• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU SD DI KABUPATEN BATANGHARI Irzal Anderson1*), Suci Hayati2 PGSD, FKIP, Universitas Jambi E-mail: irzalanderson@gmail.com Suci.Hayati@unja.ac.id ABSTRACT - PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU SD DI KABUPATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU SD DI KABUPATEN BATANGHARI Irzal Anderson1*), Suci Hayati2 PGSD, FKIP, Universitas Jambi E-mail: irzalanderson@gmail.com Suci.Hayati@unja.ac.id ABSTRACT - PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU SD DI KABUPATE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU SD

DI KABUPATEN BATANGHARI

Irzal Anderson1*), Suci Hayati2 PGSD, FKIP, Universitas Jambi

E-mail: irzalanderson@gmail.com Suci.Hayati@unja.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of certification on the performance of primary school teachers in the district of Batanghari. The findings in the field will be in-depth study materials, so that the results of this study will be used to design the delivery of services by PGSD FKIP Universitas Jambi to prospective primary school teachers and primary school teachers in the province of Jambi. The method used by the researchers is descriptive quantitative method. To determine the effect of the performance of teachers who have been certified educators conducted with one sample t-test (one sample t-test). Testing criteria is received H0 when Sig > Significance level (α = 0.05). From the results of the data looks significance that is worth 0.209 greater than 0.05 means that H0 accepted the results of the assessment of headmaster against the average performance of teachers who have been certified either. The performance assessment conducted by teachers with testing criteria received H0 when Sig > Significance level (α = 0.05). From the results of the data looks sig-value of 0.006, this sig-value is less than 0.05 then in testing this hypothesis H0 means not enough evidence to suggest that the average performance of teachers who have been certified well worth it. Results of research conducted then conclude that there is a good influence on the performance of primary school teachers certified in Batanghari.

Keywords: certification, teacher performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sertifikasi terhadap kinerja guru sekolah dasar di Kabupaten Batanghari. Temuan di lapangan menjadi kajian untuk perbaiakan kualitas pendidikan dasar, hasil dari penelitian ini akan digunakan untuk merancang pemberian layanan oleh PGSD FKIP Universitas Jambi untuk guru SD calon dan guru sekolah dasar di Provinsi Jambi. Metode yang digunakan oleh para peneliti adalah metode deskriptif kuantitatif. Untuk mengetahui pengaruh kinerja guru yang telah disertifikasi pendidik telah dilakukan dengan satu sample t-test (satu sample t-test). kriteria pengujian diterima H0 ketika

Sig> tingkat signifikansi (α = 0,05). Dari hasil terlihat signifikansi yang bernilai 0,209 lebih besar dari 0,05 berarti H0 menerima hasil penilaian dari kepala sekolah terhadap kinerja

(2)

sig-nilai 0,006, nilai ini lebih kecil dari 0,05 maka dalam pengujian hipotesis ini H0ditolak

maka hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang baik sertifikasi terhadap kinerja guru sekolah dasar bersertifikat di Batanghari.

Kata kunci: sertifikasi, kinerja guru

PENDAHULUAN

Meningkatkan mutu pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa. Dalam dunia pendidikan guru merupakan sosok penting dalam pelaksanakaan proses pembelajaran. Tugas mulia seorang guru telah dikukuhkan oleh pemerintah melalui Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, undang-undang tersebut mengamanatkan agar menepatkan guru dan dosen sebagai sebuah profesi. Pengakuan guru sebagai sebuah profesi dinyatakan dengan pemberian sertifikat kepada guru yang dianggap telah memiliki kriteria guru profesional.

