• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hukum Perdata Perihal Orang dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Hukum Perdata Perihal Orang dan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERIHAL ORANG (

VAN PERSONEN

)

DAN BENDA (

VAN ZAKEN

)

TUGAS HUKUM PERDATA

Disusun oleh:

Dhiya’ulhaq Safitri

NIM : D1A 115.067

Fakultas Hukum

Universitas Mataram

(2)

BAGIAN PERTAMA:

HUKUM ORANG (VAN PERSONEN)

BAB 1. SUBJEK HUKUM

A. Pengertian Hukum Orang

Hukum orang adalah keseluruhan kaidah hukum yang mengatur tentang subjek hukum dan wewenangannya, kecakapannya, domisil, dan catatan sipil. Pengertian wewenang adalah hak dan kekuasaan dari seseorang untuk

melakukan perbuatan hukum. Wewenang seseorang dalam hukum dapat dibedakan menjadi dua: (1) wewenang untuk mempunyai hak

(rechtsbevoegdheid), dan (2) wewenang untuk melakukan perbuatan hukum dan faktor-faktor mempengaruhinya.

Pada dasarnya semua orang mempunyai hak, namun tidak semua orang mempunyai kewenangan hukum (hak dan kewajiban). Orang yang berwenang untuk melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa atau sudah kawin. Sedangkan faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan perbuatan hukum adalah kebangsaan, umur, jenis kelamin, kedudukan tertentu, kelakuan, dan domisili.

B. Tempat Pengaturan Hukum Orang

Hukum orang terdapat di dalam Buku I KUH Perdata dan Buku I NBW Baru Belanda. Hal-hal yang diatur dalam Buku I KUH Perdata:

1. Menikmati dan kehilangan hak-hak kewarganegaraan (Pasal 1 s.d 3 KUH Perdata)

2. Akta catatan sipil (Pasal 4 s.d 16 KUH Perdata)

3. Tempat tinggal/domisil (Pasal 17 s.d 25 KUH Perdata) 4. Perkawinan (Pasal 26 s.d 102/249 KUH Perdata)

5. Hak dan kewajiban suami-istri (Pasal 103 s.d 118 KUH Perdata)

6. Persatuan harta kekayaan menurut UU dan pegurusannya (Pasal 119 s.d 138 KUH Perdata)

7. Perjanjian kawin (Pasal 139 s.d 179 KUH Perdata)

8. Persatuan atau perjanjian kawin dalam perkawinan untuk kedua kalinya atau selanjutnya (Pasal 180 s.d 185 KUH Perdata)

9. Perpisahan harta perkawinan (Pasal 186 s.d 198 KUH Perdata) 10.Pembubaran perkawinan (Pasal 199 s.d 232 KUH Perdata) 11.Perpisahan meja dan ranjang (Pasal 233 s.d 249 KUH Perdata)

12.Kebapakan dan keturunan anak-anak (Pasal 250 s.d 289 KUH Perdata) 13.Kekeluargaan sedarah dan semenda (Pasal 290 s.d 297 KUH Perdata) 14.Kekuasaan orang tua (Pasal 298 s.d 329 KUH Perdata)

15.Kebelumdewasaan dan perwalian (Pasal 330s.d 418 KUH Perdata) 16.Perlunakan (handelichting) (Pasal 419 s.d 432 KUH Perdata) 17.Pengampuan (Pasal 433 s.d 462 KUH Perdata)

(3)

Sejak berlakunya UU Nomor 1 Tahun 1974 beserta berbagai peraturan pelaksanaannya, ketentuan yang terdapat dalam Bab IV s.d XI KUH Perdata tentang perkawinan menjadi tidak berlaku secara penuh. Hal ini disebabkan dalam kenyataannya ketentuan yang diberlakukan bagi orang-orang yang melangsungkan perkawinan adalah ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 beserta berbagai peraturan pelaksanaannya sedangkan ketentuan dalam Bab IV s.d Bab IX KUH Perdata hanya digunakan sebagai pedoman oleh catatan sipil atau pegadilan, apabila di dalam UU No 1 Tahun 1974 tidak diatur.

