• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI TUGAS AKHIR - TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI TUGAS AKHIR - TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI - Test Repository"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI

TUGAS AKHIR

Disusun oleh : Sriyati NIM : 20109028

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM DIII PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI

TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi

Syarat memperoleh gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Diploma III Perbankan Syariah

Disusun oleh : Sriyati NIM : 20109028

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM DIII PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

Ø

Tidak ada suat u masalah yang t idak ada j alan penyelesaiannya

(7)

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada :

Ø

Kedua orang tuaku yang paling aku sayangi, yang telah

mendidik dan mengasuh aku selama ini

Ø

Kakak-kakak aku

Ø

Mas Widhi Eko Prasetyo yang selalu memberi dukungan dan

do’a kepada penulis

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan atas kehadirat Allat SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, serta dengan ridho-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ TEKNIK

PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN

MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI” Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasul Allah SAW beserta orang-orang yang senantiasa istiqomah mengikuti risalah beliau. Amin.

Adapun maksud dan tujuan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya Keuangan dan Perbankan Islam.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginyakepada semua pihak yang telah mebantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya penyusunan tugas akhir ini, serta dukungan dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang gterhormat :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Abdul Aziz NP, S.Ag, MM selaku Ketua Program Studi DIII Keuangan Perbankan Islam STAIN Salatiga.

(9)

4. Semua pihak yang ada di BMT TUMANG yang telah membantu dalam memberikan data serta pengetahuan kepada penulis dalam penyusunan laporan ini.

5. Bapak Ibu tersayang yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, baik materiil maupun spiritual serta kakak-kakak aku.

6. Teman-teman ku DIII, khususnya kelas B, senang bisa sekelas dan mengenal kalian selama ini, aku tidak akan melupakan canda tawa kita selama (3) tahun ini

7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, sehingga dapat memberikan pembelajaran bagi penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat serta dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya, amin.

Salatiga, 1 September 2012 Penulis

(10)

ABSTRAK

SRIYATI : Teknik Pemasaran : Marketing Mix Produk Tabungan Mudharabah Sikala BMT Tumang Cabang Boyolali, Tugas Akhir, Salatiga : Jurusan Syariah, STAIN Salatiga, 2012.

Pembimbing : Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag

Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana teknik pemasaran marketing mix pada BMT Tumang Cabang Boyolali dalam memasarkan produk tabungan Mudharabah Sikala dan faktor-faktor kendala yang dihadapi BMT Tumang Cabang Boyolali dalam memasarkan produk marketing mix. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana teknik pemasaran

marketing mix yang ditempuh oleh BMT Tumang Cabang Boyolali untuk memasarkan Sikala. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang Boyolali dalam memasarkan produk marketing mix produk Sikala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Teknik yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali meliputi : elemen-elemen marketing mix yaitu Strategi Produk (Product), Strategi Harga (Price), Strategi Promosi (Promotion) dan Strategi Tempat (Place). Demikian juga dalam teknik pemasaran produk tabungan mudharabah Sikala tidak menggunakan teknik khusus. Meskipun dengan demikian produk tabungan Sikala lebih diminati oleh masyarakat dari pada produk-produk lain. Karena produk tabungan Sikala dapat memberikan manfaat pada anggota penyimpan yang berupa bagi hasil simpanan sesuai dengan kesepakatan. Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut keuntungan BMT Tumang Cabang Boyolali dengan nisbah antara BMT : anggota adalah 70 : 30. Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening simpanan anggota setiap awal bulan. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang Boyolali dalam memasarkan produk terletak pada lingkungan manajemen BMT sendiri dan pesaing yang ada di wilayah Boyolali. Kompetitor lainya juga otomatis menjadi pesaing bagi BMT Tumang dalam melakukan kegiatan usahanya.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Persetujuan Pembimbing ... iii

Pengesahan ... iv

Lembar Keaslian ... v

Motto ... vi

Persembahan ... vii

Abstark ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

D. Peneliti Terdahulu ... 6

(12)

F. Penegasan Istilah ... 9 G. Sistematika Penulisan ... 10 BAB II LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka ... 13 B. Kajian Teori ... 13 BAB III LAPORAN OBJEK

A. Gambaran Umum BMT Tumang Cabang Boyolali ... 30 B. Data Deskriptif ... 44 BAB IV ANALISIS

A. Analisa Data ... 47 B. Faktor-Faktor Yang Menjadi Kendala ... 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ... 23

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Salah satu cirinya adalah munculnya dinamika pembangunan di segala bidang. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Untuk melaksanakan pembangunan tentu saja membutuhkan modal yang besar. Beberapa sektor yang mendukung terlaksananya proses pembangunan adalah pajak, peran

lembaga keuangan dan partisipasi langsung dari masyarakat. Sejauh ini pemerintah memandang bahwa lembaga keuangan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan karena lembaga ini mempunyai fungsi utama sebagai mediator, atau suatu wadah yang dapat menghimpun dana sekaligus menyalurkannya secara efektif dan efisien. (Husnur Rofiq: 2007) http://jhttp://mitrariset.blogspot.com/2009.

(16)

Sejak diberlakukannya sistem keuangan dan perbankan syari’ah, banyak lembaga keuangan yang kemudian beralih dari sistem konvensional ke sistem syari’ah karena ada fatwa yang mengharamkan bunga bank karena dianggap sebagai riba. Selain itu masyarakat pada umumnya kurang puas dengan layanan yang disediakan oleh lembaga keuangan konvensional. Sebagian besar lembaga keuangan konvensional justru menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat. Berbeda dengan lembaga keuangan syari’ah yang berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan sosial.

Dengan alasan ini, maka kalangan pemerhati ekonomi Islam berupaya memberdayakan ekonomi umat dengan mendirikan Baitul Maal Wattamwil. Pada awalnya BMT adalah suatu Lembaga Swadaya Masyarakat, dan pada perkembangannya sebagian besar memilih untuk Berbadan Hukum Koperasi. Diharapkan setelah Berbadan Hukum Koperasi, BMT dapat menjawab keinginan para anggotanya selama ini.

(17)

Terdapat tiga kelompok jasa bank yang perlu dikelola secara profesional masing-masing adalah kegiatan penghimpun dana (funding), menyalurkan dana (lending), dan jasa-jasa bank lainnya (service). Ketiga kelompok tersebut harus dikelola secara bersamaan karena masing-masing kelompok satu sama lainnya saling berkaitan sehingga apabila salah satu kelompok tidak dikelola secara professional maka mengakibatkan kerugian bagi bank itu sendiri, terutama kelompok funding dan

lending (Kasmir, 2003: 4).

Dalam dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit, kegiatan pemasaran merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah merupakan suatu keharusan. Hal itu dimaksudkan untuk menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat serta terpenuhinya kebutuhan dan keinginan mitra akan suatu produk atau jasa dari lembaga keuangan tersebut. Dalam rangka mengembangkan usahanya, BMT Tumang Cabang Boyolali membutuhkan teknik untuk memasarkan produk-produknya. Untuk itu sebelum memperkenalkan produk, pihak BMT harus mengenal atau mengerti kebutuhan kondisi nyata dari para calon nasabah (masyarakat). Setelah itu, baru memperkenalkan produk sesuai dengan kebutuhan nasabah.

