• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA

DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII

SMP N 7 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

BENI ABDUL ROHMAN

NIM 111 11 166

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

kehidupan yang diawali dengan keraguan maka kegagalan

yang akan datang tetapi kehidupan yang dimulai dengan

keyakinan,

kesungguhan, dan do’a maka kebahagian dan

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Penulis Persembahkan Untuk:

1. Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Suratno dan Ibunda Juariyah yang karena segala limpahan kasih sayang, pengorbanan dan doanya penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Semoga Allah swt selalu dan akan selalu melimpahkan rahmat, dan inayah-Nya, dan kucuran karunia kesehatan bagi beliau berdua.

2. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan nasehat dan semangat, sahabat-sahabat terutama sahabat POSKO 11 KKN yang selalu memberi dukungan dan sahabat-sahabat dari kecil hingga sekarang yang selalu membantu.

3. Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. yang membimbing dan memotivasi penulis dengan sabar dari bangku studi sampai terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh dosen di IAIN Salatiga yang telah memberika hikmah dan pengajaran, motivasi dan apresiai, sehingga penulis selalu bersemangat untuk terus maju dan berkembang, semoga Allah membalas segala amal dan menjadikannya ladang ilmin tuntafa‟u bih yang terus mengalir dan menyebar. Sehat dan panjang umur untuk beliau semua.

5. Semua guru serta ustad dan ustadzah yang telah memberikan pembelajaran tentang kehidupan.

6. Teman-teman pemuda dan pemudi desa Gamol yang selalu menghibur dan memberi motivasi.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Puja dan puji marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha Esa sebagai ungkapan rasa syukur kepadaNya yang telah dan senantiasa melimpahkan hidayah dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Srata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Solawat serta salam marilah kita sanjungkan kepangkuan Baginda Rosulullah Muhammad SAW yang mana beliau lah yang merupakan insan pilihan Allah.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan, tetapi dengan rahmat-Nya dan perjuangan penulis serta bantuan berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas segala nasehat, bimbingan, dukungan, dan bantuannya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.

(9)
(10)

ABSTRAK

Rohman, Beni Abdul 2015. 1111166. Hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur M. Ag.

Kata kunci: Perhatian Orang tua dan Kemandirian belajar siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1). Perhatian orang tua di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016, 2). Kemandirian belajar siswa di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016, 3). Ada tidaknya hubungan perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga. Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, angket, dan dokumentasi. Yang menjadi subjek penelitian 10% yaitu, 24 siswa dari populasi yang berjumlah 229 siswa, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik random sampling.

Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik, dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara hubungan perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket cek list dari perhatian orang tua yang memperoleh kategori tinggi mencapai 54,17%, kategori baik 37,49% dan, kategori cukup dan kurang tidak ada. Sedangkan hasil chek list untuk kemandirian belajar siswa kategori tinggi 33,35%, kategori baik mencapai 66,65%, dan kategori cukup dan kurang tidak ada . Berdasarkan analisis yang telah dilakukan secara sistematik diperoleh hasil akhirya itu hasil rhitung (rh)

sebesar 0,574 berada di atas rtabel (rt) pada taraf signifikan 5% yaitu 0,404 dengan

N = 24.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LOGO IAIN SALATIGA ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... .. 5

D.Hipotesis Penelitian ... 5

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional dan Indikator Pendahuluan ... 7

G.Metode Penelitian ... .. 12

(12)

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Perhatian Orang Tua ... . 17

Pengertian Perhatian Orang Tua. ... . 17

Bentuk-bentuk perhatian orang tua... 19

B. Kemandirian Belajar Siswa ... 22

1. Pengertian Kemndirian... . 22

2. Definisi belajar ... . 23

C. Metode dan Cara Untuk Mengembangkan Kemandirian Anak .... 25

D. Faktor-faktor yang Mendorong Terbentuknya Kepribadian Anak. 26

1. Faktor Internal ... 26

2. Faktor Ekternal ... 27

E. Faktor Penyebab Keterlambatan Kemandirian Anak ... 29

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ... 30

BAB III : HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Tinjauan Historis ... 35

2. Letak Geografis ... 35

3. Struktur Organisasi ... 37

4. Keadaan Sekolah SMP N 7 Salatiga ... 37

5. Fasilitas... 38

B. Penyajian Data ... .. 40

1. Hasil Angket Perhatian Orang Tua ... .. 40

(13)

BAB IV : ANALISIS DATA

A. Analisis Deskriptif ... 42

1. Nilai variabel X (Perhatian Orang Tua) ... 42

2. Nilai Variabel Y (Kemandirian Belajar) ... 45

B. Pengujian hipotesis ... 48

C. Pembahasan... 51

BAB V :PENUTUP A.Kesimpulan ... 54

B.Saran ... 55

C.Penutup ... 56

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel I : Jumlah Siswa Kelas VII Sampai Kelas IX Tabel II : Sarana dan Prasarana

Tabel III : Data Hasil Angket Perhatian Orang Tua Tabel IV : Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Tabel V : Daftar Nilai Perhatian Orang Tua

Tabel VI : Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua Tabel VII : Interval Kategori Perhatian Orang Tua Tabel VIII : Daftar nilai Kemandirian Belajar

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah buah hati bagi orang tua dalam sebuah keluarga sekaligus sebagai sesuatu generasi yang akan meneruskan perjuangan orang tua dalam keluarga. Setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar didalam mendidik dan membentuk anak agar masa depan anak menjadi generasi yang baik dan bermanfaat bagi keluarga, bangsa, dan negara. Generasi yang baik dapat dilihat pada perilaku dan perbuatan kesehariannya

yang tidak menyimpang dari aturan baik itu norma maupun syari’at agama

Islam yang diajarkan oleh Rosulullah. Anak sangat membutuhkan perhatian orang tua sejak mereka dilahirkan hingga mereka sudah memiliki kemandirian untuk berbuat atas dorongan sendiri dan memiliki tanggung jawab sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang terjadi didalam diri sendiri yang mempengaruhinya. Siswa harus memiliki kesadaran dan motivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar dan kesadaran untuk belajar harus memiliki tanggung jawab sendiri serta memiliki inisiatif sendiri.

(16)

berperan dalam perkembangan kemandirian belajar. Keluarga adalah tempat di mana siswa bisa merasakan kenyamana, kebahagian, dan kebiasaan yang baik.

Keluarga merupakan unit pertama dalam perkembangan anak. Keluarga merupakan sistem yang paling khusus dan tersendiri. Dalam keluarga itulah tempat tinggal pertama bagi anak untuk melakukan interaksi, mengambil asas-asas bahasa, nilai, perilaku, kebiasaan, kecenderungan jiwa dan sosial.

Orang tua yang berhasil menjadi pemimpin keluarga adalah orang tua yang mampu memberikan pendidikan yang baik, orang tua yang selalu dilihat perilakunya, kepribadiannya, dan pendidikannya, yang akan ditiru perilakunya dan kepribadiannya.

(17)

Kemandirian adalah sikap seorang anak untuk melakukan sesuatu dengan sendiri dan sikap seseorang anak untuk bertindak bebas melakukan sesuatu atas dorongan sendiri yang memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta memiliki tanggung jawab sendiri terhadap apa yang dilakukannya. Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang oran lain, dan tampak spontan.

