• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Alas Duduk Lesehan Dwifungsi Ditinjau Dari Aspek Argonomi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Alas Duduk Lesehan Dwifungsi Ditinjau Dari Aspek Argonomi."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Kursi merupakan sebuah perabotan yang biasa digunakan untuk duduk baik di dalam maupun di luar ruangan. Biasanya kursi memiliki empat buah kaki yang berguna untuk menahan beban dari orang yang menggunakannya. Meja adalah salah satu furniture dengan permukaan datar yang memiliki beberapa kaki untuk penahannya. Meja biasanya digunakan untuk menyimpan barang dan makanan dengan ketinggian tertentu, supaya mudah dijangkau pada saat duduk. Untuk ruangan yang sempit, pengadaan kursi dan meja biasanya tidak lengkap. Sebagai alternatif untuk ruangan yang sempit, biasanya menggunakan konsep lesehan. Penggunaan meja dan kursi pada saat bersamaan, pada konsep lesehan sangat jarang sekali. Karena orang memilih duduk lesehan pada saat bersantai dan pada saat menggunakan meja orang memilih tanpa menggunakan alas agar dapat bergerak bebas. Oleh karena itu, biasanya orang memilih menggunakan meja pendek. Melihat dari permasalahan itu, maka penulis akan merancang sebuah alas lesehan yang dapat berfungsi menjadi meja pendek tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan. Alas lesehan yang dirancang ini dapat menjadi sebuah alas lesehan dengan tambahan sandaran tangan dan juga sandaran punggung.

Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data mengenai beberapa produk sejenis untuk dijadikan produk acuan. Dari produk-produk acuan itu kemudian dianalisa mengenai keterbatasan dan keunggulannya, agar dapat menjadi pertimbangan ketika merancang produk. Setelah menganalisa keterbatasan dan keunggulan produk pembanding, selanjutnya adalah memeriksa keergonomisan produk acuan dan menentukan batas ukuran yang ergonomis untuk tiap bidang dari produk yang dirancang.

Proses perancangan dimulai dengan menentukan model, dimensi, mekanisme, bahan digunakan, dan konstruksinya. Dalam menentukan model, yang menjadi pertimbangan adalah konsep dari produk acuan yang ada. Dimensi dari produk yang akan dirancang menggunakan acuan data antropometri yang sudah ditentukan. Dalam penentuan material yang akan digunakan, mempertimbangkan tujuannya yaitu agar diperoleh produk yang kuat, aman, nyaman, ringan, praktis, dan dengan permukaan alas duduk yang empuk.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1-2 1.3.1 Pembatasan Masalah ... 1-3 1.3.2 Asumsi ... 1-3 1.4 Perumusan Masalah ... 1-3 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-3 1.6 Sistematika Penelitian ... 1-4 BAB 2 LANDASAN TEORI

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (lanjutan)

2.4 Analisa Nilai ... 2-13 2.4.1 Bagian Analisa Nilai ... 2-13 2.4.2 Analisa Nilai Menurut C.M Walsh ... 2-14 2.5 Sikap Duduk ... 2-14 2.5.1 Pendekatan untuk Perancangan Kursi ... 2-15 2.5.2 Kriteria Kursi Kerja ... 2-16 2.6 Analisis Penilaian Konsep (Scoring Concept) ... 2-17 2.7 Sistem Kerangka dan Otot ... 2-19 2.7.1 Kerangka dan Sambungan Kerangka ... 2-19 2.7.2 Otot ... 2-20 2.7.3 Sistem Energi Otot ... 2-21 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart ... 3-1 3.2 Keterangan Flowchart ... 3-4 BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (lanjutan)

4.2.6 Karpet ... 4-8 4.2.7 Kursi Pantai ... 4-9 4.3 Perbandingan Dimensi Produk Acuan ... 4-10 4.3.1 Dimensi Meja Lipat ... 4-11 4.3.2 Dimensi Kursi “A” ... 4-13 4.3.3 Dimensi Karpet Puzzle ... 4-15 4.3.4 Dimensi Bantal Lesehan... 4-17 4.3.5 Dimensi Kursi Pantai ... 4-19 4.4 Data Antropometri Diperlukan ... 4-21 4.4.1 Dimensi Alas Duduk ... 4-21 4.4.2 Dimensi Sandaran Punggung ... 4-21 4.4.3 Dimensi Sandaran Tangan ... 4-22 BAB 5 ANALISIS