(18)

maksimal mulai calon nasabah menjadi nasabah bank yang bersangkutan, berusaha menarik minat konsumen untuk menjadi nasabah bank, berusaha untuk mempertahankan nasabah yang lama dan berusaha mencari nasabah baru baik segi jumlah maupun kualitas nasabah (Kasmir, 2000: 165-266).

Agar suatu lembaga keuangan dapat menguasai pasar dibanding dengan lembaga keuangan lain, maka lembaga keuangan di sini harus mempunyai teknik pemasaran yang baik sehingga bisa mencapai tujuan dari lembaga keuangan tersebut. Karena jangkauan atau pembahasan suatu pemasaran yang sangat luas dan setiap usaha yang dijalankan membutuhkan pemasaran maka istilah teknik pemasaran akan selalu menarik untuk dibicarakan. Oleh karena itu, penulis ingin mendasarkan pembahan Tugas Akhir ini pada teknik stategi pengembangan produk atau bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix mempunyai 4 elemen yang saling berkaitan dan tidak boleh dipisahkan. 4 elemen tersebut dikenal dengan istilah 4P, yaitu Product, Price, Promotion dan Place. Untuk mengetahui teknik pemasaran

marketing mix yang digunakan BMT Tumang Cabang Boyolali dalam mengembangkan usahanya. Maka penulis mengambil judul ”TEKNIK

PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN

MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

(19)

2. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang Boyolali dalam memasarkan produk marketing mix produk Sikala?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemasaran marketing mix pada BMT Tumang Cabang Boyolali.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor kendala yang dihadapi BMT Tumang Cabang Boyolali dalam memasarkan produk marketing mix.

2. Adapun kegunaan penulisan tugas akhir ini adalah : a. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang aplikasi pembiayaan mudharabah pada lembaga keuangan baik bank ataupun non bank.

b. Bagi BMT

Dengan mengetahui benar atau tidaknya sistem aplikasi pembiayaan mudharabah, maka pihak manajemen dapat mereview kinerja lembaga keuangan kedepannya.

c. Bagi STAIN Salatiga

Sebagai tambahan reverensi dan informasi bagi akademi ka STAIN Salatiga khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir. d. Bagi Pembaca

(20)

D. Penelitian Terdahulu

Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa telaah pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini.

Ana Muntadhirotul, (2004) dalam Tugas akhir yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Simpanan Pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Muhajirin Salatiga”, Strategi pemasaran merupakan proses penyusunan rencana kegiatan sekarang untuk dapat mempengaruhi keadaan masa mendatang. Sasaran dari diterapkannya strategi pemasaran adalah membuat agar kegiatan perusahaan dapat berjalan lancar dengan menggunakan rencana yang telah ditetapkan. Dalam menetapkan strategi pemasaran perlu melibatkan beberapa pihak yang berhubungan langsung dengan bagian pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah segmentasi pasar pemilihan pasar sasaran dan marketing mix (bauran pemasaran) yang terdiri dari barang atau jasa (product), harga produk (price), distribusi (place), dan promosi (promotion).

(21)

Taukhidah, (2007) menyimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh BMT Rukyat (Rumah Rakyat) Salatiga dalam mengembangkan usahanya adalah dengan cara : 1). Strategi Pemasaran, 2). Daur Hidup Produk, 3). Proses Pemasaran, 4). Sistem Penghimpunan Dana.

Ika Fitri Widiyastuti, (2009) dalam Tugas Akhir yang berjudul “Teknik Pemasaran : Marketing Mix produk BMT Tumang Cabang Ampel” mengatakan bahwa tujuan penelitian pemasaran marketing mix adalah untuk mengetahui teknik pemasaran yang dilakukan BMT Tumang Cabang Ampel dalam memasarkan produknya kepada masyarakat dan untuk mengetahui faktor-faktor kendala yang dihadapai BMT Tumang Cabang Ampel dalam menjalankan kegiatan pemasarannya. Teknik yang dilakukan BMT Tumang Cabang Ampel meliputi : elemen-elemen marketing mix yaitu strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan lay out, serta strategi promosi. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang Ampel dalam memasarkan produk yaitu terletak pada lingkungan mikro antara lain, manajemen BMT sendiri dan pesaing yang ada diwilayah Ampel.

E. Metode Penelitian 1. Obyek Penelitian

Penelitian dilakukan di BMT Tumang Cabang Boyolali yang beralamat di Jl. Pandanaran No. 299 Boyolali, Telp. (0276) 323 034. 2. Metode penelitian kualitatif

(22)

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan tentang marketing mix produk Sikala, di BMT Tumang Cabang Boyolali.

3. Sumber Data

Adapun sumber data yang diperoleh, dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :

a. Data Primer

Merupakan data atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber dimana penelitian berlangsung.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dengan cara mempelajari hal-hal yang berasal dari buku-buku dan dokumen tertentu.

4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Wawancara

Wawancara itu sendiri adalah cara pengumpulan data atau informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lesan dan dijawab secara lesan pula.

b. Metode Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan membaca buku-buku referensi serta mencari bahan melalui internet tentang BMT dan yang masih berhubungan dengan penelitian.

(23)

Berikut pengertian dari istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu :

1. Teknik pemasaran adalah suatu upaya strategis dalam proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan pendistribusian ide-ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi (Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing

Association-AMA, 1989)

2. Marketing (Pemasaran) adalah suatu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan penghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasa-jasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabah (Kamsir, 2003:169).

3. Marketing mix adalah pemasaran yang dilakukan secara terpadu artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri, yang terdiri dari Product, Price, Place dan

Promotion (Kasmir, 2000 : 192).

4. Produk adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan (Kasmir, 2003:186).

5. Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik modal (shahibul mal) dengan pengelola dana (mudharib) untuk memperoleh keuntungan dengan sistem bagi hasil (nisbah) yang telah disepakati di awal akad (Antonio, 2001: 95).

Sedangkan Sikala sendiri adalah akronim dari simpanan sukarela.

(24)

Adapun sistematika penulisan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan kegunaan Penelitian D. Penelitian Terdahulu

E. Metode Penelitian F. Penegasan Istilah G. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menyajikan satu pokok pembahasan yaitu : Kerangka Pemikiran Teoritik. Kerangka Pemikiran Teoritik berisi pengertian pemasaran, tujuan pemasaran, konsep-konsep pemasaran, produk Perbankan Syariah, hambatan dalam pemasaran dan faktor-faktor dalam sistem pemasaran.

BAB III Laporan obyek

A. Gambaran umum

(25)

dan Misi dan Keunggulan BMT Tumang. Data-data deskriprif berisi tehnik pemasaran yang telah dilakukan pada BMT Tumang Cabang Boyolali, Perkembangan organisasi BMT Tumang Cabang Boyolali.

B. Data deskriftif

Data deskriftif adalah kumpulan data dan informasi yang lebih khusus untuk menggambarkan masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah.