Tips-tips untuk mengembangkan kemandirian

1. Anak-anak didorong agar mau melakukan sendiri

2. Anak diberi kesempatan sekali mengambil keputusan sendiri

3. Anak diberi kesempatan untuk bermain sendiri tanpa ditemani sehingga terlatih untuk mengembangkan ide dan berfikir untuk dirinya.

(18)

Maka dapat dikatakan bahwa perhatian orang tua sangat penting bagi kemandirian belajar siswa. Pertama kalinya yang mengajarkan kemandirian belajar adalah orang tua yang selalu melihat dan memberikan nasehat kepada anaknya. Orang tua yang berperilaku baik maka anak akan selalu menirukan serta melakukan sama dengan apa yang dilakukan orang tuanya dan sebaliknya jika orang tua berperilaku buruk maka anaknya tidak jauh beda dari orang tuanya kecuali anak itu sudah mengetahui antara perbuatan baik dan perbuatan buruk. Orang tua yang selalu mendidik kemandirian dalam belajar sejak dini maka anak tersebut akan terbiasa saat menginjak masa-masa remaja dan dewasa.

Dalam perkembangan kemandirian belajar seorang siswa yaitu orang tuanya. Orang tua yang selalu memberikan pendidikan yang baik dan orang tua yang memberikan kenyamanan dan keharmonisan dalam keluarga, maka anak dapat berkembang dengan baik. Orang tua yang seperti itu adalah orang tua yang selalu memperhatikan perkembangan anak dalam belajar. Orang tua yang hanya bekerja dan tidak memperhatikan anaknya maka perkembangan kemandirian belajar anak akan terhambat.Berdasarkan

permasalahan-permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik meneliti tentang “Hubungan

(19)

B. Rumusan Masalah

Pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat perhatian orang tua pada siswa kelas VII SMP N 7

Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?

2. Bagaimana kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga? 3. Adakah hubungan perhatian orang tua dengan kemandirian belajar

siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak direalisir oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat perhatian orang tua pada siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga.

2. Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga.

D. Hipotesis Penelitian

(20)

Pada penelitian ini hipotesisnya adalah “Hubungan antara perhatian orang tua

dengan kemandirian belajar siswa di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran

2015/2016.”

E. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan :

1. Bagi orang tua

Agar lebih memperhatikan aktivitas kegiatan anak-anak serta mampu mendidik anak-anaknya, agar anak-anaknya memiliki kemandirian belajar.

2. Bagi siswa

Diharapkan siswa dapat mandiri untuk belajar , karena ada dorongan dan perhatian orang tua.

3. Bagi peneliti

Sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam meneliti sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam perkuliyahan pada keadaan yang sebenarnya dalam lapangan.

4. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan

(21)

F. Definisi Operasional dan Indikator Pendahuluan

1. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi interprestasi yang keliru serta salah paham di dalam memahami suatu kata atau kalimat, maka perlu penulis jelaskan judul penelitian di atas.

a. Perhatian Orang tua

Perhatian menurut bahasa “hal memperhatikan, apa yang

diperhatikan, minat,”(Departeman Pendidikan Nasional’ 2007: 857).

Pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia

disebutkan “orang tua artinya ayah dan ibu.” (Departemen Pendidikan

Nasional, 2007: 802)

Dapat dikatakan ibu adalah Seseorang yang melahirkan, memberi kehidupan kepada anak-anaknya, memiliki ikatan batin, dan merawat serta mendidik sejak dari kecil yang tidak meminta timbal-balik kepada anaknya serta ayah yang selalu memberikan tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga.

b. Kemandirin Belajar Siswa

(22)

biasanya orang yang memiliki kemandirian jika melakukan perbuatan sudah mempertimbangkan dahulu sebelum melakukannya.

Anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan,(Anggota IKAPI, 2006: 45).

Siswa atau anak dapat mandiri tergantung bagaimana orang tua memberikan perhatian kepada anaknya. Jika orang tua memberikan pendidikan kemandirian sejak kecil maka kemandirian itu dapat terbawa setiap pertumbuhan anak sampai masa dewasa. Anak bisa mandiri jika orang tua memberi dorongan semangat belajar secara penuh.

Tugas-tugas rutin yang harus dipelajari oleh anak sejak kecil : termasuk makan tanpa dilayani, berpakaian sendiri, menjaga kesehatan dirinya sendiri, dan menjaga barang-barang miliknya sendiri menjadi tanggung jawab anak. Orang tua harus memberikan dorongan keberanian dan latihan yang cukup memadai, mengerjakan pekerjaan rutin tersebut bagi anaknya. Jangan mengerjakan untuk anak-anaknya anda suatu pekerjaan yang dapat mereka kerjakan sendiri. Mengambil alih tanggung jawab anak-anak berarti kita harus selalu melayani mereka, menghambat perkembangan kemandirian mereka dan merampas kesempatan anak untuk belajar dari situasi yang realistis(Maurice Balson, 1987: 137).

(23)

proses belajar sehari-hari dan pendidikannya. Orang tua cuma mengarahkan dengan baik, tutur kata yang halus, dan sopan agar anak-anak tidak merasa tertekan apabila anak-anak melakukan kesalahan dalam proses belajar.

Belajar menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian (Poerwodarminto, 1982: 108). Belajar adalah kesediaan atau kesungguhan yang disertai dengan tanggung jawab yang muncul pada diri siswa dalam belajar di sekolah atau perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat latihan dan pengalaman yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan pengetahuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan ekstern.

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, adapun yang termasuk faktor intern adalah :

a. Faktor jasmani, faktor ini meliputi : 1) Faktor kesehatan

2) Cacat tubuh

b. Faktor psikologis, meliputi a. Kecerdasan

(24)

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :

a. Faktor keluarga b. Faktor sekolah c. Faktor masyarakat

Siswa adalah komponen utama dalam proses belajar serta sebagai komponen yang dipersiapkan untuk menjadi orang yang bermasyarakat serta menjadi orang yang siap untuk mandiri, bertanggung jawab, dan berkepribadian yang baik yang didorong atas dirinya sendiri. 2. Indikator Penelitian

a. Indikator perhatian orang tua diantaranya meliputi:

1) Orang tua selalu memberi kasih sayang kepada anaknya

Orang tua yang selalu mencurahkan rasa kasih sayang dengan sepenuh hati maka anak akan merasakan kebahagian dan ketentraman maka pertumbuhan anak akan baik.

2) Orang tua selalu membimbing belajar anak

Orang tua yang menyempatkan membimbing belajar anak, maka anak akan terlatih serta terbiasa dengan bimbingan orang tua dan tidak merasa takut apabila didampingi serta tidak takut untuk bertanya dalam belajar.

(25)

Orang tua yang selalu memperhatikan perkembangan belajar anak, maka orang tua akan tahu sejauh mana anak memahami pelajaran selama di sekolah dan diluar sekolah. Orang tua yang selalu memperhatikan anak bisa memberikan nasehat disaat anak melakukan kesalahan.

b. Indikator kemandirian belajar siswa diantaranya meliputi 1) Memiliki kemauan sendiri dalam belajar

Seorang anak yang memiiki kemauan sendiri dalam dalam belajar, anak tersebut sudah mmiliki perilaku kemandirian belajar. Tetapi orang tua tetap memberikan bimbingan selama anak belum bisa berdiri sendiri

2) Anak memiliki tanggung jawab belajar

Anak yang memiliki tanggung jawab belajar sudah bisa melakukan sendiri atas dorongan sendiri serta memiliki tanggung jawab sendiri untuk melakukan keputusan-keputusan yang diambil.