C. Subjek Hukum

1. Pengertian Subjek Hukum

Pengertian subjek hukum (rechtsubject) menurut Algra adalah setiap orang yang mempunyai hak dan kewajiban,jadi mempunya wewenang hukum (rechtsbevoegheid).

2. Pembagian Subjek Hukum

Ada dua macam subjek hukum, yaitu manusia dan badan hukum.

3. Manusia

Semua manusia mempunyai hak-hak subjektif sejak ia dilahirkan sampai meninggal dunia. Hal ini terdapat dalam Pasal 2 KUH Perdata “ Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana kepentingan si anak menghendakinya”.

Pada dasarnya semua orang mempunyai hak, namun tidak semua orang mempunyai kewenangan hukum. Orang yang berwenang untuk melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa atau sudah kawin. Sedangkan orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum: (1) orang yang belum dewasa, (2) orang yang ditaruh di bawah pengampuan

4. Badan Hukum (Zedelijk Lichaam)

a. Landasan dan Konsepsi Yuridis Badan Hukum

Dalam KUH Perdata hanya terdapat 13 pasal yang mengatur tentang badan hukum yang dimulai dari Pasal 1653 s.d 1665 KUH Perdata.

Badan hukum dalam bahasa Belanda disebut “Rechtspersoon”.

Rechtspersoon adalah suatu badan yang dapat mempunyai harta kekayaan, hak serta kewajiban seperti orang pribadi.

Unsur-unsur badan hukum:

(4)

4) Mempunyai hak dan kewajiban

5)

Mempunyai hak untuk menggugat dan digugat

b. Pembagian Badan Hukum

1. Badan hukum menurut bentuknya (Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 3 NBW (BW Baru) negeri Belanda.

2. Badan hukum menurut peraturan yang mengaturnya 3. Badan hukum menurut sifatnya

c. Teori-Teori Badan Hukum

1) Teori Fiksi 2) Teori Konsesi

3) Teori Zweckvermogen

4) Teori Kekayaan Bersama (Teori Jhering) 5) Teori Realis atau Organik

D. Hubungan Antara Hukum, Hak, dan Kewajiban

Hukum berfungsi untuk melindungi kepentingan manusia (law as tool of social engineering) dan membagi hak dan kewajiban.

Kepentingan manusia adalah suatu tuntutan yang dilindungi dan dipenuhi manusia dalam bidang hukum. Ada 3 macam kepentingan manusia yang dilindungi hukum:

1. Kepentingan umum 2. Kepentingan masyarakat 3. Kepentingan individual

Yang termasuk dalam kepentingan umum: (1) kepentingan dari negara sebagai badan hukum dalam memperhatikan kepribadian dan substansinya dan (2) kepentingan dari negara sebagai penjaga kepentingan masyarakat.

Kepentingan masyarakat yang dilindungi hukum:

1. Kepentingan masyarakat bagi keselamatan umum 2. Bagi lembaga sosial

3. Masyarakat terhadap kerusakan moral

4. Kepentingan masyarakat dalam pemeliharaan sumber sosial 5. Kepentingan masyarakat dalam kemajuan umum

6. Kepentingan masyarakat dalam kehidupan manusia secara individual

Kepentingan individual: (1) kepentingan kepribadian, (2) kepentingan dalam hubungan rumah tangga, (3) kepentingan substansi.

