Metodelogi Penelitian
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika modal sosial sepanjang kehidupan klaster pada klaster cor logam Ceper Klaten - Jawa Tengah. Untuk dapat mengetahui dinamika modal sosial sepanjang kehidupan klaster maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian perkembangan (development research) yang dimaksudkan untuk meneliti perkembangan suatu subyek menurut pola dan urutan berdasarkan fungsi waktu (Muhajir, 2000).
Penelitian perkembangan dapat bersifat longitudinal dan dapat pula bersifat lintas seksional atau cross sectional. Perbedaan keduanya adalah bahwa longitudinal meneliti berdasarkan kurun waktu, dimulai dari awal hingga akhir dengan subyek yang terbatas. Sedangkan cross sectional meneliti berdasarkan tingkatan waktu tertentu dengan subyek yang lebih banyak
berdasarkan tingkatan waktu tersebut. Longitudinal membutuhkan waktu yang panjang sedangkan cross sectional membutuhkan waktu yang pendek tetapi dengan subyek yang lebih banyak. Dalam penelitian ini subyek yang mempunyai informasi berkaitan kehidupan klaster dibagi ke dalam 3 (tiga) dimensi waktu yang berbeda, yaitu pada saat awal pertumbuhan/ embrio, pada saat tumbuh dan dewasa, serta pada saat menurun dan transformasi (Danim, 2002).
Selain menggunakan metode penelitian perkembangan dengan tiga acuan waktu, dikarenakan sifat penelitian juga meliputi penelusuran sejarah, digunakan juga metode penelitian historis (historical research) yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara objektif, sistematis dan akurat. Dengan menggunakan metode penelitian tersebut, bukti-bukti dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis dan disintesikan. Berdasarkan hasil sintesis dari bukti-bukti historis tersebut selanjutnya dirumuskan kesimpulan. Hasil penelitian akan disampaikan dalam bentuk narasi deskriptif (Danim, 2002).
Tahapan Penelitian
Tahapan Penelitian terdiri dari tahapan persiapan, tahapan pengumpulan data dan tahapan analisa data. Sedangkan tahapan persiapan terdiri dari: studi pustaka, studi dokumen dan pelaksanaan FGD (Focus
Group Discussion).
Studi pustaka dilakukan untuk menelaah lebih lanjut berbagai teori perkembangan klaster dan dinamika modal sosial. Beberapa teori yang digunakan untuk melakukan analisis dinamika modal sosial dalam pengembangan klaster logam adalah: a) teori tentang modal sosial
(Putnam 1993 dan 1995), Bourdieu (1980), Coleman (1988 dan 1999), dan Schmitz (1997), b) teori tentang tingkatan modal sosial (Sidu,2006), c) teori tentang daur perkembangan klaster (Rocha dalam Andresson, 2004)
Studi dukumen berupa pengumpulan informasi-informasi sekunder yang diperoleh dari berbagai pihak tentang perkembangan dan kondisi klaster cor logam, sebagai dokumen awal dalam penelitian ini. Informasi awal tersebut dalam bentuk studi pustaka maupun informasi yang berkaitan dengan klaster cor logam di Klaten. Beberapa data sekunder tersebut antara lain : a) data tentang kondisi geografis klaster cor logam, Ceper; PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Klaten, industri logam di Kabupaten Klaten dan data unit usaha cor logam di Kabupaten Klaten, diperoleh dari buku Klaten dalam Angka tahun 2010, b) data tentang perkembangan koperasi Batur Jaya, diperoleh dari Koperasi Batur Jaya, Ceper, c) data tentang penelitian teknologi cor logam, diperoleh dari Balitbang Provinsi Jawa Tengah, d) data tentang perkembangan teknologi tungku pembakaran dari besalen sampai dengan induksi, diperoleh dari POLMAN (Politeknik Manufaktur), Ceper, e) pola pengembangan klaster industri di Jawa Tengah, diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, f) profil klaster di Jawa Tengah, diperoleh dari Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya (FPESD) Jawa Tengah.
