• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja KKP 2015 [ i ]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja KKP 2015 [ i ]"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugerah sehingga dapat diselesaikannya buku Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Presiden dalam arahannya telah menyampaikan bahwa “Laut adalah Masa Depan Bangsa”. Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan telah menetapkan 3 pilar misi pembangunan dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, yakni Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability), dan Kesejahteraan (Prosperity).

Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2015 merupakan penjabaran dari 3 misi tersebut, yang dalam sistem pengelolaan kinerjanya ditetapkan dalam 10 Sasaran Strategis dan 20 Indikator Kinerja Utama dengan pendekatan 4 perspektif dalam metode Balanced Scorecard. Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 menggambarkan capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan di awal tahun, beserta analisisnya. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target tahun 2015, akan menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun berikutnya.

Perbaikan budaya kerja dengan mengusung nilai-nilai integritas dan akuntabilitas di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menjadi modal utama peningkatan kinerja. Disamping itu, kerja keras jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan serta dukungan lintas sektor, instansi terkait lainnya, seluruh pemangku kepentingan akan menjadikan sinergi pencapaian target pada tahun berikutnya.

Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk peningkatan kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka mewujudkan Laut sebagai Masa Depan Bangsa.

Jakarta, Februari 2016 Menteri Kelautan dan Perikanan,

Susi Pudjiastuti

(3)

LAPORAN KINERJA

Kementerian Kelautan dan Perikanan

(4)

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

RINGKASAN EKSEKUTIF vii

I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 2

1.2 Maksud dan Tujuan 2

1.3 Tugas dan Fungsi KKP 5

1.4 Keragaan SDM KKP 4

1.5 Potensi dan Permasalahan Pembangunan KP 7

1.6 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 9

II. PERENCANAAN KINERJA 11

2.1 Rencana Strategis KKP 2015-2019 11

2.2 Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015 14

III. AKUNTABILITAS KINERJA 19

3.1. Pengukuran Kinerja KKP Tahun 2015 19

3.2. Analisis dan Evaluasi Kinerja 23

3.2.1 Learning and Growth Perspective 23

A. Sasaran Strategis. Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN)

KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian.

23

 Indeks Kompetensi dan Integritas 23

B. Sasaran Strategis. Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses.

24

 Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar.

24

C. Sasaran Strategis: Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

24

 Nilai kinerja RB KKP diperoleh dari Indeks RB hasil penilaian Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).

24

D. Sasaran Strategis: Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara Efisien dan Akuntabel.

26

1) Nilai Kinerja Anggaran KKP. 26

2) Opini BPK atas LK KKP Tahun 2014. 26

(5)

3.2.2 Internal Process Perspective 27

E. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan.

27

 Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan.

27

F. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Pengendalian dan

Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Partisipatif.

29

1) Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu

29 2) Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan. 29

3.2.3 CustomerPerspective 30

G. Sasaran Strategis: Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP.

30 1) Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

30

2) Jumlah Pulau-pulau Kecil (PPK) yang Mandiri. 31

H. Sasaran Strategis: Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.

31 1) Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang

Berkelanjutan

31

2) Nilai Peningkatan Ekonomi KP. 35

3) Produksi Perikanan (juta ton). 36

4) Produksi garam rakyat (juta ton). 37

5) Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar). 38

6) Konsumsi ikan (kg/kap/thn). 41

7) Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP. 42

I. Sasaran Strategis: Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif.

44

3.2.4 Stakeholder Perspective 44

J. Sasaran Strategis: Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP.

44

1) Indeks Kesejahteraan Masyarakat (IKM) KP. 44

2) Pertumbuhan PDB Perikanan (%). 52

3.3. Kinerja Anggaran 54

IV. P E N U T U P 57

(6)

Halaman 1.1. Perbandingan Pegawai dan Pejabat Fungsional 6

2.2. Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015 14

3.3. Capaian Sasaran Strategis KKP Tahun 2015 20

3.4. Capaian IKU KKP Tahun 2015 21

3.5. Indeks Kompetensi dan Integritas 23

3.6. Capaian Indikator Kinerja Unit Kerja Yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Yang Terstandar

24

3.7. Nilai Kinerja RB KKP 24

3.8. Nilai Kinerja Anggaran KKP di tahun 2015 25

3.9. Opini BPK atas LK KKP Tahun 2014 26

3.10. Kinerja Efektifitas Tatakelola SDKP 27

3.11. Indikator pembentuk kinerja Efektifitas Tatakelola SDKP 27

3.12. Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang disidik 29

3.13. Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan 29

3.14. Indikator pembentuk Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%).

29

3.15. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%)

30

3.16. Jumlah PPK yang Mandiri 31

3.17. Daftar PPK Yang Menjadi 31

3.18. Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan 31

3.19. Komponen pembentuk Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan 31

3.20. Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK yang Meningkat Efektivitas Pengelolaannya

32

3.21. Luas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK di Indonesia Tahun 2015 34

3.22. Nilai peningkatan KP 35

3.23. Indikator pembentuk Nilai ekonomi KP Tahun 2015 35

3.24. Produksi Perikanan Tahun 2015 36

3.25. Produksi Perikanan 2013-2015 36

3.26. Komposisi Produksi Perikanan Tangkap 2013-2015 36

3.27. Nilai Ekspor Produk Perikanan Tahun 2015 38

3.28. Volume dan Nilai Ekspor per Jenis Komoditas Tahun 2015 39

3.29. Pencapaian IKU Nilai Ekspor Tahun 2011-2015 40

3.30. Tingkat Konsumsi ikan/kapita/tahun 41

3.31. Realisasi PNBP dari non SDA 42

3.32. Peningkatan PNBP sektor KP 43

3.33. Indeks efektifitas kebijakan pemerintah 44

3.34. Realisasi IKMKP Tahun 2015 44

3.35. Capaian IKM KP ditandai dengan capaian out come kinerja 45

3.36. Target dan Realisasi IKU Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun 2015 53

3.37. Realisasi Anggaran KKP Tahun 2015 Sebelum Penundaan 54

3.38 Realisasi Anggaran KKP Tahun 2015 Pasca Penundaan 55

D A F T A R T A B E L

(7)

