• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun 2015

 

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK

MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

Dibuat Oleh :

Djoko Suryanto

Ground Water Hydrology University of Roorkee, India Email : gendutgnt@ymail.com 

 

 

Tantangan Perubahan Cuaca dalam aspek : Lingkungan, Sosial ,Banjir,dan Keamanan Bendungan

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T. karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ Solusi Banjir Jakarta, Simpanlah Hujan Untuk Mencegah Banjir dan Kekeringan “ ini dengan baik

meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita mengenai banjir yang terjadi di Jakarta dan solusi yang dapat dilakukan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Tangerang, 22 April 2015

Penyusun

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II METODOLOGI PENULISAN MAKALAH ... 3

2.1. Data Yang Digunakan ... 3

2.2. Metodologi ... 4

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 5

3.1. Hasil Penelitian ... 19

3.1.1. Kronologi Terjadinya Banjir ... 21

3.1.2. Informasi Perubahan Normal Curah Hujan ... 21

3.1.3. Alih Fungsi Lahan DAS Ciliwung ... 22

3.2. Pembahasan ... 29

3.2.1. Solusi Banjir Jakarta ... 21

3.2.2. Menyimpan Air Hujan ... 22

(5)

4.2. Saran ... 19 DAFTAR PUSTAKA ... 20

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Banjir yang pernah terjadi di DKI Jakarta ... 5

Tabel 3.2 Alih fungsi lahan di sub DAS Ciliwung Hulu ... 9

Tabel 3.3. Debit banjir di DKI Jakarta ... 15

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 . Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi DKI Jakarta ... 3

Gambar 3.1 Grafik kenaikan debit puncak di St. Katulampa ... 6

Gambar 3.2 Grafik perubahan normal curah hujan Stasiun Jawa Barat 40 tahun terakhir ... 7

Gambar 3.3. Grafik perubahan normal curah hujan Stasiun DKI Jakarta 40 tahun terakhir ... 7

Gambar 3.4. Grafik curah hujan bulanan Jakarta tahun 1866-2003 ... 8

Gambar 3.5. Perubahan penutupan lahan di Daerah Aliran Sungai Ciliwung ... 9

Gambar 3.6. Perubahan penutupan lahan di Daerah DKI Jakarta ... 10

Gambar 3.7. Grafik kenaikan debit puncak di St. Katulampa ... 11

Gambar 3.8 . Grafik penurunan debit minimum di St. Katulampa ... 11

Gambar 3.9. Siklus hidrology ... 12

(7)

 

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang berfungsi sangat vital bagi kehidupan mahluk hidup yang ada di muka bumi. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut menunjukan bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan di masa kini maupun di masa mendatang. Tanpa adanya air maka kehidupan tidak akan dapat berjalan.

Pengelolaan sumber daya air yang kurang tepat merupakan salah satu faktor terjadinya ketidakseimbangan sehingga pada musim penghujan terjadi banjir dan pada musim kemarau terjadi kekeringan. Di setiap musim hujan, banjir menjadi salah satu masalah yang serius. Berdasarkan catatan sejarah, hampir 400 tahun sudah terjadi banjir di Jakarta, Berbagai macam solusi telah dilakukan untuk mengatasi banjir di Jakarta, mengapa banjir terus terjadi, Karena selama ini yang dilakukan untuk mencegah banjir bukan penyebabnya

Berdasarkan catatan sejarah banjir, ketika Jakarta disebut Batavia, kota ini beberapa kali banjir, antara lain, pada tahun 1621 sampai 1942 pada masa pemerintahan kolonial Belanda, frekuensi banjir datang setiap 20 tahun, Kemudian pada periode terakhir, banjir terjadi pada tahun 1976, sampai 2015 pada periode ini frekuensi banjir datang setiap 10 tahun, 5 tahun dan terakir sekali setiap 1 tahun. Dari tahun 1621 sampai tahun 1942 selama 321 tahun terjadi banjir besar 16 kali,dan dari tahun 1942 sampai tahun 2015 selama 73 tahun terjadi banjir besar 16 kali, dari data data tersebut frequensi banjir di masa pemerintahan Belanda terjadi 20 tahun sekali dan di masa Kemerdekaan sampai masa Reformasi frequensi banjir terjadi 5 tahun sekali.

Hampir 400 tahun lamanya atau tepatnya 394 tahun sudah terjadi banjir di Jakarta, berbagai macam solusi telah dilakukan untuk mengatasi banjir di jakarta , mengapa beberapa solusi banjir tersebut juga belum bisa menyelesaikannya ,padahal curah hujan selama 150 tahun terakhir relative sama besarnya, yang di lakukan untuk mencegah banjir di jakarta saat ini belum tepat karena selama ini penyebab utama terjadinya banjir belum diselesaikan secara tepat

(8)

 

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mencegah banjir dan kekeringan di Wilayah Jakarta dengan melakukan

pengkajian kejadian banjir selama kurang lebih 44 tahun terakhir.