BAB IV. ANALISIS

Pada bab ini, berisi tentang jawaban dari rumusan masalah yang di kemukakan dan menguji hipotesis yang telah di buat.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bagian ini berisi tentang simpulan-simpulan yang langsung diturunkan dari seksi diskusi dan analisis yang dilakukan pada bagian sebelumnya. Simpulan ini juga harus telah menjawab pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah.

B. Saran

(26)
(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pandangan Umum Tentang Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 1. Pengertian Pemasaran

Arti pemasaran menurut (Kotler, 2000: 7) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sedangkan arti pemasaran menurut (Mursid, 1997: 26) yaitu sebagai suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Atau dapat dikatakan pula bahwa pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen.

2. Tujuan Pemasaran

(28)

Secara umum tujuan pemasaran sebuah lembaga keuangan adalah untuk: a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan

merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.

b. Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah.

c. Memaksimumkan pilihan dalam arti lembaga menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai

kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien (Kasmir, 2003: 170-171).

3. Konsep-Konsep Pemasaran

Dalam pemasaran, terdapat beberapa konsep dasar yang melandasi kegiatan-kegiatan pemasaran suatu lembaga keuangan pada umumnya. Menurut Kotler konsep terdiri dari :

a. Konsep Produksi

Menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka. Konsep ini merupakan konsep yang paling tua.

b. Konsep Produk

(29)

menimbulkan “Miopia Pemasaran” dimana pemasaran hanya menfokuskan perhatiannya pada produk tidak pada kebutuhan dan keinginan pasar. c. Konsep Penjualan

Menurut konsep ini jika konsumen dibiarkan saja, maka konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah yang cukup. Perusahaan akan melakukan kegiatan penjualan dan promosi yang agresif.

d. Konsep Pemasaran

Konsep in merupakan konsep yang menentang konsep-konsep sebelumnya. Menurut konsep ini, kunci untuk mencapai tujuan pasar adalah dengan menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara efektif dan efisien dari pada perusahaan lain (Kotler, 1997: 9).

Menurut Kotler konsep ini menekankan ke dalam beberapa pengertian dibawah ini:

1) Menentukan keinginan pelanggan dan penuhi keinginan tersebut. 2) Membuat apa yang anda dapat jual dari pada menjual apa yang

anda buat.

3) Mencintai pelanggan.

4) Berhenti memasarkan produk yang dapat anda buat dan mencoba membuat produk yang dapat anda jual (Kotler, 1997: 7).

4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

(30)

diantara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri (Kasmir, 2000 : 192).

Konsep bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu : a. Product (produk)

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

b. Price (harga)

Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang ditukar dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain (http://moryaritonang.wordprees.com/2011/01/16/defenisi-pemasaran-jasa-bauran-pemasaran-jasa/).

c. Place (tempat)

Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga menjadikan biaya retal atau investasi tempat menjadi semakin mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompetensasi dengan reducing biaya marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan

(31)

(http://danisetiawaku.blogspot.com/2011/01/7-p-dalam-bauran-pemasaran.html).

d. Promotion (promosi)

Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasive yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian.

Dimana 4P diatas adalah merupakan marketing mix. Marketing mix

adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh seorang marketing manajer untuk mempengaruhi jumlah permintaan dan menigkatkan omset penjualan agar usahanya bisa sukses (Mursid, 1997: 31).

Marketing mix adalah (bauran pemasaran) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan di antara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix

itu sendiri (Kasmir, 2003: 186).

B. Pandangan Marketing Dalam Islam

(32)

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa terlalu peduli apakah bisnis yang digelutinya tersebut mungkin menyimpang atau malah bertentangan dengan ajaran agama (Islam).

Praktisi bisnis dan pemasaran sebenarnya bergeser dan mengalami transformasi dari level intelektual (rasional) ke emosional dan akhirnya ke pasar spiritual. Pada akhirnya konsumen akan mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap nilai-nilai spiritual yang diyakininya. Dilevel Intelektual (rasional), pemasar menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran, seperti segmentasi, targeting, positioning, marketing-mix,

branding dan sebagainya. Kemudian di level emosional, kemampuan pemasar dalam memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting. Disini pelanggan dilihat sebagia manusia seutuhnya, lengkap dengan emosi dan perasaannya.

Spiritual marketing merupakan tingkatan tertinggi. Orang tidak semata-mata menghitung untung atau rugi, tidak terpengaruh lagi dengan hal yang bersifat duniawi. Panggilan jiwalah yang mendorongnya, karena didalamnya terkandung nilai-nilai spiritual.

(33)

bisnis (perdagangan, industri, perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran, hibah), aspek ekonomi (permodalan, zakat, bait, al-maf, fa’I, ghanimah), aspek hukum dan peradilan, aspek undang-undang hingga hubungan antar Negara.

Pemasaran sendiri adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal terlarang oleh ketentuan syariah. Maka, syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimoangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan (Elqorni, http://elqorni.wordpress.com/2008/08/06/dasar-marketing-syariah/. Di akses pada

9-9-2012).

(34)

Ada dua aturan dasar keputusan penetapan harga dalam strategi pemasaran modern. Pertama, besaran harga barang atau jasa harus dapat mengkompensasi harapan konsumen terhadap kualitas produk yang ditawarkan perusahaan. Kedua, harga yang terlalu tinggi di mata konsumen akan mengandung konsekuensi tingkat penjualan yang rendah, sebaliknya harga yang teralu rendah bisa berakibat penjualan tinggi namun tidak disertai profit atau keuntungan. Akibatnya, memahami nilai yang diberikan konsumen terhadap harga suatu produk menjadi vital dalam strategi pemasaran perusahaan.

Bagaimana panduan Islam untuk keputusan penetapan harga suatu produk? Secara langsung Al-quran sudah menetapkan rambu-rambu dalam berbisnis, yang harus dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik produsen maupun konsumen. Allah SWT berfirman “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dalam perdagangan

yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu” (QS 429). Dalam buku

“Muhammad Seorang Pedagang”, Afzalurrahaman menyebutkan salah satu dari delapan prinsip perdagangan adalah harus dengan kesepakatanbersama. Rasulullah SAW bersabda penjual dan pembeli tidak boleh berpisah kecuali dengan kesepakatan bersama (alhadits).

Dalam prakteknya, untuk di pasar tradisional, tawar-menawar dilakukan oleh pedagang dan pembeli, sampai diperoleh titik temu harga yang harus menyenangkan kedua belah pihak. Di ritel-modern, konsumen memiliki kebebasan, apakah mau membayar atau tidak dari berbagai lini produk yang ditawarkan, tanpa adanya paksaan dari penjual, untuk sebuah nilai produk yang diharapkan.

(35)

Menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba (Muhammad, 2005: 105). Secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bentuk-bentuk distribusi ini dapat berupa pembagian laba akhir, bonus prestasi, dll. Dengan demikian, bagi hasil merupakan sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemilik dana dan pengelola dana

Disisi lain, dengan pengusaha/peminjam dana, Bank Islam akan bertindak sebagai shahibul maal (penyandang dana, baik yang berasal dari tabungan/deposito/giro maupun dana Bank sendiri berupa modal pemegang saham). Sementara itu, pengusaha/peminjam akan berfungsi sebagai mudharib (pengelola) karena melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana Bank (Muhammad, 2005: 137).