Halaman

1.1 Struktur Organisasi KKP 4

1.2 Keragaan SDM KKP Menurut Jenis Kelamin 5

1.3 Keragaan SDM KKP Tingkat Pendidikan 5

1.4 Keragaan pegawai Menurut Golongan dan Unit Kerja 6

2.5 Peta Strategi KKP 2015-2019 12

3.6. Capaian Peta Strategis KKP Tahun 2015 19

3.7. Dashboard capaian IKU pada sistem aplikasi pengelolaan kinerja (SAPK) KKP

20

3.8. WPP 718 32

3.9. WPP 716 33

3.10. WPP 573 33

3.11. Pertumbuhan Impor TTC di USA (Januari-September 2014-2015) 38

3.12. Perkembangan Volume Ekspor Ikan Indonesia ke Thailand Sebelum dan Pasca Moratorium

39

3.13. Neraca Perdagangan Produk Perikanan Tahun 2015 40

3.14. Tingkat Konsumsi Ikan/Kapita 41

3.15. Realisasi PNBP sektor KP tahun 2015 dalam grafik 43

3.16. Realisasi PNBP Tahun 2011-2015 43

3.17. NTN dan NTPi Tahun 2015 45

3.18. NTN selama Tahun 2015 46

3.19. NTN tahun 2014 dengan tahun 2015 46

3.20. NTN per Provinsi Tahun 2015 47

3.21. Nilai Tukar Nelayan Januari 2015 dan Januari 2016 47

3.22. NTPi per Provinsi Tahun 2015. 49

3.23. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun 2015 49

3.24. Perbandingan PDB Pertanian, Perikanan dan Nasional di TW IV Tahun 2014 terhadap Tahun 2015

52

3.25. Pertumbuhan PDB Perikanan, Pertanian dan Nasional selama Periode 2011 – 2015

52

3.26. Pertumbuhan PDB Perikanan, Pertanian dan Nasional selama Periode 2014-2015

53

3.27. Laju Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun 2014-2015 53

3.28. Perbandingan Sumbangan PDB Perikanan Tahun 2015 53

v

D A F T A R G A M B A R

(8)

Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2015 merupakan penjabaran dari 3 pilar misi pembangunan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019, yakni Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability), dan Kesejahteraan (Prosperity), yang dalam sistem pengelolaan kinerjanya ditetapkan dalam 10 Sasaran Strategis (SS) dan 20 Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan pendekatan 4 perspektif dalam metode Balanced Scorecard, yakni: (1) stakeholders perspective; (2) customer perspective; (3)

internal process perspective; (4) learning and growth perspective.

Pencapaian Sasaran Strategis (SS) dan target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah ditetapkan menunjukkan hasil sebagai berikut:

1. Dari 20 IKU yang targetnya telah ditetapkan pada awal tahun 2015, terdapat 12 IKU (60%) yang pencapaiannya melebihi target, 4 IKU (20%) pencapaiannya sesuai dengan target, dan 4 IKU (20%) yang belum dapat mencapai target.

2. Uraian 12 IKU yang capaiannya di atas target yang telah ditetapkan, yakni : a. Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP, tercapai 124,70%

b. Pertumbuhan PDB Perikanan (%), tercapai 119,57%

c. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%), tercapai 118,44

d. Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan, tercapai 165% e. Nilai peningkatan ekonomi KP, tercapai 122,03%

f. Konsumsi ikan (kg/kap/thn), tercapai 100,51%

g. Indeks efektivitas kebijakan Pemerintah, tercapai 135%

h. Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, tercapai 124,28%

i. Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu, tercapai 164,82% j. Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan, tercapai 136,79%

k. Indeks kompetensi dan integritas, tercapai 141,15%

l. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 117,19%

3. Uraian 4 IKU yang capaiannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yakni: a. Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri, tercapai 100%

b. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP, tercapai 100% c. Nilai kinerja anggaran KKP, tercapai 100%

d. Opini atas Laporan Keuangan KKP, tercapai 100%

4. Uraian 4 IKU yang capaiannya belum sesuai target yang telah ditetapkan, yakni : a. Produksi perikanan, tercapai 99,13%

b. Produksi garam rakyat, tercapai 88,18% c. Nilai ekspor hasil perikanan, tercapai 67,41%

d. Prosentasi peningkatan PNBP dari sektor kelautan dan perikanan, tercapai 46,51%.

Kinerja keuangan tahun 2015 dilaksanakan melalui 10 program dalam APBN KKP Tahun 2015, dengan pagu alokasi anggaran sebesar Rp. 10,665 triliun. Pada November 2015, KKP melakukan usulan penundaan anggaran sebesar Rp. 1,0816 triliun, sehingga pagu anggaran yang dikelola menjadi Rp. 9,579 triliun. Dari pagu setelah penundaan tersebut, sampai dengan Desember 2015 terealisasi sebesar 96,82%. Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target IKU KKP selanjutnya akan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun berikutnya, yang disusun dalam rencana aksi perbaikan kinerja KKP

(9)
(10)

Tahun 2015 adalah tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019. Amanat RPJMN 2015-2019 di bidang Kelautan dan Perikanan melaksanakan 4 (empat) butir nawacita yakni nomor 1, 4, 6 dan 7 dan arahan Presiden untuk menjadikan laut adalah masa depan bangsa. Untuk itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai pengemban pembangunan di bidang kelautan dan perikanan menjabarkan 4 (empat) butir nawacita tersebut dalam Renstra KKP 2015-2019 menjadi tiga pilar atau misi pembangunan kelautan dan perikanan, yakni kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan. Pilar kedaulatan diartikan sebagai kemandirian dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan dengan memperkuat kemampuan nasional untuk melakukan penegakan hukum di laut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, yang dilakukan melalui pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan.

Pilar keberlanjutan dimaksudkan untuk mengadopsi konsep blue economy dalam mengelola dan melindungi sumber daya kelautan dan perikanan secara bertanggung jawab dengan prinsip ramah lingkungan sebagai upaya peningkatan produktivitas, yang dilakukan melalui pengelolaan ruang laut; pengelolaan keanekaragaman hayati laut; keberlanjutan sumber daya dan usaha perikanan tangkap dan budidaya; dan daya saing produk hasil kelautan dan perikanan. Pilar kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yang dilakukan melalui

pengembangan kapasitas SDM dan

pemberdayaan masyarakat; dan inovasi iptek kelautan dan perikanan.

Ketiga pilar/misi tersebut dijabarkan dalam Renstra KKP melalui pendekatan balanced scorecard (BSC) yang terdiri dari 4 perspektif, yakni (1) stakeholders prespective menjabarkan misi kesejahteraan; (2) customer perspective menjabarkan misi keberlanjutan dan misi kesejahteraan; (3) internal process perspective menjabarkan misi kesejahteraan, keberlanjutan dan kedaulatan; dan (4) learning and growth perspective merupakan input yang dapat mendukung terlaksanakanya proses untuk menghasilkan output dan outcome KKP.