Hak itu memberi kenikmatan dan keleluasaan kepada individu dalam melaksanakannya. Hak dibagi dua macam: hak mutlak dan hak relatif. Hak mutlak adalah hak-hak yang memuat kekuasaan untuk bertindak. Yang termasuk hak mutlak: (1) Segala hak publik dan (2) sebagian dari hak-hak keperdataan, yaitu hak-hak yang bersandar pada hukum perdata dalam arti objektif, seperti hak kepribadian, hak keluarga, hak harta benda, hak

(5)

Kewajiban merupakan suatu pembatasan dan beban. Ada 5 macam kewajiban:

1. Kewajiban yang mutlak dan nisbi 2. Kewajiban publik dan perdata 3. Kewajiban yang positif dan negatif 4. Kewajiban universal, umum, dan khusus

5. Kewajiban primer dan yang bersifat memberi sanksi

Pengelompokan tersebut dapat dibagi menjadi 2: kewajiban di bidang hukum publik dan privat.

BAB 2. DOMISILI DAN CATATAN SIPIL

A. DOMISILI

1. Dasar Hukum dan Pengertian Domisili

Domisil diatur dalam Pasal 17 s.d 25 KUH Perdata. Domisili adalah tempat seseorang melakukan perbuatan hukum. Tujuan dari penentuan domisili adalah untuk mempermudah para pihak dalam mengadakan hubungan hukum dengan pihak lainnya.

Unsur-unsur yang terkandung dalam rumusan domisili:

a. Adanya tempat tertentu (tetap atau sementara)

b. Adanya orang yang selalu hadir pada tempat tersebut c. Adanya hak dan kewajiban

d. Adanya prestasi

2. Macam domisili

Menurut common Law domisili dibagi menjadi tiga macam: a. Domicili of origin

b. Domicili of dependence c. Domicili of choice

Menurut Eropa Kontinental domisili dibagi dua macam: (1) tempat kediaman yang sesungguhnya, (2) tempat kediaman yang dipilih

Ketentuan yang mengatur tempat kediaman yang sesungguhnya: a. Pasal 20 KUH Perdata: Domisili pegawai

b. Pasal 21 KUH Perdata: Domisili istri, anak di bawah umur, dan

curatele

c. Pasal 22 KUH Perdata: Domisili buruh

d. Pasal 23 KUH Perdata: Tempat kediaman orang meninggal dunia

Ada empat syarat untuk menentukan domisili:

a. Pilihan harus terjadi dengan perjanjian b. Perjanjian harus diadakan secara tertulis

c. Pilihan hanya dapat terjadi untuk satu atau lebih perbuatan hukum d. Untuk pilihan itu diperlukan kepentingan yang wajar

B. Catatan Sipil

1. Dasar Hukum dan Pengertian Catatan Sipil

(6)

pencatatan, serta pembukuan yang selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya, serta memberi kepastian hukum yang sebesar-besarnya atas peristiwa kelahiran, pengakuan, perkawinan, dan kematian.

2.

Jenis-Jenis Akta Catatan Sipil

a.

Akta kelahiran: akta yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, yang berkaitan dengan adanya kelahiran

b.

Akta perkawinan: akta yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu. (1) KUA bagi orang beragama Islam, (2) Kepala kantor catatan sipil bagi yang bergama non Islam

c.

Akta perceraian: akta yan diterbitkan oleh pejabat yang berwenang setelah adanya putusan pengadilan

d.

Akta pengakuan dan pengesahan anak: akta yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang, yang berkaitan dengan pengakuan dan pengesahan terhadap anak luar kawin

e.

Akta kematian: akta yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang, yang berkaitan denga meninggalnya seseorang

3.

Manfaat Akta Catatan Sipil

Manfaat akta catatan sipil pribadi:

a. Menentukan status hukum seseorang

b. Merupakan alat bukti yang paling kuat di muka dan di hadap hakim c. Memberikan kepastian tentang peristiwa itu sendiri

Manfaat bagi pemerintah:

a. Meningkatkan tertib administratif

b. Merupakan penunjang data bagi perencanaan pembangunan c. Pengawasan dan pengendalian terhadap orang asing yang datang

ke Indonesia

BAGIAN KEDUA:

HUKUM BENDA (VAN ZAKEN)

BAB 1. PENGERTIAN DAN SISTEM PENGATURAN HUKUM BENDA

A. Pengertian Hukum Benda

Hukum benda adalah keseluruhan dari kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara subjek hukum dengan benda dan hak kebendaan. Ruang lingkup kajian hukum benda:

1. Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan benda

2. Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan hak kebendaan. Hak kebendaan adalah kewenangan untuk menguasai benda

(7)

Hukum benda diatur di dalam Buku II KUH Perdata dan UUPA. Buku II KUH Perdata tidak hanya mengatur tentang hak kebendaan, tetapi juga memgatur tentang hukum waris.

C.

Sistem Pengaturan Hukum Benda

Sistem pengaturan hukum dibedakan menjadi dua: (1) sistem tertutup, dan (2) sistem terbuka.

Sistem pengaturan hukum benda adalah tertutup. Sistem tertutup adalah orang tidak dapat mengadakan hak-hak kebendaan baru, selain yang telah ditetapkan UU. Sedangkan sistem pengaturan hukum perikatan adalah sistem terbuka, yakni bahwa orang dapat mengadakan perjanjian mengenai apa pun juga, baik yang sudah ada aturannya maupun yang tidak tercantum dalam KUH Perdata.

D.

Pembagian Hukum Benda

Jumlah pasal yang mengatur tentang hukum benda sebanyak 733 pasal. Dimulai dari pasal 499 s.d 1232 KUH Perdata dan terdiri atas 21 bab. Hal-hal yang diatur dalam hukum benda meliputi:

1. Kebendaan dan cara membeda-bedakannya (Pasal 499 s.d 528 KUH Perdata)

2. Bezit (Pasal 529 s.d 568 KUH Perdata) 3. Hak milik (Pasal 570 s.d 624 KUH Perdata)

4. Hak dan kewajiban antara pemilik dan tetangga (Pasal 625 s.d 672 KUH Perdata)

5. Kerja rodi (Pasal 673 KUH Perdata). Ketentuan ini sudah tidak berlaku lagi

6. Pengabdian pekarangan (Pasal 674 s.d 710 KUH Perdata) 7. Hak numpang karang (Pasal 711 s.d 719 KUH Perdata) 8. Hak usaha (Pasal 720 s.d 736 KUH Perdata)

9. Bunga tanah dan hasil persepuluh (Pasal 737 s.d 755 KUH Perdata) 10.Hak pakai hasil (Pasal 756 s.d 817 KUH Perdata)

11.Hak pakai dan hak mendiami (Pasal 818 s.d 829 KUH Perdata) 12.Pewarisan karena kematian (Pasal 830 s.d 873 KUH Perdata) 13.Surat wasiat (Pasal 874 s.d 1004 KUH Perdata)

14.Pelaksana wasiat dan pengurus harta peninggalan (Pasal 1005 s.d 1022 KUH Pedata)

15.Hak berpikir dan hak istimewa untuk merinci harta peninggalan (Pasal 1023 s.d 1043 KUH Perdata)

16.Menerima dan menolak harta peninggalan (Pasal 1044 s.d 1065 KUH Perdata)

17.Pemisahan harta peninggalan (Pasal 1066 s.d 1125 KUH Perdata) 18.Harta peninggalan yang tak terurus (Pasal 1126 s.d 1130 KUH Perdata) 19.Piutang yang diistemewakan (Pasal 1131 s.d 1149 KUH Perdata)

20.Gadai (Pasal 1150 s.d 1161 KUH Perdata) 21.Hipotek (Pasal !162 s.d 1232 KUH Perdata)

(8)

BAB 2. ASPEK YURIDIS TENTANG HAK MILIK, BEZIT DAN EVERING

A. Pengertian Benda

Menurut Pasal 499 KUH Perdata “Kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasi hak milik”.

B.

