelaku teror. Terorisme tidak ditujukan langsung kepada lawan, akan tetapi perbuatan teror justru dilakukan dimana saja dan terhadap siapa saja. Dan yang lebih utama, maksud yang ingin disampaikan oleh pelaku teror adalah agar perbuatan teror tersebut mendapat perhatian yang khusus atau dapat dikatakan lebih se bagai psy-war .

B. Landasan Hukum Tentang Terorisme

Menurut Waluyadi (2009: 17) Undang-Undang memberikan pembatasan, bahwa yang dimaksud terorisme adalah setiap perbuatan yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan atau bermaksud untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional.

Dalam rumusan yang paling formal di Indonesia adalah terdapat dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme, dalam pasal 6 dan pasal 7 yang isinya mengenai ancaman pidana bagi pelaku teror dibagi menjadi dua. Pertama, perbuatan yang menimbulkan akibat yang dilarang diancam dengan pidana penjara minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun. Kedua, perbuatan yang dimaksudkan menimbulkan akibat yang dilarang diancam de ngan pidana penjara seumur hidup. Untuk menjamin berjalannya proses hukum dalam tindak pidana terorisme, Undang-Undang juga menegaskan adanya ancaman kepada siapa saja yang menghalangi proses hukum tersebut, dengan

(3)

ancaman pidana minimal 2 tahun dan maksimal 7 tahun. Apabila usaha untuk menghalangi proses hukum tersebut diikuti dengan mengintimidasi aparat hukum, maka pelakunya diancam dengan pidana minimal 3 tahun maksimal 15 tahun.

C. Faktor Penyebab Tindakan Terorisme

“Empat faktor menjadi penyebab tumbuh suburnya terorisme di Indonesia. Pendorong melakukan tindak kekerasan dan mau benar sendiri itu adalah kondisi ketidakadilan, lemahnya tatanan negara, ketidakpedulian masyarakat dan krisis identitas”. Selain itu, penyebab terorisme yang perlu dikenali karena ini berkait dengan upaya pencegahannya, antara lain:

1. Kesukuan, nasionalisme/separatisme

Tindak teror ini terjadi di daerah yang dilanda konflik antar etnis/suku atau pada suatu bangsa yang ingin memerdekan diri. Menebar teror akhirnya digunakan pula sebagai satu cara untuk mencapai tujuan atau alat perjuangan. Sasarannya jelas, yaitu etnis atau bangsa lain yang sedang diperangi. Bom-bom yang dipasang di keramaian atau tempat umum lain menjadi contoh paling sering. Aksi teror semacam ini bersifat acak, korban yang jatuh pun bisa siapa saja.

2. Kemiskinan dan kesenjangan dan globalisasi

Kemiskinan dan kesenjangan ternyata menjadi masalah sosial yang mampu memantik terorisme. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi 2 macam: kemiskinan natural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan natural bisa dibilang “miskin dari sononya”. Orang yang tinggal di tanah subur akan cenderung lebih makmur dibanding yang berdiam di lahan tandus. Sedang kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang dibuat. Ini terjadi ketika penguasa justru mengeluarkan kebijakan yang malah memiskinkan rakyatnya. Jenis kemiskinan kedua punya potensi le bih tinggi bagi munculnya terorisme.

3. Non demokrasi

Negara non demokrasi juga disinyalir sebagai tempat tumbuh suburnya terorisme. Di negara demokratis, semua warga negara memiliki kesempatan untuk menyalurkan semua pandangan politiknya. Iklim demokratis menjadikan rakyat sebagai representasi kekuasaan tertinggi dalam pengaturan negara. Artinya, rakyat merasa dilibatkan dalam pengelolaan negara. Hal serupa tentu tidak terjadi di negara non demokratis. Selain tidak memberikan kesempatan partisipasi masyarakat, penguasa non demokratis sangat mungkin juga melakukan tindakan represif terhadap rakyatnya. Keterkungkungan ini menjadi kultur subur bagi tumbuhnya benih-benih terorisme.

Melihat kompleksitas permasalahan tersebut tampaknya terorisme bukan semata-mata masalah agama, melainkan masalah seluruh umat manusia dalam berbagai aspek. Muktifaktorial tersebut juga akhirnya yang akan mengakibatkan berbagai pihak akan melakukan aksi saling tuding sebagai biang penyebabnya. Bom di Jakarta yang mengguncang di Jakarta bom, telah menjadikan banyaknya kambing hitam yang muncul. Pihak keamanan dan pihak intelejen dituding tidak becus dan tidak professional dalam mencegah aksi tersebut. Tapi tudingan selalu dimentahkan, jangankan di Indonesia di negara Amerika Serikat sebagai pusat rujukan anti teror dunia.

4. Pelanggaran harkat kemanusiaan

Aksi teror akan muncul jika ada diskriminasi antar etnis atau kelompok dalam masyarakat. Ini terjadi saat ada satu kelompok diperlakukan tidak sama hanya karena warna kulit, agama, atau lainnya.Kelompok yang direndahkan akan mencari cara agar mereka didengar, diakui, dan diperlakukan sama dengan yang lain. Atmosfer seperti ini lagi-lagi akan mendorong berkembang biaknya ter or.