Setiap perspektif memiliki target dan indikator yang harus dicapai dan pada tahun 2015 terdapat 20 indikator yang merepresentasikan keberhasilan pencapaian dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Untuk mencapai indikator-indikator tersebut, KKP melaksanakan 10 (sepuluh) program pembangunan kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh 10 Unit Eselon I di lingkup KKP. Agar keseluruhan program dan kegiatan pembangunan KP tersebut tercapai sesuai dengan rencana target waktu, kuantitas, kualitas dan tepat sasarannya, telah disepakati perjanjian yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja antara Menteri dengan Eselon I dan diturunkan secara berjenjang sampai tingkat individu pegawai, dan telah diinisiasi sampai tingkat daerah (provinsi). Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Permen PAN dan RB nomor 53 tahun

BAB I

(11)

2014, setiap Kementerian/Lembaga (K/L) diwajibkan melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, dan menyampaikan Laporan Kinerja (LKj) pada setiap akhir tahun kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

1.1.

Maksud dan Tujuan

Penyusunan LKj KKP tahun 2015 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Presiden atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan penyusunan LKj adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran KKP selama tahun 2015. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi tahun berikutnya.

1.2.

Tugas dan Fungsi KKP

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 23/KEP.MEN/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP, tugas KKP adalah membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dibidang kelautan dan perikanan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP menyelenggarakan fungsinya: i) perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan; ii) pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; iii) pengelolaan barang

milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; iv) pengawasan atas pelaksanaan tugasnya serta; v) penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, terdapat 10 unit Eselon I sebagai berikut: 1) Sekretariat Jenderal (Setjen) berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan bertugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan KKP. Susunan organisasi Setjen terdiri dari: Biro Perencanaan; Biro Kepegawaian; Biro Keuangan; Biro Hukum dan Organisasi; Biro Umum; Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat; Pusat Data, Statistik dan Informasi, serta Kelompok Jabatan Fungsional.

2) Inspektorat Jenderal (Itjen), yaitu unsur pengawasan fungsional di lingkungan kementerian. Itjen dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal. Susunan organisasi Itjen terdiri dari: Sekretariat Inspektorat Jenderal; Inspektorat I; Inspektorat II; Inspektorat III; Inspektorat IV; Inspektorat V; dan Kelompok Jabatan Fungsional. 3) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap

(Ditjen PT) mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan perikanan tangkap. Ditjen PT dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PT terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan; Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan; Direktorat Pelabuhan Perikanan; Direktorat Pengendalian Penangkapan Ikan; Direktorat Kenelayanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta

Laporan Kinerja KKP 2015

[ v ]

(12)

didukung oleh 22 Unit Pelaksana Teknis (UPT).

4) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

(Ditjen PB) mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan perikanan budidaya. Ditjen PB dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PB terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Kawasan Budidaya; Direktorat Perbenihan; Direktorat Pakan; Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya; Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan; Kelompok Jabatan Fungsional, serta didukung oleh 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT).

5) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen

PDSPKP), mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan daya saing dan sistem logistik produk kelautan dan perikanan serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan. Ditjen PDSPKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PDSPKP terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Akses Pasar dan Promosi; Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan; Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan; Direktorat Sistem Logistik; Direktorat Pengembangan Investasi; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 1 UPT. 6) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang

Laut (Ditjen PRL) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan ruang laut,

pengelolaan konservasi dan

keanekaragaman hayati laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. Ditjen PRL dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PRL terdiri dari:

Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Perencanaan Ruang Laut; Direktorat Pendayagunaan Pesisir; Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil; Direktorat Jasa Kelautan; Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 8 UPT.

7) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen

PSDKP) mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Ditjen PSDKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PSDKP terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pemantauan dan Peningkatan Infrastruktur; Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan; Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan; Direktorat Pengoperasian Kapal Pengawas; Direktorat Penanganan Pelanggaran; Kelompok Jabatan Fungsional dan didukung oleh 5 UPT.

8) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Balitbang KP terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perikanan; Pusat

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir; Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan; Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 14 UPT. 9) Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMPKP),

(13)

mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan. BPSDMPKP dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Susunan organisasi BPSDMPKP terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan; Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan; Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 19 UPT.

10) Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), yaitu unsur pelaksana dibidang menyelenggarakan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan. BKIPM dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Susunan organisasi BKIPM terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Karantina

dan Keamanan Hayati Ikan; Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; Pusat Standardisasi, Kepatuhan, dan Kerja Sama; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung dengan 47 UPT. 11) Staf Ahli Menteri adalah unsur

pembantu dalam memberikan telaahan, pertimbangan, dan saran pemecahan masalah secara konseptual mengenai hal-hal tertentu menurut keahliannya yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Staf Ahli Menteri terdiri dari:

a) Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya;

b) Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik;

c) Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar lembaga;

d) Staf Ahli Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut.

Struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan seperti pada gambar berikut :

Gambar 1.1. Struktur Organisasi KKP

(14)

1.3.

Keragaan SDM KKP

Jumlah pegawai di KKP (Pusat dan UPT) sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 mencapai 10.841 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 7.663 orang atau 70,69% dan perempuan sebanyak 3.178 orang atau 29,31%. Pegawai KKP tersebut tersebar pada 10 unit kerja Eselon I dengan komposisi pegawai sebagai berikut: Setjen 595 orang,

Itjen 210 orang, Ditjen PT 1.492 orang, Ditjen PB 1.524, Ditjen PRL 583 orang, Ditjen PDSPKP 416 orang, Ditjen PSDKP 1.085 orang, BPSDMPKP 1.824 orang, Balitbang KP 1.377 orang dan BKIPM 1.735 orang. Keragaan SDM KKP tahun 2015 berdasarkan jenis kelamin dan unit kerja seperti pada tabel berikut:

Gambar 1.2.Keragaan SDM KKP

Disamping itu, komposisi jumlah pegawai KKP menurut tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: S-3 sebanyak 175 orang atau 1,61%; S2 sebanyak 1.773 orang atau 16,35%; S1/D4

sebanyak 4.443 orang atau 40,98%; SLTA/D1/D2 sebanyak 2.833 orang atau 26,13% dan di bawah SLTA sebanyak 353 atau 3,26%. Gambar 1.3.Keragaan SDM KKP 415 137 1,107 1,100 375 244 941 1,311 914 1,103 185 67 381 419 202 172 146 509 461 631 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 S E T J E N I T J E N D J P T D J P B D J P R L D J P D S D J P S D K P B P S D M P K P B A L I T B A N G K P B K I P M Perempuan Laki-Laki

KERAGAAN SDM KP TAHUN 2015 MENURUT JENIS KELAMIN DAN UNIT KERJA

KERAGAAN SDM KP TAHUN 2015 MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

S3 2% S2 17% S1 32% D4 8% SM 0% D3 11% D2 0% D1 0% SLTA 26% SLTP 2% SD 2%

(15)

[ 6 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Sedangkan keragaan Pegawai KKP tahun 2015

menurut golongan dan kepangkatan adalah sebagai berikut: Golongan IV sebanyak 1.210 orang; Golongan III sebanyak 6.600 orang;

Golongan II sebanyak 2.849 orang dan Golongan I sebanyak 180 orang. Keragaan SDM KPP menurut golongan kepangk atan dan unit kerja Eselon I seperti pada tabel berikut

Gambar 1.4.Keragaan Pegawai Menurut Golongan dan Unit Kerja Pegawai KKP yang menduduki jabatan

fungsional sampai tahun 2015 berjumlah 3.893 orang atau sekitar 35,91% dari seluruh

pegawai KKP, dengan komposisi per unit Eselon I sebagai berikut.

