PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI HEWAN HALAL HARAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 2 KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Riska Dewi 111-14-338
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI HEWAN HALAL HARAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 2 KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Riska Dewi 111-14-338
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vi MOTTO
ْتَأَو ْمُكَنيِد ْمُكَل ُتْلَمْكَأ َمْوَ يْلا ِنْوَشْخاَو ْمُىْوَشْخَت َلاَف ْمُكِنيِد نِم ْاوُرَفَك َنيِذَّلا َسِئَي َمْوَ يْلا
ُتْمَم
َّنِإَف ٍمْثِإلإ ٍفِناَجَتُم َرْ يَغ ٍةَصَمْخَم يِف َّرُطْضا ِنَمَف ًانيِد َمَلاْسِلإا ُمُكَل ُتيِضَرَو يِتَمْعِن ْمُكْيَلَع
َوّللا
ٌميِحَّر ٌروُفَغ
ةدئ املا(
٣
)
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Ayah Musyafak dan Ibu Sarbiyah yang selalu membimbingku, memberikan
doa, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.
2. Kakakku Imam Nurkhasan dan Adikku Khafidl ma‟ruf yang selalu
memberikan motivasi kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini
bisa tercapai
3. Bapak KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai. Hj. Asfiyah yang mendidik
penulis menjadi pribadi yang baik.
4. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga.
5. Teman-temanku seperjuangan di Ponpes Nurul Asna. Vivi Wulandari,
Setyaning Surya Utami, Lailatul Asfufah, Lutfiatus saidah, Arifatul Azizah,
Abdin Nur Haqiqi, Dui nur Yanti, Ana Rofiqoh, Rois Analisa, Desi Nurbaiti.
Yang selalu menemani hari-hariku disaat susah maupun senang.
6. Teman-teman seperjuanganku terutama PAI angkatan 2014
7. Keluarga besar FORMATAS (forum mahasiswa temanggung disalatiga) yang
saya sayangi
8. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan siswa-siswi SMP Negeri 2 Kledung
kabupaten Temanggung yang sudah membantu dalam mensukseskan
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt
yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Hasil
Belajar PAI Materi Hewan Halal Haram Menggunakan Metode Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2
Kledung Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/ 2018
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang
selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya untuk
manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman
terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Bapak suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
ix
4. Bapak Sutrisna. S. Ag., M. Pd selaku pembimbing akademik sekaligus
pembimbing skripsi, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga
skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S-1.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya, serta para pembaca pada
umumnya. Amin.
Salatiga, 4 September 2018
Riska Dewi
x ABSTRAK
Dewi, Riska. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Hewan Halal Haram Menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Sutrisna. S. Ag., M. Pd
Kata Kunci: Hasil Belajar, CTL, PAI
Penelitian ini dilatar belakangi karena rendahnya hasil belajar peserta didik SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik yaitu dari segi cara pendidik mengajar masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam proses pembelajarannya. Sehingga nilai-nilai yang didapatkan siswa dalam pembelajaran PAI kurang memuaskan, hal ini terbukti dengan masih adanya siswa yang nilai rata-ratanya dibawah 76. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah: Apakah penggunaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran PAI materi Hewan Halal Haram dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/ 2018?
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Salah satu solusi yang alternatif dari permasalahan di atas perlu di terapkan pembelajaran yang dapat mengaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata. Pembelajaran CTL merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan potensi anak secara menyeluruh. Subjek penelitian ini pendidik peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung yang terdiri dari 25 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, Dokumentasi dan Wawancara.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………...………..………...i
LOGO………....ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………...iii
PENGESAHAN………...…….iv
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I ... 1
PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Penegasan Istilah. ... 8
G. Metode Penelitian... 10
H. Sistematika Penulisan... 16
BAB II ... 18
LANDASAN TEORI ... 18
A. Hasil Belajar ... 18
B. Pembelajaran PAI... 27
C. Materi PAI kelas VIII BAB Hewan Halal dan Haram ... 31
xii
E. Tinjauan Pustaka ... 51
BAB III... 54
PELAKSANAAN PENELITIAN ... 54
A. Gambaran Umum SMP N 2 Kledung temanggung... 54
B. Deskripsi pelaksanaan penelitian ... 64
BAB IV ... 74
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74
A. Analisis Data Pra Siklus ... 74
B. Analisis Siklus I ... 79
C. Analisis Siklus II ... 84
D. Pembahasan ... 88
BAB V ... 92
PENUTUP ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 1Siklus penelitian tindakan kelas ... 11
Tabel 3. 1 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ………57
Tabel 3. 2 Struktur Organisasi Tata Usaha SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ...58
Tabel 3. 3 Profil Sekolah ...59
Tabel 3. 4 Keadaan Sarana Prasarana SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ...60
Tabel 3. 5 Keadaan Pendidik dan Karyawan SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ...61
Tabel 3. 6 Keadaan peserta didik SMP Negeri 2 Kledung Temanggung ...62
Tabel 3. 7 Data Responden Penelitian Kelas VIII B SMP N 2 Kledung Temanggung ...63
Tabel 4. 1 Perolehan Nilai Pra Siklus Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Kledung Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018………76
Tabel 4. 2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus ... 77
Tabel 4. 3 Diagram Nilai Ketuntasan Nilai Pra Siklus ... 78
Tabel 4. 4 Hasil Belajar Siklus I ... 80
Tabel 4. 5 Data Perolehan KKM Siklus I ... 81
Tabel 4. 6 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I ... 82
Tabel 4. 7 Hasil Belajar Siklus II ... 85
Tabel 4. 8 Data Perolehan KKM Siklus II ... 86
Tabel 4. 9 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II ... 87
Tabel 4. 10 Rekapitulas Hasil Evaluasi Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 88
Tabel 4. 11 Diagram Data Nilai Rata-rata Antar Siklus ... 89
Tabel 4. 12 Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus ... 89
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kegiatan Membuka Pelajaran dan Penyampaian Metode Contextual Teaching and Learning
Gambar 1.2 Peserta didik mendengarkan penjelasan mengenai metode Contextual Teaching and Learning
Gambar 1.3 Kegiatan Penyampaian Hasil Diskusi dan hasil observasi Mengenai
Materi Hewan Halal dan Haram.
