• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KAWASAN PERTANIAN (SIKP) UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KAWASAN PERTANIAN (SIKP) UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

KAWASAN PERTANIAN (SIKP) UNTUK

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Disampaikan pada acara Sosialisasi e-proposal untuk perencanaan Tahun 2016 Bogor, 22 Januari 2015

(2)
(3)

PERMENTAN 50/2012

Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian

1. Telah ditetapkan komoditas dan Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi Pengembangan Kawasan

2. Mengamanatkan Provinsi Untuk Menyusun Master Plan

3. Mengamanatkan Kabupaten/Kota menindaklanjuti Master Plan

dengan menyusun Action Plan

4. Beberapa provinsi sudah ada yang menyusun Master Plan,

namun sistematika dan subtansinya belum sejalan dengan konsep pengembangan kawasan yang akan dikembangkan oleh Kementan

(4)

KEPMENTAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL

1. Kepmentan 03/Kpts/PD.120/1/2015 tentang Penetapan Kawasan Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu Nasional

2. Kepmentan 43/Kpts/PD.120/1/2015 tentang Penetapan

Kawasan Sapi Potong, Kerbau, Kambing, Sapi Perah, Domba, dan Babi Nasional

3. Kepmentan 45/Kpts/PD.120/1/2015 tentang Penetapan

Kawasan Cabai, Bawang Merah, dan Jeruk Nasional

4.

Kepmentan 46/Kpts/PD.120/1/2015 tentang

(5)

PETA SPASIAL PENDUKUNG SIKP

1. Pada tahun 2015 Biro Perencanaan bekerjasama dengan

BBSDLP Badan Litbang Pertanian akan menyusun peta spasial (1:50.00) kawasan pertanian

2. Peta spasial tersebut nantinya akan diintegrasikan ke dalam

(6)

KAWASAN

“Gabungan dari sentra-sentra pertanian yang

terkait secara fungsional baik dalam faktor

sumber daya alam, sosial budaya, maupun

infrastruktur,

sedemikian

rupa

sehingga

memenuhi batasan luasan minimal skala

ekonomi

dan

efektivitas

manajemen

(7)

KAWASAN PERTANIAN NASIONAL

1. Mencakup pengembangan kawasan 40 komoditas unggulan nasional yang

memiliki kesatuan wilayah produksi (cross cutting) dan keterkaitan fungsional sistim agribisnis (hulu, on-farm, dan hilir).

2. Kesatuan wilayah produksi dapat terdiri dari lintas provinsi dan atau lintas kabupaten/kota maupun hanya pada suatu kabupaten/kota tertentu yang dipandang telah memiliki skala ekonomi wilayah

3. Keterkaitan fungsional sistem agribisnis meniscayakan keberadaan struktur dan pola koleksi dan distribusi yang beragam dan lokasinya yang terkonsentrasi atau tersebar sejauh prasyarat efisiensi

4. Konektivitas dapat dicapai dengan dukungan keberadaaan prasarana transportasi dan komunikasi yang memadai

5. Hasil kesepakatan Musrenbangtan 2014 telah ditetapkan sebaran lokasi

kabupaten yang menjadi kawasan pertanian nasional menurut sub sektor : (a) kawasan tanaman pangan nasional (b) kawasan hortikultura nasional, (c)

(8)

Kriteria Kawasan Tanaman Pangan

- Tahun 2015-2019 akan dikembangkan adalah komodias: padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan khususnya padi,

jagung dan kedelai dilakukan melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan

Tanaman Terpadu (GP2TT).

- Kriteria khusus kawasan tanaman pangan dalam aspek luas agregat kawasan untuk masing-masing komoditas unggulan tanaman pangan adalah:

1). kawasan padi = 5.000 Ha/2-4 kecamatan (fasilitasi GP2TT 2.500

Ha);

2). kawasan jagung = 3.000 Ha/2-4 kecamatan (fasilitasi GP2TT 1.500 Ha); dan

3). kawasan kedelai= 3.000Ha/2-4 kecamatan (fasilitasi GP2TT 1.500 Ha.

Di samping aspek luas agregat, kriteria khusus kawasan tanaman pangan juga mencakup berbagai aspek teknis lainnya yang bersifat spesifik

(9)

Kriteria Kawasan Hortikultura

- Kawasan hortikultura adalah sebaran usaha hortikultura yang disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan insfrastruktur fisik buatan serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama,

sedemikian rupa sehingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha hortikultura.

- Kawasan hortikultura dapat berupa kawasan yang telah eksis atau calon lokasi baru yang memiliki potensi sumberdaya alam (SDA) yang sesuai dengan agroekosistem, dan lokasinya dapat berupa hamparan dan/atau spot partial (luasan terpisah) namun terhubung dengan aksesibilitas memadai.

