»
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
A B D U R R A H M A N
NIM: 11408027
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
8. Apakah kamu ikut shalat tarawih?
A. Ya, selalu
B. Kadang-kadang
C. Tidak pernah
9. Bagaimana kalau kamu belum shalat pada waktu menjelang?
A. Diingatkan
B. Di perintah
C. Di diamkan
10. Apakah shalatmu lima kali sehari semalam?
A. Ya, selalu
B. Kadang-kadang
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 324433 Salatiga 50721
Website : w w w.siamsalatiga.ac. i d Email admmisirasr&'stainsalatiga.ac.iu
Drs. Djoko Sutopo
Dosen STAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eks
Hal : Naskah skripsi
Saudara Abdur Rahman
Kepada
Yth, Ketua STAIN Salatiga
Di
Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami teliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan
naskah skripsi saudara:
Nama : Abdur Rahman
NIM : 11408027
Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Isalam
Judul : PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA
TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT SISWA
SDN KUMPULREJO 01 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA
SALATIGA TAHUN 2009-2010
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera di munaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 18 Agustus 2010
Pembimbing
ii
P E N G E SA H A N K E L U L U S A N
Skripsi saudara Abdur Rahman dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408027 yang berjudul:
’’PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP
KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI SISWA SD KUMPULREJO 01 TAHUN 2010” telah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah
diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Islam (S.Pd.I)
Panitia Sidang,
Salatiga, 25 September 2010
Ketua Sekretaris
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 324433 Salatiga 50721 Website: http: •/wwvv.stainsalatiga.ac.id E-mail :administrasi@stainsalatiga.ac.id
S U R A T P E R N Y A T A A N K E A S L IA N T U L IS A N
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang
munaqasah skripsi.
Demikian surat pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh penulis untuk
dapat dimaklumi.
Salatiga, Agustus 2010
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (keteladanan) hari
qiyamat dan dia banyak menyebut Allah. ”
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini ^upersemBah^an untuBj
• (
Bapa^dan iSufiu tercinta
• %ptuargaf{u istri dan anaf^anab&u
• Cucuku tercinta
• SeCuruh ^eCuarga 6esar%u
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
dengan limpahan taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga Terhadap
Kedisiplinan Ibadah Shalat Bagi Siswa SD Kumpulrejo 01 Tahun 2010.
Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita
yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh umat
islam yang taat kepadanya.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Tarbiyah
Jurusan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari hambatan dan
rintangan, terkadang harus berhenti sebentar karena membutuhkan pemikiran
analisa yang matang untuk menentukan langkah dan strategi yang tepat agar
penelitian berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Penulis mensyukuri sepenuhnya bahwa terselesainya skripsi ini bukan
semata-mata usaha penulis, namun melalui bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu perkenenkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku Dosen Pembimbing
2. Ibu Kepala Sekolah SDN Kumpulrejo 01 beserta jajarannya yang telah
membantu dan mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian guna
mendapatkan data dalam penyusunan skripsi ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dari awal sampai skripsi ini tersusun
dengan baik.
Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, Agustus 2010
Penulis
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR I S I ... ix
B A B I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Hipotesis... 5
F. Metode Penelitian... 6
G. Sistematika Penulisan... 11
BA BU LANDASANTEORI A. Orang Tua atau Keluraga... 12
B. Pengertian Religiusitas... 16
C. Kedisiplinan salat sebagai metode pembentukan karakter... 18
D. Salat... 19
E. Cara Mengerjakan Salat, Bacaan dan Artinya... 24
F. Batalnya Salat... 33
G. Perilaku Kebiasaan Salat... 34
H. Kerangka Teori atau Asumsi... 35
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Data Umum... 36
B. Data Khusus... 43
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisa Data Pegaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga... 47
B. Analisa Data Kedisiplinan Ibadah Salat... 55
C. Analisa Data Hubungan Antara Pegaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga Dengan Kedisiplinan Ibadah Salat... 62
D Interpretasi Data... 67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 69
B. Saran... 71
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN
A. Latar Belakang Masalah
Peran keluarga dalam pendidikan anak sejak masa bayi hingga usia
sekolah dimulai dari lingkungan tempat tinggal, yaitu keluarga, maka tak
mengherankan jika Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang
dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga sejak
dari bangun tidur hingga saat akan tidur kembali. Anak-anak menerima
pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarganya (Gilbert Highest 1981-
78) (DR. Jalaludin, 1992 : 201).
Bayi yang baru lahir merupakan makhluk yang tidak berdaya, namun
dia dibekali oleh berbagai kemampuan yang bersifat dua aspek yang
kontradiktif. Di satu pihak bayi berada dalam posisi tanpa daya, sedangkan di
pihak lain bayi memilki kemampuan untuk berkembang (eksploratif). Tetapi
menurut Walter Houston Chork, perkembangan bayi tak mungkin dapat
berkembang secara normal tanpa adanya intervensi dari luar, walaupun secara
alami dia memiliki potensi bawaan (DR. Jalaludin, 1992 : 201). Seandainya
bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya hanya diharapkan menjadi
manusia normal sekalipun, maka ia masih memerlukan berbagai persyaratan
tertentu serta pemeliharaan yang berkesinambungan (Walter Houston Chork :
2). Pendapat ini menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dan pengawasan yang
teratur, bayi akan kehilangan kesempatan untuk berkembang secara normal,
2
walaupun ia memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang serta potensi-
potensi lainnya.
Pendidikan islam disini diartikan sebagai upaya sadar yang
dilakukan oleh orang tua / keluarga yang memiliki tanggung jawab terhadap
pembinaan, bimbingan, pengembangan serta pengarahan potensi yang dimiliki
anak agar mereka dapat berfungsi dan berperan sebagaimana hakekat
kejadiannya. Jadi dalam pengertian ini pendidikan islam tidak dibatasi oleh
institusi (kelembagaan) ataupun pada lapangan pendidikan tertentu.
Pendidikan islam diartikan dalam ruang lingkup yang luas. Adapun yang
bertanggung jawab dalam pengertian ini adalah orang tua. Sedangkan para
guru atau pendidik lainnya adalah merupakan perpanjangan tangan dari orang
tua. Maksudnya tepat tidaknya para guru atau pendidik yang dipilih orang
untuk mendidik anak mereka sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua.
Pendidikan meletakkan dasarnya adalah pada rumah tangga. Seiring dengan
tanggung jawab itu, maka para orang tua dan para guru dalam pendidikan
islam berfungsi dan berperan sebagai pembina, pembimbing, pengembang
serta pengarah potensi yang dimiliki anak agar mereka menjadi pengabdi
Allah yang taat dan setia sesuai dengan hakekat penciptaan manusia.
Untuk mewujudkan kepribadian anak yang menjadi dambaan setiap
orang. Pendidikan agama perlu dilaksanakan secara intensif di dalam keluarga.
Karena pendidikan agama dalam keluarga akan membentuk manusia yang
berakhlak. Dengan Akhlak akan mensetabilkan dalam mengharmoniskan
terjadi dengan sendirinya melainkan hasil bentukan dari orang tua, lingkungan
dan transmisi dakwah.
