• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MUALLAF DI SMA N 1 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MUALLAF DI SMA N 1 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDAMPINGAN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAGI SISWA MUALLAF DI SMA N 1 TUNTANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

ANISA AMALIA ULFA

NIM : 11113068

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

(2)
(3)

IMPLEMENTASI PENDAMPINGAN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAGI SISWA MUALLAF DI SMA N 1 TUNTANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

ANISA AMALIA ULFA

NIM : 11113068

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk:

1. Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai bapak Supiyo dan

ibu Pujiarti atas perjuangannya banting tulang, kalimah do‟a dan seluruh

pengorbanannya telah mengukir segala asa, cita dan harapan membimbing dan mendidik dengan penuh kesabaran serta memberikan segalanya baik moral maupun spiritual bagi kelancaran studyku senantiasa Allah meridhoinya.

2. Keluarga besarku yang selama ini mendukung penuh setiap langkah juga memfasilitasi segala apa yang aku butuhkan.

3. Kepada Mr. A yang selalu siap membantu problema skripsi dan hati ini. 4. Teman-temanku yang memberikan canda tawanya untuk menghiburku

saat jenuh menghampiri.

5. Kepada keluarga besar SMA Negeri 1 Tuntang yang berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam tercurah kepada khotamul anbiya Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “ Implementasi Pendampingan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Muallaf Di Sma Negeri 1 Tuntang Tahun

Pelajaran 2016/2017”

Dalam penulisan ini skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terseleseikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku ketua jurusan PAI

(10)

sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terseleseikannya skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam yangtelah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesei.

6. Bapak Kaswanto selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Tuntang yang berkenan memberikan ijin dalam penelitian ini, beserta keluarga besar SMA N 1 tuntang sehingga skripsi ini telah selesei.

7. Kedua orang tuakau Bapak Supiyo dan Ibu Pujiarti sebagai tanda hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya kecil ini kepada Bapak dan Ibu yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih sehingga skripsi ini dapat selesei.

8. Kakakku Ghoyi Prasetyo, dan kedua adiku Fauziah Halimatuz Zahra dan Adilla Tiara Puspita, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam penyeleseian skripsi ini.

9. Muhammad Arifin yang telah memberikan semangat, perhatian, motivasi, serta dukungan dan kesabaran, sehingga skripsi ini dapat terseleseikan. 10. Bapak Sutrisno, M.Pd yang selalu memberikan dukungan, mendorong

untuk selalu giat belajar dan optimis, serta kesabaran sehingga skripsi ini dapat terseleseikan.

(11)
(12)

ABSTRAK

Anisa Amalia Ulfa.2017. Implementasi Pendampingan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Muallaf di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tuntang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

Kata Kunci : Implementasi Pendidikan Agama Islam dan Muallaf

Pembelajaran PAI merupakan pembelajaran Agama Islam yang terdapat di sekolah umum. Kewajiban pihak sekolah untuk memberi pelajaran agama kepada siswa sesuai dengan keyakinan yang dimiliki. Baik keyakinan yang dianut sejak kecil maupun dalam tahap belajar seperti siswa muallaf. Bagaimana guru membimbing, mengarahkan, dan merencanakan pembelajaran agar siswa muallaf tidak tertinggal atau kurang dalam memahami ajaran agama Islam. Problemtika siswa muallaf tentang membaca Al-Qur‟an, shalat lima waktu. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti pendampingan Pendidikan Agama Islam bagi siswa muallaf di SMA Negeri 1 Tuntang.

Fokus penelitian yaitu (1) Bagaimana implementasi pembelajaran PAI bagi siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang tahun pelajaran 2016/2017?, (2) Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran PAI bagi siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang tahun pelajaran 2016/2017?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data primer dan sumber data sekunder, Metode pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan metode teknik analisis data menggunakan metode kualitatif yaitu dengan mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, pengecekan keabsahan data yaitu trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode.

(13)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR……… ... ix

ABSTRAK……… ... xi

DAFTAR ISI……… ... xii

DAFTAR TABEL………... xv

DAFTAR LAMPIRAN ……… ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Penegasan Istilah ... 6

F. Metode Penelitian ... 8

(14)

BAB II Kajian Teori

A. Implementasi Pembelajaran ... 18

B. Pendidikan Agama Islam ... 19

1. Pengertian pendidikan Agama Islam ... 19

2. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ... 21

3. Materi Pendidikan Agama Islam ... 25

6. Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama ... 35

BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian A. Gambaran Umum Sekolah ………. ... 40

1. Implementasi Pembelajaran PAI Bagi Siswa Muallaf ... 47

(15)

BAB IV ANALISIS DATA

A. Implementasi Pembelajaran PAI Bagi Siswa Muallaf SMA N 1 Tuntang Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 52 B. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Implementasi

Pembelajaran PAI Bagi Siswa Muallaf SMA N 1 Tuntang ... 54 1. Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran PAI Bagi

Siswa Muallaf SMA N 1 Tuntang ... 54 2. Faktor Pendukung Implementasi Pembelajaran PAI Bagi

Siswa Muallaf SMA N 1 Tuntang ... 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 4 Surat Pengajuan Pembimbing

Lampiran 5 Pedoman Wawancara

(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang wajib dan menjadi kebutuhan setiap manusia di dunia. Dengan pendidikan, manusia belajar untuk membangun kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Proses pendidikan yang dilakukan dalam sebuah lembaga atau lebih di kenal dengan sekolah merupakan sarana untuk mencari ilmu yaitu adanya proses transfer ilmu, dari pendidik kepada peserta didik ataupun sebaliknya, dengan demikian akan menimbulkan minat belajar pada peserta didik.

Menurut Suparlan (2008:43), “pendidikan adalah segala jenis

pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bisa mengerjakan suatu hal yang telah diketahui

itu”. Pendidikan adalah pengembangan memanusiakan manusia muda ke taraf

insani. Disebutkan juga dalam Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan yang berbunyi :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan rencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.” (Driyarkara 1945 : 145)

“Belajar maupun sekolah sama-sama bermakna mencari ilmu yang

merupakan bagian penting dari proses pendidikan yang pada intinya adalah

transfer ilmu dan nilai moral“. Proses pembelajaran terdapat kegiatan belajar

(19)

posisi belajar.guru melakukan transfer ilmu kepada siswa yang diharapkan dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. (Roqib, 2009:13).

“Guru adalah salah satu diantara faktor pendidikan yang memiliki

peranan yang strategis, sebab gurulah sebetulnya „pemain‟ yang paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. Ditangan guru yang cekatan fasilitas dan sarana yang kurang cakap, sarana, dan fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat (Daulay, 2004:75)”.

Dengan demikian guru menjadi tolok ukur pemahaman materi pelajaran bagi siswanya, di samping itu faktor siswa juga ikut berperan dalam mencapai tujuan belajar mengajar.

Materi pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) adalah ilmu yang mempelajari tentang agama Islam. Dalam materi tersebut dijelaskan pemahaman tentang agama Islam dari hal yang umum sampai yang khusus, sesuai jenjang pendidikan yang ditempuh. Setiap siswa atau peserta didik berhak dan wajib mendapat pemahaman materi agama sesuai dengan keyakinan yang dimilikinya. Walaupun tidak hanya dilingkungan sekolah, mereka memperoleh materi tersebut.

