• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perilaku yang disarankan (Smet, 1994). Kepatuhan dapat dibedakan dua yaitu : 1) Kepatuhan penuh (total compliance)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perilaku yang disarankan (Smet, 1994). Kepatuhan dapat dibedakan dua yaitu : 1) Kepatuhan penuh (total compliance)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepatuhan Diit Hipertensi 1. Kepatuhan

a. Pengertian

Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturan dan perilaku yang disarankan (Smet, 1994).

Kepatuhan dapat dibedakan dua yaitu : 1) Kepatuhan penuh (total compliance)

Pada keadaan ini penderita patuh secara sungguh-sungguh terhadap diit pada hipertensi.

2) Penderita yang tidak patuh (non compliance)

Pada keadaan ini penderita tidak melakukan diit terhadap hipertensi (Azwar, 1996).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan 1) Faktor predisposisi

a) Kepercayaan atau agama yang dianut

Kepercayaan atau agama merupakan dimensi spiritual yang dapat menjalani kehidupan. Penderita yang berpegang teguh terhadap agamanya akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa serta dapat menerima keadaannya, demikian juga cara akan lebih baik. Kemauan untuk melakukan kontrol

(2)

dimana penderita memiliki kepercayaan yang kuat akan lebih baik tabah terhadap anjuran dan larangan kalau tahu akibatnya (Notoadmojo, 1993).

b) Faktor geografi (lingkungan yang jauh atau jarak)

Lingkungan yang jauh atau jarak dari pelayanan kesehatan yang memberikan kontribusi rendahnya kepatuhan (Rich MV, Etal, 1995).

c) Individu

1). Sikap atau motivasi individu ingin sembuh

Motivasi atau sikap yang paling kuat adalah dalam diri individu sendiri. Motivasi individu ingin tetap mempertahankan kesehatannya sangat berpengaruh terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penderita dalam kontrol penyakitnya (Hawari, 1996).

2). Pengetahuan

Menurut Schere dan Bruce (2001), mengikuti bahwa pengetahuan mempengaruhi kompetensi perasaan dalam mengatur gejala. Penelitian lain juga dilaporkan bahwa penderita dengan kepatuhan rendah adalah mereka yang tidak teridentifikasi mempunyai gejala batuk dan sakit, mereka berfikir bahwa mereka sudah merasa sembuh sehat sehingga menghentikan minum obat sebelum waktunya (Hawari, 1996).

(3)

2) Faktor reinforcing a) Dukungan petugas

Dukungan dari petugas sangatlah besar artinya bagi penderita, sebab petugas adalah pengelola penderita yang paling sering berinteraksi sehingga pemahaman terhadap kondisi fisik maupun psikis lebih baik, dengan sering berinteraksi, sangatlah mempengaruhi rasa percaya dan menerima kehadiran petugas kesehatan dapat ditumbuhkan dalam diri penderita maka anjuran, perintah yang diberikan petugas akan dapat diterima oleh penderita dengan baik, begitu juga motivasi atgau dukungan yang diberikan petugas sangat besar artinya terhadap kepatuhan pasien untuk melakukan kontrol terhadap penyakit yang diderita (Friedman, 1998).

b) Dukungan sosial keluarga

Selain dukungan petugas, dukungan keluarga sangatlah tidak kalah pentingnya, karena keluarga merupakan bagian dari penderita yang paling dekat dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan dari keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau mengelola penyakitnya dengan lebih baik, serta penderita mau menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk penunjang pengelolaan penyakitnya (Friedman, 1998).

(4)

3) Faktor enabling

Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dalam memberikan penyuluhan terhadap penderita diharapkan penderita menerima penjelasan dari tenaga kesehatan yang meliputi : jumlah tenaga kesehatan, gedung serba guna untuk penyuluhan dan lain-lain (Notoadmojo, 2002).

2. Diit hipertensi

Diit hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami (Purwati, 1997). Hanya saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai sesuatu yang merepotkan dan tidak menyenangkan. Banyak makanan kesukaan bisa masuk daftar terlarang, misalnya garam penyedap, pop corn asin, dan kentang.