Selain dalam pelaksanaannya aktifitas pendidikan seperti itu
diterapkan sejak usia bayi dalam buaian hingga akhir seperti tertera dalam
sabda Rasul SAW :
-Jj j o j Aaic. J IS J c
-Ail J|.^> n j ' Ajldl JQJ dl S ^ Iaall ^ a J S l
4 \\ LllS /N < * »»Va|
Artinya:
Dari abu hurairah RA, berkata: bersabda nabi SAW Setiap anak dilahirkan
dalam keadaan islam, kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia
yahudi, nasrani/Majusi.
Fenomena kehidupan dewasa saat ini menunjukkan mulai
memudarnya kedisiplinan ibadah salat pada diri anak-anak yang seharusnya
menjadi kebanggaan bagi para orang tua. Khususnya di lingkungan sekitar
SDN Kumpulrejo 01 yang mayoritas penduduknya beragama non muslim
(nasrani) dan para orang tua yang secara agama masih lemah atau kurang
sehingga secara tidak langsung hal ini mempengaruhi terhadap kedisiplinan
ibadah shalat. Islam memandang bahwa keluarga adalah pusat pendidikan
yang pertama dan utama, dari sinilah anak mulai dikenalkan dengan agama,
moral, serta bagaimana menjalankan perintah agama terutama dalam ibadah
4
berpengaruh dalam pembentukan sikap dan akhlak pada putra-putrinya,
sebagai orang tua perlu sekali mendahulukan pendidikan agama dalam
keluarga.
Atas dasar permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengadakan
penelitian tentang judul : PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN
KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI
SISWA SDN KUMPULREJO 01 TAHUN 2010.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada masalah tersebut maka dapat dirumuskan pokok
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana religiusitas lingkungan keluarga siswa SD Kumpulrejo 01
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.
2. Bagaimana kedisiplinan ibadah shalat siswa SD Kumpulrejo 01
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.
3. Adakah pengaruh antara religiusitas keluarga terhadap kedisiplinan ibadah
shalat siswa SD Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
tahun 2009-2010.
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pokok rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui religiusitas lingkungan keluarga siswa SDN Kumpulrejo 01
2. Mengetahui kedisiplinan ibadah shalat siswa SDN Kumpulrejo 01
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.
3. Mengetahui sejauh mana korelasi antara pengaruh religiusitas lingkungan
keluarga terhadap kedisiplinan ibadah shalat siswa SDN Kumpulrejo 01
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis diharapkan mampu meningkatkan religiusitas keluarga
dalam menjalankan perintah agama
2. Sebagai masukan yang berharga untuk penulis keterlibatan keluarga
dengan siswa.
3. Sebagai praktisi pendidikan khususnya guru agama islam dapat
mengambil hasil penelitian sebagai bahan perbandingan dalam
mengembangkan dan menanamkan kedisiplinan ibadah shalat
sebagaimana yang diinginkan.
E. Hipotesis
Sebagai arahan sementara penulis menganggap perlunya
mengemukakan hipotesis agar data dan informasi yang penulis paparkan
6
Suharsimi Arikunto, memberikan pengertian bahwa hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti data yang
terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1999 : 143).
Hipotesis yang penulis sampaikan pada penelitian ini adalah ada
tidaknya pengaruh religiusitas keluarga terhadap kedisiplinan ibadah shalat
siswa yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam pendekatannya adalah dengan
pendekatan kuantitatif sedangkan jenis penelitiannya adalah korelasional
1. Metode Penentuan Subyek
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang hendak diteliti.
Dengan pendapat ini dapat disimpulkan populasi adalah seluruh
individu yang diambil dari populasi atau dapat dikatakan obyek yang
sesungguhnya. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi SDN Kumpulrejo 01 tahun 2009-2010 yang beragama
islam sejumlah 63 anak.
b. Sampel
Sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel peneliti
100, maka sebaiknya diambil semua sehingga penelitian merupakan
penelitian polulasi.
c. Teknik Sampling
Sampling adalah cara untuk mengumpulkan sampel. Teknik
sampel ini menggunakan teknik sampel penuh. Dengan demikian dari
keseluruhan siswa SDN Kumpulrejo 01 kelas I sampai dengan kelas
VI yang beragama islam.
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu pengaruh religiusitas
lingkungan keluarga sebagai variabel independen atau variabel yang
diketahui dan kedisiplinan ibadah shalat di sekolah sebagai variabel
dependen atau variabel yang belum diketahui. Variabel disini diartikan
sebagai sesuatu yang dapat berubah-ubah (Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, 2008 : 855), sedangkan variabel penelitian disini yang
dimaksud adalah untuk memprediksi atau meramalkan nilai dari satu
variabel dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui
3. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang
berbeda dengan apa yang dimaksud penulis dalam judul penelitian ini,
perlu penulis ungkapkan penjelasan dari beberapa pokok maupun kata-
kata yang menjadi variabel dalam penelitian ini.
a. Pengaruh, yang dimaksud dengan kata pengaruh adalah daya yang ada
8
kepercayaan atau perbuatan seseorang (Departemen Pendidikan
Nasional, 2020 : 894).
b. Religiusitas maksudnya adalah pengabdian terhadap agama ; kesalehan
(Departemen Pendidikan Nasional, 2020 : 944).
c. Kedisiplinan mengandung arti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
(tata tertib dsb) (Departemen Pendidikan Nasional, 2020 : 268).
Kedisiplinan disini adalah ketaatan (kepatuhan) dalam melaksanakan
ibadah shalat.
Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana dan melengkapi
pengertian dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini dapat
dilihat dari indikator sebagai berikut:
a. Religiusitas lingkungan keluarga
1. Menjalankan shalat secara rutin
2. Melaksanakan shalat berjamaah dilingkungan keluarga
3. Melaksanakan pengajian dalam keluarga
4. Tadarus al-quran di lingkungan keluarga
5. Saling hormat-menghormati
b. Kedisiplinan ibadah shalat dirumah
1. Mengikuti kegiatan shalat di sekolah
2. Hafal bacaan shalat
3. Menjalankan shalat dengan benar gerakan dan bacaannya
4. Menjalankan shalat tepat waktu
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data menggunakan
fie ld research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan penelitian
langsung terjun ke kancah penelitian atau di tempat fenomena terjadi.
Untuk mendapatkan data yang akurat dapat ditempuh dengan
teknik-teknik tertentu. Sedangkan yang terpenting adalah research. Metode
pengumpulan data yang penulis pilih adalah sebagai berikut:
a. Metode Angket
Metode angket adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
tertulis pada seseorang yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti tenatng pribadinya. Teknik ini penulis
gunakan untuk mengumpulkan data tentang kondisi religiusitas
lingkungan keluarga dan kedisiplinan ibadah siswa di sekolah.
