satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
PENGEMBANGAN MODEL PROSES PRODUKSI
PEMBANGUNAN RUMAH PASCA BENCANA
BERBASIS KEMAMPUAN LOKAL DI INDONESIA
Dewi LARASATI, dewizr@ar.itb.ac.id M. Donny KOERNIAWAN
Researcher in Building Technology Research Division, Dept of Architecture, ITB, Kiki ZAKIYATUS S
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
LATAR BELAKANG
P O L A G A B U N G A N S IS T E M P R O D U K S I M A S S A L D A L A M P E M B A N G U N A N R U M A H D E N G A N P E L IB A T A N M A S Y A R A K A T + + + + P E M B A N G U N A N O L E H M A S Y A R A K A T • M et o d e k o n v e n s io n a l • P e n g e t a h u a n & k e t er am p ila n m a s y a r a k a t y a n g te b a t a s • P e n d a m p in g a n k u r a n g m e m a d a i •K u a lita s , p ro d u k t if ita s , d a n e f is ie n s i re n d a h P E M B A N G U N A N O L E H K O N T R A K T O R 2 S T U D I K A S U S K E B U T U H A N M E N D E S A K R U M A H L A Y A K H U N I •j u m la h y a n g r e l a tif b a n y a k •w a k t u y a n g s i n g k a t Æ P e r e n c a n a a n p e m b a n g u n a n y a n g k u r a n g m a ta n g B E N C A N A P E M B A N G U N A N O L E H K O N T R A K T O R 1 • F en o m e n a r u m a h k o s o n g ( k u r a n g s e s u a i k e in g in a n m a s y ar a k a t d a n k u a lit as r e n d a h ) •S u lit d ik em b a n g k a n le b ih la n j u t ole h m as y a r a k a t• K o n tr a k t o r lok a l, m et o d e k o n v e n s io n a l, tid ak m e lib a tk a n m a s y , P e r lu k o n tr o l tin g g i a g a r t id a k t er j a d i k ec u r a n g a n
•M e t o d e b a r u , P e r e n c a n a a n tid ak m e lib a tk a n m a s y a r a k at, T e k n o lo g i ‘ a s in g ’ b a g i
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
PERMASALAHAN
• Pada pembangunan rumah pasca bencana, perlu diterapkan
metode membangun rumah secara masal, namun harus dapat
melibatkan masyarakat, memperhatikan budaya bermukim
serta memanfaatkan potensi lokal. Selain itu, rumah yang
dibangun tetap harus memperhatikan standar-standar
keamanan, kenyamanan, dan kesehatan.
• Perlu dirumuskan model proses produksi rumah sederhana
pada kasus pembangunan masal rumah pasca bencana. Model
ini diharapkan dapat menemukan metoda yang paling efisien,
sesuai dengan kebutuhan serta potensi yang ada, dengan
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
POLA
PEMBANGUNAN
RUMAH PASCA
BENCANA DI TIGA
DAERAH DI
INDONESIA
1 Jenis Bencana Tsunami Tsunami Gempa bumi 2 Jumlah Korban Jiwa1
Lebih dari
167.000 Sekitar 429 Sekitar 6.234
3 Kemajuan rekonstruksi Paling lambat Cepat Paling cepat 4 % terlaksana per 1 tahun Di bawah 25 % Sekitar 50% Sekitar 60% 5
Material Sisa yg dapat
dimanfaatkan Tidak ada Sedikit banyak Bantuan Pemerintah (uang) dan LSM (marerial) Bantuan pemerintah dengan partisipasi penuh dari masyarakat Tidak ada partisipasi sama sekali dari masyarakat (dilaksanakan oleh kontraktor) Dilaksanakan oleh kontraktor Dilaksanakan oleh kontrakor
CODIS ODA ODA
CODEN SHA SHA CODIS PHA 6 Pendekatan Rekonstruksi CODIS Rumah Rumah
Material bangunan uang
7 Jenis Bantuan Rumah Uang
Bimbingan teknik pembangunan dan bantuan sosial 8 Sumber dana (yang paling
dominan) NGO
LSM maupun
pemerintah Pemerintah 9 Bantuan teknik pembangunan Tidak ada Tidak ada ada
10 Tipe desain rumah RSS RSS Rumah inti
11
Tipe metode konstruksi (manajemen maupun tenaga kerja) Dibangun oleh kontraktor Dibangun sebagian oleh kontraktor, sebagian oleh pemilik rumah Dibangun secara bertahap oleh pemilik rumah 12
Rasa kepemilikan ( sense of
belonging) Rendah Rata-rata tinggi
13 Fenomena Rumah Kosong banyak Beberapa Tidak ada 14 Penggunaan material lokal Tidak ada Beberapa Sebagian besar
15
Efisiensi (dalam penggunaan
material) Paling efisien Cukup efisien Tidak efisien
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
PANGANDARAN
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
BEBERAPA HAL YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN PROSES REKONSTRUKSI RUMAH
BERDASARKAN STUDI YANG DILAKUKAN
•
Evaluasi yang tepat terhadap jenis bencana dan kondisi yang
menjadi konsekuensinya
•
Pemanfaatan potensi lokal (terutama material)
•
Pendekatan partisipatif, dimana pemilik rumah ikut terlibat
secara aktif dalam pembangunan rumahnya, dengan
mengikuti petunjuk, aturan, dan bantuan yang berasal dari
pemerintah (
The owner-driven approach
)
•
Selain bantuan material (uang), pemerintah juga harus
memberikan bantuan teknis. Bantuan teknis harus intensif
dan berkualitas, dilengkapi dengan petunjuk teknis yang
fleksibel
•
Konstruksi rumah masal dengan proses manajemen yang
terintegrasi (dengan meningkatkan efisiensi melalui
rasionalisasi dalam semua aspek)
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
PROSES REKONSTRUKSI DI GUJARAT
STUDI LITERATUR
Barenstein dalam Housing Reconstruction in Post-Earthquake Gujarat: A Comparative Analysis (Maret 2006)
1. The Owner-Driven Approach (ODA), Atau Pendekatan Swakelola.
• Pendekatan ini memungkinkan komunitas untuk mengatur dan melaksanakan pekerjaan pembangunan rumahnya sendiri, dengan bantuan pembiayaan dari luar, material, serta bantuan konsultasi teknis. Metode pendekatan ini tidak berarti pemilik membangun sendiri rumahnya, namun mereka yang mengatur dan memiliki kontrol penuh terhadap proses rekonstruksi rumahnya, dengan arahan yang telah diberikan (building codes). Dari hasil observasi, kualitas konstruksi bangunan dinilai baik, dan aman secara seismik. Kualitas yang baik diperoleh dari ketaatan dalam mematuhi peraturan (building codes) dari
pemerintah. Karena masyarakat telah terbiasa dengan material utama, serta penggunaan desain vernakular (sudah umum di masyarakat), maka proyek dengan bantuan pembiayaan dari pemerintah ini lebih sesuai dengan karakter serta tradisi setempat.Namun resiko dari proyek ini timbul apabila pemilik tidak memiliki kemampuan untuk mengatur pembangunan rumahnya, sehingga kualitas pekerjaan menjadi rendah, dan dana yang diberikan tidak
dapat dimanfaatkan dengan baik.
2. The Subsidiary Housing Approach (SHA), Atau Pendekatan Tersubsidi.
• Dengan pendekatan ini, agensi (LSM atau pemberi bantuan non-pemerintah) tidak terkait langsung dengan proses rekonstruksi perumahan. Agensi disini berperan sebagai
fasilitator, memberikan tambahan bantuan material dan bantuan teknis, namun tetap sesuai dengan kerangka kerja pemerintah. Di Gujarat, proses rekonstruksi dengan pendekatan ini dilakukan di 7 desa, di Rapar Taluka, distrik Kachch. Kualitas konstruksi biasanya
sebanding dengan rumah yang dihasilkan dari pembangunan swakelola. Dengan bimbingan dari agensi, maka resiko pada pembangunan swakelola dapat dihindari. Hasil observasi menunjukkan bahwa 100% rumah-rumah tersebut ditempati oleh pemiliknya.
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
PROSES REKONSTRUKSI DI GUJARAT
STUDI LITERATUR
Barenstein dalam Housing Reconstruction in Post-Earthquake Gujarat: A Comparative Analysis (Maret 2006)
3. The Participatory Housing Approach (PHA), Atau Pendekatan Partisipatif.
• Pada pendekatan ini, agensi (LSM atau pemberi bantuan non-pemerintah) memegang
peranan utama dalam proses rekonstruksi, dengan melibatkan pemilik rumah dalam perencanaan, desain, dan pelaksanaan rekonstruksi rumahnya. Di Gujarat, rekonstruksi dengan pendekatan partisipatif ini dilaksanakan di 30 desa, dengan jumlah sekitar 3000 rumah. Pada rekonstruksi dengan pendekatan ini, masyarakat diberikan pelatihan terlebih dahulu dalam pembangunan rumahnya, dengan pengawasan dari agensi. Pelatihan ini kemudian menjadi sangat berguna bagi masyarakat di kemudian hari, bahkan setelah proses rekonstruksi selesai.
4. The Contractor-Driven Approach In Situ (CODIS), Atau Pendekatan Dengan Kontraktor Pada
Lahan Yang Sama.
• Pekerjaan rekonstruksi dengan pendekatan ini dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor
profesional, baik dalam pekerjaan desain maupun konstruksinya. In situ di sini berarti rumah-rumah tersebut dibangun di lahan yang sama eperti sebelum bencana terjadi.
Kebanyakan, desain, material serta tenaga ahli didatangkan dari luar komunitas. Di Gujarat, rekonstruksi dengan pendekatan ini dilaksanakan di 11 desa, dengan jumlah sekitar 3000 rumah.Sekitar 36 % pemilik rumah tidak puas dengan kualitas material yang digunakan. Hal ini menjadi signifikan, melihat bahwa dengan pendekatan swakelola, pemilik lebih merasa puas (100%).
5. The Contractor-Driven Approach Ex Nihilo (CODEN), Atau Pendekatan Dengan Kontraktor
Pada Lahan Yang Baru.
• Seperti pendekatan sebelumnya, pendekatan ini pun merupakan pendekatan yang
melibatkan perusahaan kontraktor profesional. Namun dalam pendekatan ini, seluruh desa dibangun kembali di tempat yang baru. Di Gujarat, rekonstruksi dengan pendekatan ini dilaksanakan dengan bantuan dana internasional dan bekerja sama dengan NGO
internasional, berhasil membangun kembali 11 desa, dengan jumlah sekitar 2250 rumah beserta infrastrukturnya.
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
STUDI LITERATUR
Satisfaction with different reconstruction approaches, Gujarat
Source: Household Survey, December 2004 – February 2005
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
HASIL ANALISIS
Dari proses pembangunan dan rekonstruksi yang terjadi di negara
lain, kita dapat mengambil pelajaran diantaranya:
• Koordinasi adalah kunci utama
• Mengembangkan standar dasar perndekatan rekonstruksi
untuk dilakukan di desa-desa
• Memperkuat kapasitas lokal
• Pemberian bantuan secepatnya
• Masyarakat setempat harus memperoleh keuntungan (dari segi
ekonomi)
• Memberlakukan struktur pemerintahan yang berkelanjutan
secepatnya, serta meningkatkan kapasitasnya.
• Melakukan kolaborasi dengan NGO / LSM
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
STUDI SISTEM PRE-FABRIKASI PADA
PEMBANGUNAN RUMAH MASSAL
PASCA BENCANA
Dengan konstruksi yang dilakukan secara masal, sejumlah rumah dapat dibangun dalam waktu bersamaan. Metode ini pun dianggap lebih efisien dari segi
penggunaan bahan, tenaga kerja, mengurangi biaya, dll.
Pada pembangunan massal dengan sistem prefabrikasi, produksi komponen secara langsung akan mempengaruhi desain dari bangunan.
Pemilihan sistem struktur yang tepat dengan sambungan / joint yang
memungkinkan pelaksanaan konstruksi yang cepat. Inovasi sambungan pada panel lebar pada salah satu penelitian menunjukan masa konstruksi yang 10 kali lebih cepat dibanding metode konvensional. Dalam risha, komponen struktur
pembentuk dapat dibuat menjadi 3 panel struktur yang Hal ini menunjukan bahwa jumlah komponen yang sedikit akan mempermudah baik proses fabrikasi maupun perakitan di lapangan, sehingga akan mempercepat masa konstruksi.
Keberadaan tenaga kerja terlatih juga akan mempengaruhi sistem struktur. Dengan tenaga kerja tidak terlatih, teknologi sistem bangunan yang mungkin diaplikasikan hanya sistem 1D dan 2D saja.
