• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI HEWAN HALAL HARAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 2 KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2017 2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI HEWAN HALAL HARAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 2 KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2017 2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memp"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI HEWAN HALAL HARAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 2 KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Riska Dewi 111-14-338

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI HEWAN HALAL HARAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 2 KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Riska Dewi 111-14-338

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi MOTTO

ْتَأَو ْمُكَنيِد ْمُكَل ُتْلَمْكَأ َمْوَ يْلا ِنْوَشْخاَو ْمُىْوَشْخَت َلاَف ْمُكِنيِد نِم ْاوُرَفَك َنيِذَّلا َسِئَي َمْوَ يْلا

ُتْمَم

َّنِإَف ٍمْثِإلإ ٍفِناَجَتُم َرْ يَغ ٍةَصَمْخَم يِف َّرُطْضا ِنَمَف ًانيِد َمَلاْسِلإا ُمُكَل ُتيِضَرَو يِتَمْعِن ْمُكْيَلَع

َوّللا

ٌميِحَّر ٌروُفَغ

ةدئ املا(

٣

)

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Ayah Musyafak dan Ibu Sarbiyah yang selalu membimbingku, memberikan

doa, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Kakakku Imam Nurkhasan dan Adikku Khafidl ma‟ruf yang selalu

memberikan motivasi kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini

bisa tercapai

3. Bapak KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai. Hj. Asfiyah yang mendidik

penulis menjadi pribadi yang baik.

4. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga.

5. Teman-temanku seperjuangan di Ponpes Nurul Asna. Vivi Wulandari,

Setyaning Surya Utami, Lailatul Asfufah, Lutfiatus saidah, Arifatul Azizah,

Abdin Nur Haqiqi, Dui nur Yanti, Ana Rofiqoh, Rois Analisa, Desi Nurbaiti.

Yang selalu menemani hari-hariku disaat susah maupun senang.

6. Teman-teman seperjuanganku terutama PAI angkatan 2014

7. Keluarga besar FORMATAS (forum mahasiswa temanggung disalatiga) yang

saya sayangi

8. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan siswa-siswi SMP Negeri 2 Kledung

kabupaten Temanggung yang sudah membantu dalam mensukseskan

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt

yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Hasil

Belajar PAI Materi Hewan Halal Haram Menggunakan Metode Pembelajaran

Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2

Kledung Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/ 2018

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi

agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang

selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya untuk

manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman

terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena

itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Bapak suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

(10)

ix

4. Bapak Sutrisna. S. Ag., M. Pd selaku pembimbing akademik sekaligus

pembimbing skripsi, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga

skripsi ini terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta

karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan S-1.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya, serta para pembaca pada

umumnya. Amin.

Salatiga, 4 September 2018

Riska Dewi

(11)

x ABSTRAK

Dewi, Riska. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Hewan Halal Haram Menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Sutrisna. S. Ag., M. Pd

Kata Kunci: Hasil Belajar, CTL, PAI

Penelitian ini dilatar belakangi karena rendahnya hasil belajar peserta didik SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik yaitu dari segi cara pendidik mengajar masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam proses pembelajarannya. Sehingga nilai-nilai yang didapatkan siswa dalam pembelajaran PAI kurang memuaskan, hal ini terbukti dengan masih adanya siswa yang nilai rata-ratanya dibawah 76. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah: Apakah penggunaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran PAI materi Hewan Halal Haram dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/ 2018?

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Salah satu solusi yang alternatif dari permasalahan di atas perlu di terapkan pembelajaran yang dapat mengaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata. Pembelajaran CTL merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan potensi anak secara menyeluruh. Subjek penelitian ini pendidik peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung yang terdiri dari 25 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, Dokumentasi dan Wawancara.

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………...………..………...i

LOGO………....ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING………...iii

PENGESAHAN………...…….iv

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Penegasan Istilah. ... 8

G. Metode Penelitian... 10

H. Sistematika Penulisan... 16

BAB II ... 18

LANDASAN TEORI ... 18

A. Hasil Belajar ... 18

B. Pembelajaran PAI... 27

C. Materi PAI kelas VIII BAB Hewan Halal dan Haram ... 31

(13)

xii

E. Tinjauan Pustaka ... 51

BAB III... 54

PELAKSANAAN PENELITIAN ... 54

A. Gambaran Umum SMP N 2 Kledung temanggung... 54

B. Deskripsi pelaksanaan penelitian ... 64

BAB IV ... 74

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Analisis Data Pra Siklus ... 74

B. Analisis Siklus I ... 79

C. Analisis Siklus II ... 84

D. Pembahasan ... 88

BAB V ... 92

PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 1Siklus penelitian tindakan kelas ... 11

Tabel 3. 1 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ………57

Tabel 3. 2 Struktur Organisasi Tata Usaha SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ...58

Tabel 3. 3 Profil Sekolah ...59

Tabel 3. 4 Keadaan Sarana Prasarana SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ...60

Tabel 3. 5 Keadaan Pendidik dan Karyawan SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ...61

Tabel 3. 6 Keadaan peserta didik SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ...62

Tabel 3. 7 Data Responden Penelitian Kelas VIII B SMP N 2 Kledung Temanggung ...63

Tabel 4. 1 Perolehan Nilai Pra Siklus Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Kledung Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018………76

Tabel 4. 2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus ... 77

Tabel 4. 3 Diagram Nilai Ketuntasan Nilai Pra Siklus ... 78

Tabel 4. 4 Hasil Belajar Siklus I ... 80

Tabel 4. 5 Data Perolehan KKM Siklus I ... 81

Tabel 4. 6 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I ... 82

Tabel 4. 7 Hasil Belajar Siklus II ... 85

Tabel 4. 8 Data Perolehan KKM Siklus II ... 86

Tabel 4. 9 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II ... 87

Tabel 4. 10 Rekapitulas Hasil Evaluasi Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 88

Tabel 4. 11 Diagram Data Nilai Rata-rata Antar Siklus ... 89

Tabel 4. 12 Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus ... 89

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kegiatan Membuka Pelajaran dan Penyampaian Metode Contextual Teaching and Learning

Gambar 1.2 Peserta didik mendengarkan penjelasan mengenai metode Contextual Teaching and Learning

Gambar 1.3 Kegiatan Penyampaian Hasil Diskusi dan hasil observasi Mengenai

Materi Hewan Halal dan Haram.

