Praktek Hukum Perdata
Praktek Hukum Perdata
Oleh
Oleh
TAHAP ADMINISTRATIF
TAHAP ADMINISTRATIF
PENGGUGAT
Mendaftarkan
Gugatan melalui
Kepala PP PN
yg berwenang
dg membayar
uang muka perkara
KEPALA PANITERA PERKARA PERDATA - Menerima pendaftaran gugatan dan catatkannya dalam buku register perkara perdata.
- Meneruskan perkara kepada Ketua PN.
KETUA
PENGADILAN NEGERI Setelah membaca
berkas gugatan,
menetapkan Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara.
MAJELIS HAKIM (KETUA)
- Menetapkan hari
sidang I.
- Memerintahkan
Panitera perkara
membuat dan
PANITERA/JURUSITA
Membuat dan
mengirimkan surat
panggilan sidang I
kepada para pihak
beserta berita
acaranya.
PENGGUGAT
Menerima surat
panggilan dan
menandatangani
berita acaranya
.
TAHAP YUDISIAL
TAHAP YUDISIAL
SIDANG I SIDANG I KEMUNGKINAN: KEMUNGKINAN:- Penggugat dan Tergugat hadir Penggugat dan Tergugat hadir
maka sidang dibuka dan Majelis maka sidang dibuka dan Majelis Hakim wajib mengupayakan Hakim wajib mengupayakan perdamaian. Bila mereka setuju perdamaian. Bila mereka setuju untuk berdamai maka dibuatlah untuk berdamai maka dibuatlah
Akta van dading
Akta van dading (130 HIR), (130 HIR), akan tetapi bila tidak tercapai akan tetapi bila tidak tercapai perdamaian maka sidang perdamaian maka sidang dilanjutkan.
dilanjutkan.
- Penggugat hadir Tergugat tidak Penggugat hadir Tergugat tidak
hadir, hakim akan memeriksa hadir, hakim akan memeriksa Berita Acara Panggilan bila telah Berita Acara Panggilan bila telah sah dan patut maka Tergugat sah dan patut maka Tergugat akan dipanggil kembali (127 akan dipanggil kembali (127 HIR). Apabila ternyata Tergugat HIR). Apabila ternyata Tergugat tetap tidak hadir juga maka tetap tidak hadir juga maka perkara tersebut diputus secara perkara tersebut diputus secara
verstek
verstek (125 HIR). (125 HIR). -
- Penggugat tidak hadir, Tergugat Penggugat tidak hadir, Tergugat hadir, hakim memeriksa BAP, hadir, hakim memeriksa BAP, dan mengadakan pemanggilan dan mengadakan pemanggilan kembali pad pihak yang tidak kembali pad pihak yang tidak hadir (126HIR), bila Penggugat hadir (126HIR), bila Penggugat tetap tidak hadir maka perkara tetap tidak hadir maka perkara diputus secara gugur. (124 HIR) diputus secara gugur. (124 HIR)
-- Penggugat dan Tergugat tidak Penggugat dan Tergugat tidak hadir, maka akan dilakukan hadir, maka akan dilakukan pemanggilan kembali hingga pemanggilan kembali hingga biaya perkara habis.
biaya perkara habis.
-- Mediasi(PERMA No. 2 tahun Mediasi(PERMA No. 2 tahun
JAWAB MENJAWAB 1. Jawaban
Dibuat oleh Tergugat. Bentuk:
- Eksepsi, yakni tanggapan yang tidak mengenai pokok perkara. Eksepsi ada 2, yaitu (1) eksepsi materiil atau peremptoir (antara lain: kompetensi (Pasal 125 ayat (2), 133, 134 dan 136 HIR, nebis in idem, objek yang sama juga sedang disidangkan) dan (2) eksepsi formil atau dilatoir (antara lain: gugatan premature, gugatan kurang pihak, obscuur libel, dll). - Jawaban, yakni tanggapan mengenai
pokok perkara. Isinya ada 3 yaitu: mengakui, menolak, dan referte. - Rekonpensi, yakni gugatan balasan
(132 huruf a dan b HIR). 2. Replik
Dibuat oleh Penggugat, guna mempertahankan dalil-dalil dalam gugatan dan mematahkan dalil-dalil dalam jawaban Tergugat.