Gambar 1.4 Kegiatan Penyampaian Hasil Diskusi dan hasil observasi Mengenai
Materi Hewan Halal dan Haram
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kompetensi Dasar (KD) Dan Idikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Lampiran 2 Daftar Kelompok
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 4 Lembar tes siklus I
Lampiran 5 Lembar jawab tes siklus I
Lampiran 6 Lembar pengamatan guru pada siklus I
Lampiran 7 Lembar pengamatan siswa pada siklus I
Lampiran 8 Lembar pengamatan siswa pada siklus I
Lampiran 9 Lembar pengamatan siswa pada siklus I
Lampiran 10 Lembar pengamatan siswa pada siklus I
Lampiran 11Lembar Hasil belajar siklus I
Lampiran 12 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 13 Lembar tes siklus II
Lampiran 14 Lembar jawab tes siklus II
Lampiran 15 Lembar pengamatan guru pada siklus II
Lampiran 16 Lembar pengamatan siswa pada siklus II
Lampiran 17 Lembar pengamatan siswa pada siklus II
Lampiran 18 Lembar pengamatan siswa pada siklus II
Lampiran 19 Lembar pengamatan siswa pada siklus II
xvi Lampiran 21 Lembar jawab tes siswa Siklus I
Lampiran 22 Lembar jawab tes siswa Siklus II
Lampiran 23 Lembar foto kegiatan pembelajaran
Lampiran 24 Instrumen Dokumentasi
Lampiran 25 Instrumen Observasi
Lampiran 26 Lembar Konsultasi
Lampiran 27 Permohonan izin penelitian
Lampiran 28 LembarSKK mahasiswa
Lampiran 29 Formulir pengajuan surat penunjukan pembimbing skripsi
Lampiran 30 Pembimbing skripsi
Lampiran 31 Surat bukti penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam pengembangan potensi
kecerdasan dan kemampuan seorang peserta didik, melalui pendidikan pula
terdapat daya dorong peserta didik untuk bergaul dengan teman sebayanya,
dimana dapat saling berinteraksi atau tukar pendapat tentang
pemahaman-pemahaman yang mereka dapatkan saat proses pembelajaran. Menurut Ki
Hajar Dewantara (1977:20) pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan
anak-anak. Melalui pendidikan proses pembelajaran yang mereka dapatkan
perlu di asah kembali agar setiap siswa dapat berfikir lebih menyeluruh
menanggapi permasalahan-permasalahan yang mereka dapatkan dalam proses
pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dimaksud di atas adalah pendidikan yang
ditempuh melalui jalur sekolah. Melalui pendidikan sebagaimana yang telah
di cantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 C Bab
I tentang Hak Asasi Manusia yaitu setiap warga negara berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
2
Fungsi pendidikan yang disebutkan diatas tidak akan pernah berhasil
kecuali dengan menggunakan metode yang tepat, guna dapat di pahami agar
sampai kedalam sebuah tujuan pembelajaran. Peranan penggunaan metode
yang monoton di sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran saat ini
membuat peserta didik cenderung tidak aktif, maka dari itu dibutuhkan suatu
metode yang tepat sehingga proses pembelajaran lebih bervariasi dan
pengajaran di dalam kelas dapat berjalan secara maksimal dan tidak terjadi
kebosanan yang dirasakan peserta didik.
Menurut Ismail (2008:25) Sebagai seorang pendidik guru senantiasa
dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif
serta dapat memotivasi siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak
positif dalam pencapaian hasil belajar siswa secara optimal. Maka dari itu
pendidik harus bisa menciptakan hal yang baru yang dapat memotivasi peserta
didik agar lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Mata pelajaran Pendikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran
yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar
sampai perguruan tinggi untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir
logis, analisis, kritis serta kemampuan bekerja sama.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pendidik harus memberi
pengalaman belajar yang mendorong keberhasilan belajar peserta didik,
peserta didik harus mempunyai minat belajar untuk menghasilkan nilai yang
3
melainkan harus di usahakan dan dikembangkan, begitu juga dengan minat
belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, seorang pendidik harus
bisa menjadikan peserta didik supaya mau belajar dengan giat baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
Hasil observasi dari pendidik yang sudah mengajar sampai saat ini
pelajaran PAI masih merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dan
membosankan oleh peserta didik SMP Negeri 2 Kledung Temanggung, dari
segi cara pendidik mengajar dengan ceramah dan penerapan materi pelajaran
dalam pembelajaran PAI tersebut. Dibuktikan dengan hasil rata-rata nilai PAI
pada ulangan harian masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu
76 termasuk dalam materi pokok sifat-sifat tercela dan cara mengobatinya.
Hasil ulangan harian pada materi sifat-sifat tercela dan cara mengobatinya
tersebut diperoleh rata-rata 73,44. Pada kelas VIII B SMP Negeri 2 Kledung
Temanggung.
Penelitian dilakukan di SMP N 2 Kledung Temanggung dikarenakan
ketertarikan peneliti terhadap aktifitas keberagaman yang dilakukan oleh para
peserta didik dan pendidik. Salah satunya adalah Kepala Sekolah yang non
Islam tetapi memiliki solidaritas yang tinggi. Peneliti juga mengambil sempel
peserta didik kelas VIII B SMP N 2 Kledung Temanggung karena
pemahaman siswa yang masih kurang, terlihat ketika proses pembelajaran
peserta didik terlihat dewasa tetapi sebenarnya masih labil. Dan juga materi
4
ada yang belum mengerti antar yang halal dan haram baik dalam segi bentuk
fisik hewan dan cara pengolahan.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Kledung
Temanggung masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama
dalam proses pembelajarannya dari pada menggunakan metode lain yang
dapat merubah peserta didik menjadi lebih aktif. Dengan menggunakan
metode ceramah peserta didik hanya akan mencatat apa yang disampaikan
pendidik, sehingga mengakibatkan peserta didik merasa bosan dan akhirnya
mengantuk bahkan bermain sendiri. Melihat keadaan yang seperti itu, maka
dapat dianalisis kekurangan dalam proses pembelajaran yaitu harus
mengetahui hambatan apa saja yang ditemukan agar diperbaiki menjadi lebih
baik untuk proses pembelajaran berikutnya. Dalam melakukan perbaikan
proses pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Atas dugaan di atas maka peneliti bersama dengan pendidik memberikan
suatu alternatif untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi belajar
peserta didik dengan suatu cara atau metode yaitu metode Contextual
Teaching and Learning (CTL).
