Pengumpul Al-Qur’an an
Pada Masa Nabi Muhammad
SAW
Pengumpul an Al-
Qur’an
Pada Zaman Rasulullah SAW
01
Pengumpulan Al-Qur’an atau kodifikasi telah dimulai sejak zaman Rasulullah SAW, bahkan
telah dimulai sejak masa-masa awal turunya Al-Qur’an.
Sebagaimana diketahui, AlQur’an diwahyukan secara berangsur-angsur. Setiap kali
menerima wahyu, Nabi SAW lalu membacakannya di hadapan para sahabat karena
ia memang diperintahkan untuk mengajarkan Al-Qur’an
kepada mereka.
&نَ(يِّ&بَ+تُ-لِ &رَ0كْ(ذِّلِا &كَ0يِّ&لِ-ا آ&نَ0لِ&زَ0نْ&ا&وَ +بُ;زَلِا&وَ -تِ=نَ(يِّ&بَ0لِا-بُ
رِۗ&نَ0وَ+رَ@كَّ&فَ&تُ&يَ 0مْ+هُ@لَّ&عَ&لِ&وَ 0مْ-هُ0يِّ&لِ-ا &لَ(زَ+نْ ا&مَ -سِا@نَلَّ-لِ
“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab.
dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka-mereka dan supaya mereka memikirkan.” (QS.
An-Nahl: 44)
Bagaimana cara pengumpulan Al-Qur’an Pada Masa Nabi?
PENGHAFALAN
(Pengumpulan dalam dada)
*akan dijelaskan pada sub bab ke-2.
PENULISAN
*akan dijelaskan pada
sub bab ke-3.
Pengumpul an Al-
Qur’an
Dalam Konteks Hapalan Pada Masa Nabi
02
 Al-Qur’an Karim turun kepada Nabi yang ummi . Oleh sebab itu nabi lebih fokus untuk menghafal dan mengahayatinya agar ia dapat menguasai Al-Qur’an sebagaimana halnya AlQur’an diturunkan. Allah berfirman yang artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat- ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S. Al-Jum’ah : 2).
 Biasanya, orang yang ummī itu mengandalkan kekuatan hafalan dan ingatanya. Hafalan serta daya pikirnya mereka sangat dalam dan begitu terbuka. Upaya-upaya sederhana yang dilakukan yaitu Nabi Menghafal Ayatayat itu dan menyampaikannya kepada para sahabat yang kemudian sahabat menghafalnya juga sesuai dengan apa yang disampaikan Nabi. Oleh sebab itu, ia adalah hāfidz (penghapal) Alquran pertama dan merupakan contoh paling baik bagi para sahabat dalam menghafalnya, sebagai realisasi kecintaan mereka kepada pokok agama dan sumber risalah.
Dalam kitab shahih-nya Bukhari telah megemukakan tentang adanya tujuh hafidz, melalui tiga riwayat.
Abdullah bin Mas’ud
Salim bin Mu’qal
Mu’az bin Jabal
Ubai bin Ka’ab
Zaid bin
Tsabit Abu Zaid bin Sakkan
Abu Darda
Masih banyak lagi jumlah para penghafal Al-Qur’an di masa Rasulullah dan sebagai ciri khas umat pada masa ini ialah mereka berpegang pada hapalan dalam penukilan.
Ibn Jazari, guru para qari pada masanya menyebutkan: “Penukilan Al-Qur’an dengan berpegang pada hafalan – bukannya pada mushaf-mushaf dan kitab-kitab –
merupakan salah satu keistimewaan yang
diberikan Allah kepada umat ini”
Pengumpul an Al-
Qur’an
Dalam Konteks
Penulisan Pada Masa Nabi
03
 Keistimewaan yang kedua dari Alquran ialah pengumpulan dan
penulisannya dalam lembaran. Rasulullah saw. Mempunyai beberapa orang sekretaris wahyu. Setiap turun ayat Alquran, beliau
memerintahkan kepada mereka untuk menulisnya dalam rangka memeperkuat catatan dan dokumentasi dalam kehati-hatian beliau terhadap kitab Allah Azza Wa Jalla, sehingga penulisan tersebut dapat memudahkan penghapalan dan memperkuat daya ingat.
 Sahabat mencatatnya dalam berbagai benda yang ditemuinya, seperti pelapah korma atau tulang belulang binatang. Catatan tersebut bukan untuk orang lain tetapi untuk koleksi pribadi
Para penulis wahyu adalah sahabat pilihan Rasul dari kalangan sahabat yang terbaik dan indah tulisannya sehingga mereka benar-benar dapat mengemban tugas yang mulia ini. Di antara mereka adalah:
Zaid bin Tsabit
Ubay bin Ka’ab
Muadz bin Jabal
Mu’awiyah bin Abi Sufyan
Khulafaur Rasyidin dan
sahabat-
sahabat lain
Perlu diketahui, bahwa pada masa Nabi, Alquran belum ditulis dan dibukukan dalam satu mushaf disebabkan beberapa kemungkinan sebagai berikut :
Tidak ada faktor pendorong untuk dibukukan Alquran , dalam satu mushaf sebagaimana pada masa Abu Bakar dan Usman bin Affan. Hal ini disebabkan kerena pada masa Nabi para sahabat penghapal Alquran masih lengkap dan cukup banyak, tidak adanya unsur-unsur yang diduga akan mengganggu kelestarian Alquran, sementara kecendrungan dan kebiasaan
menghapal saat itu lebih dominan dibanding dengan kecendrungan menulis.
Oleh karena Alquran diturunkan secara berangsur-angsur mulai dari Nabi saw. diangkat menjadi Rasul sampai menjelang akhir wafatnya, maka satu hal yang logis bila
Alquran baru bisa dibukukan dalam satu mushhaf setelah wafat beliau.
Jam’ al-Qu’ ān wa kitābuhu telah dimulai sejak masa Nabi Muhammad saw., yakni
penghapalannya dalam dada dengan penuh kesungguhan dan menulisnya secara terpisah- pisah dan dalam berbagai bahan yang serba sederhana.
Kesimpulan
TERIMAKASIH:)