2. Melakukan penelitian secara filosofi diturunkannya hujan oleh Allah SWT maksud dan

tujuan hujan itu diciptakan,menganalisa data debit bagaimana proses terjadinya banjir dan mengetahui penyebabnya karena banjir itu adalah akibat dari lingkungan yang telah mengalami perubahan dari proses urbanisasi, Analisa kejadian banjir dan permasalahannya tersebut dikaji dalam pengamatan ini dan juga rekomendasi untuk mencegah banjir di Jakarta di sajikan dalam hasil akhir kegiatan penelitian ini. Kemudian menentukan solusi yang tepat dan yang bisa dilaksanakan, karena ada beberapa solusi secara teknik penyelesaiannya benar tapi sulit di implementasikan.

(9)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

BAB II

METODOLOGI PENULISAN MAKALAH

2.1. Data Yang Digunakan

Mengkaji secara filosofi dari hujan itu sendiri mengapa hujan itu diturunkan oleh Allah SWT, dengan melalui Kitab Suci Al’Quran kita mendapatkan maksud dan tujuan di turunkannya hujan tersebut,dan mengenai data hujan dari BMKG yang telah diteliti melalui hasil kajian bahwa hujan itu tetap (buku Laporan akhir Penyusunan Rencana Detail Penanganan Banjir Di Wilayah Jabodetabekjur oleh Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup ) serta beberapa laporan dari Penelitihan tentang sungai Ciliwung, Pengamatan ini mengambil salah satu sungai yang sangat berpengaruh dampak dari akibat terjadinya banjir di wilayah Jakarta.

Gambar 1.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi DKI Jakarta

(10)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

2.2. Metodologi

Tahapan metode pengamatan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji secara filosofi mengapa hujan itu terjadi dan apa tujuannya , data ini kita mencari di kitab suci Al”Quran dan ada 34 surat dan 42 ayat tentang hujan.

2. Curah Hujan yang selama ini dianggap sebagai penyebab utama datangnya banjir, ternyata setiap bulannya selama 40 tahun relative sama besarnya atau tetap.

Adanya Banjir karena adanya peningkatan debit disungai sehingga kapasitas sungai tidak mampu lagi menampungnya, akhirnya meluap menjadi genangan. Sesuai data peningkatan debit ini terjadi dimusim hujan dan penurunan debit terjadi dimusim kemarau. Terjadinya debit secara teori ilmu Hydrology adalah sebagai berikut :

(11)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan catatan sejarah banjir, ketika Jakarta disebut Batavia, kota ini beberapa kali mengalami banjir, antara lain, pada tahun 1621 sampai 1942 pada masa pemerintahan kolonial Belanda, frekuensi banjir datang setiap 20 tahun, Kemudian pada periode terakhir, banjir terjadi pada tahun 1976, sampai 2015 pada periode ini frekuensi banjir datang setiap 10 tahun, 5 tahun dan terakir sekali setiap 1 tahun.

Tabel 3.1. Banjir yang pernah terjadi di DKI Jakarta

(Sumber :Sejarah Banjir Jakarta Musyafak, Staf di Balai Penelitian dan Pengembanagn

Agama Semarang Senin, 23 Februari 2015 )

3.1.1. Kronologi Terjadinya Banjir

Banjir di jakarta adalah meningkatnya debit sungai yang melintasi wilayah Jakarta, dan daya tampung atau kapasitas sungai sudah tidak mampu untuk mengalirkan peningkatan debit tersebut, ini terjadi dari tahun 1970 sampai sekarang pada 13 sungai yang ada di Jakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya.

TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

1621 1876 1942 1999 1654 1892 1976 2002 1670 1895 1977 2005 1699 1899 1979 2007 1714 1904 1984 2012 1725 1909 1994 2013 1854 1918 1996 2014 1872 1932 1997 2015

(12)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

Gambar 3.1. Grafik kenaikan debit puncak di St. Katulampa

(Sumber : Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (2) Dep KLH )

Jadi banjir adalah terjadinya peningkatan debit disungai, maka untuk mengatasi banjir tersebut harus mengurangi debit disungai. Mengapa ada peningkatan debit di sungai, padahal curah hujan bulanan relative sama besarnya, seperti data dibawah ini hasil monitoring oleh BMKG di 85 Stasiun dari 12 Provinsi di Indonesia.

