• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Perdata Sistem Buku II dan pengert

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum Perdata Sistem Buku II dan pengert"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum Perdata : Sistem Buku II dan pengertian benda Sistem dari pada buku II/ Hukum Perdata

Sistem yang dianut dalam Buku II/Hukum Benda adalah system tertutup. Sistem tertutup artinya orang tidak dapat mengadakan/membuat hak-hak kebendaan yang baru selain yang sudah ditetapkan dalam undang-undang. Jadi hak-hak kebendaan yang diakui itu hanya hal-hak kebendaan yang sudah diatur oleh undang-undang.

Kita tidak boleh misalnya mengadakan hak milik baru yang tidak sama dengan hak milik yang sudah diatur oleh undang-undang.

Berbeda dengan sistem yang dianut oleh hukum perikatan dalam buku III, yaitu sistem terbuka.

Sistem terbuka artinya setiap orang dapat bebas membuat perjanjian apa saja selain apa yang telah ditetapkan oleh undang-undang asal tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Sistem terbuka ini merupakan cerminan dari pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut:

“semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”

Jadi buku III/hukum perikatan menganut asas kebebasan berkontrak.

Pengertian Benda

Pengertian benda secara hukum dapat kita lihat dalam Pasal 499 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut:

“Menurut paham Undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik”.

Didalam KUHPerdata kita temukan dua istilah yaitu benda (zaak) dan barang (goed). Pada umumnya yang diartikan dengan benda baik itu berupa benda yang berwujud, bagian kekyaan, ataupun yang berupa hak ialah segala sesuatu yang dapat dikuasai manusia dan dapat dijadikan obyek hukum.

(2)

Jadi untuk dapat menjadi obyek hukum ada syarat yang harus dipenuhi

yaitupenguasaan manusia dan mempunyai nilai ekonomi dan karena itu dapat dijadikan sebagai obyek hukum.

Misalnya:

 Jika seorang membuka hutan dan mengolahnya, maka lahir penguasaannya terhadap tanah tersebut. Penguasaan itu menjadi pasti setelah pohon-pohon yang ditanami pembuka hutan itu tumbuh berbuah sehingga hutan yang dibuka tadi bukan lagi “res nullius” akan tetapi sudah ada pemiliknya. Selain daripada itu di dalam KUHPerdata terdapat istilah Zaak yang tidak berarti benda tetapi dipakai untuk arti yang lain, yaitu misalnya:

1. Pasal 1792 KUHPerdata: Lastgeving ialah suatu perjanjian yang disitu seseorang memberikan kuasa kepada seorang lain danorang ini menerimanya untuk melakukan suatu zaak lastgever itu.

Zaak disini berarti perbuatan hukum

2. Pasl 1354 KUHperdata: apabila seseorang dengan sukarela tanpa mendapat pesanan untuk itu untuk menyelenggarakan zaak seorang lain dengan atau tanpa diketahui orang lain…dan sebagainya

Zaak disini berarti kepentingan.

3. Pasal 1263 KUHPerdata : perutangan dengan syarat menunda ialah

perutangan yang tergantung daripada suatu kejadian yang akan datang dan tidak pasti atau daripada suatu zaak yang sudah terjadi tetapi belum

diketahui oleh para pihak.

Zaak disini mempunyai arti kenyataan hokum Hukum Perdata : Pengertian Hak Kebendaan

Sebelum memberikan definisi tentang hak kebendaan kita lihat dulu pembagian daripada hak perdata

Hak perdata itu dibagi dua, yaitu: 1. Hak mutlak/absolute terdiri atas:

(3)

2. Hak yang terletak dalam hukum keluarga yaitu hak yang timbul karena adanya hubungan antara suami istri, hubungan antara orang tua dan anak.

3. Hak mutlak atas sesuatu benda yang biasa disebut dengan hak kebendaan

2. Hak relatif/hak nisbi/hak persoonjilk yaitu suatu hak yang memberikan suatu tuntutan/penagihan terhadap seseorang danhak itu hanya dapat

dipertahankan terhadap orang tertentu saja.

Hak kebendaan adalah hak mutlak atas sesuatu benda di mana hak itu memberikan kekuasaan langsung atas benda tersebut dan dapat dipertahankan terhadap

siapapun juga.