(4)

Butir ini nampaknya tidak asing lagi. Peristiwa teror yang terjadi di Indonesia banyak terhubung dengan sebab ini. Radikalisme agama menjadi penyebab unik karena motif yang mendasari kadang bersifat tidak nyata. Beda dengan kemiskinan atau perlakuan diskriminatif yang mudah diamati. Radikalisme agama sebagian ditumbuhkan oleh cara pandang dunia para penganutnya. Menganggap bahwa dunia ini sedang dikuasi kekuatan hitam, dan sebagai utusan Tuhan mereka merasa terpanggil untuk membebaskan dunia dari cengkeraman tangan-tangan jahat.

D. Solusi dari Tindakan Terorisme

1. Pemberantasan kemiskinan dan perbaikan ekonomi. Tidak bisa dipungkiri bahwa kemiskinan adalah salah satu pendorong terjadinya gerakan resistensi dari berbagai golongan masyarakat, termasuk gerakan terorisme.

2. Pemerintah hendaknya melakukan kampanye tentang pengertian jihad kepada seluruh masyarakat.

3. Untuk para siswa yang duduk di bangku sekolah, pemahaman tentang jihad hendaknya dimasukkan ke dalam buku agama yang dikeluarkan oleh Departemen Agama (Depag).

4. Untuk masyarakat diadakan dialog antara masyarakat barat dan Islam untuk membahas islam. Selain itu, pemerintah maupun masyarakat baiknya membuat film dokumenter yang ditayangkan di televisi mengenai pemahaman jihad itu sendiri.

5. Itu harus ada empowering terhadap pemikiran moderat, karena inilah yang diperlukan di Indonesia. Jadi bukan hanya NU diajak bekerjasama, tetapi bagaimana pemikiran-pemikiran moderat itu diperkuat dengan sistem kenegaraan.

6. Didalam sebuah sistem politik, terdapat Input , Output , dan Lingkungan yang memengaruhinya. Input yang Indonesia dapatkan sudah terlalu banyak, permasalahannya pun sudah dilumatkan dalam beberapa pertemuan, kerjasama antarnegara yang berkaitan dengan terorisme pun telah dijalin dengan berbagai negara, dan hendaknya kebijakan-kebijakan atau output   yang dikeluarkan pun sudah memuaskan seluruh kalangan.

“Sebagai upaya memerangi terorisme, ada dua hal yang kita hadapi, yaitu ‘terror’ dan ‘isme’. Terror itu harus dihadapi dengan inteligen teritory dimana ini sudah dilakukan oleh Indonesia. Sementara yang kedua, yaitu isme, ini tidak bisa menggunakan cara-cara tersebut, kita harus menggunakan sistem pendidikan keagamaan yang menjamin untuk tidak timbulnya terror yang berkarakter agama”.

(5)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Faktor penyebab meningkatnya tindak kriminal terorisme antara lain:

1. Kesukuan, nasionalisme/separatism

2. Kemiskinan dan kesenjangan dan globalisasi 3. Non demokrasi

4. Pelanggaran harkat kemanusiaan 5. Radikalisme agama

Dampak tindak kriminal terorisme antara lain:

1. Mengganggu sistem perpolitikan suatu negara. 2. Mengganggu sistem perekonomian Negara.

3. Merugikan beberapa pihak-pihak yang bersangkutan, baik ke hilangan harta dan jiwa.

4. Menyebabkan perasaan takut dan menciptakan kondisi yang tidak aman dan tidak nyaman.

B. SARAN

1. Sebaiknya pemerintah lebih mengoptimalkan kembali kinerja para aparat yang berwenang seperti polisi dalam upaya-upaya penanggulangan walaupun sudah banyak dilakukan meskipun kurang maksimal.

2. Mengoptimalkan upaya-upaya tersebut guna mencapai hasil yang lebih baik dalam upaya pemberantasan terorisme, hal ini juga didukung dengan partisipasi warga masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya terutama tetangga dekat mereka sebagai warga baru dalam mengetahui aktivitas keseharian mereka dan identitas mereka yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA  http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8406/.

 http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2009/08/20/brk,20090820-193436,id.html. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.

http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/72-desember-2009/658--menangkal-terorisme-dengan-memberdayakan-pemikiran-moderat.html.  Diakses pada tanggal 26

April 2011.

 RumahMadina. 2009.  Jihad Bukan Terorisme, Terorisme Bukan Jihad .  Tersedia pada http://rumahmadina.com/blog-artikel-islam/jihad-bukan-terorisme-terorisme-bukan-jihad/. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

(1989), Membaca Strategi Pengantar dan Tekniknnya, Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.. Sumber

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Estimasi Pangsa

Nilai tambah yang diperoleh mahasiswa setelah melaksanakan PPL Praktikan memperoleh gambaran langsung mengenai pembelajaran di dalam kelas, cara mengelola kelas,

sound material; 2) investigate the response of students to the feasibility study media in the form of an integrated science bulletin on sound material for

tersebut dapat dijadikan daya tarik tersendiri para penulis novel yang akan mengahsilkan karya-karya yang menarik. Dengan kreatifitas penulis akan menjadikan

Tulisan ini akan menegaskan kembali signifikansi teks Sulalat al-Salatin sebagai sebuah karya sastra Melayu tradisional adiluhung yang dihubungkan dengan tokoh Tun

Bagi Penyedia Jasa atau Pemilik Kapal yang sedang menjalani pemeriksaan oleh instansi yang terkait, antara lain pihak kepolisian, TNI, Bea Cukai, Perpajakan, atas dugaan

Sistem Meter Minyak Pendahuluan Sistem Meter Sistem Meter Meter Turbine Perhitungan Tanya Jawab Skid Meter..