“Peserta didik berasal dari lingkungan keluarga yang beraneka

ragam tingkat pemahaman, pengalaman serta penghayatan agama. Dan hal ini, tentu ada peserta didik yang berasal dari keuarga yang sudah memiliki pemahaman, pengalaman, dan penghayatan agama yang tinggi. Tetapi juga ada yang berasal dari kelompok sedang

rendah” (Daulay, 2004:39).

(20)

pelajaran yang di ajarkan oleh seorang guru, dan dapat menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana ajaran agama Islam tidak hanya dipahami dari segi materi, namun menjadi sarana petunjuk dalam menjalani kehidupan dunia.

Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) tidak hanya diberikan kepada siswa yang telah beragama Islam sejak lahir melainkan kepada siswa yang baru masuk Islam (muallaf). Muallaf yaitu orang yang baru masuk kedalam agama Islam (KBBI, 2007).

“Muallaf secara leksikal berarti orang-orang yang dijinakkan hatinya

untuk tetap berada dalam Islam (Syarifuddin, 2003:49). Dalam hal ini berarti orang yang imannya belum kukuh karena baru masuk Islam dan masih lemah dalam pemahaman dan pengalaman agama Islamnya. Pengertian muallaf pada buku Hasbi Ash-Shiddieqy (1984:188) menerangkan yang

dijinakan hatinya atau muallaf itu ialah “mereka yang perlu dilunakkan

hatinya dalam Islam.” Seseorang yang berada pada posisi ini yaitu seorang

muallaf tidak hanya terjadi oleh orang dewasa saja, pada siapapun atau anak

kecilpun bisa terjadi. Hal ini menjadi tugas setiap orang-orang muslim yang berada dekat atau disekitarnya seorang muallaf tersebut untuk bisa membimbing dan mengarahkan, karena pada posisi yang lemah akan pemahaman agama Islam tersebut menjadikan seorang muallaf akan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap kemantapan hatinya.

(21)

sekolah. Pendampingan agama Islam pada siswa muallaf pastilah jauh berbeda dengan pendampingan agama pada siswa umumnya yang telah memeluk agama Islam dari sejak kecil mengikuti keluarganya. Faktor baru yang dihadapi siswa muallaf tersebut menjadikan rasa ingin tahu terhadap keyakinan yang dimilikinya sekarang. Dengan demikian guru wajib membimbing, mengarahkan dan merencanakan pembelajaran agar siswa muallaf tidak tertinggal atau kurang dalam memahami ajaran agama Islam.

Problematika siswa muallaf tentang membaca Al-Qur‟an, menulis tulisan arab, shalat lima waktu, pergaulan siswa muallaf dengan teman-temannya, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan siswa muallaf dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang menarik untuk diketahui.

Melihat hambatan dalam mempelajari mata pelajaran PAI baik sisi materi PAI maupun non materi, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran guru bagi siswa muallaf dengan judul

IMPLEMENTASI PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN PAI BAGI

SISWA MUALLAF DI SMA N 1 TUNTANG TAHUN PELAJARAN

2016/2017

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan fokus penelitian yaitu :

(22)

2. Apa faktor pendukung dan penghambat pembelajaran PAI bagi siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang tahun pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui implementasi pendampingan pembelajaran PAI bagi siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang tahun pelajaran 2016/2017.

2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembelajaran PAI bagi siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang tahun pelajaran 2016/2017.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna baik yang bersifat teoritis maupun praktis, antara lain adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya bagi muallaf serta pendidikan seperti sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

b. Memberikan pemahaman kepada pelaksanaan pendidikan khususnya bagi guru tentang pentingnya pembelajaran PAI bagi siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang.

(23)

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada kepala sekolah tentang deskripsi partisipasi pada guru dalam implementasi pembelajaran PAI bagi siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang.

b. Meningkatkan pengetahuan bagi peneliti. E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi penyimpangan dari pokok permasalahan yang akan penulis bahas, maka untuk lebih jelasnya penulis uraikan arti kata yang terangkum dalam judul di atas, yaitu :

1. Implementasi Pendampingan Pembelajaran Pendidian Agama Islam

Menurut kamus besar bahasa Indonesia implementasi adalah pelaksanaan, penerapan, pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk tentang hal yang disepakati dulu. Adapun pendampingan berasal dari kata

“damping” yang berarti dekat, karib. Sedangkan mendampingi yaitu

menemani dan pendampingan sendiri adalah proses, cara, perbuatan mendampingi. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:427).

Kata dasar pembelajaran adalah “belajar”. Pembelajaran adalah suatu

proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar. (Arifin, 2009 : 10).

(24)

lingkungan sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar. (Sanjaya, 2008 :26).

Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Allah swt.), sesuai dengan ajaran Islam, bersiksp inklusif, rasional dan filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerja sama antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. (Nurdin, 2015 :5).

2. Muallaf

Muallaf secara leksikal berarti orang-orang yang dijinakkan hatinya untuk tetap berada dalam Islam. (Syarifuddin, 2003:49). Muallaf artinya jinak atau kasih sayang. Maksudnya adalah golongan orang yang perlu didekati hatinya. Sebagaimana pendapat para ahli fiqih, golongan ini terbagi atas 4 macam, yaitu :

a. Orang yang sudah masuk Islam, tetapi hatinya belum mantap.

b. Orang yang masuk Islam dengan mantap, dari keluarga yang terkemuka.

c. Orang yang masuk Islam yang dapat menahan kejahatan orang kafir sekitar.

d. Orang yang masuk Islam dan dapat mencegah orang tidak mau berzakat. (Yunus Hanis, 2008:100).

(25)

kepercayaan agama non muslim (Islam), kemudian berpindah keyakinan atau kepercayaan kepada agama Islam dan menjadi seorang Muslim atau Muslimah.

Jadi yang dimaksud pendampingan pembelajaran PAI bagi siswa muallaf adalah proses belajar mengajar antara guru dan murid, dan interaksi dengan memberikan penjelasan dan penerapan ajaran Islam yang mana ditujukan bagi seorang muallaf atau orang yang baru masuk Islam dan pengetahuan tentang agama masih sangat minim.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini jika ditinjau dari segi tempat penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Sebab data-data yang dikumpulkan dari lapangan terhadap obyek yang bersangkutan yaitu siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang. Jika dilihat dari pendekatan penelitian maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan di lapangan yang bersifat verbal, kalimat, fenomena-fenomena dan tidak serupa angka, yang terjadi pada siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang.

2. Kehadiran Penelitian

(26)

dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, akan tetapi hanya sebagai pendukung tugas penelitian. Kehadiran penelitian merupakan syarat mengadakan penelitian dan juga diketahui statusnya oleh subyek atau informan yang ikut berperan dalam kelancaran jalannya penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di SMA N 1 Tuntang yang beralamat di Jalan Raya Tuntang Bringin KM. 1, Kelurahan Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

4. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini cara memperolehnya terbagi atas dua sumber data yaitu :

a. Data Primer

Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari obyeknya langsung, serta informan yang bisa membantu pengumpulan data diantaranya sebagai kepala sekolah, guru PAI dan siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang.