Tabel 1.1. Perbandingan Pegawai dan Pejabat Fungsional

Unit Kerja Eselon I Jum. Pegawai Jum. Jabfung % (Jabfung)

Setjen 595 38 6,39 Itjen 210 99 47,14 DJPT 1.492 184 12,33 DJPB 1.524 740 48,56 DJPRL 583 3 0,51 DJPSDKP 1.085 167 15,39 DJPDSPKP 416 88 21,15 Balitbang KP 1.377 719 52,21 BPSDMPKP 1.824 760 41,67 BKIPM 1.735 1.095 63,11 Total 10.841 3.893 35,91 71 339 179 11 39 149 15 1 136 941 383 28 186 911 380 42 58 442 76 1 81 268 63 4 66 683 337 1 261 1,012 491 56 211 830 308 26 106 1,030 588 10 IV III II I

Setjen Itjen DJPT DJPB DJPRL DJPDS DJPSDKP BPSDMPKP Balitbang KP BKIPM

(16)

1.4.

Potensi

dan

Permasalahan

Pembangunan KP

A. Potensi

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan luas perairan laut 5,8 juta km2 (terdiri dari luas laut teritorial 0,3 juta km2, luas perairan kepulauan 2,95 juta km2, dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,55 juta km2). Secara geo-politik Indonesia memiliki peran yang sangat strategis karena berada diantara benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, menempatkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam konteks perdagangan global (the global supply chain system) yang menghubungkan kawasan Asia-Pasifik dengan Australia.

Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 7,3 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan (ZEEI) (Komnas Kajiskan, 2013). Dari seluruh potensi sumber daya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,8 juta ton per tahun atau sekitar 80% dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 5,4 juta ton pada tahun 2013 atau baru 93% dari JTB, sementara total produksi perikanan tangkap (di laut dan danau) adalah 5,863 juta ton. Potensi mikro flora-fauna kelautan juga belum tereksplorasi sebagai penyangga pangan fungsional pada masa depan.

Luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia saat ini yang sudah terpetakan mencapai 25.000 km2 (BIG, 2013). Namun, terumbu karang yang masih dalam kondisi sangat baik hanya sekitar 5,30%, kondisi baik 27,18%, cukup baik 37,25%, dan kurang baik sebesar 30,45% (LIPI, 2012).

Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 spesies

biota terumbu karang. Sumber daya ikan di laut meliputi 37% dari spesies ikan di dunia, dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, kekerangan, dan rumput laut. Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang melimpah. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum terkelola secara memadai. Selain itu, potensi energi terbaharukan dari laut, seperti air laut dalam (deep sea water)

masih menjadi tantangan untuk

dikembangkan dan dimanfaatkan dimasa yang akan datang. Industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain energi, pemasangan pipa dan kabel bawah laut, dan/atau pengangkatan benda dan muatan kapal tenggelam, merupakan subsektor kelautan yang belum tergarap secara optimal. Sementara itu potensi luas areal budidaya air tawar saat ini tercatat 2.830.540 ha, termasuk potensi di perairan umum daratan (sungai dan danau), dengan tingkat pemanfaatan 302.130 ha (10,7%). Potensi luas areal budidaya air payau 2.964.331 ha dengan tingkat pemanfaatan 650.509 ha (21,9%). Potensi luas areal budidaya laut saat ini tercatat 12.123.383 ha, dengan tingkat pemanfaatan 325.825 ha (2,7%). Potensi luas areal budidaya rumput laut saat ini tercatat 1,1 juta ha atau 9% dari seluruh luas kawasan potensial budidaya laut yang sebesar 12.123.383 ha. Adapun tingkat pemanfaatannya diperkirakan baru mencapai 25%. Adapun jenis rumput laut yang dimiliki Indonesia tercatat 555 jenis rumput laut.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung untuk pengembangan pakan ikan mandiri guna mengurangi ketergantungan akan pakan pabrikan yang sangat bergantung pada bahan baku impor,

(17)

dalam hal ini tepung ikan. Data produksi pakan pelet mandiri saat ini tercatat 35.000 ton dari 1,3 juta ton (2,7%) keseluruhan pakan ikan yang digunakan untuk produksi 2,6 juta ton ikan air tawar. Diprediksi pada tahun 2019, dengan target produksi ikan air tawar 6,5 juta ton, dapat dihasilkan 592 ribu ton pakan pelet mandiri dari 5,92 juta ton (10%) dari keseluruhan kebutuhan pakan.

B. Permasalahan

Bidang kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang kompleks karena keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap interaksi terutama dengan aspek lingkungan. Terdapat berbagai isu pengelolaan perikanan laut di Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan, keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di bidang perikanan, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya perikanan.

Data BPS menunjukan terjadi penurunan rumah tangga perikanan dari 1,6 juta (Hasil Sensus Pertanian 2003) menjadi 800 ribu (Hasil Sensus Pertanian 2013) yang menunjukkan profesi nelayan kurang menarik dan kurang menguntungkan.

Terdapat 115 eksportir seafood yang collapse karena tidak ada bahan baku dan adanya miss-management yang nilainya mencapai USD4-5 miliar. Sementara itu ekspor hasil perikanan Indonesia tercatat nomor 3 di Asia Tenggara padahal Indonesia memiliki luas laut dan potensi sumber daya ikan yang jauh lebih tinggi dibanding negara lain.

Beberapa wilayah perairan laut Indonesia telah mengalami gejala overfishing. Selain itu, praktik-praktik Illegal, Unregulated and Unreported (IUU) Fishing yang terjadi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), baik oleh kapal perikanan Indonesia (KII) maupun oleh kapal

perikanan asing (KIA) menyebabkan kerugian baik dari aspek sosial, ekologi/lingkungan, maupun ekonomi.

Ancaman IUU Fishing dipicu kondisi sektor perikanan global, dimana beberapa negara

mengalami penurunan stok ikan,

pengurangan armada kapal penangkapan ikan akibat pembatasan pemberian izin penangkapan sedangkan permintaan produk perikanan makin meningkat. Di sisi lain, kemampuan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia belum memadai. IUUFishing juga merupakan global crime, tidak saja tindak pidana perikanan tetapi menyangkut perbudakan, perdagangan manusia, penyelundupan hewan, narkoba dan lain-lain.

