• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN MASA ABBASIYAH MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 SMP NEGERI 9 SALATIGA TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN MASA ABBASIYAH MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 SMP NEGERI 9 SALATIGA TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiba"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI

MATERI SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN

MASA ABBASIYAH MELALUI METODE

COOPERATIVE

SCRIPT

PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 SMP

NEGERI 9 SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh: VIVY ANDRIYANI

NIM 111-14-369

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJ R MATA PELAJARAN PAI

MATERI SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN

MASA ABBASIYAH MELALUI METODE

COOPERATIVE

SCRIPT

PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 SMP

NEGERI 9 SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh: VIVY ANDRIYANI

NIM 111-14-369

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإَف

Maka sesungguhnya bersama Kesulitan pasti ada Kemudahan

(

Al Insyiroh: 5)

َدَج َو َّدَج ْنَم

(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang maha kuasa, penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Andik Kusbiyantoro dan Ibuk Sugiyarti yang tidak henti-hentinya memberikan do’a, dukungan dan semangat kepada saya. 2. Dosen pembimbing saya Bapak Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. yang telah

membimbing saya untuk penyelesaian skripsi ini.

3. Kepala SMP NEGERI 9 Salatiga yang sudah mengizinkan saya untuk mengadakan penelitian di sekolah ini dan tidak lupa kepada Ibu Dra. Muniroh selaku guru PAI yang telah bersedia membantu selama proses penelitian. 4. Kepada Gus Muhammad Hanif M.Hum . Selaku pengasuh Pondok Pesantren

Edi Mancoro beserta keluarga besarnya.

5. Sahabat-sahabatku yang selalu sabar mendukung,mendoakan,menyemangati saya: Nurul Wulan, Lulus, Dian Rejeki, Saidatul Ula, Wafiroh, Zulfa, Zain, Santi,Mima

6. Kepada teman-teman KKN didusun Soti posko 36.

(9)
(10)

ABSTRAK

Andriyani, Vivy. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah Melalui Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP NEGERI 9 Salatiga. Pembimbing : Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.P.d. Kata kunci : Hasil Belajar PAI, Cooperative Script.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi Sejarah pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah melalui metode

cooperative Script pada siswa kelas VIII SMP NEGERI 9 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018. Subyek penelitian sebanyak 30 siswa, terdiri dari 16 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2018 sampai dengan tanggal 14 Mei 2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi. Analisis data yang digunakan yaitu tes tertulis dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

Hasil penelitian pada siklus pada siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut:KKM mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 76, sebelum menggunakan metode pembelajaran Cooperative Script, hanya 50% (15 siswa) yang belum tuntas. Sedangkan setelah 50% (30 siswa) belum memenuhi KKM atau belum tuntas. Sedangakn setelah menggunakan metode

cooperative script dalam pembelajaran PAI pada siklus I diperoleh data sebesar 80% (24 siswa) yang tuntas dan 20% (6 siswa) yang belum tuntas, sehingga dari pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 90% (27 siswa) tuntas dan 10% (3 siswa) yang belum memenuhi KKM. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa presentaseKriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus II ini dengan kata lain sudah memenuhi KKM 76.

(11)

HALAMAN SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ...iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...v

MOTTO ...vi

PERSEMBAHAN ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

ABSTRAK ...ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Kegunaan Penelitian ...5

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...6

F. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian ...7

2. Subjek Penelitian ...9

3. Langkah-langkah Penelitian ...10

4. Teknik Pengumpulan Data ...12

5. Instrumen Penelitian ...13

6. Analisis Data ...14

G. Sistematika Penulisan Skripsi...16

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Hasil Belajar ...17

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...20

(12)

4. Metode Pembelajaran Cooperative Script ...27 5. Materi Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah ..31 B. Kajian Pustakan ...38 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ...40 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...44 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pra Siklus ...54 B. Hasil Penelitian ...55 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...66 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...72 B. Saran ...76 DAFTAR PUSTAKA

(13)

1. Daftar Tabel

Tabel 3.1 Data Nilai Sebelum Perbaikan ...34

Tabel 3.4 Nilai Siklus I ...41

Tabel 3.5 Nilai Siklus II ...48

Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Perbaikan ...52

Tabel 4.2 Nilai Siklus I ...55

Tabel 4.3 Nilai Siklus II ...61

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus ...67

Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Siklus I ...69

Tabel 4.6 Nilai Siklus II ...71

Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Siklus II ...73

2. Daftar Gambar Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian ...9

(14)

A. Lampiran Lembar Pengamatan

1. Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...38

2. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ...40

3. Lembar Pengamatan Guru Siklus II ...46

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam (UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003), bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan menuju tercapaianya tujuan tersebut perlu disampaikan upaya perbaikan system pembelajaran inovatif yang merangsang siswa untuk mencintai yang akhirnya mau mempelajari secara seksama terhadap suatu mata pelajaran. Dalam hal ini pendidik mempunyai peran yang sangat dominan untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan, karena model pembelajaran yang tepat akan sangat menentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(16)

hingga mengimani, bertakwa dan berakhlaka mulaia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Alqur’an dan Al -Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannyadengan kerukunananatarumat beragamaa dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa ( Majid 2012:11)

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup (Pemerdiknas, 2011:7).

Guru seyogyanya menetukan metode pembelajaran yang dipandang membelajarkan siswa aktif melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan hasil belajarnya dapat lebih ditingkatkan. Hal terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.

(17)

jenjang pendidikan yang bernafaskan Islam selain itu dalam pembelajaran sejarah juga memiliki peranan yang penting dalam kehidupan bangsa sejarah kita dapat mengetahui keadaan masa lalu (Sofwan Iskandar 2011:170).

Dalam penyampaian materi, yang kurang memotivasi peserta didik dan model pembelajaran yang digunakan guru juga kurang variatif, sehingga membosankan peserta didik. Proses pembelajaran PAI yang terjadi di SMPNEGERI 9 Salatiga, guru lebih banyak mendominasi kelas sedangkan peserta didik hanya dilibatkan sekadarnya, misalnya hanya disuruh membaca halaman sekian lalu guru yang banyak menejelaskan. Penggunaan alat atau media pembelajaran juga kurang memadai, akibatnya guru hanya mampu untuk menjelaskan dengan cara ceramah saja. Dalam hal ini, diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran yang lebih menarik peserta didik.

Slavin (1994:175) mengatakan bahwa salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa adalah pembelajaran denagn model cooperative script dengan meningkatkan daya ingat siswa pada materi yang telah diperoleh sebelumnya, dapat pula mempermudah meningkatkan kreativitas siswa. Merupakan kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan data dan informasi yang sudah ada.