Gambar 1.4 Kegiatan Penyampaian Hasil Diskusi dan hasil observasi Mengenai

Materi Hewan Halal dan Haram

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kompetensi Dasar (KD) Dan Idikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Lampiran 2 Daftar Kelompok

Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

Lampiran 4 Lembar tes siklus I

Lampiran 5 Lembar jawab tes siklus I

Lampiran 6 Lembar pengamatan guru pada siklus I

Lampiran 7 Lembar pengamatan siswa pada siklus I

Lampiran 8 Lembar pengamatan siswa pada siklus I

Lampiran 9 Lembar pengamatan siswa pada siklus I

Lampiran 10 Lembar pengamatan siswa pada siklus I

Lampiran 11Lembar Hasil belajar siklus I

Lampiran 12 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

Lampiran 13 Lembar tes siklus II

Lampiran 14 Lembar jawab tes siklus II

Lampiran 15 Lembar pengamatan guru pada siklus II

Lampiran 16 Lembar pengamatan siswa pada siklus II

Lampiran 17 Lembar pengamatan siswa pada siklus II

Lampiran 18 Lembar pengamatan siswa pada siklus II

Lampiran 19 Lembar pengamatan siswa pada siklus II

(17)

xvi Lampiran 21 Lembar jawab tes siswa Siklus I

Lampiran 22 Lembar jawab tes siswa Siklus II

Lampiran 23 Lembar foto kegiatan pembelajaran

Lampiran 24 Instrumen Dokumentasi

Lampiran 25 Instrumen Observasi

Lampiran 26 Lembar Konsultasi

Lampiran 27 Permohonan izin penelitian

Lampiran 28 LembarSKK mahasiswa

Lampiran 29 Formulir pengajuan surat penunjukan pembimbing skripsi

Lampiran 30 Pembimbing skripsi

Lampiran 31 Surat bukti penelitian

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam pengembangan potensi

kecerdasan dan kemampuan seorang peserta didik, melalui pendidikan pula

terdapat daya dorong peserta didik untuk bergaul dengan teman sebayanya,

dimana dapat saling berinteraksi atau tukar pendapat tentang

pemahaman-pemahaman yang mereka dapatkan saat proses pembelajaran. Menurut Ki

Hajar Dewantara (1977:20) pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan

anak-anak. Melalui pendidikan proses pembelajaran yang mereka dapatkan

perlu di asah kembali agar setiap siswa dapat berfikir lebih menyeluruh

menanggapi permasalahan-permasalahan yang mereka dapatkan dalam proses

pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dimaksud di atas adalah pendidikan yang

ditempuh melalui jalur sekolah. Melalui pendidikan sebagaimana yang telah

di cantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 C Bab

I tentang Hak Asasi Manusia yaitu setiap warga negara berhak

mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak

mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan,

teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi

(19)

2

Fungsi pendidikan yang disebutkan diatas tidak akan pernah berhasil

kecuali dengan menggunakan metode yang tepat, guna dapat di pahami agar

sampai kedalam sebuah tujuan pembelajaran. Peranan penggunaan metode

yang monoton di sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran saat ini

membuat peserta didik cenderung tidak aktif, maka dari itu dibutuhkan suatu

metode yang tepat sehingga proses pembelajaran lebih bervariasi dan

pengajaran di dalam kelas dapat berjalan secara maksimal dan tidak terjadi

kebosanan yang dirasakan peserta didik.

Menurut Ismail (2008:25) Sebagai seorang pendidik guru senantiasa

dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif

serta dapat memotivasi siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak

positif dalam pencapaian hasil belajar siswa secara optimal. Maka dari itu

pendidik harus bisa menciptakan hal yang baru yang dapat memotivasi peserta

didik agar lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Mata pelajaran Pendikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran

yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar

sampai perguruan tinggi untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir

logis, analisis, kritis serta kemampuan bekerja sama.

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pendidik harus memberi

pengalaman belajar yang mendorong keberhasilan belajar peserta didik,

peserta didik harus mempunyai minat belajar untuk menghasilkan nilai yang

(20)

3

melainkan harus di usahakan dan dikembangkan, begitu juga dengan minat

belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, seorang pendidik harus

bisa menjadikan peserta didik supaya mau belajar dengan giat baik di sekolah

maupun di luar sekolah.

Hasil observasi dari pendidik yang sudah mengajar sampai saat ini

pelajaran PAI masih merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dan

membosankan oleh peserta didik SMP Negeri 2 Kledung Temanggung, dari

segi cara pendidik mengajar dengan ceramah dan penerapan materi pelajaran

dalam pembelajaran PAI tersebut. Dibuktikan dengan hasil rata-rata nilai PAI

pada ulangan harian masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu

76 termasuk dalam materi pokok sifat-sifat tercela dan cara mengobatinya.

Hasil ulangan harian pada materi sifat-sifat tercela dan cara mengobatinya

tersebut diperoleh rata-rata 73,44. Pada kelas VIII B SMP Negeri 2 Kledung

Temanggung.

Penelitian dilakukan di SMP N 2 Kledung Temanggung dikarenakan

ketertarikan peneliti terhadap aktifitas keberagaman yang dilakukan oleh para

peserta didik dan pendidik. Salah satunya adalah Kepala Sekolah yang non

Islam tetapi memiliki solidaritas yang tinggi. Peneliti juga mengambil sempel

peserta didik kelas VIII B SMP N 2 Kledung Temanggung karena

pemahaman siswa yang masih kurang, terlihat ketika proses pembelajaran

peserta didik terlihat dewasa tetapi sebenarnya masih labil. Dan juga materi

(21)

4

ada yang belum mengerti antar yang halal dan haram baik dalam segi bentuk

fisik hewan dan cara pengolahan.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Kledung

Temanggung masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama

dalam proses pembelajarannya dari pada menggunakan metode lain yang

dapat merubah peserta didik menjadi lebih aktif. Dengan menggunakan

metode ceramah peserta didik hanya akan mencatat apa yang disampaikan

pendidik, sehingga mengakibatkan peserta didik merasa bosan dan akhirnya

mengantuk bahkan bermain sendiri. Melihat keadaan yang seperti itu, maka

dapat dianalisis kekurangan dalam proses pembelajaran yaitu harus

mengetahui hambatan apa saja yang ditemukan agar diperbaiki menjadi lebih

baik untuk proses pembelajaran berikutnya. Dalam melakukan perbaikan

proses pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Atas dugaan di atas maka peneliti bersama dengan pendidik memberikan

suatu alternatif untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi belajar

peserta didik dengan suatu cara atau metode yaitu metode Contextual

Teaching and Learning (CTL).