Angket tersebut harus dijawab oleh siswa dengan memilih
option yang ditentukan.
b. Metode Interview
Cara lain untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah
dengan bahasa lisan atau wawancara, sebagaimana dikemukakan
Suharsimi Arikunto ” interview adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Suharsimi Arikunto, 1999 : 145) . Metode ini digunakan untuk
10
global latar belakang siswa SDN Kumpulrejo 01 Salatiga
tahun 2009 - 2010.
c. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang lokasi sekolah dan pada saat pengisian
angket.
d. Metode Test
Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan dan
pemahaman bacaan dan gerakan shalat pada siswa SDN Kumpulrejo
01 Salatiga tahun 2009-2010
5. Metode Analisa data
Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa penelitian ini tergolong
kuantitatif, maka data yang telah terkumpul diolah dan dikuantitatifkan
dengan menggunakan statistik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
Rxy : Nilai korelasi
X : Nilai religiusitas lingkungan keluarga
X2 : Jumlah kuadrat x
Y2 : Jumlah kuadrat y
N : Jumlah responden
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi, maka penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
B abi : Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri atas : Latar belakang masalah, Rumusan
masalah, Tujuan penelitian, Hipotesis, Metodologi penelitan dan
Sistematika penulisan
Bab II : Landasan Teori
Pada bab ini membahas tentang peranan keluarga terutama orang
tua dalam pendidikan anak dan pengertian shalat dan hal-hal
yang berhubungan dengan lingkungan agama
Bab III : Laporan Penelitian
Pada bab ini terdiri dari sejarah berdirinya SD Kumpulrejo 01,
keadaan guru, keadaan murid, keadaan karyawan, sarana dan
prasarana, daftar data responden dan penyajian data
Bab IV : Analisa Data
Dalam bab ini meliputi analisa pendahuluan, analisa kedua dan
analisa ketiga Interpretasi Data
Bab V : Penutup
BAB II LANDASAN TEORI
A. Orang Tua atau Keluarga
1. Anak sebagai amanah
Anak sebagai dambaan setiap orang tua, di satu sisi merupakan
anugerah Allah tetapi, di sisi lain merupakan amanah. Orang tua
diminta Pertanggungjawaban, apakah anak-anaknya mampu mengemban
peran, tugas dan tujuan hidup seperti tersebut diatas. Dalam hal ini
apakah orang tua dapat menghadirkan manusia yang berkualitas, dengan
ciri-ciri iman dan taqwa, berbudi luhur dan seterusnya sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional
Peringatan Allah dalam hal ini begitu tegas :
A j i Ja. $ . & [ > ■ y a IjSjJ jJ ^ y i S d J j
I J u J u L , \ j ij j i l l j V j i i
Artinya:
Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.
Dengan konsep amanah ini kita tidak boleh terlalu bangga
dengan anak - anak kita karena kita dalam ujian, yang lulus tidaknya
masih dipertanyakan. Kiranya sikap yang paling utama ialah bersyukur
kepada Allah. Untuk mewujudkan rasa syukur sehubungan dengan
anugerah anak ialah berusaha mengasuh, memelihara, dan
membimbingnya dengan ikhlas dan sungguh - sungguh. Keikhlasan dan
kesungguhan dalam melaksanakan usaha itu termasuk ibadah. Dan
keberhasilan dalam mengasuh anak merupakan prestasi besar yang nilai
gunanya abadi, baik di dunia maupun akhirat.
2. Peran Keluarga
Suatu keluarga diawali dari suami istri, kemudian lahir anak-
anak mereka. Itulah keluarga inti tempat berinteraksi yang pertama kali
bagi setiap anak, di situlah berkembang individu dan disitu pula tahap-
tahap awal proses pembentukan kepribadian anak melalui internalisasi
nilai-nilai yang terpantul dari emosi, minat, sikap dan perilaku orang
tuanya. Ketenangan, kedamaian dan keharmonisan keluarga sangat
menentukan terciptanya suatu pendidikan anak-anak.
Begiu pentingnya keluarga sebagai pusat pembentukan dan
peletakan dasar-dasar pembentukan kepribadian anak dengan
memberikan pedoman yang kondusif.
Pertama : tujuan berumah tangga untuk mendapatkan
kebahagiaan, ketentraman dan kedamaian dengan dilandasai saling
14
Kedua : memilih pasangan ideal dengan mengutamakan
persyaratan akhlak dan agamanya, sebagaimana ditegaskan oleh
Rasulullah.
Ketiga : Menyadari dan memenuhi hak dan tanggung jawab
masing-masing. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan Hadist yang
menyangkut hal ini, yang intinya antara suami isteri hendaknya saling
mengerti, saling menghormati dan sailing menghargai, kemudian
masing-masing dituntut tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya dalam rumah tangga.
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa pendidikan dalam
keluarga merupakan pembentukan landasan kepribadian anak. Itulah
fungsi utama keluarga, yang penjabamya telah diungkapkan dalam Al-
Quran Surat Luqman ayat 13 s.d 19 sebagai berikut:
1. Menanamkan iman dan tauhid
2. Menumbuhkan sikap hormat dan bakti kepada orang tua
3. Menumbuhkan semangat bekerja dengan penuh kejujuran
4. Mendorong anak untuk taat beribadah (terutama salat)
5. Mendorong cinta kebenaran (ma’aruf) dan menjauhi yang buruk
(munkar)
6. Menanamkan jiwa sabar dalam menghadapi cobaan
7. Menumbuhkan sikap rendah hati, tidak angkuh dan sombong dalam
pergaulan
Apabila sikap hidup dan perilaku seperti tersebut di atas
ditumbuh kembangkan sejak dini akan sangat membekas dalam diri anak
dan merupakan landasan kepribadian yang kokoh untuk menuju
terbentuknya pribadi muslim, kepribadian manusia seutuhnya.
Dalam hal ni Ibnu Sina mengingatkan bahwa pendidikan dan
pengajaaran pada usia dini (masa kanak-kanak) ibarat mengukir di atas
batu, membekas sehingga tidak mudah terhapus. Selanjutnya dia
menganjurkan;
Apabila anak telah disapih, telah fasih lidahnya dan telah jelas pendengarannya hendaklah diajarkan padanya Al-Quran dengan
huruf hijayah.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas tidak mungkin
hanya dengan perintah atau nasihat, larangan atau hukuman, tetapi akan
lebih berhasil apabila dilakukan dengan memberikan contoh dan iklim
keluarga yang kondusif. Karena tabiat anak suka meniru dan suka
mencoba sendiri sebagai naluri kreativitasnya. Kreatifitas itu hanya akan
tumbuh dalam suasana yang bebas dan merdeka, tidak diwarnai dengan
hal-hal yang mencekam dan penuh ketegangan. Itulah perlunya suasana
rumah tangga yang tenteram dan damai.
Diluar keluarga anak memperoleh kesempatan berinteraksi
sosial. Bentuk masyarakat yang paling mikro adalah keluarga,
sedangkan bentuk makro dari masyarakat adalah Negara. Adapun yang
diamanati oleh masyarakat untuk mengatur kehidupan bermasyarakat,
16
B. Pengertian Religiusitas
Pengertian Religiusitas berasal kata dari bahasa latin religio, yang
berakar dari kata religare yang berarti mengikat (Ahmad, 1995). Secara
instansial religius menunjuk pada sesuatu yang dirasakan sangat dalam yang
bersentuhan dengan keinginan seseorang, yang butuh ketaatan dan
memberikan imbalan sehingga mengikat seseorang dalam suatu masyarakat
(Ahmad, 1995). Mayer (dalam Kahf, 1995) mengatakan bahwa agama
adalah seperangkat aturan dan kepercayaan yang pasti untuk membimbing
manusia dalam tindakan terhadap Tuhan, orang lain, dan diri sendiri.