Nisbah merupakan proporsi pembagian hasil. Nisbah ini akan ditetapkan dalam akad atau perjanjian. Sebelum akad ditanda tangani, nasabah atau anggota dapat menawar sampai pada tahap kesepakatan. Hal ini tentunya berbeda dengan sistem bunga, yakni nasabah selalu pada posisi pasif dan dikalahkan, karena pada umumnya bunga menjadi kewenangan pihak Bank . Disisi lain nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil di Bank syariah. Sebab aspek nisbah

merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi (Muhamad, 2005: 119).

Jadi, nisbah adalah sebagai pembagian keuntungan yang terbagi dalam bentuk prosentase antara pemilik modal dan pengelola modal. Kesepakatan tentang nisbah

(36)

manajemen BMT akan membuat perhitungan bagi hasilnya sesuai dengan nisbah

tersebut

2. Perbedaan bagi hasil dan bunga

Tabel 1. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Bunga Bagi hasil Pembayaran Seperti yang dijanjikan

tanpa pertimbangan untung

Eksistensi Diragukan oleh semua agama penyempurnaan dari Undang-undang No 7 Tahun 1992. Definisi tabungan adalah:

(37)

sertifikat deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Tabungan adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Dari pengertian di atas, maka definisi tabungan adalah dana yang dipercayakan kepada Bank, yang penarikannya sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Dalam penabungan, maka dana tersebut akan dikelola secara profesional oleh pihak Bank sesuai dengan motivasi dari si penabung.

Islam juga menganjurkan untuk hemat dalam setiap pengeluaran. Sehingga Islam menetapkan aturan-aturan perekonomian dalam hal menyimpan dan menabung. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyimpan kelebihan setelah kebutuhan primer terpenuhi b. Menyimpan kelebihan untuk menghadapi kesulitan

c. Hak harta generasi mendatang d. Tidak menimbun harta

e. Pengembangan harta harus dilakukan dengan baik dan halal 2. Menabung Dalam Perspektif Islam

Dalam Islam menabung adalah tindakan yang dianjurkan, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok lebih baik (Antonio, 2000: 205-206).

(38)

|· ÷‚ u‹ø9ur

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.(An-nisa’: 9).

3. Jenis-jenis Tabungan

Dalam operasional Bank syari’ah, menerapkan dua aqad dalam tabungan, yaitu wadi’ah dan mudharabah. Tabungan yang menerapkan wadi’ah, mengikuti prinsip-prinsip wadi’ah yad dhamanah, dimana tabungan ini tidak mendapatkan imbalan bagi hasil, karena sifatnya titipan.

Tabungan yang menerapkan aqad mudharabah mengikuti prinsip

mudharabah, yang diantaranya adalah pertama, keuntungan yang diperoleh dari dana yang dikelola oleh Bank sebagai mudharib harus dibagi dengan nasabah sebagai

shahibul maal. Kedua, adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.

a. Simpanan Mudharabah

(39)

ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Dari pengertian di atas, maka mudharabah dapat diartikan sebagai akad kerja sama antara pemilik modal (shahibul mal) dengan pengelola dana (mudharib) untuk memperoleh keuntungan dengan sistem bagi hasil (nisbah) yang telah disepakati di awal akad.

b. Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO)

Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO) adalah Simpanan berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT TUMANG untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal.

Manfaat:

1. Aman, Manfaat, Menguntungkan dan InsyaAllah Barokah

2. Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan syariah 3. Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda

4. Bebas biaya administrasi

(40)

1. Menjadi anggota BMT TUMANG 2. Simpanan minimal Rp. 1.000.000,-

3. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening 4. Melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya.

Bagi Hasil:

1. InsyaAllah halal dan barokah

2. Bagi hasil akan dipindahbukukan ke rekening simpanan mudharabah biasa setiap tanggal 1

3. Ketentuan nisbah bagi hasil yang ditawarkan adalah

c. Simpanan Mudharabah Masa Depan (Si Muda Mapan)

(41)

Manfaat Si Muda Mapan :

1. Dengan Akad Mudharabah Muthlaqah penyimpan dapat memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT TUMANG yang insyaAllah halal dan barokah 2. Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan ke simpanan,

sehingga akan meningkatkan saldo pokok simpanan, yang secara otomatis akan menambah agi hasil secara proporsional

3. Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan mendapatkan manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke dalam Keluarga Peduli Pendidikan, diantaranya :

a. Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan peralatan sekolah b. Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan santunan Rp.200.000,- c. Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar

Rp.1.000.000,-

d. Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan mendapatkan bea siswa dari Divisi Maal BMT TUMANG

Ketentuan:

1. Menjadi anggota BMT TUMANG

2. Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,-

3. Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan : a. 1 tahun : 35%

(42)

e. 10-12 tahun 47,5%

(43)

BAB III

LAPORAN OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Perkembangan BMT Tumang

BMT Tumang bediri sebagai wujud kepedulian warga Tumang di Jakarta yang salah satu tujuannya untuk memajukan perekonomian masyarakat kampung halamannya. “ Pendirian BMT ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat karena melihat di kampung banyak rentenir dan utang mereka sepertinya tidak habis-habis”(Hasil wawancara Bapak Tri Joko).BMT Tumang itu sendiri diambil dari nama desa tempat awal berdirinya BMT tersebut, yaitu desa Tumang, kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. BMT Tumaqng secara formal diresmikan pada tanggal 30 September 1998 oleh Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Boyolali, dan 1 Oktober 1998 BMT TUMANG mulai operasional dengan menempati kantor di salah satu ruangan Kantor Desa Cepogo di Tumang. Modal awal yang dimiliki sebesar Rp.7.050.000,- yang bersumber dari simpanan pokok anggota pendiri. Jumlah anggota pendiri pada tahap awal operasional sebanyak 20 orang, kemudian menjadi 60 orang dan sampai akhir tahun 2010 tercatat sebanyak 125 orang.

2. Sejarah Berdirinya BMT Tumang Cabang Boyolali

(44)

Bapak Agus Setyawan dan Bapak Tekad, finance/pembiayaan Bapak Agus Wiratno dan Ibu Endang, kasir Ibu Lely.

Seiring perjalanan waktu, pada tanggal 25 juni 2005 terjadi pergantian pimpinan dari Bapak Parnu diganti Bapak Trijoko, untuk memimpin kantor Cabang di Boyolali dan pada bulan Agustus 2005 kantor BMT Tumang Cabang Boyolali.

Pada tanggal 1 April 2012 kantor Cabang Boyolali pindah ketempat yang lebih strategis, karena kantor mengalami kerusakan dan masa kontrak habis. Pada hari minggu tanggal 30 juni 2012 perpindahan manajer dari Bapak Trijoko diganti Bapak Parnu.