Suprijono (2009:79) berpendapat Metode Contextual Teaching and

Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik

(22)

5

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dalam

masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan proses pendidikan yang

bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang

mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan

mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Kledung khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada

materi Hewan Halal Haram peneliti berniat melakukan penelitian tindakan

kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Hewan

Halal Haram Menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Kledung

Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/ 2018”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah penggunaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

pada mata pelajaran PAI materi Hewan Halal Haram dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten

Temanggung tahun pelajaran 2017/ 2018?

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI materi Hewan

(23)

6

siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung

tahun pelajaran 2017/ 2018

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis berasal dari 2 kata hypo yang berarti dibawah (lemah), tesis

yang berarti kebenaran. Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau

kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian secara

teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya. Hipotesis

tindakan dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi

jika suatu tindakan akan dilakukan (Basrowi, 2008:90).

Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah, Penggunaan metode

Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pelajaran PAI materi Hewan

Halal dan Haram pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kledung Temanggung

tahun pelajaran 2017/ 2018.

Untuk mengetahui ketercapaian dari tujuan penelitian ini adapun

indikator yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Secara individual dengan penerapan metode Contextual Teaching and

Learning (CTL) Materi Hewan Halal Haram mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam dikatakan berhasil apabila siswa mencapai nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal lebih besar atau sama dengan 76.

2. Secara klasikal keseluruhan dari siswa yang mencapai nilai kriteria

(24)

7 E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengaruh baik terhadap

kualitas pengajaran PAI. Dan bisa memberikan manfaat kepada sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa.

a. Dapat meningkatkan pemahaman, minat dan keaktifan peserta didik

dalam mata pelajaran PAI.

b. Dapat meningkatklan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI).

2. Bagi Guru

a. Diperolehnya metode pembelajaran yang tepat, guna menciptakan

inovasi baru.

b. Guru dapat mengetahui kesulitan peserta didik.

3. Bagi sekolah/ Madrasah

Didapatkannya masukan bagi sekolah untuk proses perbaikan

pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan mutu dari

sekolah.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti akan bertambah wawasan yang lebih tentang

(25)

8 F. Penegasan Istilah.

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam membatasi ruang lingkup

pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah yang

terkandung dalam judul penelitian yaitu:

1. Hasil Belajar

Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan

yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut

bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

ilmiah (Suprijono, 2009:2).

Suprijono (2009:5) berpendapat Hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

keterampilan.

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

pengalaman yang diperoleh (Sam‟s, 2010:33). penilaian hasil belajar

merupakan rangkaian penilaian yang bertujuan untuk mengetahui hasil

pencapaian proses pembelajaran yang telah berjalan secara efektif.

Hasil belajar adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang

dilakukan melalui proses pembelajaran untuk mengetahui berbagai

perubahan baik tingkah laku atau apa yang telah dicapai siswa. Dengan

(26)

9 2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah proses transformasi dan

internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui

penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai

keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya (Umam,

2010:29). Pendidikan agama juga memiliki peranan yang dominan agar

kehidupan lebih setabil dan terarah pada jalan yang benar. Pentingnya

peran agama dalam kehidupan manusia, maka penerapan nilai-nilai agama

dalam kehidupan sehari-hari bagi setiap pribadi menjadi sebuah

kewajiban. Yang di tempuh melalui pendidikan, baik pendidikan dari

keluarga, sekolah dan masyarakat.

3. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

CTL adalah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri Dari bagian-bagian

yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka

akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan

bagian-bagiannya secara terpisah (Chaedar, 2009:65). Pembelajaran CTL

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh agar dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006:255)

Metode CTL adalah proses pembelajaran peserta didik yang

(27)

10

yang di utamakan dibandingkan dengan penekanan terhadap seberapa

banyak pengetahuan yang harus di ingat oleh peserta didik.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Pada

intinya penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang akar

permasalahannya muncul dikelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang

bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa

permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari presepsi atau

lamunan seorang peneliti (Arikunto, 2006:104).

Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan

terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi disebuah

kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010:18).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Atau Classroom Action Research

merupakan suatu model penelitian yang di kembangkan di kelas. PTK

adalah suatu bentuk penelaahan atau inquiry melalui refleksi diri yang

dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial

(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari

(a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan sendiri, (b)

pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di

(28)

11

Peneliti menggunakan PTK karena alasan pendidik dapat

mengetahui secara langsung bagaimana sistem para peserta didik dalam

proses pembelajaran. Dan pendidik dapat menghadapi masalah yang

terjadi didalam kelasnya dalam proses pembelajaran.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas yang dilakukan secara bertahap, yaitu dapat di lihat pada tabel di

bawah:

Tabel 1 1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

?

Pelaksanaan refleksi

(29)

12 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B SMP N 2

Kledung Temanggung yang terdiri dari 25 peserta didik yaitu peserta didik

laki-laki berjumlah 13 dan peserta didik perempuan 12. Penelitian ini

dibantu oleh pendidik sebagai kolaborator mata pelajaran PAI kelas VIII

B yaitu bapak Umam Taufiq, S.Pd. I. yang dilaksanakan dari bulan Maret

2018 sampai Mei 2018.

3. Langkah-langkah Penelitian

a. Tahap perencanaan

1) Pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, teknik

pengumpulan data dan wawancara.

2) Mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas

sebelum menggunakan metode Contextual Teaching and Learning

(CTL).

3) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL).

4) Mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung dalam proses

pembelajaran.

5) Menyusun daftar pertanyaan untuk soal diskusi dan Tanya jawab.

6) Membuat lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta

(30)

13

7) Membuat kisi-kisi dan soal untuk tes tiap akhir pembelajaran

sebagai evaluasi.

8) Pembuatan lembar aktivitas belajar peserta didik.

b. Tindakan

Menujukkan pada suatu obyek kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk peserta didik. Pada tahap ini rancangan strategi yang

peneliti lakukan adalah penerapan metode Contextual Teaching and

Learning (CTL).

c. Pengamatan

Pada tahapan ini peneliti melakukan pencatatan terhadap hasil

pelaksanaan tindakan untuk mencari hal yang di perlukan.

d. Refleksi

Mengkaji secara keseluruhan hasil penelitian dari data yang di

peroleh dan dilakukan tahap evaluasi.