3.1.2. Informasi Perubahan Normal Curah Hujan

Terjadinya fenomena perubahan iklim di Indonesia dapat diamati dari terjadinya perubahan rata-rata curah hujan jangka panjang di wilayah tersebut. Dalam rangka menyediakan informasi yang memuat identifikasi wilayah yang mengalami perubahan rata-rata curah hujan jangka panjang di Indonesia, maka Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG mengeluarkan Informasi Perubahan Normal Curah Hujan dalam bentuk atlas.

Perubahan normal curah hujan memuat informasi perubahan normal curah hujan 30 tahunan di wilayah Indonesia. Data yang digunakan adalah data rata-rata bulanan curah hujan selama periode tahun 1971 – 2010 yang dikumpulkan dari titik – titik pengamatan yang tersebar di seluruh Indonesia. Perubahan normal curah hujan dihitung berdasarkan selisih antara rata-rata bulanan curah hujan periode tahun 1981 – 2010

dengan rata-rata bulanan curah hujan periode tahun 1971 – 2000. Ada 85 titik

(13)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

Gambar 3.2. Grafik perubahan normal curah hujan Stasiun Jawa Barat 40 tahun terakhir

( Sumber : BMKG )

Gambar 3.3. Grafik perubahan normal curah hujan Stasiun DKI Jakarta 40 tahun terakhir ( Sumber : BMKG )

Perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan pola hujan dan jumlah intensitas hujan sering dianggap sebagai faktor yang menyebabkan kejadian banjir di kawasan Jabodetabek. Namun demikian, berdasarkan data curah hujan bulanan dan harian yang ada di kawasan ini tidak dapat menjelaskan bahwa terdapat perubahan pola dan intensitas hujan. Data curah hujan bulanan di stasiun Jakarta Obs (1866-2003) yang disajikan pada Gambar 3.21 menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan pola hujan di kawasan ini. Dengan kata lain, anggapan bahwa penyebab utama banjir wilayah Jabodetabek akibat perubahan iklim dan curah hujan adalah sama sekali tidak berdasar data dan fakta.

(14)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

Gambar 3.4. Grafik curah hujan bulanan Jakarta tahun 1866-2003

( Sumber :Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (1) Dep. KLH )

Setelah melihat data data curah hujan diatas, berarti ada yang salah dalam mengelola hujan di Indonesia, karena ternyata bukan hujan penyebab utama adanya peningkatan debit di sungai. Mari kita mencari penyebab dari terjadinya peningkatan debit di sungai yang kita sebut sebagai Banjir karena meluapnya air di sungai sungai tersebut. Debit yang membuat Banjir, sedangkan adanya debit adalah karena turunnya hujan, padahal curah hujan relative sama besarnya setiap bulannya. Mari kita menghitung bagaimana proses terjadinya debit disungai, sesuai teori dari Ilmu Hidrologi. Untuk Menghitung Debit Sungai,dengan Metode Rasional adalah :

Q = C. I. A

Dimana :

C = COEF. RUNOFF ( INI PARAMETER YANG BERUBAH )

I = INTENSITAS HUJAN ( CURAH HUJAN BULANAN TETAP )

A = LUAS DAS ( TETAP )

Dari data tersebut curah hujan relative sama selama 150 th.Luas DAS ( Daerah Aliran Sungai ) ini juga tetap luasnya. Dari tiga parameter dalam rumus debit tersebut,

kalau ada peningkatan Debit di sungai berarti yang berubah parameter C, inilah penyebab

(15)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN 

 

3.1.3. Alih Fungsi Lahan DAS Ciliwung

Pada musim hujan kondisi lahan yang berpenutup permanen menyebabkan sebagian besar volume air hujan ditransfer menjadi aliran permukaan langsung (directrunoff). Akibatnya besaran (magnitude) banjir: intensi- tas, frekuensi dan durasinya terus meningkat seperti yang terjadi di Jakarta dan beberapa kota besar di tanah air belakangan ini.

Tabel 3.2. Alih fungsi lahan di sub DAS Ciliwung Hulu

Penggunaan lahan 1981 1990 2000 Ha % Ha % Ha % Hutan 4469,5 30,0 3143,4 21,1 2993,5 20,1 Semak belukar 881,3 5,9 87,5 5,8 278,7 1,9 Kebun campuran 1077,0 7,2 1151,7 7,7 1582,0 10,6 Kebun karet 57,5 0,4 0,0 0,0 0,0 0,0 Kebun teh 2928,0 19,6 3838,6 25,7 3094,8 20,7 Kebun terbuka 73,7 0,5 107,2 0,7 11,7 0,1 Pemukiman 699,8 4,7 2482,2 16,6 3954,9 26,5 Sawah 3833,4 25,7 2703,9 18,1 1363,7 9,1 Tegalan 899,9 6,0 6196,0 4,1 1640,8 11,0 Total 14920,2 100,0 14920,2 100,0 14920,2 100,0

(Sumber : Data dan Fakta Lahan Pertanian, 2015)

Perubahan alih fungsi lahan pada DAS Ciliwung memang tidak dapat dihindari terkait dengan tekanan jumlah penduduk dan tuntutan kebutuhan kehidupan yang terus meningkat hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pemukiman yang sangat pesat.