Suprijono (2009:79) berpendapat Metode Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik
5
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dalam
masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan proses pendidikan yang
bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang
mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan
mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Kledung khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
materi Hewan Halal Haram peneliti berniat melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Hewan
Halal Haram Menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Kledung
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/ 2018”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah penggunaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
pada mata pelajaran PAI materi Hewan Halal Haram dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2017/ 2018?
C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI materi Hewan
6
siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung
tahun pelajaran 2017/ 2018
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis berasal dari 2 kata hypo yang berarti dibawah (lemah), tesis
yang berarti kebenaran. Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau
kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya. Hipotesis
tindakan dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi
jika suatu tindakan akan dilakukan (Basrowi, 2008:90).
Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah, Penggunaan metode
Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pelajaran PAI materi Hewan
Halal dan Haram pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kledung Temanggung
tahun pelajaran 2017/ 2018.
Untuk mengetahui ketercapaian dari tujuan penelitian ini adapun
indikator yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Secara individual dengan penerapan metode Contextual Teaching and
Learning (CTL) Materi Hewan Halal Haram mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dikatakan berhasil apabila siswa mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal lebih besar atau sama dengan 76.
2. Secara klasikal keseluruhan dari siswa yang mencapai nilai kriteria
7 E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengaruh baik terhadap
kualitas pengajaran PAI. Dan bisa memberikan manfaat kepada sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa.
a. Dapat meningkatkan pemahaman, minat dan keaktifan peserta didik
dalam mata pelajaran PAI.
b. Dapat meningkatklan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI).
2. Bagi Guru
a. Diperolehnya metode pembelajaran yang tepat, guna menciptakan
inovasi baru.
b. Guru dapat mengetahui kesulitan peserta didik.
3. Bagi sekolah/ Madrasah
Didapatkannya masukan bagi sekolah untuk proses perbaikan
pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan mutu dari
sekolah.
4. Bagi Peneliti
Bagi peneliti akan bertambah wawasan yang lebih tentang
8 F. Penegasan Istilah.
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam membatasi ruang lingkup
pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah yang
terkandung dalam judul penelitian yaitu:
1. Hasil Belajar
Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan
yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut
bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
ilmiah (Suprijono, 2009:2).
Suprijono (2009:5) berpendapat Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan.
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman yang diperoleh (Sam‟s, 2010:33). penilaian hasil belajar
merupakan rangkaian penilaian yang bertujuan untuk mengetahui hasil
pencapaian proses pembelajaran yang telah berjalan secara efektif.
Hasil belajar adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang
dilakukan melalui proses pembelajaran untuk mengetahui berbagai
perubahan baik tingkah laku atau apa yang telah dicapai siswa. Dengan
9 2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah proses transformasi dan
internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui
penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai
keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya (Umam,
2010:29). Pendidikan agama juga memiliki peranan yang dominan agar
kehidupan lebih setabil dan terarah pada jalan yang benar. Pentingnya
peran agama dalam kehidupan manusia, maka penerapan nilai-nilai agama
dalam kehidupan sehari-hari bagi setiap pribadi menjadi sebuah
kewajiban. Yang di tempuh melalui pendidikan, baik pendidikan dari
keluarga, sekolah dan masyarakat.
3. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL adalah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri Dari bagian-bagian
yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka
akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan
bagian-bagiannya secara terpisah (Chaedar, 2009:65). Pembelajaran CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh agar dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006:255)
Metode CTL adalah proses pembelajaran peserta didik yang
10
yang di utamakan dibandingkan dengan penekanan terhadap seberapa
banyak pengetahuan yang harus di ingat oleh peserta didik.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Pada
intinya penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang akar
permasalahannya muncul dikelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang
bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari presepsi atau
lamunan seorang peneliti (Arikunto, 2006:104).
Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi disebuah
kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010:18).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Atau Classroom Action Research
merupakan suatu model penelitian yang di kembangkan di kelas. PTK
adalah suatu bentuk penelaahan atau inquiry melalui refleksi diri yang
dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari
(a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan sendiri, (b)
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di
11
Peneliti menggunakan PTK karena alasan pendidik dapat
mengetahui secara langsung bagaimana sistem para peserta didik dalam
proses pembelajaran. Dan pendidik dapat menghadapi masalah yang
terjadi didalam kelasnya dalam proses pembelajaran.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas yang dilakukan secara bertahap, yaitu dapat di lihat pada tabel di
bawah:
Tabel 1 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Pelaksanaan refleksi
12 2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B SMP N 2
Kledung Temanggung yang terdiri dari 25 peserta didik yaitu peserta didik
laki-laki berjumlah 13 dan peserta didik perempuan 12. Penelitian ini
dibantu oleh pendidik sebagai kolaborator mata pelajaran PAI kelas VIII
B yaitu bapak Umam Taufiq, S.Pd. I. yang dilaksanakan dari bulan Maret
2018 sampai Mei 2018.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Tahap perencanaan
1) Pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, teknik
pengumpulan data dan wawancara.
2) Mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas
sebelum menggunakan metode Contextual Teaching and Learning
(CTL).
3) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL).
4) Mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung dalam proses
pembelajaran.
5) Menyusun daftar pertanyaan untuk soal diskusi dan Tanya jawab.
6) Membuat lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta
13
7) Membuat kisi-kisi dan soal untuk tes tiap akhir pembelajaran
sebagai evaluasi.