4. Instrument penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Butir soal tes

b. Lembar observasi

c. Lembar hasil tes

5. Pengumpulan data

(31)

14 a. Observasi

Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran (suyadi, 2010:63).

Peneliti menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan untuk

mengetahui kejadian selama proses belajar mengajar berlangsung.

b. Tes

Tes ialah suatu percobaan yang dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab, atau perintah-perintah

yang harus dikerjakan untuk mendapatkan gambaran tentang kejiwaan

seseorang atau sekelompok orang berdasarkan kaidah-kaidah tertentu.

Tes ini merupakan jenis eksperimen yang bertujuan untuk menyelidiki

sifat-sifat individu atau golongan tertentu untuk kebutuhan praktis

(Dalyono, 2010:11).

c. Dokumentasi

Yang dimaksud dokumentasi disini adalah memperoleh data

yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Biasanya berupa data

statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah,

dan hal lainya yang berkaitan dengan penelitian (Hikmat, 2011:73).

6. Analisis data

Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan data

analisis kualitatif dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil tes

(32)

15

bentuk presentase ketuntasan dari hasil tes yang didapat dimasukan

kedalam rumus prosentase dibawah ini.

Rumus yang digunakan untuk nilai rata-rata dan mengetahui prestasi

atau ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus prosentase.

a. Mencari nilai rata-rata

Dapat dirumuskan dengan:

Keterangan:

M : nilai rata-rata

∑x : jumlah semua nilai peserta didik

N : Jumlah peserta didik. (Djamarah, 2006:64)

b. Presentase ketuntasan belajar siswa

P =

Keterangan

P : Prosentase Hasil

F : siswa yang menguasai atau tuntas (Frekuensi)

N : Jumlah siswa keseluruhan

100% : bilangan konstan (Djamarah, 2000:226).

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, maka peneliti menentukan

(33)

16 H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan hasil penelitian tindakan kelas ini berdasarkan

format skripsi yang dikeluarkan instansi sebagai berikut:

1. Bagian awal

Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar

persetujuan pembimbing, lembar persetujuan pengesahan, pengesahan

keaslian tulisan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar

lampiran.

2. Bagian inti

BAB I PENDAHULUAN, yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan Dan Indikator

Keberhasilan, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian

meliputi:

a. Rancangan penelitian

b. Subjek penelitian

c. Langkah-langkah penelitian

d. Instrument penelitian

e. Pengumpulan data

f. Analisis data,

g. Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, Meliputi Hasil Belajar, Metode Contextual

(34)

17

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, Meliputi Diskripsi

pelaksanaan pra siklus, Diskripsi pelaksanaan siklus I, Diskripsi

pelaksanaan siklus II.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, yang mencakup

Analisis Hasil pra siklus, Analisis Hasil siklus I dan Analisis Hasil siklus

II dan pembahasan.

BAB V PENUTUP meliputi kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir sekripsi terdiri dari:

(35)

18 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Guru di dalam kelas menyelenggarakan proses belajar untuk

mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, agar terjadi proses

pembelajaran yang aktif dan efisien. Belajar merupakan tindakan dan

perilaku siswa yang kompleks, Sebagai tindakan, maka belajar hanya

dialami oleh siswa sendiri (Dimyati, 2002:7).

Proses belajar hanya terfokus untuk peserta didik, bagaimana peserta

didik paham atau tidak tentang apa yang telah diberikan pendidik dan

setelah peserta didik mempelajarinya sendiri.

Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka peserta didik

memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,

hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar

(Dimyati, 2002: 3-4).

Menurut Sopiati (2011:63-64) Hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

(36)

19

dengan belajar dan rumusan tujuan intruksional yang direncanakan guru

sebelumya. Hal ini dipengaruhi pula oleh guru sebagai perancang belajar

mengajar.

Dapat dilihat bahwa dalam proses belajar dan hasil belajar terdapat

perubahan penilaian yang berupa nilai untuk melihat indeks prestasi

peserta didik, dan perubahan tingkah laku baik sikap maupun

keterampilan peserta didik. Dapat diartikan pula bahwa terjadi

peningkatan dan pengembangan hasil belajar.

a. Aspek-aspek Hasil Belajar

Belajar merupakan proses yang dilakukan siswa untuk tujuan

pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

siswa yang di peroleh setelah belajar. Dalam sistem pendidikan

nasional, rumusan pendidikan, baik tujuan kurikuler, maupun tujuan

intruksional, menggunakan klasifikasi hasil pelajar dari Bunyamin

Bloom, yang secara garis besar membagi tiga ranah yakni ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik (Sopiati, 2011:67).

1) Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan/ingatan),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),

application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan

hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

(37)

20

2) Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi).

3) Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan

rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,

teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. (Suprijono,

2009:6-7).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar

adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri)

a) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau faktor fisiologis pada umumnya

sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

User dan Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu

panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,

seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang

tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa

kelainan tingkah laku (Hamdani, 2011:140).

Faktor jasmaniah ini adalah berkaitan dengan kondisi

pada organ-organ tubuh manusia yang berpengaruh pada

(38)

21

cacat tubuh, kelainan fungsi kelenjar tubuh yang membawa

kelainan tingkah laku dan kelainan pada indera, terutama indra

penglihatan dan pendengaran akan sulit menyerap informasi

yang diberikan guru didalam kelas (Fathurrohman, 2012:122).

Maka kesehatan jasmani tubuh sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar anak didik. Dan cacat tubuh adalah

faktor yang menyebabkan perlambatan dalam proses belajar

sehingga menyebabkan peserta didik sulit dalam mencapai

hasil belajar secara maksimal.

b) Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang

dihadapinya. Kemampuan ini sangat di tentukan oleh tinggi

rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Oleh

karena itu, jelas bahwa faktor inteligensi merupakan suatu hal

yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar

(Hamdani, 2011:139).

Menurut Slameto intelegensi adalah kecakapan yang

terdiri dari 3 jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

(39)

22

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya

dengan cepat (Fathurrohman, 2012:123).

