• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI SISWA SD KUMPUL RE J O 01 TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI SISWA SD KUMPUL RE J O 01 TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

»

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

A B D U R R A H M A N

NIM: 11408027

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

8. Apakah kamu ikut shalat tarawih?

A. Ya, selalu

B. Kadang-kadang

C. Tidak pernah

9. Bagaimana kalau kamu belum shalat pada waktu menjelang?

A. Diingatkan

B. Di perintah

C. Di diamkan

10. Apakah shalatmu lima kali sehari semalam?

A. Ya, selalu

B. Kadang-kadang

(3)
(4)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 324433 Salatiga 50721

Website : w w w.siamsalatiga.ac. i d Email admmisirasr&'stainsalatiga.ac.iu

Drs. Djoko Sutopo

Dosen STAIN Salatiga

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 eks

Hal : Naskah skripsi

Saudara Abdur Rahman

Kepada

Yth, Ketua STAIN Salatiga

Di

Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah kami teliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan

naskah skripsi saudara:

Nama : Abdur Rahman

NIM : 11408027

Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Isalam

Judul : PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA

TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT SISWA

SDN KUMPULREJO 01 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA

SALATIGA TAHUN 2009-2010

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera di munaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 18 Agustus 2010

Pembimbing

ii

(5)

P E N G E SA H A N K E L U L U S A N

Skripsi saudara Abdur Rahman dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408027 yang berjudul:

’’PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP

KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI SISWA SD KUMPULREJO 01 TAHUN 2010” telah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah

diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S.Pd.I)

Panitia Sidang,

Salatiga, 25 September 2010

Ketua Sekretaris

(6)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 324433 Salatiga 50721 Website: http: •/wwvv.stainsalatiga.ac.id E-mail :administrasi@stainsalatiga.ac.id

S U R A T P E R N Y A T A A N K E A S L IA N T U L IS A N

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran

orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang

munaqasah skripsi.

Demikian surat pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh penulis untuk

dapat dimaklumi.

Salatiga, Agustus 2010

(7)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (keteladanan) hari

qiyamat dan dia banyak menyebut Allah. ”

(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ^upersemBah^an untuBj

• (

Bapa^dan iSufiu tercinta

• %ptuargaf{u istri dan anaf^anab&u

• Cucuku tercinta

• SeCuruh ^eCuarga 6esar%u

(9)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

dengan limpahan taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga Terhadap

Kedisiplinan Ibadah Shalat Bagi Siswa SD Kumpulrejo 01 Tahun 2010.

Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita

yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh umat

islam yang taat kepadanya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Tarbiyah

Jurusan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari hambatan dan

rintangan, terkadang harus berhenti sebentar karena membutuhkan pemikiran

analisa yang matang untuk menentukan langkah dan strategi yang tepat agar

penelitian berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Penulis mensyukuri sepenuhnya bahwa terselesainya skripsi ini bukan

semata-mata usaha penulis, namun melalui bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu perkenenkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku Dosen Pembimbing

(10)

2. Ibu Kepala Sekolah SDN Kumpulrejo 01 beserta jajarannya yang telah

membantu dan mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian guna

mendapatkan data dalam penyusunan skripsi ini.

3. Semua pihak yang telah membantu dari awal sampai skripsi ini tersusun

dengan baik.

Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, Agustus 2010

Penulis

(11)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR I S I ... ix

B A B I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Hipotesis... 5

F. Metode Penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan... 11

BA BU LANDASANTEORI A. Orang Tua atau Keluraga... 12

B. Pengertian Religiusitas... 16

(12)

C. Kedisiplinan salat sebagai metode pembentukan karakter... 18

D. Salat... 19

E. Cara Mengerjakan Salat, Bacaan dan Artinya... 24

F. Batalnya Salat... 33

G. Perilaku Kebiasaan Salat... 34

H. Kerangka Teori atau Asumsi... 35

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Data Umum... 36

B. Data Khusus... 43

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisa Data Pegaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga... 47

B. Analisa Data Kedisiplinan Ibadah Salat... 55

C. Analisa Data Hubungan Antara Pegaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga Dengan Kedisiplinan Ibadah Salat... 62

D Interpretasi Data... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 69

B. Saran... 71

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

LAMPIRAN

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Peran keluarga dalam pendidikan anak sejak masa bayi hingga usia

sekolah dimulai dari lingkungan tempat tinggal, yaitu keluarga, maka tak

mengherankan jika Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang

dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga sejak

dari bangun tidur hingga saat akan tidur kembali. Anak-anak menerima

pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarganya (Gilbert Highest 1981-

78) (DR. Jalaludin, 1992 : 201).

Bayi yang baru lahir merupakan makhluk yang tidak berdaya, namun

dia dibekali oleh berbagai kemampuan yang bersifat dua aspek yang

kontradiktif. Di satu pihak bayi berada dalam posisi tanpa daya, sedangkan di

pihak lain bayi memilki kemampuan untuk berkembang (eksploratif). Tetapi

menurut Walter Houston Chork, perkembangan bayi tak mungkin dapat

berkembang secara normal tanpa adanya intervensi dari luar, walaupun secara

alami dia memiliki potensi bawaan (DR. Jalaludin, 1992 : 201). Seandainya

bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya hanya diharapkan menjadi

manusia normal sekalipun, maka ia masih memerlukan berbagai persyaratan

tertentu serta pemeliharaan yang berkesinambungan (Walter Houston Chork :

2). Pendapat ini menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dan pengawasan yang

teratur, bayi akan kehilangan kesempatan untuk berkembang secara normal,

(14)

2

walaupun ia memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang serta potensi-

potensi lainnya.

Pendidikan islam disini diartikan sebagai upaya sadar yang

dilakukan oleh orang tua / keluarga yang memiliki tanggung jawab terhadap

pembinaan, bimbingan, pengembangan serta pengarahan potensi yang dimiliki

anak agar mereka dapat berfungsi dan berperan sebagaimana hakekat

kejadiannya. Jadi dalam pengertian ini pendidikan islam tidak dibatasi oleh

institusi (kelembagaan) ataupun pada lapangan pendidikan tertentu.

Pendidikan islam diartikan dalam ruang lingkup yang luas. Adapun yang

bertanggung jawab dalam pengertian ini adalah orang tua. Sedangkan para

guru atau pendidik lainnya adalah merupakan perpanjangan tangan dari orang

tua. Maksudnya tepat tidaknya para guru atau pendidik yang dipilih orang

untuk mendidik anak mereka sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua.

Pendidikan meletakkan dasarnya adalah pada rumah tangga. Seiring dengan

tanggung jawab itu, maka para orang tua dan para guru dalam pendidikan

islam berfungsi dan berperan sebagai pembina, pembimbing, pengembang

serta pengarah potensi yang dimiliki anak agar mereka menjadi pengabdi

Allah yang taat dan setia sesuai dengan hakekat penciptaan manusia.

Untuk mewujudkan kepribadian anak yang menjadi dambaan setiap

orang. Pendidikan agama perlu dilaksanakan secara intensif di dalam keluarga.

Karena pendidikan agama dalam keluarga akan membentuk manusia yang

berakhlak. Dengan Akhlak akan mensetabilkan dalam mengharmoniskan

(15)

terjadi dengan sendirinya melainkan hasil bentukan dari orang tua, lingkungan

dan transmisi dakwah.