3. Duplik
Dibuat oleh Tergugat, guna
mempertahankan dan memperkuat dalil-dalil dalam jawaban dan mematahkan dalil-dalil dalam replik Penggugat.
PEMBUKTIAN
- Siapa yang mendalilkan sesuatu, dia harus membuktikan (Pasal 163 HIR). - Alat bukti (Pasal 164 HIR): (1) Bukti Surat (biasa, otentik, akte di bawah tangan, Pasal 137 dan 165 HIR); (2) Saksi (Pasal 145 ayat (1) HIR); (3) Persangkaan (hakim dan undang-undang); (4) Pengakuan (dalam sidang dan diluar sidang, Pasal 174-176 HIR); dan (5) Sumpah (diminta oleh hakim dan pihak lawan, Pasal 155, 156, 158, dan 177 HIR).
PUTUSAN DAN EKSEKUSI - Penggolongan putusan: (1) Putusan akhir, yakni
putusan yang mengakhiri sengketa, dan (2) Putusan sela, yakni putusan yang diberikan guna
memperlancar jalannya persidangan.
- Sifat putusan: (1) Condemnatoir (menghukum); (2)
Declaratoir (menyatakan); (3) Constitutive
(menimbulkan hubungan hukum baru dan menghilangkan hubungan hukum yang lama).
- Asas-asas eksekusi: (1) Dijalankan apabila pihak yang kalah tidak secara sukarela menjalankan isi putusan; (2) Dijalankan terhadap putusan inkracht
(kecuali putusan Sertamerta, provisi, gorsse akte, perdamaian); (3) Dilaksanakan dibawah perintah Ketua Pengadilan Negeri, dll.
TAHAP YUDISIAL
TAHAP YUDISIAL
Sidang hari I
Mediasi
Berhasil
Akta Perdamaian
Pembacaan
Gugatan
Jawaban
Replik
Duplik
Pembuktian
Kesimpulan
Putusan
Hakim
Putusan
Hakim
Upaya
Upaya Hukum
Upaya Hukum
Putusan
Hakim
Putusan
Hakim
Upaya
Hukum
Biasa
Upaya
Hukum
Luar
Biasa
Banding
Kasasi
Verzet
Peninjauan Kembali
GUGATAN (1)
GUGATAN (1)
Gugatan pada prinsipnya didefinisikan
Gugatan pada prinsipnya didefinisikan
merupakan tuntutan hukum guna
merupakan tuntutan hukum guna
pemenuhan hak dan kewajiban tertentu,
pemenuhan hak dan kewajiban tertentu,
yang diajukan oleh seseorang atau lebih
yang diajukan oleh seseorang atau lebih
(sebagai Penggugat) terhadap seseorang/
(sebagai Penggugat) terhadap seseorang/
suatu badan hukum atau lebih (sebagai
suatu badan hukum atau lebih (sebagai
Tergugat)
Tergugat)
.
.
Gugatan dapat diajukan
Gugatan dapat diajukan
,
,
baik itu secara
baik itu secara
secara lisan (Pasal 120 HIR) ataupun
secara lisan (Pasal 120 HIR) ataupun
tertulis (Pasal 118 HIR)
tertulis (Pasal 118 HIR)
,
,
oleh seseorang
oleh seseorang
/
/
pihak
GUGATAN (2)
GUGATAN (2)
Syarat Gugatan:
Syarat Gugatan:
– FormilFormil, harus memuat: (1) Tempat, tanggal pembuatan gugatan; dan, harus memuat: (1) Tempat, tanggal pembuatan gugatan; dan (2) (2) ditandatangani oleh pihak yang mengajukan (
ditandatangani oleh pihak yang mengajukan (partij partij materiil) atau kuasa materiil) atau kuasa hukumnya (
hukumnya (partij partij formil) diatas materai secukupnya (Rp. 6.000,-) yang diberi formil) diatas materai secukupnya (Rp. 6.000,-) yang diberi tanggal.
tanggal.