Jadi dengan demikian apa perbedaan antara hak kebendaan dan hak perorangan itu?

Perbedaannya adalah:

1. Hak mutlak dapat dipertahankan terhadap siapapun juga yang melanggarnya.

Hak perorangan hanya dipertahankan terhadap orang tertentu saja.

2. Hak kebendaan memberikan kekuasaan mutlak atas sesuatu benda Hak perorangan memberikan suatu tuntutan/penagihan terhadap seseorang.

3. Hak kebendaan mempunyai zaaksgevolg/droit de suit, yaitu hak kebendaan tersebut selalu mengikuti terus di manapun benda itu berada atau di tangan siapapun benda itu berada.

Hak perorangan tidak mempunyai droit de suit karena hak tersebut hanya dapat dilakukan terhadap seorang tertentu saja. Dengan adanya pemindahan barang tersebut maka hak perorangan lenyap karena hak penagihan lenyap.

(4)

 Hak penyewa dilindungi berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, ia dapat mempertahankan barang yang disewa terhadapnya setiap gangguan dari pihak ketiga (adanya sifat absolute).

 Hak sewa senantiasa mengikuti bendanya walaupun barang yang disewanya senantiasa berpindah tangan/dijual oleh pemiliknya/adanya sifat droit de suit.

 Pembeli/penyewa yang lebih dahulu mempunyai sifat prioritas/lebih didahulukan daripada pembeli/penyewa yang kemudian.

Tapi walaupun demikian sebagai pedoman dapat disimpulkan bahwa hak kebendaan tersebut mempunyai cirri-ciri/sifat-sifat secara umum apabila kita ingin

membedakan dengan hak perorangan.

Hukum Perdata : Ciri-ciri/sifat dan pembedaan hak kebendaan

Ciri-ciri/sifat-sifat hak kebendaan

1. Hak kebendaan merupakan hak yang bersifat mutlak yaitu dapat dipertahankan terhadap siapapun juga

2. Hak kebendaan mempunyai zaaksgevolg/droit de suit yaitu hak it uterus mengikuti bendanya di manapun berada atau di tangan siapapun berada. 3. Hak kebendaan yang lebih dulu terjadi mempunyai tingkatan yang lebih

tinggi daripada hak terjadi kemudian.

4. Hak kebendaan mempunyai sifat droit de preference yaitu hak yang lebih didahulukan

5. Gugatan hak kebendaan disebut gugat kebendaan.

Apabila haknya ada yang menganggu maka ia dapat melakukan bermacam-macam gugat/actie misalnya: penuntutan kembali.penggantian kerugian, pemulihan

keadaan semula

Dalam hak perorangan gugatan hanya dapat dilakukan terhadap pihak lawannya saja/wederpartij.

Pembedaan Hak-hak Kebendaan

(5)

Hak mutlak dibagi lagi menjadi tiga: 1. Hak kepribadian

2. Hak yang terletak dalam hukum keluarga 3. Hak kebendaan

Hak kebendaan dapat dibedakan:

1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan baik atas bendanya sendiri maupun benda milik orang lain/zakelij genotsrecht, missal nya : hak

eigendom/hak milik, bezit

2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan/zakelijk zakerheidsrecht, misalnya: hipotik, pand.

Hukum Perdata : Hak Kebendaan yang Bersifat Jaminan

Seperti telah disebutkan, hak kebendaan itu ada 2 macam, yaitu: 1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan

Contohnya: bezit danhak milik yang telah dibahas terdahulu. 2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan

Contohnya: Hak gadai, hak hipotik dan Fidusia.

Hak kebendaan yang bersifat jaminan akan dibahas secara garis besar karena secara rincinya akan dibahas dalam hukum jaminan tersendiri.

Pasal 1131 KUHPerdata berisi sebagai berikut:

Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak baik yang sudah ada maupun yang baru aka nada di kemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.

Berdasarkan pasal 1131 tersebut KUHPerdata hanya mengatur dua macam jaminan, yaitu jaminan terhadap benda bergerak yang disebut gadai dan jaminan benda tidak bergerak yang disebut hipotik.