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB 6 PERANCANGAN

6.1 Rancangan 1 ... 6-2 6.1.1 Sketsa dan Mekanisme Alternatif 1 ... 6-2 6.1.2 Bahan, Konstruksi, dan Ukuran Alternatif 1 ... 6-7 6.2 Rancangan Alternatif 2 ... 6-10 6.2.1 Sketsa dan Mekanisme Alternatif 2 ... 6-10 6.2.2 Bahan, Konstruksi, dan Ukuran Alternatif 2 ... 6-15 6.3 Analisis Penilaian Konsep ... 6-18 6.4 Analisis Rancangan Terpilih ... 6-20 6.4.1 Deskripsi Produk ... 6-20 6.4.2 Konstruksi Produk ... 6-21 6.4.3 Kaitan dengan Teori Otot dan Kerangka... 6-22 6.4.4 Desain Produk ... 6-23 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 7-1 7.2 Saran ... 7-4 DAFTAR PUSTAKA

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Tabel Analisis Penilaian Konsep 2-17

4.1 Ukuran Meja Lipat 4-5

4.2 Ukuran Kursi “A” 4-6

4.3 Ukuran Karpet Puzzle 4-7

4.4 Ukuran Bantal Lesehan 4-8

4.5 Ukuran Kursi Pantai 4-9

4.6 Data Antropometri Terpilih 4-10

4.7 Perbandingan Dimensi Meja Lipat 4-12

4.8 Perbandingan Dimensi Kursi “A” 4-14

4.9 Perbandingan Dimensi Kapet Puzzle 4-16

4.10 Perbandingan Dimensi Bantal Lesehan 4-18

4.11 Perbandingan Dimensi Kursi Pantai 4-20

4.12 Batasan Dimensi Produk Dirancang 4-24

5.1 Ringkasan Kelebihan dan Kekurangan Pesaing

5-16

5.1 Ringkasan Kelebihan dan Kekurangan Pesaing (lanjutan)

5-17

6.1 Batasan Ukuran Untuk Tiap Dimensi 6-1

6.2 Ukuran Digunakan Alternatif 1 6-8

6.3 Ukuran Digunakan Alternatif 2 6-16

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3.1 Flowchart penelitian 3-1

3.1 Flowchart penelitian (lanjutan) 3-2

3.1 Flowchart penelitian (lanjutan) 3-3

3.1 Flowchart penelitian (lanjutan) 3-4

4.1 Foto meja lipat 4-5 dengan sandaran punggung (skala 1:16)

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (lanjutan)

Gambar Judul Halaman

6.5 Sketsa alternatif 1 menjadi alas duduk dengan sandaran punggung dan tangan (skala 1:16)

6-4

6.6 Sketsa alternatif 1 menjadi meja pendek (skala 1:16)

6-5

6.7 Sketsa konstruksi bagian sandaran punggung

6-6

6.8 Konstruksi rancangan alternatif 1 6-8

6.9 Gambar Teknik Alternatif 1 6-9

6.10 Sketsa rancangan alternatif 2 awal (skala dengan sandaran punggung (skala 1:15)

6-10

6.13 Sketsa alternatif 2 menjadi alas duduk dengan sandaran punggung dan tangan (skala 1:15)

6-11

6.14 Sketsa alternatif 2 menjadi alas duduk dengan alas panjang, sandaran punggung tinggi dan sandaran tangan (skala 1:15)

6-12

6.15 Sketsa alternatif 2 menjadi meja pendek (skala 1:16)

6-13

(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (lanjutan)

Gambar Judul Halaman

6.17 Konstruksi bagian sambungan antara 2 produk alternatif 2

6-15

6.18 Gambar Teknik Alternatif 2 6-17

6.19 Konstruksi bagian dalam 6-21

6.20 Konstruksi bagian luar 6-22

6.21 Bagian mobil 6-22

6.22 Desain produk awal 6-23

6.23 Desain produk menjadi alas lesehan panjang

6-23

6.24 Desain produk menjadi alas duduk dengan sandaran punggung dan sandaran tangan

6-24

6.25 Desain produk saat sandaran tangan dan penyangga kaki ditegakkan

6-24

6.26 Desain produk menjadi meja pendek 6-25

(10)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar antropometri tubuh manusia yang diukur dimensinya. 2. Data antropometri orang Indonesia.

(11)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kursi merupakan sebuah perabotan yang biasa digunakan untuk duduk baik di dalam maupun di luar ruangan. Biasanya kursi memiliki empat buah kaki yang berguna untuk menahan beban dari orang yang menggunakannya. Meja adalah salah satu furniture dengan permukaan datar yang memiliki beberapa kaki untuk penahannya. Meja biasanya digunakan untuk menyimpan barang dan makanan dengan ketinggian tertentu, supaya mudah dijangkau pada saat duduk.

Di pasaran tersedia kursi dan meja dengan ukuran dan bahan yang bervariasi disesuaikan dengan tempat penggunaannya. Biasanya kursi dan meja yang dijual di pasaran memiliki dimensi yang besar sehingga tidak dapat digunakan untuk ruangan sempit. Sebagai alternatif untuk ruangan yang sempit, biasanya menggunakan konsep lesehan. Karena dengan lesehan ruangan akan tetap terlihat luas, tetapi sudah memiliki furniture yang cukup lengkap.

