• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik Penyelesaian Perkara (perdata) - Repository UNIKOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Praktik Penyelesaian Perkara (perdata) - Repository UNIKOM"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Praktek Hukum Perdata

Praktek Hukum Perdata

Oleh

Oleh

(2)

TAHAP ADMINISTRATIF

TAHAP ADMINISTRATIF

PENGGUGAT

Mendaftarkan

Gugatan melalui

Kepala PP PN

yg berwenang

dg membayar

uang muka perkara

KEPALA PANITERA PERKARA PERDATA - Menerima pendaftaran gugatan dan catatkannya dalam buku register perkara perdata.

- Meneruskan perkara kepada Ketua PN.

KETUA

PENGADILAN NEGERI Setelah membaca

berkas gugatan,

menetapkan Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara.

MAJELIS HAKIM (KETUA)

- Menetapkan hari

sidang I.

- Memerintahkan

Panitera perkara

membuat dan

PANITERA/JURUSITA

Membuat dan

mengirimkan surat

panggilan sidang I

kepada para pihak

beserta berita

acaranya.

PENGGUGAT

Menerima surat

panggilan dan

menandatangani

berita acaranya

.

(3)

TAHAP YUDISIAL

TAHAP YUDISIAL

SIDANG I SIDANG I KEMUNGKINAN: KEMUNGKINAN:

- Penggugat dan Tergugat hadir Penggugat dan Tergugat hadir

maka sidang dibuka dan Majelis maka sidang dibuka dan Majelis Hakim wajib mengupayakan Hakim wajib mengupayakan perdamaian. Bila mereka setuju perdamaian. Bila mereka setuju untuk berdamai maka dibuatlah untuk berdamai maka dibuatlah

Akta van dading

Akta van dading (130 HIR), (130 HIR), akan tetapi bila tidak tercapai akan tetapi bila tidak tercapai perdamaian maka sidang perdamaian maka sidang dilanjutkan.

dilanjutkan.

- Penggugat hadir Tergugat tidak Penggugat hadir Tergugat tidak

hadir, hakim akan memeriksa hadir, hakim akan memeriksa Berita Acara Panggilan bila telah Berita Acara Panggilan bila telah sah dan patut maka Tergugat sah dan patut maka Tergugat akan dipanggil kembali (127 akan dipanggil kembali (127 HIR). Apabila ternyata Tergugat HIR). Apabila ternyata Tergugat tetap tidak hadir juga maka tetap tidak hadir juga maka perkara tersebut diputus secara perkara tersebut diputus secara

verstek

verstek (125 HIR). (125 HIR). -

- Penggugat tidak hadir, Tergugat Penggugat tidak hadir, Tergugat hadir, hakim memeriksa BAP, hadir, hakim memeriksa BAP, dan mengadakan pemanggilan dan mengadakan pemanggilan kembali pad pihak yang tidak kembali pad pihak yang tidak hadir (126HIR), bila Penggugat hadir (126HIR), bila Penggugat tetap tidak hadir maka perkara tetap tidak hadir maka perkara diputus secara gugur. (124 HIR) diputus secara gugur. (124 HIR)

-- Penggugat dan Tergugat tidak Penggugat dan Tergugat tidak hadir, maka akan dilakukan hadir, maka akan dilakukan pemanggilan kembali hingga pemanggilan kembali hingga biaya perkara habis.

biaya perkara habis.

-- Mediasi(PERMA No. 2 tahun Mediasi(PERMA No. 2 tahun

JAWAB MENJAWAB 1. Jawaban

Dibuat oleh Tergugat. Bentuk:

- Eksepsi, yakni tanggapan yang tidak mengenai pokok perkara. Eksepsi ada 2, yaitu (1) eksepsi materiil atau peremptoir (antara lain: kompetensi (Pasal 125 ayat (2), 133, 134 dan 136 HIR, nebis in idem, objek yang sama juga sedang disidangkan) dan (2) eksepsi formil atau dilatoir (antara lain: gugatan premature, gugatan kurang pihak, obscuur libel, dll). - Jawaban, yakni tanggapan mengenai

pokok perkara. Isinya ada 3 yaitu: mengakui, menolak, dan referte. - Rekonpensi, yakni gugatan balasan

(132 huruf a dan b HIR). 2. Replik

Dibuat oleh Penggugat, guna mempertahankan dalil-dalil dalam gugatan dan mematahkan dalil-dalil dalam jawaban Tergugat.