3. Visi dan Misi BMT Tumang Cabang Boyolali

Suatu lembaga keuangan pastilah mempunyai visi dan misi yang diterapkan dalam pelaksanaan operasional sehari-hari untuk mencapai sasaran, termasuk BMT Tumang Cabang Boyolali.

BMT Tumang Cabang Boyolali mempunyai visi dan misi yang sama dengan BMT Tumang Pusat, yaitu :

a. Visi: Menjadi lembaga keuangan syariah yang mandiri untuk kesejahteraan

Masyarakat

(45)

mewujudkan lembaga keuangan syariah yang dapat menjadi tumpuan masyarakat dalam bidang simpanan dan pembiayaan dengan mengutamakan aspek manfaat jangka panjang. Berperan aktif sebagai amil dalam pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf (ZISWAH).

4. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas BMT Tumang Cabang Boyolali

a. Struktur Organisasi

Di BMT Tumang Cabang Boyolali mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:

1) Manajer Cabang Ampel : Parnu 2) Marketing Lending : Jumali

: Fauziatul Aliyah 3) Marketing Funding : Evi Fajar Ikhtiarti

: Wahyuning : Rifa’i Al Husain :Bayu Septian

(46)

Gambar 1.

Struktur Organisasi KSU BMT TUMANG Cabang Boyolali Tahun 2012

Sumber: Profil BMT Tumang

Sebuah lembaga membutuhkan adanya struktur organisasi yang tepat dan jelas sebagai dasar untuk menjelaskan aktifitas sehari-hari. Adapun struktur organisasi yang digunakan pada BMT Tumang Cabang Boyolali adalah struktur organisasi garis, yaitu struktur yang

(47)

menunjukkan suatu rangkaian dari suatu kekuasaan perintah dari manajemen ke bawah melalui macam-macam bagian sampai pada tingkat kekuasaan atau tanggung jawab terendah.

b. Tugas dan Wewenang Dalam Struktur Organisasi

Adapun perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya adalah sebagai berikut:

1) Manajer

a) Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat cabang mendukung kelancaran operasional BMT.

b) Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan baik pembiayaan maupun pendanaan.

c) Memastikan realisasi target operasional cabang serta menetapkan upaya-upaya pencapaian.

d) Melakukan review terhadap ketajaman dan kedalaman analisis pembiayaan guna antisipasi resiko kredit macet, kesalahan pemohon pembiayaan.

e) Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan wewenangnya.

f) Melakukan pembinaan terhadap anggota BMT.

(48)

h) Mengambil keputusan atas semua kegiatan-kegiatan dibidang pemasaran dan operasi sampai dengan batas wewenangnya.

2) Marketing Lending

a) Memonitoring realisasi target operasional cabang serta menetapkan upaya-upaya pencapaian.

b) Memastikan semua pembiayaan mendapatkan tandatangan pejabat yang berwewenang.

c) Melaksanakan stategi pemasaran guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

d) Bersama-bersama komite pembiayaan lainnya memutuskan pembiayaan sesuai dengan batas wewenang.

e) Review akad pembiayaan dan surat sanggup sesuai dengan persyaratan.

f) Memonitoring ketertiban nasabah dalam membayar angsuran. g) Mengkoordinir atau melaksanakan penagihan kewajiban

nasabah yang telah jatuh tempo atau menunggak.

3) Marketing Funding

a) Memonitoring realisasi target operasional cabang serta menetapkan upaya-upaya pencapaian

b) Mendatangi nasabah yang menabung maupun membayar angsuran.

c) Melakukan survey ketempat calon nasabah.

(49)

e) Melakukan pembinaan hubungan baik dengan anggota melalui bantuan konsultasi bisnis, diskusi bisnis, diskusi manajemen dan bimbingan pengelolaan keuangan.

f) Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi di lapangan kepada manajer cabang apabila tidak mampu mengatasinya.

4) Costumer Servis

a) Memberikan informasi kepada nasabah/calon nasabah tentang produk dan persyaratan maupun tata cara prosedur.

b) Mendata dan mengarsipkan data nasabah pembiayaan. c) Mendata barang jaminan nasabah pembiayaan.

d) Mencapai target pendanaan pada jangka waktu yang ditetapkan.

5) Teller

a) Membuka dan menutup brankas.

b) Mengitung seluruh uang yang ada di dalam brankas.

c) Melayani penyetoran tunai maupun non tunai secara cepat dan tepat.

d) Melayani penarikan tunai maupun non tunai secara cepat dan tepat.

e) Membuat laporan saldo akhir setiap penutupan kas.

f) Menjaga kerahasiaan tabungan maupun angsuran nasabah. 3. Lokasi BMT Tumang dan Wilayah Kerja BMT TUMANG Cabang

Boyolali

(50)

KSU BMT Tumang merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di Boyolali dengan wilayah kerja di Boyolali. KSU BMT Tumang terletak di Jalan Raya Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali 57362 Telp. (0276) 323 454- Faks. 323 336, E-mail: bmt_tumang@yahoo.co.id. Alasan pemilihan lokasi itu dikarenakan

letaknya yang cukup strategis, sehingga memudahkan nasabah untuk menabung di BMT. Wilayah kerja KSU BMT Tumang kabupaten Boyolali saat ini sudah berdiri lima lokasi, satu di kantor pusat dan empat kantor cabang yaitu:

1. Kantor Pusat: KSU BMT Tumang Pusat

Jalan Boyolali -Tumang Km.10, Cepogo, Boyolali 57362 Telp. (0276) 323 454- Faks. 323 336, E-mail: bmt_tumang@yahoo.co.id 2. Kantor Cabang:

a. KSU BMT Tumang Cabang Tumang

Jl. Melati No.12 Tumang, Cepogo, Telp. (0276) 323 335 b. KSU BMT Tumang Cabang Cepogo

Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Telp (0276) 323 454 c. KSU BMT Tumang Cabang Boyolali

Jl. Pandanaran No. 299 Boyolali, Telp. (0276) 323 034 d. KSU BMT Tuamng Cabang Ampel

Jl. Raya Ampel No. 8, Depan Pasar Ampel, Telp. (0276) 330 626

(51)

Jl. Raya Kacangan (Barat Pasar Kacangan) Andong, Boyolali, Telp. (0276) 789 3025

f. KSU BMT Tumang Cabang Kartasura

Jl. Ahmad Yani No. 83 (Depan Pasar Kartasura) Kartasura, Sukoharjo, Telp. (0271) 784 385

b. Cara Kerja dan Wilayah Kerja BMT Tumang Cabang Boyolali Cara kerja yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali disebut dengan istilah Team Work. Team Work adalah diwajibkannya mengetahui semua jenis pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan dalam BMT Tumang Cabang Boyolali. Hal itu dikarenakan berhasil atau tidaknya karyawan dalam pencapaian target tergantung dari kerja Team Work tadi. Sebagai contoh, seorang teller harus mengetahui cara kerja

custemer service, marketing, dll, karena bagian marketing bisa berhasil karena teller dan begitu sebaliknya. Seorang manajer cabang pun tidak hanya berdiam diri dikantor dan tidak hanya memantau, mengkoordinir dan mengarahkan cara kerja teller dan marketing, tetapi juga ikut terjun langsung ke lapangan.