- Kriteria khusus kawasan hortikultura mencakup berbagai aspek teknis yang bersifat spesifik komoditas baik untuk tanaman buah, sayuran, tanaman obat

(10)

Kriteria Kawasan Perkebunan

- Kawasan pengembangan perkebunan adalah wilayah

pembangunan perkebunan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan serta usaha agribisnis perkebunan yang

berkelanjutan (sesuai UU No 34/2014).

- Kawasan tersebut disatukan oleh faktor alamiah, kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan infrastruktur pertanian serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sehingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha perkebunan. - Kawasan perkebunan dapat berupa kawasan yang telah

eksis atau calon lokasi baru yang sesuai dengan persyaratan bagi masing-masing jenis budidaya tanaman perkebunan,

(11)

Kriteria Kawasan Peternakan

• Kawasan peternakan adalah berupa kawasan yang telah eksis atau calon lokasi baru yang memiliki potensi SDA yang sesuai dengan agroekosistem, dan lokasinya dapat berupa hamparan dan/atau spot partial (luasan terpisah) yang terhubung secara fungsional dengan aksesibilitas yang baik dalam satu kawasan, dilengkapi dengan prasarana dan sarana pengembangan ternak yang memadai.

• Kawasan peternakan harus memiliki lahan padang

penggembalaan dan atau hijauan makanan ternak (HMT), serta dapat dikembangkan dengan pola integrasi ternak-perkebunan, ternak-tanaman pangan dan ternak-hortikultura.

• Kriteria khusus kawasan peternakan mencakup berbagai aspek teknis yang bersifat spesifik komoditas yaitu satu kawasan

(12)

PENGEMBANGAN SIKP

(13)

SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KAWASAN PERTANIAN

(SIKP)

• SIKP merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari Permentan No 50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.

• SIKP dalam bentuk situs web ini merupakan pedoman atau alat bantu yang memberikan informasi spasial dan tabular tentang kawasan pertanian.

• Struktur data base SIKP disajikan secara berjenjang memuat data base pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, kawasan, provinsi, pulau hingga nasional.

• Informasi yang ditampilkan pada SIKP adalah data tabular statistik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, prasarana pertanian, kelembagaan dan SDM Pertanian yang di-overlay pada

(14)

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN SIKP

1. Kebutuhan akan data, informasi, rekomendasi, dan arahan penataan sistem pertanian serta penetapan komoditas unggulan yang akan dikembangkan

2. Ketersediaan informasi spasial yang masih terbatas pada skala yang kurang operasional

3. Kegiatan SIKP dimaksudkan sebagai “sarana/alat” untuk pengambilan kebijakan dan perencanaan wilayah serta “media” komunikasi dan sistem informasi kawasan pertanian pada level paling bawah (kecamatan/desa)

4. Kegiatan SIKP Website ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyajikan informasi lengkap data spasial dan data tabular mencakup: potensi biofisik (tanah, iklim, vegetasi), sosial ekonomi, dan kesesuaian lahan berbagai komoditas pertanian unggulan

(15)

5. Memerlukan perencanaan yang komprensif dan pelaksanaan di lapangan yang partisipatif adalah pemilihan alternatif inovasi teknologi pertanian maju

6. Sistem Informasi yang baik dapat digunakan sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan keberpihakan pada petani dengan meminimalkan risiko baik pengaruh alam (kekeringan, banjir, hama, penyakit) maupun fluktuasi harga

7. Data yang akurat dapat digunakan untuk memilih model pengembangan pertanian terutama dalam perakitan dan penerapan paket teknologi pertanian pada lokasi tertentu.

(16)

1.

WEBSITE untuk pengambilan kebijakan dan perencanaan wilayah serta “media” komunikasi dan sistem informasi pembangunan pertanian pada level paling bawah (kecamatan/desa)

2.

SIKP disusun interaktif (saling mengisi/berhubungan) dengan aplikasi e-proposal

3.

SIKP berbasis website ada di: www.pertanian.go.id/sikp

4.

SIKP memanfaatkan data tabular existing level kecamatan (data luas, produksi, komoditas, infrastruktur, kelembagaan, sosek, proyek/kegt, dll) dan/ dioverlay dengan data spasial.

5.

Untuk memudahkan penyusunan SIKP dengan cara integrasi SIG dan Data Tabular Kecamatan/Desa/Keltan serta titik koordinat

6.

Melihat kebutuhan melalui GAP kondisi Ideal dengan data SIKP data existing.

(17)

7. Pada daftar menu SIKP, diantara data dan informasi diberikan menu “analisis kawasan”. Data pada menu ini merupakan sandingan data ideal/rekomendasi dan data eksisting, sehingga dapat diketahui kebutuhan berdasarkan selisih kedua data tersebut. Jenis data yang akan masuk di menu ini diantaranya: analisis pupuk, benih, RMU, pompa, traktor, kelembagaan, SDM dll. Data ideal seperti pupuk, benih, pestisida.