3. Duplik

Dibuat oleh Tergugat, guna

mempertahankan dan memperkuat dalil-dalil dalam jawaban dan mematahkan dalil-dalil dalam replik Penggugat.

PEMBUKTIAN

- Siapa yang mendalilkan sesuatu, dia harus membuktikan (Pasal 163 HIR). - Alat bukti (Pasal 164 HIR): (1) Bukti Surat (biasa, otentik, akte di bawah tangan, Pasal 137 dan 165 HIR); (2) Saksi (Pasal 145 ayat (1) HIR); (3) Persangkaan (hakim dan undang-undang); (4) Pengakuan (dalam sidang dan diluar sidang, Pasal 174-176 HIR); dan (5) Sumpah (diminta oleh hakim dan pihak lawan, Pasal 155, 156, 158, dan 177 HIR).

PUTUSAN DAN EKSEKUSI - Penggolongan putusan: (1) Putusan akhir, yakni

putusan yang mengakhiri sengketa, dan (2) Putusan sela, yakni putusan yang diberikan guna

memperlancar jalannya persidangan.

- Sifat putusan: (1) Condemnatoir (menghukum); (2)

Declaratoir (menyatakan); (3) Constitutive

(menimbulkan hubungan hukum baru dan menghilangkan hubungan hukum yang lama).

- Asas-asas eksekusi: (1) Dijalankan apabila pihak yang kalah tidak secara sukarela menjalankan isi putusan; (2) Dijalankan terhadap putusan inkracht

(kecuali putusan Sertamerta, provisi, gorsse akte, perdamaian); (3) Dilaksanakan dibawah perintah Ketua Pengadilan Negeri, dll.

(4)

TAHAP YUDISIAL

TAHAP YUDISIAL

Sidang hari I

Mediasi

Berhasil

Akta Perdamaian

Pembacaan

Gugatan

Jawaban

Replik

Duplik

Pembuktian

Kesimpulan

Putusan

Hakim

Putusan

Hakim

Upaya

(5)

Upaya Hukum

Upaya Hukum

Putusan

Hakim

Putusan

Hakim

Upaya

Hukum

Biasa

Upaya

Hukum

Luar

Biasa

Banding

Kasasi

Verzet

Peninjauan Kembali

(6)

GUGATAN (1)

GUGATAN (1)

Gugatan pada prinsipnya didefinisikan

Gugatan pada prinsipnya didefinisikan

merupakan tuntutan hukum guna

merupakan tuntutan hukum guna

pemenuhan hak dan kewajiban tertentu,

pemenuhan hak dan kewajiban tertentu,

yang diajukan oleh seseorang atau lebih

yang diajukan oleh seseorang atau lebih

(sebagai Penggugat) terhadap seseorang/

(sebagai Penggugat) terhadap seseorang/

suatu badan hukum atau lebih (sebagai

suatu badan hukum atau lebih (sebagai

Tergugat)

Tergugat)

.

.

Gugatan dapat diajukan

Gugatan dapat diajukan

,

,

baik itu secara

baik itu secara

secara lisan (Pasal 120 HIR) ataupun

secara lisan (Pasal 120 HIR) ataupun

tertulis (Pasal 118 HIR)

tertulis (Pasal 118 HIR)

,

,

oleh seseorang

oleh seseorang

/

/

pihak

(7)

GUGATAN (2)

GUGATAN (2)

Syarat Gugatan:

Syarat Gugatan:

FormilFormil, harus memuat: (1) Tempat, tanggal pembuatan gugatan; dan, harus memuat: (1) Tempat, tanggal pembuatan gugatan; dan (2) (2) ditandatangani oleh pihak yang mengajukan (

ditandatangani oleh pihak yang mengajukan (partij partij materiil) atau kuasa materiil) atau kuasa hukumnya (

hukumnya (partij partij formil) diatas materai secukupnya (Rp. 6.000,-) yang diberi formil) diatas materai secukupnya (Rp. 6.000,-) yang diberi tanggal.

tanggal.

MateriilMateriil, harus memuat:, harus memuat:

 Persona Standi on JudicioPersona Standi on Judicio (identitas jelas semua pihak dalam gugatan, baik (identitas jelas semua pihak dalam gugatan, baik itu Penggugat maupun Tergugat). Dalam bagian ini minimal harus memuat

itu Penggugat maupun Tergugat). Dalam bagian ini minimal harus memuat

nama lengkap, pekerjaan, dan alamat dari masing-masing pihak.

nama lengkap, pekerjaan, dan alamat dari masing-masing pihak.