Masalah perbatasan laut merupakan salah satu kendala dalam pengawasan sumber daya perikanan dan kelautan di wilayah perairan Indonesia. Beberapa perbatasan wilayah dengan negara tetangga belum diselesaikan. Hal ini menjadikan kasus perikanan di wilayah perbatasan belum bisa tuntas, sehingga peran KKP untuk menangani permasalahan tersebut pun perlu ditingkatkan.

Dalam pengembangan perikanan budidaya, masih dihadapkan pada permasalahan implementasi kebijakan tata ruang dan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terbatasnya prasarana saluran irigasi, terbatasnya ketersediaan dan distribusi induk dan benih unggul, kesiapan dalam menanggulangi hama dan penyakit, penyediaan fasilitas kolam dan air yang baik serta permasalahan bahan baku pakan dan kestabilan harga, serta tingginya harga pakan. Rendahnya produktivitas perikanan budidaya juga disebabkan karena struktur pelaku usaha perikanan budidaya adalah skala kecil/tradisional (± 80%), dengan keterbatasan aspek permodalan, jaringan teknologi dan pasar. Disamping itu serangan hama dan penyakit ikan/udang, serta adanya pencemaran yang mempengaruhi kualitas lingkungan perikanan budidaya.

(18)

Pemanfaatan potensi sumber daya perikanan

mendorong peningkatan kegiatan

perdagangan produk kelautan dan perikanan antarnegara maupun antararea di dalam wilayah NKRI. Semakin meningkatnya kegiatan lalu lintas hasil perikanan membawa konsekuensi meningkatnya risiko masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan berbahaya serta masuknya hasil perikanan yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu diiringi dengan peningkatan sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang terpercaya dalam rangka mewujudkan kawasan perikanan budidaya yang bebas hama penyakit ikan berbahaya serta terjaminnya hasil perikanan yang aman untuk konsumsi manusia.

Terkait dengan permasalahan garam, selama ini kebutuhan nasional garam dalam negeri dipenuhi dari impor. Sebagai negara yang memiliki panjang pantai nomor dua di dunia, sudah seharusnya kebutuhan nasional garam dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Saat ini produksi garam nasional belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri baik secara kuantitas maupun kualitas. Importasi garam tidak terkendali mengakibatkan produksi garam rakyat tidak terserap, dan harga jual turun mencapai Rp275-300/kg. Selain itu dikarenakan usaha pengaraman masih tradisional, minimnya infrastruktur, dan tata niaga garam yang belum mendukung. Permasalahan lain yang dihadapi terkait dengan masih rendahnya produktivitas dan daya saing usaha kelautan dan perikanan yang disebabkan antara lain oleh belum optimalnya integrasi sistem produksi di hulu dan hilir, serta masih terbatasnya penyediaan sarana dan prasarana.

1.5.

Sistematika Penyajian Laporan

Kinerja

Berdasarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, LKj KKP Tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1) Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi.

2) Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini dibagi per subbab yang berisi perencanaan strategis KKP 2015-2019 dan penetapan kinerja tahun 2015. 3) Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini

dibagi per subbab yang berisi hasil pengukuran kinerja, analisis dan evaluasi capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan KKP tahun 2015.

4) Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja KKP dan rekomendasi perbaikan kedepan untuk meningkatkan kinerja.

(19)
(20)

RPJMN 2015-2019 merupakan tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Presiden telah menyatakan bahwa laut adalah masa depan bangsa. Menterjemahkan arahan presiden tersebut, KKP telah menetapkan Renstra KKP tahun 2015-2019 melalui Permen KP nomor 45 tahun 2015 tentang Perubahan Permen KP nomor 25 tahun 2015 tentang Rencana Strategis KKP Tahun 2015-2019.

2.1.

Rencana

Strategis

KKP

2015 -2019

A.

VISI

Salah satu misi pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kelautan dan perikanan adalah Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maritim yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional. Untuk itu Visi KKP yaitu:

Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional

B.

MISI

Terdapat 3 pilar yang menjadi misi KKP yakni:

Kedaulatan (Sovereignty), yakni mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, guna menopang

kemandirian ekonomi dengan

mengamankan sumber daya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

Keberlanjutan (Sustainability), yakni mewujudkan pengelolaan sumber daya

kelautan dan perikanan yang

berkelanjutan.

Kesejahteraan (Prosperity), yakni mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan. Ketiga hal di atas dilakukan secara bertanggung jawab berlandaskan gotong royong, sehingga saling memperkuat, memberi manfaat dan menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya bagi kepentingan bersama.

C.

TUJUAN

Menjabarkan misi pembangunan kelautan dan perikanan, maka tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah:

Kedaulatan (Sovereignty), yakni :

1. Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. 2. Mengembangkan sistem perkarantinaan

ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan.

Keberlanjutan (Sustainability), yakni :

3. Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati laut.

4. Meningkatkan keberlanjutan sumberdaya dan usaha perikanan tangkap dan budidaya.

5. Meningkatkan daya saing dan sistem logistik hasil kelautan dan perikanan.

Kesejahteraan (Prosperity), yakni :

6. Mengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat.

7. Mengembangkan inovasi iptek kelautan dan perikanan.

BAB II

(21)

D.

SASARAN STRATEGIS

Dalam penyusunan sasaran strategis, KKP menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif, yakni

stakeholders prespective, customer perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective, sebagai berikut:

Gambar 2.5. Peta Strategi KKP 2015-2019 1. Stakeholders Prespective

Terdiri dari 1 (satu) Sasaran strategis (SS-1), yaitu terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP sebagai indikator kinerjanya:

a) Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan, dengan target 40,5 pada tahun 2015 menjadi 51 pada tahun 2019. b) Pertumbuhan Produk Domestik Bruto

(PDB) Perikanan, dengan target 7% pada tahun 2015 menjadi 12% pada tahun 2019.

2. Customer Perspective

Terdiri dari 2 (dua) Sasaran Strategis, yaitu Sasaran strategis kedua (SS-2) terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP, dengan indikator kinerja:

a) Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan

terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku, dengan target 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada tahun 2019.

b) Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri, dengan target 5 pulau pada tahun 2015 menjadi 31 pulau pada tahun 2019.

Sasaran strategis ketiga (SS-3) terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan Indikator Kinerja:

a) Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan dengan target 0,20 pada tahun 2015 menjadi 0,65 pada tahun 2019.

b) Nilai Peningkatan Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan target 0,59 pada tahun 2015 menjadi 1,0 pada tahun 2019.