1). Tujuan diet hipertensi menurut Purwati, 1997) sebagai berikut: a. Mengurangi asupan garam

Mengurangi garam sering juga diimbangi dengan asupan lebih banyak kalsium, magnesium, dan kalium. Puasa garam untuk kasus tertentu dapat menurunkan tekanan darah secara nyata. Umumnya kita mengkonsumsi lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan tubuh. Idealnya kita cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau sekitar 5 gram per hari.

b. Memperbanyak serat

Mengkonsumsi lebih banyak sayur yang mengandung banyak serat akan memperlancar buang air besar dan menahan sebagian asupan natrium.

(5)

Sebaiknya penderita hipertensi menghindari makanan kalengan dan makanan siap saji dari restoran, yang dikhawatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat, misalnya semangkuk sereal mengandung sekitar 7 gr serat.

c. Menghentikan kebiasaan buruk

Menghentikan rokok, kopi, dan alkohol dapat mengurangi beban jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok dapat meningkatkan resiko kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner, sehingga jantung bekerja lebih keras. Sedangkan alkohol dapat memacu tekanan darah. Selain itu, kopi dapat memacu detak jantung. Menghentikan kopi berarti menyayangi jantung agar tidak terbebani lebih berat.

d. Perbanyak asupan kalium

Penelitian menunjukkan dengan mengkonsumsi 3500 mg kalium dapat membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga dengan volume darah ideal yang dapat dicapai kembali tekanan darah yang normal. Makanan yang banyak mengandung kalium misalnya pisang, sari jeruk, jagung, dan brokoli.

e. Penuhi kebutuhan magnesium

Penelitian menunjukkan bahwa asupan magnesium yang tinggi yaitu menurut RDA (Recommended Dietary Allowance) adalah sekitar 3500 mg dapat mengurangi tekanan darah pada seseorang yang mengalami

(6)

hipertensi. Sumber makanan yang banyak mengandung magnesium misalnya kacang tanah, bayam, kacang polong, dan makanan laut.

f. Lengkapi kebutuhan kalsium

Kandungan kalsium yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu 800 mg yang setara dengan tiga gelas susu dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penyakit hipertensi. Makanan yang banyak mengandung kalsium misalnya keju rendah lemak dan ikan seperti ikan salmon.

g. Manfaatkan sayuran dan bumbu dapur

Sayuran dan bumbu dapur yang bermanfaat untuk pengontrolan tekanan darah, seperti : tomat, wortel, seledri, bawang putih dan kunyit.

2). Macam diet rendah garam menurut Ignatius sebgai berikut: a). Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)

Diet Garam Rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi berat. pada pengolahan makanan tidak ditambahkan garam. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

b). Diet Garam Rendah II (600-1200 mg Na)

Diet Garam Rendah II diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi tidak terlalu berat. pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada pengolahan makanan boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2g). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

(7)

c). Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

Diet Garam Rendah III diberikan kepada pasien dengan edema dan atau hipertensi ringan .pemberian makanan sehari sama dengan diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt (4) garam dapur.

B. Dukungan sosial keluarga 1. Keluarga

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau sebagai asuhan keperawatan, keluarga sangat berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga sangat berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Bila dalam keluarga tersebut salah satu anggotanya mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam keluarga akan terpengaruhi (Marilyn, 1998).

2. Fungsi keluarga menurut Model Friedman : a. Fungsi afektif

Gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, saling menghargai dan kehangatan di dalam keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

(8)

c. Fungsi kesehatan

Sejauh mana keluarga menyediakan pangan, perlindungan dan merawat anggota yang sakit, sejauh mana pengetahuan tentang masalah kesehatan, kemampuan keluarga untuk melakukan 5 tugas kesehatan dalam keluarga serta kemauan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapi :

1) Mengenal masalah kesehatan

Keluarga mengetahui pengertian, gejala, tanda, dan faktor penyebab, serta persepsi keluarga terhadap masalah.

2) Mengambil keputusan

Keluarga mengetahui masalah yang dirasakan keluarga, keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit.

3) Merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga mengetahui keadaan penyakit, mengetahui sifat dan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui keberadaan falisitas pelayanan kesehatan, mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga, sikap keluarga terhadap yang sakit.

4) Memelihara rumah yang sehat

Sumber-sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan, keuntungan yang dapat diperoleh dan fasilitas kekompakan antar anggota keluarga.

(9)

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada, keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan yang dapat diperoleh dan fasilitas kesehatan, terjangkau oleh keluarga.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

Yang termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari masyarakat setempat (Marilyn, 1998).