– MateriilMateriil, harus memuat:, harus memuat:
Persona Standi on JudicioPersona Standi on Judicio (identitas jelas semua pihak dalam gugatan, baik (identitas jelas semua pihak dalam gugatan, baik itu Penggugat maupun Tergugat). Dalam bagian ini minimal harus memuat
itu Penggugat maupun Tergugat). Dalam bagian ini minimal harus memuat
nama lengkap, pekerjaan, dan alamat dari masing-masing pihak.
nama lengkap, pekerjaan, dan alamat dari masing-masing pihak.
Posita/Fundamentum PetendiPosita/Fundamentum Petendi (dalil-dalil gugatan). Dalam bagian ini harus (dalil-dalil gugatan). Dalam bagian ini harus diuraikan secara rinci dan sistimatis tentang:
diuraikan secara rinci dan sistimatis tentang:
– fakta-fakta perbuatan, peristiwa dan/atau kerugian yang dialami.fakta-fakta perbuatan, peristiwa dan/atau kerugian yang dialami.
– Fakta-fakta dan dasar hukum dengan menunjuk sifat melawan hukum, Fakta-fakta dan dasar hukum dengan menunjuk sifat melawan hukum, ketentuan hukum ataupun asas-asas hukum mana saja yang sudah
ketentuan hukum ataupun asas-asas hukum mana saja yang sudah
dilanggar berdasarkan fakta-fakta perbuatan atau peristiwa, missal
dilanggar berdasarkan fakta-fakta perbuatan atau peristiwa, missal
melanggar Pasal 1365 BW, Pasal 1234 BW, Pasal 38 UU RI No.
melanggar Pasal 1365 BW, Pasal 1234 BW, Pasal 38 UU RI No.
23/1997, dll
23/1997, dll
PetitumPetitum (tuntutan). Bagian ini dapat merangkum semua tuntutan hukum (tuntutan). Bagian ini dapat merangkum semua tuntutan hukum untuk diputuskan oleh Majelis Hakim agar dipenuhi oleh Tergugat. Disini
untuk diputuskan oleh Majelis Hakim agar dipenuhi oleh Tergugat. Disini
tuntutan dapat dinyatakan sepanjang tuntutan itu sudah diuraikan
tuntutan dapat dinyatakan sepanjang tuntutan itu sudah diuraikan
sebelumnya dalam bagian posita dan berdasarkan hukum, serta tidak
sebelumnya dalam bagian posita dan berdasarkan hukum, serta tidak
melawan ha
GUGATAN (3)
GUGATAN (3)
Gugatan diajukan kepada (Pasal 118 HIR): (1) Pengadilan
Gugatan diajukan kepada (Pasal 118 HIR): (1) Pengadilan
negeri dalam wilayah hukum tempat tinggal Tergugat; (2) Jika
negeri dalam wilayah hukum tempat tinggal Tergugat; (2) Jika
Tergugat lebih dari satu, maka dapat diajukan kepada
Tergugat lebih dari satu, maka dapat diajukan kepada
pengedilan negeri dalam wilayah hukum salah satu tempat
pengedilan negeri dalam wilayah hukum salah satu tempat
tinggal Tergugat; (3) Jika tempat tinggal Tergugat tidak
tinggal Tergugat; (3) Jika tempat tinggal Tergugat tidak
diketahui, maka gugatan dapat diajukan kepada pengedilan
diketahui, maka gugatan dapat diajukan kepada pengedilan
negeri dalam wilayah hukum dimana terakhir kali Tergugat
negeri dalam wilayah hukum dimana terakhir kali Tergugat
bertempat tinggal. Terkecuali, terhadap gugatan yang secara
bertempat tinggal. Terkecuali, terhadap gugatan yang secara
khusus menyangkut sengketa terhadap suatu barang, meski
khusus menyangkut sengketa terhadap suatu barang, meski
tempat tinggal Tergugat tidak diketahui pasti gugatan dapat
tempat tinggal Tergugat tidak diketahui pasti gugatan dapat
diajukan kepada pengadilan negeri dalam wilayah hukum
diajukan kepada pengadilan negeri dalam wilayah hukum
tempat barang sengketa berada; dan (4) Jika ternyata
tempat barang sengketa berada; dan (4) Jika ternyata
Tergugat bertempat tinggal diluar negeri, maka gugatan harus
Tergugat bertempat tinggal diluar negeri, maka gugatan harus
diajukan kepada pengadilan negeri di Ibu kota Negara RI
diajukan kepada pengadilan negeri di Ibu kota Negara RI
(Pengadilan Negeri Jakarta Pusat).