FGD (Focus Group Discussion) dilakukan untuk mendapatkan informasi awal tentang stakeholder kunci yang mengetahui tentang dinamika modal sosial sepanjang perkembangan kehidupan klaster dan rumusan awal tentang perkembangan kehidupan klaster. Hasil dari FGD, selain data dan informasi tentang perkembangan klaster, juga ditemukan beberapa tokoh kunci yang berpengaruh dan mengetahui cerita tentang
kehidupan perkembangan klaster, termasuk dinamika modal sosialnya. Penentuan tokoh kunci sebagai subyek wawancara ini dilakukan dengan teknik, dikarenakan peneliti sama sekali belum mengetahui tokoh-tokoh kunci yang berpengaruh.
Meskipun sudah ada informan kunci, tidak menutup kemungkinan bahwa wawancara juga dilakukan di luar tokoh kunci tersebut, apabila dalam wawancara dengan tokoh kunci diperlukan wawancara dengan tokoh di luar tokoh kunci tersebut untuk mengklarifikasi informasi dan data yang diperoleh.
Peserta FGD sebanyak 60 orang terdiri dari pelaku usaha klaster cor logam Ceper. Informan kunci yang akan digunakan berasal dari pelaku usaha yang pernah mengalami masa awal pertumbuhan/embrio (2 orang) dan pelaku usaha pada masa tumbuh dan dewasa (2 orang) serta penurunan dan transformasi (2 orang). Selain pelaku usaha, informan kunci juga diperoleh dari pengurus Koperasi Batur Jaya (3 orang), Pengurus POLMAN (2 orang), pelaku usaha di luar anggota Koperasi (2 orang), serta pihak eksternal dari Perguruan Tinggi (1 orang), dari lembaga swasta (2 orang), dan dari Pemerintah Kabupaten Klaten (2 orang). Jumlah informan kunci keseluruhan sebanyak 18 orang.
Tahapan Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan explorasi (penelusuran) melalui informan kunci dengan menggunakan metode wawancara dengan
teknik snowballing.
Informan kunci
Informan kunci atau sumber data utama dari penelitian ini adalah orang-orang yang mengetahui tentang kehidupan dan perkembangan klaster termasuk unsur-unsur modal sosial.
Tabel 3.1
Daftar Obyek Penelitian,Kebutuhan Data, Instrumen Penelitian dan Sumber Data
Obyek Penelitian Kebutuhan data Instrumen penelitian Sumber data
1. Kondisi Bisnis dan Teknologi Klaster Cor Logam Sejarah perkembangan kehidupan klaster Indepth interview dan Pengamatan di lapangan Informan, data sekunder, POLMAN, Koperasi Batur Jaya 2. Kondisi Modal
Sosial Pada Cor Logam Kab. Klaster
Kondisi modal sosial pada setiap tahapan perkembangan klaster : pertumbuhan/ embrio, tumbuh, dan transformasi
Indepth interview dan Pengamatan di
lapangan Informan (primer)
3. Pembentukan Modal Sosial Melalui Lembaga Formal dan Non Formal
Data dari lembaga-lembaga formal dan non formal yang membentuk modal sosial
Indepth interview dan Pengamatan di lapangan
Informan (primer), Koperasi Batur Jaya
4. Pemanfaatan Modal Sosial oleh Individu Pengusaha
Data tentang individu pengusaha dalam memanfaatkan modal sosial, meliputi jaringan, kepercayaan,ketaatan terhadap norma kepedulian terhadap sesama, ketaatan terhadap sesama, kepedulian terhadap organisasi
Indepth interview dan Pengamatan di
lapangan Informan (primer)
5. Upaya Peningkatan Modal Sosial
Data tentang upaya peningkatan modal sosial melalui kelembagaan, fasilitasi Pemerintah dan faktor faktor yang mempengaruhi modal sosial
Indepth interview dan Pengamatan di
Orang yang memahami kehidupan klaster cor logam Ceper dan mempunyai berbagai peran terhadap klaster antara lain adalah: pelopor, lembaga pembina, tokoh masyarakat, ketua kelompok, pengurus koperasi, perangkat desa maupun tokoh-tokoh muda yang mengetahui tentang perkembangan klaster dari cerita orang tua maupun sumber informasi lainnya. Selain hasil wawancara, data primer yang dikumpulkan juga berasal dari hasil observasi berupa foto, tabel maupun gambar.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan explorasi (penelusuran) melalui informan kunci dengan menggunakan metode wawancara dengan teknik snowballing. Adapun teknik pengumpulan data dapat diterangkan sebagai berikut: a) penelusuran data dimulai dari data sekunder yang ada, baik yang berasal dari eksternal klaster seperti Balitbang Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perindag Provinsi Jawa Tengah dan FPESD Jawa Tengah maupun dari internal klaster seperti dari POLMAN (Politeknik Manufactur) Ceper dan Koperasi Batur Jaya. b) data sekunder yang telah diperoleh dikumpulkan dan dianalisis untuk menjadi bahan lebih lanjut, c) penelusuran berikutnya dalam bentuk data primer yang berasal dari informan atau tokoh kunci klaster.