8) Pembuatan lembar aktivitas belajar peserta didik.
b. Tindakan
Menujukkan pada suatu obyek kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk peserta didik. Pada tahap ini rancangan strategi yang
peneliti lakukan adalah penerapan metode Contextual Teaching and
Learning (CTL).
c. Pengamatan
Pada tahapan ini peneliti melakukan pencatatan terhadap hasil
pelaksanaan tindakan untuk mencari hal yang di perlukan.
d. Refleksi
Mengkaji secara keseluruhan hasil penelitian dari data yang di
peroleh dan dilakukan tahap evaluasi.
4. Instrument penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Butir soal tes
b. Lembar observasi
c. Lembar hasil tes
5. Pengumpulan data
14 a. Observasi
Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran (suyadi, 2010:63).
Peneliti menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan untuk
mengetahui kejadian selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Tes
Tes ialah suatu percobaan yang dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab, atau perintah-perintah
yang harus dikerjakan untuk mendapatkan gambaran tentang kejiwaan
seseorang atau sekelompok orang berdasarkan kaidah-kaidah tertentu.
Tes ini merupakan jenis eksperimen yang bertujuan untuk menyelidiki
sifat-sifat individu atau golongan tertentu untuk kebutuhan praktis
(Dalyono, 2010:11).
c. Dokumentasi
Yang dimaksud dokumentasi disini adalah memperoleh data
yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Biasanya berupa data
statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah,
dan hal lainya yang berkaitan dengan penelitian (Hikmat, 2011:73).
6. Analisis data
Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan data
analisis kualitatif dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil tes
15
bentuk presentase ketuntasan dari hasil tes yang didapat dimasukan
kedalam rumus prosentase dibawah ini.
Rumus yang digunakan untuk nilai rata-rata dan mengetahui prestasi
atau ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus prosentase.
a. Mencari nilai rata-rata
Dapat dirumuskan dengan:
Keterangan:
M : nilai rata-rata
∑x : jumlah semua nilai peserta didik
N : Jumlah peserta didik. (Djamarah, 2006:64)
b. Presentase ketuntasan belajar siswa
P =
Keterangan
P : Prosentase Hasil
F : siswa yang menguasai atau tuntas (Frekuensi)
N : Jumlah siswa keseluruhan
100% : bilangan konstan (Djamarah, 2000:226).
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, maka peneliti menentukan
16 H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan hasil penelitian tindakan kelas ini berdasarkan
format skripsi yang dikeluarkan instansi sebagai berikut:
1. Bagian awal
Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar
persetujuan pembimbing, lembar persetujuan pengesahan, pengesahan
keaslian tulisan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar
lampiran.
2. Bagian inti
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan Dan Indikator
Keberhasilan, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian
meliputi:
a. Rancangan penelitian
b. Subjek penelitian
c. Langkah-langkah penelitian
d. Instrument penelitian
e. Pengumpulan data
f. Analisis data,
g. Sistematika Penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, Meliputi Hasil Belajar, Metode Contextual
17
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, Meliputi Diskripsi
pelaksanaan pra siklus, Diskripsi pelaksanaan siklus I, Diskripsi
pelaksanaan siklus II.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, yang mencakup
Analisis Hasil pra siklus, Analisis Hasil siklus I dan Analisis Hasil siklus
II dan pembahasan.
BAB V PENUTUP meliputi kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir sekripsi terdiri dari:
18 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Guru di dalam kelas menyelenggarakan proses belajar untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, agar terjadi proses
pembelajaran yang aktif dan efisien. Belajar merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks, Sebagai tindakan, maka belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri (Dimyati, 2002:7).
Proses belajar hanya terfokus untuk peserta didik, bagaimana peserta
didik paham atau tidak tentang apa yang telah diberikan pendidik dan
setelah peserta didik mempelajarinya sendiri.
Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka peserta didik
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar
(Dimyati, 2002: 3-4).
Menurut Sopiati (2011:63-64) Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
19
dengan belajar dan rumusan tujuan intruksional yang direncanakan guru
sebelumya. Hal ini dipengaruhi pula oleh guru sebagai perancang belajar
mengajar.
Dapat dilihat bahwa dalam proses belajar dan hasil belajar terdapat
perubahan penilaian yang berupa nilai untuk melihat indeks prestasi
peserta didik, dan perubahan tingkah laku baik sikap maupun
keterampilan peserta didik. Dapat diartikan pula bahwa terjadi
peningkatan dan pengembangan hasil belajar.
a. Aspek-aspek Hasil Belajar
Belajar merupakan proses yang dilakukan siswa untuk tujuan
pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
siswa yang di peroleh setelah belajar. Dalam sistem pendidikan
nasional, rumusan pendidikan, baik tujuan kurikuler, maupun tujuan
intruksional, menggunakan klasifikasi hasil pelajar dari Bunyamin
Bloom, yang secara garis besar membagi tiga ranah yakni ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik (Sopiati, 2011:67).
1) Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan/ingatan),
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),
application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
20
2) Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi).
3) Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan
rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,
teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. (Suprijono,
2009:6-7).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar
adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri)
a) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau faktor fisiologis pada umumnya
sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
User dan Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu
panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang
tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa
kelainan tingkah laku (Hamdani, 2011:140).
Faktor jasmaniah ini adalah berkaitan dengan kondisi
pada organ-organ tubuh manusia yang berpengaruh pada
21
cacat tubuh, kelainan fungsi kelenjar tubuh yang membawa
kelainan tingkah laku dan kelainan pada indera, terutama indra
penglihatan dan pendengaran akan sulit menyerap informasi
yang diberikan guru didalam kelas (Fathurrohman, 2012:122).
Maka kesehatan jasmani tubuh sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar anak didik. Dan cacat tubuh adalah
faktor yang menyebabkan perlambatan dalam proses belajar
sehingga menyebabkan peserta didik sulit dalam mencapai
hasil belajar secara maksimal.
b) Kecerdasan (intelegensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dihadapinya. Kemampuan ini sangat di tentukan oleh tinggi
rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Oleh
karena itu, jelas bahwa faktor inteligensi merupakan suatu hal
yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar
(Hamdani, 2011:139).