1. Gadai menurut Pasal 1150 KUHperdata adalah:

(6)

orang-orang berpiutang lainnya, dengan kekecualian biaya untuk melelang barang

tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. Dari pengertian gadai tersebut dapat disimpulkan bahwa gadai mempunyai cirri-ciri antara lain;

1. Jaminan gadai benda-benda bergerak 2. Mempunyai sifat yang didahulukan

3. Mempunyai sifat droit de suite yaitu selalu mengikuti bendanya dimanapun atau di tangan siapapun benda itu berada

4. Memberikan kekuasaan langsung terhadap benda jaminan dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.

5. Adanya pemindahan kekuasaan dari nemda yang dijadikan jaminan (unsure inbezitstglling) dari pemberi gadai kepada pemegang gadai. 6. Gadai merupakan perjanjian accessoir yaitu perjanjian tambahan yang

tergantung dari perjanjian pokok 7. Gadai tidak dapat dibagi-bagi.

Unsur inbezitstelling ini dinyatakan dalam Pasal 1152 ayat (2) KUHPerdata yang menyebutkan:

Tak sah adalah hak gadai atas segala benda yang dibiarkan tetap dalam kekuasaan ini si berutang atau si pemberi gadai, ataupun yang kembali atas kemauan si

berpiutang.

Benda bergerak yang dapat menjadi jaminan gadai adalah: 1. Benda bergerak berwujud

2. Benda bergerak tak berwujud · Suarat piutang aan toonder · Surat piutang aan order · Surat piutang op naam

Hak-hak dan kewajiban pemegang gadai Hak pemegang gadai adalah:

(7)

2. Pemegang gadai berhak mendapatkan pengembalian ongkos-ongkos untuk menyelamatkan barang gadaiannya.

3. Pemegang gadai mempunyai hak retensi. Kewajiban pemegang gadai:

1. Pemegang gadai bertanggung jawab atas hilangnya benda yang digadaikan karena kelalaiannya (Pasal 1157 ayat(1)).

2. Pemegang gadai tidak boleh memakai barang yang digadaikannya untuk kepentingan sendiri.

Hapusnya gadai:

1. Apabila hutangnya sudah dibayar lunas.

2. Apabila barang yang digadaikan keluar dari kekuasaan pemegang gadai (Pasal 1152 ayat (3))

3. Hipotik

Jaminan terhadp benda tidak bergerak disebut hipotik. Pasal 1162 KUHPerdata menyebutkan:

Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan.

Pada dasarnya ada persamaan ada persamaan cirri-ciri gadai dan hipotik, tapi ada juga perbedaannya yaitu:

1. Gadai jaminan terhadap benda bergerak hipotik jaminan benda tak bergerak.

2. Pada gadai ada unsur inbezitstelling pada hipotik tidak ada. 3. Perjanjian gadai dapat secara bebas, boleh lisan, boleh tertulis.

Perjanjian hipotik terikat oleh bentuk tertentu yaitu harus dibuat dengan akte otentik.

(8)

5. Menjual atas kekuasaan sendiri benda gadai diatur dalam undang-undang, dalam hipotik menjual benda yang dihipotikkan harus dijanjikan terlebih dahulu.

Asas-asas Hipotik

Hipotik mengenal dua asas, yaitu: 1. Asas publiciteit

Asas ini menyebutkan bawha hipotik harus didaftarkan supaya diketahui umum. 2. Asas specialiteit

Hipotik harus dirinci secara jelas misalnya tanah: luas, letak, batas-batasnya harus jelas disebutkan.

Isi akta Hipotik

Isi akta hipotik dibagi atas dua bagian, yaitu: 1. Isi yang wajib

Barang dibebani hipotik itu harus disebut/ditulis secara rinci danjelas. 2. Isi yang facultatief

Isi facultatief ini memuat janji-janji antara pemberi hipotik dan pemegang hipotik. Janji-janji yang biasa dimuat dalam akta hipotik, antara lain:

1. Janji untuk menjual benda atas kekuasaannya sendiri apabila hutang pokoknya tidak dilunasi (Pasal 1178 ayat 2).

2. Janji tentang sewa

Pemberi hipotik dibatasi dalam kekuasaannya untuk menyewakan benda yang dibebani tanpa iji pemegang hipotik mengenai cara maupun waktunya (Pasal 1185 ayat 1).