1. Drs. Kaswanto, M. Pd (selaku Kepala Sekolah)

2. Drs. Djudi (selaku Guru PAI)

(27)

b. Data Sekunder

Peneliti menggunakan data sekunder berupa dokumen-dokumen grafis untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan siswa muallaf, guru pendidikan agama Islam (PAI) di SMA N 1 Tuntang. Data sekunder ysng peneliti dapat dari hasil penelitian diantaranya :

1. Data nilai PAI 2. Arsip foto

Data sekunder yang diperoleh dengan maksud, untuk memperoleh data yang valid dan benar-benar peneliti melakukan penelitian.

5. Metode Pengumpulan Data

Perolehan data dilakukan dengan melalui interview atau wawancara, observasi langsung dan dokumentasi.

a. Wawancara atau interview

Lincoln dan Guba menyatakan wawancara merupakan pertemuan dua orang bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, antara lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Moleong, 2015 :186).

(28)

muallaf. Wawancara ini merupakan metode yang digunakan peneliti untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam, dan dapat dibuktikan kebenaran informasi tersebut baik formal maupun non formal.

Wawancara secara formal dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kepala sekolah dan guru. Adapun wawancara yang peneliti lakukan meliputi :

1) Wawancara kepala sekolah tentang perkembangan SMA N 1 Tuntang, kebijakan sekolah terhadap siswa muallaf, dan pelaksanaan shalat khusus di sekolah.

2) Wawancara guru PAI tentang proses pembelajaran PAI bagi siswa muallaf.

3) Wawancara siswa muallaf tentang pembelajaran PAI di kelas dan sebab berpindah keyakinan ke agama Islam

b. Observasi

Observasi merupakan proses untuk mengakses dan memahami cara-cara yang digunakan orang-orang dalam bertindak dan berinteraksi secara komunikatif. Observasi merupakan dasar fundamental dari semua metode riset (Christine, 2008:320).

(29)

Jadi, cara kerja pengamatan (observasi) partisipasi ini penulis mengamati dan mencatat gejala yang tampak pada objek penelitian yaitu mengetahui gambaran umum tentang proses belajar mengajar di kelas, interaksi siswa muallaf dengan teman-temannya, dan mencari data yang mendukung dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji dan menafsirkan (Moleong, 2015:217).

Metode dokumentasi peneliti digunakan dalam memperoleh data penelitian tentang gambaran umum obyek penelitian yang meliputi sejarah berdirinya SMA 1 Tuntang, struktur organisasi, hasil prestasi siswa atau nilai PAI dari siswa muallaf, dan segala sesuatu dokumen yang mendukung masalah penelitian yang penulis gunakan untuk melengkapi dan penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

6. Analisis Data

(30)

Dalam analisis data penelitian ini, penulis memberikan gambaran menyeluruh tentang implementasi pembelajaran PAI bagi siswa muallaf kemudian gambaran hasil penelitian seluruhnya ditelaah, dikaji, dan disimpulkan dengan tujuan penelitian.

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada saat wawancara, peneliti melakukan analisis jawaban informan untuk memperoleh data yang valid.

b. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh sumber data yang diperoleh dilakukan dengan jalan membuat abstraksi, abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga dalam penelitian.

c. Penyajian Data

Penyajian data ini digunakan untuk menyusun data-data yang terkumpul. Kemudian dilanjutkan dengan analisis secara mendalam, agar dapat memberikan gambaran jelas tentang hasil pengamatan tujuan penelitian dan mempermudah peneliti mencari data.

d. Kesimpulan

(31)

penelitian yang terkumpul dan sudah di analisis, dengan cara menelusuri kembali data yang telah diperoleh dapat ditarik hasil penelitian menjadi kesimpulan akhir.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2015:331). Ada dua macam trianggulasi yang digunakan, yaitu:

a. Trianggulasi Sumber Data

Trianggulasi dengan sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Moleong, 2015 : 330). Trianggulasi sumber data juga membandingkan data-data yang diperoleh informan satu dengan informan lainnya dan mengecek kebenaran dan kepercayaan suatu informasi.

b. Trianggulasi Metode

(32)

8. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut :

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan kepada pihak sekolah SMA N 1 Tuntang, menjajaki dan menilai keadaan, memilih dan memanfaatkan informasi, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini peneliti harus sungguh-sungguh dalam memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala daya dan upaya, memasuki lapangan dan mengumpulkan data.

c. Tahap Analisis Data

1. Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

(33)

3. Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

d. Tahap penulisan laporan

Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu, melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi kesempurnaan laporan penelitian yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulisan skripsi yang sempurna. Langkah terakhir melakukan penyususnan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri lima bab dengan sistematika sebagai berikut : pada bagian pertama halaman sampul, halaman judul, halaman pengajuan skripsi, halaman pengesahan, halaman kata pengantar, abstrak, halaman daftar isi, halaman tabel.

(34)

BAB II KAJIAN TEORI Membahas secara tuntas judul yang ada sesuai dengan teori yang mendukungnya. Yaitu Pengertian Implementasi Pendampingan Pembelajaran, Pengertian PAI (Pendidikan Agama Islam), Dasar Pendidikan Agama Islam, Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam,. Muallaf yaitu Pengertian MuallaF, Pengertian Konversi Agama, Proses Konversi Agama, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Agama.

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Yang meliputi

paparan Data Sekolahan yaitu Gambaran umum : sejarah berdirinya SMA 1 TUNTANG, identitas sekolah, visi misi sekolah, data guru, dan karyawan sekolah. Temuan peneliti yaitu : implementasi pembelajaran PAI bagi siswa muallaf, faktor pendukung dan penghambat pembelajaran PAI bagi siswa

muallaf, dan solusi yang dihadapi guru PAI.

BAB IV PEMBAHASAN Berisi hasil penelitian dan pembahasan tentang : implementasi pembelajaran PAI bagi siswa muallaf, faktor pendukung dan penghambat pembelajaran PAI bagi siswa muallaf, dan solusi yang dihadapi guru PAI.

BAB V PENUTUP Meliputi kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka

Daftar Riwayat Hidup

(35)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Implementasi Pembelajaran

1. Pengertian Implementasi Pembelajaran

Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi berarti “pelaksanaan

atau penerapan”. Artinya yaitu yang dilaksanakan dan diterapkan adalah

kurikulum yang telah dirancang atau di desain yang kemudian dijalankan sepenuhnya.

Implementasi juga dapat di artikan sebagai pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya. Impementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan. Implementasi dipandang sebagai sebuah proses, implementasi juga dipandang sebagai penerapan sebuah inovasi atau perbaikan, implementasi dapat berlangsug terus menerus sepanjang waktu. Antara praktek yang diharapkan dengan kenyataan (Sanjaya, 2008 :25). Jadi dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu cara pelaksanaan kegiatan yang terencana untuk memperoleh hasil yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ditentukan.

Kata dasar pembelajaran adalah “belajar”. Pembelajaran adalah

(36)

potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar (Sanjaya, 2008 :26).

Implementasi pembelajaran adalah suatu proses peletakan ke dalam praktek tentang suatu ide, program, atau seperangkat aktivitas baru bagi orang dalam mencapai atau mengharapkan perubahan. Dalam proses ini perubahan dalam praktik sebagai bagian kegiatan guru dan siswa yang akan berpengaruh pada lulusan.

(

http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-implementasi-pembelajaran.html)

Jadi kesimpulan dari beberapa definisi implementasi pembelajaran di atas menjelaskan bahwa implementasi adalah sebuah pelaksanaan, sedangkan pembelajaran adalah proses belajar, maka implementasi pembelajaran adalah suatu proses pelaksanaan pendidikan yang terencana, dilakukan untuk kegiatan belajar mengajar agar tercapai tujuan yang telah ditentukan.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata

“pendidikan” dan “agama”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,

pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan “pe” dan

akhiran “an”, yang berarti “proses pengubahan sikap dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.”