Untuk mendapatkan kualitas komponen bangunan khususnya pada pembangunan skala massal, kunci keberhasilan berada pada aspek kualitas kontrol. Pada sistem konvensional, kontrol kualitas akan memerlukan biaya tinggi karena skala site
yang luas. Dengan sistem pabrikasi dari tiap komponen, kegiatan kontrol kualitas akan lebih mudah dilakukan pada skala pabrikan.
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
STUDI SISTEM PRE-FABRIKASI PADA
PEMBANGUNAN RUMAH MASSAL
PASCA BENCANA
Tidak dilakukan modifikasi saat perakitan (memotong, melubangi, atau menambah) dapat mempercepat masa perakitan.
Salah satu penyebab bangunan mengalami kerusakan saat gempa
adalah kesalahan dalam pelaksanaan, khususnya dalam sistem
sambungan antara penulangan kolom praktis, ring balok, dan sloof. Oleh karena itu, komponen-komponen ini harus betul-betul diperhatikan dalam membangun.
Dengan komponenisasi, masyarakat dapat terlibat langsung, diantaranya:
• Perakitan komponen-komponen
• Industri komponen utama
• Industri komponen penunjang (paving lantai, partisi, daun pintu dan jendela, kuda-kuda & atap)
• Industri kamar mandi fiber • Industri cetakan
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
KRITERIA PENGEMBANGAN MODEL
PROSES REKONSTRUKSI PASCA
BENCANA
• Konsep pelibatan masyarakat dalam membangun, dengan membangun
rumahnya sendiri masyarakat menjadi lebih puas dengan hasilnya. Pola ini pun dapat mempercepat rekonstruksi karena mengurangi waktu proses
lelang pihak ketiga dan keberhasilan tidak tergantung pada kinerja kontraktor.
• Konsep pembangunan massal, yang berulang serta dalam jumlah besar. • Konsep pengutamaan pemanfaatan potensi lokal, yaitu dengan menjadikan
potensi lokal sebagai pertimbangan utama pada setiap tahapan proses produksi.
• Konsep perencanaan (desain produk dan desain proses) yang lebih baik sejak awal tahap pembangunan, dengan memperhatikan kebutuhan,
keinginan, dan tetap melibatkan masyarakat. Hal ini dapat dipenuhi dengan mengadaptasi sistem produk industri massal, dimana desain (produk) dan proses akan saling mempengaruhi pada saat proses perencanaan.
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
KRITERIA PENGEMBANGAN MODEL
PROSES REKONSTRUKSI PASCA
BENCANA
• Konsep pengembangan mekanisme kontrol yang efektif. Dengan sistem pracetak komponen, kontrol akan lebih mudah dilakukan, yaitu hanya pada skala pabrikasi, sehingga pekerjaan di lapangan dapat berjalan dengan baik meskipun dilakukan dengan kontrol yang rendah.
• Konsep pengembangan upaya-upaya menghindari pemborosan dan
pekerjaan tanpa nilai tambah (waste) sebanyak mungkin (untuk meningkatkan efisiensi penggunaan biaya).
• Konsep penadampingan dan pelatihan, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan keterampilan kerja mereka, yaitu melalui pendampingan yang efektif dan panduan (guidelines) yang fleksibel.