3. Janji tentang asuransi

Apabila ada peristiwa yang tidak diduga-duga sebelumya misalnya: kebakaran, banjir antara pemberi dan pemegang hipotik membuat perjanjian tentang asuransi yang diberitahukan kepada perusahaan asuransi, supaya perusahaan asuransi terikat dengan janji tersebut.

(9)

Janji ini diberikan kepada semua pemegang hipotik dengan syarat diadakan dalam penjualan secara sukarela yang dikehendaki oleh pemilik bendanya. Janji untuk tidak dibersihkan hanya dapat dilakukan oleh pemegang hipotik pertama (Pasl 1210 ayat 2).

Hapusnya Hipotik

Memuat Pasal 1209 KUHPerdata, hipotik hapus karena: 1. Hapusnya perikatan pokok

2. Pelepasan hipotiknya oleh si berpiutang

3. Penetapan tingkat oleh hakim karena adanya pembersihan tanahnya dari beban-beban hipotik.

Hipotik terhadap benda tak bergerak, khususnya terhadap tanah sudah dihapus dan diganti dengan hak tanggungan berdasarkan undang-undang No.4 tahun 1996 tentang hak tanggungan.

Fidusia

Pada mulanya lembaga jaminan Fidusia ini untuk menutupi kesulitan lembaga jamian gadai, karena dalam gadai benda yang digadaikan itu berpindah kekuasaannya kepada pemegang gadai.

Apabila seseorang hanya mempunyai satu-satunya barang untuk menopang hidupnya dijadikan jaminan gadai, maka orang tersebut akan jatuh miskin. Oleh karena itu kita mengadopsi bentuk jaminan baru dimana benda bergerak yang dijadikan objek jaminan tidak diserahkan kekuasaannya kepada si berpiutang yaitu bentuk “fiduciare eigendomsoverdracht” (penyerahan hak milik atas dasar

kepercayaan) berdasarkan Arrest Hoge Read 1929. Dalam perjalanannya Fidusia semakin dibutuhkan untuk meningkatkan dunia usaha yang memerlukan dana harus diimbangi dengan adnaya ketentuan hukum yang jelas dan lengkap yang mengatur mengenai lembaga jaminan. Selain itu kita masih mempergunakan yurisprudensi (Bagian menimbang UU No. 42/1999), maka dibentuklah undang-undang No. 42 tahun 1999 tentang jaminan Fidusia.

Pengertian

Pasal 1 sub 1 menyebutkan:

(10)

Jaminan Fidusia adalah jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan menurut UU No.4/1996 (Pasal 1 sub 2)

UU No 42 tahun 1999 tentang jaminan Fidusia tidak berlaku bagi: 1. Hak tanggungan yang berkaitan dengan tanah dan bangunan

2. Hipotik atas kapal yang terdaftar dengan isi kotor berukuran 20 m3 atau lebih 3. Hipotik atas pesawat terbang dan

4. Gadai (pasal 3)

Pembebanan benda dengan jaminan Fidusia harus dibuat dengan akta notaries dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta jaminan Fidusia (Pasal 5 ayat 1). Benda yang dibebani dengan jaminan Fidusia wajib didaftarakan (Pasal 11 ayat 1). Hapusnya Jaminan Fidusia

Menurut Pasal 25 UU No. 42 tahun 1999, Fidusia dapat hapus apabila: 1. Hapusnya utang yang dijamin dengan Fidusia.

2. Pelepasan hak atas jaminan Fidusia oleh Penerima Fidusia 3. Musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan Fidusia.

. PENGERTIAN

(11)

Selain daripada itu di dalam KUHPerdata terdapat istilah Zaak yang tidak berarti benda tetapi dipakai untuk arti yang lain, yaitu misalnya:

1. 1. Pasal 1792 KUHPerdata: Lastgeving ialah suatu perjanjian yang disitu seseorang memberikan kuasa kepada seorang lain danorang ini

menerimanya untuk melakukan suatu zaak lastgever itu (Zaak disini berarti perbuatan hukum)

2. 2. Pasal 1354 KUHperdata: apabila seseorang dengan sukarela tanpa mendapat pesanan untuk itu untuk menyelenggarakan zaak seorang lain dengan atau tanpa diketahui orang lain dan sebagainya (Zaak disini berarti kepentingan).