(Pengadilan Negeri Jakarta Pusat).
Secara garis besar, proses beracara di pengadilan negeri dalam
Secara garis besar, proses beracara di pengadilan negeri dalam
perkara perdata terbagi dalam 2 tahapan, yaitu (1) tahap
perkara perdata terbagi dalam 2 tahapan, yaitu (1) tahap
administratif, dan (2) yudisial
PERMOHONAN SITA JAMINAN
PERMOHONAN SITA JAMINAN
Sita jaminan (
Sita jaminan (
beslag
beslag
) dapat dimohonkan
) dapat dimohonkan
oleh Penggugat dalam gugatannya atau
oleh Penggugat dalam gugatannya atau
secara terpisah dengan suatu permohonan
secara terpisah dengan suatu permohonan
tersendiri yang diajukan kepada Majelis
tersendiri yang diajukan kepada Majelis
Hakim yang memerika dan mengadili
Hakim yang memerika dan mengadili
perkara.
perkara.
Penyitaan pada prinsipnya dapat diletakan
Penyitaan pada prinsipnya dapat diletakan
baik itu terhadap benda bergerak maupun
baik itu terhadap benda bergerak maupun
tidak bergerak guna menjamin
tidak bergerak guna menjamin
pelaksanaan putusan
JENIS SITA JAMINAN
JENIS SITA JAMINAN
Conservato
Conservato
i
i
r
r
Ps.
Ps.
227 HIR
227 HIR
Revindicatoir
Revindicatoir
Ps.
Ps.
226 HIR
226 HIR
Marital
Marital
Pandbeslag
Pandbeslag
Sita yang
Sita yang
diletakan,
diletakan,
baik itu
baik itu
terhadap
terhadap
benda
benda
bergerak
bergerak
maupun tidak
maupun tidak
bergerak yang
bergerak yang
dimiliki atau
dimiliki atau
berada dalam
berada dalam
penguasaan
penguasaan
Tergugat
.
.
PENGIKUTSERTAAN PIHAK KETIGA
PENGIKUTSERTAAN PIHAK KETIGA
Bilamana dipandang perlu atau sangat
Bilamana dipandang perlu atau sangat
dibutuhkan, Majelis Hakim dapat menarik
dibutuhkan, Majelis Hakim dapat menarik
atau mengizinkan pihak ketiga untuk
atau mengizinkan pihak ketiga untuk
beracara dalam suatu perkara (RV).
BENTUK-BENTUK PENGIKUTSERTAAN
BENTUK-BENTUK PENGIKUTSERTAAN
PIHAK KETIGA
PIHAK KETIGA
Vrijwaring
Vrijwaring
Ps.
Ps.
70-76 RV
70-76 RV
Voeging
Voeging
Ps.
Ps.
297 – 282
297 – 282
RV
RV
Tussenkomst
Tussenkomst
Ps.
Ps.
297 – 282
297 – 282
RV
RV
-
Seseorang/suatu
Seseorang/suatu
badan hukum
badan hukum
ditarik masuk ke
ditarik masuk ke
dalam perkara oleh
dalam perkara oleh
salah satu pihak, ia
salah satu pihak, ia
ditarik sebagai
ditarik sebagai
penjamin bagi pihak
penjamin bagi pihak
itu.
itu.
-
Bersifat pasif.
B
ersifat pasif.
-
Seseorang/suatu
Seseorang/suatu
badan hukum
badan hukum
masuk kedalam
masuk kedalam
suatu perkara atas
suatu perkara atas
inisiatifnya sendiri
inisiatifnya sendiri
dan bergabung
dan bergabung
dengan salah satu
dengan salah satu
pihak guna
pihak guna
membela
membela
kepentingan pihak
kepentingan pihak
tersebut.
tersebut.
-
seseorang masuk
seseorang masuk
kedalam suatu
kedalam suatu
perkara untuk
perkara untuk
membela
membela
kepentingan dirinya
kepentingan dirinya
sendiri, tanpa
sendiri, tanpa
bergabung dengan
bergabung dengan
salah satu pihak
salah satu pihak
yang berperkara.
yang berperkara.