 Posita/Fundamentum PetendiPosita/Fundamentum Petendi (dalil-dalil gugatan). Dalam bagian ini harus (dalil-dalil gugatan). Dalam bagian ini harus diuraikan secara rinci dan sistimatis tentang:

diuraikan secara rinci dan sistimatis tentang:

– fakta-fakta perbuatan, peristiwa dan/atau kerugian yang dialami.fakta-fakta perbuatan, peristiwa dan/atau kerugian yang dialami.

– Fakta-fakta dan dasar hukum dengan menunjuk sifat melawan hukum, Fakta-fakta dan dasar hukum dengan menunjuk sifat melawan hukum, ketentuan hukum ataupun asas-asas hukum mana saja yang sudah

ketentuan hukum ataupun asas-asas hukum mana saja yang sudah

dilanggar berdasarkan fakta-fakta perbuatan atau peristiwa, missal

dilanggar berdasarkan fakta-fakta perbuatan atau peristiwa, missal

melanggar Pasal 1365 BW, Pasal 1234 BW, Pasal 38 UU RI No.

melanggar Pasal 1365 BW, Pasal 1234 BW, Pasal 38 UU RI No.

23/1997, dll

23/1997, dll

 PetitumPetitum (tuntutan). Bagian ini dapat merangkum semua tuntutan hukum (tuntutan). Bagian ini dapat merangkum semua tuntutan hukum untuk diputuskan oleh Majelis Hakim agar dipenuhi oleh Tergugat. Disini

untuk diputuskan oleh Majelis Hakim agar dipenuhi oleh Tergugat. Disini

tuntutan dapat dinyatakan sepanjang tuntutan itu sudah diuraikan

tuntutan dapat dinyatakan sepanjang tuntutan itu sudah diuraikan

sebelumnya dalam bagian posita dan berdasarkan hukum, serta tidak

sebelumnya dalam bagian posita dan berdasarkan hukum, serta tidak

melawan ha

(8)

GUGATAN (3)

GUGATAN (3)

Gugatan diajukan kepada (Pasal 118 HIR): (1) Pengadilan

Gugatan diajukan kepada (Pasal 118 HIR): (1) Pengadilan

negeri dalam wilayah hukum tempat tinggal Tergugat; (2) Jika

negeri dalam wilayah hukum tempat tinggal Tergugat; (2) Jika

Tergugat lebih dari satu, maka dapat diajukan kepada

Tergugat lebih dari satu, maka dapat diajukan kepada

pengedilan negeri dalam wilayah hukum salah satu tempat

pengedilan negeri dalam wilayah hukum salah satu tempat

tinggal Tergugat; (3) Jika tempat tinggal Tergugat tidak

tinggal Tergugat; (3) Jika tempat tinggal Tergugat tidak

diketahui, maka gugatan dapat diajukan kepada pengedilan

diketahui, maka gugatan dapat diajukan kepada pengedilan

negeri dalam wilayah hukum dimana terakhir kali Tergugat

negeri dalam wilayah hukum dimana terakhir kali Tergugat

bertempat tinggal. Terkecuali, terhadap gugatan yang secara

bertempat tinggal. Terkecuali, terhadap gugatan yang secara

khusus menyangkut sengketa terhadap suatu barang, meski

khusus menyangkut sengketa terhadap suatu barang, meski

tempat tinggal Tergugat tidak diketahui pasti gugatan dapat

tempat tinggal Tergugat tidak diketahui pasti gugatan dapat

diajukan kepada pengadilan negeri dalam wilayah hukum

diajukan kepada pengadilan negeri dalam wilayah hukum

tempat barang sengketa berada; dan (4) Jika ternyata

tempat barang sengketa berada; dan (4) Jika ternyata

Tergugat bertempat tinggal diluar negeri, maka gugatan harus

Tergugat bertempat tinggal diluar negeri, maka gugatan harus

diajukan kepada pengadilan negeri di Ibu kota Negara RI

diajukan kepada pengadilan negeri di Ibu kota Negara RI

(Pengadilan Negeri Jakarta Pusat).

(Pengadilan Negeri Jakarta Pusat).

