i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN RUANG MELALUI
MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION
INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V
DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN
6
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
\ Oleh: WAHYU UTAMI
NIM 5- - 6
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN RUANG MELALUI
MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION
INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V
DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN
6
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
WAHYU UTAMI
NIM 5- - 6
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skipsi Saudara :
Nama : Wahyu Utami
NIM : - -
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY
VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA
KELAS V DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN Telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.
Salatiga, Agustus Pembimbing
Dr. WINARNO, S.Si, M.Pd
NIP. KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA JL. Tentara Pelajar No. Telp. ( 98) 3 37 6, 3 3433 Salatiga 5 7
v SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION
INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
6
DISUSUN OLEH WAHYU UTAMI NIM : 5- - 6
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal September dan
telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Dr. Winarno, S.Si Penguji : Dr. Lilik Sriyanti, M.Si Penguji : Sri Suparwi, M.A
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wahyu Utami
NIM : - -
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, Agustus Yang Menyatakan,
Wahyu Utami
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
هيمهعنا بر لله ّتاممَ ِ ايحمَ ّكسوَ ّت لاص نا مق
“My prayer, my offering, my life and my death are for Allah, the Lord of all the worlds” (Al-An’am )
“Do the best, be good, then you will be the best”
(Lakukanlah yang terbaik, bersikaplah baik, maka kamu akan menjadi orang
yg terbaik)
PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku tercinta, terutama ibuk yang paling hebat di dunia.
Yang selalu sabar, terimakasih atas doa yang selalu ibuk panjatkan
untuk kebaikan dan kebahagiaan. Engkau inspirasiku, motivasiku, dan
guru terbaikku.
Adikku terkasih dan tersayang Dewi Handini yang selalu membuat
viii
Keluarga Pakde Sutono dan Bude Supini, terimakasih atas segala hal
dan selalu memotivasiku.
Terima kasih buat mbah uti, sepupuku dan saudaraku yang selalu
mendoakan agar aku menjadi orang yang dapat dibanggakan.
Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. yang selalu sabar dalam
membimbing atas penyelesaian skripsi ini.
Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga.
Keluarga besar PGMI angkatan yang selalu berbagi ilmu yang
bermanfaat.
Keluarga kos bu Parni, bapak, mbak Dita, beb Bita, Marita, Mip,
Dian, Putri, Halimah, Solikhah, Wahyu Ika, Dek ita, Wiwit, Nia,
Suci, Ika, Menul, Dina, Yofa.
Keluarga besar KKN Tetep Wates keluarga baruku terimakasih atas
saran, semangat, dan kasih sayang kalian (Ibu Yati, Pak Kus, Dek
Ridwan, Zamroni, Hamdan, Surya, Mila, Olip, Mba Sapta, Mba
Heni).
Keluarga PPP MI Dukuh bu syifa, Bu Lina, Bu Elin, Bu Dila, Bu
Putri, Bu Luluk, Bu Nurul, Bu Tika, Pak Adit, Pak Imam, bererta
Guru-guru MI Dukuh terima kasih atas dukungan kalian.
Keluarga Star-C , Jack, Fajar, Subkhan, Aji, Tatik, Imam, Dina,
ix
Bund Mbem terima kasih atas ilmu yang diberikan, tempat curhatku,
tempat bertukar cerita, terima kasih motivasi, dukungan serta doa.
Sahabat-sahabatku yang tidak dapat saya tuliskan namanya terima
kasih atas nasehat, saran, dukungan, serta doa dari kalian wish you all
the best.
Calon imam yang telah disiapkan Robbuna untukku, I’ll always
waiting you with all my love.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya peneliti masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
tugas yang menjadi tanggung jawab peneliti. Sholawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya
hingga akhir jaman.
Atas nikmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY
VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MI
NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN ”.
Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang
dilaksanakan dalam (dua) siklus, dimana pada akhir siklus kedua penerapan
model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) ini dapat membuahkan
hasil pada siswa kelas V MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna hal ini desebabkan oleh keterbatasan
kemampuan yang peneliti miliki. Meskipun demikian, Alhamdulillah berkat
xi
peneliti mampu menyelesaikan skripsiini. Oleh karenanya sudah sepantasnya pada
kesempatan ini peneliti sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI yang telah
memberikan kesempatan dan saran yang membangun kepada peneliti.
. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. selaku dosen matematika sekaligus dosen
pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga
peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.
. Seluruh dosen dan staf tenaga administrasi Program SI PGMI yang telah
memberikan pelayanan dengan baik.
. Bapak H. Muh. Imron, M.Pd.I. selaku Kepala Sekolah MI Negeri Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk meneliti.
. Ibu Dwi Hastuti, S.Pd. selaku Guru Matematika yang mengajar pada kelas
V MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang
berkenan menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa yang telah
berkenan untuk menjadi subjek penelitian ini.