Sehingga faktor intelegensi sangat berpengaruh dalam

peningkatan belajar dan peningkatan hasil belajar peserta didik,

karena dengan intelegensi yang baik peserta didik akan lebih

mudah mencapai hasil belajarnya, berbeda dengan anak didik

memiliki intelegensi rendah akan lebih sulit pencapaian hasil

belajar.

c) Sikap

Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi

terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka,

atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat di pengaruhi oleh

faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan (Hamdani,

2011:140).

Maka dari itu kesiapan seorang peserta didik sangatlah

penting, untuk meningkatkan hasil belajar dari dalam diri

speserta didik, karena dengan sifat yang positif ataupun negatif

peserta didik mampu menerima ataupun menolak bahkan

memberi respon serta bereaksi dengan apa yang di sampaikan

(40)

23 d) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat

sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan

perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu

terjadi karena perasaan senang terhadap sesuatu (Hamdani,

2011:140).

Minat, adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat

adalah perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek

(Fathurrohman, 2012:125).

Peserta didik memiliki minat yang besar untuk belajar

dengan baik, dikarenakan peserta didik senang terhadap

pelajaran yang diikutinya. Dengan pelajaran yang di senangi

maka peserta didik akan lebih giat belajar dan dapat

mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya denagn

senang hati tanpa rasa beban.

e) Bakat

Menurut slameto, Bakat adalah kemampuan untuk belajar

dan kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan

yang nyata sesudah belajar atau berlatih (Fathurrohman,

(41)

24

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Menurut muhibbin syah, setiap orang memiliki bakat

dalam arti bepotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat

tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing (Hamdani,

2011:141).

Bakat memiliki peranan penting, bakat merupakan

kemampuan yang di miliki anak didik dalam proses belajar

mengajar, dengan pembelajaran dan pengajaran yang baik

apabila dilaksanakan secara optimal maka bakat anak didik

dapat berkembang secara real.

f) Motivasi

Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau

mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi

pelajaran yang sedang di ikutinya (Fathurrohman, 2012:126).

Maka dari itu motivasi adalah penggerak atau pendorong

dalam diri peserta didik, dengan motivasi anak didik dapat

memiliki semangat belajar yang tinggi. Demikian pula dalam

kegiatan belajar mengajar. Peserta didik akan berhasil apabila

(42)

25

2) Faktor eksternal (faktor yang mempengaruhi)

Faktor eksternal adalah, faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar yang sifatnya di luar diri peserta didik, yang

meliputi:

a) Keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan

pendidikan, karena dalam keluargalah anak tumbuh dan

berkembang secara baik, sehingga secara langsung maupun

tidak langsung keberadaan keluarga akan mempengaruhi

keberhasilan anak (Fathurrohman, 2012:128).

Menurut Hamdani (2011:143). Keluarga merupakan

lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang

dilahirkan dan di besarkan. Sebagaimana yang di jelaskan

Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang

pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk

pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran

besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Adanya rasa

aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang

terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman

merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang

(43)

26

Disini penting sekali peran keluarga untuk tempat

pendidikan yang paling utama, guna menemtukan pendidikan

peserta didik untuk masa yang akan mendatang.

b) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar

siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat

mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini

meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan

siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antar guru

dan siswa yang kurang baik akan memengaruhi hasil-hasil

belajarnya (Hamdani, 2011:144).

Maka dari itu sekolah merupakan lembaga pendidikan

formal pertama yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan peserta didik, didalam sekolah peserta didik dapat

berinteraksi atau tukar pendapat guna mengembangkan

potensi-potensi yang dimiliki dengan cara bekerja sama dengan

anak didik yang lainnya untuk mencapai suatu hasil yang baik

yaitu hasil pembelajaran yang optimal.

c) Lingkungan masyarakat

Dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian

(44)

27

selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan

lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa

bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin

belajar, kemungkinan hal tersebut akan membawa pengaruh

pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana

temannya (Hamdani, 2011:144).

Perkembangan peserta didik juga sangat dipengaruhi oleh

faktor lingkungan karena didalam kehidupan sehari-hari

peserta didik akan bergaul dengan lingkungan yang ada

disekitarnya, baik buruk perilaku peserta didik di pangaruhi

oleh lingkungan, apabila ia berada dalam lingkungan yang baik

maka pengaruh baik pula bagi peserta didik sedangkam apabila

berada dalam lingkungan yang kurang baik maka kurang baik

pula perilakunya.

B. Pembelajaran PAI

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)

a. Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang diarahkan

untuk mematangkan potensi fitrah manusia, agar setelah tercapai

kematangan itu ia mampu memerankan diri sesuai dengan amanah

yang disandangnya, serta mampu mempertanggungjawabkan

(45)

28

sebagai gambaran dari tingkat perkembangan optimal yang dicapai

oleh setiap potensi fitrah manusia (Jalaluddin, 2003:52).

Pendidikan merupakan bagian dari upaya membantu manusia

memperoleh kehidupan yang bermakna hingga di peroleh suatu

kebahagiaan hidup, baik secara individu maupun kelompok

(Jalaluddin, 2003:81).

b. Agama

Agama adalah aspek penting dalam kehidupan manusia yang

mana agama sebagai fenomena universal karena ditemukan di setiap

masyarakat (Haryanto, 2016:21). Agama yang dimaksud adalah agama

islam yang merupakan agama yang pada dasarnya

menstransformasikan, tidak menciptakan komunikasi tertentu

(Haryanto, 2016:57). Agama merupakan kepercayaan bagi setiap umat

pemeluknya.

c. Islam

Islam tunduk, patuh: kepatuhan seseorang secara lahir dan batin

seraya meyakini semua ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw.

Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Namun dalam

al-Qur‟an kata Islam, Muslim, Muslimin digunakan lebih luas, bahkan

membuktikan bahwa agama sejak Nabi Adam hingga Muhammad

(46)

29

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan

terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, dan

mengamalkan Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau

latihan, PAI yang hakekatnya merupakan sebuah proses itu, dalam

perkembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang

di ajarkan disekolah maupun perguruan tinggi (Nazarudin, 2007:12)

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah kegiatan pembelajaran

yang diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, dan

penghayatan terhadap nilai-nilai agama dan kepercayaan.

2. Tujuan pembelajaran PAI

Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta

mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk

mencapai tujuan-tujuan lain. Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi

pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek, misalnya:

Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan

karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan

tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi

kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya barupa ibadah dan tugas sebagai

wakil-Nya dimuka bumi.