(18)

MUATAN SISTEM INFORMASI KAWASAN PERTANIAN (SIKP)

www.pertanian.go.id/sikp

1. SIKP berupa sistem informasi yang memuat data TABULAR yang di-overlay ke dalam Peta Spasial.

2. Peta spasial menggunakan data BIG skala 1:25.000.

3. Data Tabular mencakup database statistik/teknis komoditas (1) tanaman pangan, (2) hortikultura, (3) perkebunan, (4) peternakan, (5) sarpras, serta (6) kelembagaan dan SDM pertanian.

4. Struktur dan hirarki database yang dimuat adalah: data level kecamatan, level kab/kota, level kawasan, level provinsi, pulau dan nasional.

5. Dabatase SIKP dientry oleh SKPD kab/kota dan SKPD provinsi pada saat mengajukan/entry e-proposal.

(19)

BAGAN ALIR E-PROPOSAL SKPD KAB/KOTA 2015

EDIT PROFIL SKPD

EDIT DATA UMUM & SPESIFIK SUB SEKTOR

KABUPATEN SUB KEGIATAN KEGIATAN DK/TP CP/CL, KOORDINAT DATA TEKNIS KECAMATAN Komoditas TP SKPD LEMBAR PENGESAHAN OUTPUT REKAPIT ULASI, DATA UMUM, DATA TEKNIS , LAMPIR AN (EXCEL) NARASI NO. PROPOSAL BKP, SDMP ,BARA

NTAN HOR BUN NAK

HULU ON FARM HILIR PENUNJANG Usulan DAK VALIDASI PROPINSI Data Base Kelompok Tani/ Gapoktan Aplikasi SIKP

(20)

HUBUNGAN E-PLANNING DAN SIKP

e-planning:

E-PROPOSAL

(DATA TABULAR)

SIKP

(DATA SPASIAL)

(database Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan/ Desa, Keltan)

Analisis Spasial dan tabular untuk

perencanaan

www.pertanian.go.id/sikp

(21)

SIKP UNTUK PERENCANAAN PROGRAM TAHUNAN

1. Program pembangunan pertanian agar fokus komoditas dan lokasi sebagai mengungkit produksi dalam skala kawasan.

2. Program dan kegiatan tahunan di daerah harus jelas lokasi sasaran (keltan, desa dan kecamatan).

3. Penentuan keltan petani dan proses CP/CL di lokasi kegiatan memperhatikan hasil identifikasi kebutuhan sarpras, saprotan dan pengembangan usaha petani.

4. Rancangan kegiatan tanaman pangan pada petani/keltan sasaran memperhatikan gap antara existing petani dengan rekomendasi (rencana ke depan)

5. Perencanaan operasional lapang mencakup: persiapan lapang, prakondisi keltan, mobilitas sarpras dan saprotan, kesiapan petugas lapang dan matrik tahapan pelaksanaan lapang.

(22)
(23)
(24)

Ket: Data Tabular buah yaitu komoditas: mangga,pisang, jeruk, durian, manggis dan salak Ket: Data Tabular sayur yaitu komoditas: cabe,bawang merah dan kentang

(25)

Ket: Data Tabular Tanaman Tahunan yaitu komoditas Kelapa sawit, komoditas kelapa, jambu mete, karet, kemiri sunan, sagu, dan jarak pagar

Ket: Data Tabular Tanaman Semusim yaitu komoditas Tebu,Nilam, Kapas, dan tembakau

(26)
(27)
(28)

Petani Pekebun Peternak

(29)
(30)

Referensi

Dokumen terkait

Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROE menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah merger yang berarti perusahaan semakin efisien dalam

Kesimpulan yang diperoleh adalah : (1) Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap kemandirian belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2017 Universitas

Dari data pengelolaan wakaf oleh naẓir di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Utara terdapat beberapa permasalahan yang terjadi, diantaranya: pertama, ada tanah wakaf yang

Bagi India dan Singapura yang bergantung pada perdagangan laut, pembajakan dan perampokan bersenjata di wilayah perairan mengganggu aktifitas pengguna jalur laut

Perbedaan dengan penelitian Umboh bahwa pada penelitian tersebut tidak dihitung besarnya faktor risiko dan penegakan gagal ginjal akut hanya berdasarkan pemeriksaan

Mereka secara garis besar telah dapat menerima persaman gender dalam hal jabatan dan disisi lain mereka juga mendukung adanya kepemimpinan perempuan yang dapat

Kontur anomali regional hasil kontinuasi digunakan untuk pemodelan bawah permukaan yang mencakupi zona dalam, sedangkan anomali residual yang diperoleh digunakan

Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem tataniaga brokoli yang dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa