• Tidak ada hasil yang ditemukan

TASAWUF PADA MASA NABI MUHAMMAD SAMPAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TASAWUF PADA MASA NABI MUHAMMAD SAMPAI "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TASAWUF PADA MASA NABI MUHAMMAD SAMPAI SAHABAT

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen Pembimbing:

Muzayyana

Oleh:

1. Imam Muhtadi (A72211095) 2. Mohd Akmal bin Ali (A42211086) 3. Amaliya Isa Yulianti (A82211102) 4. Indah Sulistyoningsih (A82211111)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2011

(2)

Ilmu tasawuf diibaratkan jantungnya agama Islam oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajarinya. Perkembangannya sejalan dengan Islam itu sendiri karena pada dasarnya akar ilmu tasawuf adalah perilaku nabi Muhammad selama menjadi Rasul. Tidak luput dari ingatan bahwa perilaku nabi Muhammad juga ditiru oleh para sahabatnya. Untuk menguak misteri itu maka dibuatlah makalah ini agar dapat menjelaskan sejarah dan contoh-contoh perilaku yang dapat ditiru.

B. Perkembangan tasawuf pada masa nabi Muhammad SAW

Kalau berbicara soal tashawuf tidak akan bisa di lepaskan akan perbuatan yang semata-mata untuk Allah. Tapi apa kalian tahu bahwa tashawuf sudah ada pada masa Nabi Muhammad s.a.w. beserta para sahabatnya. Kalau kalian ingin tahu akan hal itu mari kita simak beberapa bukti dan sejarah tashawwuf pada masa Nabi Muhammad s.a.w. beserta para sahabat.

Bila berbicara mengenai masalah sejarah pertumbuhan dan perkembangan Tashawwuf dalam Islam. Maka sesungguhnya pertumbuhan dan perkembangan Tashawwuf itu sama saja dengan perkembangan Islam itu sendiri.1

Kehidupan Rasulullah s.a.w. telah mencerminkan ciri-ciri dan perilaku kehidupan seorang Tokoh Sufi yang sangat sederhana dan menderita disamping itu beliau menghabiskan waktunya dalam berIbadat dan berTaqarrub kepada Allah S.W.T. meskipun beliau belum resmi diangkat sebagai Rasul-Nya. Rasulullah sering kali melakukan ‘uzla di Gua Hira’ selama berbulan-bulan sampai beliau menerima wahyu pertama.

Bahwa yang memberi dasar tentang Tashawwuf ialah Nabi Muhammad s.a.w. sendiri yang berdasarkan pada wahyu dari Allah S.W.T. Kalau berbicara soal awal mula Tashawwuf dapatlah dilihat dari Tahannuts Rasulullah s.a.w di Gua Hira’. Tahannuts Rasulullah s.a.w. memang untuk mensucikan Rohani akan tetapi karena hal itu bukan Ajaran Allah maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai awal mula lahirnya ajaran Thasawwuf.

Di dalam buku : “Syakhshuaat Shufiat”, milik dari Al-Ustaz Syekh Thaha Abdul Baqy Surur, beliau telah berkata : “Bahwa kehidupan Rasulullah s.a.w. sebelum menjadi Rasul dan Nabi, lebih-lebih setelah beliau bertugas menjadi Nabi dan rasul dari Allah s.w.t. Telah

(3)

dijadikan teladan utama bagi sekalian ummat manusia, dan juga sekalian orang-orang tokoh shufi yang tidak menyeleweng ke jurusan Agama-agama yang lain dari Islam. ”2

Setelah beliau resmi diangkat menjadi Rasul dan Nabi Utusan Allah S.W.T., keadaan dan cara hidup beliau masih ditandai oleh jiwa dan suasana kerakyatab, meskipun beliau berada didalam lingkaran hidup yang serba dapat terpenuhi keinginannya. Pada waktu malam hari, sedikit sekali beliau tidur, waktunya dihabiskan hanya untuk bertawajjuh kepada Allah dan memeperbanyak dzikir kepada Allah.

Tempat tidurnya hanya terbuat dari balai kayu biasa dengan alasnya dari daun kurma, tidak pernah memakai pakaian yang terdiri dari wool meski mampu mebelinya. Beliau lebih cinta dalam suasana hidup sederhana daripada hidup bermewah-mewahan. Peri hidup Nabi Muhammad s.a.w. sudah cukup menjadi suri tauladan bagi para tokoh Shufi yang ingin menempuh jalan kebenaran.

Selama di Gua Hira’ yang ia kerjakan hanyalah tafakkur, beribadah dan hidup sebagai seorang yang zahid. Beliau hidup sederhana, terkadang mengenakan pakaian tambalan, tidak memakan makanan atau memium minuman kecuali halal, dan setiap malam senantiasa beribadah kepada Allah SWT.