3) Mampu mengatur dirinya sendiri

(26)

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan rancangan penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dikarenakan peneliti hanya mengumpulkan data sebanyak - banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antar variabel, kemudian dianalisis untuk menemukan hubungan antar variabel.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah SMP N 7 Salatiga Kelas VII tahun 2015 pada tanggal 5 September 2015.

3. Populasi dan Sampel

Suharsimi Arikunto (2010:173) mengatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian. Menurut Nana Sudjana (1989:84) populasi merupakan keseluruhan individu yang digeneralisasikan, sedang sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi yang memiliki sifat sama dengan populasi. Adapun populasi kelas VII SMP N 7 Salatiga sejumlah 229 siswa.

(27)

4. Teknik Pengumpulan Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data diperoleh, sedangkan data adalah hasil dari penelitian yang diperoleh melalui subyek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana penulis mengadakan pengamatan yang berada dilingkungan SMP N 7 Salatiga. Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data dari lingkungan sekolaht tersebut.

b. Metode Angket

Metode utama penggalian data dalam penelitian ini adalah angket. Angket merupakan metode yang menggunakan sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh responden. Yaitu angket yang disusun dengan menyediakan alternatif jawaban sehingga memudahkan responden dalam memberi jawaban dan memudahkan peneliti dalam menganalisa. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016

c. Metode Dokumentasi

(28)

prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:234). Metode ini digunakan penulis sebagai pelengkap dalam pengumpulan data. Dalam menetapkan mentode ini hanya digunakan untuk mengumpulkan data, yang berwujud surat – surat atau dokumentasi.

5. Analisis Data

Dilakukan dengan menggunakan metode statistika tergantung pada skala pengukuran variabel karena beberapa prosedur analisis hanya cocok untuk skala pengukuran tertentu. Untuk meganalisis data adalah sebagai berikut :

a. Analisis data pendahuluan

Dalam analisis ini, peneliti mengumpulkan data, peneliti menggunakan tabel distribusi frekuensi sederhana, dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1) Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat nilai 4; 2) Untuk jawaban Setuju (S) mendapat nilai 3;

3) Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat nilai 2;

4) Dan untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat nilai 1 b. Analisis uji hipotesis

(29)

r

xy

= N∑XY−(∑X)(∑Y)

[N∑X2− ∑X 2][N∑Y2−(∑Y)²

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

XY = Produk dari X kali Y X = Variabel skor 1 Y = Variabel skor 2 N = Jumlah responden H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, secara garis besar urut-urutan sisteatika penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagian muka skripsi terdiri atas, halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, dan daftar isi.

BAB I terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan indikator pendahuluan, metode penelitian, sistematika penulisan

(30)

BAB III akan membahas hasil penelitian yang berupa gambaran lokasi penelitian dan penyajian hasil jawaban angket yang diberikan

BAB IV membahas analisa data yang meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotensis, dan pembahasan.

(31)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perhatian Orang Tua

1. Pengertian perhatian orang tua

Perhatian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal memperhatikan siapa yang diperhatikan dan minat(Departemen dan kebudayaan: 754).

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak-anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anaknya(Daradjat, 2011: 35).

Sedangkan pengertian orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap (cerdik, pandai, ahli, dan sebagainya), orang yang dihormati (disegani di kampung)(Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 802). orang tua dalam hal ini adalah ibu bapak dari anak atau wali murid yang bersangkutan.

(32)

Keluarga itu adalah unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat, dimana hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya, sebagian besar bersifat hubungan-hubungan langsung. Di situlah berkembang individu dan di situlah terbentuknya tahap-tahap awal proses pemasyarakatan (socialization), dan melalui interaksi dengannya, ia memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat, nilai-nilai, emosi dan sikapnya dalam hidup, dan dengan itu ia memperoleh ketentraman dan ketenangan.

Anak lahir dalam keadaan fitrah, keluarga dan lingkungan anaklah yang mempengaruhi dan membentuk kepribadiannya. Perilaku kecenderungannya sesuai dengan bakat yang ada dalam dirinya, pengaruh yang kuat dan cukup langgeng adalah kejadian dan pengalaman pada masa kecil sang anak yang tumbuh dan suasana keluarga yang ditempati (Zurayk, 1997:21). Dari penjelasan di atas sangatlah jelas bahwa pengaruh orang tua terhadap pendidikan anaknya sangatlah besar, hal ini juga diperkuat oleh sabda nabi Muhammad SAW:

امِ مِا مَ وِّ مَ لُ انْ مَ امِ مِا مَ وِّ مَ لُ انْ مَ امِ مِا مَووِّ مَ لُ الُا مَ مَ مَ مَ امِ مَ نْ مِ نْو ا مَ مَ الُ مَو لُ ا لَّا مِ ادٍو لُونْ مَ ا نْ مِ ا مَ

Artinya: Tidak seorang pun yang baru dilahirkan kecuali dalam

keadaan fitroh maka orang tuanya lah yang menjadikan yahudi,

nasrani, maupun majusi (Shahih Bukhori, 1994:117).

(33)

way of life orang tua memberikan warna dasar terhadap pembentukan kepribadian anak. Dan dari pengalaman yang didapat dari keluarga dapat menjurus ke arah positif/baik dan kearah negatif/buruk,(Simanjuntak, 1984:117). Dari pendapat tersebut bahwasannya pengaruh orang tua sangatlah besar terhadap perilaku anak dan mempengaruhi jalan seorang anak menuju masa depannya. 2. Bentuk-bentuk perhatian orang tua

Bentuk-bentuk dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: a. Orang tua sebagai pelindung

Bahwasanya orang tua sebagai pelindung harus dapat menjaga dan memelihara keselamatan dan kelangsungan hidup keluarganya baik yang besrsifat jasmani maupun yang bersifat rohani. Dengan demikian anak merasa tenang aman dan tentram hidup dalam keluarga yang bertanggung jawab. Zakiyah derajat menjelaskan beberapa hal yang sangat penting yang harus diperhatikan sebagai kebutuhan psikis anak diantaranya adalah:

1) Kebutuhan akan merasa kasih sayang 2) Kebutuhan rasa aman

(34)

b. Orang tua sebagai pemimpin

Orang tua harus mampu mendidik dan mengarahkan ke jalan yang baik dengan cara memberikan contoh-contoh atau suri tauladan yang baik agar pada diri anak tertanam akhlakul karimah, karena sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang mampu memimpin anggotanya dengan baik dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan fungsi orang tua sebagai

pemimpin adalah surat At Tahrim ayat 6

ُةَراَجِْلْاَو ُساَّنلا اَهُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْ نَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي

َووُ َمْ ُ ي اَم َووُلَ ْفَ يَو ْمُهَ َمَأ اَم َ َّللا َووُ ْ َ ي ةٌداَ ِ ةٌلا ِ ةٌ َكِلا َم اَهْ يَلَ

Artinya:

”wahai orang yang beriman peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan

apa yang dia perintahkan “(Depag, 2006:448)

Dari firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6 menerangkan bahwa orang tua harus mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya agar tidak terjerus pada hal-hal yang dilarang oleh Agama.