Informan pertama yang dihubungi adalah informan hasil dari FGD yang merupakan tokoh kunci, yaitu Suyitno yang merupakan Kepala POLMAN, mantan Kepala Kandep Perindustrian Klaten dan tokoh masyarakat di Ceper. Dari Suyitno diperoleh informasi tentang tokoh-tokoh lain seperti tokoh-tokoh pada masa klaster awal pertumbuhan/embrio yaitu Margono dan Bilal, tokoh pada klaster tumbuh dan dewasa adalah
para pengurus koperasi seperti Anas Yusuf, Yuli, Didik dan tokoh pada masa klaster menurun seperti Yahya. Ternyata informasi tokoh kunci yang diberikan oleh Suyitno sama dengan hasil FGD, d) kemudian dilakukan wawancara kepada para informan tersebut, dengan materi wawancara dibagi 3 (tiga) yaitu bahan wawancara untuk klaster tahap awal pertumbuhan/embrio, klaster tahap tumbuh dan dewasa serta klaster menurun dan transformasi. Metode wawancara, dilakukan dengan cara penelusuran dengan pertanyaan yang sama yang ditanyakan kepada orang lebih dari satu. Adapun waktu pelaksanaan wawancara, sebagai berikut : 1. Wawancara pada tanggal 7 Juni 2010 dengan informan Agus Yuli
dan Dwi yang merupakan pengurus Koperasi Batur Jaya bertempat di Koperasi Batur Jaya, menanyakan tentang kondisi klaster pada tahap awal pertumbuhan/embrio, tumbuh dan dewasa serta menurun dan transformasi, perkembangan klaster dan modal sosial.
2. Wawancara pada tanggal 9 Agustus 2010 dengan informan Suyitno (Direktur POLMAN) bertempat di POLMAN, menanyakan tentang kondisi klaster pada tahap awal pertumbuhan/embrio, tumbuh dan dewasa serta menurun, perkembangan klaster dan modal sosial. 3. Wawancara pada tanggal 9 Agustus 2010 dengan informan Margono
bertempat di rumah Margono, khusus menanyakan tentang kondisi modal sosial pada waktu awal pertumbuhan/embrio, tumbuh dan dewasa. Hal tersebut dikarenakan pada wawancara sebelumnya data tentang klaster pertumbuhan/embrio dan awal klaster tumbuh belum banyak diperoleh informasinya. Oleh karena itu, dilakukan wawancara kepada Margono yang merupakan tokoh pada masa klaster embrio, dimana yang bersangkutan merupakan pengurus koperasi pada jaman klaster embrio.
4. Wawancara pada tanggal 16 Agustus 2010 dengan informan Anas Yusuf bertempat di Koperasi Batur Jaya, untuk menanyakan kondisi klaster pada masa tumbuh dan dewasa serta menurun dan transformasi termasuk mengklarifikasi data yang berasal dari informan sebelumnya.
5. Wawancara pada tanggal 29 September 2010 dengan informan Suyitno dan Didik Parmadi bertempat di POLMAN, untuk mengklarifikasi ulang hasil temuan tentang kondisi klaster dan modal sosial dari 3 tahapan tersebut.
6. Wawancara pada tanggal 29 September 2010 dengan informan Nunik (anak dari pengusaha PT. Sidodadi Jaya) di rumah Nunik, untuk menanyakan tentang modal sosial dari aspek keluarga.
7. Wawancara pada tanggal 1 Oktober 2010 dengan informan Suyitno dan Bilal bertempat di POLMAN, untuk mengklarifikasi kembali data tentang kondisi klaster pada saat awal pertumbuhan/embrio.
8. Wawancara pada tanggal 2 Oktober 2010 dengan informan Bambang (direktur Banjor), untuk mengetahui pendapat dan pengalaman dalam membangun modal sosial baik terhadap pelanggan, karyawan maupun kepada sesama saudara yang juga mempunyai usaha yang sama.