(37)

latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pengertian

agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu : “kepercayaan

kepada Tuhan (dewa, dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu”.

Pengertian Islam itu sendiri adalah “agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Qur‟an yang

diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt”. Agama Islam

merupakan sistem tata kehidupan yang pasti bisa menjadikan manusia damai, bahagia, dan sejahtera.

Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Allah swt), sesuai dengan ajaran Islam, bersiksp inklusif, rasional dan filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerja sama antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Nurdin, 2015 :5)

Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana diungkapkan Zakiah Drajat adalah salah satu usaha membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan yang ada pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Depdiknas, 2002:4)

(38)

supaya kelak setelah selesei pendidikannya dapat memahami ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikan way of life (jalan hidup) (Zuhairini, 1993:50)

“Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses

yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar agama Islam” (Mukhtar, 2003:13). Dengan demikian pentingnya agama Islam dalam dunia pendidikan nampak pada ajaran-ajaran agama yang tidak jauh dari cara untuk menjalani kehidupan dengan baik.

2. Dasar pelaksanaaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairi dan kawan-kawan dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

a. Dasar Yuridis atau Hukum

Yaitu dasar pelaksanaan pendidikan berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah secara formal. Adapun dasar yuridis formal tersebut ada 3 macam, yaitu :

1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara Pancasila, sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa.

(39)
(40)

Maksudnya yaitu barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah mencegah dengan tangannya. Dan jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika masih tidak mampu juga, maka dengan hatinya.

Ayat-ayat di atas sangat jelas bahwasanya manusia itu telah mengatur kehidupannya termasuk pula pendidikan dengan berpedoman pada kitab Allah dan Rasul-Nya. Kitab Allah dan Rasul-Nya penting dijadikan pedoman, sebab memiliki kandungan lengkap mengenai kebutuhan hidup manusia.

b. Aspek Psikologis

(41)

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2005:12). Pasal 12 ayat 1 yang berbunyi, setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :

a. Mendapatkan pendidikan agama sesuatu dengan agama yang dianutya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,

minat, dan kemampuannya;

c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.

d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.

e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;

f. Menyeleseikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas yang ditetapkan.

(42)

3. Materi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Ajaran pendidikan agama Islam sangat luas dan universal. Ajaran Pendidikan Agama Islam mengatur keseluruhan aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Khaliq-Nya maupun sesama makhluk. Pada dasarnya materi Pendidikan Agama

Islam terbagi menjadi tiga kelompok yaitu akidah, syari‟ah dan akhlak.

a. Akidah

Dari segi bahasa, akidah berarti “ikatan, kepercayaan,

keyakinan atau iman”. Sementara itu, dari segi istilah akidah atau

iman adalah jika seseorang telah mengikrarkan dengan lisan, meyakini dalam hati dan mengamalkan apa yang diimani dalam perbuatan sehari-hari. Akidah atau iman adalah fondasi ajaran Islam yang sifat ajarannya pasti, mutlak kebenarannya, terperinci dan monoteistis. Ajaran Islam intinya adalah meng-Esa-kan Tuhan (tauhid). Oleh karena itu, ajaran akidah Islam yang tauhid sangat menentang segala bentuk kemusyrikan. Pembahasan pokok akidah Islam berkisar pada akidah yang terumuskan dalam rukun iman yang enam diantaranya : iman kepada Allah, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari kiamat dan kepada qada‟dan qadar. (Zaky, 2003: 78)

b. Syari‟ah

Dari segi bahasa, syari‟ah berarti “jalan yang harus dilalui”.

(43)

yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam lainnya. c. Akhlak

Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Bentuk jamaknya

adalah “khuluk”. Secara garis besar, akhlak Islam mencakup :

1) Akhlak manusia kepada Allah 2) Akhlak manusia kepada diri sendiri

3) Akhlak manusia kepada sesama manusia, dan

4) Akhlak manusia kepada alam fauna, flora dan benda-benda. 4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam (Ramayulis, 2014 :21) meliputi keserasian dan keseimbangan antara :

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT b. Hubungan manusia dengan sesama manusia c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi unaur pokok, yaitu :

a. Al-Qur‟an

b. Aqidah (keimanan)

c. Syari‟ah

(44)

e. Tarikh

5. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yanglebih tinggi. C. Tinjauan Tentang Siswa Muallaf

1. Pengertian Siswa Muallaf

Secara umum siswa muallaf berarti siswa yang baru masuk Islam dan masih lemah imannya. Siswa muallaf adalah siswa yang pengetahuan agama Islamnya masih kurang, sebab ia baru masuk Islam. Ia menjalani perubahan keyakinan yang hal itu berpengaruh pada kurangnya pengetahuan mengenai ajaran pendidikan agama Islam. (Harun Nasution, 1993:7)

(45)

Hendropuspito mendefinisikan konversi sebagai suatu tindakan dengan nama seorang atau kelompok mengadakan perubahan yang mendalam mengenai pengalaman dan tingkat keterlibatan dalam agamanya ke tingkat yang lebih tinggi (Hendropuspito, 1983:744).

Dunia muallaf adalah fenomena psikologis yang mengandung bermacam gejolak batin, disebabkan karena dalam pribadinya muncul berbagai konflik baik yang berhubungan dengan keluarga, masyarakat atau keyakinan yang pernah di anutnya.

Jika dilihat dari latar belakang proses perpindahan agamanya (konversi), banyak terjadi dalam hidup apabila orang mengalami kesusahan, ada yang terjadi dalam sekejap mata atau berangsur-angsur. Sehingga dari sini dapat dimaklumi bahwa penghayatan terhadap agama masih labil, sebagai dampaknya motivasi untuk pengembangan keimanannya juga kurang adanya kemampuan untuk menerima agama Islam secara konsisten (Zakiyah Drajat, 2005:781). 2. Kriteria Muallaf

(46)
(47)

ini tentunya masih perlu dibimbing, jadi kesimpulannya bergantung pada orang yang membinanya untuk sebutan tetap disebut muallaf.

Jadi kriteria atau batasan yang mengacu pada pertanyaan diatas, seseorang disebut muallaf bergantung pada diri muallaf itu sendiri. Maksudnya dilihat dari seberapa matang pemahaman agama Islam yangdidalaminya. Batasan kriteria disini lebih mengacu pada batasan zakat. Sebab batasan seseorang disebut muaallaf tidak berlaku. Seseorang yang berpindah agama dari non Islam ke agama Islam disebut muallaf. Adapun seseorang yang keluar dari Islam disebut murtad.

3. Pengertian Konversi Agama

Konversi agama (religious conversion) secara umum dapat diartikan dengan berubah agama ataupun masuk agama. Untuk memberikan gambaran yang lebih mengena tentang maksud kata-kata tersebut perlu dijelaskan melalui uraian yang dilatarbelakangi oleh pengertian secara etimologis. Dengan pengertian berdasarkan asal kata tergambar ungkapan kata itu secara jelas.

Konversi agama secara etimologi konversi berasal dari kata lain “Conversio” yang berarti: tobat, pindah, dan berubah (agama).