(35)

1) Menciptakan suasana keluarga yang harmonis

Didalam keluarga harus menjalin hubungan komunikasi yang baik, baik diantara Ibu dan Bapak, orang tua dan anak, sehingga antara anggota keluarga tidak terjadi kerenggangan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi suasana keluarga diantaranya adalah:

a) Struktur keluarga

b) Hubungan anak dan dengan orang tua c) Sikap terhadap rumah

d) Anak dengan hiburan e) Anak dengan sekolah f) Anak dengan agama g) Anak dengan normal sosial 2) Pembentukan moral anak

Aspek moral seorang anak merupakan suatu yang berkembang dan dikembangkan, artinya bagaimana anak itu kelak akan bertingkah laku sesuai atau tidak sesuai dengan nila-nilai moral yang berlaku semua itu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. 3) Pendidikan Keluarga

(36)

anak sebagai amanah dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Anfal

ayat 28 :

اةٌي فِ وَااةٌ عْ وَ امُ وَ عْ فِااوَ نَّ انَّ وَ وَ اةٌ وَ عْ فِ اعْيمُ مُ وَ عْ وَ وَ اعْيمُ مُاووَ عْ وَ ا وَ نَّ وَ او مُ وَ عْاووَ

Artinya :

Dan ketahuilah bahwa harta mu dan anak-anakmu hanyalah

sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi allah ada pahala

yang besar. (Depag, 2006;143)

Suatu peran yang menuntut mereka untuk lebih menekankan pada dorongan dari dalam diri mereka dibandingkan dorongan berkat hubungan mereka dengan anak-anak. Keberhasilan orang tua sangat tergantung pada kecakapan mereka untuk mengintegritasikan anggota-anggota keluarga mereka masing-masing(Maaurice Balson,1987: 124).

B. Kemandirian Belajar Siswa

1. Pengertian Kemandirian

(37)

Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan. Ada beberapa ciri khas anak mandiri antara lain mempunyai kecenderungan memecahkan masalah dari pada berkutat dalam kekhawatiran bila terlibat masalah, tidak takut mengambil risiko karena sudah mempertimbangkan baik buruknya, percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau meminta bantuan, dan mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya.

2. Beberapa Definisi Belajar

b. Belajar menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian(Poerwodarminto, 1982: 108).

c. Para ahli belum seragam dalam memberikan definisi belajar, menurut Lilik Sriyanti dkk (2013: 14) dalam buku teori-teori pembelajaran berikut akan diuraikan sebagai definisi belajar:

(38)

2) Menurut Cronbanch dalam bukunya Educational Psyhology

mengemukakan “learning is show by a change in behevior as a

result of experience”

3) Menurut Dictionary of Psychology disebutkan bahwa belajar

memiliki dua definisi. Pertama; belajar diartikan “the proces of

acquiring knowledge.” Kedua; belajar diartikan „a relatively

permanent change potentialily which occurs as a result of

reinforced praktice”. Pengertian pertama, belajar memiliki arti

sesuatu proses untuk memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti sesuatu perubahan kemampuan untuk bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat

4) Menurut Syah, menyimpulkan, belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sabagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

(39)

C. Metode atau Cara Untuk Mengembangkan Kemandirian Anak

Anak-anak akan berkembang melalui berbagai tingkat dari sikap ketergantungan kepada orang ke tingkat kemandirian yang penuh apabila mereka diberi dorongan semangat untuk melakukan. Bagi beberapa anak, upaya mendapatkan kemandirian secara bertahap dihalangi oleh orang tuanya yang selalu berbuat sesuatu yang dapat dilakukan oleh anak itu sendiri(Maurice Balson, 1987: 137).

Kemadirian harus diajarkan sejak dini. Sebab, kemandirian anak akan berpengaruh masa remaja dan dewasa. Anak yang mandiri tidak akan meminta bantuan orang lain karena bisa melakukannya sendiri.

Tips-tips untuk mengembangkan kemandirian

Cara untuk mengembangkan kemandirian pada anak pada prinsipnya adalah dengan memberikan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas. Semakin banyak kesempatan maka anak anak akan semakin terampil mengembangkan skillnya sehingga lebih percaya diri. beberapa hal yang seharusnya dilakukan dan sebaiknya tidak dilakukan dan dilihat pada paparan berikut ini.

Lakukan:

1. Anak-anak didorong agar mau melakukan sendiri kegiatan sehari-hari yang ia jalani seperti gosok gigi, makan sendiri, bersisir, berpakaian, dan lain sebagainya segera setelah mereka mampu melakukannya sendiri. 2. Anak diberi kesempatan sekali mengambil keputusan sendiri, misalnya

(40)

3. Anak diberi kesempatan untuk bermain sendiri tanpa ditemani sehingga terlatih untuk mengembangkan ide dan berfikir untuk dirinya. Agar tidak terjdi kecelakaan maka atur ruangan tempat bermain anak sehingga tidak ada barang yang berbahaya(Anggota IKPI, 2006: 49).

D. Faktor-Faktor yang Mendorong Terbentuknya Kepribadian Anak

Kemandirian merupakan salah satu karakter atau kepribadian seorang manusia yang tidak dapat berdiri sendiri. Kemandirian bukanlah keterampilan yang muncul tiba-tiba, melainkan perlu diajarkan kepada anak, tanpa diajarkan anak tidak akan tahu bagaimana mereka membantu dirinya sendiri. Setidaknya, ada dua faktor yang berpengaruh dalam mendorong timbulnya kemandirian anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri anak itu sendiri. Sementara faktor eksternal yaitu faktor yang datang atau ada di luar anak itu sendiri.

Berikut adalah deskripsi dari faktor-faktor yang mendorong timbulnya kemandirian anak(Wiyani, 2013: 35-41).

1. Faktor Internal

Faktor internal ini terdiri dari dua kondisi, yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis. Berikut adalah penjelasan dari dua kondisi tersebut. a. Kondisi Fisiologis

(41)

yang lain sehingga dia mendapatkan pemeliharaan yang lebih dan itu sangat berpengaruh terhadap kemandirian mereka.

b. Kondisi Psikologis

Meskipun kecerdasan atau kemampuan berfikir seorang anak dapat diubah atau dikembangkan melalui lingkungan, sebagian ahli berpendapat bahwa faktor bawaan juga berpengaruh terhadap keberhasilan lingkungan dalam mengembangkan kecerdasan seorang anak, pandangan yang demikian disebut pandangan nativisme. Sementara mereka yang berpandangan kecerdasan seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan dikenal dengan empirisme. Panduan antara keduanya adalah konvergensi.

Lepas dari perbedaan pendapat di atas, tentunya semua pakar pendidikan sepakat bahwa kecerdasan atau kemampuan kognitif berpengaruh terhadp pencapaian kemandirian seorang anak. Hal ini disebabkan kemampuan bertindak dan mengambil keputusan yang dilakukan oleh seorang anak yang mampu berfikir dengan seksama tentang tindakannya. Dengan demikian kecerdasan yang dimiliki seorang anak berpengaruh terhadap kemandirian anak.