Menurut Anshari (1979) walaupun istilah agama sering disamakan dengan
istilah yang lain seperti religi (religion: bahasa Inggris) dan (ad-diin: bahasa
arab), pada dasarnya semua istilah ini sama maknanya dalam terminologi
dan teknis, meskipun masing-masing arti etimologis, riwayat, dan sejarah
sendiri-sendiri. Anshari (1979) mendifinisikan agama, religi, ad-diin
sebagai sistem keyakinan atas adanya yang mutlak di luar diri manusia dan
suatu sistem peribadatan kepada sesuatu yang dianggap mutlak, yaitu Tuhan
yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan, serta sistem norma (kaidah) yang
mengatur hubungan sesama manusia dengan manusia, dan dengan alam
sekitarnya sesuai dan sejalan dengan keyakinan manusia itu sendiri.
Menurut Madjid (1992), religiusitas seseorang adalah tingkah laku
manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan kepada kegaiban atau
alam gaib, yaitu kenyataan-kenyataan supra empiris. Manusia melakukan
religiusitas meletakan harga dan makna tindakan empirisnya di bawah supra
empiris. Untuk mengukur religiusitas tersebut, kita mengenal tiga dimensi
dalam Islam yaitu aspek akidah (keyakinan), syariah (praktik agama, ritual
formal) dan akhlak (pengamalan dari akidah dan syariah).
Sebagaimana kita ketahui bahwa keberagamaan dalam Islam bukan
hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual saja, tapi juga dalam aktivitas-
aktivitas lainnya. Sebagai sistem yang menyeluruh, Islam mendorong
pemeluknya untuk beragama secara menyeluruh pula; baik dalam berpikir,
bersikap maupun bertindak, harus didasarkan pada prinsip penyerahan diri
dan pengabdian secara total kepada Allah, kapan, dimana dan dalam
keadaan bagaimanapun.
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS 2: 208).
Karena itu, hanya konsep yang mampu memberi penjelasan
tentang kemenyeluruhan yang mampu memahami keberagamaan umat
18
C. Kedisiplinan Shalat Sebagai Metode Pembentukan Karakter
Allah mewajibkan salat kepada umat Muhammad SAW, karena di
dalamnya terdapat makna pengabdian tertinggi seorang hamba kepada
penciptanya. Di dalam salat juga seandainya dilakukan secara ikhlas, tidak
karena semata-mata menjalankan kewajiban, al- musholly akan memperoleh
limpahan cahaya petunjuk dari Allah yang berfungsi menjernihkan hati dan
sebagai petunjuk dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Tidak berlebihan bila penulis menyatakn bahwa salat itu ibadah
yang paling utama dan merupakan mercusuar bagi segala ibadah dan
aktivitas. Tolok ukur kehidupan seseorang dapat dilihat dari kualitas
salatnya, karena ketika seorang muslim melakukan salat sesungguhnya ia
sedang berhadapn dengan Allah, tentunya berhadapan dengan Allah
membutuhkan konsentrasi (khusyu’) dan kedisiplinan. Kedisiplinan dalam
kehidupan sehari-hari memerlukan pembiasaan. Seorang ingin disiplin
waktu ia harus membiasakan diri tepat waktu dalam aktivitasnya. Salat
merupakan ibadah yang mendidik berbagai hal mulai dari kedisiplinan
hingga komitmen terhadap ucapan sikap dan perbuatan. Metode pembiasaan
dalam salat (lima kali dalam satu hari satu malam), selaras dengan metode
pembiasaan yang dikemukakan oleh An-nahlawy. Menurut An-nahlawy
pencapaiaan pendidikan dapat dilakukan dengan membiasakan pengamalan
terhadap apa yang telah diajarkan kepada siswa.
{(^c. j p . a ljj} ^jj s\
Artinya:
“Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku” (HR.
al-Askary dari Ali r. a).
Bila kita pahami metode-metode yang dikemukakan oleh An-
nahlawy erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah salat. Seperti telah
dijelaskan oleh Allah di dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-23, di dalam nya
terkandung makna bahwa manusia dibekali karakter positif dan negative.
Bentuk karakter yang dimaksud dalam ayat ini ialah yaitu berkeluh kesah
saat susah, kikir saat mendapat nikmat.
Namun, orang yang sholatihim daaimun yaitu orang-orang yang
melaksanakan salat dan terus menerusmengamalkan makna salat dalam
keseharian mereka terhindar dari karakter negative sebagaimaa penjelasan
dalam ayat 21 dan 22 surat Al-Ma’arij. Bila kita tarik dalam sebuah analisis
maka teijadi keselarasan antara metode yang dikemukakan An-nahlawy dan
salat dalam pembentukan karakter positif.
D. Salat
1. Pengertian Salat
Pengertian salat dalam pengertian bahasa arab, ialah “doa
memohon kebajikan dan pujian“ (Abdullah Ali, 1993:35). Sebelum islam,
orang arab memakai kata salat dengan arti demikian. Dan arti itu Terdapat
20
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiw a bagi mereka,
dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. ” (Q. S. Al-Taubah
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q. S. Al-Ahzab (33): 56).
Adapun pengertian salat secara syar ’i, sebagaimana banyak
dirumuskan para fuqaha (ahli fiqh), ialah “beberapa ucapan dan beberapa
perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam
rangka beribadah kepada Allah SWT, menurut syarat-syarat yang telah
ditentukan” (Abdullah Ali, 1993:35).
Sedangkan ahli haqiqah memberikan pengertian salat dengan
dalamnya jiwa rasa keagungan kebesaran-Nya dan kesempurnaan
kekuasaan-Nya”.
Sementara itu ahlul ma’rifat mendefinisikan salat dengan
pengertian yang bersentuhan dengan ruh salat yaitu “berharap kepada
Allah SWT, dengan sepenuh jiwa dan khusyu’ di hadapan-Nya dan ikhlas
kepada-Nya serta hadir hati dalam berzikir, berdoa dan memuji”
(Abdullah Ali, 1993:36).
2. Dasar Hukum Salat
Ada beberapa ayat dari Al-Qur’an sebagai dasar hukum salat diantaranya
adalah (Abdullah Ali, 1993:36):
Firman Allah SWT:
Artinya:
“Dan dirikanlah olehmu akan salat dan berikanlah zakat dan ruku’lah
beserta orang-orang yang ruku (Q.S. Al-Baqarah (2): 43).
Artinya:
“Bacalah kitab yang telah aku wahyukan kepadamu dan dirikanlah
olehmu akan salat, karena sesungguhnya salat itu menghalangi kita dari
kejahatan dan dari kemungkaran (pekerjaan yang buruk dan keji) ” (Q.S.
22
Artinya:
Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.
Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu. (Q.S.
Al-Baqarah (2): 238).
Artinya:
Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila
kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana
biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Nisa’ (4): 103).