8. Ibu Siti Sumarni dan Adik Dewi Handini yang saya banggakan dan selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
. Semua keluargaku, saudaraku star-c, sahabatku, kawan-kawanku PGMI
xii
Atas jasa mereka, semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik
serta mendapat kesuksesan di dunia maupun di akhirat. Peneliti juga mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi
ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Salatiga,
Peneliti
xiii ABSTRAK
Utami, Wahyu. . Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Melalui Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) pada Siswa Kelas V Di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan KAbupaten Semarang Tahun . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Winarno, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi bangun ruang pada siswa kelas V di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dilakukan bulan mulai Mei-Agustus . Subjek penelitian terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut: Standar KKM mata pelajaran Matematika adalah , sebelum menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) hanya ada % ( siswa) yang tuntas, sedangkan % ( siswa) belum memenuhi stansar KKM. Setelah menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata pelajaran Matematika pada siklus I diperoleh data
( siswa) tuntas dan % ( siswa) tidak tuntas, jika dilihat terjadi peningkatan sebesar %. Setelah dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu 8 ( siswa) tuntas sedangkan % ( siswa) tidak tuntas atau belum memenuhi standar KKM, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 8 dibanding pada siklus I. Perbandingan hasil belajar dari pra siklus dengan siklus I yaitu terjadi peningkatan sebesar %, sedangkan jika dibandingkan dengan siklus II terjadi peningkatan sebesar . Jadi dapat disimpulkan bahwa model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………. i
LEMBAR BERLOGO……….…. ii
HALAMAN JUDUL……… iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN……… v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……… vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… vii
KATA PENGANTAR……….. x
ABSTRAK……… xiii
DAFTAR ISI……… xiv
DAFTAR TABEL……… xviii
DAFTAR GAMBAR………...… xix
DAFTAR LAMPIRAN……… xx BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………. B. Rumusan Masalah……….. C. Tujuan Penelitian……… D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan……….. E. Kegunaan Penelitian………...
xv
F. Definisi Operasional……….. 8 . Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang……… 8 . Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).. 8 G. Metode Penelitian………
. Rancangan Penelitian……… . Subjek Penelitian………... . Langkah-langkah Penelitian……….. . Instrumen Penelitian……….. . Pengumpulan Data………. . Analisis Data……….. H. Sistematika Penulisan……….. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA
xvi
D. Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)…...
. Pengertian Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI)………..
. Kekurangan dan kekurangan Model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy………..
. Langkah-langkah Model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI)………...……….
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal (Pra Siklus)……… . Perolehan Nilai Ulangan Mata Pelajaran Matematika…….. . Data Keadaan Siswa……….. . Pelaksanaan Penelitian……….. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I………... . Perencanaan Tindakan……….. . Pelaksanaan Tindakan……….. . Pengamatan Observasi……….. . Refleksi……….. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II………. . Perencanaan Tindakan………. . Pelaksanaan Tindakan……….. . Pengamatan Observasi……….
xvii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian………. 8 . Deskripsi Data Pra Siklus……… 8 . Deskripsi Data Pra Siklus I………. . Deskripsi Data Pra Siklus II……… B. Pembahasan………... . Siklus I……….. . Siklus II………. 8 . Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II……….. 8 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………. 8 B. Saran-saran………. DAFTAR PUSTAKA………..
xviii
DAFTAR TABEL
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….…….. Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……….. Lampiran Dokumentasi Siklus I………...……. Lampiran Dokumentasi Siklus II………...………... Lampiran Soal Tes Evaluasi Siklus I………..………….. Lampiran Soal Tes Evaluasi Siklus II……….….. Lampiran Soal Tugas Kelompok……….. Lampiran 8 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus)………….. Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus I………... 8 Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus II……….. Lampiran Data Guru MI Negeri TImpik Kecamatan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan guru sekarang menduduki peranan yang sangat
penting, karena guru adalah sosok yang bertanggung jawab dalam
pembentukan pribadi anak didik. Seseorang belajar pada dasarnya
didorong oleh keinginannya untuk mengembangkan perilaku yang efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan
belajar seseorang dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat
dilakukannya. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari proses
belajar pada diri seseorang, inilah yang disebut dengan hasil belajar
(Hartini, : ).
Sementara itu, dalam mata pelajaran matematika guru dituntut
untuk selalu terampil dalam mengajarkan pelajaran dan dapat membentuk
kepribadian siswa. Sehingga dalam mata pelajaran matematika anak didik
dapat memahami dan mengerti tentang apa yang telah diajarkan gurunya.
Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari kehidupan
manusia. Dari awal ditemukannya matematika terus berkembang secara
dinamis seiring dengan perubahan zaman. Perkembangannya tidak pernah
berhenti karena matematika akan terus dibutuhkan dalam berbagai sisi
Sebagaimana disabdakan Rosulullah SAW dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abdullah bin Masud ra:
هعَ
دسح لا( : مهسَ ًيهع الله يهص يبىنا لاق : لاق ًىع الله يضر د ُعسم هبا
ٍُف ةمكحنا الله ياتا مجرَ, قحنا يف ًتكهٌ يهع ًطهسف لاام الله ي اتا مجر هيتىثا يفلاا
اٍمهعيَ , اٍب يضقي
Artinya: Tidak ada hasad (iri) yang diberikan kecuali terhadap dua orang,
yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya
dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia
memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.