2. Faktor Eksternal

(42)

a. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pembentukan kemandirian anak. Lingkungan yang baik dapat menjadikan cepat tercapainya kemandirian anak. Keluarga sebagai lingkungan terkecil dalam pembentukan karakter anak. Kondisi lingkungan kelurga ini sangat berpengaruh dalam kemandirian anak. b. Rasa Cinta dan Kasih Sayang

Rasa cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya diberikan sewajarnya karena hal itu dapat mempengaruhi mutu kemandirian anak. Bila rasa cinta dan kasih sayang diberikan berlebihan anak akan menjadi kurang mandiri.

c. Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga

Lingkungan keluarga berperan penting dalam pembentukan karakter kemandirian. Pembentukan karakter kemandirian tersebut tidak lepas dari peran orang tua dan pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Bila anak sejak kecil dilatih untuk mandiri, ketika harus keluar dari asuhan orang tua untuk hidup mandiri, ia tidak akan merasa takut.

d. Pengalaman dalam Kehidupan

(43)

anak mulai memisahkan diri dari orang tuanya dan mengarah kepada teman sebaya. Maka pada saat itu anak telah memulai perjuangan memperoleh kebebasan. Dengan demikian, melalui hubungan dengan teman sebaya anak akan blajar berfikir mandiri.

Faktor budaya dan kelas sosial juga dapat mempengaruhi kemandirian anak. Seorang anak dalam ruang lingkup tempat tinggal mengalami tekanan untuk mengembangkan suatu pola kepribadian tertentu yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh budayanya. Kemudian kelas sosial, termasuk kelas ekonomi dan kelas pendidikan juga mempengaruhi ketergantungan anak pada orang tua. E. Faktor Penyebab Keterlambatan Kemandirian Anak

Pembelajaran berbasis kemandirian sangat penting diajarkan kepada anak. Tujuan supaya anak ketika dewasa nanti dapat melakukan aktifitas dengan mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Banyak anak yang mengalami keterlambatan kemandirian. Hal ini disebabkan sejak kecil anak tidak diajarkan kemandirian oleh orang tuanya. Berikut sebab mengapa anak sering mengalami keterlambatan kemandirian.

1. Anak terlalu dimanjakan

(44)

2. Membatasi aktivitas dan kreatifitas anak

Segala bentuk aktivitas dan kreatifitas yang ditunjukkan anak pada dasarnya merupakan fitrah. Orang tua tidak boleh membatasi aktivitas dan kreatifitas seorang anak. Sebab, dengan membatasi aktivitas dan kreatifitasnya berarti secara tidak langsung orang tua telah menghambat kemandirian anak, terutama anak usia dini. Biarkan anak melakukan aktivitas dan kreatifitas sendiri. Peran orang tua hanyalah membimbing dan mengarahkan supaya anak dapat mengerti dan belajar dari diri orang tuanya (Fadlillah dan Khorida, 2013: 120-122).

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Ratih Sunar Astuti berpendapat bahwa prinsip mendidik kemandirian adalah melatihkan pada saat yang tepat. Latihan yang terlalu awal justru akan membuat anak merasa tidak aman dan menjadi tertekan. Namun, apabila terlambat maka kita akan kesulitan mengubah sifat ketergantungan anak terhadap orang tua.(Anggota IKPI, 2006: 53)

(45)

1. Yang harus dilakukan orang tua

a. Biarkan anak mengerjakan segala sesuatu sendir, walaupun sering membuat kesalahan

b. Ketika bermain bersama bermainlah sesuai keinginan anak, jika anak tergantung pada kita maka beri dorongan untuk berinisiatif dan dukung keputusannya

c. Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan dan idenya

d. Latihlah anak untuk bersosialisasi, sehingga anak belajar menghadpi problem sosial yang lebih komplek. Jika anak ragu-ragu atau takut cobalah menemaninya terlebih dahulu, sehingga anak tidak terpaksa e. Untuk anak yang lebih besar, mulailah ajak anak untuk mengurus

rumah

f. Ketika anak mulai memahami konsep waktu dorong merekauntuk mengatur jadwal pribadinya

g. Anak-anak juga perlu diberi tanggung jawab dan kosekuensinya bila tidak memenuhi tanggung jawabnya

h. Kesehatan dan kemampuan biasanya berkaitan juga dengan kemandirian

2. Yang tidak boleh dilakukan oleh orang tua

(46)

mengembagkan perasaan ragu-ragu pada anak dan menghilangkan kesempatan bagi anak untuk berfikir sendiri

b. Orang tua jangan tergesa-tergesa memberikan bantuan saat anak datang meminta pertolongan. Dorong anak untuk berfikir sendiri, jikatidk berhasil juga berikan bimbingan tidak langsung.

c. Jangan memberikan tuntutan dan beban yang terlalu tinggi pada si anak

d. Jangan berfokus pada hasil, tetapi hargai setiap usaha anak

e. Jangan pernah melabel anak dengan istilah bodoh, atau kalimat lain jika anak belum mampu menyelesaikan tugasnya(Anggota IKPI, 2006: 51).

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan ekstern .

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, adapun yang termasuk faktor intern adalah :

a. Faktor jasmani, faktor ini meliputi : 1) Faktor kesehatan

(47)

2) Cacat tubuh

Orang yang cacat tubuh berpengaruh dalam belajar. Sebab, orang yang cacat tubuh membutuhkan alat untuk belajar. Seperti, orang yang tidak bisa mendengar maka membutuhkan peraga dan butuh pendamping yag khusus agar bisa belajar dengan baik.

b. Faktor psikologis

Faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, dan kematangan:

1) Kecerdasan

Kecerdasan siswa sangat mempengaruhi belajar, siswa yang memiliki kecerdasan yang baik menyerap dan memahami pelajaran.

2) Motivasi

Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar memiliki dua lipati niat untuk belajar.

3) Bakat

(48)

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :

a. Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik 2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah

4) Keadaan ekonomi keluarga b. Faktor sekolah

1) Metode mengajar 2) Kurikulum

3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Waktu sekolah

c. Faktor masyarakat

1) Kegiatan siswa dalam masyarakat 2) Teman bergaul bentuk kehidupan

(49)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Tinjauan Historis

Pada tahun 1986, pertama pemikiran tentang pendirian SMP N 7 Salatiga yang dilatarbelakangi masih kurangnya sekolah tingkat SLTP di Salatiga. Dan pada tahun 1987 SMP N 7 Salatiga mulai beroperasi, namun masih bertempat di SMP N 2 Salatiga. Selang 3 tahun pada tahun 1990 berpindah ke gedung baru milik SMP N 7 salatiga di Jalan Setiaki No 15 Salatiga sampai sekarang. Siswa dari tahun ke tahun semakin banyak dan sarana prasarananya semakin memadahi dari ruang kelas, ruang komputer, ruang guru, tempat ibadah (mushola), dan lain-lain. 2. Letak Geografi

SMP N 7 Salatiga terletak di kota Salatiga. Sekolah tersebut terletak 4 km dari pusat kota Salatiga. Sebagian besar daerahnya adalah daerah perkebunan, namun ada beberapa di sekitar sekolah ada rumah dan sekolah alam untuk lebih jelasnya profil sekolah sebagai berikut:

a. Profil Sekolah

Identitas Sekolah SMP N 7 Salatiga

Nama Sekolah : SMP Negeri 7 Salatiga

Nama Kepala Sekolah : Dra. Anna Maria Andharini, M. Pd. No. Statistik Sekolah : 201036203007