Pemberian sertifikat kepada guru profesional belum memberikan jaminan kinerja guru dilapangan akan lebih baik dari pada sebelum pemberian sertifikat pendidik. Dari pengamatan di lapangan memperlihatkan bahwa peningkatan kinerja guru belum sesuai dengan yang diharapkan, guru yang telah lolos sertifikasi ternyata tidak menunjukan kompetensi yang signifikan. Baedhowi dalam pidato pengukuhan guru besarnya pada FKIP Universitas Sebelas Maret, bahwa motivasi para guru mengikuti sertifikasi umumnya terkait aspek finansial, yaitu segera mendapatkan tunjangan finansial. Selanjutnya pada tahun 2008 Direktorat Jendral PMPTK Kemendiknas melakukan kajian serupa di Propinsi Sumatra Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat walaupun alasan para guru bervariasi akan tetapi motivasi mereka mengikuti sertifikasi ialah finansial (Son, 2009).

(3)

Gambar. 1 Statistik Nilai Gabungan Guru Kelas SD per Propinsi

Untuk menjalankan profesi guru menurut pasal 8 UU Guru dan Dosen, secara eksplisit menyebutkan untuk menjadi seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Karena itu para guru harus wajib memiliki kompetensi yang di jelaskan pada pasal 10 ayat 1 yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi ini akan menjadi bekal seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik profesional.

Guru merupakan bagian dari komponen dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Menilai keberhasilan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari kinerja yang dilakukan guru, kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja nyata) yang dicapai seseorang. Menurut pemaparan Direktorat Profesi Pendidik menjabarkan bahwa tujuan Penilaian kinerja guru sebagai berikut; (1) menjamin bahwa guru melaksanakan pekerjaannya secara profesional; (2) menjamin bahwa layanan pendidikan yang diberikan oleh guru adalah berkualitas.

Secara umum ukuran kinerja itu dapat dilihat dari lima hal yaitu; (1) kualitas hasil kerja; (2) ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan; (3) prakasa dalam menyelesaikan pekerjaan; (4) kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan; (5) kemampuan membina kerja sama dengan pihak lain (T.R Mitche, 2008 Direktorat Profesi Pendidik). UU Guru dan Dosen No. 14/2005 Pasal 1 menyebutkan bahwa kinerja guru dibingkai dalam lingkup beban tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut; (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang Undang No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, sertifikasi guru merupakan program pemberian sertifikat pendidik atau sertifikat profesi kepada guru dan dosen, dimana sertifikat pendidik adalah pengakuan dalam bentuk bukti formal yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Adapun tujuan dilakukannya sertifikasi bagi Guru dan Dosen adalah sebagai berikut; a) Mengangkat martabat guru dan dosen; b) Menjamin hak guru dan dosen; c) Meningkatkan kompetensi guru dan dosen; e) Memajukan profesi serta karir guru dan dosen; f) Meningkatkan mutu pendidikan nasional; g) Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antar daerah dari segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi; h) Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antar daerah dan i) Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu (Rojai dan Romadon, 2013:26)

(4)

formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dalam Undang Undang No 14/2005 Pasal 20 dalam melaksanakan tugas keprofesioanalan seorang guru berkewajiban sebagai berikut: a) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; c) bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; d) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan f) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

METODE

Metode yang dipergunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu metode yang memberikan gambaran atau dampak dari keadaan tertentu. Mengacu kepada Permennegpan dan RB No. 16 Tahun 2009, Pelaksanaan penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dilakukan melalui pengamatan dan pemantauan. Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru sebelum, selama, dan setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan guru yang dinilai, dan/atau wawancara dengan warga sekolah. Pengamatan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di kelas dan/atau di luar kelas tanpa harus mengganggu proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis bukti-bukti baik yang berbentuk dokumen perencanaan maupun dokumen tambahan lain serta hasil catatan pengamatan maupun hasil wawancara dengan peserta didik, orang tua dan teman guru, penilai menetapkan apakah indikator kinerja tugas utama secara utuh terukur atau teramati dengan cara membandingkan hasil analisis dan/atau catatan tersebut dengan angket penilaian yang merupakan bagian dari instrumen penilaian kinerja guru.

Untuk melakukan perhitungan data kuantitatif dilakukan proses menguji normalitas data skor kinerja guru dengan menggunakan SPSS 17.0

uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (Uyanto, 2009, hlm. 37). Hipotesis statistik yang diuji pada pengujian normalitas ini adalah:

H0 : Data berdistribusi normal.