Secara garis besar, proses beracara di pengadilan negeri dalam

Secara garis besar, proses beracara di pengadilan negeri dalam

perkara perdata terbagi dalam 2 tahapan, yaitu (1) tahap

perkara perdata terbagi dalam 2 tahapan, yaitu (1) tahap

administratif, dan (2) yudisial

(9)

PERMOHONAN SITA JAMINAN

PERMOHONAN SITA JAMINAN

Sita jaminan (

Sita jaminan (

beslag

beslag

) dapat dimohonkan

) dapat dimohonkan

oleh Penggugat dalam gugatannya atau

oleh Penggugat dalam gugatannya atau

secara terpisah dengan suatu permohonan

secara terpisah dengan suatu permohonan

tersendiri yang diajukan kepada Majelis

tersendiri yang diajukan kepada Majelis

Hakim yang memerika dan mengadili

Hakim yang memerika dan mengadili

perkara.

perkara.

Penyitaan pada prinsipnya dapat diletakan

Penyitaan pada prinsipnya dapat diletakan

baik itu terhadap benda bergerak maupun

baik itu terhadap benda bergerak maupun

tidak bergerak guna menjamin

tidak bergerak guna menjamin

pelaksanaan putusan

(10)

JENIS SITA JAMINAN

JENIS SITA JAMINAN

Conservato

Conservato

i

i

r

r

Ps.

Ps.

227 HIR

227 HIR

Revindicatoir

Revindicatoir

Ps.

Ps.

226 HIR

226 HIR

Marital

Marital

Pandbeslag

Pandbeslag

Sita yang

Sita yang

diletakan,

diletakan,

baik itu

baik itu

terhadap

terhadap

benda

benda

bergerak

bergerak

maupun tidak

maupun tidak

bergerak yang

bergerak yang

dimiliki atau

dimiliki atau

berada dalam

berada dalam

penguasaan

penguasaan

Tergugat

.

.

(11)

PENGIKUTSERTAAN PIHAK KETIGA

PENGIKUTSERTAAN PIHAK KETIGA

Bilamana dipandang perlu atau sangat

Bilamana dipandang perlu atau sangat

dibutuhkan, Majelis Hakim dapat menarik

dibutuhkan, Majelis Hakim dapat menarik

atau mengizinkan pihak ketiga untuk

atau mengizinkan pihak ketiga untuk

beracara dalam suatu perkara (RV).

(12)

BENTUK-BENTUK PENGIKUTSERTAAN

BENTUK-BENTUK PENGIKUTSERTAAN

PIHAK KETIGA

PIHAK KETIGA

Vrijwaring

Vrijwaring

Ps.

Ps.

70-76 RV

70-76 RV

Voeging

Voeging

Ps.

Ps.

297 – 282

297 – 282

RV

RV

Tussenkomst

Tussenkomst

Ps.

Ps.

297 – 282

297 – 282

RV

RV

-

Seseorang/suatu

Seseorang/suatu

badan hukum

badan hukum

ditarik masuk ke

ditarik masuk ke

dalam perkara oleh

dalam perkara oleh

salah satu pihak, ia

salah satu pihak, ia

ditarik sebagai

ditarik sebagai

penjamin bagi pihak

penjamin bagi pihak

itu.

itu.

-

Bersifat pasif.

B

ersifat pasif.

-

Seseorang/suatu

Seseorang/suatu

badan hukum

badan hukum

masuk kedalam

masuk kedalam

suatu perkara atas

suatu perkara atas

inisiatifnya sendiri

inisiatifnya sendiri

dan bergabung

dan bergabung

dengan salah satu

dengan salah satu

pihak guna

pihak guna

membela

membela

kepentingan pihak

kepentingan pihak

tersebut.

tersebut.

-

seseorang masuk

seseorang masuk

kedalam suatu

kedalam suatu

perkara untuk

perkara untuk

membela

membela

kepentingan dirinya

kepentingan dirinya

sendiri, tanpa

sendiri, tanpa

bergabung dengan

bergabung dengan

salah satu pihak

salah satu pihak

yang berperkara.

yang berperkara.

(13)

UPAYA HUKUM

UPAYA HUKUM

Verzet

Verzet

Ps.

Ps.

129

129

HIR

HIR

- DDapat ditempuh bilamana Tergugat dijatuhkan putusan apat ditempuh bilamana Tergugat dijatuhkan putusan verstekverstek.. - DDiajukan kepada pengadilan negeri yang menjatuhkan putusan iajukan kepada pengadilan negeri yang menjatuhkan putusan

verstek

verstek dlm tenggat waktu 14 hari sejak putusan dlm tenggat waktu 14 hari sejak putusan diberitahukandiberitahukan..