(18)

mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari (Miftahul huda 2013: 213).

Untuk itu, guru dituntut agar mampu mengelola kelas dengan baik dan memperlihatkan metode yang tepat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam penilitian tindakan kelas (PTK ) ini, peneliti mengambil judul “ Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam Masa Abbasiyah Melalui Metode Cooperative Script pada siswa kelas VIII Semester 2 SMP NEGERI 9 Salatiga tahun ajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka rumusan masalah peneliti adalah Apakah penerapan metode Cooperative Scriptdapat meningkatkan hasil belajarmata pelajaran PAImateri “Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah pada siswa kelas VIII semester 2 SMP NEGERI 9 Salatiga tahun ajaran 2017/2018?”

C. Tujuan Penelitian

(19)

D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini, dapat memberikan informasi pada setiap pembaca baik dari berbagai pihak ataupun dalam dunia pendidikan yang menyatakan: bahwa hasil belajar PAI Materi Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam Masa Abbasiyah melalui metode cooperative script

2. Manfaat praktis

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi guru :

1) Memudahkan guru untuk mengajarkan dan menerangkan pelajaran PAI materi Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam Masa Abbasiyah

2) Memudahkan guru menjelaskan bangun datar yang membuat siswa lebih memperhatikan dan menyenangkan.

b. Bagi siswa:

1) Siswa tidak cepat jenuh dan bosan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung, karena metode Cooperative Script yang digunakan oleh guru.

2) Membuat siswa cepat tanggap dan mudah mengingat pelajaran PAI materi Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah.

(20)

c. Bagi sekolah

Sebagai masukan bagi guru disekolah dengan digunakannya metode Cooperative Script . Bagi peneliti lain dapat mencontoh penelitian dan kebijakan dalam peneliti ini.

d. Bagi pengambil kebijakan lain :

Dapat menetapkan metode tersebut untuk digunakan sebagai acuan pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya (Margono, 2009:67). Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Metode Cooperative Scriptdapat meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran PAI Materi Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Massa Abbasiyah Semester 2 kelas VIII SMP NEGERI 9 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

(21)

KKM yang tercantum pada kurikulum SMP yang bersangkutan, dalam hal ini SMP NEGERI 9 Salatiga

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ingin dilakukan oleh peneliti berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dalam istilah bahasa Inggris adalah

Classroom Action Research (CAR), yang berarti kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan mulai berkembangnya di amerika dan berbagai Negara di eropa,khususnya dikembangkan oleh mereka yang bergerak dibidang ilmu social dan humaniora (Suwandi 2008: 25).

Suharsimi (dalam Sukajati 2008: 7) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan wujud ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang belajar.

(22)

secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru (Sukajati, 2008: 8). Penilaian tindakan kelas (PTK) memiliki empat tahp dalam tiap siklusnya yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penilaian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa abbasiyah melalui metode cooperative script.

Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus, peneliti mengadakan survey awal untuk mengetahui kondisi awal siswaa dalam proses pembelajaran. Dalam survey awal ini diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran materi inflasi, hal ini berdampak pada hasil nilai siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan maksimal (KKM). Dari segi guru menyampaiakan materi pembelajaran guru hanya menggunakan model ceramah, dan hal ini menyebabkan siswa merasa bosan dan malas saat mengikuti pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti dan guru secara bersama-sama menganalisis segala kelemahan yang muncul kemudian mencari solusi tersebut analisis berikutnya.Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan tersebut digambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut:

(23)

(Arikunto,dkk,2014:16)

2. Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diSMP NEGERI 9 Salatiga, yang beralamat di Jl. Pemuda No. 7-9 Salatiga Kab. Semarang Kode Pos. 50711

(24)

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester 2 tahun ajaran 2017/2018.

Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2018 Siklus I dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2018 Siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2018 c. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas VIII SMP NEGERI 9 Salatigatahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari: 14 siswa laki-laki dan 16siswa perempuan.

3. Langkah-langkah Penelitian

Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK, karena jenis peenlitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan professionalism pendidik dalam proses belajar mengajar dikelas dengan melihat kondisi siswa. PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya (Arikunto, 2009:102).

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam emapt tahapan tiap siklusnya, dan terdiri dari tiga siklus.

a. Perencanaan (planning)

(25)

2) Menentukan kompetensi dasar dalam RPP

3) Peneliti menetapkan penggunaan metode cooperative script.

4) Peneliti merancang strategi dan scenario penerapan pembelajaran yang dapat mengaktifkan proses dan meningkatkan hasil belajar. 5) Menyusun lembar kerja siswa berbentuk tes.

b. Penerapan tindakan (action)

Pada tahapan ini, rancangan scenario dan strategi penerapan pembelajaran diterapkan di kelas. Gambaran scenario tindakan yang akan dilakukan:

1) Penerapan metode cooperative script dengan guru membagikan materi yang berbeda-beda pada setiap kelompok, kemudian perwakilan dari tiap-tiap individu dapat memahami materi dari masing-masing kelompok.

2) Proses kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal,kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

3) Peneliti memberikan kesimpulan terhadap hasil jawaban yang dipresentasikan.

4) Peneliti mengadakan evaluasi tes hasil dari proses pembelajaran tersebut. Penilaian siswa diperoleh melalui pre test dan post test sehingga akan diketahui adanya peningkatan atau penurunan. c. Observasi dan evaluasi ( observation and evaluation)

(26)

melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung dalam pengumpulan data siswa mengenai aspek diatas secara cermat.

d. Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini semua hasil dari observasi dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dan evaluasi untuk megetahui apa saja yang perlu diperbaiki dari pelaksanaan dan hasil tindakan dari siklus I supaya dapat memperbaiki tindakan yang akan dilaksanakan untuk siklus II.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian iniantara lain:

a. Pengamatan atau Observasi

Observasi merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengati guru dana siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui pengaruh dari penggunaaan metode Cooperative Script terhadap hasil belajar siswa serta kelebihan dan kekurangan metode Cooperative Script tersebut. Pada tahap ini, peneliti mencatat semua hal yang diperlukan dan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

(27)

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara rinci untuk melengkapi data observasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bahan tertulis atau benda dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan focus masalah (Sukmadinanta, 2012:222). Digunakan untuk penguatan data misalnya gambaran umum SMP NEGERI 9 Salatiga, Sejarah berdirinya, struktur organisasi, kegiatan-kegiatan yang akan diadakan disekolah, sarana maupun fasilitas yang dimiliki, dan buku nilai.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dugunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan/ dibutuhkan oleh peneliti. Instrumen biasanya dipakai oleh peneliti untuk menanyakan atau mengamati responden sehingga diperoleh data yang dibutuhkan (Andriani: dkk, 2014: 56).

Instrumen penelitian ini menggunakan :

a. Lembar pengamatan untuk siswa dan guru

(28)

pembelajran. Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti diantaranya,:lembar skala yang digunakan guru pengampu mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII SMP NEGERI 9 Salatiga dan skala penilaian untuk mengukur tingkat partisipasi, sikap minat dan perhatian siswa

b. Lembar Soal Tes

Tes dalam hal ini adalah tes hasil belajar yang digunakan untuk mengukur penguasaan dan pembahasan siswa terhadap materi sebagai hasil dari proses belajar dalam penelitian ini. Tes yang digunakan adalah essay ( menjelaskan).

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bahan tertulis atau benda dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan focus masalah (Sukmadinanta, 2012:222). Digunakan untuk penguatan data misalnyagambaran umum SMP NEGERI 9 Salatiga, sejarah berdirinya, struktur organisasi, kegiatan-kegiatan yang diadakan disekolah, sarana maupun fasilitas yang dimiliki,dan buku nilai.

6. Analisis Data

(29)

yang diperoleh dari observasi tersebut. Analisis data dilakukan peneliti bersama dengan kolabolator untuk menentukan program atau rencana pada siklus selanjutnya untuk mengetahui apakah tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Data yang dianalisis adalah hasil belajar siswa, ketuntasan belajar siswa, dan rata-rata kelas. Data tersebut adalah data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk persentase. Data yang dihitung adalah hasil rata-rata kelas dan juga ketuntasan belajar siswa.

1. Menghitung Rata-rata Kelas

𝑋 =∑𝑋N

Keterangan:

X = nilai rata-rata

∑X = jumlah semua skor/nilai

N = banyaknya siswa (Arikunto dan Abdul : 2010) 2. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa

P =∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑋 100%

G. Sistematika Penulisan Skripsi

(30)

Bab I : merupakan bab pendahuluan yang menguraikan gambaran singkat dari penelitian ini, bab I terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaaan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator , metode penelitian(rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data), dan sistematika penulisan.

Bab II : bab ini merupakan bab tentang kajian teori dan kajian pustaka. Pada kajian teori akan diuraikan mengenai hasil belajar (definisi hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar),Sedangkan pada kajian pustaka memuat tentang hasil penelitian terdahulu yang relevan.

Bab III : bab ini merupakan bab tentang pelaksanaan penelitian. Pada bab ini akan diuraikan mengenai subjek penelitian, dan deskripsi pelaksanaan persiklus.

Bab IV : bab ini merupakan bab tentang hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi hasil penelitian tiap siklus (pra siklus dan siklus berikutnya) dan pembahasan (hasil sebelum PTK dan hasil penelitian per siklus).

Bab V : bab ini merupakan bab tentang penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

(31)

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

a. Pengertian belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamalnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2003: 2). Perubahan itu bersifat relative konstan dan berbekas. Dalam hal ini, proses belajar dan perubhan merupakan bukti hasil yang diproses. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian social, bermacam-macam ketrampilan lain, dan cita-cita (Hamalik, 2002: 45). Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

b. Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki siswa akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilam siswa (learner’s performance).

Ibrahim (2007:39).

(32)

belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau proses belajar. Hasil belajar pada sasarannya dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu pengertahuandan ketrampilan. Pengetahuan dibedakan menjadi 4 macam, yaitu pengetahuan tentang fakta-fakta, pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan konsep, dan ketrampilan untuk berinteraksi. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas hasil (prestasi belajar) diduga dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya motivasi berprestasi yang dapat dilihat dari nilai rapor Poerwadarminta (2007:121).

Sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran , hasil belajar dibedakan dalam 3 aspek, yaitu hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selanjutnya disini akan diuraikan tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Aspek Kognitif

Dimensi kognitif adalah kemempuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkanmasalahseperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenan dengan proses mental yang beraal dari tingkat pengetahuan samapi ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.

(33)

Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apreasi. Ada lima tingakat afeksidari yang paling sederhana ke yang kompleks, yaitu kemauan menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, serta ketekunan dan ketelitian. Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memerhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca, mendengar music atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda. Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang merujuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti, diskusi kelas, menyelasikan tugas dilaboratorium atau menolong orang lain. Aspek afektif yang bisa dinilai di sekolah, yaitu sikap, minat, nilai, dan konsep diri

c. Aspek Psikomotorik

(34)

berkenan dengan melakukan sesuatu kegiatan. Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik) , atau emotional set(kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan. Mekanisme berkenan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukan kepada suatu kemahiran, seperti menulis halus, menari, atau menjahit (Sriyanti 2013:24).

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Proses belajar yang melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing- masing faktor perlu diperlihatkan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya ditentukan oleh faktor lain yang berasal dari luar diri yang belajar. Karena tidak heran bila ada anak yang cerdas, aktif dan kreatif pada akhirnya dapat mengalami kegagalan dalam belajar karena faktor keluarga yang kurang mendukung. Sebaliknya banyak ditemukan anak-anak dari keluaraga ekonomi lemah justru sukses dalam belajar karena faktor motivasi untuk sukses yanbtinggi didukung oleh guru-guru yang professional. Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal (Sriyanti, 2011:23)

(35)

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor eksternal terdirir dari faktor nonsosial dan faktor social.

a.) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada dilingkungan sekolah, keluarga maupun dimasyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah ke sekolah, sarana transportasi yang tersedia dan sejenisnya.

b.) Faktor sosial

(36)

mengajar guru, sikap guru terhadapa siswa dan sebagainya Hamadi (2011:144).

2. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis.

a.Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adaalh kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

1.) Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani secara umum yang dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan, kelelhan, mengantuk dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.

2.) Keadaaan fungsi jasmani tertentu. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota tubuh yang ada dalam diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat menunjang belajar.

(37)

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat banyak memberikan warna terhadap aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu yang lebih banyak dan kerja lebih keras untuk mendaptkan hasil yang baik. Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai daya juang tinggi optimis, penuh semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah putus asa, kurang energik gampang menyerah. Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar. Faktor ekstern dan intern mempengaruhi keberhasilan belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif atau mendukung, namun bisa juga negative atau menghambat ( Lilik Sriyanti,2009:23).

(38)

1. Pengertian pendidikan agama islam

Pengertian pendidikan agama islam (PAI) merupakan suatu pelajaran pokok yang dikembangkan dari ajaran (dasar) yang terdapat dalam agama islam, dan tidak dapat dipisahkan dari mata pelajaran yang bertujuan menegmbangkan moral dan kepribadian peserta didik. Abdul Majid (2012:16).

Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terncana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlakul karimah dalam mengamalkan ajaran islam dari sumber utamanya kitab suci

alqur’an dan al-hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2012:11).

Hamalik (2002:48) pendidikan agama islam adalah suatu usaha membina dan mengasuh peserta didik agar senentiasa dapoat memahami kandungan ajaran islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.

2. Fungsi pendidikan agama islam untuk sekolah madrasah berfungsi sebagai berikut:

(39)

b. Penenaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup untuk mencari kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

c. Penyusaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan,dan kelemahan, peserta dididk dalam keyakinan,pemahaman,dan pengalaamn ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal yang negative dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

Tujuan pendidikan agama islam merupakan turunan dari tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No.

20 tahun 2003), berbunyi:” pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maah esa, berakhlak mulia, sabar, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(40)

Tujuan dari pendidikan agama islam adalah upaya menyiapkan peserta didik agar menjadi muslim yang dapat menyesuaikan hidupnya dengan ajaran-ajaran islam. Dengan tujuan ini diharapkan peserta didik juga mampu untuk memiliki pengetahuan dan mampu mengamalkan ajaran islam, karena manusia hidup didunia ini tidak lain adalah jembatan untuk menuju kehidupan di akhirat ( Ahmad Taufiq,dkk 2011:220-221).

4. Ruang lingkup pendidikan agama islam

Ruang lingkup PAI meliputi perwujudan, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesame manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Muhaimin, 2002: 75). Ruang lingkup pendidikan islam tidak hanya dalam ranah keagamaan (ilmu-ilmu agama seperti akidah, ilmu Al-Qur’an, Hadits, fiqih, dan lain-lain), namun juga dalam aspek yang lain dan lebih komprehensif sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan manusia. Abdullah Nashih Ulwan merumuskan ruang lingkup pendidikan islam terdiri dari: pendidikan islam (akidah), pendidikan akhlak/moral, pendidikan fisik/jasmani, pendidikan intelektual/akal, pendidikan psikis/jiwa, pendidikan social, dan pendidikan seksual yang kesemuanya satu kesatuan yang tidak terpisah-pisah (terpadu) ) Rohmadi (2011:221).

(41)

Menurut agus suprijono (2009:126) Metode cooperative script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri (Suyatno,2009:51. Pada pembelajaran kooperatif para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang ditentukan, dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan didiskusikan untuk memecahkan masalah (tugas).

Maka dari itu, pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang diyakini mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa karena pemeblajaran ini berorientasi pada siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain

Metode cooperative script terdiri dari dua kata yaitu” cooperative

dan script”. Kata cooperative berasal dari kata “cooperate” yang

(42)

koperasi persekutuan. Sedangkan kata “script” berarti uang kertas, darurat, surat saham sementara dan surat adil sementara. Jadi “cooperative Script” disini adalah naskah tulisan tangan, surat

saham sementara Suyatno (2009:19).

Menurut Scahank dan Abelson Hadi (2007:18), model pembelajaran cooperative script adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan social siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyrakat yang lebih luas. bahwa model pembelajaran cooperative scriptadalah secara tidak langsung terdapat kontrak belajar anatara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa menegenai cara berkolaborasi.

Berdasarkan pengertian yang diungkapkan diatas antara satu dengan siswa yang lainnya memiliki maksud yang sama, yaitu terjadi suatu kesepakatan anatra siswa dengan guru dan siswa dengan siswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan cara-cara yang kolaboratif seperti halnya meneyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan social siswa.

(43)

membacakan hasil pemecahan yang diperoleh beserta prosedurnya dan siswa yang menjadi pendengar, menyimak dan mendengar penjelasan dari pembicara serta mengingatkan pembicara jika ada kesalahan. Masalah dipecahkan bersama untuk kemudian disimpulkan bersama (Iskandar 2011:170).

b. Langkah-langkah metode cooperative script adalah: 1.) Guru membagai siswa untuk berpasangan.

2.) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

3.) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 4.) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,

dengan memasukkan ide-ide pokokdalam ringkasannya.

5.) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.

6.) Membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

7.) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaiknya. Serta lakukan seperti diatas.

8.) Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru. c. Kelebihan dari metode cooperative script:

(44)

2. Setiap siswa terlibat aktif

3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan 4. Melatih berbicara didepan kelas

5. Memudahkan siswa melakukan inetraksi social 6. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif d. Kekurangan dari metode cooperative script:

1. Hanya digunakan untuk mata pelalajaran tertentu. 2. Hanya dilakukan oleh dua orang.

3. Beberapa siswa mungkin takut untuk mengungkapkan ide-idenya

4. Banyak menyita waktu ketika proses bertukar pasangan, dikarenakan ada sebagian siswa yang malah asyyik main sendiri 5. Sulit untuk membentuk kelompok yang solid

6. Tidak semua siswa mampu menjelaskan materinya dengan sempurna Aris Shoimin (2014:51).

5. Materi Sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa abbasiyah

(45)

a. Masa Daulat Umayah

Nama daulat umayah “berasal dari nama Umayah bin Abdul

Syams Bin Abdul Manaf. ‘Abdul Manaf ini merupakan nenek

moyangnya rasullulah saw. Melalui Hasyim dan Abdul Muttalib. Daulat ini memegang tampuk kekuasaanya selama 91 tahun dengan 14 orang raja, dimulai dari Muawiyah bin Abu Sofyan sampai Marwan II bin Muhammad sebagai khalifah keempat belas.

Selama 91 tahun Daulat Umayyah berkuasa, ada beberapa kemajuan yang diperolehnya, seperti perluasan wilayah islam samapi ke negara Andalusia (Spanyol). Penaklukan Spanyol terjadi pada amsa Khalifah Walid (86-96 H), dengan Tariq bin Ziyad sebagai pimpinan pasukan peranganya. Selain perluasan wilayah, pada masa dinasti ini juga tumbuh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu hadis, tafsir, fikih, dan tasawuf.

1. Bidang ilmu hadis

(46)

menceritakan atau merawikan hadis, disamping sahabat Ali r.a. yang diakui sangat cerdas dan gemar ilmu pengetahuan. 2. Bidang Tafsir

Ilmu tafsir merupakan bidang ilmu agama yang memiliki kegunaan untuk memberikan penafsiran makna Ayat-ayat

alqur’an. Mengapa demikian? Sebagimana kita ketahui,

sebagian ayat-ayat alqur’an itu ada yang memiliki makna dan penegrtian yang jelas, dan sebagian yang lain ada yang mengandung makna yang samar-samar. Ayat-ayat alqur’an yang mengandung makna yang samar-samar ini disebutkan dengan istilah al-ayat al-mutasyabihat.