H1 : Data tidak berdistribusi normal.

Kriteria pengujian adalah terima H0 apabila Sig. > taraf signifikansi (α=0,05).

Uji statistik menggunakan Uji Levene dengan kriteria pengujian adalah terima H0 apabila Sig.

Based on Mean ¿ taraf signifikansi (α=0,05).

Untuk mengetahui pengaruh kinerja guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik dilakukan dengan t-test satu sampel (t-Test one sample).

(5)

H1 :  e ≠ k

Kriteria pengujian adalah terima H0 apabila Sig. > taraf signifikansi (α=0,05).

HASIL DAN DISKUSI

Kinerja guru diukur menggunakan angket kinerja yang diisi oleh kepala sekolah, kepala sekolah selaku pimpinan disekolah mempunyai wewenang dalam melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Pengisian angket ini bertujuan untuk memperoleh data tentang mengenai kinerja guru yang dinilai oleh kepala sekolah. Data hasil pengisian angket oleh kepala sekolah tersebut akan diuji dengan hipotesis berikut:

H0 : Data berdistribusi normal.

H1 : Data tidak berdistribusi normal.

Kriteria pengujian adalah terima H0 apabila Sig. > taraf signifikansi (α=0,05).

Tabel 1 Uji normalitas data kinerja guru One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kinerja_guru_k

N 49

Normal Parametersa,,b Mean 97.9592

Std. Deviation 11.22304

Most Extreme Differences Absolute .429

Positive .367

Negative -.429

Kolmogorov-Smirnov Z 3.005

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Dari tabel di atas Sig 0,000 berarti 0,000<0,05 maka H0 di tolak dan H1 diterima maka data

tidak berdistribusi normal. Dari hasil analisis data ditemui bahwa data tidak normal ini dikarenakan yang mengisi angket tersebut adalah guru yang telah bersertifikasi. Dari data mean atau rata-rata juga terlihat bahwa nilai di angka 97, 9592. Hal ini juga memperlihat kenapa data tidak berdistribusi normal.

Untuk menguji penilaian kepalah sekolah mengaenai kinerja yang telah dilakukan guru baik maka selanjutnya dilakukan uji one test sample. Dalam penelitian pengajuan hipotesis statistik seperti berikut:

H0 :  e = k H1 :  e ≠ k

H0: rata-rata kinerja guru yang telah bersertifikasi telah baik

(6)

Dari uji one test sample terlihat hasil seperti tabel di bawah ini.

Tabel 2 Uji one-sample test data kinerja guru One-Sample Test

Test Value = 100

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

kinerja_guru_k -1.273 48 .209 -2.04082 -5.2644 1.1828

Dari hasil data di atas terlihatan sig 0,209 lebih besar dari signifikansi 0,05 berarti H0 diterima

maka hasil penilain kepala sekolah terhadap rata-rata kinerja guru yang telah bersertifikasi telah baik.

Dari hasil analisis data ditemukan bahwa data tidak normal ini dikarenakan yang mengisi angket tersebut adalah guru yang telah bersertifikasi, penilaian yang dilakukan kepala sekolah itu memiliki nilai terendah 73% dan yang tertinggi 92% dari sebaran data inilah menjadikan data tidak normal.

Kinerja guru diukur menggunakan angket kinerja yang diisi oleh guru tersebut menilai kinerja diri sendiri. Pengisian angk ini bertujuan untuk memperoleh data tentang mengenai kinerja guru yang dinilai oleh guru itu sendiri. Data hasil pengisian angket oleh guru tersebut akan diuji dengan hipotesis berikut:

Hipotesis statistik yang diuji pada pengujian normalitas ini adalah: H0 : Data berdistribusi normal.

H1 : Data tidak berdistribusi normal.