Selain dalam pelaksanaannya aktifitas pendidikan seperti itu

diterapkan sejak usia bayi dalam buaian hingga akhir seperti tertera dalam

sabda Rasul SAW :

-Jj j o j Aaic. J IS J c

-Ail J|.^> n j ' Ajldl JQJ dl S ^ Iaall ^ a J S l

4 \\ LllS /N < * »»Va|

Artinya:

Dari abu hurairah RA, berkata: bersabda nabi SAW Setiap anak dilahirkan

dalam keadaan islam, kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia

yahudi, nasrani/Majusi.

Fenomena kehidupan dewasa saat ini menunjukkan mulai

memudarnya kedisiplinan ibadah salat pada diri anak-anak yang seharusnya

menjadi kebanggaan bagi para orang tua. Khususnya di lingkungan sekitar

SDN Kumpulrejo 01 yang mayoritas penduduknya beragama non muslim

(nasrani) dan para orang tua yang secara agama masih lemah atau kurang

sehingga secara tidak langsung hal ini mempengaruhi terhadap kedisiplinan

ibadah shalat. Islam memandang bahwa keluarga adalah pusat pendidikan

yang pertama dan utama, dari sinilah anak mulai dikenalkan dengan agama,

moral, serta bagaimana menjalankan perintah agama terutama dalam ibadah

(16)

4

berpengaruh dalam pembentukan sikap dan akhlak pada putra-putrinya,

sebagai orang tua perlu sekali mendahulukan pendidikan agama dalam

keluarga.

Atas dasar permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengadakan

penelitian tentang judul : PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN

KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI

SISWA SDN KUMPULREJO 01 TAHUN 2010.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada masalah tersebut maka dapat dirumuskan pokok

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana religiusitas lingkungan keluarga siswa SD Kumpulrejo 01

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

2. Bagaimana kedisiplinan ibadah shalat siswa SD Kumpulrejo 01

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

3. Adakah pengaruh antara religiusitas keluarga terhadap kedisiplinan ibadah

shalat siswa SD Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga

tahun 2009-2010.

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pokok rumusan masalah diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui religiusitas lingkungan keluarga siswa SDN Kumpulrejo 01

(17)

2. Mengetahui kedisiplinan ibadah shalat siswa SDN Kumpulrejo 01

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

3. Mengetahui sejauh mana korelasi antara pengaruh religiusitas lingkungan

keluarga terhadap kedisiplinan ibadah shalat siswa SDN Kumpulrejo 01

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis diharapkan mampu meningkatkan religiusitas keluarga

dalam menjalankan perintah agama

2. Sebagai masukan yang berharga untuk penulis keterlibatan keluarga

dengan siswa.

3. Sebagai praktisi pendidikan khususnya guru agama islam dapat

mengambil hasil penelitian sebagai bahan perbandingan dalam

mengembangkan dan menanamkan kedisiplinan ibadah shalat

sebagaimana yang diinginkan.

E. Hipotesis

Sebagai arahan sementara penulis menganggap perlunya

mengemukakan hipotesis agar data dan informasi yang penulis paparkan

(18)

6

Suharsimi Arikunto, memberikan pengertian bahwa hipotesis adalah

jawaban sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti data yang

terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1999 : 143).

Hipotesis yang penulis sampaikan pada penelitian ini adalah ada

tidaknya pengaruh religiusitas keluarga terhadap kedisiplinan ibadah shalat

siswa yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo

Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam pendekatannya adalah dengan

pendekatan kuantitatif sedangkan jenis penelitiannya adalah korelasional

1. Metode Penentuan Subyek

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu yang hendak diteliti.

Dengan pendapat ini dapat disimpulkan populasi adalah seluruh

individu yang diambil dari populasi atau dapat dikatakan obyek yang

sesungguhnya. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah

siswa-siswi SDN Kumpulrejo 01 tahun 2009-2010 yang beragama

islam sejumlah 63 anak.

b. Sampel

Sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel peneliti

(19)

100, maka sebaiknya diambil semua sehingga penelitian merupakan

penelitian polulasi.

c. Teknik Sampling

Sampling adalah cara untuk mengumpulkan sampel. Teknik

sampel ini menggunakan teknik sampel penuh. Dengan demikian dari

keseluruhan siswa SDN Kumpulrejo 01 kelas I sampai dengan kelas

VI yang beragama islam.

2. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu pengaruh religiusitas

lingkungan keluarga sebagai variabel independen atau variabel yang

diketahui dan kedisiplinan ibadah shalat di sekolah sebagai variabel

dependen atau variabel yang belum diketahui. Variabel disini diartikan

sebagai sesuatu yang dapat berubah-ubah (Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia, 2008 : 855), sedangkan variabel penelitian disini yang

dimaksud adalah untuk memprediksi atau meramalkan nilai dari satu

variabel dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui

3. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang

berbeda dengan apa yang dimaksud penulis dalam judul penelitian ini,

perlu penulis ungkapkan penjelasan dari beberapa pokok maupun kata-

kata yang menjadi variabel dalam penelitian ini.

a. Pengaruh, yang dimaksud dengan kata pengaruh adalah daya yang ada

(20)

8

kepercayaan atau perbuatan seseorang (Departemen Pendidikan

Nasional, 2020 : 894).

b. Religiusitas maksudnya adalah pengabdian terhadap agama ; kesalehan

(Departemen Pendidikan Nasional, 2020 : 944).

c. Kedisiplinan mengandung arti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan

(tata tertib dsb) (Departemen Pendidikan Nasional, 2020 : 268).

Kedisiplinan disini adalah ketaatan (kepatuhan) dalam melaksanakan

ibadah shalat.

Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana dan melengkapi

pengertian dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini dapat

dilihat dari indikator sebagai berikut:

a. Religiusitas lingkungan keluarga

1. Menjalankan shalat secara rutin

2. Melaksanakan shalat berjamaah dilingkungan keluarga

3. Melaksanakan pengajian dalam keluarga

4. Tadarus al-quran di lingkungan keluarga

5. Saling hormat-menghormati

b. Kedisiplinan ibadah shalat dirumah

1. Mengikuti kegiatan shalat di sekolah

2. Hafal bacaan shalat

3. Menjalankan shalat dengan benar gerakan dan bacaannya

4. Menjalankan shalat tepat waktu

(21)

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data menggunakan

fie ld research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan penelitian

langsung terjun ke kancah penelitian atau di tempat fenomena terjadi.

Untuk mendapatkan data yang akurat dapat ditempuh dengan

teknik-teknik tertentu. Sedangkan yang terpenting adalah research. Metode

pengumpulan data yang penulis pilih adalah sebagai berikut:

a. Metode Angket

Metode angket adalah teknik pengumpulan data melalui

formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara

tertulis pada seseorang yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti tenatng pribadinya. Teknik ini penulis

gunakan untuk mengumpulkan data tentang kondisi religiusitas

lingkungan keluarga dan kedisiplinan ibadah siswa di sekolah.