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
MENGGABUNGKAN SISTEM INDUSTRI (OLEH
KONTRAKTOR) PADA SISTEM MEMBANGUN
RUMAH KONVENSIONAL (OLEH MASYARAKAT)
EFISIENSI -Prediksi yang tepat (perencanaan yang baik) Bimbingan Teknis Desain konvensional, sesuai kebutuhan Tidak ada kontrol
kualitas Kurangnya keterampilan & pengetahuan konstruksi Metode membangun konvensional KUALITAS + + + - -+ + + + PRODUKTIFITAS Pemakaian alat 1x pakai Pembangunan rumah tunggal + + -+ -+ waste waste+ Terpengaruh cuaca Kompleksitas tinggi Beban (komponen) berat + + + -- -+ -Metode membangun non-konvensional (fabrikasi) Pemakaian alat berulang Pembangunan rumah massal
Production line & Spesialisasi kerja
Desain dengan kordinasi modular, sesuai modul material
kontrol kualitas Pendampingan yang efektif Basis data standardisasi +
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
PROSES MEMBANGUN RUMAH SEDERHANA DENGAN
INDUSTRIALISASI BANGUNAN PADA PELAKSANAAN
REKONSTRUKSI PASCA BENCANA YANG MELIBATKAN
MASYARAKAT
DESAIN (PRODUK) DESAIN (PERENCANAAN) PROSES PROSES KONSTRUKSI RUMAH TERBANGUN Be b a n K om po n e n Ri n g a n K omp lek s it a s P ek e rj a a n Mod u l K ompo n en (s e s u a im od u l b a han) Pe m ak ai an Be ru lan g Pe la ti h an Sp e si al is as i P e k er jaa n Pr od u c ti o nL in e W a st e< Pe n g a ru hc u a c a Persyaratan Fungsional Ma te ri a l Te n a g a Ke rj a Al a t Cu ac a KUALITAS PRODUKTIFITAS EFISIENSI KARAKTER KARAKTER OUTPUT YANG DIINGINKAN INPUT PROSES OUTPUT EFISIENSI PRODUKTIFITAS KUALITAS KETERANGAN: Or g a n is a s i Ma te ri a l T e na ga Ke rj a Al a t Cu ac a Or ga n is a s i Bi m b in ga n A h li P ili h a n De s a in (Ba si s D at a ) P a n du a n/ G ui de li n e s B im b in ga n Te k n is KONDISI REALKONDISI YANG MENJADI DASAR PERENCANAAN (PREDIKSI)
KONDISI TAPAK KONDISI TAPAK YANG
MENJADI DASAR KONDISI TAPAK YANG
MENJADI DASAR
KONTROL KONTROL
Komponenisasi Massal Produk Industri Pre-fabrikasi
KONTROL PR O C U R E M EN T
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
PERTIMBANGAN
PRINSIP DESAIN
Sumber daya manusia, kualitas SDM di daerah pasca bencana biasanya berbeda-beda. Tingkat kerumitan dari proses yang dipilih harus disesuaikan dengan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia. Keterampilan SDM dapat disesuaikan dengan porsi pekerjaan yang mereka lakukan melalui
production line yang jelas, sehingga seorang pekerja akan melakukan
pekerjaan yang sama secara berulang-ulang. Untuk pekerjaan dengan teknik baru, harus diberikan pelatihan terlebih dahulu.
Material, adapun hal yang terpenting dari sisi material adalah kemudahan
supply material yang akan digunakan, tersedia banyak di sekitar lokasi dengan harga terjangkau. Selain itu pemborosan dan pekerjaan tanpa nilai tambah (no added value) dari penggunaan materia harus dihindari. Hal ini dapat
diusahakan melalui desain koponen yang sesuai dengan modul material.
Alat (equipment), penggunaan material yang berulang pada pembangunan rumah secara massal diharapkan dapat meningkatkan efisiensi.
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
PERTIMBANGAN
PRINSIP DESAIN
•Desain (produk), basis data ini meliputi pilihan desain arsitektur, pilihan desain struktur, pilihan material, pilihan komponenisasi. Komponenisasi harus
memenuhi beberapa kriteria, yaitu dimensi komponen yang relatif kecil (small panel untuk sistem bangunan 2D), mudah dalam pengangkatan, mudah dalam pengangkutan ke lapangan, mudah dirakit (sistem sambungan sederhana),
sesuai modul material yang tersedia. Desain yang dipilih harus mempertimbangkan pengembangan di kemudian hari (fleksibel).
•Desain proses, desain proses harus dilakukan pada tahap awal, bersamaan dengan tahap desain (produk). Desain proses ini harus memperhatikan semua potensi input, meliputi SDM, material, serta alat yang menjadi potensi lokal
setempat, selain juga memperhatikan desain produknya itu sendiri. Proses
didesain agar kompleksitas pekerjaan di lapangan berkurang, sehingga pekerja tidak terlatih (unskilled labor) pun dapat melakukan pekerjaan perakitan di
lapangan walau dengan kontrol yang rendah, dengan spesialisasi pekerjaan sesuai kemampuan masing-masing.