(47)

Ilmu Tasawuf merupakan bidang ilmu agama sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Adapun biasanya praktik-praktik kehidupan yang dijalani oleh seseorang untuk mengikuti ajaran tasawuf adalah kehidupan model zuhud. Kehidupan zuhud atau menjadi zahid adalah menjalani model kehidupan didunia ini dengan menjauhi kenikmatan-kenikmatan dunia. Kenikamatan dunia menurut pandangan para ahli tasawuf dapat mengotori hati, jiwa, dan pikiran. Kenikmatan kehidupan dunia dapat melalaikan atau melupakan seseorang terhadap Allah swt (Iskandar 2011:159).

b. Masa Daulat Abbasiyah

Daulat Abbasiyah merupakan keturunan dari al-Abbas, paman Nabi Muhammad saw, pendiri dinasti ini adalah Abdullah as-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf ia masih satu nenek moyang dengan Rasulullah saw. Dan bani Umayyah.

(48)

1. Bidang Filsafat

Pada masa abbasiyah filsafat berkembang pesat. Hal ini dilatarbelakangi oleh dukungan khalifah yang senetiasa memfasilitasi para ulama yang mengkaji keilmuan ini. Selain itu, para ulama saat itu senang membaca buku-buku filsafat Yunani kuno karya Socrates, Plato dan aristoteles. 2. Bidang Astronomi

lebih dikenal sebagai ilmu perbintangan. Ilmu ini termasuk ilmu tertua yang berkembang selain filsafat. Pertama kali ilmu ini dikembangkan oleh bnagsa babilonia yang menghuni irak sejak tahun 6 SM.

3. Bidang Kedokteran

Pada awalnya umat islam belajar kedokteran dari india. India merupakan pusat kedokteran kuno pada saat itu. Atas perintah khalifah dinasti abbasiyah, buku-buku kedokteran diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Dengan serius umat islam saat itu mempelajari ilmu kedokteran. Berkat ketekunan, keseriusan, dan dukungan dari khalifah akhirnya menghasilkan dokter-dokter yang ahli dalam bidangnya. 4. Bidang ilmu hadis

(49)

disempurnakan. Maka muncullah ulama hadis seperti iamam malik yang menulis kitab al-muatta. Selain itu, muncul kitab-kitab yang yang dinamai berdasarkan penulisnya, seperti bukhari muslim dan shahih muslim. 5. Bidang Ilmu Tafsir

Tafsir yang berkembang pada masa abbasiyah lebih banyak

menggunakan ra’yu (akal pikiran). Tafsir ini banyak

berkembang di kota-kota yang jauh dari pusat-pusat hadis, seperti kufah, basrah, khurasan, dan lain-lain.

6. Bidang ilmu fikih.

Pada dinasti umayyah, mazhab yang empat sudah ada. Disaat dinasti bani abbasiyah menguasai pusat-pusat peradaban muncullah cara-cara baru membuat ijtihad hukum. Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa dinasti abbasiyah, para ulama fikih mulai memperkenalkan prosedur atau cara baru berijtihad.

Salah satunya yang dilakukan oleh imam syafi’i yaitu

dengan jalan mengkiaskan (analogi). 7. Bidang Tasawuf

(50)

Mereka melakukan tindakan seperti ini karena merindukan kedekatan kepada tuhannya. Perilaku zuhud ini merupakan fondasi seseorang untuk masuk ke dunia tasawuf. Tasawuf merupakan gaya hidup yang menitikberatkan usaha membersihkan hati dari segala yang mengotorinya (Iskandar 2011:161).

B. Tokoh ilmuwan Muslim dan Perannya

1. Alfarabi adalah filsuf muslim pertama. Ia lahir dengan nama Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzlaq al-Farabi disuatu daerah bernama farab pada tahun 870 M. Farab adalah sebuah kota di Transoxiana (sekarang Uzbekistan).

2. Ibnu Sina

Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina. Di barat dikenal dengan Avicenna. Ia lahir pada tahun 980 M dikota Bukhara, Uzbekistan. Sejak kecil, ia termasuk orang yang cerdas dan rajin dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Ilmu yang paling disenanginya adalah filsafat dan kedokteran. Pada usia 18 tahun, ia mendapatkan penghargaan di bidang kedokteran. Oleh karena prestasinya itu, ibnu sina diangkat menjadi dokter penguasa di samaniah. Selama 14 tahun ia berkeliling ke berbagai kota, seperti jurjan dekat laut kaspia dan Isfahan (Persia) untuk memberikan ceramah tentang kedokteran, filsafat, dan astronomi.

(51)

Lahir dikota gazalah dekat tus, khurasan, iran utara pada tahun 1058 M dengan nama Abu Hamid M uhammad bin Muhammad al-gazali. Oleh karena kecerdasan dan kerja kerasnya, pada tahun 1091 M ia ditunjuk menjadi guru besar disekolah Nizamiyah, yaitu sekelas universitas dikota bagdad. Sekolah ini didirikan oleh seorang wazir dari dinasti Seljuk.

4. Ibnu Rusyd

Lahir dengan nama Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd pada tahun 1126 M disebuah kota wilayah Andalusia, spanyol. Ayahnya seorang hakim terkenal di kordoba yang bnyak mengajari Ibnu Rusyd masalah hokum. Ia kemudian belajar filsafat, matematika, kedokteran, dan teologi dari gurunya Ibnu Tufail. 5. Al- Biruni

(52)

Dilahirkan di sahre Rey, sebuah kota di iran dekat Teheran pada tahun 864 M. Dibarat dikenal dengan nama Rhases. Dia banyak menulis karya-karya tentang kedokteran secara lengkap dan sempurna.

Salah satu karyanya yang dikenal dan berpengaruh adalah al-hawi dan sebuah ensiklopedia masalah kedokteran terdiri dari 20 jilid ( Iskandar 2011: 165).

C. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka berupa buku, hasil penelitian, karya ilmiah ataupun sumber lain yang dijadikan penulis sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang penulis laksanakan. Dalam hal ini penulis mengambil beberapa sumber sebagai sumber rujukan yang diperbandingkan.

1. “Pengaruh Model Pembelajaran cooperative script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pad mata pelajaran fiqih ” yang Pernah dilakukan oleh Yuli Trilarasati FKIP. Menunjukan bahwa pengaruh model pembelajaran cooperative script ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas VIIA dan VIIB dengan pengambilan sample menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script lebih tinggi nilai rata-rata 82,08.

(53)

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI. Dengan adanya bukti telah mencapai KKM. Dengan nilai rata-rata siklus I 78,6 dan siklus II 84,06.