UPAYA HUKUM
UPAYA HUKUM
Verzet
Verzet
Ps.
Ps.
129
129
HIR
HIR
- DDapat ditempuh bilamana Tergugat dijatuhkan putusan apat ditempuh bilamana Tergugat dijatuhkan putusan verstekverstek.. - DDiajukan kepada pengadilan negeri yang menjatuhkan putusan iajukan kepada pengadilan negeri yang menjatuhkan putusan
verstek
verstek dlm tenggat waktu 14 hari sejak putusan dlm tenggat waktu 14 hari sejak putusan diberitahukandiberitahukan..
- Menangguhkan eksekusi, terkecuali terhadap putusan Menangguhkan eksekusi, terkecuali terhadap putusan uitvoerbar bij uitvoerbar bij
voerad
voerad (Ps (Ps.. 180 ayat (1) 180 ayat (1) && Ps Ps.. 128 ayat (2) 128 ayat (2) HIR) HIR)
Darden
Darden
Verzet
Verzet
Ps.
Ps.
195 (6)
195 (6)
HIR
HIR
-
- Diajukan oleh mereka yang merasa hak miliknya diletakkan sita Diajukan oleh mereka yang merasa hak miliknya diletakkan sita eksekutorial oleh Pengadilan Negeri
eksekutorial oleh Pengadilan Negeri..
- Memasukkan surat bantahan dengan nomor register baruMemasukkan surat bantahan dengan nomor register baru..
- Bantahan diajukan kepada Pengadilan Negeri yang menetapkan sita Bantahan diajukan kepada Pengadilan Negeri yang menetapkan sita
eksekutorial
eksekutorial..
Banding
Banding
UU RI
UU RI
No.
No.
2
2
/1986
/1986
- Diajukan dalam tenggat waktu 14 hari sejak putusan dibacakan atau Diajukan dalam tenggat waktu 14 hari sejak putusan dibacakan atau
diberitahukan
diberitahukan..
- Memori banding tidak diwajibkanMemori banding tidak diwajibkan..
- Diajukan oleh pihak yang tidak puas terhadap putusanDiajukan oleh pihak yang tidak puas terhadap putusan P Pengadilan engadilan
Negeri
Negeri..
Kasasi
Kasasi
UU 14/1970 Jo.
UU 14/1970 Jo.
UU 14/1985 Jo.
UU 14/1985 Jo.
- Diajukan dalam tenggat waktu 14 hari sejak putusan dibacakan atau Diajukan dalam tenggat waktu 14 hari sejak putusan dibacakan atau
diberitahukan
diberitahukan..
- Memori kasasi diwajibkan untuk disampaikan dalam tenggat waktu 14 Memori kasasi diwajibkan untuk disampaikan dalam tenggat waktu 14
hari setelah pernyataan kasasi
Jawaban
Jenis Eksepsi (1)
Jenis Eksepsi (1)
Pasal 125 ayat (2), 132 dan 133 HIR hanya
Pasal 125 ayat (2), 132 dan 133 HIR hanya
memperkenalkan eksepsi kompetensi absolut
memperkenalkan eksepsi kompetensi absolut
dan relatif. Namun, Pasal 136 HIR
dan relatif. Namun, Pasal 136 HIR
mengindikasikan adanya beberapa jenis eksepsi.
mengindikasikan adanya beberapa jenis eksepsi.
Dilihat dari Ilmu Hukum, jenis eksepsi terbagi
Dilihat dari Ilmu Hukum, jenis eksepsi terbagi
atas:
atas:
1.
1.
Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)
Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)
2.
2.
Eksepsi Prosesual di Luar Eksepsi
Eksepsi Prosesual di Luar Eksepsi
Kompetensi
Kompetensi
3.