Penggunaan meja dan kursi pada saat bersamaan, pada konsep lesehan sangat jarang sekali. Karena orang memilih duduk lesehan pada saat bersantai dan pada saat menggunakan meja orang memilih tanpa menggunakan alas agar dapat bergerak bebas. Oleh karena itu, biasanya orang memilih menggunakan karpet dan meja pendek.

Permasalahan lain yang dihadapi konsep lesehan adalah penggunaan beberapa produk yang kurang optimal. Disini meja biasanya digunakan pada saat tertentu saja dan ketika sedang tidak digunakan, meja tersebut tidak dapat dipindah karena memiliki bobot yang cukup besar. Sehingga kurang praktis untuk menyimpan meja apabila tidak digunakan. Alas duduk lesehan juga apabila tidak digunakan biasanya akan disimpan, agar ruangan tetap terlihat luas dan bersih.

(12)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Universitas Kristen Maranatha

untuk merubah fungsi dari alas lesehan menjadi meja pendek tidaklah sulit. Selain itu diperlukan juga alas duduk lesehan yang mudah dalam penyimpanan dan juga mudah dibawa bepergian.

Mengetahui saat ini belum ada alas duduk lesehan yang dapat menjadi meja pendek, karena itu penulis akan merancang alas duduk lesehan tersebut. Dalam perancangan alas duduk lesehan yang dapat menjadi meja pendek ini, penulis menambahkan beberapa fungsi yang dapat menjadi nilai tambah dari produk rancangan. Beberapa fungsi tambahan tersebut adalah dengan tambahan sandaran punggung, sandaran tangan, dan bagian alas yang adjustable. Diharapkan produk rancangan ini dapat membantu memecahkan permasalahan yang sering dihadapi oleh orang-orang yang tinggal di tempat yang kurang luas.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, diketahui jika permasalahannya adalah saat ini belum ada alas duduk lesehan yang dapat dijadikan meja pendek. Sebuah alas duduk lesehan yang praktis dan dapat disimpan apabila tidak digunakan.

Oleh karena itu, diperlukan sebuah produk dwifungsi yang dapat digunakan menjadi meja pendek tetapi dapat juga menjadi alas duduk dan tetap menyisakan ruang gerak yang cukup apabila digunakan di ruangan yang sempit. Saat ini produk dwifungsi tersebut belum ada di pasaran. Sehingga penulis merancangkan alas duduk lesehan dwifungsi yang dapat dijadikan produk inovasi kursi lesehan dengan fasilitas tambahan sandaran punggung, sandaran tangan, dan dapat juga menjadi meja pendek, dengan mempertimbangkan keamanan, kenyamanan, dan kepraktisan.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

(13)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Universitas Kristen Maranatha

1.3.1 Pembatasan Masalah

Adapun beberapa hal yang dijadikan pembatasan masalah adalah: 1. Produk yang dirancang untuk orang Indonesia dewasa.

2. Ukuran yang digunakan untuk merancang produk adalah ukuran antropometri yang diperoleh dari buku “Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto.

3. Produk acuan dalam perancangan produk adalah meja lipat, kursi “A”, karpet puzzle, bantal lesehan, tikar, karpet, dan kursi pantai.

4. Tidak memperhitungkan biaya.

5. Panjang adalah dimensi yang tegak lurus dengan dada dan lebar adalah dimensi yang sejajar dengan dada.

6. Alas duduk lesehan dwifungsi yang dimaksud dapat menjadi alas duduk lesehan dan dapat menjadi meja pendek, tetapi tidak pada saat yang bersamaan.

1.3.2 Asumsi

Data antopometri yang diperoleh dari buku “Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto sesuai untuk produk yang dirancang.

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah untuk laporan penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah desain dan bahan dari produk yang dirancang? 2. Bagaimanakah mekanisme penggunaan produk?

3. Bagaimanakah keamanan dari produk yang dirancang? 4. Bagaimanakah keunggulan dari produk yang dirancang?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

(14)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Universitas Kristen Maranatha

2. Menjelaskan mekanisme penggunaan tiap bagiannya. 3. Mengetahui keamanan dari produk rancangan. 4. Mengetahui keunggulan dari produk rancangan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan untuk laporan ini adalah:

o BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsinya, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika dari penyusunan laporan ini.

o BAB 2 LANDASAN TEORI

Berisi kumpulan teori-teori dari berbagai sumber yang dapat menjadi panduan penulis dalam menyusun laporan ini.

o BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Berisi gambaran dalam bentuk flowchart, yang menjelaskan proses pengerjaan laporan tugas akhir dari tahap awal sampai dengan tahap akhir.

o BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi data-data yang dikumpulkan oleh penulis untuk dapat merancang produk alas lesehan dwifungsi, lalu mengolah data-data yang ada agar dapat dianalisis pada bab berikutnya.

o BAB 5 ANALISIS

(15)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Universitas Kristen Maranatha

o BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

Berisi sketsa-sketsa dari alternatif produk yang dirancang, pemilihan rancangan terbaik serta dilengkapi dengan analisis.

o BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6

PERANCANGAN DAN ANALISIS

Dari pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan, maka diketahui kelebihan dan kelemahan dari produk acuan. Selain itu diperoleh batasan ukuran untuk tiap dimensi dari produk alas duduk lesehan yang akan dirancang. Batasan-batasan ukuran tersebut dapat dilihat pada tabel 6.1 dibawah ini.

Tabel 6.1

Batasan Ukuran Untuk Tiap Dimensi

Bagian Produk Dimensi Ukuran Disarankan (cm)

(17)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-2

Universitas Kristen Maranatha

6.1 Rancangan Alternatif 1

6.1.1 Sketsa dan Mekanisme Alternatif 1

Sketsa dan mekanisme penggunaan rancangan alas duduk lesehan alternatif 1 dari berbagai posisi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

A

B

C

D

Gambar 6.1

Sketsa rancangan alternatif 1 awal (skala 1:16)

Gambar 6.2

Sketsa alternatif 1 menjadi alas lesehan biasa (skala 1:16)

Gambar 6.3

(18)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-3

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.4

(19)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-4

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.5

(20)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-5

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.6

(21)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-6

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.7

Sketsa konstruksi bagian sandaran punggung

Pada gambar 6.1 di atas merupakan sketsa produk alternatif 1 pada posisi awal sebelum produk dapat digunakan. Dimana A adalah bagian sandaran tangan, B bagian sandaran punggung, C bagian alas duduk, dan D bagian penyangga tambahan. Ketika produk akan disimpan kembali, maka produk dilipat seperti pada gambar 6.1 agar lebih praktis dan tidak memerlukan ruangan yang banyak untuk penyimpanannya.

Pada posisi awal, untuk menggunakan produk dapat dilakukan dengan membuka bagian sandaran punggung hingga menjadi sejajar dengan bidang permukaan seperti gambar 6.2. Setelah produk berada pada posisi 6.2, maka produk dapat digunakan untuk menjadi sebuah alas lesehan biasa.

Untuk dapat mendapatkan manfaat lebih dari produk ini, maka dari posisi ini produk dapat dirubah menjadi sebuah alas lesehan panjang. Mekanisme merubah posisi benda agar dapat menjadi alas lesehan panjang yaitu dengan menarik bagian tambahan yang berada di bagian dalam sandaran punggung dan alas duduk. Setelah ditarik maka produk akan tampak seperti pada sketsa gambar 6.3, dimana alas lesehan panjang ini dapat digunakan untuk tiduran satu orang saja.

(22)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-7

Universitas Kristen Maranatha

kursi akan terbalik. Maka pada bagian belakang sandaran punggung ini sudah dilengkapi tuas penyangga yang memiliki panjang bervariasi disesuaikan dengan kemiringan produk. (lihat gambar 6.7)

Produk rancangan alternatif pertama ini juga dilengkapi dengan sandaran tangan yang dapat disesuaikan dengan kemiringan bagian sandaran punggung. Untuk dapat menggunakan bagian sandaran tangan, maka cukup menarik tuas sandaran tangan ini hingga diperoleh tinggi yang sesuai. Setelah ketinggian sandaran tangan sesuai, maka sandaran tangan ditambah panjangnya dengan mengarahkan sandaran tangan hingga diperoleh posisi seperti pada sketsa gambar 6.5.

Produk rancangan alternatif pertama ini juga dapat dirubah menjadi sebuah meja pendek. Untuk menggunakan produk rancangan alternatif pertama menjadi sebuah meja pendek. Mekanisme perubahan bentuknya yaitu setelah meja berada pada posisi awal, maka bagian yang seperti tuas atau sandaran punggung dan penyangga ini ditegakkan menjadi tegak lurus dengan permukaan benda. Setelah semua tuas-tuas ini ditegakkan, maka benda diputar 180° dan diperolehlah sebuah meja pendek seperti pada gambar 6.6.

6.1.2 Bahan, Konstruksi dan Ukuran Alternatif 1

(23)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-8

Konstruksi rancangan alternatif 1

Ukuran yang digunakan dalam perancangan adalah ukuran yang ergonomis karena sudah disesuaikan dengan antropometri bagian tubuh yang menggunakan. Untuk rancangan alternatif 1, ukuran yang digunakan dari tiap dimensinya dapat dilihat pada tabel 6.2 dan agar lebih jelas dapat dilihat gambar tekniknya pada gambar 6.9.