3. Penelitian yang lain menggunakan model cooperative script yang dilakukan oleh Rima meilani dengan judul” Penerapan Model Pembelajran cooperative script untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sejarah” menunjukan bahwa penggunaan metode cooperative script meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Dengan adanya bukti siklus I dan siklus II dari 75% menjadi 85%.

(54)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi pelaksanaan Pra Siklus

Pelaksanaan tindakan siklus I yaitu sebagai berikut: Hari/tanggal : Selasa, 1Mei 2018

Waktu : 08.20-09.40

(55)

Tabel 3.1 data nilai sebelum perbaikan

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Aditya Chandra Prasetya 50 Tidak tuntas 2 Agma Belandina Gita 70 Tidak tuntas

16 Ireyna Fatihah Ansari 70 Tidak tuntas

17 Laili Asna A 80 Tuntas

18 M.Cahyo Wibisono 78 Tuntas

19 Nanang Safiu Ridho 60 Tidak tuntas 20 Nanditha Sekar Wulandari 50 Tidak tuntas

21 Natannael Dwi P 70 Tidak tuntas

22 Norma Amalia R 78 Tuntas

23 Nurul Arista 60 Tidak tuntas

24 Reza Anggradika Dwi Rifia 40 Tidak tuntas

25 Sabrina 76 Tuntas

Dari tabel di atas dapat diketahui :

a)Persentase yang lulus KKM pra siklus

P =F

N× 100%

P =15

(56)

= 50%

c). Persentase yang tidak lulus KKM pra siklus

P =F

N× 100%

P =15

30× 100

= 50%

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I yaitu sebagai berikut: Hari/tanggal : Senin, 07 Mei 2018

Waktu :08.20-09.40

Tempat : Ruang Kelas VIII B SMP NEGERI 9 Salatiga Siklus I

1.) Perencanaan a.) Membuat RPP

b.) Guru membagi siswa untuk berpasangan

c.) Guru menerangkan metode belajar cooperative script kepada peserta didik.

d.) Menyusun lembar evaluasi. 2.) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pendahuluan

a.) Guru mengucapkan salam , menyuruh siswa berdoa dan absensi b.) Guru memulai pelajaran dengan membaca asmaul husna

(57)

d.) Guru menyampaikan pembelajaran.

Kegiatan inti

a.) Guru membagi siswa untuk berpasangan

b.) Guru memberikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasannya

c.) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

d.) Guru menceritakan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan massa abbasiyah.

e.) Pembicara membacakan ringkasannya sementara pendengar, menyimak/mengoreksi/menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengkap serta pendengar membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

f.) Siswa menelaah lebih dalam mengenai sejarah pertumbuhan masa abbasiyah

g.) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar atau sebaliknya serta dilakukan seperti diatas.

3.) Pengamatan

(58)

siswa dengan bahan ajar atau semua fakta yang ada selama pembelajaran, dan juga kesesuaian guru dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi siswa.

a.) Lembar observasi guru dan siswa

lembar pengamatan guru siklus I

No Aktivitas guru

Ya Tidak

1 Guru mempersiapkan RPP ✓

2 Guru memotivasi siswa ✓

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

4 Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script Prosedur penerapan:

a. Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan.

b. Guru membagi siswa menjadi

berpasang-pasangan untuk mengikuti langkah dari metode cooperative script c. Guru meminta siswa untuk merangkum

materi yang telah diberikan sesuai dengan bahasa mereka sendiri

(59)

d. Siswa dipanggil kedepan kelas untuk memaparkan hasil rangkuman yang telah mereka rangkum sesuai dengan pasangan mereka masing-masing e. Masing-masing pasangan menentukan

siapa yang akan berperan menjadi pembicara dan pendengar. Dan setelah itu akan bergantian peran satu sama lain f. Guru menjelaskan tugas dari

masing-masing peran yaitu pembicara bertugas untuk memaparkan hasil rangkumannya secara lengkap, sedangkan pendengar menyimak dan melengkapi rangkuman dari pembicara

g. Siswa dan guru membuat kesimpulan 5 Pembelajaran dilaksanakan dalam

langkah-langkah dan urutan yang logis

6 Guru membimbing siswa untuk memahami metode pembelajaran yang baru saja dipelajari

7 Evaluasi materi yang telah dipelajari ✓

Dilakukan guru Ya 5

Dilakukan guru Tidak 2

b. Lembar pengamatan siswa siklus I

lembar pengamatan siswa siklus I

No Aspek Pengamatan Ya Tidak

1 Siswa menjawab salam dengan semangat ✓ 2 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru ✓ 3 Siswa semangat mengikuti pembelajaran PAI ✓ 4 Siswa aktif saat diskusi berlangsung ✓ 5 Siswa berani maju kedepan kelas untuk

memaparkan hasil rangkuman yang telah mereka rangkum sesuai dengan pasangan mereka

masing-masing

6 Siswa menjawab salam penutup ✓

Dilakukan siswa Ya 5

Dilakukan siswa Tidak 1

(60)

Setelah melakukan penelitian dengan menggunkan metode

cooperative script pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa sebagain berikut:

Tabel 3.4 nilai siklus I (KKM76)

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan

1 Aditya Chandra Prasetya 80 Tuntas

2 Agma Belandina Gita 90 Tuntas

16 Ireyna Fatihah Ansari 75 Tidak tuntas

17 Laili Asna A 80 Tuntas

(61)

1.) Persentase yang lulus KKM Siklus I

P =F

N× 100%

P =24

30× 100%

= 80%

2.) Persentase yang tidak lulus KKM Siklus I

P =F

N× 100%

P =6

30× 100%

= 20%

Tahap akhir pada siklus I ini penulis menemukan beberapa kekurangan selama proses belajar berlangsung, yaitu :.

1) Guru belum menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok.

2) Guru belum melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan kepada setiap kelompok ketika siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya.

Untuk mengatasi beberapa kekurangan diatas peneliti melakukan perbaikan supaya tidak terjadi kesalahan yang sama pada siklus berikutnya. Upaya tersebut supaya :

(62)

2) Guru harus melakukan pengamatan, memberikan dorongan, motivasi, dan bantuan kepada setiap kelompok ketika melakukan diskusi.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II yaitu sebagai berikut:

Hari/tanggal : Senin, 14 Mei 2018

Waktu : 08.20-09.40

Tempat : Ruang Kelas VIII B SMP NEGERI 9 Salatiga.

Siklus II

1.) Perencanaan a.) Membuat RPP

b.) Guru membagi siswa untuk berpasangan

c.) Guru menerangkan metode cooperative script kepada peserta didik sampai mereka benar-benar mengerti.

d.) Menyusun lembar evaluasi 2.) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pendahuluan

a.) Guru mengucapkan salam, menyuruh siswa untuk berdoa dan absensi

(63)

c.) Apersepsi dan guru memotivasi siswa mengenai pentingnya ilmu pengetahuan.

d.) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

a.) Guru membagi siswa untuk berpasangan

b.) Guru memberikan wacana/ materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan

c.) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

d.) Guru menceritakan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa abbasiyah

e.) Pembicara membacakan ringkasannya sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengkap serta pendengar membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya dan materi lainnya.

f.) Siswa menelaah lebih dalam mengenai sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa abbasiyah

g.) Bertukar peran, semula sebagi pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya serta dilakukan seperti diatas

3.) Pengamatan

(64)

hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan mengalami kenaikan dibandingkan dengan siklus I.

a. Lembar pengamatan guru siklus II

lembar pengamatan guru siklus II

No Aktivitas guru

Ya Tidak

1 Guru mempersiapkan RPP ✓

2 Guru memotivasi siswa ✓

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

4 Guru menjelaskan materi

pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script

Prosedur penerapan:

a. Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan.

b. Guru membagi siswa menjadi berpasang-pasangan untuk mengikuti langkah dari metode cooperative script

c. Guru meminta siswa untuk merangkum materi yang telah diberikan sesuai dengan bahasa mereka sendiri

(65)

d. Siswa dipanggil kedepan kelas untuk memaparkan hasil rangkuman yang telah mereka rangkum sesuai dengan pasangan mereka masing-masing

e. Masing-masing pasangan menentukan siapa yang akan berperan menjadi pembicara dan pendengar. Dan setelah itu akan bergantian peran satu sama lain

f. Guru menjelaskan tugas dari masing-masing peran yaitu g. Siswa dan guru membuat

kesimpulan

5 Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis

6 Guru membimbing siswa untuk

memahami metode pembelajaran yang baru saja dipelajari

7 Evaluasi materi yang telah dipelajari ✓

Dilakukan guru Ya 7

Dilakukan guru Tidak 0

b. Lembar pengamatan siswa siklus II

lembar pengamatan siswa siklus II

No Aspek Pengamatan Ya Tidak

1 Siswa menjawab salam dengan semangat ✓ 2 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru ✓ 3 Siswa semangat mengikuti pembelajaran PAI ✓ 4 Siswa aktif saat diskusi berlangsung ✓ 5 Siswa berani maju kedepan kelas untuk

memaparkan hasil rangkuman yang telah mereka rangkum sesuai dengan pasangan mereka

masing-masing

(66)

6 Siswa menjawab salam penutup ✓

Dilakukan siswa Ya 6

Dilakukan siswa Tidak 0

c. Nilai siklus II

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode cooperative script pada siklus II diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 3. 5nilai siklus II (KKM 76)

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan

1 Aditya Chandra Prasetya 90 Tuntas

2 Agma Belandina Gita 85 Tuntas

12 Erlangga Saputra 60 Tidak tuntas

(67)

24 Reza Anggradika Dwi Rifia 85 Tuntas

Dari tabel di atas dapat diketahui :

1.)

Persentase yang lulus KKM Siklus II

P =F

N× 100%

P =27

30× 100%

= 90%

2.) Persentase yang tidak lulus KKM Siklus II

P =F

(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Siklus

Sebelum melakukan penelitian tiindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melihat hasil belajar PAI materi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan ilmu masa abbasiyah yang pada kondisi awal memang masih rendah, hal ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian supaya hasil belajar siswa dapat meningkat. Sebelum dilakukan penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih rendah terhadap mata pelajaran PAI materi sejrah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa abbasiyah.hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.1 Data nilai sebelum perbaikan (pra siklus) No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Aditya Chandra Prasetya 50 Tidak tuntas 2 Agma Belandina Gita 70 Tidak tuntas

3 Setya Agung Purnomo 80 Tuntas

(69)

5 Aldian Yogi Saputra 45 Tidak tuntas

16 Ireyna Fatihah Ansari 70 Tidak tuntas

17 Laili Asna A 80 Tuntas

18 M.Cahyo Wibisono 78 Tuntas

19 Nanang Safiu Ridho 60 Tidak tuntas 20 Nanditha Sekar Wulandari 50 Tidak tuntas

21 Natannael Dwi P 70 Tidak tuntas

22 Norma Amalia R 78 Tuntas

23 Nurul Arista 60 Tidak tuntas

24 Reza Anggradika Dwi Rifia 40 Tidak tuntas

25 Sabrina 76 Tuntas

Dari data nilai diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 50%, sedangkan siswa yang tidak tidak tuntas sebanyak 15 atau 50%. Hasil ini membuktikan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas KKM. Data diatas dapat dijadikan dasar dalam menerapkan metode

cooperative script mata pelajaran PAI materi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa abbasiyah kelas VIII SMP NEGERI 9 Salatiga.

(70)

Metode yang digunakan pada pembelajaran PAI materi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa abbasiyah sebelum diterapkan metode pembelajaran cooperative script adalah menggunakan metode ceramah, sehingga pemahaman siswa kurang maksimal.Dari hasil belajar pada pra siklus dapat dijadikan sebagai pembanding sebelum dan sesudah diterapkan metode pembelajaran cooperative script.Nilai Ketuntasan Minimum di SMP NEGERI 9 Salatiga mata pelajaran PAI kelas VIII adalah 76.

1. Siklus I

Pada siklus I ini peneliti sudah melakukan penelitian dengan metode cooperative script materi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa abbasiyah, dan diperoleh nilai hasil belajar sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Nilai Siklus I (KKM 76) No Nama Siswa Nilai Ketuntasan

1 Aditya Chandra Prasetya 80 Tuntas

2 Agma Belandina Gita 90 Tuntas

(71)

17 Laili Asna A 80 Tuntas

Berdasarkan tabel diatas dapat dipahami bahwa perbandingan nilai pra siklus dan siklus I menunjukan adanya peningkatan yang cukup baik.Dari hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dengan baik. Terbukti dari tingkat ketuntasan belajar klasikal pra siklus sebanyak 15 siswa atau 50% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 15 siswa atau 50%. Sedangkan siswa yang tuntas pada siklus I sudah mulai meningkat menjadi 24 atau 80%, dan siswa yang tidak tuntas 6 siswa atau 20%.

a. Lembar pengamatan guru dan siswa

(72)

b. Refleksi

Pada tahap akhir penelitian siklus I ini penulis menemukan beberapa kekurangan, dimana guru kurang mendorong atau memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam berdiskusi maupun menyampaikan pendapat.Selain itu guru belum keliling dan memantau setiap kelompok untuk memberikan bantuan ketika siswa yang mengalami kesulitan.