(Shahih Muslim No. )
Untuk mencapai manusia yang berkualitas didalam sekolah maka
guru dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan profesionalismenya
dengan cara memahami dan menguasai bahan atau materi pelajaran yang
akan disampaikan kepada anak didiknya. Dalam proses tersebut agar
memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan metode ataupun strategi
yang sesuai dengan kondisi dan keadaan dalam kehidupan sehari-hari yang
akrab dengan kita atau istilahnya kontekstual, sehingga hasil belajar dapat
terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar siswa. Sebagai pengajar
sekaligus pendidik guru memegang peranan dan tanggung jawab untuk
selalu mengajarkan, melatih, membimbing anak didiknya agar hasil belajar
yang memuaskan.
Pembelajaran matematika fungsi utamanya adalah sebagai media
matematika diharapkan siswa dapat menguasai seperangkat kompetensi
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi bukanlah tujuan
akhir dari pembelajaran matematika tetapi penguasaan materi matematika
hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Apabila siswa sudah
mencapai kompetensi yang diinginkan, sangat diharapkan agar para siswa
diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan
matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran
lain, dalam kehidupan kerja, atau dalam kehidupan sehari-hari baik di
lingkungan sekolah, keluarga,maupun masyarakat. Mempelajari materi
matematika akan terasa nyaman apabila siswa telah diberi penjelasan
tentang matematika yang menyenangkan, yang mudah untuk dipelajari.
Guru sebagai fasilitator akan menyampaikan materi matematika
menggunakan model atau pendekatan yang tepat agar murid tertarik untuk
mempelajarinya, dan saat itu guru akan menyesuaikan model dengan
materi yang akan diajarkan. Apabila guru dapat menyesuaikan maka akan
dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa.
Matematika merupakan salah satu bidang studi pelajaran yang
dipelajari oleh semua siswa di MIN Timpik dari kelas sampai kelas VI.
Pada dasarnya pelajaran matematika diberikan pada siswa adalah untuk
menyiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika secara tepat di
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bekal matematika yang matang
maka diharapkan dapat membantu memberikan solusi terhadap berbagai
Pada masa lalu proses belajar mengajar untuk pelajaran
matematika cenderung fokus pada guru, dan kurang terfokus pada siswa.
Sehingga dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sementara
siswa cenderung pasif. Indikator tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa
yang kurang antusias ketika pelajaran sedang berlangsung, rendahnya
pemusatan perhatian siswa, serta rendahnya respon umpan balik dari siswa
terhadap pertanyaan guru.
Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran matematika
pada siswa kelas V MIN Timpik sampai saat ini belum mencapai hasil
yang memuaskan. Berdasarkan ulangan umum menunjukkan masih
banyak nilai yang kurang dari batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) pelajaran Matematika yaitu . Dari identifikasi guru matematika, hal ini terkait dengan faktor yang mempengaruhi siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM, seperti rendahnya minat siswa dalam
pemahaman materi, dan kurangnya kreativitas guru dalam penyampaian
materi.
Melihat faktor ataupun permasalahan diatas, maka diperlukan suatu
model atau pendekatan yang tepat agar tujuan pembelajaran matematika
khususnya pada materi bangun ruang dapat tercapai sesuai yang
diharapkan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Strategi pembelajaran yang diperlukan adalah strategi yang
berperan aktif selama pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut peneliti dan guru memutuskan untuk menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) sebagai solusi yang
tepat dalam permasalahan yang ada di kelas V MIN Timpik kecamatan
Susukan Kab. Semarang.
Penerapan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI) dalam pembelajaran matematika, terutama pada materi bangun
ruang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) merupakan salah satu sistem
pembelajaran kooperatif dengan menekankan semua alat indra yang
dimiliki oleh siswa.
Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) ini
dipilih karena merupakan suatu pendekatan yang lebih menekankan semua
alat indra yang dimiliki siswa, istilah SAVI yaitu Somatic (belajar dengan
berbuat dan bergerak), Auditory (belajar dengan berbicara dan
mendengar), Visualization (belajar dengan mengamati dan
menggambarkan), Intellectualy (belajar dengan memecahkan dan berfikir).
Dengan demikian setiap individu diharapkan dapat belajar secara penuh
melalui penggabungan dari gerak fisik dengan aktifitas intelektual
sehingga tujuan pembelajaran dapat berjalan secara bermakna dan dapat
tercapai secara optimal.
Dari permasalahan tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan
bertindak sebagai pengamat dengan mengambil judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MIN TIMPIK SUSUKAN KAB. SEMARANG TAHUN 6.
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan Model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
bangun ruang pada siswa kelas V MIN Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
bangun ruang pada siswa kelas V MIN Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun .
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan Model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan
hasil belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas V MIN
Indikator keberhasilan: Siklus berhenti pada saat % dari jumlah seluruh siswa telah memenuhi KKM mata pelajaran Matematika yaitu .
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi
teoritis dan praktis.
. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang-kurangnya untuk mengembangkan teori pembelajaran.
. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dalam mengikuti
pembelajaran matematika materi bangun ruang serta melatih siswa
agar lebih aktif dan percaya diri dalam mengikuti pembelajaran.
b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
c. Bagi sekolah, sebagai perbaikan proses pembelajaran dan dapat
mengembangkan kualitas pendidikan melalui model Somatic
F. Definisi Operasional
. Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad Susanto, ). Dengan demikian yang dimaksud hasil belajar adalah hasil nilai yang dicapai
siswa setelah proses pembelajaran.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan
di kelas V MIN Timpik. Matematika adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, diwujudkan dalam simbol, lebih berupa bahasa simbol
mengenai ide daripada mengenai bunyi.
. Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang menekankan bahwa
belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa
(Aris Shoimin, ). Jadi inti dari model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) mengajarkan siswa untuk
melakukan, berbicara, mengamati, dan memecahkan masalah.
Kecerdasan siswa terpadu secara penuh melalui penggabungan gerak
G. Metode Penelitian . Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau
biasa dikenal dengan sebutan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama (Suhardjono,dkk., ). Penelitian ini bersifat reflektif yang berawal dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru
dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif
pemecahan msalahnya dan ditindak lanjuti dengan tindakan yang
sudah terencana.
Peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai
upaya untuk perbaikan dari suatu praktik pendidikan berdasarkan
refleksi dari pemberian tindakan. Bentuk dari tindakan tersebut yaitu
dengan memberikan suatu tindakan pada subjek yang diteliti dengan
menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI) (variable bebas) untuk diketahui pengaruhnya terhadap hasil
belajar Matematika (variable terikat) karena adanya pemberian
tindakan yang dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
digunakan yaitu jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai
pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan antara guru dan
siswa. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara
. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V MIN
Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Dipilih sebagai
subyek penelitian karena dinilai perlu adanya pembaharuan dalam
kegiatan pembelajaran agar siswa lebih aktif, termotivasi, dan
pemahaman belajar menjadi meningkat sedangkan bagi guru dapat
menambah wawasan mengenai model-model pembelajaran yang lebih
kreatif dan inovatif. Penelitian ini terdiri dari satu kelas yang siswanya
berjumlah anak.
. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari
empat tahap yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses yang akan
dilaksanakan untuk mengurangi masalah yang ada di kelas.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
berkaitan dengan materi bangun ruang dengan
menggunakan model Somatic Auditory Visualization
) Mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan saat
proses pembelajaran dengan menggunakan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
) Mempersiapkan lembar observasi guru, untuk mengetahui
kondisi guru dalam proses pembelajaran.
) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan ini menyangkut pelaksanaan tindakan di kelas.
Hal yang perlu diingat yaitu pada waktu pelaksanaan guru harus
mengingat dan berusaha mengikuti apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan. Dalam pelaksanaan in, dilakukan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) yang akan digunakan
sebagai alat bantu akan materi yang akan disampaikan.
c. Pengamatan
Pengamatan dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Tujuannya adakalah
untuk menggali data, maka dari itu diperlukan lembar observasi
guru untuk mengamati guru dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi
Adapun kegiatan guru dalam proses ini yaitu mencermati
ingin dicapai, mengevaluasi mekanisme tindakan, menegaskan
kembalitentang hasil yang dicapai, dan menindak lanjuti hasil
pencapaian siswa dalam pembelajaran pada setiap siklusnya.
Peneliti memilih dua siklus, setiap siklusnya terdapat kegiatan
refleksi yang berguna untuk mengevaluasi setiap tahap yang
dilakukan.
Model rancangan Penelitian Tindakan Kelas dan
penjelasannya untuk masing-masing tahap ditampilkan pada gambar
. , sebagai berikut:
Gambar Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral (Arikunto, dkk., 8: 6).
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II
Refleksi
?
. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari:
a. Lembar Obervasi
Pada lembar ini yang harus dilakukan pertama kali yaitu
melakukan observasi, sehingga peneliti dapat mengetahui
permasalahan yang ada dalam lapangan. Lembar observasi yang
diperlukan peneliti adalah mengamati guru saat pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata pelajaran
Matematika materi bangun ruang. Terdapat aspek-aspek yang perlu
diamati dalam lembar observasi guru seperti dalam table . , sebagai berikut:
Table Lembar Observasi Guru
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran Membimbing siswa membentuk kelompok secara heterogen
8 Menjelaskan cara mengerjakan soal Memberikan bantuan apabila siswa mengalami kesulitan dalam kerja kelompok
Memberikan soal secara individu
Memberikan reward kepada siswa
C Pemanfaatan Media/ Sumber Belajar
Menggunakan soal sebagai sumber belajar
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media belajar
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
Menumbuhkan keaktifan siswa
Menunjukkan respon siswa
Menunjukkan keceriaan dan antusias siswa dalam pembelajaran
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama pembelajaran
8 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
F Penggunaan Bahasa
Melakukan refleksi/ memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa
Mengadakan tes evaluasi Jumlah
Total Kategori
b. Tes Tertulis
Soal tes tertulis yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam materi
bangun ruang. Pada siklus I soal tes mencakup materi bangun
ruang yaitu sifat-sifat bangun ruang, sedangkan pada siklus II soal
tes mencakup volume bangun ruang yaitu volume kubus dan balok.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dipilih peneliti adalah berupa gambar.
Gambar yang diabadikan melalui foto ini berisi momentum yang
menggambarkan perilaku maupun aktifitas siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil merupakan sumber
data yang dapat memperjelas data yang lain.
. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
a. Lembar Observasi
Lembar ini digunakan peneliti untuk mengamati guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata
pelajaran Matematika materi bangun ruang.
b. Tes Tertulis
Soal tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata
pelajaran Matematika materi bangun ruang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan yaitu saat proses
pembelajaran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan guru selam
pembelajaran Matematika materi bangun ruang dengan
menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI) akan terekanm dalam foto. Hal ini dilakukan sebagai bukti
visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif yaitu sebagai berikut:
a. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan KKM
Disini peneliti membandingkan pencapaian nilai dengan
batas KKM, yakni , maka siswa tersebut telah mencapai KKM.
Apabila nilai siswa ≤ maka siswa tersebut tidak tuntas atau tidak
mencapai KKM.
b. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban siswa ≥ , dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan
Klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ % siswa yang telah tuntas belajarnya, (dalam Joko Susilo, : ).
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa
keberhasilan penelitian ini dilihat dari hasil belajar siswa yaitu
apabila siswa telah tuntas atau mencapai criteria ketuntasan
klasikal % dari jumlah seluruh siswa dengan nilai KKM . Dapat dikatakan tuntas apabila prosentase ketuntasan belajar secara
klasikal pada siklus II lebih besar daripada prosentase belajar
secara klasikal pada siklus II.kriteria ketuntasan klasikal ini
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
(Aqib, dkk., )
Menurut Supramono dan Sugiarto ( ) untuk mencari nilai rentang kategori yang digunakan dalam lembar observasi guru
yaitu menggunakan interval kelas, dengan rumus sebagai berikut: P= Σ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
i =
keterangan:
i : Interval kelas
H : Nilai observasi yang tertinggi + ½ unit pengamat terkecil
L : Nilai observasi yang terkecil – ½ unit pengamat terkecil K : Banyaknya kelas
H. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun dalam
format skripsi adalah sebagai berikut:
. Bagian Awal Skripsi
Memuat halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar
persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto, persembahan, ata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
. Bagian Inti Skripsi terdiri dari: BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, definisioperasional, model penelitian dan sistematika
BAB II : Kajian Pustaka
Berisi tentang penjabaran hasil belajar, materi bangun ruang,
dan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
BAB III : Pelaksanaan Penelitian
Berisi tentang rancangan penelitian, subjek lokasi dan waktu
penelitian, siklus penelitian, instrument penelitian, metode
pengumpulan data, analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang keadaan umum, managemen, dan pemaparan
rata-rata serta prosentase dari siklus ke siklus di MIN Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
BAB V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir Skripsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
. Pengertian Hasil Belajar
Perbuatan belajar adalah perbuatan yang disengaja oleh
seseorang untuk mengubah kemampuan dan perilaku (pengetahuan,
sikap kepribadian, dan kecakapan ketrampilan) dirinya melalui
berbagai pengalaman dan latihan (Tatang M. Arifin, ).
Menurur W.S. Winkel (dalam Susanto, ) pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi
aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan nilai sikap yang bersifat relative konstan dan berbekas. Dapat
disimpulkan dari definisi di atas bahwa belajar adalah suatu aktivitas
yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk
memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku
yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak.
Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana
suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman
juga memerlukan waktu. Perubahan perilaku dalam proses belajar juga
dapat terjadi sebagai suatu hasil perubahan fisik maupun fisiologis.
Mengenai mata pelajaran matematika, merupakan mata
pelajaran tentang pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian
yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah
yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinnya
dengan simbol dan padat. Jadi kalau seseorang dikatakan belajar
matematika adalah apabila pada diri orang ini terjadi suatu kegiatan
yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan
dengan matematika. Perubahan ini terjadi dari yang tidak tahu akan
konsep matematika akan menjadi tahu, dan mampu menggunakannya
dalam materi lanjut atau dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada
individu yang belajar. Tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan
melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala
aspek pribadi seseorang. Seseorang yang telah belajar akan berbeda
dibanding saat sebelumnya, karena dia lebih sanggup menghadapi
kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan
keadaan. Dia tidak hanya menambah pengetahuannya, akan tetapi
dapat pula menerapkannya secara fungsional dalam situasi hidupnya.
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu. Secara sederhana hasil belajar siswa adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Istilah hasil belajar
adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar (Susanto, ).
Snelbeker (dalam Rusmono, 8) memaparkan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah
melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena
pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai
akibat dari pengalaman.
Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative
menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,
biasanya seorang guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran. Untuk dapat mengetahui apakah hasil belajar yang
dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat melalui
evaluasi. Evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk
membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah
memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi
penguasaan siswakemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari
tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan
keterampilan (Susanto, ). Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu
menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Berdasarkan pemaparan berbagai pendapat di atas mengenai
pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
hasil suatu proses perubahan kearah perubahan perilaku dan perubahan
sikap meliputi pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik)
maupun sikap (afektif), yang bersifat permanen dan tahan lama dan
terbentuk sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Selain itu
hasil belajar juga merupakan suatu puncak dalam proses pembelajaran
yang dialami oleh siswa, ditandai dengan adanya perubahan tingkah
laku yang lebih baik.
. Macam-macam Hasil Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan mengenai hasil belajar di
atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses
(aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Agar lebih jelas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)
bahan yang yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana
siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang
dilihat, yang dialami, atau yang dia rasakan berupa hasil penelitian
atau observasi langsung yang ia lakukan.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.
Sehubungan dengan evaluasi produk, W.S. Winkel (dalam
Susanto, 8) menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional
telah tercapai, semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang
seharusnya diperoleh siswa. Dapat diketahui bahwa hasil belajar
siswa erat hubungannya dengan pembelajaran yang dirancang guru
sebelum melaksanakan proses belajar mengajar.
b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai
dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Menuru Indrawati (dalam Susanto, ) merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan
dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan
pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.
c. Sikap siswa (aspek afektif)
Menurut Sardiman (dalam Susanto, ), sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,
metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik
berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap
merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam
hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan
pada pengertian pemahaman konsep.
. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang di
dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi
rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor.
Russeffendi (dalam Susanto, ) memaparkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh
a. Kecerdasan Anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangat
mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan
informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.
b. Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat
perkembangan di mana individu atau organ-organ sudah
berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar,
kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan
dalam belajar.
c. Bakat Anak
Kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.
d. Kemauan Belajar
Tugas guru yang sukar dilaksanakan adalah membuat
anak menjadi mau belajar atau giat belajar. Keengganan siswa
untuk belajar disebabkan karena ia belum mengerti bahwa
belajar sngat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan
belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang
besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang
e. Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
f. Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
model penyajian materi. Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif
terhadap keberhasilan belajar.
g. Pribadi dan Sikap Guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh
inovatif dalam perilakunya,maka siswa akan meniru gurunya
yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru yang baik ini
tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh
kasih saying, membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat
marah, tanggap terhadap keluhan atau kesulitan siswa, antusias
dan semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan
penilaian yang objektif, rajin, disiplin, serta bekerja penuh
dedikasi dan bertanggung jawab dalam segala tindakan yang ia
lakukan.
h. Suasana Pengajaran
Suasana yang diinginkan yaitu suasana yang nyaman,
siswa , dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa
tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.
Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat
secara maksimal.
i. Kompetensi Guru
Kemampuan-kemampuan professional yang diperlukan
dalam membantu siswa dalam belajar. Guru yang professional
adalah guru yang memiliki kompeten salam bidangnya dan
menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta
mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga
pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.
j. Masyarakat
Dalam dunia pendidikan, lingkungan masyarakat pun
akan ikut serta mempengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan
modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak
dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang
oleh keluarga dan sekolah.
. Ragam Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan (Munandar, : - ). Terdapat macam evaluasi yang berbeda, mulai dari evaluasi yang berbeda, mulai dari
a. Pre-test dan post-test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap
akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk
mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang
akan disajikan. Evaluasi ini berlangsung singkat dan sering tidak
memerlukan instrument tertulis.
Post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan
evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.
Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas
materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat
dan cukup dengan menggunakan instrument sederhana yang berisi
item-item yang jumlahnya sangat terbatas.
b. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi ini mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang
mendasari materi baru yang akan diajarkan.
c. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah
satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian
tertentu yang belum dikuasai siswa.
d. Evaluasi Formatif
Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip
dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan
belajar. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan
sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial
(perbaikan).
e. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau
prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program
pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan setiap akhir semester atau
akhir tahun ajaran.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ragam evaluasi, peneliti
menggunakan evaluasi formatif dalam penelitian ini. Evaluasi ini
diadakan pada akhir penyajian pembelajaran, setelah dilakukannya
fase-fase yang terdapat pada model Somatic Auditory Visuallization
Intellectualy (SAVI). Tujuannya yaitu untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan belajar siswa, dan untuk menilai sejauh mana tingkat
pemahaman siswa tentang materi yang sudah disampaikan.
Alat evaluasi yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil
belajar siswa adalah tes objektif. Tes ini adalah tes yang jawabannya
dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang
B. Mata Pelajaran Matematika . Pengertian Matematika
Matematika (dalam Fathani, : ) adalah queen of science (ratunya ilmu) yakni pengetahuan mengenai kuantitas dan ruang, salah
satu cabang dari sekian banyak cabang ilmu yang sistematis, teratur,
dan eksak. Matematika adalah angka-angka dan perhitungan yang
merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika menolong manusia
menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. Menurut
Ruseffendi (dalam Heruman, : ) Matematika adalah bahasa symbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsure yang tidak terdefinisikan ke unsur yang
terdefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Johnson dan Rising (dalam Ismunamto., dkk, : ) bahwa Matematika adalah suatu seni keindahannya terdapat pada keteraturan
dan keharmonisannya. Matematika dalam bahasa yang menggunakan
istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, diwujudkan
dalam symbol, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada
mengenai bunyi. Matematika merupakan pengetahuan tentang bentuk
yang terorganisasi. Sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif
berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan,
. Tujuan Pembelajaran Matematika
Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan
pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif
dan bermakna. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar
mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi matematika (Susanto, Ahmad, : 8 ).
Tujuan akhir dari pembelajaran matematika pada tingkat dasar
adalah agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju
tahap ketrampilan tersebut harus melalui langkah-langkah yang sesuai
dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Adapun langkah-langkah
dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
a. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep)
Penanaman konsep yaitu pembelajaran konsep baru
matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep
tersebut. Kita dapat mengetahui konsep dari isi kurikulum, yang
dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman
konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat
menghuungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan
b. Pemahaman konsep
Dalam pemahaman konsep yakni bertujuan agar siswa lebih
memahami suatu konsep matematika. Pemahaman ini terdiri atas
dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran
penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua, pembelajaran
pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda,
tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.
c. Pembinaan keterampilan
Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran
pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil
dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya
dalam pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri
atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam suatu
pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep (Heruman,
).
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar
siswa mampu dan terampil dalam menerapkan matematika. Secara
khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsepdan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyesuaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam pemecahan masalah (Susanto, : ).
C. Materi Bangun Ruang . Bangun Ruang
Selain bangun datar, pada bangun ruang pun memiliki
sifat-sifat tertentu, sifat-sifat-sifat-sifat ini merupakan cirri-ciri dari bangun ruang
tersebut. Disamping itu, dengan sifat-sifat ini kita dapat menentukan
a. Sifat bangun ruang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak benda yang berbentuk
kerucut, prisma, limas, dan tabung. Bangun ruang juga mempunyai
ciri:
Sisi : Bidang yang dibatasi oleh rusuk
Rusuk : Pertemuan sisi-sisi
Titik sudut : Pertemuan rusuk-rusuk
Ciri khusus : ciri bangunan yang hanya dimiliki oleh bangun
ruang
Macam-macam bangun ruang dan sifatnya
a. Prisma tegak segi empat
Prisma segi empat adalah bangun ruang yang bagian
atas dan bagian bawahnya sama berbentuk segi empat atau
balok.
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu ABCD, EFGH, ABFE,
Memiliki rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, AE,BF,
CG, DH
Memiliki 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G, H Memiliki sisi berbentuk segi empat
b. Prisma tegak segitiga
Prisma tegak segitiga bangun ruang yang bagian
atas dan bagian bawahnya sama berbentuk segitiga.
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu KLM, NOP, KLON,
LMPO, MPNK
Memiliki rusuk yaitu KL, LM, MK, NO, OP, PN,
KN, LO, MP
Memiliki titik sudut yaitu K, L, M, N, O, P
Memiliki sisi berbentuk segitiga dan sisi
berbentuk persegi panjang
Limas segi empat adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh sisi alas yang berbentuk segi empat dan segi
empat yang bertemu pada satu titik puncak.
P
D C
A B
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu ABCD, ABP, BCP,
CDP, DAP
Memiliki 8 rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, AP,
BP, CP, DP
Memiliki titik sudut yaitu A,B, C, D, P
Sisi alasnya berbentuk segi empat dan sisi
lainnya berbentuk segitiga
Limas segitiga adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh sisi alas yang berbentuk segitiga dan segitiga yang
bertemu pada satu titik puncak.
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu KLM, KLT, LMT, MKT
Memiliki rusuk yaitu KL, LM, MK, KT, LT, MT
Memiliki titik sudut yaitu K, L, M, T
Memiliki sisi berbentuk segitiga
e. Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua
sisi berhadapan dan sejajar, berbentuk lingkaran dan satu
sisi lengkung.
t
Perhatikan gambar tabung diatas:
P : titik pusat lingkaran
r : jari-jari
t : tinggi tabung
sifat-sifatnya :
Tidak mempunyai titik sudut
Tabung memiliki sisi sebanyak buah, yaitu
sisi atas, sisi alas, dan selimut tabung
Memiliki sisi berbentuk lingkaran dan sisi
lengkung (selimut tabung)
Jarak bidang atas dan bidang alas disebut
tinggi tabung
f. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh
sisi alas yang berbentuk lingkaran dan satu sisi lengkung.
Sifat-sifatnya:
Memiliki sisi alas berbentuk lengkung
Jarak dari titik puncak ke bidang lingkaran (alas)
disebut tinggi kerucut
(Marwiyanto, dkk, 8: - ) b. Volume Kubus dan Balok
) Menghitung Volume Kubus
Kubus adalah balok atau prisma siku-siku khusus. Panjang
setiap rusuk pada sebuah kubus adalah sama. Untuk menghitung
volume kubus dengan cara :
Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk atau ( panjang sisinya ).
Maka dapat dibuat rumus:
V = r x r x r atau s x s x s
Keterangan :
V = volume
r/ s = panjang rusuk/ panjang sisi
contoh :
a.
cm
Hitunglah volume kubus di atas!
Jawab:
v = r x r x r
= cm x cm x cm
=
Jadi, volume kubus di atas adalah . b. Soal cerita yang berkaitan dengan kubus
Tempat penampungan air berbentuk kubus dengan panjang
rusuk dm. jika tempat penampungan itu berisi air penuh, berapa volume air dalam tempat penampungan tersebut?
Jawab:
V = r x r x r
= dm x cm x dm = 8
Jadi, volume air dalam tempat penampungan tersebut adalah
8 .
) Menghitung Volume Balok
Balok adalah prisma siku-siku. Balok mempunyai sisi,
masing-masing berbentuk persegi panjang. Dan setiap panjangnya
berbeda-beda karena balok mempunyai panjang lebar dan tinggi.
Cara menghitung balok yaitu dengan rumus:
Perhatikan gambar dibawah ini!
p
keterangan :
p = panjang
l = lebar
t = tinggi
contoh:
a.
8 cm
cm cm
Hitunglah volume balok di atas!
Jawab:
Volume = p x l x t
= cm x cm x 8 cm
= 8
Jadi, volume balok tersebut adalah 8 b. Soal cerita yang berkaitan dengan balok
Dita mengisi sebuah bak mandi berukuran panjang dm, lebar dm, dan tinggi dm. berapa l air yang harus diisi dalam
bak mandi?
Jawab:
V = p x l x t
Jadi, volume bak mandi tersebut adalah 8 l.
(https://nuelano.wordpress.com/
kubus-dan-balok.html diakses pada selasa, mei pada . WIB)
D. Model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy (SAVI)
. Pengertian Model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy (SAVI)
Menurut Dave Meier dalam Huda ( 8 ) merupakan pendidik, trainer, sekaligus penggagas model accelerated learning.
Salah satu strategi pembelajarannya adalah apa yang dikenal dengan
SAVI (Somatic Auditory Visuallization Intellectualy). Tidak hanya
gaya belajar visual, auditorial, dan somatic tapi juga gaya belajar
intelektual. Gaya belajar intelektual bercirikan pemikir. Pembelajar
intelektual menggunakan kecerdasannya untuk merenungkan suatu
pengalaman dan menciptakan suatu hubungan, dan makna. Intelektual
adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah
dan membangun makna.
Dave Meier menuliskan “Belajar dengan pendekatan SAVI
dapat dikatakan dengan Belajar Berdasarkan Aktivitas (BBA) atau
dapat juga dikatakan belajar dengan seluruh kepribadian. Belajar
berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif dari pada yang
didasarkan presentasi, materi, dan media. Dan alasannya sederhana:
Cara belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya”. Jika gerak fisik,
dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Pendekatan belajar
tersebut dinamakan dengan SAVI.
Pembelajaran SAVI menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa (Shoimin,
). Istilah SAVI adalah:
a. Somatic (belajar dengan berbuat dan bergerak)
Jika dikaitkan dengan dengan belajar maka dapat diartikan
belajar dengan memanfaatkan tubuh (indra peraba, kinetis, praktis
melibatkan fisik dan menggunakan tubuh sewaktu kegiatan
berlangsung.
b. Auditory (belajar dengan berbicara dan mendengar)
Belajar auditory berarti belajar dengan melibatkan
kemampuan auditori artinya belajar dengan berbicara dan
mendengar. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan
informasi auditori bahkan tanpa disadari. Ketika telinga
menangkap dan menyimpan informasi auditori,bahkan ketika
membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di
otakm menjadi aktif.
c. Visualization (belajar dengan mengamati dan menggambarkan)
Belajar dengan melibatkan kemampuan visual (penglihatan)
yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan, dengan
alasan bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat yang
d. Intellectualy (belajar dengan memecahkan masalah dan berfikir)
Belajar intelektual adalah belajar dengan memecahkan
masalah dan merenung. Belajar intelektual berarti menunjukkan
apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka secara internal
ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu
pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai
dari pengalaman tersebut. Belajar intelektual adalah bagian untuk
merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun
makna.
. Kekurangan dan Kelebihan Model Somatic Auditory Visuallization
Intellectualy (SAVI)
Menurut Aris Shoimin ( 8),pembelajaran menggunakan model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy
(SAVI) mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya adalah sebagai berikut:
a. Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui
penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.
b. Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri
pengetahuannya.
c. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa
merasa diperhatikan sehingga tidak cepat bosan untuk belajar.
d. Memupuk kerjasama karena siswa yang lebih pandai diharapkan