• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2006

TENTANG

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULELENG,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13, Pasal 26 dan Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu ditetapkan Peraturan Daerah;

a.

bahwa untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam rangka memberikan pelayanan umum kepada masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat maka diperlukan adanya pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas dan pasti dari masing-masing perangkat desa;

b.

bahwa sesuai dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengembalian Peristilahan sebutan Kepala Desa, Dusun dan Kepala Dusun perlu disesuaikan istilah Kepala Desa menjadi Perbekel, Dusun menjadi Banjar Dinas dan Kepala Dusun menjadi Klian Banjar Dinas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2.

Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47; Tambahan Lembaran Negara. Republik Indonesia Nomor 4286);

4.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47; Tambahan Lembaran Negara. Republik Indonesia Nomor 4286);

7.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

(2)

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

9.

ndang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

10.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

11.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587).

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BULELENG dan

BUPATI BULELENG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1.

Daerah adalah Kabupaten Buleleng.

2.

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3.

Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

4.

Bupati adalah Bupati Buleleng.

5.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(3)

Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adatistiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7.

Pemerintah Desa adalah Kepala Desa yang selanjutnya disebut

8.

dengan nama Perbekel dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

9.

Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat

10.

BPD adalah lembaga permusyawaratan yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

11.

Dusun selanjutnya disebut Banjar Dinas adalah Bagian Wilayah Kerja Pemerintahan

Desa.

12.

Kelian Banjar Dinas adalah unsur pembantu Perbekel di Bagian Wilayah Pemerintahan Desa.

13.

Sekretariat Desa adalah wadah/tempat penyelenggaraan pelayanan administrasi pemerintahan desa.

14.

Unsur Pelaksana Teknis adalah Kepala Unman pada Sekretariat Daerah.

15.

Unsur Kewilayahan adalah bagian wilayah pemerintahan desa yang dipimpin oleh Klian Banjar Dinas.

BAB II

PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DESA

Bagian Kesatu Umum

Pasal 2

Pemerintahan Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan BPD.

Bagian Kedua Pemerintah Desa

Pasal 3

(1)

Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari Perbekel dan Perangkat Desa.

(2)

Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya.

(3)

Perangkat desa lainnya dimaksud ayat (2) terdiri atas :

a.

Sekretariat Desa;

b.

Pelaksana Teknis Lapangan; dan

c.

Unsur kewilayahan.

(4) Pelaksana Teknis Lapangan yang dimaksud pada ayat (3) huruf b terdiri dari :

a.

Kepala Urusan Pemerintahan;

b.

Kepala Urusan Umum;

c.

Kepala Urusan Pembangunan;

d.

Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat; dan

e.

Kepala Urusan Keuangan.

(5)

Unsur Kewilayahan yang dimaksud ayat (3) huruf c adalah Klian Banjar Dinas.

(6)

Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.

(4)

PERBEKEL

Bagian Kesatu Tugas dan Wewenang

Pasal 4

(1)

Perbekel mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

(2)

Urusan pemerintahan dimaksud ayat (1) adalah pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa meliputi pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik Desa, kerja sama antar desa, dan pengaturan lainnya.

(3)

Urusan pembangunan dimaksud ayat (1) adalah pemberdayaan masyarakat da1am penyediaan prasarana, sarana fasilitas umum desa berupa jalan desa, jembatan desa, irigasi desa, pasar desa, dan lainnya.

(4)

Urusan kemasyarakatan dimaksud ayat (1) adalah pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat yang meliputi bidang kesehatan, pendidikan, adat istiadat, dan bidang lainnya.

Pasal 5

(1) Dalam menyelenggarakan tugas dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) Perbekel mempunyai wewenang :

a.

ntemimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;

b.

mengajukan rancangan Peraturan Desa;

c.

menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;

d.

menyusun dan mengajukan Rancangan Peraturan Desa mengenai APBDes untuk

disahkan dan ditetapkan bersama BPD;

e.

membina kehidupan masyarakat desa;

f.

membina perekonomian desa;

g.

mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

h.

mewakili desanya didalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan Perundang-undangan; dan

i.

melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif dimaksud ayat (1) huruf g

adalah memfasilitasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pengembangan dan pelestarian pembangunan di desa.

Bagian Kedua Kewajiban

Pasal 6

(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang dimaksud pada Pasal 4 dan Pasal 5, Perbekel mempunyai kewajiban :

a.

memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b.

meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

c.

memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;

d.

melaksanakan kehidupan demokrasi;

e.

melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme;

(5)

f.

inenjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintah desa;

g.

mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundangundangan;

h.

menyelenggarakan Administrasi Pemerintahan Desa yang baik;

i.

melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa;

j.

melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;

k.

mendamaikan perselisihan masyarakat di desa dan dapat dibantu oleh lembaga Desa Pakraman;

l.

mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;

m.

membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai budaya dan adat-istiadat dengan menghormati keberadaan Desa Pakraman;

n.

memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan o. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

(2) Selain kewajiban dimaksud pada ayat (1) Perbekel mempunyai kewajiban juga untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati, memberikan laporan keterangan pertanggungjaw aban kepada BPD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan petnerintahan desa kepada masyarakat.

(3) Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa dimaksud ayat (2) disampaikan kepada Bupati melalui Camat 1 (satu) kali dalam satu tahun.

(4) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada BPD dimaksud ayat (2) disampaikan 1 (satu) kali dalam satu tahun.

(5) Dalam menerima Laporan Keterangan Pertanggungjawaban dimaksud ayat (4) BPD dapat mengajukan pertanyaanpertanyaan kritis atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban, tetapi tidak dalam kapasitas menolak atau menerima.

(6) Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat dimaksud ayat (2), dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam berbagai pertemuan masyarakat desa, radio komunitas dan media lainnya.

(7) Laporan dimaksud ayat (3) digunakan oleh Bupati sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut.

(8) Laporan akhir masa jabatan Perbekel disampaikan kepada Bupati melalui Camat dan kepada BPD selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatannya. (9) Laporan akhir masa jabatan Perbekel dimaksud ayat (8) adalah Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Bagian Ketiga Larangan

Pasal 7 Perbekel dilarang:

a.

menjadi pengurus partai politik;

b.

merangkap jabatan sebagai Ketua dan/atau Anggota BPD, dan lembaga kemasyakaratan di desa bersangkutan;

c.

merangkap jabatan sebagai Anggota DPRD;

d.

terlibat dalam kampanye pemilihan umum; pemilihan Presiden, dan pemilihan Kepala Daerah;

e.

merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;

f.

melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, menerima uang,

g.

barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

h.

menyalahgunakan wewenang; dan

i.

melanggar sumpah/janji jabatan.

(6)

Pasal 8

Masa Jabatan Perbekel adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak dilantik dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

BAB IV PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu

Pemilihan dan Pengangkatan

Paragraf Kesatu Sekretaris

Pasal 9

(1) Sekretaris Desa dimaksud Pasal 3 ayat (2) tersebut diatas diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan antara lain :

a.

berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau sederajat;

b.

mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan;

c.

mempunyai kemampuan dibidang administrasi perkantoran;

d.

mempunyai pengalaman dibidang administrasi keuangan dan dibidang perencanaan;

e.

memahami sosial budaya masyarakat setempat; dan

f.

bersedia tinggal di Desa yang bersangkutan.

(2) Sekretaris Desa dimaksud ayat (1) diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten atas nama Bupati.

Paragraf Kedua Perangkat Desa Lainnya

Pasal 10

(1) Perangkat Desa lainnya dimaksud Pasal 3 ayat (3) diangkat oleh Perbekel dari penduduk desa yang memenuhi persyaratan.

(2) Tata cara pengangkatan dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

(3) Pengangkatan Perangkat Desa dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Perbekel.

(4) Usia perangkat desa lainnya paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 60 (enam puluh) tahun.

Pasal 11

Syarat calon perangkat desa lainnya dimaksud Pasal 3 ayat (3) adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang :

a.

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b.

setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia;

c.

berkelakuan baik, jujur, adil, cerdas, dan berwibawa;

d.

tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam suatu kegiatan yang mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e.

usia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 54 (lima puluh empat) tahun;

f.

tidak sedang menjalankan pidana penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan

(7)

g.

terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di Desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus;

h.

sehat jasmani dan rohani;

i.

berpendidikan paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan/atau sederajat; dan

j.

tidak menjadi pengurus partai politik.

Pasal 12

(1) Calon Perangkat Desa lainnya yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diajukan oleh Perbekel untuk mendapat persetujuan BPD.

(2) Setelah mendapat persetujuan BPD, Calon Perangkat Desa lainnya ditetapkan dengan Keputusan Perbekel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).

Pasal 13

(1) Apabila BPD tidak menyetujui Calon Perangkat Desa Lainnya yang diajukan oleh Perbekel dimaksud Pasal 13 ayat (1), penolakan tersebut harus disertai dengan alasan. (2) Atas penolakan oleh BPD dimaksud ayat (1), Perbekel dapat mengajukan Calon

Perangkat Desa Lainnya yang lain yang memenuhi persyaratan.

Paragraf Ketiga

Masa Jabatan Perangkat Desa

Pasal 14

Masa jabatan,Perangkat Desa dimaksud Pasal 3 ayat (2) adalah selama 6 (enam) tahun dan dapat diangkat kembali.

Bagian Kedua Uraian Tugas

Pasal 15

(1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) bertugas membantu Perbekel dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Perangkat Desa bertanggungjawab kepada Perbekel.

Pasal 16

Sekretaris Desa dalam membantu Perbekel mempunyai tugas meliputi:

a.

memberikan saran dan pendapat kepada Perbekel;

b.

memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan serta mengawasi semua unsur/ kegiatan Sekretariat Desa;

c.

memberikan informasi mengenai keadaan Sekretariat Desa dan keadaan desa;

d.

merumuskan program kegiatan Perbekel;

e.

melaksanakan urusan surat-menyurat, kearsipan dan laporan;

f.

mengadakan dan melaksanakan persiapan rapat dan mencatat hasil-hasil rapat;

g.

menyusun Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa;

h.

mengadakan kegiatan Inventarisasi (mencatat, mengawasi, memelihara) kekayaan desa;

i.

melaksanakan administrasi kepegawaian aparat desa;

j.

melaksanakan administrasi kependudukan, pembangunan, kemasyarakatan; dan

k.

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Perbekel.

(8)

Pasal 17 Kepala Urusan Pemerintahan mempunyai tugas meliputi

a.

melaksanakan kegiatan administrasi penduduk di desa;

b.

melaksanakan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP);

c.

melaksanakan kegiatan administrasi pertanahan;

d.

melaksanakan pencatatan kegiatan monografi desa;

e.

melaksanakan kegiatan kemasyarakatan termasuk kegiatan ketentraman dan ketertiban serta Pertahanan Sipil/ Perlindungan Masyarakat (Hansip/Linmas);

f.

melaksanakan penyelenggaraan buku administrasi peraturan desa dan Keputusan Perbekel;

g.

melakukan tugas lain yang diberikan oleh Perbekel dan atau Sekretaris Desa; dan

h.

dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Perbekel melalui Sekretaris

Desa.

Pasal 18 Kepala Urusan Umum mempunyai tugas meliputi:

a.

melakukan, menerima dan mengendalikan surat-surat masuk dan keluar serta melaksanakan tata kearsipan;

b.

melaksanakan pengetikan surat-surat hasil persidangan dan rapat-rapat atau naskah lainnya;

c.

melaksanakan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat-alat tulis kantor serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor;

d.

menyusun jadwal serta mengikuti perkembangan pelaksanaan piket;

e.

melaksanakan, mengusahakan ketertiban, kebersihan kantor dan bangunan lain milik desa;

f.

menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian aparat desa; g. melaksanakan pengelolaan buku administrasi umum;

h. mencatat Inventarisasi kekayaan desa;

i. melaksanakan persiapan penyelenggaraan rapat dan penerimaan tamu dinas dan kegiatan kerumahtanggaan pada umumnya;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Perbekel dan atau Sekretaris Desa; dan k. dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Perbekel melalui Sekretaris

Desa.

Pasal 19

Kepala Urusan Pembangunan mempunyai tugas meliputi :

a.

melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan di desa;

b.

melaksanakan pencatatan hasil swadaya masyarakat dalam pembangunan desa;

c.

menghimpun data potensi desa serta menganalisa dan memelihara untuk dikembangkan;

d.

melaksanakan pencatatan dan mempersiapkan bahan guna pembuatan daftar usulan rencana kerja Desa;

e.

mengikuti dan melaporkan perkembangan keadaan dan kegiatan dibidang pertanian, perindustrian maupun pembangunan lainnya;

f.

mengikuti dan melaporkan perkembangan keadaan perekonomian (Koperasi Unit Desa, Perekonomian, Perkreditan dan Lembaga Perekonomian lainnya);

g.

melaksanakan pencatatan mengenai tera ulang dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal permohonan pembuatan Ijin Usaha, Ijin Bangunan dan lain-lain;

h.

melaksanakan pengelolaan buku administrasi pembangunan;

i.

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Perbekel dan atauSekretaris Desa; dan

j.

dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Perbekel melalui Sekretaris

(9)

Pasal 20

Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas meliputi :

a.

melaksanakan kegiatan pencatatan keadaan kesejahteraan rakyat / masyarakat termasuk bencana alam, bantuan sosial, pendidikan dan kebudayaan, kesenian, olah raga, pemuda, pramuka dan PMI di Desa;

b.

menyelenggarakan inventarisasi penduduk yang tuna karya, tuna wisma, tuna sosial, para penyandang cacat baik mental maupun fisik, yaitu yatim piatu, jompo, panti asuhan dan pencatatan dalam rangka memasyarakatkan kembali bekas narapidana;

c.

mengikuti perkembangan serta melaporkan tentang keadaan kesehatan masyarakat dan kegiatan lainnya di desa;

d.

mengikuti perkembangan serta mencatat kegiatan program kependudukan (Keluarga Berencana, Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Lingkungan Hidup);

e.

melakukan kegiatan pencatatan bagi para peserta Jemaah Haji di Desa;

f.

melaksanakan kegiatan pencatatan dan perkembangan keagamaan;

g.

melaksanakan pembinaan kegiatan DKM, Lumbung Bahagia;

h.

melaksanan tugas lain diberikan oleh Perbekel dan atau Sekretaris Desa; dan

i.

dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Perbekel melalui Sekretaris Desa.

Pasal 21 Kepala Urusan Keuangan mempunyai tugas meliputi

a.

melakukan kegiatan pencatatan rnengenai penghasilan Perbekel dan Perangkat Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

b.

mengumpulkan dan menganalisa data sumber penghasilan desa baru untuk dikembangkan;

c.

melakukan kegiatan administrasi pajak yang dikelola oleh desa;

d.

melakukan kegiatan administrasi keuangan desa;

e.

mengelola buku administrasi keuangan desa;

f.

merencanakan penyusunan anggaran belanja desa untuk dikonsultasikan dengan BPD;

g.

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Perbekel dan atau Sekretaris Desa; dan

h.

dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Perbekel melalui Sekretaris

Desa.

Pasal 22 Klian Banjar Dinas mempunyai tugas meliputi:

a.

membantu Perbekel dalam wilayah kerjanya;

b.

menjalankan kegiatan yang dilimpahkan oleh Perbekel di wilayah kerjanya;

c.

melaksanakan kegiatan pemerintahan desa di wilayah kerjanya;

d.

melaksanakan Peraturan Desa dan Keputusan Perbekel;

e.

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Perbekel dan atau Sekretaris Desa; dan

f.

dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Perbekel.

Bagian Ketiga Larangan Perangkat Desa

Pasal 23 Perangkat Desa dilarang :

a.

melanggar persyaratan yang ditentukan sebagai tersebut dalam Pasal 12 Peraturan Daerah ini;

b.

melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa;

(10)

merugikan kepentingan Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat Desa;

d.

menyalahgunakan wewenang, bertindak sewenang-wenang, melakukan penyelewengan

dan bertindak diluar ketentuan Perundang-undangan; dan

e.

melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau norma-norma/adat-istiadat yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Bagian Keempat

Pemberhentian Perangkat Desa

Pasal 24 (1) Perangkat Desa berhenti karena :

a.

meninggal dunia;

b.

permintaan sendiri; dan

c.

diberhentikan.

(2) Perangkat Desa dimaksud ayat (1) huruf c karena:

a.

tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

b.

tidak lagi memenuhi syarat sebagai Perangkat Desa;

c.

tidak melaksanakan kewajiban sebagai Perangkat Desa; dan/atau

d.

melanggar larangan bagi Perangkat Desa.

(3)

Pemberhentian Perangkat Desa dimaksud ayat (1) dan ayat (2) oleh Perbekel dengan Persetujuan Pimpinan BPD berdasarkan keputusan musyawarah BPD, sedangkan untuk Sekretaris Desa diberhentikan oleh Sekretaris Daerah.

(4)

Pengesahan pemberhentian Perangkat Desa dimaksud ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Keputusan Perbekel, sedangkan untuk Sekretaris Desa ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Daerah.

(5)

Setelah dilakukan pemberhentian Perangkat Desa dimaksud ayat (4), Perbekel segera mengangkat Perangkat Desa dengan persetujuan BPD, sedangkan untuk Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah.