3. Faedah Salat
Beberapa faedah dengan mengerjakan salat adalah (Abdullah Ali,
1993:37):
a. Salat dapat mencegah dari perbuatan jahat dan munkar.
Firman Allah SWT:
^ 3^*11
Artinya:
Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Al-Ankabut (29): 45).
b. Salat dapat menghilangkan tabiat keluh kesah dan kikir.
Firman Allah SWT:
lilj
t i!
I
c-^JL
aI o| ^
(tS l j»-* *^| |Sj5
Artinya:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia
mendapat kebaikan ia amat kikir, Kecuali orang-orang yang
mengerjakan shalat, Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,
(Q.S. Al-M a’arij (70): 19-23).
c. Salat dapat dijadikan sarana untuk dzikrullah.
Firman Allah SWT:
0 ^ S I s N j
'J \ y %
u24
Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku. (Q.S. Thoha (20): 14).
d. Salat dan sabar dapat menjadi penolong untuk menghasilkan maksud
yang baik.
Firman Allah SWT:
i
jJ
l p'y13/s-S^
13 *
i <
Artinya:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu', (Q.S. Al-Baqarah (2): 45).
E. Cara Mengerjakan Salat, Bacaan dan Artinya 1. a. Takbiratul Ihram dan Niat
Firman Allah SWT:
5j l y o l 1 Ij A.j .ajj 4] ahl V ] i j ^ » I L»j
(^5 dM)'i j
Artinya:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (Q.S.
Sabda Rosulullah SAW:
. . . p l ^ J b J U pVv u l j
Artinya:
“Sesungguhnya (sahnya) perbuatan itu tergantung kepada niatnya”
(HR. Bukhari-Muslim).
Pada saat hendak mengerjakan salat harus didahului dengan tegak
berdiri menghadap kiblat kemudian bertakbiratul ihram disertai
dengan mengikhlaskan niat karena Allah SWT semata.
Cara Takbiratul al-Ihram:
Mengangkat kedua belah tangannya, sehingga kedua tangannya itu
selempang dengan bahu serta ibu jari dengan telinganya dengan
mengucap “Allahu Akbar”.
b. Bersedekap
Setelah takbiratul ihram dilanjutkan dengan bersedekap. Adapun cara
bersedekap ialah meletakkan tangan kanan pada punggung telapak
tangan kiri di atas dada.
26
Artinya:
“Ya Allah, jauhkanlah antaraku dan antara segala kesalahanku,
sebagaimana Engkau jauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah,
bersihkanlah aku dari kesalahanku sebagaimana dibersihkannya pakaian
putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah segala kesalahanku dengan air, salju
dan air hujan beku” (diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Abu
Hurairah).
Atau
Artinya:
“Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah, puji yang banyak dan maha
suci Allah pada pagi dan petang. Sesungguhnya aku menghadap mukaku
pada dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan kecondongan hati
serta menyerah dan tidaklah aku dari golongan orang-orang musyrikin.
Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku bagi Allah seru
Sekalian alam tidak ada sekutu baginya, demikian itulah aku
3. Membaca Al-Ta ’awudz dan Al-Fatihah
Sesudah berdoa iftitah bacalah Al-Ta ’aw udz:
f
Artinya:
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetanyang terkutuk”.
Kemudian membaca surat Al-Fatihah :
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang, Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang, Yang menguasai di hari Pembalasan, Hanya
Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan, Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
28
4. Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an
Artinya:
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah,
dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah,
untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
Cara ruku’ ialah mengangkat kedua belah tangan seperti dalam takbir
awal, kemudian membungkuk badan seraya bertakbir kemudian
melapangkan (meratakan) punggung dengan leher dan memegang kedua
lutut dengan dua belah tangan. Kemudian membaca doa dalam ruku ’ :
Artinya:
“Maha suci Tuhanku yang maha agung dan dengan puji - pujiannya ”.
6. I ’tidal (berdiri dari ruku’)
Cara beri’tidal mengangkat kepala dengan mengangkat kedua belah
tangan seperti takbir awal seraya mengucapkan doa :
Artinya:
“Semoga Allah mendengarkan pada orang yang memuji kepadanya wahai
Tuhan kami dan bagimu segala p u ji”.
dan bila badan sudah berdiri tegak atau lurus membaca d o a :
“Hai Tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi
dan sepenuh apa yang engkau kehendaki pada sesudahnya
Setelah berdiri dari ruku’, lalu sujud dengan bertakbir, dan letakkanlah
terlebih dahulu kedua lutut dan jari kaki di atas tanah, kemudian kedua
tangan, kemudian dahi dan hidung, dengan menghadapkan ujung jari-jari
kaki ke arah kiblat dan merenggangkan tangan dari kedua lambung
dengan mengangkat sikunya.
Dalam sujud ini membaca d o a :
*
*X
j x jjV *»21
a5
l*2L
a♦ ^ z ' . ✓
Artinya:
7. Sujud
30
Artinya:
“Maha suci Tuhanku yang maha tinggi dan dengan puji - puji tetap bagi
Tuhan
8. Duduk diantara Dua Sujud
Membaca d o a :
Artinya:
“Wahai Tuhan ampunilah kepadaku dan kasihanilah aku dan cukupilah
kekuranganku, dan angkatlah aku dan berilah Rizki, dan tunjukkanlah aku
dan sehatkanlah aku dan ampunilah aku
9. Tasyahud Awal
Cara bertasyahud awal : duduklah di atas kaki kiri dan tumpukan kaki
kanan serta letakkan kedua tangan di atas kedua lutut julurkan jari-jari
tangan kiri, sedang tangan kanan menggenggam jari kelingking. Lalu
Artinya:
“Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan
Allah. Semoga keselamatan bagi engkau, ya Nabi Muhammad, beserta
rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi
kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi
bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya. Ya Allah,
limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan kepada
keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan
keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau
telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Yang
Maha Terpuji dan Maha Mulia ”.
10. Tasyahud Akhir
Cara tasyahud akhir ialah seperti pada tasyahud awal, tetapi kaki kiri
dimasukkan dan kaki kanan ditumpuk, serta posisi duduk bertumpu pada
pantatnya. Kemudian berdoa seperti dalam tasyahud awal, tetapi ditambah
33
F. Batalnya Salat
1. Pengertian Batalnya Salat
Yang dimaksud dengan batalnya salat adalah rusak atau tidak sahnya
salat karena sesuatu sebab syar’i (Abdullah Ali, 1993:79).
2. Hal-hal yang Membatalkan Salat (Abdullah Ali, 1993:80)
a. Bila salah satu dari syarat rukunnya tidak dikeijakan, atau sengaja
ditinggalkan.
b. Terkena najis yang tidak dimaafkan.
c. Berhadas.
d. Terbuka auratnya.
e. Berkata-kata dengan sengaja, walau hanya satu huruf, tetapi yang
memberi pengertian.
f. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan salat.
g. Makan atau minum walau hanya sedikit.
h. Tertawa terbahak-bahak.
i. Membelakangi kiblat dengan sengaja.
j. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan
dengan sengaja.