Lokasi BMT Tumang Cabang Boyolali yang dekat dengan pasar tidak menjadikan BMT Tumang Cabang Boyolali memfokuskan wilayah kerjanya di pasar Boyolali. Tetapi justru memfokuskan wilayah kerja disekitar di luar pasar atau daerah-daerah sekitar BMT, lembaga-lembaga pendidikan (Instansi-instansi), kecamatan Boyolali.

(52)

Simpanan Mudharabah Al Mutholaqoh adalah Simpanan berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana

mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT TUMANG untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu.

a. Manfaat:

1. Aman, Manfaat, Menguntungkan dan InsyaAllah Barokah

2. Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan syariah.

3. Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda. 4. Bebas biaya administrasi

b. Syarat Pembukaan Rekening

1. Menjadi anggota BMT TUMANG, membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan wajib Rp. 5.000,-

2. Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,-

3. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening 4. Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri

lainnya

(53)

6. Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening simpanan anggota setiap awal bulan.

2. Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO)

Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO) adalah Simpanan berdasarkan kaidah syariah mudharabah al-muthlaqah, dimana mudharib

memberikan kepercayaan kepada BMT TUMANG untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal.

3. Simpanan Menikah (SiMenik)

Simpanan yang menggunakan akad mudharabah, dan penggunaan simpanan digunakan untuk menikah. Pada tabungan ini dapat diambil jika nasabah akan menikah, biasanya dapat diambil dua bulan sebelum menikah.

4. Simpanan Idul Adha (SisDol)

Simpanan ini berakad mudharabah, dimana penabuang dapat menabung sewaktu-waktu selama jam operasional kantor, namun pengambilan uang ditentukan oleh BMT, biasanaya dapat diambil satu bulan sebelum puasa.

(54)

Simpanan berjangka yang menggunakan mudharabah, dimana penabuang dapat menabung sewaktu-waktu selama jam operasional kantor, namun pengambilan uang ditentukan oleh BMT, biasanya dapat diambil satu bulan sebelum waktu nyadran.

6. SiMudaMaPan

SiMudaMaPan adalah Produk Simpanan berjangka di BMT TUMANG dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk kebutuhan anggota di waktu yang akan datang.

a) Manfaat Si Muda Mapan

1) Dengan Akad Mudharabah Muthlaqah penyimpan dapat memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT TUMANG yang

insyaAllah halal dan barokah.

2) Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan ke simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok simpanan, yang secara otomatis akan menambah lagi hasil secara proporsional.

3) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan mendapatkan manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke dalam Keluarga peduli pendidikan, diantaranya:

(55)

b. Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan santunan Rp.200.000,-

c. Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp.1.000.000,-

d. Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan mendapatkan bea siswa dari Divisi Maal BMT TUMANG

b) Ketentuan dan persyaratan

1) Menjadi anggota BMT TUMANG 2) Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,-

3) Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan :

a) 1 tahun : 35% b) 2 tahun : 40% c) 3 - 5 tahun : 45% d) 6- 9 tahun : 46% e) 10-12 tahun: 47,5% f) lebih dari 12 tahun : 48%

4) Dari bagi hasil yang seharusnya diterima, 2,5%nya disisihkan untuk infaq sosial yang akan dimasukan ke bagian Maal BMT TUMANG

7. Pembiayaan Mudharabah

(56)

dana sebesar 100% dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan di muka dari kedua belah pihak, sedangkan kerugian (jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali jika diketemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana (mudharib), seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalagunaan dana.Akad kerjasama mudharabah ini dibedakan dalam dua jenis, yakni :

1) Mudharabah Muthlaqah, akad ini adalah perjanjian mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat), misalnya dalam ijab si pemilik modal tidak mensyaratkan kegiatan usaha apa yang harus dilakukan dan ketentuan-ketentuan lainnya, yang pada intinya memberikan kebebasan kepada pengelola dana untuk melakukan pengelolaan investasinya.

2) Mudharabah Muqayyadah, akad ini mencantumkan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh si pengelola dana yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya (investasi yang terikat). Sebagai pengelola dana dipersyaratkan dalam kerjasama untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Tidak mencampurkan dana mudharabah yang diterima dengan dana lainnya.

(57)

c) Si pengelola dana harus melakukan sendiri kegiatan usahanya dan tidak diwakilkan kepada pihak ketiga.

8. Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh keduabelah pihak (penjual dan pembeli). Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat secara langsung ataupun secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran secara angsuran ini disebut dengan Bai’ Bitsaman Ajil

9. Pembiayaan Salam (Salaf)

Adalah akad pembelian (jual-beli) yang dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian terlebih dahulu atas barang yang dipesan atau diinginkan dan melakukan pembayaran di muka atas barang tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mengangsur, yang keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan dan diterima kemudian. (Pengantaran barang/delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan). 10. Pembiayaan Istisna

(58)

menyediakan kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad ujrah (Upah)

11. Ijarah

Adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan sebuah aset sebagai ganti dari pembayaran. Pengertian Sewa (ijarah) adalah sewa atas manfaat dari sebuah aset, sedangkan sewa-beli (ijarah wa Iqtina)

atau disebut juga ijarah muntahiya bi tamlik.

12. Pinjaman Qardh

Yaitu meminjamkan harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur Fiqh, qard dikatagorikan sebagai aqd tathawwu

yaitu akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam rangka mewujudkan tanggung-jawab sosial, Lembaga Keuangan Syariah dapat memberikan fasilitas yang disebut Al-Qardhul Hassan, yaitu penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk mendapatkannya. Secara Syariah peminjam hanya berkewajiban membayar kembali pokok pinjamannya, walaupun syariah membolehkan peminjam untuk memberikan imbalan sesuai dengan keikhlasannya, tetapi Lembaga Keuangan pemberi qard tidak diperkenankan untuk meminta imbalan apapun.

B. DATA-DATA DISKRIPTIF

(59)

a. Menggunakan 2 cara strategi perkenalan yang pertama, “Gebyar” yaitu semua marketing dari berbagai cabang dikumpulkan menjadi satu di Boyolali dan dikerahkan kedaerah-daerah sekitar Boyolali, seperti pasar, instalasi pendidikan, kecamatan dan rumah-rumah warga.

Yang kedua, “Soft Opening” yaitu mengadakan acara perkenalan atau sosialisasi dengan mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat (ketua RT/RW), para pejabat, dan warga masyarakat yang tergolong ahniah (orang kaya). Sehingga dengan cara ini diharapkan bisa terjalin kerja sama yang baik antara masyarakat dengan BMT Tumang Cabang Boyolali.

b. Selain menggunakan cara di atas, dalam memperkenalkan pendirian BMT Tumang Cabang Boyolali juga dengan pembuatan pamflet, liflet dan juga setangkai bunga mawar dengan tulisan BMT Tumang Cabang Boyolali, untuk diberikan kepada warga masyarakat sebagai promosi telah dibukanya BMT Tumang yang bercabang di Boyolali. Serta disebarkan di tempat-tempat umum seperti pasar agar diketahui oleh masyarakat luas.