Pasal 25

(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Desa melalui persetujuan BPD apabila dinyatakan sebagai tersangka melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana sampai paling lama 5 (lima) tahun.

(2) Pemberhentian sementara dimaksud ayat (1) Pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Perbekel.

(3) Bilamana telah mendapat Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, maka Perbekel mencabut Keputusan dimaksud ayat (2) dengan persetujuan BPD untuk ditugaskan kembali dalam hal yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah atau diberhentikan dalam hal yang bersangkutan dinyatakan bersalah.

Pasal 26

(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Perbekel tanpa melalui persetujuan BPD apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan/atau berdasarkan keputusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap, sedangkan untuk Sekretaris Desa diberhentikan sementara oleh Sekretaris Daerah.

(2) Perangkat Desa diberhentikan oleh Perbekel tanpa melalui persetujuan BPD apabila terbukti melakukan tindak pidana dimaksud ayat (1) berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, sedangkan untuk Sekretaris Desa diberhentikan oleh Sekretaris Daerah.

(11)

Pasal 27

(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Perbekel tanpa melalui persetujuan BPD karena berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, terorisme, makar dan atau tidak pidana terhadap keamanan negara, sedangkan untuk Sekretaris Desa diberhentikan oleh Sekretaris Daerah.

(2) Perangkat Desa diberhentikan oleh Perbekel tanpa melalui persetujuan BPD karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme dan atau makar yang dinyatakan dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, sedangkan untuk Sekretaris Daerah diberhentikan oleh Sekretaris Daerah.

Pasal 28

Perangkat Desa yang diberhentikan sementara dimaksud Pasal 26 ayat (1) dan Pasal 27 ayat (1), setelah melalui proses peradilan ternyata tidak terbukti bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan, Perbekel harus merehabilitasi dan mengaktifkan kembali Perangkat Desa yang bersangkutan sampai akhir masa jabatan, sedangkan untuk Sekretaris Desa oleh Sekretaris Daerah.

Pasal 29

(1) Tindakan penyidikan terhadap Perangkat Desa dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Perbekel, sedangkan untuk Sekretaris Daerah setelah ada persetujuan tertulis dari Sekretaris Daerah.

(2) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a.

tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan; dan

b.

diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati. (3) Tindakan penyelidikan sebagaimana dimaksud ayat (2) diberitahukan secara tertulis

oleh atasan penyidik kepada Perbekel paling lama 3 (tiga) hari, sedangkan untuk Sekretaris Desa diberitahukan kepada Sekretaris Daerah.

BAB IV

KEDUDUKAN KEUANGAN PERBEKEL DAN PERANGKAT DESA

Pasal 30

(1)

Perbekel dan Perangkat Desa diberikan penghasilan tetap dan atau tunjangan lainnya sesuai kemampuan keuangan desa.

(2)

Perangkat Desa yang diberikan penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk Sekretaris Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.

(3)

Penghasilan tetap dan atau tunjangan lainnya diterima Perbekel dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan setiap tahun dalam APBDes.

(4)

Penghasilan tetap dan/atau tunjangan lainnya yang diberikan kepada Perbekel dan Perangkat Desa ditetapkan dalam APBDes dengan berpedoman pada Peraturan Bupati.

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 31

(1)

Camat wajib membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

(2)

Pembinaan dan pengawasan dimaksud ayat (1) antara lain :

(12)

b. memfasilitasi proses Administrasi Tata Pemerintahan Desa; c. memfasilitasi proses Pengangkatan Perangkat Desa; dan d. memfasilitasi pelaksanaan tugas Perbekel dan Perangkat Desa.

BAB VI

KETENTUAN PER ALIHAN

Pasal 32

(1)

Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah ini maka semua Perangkat Desa yang ada tetap melaksanakan tugas sampai dengan umur 6 (enam) tahun kedepan bagi yang belum berumur 54 tahun dan sampai dengan umur 60 bagi yang telah berumur 54 tahun keatas, sejak diundangkannya Peraturan Daerah Mi.

(2)

Bagi Sekretaris Desa yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil pengaturannya sesuai dengan ketentuan Peraturan Kepegawaian yang berlaku.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 9 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pemilihan atau Pengangkatan Perangkat Desa dan Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 12 Tahun 2001 tentang Pedoman Organisasi Pemerintahan Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 34

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal di undangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Buleleng.

Ditetapkan di Singaraja

pada tanggal 13 Nopember 2006 BUPATI BULELENG,

ttd.