3. Menuju Sempurnanya Salat
Salat seseorang dikatakan sempurna apabila dalam salat tersebut telah
memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun salat, serta dipandang sah
Sedangkan syarat-syarat sahnya salat adalah sebagai berikut:
a. Suci badannya dari dua hadats, yaitu hadats besar dan kecil.
b. Bersih badan, pakaian dan tempatnya dari najis.
c. Menutup ‘aurat, bagi laki-laki antara pusat dan lutut dan bagi wanita
seluruh badannya kecuali muka dan dua telapak tangan.
d. Sudah masuk waktu salat.
e. Menghadap kiblat.
Sedangkan syarat-syarat wajib mengerjakan salat adalah :
a. Islam.
b. Suci dari haidh dan nifas.
c. Sampai dakwah islam kepadanya.
d. Berakal.
e. Baligh.
f. Ada pendengaran.
G. Perilaku Kebiasaan Salat
Salat adalah ibadah yang paling utama untuk membuktikan keislaman
seseorang. Untuk mengukur keimanan seseorang, dapat dilihat kerajinan dan
keikhlasan dalam mengerjakan salat.
Islam memandang salat sebagai tiang agama dan intisari islam terletak
pada salat, sebab dalam dalam salat tersimpul seluruh rukun agama. Dalam
salat terdapat ucapan “syahadatain”, kesucian hati terhadap Allah SWT,
35
Iman dan islam tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Iman yakni
membenarkan dan patuh atau taat mengerjakan segala yang dikehendaki oleh
kepercayaan hati (menjalankan perintah dan menjahui larangan-Nya).
Jelasnya, apabila seseorang mengaku beriman, tetapi ia tidak pernah
mengerjakan salat, maka pengakuannya itu tidak dibenarkan oleh syara’
(Moh. Rifa’i, 1979:83).
Islam sebagai risalah Allah SWT bagi umat manusia tidak akan pernah
habis didakwakan. Bahkan tuntutan amaliyah diniyah yang bersifat ritual dan
rutin pun masih perlu untuk terus disebarluaskan kepada seluruh lapisan umat
islam.
H. Kerangka Teori atau Asumsi
Abu Ahmadi dalam bukunya ilmu penidikan mengutip pendapat Imam
ghozali yang menyatakan bahwa: “Anak adalah suatu amanah tuhan kepada
ibu bapaknya, Anak adalah anggota keluarga, dimana orang tua adalah
pemimpin keluarga, sebagai penanggung jawab atas keselamatan warganya di
dunia dan khususnya diakhirat dari api neraka.”
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan
ajang pertama bagi anak dimana sifat dan kepribadiannya akan tumbuh,
berkembang, dan terbentuk menjadi seseorang yang baik dan buruknya sangat
tergantung dengan bagaimana suatu keluarga menanamkan pendidikan
pertamanya.
Dengan pemahaman yang dimiliki dalam menjalankan ibadah,
diharapkan hubungan antara pengaruh religiusitas lingkungan keluarga
terhadap kedisiplinan ibadah shalat dapat menjadikan peringatan dan
A. Data Umum
Data umum yang akan diuraikan di sini meliputi : letak geografis, struktur
organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa serta sarana maupun
prasarana yang ada.
1. Letak Geografis
SDN Kumpulrejo 01 didirikan pada tahun 1975 dan terletak
ditepi jalan yang merupakan perlintasan jalan antara kecamatan
Sidomukti dengan Kecamtan Argomulyo. SDN Kumpulrejo 01 yang
saat ini berdiri tegak di atas sebuah bangunan yang beralamat di
Jl. Amarta No. 03 Randuares kumpulrejo Kecamatan Argomulyo, Kota
Salatiga
Adapun batas-batas SDN Kumpulrejo 01 adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Perumahan penduduk
Sebelah timur : Jalan
Sebelah selatan : Perumahan penduduk
Sebelah Barat : Kebun
37
2. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI SDN KUMPULREJO 01
Tabel 1. Struktur Organisasi SDN Kumpulrejo 01
3. Keadaan Siswa
Jumlah siswa SDN Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010 adalah
154 orang terdiri dari 86 laki-laki dan 68 perempuan.
Adapun perincian masing-masing kelas sebagai berikut:
Kelas I
Jumlah siswa putra : 10 orang
Jumlah siswa putri : 17 orang
Guru kelas : Santi Puji Lestari
Kelas II
Jumlah siswa putra : 14 orang
Jumlah siswa putri : 11 orang
Kelas III
Jumlah siswa putra : 15 orang
Jumlah siswa putri : 8 orang
Guru kelas : Sri Muryanti
Kelas IV
Jumlah siswa putra : 10 orang
Jumlah siswa putri : 19 orang
Guru kelas : Sri Winarsih
Kelas V
Jumlah siswa putra : 14 orang
Jumlah siswa putri : 12 orang
Guru kelas : Suwarsono
Kelas VI
Jumlah siswa putra : 13 orang
Jumlah siswa putri : 10 orang
Guru kelas : Sujio
39
Tabel 2. Data jumlah siswa dan guru kelas SDN Kumpulrejo 01
Data Jumlah Siswa dan Guru Kelas SDN Kumpulrejo 01
No Kelas Siswa Guru kelas
L P Jumlah
1 I 10 17 27 Santi Puji Lestari
2 II 14 11 25 Sri Rahayu
1. Pendidikan Agama Islam : Abdur Rahman
2. Agama Katolik : Lukas Kirmadi
3. Agama Kristen : SriBudiyani
4. Olah raga : Jumanto
4. Sarana dan Prasarana SDN Kumpulrejo 01
a. Ruang kantor kepala sekolah
Ruang kantor ini terdapat ruang tamu yang tergabung dengan ruang
kepala sekolah.
b. Ruang guru
c. Ruang kelas
e. Ruang Komputer n/ N
f. Perpustakaan
g. Musholla
h. Laboratorium IPA
i. Koperasi
Tabel. 3. Data Bangunan Halaman dan Kebun
Data Bangunan Halaman dan Kebun
Nama Jumlah Ruang Luas Gedung sekolah 4 6 1950 m1
Kantor kepsek 1 1 18 m2
Rumah kepsek - -
-Rumah guru - -
-Rumah penjaga 1 2 21 m2
Kamar kecil/WC 1 5 27 m2
Kamar UKS 1 1 15 m2
Perpustakaan 1 1 60 m2
Musholla 1 1 25 m2
Lab. IPA 1 1 12 m2
Ruang Komputer 1 1 36 m2
5. Daftar Nama Siswa Yang Beragama Islam SDN Kumpulrejo 01
Data siswa yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 tahun
42
25 Tomy Ardiansyah L
26 Agil Cahyaningrum P
27 Adilla Puspita Ningrum P
28 Fanny Nugroho L
29 Yulina Tri Kristyani P
30 Supriyadi P
31 Dwi Agustyan Naftalia L
32 Agus Dwi Santoso L
33 Adi Pumomo L
34 Antoni Setyawan L
35 Agnes Wijayanti P
36 Budi Santoso L
37 Bayu Dwi Haryanto L
38 Eko Purwanti P
39 Hermanto Dimas Pratama L
40 Muhammad Irfan Maulana L
41 Muhammad Abi A L
42 Nurhidayat L
43 Wisnu Sulistyo L
44 Aldo Tri Kusuma L
45 Eko Bagus Putra L
54 Rifatin Kusumawati P
55 Rita Puspita Sari P
56 Septina Dwi Kristyani P
57 Slamet Supriyadi L
58 Buntang Selamatus P
59 Budi Hermawan L
60 Tri Novianto L
61 Ayu Wulandari P
62 Bagas Aji Pratama L
63 Yasindu Tama L
B. Data Khusus
1. Minat siswa SDN Kumpulrejo 01 khususnya yang beragama islam
dalam mengikuti pelajaran pendidikan agama islam.