NIS : 20007

(50)

Nomor Telepon : (0298) 322272 Status Sekolah : Negeri

Jenjang Akreditasi : A Tahun didirikan : 1987

Tahun Beroprasi : 1987

Kepemilikan Tanah : Pemkot Kota Salatiga a. Status tanah : SHM

b. Luas tanah : 12.780 m²

Status bangunan : Milik Pemerintah Kota Salatiga Luas seluruh bangunan : 3.039 m²

Nomor rekening sekolah : 0081-01-009019-50-5 atas nama SMP Negeri 7 Salatiga

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 5 September 2015 SMP N 7 Salatiga segi geografi sangat tepat dan terletak pada lingkungan kondusif, di mana transportasi lancar serta tidak terisolasi dari kota. Posisi lembaga pendidikan berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan perkebunan b. Sebelah selatan : berbatasan dengan perkebunan

c. Sebelah timur : berbatasan dengan rumah masyarakat dan sekolah

(51)

3. Struktur Organisasi

Organisasi adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan dan merupakan wadah penyelenggaraan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi bersifat permanen tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pergantian atau reorganisasi apabila dipandang perlu, demi kelancaran dalam mencapai tujuan atau usaha-usaha peningkatan, efisiensi, dan efektifitas serta produktifitas. Organisasi sekolah merupakan salah satu keharusan dalam lembaga pendidikan. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa seluruh komponen yang ada di dalam lingkungan sekolah harus dapat berjalan dengan seimbang, sehingga pencapaian tujuan yang diinginkan dapat tercapai. SMP N 7 Salatiga adalah salah satu lembaga pendidikan yang formal, agar dapat tercapainya tujuan pendidikan Nasional, intruksional, kurikuler, dan hal ini sudah ditentukan dalam struktur organisasi

4. Keadaan Sekolah SMP N 7 Salatiga

Peneliti mewancarai salah satu petugas TU di SMP N 7 Salatiga menanyakan jumlah pendidik, karyawan, dan siswa kelas VII hingga kelas IX di sekolah ini, peneliti mendapatkan jumlahnya sebagai berikut a. Keadaan guru dan karyawan

(52)

b. Keadaan siswa

Keadaan siswa pada tahun 2015/2016 telah mencapai 629 dengan rician sebagai berikut :

Tabel I

Jumlah siswa kelas VII sampai kelas IX

NO KELAS JUMLAH

1 KELAS 7 229

2 KELAS 8 211

3 KELAS 9 189

JUMLAH SEMUA 629

5. Fasilitas

Berdasarkan observasi dan dokumentasi dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan tata usaha bahwa fasilitas yang dimiliki sekolah sudah cukup memadahi dalam rangka menunjang tujuan pendidikan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dipaparkan fasilitas yang dimiliki sebagai berikut :

a. Untuk bangunan dan sekelilingnya berjumlah 1280 m2

b. Lapanganan serbaguna yaitu lapangan basket, sepak bola, volly, dan lain-lain.

c. Setiap ruangan terdapat meja kursi guru dan siswa serta telah dilengkapi sarana pembelajaran

(53)

f. Di luar ruangan ada beberapa taman atau gubug sebagai sarana pembelajaran di luar sekolah dan sebagai tempat istirahat untuk siswa dan siswi

Tabel II

Sarana dan Prasarana :

Ruang Jumlah

Ruang kelas 21

Ruang kepala sekolah 1

Ruang guru 1

Ruang kurikulum 1

Ruang laboratorium IPA 1

Ruang computer 1

Ruang perpustakaan 1

Ruang UKS 1

Ruang BK 1

Ruang seni 1

Mushola 1

Ruang Agama (Kristen) 1

(54)

B. Penyajian Data

Berdasarkan nilai hasil angket yang diberikan kepada 24 siswa pada variabel perhatin orang tua dan kemandirian belajar siswa datanya dapat disajikan sebagai berikut:

1. Hasil angket perhatian orang tua Tabel III

Data hasil angket perhatian orang tua

(55)

2. Angket Kemandirian Belajar Siswa

Berdasarkan data angket yang mempertanyakan tentang kemandirian belajar siswa sebagai berikut :

Tabel IV

Data hasil angket kemandirian belajar siswa

(56)

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Deskriptif

Dalam analisis ini akan diketahui perhatian orang tua terhadap siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pembelajaran 2015/2016 berdasarkan jawaban angket yang telah disebarkan pada 24 siswa kelas VII.

1. Nilai variabel x (perhatian orang tua)

Dari hasil angket yang telah diperoleh nilai variabel untuk perhatian orang tua diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V

Daftar nilai perhatian orang tua

SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016

No Nilai No Nilai

1 53 13 53

2 51 14 47

3 47 15 49

4 40 16 52

5 50 17 51

6 55 18 45

7 44 19 44

8 49 20 55

9 46 21 54

10 46 22 48

11 45 23 53

(57)

Adapun distribusi frekuensi tentang hasil jawaban angket adalah sebagai berikut :

Tabel VI

Distribusi frekuensi perhatian orang tua

SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016

No Nilai Frequency Percent FX

a. Proses penghitungan mean (X) ebagai berikut :

𝑋

=

fx

𝑁

=

1176

24

(58)

b. Untuk mengartikan tingkat perhatian orang tua, maka peneliti membuat interval dengan kategori sebagai berikut :

R = H – L + 1

H = Jumlah item X skor tertinggi a = 4 = 15 x 4

= 60

L = Jumlah item X skor terendah a = 1 = 15 x 1

=15

Jadi R = H – L + 1 = 60 – 15 + 1

=46

𝑖= 𝑅

𝐾

Dimana i = Interval

R = Jumlah interval kelas

K = Jumlah kelas interval berdasarkan jumlah alternatif jawaban

𝑖

=

46

4

(59)

Untuk lebih jelasnya akan disajikan tabel dibawah ini ang memuat kategoriyang kualitas pelaksanaan.

Tabel VII

Interval kategori perhatian orang tua

SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016

No Interval Kategori Frekuensi Prosentase

1 49,5 – 60 Sangat baik 13 54’17

2 38 – 48,5 Baik 11 45,82

3 26,5 – 37 Cukup 0 0

4 15 – 25,5 Kurang 0 0

Total 24 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan perhatian orang tua di SMP N 7 Salatiga dapat dikatagorikan sangat baik dikarenakan mean nilai angket sebesar 54,17 mencapai interval kategori sangat baik (49,5–60) sesuai dengan tabel di atas.