Macam-Macam Benda

Menurut Pasal 505 KUH Perdata benda dibagi dua:

1. Benda berwujud dan tidak berwujud 2. Benda bergerak dan tidak bergerak C.

Hak Kebendaan

Hak kebendaan adalah suatu hak untuk menguasai suatu benda. Dibagi menjadi dua:

1. Hak menikmati: hak dari subjek hukum untuk menikmati suatu benda secara penuh

2. Hak jaminan: memberi kepada yang berhak/kreditor hak didahulukan untuk mengambil pelunasan dari hasil penjualan barang yang dibebani

Ciri-ciri dari hak kebendaan:

1. Zaaksgevolg atau droit de suit (hal yang mengikuti)

2. Droit dengan preference : hak atas pelunasan terlebih dahulu atsa barang tersebut

3. Zakelijke actie : hak untuk menggugat apabila terjadi gangguan atas hak tersebut

D.

Hak Milik

1. Pengertian Hak Milik

Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan suatu benda dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan

kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bertentangan dengan UU, ketertiban umum, dan tidak mengganggu hak orang lain (Pasal 570 KUH Perdata).

Penggunaan hak milik harus memperhatikan hal berikut:

a. Ketentuan hukum yang berlaku b. Ketertiban umum

c. Hak-hak orang lain d. Fungsi sosial

2.

Ciri-Ciri Hak Milik

1. Hak milik merupakan hak pokok terhadap hak-hak kebendaan lain yang bersifat terbatas

2. Hak milik merupakan hak yang paling sempurna 3. Hak milik bersifat tetap

4. Hak milik merupakan inti dari hak-hak kebendaan lain 3.

Cara-Cara memperoleh hak milik

(9)

3. Daluwarsa (verjaring) 4. Pewarisan

5. Penyerahan

4.

Hapusnya Hak Milik

Hapusnya hak milik karena hal berikut:

1. Orang lain memperoleh hak milik dengan salah satu cara hak milik 2. Musnahnya benda

3. Pemilik melepaskan benda tersebut

4. Benda/binatang itu menjadi liar atau lari dari pemiliknya

E.

BEZIT (Hak Menguasai)

1.

Dasar Hukum, Pengertian, dan Unsur-Unsur Bezit

Bezit diatur dalam Pasal 529 s.d 568 KUH Perdata. Bezit adalah kedudukan menguasai atau menikmati suatu barang yang ada dalam kekuasaan seseorang secara pribadi atau perantaraan orang lain, seakan-akan barang itu miliknya. Seseorang menguasai suatu benda, baik benda bergerak maupun tidak bergerak, namun secara yuridis atau formal benda itu belum tentu miliknya. Ini berarti bahwa bezitter hanya menguasai benda secara materiil saja, sedangkan secara yuridis formal benda itu milik orang lain.

Unsur –unsur yang tercantum dalam bezit:

a. Adanya bezitter b. Adanya objek hukum

c. Penguasaan secara materiil d. Bezitter mendapat perlindungan

e. Tidak dipersoalkan objek itu milik siapa 2.

Pembagian Bezit

Bezit dibedakan menjadi dua: (1) bezit yang beriktikad baik, apabila bezitter (pemegang bezit) memperoleh benda itu tanpa adanya cacat-cacat didalamnya. (2) bezit beriktikad buruk, apabila pemegangnya mengetahui bahwa benda yang dikuasainya bukan miliknya.

3.

Cara Memperoleh Bezit

a. Occupatio (pendakuan/menduduki) b. Traditio (penyerahan)

4.

Hak-Hak Bezitter

Hak bezitter yang beriktikad baik:

1. Dianggap sebagai pemilik barang itu untuk sementara sampai ada putusan hakin yang menyatakan sebaliknya

2. Memperoleh hak milik karena daluwarsa

3. Menikmati segala hasil dari barang yang dikuasainya

(10)

Hak bezitter beriktikad buruk:

1. Dianggap sebagai pemilik barang untuk sementara

2. Menikmati segala hasil dari barang atau benda yang dikuasainya 5.

Berakhirnya Bezit

Benda yang dikuasai secara bezit akan berakhir atas kehendak sendiri dari bezitter maupun tanpa kehendak sendiri. Yang diartikan dengan berakhirnya sendiri ialah bahwa bezitter menyerahkan benda itu secara sukarela kepada orang lain atau meninggalkan barang yang dikuasainya. Sedangkan berakhirnya bezit tanpa kehendak dari bezitter adalah bahwa barang yang dikuasainya beralih kepada pihak lain anpa adanya kehendak dari bezitter untuk menyerahkannya.