Gambar 3.5. Perubahan penutupan lahan di Daerah Aliran Sungai Ciliwung

(Sumber :Penanganan Banjir Jabodetabekjur Direktorat Jenderal Penataan Ruang 16 januarri

(16)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

Gambar 3.6. Perubahan penutupan lahan di Daerah DKI Jakarta

(Sumber : Laboratorium Perencanaan Wilayah Departemen Geografi Facultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitan Indonesia, )

Pemisahan aliran dasar dengan menggunakan metode Fixed Based Length menghasilkan persamaan regresi seperti yang ditampilkan pada gambar 7 dan 8 untuk debit yang diamati pada tanggal 16 Januari dan 4 Maret 2013. Persamaan yang diperoleh pada tanggal 16 Januari 2013 adalah y1 = - 2.125x + 30.75 dan y2= 1.825x – 24.55 . Sementara persamaan yang diperoleh pada tanggal 4 Maret 2013 adalah y1 = - 0.275x + 7.35 dan y2 = 1.125x – 17.85 . Persamaan tersebut kemudian digunakan untuk menentukan besaran aliran dasar atau baseflow.

Nilai aliran dasar pada tanggal 16 Januari 2013 adalah 167.6 m3/liter dan nilai aliran permukaan langsungnya adalah 178.3 m3/liter, sementara untuk pengamatan pada tanggal 4 Maret 2013, nilai aliran dasar adalah 113.3 m3/liter dan nilai aliran permukaan langsungnya adalah 206.9 m3/liter. Bila dibandingkan dari debit yang masuk, maka nilai DRO pada tanggal 16 Januari 2013 sebesar 0.52 dan pada tanggal 4 Maret 2013 sebesar 0.65 . Nilai tersebut juga berarti bahwa dari curah hujan yang masuk ke dalam DAS Ciliwung Hulu dan menjadi debit aliran sungai akan dilimpaskan sebesar 52% pada tanggal 16 Januari 2013 dan 65% pada tanggal 4 Maret 2013 (Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, Tahun 2013 )

(17)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

Gambar 3.7. Grafik kenaikan debit puncak di St. Katulampa

(Sumber : Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (2) Dep KLH )

Gambar 3.8. Grafik penurunan debit minimum di St. Katulampa

(Sumber : Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (2) Dep KLH )

Penyebab Banjir adalah adanya perubahan tutupan lahan atau berkurangnya luas resapan air di daerah aliran sungai, akibatnya terjadi peningkatan runoff atau aliran permukaan yang mengalir kesungai maka terjadilah Banjir.

3.2. Pembahasan 3.2.1.Solusi Banjir Jakarta

Untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta terlebih dahulu perlu mengacu pada hokum sebab akibat. Dimana berdasarkan hukum sebab akibat mengandung makna “Jika Anda melakukan hal yang sama, maka hasilnya sama. Perubahan tidak akan terjadi sampai Anda mengubah penyebabnya”.

(18)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

Hukum Sebab – Akibat Non Phisik :

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Q.S. Al Zalzalah : 7

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun,niscaya dia akan melihat (balasan)nya. pula Q.S. Al Zalzalah : 8

Simpanlah hujan untuk mencegah banjir dan kekeringan, sesuai firman Allah “Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya” (QS. Al Mukminun ayat 18.).

Firman tersebut dasar utama yang membuat prinsip yang saya yakini akan bermanfaat untuk indonesia kedepan,dan selama ini ada yang salah dalam mengelola hujan di indonesia sehingga terjadi dengan istilah, musim hujan banjir, musim kemarau kekeringan ini karena ada kekeliruan dalam mengelola hujan tersebut alasan saya berdasarkan firman Allah sebagai berikut :

“Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” (Al Qur”an, surat 30; ayat 48)

Hujan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT bagi semua makhluk di alam semesta ini. Tetesan air yang turun dari langit menjadi sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Berkat kekuasaan Allah , setiap saat air asin yang 97 % dari jumlah air di Bumi berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu kembali lagi menuju daratan. Kehidupan makhluk hidup pun bergantung pada Hydrology cycle

(19)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

Maksud di turunkannya hujan adalah Rahmat Allah untuk seluruh makhluk di alam semesta ini sebagai sumber kehidupan dan menjadi sumber sumber di bumi bertujuan untuk memberikan keyakinan , keimanan ; peringatan bagi umatnya untuk di maknahi sebagai hikmah bagi umat yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,Al Furqaan : 48 dan Al A`raaf : 57

'Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).'‘Alquran surah Az-Zukhruf [43] ayat 11,

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? '‘Alquran surah Al-Anbiyaa [21] ayat 30,

”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,:21).