Menurut Slameto intelegensi adalah kecakapan yang
terdiri dari 3 jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan
22
abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat (Fathurrohman, 2012:123).
Sehingga faktor intelegensi sangat berpengaruh dalam
peningkatan belajar dan peningkatan hasil belajar peserta didik,
karena dengan intelegensi yang baik peserta didik akan lebih
mudah mencapai hasil belajarnya, berbeda dengan anak didik
memiliki intelegensi rendah akan lebih sulit pencapaian hasil
belajar.
c) Sikap
Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi
terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka,
atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat di pengaruhi oleh
faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan (Hamdani,
2011:140).
Maka dari itu kesiapan seorang peserta didik sangatlah
penting, untuk meningkatkan hasil belajar dari dalam diri
speserta didik, karena dengan sifat yang positif ataupun negatif
peserta didik mampu menerima ataupun menolak bahkan
memberi respon serta bereaksi dengan apa yang di sampaikan
23 d) Minat
Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu
kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat
sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan
perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu
terjadi karena perasaan senang terhadap sesuatu (Hamdani,
2011:140).
Minat, adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat
adalah perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek
(Fathurrohman, 2012:125).
Peserta didik memiliki minat yang besar untuk belajar
dengan baik, dikarenakan peserta didik senang terhadap
pelajaran yang diikutinya. Dengan pelajaran yang di senangi
maka peserta didik akan lebih giat belajar dan dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya denagn
senang hati tanpa rasa beban.
e) Bakat
Menurut slameto, Bakat adalah kemampuan untuk belajar
dan kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih (Fathurrohman,
24
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Menurut muhibbin syah, setiap orang memiliki bakat
dalam arti bepotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat
tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing (Hamdani,
2011:141).
Bakat memiliki peranan penting, bakat merupakan
kemampuan yang di miliki anak didik dalam proses belajar
mengajar, dengan pembelajaran dan pengajaran yang baik
apabila dilaksanakan secara optimal maka bakat anak didik
dapat berkembang secara real.
f) Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau
mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi
pelajaran yang sedang di ikutinya (Fathurrohman, 2012:126).
Maka dari itu motivasi adalah penggerak atau pendorong
dalam diri peserta didik, dengan motivasi anak didik dapat
memiliki semangat belajar yang tinggi. Demikian pula dalam
kegiatan belajar mengajar. Peserta didik akan berhasil apabila
25
2) Faktor eksternal (faktor yang mempengaruhi)
Faktor eksternal adalah, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri peserta didik, yang
meliputi:
a) Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan
pendidikan, karena dalam keluargalah anak tumbuh dan
berkembang secara baik, sehingga secara langsung maupun
tidak langsung keberadaan keluarga akan mempengaruhi
keberhasilan anak (Fathurrohman, 2012:128).
Menurut Hamdani (2011:143). Keluarga merupakan
lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang
dilahirkan dan di besarkan. Sebagaimana yang di jelaskan
Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran
besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Adanya rasa
aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang
terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman
merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
26
Disini penting sekali peran keluarga untuk tempat
pendidikan yang paling utama, guna menemtukan pendidikan
peserta didik untuk masa yang akan mendatang.
b) Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar
siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat
mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan
siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antar guru
dan siswa yang kurang baik akan memengaruhi hasil-hasil
belajarnya (Hamdani, 2011:144).
Maka dari itu sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal pertama yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan peserta didik, didalam sekolah peserta didik dapat
berinteraksi atau tukar pendapat guna mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki dengan cara bekerja sama dengan
anak didik yang lainnya untuk mencapai suatu hasil yang baik
yaitu hasil pembelajaran yang optimal.
c) Lingkungan masyarakat
Dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian
27
selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan
lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa
bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin
belajar, kemungkinan hal tersebut akan membawa pengaruh
pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana
temannya (Hamdani, 2011:144).
Perkembangan peserta didik juga sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan karena didalam kehidupan sehari-hari
peserta didik akan bergaul dengan lingkungan yang ada
disekitarnya, baik buruk perilaku peserta didik di pangaruhi
oleh lingkungan, apabila ia berada dalam lingkungan yang baik
maka pengaruh baik pula bagi peserta didik sedangkam apabila
berada dalam lingkungan yang kurang baik maka kurang baik
pula perilakunya.
B. Pembelajaran PAI
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
a. Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang diarahkan
untuk mematangkan potensi fitrah manusia, agar setelah tercapai
kematangan itu ia mampu memerankan diri sesuai dengan amanah
yang disandangnya, serta mampu mempertanggungjawabkan
28
sebagai gambaran dari tingkat perkembangan optimal yang dicapai
oleh setiap potensi fitrah manusia (Jalaluddin, 2003:52).
Pendidikan merupakan bagian dari upaya membantu manusia
memperoleh kehidupan yang bermakna hingga di peroleh suatu
kebahagiaan hidup, baik secara individu maupun kelompok
(Jalaluddin, 2003:81).
b. Agama
Agama adalah aspek penting dalam kehidupan manusia yang
mana agama sebagai fenomena universal karena ditemukan di setiap
masyarakat (Haryanto, 2016:21). Agama yang dimaksud adalah agama
islam yang merupakan agama yang pada dasarnya
menstransformasikan, tidak menciptakan komunikasi tertentu
(Haryanto, 2016:57). Agama merupakan kepercayaan bagi setiap umat
pemeluknya.
c. Islam
Islam tunduk, patuh: kepatuhan seseorang secara lahir dan batin
seraya meyakini semua ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw.
Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Namun dalam
al-Qur‟an kata Islam, Muslim, Muslimin digunakan lebih luas, bahkan
membuktikan bahwa agama sejak Nabi Adam hingga Muhammad
29
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan
terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, dan
mengamalkan Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau
latihan, PAI yang hakekatnya merupakan sebuah proses itu, dalam
perkembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang
di ajarkan disekolah maupun perguruan tinggi (Nazarudin, 2007:12)
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah kegiatan pembelajaran
yang diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, dan
penghayatan terhadap nilai-nilai agama dan kepercayaan.