Untuk memperbaiki pelaksanaan pada siklus II, maka penulis memperbaiki kekurangan pada siklus I ini dengan :

1) Peneliti memberikan penjelasan kepada guru untuk memberikan dorongan dan motivasi agar siswa lebih aktif dalam berdiskusi, serta berani bertanya atau menyampaikan pendapat.

2) Peneliti memberikan penjelasan kepada guru agar keliling memantau dan menawarkan bantuan kepada setiap kelompok ketika menemukan kesulitan.

Berdasarkan data siklus I, pembelajaran masih kurang efektif selama pembelajaran berlangsung karena siswa belum sepenuhnya aktif dalam kelompoknya. Dilihat dari ketuntasan siswa baru mencapai 80% dan belum memenuhi target yang ditetapkan, sehingga masih diperlukan perbaikan untuk siklus selanjutnya.

(73)

No

Aktivitas guru Ya Tidak

1 Guru mempersiapkan RPP ✓

2 Guru memotivasi siswa ✓

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

4 Prosedur Penerapan: a.) Guru menjelaskan materi

pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script

b.) Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan.

c.) Guru membagi siswa menjadi berpasang-pasangan untuk mengikuti langkah dari metode cooperative script

d.) Guru meminta siswa untuk merangkum materi yang telah diberikan sesuai dengan bahasa mereka sendiri

e.) Siswa dipanggil kedepan kelas untuk memaparkan hasil rangkuman yang telah mereka rangkum sesuai dengan pasangan mereka masing-masing

f.) Masing-masing pasangan menentukan siapa yang akan berperan menjadi pembicara dan pendengar. Dan setelah itu akan bergantian peran satu sama lain g.) Guru menjelaskan tugas dari

masing-masing peran yaitu pembicara bertugas untuk memaparkan hasil

rangkumannya secara lengkap, sedangkan pendengar menyimak dan melengkapi rangkuman dari pembicara

(74)

h.) Siswa dan guru membuat kesimpulan

5 Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis

6 Guru membimbing siswa untuk memahami metode pembelajaran yang baru saja dipelajari

7 Evaluasi materi yang telah dipelajari ✓

Dilakukan guru Ya 5

Dilakukan guru Tidak 2

Lembar pengamatan siswa siklus I

No Aspek Pengamatan Ya Tidak

1 Siswa menjawab salam dengan semangat ✓ 2 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru ✓ 3 Siswa semangat mengikuti pembelajaran PAI ✓ 4 Siswa aktif saat diskusi berlangsung ✓ 5 Siswa berani maju kedepan kelas untuk

memaparkan hasil rangkuman yang telah mereka rangkum sesuai dengan pasangan mereka

masing-masing

6 Siswa menjawab salam penutup ✓

Dilakukan siswa Ya 5

Dilakukan siswa Tidak 1

2. Siklus II

(75)

hasil belajar siswa. Peneliti juga akan mengatasi kekurangan pada siklus I unutk mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajran.

Tabel 4.3 Nilai Siklus II (KKM 76)

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan

1 Aditya Chandra Prasetya 90 Tuntas

2 Agma Belandina Gita 85 Tuntas

12 Erlangga Saputra 60 Tidak tuntas

(76)

Dari data siklus II dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa meningkat disbanding dengan siklus I. Siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 27 siswa atau 90%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas 3 siswa atau 10%.

a. Lembar pengamatan guru dan siswa

Pada siklus ini guru sudah memperbaiki kekurangan pada siklus sebelumnya. Siswa sudah bisa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script.

b. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II ini nilai siswa meningkat signifikan dibandingkan dengan siklus I, karena hanya ada 3 siswa yang belum mencapai KKM.Refleksi pada siklus II ini dapatkan salah satu metode cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa abbasiyah di kleas VIII di SMP NEGERI 9 Salatiga.Penelitian siklus I dan siklus II ini sudah dapat menunjukan bahwa metode pembelajaran cooperative script sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis tidak perlu melakukan penelitian pada siklus berikutnya.

(77)

KKM pada siklus I sebanyak 24 siswa atau 80%, sedangkan siklus II yang mencapai nilai KKM 27 siswa atau 90%.

Lembar pengamatan guru siklus II

No Aktivitas guru

Ya Tidak

1 Guru mempersiapkan RPP ✓

2 Guru memotivasi siswa ✓

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

4 Guru menjelaskan materi

pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script

Prosedur penerapan:

a) Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan.

b) Guru membagi siswa menjadi berpasang-pasangan untuk mengikuti langkah dari metode cooperative script

c) Guru meminta siswa untuk merangkum materi yang telah diberikan sesuai dengan bahasa mereka sendiri

d) Siswa dipanggil kedepan kelas untuk memaparkan hasil rangkuman yang telah mereka rangkum sesuai dengan pasangan mereka masing-masing

e) Masing-masing pasangan menentukan siapa yang akan berperan menjadi pembicara dan pendengar. Dan setelah itu akan bergantian peran satu sama lain

f) Guru menjelaskan tugas dari masing-masing peran yaitu pembicara bertugas untuk

Gambar

Tabel 3.1 data nilai sebelum perbaikan
Tabel 3.4 nilai siklus I (KKM76)
Tabel 3. 5nilai siklus II (KKM 76)
Tabel 4.1 Data nilai sebelum perbaikan (pra siklus)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam diri seseorang yang mengarahkan dan

 Komoditas nikel kini menjadi primadona di sektor pertambangan, bahkan perusahaan batu bara PT Harum Energy Tbk (HRUM) belum lama ini baru mengakuisisi tambang nikel

Pelajaran praktik bubut bertujuan agar siswa mampu memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang kerja bubut sehingga menjadi bekal kemampuan ketika siswa akan

Sartono (2012) menyatakan kebijakan dividen merupakan kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengambil keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan

“misi sosio -pedagosis adalah mengembangkan potensi individu sebagai insan Tuhan dan makhluk sosial menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, taat hukum,

Kemudian dipastikan bahwa seluruh titik bantu baru P tidak berdekatan dengan sumber keramaian maka, dapat ditentukan lokasi titik-titik bantu baru P yang akan menjadi lokasi

Karakter reaktif dalam diplomasi publik Indonesia terhadap Malaysia ditemukan ketika upaya-upaya yang dilakukan oleh negara dan atau dimensi domestik dalam rangka memelihara

lenggaraan usaha perkebunan secara langsung ditentukan oleh aspek teknis dan aspek ekonomi, serta secara tidak lang­ sung ditentukan oleh aspek sosial serta aspek regulasi