3. 3. Pasal 1263 KUHPerdata : perutangan dengan syarat menunda ialah perutangan yang tergantung daripada suatu kejadian yang akan datang dan tidak pasti atau daripada suatu zaak yang sudah terjadi tetapi belum

diketahui oleh para pihak (Zaak disini mempunyai arti kenyataan hokum)

Sistem pengaturan hukum benda

1. a. Tertutup : orang tidak dapat mengadakan hak keendaan baru selain yang sudah ditetapkan undang-undang.

2. b. Benda (zaak) : segala sesuatu yang dapat menjadi objek hak milik dapat diperjualbelikan, diwariskan, dan dapat diperalihkan kepada pihak lain.

2. DASAR HUKUM

Pada masa kini, selain diatur di Buku II BWI, hukum benda juga diatur dalam: 1) Undang Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, dimana diatur hak hak kebendaan yang berkaitan dengan bumi, air dan kekayaan yang terkandung

didalamnya. Dengan berlakunya UUPA ini maka berlakunya pasal-pasal dalam Buku II KUHPerdata dapat dirinci sebagai berikut :

a) Pasal-pasal yang masih berlaku penuh.

b) Pasal-pasal yang tidak berlaku lagi, yaitu pasal-pasal yang mengatur tentang bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

c) Pasal-pasal yang masih berlaku tetapi tidak penuh, dalam arti bahwa

(12)

alam yang terkandung di dalamnya dan masih berlaku sepanjang mengenai benda-benda lainnya.

2) Undang Undang Merek No.21 Tahun 1961, yang mengatur tentang hak atas penggunaan merek perusahaan dan merek perniagaan .

3) Undang Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang hak cipta sebagai benda tak berwujud, yang dapat dijadikan obyek hak milik .

4) Undang Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996, yang mengatur tentang hakatas tanah dan bangunan diatasnya sebagai pengganti hipotik dan crediet verband .

5) UU No 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah dan Benda-benda yang ada di atasnya

6) UU No 42 Tahun 1999 tentang Fidusia 3. MACAM-MACAM BENDA

1. a. Benda berwujud dan benda tidak berwujud arti penting pembedaan ini adalah pada saat pemindah tanganan benda dimaksud, yaitu :

o Kalau benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan.

o Kalau benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah

tanganannya harus dilakukan dengan balik nama. Contohnya, jual beli rokok dan jual beli rumah.

Penyerahan benda tidak berwujud dalam bentuk berbagai piutang dilakukan dengan:

a) Piutang atas nama (op naam) dengan cara Cessie

b) Piutang atas tunjuk (an toonder) dengan cara penyerahan surat dokumen yang bersangkutan dari tangan ke tangan

c) Piutang atas pengganti (aan order) dengan cara endosemen serta penyerahan dokumen yang bersangkutan dari tangan ke tangan ( Ps. 163 BWI).

(13)

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan

(Ps.509BWI). Benda bergerak karena ketentuan undang undang adalah hak hak yang melekat pada benda bergerak (Ps.511 BWI. Arti penting pembedaan benda sebagai bergerak dan tidak bergerak terletak pada :

o Penguasaannya (bezit), dimana terhadap benda bergerak maka orang yang menguasai benda tersebut dianggap sebagai pemiliknya (Ps.1977 BWI); azas ini tidak berlaku bagi benda tidak bergerak.

o Penyerahannya (levering), yaitu terhadap benda bergerak harus dilakukan secara nyata, sedangkan pada benda tidak bergerak dilakukandengan balik nama ;

o Dadaluwarsa (verjaaring), yaitu pada benda bergerak tidak dikenal daluwarsa, sedangkan pada benda tidak bergerak terdapat kadaluwarsa : 1) Dalam hal ada alas hak, daluwarsanya 20 tahun;

2) Dalam hal tidak ada alas hak, daluwarsanya 30 tahun

3) Pembebanannya (bezwaring), dimana untuk benda bergerak dengangadai, sedangkan untuk benda tidak bergerak dengan hipotik.

4) Dalam hal pensitaan (beslag), dimana revindicatoir beslah (penyitaan untuk menuntut kembali barangnya),hanya dapat dilakukan terhadap barang barang bergerak . Penyitaan untuk melaksanakan putusan pengadilan (executoir beslah) harus dilakukan terlebih dahulu terhadap barang barang bergerak, dan apabila masih belum mencukupi untuk pelunasan hutang tergugat, baru dilakukan executoir terhadap barang tidak bergerak.