Kedua, memerhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang

manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai beberapa potensi

(47)

30

berkecenderungan pada al-hanief (rindu akan kebenaran dari Tuhan)

berupa agama Islam sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada.

Ketiga, tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian

nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu

masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya

dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern.

Keempat, dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi

kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan

kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan

dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang

mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan diakhirat

yang lebih membahagiakan, sehingga manusia dituntut agar tidak

terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki

(Mujib, 2006:71-72).

Pendidikan Agama Islam dalam mendididik peserta didik, menjadi

manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur, cakap,

dan memiliki ketrampilan serta pengetahuan yang luas, mampu

mempertahankan hidup, dan membangun bangsa dan negara yang

kesemuanya hanya bertujuan untuk mengabdi kepada Allah SWT,

sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup yang sejati. Dijelaskan dalam

(48)

31

وُتوُأ َنيِذَّلاَو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذَّلا ُوَّللا ِعَفْرَ ي اوُزُشْناَف اوُزُشْنا َليِق اَذِإَو

َمْلِعْلا

ٍتاَجَرَد

“Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, Niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah:11) (DEPAG RI, 1989:63).

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa tujuan pendidikan agama

islam adalah untuk membentuk manusia yang dapat mengembangkan

potensi diri sebagai hamba Allah yang selalu beribadah kepada-Nya dan

dapat mengembangkan pribadi manusia sebagai makhluk dan dapat

berinteraksi dengan makhluk lain, guna mendapatkan kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat

C. Materi PAI kelas VIII BAB Hewan Halal dan Haram

Pada dasarnya semua yang ada di bumi adalah untuk manusia dan

semuanya yang ada dibumi halal baginya, kecuali ada ketentuan yang

melarang untuk memakannya. Salah satu ciptaan Allah yang diperuntunkan

bagi manusia adalah binatang atau hewan.

Secara umum, semua jenis binatang, baik yang halal maupun haram dari

segi kehidupannya dibagi tiga macam, yaitu binatang yang hidup di darat, laut

atau dua alam. Akan tetapi, binatang yang halal dimakan hanya terdapat di

dasar laut (Mudarip, 2010:133).

1. Hewan yang Halal dan Haram di Makan

Binatang yang bisa di manfaatkan secara langsung misalnya untuk

(49)

32

adalah halal dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan

Rasul-Nya.

a) Binatang Halal

1) Pengertian binatang halal

Hahal (halla, yahillu, hillan) membebaskan, melepaskan,

memecahkan, membubarkan, dan membolehkan. Segala sesuatu

yang menyebabkan seseorang tidak dihukum jika

menggunakannya (Dahlan, 2006:505-506)

2) Macam-macam binatang Halal

(a) Binatang Laut/sungai/air

Semua binatang laut itu halal, baik berupa ikan atau yang

lainnya, baik yang ditangkap masih hidup ataupun yang

ditemukan dalam keadaan sudah mati. Ketentuan ini

terkandung dalam surah (Al-Maidah 96) yang berbunyi:

ُدْيَص ْمُكَل َّلِحُا

اَعَطَوِرْحَبْلا

ِةَراَّيَّسلِلَو ْمُكَلاًعاَتَم ُوَم

Artinya:“Dihalalkan bagimu binatang buruan di laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan” (al maidah :96)

Khusus binatang laut yang bentuknya menyerupai hewan

haram, seperti anjing laut, singa laut, sebagian ulama

(50)

33 3) Binatang Darat

Diantara binatang darat yang halal untuk dimakan dan

dinyatakan langsung Allah dan Rosul-Nya adalah sebagai berikut:

(a) Binatang ternak, unta, sapi/kerbau, kambing/biri-biri,

domba/rusa, dan Ayam serta Kuda,

ِحَأ

Artinya: “Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali

yang akan dibacakan kepadamu”. (QS. Al Maidah :1)

(b) Binatang yang bukan ternak berupa kuda, kelinci, belalang,

dan burung-burung kecil.

(1) Kuda merupakan salah satu jenis binatang yang dinyatakan

kehalalannya langsung oleh Rosulullah SAW.

Sebagaimana terungkap dalam satu hadits yang berbunyi:

)ىراخبلا هاور( ِلْيَخْلا ِمْوُحُل ىِف َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ُّيِبَّنلا َنِذَأ

Artinya: “Nabi SAW, mengizinkan untuk memakan daging kuda.“ (HR. Bukhori)

(2) Burung-burung kecil, sebagaimana diterangkan dalam

salah satu hadits yang berbunyi:

َلاَعَ ت ُللها ُوَلَأَس َّلاِا اَهإقَح ِرْيَغِب اَهَ قْوَ ف اَمَف اًرْوُفْصُع َلَتَ ق ٍناَسْنِا ْنِماَم

َلْيِق اَهْ نَع

ُعَطْقَ يَلاَو اَهُلُكْأَيَ ف اَهُحَبْذَي َلاَق ؟ اَهُّقَحاَمَو ِللها َلْوُسَراَي

و دواد وبا هاور( اَهَسْأَر

)ىذمرتلا

(51)

34

tidak memotong kepalanmya lalu melemparnya.” (H.R Abu Daud dan Tirmidzi)

b) Manfaat Binatang Halal

Kehalalan hewan itu menyangkut zatnya, cara memperolehnya

dan cara penyembelihannya. Sesuatu yang dihalalkan agama, akan

memberikan manfaat, begitu pula sebaliknya, sesuatu yang

diharamkan, apabila dilanggar akan mendatangkan madhorot, adapun

manfaat binatang yang halal adalah.

1) Memakan binatang yang halal akan mendatangkan dampak yang

positif bagi kesehatan baik sisi jasmani maupun rohani.

2) Manfaat secara rohani dari makan halal adalah peluang

terkabulnya ibadah dan Do‟a

3) Meningkatkan kesucian jiwa dan kejernihan hati

4) Memunculkan semangat beribadah dan mudah di ajak kebaikan

5) Mendekatkan diri kepada Allah dan digolongkan orang sholeh,

sebab yang bersangkutan telah memenuhi syariat Allah.

c) Tata cara penyembelihan hewan yang dihalalkan.

1) Menyembelih hewan secara tradisional

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam

penyembelihan, di antaranya sebagai berikut:

(a) Dalam penyembelihan harus dengan niat untuk Allah semata

(membaca do‟a)

(52)

35

(c) Terputusnya urat hewan yang dituju, seperti tenggorokan,

saluran makanan dari tenggorokkan sampai usus (mari‟), dan

dua urat leher.