9. Wawancara pada tanggal 2 Oktober 2010 dengan informan Yahya bertempat di perusahaan Mitra Rekatama Mandiri tentang membangun modal sosial baik terhadap pelanggan, karyawan maupun kepada sesama saudara.
10. Wawancara pada tanggal 5 November 2010 dengan informan Husain bertempat di perusahaan Bahama Laksaka tentang membangun modal
sosial baik terhadap pelanggan, karyawan maupun kepada sesama saudara.
11. Wawancara pada tanggal 27 Desember 2010 dengan informan Suyitno bertempat di POLMAN untuk mengklarifikasi data-data yang telah ada.
12. Wawancara pada tanggal 28 Desember 2010 dengan informan Didik, Anas Yusuf dan Yuli bertempat di Koperasi Batur Jaya untuk mengklarifikasi data yang ada dan penambahan data berkaitan dengan modal sosial dari aspek lembaga non formal dan lembaga formal. 13. Paparan hasil sementara kepada para pihak yang terlibat dalam
pengembangan klaster, baik yang merupakan informan maupun bukan informan.
14. Klarifikasi akhir dari hasil penulisan disertasi yang dilakukan pada bulan Januari 2012.
Setiap kali wawancana selesai dilaksanakan, data dikumpulkan, direduksi dan diolah menjadi bahan tulisan. Setelah itu, dilakukan wawancara kembali dengan nara sumber yang sama ataupun narasumber berbeda untuk mendapatkan klarifikasi data ataupun mendapatkan data tambahan baru. Teknik yang digunakan adalah dari satu informan kemudian ke informan yang lain berdasarkan kebutuhan sampai datanya dirasakan jenuh. Hasil analisis pada hasil wawancara dengan satu sumber informasi dipergunakan sebagai hipotesis sementara yang kemudian dikonfirmasikan pada sumber informasi kedua dan seterusnya sampai datanya jenuh dan terjadi generalisasi keseluruhan (Danim 2002). Dalam penelitian ini setiap data yang masuk direduksi dan dilakukan analisis tanpa harus menunggu semua proses pengumpulan data di lapangan
selesai (Sugiono, 2005). Hal tersebut dilakukan karena metode kualitatif menekankan pada analisa selama proses penelitian itu sendiri berupa makna dan interpertasi (Danim 2002).
Tahapan Analisa Data
Hasil dari pengumpulan data kemudian dianalisis dengan mengikuti konsep Miles and Huberman dalam Sugiono (2005), yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus pada setiap tahapan penelitian sampai tuntas dan datanya menjadi jenuh. Analisis dilakukan baik pada saat persiapan, pada saat pelaksanaan maupun pada saat menyimpulkan hasil. Proses analisis menurut Sugiyono (2005) adalah: mencari data (data
collection) yaitu data yang bersifat sekunder maupun primer dikumpulkan,
kemudian data dikurangi (data reduction ) dan diolah ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel dll (data display), disimpulkan dan dilakukan verifikasi kembali (data clusions and verifying).
Secara diagram, analisis modal sosial dalam perkembangan klaster dapat digambarkan pada Gambar 3.1:
Gambar 3.1. Analisis Modal Sosial Dalam Perkembangan Klaster
Fokus yang dianalisis dari obyek penelitian seperti yang digambarkan pada gambar tersebut diatas, secara rinci dapat diuraikan : a) analisa teknologi dan proses produksi, lebih melihat sejarah perkembangan teknologi pengecoran mulai dari yang paling sederhana yaitu besalen sampai yang paling modern yaitu dapur induksi, demikian juga perkembangan proses produksinya; b) analisa dinamika modal sosial dilihat dari 3 periode (tahap), yaitu masa klaster awal pertumbuhan/ embrio, tumbuh dan dewasa serta penurunan dan transformasi. Pada tiap tahapan dianalisa proses terbentuknya modal sosial, dasar yang melandasi pembentukan modal sosial, analisa tentang jenis modal sosial yang
Metodelogi Penelitian diolah ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel dll (data display),
disimpulkan dan dilakukan verifikasi kembali (data clusions and verifying).