- Menangguhkan eksekusi, terkecuali terhadap putusan Menangguhkan eksekusi, terkecuali terhadap putusan uitvoerbar bij uitvoerbar bij

voerad

voerad (Ps (Ps.. 180 ayat (1) 180 ayat (1) && Ps Ps.. 128 ayat (2) 128 ayat (2) HIR) HIR)

Darden

Darden

Verzet

Verzet

Ps.

Ps.

195 (6)

195 (6)

HIR

HIR

-

- Diajukan oleh mereka yang merasa hak miliknya diletakkan sita Diajukan oleh mereka yang merasa hak miliknya diletakkan sita eksekutorial oleh Pengadilan Negeri

eksekutorial oleh Pengadilan Negeri..

- Memasukkan surat bantahan dengan nomor register baruMemasukkan surat bantahan dengan nomor register baru..

- Bantahan diajukan kepada Pengadilan Negeri yang menetapkan sita Bantahan diajukan kepada Pengadilan Negeri yang menetapkan sita

eksekutorial

eksekutorial..

Banding

Banding

UU RI

UU RI

No.

No.

2

2

/1986

/1986

- Diajukan dalam tenggat waktu 14 hari sejak putusan dibacakan atau Diajukan dalam tenggat waktu 14 hari sejak putusan dibacakan atau

diberitahukan

diberitahukan..

- Memori banding tidak diwajibkanMemori banding tidak diwajibkan..

- Diajukan oleh pihak yang tidak puas terhadap putusanDiajukan oleh pihak yang tidak puas terhadap putusan P Pengadilan engadilan

Negeri

Negeri..

Kasasi

Kasasi

UU 14/1970 Jo.

UU 14/1970 Jo.

UU 14/1985 Jo.

UU 14/1985 Jo.

- Diajukan dalam tenggat waktu 14 hari sejak putusan dibacakan atau Diajukan dalam tenggat waktu 14 hari sejak putusan dibacakan atau

diberitahukan

diberitahukan..

- Memori kasasi diwajibkan untuk disampaikan dalam tenggat waktu 14 Memori kasasi diwajibkan untuk disampaikan dalam tenggat waktu 14

hari setelah pernyataan kasasi

(14)

Jawaban

(15)

Jenis Eksepsi (1)

Jenis Eksepsi (1)

Pasal 125 ayat (2), 132 dan 133 HIR hanya

Pasal 125 ayat (2), 132 dan 133 HIR hanya

memperkenalkan eksepsi kompetensi absolut

memperkenalkan eksepsi kompetensi absolut

dan relatif. Namun, Pasal 136 HIR

dan relatif. Namun, Pasal 136 HIR

mengindikasikan adanya beberapa jenis eksepsi.

mengindikasikan adanya beberapa jenis eksepsi.

Dilihat dari Ilmu Hukum, jenis eksepsi terbagi

Dilihat dari Ilmu Hukum, jenis eksepsi terbagi

atas:

atas:

1.

1.

Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)

Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)

2.

2.

Eksepsi Prosesual di Luar Eksepsi

Eksepsi Prosesual di Luar Eksepsi

Kompetensi

Kompetensi

3.

(16)

Kompetensi

Kompetensi

Kompetensi Absolut

Kompetensi Absolut

(ps. 134 HIR)

(ps. 134 HIR)

“ Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak termasuk

Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak termasuk

wewenang pengadilan negeri, maka pada sembarang waktu dalam

wewenang pengadilan negeri, maka pada sembarang waktu dalam

pemeriksaan perkara itu, boleh diminta supaya hakim mengaku

pemeriksaan perkara itu, boleh diminta supaya hakim mengaku

tidak berwenang, dan hakim itu pun, karena jabatannya, wajib pula

tidak berwenang, dan hakim itu pun, karena jabatannya, wajib pula

mengaku tidak berwenang.

mengaku tidak berwenang.

(Rv. 132; IR. 136, 190.)

(Rv. 132; IR. 136, 190.)

Kompetensi Relatif

Kompetensi Relatif

(Ps. 133 HIR Jo. 118 HIR).

(Ps. 133 HIR Jo. 118 HIR).