F.

PENYERAHAN (LEVERING)

1. Pengertian Penyerahan

Feitelijke levering adalah penyerahan yang nyata dari suatu benda sehingga benda tersebut dialihkan ke dalam kekuasaan yang nyata dari pihak lawan. Sedangkan juridische levering adalah penyerahan milik beserta hak untuk memiliki suatu benda kepada pihak lainnya.

2. Pembagian Penyerahan

a. Levering benda bergerak b. Levering benda tak bergerak c. Levering piutang atas nama

3. Levering Benda Bergerak

a. Penyerahan nyata b. Penyerahan kunci

c. Penyerahan tidak perlu dilakukan

4. Penyerahan benda todak bergerak

Dilakukan dengan sebuah akta penyerahan (akta transpor). Akta itu dibuat dengan akta autentik dan atau akta di bawah tangan.

5. Penyerahan Piutang atas Nama

Penyerahan hak-hak piutang atas nama khususnya untuk benda bergerak dilakukan dengan cessi. Cessi adalah penggantian orang berpiutang lama (cedent) dengan orang berpiutang baru (cessionaris).

Ada dua syarat agar cessi itu mempunyai kekuatan atau daya berlaku terhadap debitor:

A. Pemberitahuan penyerahan secara nyata dari cedent B. Adanya pengakuan dari debitor secara tertulis

Syarat-syarat adanya levering untuk benda bergerak maupun bergerak:

(11)

c. Harus dilakukan oleh orang yang berwenang menguasai benda tadi d. Harus ada penyerahan nyata atau yuridis

BAB 3. HAK JAMINAN

A. Jenis Jaminan

1. Jaminan materiil (kebendaan) adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas benda tertentu yang mempunyai ciri mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu, dapat dipertahankan terhadap siapapun , selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan

a. Jaminan inmateriil (perorangan) adalah jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya dapat

dipertahankan terhadap debitor tertentu, terhadap harta kekayaan debitor umumnya.

A.

Hak Tanggungan

1. Dasar Hukum dan Pengertian Hak Tanggungan

Di dalam Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 6 Tahun 1999 disebutkan

pengertian Hak Tanggungan. Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang UUPA.

Unsur-unsur yang tercantum dalam pengertian hak tanggungan:

b. Hak jaminan yang dibenbankan hak atas tanah

c. Hak atas tanah berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu

d. Untuk pelunasan uang tertentu

e. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor lainnya

Ciri hak tanggungan:

a. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada pemegangnya (droit de prefence )

b. Selau mengikuti objek yang dijamin dalam tangan siapa pun benda itu berda (droit de suit)

c. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas

d. Mudah dan pasti dalam pelaksanaan eksekusinya 2.

Asas-Asas Hak Tanggungan

Dalam UU Nomor 4 Tahun 1966 dikenal beberapa asas hak tanggungan:

a. Mempunyai kedudukan yang diutamakn bagi kreditor pemegang hak tanggungan (Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 1996)

b. Tidak dapat dibagi-bagi (Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 1996) c. Hanya dibebankan pada hak atas tanah yang telah ada (Pasal 2

ayat (2) UU Nomor 4 Tahun 1996)