Di kalangan para sahabat pun ada pula orang yang mengikuti praktek bertasawuf sebagaimana diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar Ash-Shiddiq misalnya berkata: “Aku mendapatkan kemuliaan dalam ketakwaan, kefanaan dalam keagungan dan rendah hati. Demikian pula khalifah Umar Ibn Khattab pada suatu ketika pernah berkhutbah di hadapan jamaah kaum muslimin dalam keadaan berpakaian yang sangat sederhana. Selanjutnya khalifah Usman Ibn ‘Affan banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah dan membaca al-Qur’an, Baginya al-Qur’an ibarat surat dari kekasih yang selalu dibawa dan dibaca ke manapun ia pergi. Demikian pula sahabat-sahabat lainnya seperti Abu Dzar al-Ghiffari, Tamin Darmy, dan Huzafah al-Yamani.3

Tashawwuf adalah yang mengajari manusia cinta kepada Allah s.w.t. dengan cinta hamba kepada Tuhannya, dan yang mangajari manusia rindu kepada Tuhan Rahman dan Rahim. Dunia boleh dimanfaatkan, tetapi jangan terpengaruh oleh godaannya. Orang yang telah mengingkari patokan dari Rasulullah s.a.w. adalah orang yang sesat bukan termasuk ummat Muhammad s.a.w.

2Ibid.,hlm. 89.

(4)

Jadi ciri khas Tashawwuf dimasa Rasulullah ialah berpegang teguhnya kaum muslimin dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad s.a.w.

C. Perkembangan tasawuf pada masa sahabat

Demikian pula peri kehidupan para sahabat yang telah mencontoh langsung cara hidup Nabi Muhammad s.a.w. Mereka adalah manusia-manusia yang berakhlak mulia dan telah membaktikan hidupnya untuk kepentingan agama Islam.

Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama, dan berfungsi sebagai maha guru bagi pendatang dari luar kota Madinah, yang tertarik kepada kehidupan sufi, para sahabat-sahabat tersebut antara lain: Salman Al-Farisiy, Abu Zar Al-Ghifary, Umar bin

Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As- Siddiq, Usman bin Affan dll.4Ciri lain yang

terdapat pada perkembangan tasawuf di abad pertama dan kedua Hijriyah, adalah kemurniannya dibandingkan dengan kemurnian Tasawuf di abad- abad sesudanya. Karena pada abad abad itu, ajaran Tasawuf sesudah mulai ternodai oleh filsafat berserta tradisi agama dan keprcayaan yang dianut oleh manusia sebelum islam. Maka pada abad sesudanya, sudah mulai terlihat adanya perbedaan ajaran Tasawuf dengan corak Teologi dan Filsafi, yang lama kelamaan perbedaan ajarannya semakin jauh sehingga kecurigaan antara suatu penganut Tasawuf dengan yang lainnya semakin menonjol, yang pada akhirnya permusuhan antara mereka tidak dapat dielakan. Ditambah lagi dengan mulai timbulnya kecurigaan Ahli Fiqih terhadap Tasawuf, baik yang penganut corak Tasawuf Teologi, lebih- lebih terhadap penganut Tasawuf Flsafat.5 Para sahabat juga mencontohi kehidupan Rasulullah yang serba sederhana,

di mana hidupnya hanya semata-mata diabdikan kepada Tuhannya. Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama, dan berfungsi sebagai Mahaguru bagi pendatang dari luar kota Madinah, yang tertarik kepada kehidupan sufi.

Sahabat-sahabat yang dimaksudkannya, antara lain:

a) Abu Bakar As-Siddiq; wafat pada tahun 13 H.

Beliau adalah saudagar yang kaya-raya ketika masih berada di Mekah. Tetapi ketika ia Hijrah ke Madinah, harta kekayaannya telah habis disumbangkan untuk

(5)

kepentingan tegaknya agama Allah, sehingga ia dan keluarganya mengalami kemiskinan dalam hidupnya.

b) Umar bin Khattab; wafat tahun 23 H.

Beliau orang yang tinggi kasih sayangnya terhadap sesama manusia. Maka ketika ia menjadi khalifah, beliau selalu mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan rakyatnya.

c) Usman bin Affan, wafat tahun 35 H.

Meskipun ia diberikan kelapangan rizki oleh Allah, namun ia selalu ingin hidup sederhana. Sedangkan harta kekayaannya yang melimpah ruah, selalu dijadikan sarana untuk menolong orang-orang miskin, hal ini bergambar pada dirinya bahwa ia termasuk sufi karena beliau tidak tertarik kepada kekayaan atau kesenangan duniawi.

d) Ali bin Abi Thalib, wafat tahun 40 H.

Beliau juga orang yang senang hidup sederhana, sehingga diriwayatkan bahwa ketika sahabat lain berkata kepadanya: mengapa khalifah senang memakai baju itu, padahal sudah robek-robek? Ali menjawab, aku senang memakainya agar menjadi teladan kepada orang banyak, sehingga mereka mengerti bahwa hidup sederhana merupakan sikap yang mulia.

e) Salman Al-Farisy

Sejak Salman masih beragama Masehi, ia sudah dikenal sebagai orang yang sangat arif dan mengetahui secara mendalam ilmu-ilmu gaib. Ia pernah meramalkan akan datangnya seorang Rasul yang terakhir (Nabi Muhammad). Ia pun tergolong ahli zuhud orang-orang Masehi yang senang mengembara ke berbagai negeri dengan cara hidup yang miskin, padahal ia adalah seorang putera bagi penguasa yang kaya raya di suatu negeri. Ketika bertemu dengan Rasulullah, ia langsung mempercayai ajarannya, karena telah melihat tanda-tanda yang pernah diberitakan sebelumnya dalam kitab injil.mdan ketika ia menganut agama islam, ia tertarik kepada ajaran Tasawuf, sehingga sangat sangat tekun mencontohi kehidupan nabi dalam bidang tersebut. Dalam kehidupannnya sebagai seorang sufi, maka ia tergolong dari “Ahlus Suffah” yang selalu mengamalkan ajaran zuhud; yang pada akhir ajarannya tersebut berkembang di kota Basrah di akhir abad ke dua Hijriyah.