Jika si tergugat dipanggil menghadap pengadilan negeri, sedang

Jika si tergugat dipanggil menghadap pengadilan negeri, sedang

menurut peraturan pasal 118 ia tak usah menghadap pengadilan

menurut peraturan pasal 118 ia tak usah menghadap pengadilan

negeri itu, maka bolehlah ia meminta supaya hakim menyatakan diri

negeri itu, maka bolehlah ia meminta supaya hakim menyatakan diri

tidak berwenang dalam hal itu, asal saja permintaan itu diajukan

tidak berwenang dalam hal itu, asal saja permintaan itu diajukan

dengan segera pada permulaan persidangan hari pertama;

dengan segera pada permulaan persidangan hari pertama;

permintaan itu tidak akan diperhatikan lagi, jika si tergugat telah

permintaan itu tidak akan diperhatikan lagi, jika si tergugat telah

(17)

Jenis Eksepsi

Jenis Eksepsi

Add. 1. Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)

Add. 1. Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)

 Yaitu jenis eksepsi yang berkenaan dengan syarat formil gugatan.Yaitu jenis eksepsi yang berkenaan dengan syarat formil gugatan.  Eksepsi Prosesual dibagi dua bagian, yaitu:Eksepsi Prosesual dibagi dua bagian, yaitu:

1.

1. Eksepsi Yang Menyangkut Kompetensi AbsolutEksepsi Yang Menyangkut Kompetensi Absolut

 Eksepsi yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri yang sedang Eksepsi yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri yang sedang

melakukan pemeriksaan perkara tersebut dinilai tidak berwenang untuk mengadili

melakukan pemeriksaan perkara tersebut dinilai tidak berwenang untuk mengadili

perkara tersebut, karena persoalan yang menjadi dasar gugatan tidak termasuk

perkara tersebut, karena persoalan yang menjadi dasar gugatan tidak termasuk

wewenang pengadilan negeri tersebut melainkan wewenang badan peradilan lain,

wewenang pengadilan negeri tersebut melainkan wewenang badan peradilan lain,

misalnya PTUN atau Pengadilan Agama.

misalnya PTUN atau Pengadilan Agama.

Eksepsi ini dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan perkara berlangsung,

Eksepsi ini dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan perkara berlangsung,

bahkan hakim pun wajib pula mengakuinya karena jabatannya (Ps. 134 HIR).

bahkan hakim pun wajib pula mengakuinya karena jabatannya (Ps. 134 HIR).

2.

2. Eksepsi Yang Menyangkut Kompetensi RelatifEksepsi Yang Menyangkut Kompetensi Relatif

 Eksepsi yang menyatakan bahwa suatu pengadilan negeri tertentu Eksepsi yang menyatakan bahwa suatu pengadilan negeri tertentu tidak berwenang untuk mengadili perkara tersebut, karena tempat

tidak berwenang untuk mengadili perkara tersebut, karena tempat

kedudukan atau obyek sengketa tidak berada dalam wilayah hukum

kedudukan atau obyek sengketa tidak berada dalam wilayah hukum

Pengadilan Negeri yang sedang memeriksa atau mengadili perkara

Pengadilan Negeri yang sedang memeriksa atau mengadili perkara

tersebut.

tersebut.

Eksepsi ini tidak diperkenankan diajukan setiap waktu, melainkan harus diajukan

Eksepsi ini tidak diperkenankan diajukan setiap waktu, melainkan harus diajukan

pada permulaan sidang, yaitu sebelum diajukan jawab menyangkut pokok perkara.

pada permulaan sidang, yaitu sebelum diajukan jawab menyangkut pokok perkara.

 Putusan dituangkan dalam bentuk:Putusan dituangkan dalam bentuk:

- Putusan sela (interlocutoir), apabila eksepsi ditolak; atau

(18)

Eksepsi

Eksepsi

Dilatoire

Dilatoire

,

,

gugatan pokok tidak akan berhasil,

gugatan pokok tidak akan berhasil,

misalnya gugatan diajukan premature.

misalnya gugatan diajukan premature.

Peremptoire

Peremptoire

,

,

meskipun mengakui kebenaran

meskipun mengakui kebenaran

gugatan tapi ada tambahannya yang sangat prinsipal

gugatan tapi ada tambahannya yang sangat prinsipal

hingga gugatan gagal.

hingga gugatan gagal.

Disqualificatoire

Disqualificatoire

,

,

Penggugat tidak berkualitas

Penggugat tidak berkualitas

sebagai Penggugat.

sebagai Penggugat.

Plurium litis consortium

Plurium litis consortium

,

,

Tergugat tidak lengkap.