Angket tersebut harus dijawab oleh siswa dengan memilih

option yang ditentukan.

b. Metode Interview

Cara lain untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah

dengan bahasa lisan atau wawancara, sebagaimana dikemukakan

Suharsimi Arikunto ” interview adalah sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(Suharsimi Arikunto, 1999 : 145) . Metode ini digunakan untuk

(22)

10

global latar belakang siswa SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

tahun 2009 - 2010.

c. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang lokasi sekolah dan pada saat pengisian

angket.

d. Metode Test

Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan dan

pemahaman bacaan dan gerakan shalat pada siswa SDN Kumpulrejo

01 Salatiga tahun 2009-2010

5. Metode Analisa data

Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa penelitian ini tergolong

kuantitatif, maka data yang telah terkumpul diolah dan dikuantitatifkan

dengan menggunakan statistik dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

Rxy : Nilai korelasi

X : Nilai religiusitas lingkungan keluarga

(23)

X2 : Jumlah kuadrat x

Y2 : Jumlah kuadrat y

N : Jumlah responden

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi, maka penulis

menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

B abi : Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri atas : Latar belakang masalah, Rumusan

masalah, Tujuan penelitian, Hipotesis, Metodologi penelitan dan

Sistematika penulisan

Bab II : Landasan Teori

Pada bab ini membahas tentang peranan keluarga terutama orang

tua dalam pendidikan anak dan pengertian shalat dan hal-hal

yang berhubungan dengan lingkungan agama

Bab III : Laporan Penelitian

Pada bab ini terdiri dari sejarah berdirinya SD Kumpulrejo 01,

keadaan guru, keadaan murid, keadaan karyawan, sarana dan

prasarana, daftar data responden dan penyajian data

Bab IV : Analisa Data

Dalam bab ini meliputi analisa pendahuluan, analisa kedua dan

analisa ketiga Interpretasi Data

Bab V : Penutup

(24)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Orang Tua atau Keluarga

1. Anak sebagai amanah

Anak sebagai dambaan setiap orang tua, di satu sisi merupakan

anugerah Allah tetapi, di sisi lain merupakan amanah. Orang tua

diminta Pertanggungjawaban, apakah anak-anaknya mampu mengemban

peran, tugas dan tujuan hidup seperti tersebut diatas. Dalam hal ini

apakah orang tua dapat menghadirkan manusia yang berkualitas, dengan

ciri-ciri iman dan taqwa, berbudi luhur dan seterusnya sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional

Peringatan Allah dalam hal ini begitu tegas :

A j i Ja. $ . & [ > ■ y a IjSjJ jJ ^ y i S d J j

I J u J u L , \ j ij j i l l j V j i i

Artinya:

Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar.

Dengan konsep amanah ini kita tidak boleh terlalu bangga

dengan anak - anak kita karena kita dalam ujian, yang lulus tidaknya

(25)

masih dipertanyakan. Kiranya sikap yang paling utama ialah bersyukur

kepada Allah. Untuk mewujudkan rasa syukur sehubungan dengan

anugerah anak ialah berusaha mengasuh, memelihara, dan

membimbingnya dengan ikhlas dan sungguh - sungguh. Keikhlasan dan

kesungguhan dalam melaksanakan usaha itu termasuk ibadah. Dan

keberhasilan dalam mengasuh anak merupakan prestasi besar yang nilai

gunanya abadi, baik di dunia maupun akhirat.

2. Peran Keluarga

Suatu keluarga diawali dari suami istri, kemudian lahir anak-

anak mereka. Itulah keluarga inti tempat berinteraksi yang pertama kali

bagi setiap anak, di situlah berkembang individu dan disitu pula tahap-

tahap awal proses pembentukan kepribadian anak melalui internalisasi

nilai-nilai yang terpantul dari emosi, minat, sikap dan perilaku orang

tuanya. Ketenangan, kedamaian dan keharmonisan keluarga sangat

menentukan terciptanya suatu pendidikan anak-anak.

Begiu pentingnya keluarga sebagai pusat pembentukan dan

peletakan dasar-dasar pembentukan kepribadian anak dengan

memberikan pedoman yang kondusif.

Pertama : tujuan berumah tangga untuk mendapatkan

kebahagiaan, ketentraman dan kedamaian dengan dilandasai saling

(26)

14

Kedua : memilih pasangan ideal dengan mengutamakan

persyaratan akhlak dan agamanya, sebagaimana ditegaskan oleh

Rasulullah.

Ketiga : Menyadari dan memenuhi hak dan tanggung jawab

masing-masing. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan Hadist yang

menyangkut hal ini, yang intinya antara suami isteri hendaknya saling

mengerti, saling menghormati dan sailing menghargai, kemudian

masing-masing dituntut tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi dan

kedudukannya dalam rumah tangga.

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa pendidikan dalam

keluarga merupakan pembentukan landasan kepribadian anak. Itulah

fungsi utama keluarga, yang penjabamya telah diungkapkan dalam Al-

Quran Surat Luqman ayat 13 s.d 19 sebagai berikut:

1. Menanamkan iman dan tauhid

2. Menumbuhkan sikap hormat dan bakti kepada orang tua

3. Menumbuhkan semangat bekerja dengan penuh kejujuran

4. Mendorong anak untuk taat beribadah (terutama salat)

5. Mendorong cinta kebenaran (ma’aruf) dan menjauhi yang buruk

(munkar)

6. Menanamkan jiwa sabar dalam menghadapi cobaan

7. Menumbuhkan sikap rendah hati, tidak angkuh dan sombong dalam

pergaulan

(27)

Apabila sikap hidup dan perilaku seperti tersebut di atas

ditumbuh kembangkan sejak dini akan sangat membekas dalam diri anak

dan merupakan landasan kepribadian yang kokoh untuk menuju

terbentuknya pribadi muslim, kepribadian manusia seutuhnya.

Dalam hal ni Ibnu Sina mengingatkan bahwa pendidikan dan

pengajaaran pada usia dini (masa kanak-kanak) ibarat mengukir di atas

batu, membekas sehingga tidak mudah terhapus. Selanjutnya dia

menganjurkan;

Apabila anak telah disapih, telah fasih lidahnya dan telah jelas pendengarannya hendaklah diajarkan padanya Al-Quran dengan

huruf hijayah.

Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas tidak mungkin

hanya dengan perintah atau nasihat, larangan atau hukuman, tetapi akan

lebih berhasil apabila dilakukan dengan memberikan contoh dan iklim

keluarga yang kondusif. Karena tabiat anak suka meniru dan suka

mencoba sendiri sebagai naluri kreativitasnya. Kreatifitas itu hanya akan

tumbuh dalam suasana yang bebas dan merdeka, tidak diwarnai dengan

hal-hal yang mencekam dan penuh ketegangan. Itulah perlunya suasana

rumah tangga yang tenteram dan damai.

Diluar keluarga anak memperoleh kesempatan berinteraksi

sosial. Bentuk masyarakat yang paling mikro adalah keluarga,

sedangkan bentuk makro dari masyarakat adalah Negara. Adapun yang

diamanati oleh masyarakat untuk mengatur kehidupan bermasyarakat,

(28)

16

B. Pengertian Religiusitas

Pengertian Religiusitas berasal kata dari bahasa latin religio, yang

berakar dari kata religare yang berarti mengikat (Ahmad, 1995). Secara

instansial religius menunjuk pada sesuatu yang dirasakan sangat dalam yang

bersentuhan dengan keinginan seseorang, yang butuh ketaatan dan

memberikan imbalan sehingga mengikat seseorang dalam suatu masyarakat

(Ahmad, 1995). Mayer (dalam Kahf, 1995) mengatakan bahwa agama

adalah seperangkat aturan dan kepercayaan yang pasti untuk membimbing

manusia dalam tindakan terhadap Tuhan, orang lain, dan diri sendiri.