2. Tujuan pembelajaran PAI
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta
mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan-tujuan lain. Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi
pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek, misalnya:
Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan
karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan
tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi
kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya barupa ibadah dan tugas sebagai
wakil-Nya dimuka bumi.
Kedua, memerhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang
manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai beberapa potensi
30
berkecenderungan pada al-hanief (rindu akan kebenaran dari Tuhan)
berupa agama Islam sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada.
Ketiga, tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian
nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu
masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya
dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern.
Keempat, dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi
kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan
dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang
mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan diakhirat
yang lebih membahagiakan, sehingga manusia dituntut agar tidak
terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki
(Mujib, 2006:71-72).
Pendidikan Agama Islam dalam mendididik peserta didik, menjadi
manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur, cakap,
dan memiliki ketrampilan serta pengetahuan yang luas, mampu
mempertahankan hidup, dan membangun bangsa dan negara yang
kesemuanya hanya bertujuan untuk mengabdi kepada Allah SWT,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup yang sejati. Dijelaskan dalam
31
وُتوُأ َنيِذَّلاَو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذَّلا ُوَّللا ِعَفْرَ ي اوُزُشْناَف اوُزُشْنا َليِق اَذِإَو
َمْلِعْلا
ٍتاَجَرَد
“Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, Niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah:11) (DEPAG RI, 1989:63).
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa tujuan pendidikan agama
islam adalah untuk membentuk manusia yang dapat mengembangkan
potensi diri sebagai hamba Allah yang selalu beribadah kepada-Nya dan
dapat mengembangkan pribadi manusia sebagai makhluk dan dapat
berinteraksi dengan makhluk lain, guna mendapatkan kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat
C. Materi PAI kelas VIII BAB Hewan Halal dan Haram
Pada dasarnya semua yang ada di bumi adalah untuk manusia dan
semuanya yang ada dibumi halal baginya, kecuali ada ketentuan yang
melarang untuk memakannya. Salah satu ciptaan Allah yang diperuntunkan
bagi manusia adalah binatang atau hewan.
Secara umum, semua jenis binatang, baik yang halal maupun haram dari
segi kehidupannya dibagi tiga macam, yaitu binatang yang hidup di darat, laut
atau dua alam. Akan tetapi, binatang yang halal dimakan hanya terdapat di
dasar laut (Mudarip, 2010:133).
1. Hewan yang Halal dan Haram di Makan
Binatang yang bisa di manfaatkan secara langsung misalnya untuk
32
adalah halal dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan
Rasul-Nya.
a) Binatang Halal
1) Pengertian binatang halal
Hahal (halla, yahillu, hillan) membebaskan, melepaskan,
memecahkan, membubarkan, dan membolehkan. Segala sesuatu
yang menyebabkan seseorang tidak dihukum jika
menggunakannya (Dahlan, 2006:505-506)
2) Macam-macam binatang Halal
(a) Binatang Laut/sungai/air
Semua binatang laut itu halal, baik berupa ikan atau yang
lainnya, baik yang ditangkap masih hidup ataupun yang
ditemukan dalam keadaan sudah mati. Ketentuan ini
terkandung dalam surah (Al-Maidah 96) yang berbunyi:
ُدْيَص ْمُكَل َّلِحُا
اَعَطَوِرْحَبْلا
ِةَراَّيَّسلِلَو ْمُكَلاًعاَتَم ُوَم
Artinya:“Dihalalkan bagimu binatang buruan di laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan” (al maidah :96)
Khusus binatang laut yang bentuknya menyerupai hewan
haram, seperti anjing laut, singa laut, sebagian ulama
33 3) Binatang Darat
Diantara binatang darat yang halal untuk dimakan dan
dinyatakan langsung Allah dan Rosul-Nya adalah sebagai berikut:
(a) Binatang ternak, unta, sapi/kerbau, kambing/biri-biri,
domba/rusa, dan Ayam serta Kuda,
ِحَأ
Artinya: “Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali
yang akan dibacakan kepadamu”. (QS. Al Maidah :1)
(b) Binatang yang bukan ternak berupa kuda, kelinci, belalang,
dan burung-burung kecil.
(1) Kuda merupakan salah satu jenis binatang yang dinyatakan
kehalalannya langsung oleh Rosulullah SAW.
Sebagaimana terungkap dalam satu hadits yang berbunyi:
)ىراخبلا هاور( ِلْيَخْلا ِمْوُحُل ىِف َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ُّيِبَّنلا َنِذَأ
Artinya: “Nabi SAW, mengizinkan untuk memakan daging kuda.“ (HR. Bukhori)(2) Burung-burung kecil, sebagaimana diterangkan dalam
salah satu hadits yang berbunyi:
َلاَعَ ت ُللها ُوَلَأَس َّلاِا اَهإقَح ِرْيَغِب اَهَ قْوَ ف اَمَف اًرْوُفْصُع َلَتَ ق ٍناَسْنِا ْنِماَم
َلْيِق اَهْ نَع
ُعَطْقَ يَلاَو اَهُلُكْأَيَ ف اَهُحَبْذَي َلاَق ؟ اَهُّقَحاَمَو ِللها َلْوُسَراَي
و دواد وبا هاور( اَهَسْأَر
)ىذمرتلا
34
tidak memotong kepalanmya lalu melemparnya.” (H.R Abu Daud dan Tirmidzi)
b) Manfaat Binatang Halal
Kehalalan hewan itu menyangkut zatnya, cara memperolehnya
dan cara penyembelihannya. Sesuatu yang dihalalkan agama, akan
memberikan manfaat, begitu pula sebaliknya, sesuatu yang
diharamkan, apabila dilanggar akan mendatangkan madhorot, adapun
manfaat binatang yang halal adalah.
1) Memakan binatang yang halal akan mendatangkan dampak yang
positif bagi kesehatan baik sisi jasmani maupun rohani.