Dalam perubahan perilaku kesehatan, perlu suatu dukungan yang dilakukan oleh anggota keluarga. Untuk merubah perilaku seseorang perlu ada faktor dukungan yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga penderita. Dukungan dari anggota keluarga adalah merupakan aset kesehatan dan juga merupakan hubungan sosial yang dapat mempertinggi derajat kesehatan (Utami, 2003).

3. Jenis dukungan sosial keluarga

Terdapat empat jenis atau dimensi dukungan yaitu : a. Dukungan emosional

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemilihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Meliputi ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap anggota keluarga

(10)

yang menderita hipertensi (misalnya umpan balik penegasan) (Marilyn, 1998).

b. Dukungan penghargaan (penilaian)

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator indentitas anggota. Terjadi lewat ungkapan hormat (penghormatan) positif untuk penderita hipertensi, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif penderita hipertensi dengan yang lain seperti misalnya orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah penghargaan diri) Marilyn, 1998).

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. Mencakup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan waktu mengalami stress (Marilyn, 1998).

d. Dukungan informatif

Keluarga berfungsi sebuah sarana kolektor dan disseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, sarana-sarana atau umpan balik.

Bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat, pemberian nasehat atau mengawasi tentang pola makan sehari-hari dan pengobatan. Dukungan keluarga juga merupakan perasaan individu yang mendapat perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat (Utami, 2003).

(11)

C. Hubungan dukungan sosial keluarga dengan pengetahuan diit pasien hipertensi

Keluarga harus dilibatkan dalam program pendidikan dan penyuluhan agar mereka mampu mendukung usaha pasien dalam patuh terhada diit yang dianjurkan untuk mengontrol hipertensi. Dukungan sosial keluarga merupakan faktor penting dalam kepatuhan terhadap program medis. Dukungan sosial keluarga meliputi dukungan emosional berupa ungkapan, empati, dan kepedulian, dukungan penghargaan berupa bimbingan dan pemecahan masalah, dukungan instrumental berupa uang, peralatan dan modifikasi lingkungan, dukungan informatif berupa memberi nasehat, petunjuk, dan saran-saran. Dukungan sosial keluarga secara terus-menerus biasanya diperlukan agar penderita hipertensi tersebut mampu melaksanakan rencana yang dapat diterima untuk bertahan hidup dengan hipertensi dan mematuhi aturan terapinya (kepatuhan terhadap diit). Keluarga selalu dilibatkan dalam program pendidikan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pasien, mendukung kepatuhan terhadap diit dan mengetahui kapan harus mencari pertolongan dari profesional kesehatan, keluarga juga harus memperingatkan bahwa diit yang tidak dilakukan pada pasien hipertensi dapat menimbulkan masalah yaitu tekanan darahnya akan semakin meningkat sehingga akan menjadi stroke (Brunner dan Suddarth, 2001).

(12)

D. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka teori Lawrence Green, 1980 dalam Notoadmojo, 2003 E. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka konsep penelitian F. Hipotesis

Ha : Ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diit pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Candi Semarang Selatan.

Faktor predisposisi : - Kepercayaan - Geografi - Individu Faktor reinforcing : - Dukungan petugas - Dukungan sosial Faktor enabling : - Fasilitas kesehatan Perilaku kepatuhan diit dalam hipertensi

Variabel independen Variabel dependen

Dukungan sosial keluarga

Kepatuhan diit hipertensi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk hasil pengukuran pada jarak 75 meter didapat dengan rata-rata level daya terima sebesar -87,8 dbm dengan kategori kualitas sinyal cukup baik ( fair ), dan

[r]

Proses pengangkatan Konsul kehormatan telah diatur dalam Konsvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler dimana konvensi ini telah diratifikasi oleh Indonesia lewat

Diharapkan penelitian ini menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas bahwa program pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid yang dilakukan oleh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada (1) kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen 1 dan 2 tuntas KKM; (2) ada perbedaan kemampuan berpikir kritis dari tiga kelompok; (3)

Diperlukan kesadaran ibu bahwa Buku KIA sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang KIA, sehingga ibu akan mempunyai kebiasaan untuk membaca, memahami isi buku

Selanjutnya berdasarkan persamaan kecepatan diatas, untuk mendapat hasil perhitungan kecepatan laju kendaraan dari hasil rekaman video, nilai jarak didapatkan berdasarkan jarak