(22)

c) Produksi perikanan, dengan target 24,12 juta ton pada tahun 2015 menjadi 39,97 juta ton pada tahun 2019.

d) Produksi garam rakyat, dengan target 3,3 juta ton pada tahun 2015 menjadi 4,5 juta ton pada tahun 2019.

e) Nilai ekspor hasil perikanan, dengan target USD 5,86 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 9,54 miliar pada tahun 2019.

f) Konsumsi ikan, dengan target 40,9 kg/kapita/tahun pada tahun 2015

menjadi 54,49 kg/kapita/tahun pada tahun 2019.

g) Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP dengan target 5% pada tahun 2015 menjadi 15% pada tahun 2019.

3. Internal Process Perspective

Sasaran strategis pada perspektif ini adalah merupakan proses yang harus dilakukan oleh KKP. Terdiri dari 3 (tiga) Sasaran Strategis, yakni:

a) Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif, dengan indikator kinerja Indeks efektivitas kebijakan pemerintah, dari 6 pada tahun 2015 menjadi 8 pada tahun 2019.

b) Sasaran strategis kelima (SS-5)

terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, dengan indikator kinerja efektivitas tata kelola pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, dari 70% pada tahun 2015 menjadi 95% pada tahun 2019.

c) Sasaran strategis keenam (SS-6)

terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan yang partisipatif, dengan indikator kinerja:

1) Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat

waktu dari 56,6% pada tahun 2015 menjadi 83,3% pada tahun 2019. 2) Tingkat Keberhasilan Pengawasan di

Wilayah Perbatasan dari 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada tahun 2019.

4. Learning and Growth Perspective

Sebagai input yang dapat mendukung terlaksananya proses untuk menghasilkan output dan outcome KKP, terdapat 4 (empat) sasaran strategis yakni:

a) Sasaran strategis ketujuh (SS-7) yakni terwujudnya aparatur sipil negara (ASN) KKP yang kompeten, profesional, dan berkepribadian, dengan indikator kinerja Indeks Kompetensi dan Integritas dari 65 pada tahun 2015 menjadi 85 pada tahun 2019.

b) Sasaran strategis kedelapan (SS-8) yakni tersedianya manajemen pengetahuan yang handal, dan mudah diakses, dengan indikator kinerja persentase unit kerja yang

menerapkan sistem manajemen

pengetahuan yang terstandar, dari 40% pada tahun 2015 menjadi 100% pada tahun 2019.

c) Sasaran strategis kesembilan (SS-9) yakni terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima, dengan indikator kinerja nilai kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP dari BB pada tahun 2015 menjadi AA pada tahun 2019.

d) Sasaran strategis kesepuluh (SS-10) yakni terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntable, dengan indikator kinerja:

1) Nilai Kinerja Anggaran KKP dengan target “Baik” pada tahun 2015 menjadi “Sangat Baik” pada tahun 2019;

2) Opini BPK-RI atas Laporan Keuangan KKP, dengan target Wajar Tanpa Pengecualian

(23)

2.2.

Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015

Penetapan Kinerja KKP tahun 2015, secara rinci sebagai berikut: Tabel 2.2. Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Stakeholder Perspective

1

Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP

1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP 40,50 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00

Customer Perspective 2

Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP

3 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%)

70,00 4 Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri 5,00

3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan

5 Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan

yang Berkelanjutan (%) 20 6 Nilai peningkatan ekonomi KP (%) 59 7 Produksi perikanan (juta ton) 24,12 8 Produksi garam rakyat (juta ton) 3,30 9 Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) 5,86 10 Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 40,90 11 Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP (%) 5,00

Internal Perspective

4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif

12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah 6,00

5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan

13 Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan

70,00

6

Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif

14 Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu (%)/Persentase

penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang disidik, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku (%)

82,00

15 Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%)

70,00

Learning and Growth

7 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian

16 Indeks kompetensi dan integritas 65,00

8 Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal, dan Mudah Diakses

17 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

40,00

9 Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP BB

10

Terkelolanya Anggaran

Pembangunan secara Efisien dan Akuntabel

19 Nilai kinerja anggaran KKP Baik (80-90) 20 Opini atas Laporan Keuangan KKP WTP

(24)

Penetapan kinerja KKP tahun 2015 diimplementasikan melalui 10 program pembangunan kelautan dan perikanan sebagai berikut:

1) Program Pengelolaan Perikanan Tangkap. Tujuan program adalah meningkatkan produktivitas perikanan tangkap dengan sasaran peningkatan hasil tangkapan dalam setiap upaya tangkap.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pengelolaan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Sertifikasi Awak Kapal Perikanan;

b) Pengelolaan Pelabuhan Perikanan; c) Pengendalian Penangkapan Ikan; d) Pengelolaan Kenelayanan; e) Pengelolaan Sumber Daya Ikan;

f) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Tangkap.

2) Program Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Budidaya.

Tujuan program adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya, dengan sasaran program peningkatan produksi perikanan budidaya (volume dan nilai).

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan;

b) Pengelolaan Perbenihan Ikan

c) Pengelolaan Kawasan Perikanan Budidaya;

d) Pengelolaan Pakan Ikan;

e) Pengelolaan Produksi Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan;

f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya.

3) Program Penguatan Daya Saing Produk Perikanan.

Tujuan program adalah meningkatnya produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah, nilai produk hasil perikanan nonkonsumsi, rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional, nilai ekspor hasil perikanan, dan nilai investasi bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dengan sasaran peningkatan produk perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Penguatan Logistik Hasil Kelautan

b) Akses Pasar dan Promosi Hasil Kelautan dan Perikanan;

c) Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan;

d) Bina Mutu dan Diversifikasi Produk kelautan;

e) Investasi dan Keberlanjutan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan;

f) Pengujian Penerapan Hasil Perikanan; g) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya Ditjen PDSPKP. 4) Program Pengelolaan Ruang Laut.

Tujuan program adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaatkannya wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari, dengan sasaran peningkatan persentase pendayagunaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Perlindungan dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut;

b) Penataan dan Pemanfaatan Jasa Kelautan;

c) Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil; d) Pendayagunaan Pesisir;

e) Perencanaan Ruang Laut;

f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PRL.

(25)

5) Program Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Tujuan program adalah meningkatnya ketaatan dan ketertiban dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan sasaran perairan Indonesia bebas IUU Fishing serta kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: a) Pengoperasian Kapal Pengawas;

b) Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan;

c) Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan;

d) Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan;

e) Pemantauan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dan Peningkatan Insfrastruktur Pengawasan;

f) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PSDKP.

6) Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan.