1. c. Benda dipakai habis dan benda tidak dipakai habis

Pembedaan ini penting artinya dalam hal pembatalan perjanjian. Pada perjanjian yang obyeknya adalah benda yang dipakai habis, pembatalannya sulit untuk mengembalikan seperti keadaan benda itu semula, oleh karena itu harus diganti dengan benda lain yang sama / sejenis serta senilai, misalnya beras, kayu bakar, minyak tanah dan lain sebagainya.. Pada perjanjian yang obyeknya adalah benda yang tidak dipakai habis tidaklah terlalu sulit bila perjanjian dibatalkan, karena bendanya masih tetap ada, dan dapat diserahkan kembali, seperti pembatalan jual beli televisi, kendaraanbermotor, perhiasan dan lain sebagainya. .

1. d. Benda sudah ada dan benda akan ada

(14)

hutang dan pelaksanaan perjanjiannya dengan cara menyerahkan benda tersebut. Benda akan ada tidak dapat dijadikan jaminan hutang, bahkan perjanjian yang obyeknya benda akan ada bisa terancam batal bila pemenuhannya itu tidak mungkin dapat dilaksanakan (Ps.1320 btr 3 BWI) .

1. e. Benda dalam perdagangan dan benda luar perdagangan

Arti penting dari pembedaan ini terletak pada pemindah tanganan benda tersebut karena jual beli atau karena warisan. Benda dalam perdagangan dapat diperjual belikan dengan bebas, atau diwariskan kepada ahli waris,sedangkan benda luar perdagangan tidak dapat diperjual belikan atau diwariskan, umpamanya tanah wakaf, narkotika, benda benda yang melanggar ketertiban dan kesusilaan

1. f. Benda dapat dibagi dan benda tidak dapat dibagi

Letak pembedaannya menjadi penting dalam hal pemenuhan prestasi suatu perjanjian, di mana terhadap benda yang dapat dibagi, prestasi pemenuhan perjanjian dapat dilakukan tidak sekaligus, dapat bertahap, misalnya perjanjian memberikan satu ton gandum dapat dilakukan dalambeberapa kali pengiriman, yang penting jumlah keseluruhannya harus satu ton. Lain halnya dengan benda yang tidak dapat dibagi, maka pemenuhan prestasi tidak dapat dilakukan sebagian demi sebagian, melainkan harus secara seutuhnya, misalnya perjanjian sewa menyewa mobil, tidak bisa sekarang diserahkan rodanya, besok baru joknya dan lain sebagainya.

1. g. Benda terdaftar dan benda tidak terdaftar

Arti penting pembeaannya terletak pada pembuktian kepemilikannya. Benda terdaftar dibuktikan dengan bukti pendaftarannya, umumnya berupa

sertifikat/dokumen atas nama si pemilik, seperti tanah, kendaraan

bermotor,perusahaan, hak cipta, telpon, televisi dan lain sebagainya.. Pemerintah lebih mudah melakukan kontrol atas benda terdaftar, baik dari segi tertib

administrasi kepemilikan maupun dari pembayaran pajaknya. Benda tidak terdaftar sulit untuk mengetahui dengan pasti siapa pemilik yang sah atas benda itu, karena berlaku azas ‘siapa yang menguasai benda itu dianggap sebagai pemiliknya’. Contohnya, perhiasan, alat alat rumah tangga, hewan piaraan, pakaian dan lain sebagainya.

(15)

1. A. ASAS-ASAS HAK KEBENDAAN : 1. Asas hukum pemaksa (dwingendrecht) 2. Asas dapat dipindahtangankan

3. Asas individualitas 4. Asas totalitas

5. Asas tidak dapat dipisahkan 6. Asas prioritas

7. Asas percampuran

8. Pengaturan benda bergerak berbeda dengan benda tetap 9. Asas publisitas

10.Asas mengenai sifat perjanjian

1. B. SIFAT / KARAKTER HAK KEBENDAAN

Perbedaan antara hak kebendaan yang diatur dalam Buku II BWI dengan hak perorangan yang diatur dalam Buku III BWI adalah sebagai berikut :

a) Hak kebendaan bersifat mutlak (absolut), karena berlaku terhadap siapa saja, dan orang lain harus menghormati hak tersebut, sedangkan hak perorangan berlaku secara nisbi (relatief), karena hanya melibatkan orang / pihak tertentu saja, yakni yang ada dalam suatu perjanjian saja.