Penjelasan firman Allah SWT tersebut , maksud,tujuan dan fungsinya hujan adalah rahmat, sumber kehidupan dan sumber-sumber dibumi. Untuk mengelola hujan harus sesuai dengan filosofi yang telah di firmankan oleh Allah SWT. dalam kitab suci Al’Quran. Prinsipnya air hujan harus dikelola , karena hujan itu Rahmat dari Allah SWT dan semua mahkluk membutuhkan air hujan ( air tawar ).

Menyelesaikan masalah banjir harus menyimpan air hujan sebanyak banyaknya di bumi sesuai yang di firmankan oleh Allah SWT “Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya” (QS. Al Mukminun ayat 18.).

3.2.2. Menyimpan Air Hujan

Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menyimpan air hujan adalah antara lain :

1. Pembuatan sumur resapan di DAS,( 500 000 titik sumur resapan di DAS ciliwung).

(20)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

3. Pembuatan Waduk di DAS

4. Pembuatan tandon air seperti situ-situ 5. Reboisasi hutan di DAS .

6. Teknik Pemanenan Air Hujan (RAIN WATER HARVESTING) dan lain sebagainya Dalam menerapkan Metode diatas baik pelaksanaannya maupun manfaatnya memakan waktu cukup lama dan banyak kendala dilapangan untuk penanggulangan Banjir di Jakarta Seperti :

1. Pembuatan sumur resapan, cara ini akan efektive jika dilakukan di setiap rumah karena air hujan tertangkap langsung tetapi pelaksanaannya terkendala dilapangan,system anggaran tidak memungkinkan untuk membuat konstruksi di aset pribadi. Kalau dilakukan dilapangan kurang efektive.

2. Biopori ini terlalu banyak jumlahnya, dan kurang efektive dari segi penangkapan hujannya.

3. Pembuatan waduk terkendala lahan jika dibuat pada masa sekarang dan hasilnya tidak signifikan, seperti waduk ciawi , Pengaruhnya terhadap banjir Jakarta hanya 8%," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto (Djokir) di kantornya, Jakarta, Rabu (22/1/2014)

4. Pembuatan tandon air seperti situ situ inipun terkendala dengan penyiapan lahan dan volume tampungannya juga tidak signifikan untuk mengurangi banjir Jakarta.

5. Reboisasi hutan memerlukan waktu cukup lama, ini dilakukan untuk jangka panjang dalam rangka untuk memperbaiki daerah resapan di DAS.

6. Pemanenan Air hujan juga terkendala karena ini perlu partisipasi Masyarakat,swasta dan kebijakan Pemerintah yang didukung oleh seluruh rakyat Indonesia.

3.2.3.Rekomendasi Solusi Banjir Di Jakarta

Metode yang sangat cepat dan manfaatnyapun cukup banyak dan metode ini juga menyimpan curah hujan di bumi untuk dimanfaatkan, mudah pemeliharaannya dan umur konstruksinya cukup lama relative seterusnya, yaitu dengan membuat saluran tertutup dengan memakai bahan pipa galvanes dengan diameter 10 m yang ditanam sepanjang sungai ciliwung antara Srenseng sampai Muara Baru dengan panjang kurang lebih 26.5 km dan dengan perbedaan beda tinggi 40 m dengan kedalaman kurang lebih 5 m dibawah dasar sungai.

(21)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

dimanfaatkan secara terus menerus untuk berbagai keperluan dan jika debit banjir baru di buang kelaut seperlunya untuk mengurangi luapan di sungai.

Adapun manfaat atau keuntungan dari metode ini antara lain :

1. Menurunkan debit di sungai ciliwung antara 437 m3/det.dengan menurunnya debit di sungai ciliwung berarti menurunnya luas daerah genangan di jakarta, Berikut kejadian banjir di Jakarta selama 24 tahun terakhir.