PUTU BAGIADA Diundangkan di Singaraja

pada tanggal 13 Nopember 2006

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULELENG,

ttd.

I KETUT ARDHA

(13)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2006

TENTANG

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

I. PENJELASAN UMUM

Susunan organisasi dan tata kerja pemerintah desa mengacu kepada prinsip dasar yang dijadikan landasan pemikiran pengaturan tentang desa, yaitu : keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Pemerintah Desa menyelenggarakan pemerintahan desa bersama BPD. Pemerintah Desa dipimpin oleh Perbekel.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Perbekel dibantu oleh Perangkat Desa yang terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya, termasuk Klian Banjar Dinas.

Perbekel pada dasarnya bertanggungjawab kepada rakyat desa yang prosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada Bupati melalui Camat. Kepada BPD, Perbekel wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban, namun tetap memberikan peluang kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan dan atau meminta keterangan lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggungjawabannya.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)

Dimaksud dengan laporan penyelenggaraan pemerintah desa adalah laporan semua kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta tugas-tugas dan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan atau Pemerintah Daerah.

Dimaksud den gan memberikan keterangan pertanggungjawaban adalah keterangan seluruh proses pelaksanaan peraturan-peraturan desa termasuk ABPDes.

Dimaksud dengan menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat adalah memberikan informasi berupa pokok-pokok kegiatan. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5)

(14)

Cukup jelas Ayat (6)

Cukup jelas Ayat (7)

Pembinaan yang dimaksud dapat berupa pemberian sanksi dan atau penghargaan. Ayat (8) Cukup jelas Ayat (9) Cukup jelas Pasal 7

Larangan ini dimaksudkan agar Perbekel independen dalam pengambilan keputusan, konsentrasi melaksanakan tugas tanpa dibebani tugas-tugas lain, dan untuk menghindari penyalahgunaan wewenang.

Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Ayat (1)

Dimaksud dengan penduduk desa adalah orang yang bertempat tinggal atau berdomisili di desa yang bersangkutan.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 11

Dimaksud dengan penduduk desa Warga Negara Indonesia termasuk didalamnya Warga Negara Indonesia melalui naturalisasi.

Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13

Ayat (1)

Calon Perangkat Desa Lainnya yang diajukan kepada BPD untuk memperoleh persetujuan adalah Calon Perangkat Desa Lainnya merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh Perbekel.

Ayat (2)

Alasan penolakan oleh BPD harus obyektif dan dapat dibuktikan kebenarannya. Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas Pasal 21

Dimaksud dengan wilayah kerjanya dalam huruf a adalah wilayah Banjar Dinas yang bersangkutan.

(15)

Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27

Selain direhabilitasi Perangkat Desa yang dimaksud harus mendapat prioritas untuk aktif kembali sebagai Perangkat Desa.

Pasal 28 Cukup jelas Pasal 29 Cukup jelas Pasal 30 Cukup jelas Pasal 31 Cukup jelas Pasal 32 Cukup jelas Pasal 33 Cukup jelas Pasal 34 Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : mengetahui pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di ruang rawat inap mata IRINA F RSUP Prof.. Metode: sampel diambil pada 14 usapan

Penelitian ini juga bertujuan untuk mencari konsentrasi beban influen, waktu detensi hidrolik, dan jenis media filter yang dapat menghasilkan efisiensi penyisihan optimum pada

1) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan.. penjualan neto barang bekas dan sisa yang

SOLVANG SQUARE, komplek ruko terbaru persembahan daripada developer ternama Paramount Land di Gading Serpong. Memiliki konsep custom, ruko Solvang Square memiliki

Dari berbagai pengertian di atas dapat diketahui bahwa pengertian dari analisis laporan keuangan merupakan suatu proses dalam rangka membantu mengevaluasi posisi

Satu orang, kata Smith, yang mengerjakan semua operasi berbeda-beda ini, mungkin bisa menghasilkan sebanyak-banyaknya hanya dua-puluh jarum pentul per hari (dan jika dia juga

Kondisi optimum untuk reaksi hidrogenasi furfural adalah pada temperatur 150 °C selama dua jam meskipun hasil konversinya hanya sebesar 44,76% tetapi selektivitas terhadap

Melalui kajian ini diharapkan pembelajaran berbasis masalah dapat menumbuhkan kembali sikap peduli kepada keadaan sosial sekitarnya sehingga pendidikan tidak hanya