(12)

e. Dapat dibebankan selain tanah juga berikut benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah yang baru yang akan ada di kemudia hari (Pasal 4 ayat (4) UU Nomor 4 Tahun 1996) dengan syarat

diperjanjikan secara tegas

f. Sifat perjanjiannya adalah tambahan (Pasal 10 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 1996)

g. Dapat dijadikan jaminan untuk utang yang baru akan ada (Pasal 3 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 1996)

h. Dapat menjamin lebih dari satu utan (Pasal 3 ayat (2) UU Nomor 4 Tahun 1996)

i. Tidak dapat diletakkan sita oleh pengadilan

j. Hanya dapat dibebankan atas tanah tertentu (Pasal 8, Pasal 11 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 1996)

k. Wajib didaftarkan (Pasal 13 UU Nomor 4 Tahun 1996) l. Pelaksanaan eksekusi mudah dan pasti

m. Dapat dibebankan dengan disertai janji (Pasal 11 ayat (2) UU Nomor 4 Tahun 1996)

n. Objek tidak boleh diperjanjikan untuk dimilik oleh pemegang hak tanggungan bila memberi hak tanggugan cedera janji

3.

Objek dan Subjek Hak Tanggungan

Pada dasarnya idak semua hak atas tanah dapat dijadikan jaminan, melainkan harus memenuhi syarat:

a. Dapat dinilai dengan uang

b. Termasuk hak yang didaftar dalam daftar umum c. Mempunyai sifat yang dapat dipindah tangankan d. Memerlukan penunjukan dengan undang-undang

Ada lima jenis hak atas tanah yang dapat dijadikan hak tanggungan:

a. Hak milik

b. Hak guna usaha c. Hak guna bangunan d. Hak pakai

e. Hak atas tanah berikut yang telah ada

Subjek hukum tanggungan:

a. Pemberi hak tanggungan b. Pemegan hak tanggungan 4.

Peralihan hak tanggungan

a. Cessi b. Subrogasi c. Pewarisan

5.

Hapusnya Hak Tanggungan

a. Hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan

b. Dilepaskan hak tanggungan oleh pemegang hak tanggungan c. Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat

oleh ketua Pengadilan Negeri

(13)

a. Memalui pelelangan umum

b. Eksekusi dibawah tangan, ialah penjualan barang objek hak tanggungan yang dilakukan oleh pemberi hak tanggungan berdasarkan kesepakatan

7.

Pencoretan (Roya) Hak Tanggungan

Apabila hak tanggungan hapus, maka kantor pertanahan melakukan roya catatan hak tanggungan pada buku tanah hak atas tanah dan sertifikatnya.

B.

Jaminan Fiducia

1.

Dasar Hukum dan Pengertian Fiducia

Fiducia diatur dalam UU Nomor 42 Tahun 1999. Fiducia adalah

pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya diadakan tersebu tetap dalam penguasaan pemilik benda itu. Yang dimaksud jaminan fiducia adalah hak jaminan atas benda bergerakbaik erwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan.

2.

Objek dan Subjek Jaminan Fiducia

Subjek jaminan fiducia adalah pemberi dan penerima fiducia. Objek jaminan fiducia:

a. Benda bergerak, baik berwujud dan tidak berwujud

b. Benda tidak bergerak,khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan.

3.

Pengalihan Fiducia

Pada dasarnya pengalihan atas utang/cessi dengan jaminan fiducia dapat dialihkan oleh penerima fiducia kepada penerima fiducia yang baru.

4.

Hapusnya Jaminan Fiducia

Yang dimaksud dengan jaminan fiducia adalah tidak berlakunya lagi jaminan fiducia. Dengan sebab:

a. Hapusnya utang yang dijamin dengan fiducia

b. Pelepasan hak atas jaminan fiducia oleh penerima fiducia c. Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fiducia 5.

Hak Mendahului

Hak mendahului adalah hak penerima fiducia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi objek jaminan fiducia.

(14)

Eksekusi jaminan fiducia adalah penyitaan dan penjualan benda

yang menjadi objek jaminan fiducia. Cara eksekusi benda jaminan

fiducia:

a.

Pelaksanaan titel eksekutorial oleh penerima fiducia

b.

Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fiducia melalui pelelangan umum

Referensi

Dokumen terkait

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak bewujud dan benda tidak bergerak khususnya Bangunan yang tidak dapat dibebani hak

“Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak

“Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani Hak

Pengertian jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat

Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak