• Tidak ada hasil yang ditemukan

FITOREMEDIASI: AKUMULASI DAN DISTRIBUSI LOGAM BERAT NIKEL, CADMIUM DAN CHROMIUM DALAM TANAMAN Ipomea reptana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FITOREMEDIASI: AKUMULASI DAN DISTRIBUSI LOGAM BERAT NIKEL, CADMIUM DAN CHROMIUM DALAM TANAMAN Ipomea reptana"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

FITOREMEDIASI: AKUMULASI DAN DISTRIBUSI LOGAM BERAT

NIKEL, CADMIUM DAN CHROMIUM DALAM TANAMAN

Ipomea

reptana

1)Muliadi,2)Deasy Liestianty,3)Yanny,4)Sabir Sumarna

1,2,4)Universitas Khairun,3)Universitas Muhammadiyah Ternate E-mail: chemadi.ku@gmail.com

ABSTRAK

Fitoremediasi merupakan teknologi alternatif yang dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan yang tercemar logam berat dengan memanfaatkan kemampuan tanaman untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat. Fitoremediasi logam berat Ni, Cd dan Cr telah dilakukan dengan menggunakan Ipomea reptana. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan Ipomea

reptana sebagai fitoakumulator dan hiperakumulator logam berat Ni, Cd dan Cr. Konsentrasi logam

Ni, Cd dan Cr dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan Ipomea reptana mampu menyerap dan mengakumulasi logam berat Ni, Cd dan Cr optimum berlangsung pada pekan ke-4. Maksimum konsentrasi logam berat Ni, Cd dan Cr yang terserap dan terakumulasi berdasarkan variasi konsentrasi awal substrat yaitu 699.86 mg/Kg pada konsentrasi substrat Ni 100 ppm, 125.601 mg/Kg dan 136.792 mg/Kg masing-masing pada konsentrasi substrat Cd dan Cr 50 ppm. Nilai faktor translokasi Ni, Cd dan Cr pada konsentrasi maksimum masing-masing 0.94, 0.07 dan 0.17. Distribusi konsentrasi logam Ni, Cd dan Cr tertinggi terdapat pada organ akar tanaman.

Keywords: Cadmium, Chromium, Fitoremediasi,Ipomea reptana, Nikel

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi dan industri tidak jarang memberi damapk negatif berupa limbah yang dihasilkan baik limbah padat, cair dan gas. Limbah industri merupakan toksikan yang berbahaya terutama yang mengandung logam berat. Masuknya polutan logam berat ke lingkungan (tanah, air dan udara) menjadi perhatian serius karena berpotensi memiliki sifat toksik pada organisme baik tanaman, hewan maupun manusia. Usaha untuk memperbaiki dan memulihkan tanah yang tercemar logam berat perlu diupayakan agar tanah tersebut dapat digunakan kembali dengan aman.

Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan oleh logam berat seperti metode kimia-fisika seperti proses pemisahan ion logam berat dengan resin penukar ion atau karbon aktif, elektrolisis dengan elektrokoagulator dan elektrokinetik, namun cara ini relatif mahal dan kurang efektif. Alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengurangi atau memulihkan polutan logam berat yaitu dengan menggunakan tanaman tertentu yang dapat menyerap dan mengakumulasi logam berat dengan konsentrasi tinggi, yang dikenal dengan fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan salah satu metode remediasi dengan mengandalkan pada peranan tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi, mentrans-formasi dan mengimobilisasi bahan pencemar logam berat. Tanaman mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat yang bersifat essensial untuk pertumbuhan (Aiyen, 2005)

Beberapa tanaman telah menunjukkan pola respon terhadap kehadiran konsentrasi logam yang tinggi dalam tanah. Kebanyakan tanaman sensitif terhadap Konsentrasi logam yang tinggi dan sebagian lain mengalami resistensi, toleransi, dan akumulasi dalam jaringan akar hingga ke seluruh bagian tanman seperti tunas , bunga , batang , dan daun [Barcelo dkk, 1994]. Fenomena tanaman mengakumulasi konsentrasi logam berat yang demikian tinggi disebut tanaman hiperakumulator. Ciri-ciri tanaman hiperakumulator seperti tanaman mampu mengakumulasi logam dengan konsentrasi 100 kali lebih besar dari pertumbuhan'' normal " tanaman yang tumbuh di lingkungan yang sama (Anderson dkk, 2003; Baker dan Brooks, 1989; Brooks dkk, 1977). Tanaman hiperakumulator dikenal karena kemampuannya mengakumulasi logam-logam non essensial dalam proses biologi menjadi konsentrasi yang mirip dengan makro nutrien (0.1 – 1 %) [Brooks dkk, 1977].

Beberapa jenis tanaman yang telah dilaporkan sebagai fitoakumulator dan hiperakumulator logam berat antara lain Lepospermum scoparium, Sporbolus pectinatus Hack, Pimelea sutera Kirk,

(2)

Andropogn gayanos, Suterasp,S. silonoides, Sutera fodina, Cassinia vauviliersii(Hossner, dkk., 1998).

Brassicaceae, Asteraceae, Pteridaceae, Thlaspi sp, Halophytes (Aiyen, 2005). Selain itu, tanaman

dari familiIpomoea spesiesIpomoea alpinedapat mengakumulasikan tembaga (Cu) sebanyak 12.300 mg/Kg di daunnya (Lasat, 2000., Onrizal, 2005) dan Ipomea carnea yang mengakumulasikan Cr sebanyak 151,6 mg/Kg (Ghosh dan Singh, 2005).

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemungkinan penggunaan Ipomea reptana sebagai fitoakumulator dan hiperakumulator untuk meremediasi tanah tercemar logam berat Ni, Cr dan Cd serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomea repatana). Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagi solusi dan informasi dalam rangka identifikasi dan klasifikasi tanaman hiperakumulator logam Ni, Cr dan Cd.

2. Metode Penelitian

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan yaitu alat-alat gelas yang umum digunakan di laboratorium, pot plastik, neraca analitik, oven, soil tester, spektrofotometer serapan atom (SSA).

Bahan yang digunakan yaitu tanah, pupuk urea, KCL, TSP, NiSO4.6H2O, CdSO4.2H2O, K2Cr2O7,H2O2 30%, HNO3pekat, aquabides, kertas saring whatman 42.

Prosedur Penelitian

Tanah yang digunakan yaitu tanah yang diperoleh dari lahan bekas galian. Pembuatan tanah yang terkontaminasi masing-masing logam uji terlebih dahulu ditentukan konsentrasi yang diharapkan. Tanaman ditanam kedalam media tanah yang mengandung logam Ni, Cd dan Cr selanjutnya ditumbuhkan selama lima minggu masa tanam. Untuk mengetahui waktu optimum akumulasi logam Ni, Cd dan Cr, pemanenan tanaman dilakukan setiap minggu. Tanaman yang telah dipanen dicuci dengan aquades hingga bersih dan diangin-anginkan. Akar, batang dan daun yang telah bersih dipisahkan, kemudian dikeringkan pada suhu 50˚C selama 24 jam. Sebelum dianalisis, biomassa sampel kering (akar, batang dan daun) terlebih dahulu didekstruksi dengan HNO3 65% dan H2SO437%, filtrat yang diperoleh dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA).

3. Hasil Dan Pembahasan

Akumulasi logam Ni, Cd dan Cr oleh tanaman kangkung darat (Ipomea reptana) menyebabkan penurunan konsentrasi logam berat dalam tanah. Konsentrasi logam Ni, Cd dan Cr yang diakumulasi oleh tanaman kangkung darat disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara waktu tanam terhadap konsentrasi logam yang diakumulasi oleh tanaman (mg/Kg). P1 P2 P3 P4 P5 Ni (mg/Kg) 356.06 482.323 482.323 545.45 482.323 Cr (mg/Kg) 47.043 66.093 90.861 133.155 91.941 Cd (mg/Kg) 92.82 101.167 116.903 125.601 108.098 0 100 200 300 400 500 600 m g /K g

(3)

Gambar 1, menunjukkan jumlah konsentrasi logam Ni, Cd dan Cr yang diakumulasi oleh Ipoema reptana mengalami peningkatan seiring bertambahnya waktu tanam hingga panen keempat untuk masing logam. Jumlah konsentrasi maksimum masing-masing logam Ni, Cr dan Cd adalah 545.45 mg/Kg, 133.155 mg/Kg dan 125.601 mg/. Penurunan jumlah akumulasi masing-masing logam terjadi pada panen kelima (minggu kelima). Hal ini disebabkan karena pertumbuhan tanaman tidak lagi diimbangi oleh kemampuan tanaman untuk mengakumulasi logam-logam di dalam tanah. Selain itu, kondisi fisik tanaman pada media tanah yang mengandung pencemar Cr dan Cd mengalami klorosis. Hal ini karena logam Cr dan Cd belum diketahui fungsi biologisnya dalam tanaman Ipomea reptana dan bersifat lebih toksik dibandingkan Ni, sehingga kedua logam ini cenderung berpotensi menghambat proses penyerapan unsur-unsur hara dalam tanah selama proses pertumbuhan tanaman.

Gambar 2, menunjukkan jumlah konsentrasi logam Ni, Cr dan Cr yang diakumulasi oleh tanaman Ipomea reptana pada berbagai tingkat variasi konsentrasi awal logam di dalam tanah. Variasi konsentrasi awal logam Cr dan Cd di dalam tanah yaitu 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm. Sedangkan konsentrasi awal Ni di yang digunakan di dalam tanah yaitu 25, 30, 50 dan 100 ppm. TanamanIpomea reptanaditanam pada masing-masing media tanah yang mengandung logam Ni, Cr dn Cd selama waktu optimum untuk masing-masing logam yaitu pada minggu keempat.

Gambar 2. Jumlah konsentrasi logam yang diakumulasi tanaman berdasarkan variasi konsentrasi awal

Gambar 2, menunjukkan jumlah konsentrasi masing-masing logam Ni, Cr dan Cd yang terakumulasi ke dalam tanaman Ipomea reptana mengalami kenaikan seiring meningkatnya konsentrasi logam di dalam tanah. Konsentrasi maksimum logam berat Ni, Cd dan Cr yang terakumulasi berdasarkan variasi konsentrasi awal substrat logam yaitu 699.86 mg/Kg pada konsentrasi substrat Ni 100 ppm, 125.601 mg/Kg dan 136.792 mg/Kg masing-masing pada konsentrasi substrat Cd dan Cr 50 ppm. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa, jumlah konsentrasi substrat logam Ni, Cd dan Cr di dalam tanah berbanding lurus dengan jumlah akumulasi logam olehIpomea reptana.

Ipomea reptana menunjukkan kemampuan akumulasi logam Ni, Cd dan Cr yang cukup tinggi dan dapat dikategorikan sebagai fitoakumulator logam Ni, Cd dan Cr. hal ini didasarkan pada kemampuan tanamanIpomea reptanamenyerap dan mengakumulasi logam Cr dan Cd lebih dari 100 mg/Kg berat kering biomassa.

Penentuan tanaman sebagai hiperakumulator logam berat ditentukan dengan membandingkan antara konsentrasi logam berat pada daun tanaman dengan akar tanaman yang dikenal dengan faktor translokasi (Ghosh dan Singh, 2005). Hasil perhitungan faktor trabslokasi logam Ni, Cd dan Cr olehIpomea reptana, disajikan pada gamabr 3.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 k o n sen tr a si lo g a m d a la m ta n a m a n (m g / K g )

substrat logam dalam tanah (ppm)

Cd Cr Ni

(4)

Gambar 3. Nilai faktor translokasi logam Ni, Cd dan Cr oleh tanaman Ipomea reptana berdasarkan variasi konsentrasi awal logam dalam tanah.

Gambar 3, menunjukkan nilai faktor translokasi logam berat Ni, Cd dan Cr oleh Ipomea

reptana berdasarkan variasi konsentrasi awal substrat pada waktu optimum. Menurut Yoon dkk

2006, nilai faktor translokasi lebih besar 1 menunjukkan mekanisme penyerapan dan akumulasi logam secara fitoekstraksi, sebaliknya nilai faktor translokasi lebih kecil 1 menunjukkan mekanisme akumulasi secara fitostabilisasi. Berdasarkan hasil penelitian nilai faktor translokasi masing-masing logam Ni, Cr dan Cd mengalami penurunan seiring bertambahnya konsentrasi logam berat di dalam tanah. Nilai faktor translokasi tertinggi pada masing-masing logam yaitu 1.6 pada konsentrasi awal substrat Ni di dalam tanah 25 ppm; 0.41 pada konsentrasi subsrat Cr 10 ppm di dalam tanah; 0.2 pada konsentrasi substrat Cd 10 ppm di dalam tanah. Hasil penelitian membuktikan bahwa logam Ni pada konsentrasi bertindak sebagai nutrien mineral dalam pertumbuhanIpomea reptana. Sebaliknya logam Cr dan Cd belum diketahui fungsi biologisnya dalam pertumbuhanIpomea reptana.

Distribusi konsentrasi masing-masing logam Ni, Cr dan Cd pada masing-masing organ tanamanIpomea reptanadisajikan pada gambar 4.

Gambar 4. Distribusi logam Ni, Cd dan Cr pada setiap organ tanaman berdasarkan variasi konsentrasi awal logam dalam tanah.

Gambar 4, menunjukkan hasil penelitian akumulasi masing-masing logam Ni, Cr dan Cd

oleh Ipomea reptanasecara umum terkonsnetrasi lebih besar pada organ akar dibandingkan bagian

organ batang dan daun. Hal ini disebabkan karena akar merupakan organ akar tanaman yang berinteraksi langsung dengan logam berat yang terdapat dalam tanah. Khusus logam Ni pada konsentrasi rendah 25 dan 30 ppm jumlah konsentrasi pada organ daun lebih besar dibandingkan

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 N il a i F a k to r T ra n sl o k a si

substrat logam dalam tanah (ppm)

Cd Cr Ni 0 50 100 150 200 250 300 A k a r B a ta n g D a u n A k a r B a ta n g D a u n A k a r B a ta n g D a u n Cd Cr Ni K o n sen tr a si lo g a m (m g / K g ) Organ Tanaman 10 ppm 20 ppm 25 ppm 30 ppm 40 ppm 50 ppm 100 ppm

(5)

akar. Namun secara umum konsentrasi logam berat akar > batang > daun tanamanIpomea reptana pada berbagi tingkat konsentrasi logam berat di dalam tanah.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan tanaman bahwa Ipomea reptana merupakan fitoakumulator dan hiperakumulator logam berat Ni, Cd dan Cr dengan waktu optimum berlangsung pada pekan ke-4. Nilai faktor translokasi Ni > Cr > Cd. Distribusi masing-masing logam Ni, Cr dan Cd pada organ akar > batang > daunIpomea reptana.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada kementrian riset dan teknologi dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah mendanai penelitian ini dalam skema penelitian Insentif Riset nasional dan Hibah Bersaing.

Daftar Pustaka

Aiyen.Ilmu Remediasi untuk Atasi Pencemaran Tanah di Aceh dan Sumatra Utara, Harian Kompas, 4 Maret 2005 (online), (http:/www.kompas.com/kompas-cetak/0503/04/ilpeng/1592821.htm, diakses tanggal 27 November 2012).

Anderson, C.W.N., Stewart, R.B., Moreno, F.N., Wreesmann, C.T.J., Gardea-Torresdey, J.L., Robinson, B.H., Meech, J.A. Gold phytomining “Novel developments in a plant-based mining system” 2003. In: Proceedings of the Gold 2003 Conference: New Industrial Applications of Gold. World Gold Council and Canadian Institute of Mining, Metallurgy and Petroleum. http://www.gold.org/discover/sci_indu/gold2003/pdf/s36a1355p976.pdf.

Baker, A.J.M., Brooks, R.R. Terrestrial higher plants which hyperaccumulate metal elements: a review of their distribution, ecology, and phytochemistry.Biorecovery,1.1989, pp. 81–126.

Barcelo, J., Vazquez, M.D., Madico, J., Poschenrieder, C. Hyperaccumulation of zinc and cadmium inThlaspi caerulescens, In: Varnavas, S.P. (Ed.) Environmental contamination CEP Consultants Ltd., Edinburgh, 1994, pp. 132–134.

Brooks, R.R., Lee, J., Reeves, R.D., Jaffre, T. Detection of nickeliferous rocks by analysis of herbarium specimens of indicator plants.Journal Geochemical Exploration,7, 1977, pp. 49–57.

Hossner, Leoppert, R. H. dan Newton, R. J. Literatur Review:Phitokumulationo of Chromium, Uranium

and Plutonium in Plant System, Departemant of Energy, 1998, Texas, New Mexico.

Gosh dan Singh. Comparative Uptake And Phytoextraction Study of Soil Induced Chromium By Accumulation and Highbiomass Weed Species,Applied Ecology and Enviromental Research 3 (2),2005, pp:67-77.

Lasat M. The Use of Plants for the Removal of Toxic Metals from Contaminated Soil, 2000 (online), (htt://clu-in.org/dounload/remed/lasat.pdf, diakses pada tanggal 1 November 2012).

Onrizal., 2005, Restorasi Terkontaminase Logam Berat, Jurusan kehutanan Fakultas Pertanian USU.

Yoon, J., Cao, X, Zhou, Q., Ma., Q. L. Accumulation of Pb, Cu, and Zn in Native Plant Growing on a Contamited Florida site,Science of The Enviroment, 368,2006, 456-464.

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara waktu tanam terhadap konsentrasi logam yang diakumulasi
Gambar 2. Jumlah konsentrasi logam yang diakumulasi tanaman berdasarkan variasi
Gambar 3. Nilai faktor translokasi logam Ni, Cd dan Cr oleh tanaman Ipomea reptana berdasarkan variasi konsentrasi awal logam dalam tanah.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian disimpulkan bahwa walaupun didalam Undang-undang jabatan notaris (UUJN) tidak menyebutkan adanya penerapan sanksi pemidanaan tetapi suatu tindakan hukum terhadap

Untuk itu dilakukan penelitian tentang hal tersebut dengan tujuan untuk menganalisis kondisi ADIZ Indonesia saat ini, upaya-upaya apa yang telah dilakukan untuk

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mencari dan mendapatkan informasi yang berhubungan dengan pengaruh informasi laporan keuangan dan non keuangan

Dari hasil penelitian ini yang dilakukan mulai dari tahap awal hingga pengujian penerapan sistem pendukung keputusan untuk menentukan ranking calon penerima

Jika bank menilai bahwa permohonan kredit layak diproses lebih lanjut, bank akan menelepon pemohon kredit untuk membuat perjanjian pertemuan. Pada saat kunjungan ini,

Adapun tujuan khususnya adalah: (1) Mengetahui karakteristik keluarga TKW; (2) Mengidentifikasi dukungan sosial, fungsi pengasuhan, interaksi dalam keluarga, kualitas perkawinan,

Dengan kata lain, dalam masyarakat pra-modern sebagian besar makna disajikan kepada manusia sebagai sesuatu yang dianggap pasti; yaitu biasanya sebagai fakta

Metode ini digunakan penulis untuk mencari data yang ada, dengan cara datang langsung ke objek atau lokasi penelitian dengan memperhatikan dan mencatat segala