Secara diagram, analisis modal sosial dalam perkembangan klaster dapat digambarkan sebagai berikut :
Kondisi Bisnis
dan Teknologi kondisi Modal Sosial Pembentukan Modal Sosial Penggunaan Modal Sosial
Upaya Peningkatan MS Konsep Kondisi Bisnis dan Teknologi Konsep Kondisi MS Pembentukan Konsep MS Konsep Penggunaan MS Konsep Upaya Peningkatan MS • Primer • Sekunder • Observasi •Seleksi •Reduksi •Klasifikasi
Temuan Teori Peranan dan pemanfaatan MS dalam Pengembangan Klaster
Gambar 3.1. Analisis Modal Sosial Dalam Perkembangan Klaster
Fokus yang dianalisis dari obyek penelitian seperti yang digambarkan pada gambar tersebut diatas, secara rinci dapat diuraikan : a) analisa Teknologi dan proses produksi, lebih melihat sejarah perkembangan tehnologi pengecoran mulai dari yang paling sederhana yaitu Besalen sampai yang paling modern yaitu dapur induksi, demikian juga perkembangan proses produksinya; b) analisa dinamika modal sosial
terbentuk dan juga analisa jejaring dalam modal sosial serta faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan dan penurunan modal sosial; c) analisa pembentukan modal sosial melalui lembaga non formal dilakukan melalui pembentukan modal sosial melalui keluarga dan melalui pertemuan sosial. Modal sosial melalui keluarga dianalisa dari proses pembentukan modal sosial melalui perusahaan keluarga dan analisa modal sosial yang dibangun oleh para pengusaha dari luar Ceper.
Modal sosial yang dibangun melalui pertemuan sosial, dimana dianalisa tentang bentuk-bentuk kegiatan sosial budaya yang hidup di masyarakat Ceper dan bagaimana modal sosial bisa terbentuk; d) analisa pembentukan modal sosial melalui kelembagaan formal dilakukan dengan melihat lembaga-lembaga apa yang membentuk modal sosial. Proses modal sosial yang terbentuk secara lembaga formal, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya modal sosial dan juga yang menurunkan modal sosial; e) analisa penggunaan modal sosial oleh individu pengusaha dilakukan melalui analisa terhadap individu dalam membangun jaringan, kepercayaan, ketaatan terhadap norma, kepedulian terhadap sesama dan kepedulian terhadap organisasi. Dalam pengembangan jaringan, dianalisa baik mulai jaringan non formal, formal maupun jaringan yang dibangun secara mandiri. Demikian juga dianalisa bagaimana jaringan dibentuk baik melalui keluarga, kemitraan, silaturahmi, penggunaan teknologi informasi, kegiatan sosial keagamaan maupun model “gethok tular” dan analisa terhadap manfaat dan kerugiaan menggunakan jaringan usaha; f) analisa dalam membangun kepercayaan, terdiri dari kepercayaan terhadap penyedia bahan baku, kepercayaan terhadap sesama pelaku usaha, kepercayaan terhadap konsumen, kepercayaan terhadap organisasi dan kepercayaan terhadap pemerintah. Dalam analisis ini diuraikan
faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan kepercayaan, seperti faktor sosial budaya, transparansi dalam penetapan harga, terjaminnya kualitas produk dan “delivery”, terselenggaranya organisasi koperasi secara transparan dan pemberian kepercayaan anggota kepada pengurus koperasi. Serta bagaimana pemerintah dapat memfasilitasi para pengusaha di dalam klaster, sehingga klaster mendapatkan manfaat dan akhirnya meningkatkan kepercayaan pengusaha terhadap peran pemerintah; g) analisa terhadap ketaatan norma yang terdiri dari ketaatan terhadap norma agama, etika bisnis, aturan organisasi. Analisa terhadap norma agama lebih melihat bagaimana kaidah-kaidah agama membentuk dasar dalam menjalankan usahanya, demikian juga hal-hal positif dan negatif dari kaidah agama yang mempengaruhi pengusaha dalam menjalankan usaha. Analisa norma/etika bisnis berusaha untuk mengetahui etika bisnis yang ada pada klaster cor logam demikian juga bagaimana etika bisnis dapat berjalan secara baik di klaster cor logam; h) analisa terhadap ketaatan aturan organisasi lebih melihat bagaimana ketaatan itu menguat dan ketaatan terhadap organisasi menurun dan faktor apa yang menyebabkan para pengusaha di klaster tetap taat terhadap aturan organisasi; i) analisa kepedulian terhadap sesama lebih dilihat dari faktor-faktor yang mendasari timbulnya kepedulian terhadap sesama, seperti budaya, kelembagaan yang menciptakan kebersamaan maupun situasi ekonomi yang tidak menguntungkan adanya kebersamaan sehingga menurunkan adanya kepedulian terhadap sesama; J) analisa untuk melihat keterlibatan para pengusaha didalam organisasi yang terjadi pada klaster cor logam lebih melihat pada proses keterlibatan pelaku dari suatu organisasi desa yang lebih pada aspek keterlibatan sosial sampai pada keterlibatan pada koperasi sebagai lembaga usaha; k) analisa terhadap upaya peningkatan modal sosial,