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
MODEL PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PROSES
PRODUKSI REKONSTRUKSI
RUMAH BERBASIS
KEARIFAN LOKAL
PEMILIHAN MATERIAL Sesuai material yang tersedia? PEMILIHAN SISTEM STRUKTUR YA Sesuai kemampuan SDM? YA PEMILIHAN KOMPONENISASI(desain) Basis Data
Komponenisasi Sesuai modul material & ketersediaan alat? YA PEMBUATAN KOMPONEN & PERAKITAN DOKUMEN PANDUAN DESAIN DAN KONSTRUKSI Basis Data Desain
Arsitektur
Basis Data Sistem Struktur (berdasarkan
material) EVALUASI & ANALISIS
CEPAT: BENCANA & KONDISI EKSISTING SERTA TIPOLOGI RUMAH Cek keseluruhan, sesuai dengan SDM, material, alat? YA
Basis Data Metode Membangun PELAKSANAAN PEMBUATAN KOMPONEN & PERAKITAN DI LAPANGAN OLEH MASYARAKAT MULAI PROSES BASIS DATA INPUT/ OUTPUT Potensi Lokal Setempat OUTPUT DECISION Bantuan Teknis (fasilitator tenaga ahli) Pelatihan SDM / mendatang kan pekerja Pengadaan / Bantuan Alat Bantuan Pengawasan (kontrol) KETERANGAN: Basis Data Tipologi RsS
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
URAIAN MODEL
•
Dimulai dengan menentukan lokasi
•
Evaluasi dan analisis cepat mengenai bencana yang terjadi
serta data awal kondisi eksisting. Data awal kondisi eksisting
meliputi potensi lokal, sumber daya, budaya lokal, kondisi
alam, dll. Dari sini bisa ditentukan bentuk rumah seperti apa
yang mungkin dibangun di tempat tersebut.
•
Pemilihan material, berdasarkan material yang tersedia
ataupun material yang mungkin didatangkan ke tempat
tersebut.
•
Setelah material yang dipilih sesuai dengan material yang
tersedia, maka tahapan selanjutnya adalah pemilihan struktur
yang mungkin digunakan. Sistem sruktur yang dipilih harus
‘dikenali’ oleh masyarakat. Jika belum, maka mungkin
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
URAIAN MODEL
• Selanjutnya adalah pemilihan komponenisasi. Modul komponen yang
dipilih harus sesuai dengan modul material yang dipilih sebelumnya serta alat yang tersedia. Tahap ini mulai memasukkan produk (rumah) ke dalam site. Untuk itu perlu ditentukan bantuan teknis dari fasilitator/ tenaga ahli serta bantuan alat yang harus diberikan.
• Tahap selanjutnya adalah tahap perencanaan pelaksanaan pembuatan
komponen pabrikasi, dan perakitan di lapangan (metode membangun dengan production line). Setelah itu dilakukan cek ulang secara
keseluruhan , apakah sesuai dengan potensi SDM, alat, dan material.
• Sistem perencanaan ini akan menghasilkan dokumen panduan desain
dan konstruksi yang berikutnya akan diinformasikan dan menjadi panduan bagi pemilik rumah dan masyarakat untuk membangun rumahnya.
• Sistem perencanaan ini hanya akan berjalan dengan pendampingan yang baik bagi masyarakat, sejak tahap perencanaan hingga tahap
pelaksanaan.
• Dalam pelaksanaannya sistem ini perlu didukung oleh sistem organisasi pengelolaan berbasis masyarakat yang baik.
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id
KESIMPULAN
• Model sistem perencanaan/ perancangan yang telah dirumuskan
merupakan merupakan suatu sistem perencanaan dan perancangan
(pengambilan keputusan) untuk pengadaan rumah pasca bencana.
Dengan model ini, masyarakat dapat dilibatkan sejak tahap awal
perencanaan, tentunya dengan pembimbingan dari tenaga ahli
(sebagai ‘kontrol’). Model ini juga telah mengadaptasi sistem
industrialisasi melalui prefabrikasi komponen maupun metode kerja
dengan
production line
, dan harus dilengkapi dengan basis data
serta panduan (
guidelines
). Dari sistem perencanaan ini didapat
keluaran berupa pedoman dan informasi untuk masyarakat
melaksanakan konstruksi di lapangan.
• Penelitian ini memerlukan penelitian lain yang lebih lanjut, terutama
untuk melengkapi basis data yang dibutuhkan untuk model
perencanaan rumah sederhana dan upaya implementasi model
tersebut di daerah-daerah yang tertimpa bencana, serta
penyempurnaan panduan (
guidelines
) untuk perencanaan rumah
sederhana dengan pabrikasi komponen bangunan pada pelaksanaan
rekonstruksi pasca bencana yang melibatkan masyarakat.
satuk ik i@y ahoo.com, dew izr @ ar .i tb.ac .id, donny@ar .itb.ac .id