Kompetensi
Kompetensi
Kompetensi Absolut
Kompetensi Absolut
(ps. 134 HIR)
(ps. 134 HIR)
“ Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak termasuk
“
Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak termasuk
wewenang pengadilan negeri, maka pada sembarang waktu dalam
wewenang pengadilan negeri, maka pada sembarang waktu dalam
pemeriksaan perkara itu, boleh diminta supaya hakim mengaku
pemeriksaan perkara itu, boleh diminta supaya hakim mengaku
tidak berwenang, dan hakim itu pun, karena jabatannya, wajib pula
tidak berwenang, dan hakim itu pun, karena jabatannya, wajib pula
mengaku tidak berwenang.
mengaku tidak berwenang.
”
”
(Rv. 132; IR. 136, 190.)
(Rv. 132; IR. 136, 190.)
Kompetensi Relatif
Kompetensi Relatif
(Ps. 133 HIR Jo. 118 HIR).
(Ps. 133 HIR Jo. 118 HIR).
“
“
Jika si tergugat dipanggil menghadap pengadilan negeri, sedang
Jika si tergugat dipanggil menghadap pengadilan negeri, sedang
menurut peraturan pasal 118 ia tak usah menghadap pengadilan
menurut peraturan pasal 118 ia tak usah menghadap pengadilan
negeri itu, maka bolehlah ia meminta supaya hakim menyatakan diri
negeri itu, maka bolehlah ia meminta supaya hakim menyatakan diri
tidak berwenang dalam hal itu, asal saja permintaan itu diajukan
tidak berwenang dalam hal itu, asal saja permintaan itu diajukan
dengan segera pada permulaan persidangan hari pertama;
dengan segera pada permulaan persidangan hari pertama;
permintaan itu tidak akan diperhatikan lagi, jika si tergugat telah
permintaan itu tidak akan diperhatikan lagi, jika si tergugat telah
Jenis Eksepsi
Jenis Eksepsi
Add. 1. Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)
Add. 1. Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)
Yaitu jenis eksepsi yang berkenaan dengan syarat formil gugatan.Yaitu jenis eksepsi yang berkenaan dengan syarat formil gugatan. Eksepsi Prosesual dibagi dua bagian, yaitu:Eksepsi Prosesual dibagi dua bagian, yaitu:
1.
1. Eksepsi Yang Menyangkut Kompetensi AbsolutEksepsi Yang Menyangkut Kompetensi Absolut
Eksepsi yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri yang sedang Eksepsi yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri yang sedang
melakukan pemeriksaan perkara tersebut dinilai tidak berwenang untuk mengadili
melakukan pemeriksaan perkara tersebut dinilai tidak berwenang untuk mengadili
perkara tersebut, karena persoalan yang menjadi dasar gugatan tidak termasuk
perkara tersebut, karena persoalan yang menjadi dasar gugatan tidak termasuk
wewenang pengadilan negeri tersebut melainkan wewenang badan peradilan lain,
wewenang pengadilan negeri tersebut melainkan wewenang badan peradilan lain,
misalnya PTUN atau Pengadilan Agama.
misalnya PTUN atau Pengadilan Agama.
Eksepsi ini dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan perkara berlangsung,
Eksepsi ini dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan perkara berlangsung,
bahkan hakim pun wajib pula mengakuinya karena jabatannya (Ps. 134 HIR).
bahkan hakim pun wajib pula mengakuinya karena jabatannya (Ps. 134 HIR).
2.
2. Eksepsi Yang Menyangkut Kompetensi RelatifEksepsi Yang Menyangkut Kompetensi Relatif
Eksepsi yang menyatakan bahwa suatu pengadilan negeri tertentu Eksepsi yang menyatakan bahwa suatu pengadilan negeri tertentu tidak berwenang untuk mengadili perkara tersebut, karena tempat
tidak berwenang untuk mengadili perkara tersebut, karena tempat
kedudukan atau obyek sengketa tidak berada dalam wilayah hukum
kedudukan atau obyek sengketa tidak berada dalam wilayah hukum
Pengadilan Negeri yang sedang memeriksa atau mengadili perkara
Pengadilan Negeri yang sedang memeriksa atau mengadili perkara
tersebut.
tersebut.
Eksepsi ini tidak diperkenankan diajukan setiap waktu, melainkan harus diajukan
Eksepsi ini tidak diperkenankan diajukan setiap waktu, melainkan harus diajukan
pada permulaan sidang, yaitu sebelum diajukan jawab menyangkut pokok perkara.
pada permulaan sidang, yaitu sebelum diajukan jawab menyangkut pokok perkara.