2. Perkembangan Organisasi BMT Tumang Cabang Boyolali a. SDM (Sumber Daya Manusia) pada BMT Tumang

(60)

SDM yang ulet, handal dan punya daya juang yang tinggi akan membawa kemajuan bagi organisasi. Namun sebaliknya SDM yang mempunyai daya juang rendah akan membawa organisasi kearah kemunduran.

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di KSU BMT Tumang, maka setiap ada kegiatan dan kesempatan diupayakan keikutsertaan karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM, antara lain:

1. Adanya tunjangan pendidikan yang diberikan kepada karyawan yang melanjutkan sekolah lagi. Besaranya tunjangan adalah 50% dari total biaya pendidikan per semester.

2. Adanya seminar, setiap ada seminar tentang ke-BMT-an KSU BMT Tumang mengirimkan karyawannya untuk mengikuti seminar tersebut.

3. Diadakan kajian-kajian untuk meningkatkan kualitas karyawan. Kajian tersebut diadakan setiap bulan minggu pertama.

4. Adanya rapat kerja tiap tahun untuk membahas perkembangan KSU BMT Tumang.

b. Perkembangan SDM pada BMT Tumang Cabang Boyolali

(61)
(62)

BAB IV

ANALISIS

A. Teknik Pemasaran (Marketing Mix) Produk Tabungan Sikala 1. Strategi produk (Product)

Dalam merencanakan produk BMT Tumang Cabang Boyolali harus memperhatikan kepuasan nasabah yang dijabarkan melalui hasil produk. Hal yang perlu diperhatikan menyangkut konsep produk yaitu label, merk, pelayanan dan jaminan produk. Dalam hal ini produk yang telah dihasilkan oleh BMT Tumang Cabang Boyolali adalah jenis simpanan, pembiayaan dan devisi maal yang diperlukan oleh masyarakat. Adapun produk yang telah dihasilkan antara lain : Simpanan mudharabah biasa (SIMUDAH), Simpanan idul fitri (SIFITRI), Simpanan idul adha/qurban (SIDUL), Simpanan pendidikan (SIDIDIK), Simpanan Haji (SIAJI), Simpanan menikah (SIMENIK), simpanan berjangka/deposito (SIJANGKA), pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan jual/beli.

(63)

Tumang Cabang Boyolali masyarakat banyak yang berwiraswasta dan pedagang, sehingga pembiayaan mudharabah sangat diminati.

Dalam pembahasan bab ini penulis hanya akan berfokus pada produk tabungan SIKALA dan membahasnya lebih dalam. Tabungan SIKALA adalah produk tabungan akronim dari simpanan sukarela. Produk simpanan ini menggunakan akad Mudharabah Al Mutholaqoh, dimana mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang Cabang Boyolali untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu.

a. Bagi Hasil Sikala

1) InsyaAllah halal dan barokah.

2) Anggota penyimpan akan mendapatkan bagi hasil simpanan sesuai dengan kesepakatan.

3) Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut keuntungan KJKS BMT TUMANG dengan nisbah antara BMT : anggota adalah 70 : 30.

(64)

Tabungan tipe ini di buat untuk memenuhi pangsa pasar di sekitaran bmt tumang yang ke banyakan adalah pedagang. Produk ini juga memiliki beberapa keuntungan diantaranya:

1) Aman, Manfaat dan Menguntungkan.

2) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan syariah.

3) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda 4) Bebas biaya administrasi

2. Strategi Harga (price)

Dalam penetapan harga suatu produk yang akan dipasarkan, BMT Tumang Cabang Boyolali tetap memperhatikan keadaan pasar yang dituju. Maka dalam menetapkan harga bagi hasil maupun nisbah pembiayaan didasarkan pada kemampuan dari para nasabah. Untuk nisbah bagi hasil pada produk SIKALA yaitu sebesar 70 : 30 dimana 70% untuk BMT dan 30% untuk nasabah.

Produk ini dirancang dengan harga jual yang cukup murah yakni hanya membayar simpanan pokok sebesar Rp. 10.000,- , simpanan wajib Rp. 5.000,- dan Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,-. Dalam produk ini juga tidak dikenakan biaya administrasi sehingga memberikan keuntungan bagi pihak nasabah.

(65)

Nisbah yang ditentukan x saldo akhir nasabah Bagi hasil =

100%

Sumber : Sumber SOP BMT Tumang

Ilustrasi I, perhitungan bagi hasil tabungan Sikala:

Cetak buku tabungan Ibu Rohimah

Tanggal Sandi Debet Kredit Saldo 12/03/2012 001 Rp.100.000;- Rp.100.000;- 18/03/2012 001 Rp.250.000;- Rp.350.000;- 21/03/2012 001 Rp.50.000;- Rp.300.000;- 26/03/2012 001 Rp.300.000;- Rp.600.000;-

Proses perhitungan tabungan Ibu Rohimah sebagai berikut:

Nisbah basil x jumlah saldo nasabah

Bagi hasil = =

100%

0,3 % x 600.000

Bagi hasil = = 1800;- 100 %

(66)

3. Strategi promosi (Promotion)

Kegiatan promosi yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali Dalam Memasarkan Produk Tabungan Sikala Antara Lain :

a. Membuat brosur-brosur atau pamflet dan setangkai bunga yang diberi nama, alamat, produk-produk yang dihasilkan dan syarat-syarat menjadi anggota.

b. Melakukan silaturrahmi ke rumah-rumah nasabah atau door to door.

c. Memberikan fasilitas kepada nasabah sebuah celengan berupa bumbung dari bambu atau sebuah tempat uang.

d. Melakukan random atau datang kerumah-rumah tanpa mengetahui siapa itu.\

e. Melakukan sistem jemput bola, yang dimana saat nasabah ingin menyetor atau menarik tabungan, mereka tidak perlu datang ke BMT, melainkan pihak BMT yang mendatangi nasabah.

f. Melakukan sistem Q-person yaitu dari satu orang dapat mengajak orang lain lagi atau dipercayakan kepada orang lain.

g. Memberikan ucapan terima kasih kepada nasabah yang menyimpan dananya di BMT Tumang Cabang Boyolali pada simpanan pendidikan maupun simpanan deposito dalam jumlah yang besar.

4. Strategi Tempat (place)

(67)

yang mudah dijangkau. Di samping itu juga lokasi bmt tumang cabang Boyolali berdekatan dengan pasar, karena para pedagang di pasar Boyolali adalah target utama dari BMT tumang ini. Kelebihan lokasi lainya juga adalah tersedianya sarana dan prasarana, dekat dengan lokasi perbelanjaan serta alat transportasi yang mudah menjadikan nilai tambah bagi pihak BMT. Sehingga nasabah yang ingin melakukan transaksi dengan BMT Tumang Cabang Boyolali dapat merasakan kenyamanan dan kepuasan akan pelayanan yang diciptakan BMT lewat lokasi kantor yang dipilih.

Dari teknik pemasaran yang telah dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali seperti yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulakan bahwa usaha yang dilakukan tidak sia-sia, karena terbukti setelah 1 tahun menjalankan usaha sudah mendapat perkembangan yang cukup pesat. Dari modal awal sebesar Rp. 38.000.000,00 yang diperoleh dari kantor pusat BMT Tumang pada awal pendirian BMT Tumang Cabang Boyolali pada tahun 2003.