b) Hak kebendaan berlangsung lama, bisa jadi selama seseorang masih hidup, atau bahkan bisa berlanjut setelah diwariskan kepada ahli warisnya, sedangkan hukum perorangan berlangsung relatif lebih singkat, yakni sebatas pelaksanaan perjanjian telah selesai dilakukan.

c) Hak kebendaan terbatas pada apa yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku, tidak boleh mengarang / menciptakan sendiri hak yang llainnya, sedangkan dalam hak perorangan, lingkungannya amat luas, apa saja dapat dijadikan obyek perjanjian, sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Oleh karena itu sering dikatakan hukum kebendaan itu bersifat tertutup, sedangkan hukum perorangan bersifat terbuka.

(16)

1. Mutlak / absolut mengikuti benda dimana hak itu melekat, misalnya hak sewa tetap mengikuti benda itu berada, siapapun yang memiliki hak diatasnya

2. Hak yang ada terlebih dahulu (yang lebih tua), kedudukannya lebih tinggi; misalnya sebuah rumah dibebani hipotik 1 dan hipotik 2, maka penyelesaian hutang atas hipotik 1 harus didahulukan dari hutang atas hipotik 2

3. Memiliki sifat diutamakan, misalnya suatu rumah harus dijual untuk 4. Melunasi hutang, maka hasil penjualannya lebih diutamakan untuk

melunasi hipotik atas rumah itu.

5. Dapat dilakukan gugatan terhadap siapapun yang mengganggu hak yang bersangkutan. Pemindahan hak kebendaan dapat dilakukan kepada siapapun .

1. D. PENGGOLONGAN HAK KEBENDAAN

Hak atas Kebendaan dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu : 1. 1. Hak Kebendaaan yang memberi kenikmatan.

1. a. Bezit, merupakan suatu keadaan dimana seseorang menguasai suatu benda , baik sendiri maupun dengan perantaraan orang lain , seolah-olahnya benda itu miliknya sendiri

2. b. Hak milik (hak eigendom), disebutkan dalam pasal 570 BW menyatakan bahwa hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu benda dengan sepenuhnya dan untuk berbuat sebebas-bebasnya terhadap benda itu

3. c. Hak memungut hasil adalah hak untuk menarik hasil (memungut) hasil dari benda orang lain , seolah-olah benda itu miliknya sendiri dengan kewajiban untuk menjaga benda tersebut tetap dalam keadaan seperti semula .

(17)

1) Hak Milik ; Hak Guna Usaha ; Hak Guna Bangunan ; Hak Pakai

2) Hak Sewa untuk bangunan ; Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan 3) Hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan

4) Hak guna ruang angkasa

5) Hak hak tanah untuk kepentingan keagamaan dan social

1. 2. Hak Kebendaan Yang bersifat Memberi Jaminan

1. a. Hak gadai (pasal 1150 BW) : hak yang diperoleh atas suatu benda bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur obyek : benda bergerak subyek : orang cakap

2. b. Jaminan fidusia : hak jaminan atas benda bergerak baik berwujud maupun tidak dan benda tidak bergerak dibebani hak tanggungan. Subyek : orang yang membuat perjanjian

3. c. Hypotheek : hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan kepada kreditur bahwa piutangnya akan dilunasia debitur (dalam buku II title XXI pasal 1162 s.d 1232, tidak semua berlaku )

4. d. Privilege (piutang –piutang yang di istimewakan)

1. E. PEROLEHAN HAK KEBENDAAN

Ada beberapa cara untuk memperoleh hak kebendaan, seperti :

1. Melaui Pengakuan Benda yang tidak diketahui siapa pemiliknya (res nullius) kemudian didapatkan dan diakui oleh seseorang yang

mendapatkannya, dianggap sebagai pemiliknya. Contohnya, orang yang menangkap ikan, barang siapa yang mendapat ikan itu dan kemudian mengaku sebagai pemiliknya, dialah pemilik ikan tersebut. Demikian pula halnya dengan berburu dihutan, menggali harta karun dan lain sebagainya. 2. 2. Melalui Penemuan Benda yang semula milik orang lain akan tetapi

lepas dari penguasaannya, karena misalnya jatuh di perjalanan, maka barang siapa yang menemukan barang tersebut dan ia tidak mengetahui siapa pemiliknya, menjadi pemilik barang yang diketemukannya . Contoh ini adalah aplikasi hak bezit.