dilihat dari aspek peningkatan modal sosial melalui kelembagaan formal maupun non formal, fasilitasi pemerintah serta prasyarat kondisi yang mempengaruhi modal sosial; l) analisa peningkatan modal sosial melalui lembaga formal lebih melihat bagaimana sejarah kelembagaan formal seperti koperasi dapat berperan sebagai pengikat adanya kebersamaan dan faktor-faktor apa yang membuat kebersamaan dalam lembaga formal dapat meningkatkan dan menghambat peningkatan modal sosial; m) analisa terhadap peningkatan modal sosial melalui kelembagaan non formal lebih melihat pada bagaimana komitmen untuk memenuhi pasar eksternal maupun menjaga harmonisasi antara bisnis dan hubungan sosial. Komitmen untuk memenuhi pasar eksternal seperti pemenuhan untuk kualitas produk, penentuan harga yang transparan, pemenuhan pengiriman dan ketaatan terhadap kewajiban finansial; n) analisa untuk menjaga harmonisasi bisnis dan hubungan sosial lebih melihat pada latar belakang budaya, etika usaha dan latar belakang sejarah dari para pengusaha yang dibesarkan dengan keberadaan koperasi; o) analisa peningkatan modal sosial melalui fasilitasi pemerintah lebih melihat dari aspek bagaimana fasilitasi pemerintah dalam memajukan klaster, analisa sistim pemerintahan yang sangat mempengaruhi dalam memfasilitasi klaster maupun fasilitasi melalui regulasi yang dapat meningkatkan kemajuan klaster; p) sedang analisa faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan modal sosial lebih melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi mempengaruhi peningkatan dan penurunan modal sosial, juga bagaimana pengaruh perubahan teknologi terhadap modal sosial.
Reliabilitas Penelitian
Agar penelitian dapat kredibel maka dilakukan serangkaian langkah-langkah (Danim, 2003) antara lain: a) perpanjangan pengamatan sampai dirasa data sudah jenuh dan tidak ada lagi tambahan data baru. Dalam penelitian ini, membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan data yang valid. Setiap kali data selesai dan diolah selalu dilakukan pengamatan kembali untuk mengklarifikasi dan mendapatkan tambahan data. Setiap ada tambahan data baru maka penulisan akan diperbaiki, demikian terus sampai dirasa tidak ada lagi data baru ; b) disamping itu juga dilakukan triangulasi dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda ataupun menanyakan hal yang sama melalui sumber data berbeda. Misalnya, untuk pertanyaan kondisi klaster pada masa awal pertumbuhan/embrio, peneliti menanyakan pada 2 (dua) orang yaitu Margono dan Bilal. Sedangkan untuk klarifikasi peneliti juga menanyakan hal yang sama pada Suyitno; c) mendiskusikan kembali hasil temuan dengan informan (sumber data), khususnya untuk mengklarifikasi kebenaran data yang diperolehnya. Diskusi dilakukan secara kelompok, dengan menghadirkan 3–5 informan agar dapat saling memperbaiki apabila ada kesalahan ataupun data yang kurang valid; d) transferabilitas, dengan cara mencoba hasil penelitian diterapkan pada anggota klaster yang lain sampai hasil kesimpulan tidak ada yang berubah; e) agar kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan, penelitian secara keseluruhan harus menghindari resiko bias, reliabel dan valid (Untari, 2005). Oleh karena itu dalam penelitian ini telah dilakukan:
1. Reliabilitas observasi pada saat pengambilan data: mengambil observasi yang sesungguhnya,
3. Metode pengambilan sampel yang tepat, serta tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam bisnis klaster cor logam di Ceper,
4. Kontrol bias terhadap pengambilan dan analisis data: dilakukan pengambilan data berulang terhadap beberapa orang yang berbeda melalui proses snowballing sampai terjadi jawaban yang sama.