(48)

religion, to another). Sedangkan secara terminologi dapat di

kemukakan oleh beberapa pendapat antara lain :

a. Max Heirich mengatakan, bahwa konversi agama adalah suatu tindakan dimana seseorang atau sekelompok orang masuk atau berpindah ke suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.

b. William James mengatakan, konversi agama adalah :

“To be converted, to be regerated, to receive grace, to experience religion, to again an assurance, are so many phrases whichdenotes to the process, gradual or sudden, by which a self hither devide, and consciously wrong inferior and unhappy, becomes unified and consciously right superior and happy, in conseguence of its firmer hold upon religious realities”.

Konversi agama banyak menyangkut masalah kejiwaan dan pengaruh lingkungan tempat berada. Selain itu, konversi agama yang dimaksudkan uraian di atas memuat beberapa pengertian dengan ciri-ciri :

1) Adanya perubahan arah pandangan dan keyakinan seseorang terhadap agama dan kepercayaan yang dianutnya.

2) Perubahan yang terjadi dipengaruhi kondisi kejiwaan sehingga perubahan dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak. 3) Perubahan tersebut bukan hanya berlaku bagi perpindahan

(49)

4) Selain faktor kejiwaan dan kondisi lingkungan maka perubahan itu pun disebabkan faktor petunjuk dari Yang Maha Kuasa.

4. Proses Konversi Agama

a. Proses konversi menurut M.T.L. Penindo mengandung dua unsur, yaitu :

1) Unsur dari dalam (endogenos origin), yaitu proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang atau kelompok. Konverssi yang terjadi dalam batin ini membentuk suatu kesadaran untuk mengadakan suatu transformasi disebabkan oleh krisis yang terjadi dan keputusan yang diambil seseorang berdasarkan pertimbangan pribadi. Proses ini terjadi menurut gejala psikologis yang bereaksi dalam bentuk hancurnya struktur psikologis yang lama dan seiring dengan proses tersebut muncul pula struktur psikologis baru yang dipilih.

2) Unsur dari luar (exogenos origin), yaitu proses perubahan yang berasal dari luar atau kelompok sehingga mampu menguasai kesadaran orang atau kelompok yang bersangkutan. Kekuatan yang datang dari luar kemudian menekan pengaruhnya terhadap kesadaran mungkin berupa tekanan batin, sehingga penyeleseian oleh dirinya.

(50)

1) Terjadi desintegrasi sintesis kognitif dan motivasi sebagai akibat dari krisis yang dialami.

2) Reintegrasi kepribadian berdasarkan konsepsi baru. Dengan adanya reintegrasi ini, maka terciptalah kepribadian baru yang berlawanan dengan struktur yang lama.

3) Tumbuh sikap menerima konsepsi agama yang baru serta peranan yang dituntut oleh ajarannya.

4) Timbul kesadaran bahwa keadaan bahwa keadaan yang baru itu merupakan panggilan suci petunjuk Tuhan.

c. Zakiyah Drajat, memberikan pendapatnya tentang proses konversi agama berdasarkan proses kejiwaan yang terjadi melalui 5 tahap yaitu :

1) Masa Tenang

Di saat ini kondisi jiwa sesorang berada dalam kondisi tenang karena masalah agama belum mempengaruhi sikapnya.

2) Masa Ketidaktenangan

(51)

3) Masa Konversi

Tahap ini terjadi setelah konflik batin mengalami keredaan karena kemantapan batin telah terpenuhi berupa kemampuan menentukan keputusan untuk memilih yang dianggap serasi. Keputusan ini memberikan makna dalam menyeleseikan pertentangan batin yang terjadi, sehingga terciptalah ketenangan dalam bentuk kesediaan menerima kondisi yang dialami sebagai petunjuk Illahi.

4) Masa Tenang dan Tenteram

Masa tenang dan tenteram ini berada dengan tahap sebelumnya. Jika pada tahap pertama keadaaan itu dialami karena sikap yang acuh tak acuh, maka ketenangan pada tahap ketiga ini ditimbulkan oleh kepuasan terhadap keputusan yang sudah diambil.

5) Masa Ekspresi Konversi

Sebagai ungkapan dari sikap menerima terhadap konsep baru dari ajaran agama yang diyakininya tadi, maka perilaku dan sikap hidupnya diselaraskan dengan ajaran dan peraturan agama yang dipilih tersebut ( Zakiyah, 2005:162-163).

5. Macam-Macam Konversi Agama

(52)

a. Tipe Volitional (perubahan bertahap)

Konversi agama ini terjadi secara berproses sedikit demi sedikit, sehingga menjadi seperangkat aspek dan kebiasaan rohaniah yang baru. Konversi yang demikian itu sebagian besar terjadi sebagai suatu proses perjuangan batin yang ingin menjauhkan diri dari dosa karena ingin mendatangkan suatu kebenaran.

b. Tipe Self-Surrender ( perubahan drastis)

Konversi agama ini adalah konversi yang terjadi secara mendadak. Seseorang tanpa mengalami suatu proses tertentu tiba-tiba berubah pendiriannya terhadap suatu agama yang dianutnya. Perubahan ini pun dapat terjadi dari kondisi yang tidak taat menjadi lebih taat, dari tidak percaya kepada suatu agama kemudian menjadi percaya, dan sebagainya. Pada konversi tipe kedua ini William James mengakui adanya pengaruh petunjuk dari Yang Maha Kuasa terhadap seseorang, karena gejala konversi ini terjadi dengan sendirinya pada diri seseorang sehingga ia menerima kondisi yang baru dengan penyerahan jiwa sepenuhnya. Jadi, ada semacam petunjuk (hidayah) dari Tuhan. (Jalaluddin, 2015:331) 6. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama

(53)

Change of Heart banyak menguraikan faktor yang mendorong terjadinya konversi agama tersebut.

Sedangkan para ahli sosiologi berpendapat bahwa terjadinya konversi agama disebabkan oleh pengaruh sosial. Pengaruh sosial yang mendorong terjadinya konversi itu terdiri dari adanya berbagai faktor antara lain :

a. Pengaruh hubungan antar pribadi baik pergaulan yang bersifat keagamaan maupun ninagama.

b. Pengaruh kebiasaan yang rutin

c. Pengaruh anjuran atau propaganda dari orang-orang yang dekat d. Pengaruh pemimpin keagamaan

e. Pengaruh perkumpttulan yang berdasarkan hobi f. Pengaruh kekuasaan pemimpin (Jalaluddin, 2015:330)

Pada bagian lain, para ahli psikologi menyebutkan faktor yang menyebabkan terjadinya konversi tidak hanya didorong dari lingkungan (ekstern) dan dari dalam diri (intern) yaitu :

a. Faktor intern, yang ikut memengaruhi terjadinya konversi agama adalah :

1) Kepribadian

(54)

memiliki kerentanan perasaan lebih mendalam dapat menyebabkan terjadinya konversi agama dalam dirinya. 2) Faktor pembawaan

Menurut penelitian Guy E. Swanson bahwa ada semacam kecenderungan urutan kelahiran memengaruhi konversi agama. Anak sulung dan anak yang bungsu biasanya tidak mengalami tekanan batin, sedangkan anak-anak yang dilahirkan pada urutan antara keduanya sering mengalami stres jiwa. Kondisi yang dibawa berdasarkan urutan kelahiran itu banyak memengaruhi terjadinya konversi agama.

b. Faktor Ekstern (faktor luar diri) 1) Faktor Keluarga

Diantara faktor yang termasuk dalam faktor ini adalah keretakan keluarga, ketidak serasian, berlainan agama, kesepian, kesulitan seksual, kurang mendapatkan pengakuan kaum kerabat dan lainnya. Kondisi yang demikian menyebabkan seseorang akan mengalami tekanan batin sehingga sering terjadi konversi agama dalam usahanya untuk meredakan tekanan.