Tabel 3.3. Debit banjir di DKI Jakarta

13. 2001 412 Debit Rencana

14. 2002 526 Kala Ulang 100 Tahun

No. BANJIR

TAHUN

Debit ( m3/det ) Keterangan

1. 1989 144 Debit Rencana

2. 1990 202,76 Kala Uang 100 Tahun

3. 1991 276,25 570 m 3 /det 4. 1992 307,47 5. 1993 339,68 Debit PIPA : 437 m3 /det 6. 1994 629,97 7. 1995 188,88 8. 1996 552,27 9. 1997 514,66 10. 1998 477,89 11. 1999 339,68 12. 2000 441,95

(22)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN   15. 2003 216,91 570 m 3 /det 16. 2004 216,91 17. 2005 307,47

Debit PIPA : 437 m3/det di

srenseng 18. 2006 216,91 19. 2007 629,97 579,01 m3 /det di depok 20. 2008 451 21 2009 307,47 Hasilnya mengurangi 87,50 %

`22 2010 629,97 Dari banjir yang terjadi.

23 2011 216,91

24 2012 246,05

( Sumber : Analisis Frekuensi Debit Maksimum Menggunakan Distribusi Gumbel di Bendung Katulampa Fikri Ramadhan Lubis )

Dari kejadian banjir tersebut, jika metode ini dilakukan maka akan mengurangi banjir sebesar 87,50 % dari banjir yang terjadi di sungai Ciliwung selama 24 tahun , ini hasilnya sangat significan lebih dari 10 kali lipat jika dibandingkan dengan pembuatan waduk ciawi.

2. Secara otomatis menurunnya kerugian yang di akibatkan oleh terjadinya banjir yang terjadi seperti tahun tahun berikut : tahun 2002 sebesar Rp.9.8 triliun ; tahun 2007 Rp. 5.16 triliun ; tahun 2013 Rp. 20 triliun dan tahun 2014 Rp. 5 triliun dan tahun 2015 Rp. 2 triliun, kerugian rata rata Rp. 8,4 triliun per tahun.

3 Air yang ditampung di dalam pipa bisa untuk sumber air baku guna beberapa keperluan seperti untuk PDAM, untuk industri, untuk pemadam kebakaran, untuk pertanian dan peternakan dan lain lain, serta kualitas airnya dijamin masih baik tidak tercemar oleh Industri. 4 Debit andalannya selama 1 tahun 157 juta m3/tahun,( debit katulampa ) atau dari debit rata

rata tahunan 1 milyart m3/tahun ( data rata rata tahunan katu lampa ) dengan tersedianya air baku yang mengalir dalam pipa tersebut, DKI di untungkan bisa mengurangi anggaran pengeluaran untuk membeli air dari jatiluhur sebesar dalam 1 m3 Rp. 220 x 1000 000 000 =

(23)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

 

DKI akan mampu memenuhi kebutuhan air baku sepanjang tahun, tidak membeli air dari Jatiluhur dan Tangerang.

5 Air dalam pipa bisa dimanfaatkan untuk penggerak turbin yang akan menghasilakan listrik untuk pompa di Waduk Pluit, dan di sungai lainnya.

Estimasi Daya Hydrolis Air jika Q = 50 m3/det ( debit rata rata bulanan ) mendapatkan Daya sebesar = 19.700 Kw.

6 Tanpa pembebasan lahan, karena dibangun di dalam sungai ciliwung. 7 Untuk parivisata, karena airnya akan memancar di tepi pantai muara baru.

8 Debit air akan terjamin sepanjang musim hujan maupun musim kemarau karena dilengkapi dengan pintu pengaturan, jika debit katulampa besar pintu akan dibuka 100 % sehingga debit banjir tersebut bisa dikendalikan didalam pipa, kemudian kalau pipa sudah penuh akan dilepas kelaut, jadi ada sisa debit yang akan dimanfaatkan, berbeda dengan penanganan yang sekarang sudah berjalan debit banjir seluruhnya terbuang percuma kelaut, dan jika musim kemarau terjadi kekeringan, karena hujan di indonesia terjadi hanya 6 bulan dalam setahun dan pada waktu musim kemarau tidak ada cadangan air di Daerah Aliran Sungai karena air hujan 75 % sampai 95 % menjadi runoff disebabkan oleh penutupan luas lahan resapan air di DAS Ciliwung.

9 Dengan system Resevoir dalam tanah tersebut, pada daerah aliran sungai secara berkala kita lakukan perbaikan ( atau tangkapan air hujan kita optimalkan ke dalam tanah ) maka runoff akan menurun sehingga debit puncakpun menurun, akirnya air hujan yang terbuang kelaut makin sedikit karena antara runoff dan infiltrasi ketanah makin seimbang, sehingga hampir seluruh curah hujan bisa kita manfaatkan, system ini akirnya sesuai dengan firman Allah SWT.bahwa air hujan itu Rahmat bagi semua makluk karena, sebagai sumber kehidupan, sebagai sumber sumber di Bumi, dan sangat berbeda dengan penanganan banjir selama ini yang dilakukan dengan menormalisasi sungai untuk menyesuaikan debit yang makin tahun makin meningkat dan selalu dibuang kelaut, tanpa memikirkan bagaimana kalau musim kemarau datang dan di daerah resapan sudah tidak ada air hujan yang meresap akirnya sungai menjadi kering.