Dalam mengetahui minat siswa yang beragama islam SDN
Kumpulrejo 01 secara keseluruhan dalam mengikuti pelajaran
pendidikan agama islam diperoleh dari hasil observasi dan juga melalui
wawancara. Selain itu juga dapat dilihat pada hasil penilaian dari angket
yang disebarkan pada siswa yang beragama Islam SDN Kumpulrejo 01
tahun pelajaran 2009/2010 (lihat lampiran).
2. Hasil penilaian test pada siswa yang beragama Islam SDN Kumpulrejo
01
Perolehan hasil penilaian test pada yang beragama Islam SDN
Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010 dapat dilihat pada tabel 5 di
44
Tabel 5. Hasil Penilaian Test
HASIL PENILAIAN TEST
SISWA YANG BERAGAMA ISLAM SDN KUMPULREJO 01 TAHUN AJARAN 2009/2010
NO NAMA SISWA Nilai
1 Rindyani Anaswari 81
2 Alexandro Juan R 77
3 Danny Dadang S 63
4 Dicki Nugroho 68
5 Endra Putra Bangsawan 57
6 Ilham Risky Ardi S 83
7 Muhammad Indriyanto 89
8 Nova Linda Divani 88
9 Novita Ratis R 81
10 Risma Candrika D 75
11 Septi Oktaviani 62
12 Aprilia Prisca Linda 73
13 Dennyi Arman 60
14 Rara Norela S 77
15 Alhamdan Delle Alphi G 80
16 Alfiah Ade Pramesti 96
17 Annisa Kumiawati 90
18 Dewi Putri Santika 85
19 Fahrizal Anggara P 71
20 Lilis Risky Rahmawati 89
21 Nanda Bayu Leksono 72
22 Adib Fajrian 68
24 Mai Dwi Nanda Yogi 60
25 Tomy Ardiansyah 60
26 Agil Cahyaningrum 81
27 Adilla Puspita Ningrum 77
28 Fanny Nugroho 60
29 Yulina Tri Kristyani 93
30 Supriyadi 60
31 Dwi Agustyan Naftalia 60
32 Agus Dwi Santoso 66
33 Adi Pumomo 60
34 Antoni Setyawan 60
35 Agnes Wijayanti 79
36 Budi Santoso 73
37 Bayu Dwi Haryanto 69
38 Eko Purwanti 88
39 Hermanto Dimas Pratama 62
40 Muhammad Irfan Maulana 66
41 Muhammad Abi A 76
42 Nurhidayat 62
43 Wisnu Sulistyo 69
44 Aldo Tri Kusuma 60
45 Eko Bagus Putra 60
46 Angga Susanto 62
46
53 Muhammad Rifai 84
54 Rifatin Kusumawati 60
55 Rita Puspita Sari 87
56 Septina Dwi Kristyani 82
57 Slamet Supriyadi 76
58 Buntang Selamatus 69
59 Budi Hermawan 80
60 Tri Novianto 80
61 Ayu Wulandari 71
62 Bagas Aji Pratama 72
Storing Hasi, A n g ta Tentang R eligiuste Lingkungan ^
SVN Kumpulrejo 01
No Responden
---Frekuensi Jawa ha n
A B c
1. Mengetahui religiusitas lingkungan keluarga siswa SD Kumpulrejo 01
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.
2. Mengetahui kedisiplinan ibadah shalat siswa SD Kumpulrejo 01 Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.
3. Mengetahui sejauh mana korelasi antara pengaruh religiusitas lingkungan
keluarga terhadap kedisiplinan ibadah shalat siswa SD Kumpulrejo 01
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.
Oleh karena itu untuk mengetahui dari ketiga poin tentang tujuan
penelitian tersebut penulis menggunakan analisis statistik.
A. Analisa Data Pengaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga
Analisis data ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh religiusitas
lingkungan keluarga, yang di peroleh dari penyebaran angket yang terdiri dari
10 item, adapun hasil angket tentang pengaruh religiusitas lingkungan
keluarga adalah sebagai berikut:
55
B. Analisa Data Kedisiplinan Ibadah Salat
Dalam tahap ini penulis juga menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari skor masing-masing responden dengan cara memberi nilai 3
untuk jawaban yang berkode a, memberi nilai 2 untuk jawaban yang
berkode b dan memberi nilai 1 untuk jawaban yang berkode c.
Hasil perhitungan pada masing-masing jawaban responden dapat dilihat
dalam tabel 9 di bawah in i:
Tabel 9. Skoring Hasil Angket Kedisiplinan Ibadah Salat
Skoring Hasil Angket Kedisiplinan Ibadah Salat Pada Siswa Yang Beragama Islam SDN Kumpulrejo 01
57
2. Menentukan lebar interval nilai
Caranya adalah sebagai berikut:
a. Mencari nilai tertinggi (Ba), yaitu 28
b. Mencari Nilai terendah (Bb), yaitu 18
c. Menetapkan jumlah interval, yaitu (tinggi, sedang, dan rendah).
(B a -B b) + 1
Jumlahlnterval
(29-18)+! 3
3. Mengklasifikasikan nilai angket kedisiplinan ibadah salat dengan
berpedoman pada lebar interval dalam tiga tingkatan kategori, yaitu:
Nilai 2 6 -2 9 masuk kategori tinggi ( A )
Nilai 2 2 -2 5 masuk kategori sedang ( B )
Nilai 18-21 masuk kategori rendah ( C )
Hasil secara rinci dapat dilihat dalam tabel 10 di bawah in i:
Tabel 10. Klasifikasi Nilai Hasil Angket Kedisiplinan Ibadah Salat
Klasifikasi Nilai Hasil Angket Kedisiplinan Ibadah Salat Pada Siswa Yang Beragama Islam SDN Kumpulrejo 01
No
Responden Nilai Nominasi
1 24 B
2 24 B
3 23 B
4 26 A
5 20 C
6 23 B
61
4. Mencari banyaknya individu dalam tiga tingkatan kategori
Tiga tingkatan kategori yang dimaksud adalah :
a. Tingkat tinggi ( A )
b. Tingkat sedang ( B )
c. Tingkat rendah ( C )
setelah diadakan perhitungan komparasi frekuensinya maka dihasilkan
data pada tabel 11 di bawah ini, sebagai berikut:
Tabel 11. Komparasi Frekuensi Nominasi Hasil Angket Kedisiplinan Salat
Komparasi Frekuensi Nominasi Hasil Angket Kedisiplinan Salat Pada Siswa Yang Beragama Islam SDN Kumpulrejo 01
No Tingkatan Kategori
Interval
Nilai Frekuensi Persen (%)
1 Tinggi ( A ) 2 6 - 2 9 19 30.16
2 Sedang ( B ) 2 2 - 25 29 46.03
3 Rendah ( C ) 1 8 - 2 1 15 23.81
Jumlah 63 100
Sesuai dengan hasil perhitungan yang tersaji dalam tabel di atas, kondisi
kedisiplinan ibadah salat dan perilaku kebiasaan salat sehari-hari dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Kedisiplinan ibadah salat dan perilaku kebiasaan salat pada siswa
yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010
yang masuk kategori tinggi sebanyak 19 orang dengan frekuensi
2. Kedisiplinan ibadah salat dan perilaku kebiasaan salat pada siswa
yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010
yang masuk kategori sedang sebanyak 29 orang dengan frekuensi
46,29 %.