(6)

Ia adalah seorang sufi yang selalu mengamalkan ajaran zuhud yang telah di rintis oleh Abu Bakar dan Umar. Ia lebih senang memilih cara hidup miskin, dan tidak pernah merasa menderita bila di timpa cobaan.

g. Ammar bin Yasir

Ia adalah seorang sufi yang sangat setia kepada Khalifa Ali bin Abi Thalib, sehinggah terlihat ajaran Tasawufnya sama dengan ajarn Tasawuf yang tlah di amalkan oleh Ali sebelumnya.

h. Huzaiah bin Al- Yaman

Ia juga seorang salah satu sufi yang setia kepada Ali bin Thaib. Sebagaimana halnya Ammar bin Yasir. Ia tergolong pula sebagai alim yang bijaksana, sehinggah banyak orang ynag datang belajar Tasawuf kepadanya.

i. Niqdad bib Aswad tahun 33 H

Ia adalah seorang sufi yang berpegang teguh kepada ajaran zuhud, dan termasuk salah seorang Ulama Sufi yang sangat menentang kebijakan politik yang di jalanan oleh Khalifa Usman.Tetapi setelah ia wafat, bhkan Khalifa Usman sering mengemukakan kekagungannya dan memuji cara hidup miqad, yang di nilainya sebagai salah seorang Ulam Sufi yag termuka.

Tentang keutamaan pribadi para sahabat, telah banyak dicatat didalam sejarah. Mereka telah meneladani langsung perilaku atau pribadi Nabi Muhammad s.a.w. Sebab pribadi mereka telah digembleng dan dikaderkan oleh Rasulullah s.a.w. agar menjadi manusia-manusia utama yang akan dicontoh dan ditiru oleh ummat yang dibelakang mereka.

Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, para sahabat tetap berpegang teguh kepada ajaran Al-Qur’an dan telah meneladan Rasulullah s.a.w. yang telah baru saja meninggalkan mereka semua atau baru saja menghilang di tengah-tengah mereka.

Bahwa ciri-ciri Tashawwuf di masa sahabat ini dapatlah dikatakan sebagai berikut : a) Memegang teguh Ajaran kerohanian yang dipetik dari Al-Qur’an

b) Meneladani peri hidup Rasulullah s.a.w. sepenuhnya

D.

KESIMPULAN

(7)

Rasulullah s.a.w. yang telah baru saja meninggalkan mereka semua atau baru saja menghilang di tengah-tengah mereka.

Bahwa ciri-ciri Tashawwuf di masa sahabat ini dapatlah dikatakan sebagai berikut : a) Memegang teguh Ajaran kerohanian yang dipetik dari Al-Qur’an

b) Meneladani peri hidup Rasulullah s.a.w. sepenuhnya

DAFTAR PUSTAKA

- Aceh, Abu Bakar, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Solo, Ramadhani,1984.

(8)

- Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993.

- Hasan, Abd-Hakim, al-Tasawuf fi Syi’r al-Arabi,Mesir,Anjalu al-Misriyyah,1954.

Referensi

Dokumen terkait

Nabi Muhammad Sawmempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa, beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkataannya lembut,

Data dalam penelitian ini adalah sebuah pengacuan demonstratif waktu dan tempat pada kisah Nabi Muhammad dalam buku Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB.

Tidak sedikit pengacuan demonstratif yang digunakan dalam buku Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul khususnya kisah Nabi Muhammad saw.. Hal ini sangat menarik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendidikan Islam Nabi Muhammad SAW pada buku Muhammad SAW Super Leader, Super Manajer terdiri dari 4 komponen pendidikan, yaitu 1

Selanjutnya pernikahan yang dilakukan Nabi memberikan pemahaman bahwa Nabi Muhammad adalah tergolong orang kaya, terbukti dari jumlah mahar yang diberikan kepada

Langkah politik ini sangat tepat untuk meredam efek keratakan sosial yang ditimbulkan oleh berbagai manuver orang-orang yahudi dan orang- orang munafik (hipokrif) yang

sesungguhnya apa yang terjadi pada Utsman, juga bisa terjadi pada orang lain, seperti Umar bin Khatab misalnya, padahal tidak semua orang setuju dengan Umar karena ia bersikap

Bagi segenap umat manusia Allah SWT telah menetapkan agama yang satu dan sama dan kepada mereka pun diutus beberapa orang Nabi dan Rasul secara berturut-turut untuk