Tabel 6.2

Ukuran Digunakan Alternatif 1 Bagian Produk Dimensi Ukuran

alternatif 1 (cm)

Alas duduk Panjang 55.00

Lebar 50.00

Alas kaki Panjang 50.00

Lebar 48.00

Sandaran punggung Tinggi 50.00

Lebar 50.00

Sandaran kepala Tinggi 45.00

Lebar 48.00

Sandaran tangan

Panjang 60.00

Lebar 10.00

(24)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-9

(25)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-10

Universitas Kristen Maranatha

6.2 Rancangan Alternatif 2

6.2.1 Sketsa dan Mekanisme Alternatif 2

Dibawah adalah sketsa rancangan alas duduk lesehan alternatif 2 dilihat dari berbagai posisi.

A

C B

D E

Gambar 6.10

Sketsa rancangan alternatif 2 awal (skala 1:15)

Gambar 6.11

Sketsa alternatif 2 menjadi alas lesehan biasa (skala 1:15)

Gambar 6.12

(26)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-11

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.13

(27)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-12

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.14

(28)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-13

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.15

Sketsa alternatif 2 menjadi meja pendek (skala 1:16)

(29)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-14

Universitas Kristen Maranatha

kepala, C adalah bagian sandaran punggung, D adalah bagian alas duduk, dan E adalah bagian alas kaki. Untuk dapat menggunakan produk rancangan alternatif kedua ini adalah dengan mengarahkan bagian C keluar hingga sejajar dengan D seperti pada gambar 6.11 dan produk dapat digunakan menjadi alas lesehan biasa.

Produk rancangan alternatif kedua juga memiliki sandaran punggung yang dapat diatur kemiringannya. Mekanisme untuk merubah kemiringan dari sandaran punggung dapat dilakukan dengan mudah, sama seperti pada alternatif sebelumnya. Sketsa produk setelah menggunakan sandaran punggung yang dimiringkan dapat dilihat pada gambar 6.12.

Selain sandaran punggung yang dapat dimiringkan, produk alternatif kedua ini dilengkapi dengan sandaran tangan yang dapat diatur sesuai dengan kenyamanan penggunanya. (lihat gambar 6.13) Sandaran punggung dan alas duduk pada alternatif kedua ini juga dapat ditambah panjangnya yaitu dengan mengarahkan bagian sandaran kepala dan alas kaki keluar dan sejajar dengan sandaran punggung dan alas duduk. Mekanisme perubahan panjang alas dan tinggi sandaran ini dapat dilihat pada gambar 6.14.

(30)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-15

Universitas Kristen Maranatha

6.2.2 Bahan, Konstruksi dan Ukuran Alternatif 2

Bahan yang digunakan untuk membuat produk pada alternatif 2 ini sama dengan alternatif 1 yaitu menggunakan alumunium sebagai rangka, dialasi triplek dan busa kemudian dibungkus dengan menggunakan kulit pembungkus. Alumunium yang digunakan adalah batang alumunium berongga dengan ketebalan dari batang alumunium 2.00 cm. Triplek yang digunakan memiliki ketebalan 6.00 mm dan busa yang digunakan dengan ketebalan 1.50 cm. Produk dibungkus menggunakan kulit sintetis yang biasanya digunakan untuk membungkus jok. Warna yang dipilih untuk kulit pembungkus adalah warna yang gelap, agar produk tidak terlihat cepat kotor.

Konstruksi alternatif kedua sama dengan alternatif pertama yaitu seperti pada gambar 6.16. Untuk penyambung antara dua produk, bahan penyambung yang digunakan adalah ‘prepet’ yang kuat menahan beban berat. Pada sebelah kiri produk dipasang ‘prepet’ yang memilki permukaan halus dan pada sebelah kanan dipasang ‘prepet’ yang memiliki permukaan kasar. (lihat gambar 6.17)

Kulit

Konstruksi bagian rancangan alternatif 2

Lembut Kasar

Gambar 6.17

(31)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-16

Universitas Kristen Maranatha

Ukuran yang digunakan dalam perancangan alternatif 2 ini adalah ukuran yang ergonomis karena berada dalam batasan ukuran untuk tiap dimensinya. Untuk lebih jelas mengenai ukuran tiap dimensinya, maka dapat dilihat pada tabel 6.3 dan gambar 6.18.