Putusan dituangkan dalam bentuk:Putusan dituangkan dalam bentuk:
- Putusan sela (interlocutoir), apabila eksepsi ditolak; atau
Eksepsi
Eksepsi
Dilatoire
Dilatoire
,
,
gugatan pokok tidak akan berhasil,
gugatan pokok tidak akan berhasil,
misalnya gugatan diajukan premature.
misalnya gugatan diajukan premature.
Peremptoire
Peremptoire
,
,
meskipun mengakui kebenaran
meskipun mengakui kebenaran
gugatan tapi ada tambahannya yang sangat prinsipal
gugatan tapi ada tambahannya yang sangat prinsipal
hingga gugatan gagal.
hingga gugatan gagal.
Disqualificatoire
Disqualificatoire
,
,
Penggugat tidak berkualitas
Penggugat tidak berkualitas
sebagai Penggugat.
sebagai Penggugat.
Plurium litis consortium
Plurium litis consortium
,
,
Tergugat tidak lengkap.
Tergugat tidak lengkap.
Non adimpleti contractus
Non adimpleti contractus
,
,
Tergugat tidak
Tergugat tidak
memenuhi prestasi karena Penggugat justru cidera
memenuhi prestasi karena Penggugat justru cidera
janji.
janji.
Rei judicatie (ne bis in idem)
Rei judicatie (ne bis in idem)
,
,
Perkara ini sudah
Perkara ini sudah
pernah diputus dan sudah berkekuatan hukum yang
pernah diputus dan sudah berkekuatan hukum yang
tetap.
Van litispendentie
Van litispendentie
,
,
Perkara yang sama kini masih
Perkara yang sama kini masih
dalam proses peradilan dan belum ada putusan yang
dalam proses peradilan dan belum ada putusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Van connexiteit
Van connexiteit
,
,
Perkara ini ada hubungannya
Perkara ini ada hubungannya
dengan perkara yang masih ditangani oleh
dengan perkara yang masih ditangani oleh
pengadilan /instansi lain dan belum ada putusan.
pengadilan /instansi lain dan belum ada putusan.
Obscuur libel
Obscuur libel
,gugatan tidak jelas
,gugatan tidak jelas
JAWABAN
JAWABAN
Rol perkara No……./Pdt.G/2000/PN
Rol perkara No……./Pdt.G/2000/PN
……
……
Dalam Perkara antara :
Dalam Perkara antara :
PT.X ...Sbg Tergugat Konpensi/
PT.X ...Sbg Tergugat Konpensi/
PenggugatRekopensi
PenggugatRekopensi
Lawan
Lawan
PT.Y...Sbg Penggugat Konpensi/
PT.Y...Sbg Penggugat Konpensi/
Persona Standi Jawaban
Persona Standi Jawaban
Jakarta,
Jakarta,
Kepada Yth.
Kepada Yth.
Bapak Ketua
Bapak Ketua
Pengadilan Negeri ...
Pengadilan Negeri ...
u/p.
u/p.
Majelis Hakim
Majelis Hakim
Yang memeriksa perkara No. ...
Yang memeriksa perkara No. ...
Di Jakarta
Di Jakarta
Dengan hormat,
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama klien kami, PT.X ... yang dalam hal ini
Untuk dan atas nama klien kami, PT.X ... yang dalam hal ini
diwakili oleh ... yang bertindak untuk dan atas nama
diwakili oleh ... yang bertindak untuk dan atas nama
PT. ..., alamat ..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus
PT. ..., alamat ..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus
(terlampir), selanjutnya sebagai Tergugat dalam Konvensi/
(terlampir), selanjutnya sebagai Tergugat dalam Konvensi/
Penggugat dalam Rekovensi, bersama ini menyampaikan Jawaban
Penggugat dalam Rekovensi, bersama ini menyampaikan Jawaban
dalam Konvensi dan Gugatan dalam Rekovensi, antara lain sebagai
dalam Konvensi dan Gugatan dalam Rekovensi, antara lain sebagai
Posita Jawaban
Posita Jawaban
Dalam Konpensi
Dalam Konpensi
Dalam Eksepsi
Dalam Eksepsi
...