Tergugat tidak lengkap.

Non adimpleti contractus

Non adimpleti contractus

,

,

Tergugat tidak

Tergugat tidak

memenuhi prestasi karena Penggugat justru cidera

memenuhi prestasi karena Penggugat justru cidera

janji.

janji.

Rei judicatie (ne bis in idem)

Rei judicatie (ne bis in idem)

,

,

Perkara ini sudah

Perkara ini sudah

pernah diputus dan sudah berkekuatan hukum yang

pernah diputus dan sudah berkekuatan hukum yang

tetap.

(19)

Van litispendentie

Van litispendentie

,

,

Perkara yang sama kini masih

Perkara yang sama kini masih

dalam proses peradilan dan belum ada putusan yang

dalam proses peradilan dan belum ada putusan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap.

mempunyai kekuatan hukum tetap.

Van connexiteit

Van connexiteit

,

,

Perkara ini ada hubungannya

Perkara ini ada hubungannya

dengan perkara yang masih ditangani oleh

dengan perkara yang masih ditangani oleh

pengadilan /instansi lain dan belum ada putusan.

pengadilan /instansi lain dan belum ada putusan.

Obscuur libel

Obscuur libel

,gugatan tidak jelas

,gugatan tidak jelas

(20)

JAWABAN

JAWABAN

Rol perkara No……./Pdt.G/2000/PN

Rol perkara No……./Pdt.G/2000/PN

……

……

Dalam Perkara antara :

Dalam Perkara antara :

PT.X ...Sbg Tergugat Konpensi/

PT.X ...Sbg Tergugat Konpensi/

PenggugatRekopensi

PenggugatRekopensi

Lawan

Lawan

PT.Y...Sbg Penggugat Konpensi/

PT.Y...Sbg Penggugat Konpensi/

(21)

Persona Standi Jawaban

Persona Standi Jawaban

Jakarta,

Jakarta,

Kepada Yth.

Kepada Yth.

Bapak Ketua

Bapak Ketua

Pengadilan Negeri ...

Pengadilan Negeri ...

u/p.

u/p.

Majelis Hakim

Majelis Hakim

Yang memeriksa perkara No. ...

Yang memeriksa perkara No. ...

Di Jakarta

Di Jakarta

Dengan hormat,

Dengan hormat,

Untuk dan atas nama klien kami, PT.X ... yang dalam hal ini

Untuk dan atas nama klien kami, PT.X ... yang dalam hal ini

diwakili oleh ... yang bertindak untuk dan atas nama

diwakili oleh ... yang bertindak untuk dan atas nama

PT. ..., alamat ..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus

PT. ..., alamat ..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus

(terlampir), selanjutnya sebagai Tergugat dalam Konvensi/

(terlampir), selanjutnya sebagai Tergugat dalam Konvensi/

Penggugat dalam Rekovensi, bersama ini menyampaikan Jawaban

Penggugat dalam Rekovensi, bersama ini menyampaikan Jawaban

dalam Konvensi dan Gugatan dalam Rekovensi, antara lain sebagai

dalam Konvensi dan Gugatan dalam Rekovensi, antara lain sebagai

(22)

Posita Jawaban

Posita Jawaban

Dalam Konpensi

Dalam Konpensi

Dalam Eksepsi

Dalam Eksepsi

...

...

..., dst.

..., dst.

Dalam Pokok Perkara

Dalam Pokok Perkara

1. Bahwa Tergugat mohon apa yang telah diuraikan di atas

1. Bahwa Tergugat mohon apa yang telah diuraikan di atas

dianggap telah termasuk pula dalam pokok perkara ini.

dianggap telah termasuk pula dalam pokok perkara ini.

2. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil yang

2. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil yang

dikemukakan Penggugat kecuali yang secara tegas

dikemukakan Penggugat kecuali yang secara tegas

diakui oleh Tergugat.

diakui oleh Tergugat.

3. ... dst.

3. ... dst.

Dalam Rekopensi

Dalam Rekopensi

15. ...

15. ...

16. ... dst.