(d) Penyembelih harus beragama samawi (Islam, Yahudi, atau

Nasrani) (Purwanto, 2007:145)

Tata cara penyembelihan hewan secara tradisional sudah

sering dilakukan oleh orang-orang, dan dikatakan halal apabila

proses penyembelihan menggunakan pisau yang tajam dan

menyebut nama Allah.

2) Menyembelih hewan secara mekanik

Syarat penyembelihan hewan secara tradisional tetap berlaku

untuk penyembelihan secara mekanik. Mengenai alat

penyembelihan, Rasulullah SAW tidak melarang menggunakan

alat apapun asalkan alat tersebut tidak terbuat dari gigi dan kuku.

Mengenai hewan hasil buruan, ketentuan dalam Islam adalah

jika berburu menggunakan anjing maka ketika melepaskan anjing

tersebut harus dengan menyebut nama Allah. Hal ini membuktikan

bahwa menyebut nama Allah merupakan syarat yang mutlak dalam

hewan buruan (Purwanto, 2007: 146).

Maka dari itu hewan yang disembelih secara mekanik halal

(53)

36

dan alat yang digunakan untuk menyembelih tidak terbuat dari gigi

atau kuku.

d) Binatang Haram

Haram, secara etimologis adalah berarti sesuatu yang dilarang

menggunakannya. Dalam istilah hukum islam haram bisa dipandang

dari dua segi, pertama, dari segi batasan dan esensinya, dan kedua, dari

segi bentuk dan sifatnya (Dahlan, 1996:523).

1. Macam-macam binatang Haram

(a) Binatang bertaring/buas, sebagaimana di kemukakan

Rosulullah SAW, dalam Hadits yang berbunyi:

َلْوُسَر َّنَأ

ٌماَرَح ِعاَبإسلا َنِم ٍباَن ىِذ ُّلُك : َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها

)ملسم و ىراخبلا هاور(

Artinya: “bahwasanya Rasulullah SAW berkata: tiap-binatang buas yang bertaring, haram dimakan”. (HR. Bukhori dan Muslim)

(b) Binatang yang berkuku tajam, sebagaimana dikemukakan

dalam salah satu hadits nabi SAW, yang berbunyi:

)ملسم هاور( ِرْيَّطلا َنِم ٍبَلْخِم ىِذ إلُك ْنَع َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ُّيِبَّنلا ىَهَ ن

Artinya: “Rosulullah SAW telah melarang makanan

setiap burung yang berkuku tajam” (H.R Muslim)

(c) Binatang yang disuruh untuk membunuh, yakni burung gagak,

(54)

37

dikemukakan dalam salah satu hadits Nabi SAW,yang

berbunyi:

َنِم ٌسْمَخ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها ُلْوُسَر َلاَق

َقِساَوَ ف َّنُهُّلُك ِباَوَّدلا

ُبْلَكْلاَو ُرْأَفْلاَو ُبَرْقَعْلاَو ُةَءاَدِحْلاَو ُباَرُغْلا : ِماَرَحْلاَو إلِحْلا ىِف َنْلَ تْقُ ي

)ملسم و ىراخبلا هاور( ُرْوُقَعْلا

Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: lima macam binatang yang jahat hendaknya dibunuh, baik ditanah halal maupun tanah haram: gagak, rajawali, kalajengking, tikus dan anjing buas.” (H.R Muslim)

(d) Binatang yang dilarang dibunuh, yakni semut, tawon, burung

Hud-hud, dan burung suradi, sebagaimana dikemukakan dalam

salah satu hadits Nabi SAW yang berbunyi:

ِةَلْمَّنلا ِباَّوَّدلا َنِم ٍعَبْرَأ ِلْتَ ق ْنَع َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ُّيِبَّنلا ىَهَ ن

)دمحأ هاور( ِدَرُّصلا َو َدُىْدُهلاَو ِةَلْحَّنلاَو

Artinya: “Nabi Muhammad SAW melarang membunuh 4

macam binatang: semut, tawon, burung Hud-hud, dan burung suradi” ( H.R Ahmad)

(e) Binatang yang kotor (keji) disebut Hasyarot yaitu binatang

darat yang kecil-kecil dan kotor seperti cacing, kutu, ulat,

lebah, laba-laba, dan sebangsanya, sebagaimana dikemukakan

oleh Allah dalam surah Al-A‟raf ayat 157 yang berbunyi:

(55)

38

(f) Binatang yang hidup di air dan di darat (amphibi), seperti

katak, buaya, keong, kepiting, kura-kura, bekicot, yuyu dan

sebagainya.

(g) Selain binatang yang disebutkan di atas, diharamkan juga

bangkai, darah, daging babi, daging yang disembelih tidak atas

nama Allah dan daging yang di gunakan untuk sesaji,

sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

ةقنخنملاو وب للها ريغل لىأ امو ريزنخلا محلو مدلاو ةتيملا مكيلع تمرح

حبذ امو متيكذ ام لاا عبسلا لكأ امو ةحيطنلاو ةيدرتملاو ةذوقوملاو

ملازلأاب اومسقتست ناو بصنلا ىلع

diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,

daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang di tanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)yang disembelih untuk berhala, dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah...” (Qs. Al-maidah: 3)

2. Madhorot Binatang Haram

Perlu diketahui bahwa keharaman hewan itu menyangkut

zatnya, cara memperolehnya dan cara penyembelihannya. Sesuatu

yang diharamkan, apabila dilanggar akan mendatangkan madlorot.

Adapun madlorot binatang yang haram adalah:

a) Binatang yang diharamkan oleh Allah bila dimakan akan

(56)

39

b) Akan dimasukkan kedalam panasnya api neraka. Nabi

bersabda: “badan yang tumbuh dengan makanan haram, api

neraka lebih pantas untuknya

c) Seorang yang makan daging anjing, maka dia akan memiliki

jiwa seperti hewan yang dimakannya (dampak secara Rohani)

d) Karena banyak makanan yang haram, do‟anya tidak

terkabulkan Allah SWT

e) Orang yang memakan riski haram, akan merasa enggan untuk

melaksanakan ibadah.