Menurut Anshari (1979) walaupun istilah agama sering disamakan dengan

istilah yang lain seperti religi (religion: bahasa Inggris) dan (ad-diin: bahasa

arab), pada dasarnya semua istilah ini sama maknanya dalam terminologi

dan teknis, meskipun masing-masing arti etimologis, riwayat, dan sejarah

sendiri-sendiri. Anshari (1979) mendifinisikan agama, religi, ad-diin

sebagai sistem keyakinan atas adanya yang mutlak di luar diri manusia dan

suatu sistem peribadatan kepada sesuatu yang dianggap mutlak, yaitu Tuhan

yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan, serta sistem norma (kaidah) yang

mengatur hubungan sesama manusia dengan manusia, dan dengan alam

sekitarnya sesuai dan sejalan dengan keyakinan manusia itu sendiri.

Menurut Madjid (1992), religiusitas seseorang adalah tingkah laku

manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan kepada kegaiban atau

alam gaib, yaitu kenyataan-kenyataan supra empiris. Manusia melakukan

(29)

religiusitas meletakan harga dan makna tindakan empirisnya di bawah supra

empiris. Untuk mengukur religiusitas tersebut, kita mengenal tiga dimensi

dalam Islam yaitu aspek akidah (keyakinan), syariah (praktik agama, ritual

formal) dan akhlak (pengamalan dari akidah dan syariah).

Sebagaimana kita ketahui bahwa keberagamaan dalam Islam bukan

hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual saja, tapi juga dalam aktivitas-

aktivitas lainnya. Sebagai sistem yang menyeluruh, Islam mendorong

pemeluknya untuk beragama secara menyeluruh pula; baik dalam berpikir,

bersikap maupun bertindak, harus didasarkan pada prinsip penyerahan diri

dan pengabdian secara total kepada Allah, kapan, dimana dan dalam

keadaan bagaimanapun.

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam

keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.

Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS 2: 208).

Karena itu, hanya konsep yang mampu memberi penjelasan

tentang kemenyeluruhan yang mampu memahami keberagamaan umat

(30)

18

C. Kedisiplinan Shalat Sebagai Metode Pembentukan Karakter

Allah mewajibkan salat kepada umat Muhammad SAW, karena di

dalamnya terdapat makna pengabdian tertinggi seorang hamba kepada

penciptanya. Di dalam salat juga seandainya dilakukan secara ikhlas, tidak

karena semata-mata menjalankan kewajiban, al- musholly akan memperoleh

limpahan cahaya petunjuk dari Allah yang berfungsi menjernihkan hati dan

sebagai petunjuk dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Tidak berlebihan bila penulis menyatakn bahwa salat itu ibadah

yang paling utama dan merupakan mercusuar bagi segala ibadah dan

aktivitas. Tolok ukur kehidupan seseorang dapat dilihat dari kualitas

salatnya, karena ketika seorang muslim melakukan salat sesungguhnya ia

sedang berhadapn dengan Allah, tentunya berhadapan dengan Allah

membutuhkan konsentrasi (khusyu’) dan kedisiplinan. Kedisiplinan dalam

kehidupan sehari-hari memerlukan pembiasaan. Seorang ingin disiplin

waktu ia harus membiasakan diri tepat waktu dalam aktivitasnya. Salat

merupakan ibadah yang mendidik berbagai hal mulai dari kedisiplinan

hingga komitmen terhadap ucapan sikap dan perbuatan. Metode pembiasaan

dalam salat (lima kali dalam satu hari satu malam), selaras dengan metode

pembiasaan yang dikemukakan oleh An-nahlawy. Menurut An-nahlawy

pencapaiaan pendidikan dapat dilakukan dengan membiasakan pengamalan

terhadap apa yang telah diajarkan kepada siswa.

(31)

{(^c. j p . a ljj} ^jj s\

Artinya:

“Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku” (HR.

al-Askary dari Ali r. a).

Bila kita pahami metode-metode yang dikemukakan oleh An-

nahlawy erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah salat. Seperti telah

dijelaskan oleh Allah di dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-23, di dalam nya

terkandung makna bahwa manusia dibekali karakter positif dan negative.

Bentuk karakter yang dimaksud dalam ayat ini ialah yaitu berkeluh kesah

saat susah, kikir saat mendapat nikmat.

Namun, orang yang sholatihim daaimun yaitu orang-orang yang

melaksanakan salat dan terus menerusmengamalkan makna salat dalam

keseharian mereka terhindar dari karakter negative sebagaimaa penjelasan

dalam ayat 21 dan 22 surat Al-Ma’arij. Bila kita tarik dalam sebuah analisis

maka teijadi keselarasan antara metode yang dikemukakan An-nahlawy dan

salat dalam pembentukan karakter positif.

D. Salat

1. Pengertian Salat

Pengertian salat dalam pengertian bahasa arab, ialah “doa

memohon kebajikan dan pujian“ (Abdullah Ali, 1993:35). Sebelum islam,

orang arab memakai kata salat dengan arti demikian. Dan arti itu Terdapat

(32)

20

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiw a bagi mereka,

dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q. S. Al-Taubah

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi

Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan

ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q. S. Al-Ahzab (33): 56).

Adapun pengertian salat secara syar ’i, sebagaimana banyak

dirumuskan para fuqaha (ahli fiqh), ialah “beberapa ucapan dan beberapa

perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam

rangka beribadah kepada Allah SWT, menurut syarat-syarat yang telah

ditentukan” (Abdullah Ali, 1993:35).

Sedangkan ahli haqiqah memberikan pengertian salat dengan

(33)

dalamnya jiwa rasa keagungan kebesaran-Nya dan kesempurnaan

kekuasaan-Nya”.

Sementara itu ahlul ma’rifat mendefinisikan salat dengan

pengertian yang bersentuhan dengan ruh salat yaitu “berharap kepada

Allah SWT, dengan sepenuh jiwa dan khusyu’ di hadapan-Nya dan ikhlas

kepada-Nya serta hadir hati dalam berzikir, berdoa dan memuji”

(Abdullah Ali, 1993:36).

2. Dasar Hukum Salat

Ada beberapa ayat dari Al-Qur’an sebagai dasar hukum salat diantaranya

adalah (Abdullah Ali, 1993:36):

Firman Allah SWT:

Artinya:

“Dan dirikanlah olehmu akan salat dan berikanlah zakat dan ruku’lah

beserta orang-orang yang ruku (Q.S. Al-Baqarah (2): 43).

Artinya:

“Bacalah kitab yang telah aku wahyukan kepadamu dan dirikanlah

olehmu akan salat, karena sesungguhnya salat itu menghalangi kita dari

kejahatan dan dari kemungkaran (pekerjaan yang buruk dan keji) ” (Q.S.

(34)

22

Artinya:

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.

Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu. (Q.S.

Al-Baqarah (2): 238).

Artinya:

Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di

waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila

kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana

biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya

atas orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Nisa’ (4): 103).

3. Faedah Salat

Beberapa faedah dengan mengerjakan salat adalah (Abdullah Ali,

1993:37):

a. Salat dapat mencegah dari perbuatan jahat dan munkar.

Firman Allah SWT:

^ 3^*11

(35)

Artinya:

Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah

dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya

mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari

ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan. (Q.S. Al-Ankabut (29): 45).

b. Salat dapat menghilangkan tabiat keluh kesah dan kikir.

Firman Allah SWT:

lilj

t i!

I

c

-^JL

a

I o| ^

(tS l j»-* *^| |Sj5

Artinya:

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia

mendapat kebaikan ia amat kikir, Kecuali orang-orang yang

mengerjakan shalat, Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,

(Q.S. Al-M a’arij (70): 19-23).

c. Salat dapat dijadikan sarana untuk dzikrullah.