Kriteria pengujian adalah terima H0 apabila Sig. > taraf signifikansi (α=0,05). Dari tabel di

atas Sig 0,000 berarti 0,000<0,05 maka H0 di tolak maka H1 diterima maka data tidak

berdistribusi normal.

(7)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kinerja_guru

N 51

Normal Parametersa,,b Mean 93.6275

Std. Deviation 15.68689 Most Extreme Differences Absolute .344 Positive .264 Negative -.344 Kolmogorov-Smirnov Z 2.457 Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Dari hasil analisis data ditemui bahwa data tidak normal ini dikarenakan guru yang mengisi angket tersebut adalah guru yang telah bersertifikasi, penilaian yang dilakukan guru terhadap dirinya tersebut tidak tersebar dari nilai terkecil, rata-rata nilai dan nilai yang tertinggi. Dari hasil data tersebut guru menilai dengan nilai terendah 75 dan yang tertinggi 100 dari sebaran data inilah menjadikan data tidak normal. Ini dikarenakan dari 52 orang guru 14 orang menilai dirinya pada kriteria cukup dan 31 orang menilainya baik dan 7 orang menilai dirinya amat baik. Karena itu H0 tersebut ditolak hal ini disebabkan oleh 26 % guru

belum menilai dirinya memiliki kinerja yang baik.

Untuk menguji apakah kinerja yang telah dilakukan guru baik maka selanjutnya dilakukan uji

one test sample. Dalam penelitian pengajuan hipotesis statistik seperti berikut: H0 :  e = k

H1 :  e ≠ k

H0: rata-rata kinerja guru yang telah bersertifikasi telah baik

H1: rata-rata kinerja guru yang telah bersertifikasi tidak bernilai baik.

Dari uji one test sample terlihat hasil seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4 Uji one-sample test data kinerja guru One-Sample Test

Test Value = 100

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper kinerja_guru -2.901 50 .006 -6.37255 -10.7846 -1.9605

Kriteria pengujian adalah terima H0 apabila Sig > taraf signifikansi (α=0,05). Dari hasil data

di atas terlihat sig bernilai 0,006 lebih kecil dari signifikansi 0,05 maka dalam pengujian hipotesisi ini H0 ditolak maka hasil H1 diterima maka pengujian hipotesis penilaian kinerja

(8)

Uji hipotesis memperlihatkan rata-rata guru belum menilai dirinya dalam kinerja baik. Ini dikarenakan dari 52 orang guru 14 orang menilai dirinya pada kriteria cukup dan 31 orang menilainya baik dan 7 orang menilai dirinya amat baik. Karena itu hipotesis O tersebut ditolak hal ini disebabkan oleh 26 % guru belum menilai dirinya memiliki kinerja yang baik. Dalam melakukan pengisian angket untuk kinerja terlihat bahwa terlihat bahwa guru memiliki nilai yang tinggi pada poin; (1) penerapan pendekatan pembelajaran tematis; (2) menentukan tujuan pembelajaran; (3) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan; (4) memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan; (5) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya; (6) memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran di SD.

Dalam melakukan pengisian angket untuk kinerja terlihat bahwa terlihat bahwa guru masih memiliki nilai yang rendah pada poin; (1) melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri dan terus menerus; (2) memanfaatkan hasil refleksi terhadap dalam rangka peningkatan keprofesionalan; (3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan; (4) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

Agar guru mendapatkan pengakuan sebagai sebuah profesi dari masyarakat, beragam upaya harus dibenahi. Penegakan dan pengakuan guru sebagai sebuah profesi harus dilakukan mulai dari dasar, yakni setiap guru harus secara sadar mengakui makna profesinya, mencintai, menghargai, dan melaksanakan tugas-tugasnya sepenuh hati, serta memiliki hasrat untuk senantiasa mengembangkan profesi yang disandangkan ke arah yang lebih baik.

Pada penelitian ini dianalisis faktor penilaian kinerja guru yang telah bersertifikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru itu sendiri. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa guru telah memanfaatkan hasil penilaian dan sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan.