3. Cara menghindari makanan yang yang bersumber dari binatang

yang diharamkan.

a) Selalu waspada terhadap makanan yang bersumber dari

binatang yang diharamkan

b) Selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi

c) Mencari informasi tentang makanan yang bersumber dari

binatang yang diharamkan, baik dari surat kabar, buku,

maupun internet Mudarip (2010: 135)

Allah mengharamkan suatu hewan dikarenakan memiliki

madhorot. Baik untuk jasmani maupun rohani. Jadi manusia harus

selalu waspada dalam memilih makanan yang halal ataupun haram,

mengenai hewan halal atau haram kita dapat mencari tahu melalui

(57)

40 D. Contextual Teaching and Learning

1. Pengertian metode

Metode berasal dari kata methodos (yunani) yang dimaksud adalah

cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang

berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban

yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk

keabsahannya (Ruslan, 2010:24). Metode adalah cara yang digunakan

untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan

kurikulum (Hamalik, 2009:26). Metode adalah prosedur sistematis yang

tercakup dalam upaya menyelidiki fakta dan konsep (Kartono, 2008:302)

Metode dapat diartikan sebagai cara-cara atau langkah-langkah yang

digunakan dalam menyampaikan suatu gagasan, pemikiran atau wawasan

yang disusun secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada teori,

konsep dan prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu

terkait, terutama ilmu psikologi, manajemen, dan sosiologi (Nata,

2009:176).

Metode adalah langkah atau cara yang digunakan dalam

menyampaikan suatu gagasan, pemikiran atau wawasan yang disusun

secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada teori, konsep dan

(58)

41

terutama ilmu psikologi, manajemen, dan sosiologi untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ditetapkan.

2. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

Kata Contexstual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan,

konteks, suasana atau keadaan”. Dengan demikian, contextual di artikan

“yang berhubungan dengan suasana (konteks)”. Sehingga, contextual

teaching and learning (CTL) dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran

yang berhubungan dengan suasana tertentu (Hosnan, 2016:267).

Contextual Teaching and Learning adalah suatu model pembelajaran

yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk

dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006:255). Konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran

dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari (Muslich, 2008:41).

Pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana

siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam

berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah

yang bersifat simulative ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun

(59)

42

Metode contextual teaching and learning adalah metode

pembelajaran yang di terapkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dengan kata lain model

pembelajaran ini memeberikan fasilitas belajar kepada peserta didik untuk

mencari mengolah dan menemukan pengalaman belajar yang lebih konkrit

(terkait dengan kehidupan nyata).

3. Prinsip Dasar CTL

Menurut Komalasari (2010:11-13) ada tujuh prinsip dasar CTL,

yaitu:

a. Konstruktivisme (constructivism)

Komponen ini merupakan landasan filosofis (berpikir) penekatan

CTL. Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan

terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif

berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan dari

pengalaman belajar yang bermakna.

Dalam pembelajaran PAI, peserta didik diharapkan mampu

menyusun struktur awal kognitifnya berdasarkan pengalaman

pribadinya. Guru dalam proses pembelajaran selanjutnya dapat lebih

mudah menjelaskan materi dan lebih mudah dalam mengaitkan materi

(60)

43 b. Bertanya (questioning)

Komponen ini merupakan strategi pembelajaran CTL. Belajar

dalam pembelajaran CTL dipandang sebagai upaya guru yang bias

mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa

untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan

kemampuan berpikir siswa.

Bertanya dalam proses pembelajaran PAI dapat dilakukan

dengan guru memberikan pertanyaan awal sebagai apersepsi semisal

peserta didik harus menyebutkan contoh ciptaan Allah yang ada

disekitar lingkungan mereka. Kemudian guru dapat membimbing dan

mengarahkan peserta didik untuk menemukan setiap materi yang

dipelajarinya.

c. Menemukan (inquiry)

Komponen menemukan merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan

ini di awali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan

kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan sendiri yang diperoleh

siswa.

Awal proses menemukan bisa dilakukan dengan cara guru

memberikan suatu masalah keagamaan yang sedang terjadi dan

menjadi topik pembicaraan. Peserta didik akan mulai berpikir untuk

(61)

44

proses menemukan dapat dilakukan oleh peserta didik dan guru

berperan sebagai motivator dan fasilitator.

d. Masyarakat Belajar (learning community)

Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya

diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam masyarakat belajar

bagi peserta didik tunanetra dilakukan dengan satu arah, guru

memberikan pertanyaan yang kemudian didiskusikan secara

bersama-sama, tidak dibuat kelompok. Contoh ketika belajar tentang iman

kepada Rasul dan cara mengimaninya tentu masing-masing peserta

didik mempunyai cara dan jawaban masing-masing.

e. Pemodelan (modeling)

Komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa

pembelajaran keterampilan dan pengetahuan diikuti dengan model

yang bisa ditiru siswa. Pemodelan dilakukan dengan memberikan

contoh secara langsung semisal ibadah solat yang pasti dilakukan baik

oleh guru maupun peserta didik ketika mereka berada di rumah, di

asrama maupun di lingkungan sekolah.

f. Refleksi (reflection)

Komponen yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran

dengan pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas pengetahuan

yang baru dipelajari. Pengetahuan baru mereka sebagai tambahan dan

Gambar

Tabel 1 1
Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
Tabel 3. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Perjanjian asuransi moderen jika ditelaah mempunyai kaitan dengan perjanjian asuransi laut Yunani Kuno, yaitu diartikan sebagai suatu tindakan untuk suatu pertimbangan, yaitu

Seperti yang disebutkan di dalam objek penelitian, bahwa pokok masalah yang diteliti adalah bersumber pada dua hal yaitu penerapan experiental marketing sebagai

Gambar 4.56 Presentase Jenis Kendaraan Di Jalan Bandara Jendral Ahmad Yani111 Gambar 4.57 Grafik Volume Lalu-lintas Di Bundaran

pendudukan Jepang. Berdasarkan alasan itu, pada tahun 1947 pemerintah berencana untuk membuka kembali Bursa Efek Jakarta. Akan tetapi, rencana ini tertunda karena

The writer has done the interview to two students each room that has lowest score to get information clearly about their problem generally in English subject and especially in

terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen yaitu: keadilan, sistem perpajakan, sanksi perpajakan terhadap satu variabel dependen, yaitu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel X 1 aspek pengetahuan, X 2 aspek keterampilan, X 3 aspek sikap dengan Y kesiapan Praktik Kerja Industri