Firman Allah SWT:

0 ^ S I s N j

'J \ y %

u

(36)

24

Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)

selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk

mengingat Aku. (Q.S. Thoha (20): 14).

d. Salat dan sabar dapat menjadi penolong untuk menghasilkan maksud

yang baik.

Firman Allah SWT:

i

j

J

l p

'y13/s-S^

13 *

i <

Artinya:

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya

yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang

khusyu', (Q.S. Al-Baqarah (2): 45).

E. Cara Mengerjakan Salat, Bacaan dan Artinya 1. a. Takbiratul Ihram dan Niat

Firman Allah SWT:

5j l y o l 1 Ij A.j .ajj 4] ahl V ] i j ^ » I L»j

(^5 dM)'i j

Artinya:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan

menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (Q.S.

(37)

Sabda Rosulullah SAW:

. . . p l ^ J b J U pVv u l j

Artinya:

“Sesungguhnya (sahnya) perbuatan itu tergantung kepada niatnya”

(HR. Bukhari-Muslim).

Pada saat hendak mengerjakan salat harus didahului dengan tegak

berdiri menghadap kiblat kemudian bertakbiratul ihram disertai

dengan mengikhlaskan niat karena Allah SWT semata.

Cara Takbiratul al-Ihram:

Mengangkat kedua belah tangannya, sehingga kedua tangannya itu

selempang dengan bahu serta ibu jari dengan telinganya dengan

mengucap “Allahu Akbar”.

b. Bersedekap

Setelah takbiratul ihram dilanjutkan dengan bersedekap. Adapun cara

bersedekap ialah meletakkan tangan kanan pada punggung telapak

tangan kiri di atas dada.

(38)

26

Artinya:

“Ya Allah, jauhkanlah antaraku dan antara segala kesalahanku,

sebagaimana Engkau jauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah,

bersihkanlah aku dari kesalahanku sebagaimana dibersihkannya pakaian

putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah segala kesalahanku dengan air, salju

dan air hujan beku(diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Abu

Hurairah).

Atau

Artinya:

“Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah, puji yang banyak dan maha

suci Allah pada pagi dan petang. Sesungguhnya aku menghadap mukaku

pada dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan kecondongan hati

serta menyerah dan tidaklah aku dari golongan orang-orang musyrikin.

Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku bagi Allah seru

Sekalian alam tidak ada sekutu baginya, demikian itulah aku

(39)

3. Membaca Al-Ta ’awudz dan Al-Fatihah

Sesudah berdoa iftitah bacalah Al-Ta ’aw udz:

f

Artinya:

"Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetanyang terkutuk”.

Kemudian membaca surat Al-Fatihah :

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang, Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang, Yang menguasai di hari Pembalasan, Hanya

Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami

meminta pertolongan, Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan

orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan

(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

(40)

28

4. Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an

Artinya:

Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah,

dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan

kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah,

untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Cara ruku’ ialah mengangkat kedua belah tangan seperti dalam takbir

awal, kemudian membungkuk badan seraya bertakbir kemudian

melapangkan (meratakan) punggung dengan leher dan memegang kedua

lutut dengan dua belah tangan. Kemudian membaca doa dalam ruku ’ :

Artinya:

“Maha suci Tuhanku yang maha agung dan dengan puji - pujiannya ”.

6. I ’tidal (berdiri dari ruku’)

Cara beri’tidal mengangkat kepala dengan mengangkat kedua belah

tangan seperti takbir awal seraya mengucapkan doa :

(41)

Artinya:

“Semoga Allah mendengarkan pada orang yang memuji kepadanya wahai

Tuhan kami dan bagimu segala p u ji”.

dan bila badan sudah berdiri tegak atau lurus membaca d o a :

“Hai Tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi

dan sepenuh apa yang engkau kehendaki pada sesudahnya

Setelah berdiri dari ruku’, lalu sujud dengan bertakbir, dan letakkanlah

terlebih dahulu kedua lutut dan jari kaki di atas tanah, kemudian kedua

tangan, kemudian dahi dan hidung, dengan menghadapkan ujung jari-jari

kaki ke arah kiblat dan merenggangkan tangan dari kedua lambung

dengan mengangkat sikunya.

Dalam sujud ini membaca d o a :

*

*X

j x j

jV *»21

a

5

l

*2L

a

♦ ^ z ' . ✓

Artinya:

7. Sujud

(42)

30

Artinya:

“Maha suci Tuhanku yang maha tinggi dan dengan puji - puji tetap bagi

Tuhan

8. Duduk diantara Dua Sujud

Membaca d o a :

Artinya:

“Wahai Tuhan ampunilah kepadaku dan kasihanilah aku dan cukupilah

kekuranganku, dan angkatlah aku dan berilah Rizki, dan tunjukkanlah aku

dan sehatkanlah aku dan ampunilah aku

9. Tasyahud Awal

Cara bertasyahud awal : duduklah di atas kaki kiri dan tumpukan kaki

kanan serta letakkan kedua tangan di atas kedua lutut julurkan jari-jari

tangan kiri, sedang tangan kanan menggenggam jari kelingking. Lalu

(43)

Artinya:

“Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan

Allah. Semoga keselamatan bagi engkau, ya Nabi Muhammad, beserta

rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi

kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi

bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya. Ya Allah,

limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan kepada

keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan

keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau

telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Yang

Maha Terpuji dan Maha Mulia ”.

10. Tasyahud Akhir

Cara tasyahud akhir ialah seperti pada tasyahud awal, tetapi kaki kiri

dimasukkan dan kaki kanan ditumpuk, serta posisi duduk bertumpu pada

pantatnya. Kemudian berdoa seperti dalam tasyahud awal, tetapi ditambah

(44)

33

F. Batalnya Salat

1. Pengertian Batalnya Salat

Yang dimaksud dengan batalnya salat adalah rusak atau tidak sahnya

salat karena sesuatu sebab syar’i (Abdullah Ali, 1993:79).

2. Hal-hal yang Membatalkan Salat (Abdullah Ali, 1993:80)

a. Bila salah satu dari syarat rukunnya tidak dikeijakan, atau sengaja

ditinggalkan.

b. Terkena najis yang tidak dimaafkan.

c. Berhadas.

d. Terbuka auratnya.

e. Berkata-kata dengan sengaja, walau hanya satu huruf, tetapi yang

memberi pengertian.

f. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan salat.

g. Makan atau minum walau hanya sedikit.

h. Tertawa terbahak-bahak.

i. Membelakangi kiblat dengan sengaja.

j. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan

dengan sengaja.

3. Menuju Sempurnanya Salat

Salat seseorang dikatakan sempurna apabila dalam salat tersebut telah

memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun salat, serta dipandang sah

(45)

Sedangkan syarat-syarat sahnya salat adalah sebagai berikut:

a. Suci badannya dari dua hadats, yaitu hadats besar dan kecil.

b. Bersih badan, pakaian dan tempatnya dari najis.

c. Menutup ‘aurat, bagi laki-laki antara pusat dan lutut dan bagi wanita

seluruh badannya kecuali muka dan dua telapak tangan.

d. Sudah masuk waktu salat.

e. Menghadap kiblat.

Sedangkan syarat-syarat wajib mengerjakan salat adalah :

a. Islam.

b. Suci dari haidh dan nifas.

c. Sampai dakwah islam kepadanya.

d. Berakal.

e. Baligh.

f. Ada pendengaran.