Berdasarkan data hasil penilitian curah hujan bulanan 150 tahun relative sama, dan jika hujan turun pada musimnya hanya selama 6 bulan, jika selama 6 bulan itu hampir 75 % terbuang kelaut maka pada musim kemarau akan terjadi kekeringan, dan pada saat ini Jakarta juga masih defisit air baku kurang lebih 9000 liter/detik, ini akan terus terjadi bahkan akan lebih mengkawatirkan jika pemikiran dalam mengelola curah hujan masih seperti saat ini, yaitu untuk mengatasi banjir selalu dibuang kelaut, hampir 400 tahun pemikiran ini belum berubah dengan penulisan makalah ini yang sudah masuk tahun ke 4 ( empat ) ini kembali saya informasikan kepada pembuat kebijakan di Jakarta maupun di Indonesia supaya direnungkan makna dari tulisan saya ini, dan Alhamdullilah sudah 3 kali konsep saya ini tentang menyimpan air hujan sudah saya

(24)

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN 

 

presentasikan kepada Tim Gubernur DKI tgl 18 Nopember 2014, dengan Gubernur DKI tanggal 5 Februari 2015 dan terakhir dengan PAM Jaya tanggal 3 Maret 2015.

Berikut ini hasil sementara perhitungan yang telah kami lakukan dengan mempergunakan rumus Hanzen-williems.

Tabel

3.4.

Perhitungan debit di Sungai Ciliwung melalui pipa dari Srengseng

(Sumber : https://www.easycalculation.com/.../hazen-william.. )

Demikian konsep dari Bapak Sudirman Indra.( Bapak Acin ) insya Allah konsep ini segera bisa di aplikasikan untuk membebaskan Jakarta dari banjir dan defisit air baku , dengan konsep ini debit banjir yang rutin setiap tahun datang di jakarta akan berkurang 80 % karena telah ditangkap di wilayah Srenseng melalui PIPA yang langsung mengalir kelaut.

Gambar 3.10. Posisi awal pemasangan Pipa

(Sumber : Jakarta Floods. Hongjoo Hahm. World Bank. JanJaap Brinkman. Deltares - Delft

Hydraulics. The World Bank. Jakarta flood management. Part 1 )

No. Formula debit melalui pipa Debit ( m3/det ) 1. Formula Hazen – Williems 437

(25)

 

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Hujan adalah Rahmat, Sumber Kehidupan, sumber sumber di bumi maka kita wajib bersyukur dengan melakukan pengelolaan dengan benar yaitu dengan cara menyimpannya untuk dimanfaatkan seluruh mahkluk di darat.

2. Penyebab Banjir adalah berkurangnya luas resapan di Daerah Aliran Sungai akibat alih fungsi. Pertambahan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor perubahan alih fungsi di Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari penambahan perubahan alih fungsi lahan untuk pemukiman.

3. Untuk menyimpan air hujan dengan beberapa metode sesuai teknik sipil mengalami kendala dalam mengatasi Banjir di Jakarta.

4. Maka alternative pembangunan waduk bawah tanah dengan pemasangan pipa solusi yang paling tepat dengan syarat

Untuk jangka panjang perbaikan di wilayah Daerah Aliran sungai harus secara berkala dilakukan guna menjaga resapan air tetap diusahakan sampai kondisi menjadi aliran limpasan hanya 25 % , kondisi sekarang aliran limpasan sudah mencapai 75 %

Dengan kembalinya aliran permukan dan resapan sudah dalam kondisi baik, maka musim hujan debit di sungai sudah mulai menurun dan musim kemarau debit disungai juga akan ada peningkatan, sehinga seluruh hujan yang turun selama kurang lebih 6 bulan dalam satu tahun akan lebih banyak dimanfaatkan dari pada yang terbuang kelaut.

4.2. Saran

1. Pemikiran untuk menampung air hujan dalam pengelolaan sumber daya air sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air untuk semua makhluk hidup.

2. Curah hujan di Indonesia relative tetap, setiap tahun terjadi Banjir dan kekeringan dari indikator tersebut saya berkeyakinan, ada yang salah dalam mengelola hujan di Indonesia, dengan alasan tidak mengikuti filosofi diturunkannya Hujan oleh Allah SWT melalui kitabNYA Al’Quran.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Al’Qur’an Online. 2013. https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=1DyeU__kK4a6uASZ3oLADA# q=alquran+online,

 

users6.nofeehost.com/alquranonline/AlQuran.asp.