Tabel 6.3

Ukuran Digunakan Alternatif 2 Bagian Produk Dimensi Ukuran

alternatif 2 (cm)

Alas duduk Panjang 52.50

Lebar 50.00

Alas kaki Panjang 52.50

Lebar 50.00

Sandaran punggung Tinggi 47.50

Lebar 50.00

Sandaran kepala Tinggi 47.50

Lebar 50.00

Sandaran tangan

Panjang 50.00

Lebar 10.00

(32)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-17

(33)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-18

Universitas Kristen Maranatha

6.3 Analisis Penilaian Konsep

Dari beberapa alternatif untuk perancangan produk, maka dilakukan perbandingan untuk memilih alternatif yang terbaik dengan penilaian konsep. Parameter penilaian yang digunakan untuk membandingkan masing-masing alternatif produk dari segi kursi dan meja adalah kekokohan, kemudahan dalam penggunaannya, kepraktisan dalam penyimpanan, kemudahan dalam perawatan, dan juga keamanan ketika digunakan.

Prioritas penilaian dan rating yang digunakan di sini adalah pembobotan minimal, dimana angka terkecil menunjukkan konsep terbaik. Dan hasil dari penilaian konsep untuk kedua alternatif yang sudah dibuat di tabel 6.4, alternatif pertama yang terpilih karena memiliki total nilai yang terkecil diantara alternatif lainnya. Dengan begitu alternatif pertama yang dipilih untuk dibuat produknya.

Tabel 6.4

Analisis Penilaian Konsep

Rating Nilai Rating Nilai

Kekokohan 1 1 1 2 2

Keamanan 2 1.5 3 1.5 3

Kemudahan dalam penggunaan 3 1 3 2 6

Kepraktisan dalam penyimpanan 4 1.5 6 1.5 6

Kemudahan dalam perawatan 5 1 5 2 10

Kekokohan 1 1 1 2 2

Keamanan 2 1.5 3 1.5 3

Kemudahan dalam penggunaan 3 1 3 2 6

Kepraktisan dalam penyimpanan 4 1.5 6 1.5 6

Kemudahan dalam perawatan 5 1 5 2 10

36 54

(34)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-19

Universitas Kristen Maranatha

Parameter penilaian pertama adalah kekokohan karena kekokohan merupakan hal yang paling penting untuk sebuah produk seperti meja dan kursi. Pengertian kekokohan yang dimaksud adalah produk tidak goyah ketika digunakan dan dapat mengangkat beban yang cukup berat. Sehingga penilaian untuk alternatif pertama dan kedua, dipilih alternatif pertama yang lebih kokoh baik sebagai meja ataupun kursi. Karena alternatif kedua ketika menjadi sebuah meja harus menggabungkan dua buah produk dan pada saat tertentu sambungan dapat tidak kuat lagi. Begitu juga saat jadi alas duduk, alternatif kedua dapat memiliki sandaran punggung yang dapat dimiringkan. Akan tetapi pada bagian belakang tidak terdapat penyangga, sehingga ada resiko terjatuh jika terlalu menekan ke arah belakang.

Parameter penilaian kedua adalah keamanan dari produk yang dirancang. Dimana produk dirancang mempunyai resiko yang kecil untuk melukai penggunanya. Produk alternatif pertama dan kedua dirancang ini setiap permukaan produk dibungkus dengan menggunakan kulit sintetis, sehingga kemungkinan orang akan tergores alumunium dapat dihindarkan.

Parameter penilaian ketiga adalah kemudahan dalam penggunaan produk. Yang dibandingkan pada parameter ketiga ini adalah kemudahan ketika merubah fungsi satu ke fungsi lainnya. Seperti pada saat menjadi alas lesehan biasa dan akan dirubah menjadi alas duduk dengan sandaran punggung. Dari hasil rancangan yang ada, alternatif pertama lebih mudah dalam penggunaannya. Sedangkan untuk penggunaan alternatif kedua memerlukan waktu dan usaha lebih lama dibandingkan alternatif pertama.

Karena produk yang akan dirancang adalah sebuah alas duduk lesehan yang praktis dan mudah dalam penyimpanan. Maka parameter penilaian keempat adalah kepraktisan dalam penyimpanan dan masing-masing rancangan memiliki bobot yang sama. Hal ini dikarenakan rancangan pertama dan kedua dibuat dapat dilipat agar mudah dalam menyimpan dan membawanya.

(35)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-20

Universitas Kristen Maranatha

juga menjadi alas yang langsung bersentuhan dengan lantai. Sehingga ketika akan menggunakan harus lebih sering dibersihkan.

6.4 Analisis Rancangan Terpilih 6.4.1 Deskripsi Produk

Dari kedua alternatif yang dirancang, masing-masing alternatif memiliki perbedaan model produk dan mekanisme penggunaanya. Untuk bahan, ukuran, dan pilihan warna yang digunakan, dibuat sama untuk tiap alternatifnya, karena bahan dan warna sudah dipilih yang paling baik. Ukuran yang digunakan untuk tiap alternatif juga adalah ukuran yang ergonomis, karena berada dalam range yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Dan setelah masing-masing rancangan dibandingkan dengan menggunakan analisis konsep penilaian, maka terpilih alternatif satu karena lebih unggul dalam beberapa hal.