G. Perilaku Kebiasaan Salat

Salat adalah ibadah yang paling utama untuk membuktikan keislaman

seseorang. Untuk mengukur keimanan seseorang, dapat dilihat kerajinan dan

keikhlasan dalam mengerjakan salat.

Islam memandang salat sebagai tiang agama dan intisari islam terletak

pada salat, sebab dalam dalam salat tersimpul seluruh rukun agama. Dalam

salat terdapat ucapan “syahadatain”, kesucian hati terhadap Allah SWT,

(46)

35

Iman dan islam tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Iman yakni

membenarkan dan patuh atau taat mengerjakan segala yang dikehendaki oleh

kepercayaan hati (menjalankan perintah dan menjahui larangan-Nya).

Jelasnya, apabila seseorang mengaku beriman, tetapi ia tidak pernah

mengerjakan salat, maka pengakuannya itu tidak dibenarkan oleh syara’

(Moh. Rifa’i, 1979:83).

Islam sebagai risalah Allah SWT bagi umat manusia tidak akan pernah

habis didakwakan. Bahkan tuntutan amaliyah diniyah yang bersifat ritual dan

rutin pun masih perlu untuk terus disebarluaskan kepada seluruh lapisan umat

islam.

H. Kerangka Teori atau Asumsi

Abu Ahmadi dalam bukunya ilmu penidikan mengutip pendapat Imam

ghozali yang menyatakan bahwa: “Anak adalah suatu amanah tuhan kepada

ibu bapaknya, Anak adalah anggota keluarga, dimana orang tua adalah

pemimpin keluarga, sebagai penanggung jawab atas keselamatan warganya di

dunia dan khususnya diakhirat dari api neraka.”

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan

ajang pertama bagi anak dimana sifat dan kepribadiannya akan tumbuh,

berkembang, dan terbentuk menjadi seseorang yang baik dan buruknya sangat

tergantung dengan bagaimana suatu keluarga menanamkan pendidikan

pertamanya.

Dengan pemahaman yang dimiliki dalam menjalankan ibadah,

diharapkan hubungan antara pengaruh religiusitas lingkungan keluarga

terhadap kedisiplinan ibadah shalat dapat menjadikan peringatan dan

(47)

A. Data Umum

Data umum yang akan diuraikan di sini meliputi : letak geografis, struktur

organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa serta sarana maupun

prasarana yang ada.

1. Letak Geografis

SDN Kumpulrejo 01 didirikan pada tahun 1975 dan terletak

ditepi jalan yang merupakan perlintasan jalan antara kecamatan

Sidomukti dengan Kecamtan Argomulyo. SDN Kumpulrejo 01 yang

saat ini berdiri tegak di atas sebuah bangunan yang beralamat di

Jl. Amarta No. 03 Randuares kumpulrejo Kecamatan Argomulyo, Kota

Salatiga

Adapun batas-batas SDN Kumpulrejo 01 adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Perumahan penduduk

Sebelah timur : Jalan

Sebelah selatan : Perumahan penduduk

Sebelah Barat : Kebun

(48)

37

2. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI SDN KUMPULREJO 01

Tabel 1. Struktur Organisasi SDN Kumpulrejo 01

3. Keadaan Siswa

Jumlah siswa SDN Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010 adalah

154 orang terdiri dari 86 laki-laki dan 68 perempuan.

Adapun perincian masing-masing kelas sebagai berikut:

Kelas I

Jumlah siswa putra : 10 orang

Jumlah siswa putri : 17 orang

Guru kelas : Santi Puji Lestari

Kelas II

Jumlah siswa putra : 14 orang

Jumlah siswa putri : 11 orang

(49)

Kelas III

Jumlah siswa putra : 15 orang

Jumlah siswa putri : 8 orang

Guru kelas : Sri Muryanti

Kelas IV

Jumlah siswa putra : 10 orang

Jumlah siswa putri : 19 orang

Guru kelas : Sri Winarsih

Kelas V

Jumlah siswa putra : 14 orang

Jumlah siswa putri : 12 orang

Guru kelas : Suwarsono

Kelas VI

Jumlah siswa putra : 13 orang

Jumlah siswa putri : 10 orang

Guru kelas : Sujio

(50)

39

Tabel 2. Data jumlah siswa dan guru kelas SDN Kumpulrejo 01

Data Jumlah Siswa dan Guru Kelas SDN Kumpulrejo 01

No Kelas Siswa Guru kelas

L P Jumlah

1 I 10 17 27 Santi Puji Lestari

2 II 14 11 25 Sri Rahayu

1. Pendidikan Agama Islam : Abdur Rahman

2. Agama Katolik : Lukas Kirmadi

3. Agama Kristen : SriBudiyani

4. Olah raga : Jumanto

4. Sarana dan Prasarana SDN Kumpulrejo 01

a. Ruang kantor kepala sekolah

Ruang kantor ini terdapat ruang tamu yang tergabung dengan ruang

kepala sekolah.

b. Ruang guru

c. Ruang kelas

(51)

e. Ruang Komputer n/ N

f. Perpustakaan

g. Musholla

h. Laboratorium IPA

i. Koperasi

Tabel. 3. Data Bangunan Halaman dan Kebun

Data Bangunan Halaman dan Kebun

Nama Jumlah Ruang Luas Gedung sekolah 4 6 1950 m1

Kantor kepsek 1 1 18 m2

Rumah kepsek - -

-Rumah guru - -

-Rumah penjaga 1 2 21 m2

Kamar kecil/WC 1 5 27 m2

Kamar UKS 1 1 15 m2

Perpustakaan 1 1 60 m2

Musholla 1 1 25 m2

Lab. IPA 1 1 12 m2

Ruang Komputer 1 1 36 m2

5. Daftar Nama Siswa Yang Beragama Islam SDN Kumpulrejo 01

Data siswa yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 tahun

(52)

42

25 Tomy Ardiansyah L

26 Agil Cahyaningrum P

27 Adilla Puspita Ningrum P

28 Fanny Nugroho L

29 Yulina Tri Kristyani P

30 Supriyadi P

31 Dwi Agustyan Naftalia L

32 Agus Dwi Santoso L

33 Adi Pumomo L

34 Antoni Setyawan L

35 Agnes Wijayanti P

36 Budi Santoso L

37 Bayu Dwi Haryanto L

38 Eko Purwanti P

39 Hermanto Dimas Pratama L

40 Muhammad Irfan Maulana L

41 Muhammad Abi A L

42 Nurhidayat L

43 Wisnu Sulistyo L

44 Aldo Tri Kusuma L

45 Eko Bagus Putra L

(53)

54 Rifatin Kusumawati P

55 Rita Puspita Sari P

56 Septina Dwi Kristyani P

57 Slamet Supriyadi L

58 Buntang Selamatus P

59 Budi Hermawan L

60 Tri Novianto L

61 Ayu Wulandari P

62 Bagas Aji Pratama L

63 Yasindu Tama L

B. Data Khusus

1. Minat siswa SDN Kumpulrejo 01 khususnya yang beragama islam

dalam mengikuti pelajaran pendidikan agama islam.

Dalam mengetahui minat siswa yang beragama islam SDN

Kumpulrejo 01 secara keseluruhan dalam mengikuti pelajaran

pendidikan agama islam diperoleh dari hasil observasi dan juga melalui

wawancara. Selain itu juga dapat dilihat pada hasil penilaian dari angket

yang disebarkan pada siswa yang beragama Islam SDN Kumpulrejo 01

tahun pelajaran 2009/2010 (lihat lampiran).