...
..., dst.
..., dst.
Dalam Pokok Perkara
Dalam Pokok Perkara
1. Bahwa Tergugat mohon apa yang telah diuraikan di atas
1. Bahwa Tergugat mohon apa yang telah diuraikan di atas
dianggap telah termasuk pula dalam pokok perkara ini.
dianggap telah termasuk pula dalam pokok perkara ini.
2. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil yang
2. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil yang
dikemukakan Penggugat kecuali yang secara tegas
dikemukakan Penggugat kecuali yang secara tegas
diakui oleh Tergugat.
diakui oleh Tergugat.
3. ... dst.
3. ... dst.
Dalam Rekopensi
Dalam Rekopensi
15. ...
15. ...
16. ... dst.
Petitum Jawaban
Petitum Jawaban
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka Tergugat dalam
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka Tergugat dalam
Konpensi/ Penggugat dalam Rekopensi mohon dengan segala
Konpensi/ Penggugat dalam Rekopensi mohon dengan segala
kerendahan hati agar Pengadilan Negeri ... berkenan
kerendahan hati agar Pengadilan Negeri ... berkenan
untuk memutuskan antara lain sebagai berikut :
untuk memutuskan antara lain sebagai berikut :
Dalam Konpensi
Dalam Konpensi
Dalam Eksepsi
Dalam Eksepsi
- Menerima Eksepsi Tergugat seluruhnya
- Menerima Eksepsi Tergugat seluruhnya
- Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
- Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
Dalam Pokok Perkara
Dalam Pokok Perkara
Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya
Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima
REKONVENSI
REKONVENSI
Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugat balasan (gugat Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugat balasan (gugat
balik) terhadap gugatan yang diajukan penggugat kepadanya [Pasal 132a ayat
balik) terhadap gugatan yang diajukan penggugat kepadanya [Pasal 132a ayat
(1) HIR].
(1) HIR].
Pada dasarnya gugatan rekonvensi harus diajukan bersama-sama dengan Pada dasarnya gugatan rekonvensi harus diajukan bersama-sama dengan
jawaban tergugat (Pasal 132b HIR jo 158 RBg).
jawaban tergugat (Pasal 132b HIR jo 158 RBg).
Tujuan rekonvensi antara lain:Tujuan rekonvensi antara lain:
1. Menegakkan Asas Peradilan Sedehana
1. Menegakkan Asas Peradilan Sedehana
2. Menghemat biaya perkara
2. Menghemat biaya perkara
3. Mempercepat penyelesaian sengketa
3. Mempercepat penyelesaian sengketa
4. mempermudah pemeriksaan
4. mempermudah pemeriksaan
5. menghindari putusan yang saling bertentangan
5. menghindari putusan yang saling bertentangan
Komposisi para pihak dihubungkan dengan Gugatan RekonvensiKomposisi para pihak dihubungkan dengan Gugatan Rekonvensi
a. Komposisi Gugatan
a. Komposisi Gugatan
Gugatan Penggugat disebut gugatan konvensi (gugatan asal), sedangkan
Gugatan Penggugat disebut gugatan konvensi (gugatan asal), sedangkan
Gugatan tergugat disebut gugatan rekonvensi (gugatan balik)
Gugatan tergugat disebut gugatan rekonvensi (gugatan balik)
b. Komposisi para Pihak
b. Komposisi para Pihak
Penggugat asal sebagai Penggugat Konvensi pada saat yang bersamaan
Penggugat asal sebagai Penggugat Konvensi pada saat yang bersamaan
berkedudukan menjadi Tergugat Rekonvensi. Sedangkan Tergugat Asal
berkedudukan menjadi Tergugat Rekonvensi. Sedangkan Tergugat Asal
sebagai Penggugat Rekonvensi pada saat yang bersamaan
sebagai Penggugat Rekonvensi pada saat yang bersamaan
berkedudukan sebagai Tergugat Konvensi.
berkedudukan sebagai Tergugat Konvensi.
Baik gugatan konvensi (gugat asal) maupun gugatan rekonvensi (gugat balasan) Baik gugatan konvensi (gugat asal) maupun gugatan rekonvensi (gugat balasan)