(18)

seperti jual beli, sewa menyewa, hibah warisan dan lain sebagainya. Dengan adanya penyerahan maka titel berpindah kepada siapa benda itu diserahkan. 4. 4. Dengan Daluwarsa Barang siapa menguasai benda bergerak yang dia

tidak ketahui pemilik benda itu sebelumnya (misalnya karena

menemukannya), hak milik atas benda itu diperoleh setelah lewat waktu 3 tahun sejak orang tersebut menguasai benda yang bersangkutan. Untuk benda tidak bergerak, daluwarsanya adalah :

1. jika ada alas hak, 20 tahun 2. jika tidak ada alas hak, 30 tahun

3. 5. Melalui Pewarisan Hak kebendaan bisa diperoleh melalui warisan berdasarkan hukum waris yang berlaku, bisa hukum adat, hukum Islam atau hukum barat.

4. 6. Dengan Penciptaan Seseorang yang menciptakan benda baru, baik dari benda yang sudah ada maupun samasekali baru, dapat memperoleh hak milik atas benda ciptaannya itu. Contohnya orang yang menciptakan patung dari sebatang kayu, menjadi pemilik patung itu, demikian pula hak kebendaan tidak berwujud seperti hak paten, hak cipta dan lain sabagainya.

5. Dengan cara ikutan / turunan Seseorang yang membeli seekor sapi yang sedang bunting maka anak sapi yang dilahirkan dari induknya itu menjadi miliknya juga. Demikian pula orang yang membeli sebidang tanah, kemudian tumbuh pohon durian, maka pohon durian itu termasuk milik orang yang membeli tanah tersebut.

1. F. HAPUSNYA HAK KEBENDAAN

Hak kebendaan dapat hapus / lenyap karena hal hal :

1. 1. Bendanya Lenyap / musnah Karena musnahnya sesuatu benda, maka hak atas benda tersebut ikut lenyap, misalnya hak sewa atas sebuah rumah yang habis/musnah ketimbun longsoran tanah gunung, menjadi musnah juga. Atau, hak gadai atas sebuah sepeda motor, ikut habis apabila barang tersebut musnah karena kebakara

(19)

3. 3. Karena Pelepasan Hak Dalam hal ini pada umumnya pelepasan yang bersangkutan dilakukan secara sengaja oleh yang memiliki hak tersebut, seperti radio yang rusak dibuang ketempat sampah. Dalam hal ini maka halk kepemilikan menjadi hapus dan bisa menjadi hak milik orang lain yang

menemukan radio tersebut.

4. 4. Karena Kadaluwarsa Daluwarsa untuk barang tidak bergerak pada umumnya 30 tahun (karena ada alas hak), sedangkan untuk benda bergerak 3 tahun.

5. 5. Karena Pencabutan Hak Penguasa publik dapat mencabut hak kepemilikan seseorang atas benda tertentu, dengan memenuhi syarat :

1. Harus didasarkan suatu undang undang

2. Dilakukan untuk kepentingan umum (dengan ganti rugi yang layak)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan DIPA Satuan Kerja Balai Besar Pengembangan dan. Perluasan Kerja – Lembang tahun anggaran 2012 Nomor

Methods: To test this hypothesis, the b -adrenergic ago- nist, isoproterenol, and the G protein activator, sodium fluoride (NaF), were used to stimulate cAMP production in

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang. 4 jp

Tujuan pembelajaran umum : Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar analisis sistem tenaga elektrik1. Pertemuan

Alwi, dkk (2003:27) mengemukakan bahwa, fungsi pronomina persona adalah subjek dan objek. Sejanjutnya dikatakan pula bahwa pronomina persona atau kata ganti menurut

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di SD

Persepsi mengenai kualitas pelayanan adalah penilaian konsumen terhadap jasa yang dikonsumsi atau dirasakan setelah melakukan perbandingan antara harapan pelanggan dengan ketja