KN Mutreja,1986 . Applied Hydrology U.P. Irrigation Departement Roorkee, New Delhi, India.

Pramono,Irfan B. 2009 .Sumur Resapan, Salah Satu Teknologi dalam Menanggulangi Banjir di DAS Ciliwung. Jakarta,

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=1DyeU__kK4a6uASZ3oLADA#q=irfan+budi+pramo

no+sumur+resapan+ciliwung,( diakses tahun 2013)

Sinukaban, Naik. 2008, Jakarta Banjir karena Salah Urus DAS Ciliwung

https://bebasbanjir2025.wordpress.com/artikel-tentang-banjir/naik-sinukaban/ (diakses2013)

BPDAS citarum-ciliwung(1)(2) Bebas Banjir2015

https://bebasbanjir2025.wordpress.com/konsep.../bpdas-citarum-ciliwung(diakses 2012)

BMKG, Informasi Perubahan Normal Curah Hujan,

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=1DyeU__kK4a6uASZ3oLADA#q=informasi+peruba

han+curah+hujan (diakses tahun 2012)

May Parlindungan , Analisis Karakteristik Jejaring Sungai Ciliwung Hulu Untuk Menentukan Pola Hidrograf Banjir. 

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=1DyeU__kK4a6uASZ3oLADA#q=analistis+karakteri

sti+jejaring+...+May+parlindungan (diakses tahun 2014)

Syahyuti, Buyung. 2015. Data dan Fakta Lahan Pertanian,

(27)

Tahun 2015

SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK

MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN

Dibuat Oleh :

Djoko Suryanto

Ground Water Hydrology University of Roorkee, India

Email :gendutgnt@ymail.com

Tantangan Perubahan Cuaca dalam aspek : Lingkungan, Sosial ,Banjir,dan Keamanan Bendungan

(28)
(29)

   

     

(30)

Kepada Yth.

Ir.Tri Bayu Adji,MA/Tri Hartanto,ST

Balai Bendungan,Gedung Balai Bendungan, Jl.Sapta Taruna Raya Komplek PU Pasar Jum’at – Jakarta Selatan

ASSALAMUALAIKUM Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Seminar Tantangan Perubahan Cuaca dalam aspec : Banjir dengan judul : SOLUSI BANJIR JAKARTA, SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJIR DAN KEKERINGAN dengan tepat waktu

Tak ada gading yang tak retak.Demikian pula tak ada karya yang sempurna ,Oleh karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.

Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat menyelesaikan masalah Banjir yang terjadi di Jakarta, Selain itu penulis berharap melalui seminar ini,peserta seminar dapat mendiskusikan makalah yang saya sampaikan tersebut.

Demikian makalah ini saya sampaikan, atas perhatiaanya di ucapkan terima kasih

Tangerang, 22 April 2015 Wassalam

Djoko Suryanto,ME Ground Water Hydrology Hp : 08129526683

Gambar

Tabel 3.1. Banjir yang pernah terjadi di DKI Jakarta
Tabel 3.2. Alih fungsi lahan di sub DAS Ciliwung Hulu

Referensi

Dokumen terkait

tidak boleh mempengaruhi pelajar etnik India bertingkah laku devian. d) Untuk mengenal pasti sama ada penglibatan terhadap aktiviti sosial/. kemasyarakatan boleh atau

Dalam rangka menindaklanjuti program pemerintah pusat ini khusus membangun sinergitas program dibidang ke-ciptakaryaan maka pemerintah kabupaten Indragiri Hilir mencoba

Peneliti memandang ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada karyawan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Wonosobo untuk dapat menyelesaikan skripsi

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sebaran suhu permukaan Kota Gorontalo dan Sekitarnya dengan memanfaatkan saluran thermal ( band 61) citra Landsat 7

Penggunaan polibag pada penelitian ini menyebabkan keterbatasan ruang dalam polibag, akar tanaman jagung manis yang terus tumbuh lebih panjang dibandingkan cabai merah

Kandungan asam lemak jenuh dalam minyak castor adalah sangat sedikit yaitu kurang dari 2% sehingga dapat diprediksi memiliki bilangan setana dan stabilitas oksidasi yang

Tujuan dari pembuatan tesis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Master Teknik Informatika dari Program Studi Magister Teknik Informatika

Namun dapat dilihat pula bahwa sistem yang menggunakan kontroler PSS-PID mampu mengembalikan sudut rotor jauh lebih cepat dan dengan overshoot yang lebih rendah