2. Nilai Variabel Y (Kemandirian Belajar). Nilai jawaban masing-masing siswa anak adalah sebagai berikut :

Tabel VIII

Daftar nilai kemandirian belajar siswa

SMP N 7 SalatigaTahun pelajaran 2015/2016

No Nilai Nilai No

1 48 13 51

2 44 14 44

(60)

4 39 16 46

Adapun distribusi frekuensi tentang hasil jawaban angket adalah sebagai berikut :

Tabel IX

Distribusi frekuensi kemandirian belajar siswa

SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016

(61)

Untuk mencari mean pada tabel di atas, maka dilakukan langkah sebagai berikut :

a. Proses penghitungan mean (Y) ebagai berikut :

𝑋

=

fy

𝑁

=

1135

24

= 47,29

b. Untuk mengartikan tingkat kemandirian belajar, maka peneliti membuat interval dengan kategori sebagai berikut :

R = H – L + 1

H = Jumlah item Y skor tertinggi a = 4 = 15 x 4

= 60

L = Jumlah item Y skor terendah a = 4 = 15 x 1

=15

Jadi R = H – L + 1 = 60 – 15 + 1

= 46

𝑖= 𝑅

𝐾

(62)

R = Jumlah interval kelas

K = Jumlah kelas interval berdasarkan jumlah alternatif jawaban

𝑖

=

46

4

𝑖

= 11,5

Untuk lebih jelasnya akan disajikan tabel dibawah ini ang memuat kategoriyang kualitas pelaksanaan.

Tabel X

Interval kategori kemandirian belajar siswa

SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016

No Interval Kategori Frekuensi Prosentase

1 49,5 – 60 Sangat baik 8 33,35

2 38 – 48,5 Baik 16 66,65

3 26,5 – 37 Cukup 0 0

4 15 – 25,5 Kurang 0 0

Total 24 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan kemandirian belajar di SMP N 7 Salatiga dapat dikatagorikan baik dikarenakan mean nilai angket sebesar 66,65% mencapai interval kategori sangat baik (38-48,5) sesuai dengan tabel di atas.

B. Pengujian Hipotesis

(63)

(perhatian orang tua) dan nilai variabel Y (kemandirian belajar siswa) SMP N 7 Salatiga dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

r

xy

=

N

XY

(

X)(

Y)

[N

X

2

− ∑

X

2

][N

Y

2

(

Y)²

Tabel XI

Tabel kerja korelasi Product Moment

(64)

Diketahui :

N = 24 ∑X = 1176 ∑Y = 1135

∑X2 = 57982 ∑Y2 = 54159 ∑XY = 55854

r

xy

=

N

XY

(

X)(

Y)

[N

X

2

− ∑

X

2

][N

Y

2

(

Y)²

r

xy

=

24 x 55854

1176

1135

24 x 57983

1176

2

][24 x 54159

1135

2

r

xy

=

1340496

1334760

1391592

1382976 ][1299816

1288225

r

xy

=

5736

8616 x 11591

r

xy

=

5736

99868056

r

xy

=

5736

9993.40

(65)

Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa koefisien antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 0,574 (rxy = 0,574)

C. Pembahasan

Selanjutnya untuk menguji apakah ada hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa SMP N 7 Salatiga, dari hasil yang telah ditemukan sebesar 0,574 (rxy = 0,574). Maka selanjutnya

memberikan interprestasi sebagai berikut :

1. Secara sederhana : dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif: berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi Berjalan searah)

2. Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0,574), yang besarnya

berkisar 0,40 – 0,70 antara variabel X dan variabel Y memang terdapat hubungan.

3. Interpretasi dengan menggunakan tabel “r”: df = N-nr = 24 – 2 = 22 product moment ternyata bahwa df sebesar 22, pada taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,404 dan taraf signifikan 1% diperoleh r tabel = 0,515.

Apabila hasilnya menunjukkan bahwa ro ≥ rt, berarti signifikan, yang

berarti pula bahwa hipotesis yang petulis ajukan diterima, tetapi apabila sebaliknya, ro ≤rt berarti non signifikan, maka hipotesis ha yang penulis ajukan

(66)

Adapun untuk mengetahui apakah nilai rxy (ro) itu signifikan atau tidak

maka diuji dengan taraf signifikan 5% dan 1% yang operasional adalah sebagai berikut :

Pada taraf signifikan 5% hasilnya adalah:

ro = 0,574

rt 5% = 0,404

ro > rt 0,05 (Signifikan)

pada taraf signifikan 1% hasilnya adalah :

ro = 0,574

rt 1% = 0,515

ro > rt = 0,01 (Signifikan)

Dari penguji di atas membuktikan bahwa setelah rxy (ro) diuji baik

pada taraf signifikan 5% atau 1%, ro tetap menunjukkan hasil lebih besar dari rt.

Dengan demikian hipotesis alternatif ha yang berbunyi “ada hubungan

perhatian orang tua dengan kemandirian belajar SMP N 7 Salatiga siswa kelas

VII tahun pelajaran 2015/2016” yang diajukan adalah diterima.

(67)

orang tua dengan kemandirian siswa SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera di bawah ini :

Tabel XII

Pedoman untuk memberikan interpretasi

Terhadap koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,00 sangat Kuat

Berdasarkan tabel di atas, dapat hubungan diketahui bahwa interpretasi terhadap koefisien korelasi perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa SMP N 7 Salatiga terdapat tingkat hubungan yang sedang.

(68)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah diadakan penelitian lapangan dan mengalisis data yang

diperoleh dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul “hubungan

perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7

Salatiga tahun pelajaran 2015/2016”. Dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perhatian orang tua berdasarkan jawaban angket yang disebar kepada 24 siswa, yang masuk kategori sangat baik berjumlah 13 anak, yang termasuk dalam kategori baik berjumlah 11 siswa, dan tidak ada kategori cukup dan kurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua kelas VII di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 dapat dikategorikan sangat baik dikarenakan mean nilai angket sebesar 49. 2. Kemandirian belajar siswa SMP N 7 Salatiga kelas VII tahun pelajaran

(69)

3. Berdasarkan analisis tentang hubungan perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 ditemukan untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = N-nr = 24 – 2 = 22, maka diperoleh r tabel = 0,404 dan kesalahan 1% r tabel = 0,515. Dari pengujian di atas membuktikan bahwa setelah rxy (ro) diuji

baik baik pada taraf signifikan 5% atau 1%, ro tetap menunjukkan hasil

lebih besar dari rt. Dengan demikian hipotesis alternatif ha yang berbunyi “ada hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar

siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016” yang diajukan adalah diterima. Kesimpulan yang dapat diambil dari ketiga interpretasi di atas adalah terdapat hubungan positif antara Variabel X dan Variabel Y dan hubungan itu sifatnya cukup signifikan sehingga hubungan itu memang ada antara perhatian orang tua dan kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. B. Saran–Saran

Setelah peneliti menyimpulkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran – saran sebagai berikut :

(70)

siswa dengan prinsip kemandirian belajar serta membantu mengawasi dan mengendalikan diri seorang siswa.

2. Bagi siswa hendaknya sadar dengan eksistensinya sebagai manusia yang harus maju dan berkembang terutama dalam melakukan aktifitas belajar sehingga tumbuh kesadaran untuk perilaku belajar secara mandiri.

3. Bagi pembaca, apabila sesuatu yang bermanfaat dan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari terutama penciptaan sikap anak untuk berperilaku belajar mandiri

C. Penutup

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Anggota IKAPI. 2006. membuat prioritas Melatih Anak Mandiri. Yogyakarta: Kanisius,

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharismi. 2010. Prosedur Penelitian Bidang Sosial Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,

Balson, Maurice. 1987. Bagaimana Menjadi Orang Tua yang baik. Jakarta: Bumi Aksara,

Darajat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendiidkan Islam. Jakarta:Bumi Aksara,

Depag RI. 1984. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an,

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besa Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Fadillah, Muhammad dan Khorida, Lilif Mualifatul. 2013. Bina Karakter anak

Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

Sriyanti, Lilik, Muna Erawati, Suwardi. 2013. Teori-Teori Belajar. STAIN Salatiga

Sudjana, Nana. Ibrahim. 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan.Bandung: Sinar Baru,

Simanjuntak. 1984. Latar Belakang Kenakalan Remaja. Bandung: penerbit Alumni (Anggota IKAPI)

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yangmempengaruhinya. Cetakan Keempat. Jakarta: Rineka Cipta,

(72)

Surachmad, Winarno, 1972. Dasar Dan Tehnik Research. Bandung: C.V. TARSITO.