2) Faktor ligkungan tempat tinggal

(55)

kehidupan di suatu tempat merasa dirinya hidup sebatang kara. Keadaan yang demikian menyebabkan seseorang mendambakan ketenangan dan mencari tempat untuk bergantung hingga kegelisahan batinnya hilang.

3) Perubahan Status

Perubahan status, terutama yang berlangsung secara mendadak akan banyak memengaruhi terjadinya konversi agama seperti perceraian, keluar dari sekolah atau perkumpulan, perubahan pekerjaan, kawin dengan orang yang berlainan agama.

4) Kemiskinan

Kondisi sosial ekonomi yang sulit juga merupakan faktor yang mendorong dan memengaruhi terjadinya konversi agama. Masyarakat awam yang miskin cenderung untuk memeluk agama yang menjanjikan kehidupan dunia yang lebih baik. Kebutuhan mendesak akan sandang dan pangan dapat memengaruhi (Jalaluddin, 2015:332-333).

(56)
(57)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA N 1 TUNTANG

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tuntang adalah Unit Sekolah Baru yang berdiri pada bulan Juli 2004 dan di resmikan oleh Gubernur Jawa Tengah H.Mardiyanto pada hari Kamis, 23 Juni 2005. SMA Negeri 1 Tuntang berlokasi di Jalan Raya Tuntang Brigin Km 1 Desa Delik Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Sebagai Unit Sekolah Baru SMA Negeri 1 Tuntang masih memiliki banyak kekurangan terlebih lagi dalam segi Sarana dan Prasarana. Meskipun demikian, dalam segi prestasi SMA Negeri 1 Tuntang dapat diperhitungkan dalam lingkup Kabupaten Semarang. 2. Identitas Sekolah

a. Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 1302206034 Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : 20320243 b. Nama Sekolah : SMA N 1 TUNTANG

c. Alamat Sekolah : Jl. Raya Tuntang Bringin Km. 1

Desa/Kelurahan : Delik

Kecamatan : Tuntang

Kabupaten : Semarang

(58)

Kode Pos : 50773

Nomor Telepon : (0298) 7100851

Provider : Tri 3

Website : http://www.sman1Tuntang.cjb.net

E-mail : [email protected]

Situs : www.sman1Tuntang.sch.id

d. Jarak Sekolah Sejenis/ Setingkat terdekat Tahun Didirikan : Tahun 2004 Sekolah Dibuka : 17 Juli 2004 Status Sekolah : Negeri Bentuk Pendidikan : SMA

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah Standar Sekolah : Akreditasi A Kurikulum : Kurikulum 2013 SK Pendirian Sekolah : 421.3/0121.B Tanggal SK Pendirian : 2004-05-04 Tanggal SK Izin Operasional : 2004-05-04 Keadaan Gedung : Permanen Status Tanah : Hak Milik Luas Tanah : 22800 m2

(59)

3. Visi dan Misi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tuntang

3) Memberikan pelayanan belajar yang efektif dengan sumber belajar yang memadai

c. Slogan :

“5S” yakni Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun

4. Daftar Nama-nama Guru dan Karyawan SMA N 1 Tuntang

a. Tabel 4.1 Daftar Nama Guru

(60)

NIP. 19650728 199512 2 002 Guru Pembina

18 DANIAL MUHAMMAD NUR III/b Penata Muda Tk.I S1/Ekonomi

NIP. 19860608 201001 1 011 Guru Madya Tk.I

19 VERONICA HENI S.Pd. III/b Penata Muda Tk.I S1/BK

19870321 201001 2 020 Guru Madya Tk.I

20 NUR ADINA CHOIRINA, S.S. III/a Penata Muda S1/B.Jepang

(61)

21 RIYANTI, S.Pd. III/a Penata Muda S1/Kimia

NIP. 19780905 201406 2 003 Guru Madya

22 ANISA FITRIANA, S.Pd. III/a Penata Muda S1/B.Ing

NIP. 19790729 201406 2 001 Guru Madya

23 ALVIN WIDYARTO, S.Pd. III/a Penata Muda S1/Ekonomi

NIP. 19800917 201406 1 001 Guru Madya

24 RINAYANTI BUDI H., S.Pd. III/a Penata Muda S1/Mat.

NIP. 19810502 201406 2 001 Guru Madya

25 DEWI PUSPITASARI, S.Pd. III/a Penata Muda S1/B. Ind.

NIP. 19810612 201406 2 001 Guru Madya

26 Dra. WAHYUNINGSIH IV/b Pembina Tk.I / S1/Biologi

NIP. 19661202 199412 2 001 Guru Pembina Tk. I

27 DRS. NUR JUANDI IV/a Pembina S1/Seni

NIP. 19630920 199412 1 002 Guru Pembina

28 AGUS HARIYANTO, S.Pd. IV/a Pembina S1/Biologi

NIP. 19591216 198103 1 008 Guru Pembina

29 SAMSUL MA'ARIF, S.Pd. III/b Penata Muda Tk.I S1/Fisika

NIP.19780512 200701 1 013 Guru Madya Tk.I

30 WAHYUNINGSIH, S.Pd III/c Penata S1/Ekonomi

(62)

40

Kepala sekolah merupakan pembina atau guru yang diberikan tugas tambahan untuk membina suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sebagaimana Kepala sekolah SMA N 1 Tuntang yaitu Drs. Kaswanto, M.Pd (NIP. 19660428 199702 1 001) bertempat tinggal di Ambarawa, Kab. Semarang. Beliau menjabat sebagai Kepala sekolah sejak tahun 2013 sampai sekarang.

2. Guru PAI

(63)

Tuntang yaitu bapak Drs. Djudi yang telah menjadi pendidik di SMA N 1 Tuntang sejak berdirinya sekolahan tersebut tahun 2004 sampai sekarang dan Ibu Isna Atik Wildayati, S.Pd.I menjadi guru di SMA N 1 Tuntang sejak tahun 2016 sampai sekarang

3. Siswa Muallaf

Sebagaimana mestinya seorang peserta didik yang merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar setrata sekolah. Siswa tersebut belajar untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dalam dunia pendidikan sedangkan muallaf adalah orang yang baru masuk islam. Di SMA N 1 Tuntang terdapat tiga siswa muallaf dari kelas X IIS 1 Adinda Molly Silviana masuk Islam sejak kelas VIII MTs Ungaran. Kemudian kelas XI Bahasa Bangun Prayitno masuk Islam sejak masuk sekolah di SMA N 1 Tuntang dan kelas XII IPA 2 Jessica Violita yang juga siswa muallaf yang masuk Islam sejak SMP.