3. Kedisiplinan ibadah salat dan perilaku kebiasaan salat pada siswa
yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010
yang masuk kategori rendah sebanyak 15 orang dengan frekuensi
23,81 %.
Dengan demikian dari keseluruhan sampel yang diambil yang paling banyak
nilainya adalah kategori sedang, untuk kategori rendah dan tinggi dengan
perbedaan nilai yang tidak berbeda jauh dengan kategori sedang. Dengan kata
lain mayoritas siswa yang dijadikan sampel penelitian mempunyai hubungan
antara pengaruh religiusitas lingkungan keluarga dengan kedisiplinan ibadah
salat yang baik.
C. Analisa Data Hubungan Antara Pengaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga Dengan kedisiplinan ibadah Salat
Untuk menganalisis data yang dihasilkan dengan pengaruh religiusitas
lingkungan keluarga sebagai variabel terikat (x) sedangkan kedisiplinan
ibadah salat sebagai variabel bebas (y) dengan menggunakan rumus product
63
R.
xyp T S ju T S
Keterangan:
Rxy : Nilai korelasi
X : Nilai penguasaan bacaan salat
Y : Nilai perilaku kebiasaan salat
X2 : Jumlah kuadrat x
Y2 : Jumlah kuadrat y
N : Jumlah responden
Tabel 12. Variasi Nilai Variabel
Tabel Variasi Nilai Variabel
65
Jumlah 1677 1498 45039 36164 40207
Keterangan
X = 1677
(ZX) 2 = 45039 7(45039 - 44640,14}{36164 - 35619,11}
67
D. Interpretasi Data
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi
product moment dan hasil dari perhitungan telah diketahui tersebut, maka
perlu dilakukan tes signifikansi yaitu dengan dikonsultasikan pada tabel r
prouct monent.
Pada tabel r product moment, dengan N = 63 diperoleh nilai r pada
taraf signifikansi 5 % sebesar 0,281 dan pada taraf signifikansi 1 % sebesar
0,364. Sebelum penulis membuat kesimpulan perlu kiranya diketahui kriteria
sebagai berikut:
- rxy < r tabel atau r product moment, maka Ha alternatif diterima.
Db = N - 2
= 6 3 - 2
= 61
- % > r tabel atau r product moment, maka hipotesisi nihil atau Ho ditolak.
Keterangan:
Hipotesis nihil berbunyi tidak ada hubungan antara dua variabel, yaitu
(variabel pengaruh) religiusitas lingkungan keluarga dengan (variabel
terpengaruh) kedisiplinan ibadah salat siswa. Kaitan r0 > rt terhadap
hipotesis ini adalah bahwa kedua variabel tersebut terdapat hubungan
yang meyakinkan atau signifikan yang artinya “nyata” (berarti)
maksudnya hubungan yang terjadi dapat diberlakukan untuk populasi.
Dengan demikian setelah mengetahui kriteria pengujian dan mengacu
Jadi, dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara religiusitas lingkungan keluarga dengan
kedisiplinan ibadah salat siswa di SDN Kumpulrejo 01, sehingga hipotesis
yang penulis kemukakan yang berbunyi bahwa ada hubungan positif antara
antara pengaruh religiusitas lingkungan keluarga dengan kedisiplinan ibadah
salat siswa SDN Kumpulrejo 01, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2009 / 2010 dapat diterima kebenarannya atau dengan kata lain
semakin tinggi religiusitas lingkungan keluarga, maka semakin tinggi pula
kedisiplinan ibadah salat yang dimiliki oleh siswa / siswi SDN Kumpulrejo
01, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
Hasil analisis korelasi hal tersebut diatas menunjukkan adanya indikasi
pengaruh religiusitas lingkungan keluarga terhadap kedisiplinan ibadah salat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari variabel pengaruh (religiusitas lingkungan keluarga) dapat
diketahui hasil penelitian sebagai berikut:
1. Religiusitas lingkungan keluarga pada siswa yang bergama islam SDN
Kumpulrejo 01 tahun pelajaran 2009/2010 yang masuk kategori tinggi
sebanyak 36 orang dengan frekuensi 57,14 %, sedangkan yang masuk
kategori sedang sebanyak 22 orang dengan frekuensi 34,92 % dan untuk
kategori rendah sebanyak 5 orang dengan frekuensi 7,94 %.
2. Dari keseluruhan sampel yang diambil untuk religiusitas lingkungan yang
paling banyak nilainya adalah kategori tinggi, untuk kategori rendah dan
sedang dengan perbedaan nilai yang cukup jauh dengan kategori tinggi.
Dengan kata lain mayoritas siswa yang dijadikan sampel penelitian
mempunyai religiusitas lingkungan yang tinggi.
3. Kedisiplinan ibadah salat, siswa yang mempunyai nilai tinggi sebanyak 19
orang atau sebasar 30,16 %. Sedangkan untuk siswa yang mempunyai
nilai sedang sebanyak 29 orang atau sebesar 46,03 % dan siswa yang
mempunyai nilai rendah sebanyak 15 orang atau sebesar 23,81 % .
4. Dari keseluruhan sampel untuk kedisiplinan ibadah salat yang diambil
paling banyak nilai adalah kategori tinggi. Dengan kata lain mayoritas
siswa yang dijadikan sampel penelitian mempunyai tingkat kediplinan
tinggi dalam menjalankan ibadah salat.
5. Analisis data yang di dapat dari rumus product moment menujukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y
pada siswa SDN Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2009/2010, yang artinya ada hubungan positif antara
religiusitas lingkungan keluarga dengan kedisiplinan ibadah salat siswa
SDN Kumpulrejo 01. Hal ini terbukti rxy lebih besar dari r tabel r
(product moment)yang diketahui bahwa r hitung (0,711) lebih besar dari
pada r tabel baik 5 % (0,281) maupun 1 % (0,364). Dengan demikian h0
ditolak dan hipotesis (ha) diterima. Jadi, ada hubungan positif antara
pengaruh religiusitas lingkungan keluarga dengan kedisiplinan ibadah
salat pada siswa yang bergama islam SDN Kumpulrejo 01. Dengan kata
lain semakin tinggi religiusitas lingkungan keluarga, maka semakin baik
kedisiplinan ibadah salat siswa dalam mengerjakan salat. Dapat pula
dikatakan adanya indikasi pengaruh religiusitas lingkungan keluarga