Suryabrata ,Sumadi. 1993, Psikologi pendidika. Jakarta:Raja Grafindo Persada,

Kasiram, Moh. 2008. Metodologi penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: UIN-Malang press.

Poerwadarminto, Ngalim. WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

Wiyani, Novan Ardi. 2013. Bina Karakter anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

Zurayk, Ma’ruf, 1997, Bimbingan Praktis Mendidik Anak Menuju Remaja,

(73)

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

A. Kisi-kisi perhatian orang tua

Variabel Indikator Item Angket

Perhatian Orang Tua

Kasih sayang orang tua 1,2,3,4,5 Orang tua sebagai

pembimbing dalam belajar 6,7,8,9,10 Orang tua selalu

memperhatikan belajar

anaknya 11,12,13,14,15

B. Kisi-kisi kemandirian belajar siswa

Variabel Indikator Item Angket

Kemandirian belajar siswa

Memiliki kemauan dalam

belajar 1,2,3,4,5

Memiliki tanggung jawab

belajar 6,7,8,9,10

(74)

ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN

Nama Siswa : ___________________ Kelas : ___________________

Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi anda di sekolah ini.

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET :

1. Isilah daftar identitas yang telah disediakan

2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan seksama

3. Isilah dengan jujur sesuai dengan kenyataan pada diri saudara 4. Berilah tanda check (√) pada alternatif jawaban yang anda anggap

paling benar

5. Seluruh pernyataan harus dijawab dan tidak diperkenankan jawaban lebih dari

Satu

6. Keterangan pilihan :

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

ANGKET PERHATIAN ORANG TUA

NO PERTANYAAN SS S TS STS

1 2 3 4

1 Orang tua sangat menyayangi saya 2 Orang tua selalu memberikan bimbingan

belajar di rumah

3

Walaupun orang tua sedang sibuk, tetapi selalu menyempatkan diri menemani saya dalam belajar

4 Orang tua selalu menanyakan kegiatan saya di

sekolah

5

Ketika saya mendapatkan nilai kurang bagus, saya tidak dimarahi tetapi dinasehati dan diberi pengarahan agar kedepannya lebih baik

6 Orang tua selalu mengingatkan saya selalu

berdo'a sebelum mengerjakan sesuatu 7 Orang tua selalu memberi semangat untuk

(75)

8

Saya tidak diizinkan menonton TV sebelum mengerjakan tugas sekolah atau diwajibkan belajar dulu

9

Orang tuamengarahkan memilih teman bergaul dan memberi pengarahan tentang pergaulan yang baik

10 Pada waktu luang orangtua mengecek tugas

dan pelajaran yang diajarkan oleh guru 11 Orang tua selalu mengontrol kegiatan saya

sehari-hari

12 Orang tua membantu memecahkan masalah

dalam pelajaran

13 Orang tua selalu peduli terhadap kemajuan

belajar saya

14 Setiap seminggu sekali orang tua selalu

megajak diskusi tentang pelajaran di sekolah 15 Orangtua mengingatkan jika sifat menyontek

(76)

ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN

Nama Siswa : ___________________ Kelas : ___________________

Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi anda di sekolah ini.

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET :

1. Isilah daftar identitas yang telah disediakan

2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan seksama

3. Isilah dengan jujur sesuai dengan kenyataan pada diri saudara 4. Berilah tanda check (√) pada alternatif jawaban yang anda anggap

paling benar

5. Seluruh pernyataan harus dijawab dan tidak diperkenankan jawaban lebih dari

1 Setiap hari saya belajar dirumah, meskipun

hari libur

2 Saya rajin membaca buku yang berkaitan

dengan materi pembelajaran di sekolah 3

Jika ada istilah atau kosa kata baru yang belum saya pahami, saya berusaha mencari tahu dari buku-bukuyang ada di perpustakaan atau

bertanya kepada guru 4

Ketika saya tidak masuk sekolahkarena sakit, agar saya tidak ketinggalan pelajaran, maka saya memimjam buku catatan milik teman untuk

disalin dirumah.

5

Sesudah tes/ulangan, saya mencoba mengulang kembali untuk menjawab tes

(77)

6

Agar mendapat nilai yang lebih baik dari semester yang lalu, saya berusaha lebih giat dan konsentrasi dalam mengikuti

pembelajaran

7

Ketika di sekolah diadakan les tambahan jam pelajaran oleh bapak/ ibu guru, saya

mengikutinya dengan senang hati 8

Saya selalu berusaha mendapatkan nilai yang terbaik di kelas dalam setiap ulangan

dengan belajar sungguh-sungguh 9

Saya belajar di rumah, sesuai jadwal yang saya buat sendiri tanpa mengurangi jam

belajar yang dibuat

10 Saya tidak pernah telat datang ke sekolah

setiap harinya

11 Saya berusaha masuk sekolah, meskipun di

rumah sedang ada hajatan

12

Ketika ada tugas kelompok yang diberikan oleh bapak/ ibu guru, saya mengerjakan tugas tersebut bersama teman-teman satu

kelompok

13

Ketika jam pelajaran kosong, saya menggunakan waktu tersebut untuk

mengulang pelajaran kemarin

14

Sebelum belajar, saya menyiapkan buku-buku, alat tulis menulis atau peralatan

belajar yang lain yang saya butuhkan 15

Setiap ada permasalahan dalam memahami materi pelajaran, saya bertanya kepada orang

(78)

DOKUMENTASI

Suasana saat pembagian angket

(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)

Gambar

Tabel I
Tabel II
Tabel V
Tabel VI
+6

Referensi

Dokumen terkait

Alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengurangi atau memulihkan polutan logam berat yaitu dengan menggunakan tanaman tertentu yang dapat menyerap dan mengakumulasi logam

Further contribution of this work is the comparison between several acquisition techniques (i.e. terrestrial and aerial), which could be useful as decision support system for

Sehubungan dengan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dilingkungan Dinas Bina Marga dan Pengaiaran Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2012 bersama ini kami mengundang

Pembuatan laporan akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui koordinasi kerja dari rele arus lebih pada penyulang Model Gardu Induk Betung terhadap outgoing Gardu

Kenyataan adanya begitu banyak bangunan bersejarah menunjukkan kerelevanan Kota Medan dijadikan sebuah kota kawasan wisata berbasis bangunan bersejarah sekaligus dalam

(tertawa), tidak ada yang menghujat paduka raja, semua tunduk menghormati, karena paduka pintar sebagai pemimpin. Tiada yang mencela paduka, jangan risaukan paduka,

Jadi, Gita Gesing adalah sebuah karya musik yang ingin menampilkan suara atau bunyi atau nyanyian yang berasal dari alat-alat musik yang terbuat dari bambu baik

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008