2) Manfaat secara rohani dari makan halal adalah peluang
terkabulnya ibadah dan Do‟a
3) Meningkatkan kesucian jiwa dan kejernihan hati
4) Memunculkan semangat beribadah dan mudah di ajak kebaikan
5) Mendekatkan diri kepada Allah dan digolongkan orang sholeh,
sebab yang bersangkutan telah memenuhi syariat Allah.
c) Tata cara penyembelihan hewan yang dihalalkan.
1) Menyembelih hewan secara tradisional
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam
penyembelihan, di antaranya sebagai berikut:
(a) Dalam penyembelihan harus dengan niat untuk Allah semata
(membaca do‟a)
35
(c) Terputusnya urat hewan yang dituju, seperti tenggorokan,
saluran makanan dari tenggorokkan sampai usus (mari‟), dan
dua urat leher.
(d) Penyembelih harus beragama samawi (Islam, Yahudi, atau
Nasrani) (Purwanto, 2007:145)
Tata cara penyembelihan hewan secara tradisional sudah
sering dilakukan oleh orang-orang, dan dikatakan halal apabila
proses penyembelihan menggunakan pisau yang tajam dan
menyebut nama Allah.
2) Menyembelih hewan secara mekanik
Syarat penyembelihan hewan secara tradisional tetap berlaku
untuk penyembelihan secara mekanik. Mengenai alat
penyembelihan, Rasulullah SAW tidak melarang menggunakan
alat apapun asalkan alat tersebut tidak terbuat dari gigi dan kuku.
Mengenai hewan hasil buruan, ketentuan dalam Islam adalah
jika berburu menggunakan anjing maka ketika melepaskan anjing
tersebut harus dengan menyebut nama Allah. Hal ini membuktikan
bahwa menyebut nama Allah merupakan syarat yang mutlak dalam
hewan buruan (Purwanto, 2007: 146).
Maka dari itu hewan yang disembelih secara mekanik halal
36
dan alat yang digunakan untuk menyembelih tidak terbuat dari gigi
atau kuku.
d) Binatang Haram
Haram, secara etimologis adalah berarti sesuatu yang dilarang
menggunakannya. Dalam istilah hukum islam haram bisa dipandang
dari dua segi, pertama, dari segi batasan dan esensinya, dan kedua, dari
segi bentuk dan sifatnya (Dahlan, 1996:523).
1. Macam-macam binatang Haram
(a) Binatang bertaring/buas, sebagaimana di kemukakan
Rosulullah SAW, dalam Hadits yang berbunyi:
َلْوُسَر َّنَأ
ٌماَرَح ِعاَبإسلا َنِم ٍباَن ىِذ ُّلُك : َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها
)ملسم و ىراخبلا هاور(
Artinya: “bahwasanya Rasulullah SAW berkata: tiap-binatang buas yang bertaring, haram dimakan”. (HR. Bukhori dan Muslim)(b) Binatang yang berkuku tajam, sebagaimana dikemukakan
dalam salah satu hadits nabi SAW, yang berbunyi:
)ملسم هاور( ِرْيَّطلا َنِم ٍبَلْخِم ىِذ إلُك ْنَع َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ُّيِبَّنلا ىَهَ ن
Artinya: “Rosulullah SAW telah melarang makanan
setiap burung yang berkuku tajam” (H.R Muslim)
(c) Binatang yang disuruh untuk membunuh, yakni burung gagak,
37
dikemukakan dalam salah satu hadits Nabi SAW,yang
berbunyi:
َنِم ٌسْمَخ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها ُلْوُسَر َلاَق
َقِساَوَ ف َّنُهُّلُك ِباَوَّدلا
ُبْلَكْلاَو ُرْأَفْلاَو ُبَرْقَعْلاَو ُةَءاَدِحْلاَو ُباَرُغْلا : ِماَرَحْلاَو إلِحْلا ىِف َنْلَ تْقُ ي
)ملسم و ىراخبلا هاور( ُرْوُقَعْلا
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: lima macam binatang yang jahat hendaknya dibunuh, baik ditanah halal maupun tanah haram: gagak, rajawali, kalajengking, tikus dan anjing buas.” (H.R Muslim)(d) Binatang yang dilarang dibunuh, yakni semut, tawon, burung
Hud-hud, dan burung suradi, sebagaimana dikemukakan dalam
salah satu hadits Nabi SAW yang berbunyi:
ِةَلْمَّنلا ِباَّوَّدلا َنِم ٍعَبْرَأ ِلْتَ ق ْنَع َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ُّيِبَّنلا ىَهَ ن
)دمحأ هاور( ِدَرُّصلا َو َدُىْدُهلاَو ِةَلْحَّنلاَو
Artinya: “Nabi Muhammad SAW melarang membunuh 4
macam binatang: semut, tawon, burung Hud-hud, dan burung suradi” ( H.R Ahmad)
(e) Binatang yang kotor (keji) disebut Hasyarot yaitu binatang
darat yang kecil-kecil dan kotor seperti cacing, kutu, ulat,
lebah, laba-laba, dan sebangsanya, sebagaimana dikemukakan
oleh Allah dalam surah Al-A‟raf ayat 157 yang berbunyi:
38
(f) Binatang yang hidup di air dan di darat (amphibi), seperti
katak, buaya, keong, kepiting, kura-kura, bekicot, yuyu dan
sebagainya.
(g) Selain binatang yang disebutkan di atas, diharamkan juga
bangkai, darah, daging babi, daging yang disembelih tidak atas
nama Allah dan daging yang di gunakan untuk sesaji,
sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
ةقنخنملاو وب للها ريغل لىأ امو ريزنخلا محلو مدلاو ةتيملا مكيلع تمرح
حبذ امو متيكذ ام لاا عبسلا لكأ امو ةحيطنلاو ةيدرتملاو ةذوقوملاو
ملازلأاب اومسقتست ناو بصنلا ىلع
“diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang di tanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)yang disembelih untuk berhala, dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah...” (Qs. Al-maidah: 3)
2. Madhorot Binatang Haram
Perlu diketahui bahwa keharaman hewan itu menyangkut
zatnya, cara memperolehnya dan cara penyembelihannya. Sesuatu
yang diharamkan, apabila dilanggar akan mendatangkan madlorot.
