• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH BIAYA AGENSI DAN SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2014 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH BIAYA AGENSI DAN SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2014 - repository perpustakaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk mendaftarkan perusahaannya di bursa saham (Sjahrial, 2008). Perusahaan yang tumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba. Laba terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang akan dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan, makin besar pembiayaan perusahaan yang berasal dari laba yang ditahan ditambah penyusutan aktiva tetap maka semakin kuat posisi financial perusahaan tersebut, dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen (Riyanto, 2010).

(2)

dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil (Riyanto, 2010), oleh sebab itu atas dasar pertimbangan antara risiko dan hasil, pihak manajemen harus menetapkan kebijakan dividen yang optimal untuk menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang sehingga memaksimalkan harga saham.

Kebijakan dividen adalah salah satu keputusan yang penting bagi perusahaan, kebijakan ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menentukan berapa besarnya laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen dan berapa laba yang akan diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Pembagian dividen merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mendistribusikan kemakmuran kepada para pemegang saham selain itu, kebijakan dividen menjadi bagian penting dari strategi pendanaan jangka panjang perusahaan (Hussainey, et al 2011).

(3)

Biaya agensi (agency cost) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pemegang saham untuk membayar agen dalam memantau dan memastikan manajer bertindak konsisten sesuai dengan persetujuan kontrak antara manajer, pemegang saham dan kreditur (Haryono dan Ardhiani, 2012). Biaya agensi mempunyai hubungan dengan kebijakan dividen suatu perusahaan, apabila tingkat agency cost tinggi maka hal ini dapat menjadi pertanda buruk bagi pemegang saham. Pemegang saham akan mendapatkan dividen yang rendah, hal ini dikarenakan manajer akan menggunakan dana - dana secara berlebih dan akan berdampak pada penurunan profitabilitas perusahaan. Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan agency cost dan agency conflik. Menurut Jensen dan Meckling, 1976 (dalam Arifanto, 2011), cara yang pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Cara kedua adalah dengan meningkatkan rasio dividen terhadap laba bersih atau dividend payout ratio, dengan demikian akan dapat mengurangi dana yang digunakan oleh manajer. Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai proksi dari agency cost yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen, yaitu melalui insider ownership, collaterizable asset, free cash flow, debt to equity ratio dan firm size.

(4)

dengan kepentingan pemegang saham, kesamaan kepentingan anatara pihak manajemen dengan pihak pemegang saham maka dapat menurunkan potensi konflik. Potensi konflik keagenan yang kecil dapat berpengaruh terhadap rendahnya agency cost yang dikeluarkan oleh pemegang saham.

Perusahaan yang mempunyai asset tetap yang tinggi, dapat menggunakan hutang yang tinggi pula, semakin tingginya asset tetap akan memudahkan jaminan dalam pengajuan hutang (Sartono, 2012). Tingginya collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor, perusahaan yang mempunyai collateralizable assets yang tinggi memiliki agency problem yang kecil antara manajemen dengan pihak kreditor, sehingga dengan menurunya agency problem dapat menurunkan agency cost. Sebaliknya semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki perusahaaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor, sehingga sehingga dengan menurunya agency problem dapat menurunkan agency cost (Sartono, 2012).

Free cash flow (arus kas bebas) adalah arus kas yang benar-benar tersedia

(5)

Debt to equity ratio merupakan salah satu rasio laverage yang

digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan, Sartono (2012) menyatakan debt to equity ratio mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan hutang perusahaan yang digunakan untuk modal akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen.

(6)
(7)

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Rio Roring dan Sautma Ronni (2014). Perbedaan penelitian ini terletak pada perusahaan dan periode pengamatan, pada penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan pertambangan periode 2008 – 2012, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan perusahaan manufaktur disektor industri dasar dan kimia, aneka industri dan industri barang konsumsi periode 2011 – 2014. Perbedaan inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dan mengambil judul “PENGARUH BIAYA AGENSI DAN SIKLUS

HIDUP PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA

INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2011 –2014 ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh negatif insider ownership terhadap Kebijakan

Dividen?

2. Apakah terdapat pengaruh positif collateralizable asset terhadap Kebijakan Dividen?

3. Apakah terdapat pengaruh positif free cash flow terhadap Kebijakan Dividen?

4. Apakah terdapat pengaruh negatif debt to equity ratio terhadap Kebijakan Dividen?

(8)

6. Apakah terdapat pengaruh positif siklus hidup perusahaan terhadap Kebijakan Dividen?

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah agar permasalahan yang diteliti tidak meluas dan mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti membatasi penelitian pada:

1. Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014.

2. Variabel independen yang digunakan terbatas dengan variabel insider ownership, collatarizable asset, free cash flow, debt to equity ratio, firm size

dan siklus hidup perusahaan

3. Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan dividen

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menguji pengaruh insider ownership terhadap kebijakan dividen 2. Menguji pengaruh collatarizable asset terhadap kebijakan dividen 3. Menguji pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen 4. Menguji pengaruh debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen 5. Menguji pengaruh firm size terhadap kebijakan dividen

(9)

1.5 Manfaat atau Kegunaan Penelitian

1. Bagi Investor, dapat mengetahui kebijakan dividen mana yang sesuai dengan keinginan investor serta sebagai bahan pertimbangan para investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi.

2. Bagi Perusahaan, dapat menjadi bahan pertimbangan manajer dalam

pengambilan keputusan terhadap kebijakan dividen untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

3. Bagi Peneliti, untuk menguji apakah ada pengaruh biaya agensi dan siklus hidup perusahaan terhadap kebijakan dividen serta untuk memenuhi syarat mencapai derajat Sarjana S1

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Indonesia instansi pemerintah pemberi perizinan yang berhubungan dengan INSW ( Indonesia National Single Window ) yakni sebuah sistem elektronik yang

Hal yang pertama kali dilakukan adalah tahap Analysis dengan mengumpulkan data yang bisa dijadikan input dalam pembuatan e-Learning , yaitu; Materi bahan

Perbedaan (selisih) land rent ( sewa lahan dan pendapatan) antara lahan HKR dan berbagai pola konversi penggunaan lahan menunjukkan besarnya nilai kesempatan atau

Selain itu, pelatihan Edmodo dapat dilakukan secara online dengan cara pengiriman tugas guru berupa pembuatan kuis maupun gradebook yang hasilnya dapat diakses

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (i) penutur bahasa Jawa di Pedukuhan Kemiri kurang menaati sistem tingkat tutur berbahasa ketika berkomunikasi, (ii) terjadi

Program investasi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang merupakan rekapitulasi dari dokumen.. RPIJM yang telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan daerah dari aspek

Hasil Karakterisasi Cabai Rawit di Kabupaten Nganjuk dan Jombang Lokasi Karakter Morfologi Nganjuk Jombang N1 N2 N3 J1 J2 Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Warna Kelopak Bunga

Kepala MTs Al Kautsar me nyatakan: “dalam rangka meningka tkan kecerdasan emosional siswa di sekolah ini kami sengaja tidak membuat program khusus akan tetapi