2. Hasil penilaian test pada siswa yang beragama Islam SDN Kumpulrejo

01

Perolehan hasil penilaian test pada yang beragama Islam SDN

Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010 dapat dilihat pada tabel 5 di

(54)

44

Tabel 5. Hasil Penilaian Test

HASIL PENILAIAN TEST

SISWA YANG BERAGAMA ISLAM SDN KUMPULREJO 01 TAHUN AJARAN 2009/2010

NO NAMA SISWA Nilai

1 Rindyani Anaswari 81

2 Alexandro Juan R 77

3 Danny Dadang S 63

4 Dicki Nugroho 68

5 Endra Putra Bangsawan 57

6 Ilham Risky Ardi S 83

7 Muhammad Indriyanto 89

8 Nova Linda Divani 88

9 Novita Ratis R 81

10 Risma Candrika D 75

11 Septi Oktaviani 62

12 Aprilia Prisca Linda 73

13 Dennyi Arman 60

14 Rara Norela S 77

15 Alhamdan Delle Alphi G 80

16 Alfiah Ade Pramesti 96

17 Annisa Kumiawati 90

18 Dewi Putri Santika 85

19 Fahrizal Anggara P 71

20 Lilis Risky Rahmawati 89

21 Nanda Bayu Leksono 72

22 Adib Fajrian 68

(55)

24 Mai Dwi Nanda Yogi 60

25 Tomy Ardiansyah 60

26 Agil Cahyaningrum 81

27 Adilla Puspita Ningrum 77

28 Fanny Nugroho 60

29 Yulina Tri Kristyani 93

30 Supriyadi 60

31 Dwi Agustyan Naftalia 60

32 Agus Dwi Santoso 66

33 Adi Pumomo 60

34 Antoni Setyawan 60

35 Agnes Wijayanti 79

36 Budi Santoso 73

37 Bayu Dwi Haryanto 69

38 Eko Purwanti 88

39 Hermanto Dimas Pratama 62

40 Muhammad Irfan Maulana 66

41 Muhammad Abi A 76

42 Nurhidayat 62

43 Wisnu Sulistyo 69

44 Aldo Tri Kusuma 60

45 Eko Bagus Putra 60

46 Angga Susanto 62

(56)

46

53 Muhammad Rifai 84

54 Rifatin Kusumawati 60

55 Rita Puspita Sari 87

56 Septina Dwi Kristyani 82

57 Slamet Supriyadi 76

58 Buntang Selamatus 69

59 Budi Hermawan 80

60 Tri Novianto 80

61 Ayu Wulandari 71

62 Bagas Aji Pratama 72

(57)

Storing Hasi, A n g ta Tentang R eligiuste Lingkungan ^

SVN Kumpulrejo 01

No Responden

---Frekuensi Jawa ha n

A B c

1. Mengetahui religiusitas lingkungan keluarga siswa SD Kumpulrejo 01

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

2. Mengetahui kedisiplinan ibadah shalat siswa SD Kumpulrejo 01 Kecamatan

Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

3. Mengetahui sejauh mana korelasi antara pengaruh religiusitas lingkungan

keluarga terhadap kedisiplinan ibadah shalat siswa SD Kumpulrejo 01

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

Oleh karena itu untuk mengetahui dari ketiga poin tentang tujuan

penelitian tersebut penulis menggunakan analisis statistik.

A. Analisa Data Pengaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga

Analisis data ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh religiusitas

lingkungan keluarga, yang di peroleh dari penyebaran angket yang terdiri dari

10 item, adapun hasil angket tentang pengaruh religiusitas lingkungan

keluarga adalah sebagai berikut:

(58)

55

B. Analisa Data Kedisiplinan Ibadah Salat

Dalam tahap ini penulis juga menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencari skor masing-masing responden dengan cara memberi nilai 3

untuk jawaban yang berkode a, memberi nilai 2 untuk jawaban yang

berkode b dan memberi nilai 1 untuk jawaban yang berkode c.

Hasil perhitungan pada masing-masing jawaban responden dapat dilihat

dalam tabel 9 di bawah in i:

Tabel 9. Skoring Hasil Angket Kedisiplinan Ibadah Salat

Skoring Hasil Angket Kedisiplinan Ibadah Salat Pada Siswa Yang Beragama Islam SDN Kumpulrejo 01

(59)
(60)

57

2. Menentukan lebar interval nilai

Caranya adalah sebagai berikut:

a. Mencari nilai tertinggi (Ba), yaitu 28

b. Mencari Nilai terendah (Bb), yaitu 18

c. Menetapkan jumlah interval, yaitu (tinggi, sedang, dan rendah).

(61)

(B a -B b) + 1

Jumlahlnterval

(29-18)+! 3

3. Mengklasifikasikan nilai angket kedisiplinan ibadah salat dengan

berpedoman pada lebar interval dalam tiga tingkatan kategori, yaitu:

Nilai 2 6 -2 9 masuk kategori tinggi ( A )

Nilai 2 2 -2 5 masuk kategori sedang ( B )

Nilai 18-21 masuk kategori rendah ( C )

Hasil secara rinci dapat dilihat dalam tabel 10 di bawah in i:

Tabel 10. Klasifikasi Nilai Hasil Angket Kedisiplinan Ibadah Salat

Klasifikasi Nilai Hasil Angket Kedisiplinan Ibadah Salat Pada Siswa Yang Beragama Islam SDN Kumpulrejo 01

No

Responden Nilai Nominasi

1 24 B

2 24 B

3 23 B

4 26 A

5 20 C

6 23 B

(62)
(63)
(64)

61

4. Mencari banyaknya individu dalam tiga tingkatan kategori

Tiga tingkatan kategori yang dimaksud adalah :

a. Tingkat tinggi ( A )

b. Tingkat sedang ( B )

c. Tingkat rendah ( C )

setelah diadakan perhitungan komparasi frekuensinya maka dihasilkan

data pada tabel 11 di bawah ini, sebagai berikut:

Tabel 11. Komparasi Frekuensi Nominasi Hasil Angket Kedisiplinan Salat

Komparasi Frekuensi Nominasi Hasil Angket Kedisiplinan Salat Pada Siswa Yang Beragama Islam SDN Kumpulrejo 01

No Tingkatan Kategori

Interval

Nilai Frekuensi Persen (%)

1 Tinggi ( A ) 2 6 - 2 9 19 30.16

2 Sedang ( B ) 2 2 - 25 29 46.03

3 Rendah ( C ) 1 8 - 2 1 15 23.81

Jumlah 63 100

Sesuai dengan hasil perhitungan yang tersaji dalam tabel di atas, kondisi

kedisiplinan ibadah salat dan perilaku kebiasaan salat sehari-hari dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kedisiplinan ibadah salat dan perilaku kebiasaan salat pada siswa

yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010

yang masuk kategori tinggi sebanyak 19 orang dengan frekuensi

(65)

2. Kedisiplinan ibadah salat dan perilaku kebiasaan salat pada siswa

yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010

yang masuk kategori sedang sebanyak 29 orang dengan frekuensi

46,29 %.

3. Kedisiplinan ibadah salat dan perilaku kebiasaan salat pada siswa

yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010

yang masuk kategori rendah sebanyak 15 orang dengan frekuensi

23,81 %.

Dengan demikian dari keseluruhan sampel yang diambil yang paling banyak

nilainya adalah kategori sedang, untuk kategori rendah dan tinggi dengan

perbedaan nilai yang tidak berbeda jauh dengan kategori sedang. Dengan kata

lain mayoritas siswa yang dijadikan sampel penelitian mempunyai hubungan

antara pengaruh religiusitas lingkungan keluarga dengan kedisiplinan ibadah

salat yang baik.