Rancangan untuk produk terpilih adalah alas duduk lesehan yang dapat menjadi meja pendek tanpa harus menggabungkan dua unit produk. Alas duduk lesehan ini adjustable karena ukuran panjang alas dan tinggi sandaran dapat ditambah. Mekanisme penggunaan untuk bagian sandaran tangan dan alas kaki dapat dilakukan dengan mudah.

Sebagai alas duduk lesehan dwifungsi, alas duduk lesehan ini juga dilengkapi dengan sandaran untuk tangan. Sandaran tangan ditambahkan karena beberapa orang lebih suka duduk dengan menggunakan sandaran tangan. Sandaran tangan pada posisi awal sebelum digunakan adalah sejajar dengan sandaran punggung. Ketika akan menggunakan sandaran tangan, maka dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan menegakkan sandaran tangan hingga menjadi tegak lurus dengan sandaran punggung.

(36)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-21

Universitas Kristen Maranatha

seperti karat besi (Fe2O3), sehingga karat alumunium hanya terjadi pada lapisan tipis dipermukaannya dan karena sifatnya yang tidak berpori, maka karat alumunium dapat mencegah oksidasi lebih lanjut terhadap alumunium didalamnya karena mencegah O2 untuk masuk dan bereaksi dengan lapisan alumunium didalamnya.

Bahan triplek digunakan sebagai alas busa, karena alumunium hanya digunakan sebagai rangka. Busa digunakan sebagai lapisan pelindung agar pada saat digunakan kaki/anggota tubuh lainnya tidak langsung bersentuhan dengan triplek yang keras melainkan dengan busa yang empuk dan cenderung mengikuti bentuk tubuh yang bersentuhan langsung.

6.4.2 Konstruksi Produk

Untuk perancangan produk, alternatif yang terpilih adalah alternatif pertama yaitu produk alas lesehan dengan bagian sandaran kepala dan alas kaki yang dapat disimpan dibagian dalam dari sandaran punggung dan alas duduk. Dalam pembuatan produk seperti alternatif yang terpilih, maka diperlukan konstruksi yang kokoh terutama pada bagian sandaran punggung dan alas duduk. Konstruksi untuk bagian ini dapat dibuat seperti pada gambar dibawah, agar dapat juga digunakan untuk menyimpan bagian sandaran kepala dan alas kaki.

Gambar 6.19 Konstruksi bagian dalam

(37)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-22

Universitas Kristen Maranatha

konstruksi bagian dalam. Agar lebih jelas mengenai konstruksi rancangan, dapat dilihat pada gambar 6.20.

Gambar 6.20 Konstruksi bagian luar

Besi yang terdapat di sisi kiri dan kanan konstruksi seperti pada gambar 6.20 berfungsi sebagai rel/jalur agar pada saat digunakan, bagian dalam tidak meleset keluar. Mekanisme penggunaan ini menggunakan konsep yang sama dengan produk asbak yang biasa ada di dalam mobil.

Gambar 6.21 Bagian mobil

6.4.3 Kaitan dengan Teori Otot dan Kerangka

(38)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-23

Universitas Kristen Maranatha

laktat dalam tubuh manusia. Asam laktat inilah yang menimbulkan kelelahan pada otot manusia.

Dalam perancangan produk dibuat sandaran punggung yang dapat diatur kemiringannya, hal ini dikarenakan tingkat kenyamanan tiap orang yang berbeda-beda. Produk yang dirancang menggunakan busa dengan ketebalan 1.50 cm dengan tujuan untuk mengurangi tekanan permukaan tubuh dengan triplek yang keras. Penggunaan busa juga bertujuan agar produk dapat mengikuti kontur tubuh dari penggunanya.

6.4.4 Desain Produk

Gambar 6.22 Desain produk awal

Gambar 6.23

(39)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-24

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.24

Desain produk menjadi alas duduk dengan sandaran punggung dan sandaran tangan

Gambar 6.25

(40)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-25

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.26

(41)

7-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, analisis dan juga perancangan yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Desain produk yang dirancang

A

B

C

D F ’ E’

F E

G

Gambar 7.1

(42)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-2

D : alas kaki yang dapat dikeluarkan dan dikembalikan ke bagian C.

E, E’ : sandaran tangan yang dapat dibuat sejajar dengan sandaran punggung ketika tidak digunakan.

F, F’ : penyangga tambahan yang berguna apabila produk akan difungsikan menjadi meja.

G : penyangga sandaran

Bahan yang digunakan untuk bagian rangka adalah aluminium berongga dengan ketebalan 2.00 cm, selain itu juga menggunakan triplek 6.00 mm untuk alas. Agar empuk saat digunakan maka dilapisi dengan menggunakan busa 1.50 cm. Dan untuk kemudahan dalam membersihkan, tiap bagian dibungkus dengan menggunakan kulit yang digunakan untuk membungkus jok. Pilihan warna yang digunakan adalah coklat, biru tua, dan hijau daun.