(23)

Petitum Jawaban

Petitum Jawaban

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka Tergugat dalam

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka Tergugat dalam

Konpensi/ Penggugat dalam Rekopensi mohon dengan segala

Konpensi/ Penggugat dalam Rekopensi mohon dengan segala

kerendahan hati agar Pengadilan Negeri ... berkenan

kerendahan hati agar Pengadilan Negeri ... berkenan

untuk memutuskan antara lain sebagai berikut :

untuk memutuskan antara lain sebagai berikut :

Dalam Konpensi

Dalam Konpensi

Dalam Eksepsi

Dalam Eksepsi

- Menerima Eksepsi Tergugat seluruhnya

- Menerima Eksepsi Tergugat seluruhnya

- Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

- Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

Dalam Pokok Perkara

Dalam Pokok Perkara

Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya

Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima

(24)

REKONVENSI

REKONVENSI

 Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugat balasan (gugat Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugat balasan (gugat

balik) terhadap gugatan yang diajukan penggugat kepadanya [Pasal 132a ayat

balik) terhadap gugatan yang diajukan penggugat kepadanya [Pasal 132a ayat

(1) HIR].

(1) HIR].

 Pada dasarnya gugatan rekonvensi harus diajukan bersama-sama dengan Pada dasarnya gugatan rekonvensi harus diajukan bersama-sama dengan

jawaban tergugat (Pasal 132b HIR jo 158 RBg).

jawaban tergugat (Pasal 132b HIR jo 158 RBg).

 Tujuan rekonvensi antara lain:Tujuan rekonvensi antara lain:

1. Menegakkan Asas Peradilan Sedehana

1. Menegakkan Asas Peradilan Sedehana

2. Menghemat biaya perkara

2. Menghemat biaya perkara

3. Mempercepat penyelesaian sengketa

3. Mempercepat penyelesaian sengketa

4. mempermudah pemeriksaan

4. mempermudah pemeriksaan

5. menghindari putusan yang saling bertentangan

5. menghindari putusan yang saling bertentangan

 Komposisi para pihak dihubungkan dengan Gugatan RekonvensiKomposisi para pihak dihubungkan dengan Gugatan Rekonvensi

a. Komposisi Gugatan

a. Komposisi Gugatan

Gugatan Penggugat disebut gugatan konvensi (gugatan asal), sedangkan

Gugatan Penggugat disebut gugatan konvensi (gugatan asal), sedangkan

Gugatan tergugat disebut gugatan rekonvensi (gugatan balik)

Gugatan tergugat disebut gugatan rekonvensi (gugatan balik)

b. Komposisi para Pihak

b. Komposisi para Pihak

Penggugat asal sebagai Penggugat Konvensi pada saat yang bersamaan

Penggugat asal sebagai Penggugat Konvensi pada saat yang bersamaan

berkedudukan menjadi Tergugat Rekonvensi. Sedangkan Tergugat Asal

berkedudukan menjadi Tergugat Rekonvensi. Sedangkan Tergugat Asal

sebagai Penggugat Rekonvensi pada saat yang bersamaan

sebagai Penggugat Rekonvensi pada saat yang bersamaan

berkedudukan sebagai Tergugat Konvensi.

berkedudukan sebagai Tergugat Konvensi.

 Baik gugatan konvensi (gugat asal) maupun gugatan rekonvensi (gugat balasan) Baik gugatan konvensi (gugat asal) maupun gugatan rekonvensi (gugat balasan)

Referensi

Dokumen terkait

Tradisi nyastra merupakan wari- san sebagai modal budaya yang telah dipraktikkan secara turun-temurun sehingga telah menjadi kebi- asaan (habitus) yang dilaksanakan dalam

Hasil analisis menyimpulkan bahwa perkembangan pajak reklame terjadi peningkatan dari tahun ke tahun baik target maupun realisasinya, kontribusi pajak reklame baik terhadap

Setiap pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham mempunyai

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena Penulis bias menyelesaikan karya akhirnya yang berjudul “Business Plan mendirikan dan mengembangkan toko ritel fashion di Manado” guna

Hasil penelitian dapat diartikan bahwa besar kecilnya perusahaan tidak mempengaruhi terhadap koefisien respon laba atau dengan asumsi lain bahwa ukuran perusahaan tidak

Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas sedimen Sungai Segah dapat disimpulkan konsentrasi logam berat Cd masih memenuhi baku mutu berdasarkan ANZECC [17] di semua titik

Menurut Sumantri (2005: 145) tujuan dan fungsi mengembangkan ketrampilan motorik halus bagi anak TK usia 4 – 6 tahun tujuannya yaitumampu mengembangkan kemampuan

Di sinilah perlu kerja sama dari semua pihak, sehingga kaum perempuan tidak saja mewakili sikap, konsep diri, kematangan emosional, motivasi dan hal-hal yang