B. Temuan Penelitian

Hasil dari proses wawancara dan observasi yang dihasilkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Implementasi Pendampingan Pembelajaran PAI bagi Siswa

Muallaf

(64)

dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam. Adapun pendampingan sendiri merupakan cara mendekati siswa muallaf. Di SMA N 1 Tuntang siswa muallaf disetarakan dengan siswa lainnya tanpa ada perlakuan khusus dan dalam pelaksanaan pembelajaran PAI menggunakan tiga bentuk sebagaimana dijelaskan KS selaku kepala sekolah yaitu :

Di sekolah ini siswa muallaf itu ya diperlakukan sama seperti siswa lainnya mbak, jadi kabeh ki podo ora ono bedane, dalam pembelajaranpun mereka tidak mempunyai kelas khusus. Kalok untuk pelaksanaan pembelajaran PAI menggunakan tiga bentuk yang pertama kegiatan intrakurikuler adalah pembelajaran yang diadakan diruang kelas. Kemudian kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan praktik ” (Senin, 27 Maret 2017)

Dalam proses pembelajaran PAI guru menerapkan beberapa metode diantaranya metode ceramah dan diskusi karena di dalam metode ini cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya. Sebagaimana yang dijelaskan DJ selaku guru PAI yaitu :

(65)

Pembelajaran PAI sangat dibutuhkan oleh semua kalangan umat Islam dari masa anak-anak sampai dewasa dan terutama bagi siswa muallaf. Pembelajaran agama Islam bagi siswa muallaf melalui pendekatan, pembimbingan dari dasar sebagaimana dijelaskan oleh DJ selaku guru PAI SMA N 1 Tuntang.

“Sampai saat ini pembelajaran pendidikan agama Islam yang khususnya bagi siswa muallaf tidak beda dengan siswa yang sejak kecil sudah menimba ilmu agama Islam. Namun bagi siswa muallaf ada bimbingan khusus untuk pemahaman siswa dalam mempelajari agama Islam. Pendekatan awal dengan memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai, Al-Qur’an, sholat dan menulis arab. Dari situlah guru senantiasa membimbing, menuntun dan menjadi sosok orang tua kedua yang bisa meneladani ketika anak tersebut mengalami kesulitan dalam ibadah, tentang Islam. Guru akan siap sedia menerima setiap keluhan”. (Senin, 08 Mei 2017)

Pembelajaran agama Islam dilakukan tidak hanya diruangan kelas saja tetapi juga di luar kelas. Gambaran pelaksanaan dengan sistem praktik dapat disimpulkan dari petikan catatan lapangann berikut ini sebagaimana dijelaskan WD:

“Yo sebelum guru menerangkan teori tentang agama Islam sek sesuai tema yang ada di buku panduan, siswa diberikan waktu 5 menit untuk mempelajari terlebih dahulu. Kemudian guru menerangkan dan menjelaskan apabila siswa kurang paham dianjurkan untuk bertanya. Untuk pembelajaran luar kelas seperti praktik sholat dilaksanakan di mushola, untuk pemandian jenazah dilakukan dihalaman sekolah. Namun untuk praktik bagi siswa muallaf tetap dalam pengawasan, bimbingan dari guru PAI”. (Senin, 08 Mei 2017)

(66)

hasil wawancara dan observasi guru PAI mengetahui ketiga siswa seorang muallaf. Adapun pembelajaran didalam kelas seperti yang dijelaskan oleh DJ dan WD bahwa :

“DJ menjelaskan kalau AD yang sekarang masih kelas X IIS 1 pindahnya sejak Mts kelas 1, pindahnya ikut kedua orang tua, sedangkan JS kelas XII IPA 2 pindahnya karena pindah asuhan. Dalam kegiatan belajar mengajar mereka sangat aktif , misal tidak paham dengan materinya mereka bertanya sedetail mungkin sampai benar-benar mereka mudeng dengan materi tersebut juga dalam hal berdiskusi” (Selasa, 09 Mei 2017)

“WD juga mengungkapkan BG pindahnya dari kelas X SMA.

Pindahnya karena dukungan keluarga. Dalam kegiatan

pembelajaran BG itu belum terlalu minat saat guru menjelaskan BG malah menjaili temannya ataupun ketika bertanya, tanyanya kurang serius, karena sedang dalam penyesuaian.” (Selasa, 09 Mei 2017)

2. Faktor pendukung dan penghambat Implementasi Pembelajaran

PAI Bagi Siswa Muallaf

a. Faktor pendukung terlaksananya pembelajaran PAI di SMA N 1 Tuntang meliputi adanya dukungan dari pihak sekolah, sarana dan prasarana yang memadai maupun dukungan penuh dari keluarga sebagaimana yang diungkapkan WD :

“Faktor pendukung terlaksananya proses

(67)

guru baik dan saling membantu satu sama lain, jadwal pelajaran mendukung sehingga tidak ada kelas yang jadwalnya sama.

Berdasarkan hasil wawancara lapangan yang berkaitan dengan faktor pendukung implementasi pembelajaran PAI sebagaimana diungkapkan oleh AD :

“ya saya belajar tentang agama karena saya ingin tahu lebih banyak lagi tentang agama Islam mbak, jadi saya waktu mengamalkan itu tahu dasar-dasarnya, kayak sholat biyar tahu bacaannya”

Untuk responden yang ke 2 dan ke 3 BG dan JS mereka memiliki faktor pendukung yang sejalan yaitu adanya motivasi dari pihak guru maupun keluarga yang datanya penulis dapatkan pada hari senin 8 Mei 2017 pada pukul 09.30 di SMA N 1 Tuntang dan hasilnya sebagai berikut :

“Selain dari minat saya belajar PAI karna dapet motivasi dari guru juga keluarga saya mbak, jadi saya lebih semangat lagi belajar tentang agama islamnya”

b. Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran PAI Bagi siswa Muallaf

(68)

“jadi dari kedua siswa muallaf yag saya ajar itu memang masih minim tentang pengetahuan agama Islam. Jadi mereka kurang menguasai dalam membaca Al-Qur’an yang masih terbata-bata juga belum paham tajwidnya karena memang sejak kecil pemahaman mereka hanya dengan pengetahuan umum tidak dengan Al-Qur’an. Dalam tata cara ibadah terutama sholat wajib, sholat hanya mengikuti gerakan dan kurang lancar dalam bacaan sholat dan masih sering meninggalkan sholat seperti sholat isya dan subuh.. Adapun dari faktor eksternal yaitu lingkungan sangat berpengaruh dalam pergaulan bagi siapapun terutama bagi anak usia dini, kesalahan dalam pergaulan menimbulkan efek yang kurang baik. Terutama bagi siswa yang masih awam dalam ajaran agama sangat dikhawatirkan apabila tidak berhati-hati dalam pergaulan, karena masih bisa dikatakan labil dalam memilih kehendaknya. Adapun keluarga juga merupakan peran penting dalam pembentukan karakter. Jadi siswa muallaf sangat membutuhkan bimbingan dari keluarganya”.