Tujuan program ini adalah menyiapkan ilmu, pengetahuan dan teknologi sebagai basis kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran termanfaatkannya Iptek hasil penelitian dan pengembangan oleh para pemangku kepentingan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Penelitian dan Pengembangan Iptek Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan;

b) Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan;

c) Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan;

d) Penelitian dan Pengembangan Iptek Instrumentasi Kelautan dan Perikanan; e) Penelitian dan Pengembangan Iptek

Sumber Daya laut dan Pesisir;

f) Pengelolaan Inovasi dan Alih Teknologi KP; g) Penelitian Kewilayahan dan Klimat

Kelautan dan Perikanan

h) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. 7) Program Pengembangan Sumber Daya

Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan.

Tujuan program adalah meningkatkan kualitas SDM kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kompetensi SDM kelautan dan perikanan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pelatihan Kelautan dan Perikanan; b) Pendidikan Kelautan dan Perikanan;

c) Penyuluhan dan Pemberdayaan

Masyarakat Kelautan dan Perikanan; d) Peningkatan Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPSDMPKP.

8) Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.

Tujuan program adalah lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dengan sasaran yaitu meningkatnya lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pembinaan dan Penerapan Sistem Perkarantinaan dan Keamanan Hayati Ikan; b) Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan

Keamanan Hasil Perikanan;

c) Pengendalian Sistem Perkarantinaan Ikan, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; d)Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya BKIPM.

(26)

9) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP.

Tujuan program adalah meningkatkan pengendalian akuntabiltas kinerja pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran program meningkatnya prosentase capaian kinerja pembangunan KP. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat I dan Pelaksana Pembangunan KP;

b) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat II dan Pelaksana Pembangunan KP;

c) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat III dan Pelaksana Pembangunan KP;

d) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat IV dan Pelaksana Pembangunan KP;

e) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat V dan Pelaksana Pembangunan KP;

f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Itjen KKP.

10)Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP. Tujuan program adalah meningkatkan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kesesuaian pelaksanaan dukungan manajerial.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP;

b) Pengelolaan Kepegawaian KKP; c) Pengelolaan Keuangan KKP;

d) Pengelolaan Perencanaan, Penganggaran, Kinerja dan Pelaporan KKP;

e) Pengelolaan Administrasi dan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas KKP;

f) Perumusan Kebijakan Kelautan;

g) Pengelolaan Kerja Sama KP dan Hubungan Masyarakat;

h) Pengelolaan Data Statistik dan Informasi KP;

i) Pengelolaan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan.

(27)
(28)

3.1

Pengukuran Kinerja KKP Tahun

2015

Capaian kinerja KKP tahun 2015 sudah baik, hal ini ditandai dengan capaian NPSS (Nilai Pencapaian Sasaran Strategis) dalam sistem BSC dengan nilai 110,84%. Selanjutnya KKP telah menjalankan Knowledge management

yang dapat meningkatkan efektifitas organisasi KKP, yakni antara lain sudah ada sistem yang berlanjut, timbulnya inovasi-inovasi baru, penggunaan teknologi informasi (IT) dengan tujuan penyebaran pengetahuan ke pegawai/staf unit organisasi. Dalam mengelola kinerjanya KKP telah menggunakan BSC sebagai tools dan didukung sistem pelaporan melalui www.kinerjaku.kkp.go.id.

Gambar 3.6. Capaian Peta Strategis KKP Tahun 2015

BAB III

(29)

Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis KKP Tahun 2015

No Sasaran Strategis Capaian

(%)

1. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP 119,79

2. Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP 109,22 3. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan

berkelanjutan 86,76

4. Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif 120,00 5. Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang

Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan 120

6. Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

yang profesional dan partisipatif 120

7. Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan

Berkepribadian 104,26

8. Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntable 117,20 9. Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima 100,73 10. Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntabel 100,19

Tidak tercapainya SS Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan, disebabkan tidak tercapainya empat indikator

yakni: Produksi perikanan, Produksi garam rakyat, peningkatan Nilai Ekspor dan Peningkatan PNBP sektor KP.

Gambar 3.7. Dashboard capaian IKU pada sistem aplikasi pengelolaan kinerja (SAPK) KKP

(30)

Tabel 3.4. Capaian IKU KKP Tahun 2015

NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Stakeholder Perspective 1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP 1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP 40.50 49,88 124,70 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7.00 8,37 119,57 Customer Perspective 2 Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP 3 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%)

70.00 82,91 118,44

4 Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri

5 5 100

3 Terwujudnya

pengelolaan SDKP yang partisipatif,

bertanggung jawab dan berkelanjutan

5 Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan

20% 33% 165

6 Nilai peningkatan ekonomi KP

59% 72% 122,03

7 Produksi perikanan (juta ton)

24,20 23,99 99,13

Produksi Perikanan Tangkap 6,30 6,52 103,51 Produksi Perikanan

Budidaya

17,90 17,47 97,60

8 Produksi garam rakyat (juta ton)

3,30 2,91 88,18

9 Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar)

5,86 3,95*) 67,41

10 Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 40.90 41,11*) 100,51 11 Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP (%) 105 (kenaika n 5%) 48,83 46,51 Internal Perspective 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif 12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah 6.00 8,1 135,00 5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan

13 Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 70,00 87,00 124,28 6 Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif

14 Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu (%) 56,6 93,29 164,82 15 Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%) 70 95,75 136,79

(31)

Lanjutan Tabel 3.4. Capaian IKU KKP Tahun 2015

NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Learn and Growth Perspective

7 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian

16 Indeks kompetensi dan integritas

65 91,75 141,15

8 Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal, dan Mudah Diakses

17 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) (KM) (rata2 dari Eselon I)

40% 46,88% 117,19 9 Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP BB (70-80) BB (70,51) 100 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntable

19 Nilai kinerja anggaran KKP Baik (80-90) Baik (80,30) 100 20 Opini atas Laporan

Keuangan KKP (Tahun 2014)

WTP WTP 100

*) Ket. Data sementara

(32)

3.2

Analisis dan Evaluasi Kinerja

Analisis dan evaluasi kinerja KKP dilakukan dengan mengukur kinerja mulai dari Learning and Growth Perspective sebagai input atau modal organisasi yang harus dimiliki KKP, hasil capaian Learning and Growth Perspective akan memberikan capaian pada Internal Proces Perspective yang merupakan bisnis proses di lingkup organisasi KKP. Selanjutnya akan memberikan hasil kinerja output yang ditunjukan dalan indikator kinerja di Costumer Perspective, yang pada akhirnya akan memberikan outcome atau dampak pada capaian kinerja di Stakeholder Perspective.

Pengukuran capaian kinerja KKP berurutan dimulai dari Learning and Growth Perspective, Internal Proces Perspective, Costumer Perspective, dan Stakeholder Perspective.