C. Analisa Data Hubungan Antara Pengaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga Dengan kedisiplinan ibadah Salat

Untuk menganalisis data yang dihasilkan dengan pengaruh religiusitas

lingkungan keluarga sebagai variabel terikat (x) sedangkan kedisiplinan

ibadah salat sebagai variabel bebas (y) dengan menggunakan rumus product

(66)

63

R.

xy

p T S ju T S

Keterangan:

Rxy : Nilai korelasi

X : Nilai penguasaan bacaan salat

Y : Nilai perilaku kebiasaan salat

X2 : Jumlah kuadrat x

Y2 : Jumlah kuadrat y

N : Jumlah responden

Tabel 12. Variasi Nilai Variabel

Tabel Variasi Nilai Variabel

(67)
(68)

65

Jumlah 1677 1498 45039 36164 40207

Keterangan

X = 1677

(69)

(ZX) 2 = 45039 7(45039 - 44640,14}{36164 - 35619,11}

(70)

67

D. Interpretasi Data

Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi

product moment dan hasil dari perhitungan telah diketahui tersebut, maka

perlu dilakukan tes signifikansi yaitu dengan dikonsultasikan pada tabel r

prouct monent.

Pada tabel r product moment, dengan N = 63 diperoleh nilai r pada

taraf signifikansi 5 % sebesar 0,281 dan pada taraf signifikansi 1 % sebesar

0,364. Sebelum penulis membuat kesimpulan perlu kiranya diketahui kriteria

sebagai berikut:

- rxy < r tabel atau r product moment, maka Ha alternatif diterima.

Db = N - 2

= 6 3 - 2

= 61

- % > r tabel atau r product moment, maka hipotesisi nihil atau Ho ditolak.

Keterangan:

Hipotesis nihil berbunyi tidak ada hubungan antara dua variabel, yaitu

(variabel pengaruh) religiusitas lingkungan keluarga dengan (variabel

terpengaruh) kedisiplinan ibadah salat siswa. Kaitan r0 > rt terhadap

hipotesis ini adalah bahwa kedua variabel tersebut terdapat hubungan

yang meyakinkan atau signifikan yang artinya “nyata” (berarti)

maksudnya hubungan yang terjadi dapat diberlakukan untuk populasi.

Dengan demikian setelah mengetahui kriteria pengujian dan mengacu

(71)

Jadi, dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara religiusitas lingkungan keluarga dengan

kedisiplinan ibadah salat siswa di SDN Kumpulrejo 01, sehingga hipotesis

yang penulis kemukakan yang berbunyi bahwa ada hubungan positif antara

antara pengaruh religiusitas lingkungan keluarga dengan kedisiplinan ibadah

salat siswa SDN Kumpulrejo 01, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun

Pelajaran 2009 / 2010 dapat diterima kebenarannya atau dengan kata lain

semakin tinggi religiusitas lingkungan keluarga, maka semakin tinggi pula

kedisiplinan ibadah salat yang dimiliki oleh siswa / siswi SDN Kumpulrejo

01, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

Hasil analisis korelasi hal tersebut diatas menunjukkan adanya indikasi

pengaruh religiusitas lingkungan keluarga terhadap kedisiplinan ibadah salat

(72)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari variabel pengaruh (religiusitas lingkungan keluarga) dapat

diketahui hasil penelitian sebagai berikut:

1. Religiusitas lingkungan keluarga pada siswa yang bergama islam SDN

Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010 yang masuk kategori tinggi

sebanyak 36 orang dengan frekuensi 57,14 %, sedangkan yang masuk

kategori sedang sebanyak 22 orang dengan frekuensi 34,92 % dan untuk

kategori rendah sebanyak 5 orang dengan frekuensi 7,94 %.

2. Dari keseluruhan sampel yang diambil untuk religiusitas lingkungan yang

paling banyak nilainya adalah kategori tinggi, untuk kategori rendah dan

sedang dengan perbedaan nilai yang cukup jauh dengan kategori tinggi.

Dengan kata lain mayoritas siswa yang dijadikan sampel penelitian

mempunyai religiusitas lingkungan yang tinggi.

3. Kedisiplinan ibadah salat, siswa yang mempunyai nilai tinggi sebanyak 19

orang atau sebasar 30,16 %. Sedangkan untuk siswa yang mempunyai

nilai sedang sebanyak 29 orang atau sebesar 46,03 % dan siswa yang

mempunyai nilai rendah sebanyak 15 orang atau sebesar 23,81 % .

(73)

4. Dari keseluruhan sampel untuk kedisiplinan ibadah salat yang diambil

paling banyak nilai adalah kategori tinggi. Dengan kata lain mayoritas

siswa yang dijadikan sampel penelitian mempunyai tingkat kediplinan

tinggi dalam menjalankan ibadah salat.

5. Analisis data yang di dapat dari rumus product moment menujukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y

pada siswa SDN Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga

Tahun Pelajaran 2009/2010, yang artinya ada hubungan positif antara

religiusitas lingkungan keluarga dengan kedisiplinan ibadah salat siswa

SDN Kumpulrejo 01. Hal ini terbukti rxy lebih besar dari r tabel r

(product moment)yang diketahui bahwa r hitung (0,711) lebih besar dari

pada r tabel baik 5 % (0,281) maupun 1 % (0,364). Dengan demikian h0

ditolak dan hipotesis (ha) diterima. Jadi, ada hubungan positif antara

pengaruh religiusitas lingkungan keluarga dengan kedisiplinan ibadah

salat pada siswa yang bergama islam SDN Kumpulrejo 01. Dengan kata

lain semakin tinggi religiusitas lingkungan keluarga, maka semakin baik

kedisiplinan ibadah salat siswa dalam mengerjakan salat. Dapat pula

dikatakan adanya indikasi pengaruh religiusitas lingkungan keluarga

Gambar

Tabel 1. Struktur Organisasi SDN Kumpulrejo 01
Tabel 2. Data jumlah siswa dan guru kelas SDN Kumpulrejo 01
Tabel. 3. Data Bangunan Halaman dan Kebun
Tabel 5. Hasil Penilaian Test
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari sisi analisis proportional shift atau pendekan pertumbuhan sektoral terdapat 12 sektro ekonomi yang memiliki pertumbuhan cepat yakni Sekor Pengadaan Listrik dan Gas,

Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Melipat dan Tempel (Litem) pada Kelompok B1 TK Pertiwi Desa Sambirata Kecamatan

Henry Subiakto, Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi (hal. Jakarta: kencana prenada media grup. Kritik Budaya Komunikasi: Budaya, media, dan gaya hidup dalam proses

untuk menampilkan data file yang sedang aktif dalam bentuk baris dan kolom dengan nama field tertentu..

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang ... Rumusan Masalah ... Batasan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Penelitian Terdahulu ... Kajian Pustaka ...

Budaya organisasi merupakan suatu faktor penting yang dapat. menunjang keberhasilan suatu perusahaan, karena budaya

• PNA berpendapat bahwa kewenangan Pemerintah Pusat di luar dari enam sektor yang disebutkan dalam Nota Kesepahaman seharusnya tidak diatur dengan Peraturan Pemerintah

Oleh karena itu, selain narkotika dan psikotropika, yang termasuk napza adalah juga obat, bahan atau zat, yang tidak diatur dalam undang-undang, tetapi menimbulkan..