2. Mekanisme penggunaan

Untuk dapat menggunakan beberapa fungsi dari produk ini, maka dapat dilakukan sesuai fungsi yang akan digunakan.

 Alas lesehan dengan sandaran punggung

(43)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-3

Universitas Kristen Maranatha

berguna untuk menahan berat agar ketika menggunakan kursi tidak jatuh.

 Alas lesehan dengan sandaran punggung dan kepala

Untuk menggunakan fungsi yang ini dapat dilakukan dengan menarik bagian A keluar dari bagian B karena di bagian dalamnya terdapat per yang mendorong keluar. Begitu juga ketika akan mengembalikan A ke posisi semula, maka cukup mendorong bagian A ke arah dalam bagian B. Konsep yang digunakan untuk perancancangan bagian ini adalah seperti asbak pada mobil.

 Alas lesehan dengan alas kaki

Mekanisme penggunaan bagian C dan D sama dengan penggunaan bagian A dan B. Jadi orang yang akan menggunakan cukup menarik bagian D agar bagian ini dapat keluar.

 Alas lesehan dengan sandaran tangan

Agar dapat menggunakan fungsi ini, yang perlu dilakukan adalah menggerakkan bagian E dan E’ ke arah luar hingga tegak lurus dengan bagian B.

 Alas lesehan menjadi meja

(44)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-4

Universitas Kristen Maranatha

3. Keamanan produk

Produk ini aman digunakan karena memiliki rangka yang kuat yaitu dari aluminium dan untuk beberapa bagian dialasi menggunakan kayu. Aluminium dipilih karena mempunyai daya tahan yang lama, dapat menahan beban berat, dan ringan. Karena menggunakan bahan-bahan pilihan, maka produk ini dapat digunakan dengan nyaman tanpa perasaan khawatir akan keamanan produk. Selain itu permukaan dari produk dilapisi menggunakan kulit sintetis agar tidak ada ujung yang tajam sehingga melukai penggunanya.

4. Keunggulan produk

Produk alas lesehan dwifungsi ini memiliki beberapa keunggulan antara lain:

- Ringan

- Mudah disimpan - Mudah dilipat - Kokoh

- Memiliki beberapa fungsi - Praktis

- Adjustable - Anti air

- Tidak cepat kotor - Mudah dibersihkan

7.2 Saran

(45)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Nurmianto, Eko; “Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, 1996.

2. Sutalaksana, Iftikar Z; “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri, ITB, Bandung, 1979.

3. Sjarief, M.Kes., AIF, dr. Indra; “Materi Kuliah Biologi : Human

Physiology Muscular and Skeletal System”, Jurusan Teknik Industri, UKM, Bandung, 2007.

4. Ulrich, Karl.T, Steven.D.Eppinger., Product Design and Development, McGraw-Hill, Singapore, 2003.

5. Yudiantyo, ST., MT, Wawan; “Kumpulan Teori Kuliah APK II”, Jurusan Teknik Industri, UKM, Bandung, 2008.

6. http://www.bestredwood.com/redwood/single-beach-lounge-chairs/?id=1 7. http://id.wikipidea.org/wiki/Istimewa:Pencarian

8. http://id.wikipidea.org/wiki/Tikar

9. http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&client=firefox-

a&hs=UBX&rls=org.mozilla:en-US:official&tbs=isch:1&q=karpet&sa=N&start=20&ndsp=20 10.

http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&client=firefox-

Gambar

Tabel Analisis Penilaian Konsep
Gambar Judul
Gambar Teknik Alternatif 1
Tabel 6.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan yang berkedudukan di Kota Kendari serta komite sekolah di tingkat satuan pendidikan dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Memanfaatkan Waktu

Saya mengesahkan bahawa lawatankuasa Pemeriksa bagi Ismail Yusa telah mengadakan pemeriksaan akhir pada II hb Oktober 2002 lUltuk meni1ai tesis Master Sains Pertanian

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi

Selanjutnya dalam rangka menindaklanjuti Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017

Simpulan penelitian ini adalah (1) dengan analisis semiotik diketahui bahwa kode hermeneutik yang terdapat dalam kumpulan cerpen Tanjung Perempuan karya Abdul Kadir Ibrahim

Metode Resitasi (penugasan) adalah penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Syaiful Sagala, 2003:219). Metode

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa terciptanya kepuasan dapat memberikan banyak manfaat, diantaranya adalah “Hubungan antara bank dan para nasabah menjadi

penyetoran, pelaporan pajak pertambahan nilai atas kegiatan penyerahan barang kena. pajak