Dari data penelitian ini diperoleh penilaian yang masih rendah pada evaluasi diri guru dengan pengalaman pribadinya. Guru masih memiliki nilai yang kurang dalam memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan teman sejawat atau penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang mengambarkan kinerjanya.

Dari analisa empat kompetensi yang harus dimiliki guru permasalahan di atas termasuk pada kompetensi profesional. Indikasi bahwa seseorang tenaga pengajar memiliki kompetensi profesional adalah menguasai materi pelajaran secara luas serta mendalam, juga mencakup kemampuan-kemampuan seperti, penguasaan tentang mata pelajaran tersebut, serta menguasai substansi keilmuan yang menaungi materi pelajaran tersebut, serta menguasai dan struktur ilmu yang akan disampaikan.

(9)

harus kreatif menyampaikan materi tersebut. Materi yang diajarkan harus menjadi alat dan sarana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, bukan merupakan tujuan akhir dari proses belajar itu sendiri.

Guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pembelajaran, tetapi guru juga perlu mengabungkan materi dengan faktor moral dan pertimbangan bersifat etis, bukan juga sekedar pengetahuan teknis. Materi belajar yang diberikan harus membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai suatu bidang, bukan hanya merupakan pengetahuan yang sifatnya superfisial. Guru dengan pemahaman yang cukup baik terhadap suatu materi dapat dirasakan dan dilihat dengan jelas oleh murid-murid dalam kegiatan belajar mengajar.

Untuk dapat menjadi guru profesional dengan tugas-tugas seperti di atas seorang guru tentu harus menyadari bahwa mereka harus senantiasa melihat cara mereka dalam menyampaikan materi. Para guru pada umumnya telah bisa dalam merancang dan mengaplikasikan metode dan penilaian dengan baik. Agar perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran dapat ditingkatkan guru perlu melakukan evaluasai terhadap apa yang mereka lakukan.

Hal yang harus dipahami bahwa kepintaran atau kompetensi yang dimiliki oleh manusia terhadap sesuatu bukan datang tiba-tiba. Kemampuan tersebut akan datang apabila terus dipelajari, dipahamai dan digali. Karena itu para guru harus selalu melakukan perbaikan dalam proses pemberian pengetahuan kepada anak didiknya dengan tidak berhenti dalam menuntut ilmu, karena ilmu adalah sesuatu yang berkembang jadi seorang guru tidak boleh mudah puas terhadap ilmu dan atau kemampuan yang telah kita miliki.

Seorang guru profesional akan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan guru, sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreativitas belajar pada diri siswa. Syamsudin (Fathurrohman, 52:2012) menyatakan bahwa seorang guru harus memiliki; (a) memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pertumbuhan jiwa manusia dari segala tahap perkembangan dari segala segi dan sendinya, demikian pula tentang proses belajar mengajar; (b) memiliki pengetahuan dan pengertian tentang alam dan masyarakat yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar khusunya dan pendidikan umumnya. Hal ini sangat penting bagi pembentukan dasar latar belakang kultural seorang guru mengingat kedudukan dan fungsinya dalam masyarakat di mana ia mengabdi; (c) menguasai sepenuhnya pengetahuan dan kepahaman tentang apa yang dikuasainya atau apa yang diajarkannya; (d) memiliki sepenuhnya pengetahuan dan pengalaman tentang seni mengajar, hal ini hanya dapat diperoleh setelah mempelajari metodik dan didaktik teoritis maupun praktis, umum maupun khusus, termasuk praktik mengajar secukupnya.