Dari teknik yang dijalankan dapat dilihat beberapa perkembangan-perkembangan yang terjadi pada BMT Tumang Cabang Boyolali adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan produk tabungan Mudharabah Sikala dilihat dari jumlah kenaikan nasabah

(68)

tahun terakhir BMT Tumang Cabang Boyolali adalah pada tahun 2009 sebanyak 1964, pada tahun 2010 meningkat sebesar 545 nasabah sehingga total nasabah tabungan sikala sebanyak 2509, pada tahun 2011 meningkat sebesar 681 nasabah sehingga total nasabah tabungan sikala sebanyak 3190, pada tahun 2012 tepat pada bulan juni meningkat sebesar 857 nasabah sehingga total nasabah tabungan sikala sebanyak 4047.

Adapun tabel perkembangan nasabah tabungan sikala adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Nasabah Tabungan Sikala

Tahun Jumlah Nasabah

2009 1964

2010 2509

2011 3190

2003 s/d Juni 2012 4047

Sumber : Data wawancara karyawan BMT Tumang b. Keadaan Usaha Nasabah

(69)

c. Ruang Lingkup Usaha BMT Tumang Cabang Boyolali yang sudah dilaksanakan

Ruang lingkup usaha BMT Tumang Cabang Boyolali yang berjalan saat ini adalah membiayai masyarakat ekonomi menengah ke bawah dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian mereka dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari melalui usaha yang baik perdagangan, pertanian, jual-beli, maupun usaha lain.

d. Perkembangan Asset BMT Tumang Cabang Boyolali

Tahun ke tahun BMT Tumang Cabang Boyolali menunjukkan kinerja yang sangat baik. Terbukti dengan semakin meningkatnya volume usaha, dan semakin meningkatnya asset, dan di sisi lain keberadaan BMT Tumang Cabang Boyolali semakin dipercaya masyarakat.

B. Faktor-Faktor yang Menjadi Kendala Pada BMT Tumang Cabang Boyolali Untuk Memasarkan Tabungan Mudharabah Sikala

Dalam prakteknya, ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi teknik pemasaran di BMT Tumang Cabang Boyolali. Faktor-faktor tersebut bisa berupa faktor positif dan faktor negatif. Salah satu kendala yang dihadapi BMT Tumang Cabang Boyolali terletak pada sisi manajemen BMT sendiri dan pesaing.

(70)

banyaknya lembaga keuangan di Boyolali menjadikan karyawan harus bekerja lebih keras untuk terus mendapatkan kepercayaan dan kepuasan dari para nasabah atas pelayanan yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali. Dari faktor-faktor yang menjadi kendala dalam perkembangan BMT Tumang maka menurut penulis solusi yang harus dilakukan dalam mengahadapi kendala yang berasal dari manajemen BMT sendiri adalah melakukan recruitmen karyawan yang sesuai dengan bidangnya, untuk mendapatkan karyawan yang professional maka pihak BMT harus melakukan test terlebih dahulu, misalnya dengan test tertulis di tahap awal kemudian dilanjutkan dengan test wawancara untuk seleksi akhirnya. Sehingga dengan adanya test tersebut pihak BMT dapat mengetahui kemampuan karyawan. Sedangkan untuk menghadapi kendala pada sisi pesaing adalah dengan cara menciptakan jenis produk baru baik produk simpanan maupun produk pembiayaan sebagai contoh produk wisata rohani dan produk pembiayaan ijarah multi jasa. Sehingga dengan itu dihuarapkan nasabah semakin percaya terhadap peran dan manfaat BMT Tumang Cabang Boyolali, dan tetap mempertahankan citra sebagai lembaga yang berlandaskan nilai-nilai islam.

(71)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis menguraikan pada teknik pemasaran marketing mix

produk tabungan Mudharabah Sikala yang dilakukan oleh BMT Tumang Cabang Boyolali, maka penulis menyimpulkan bahwa :

5) Secara umum teknik yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali menggunakan Strategi pemasaran marketing mix: Strategi Produk (Product), Strategi Harga (Price), Strategi Promosi (Promotion), dan strategi Tempat (Place). Demikian juga dalam teknik pemasaran produk tabungan mudharabah Sikala tidak menggunakan teknik khusus. Meskipun dengan demikian produk tabungan Sikala lebih diminati oleh masyarakat dari pada produk-produk lain. Karena produk Tabungan Sikala dapat memberikan manfaat pada anggota penyimpan yang berupa bagi hasil simpanan sesuai dengan kesepakatan. Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut keuntungan BMT Tumang Cabang Boyolali dengan nisbah antara BMT : anggota adalah 70 : 30. Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening simpanan anggota setiap awal bulan.

(72)

manajemen BMT dan pesaing yang ada di wilayah Boyolali. Lalu ada kompetitor lainya yang menjadi pesaing bagi BMT Tumang dalam melakukan kegiatan usahanya.

B. SARAN

Dari penulisan Tugas Akhir ini penulis dapat menyimpulkan tentang teknik pemasaran Marketing Mix produk BMT Tumang Cabang Boyolali. Agar dalam memasarkan produk Tabungan Sikala dapat sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka perlu adanya:

1. Perlunya SDM yang baru yaitu dengan cara merekrut karyawan yang potensial untuk meraih pasar yang lebih luas lagi sehingga perkembangan BMT Tumang Cabang Boyolali menjadi lebih pesat.

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Gambar 1. Struktur Organisasi KSU BMT TUMANG Cabang Boyolali
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Nasabah Tabungan Sikala

Referensi

Dokumen terkait

Pada menu ini operator fakultas dapat menampilkan, mengunduh, serta mencetak pelaporan dan rekapitulasi data akademik, seperti: daftar hadir, transkrip semester, informasi

Setiap lobulus terdiri dari sel-sel asini yang terdiri dari sel epitel.. kubus dan mioepitel yang mengelilingi

Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari Koperasi Batik Budi Tresna Cirebon, yang meliputi data biaya produksi dan harga jual yang diukur dengan satuan rupiah dan

Apabila pada salah satu ruas jalan mengalami kemacetan akibat dari volume kendaraan yang berlebihan pada ruas jalan tersebut, maka pada ruas jalan tersebut sudah tidak layak

Peradilan Pidana Anak. b) Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.. 11. Bahan hukum sekunder merupakan bahan-bahan

NOTE FROM KPM : Peralatan yang berada di Makmal Komputer dan Pusat akses adalah Aset yang tidak boleh dialih.. BIL JENIS NO.PENDAFTARAN NO S/N

Penggunaan tepung tomat sebagai bahan pakan memberikan pengaruh yang sama dengan kontrol terhadap penampilan produksi burung puyuh meliputi konsumsi pakan, HDP,

Dengan kata lain, bongkah paduan Fe-Cr yang terbentuk melalui proses sintering pada suhu 1300 0 C akan memiliki komposisi lebih mendekati dengan komposisi awal