Sedangkan WD juga mengungkapkan :

Saya kan ngajar siswa muallaf yang kelas XI Bahasa

yaitu BG,untuk membaca al-qur’an memang masih

didampingi karena jika membaca huruf sambung belum bisa, dan untuk menulis al-qur’an masih sangat pelan bahkan nulisnya itu dari kiri mbak”

Berdasarkan hasil wawancara lapangan yang berkaitan dengan faktor penghambat implementasi pembelajaran PAI yaitu kurang lancarnya membaca al-qur‟an sebagaimana diungkapkan oleh AD dan JS :

”AD mengatakan anu mbak, saya itu kurang lancar membaca al-qur’an dan kadang lupa huruf-huruf hijaiyah jika disambung, jadi iseh plegak plegok bacane jadi kalo pas disuruh baca ya dituntun sama pak guru DJ dan JS juga

mengatakan bahwa kalok saya baca al-qur’an itu bisa mbak

(69)

bimbingan penuh dari guru nek pas disuruh baca ayat alqur’an dikelas itu saya kadang gak mau soale malu”

Untuk responden yang ke 2 yaitu BG dimana dari hasil wawancara dan observasi saya menunjukkan bahwa BG belum menguasai tentang cara penulisan arab yang benar dan baik sebagaimana telah diungkapkan oleh BG yang datanya penulis dapatkan pada hari senin 8 Mei 2017 pada pukul 09.30 di SMA N 1 Tuntang dan hasilnya sebagai berikut :

“kalok nulis arab itu saya masih bingung mbak, saya gak bisa nulis arab dari kanan bisanya dari kiri, yo mungkin karena belum terbiasa mbak terus nek baca ayat-ayat al-qur’an saya memang belum bisa mbak, bisane nek iqra’ itu wae kadang lupa huruf-hurufnya”

(70)

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Implementasi Pendampingan Pembelajaran PAI bagi Siswa Muallaf

SMA N 1 Tuntang Tahun Pelajaran 2016/2017

Pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA N 1 Tuntang sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu tiga jam pelajaran dalam satu pekan. Dengan upaya yang dilakukan sesuai yang dikemukakan DJ selaku guru PAI :

“Pertama merencanakan pembelajaran yang meliputi kegiatan menyusun RPP, silabus, tujuan, topik-topik yang akan dipelajari, mengalokasikan waktu serta menentukan sumber yang diperlukan. Kedua mengorganisasikan berbagai sumber belajar sehingga terwujudnya tujuan pembelajaran dengan menentukan dan mempersiapkan materi yang akan

diajarkann. Ketiga, memotivasi siswa dengan menayampaikan

pembelajaran dengan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman. Keempat, membantu siswa yang mengalami kesulitan. Kelima, melatih keaktifan siswa. Keenam, memberikan tugas latihan dan melakukan evaluasi perbaikan proses belajar” (Senin, 08 Mei 2017)

Materi pembelajaran PAI yang diajarkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Tuntang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Materi yang diajarkan dibagi menjadi beberapa pokok bahasan diantaranya adalah materi aqidah, materi fiqih, dan materi tarikh (sejarah). Hal ini sesuai pendapat yang dikemukakan oleh DJ selaku guru PAI SMA N 1 Tuntang :

(71)

Selaras dengan pendapat WD selaku guru PAI juga menjelaskan penggunaan materi pembelajaran PAI yag khususnya bagi siswa muallaf di SMA Tuntang :

“Materi fiqih dalam pembelajaran PAI yang khusus bagi siswa muallaf memang sesuai untuk diajarkan. Namun tidak hanya materi fiqih saja melainkan materi akidah untuk membentuk perilaku dan materi tarikh dalam memahamkan sejarah agama Islam”. (Senin, 08 Mei 2017)

Suatu metode juga sangat berpengaruh terhadap antusias siswa dalam dalam mengikuti pembelajaran PAI, maka perlu menggunakan metode bervariasi yang disesuaikan dengan pokok bahasan. Adapun metode pembelajaran yang sering digunakan adalah ceramah dan diskusi. Metode ceramah sangat efektif karena bisa memberikan pengertian, pemahaman dan bimbingan juga dilakukan dengan tanya jawab siswa dan permainan agar siswa tidak merasa bosan. Sedangkan metode diskusi dengan adanya presentasi dari siswa dengan diberi tugas kelompok sebelumnya.

(72)

B. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Implementasi

Pembelajaran PAI Bagi Siswa Muallaf di SMA N 1 Tuntang

Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentu tidak lepas dari kendala atau hambatan khususnyanbagi siswa muallaf. Kendala yang dihadapi dalam implementasi pembelajaran PAI bagi siswa muallaf di SMA N 1 Tuntang.

1. Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran PAI Bagi Siswa

Muallaf SMA N 1 Tuntang

a. Lambatnya dalam membaca ayat Al-Qur‟an

Bacaan Al-Qur‟an memang sangat diperhatikan karena hal ini mempengaruhi dalam pembelajaran PAI pada mata pelajaran

Al-Qur‟an maupun hadits khususnya bagi siswa muallaf. Tetapi

untuk solusinya yaitu seorang guru senantiasa membimbing siswa muallaf tersebut dengan tujuan agar siswa muallaf tersebut bisa memperbaiki bacaan Al-qur‟an kedepannya. Pernyataan ini dikemukakan oleh DJ :

“Bagi muallaf membaca Al-Qur’an memang belum terbiasa dilaksanakan, jadi kelancaran dalam membaca masih dikatakan awam atau baru pengenalan. Hal ini guru PAI

mempunyai solusi ketika membaca Al-Qur’an masih perlu

bimbingan penuh agar siswa muallaf bisa terus belajar dan

terbiasa membaca Al-Qur’an kedepannya”

b. Lambatnya menulis Arab dalam Al-Qur‟an

(73)

bahkan menyita waktu yang ditentukan. Khususnya bagi muallaf tentunya sangat menginginkan untuk bisa menulis arab dengan lancar, maka solusi yang dilakukan yaitu senantiasa selalu menemani, membimbing bahkan memberi latihan dengan penuh kesabaran seperti yang dikemukakan oleh WD :

“Lambatnya menulis dengan menggunakan arab memang sangat dirasakan bagi siswa khususnya muallaf. Ada yang menulis dari sebelah kiri, maka solusinya guru senantiasa membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan latihan terus menerus agar siswa muallaf giat mencoba.” (Senin, 08 Mei 2017)

c. Kurang lancarnya siswa dalam melafadzkan bacaan sholat

Sholat merupakan pondasi atau dasar Agama Islam. Agar sah sholat seseorang maka harus memenuhi syarat dan rukunnya sholat diantara rukunnya sholat adalah membaca surat al-Fatikhah dengan benar. Oleh sebab itu agar bisa membaca surat al-Fatikhah dengan baik dan benar seseorang harus belajar. Khususunya bagi siswa muallaf perlu adanya tuntunan dan bimbingan yang lebih intensif seperti yang dinyatakan oleh DJ :

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan teori, pada transformasi temperatur yang lebih tinggi akan dihasilkan matrik ausferit yang lebih kasar yang dinamakan ausferit atas yang menampilkan

Kartini kartono (2014:104) pada dasarnya anak-anak remaja yang ikut- ikutan mengambil bagian dalam aksi-aksi perkelahian beramai-ramai antar geng dan antar sekolah,

Prinsip teknologi ramah lingkungan di bidang lingkungan adalah dengan mengolah limbah agar tidak berbahaya bagi lingkungan dan limbah dapat menghasilkan produk atau sumber energi

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

Menurut Sugiyono (2012) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

helainya, sehingga memudahkan disasak (apabila rambut klien ingin disasak). Teknik penyasakan ada dua macam, yaitu penyasakan secara menenun dan penyasakan secara menopang.

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, dan Budaya Etis Organisasi terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Akuntansi

Keberadaan kelompok tani di Desa Meraka Kecamatan Lambuya Kabupaten Konawe sejak tahun 1998 sampai sekarang telah banyak membawa manfaat terhadap pengembangan