Adapun madlorot binatang yang haram adalah:
a) Binatang yang diharamkan oleh Allah bila dimakan akan
39
b) Akan dimasukkan kedalam panasnya api neraka. Nabi
bersabda: “badan yang tumbuh dengan makanan haram, api
neraka lebih pantas untuknya”
c) Seorang yang makan daging anjing, maka dia akan memiliki
jiwa seperti hewan yang dimakannya (dampak secara Rohani)
d) Karena banyak makanan yang haram, do‟anya tidak
terkabulkan Allah SWT
e) Orang yang memakan riski haram, akan merasa enggan untuk
melaksanakan ibadah.
3. Cara menghindari makanan yang yang bersumber dari binatang
yang diharamkan.
a) Selalu waspada terhadap makanan yang bersumber dari
binatang yang diharamkan
b) Selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi
c) Mencari informasi tentang makanan yang bersumber dari
binatang yang diharamkan, baik dari surat kabar, buku,
maupun internet Mudarip (2010: 135)
Allah mengharamkan suatu hewan dikarenakan memiliki
madhorot. Baik untuk jasmani maupun rohani. Jadi manusia harus
selalu waspada dalam memilih makanan yang halal ataupun haram,
mengenai hewan halal atau haram kita dapat mencari tahu melalui
40 D. Contextual Teaching and Learning
1. Pengertian metode
Metode berasal dari kata methodos (yunani) yang dimaksud adalah
cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu
subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban
yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk
keabsahannya (Ruslan, 2010:24). Metode adalah cara yang digunakan
untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
kurikulum (Hamalik, 2009:26). Metode adalah prosedur sistematis yang
tercakup dalam upaya menyelidiki fakta dan konsep (Kartono, 2008:302)
Metode dapat diartikan sebagai cara-cara atau langkah-langkah yang
digunakan dalam menyampaikan suatu gagasan, pemikiran atau wawasan
yang disusun secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada teori,
konsep dan prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu
terkait, terutama ilmu psikologi, manajemen, dan sosiologi (Nata,
2009:176).
Metode adalah langkah atau cara yang digunakan dalam
menyampaikan suatu gagasan, pemikiran atau wawasan yang disusun
secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada teori, konsep dan
41
terutama ilmu psikologi, manajemen, dan sosiologi untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.
2. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kata Contexstual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan,
konteks, suasana atau keadaan”. Dengan demikian, contextual di artikan
“yang berhubungan dengan suasana (konteks)”. Sehingga, contextual
teaching and learning (CTL) dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran
yang berhubungan dengan suasana tertentu (Hosnan, 2016:267).
Contextual Teaching and Learning adalah suatu model pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006:255). Konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran
dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari (Muslich, 2008:41).
Pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana
siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam
berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah
yang bersifat simulative ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun
42
Metode contextual teaching and learning adalah metode
pembelajaran yang di terapkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dengan kata lain model
pembelajaran ini memeberikan fasilitas belajar kepada peserta didik untuk
mencari mengolah dan menemukan pengalaman belajar yang lebih konkrit
(terkait dengan kehidupan nyata).
3. Prinsip Dasar CTL
Menurut Komalasari (2010:11-13) ada tujuh prinsip dasar CTL,
yaitu:
a. Konstruktivisme (constructivism)
Komponen ini merupakan landasan filosofis (berpikir) penekatan
CTL. Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif
berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan dari
pengalaman belajar yang bermakna.
Dalam pembelajaran PAI, peserta didik diharapkan mampu
menyusun struktur awal kognitifnya berdasarkan pengalaman
pribadinya. Guru dalam proses pembelajaran selanjutnya dapat lebih
mudah menjelaskan materi dan lebih mudah dalam mengaitkan materi
43 b. Bertanya (questioning)
Komponen ini merupakan strategi pembelajaran CTL. Belajar
dalam pembelajaran CTL dipandang sebagai upaya guru yang bias
mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa
untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan
kemampuan berpikir siswa.
Bertanya dalam proses pembelajaran PAI dapat dilakukan
dengan guru memberikan pertanyaan awal sebagai apersepsi semisal
peserta didik harus menyebutkan contoh ciptaan Allah yang ada
disekitar lingkungan mereka. Kemudian guru dapat membimbing dan
mengarahkan peserta didik untuk menemukan setiap materi yang
dipelajarinya.
c. Menemukan (inquiry)
Komponen menemukan merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan
ini di awali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan
kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan sendiri yang diperoleh
siswa.
Awal proses menemukan bisa dilakukan dengan cara guru
memberikan suatu masalah keagamaan yang sedang terjadi dan
menjadi topik pembicaraan. Peserta didik akan mulai berpikir untuk
44
proses menemukan dapat dilakukan oleh peserta didik dan guru
berperan sebagai motivator dan fasilitator.
d. Masyarakat Belajar (learning community)
Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam masyarakat belajar
bagi peserta didik tunanetra dilakukan dengan satu arah, guru
memberikan pertanyaan yang kemudian didiskusikan secara
bersama-sama, tidak dibuat kelompok. Contoh ketika belajar tentang iman
kepada Rasul dan cara mengimaninya tentu masing-masing peserta
didik mempunyai cara dan jawaban masing-masing.
e. Pemodelan (modeling)
Komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa
pembelajaran keterampilan dan pengetahuan diikuti dengan model
yang bisa ditiru siswa. Pemodelan dilakukan dengan memberikan
contoh secara langsung semisal ibadah solat yang pasti dilakukan baik
oleh guru maupun peserta didik ketika mereka berada di rumah, di
asrama maupun di lingkungan sekolah.
f. Refleksi (reflection)
Komponen yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran
dengan pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas pengetahuan
yang baru dipelajari. Pengetahuan baru mereka sebagai tambahan dan