(10)

Guru perlu menyadari pentingnya tugas yang mereka emban dan para guru perlu memiliki jurnal dan menulis karya ilmiah sebagai bahan untuk merefleksikan diri untuk memperbaiki proses yang belum baik dan lebih meningkatkan proses yang telah baik. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh guru tersebut adalah; (a) Menulis penelitian yang berkaitan dengan mata pelajaran yang menjadi tanggungjawab. Menulis sebuah penelitian akan membuat anda lebih mengkaji suatu materi secara mendalam. Berbagai sumber guna mempertegas penelitian yang sedang dilakukan. Sehingga guru lebih memahami apa yang menjadi tanggungjawabnya; (b)Guru juga dapat aktif dalam mempersiapkan bahan ajar untuk muridnya; (c) Guru secra aktif, ikut bergabung dengan MGMP, dengan bergabung ini guru akan dapat berpikir kritis, karena dalam perkumpulan tersebut guru-guru seringkalai membuat program yang dapat meningkatkan kompetensi para guru.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tentang pengaruh sertifikasi terhadap kinerja guru SD di Kabupaten Batanghari dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh baik terhadap kinerja guru yang bersertifikasi SD di Kabupaten Batanghari yang dinilai oleh kepala sekolah; (2) Tidak terdapat pengaruh baik terhadap kinerja guru yang bersertifikasi SD di Kabupaten Batanghari yang dinilai oleh guru.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimaksih kepada pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah mendanai penelitian ini, serta kepada kepala sekolah dan guru, yang telah bekerja sama untuk penelitian ini yaitu dari SDN 34/1 Muara Bulian, SDN 64 Muara Bulian, SDN 55/1 Sridadi, SDN 121/1 Muara bulian, SDN 13/1 Muara bulian dan SDN 80/1 Muara Bulian.

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Pupuh & Suryana, AA. (2012). Guru Profesional. Bandung: PT Refika Aditama

Kusumah, Wijaya. (2009) Sertifikasi Guru Tidak Tepat Sasaran, Benarkah?.kompasiana, 13 November. Diakses dari : http://www.kompasiana.com/wijayalabs/sertifikasi-guru-tidak-tepat-sasaran-benarkah

Rojai & Romadon, Risa Maulana. (2013) Panduan Sertifikasi Guru Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Dunia Cerdas.

Surakhmad, W. (2004). Pengantar penelitian ilmiah: Dasar metode dan teknik. Bandung: Tarsito.

Susetyo, B. (2010). Statiska untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Permennegpan dan RB No. 16 Tahun 2009 Tentang Pelaksanaan penilaian kinerja guru

UU Guru dan Dosen No. 14/2005. Undang-Undang Guru dan Dosen.

(11)

T.R Mitche. 2008. Penilaian Kinerja Guru.Direktorat Profesi Pendidik

Gambar

Tabel 1 Uji normalitas data kinerja guru
Tabel 2 Uji one-sample test data kinerja guru
Tabel 4 Uji one-sample test data kinerja guru

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan dari hasil analisis linier berganda menunjukkan bahwa variabel Komitmen Organisasional merupakan salah satu faktor yang memiliki

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, karunia serta nikmat-Nya penulis dapat mengerjakan skripsi yang berjudul Pengaruh

Teknologi yang digunakan dalam pembuatan kompon karet dengan menggunakan bahan pengisi/ filler carbon black dan abu sabut kelapa yang tidak beresiko bagi

Peledakan merupakan kegiatan pemberaian suatu material batuan dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan, dalam peledakan salah satu hal penting yang

JAPANESE1 ∼Veek1: 7〆2千(F) 7,'25(S) Week2: 7/27(》1〉 7/28(T) 7/29(W) ()rientation Orientationforre.gistrat呈 ・n Classreg三stration Introduct1on 7β0(Th) 7β1(F) Week3:

Dalam sebuah bisnis, pemasaran adalah faktor penting yang menjadi penentu kesuksesan. Pemasaran yang baik harusnya meningkatkan neraca penjualan produk oleh

Hasil penelitian Setyorini (2011) bahwa pengalaman auditor dengan moderasi pemahaman terhadap sistem informasi terhadap kualitas audit berpengaruh positif. Berdasarkan

Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi permasalahan adalah bagaimana mekanisme pelaksanaan Perjanjian Kerja antara Serikat Pekerja dengan PTPN IV, bagaimana tanggung jawab