3.2.1 Learning and Growth Perspective

Perspektif ini merupakan input atau modal organisasi yang harus dimiliki KKP untuk dapat menghasilkan output pada capaian Internal Proces Perspective. Untuk mengukur tingkat keberhasilannya digunakan indikator Indeks Kompetensi dan Integritas.

A. Sasaran Strategis: Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian.

 Indeks Kompetensi dan Integritas

Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan, sedangkan integritas adalah kecenderungan untuk sikap yang patuh pada aturan dan norma. Variabel yang digunakan untuk mengukur indeks kompetensi adalah hasil assesement sedangkan variable integritas pegawai di KKP yaitu nilai SKP, tingkat kehadiran dan kepatuhan penyampaian Laporan Hasil

Kekayaan Aparatur Sipil Negara/Pejabat Negara (LHKASN/LHKPN). Untuk lingkup KKP indeks kompetensi dan integritas pegawai di tahun 2015 capaiannya seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.5. Indeks kompetensi dan integritas

Nama IKU Target (%) Realisasi (%) % Indeks Kompetensi dan Integritas 65,00 91,75 141,15

Dari target 88%, dapat terealisasi 92,33, nilai tersebut diperoleh dari 392 pegawai yang diasesmen, dengan nilai variabel penilaian asesmen sebesar 94% yang mencerminkan tingkat kesenjangan pegawai yang diasesmen terhadap jabatan yang diduduki sangat rendah. Variabel capaian kinerja individu (SKP) sebesar 80,30% ini menggambarkan bahwa kinerja individu masih dalam kriteria baik. Variabel kehadiran pegawai sebesar 95% ini menggambarkan tingkat kehadiran pegawai sangat baik. Variabel LHKASN/LHKPN sebesar 100% ini terlihat dari jumlah 392 pegawai yang telah melaporkan harta kekayaannya dari total pegawai yang telah mengikuti asesmen. Penghitungan Indeks dapat dilihat pada lampiran 2.

Dibandingkan dengan tahun lalu yang diukur tingkat kesenjangan kompetensi pegawai saja dengan nilai kesenjangan sebesar 6,59%, tahun ini sudah mengagregasi dari 4 variabel seperti diatas, sehingga capaiannya tidak dapat dibandingkan.

Jika dibandingkan antara realisasi sebesar 92,33% dengan target jangka menengah sebesar 94%, hanya perlu sediit peningkatan untuk mencapai nilai tersebut seperti meningkatkan kompetensi pegawai dan capaian kinerja individu, kondisi ini artinya

(33)

kompetensi dan integritas ASN lingkup KKP sudah berorientasi pada aturan yang mengikat.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh KKP pada tahun 2015, yaitu:

a) Pelaksanaan assesment dan penilaian

kompetensi untuk Jabatan Administrator setara Eselon III dan Jabatan Pengawas setara Eselon IV serta beberapa Jabatan fungsional tertentu/umum (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara).

b) Pengukuran kinerja individu pegawai secara berkala mulai dari tingkat Eselon I sampai tingkat staf/pelaksana dengan sistem aplikasi e-SKP.

c) Tingkat kehadiran sebagai salah satu komponen penghitungan tunjangan kinerja.

B. Sasaran Strategis: Tersedianya

Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses.

Pada sasaran ini terdapat satu indikator sebagai ukuran keberhasilannya, yakni:  Persentase Unit Kerja yang Menerapkan

Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar.

Dalam mengukur indikator ini menggunakan aplikasi Manajemen Pengetahuan, dengan tujuan setiap user (pegawai) memiliki akses untuk mendistribusikan dan menerima informasi sehingga diharapkan setiap individu di lingkup KKP memiliki pemahaman yang sama atas informasi yang dibagikan. Di tahun 2015 dari target 40% dapat terealisasi 40% sehingga capaian 100%, nilai tersebut diperoleh dari jumlah Unit Kerja lingkup KKP yang telah mengintegrasikan user manajemen pengetahuan dalam penggunaan aplikasi berbagi informasi dan data. Indikator Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar ini merupakan indikator baru.

Tabel 3.6. Capaian Indikator unit kerja yang

menerapkan sistem manajemen

pengetahuan terstandar

Nama IKU Target

(%)

Realisasi (%) % Unit kerja yang

menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

40 40 100

Jika dibandingkan antara realisasi target akhir RPJMN 2015-2019 sebesar 100% posisi saat ini sudah mencapai 40%.

C. Sasaran Strategis: Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima.

Untuk mencapai sasaran ini dicapai melalui satu indikator yaitu Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP.

 Nilai kinerja RB KKP diperoleh dari Indeks RB hasil penilaian Kementerian

Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Di tahun 2015 dari target nilai BB (70-80) dapat terealisasi BB (70,51) atau capaiannya 100,73%, nilai tersebut diperoleh dari penilaian atas RB KKP oleh Kemen PAN-RB

sesuai surat nomor

B.3193.1/M.PANRB/09/2015, tanggal 30 September 2015, perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, nilai tersebut masuk dalam kategori BB atau kategori tercapai 100%.

Tabel 3.7. Nilai Kinerja RB KKP

Nama Indikator

2015

Target Realisasi Capaian Nilai Kinerja

RB KKP BB (70-80) BB (70,51) 100,73%

Gambar

Gambar 1.2.  Keragaan SDM KKP
Gambar 1.4.  Keragaan Pegawai Menurut Golongan dan Unit Kerja
Gambar 3.6.  Capaian Peta Strategis KKP Tahun 2015 BAB   III
Tabel 3.3.  Capaian Sasaran Strategis KKP Tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

decomposition of multi-component matrix images: the Branched Inverse Difference Pyramid (BIDP), based on the Inverse Difference Pyramid (IDP), the Hierarchical Singular

Kendala lain yang dihadapi dalam pembenihan kelapa adalah buah yang memiliki sifat rekalsitran, yaitu tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dikarenakan biji

Aplikasi internet yang digunakan untuk berkomunikasi satu dengan yang lain dalam sebuah forum adalah….. Di bawah ini cara-cara menghubungkan dengan internet

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pemilihan karir sebagai akuntan, meskipun secara deskriptif mahasiswa

Sesuai dengan RTRW kota bitung, kawasan pembangunan area industri di arahkan pada area barat kota yaitu terletak di kecamatan matuari. Kecamatan matuari merupakan kecamatan

Pada studi ini telah dikembangkan model empiris dengan analisa regresi untuk memprediksi daya dukung total pondasi tiang bor pada tanah ekspansif. khususnya di lingkungan laut

Selain daripada hal yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dengan adanya ketentuan atau peraturan dalam gereja akan menimbulkan munculnya suatu sikap saling menghargai,

Pembayaran retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dibayar oleh Wajib Retribusi sesuai dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah dan Surat Tagihan