• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 6 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 6 SKRIPSI"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI BANGUN RUANG MELALUI

MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION

INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V

DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN

6

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

\ Oleh: WAHYU UTAMI

NIM 5- - 6

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI BANGUN RUANG MELALUI

MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION

INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V

DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN

6

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

WAHYU UTAMI

NIM 5- - 6

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skipsi Saudara :

Nama : Wahyu Utami

NIM : - -

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY

VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA

KELAS V DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN Telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.

Salatiga, Agustus Pembimbing

Dr. WINARNO, S.Si, M.Pd

NIP. KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA JL. Tentara Pelajar No. Telp. ( 98) 3 37 6, 3 3433 Salatiga 5 7

(5)

v SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION

INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

6

DISUSUN OLEH WAHYU UTAMI NIM : 5- - 6

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal September dan

telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd.

Sekretaris Penguji : Dr. Winarno, S.Si Penguji : Dr. Lilik Sriyanti, M.Si Penguji : Sri Suparwi, M.A

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahyu Utami

NIM : - -

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, Agustus Yang Menyatakan,

Wahyu Utami

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

هيمهعنا بر لله ّتاممَ ِ ايحمَ ّكسوَ ّت لاص نا مق

“My prayer, my offering, my life and my death are for Allah, the Lord of all the worlds” (Al-An’am )

“Do the best, be good, then you will be the best”

(Lakukanlah yang terbaik, bersikaplah baik, maka kamu akan menjadi orang

yg terbaik)

PERSEMBAHAN

 Kedua orang tuaku tercinta, terutama ibuk yang paling hebat di dunia.

Yang selalu sabar, terimakasih atas doa yang selalu ibuk panjatkan

untuk kebaikan dan kebahagiaan. Engkau inspirasiku, motivasiku, dan

guru terbaikku.

 Adikku terkasih dan tersayang Dewi Handini yang selalu membuat

(8)

viii

 Keluarga Pakde Sutono dan Bude Supini, terimakasih atas segala hal

dan selalu memotivasiku.

 Terima kasih buat mbah uti, sepupuku dan saudaraku yang selalu

mendoakan agar aku menjadi orang yang dapat dibanggakan.

 Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. yang selalu sabar dalam

membimbing atas penyelesaian skripsi ini.

 Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga.

 Keluarga besar PGMI angkatan yang selalu berbagi ilmu yang

bermanfaat.

 Keluarga kos bu Parni, bapak, mbak Dita, beb Bita, Marita, Mip,

Dian, Putri, Halimah, Solikhah, Wahyu Ika, Dek ita, Wiwit, Nia,

Suci, Ika, Menul, Dina, Yofa.

 Keluarga besar KKN Tetep Wates keluarga baruku terimakasih atas

saran, semangat, dan kasih sayang kalian (Ibu Yati, Pak Kus, Dek

Ridwan, Zamroni, Hamdan, Surya, Mila, Olip, Mba Sapta, Mba

Heni).

 Keluarga PPP MI Dukuh bu syifa, Bu Lina, Bu Elin, Bu Dila, Bu

Putri, Bu Luluk, Bu Nurul, Bu Tika, Pak Adit, Pak Imam, bererta

Guru-guru MI Dukuh terima kasih atas dukungan kalian.

 Keluarga Star-C , Jack, Fajar, Subkhan, Aji, Tatik, Imam, Dina,

(9)

ix

 Bund Mbem terima kasih atas ilmu yang diberikan, tempat curhatku,

tempat bertukar cerita, terima kasih motivasi, dukungan serta doa.

 Sahabat-sahabatku yang tidak dapat saya tuliskan namanya terima

kasih atas nasehat, saran, dukungan, serta doa dari kalian wish you all

the best.

 Calon imam yang telah disiapkan Robbuna untukku, I’ll always

waiting you with all my love.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,

taufiq dan hidayah-Nya peneliti masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan

tugas yang menjadi tanggung jawab peneliti. Sholawat serta salam semoga

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya

hingga akhir jaman.

Atas nikmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY

VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MI

NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN ”.

Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang

dilaksanakan dalam (dua) siklus, dimana pada akhir siklus kedua penerapan

model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) ini dapat membuahkan

hasil pada siswa kelas V MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten

Semarang.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna hal ini desebabkan oleh keterbatasan

kemampuan yang peneliti miliki. Meskipun demikian, Alhamdulillah berkat

(11)

xi

peneliti mampu menyelesaikan skripsiini. Oleh karenanya sudah sepantasnya pada

kesempatan ini peneliti sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI yang telah

memberikan kesempatan dan saran yang membangun kepada peneliti.

. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. selaku dosen matematika sekaligus dosen

pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga

peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.

. Seluruh dosen dan staf tenaga administrasi Program SI PGMI yang telah

memberikan pelayanan dengan baik.

. Bapak H. Muh. Imron, M.Pd.I. selaku Kepala Sekolah MI Negeri Timpik

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang telah memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk meneliti.

. Ibu Dwi Hastuti, S.Pd. selaku Guru Matematika yang mengajar pada kelas

V MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang

berkenan menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa yang telah

berkenan untuk menjadi subjek penelitian ini.

8. Ibu Siti Sumarni dan Adik Dewi Handini yang saya banggakan dan selalu

memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

. Semua keluargaku, saudaraku star-c, sahabatku, kawan-kawanku PGMI

(12)

xii

Atas jasa mereka, semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik

serta mendapat kesuksesan di dunia maupun di akhirat. Peneliti juga mengharap

kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi

ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada

umumnya.

Salatiga,

Peneliti

(13)

xiii ABSTRAK

Utami, Wahyu. . Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Melalui Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) pada Siswa Kelas V Di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan KAbupaten Semarang Tahun . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Winarno, M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar dan Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi bangun ruang pada siswa kelas V di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dilakukan bulan mulai Mei-Agustus . Subjek penelitian terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut: Standar KKM mata pelajaran Matematika adalah , sebelum menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) hanya ada % ( siswa) yang tuntas, sedangkan % ( siswa) belum memenuhi stansar KKM. Setelah menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata pelajaran Matematika pada siklus I diperoleh data

( siswa) tuntas dan % ( siswa) tidak tuntas, jika dilihat terjadi peningkatan sebesar %. Setelah dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu 8 ( siswa) tuntas sedangkan % ( siswa) tidak tuntas atau belum memenuhi standar KKM, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 8 dibanding pada siklus I. Perbandingan hasil belajar dari pra siklus dengan siklus I yaitu terjadi peningkatan sebesar %, sedangkan jika dibandingkan dengan siklus II terjadi peningkatan sebesar . Jadi dapat disimpulkan bahwa model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………. i

LEMBAR BERLOGO……….…. ii

HALAMAN JUDUL……… iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iv

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN……… v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……… vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… vii

KATA PENGANTAR……….. x

ABSTRAK……… xiii

DAFTAR ISI……… xiv

DAFTAR TABEL……… xviii

DAFTAR GAMBAR………...… xix

DAFTAR LAMPIRAN……… xx BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………. B. Rumusan Masalah……….. C. Tujuan Penelitian……… D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan……….. E. Kegunaan Penelitian………...

(15)

xv

F. Definisi Operasional……….. 8 . Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang……… 8 . Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).. 8 G. Metode Penelitian………

. Rancangan Penelitian……… . Subjek Penelitian………... . Langkah-langkah Penelitian……….. . Instrumen Penelitian……….. . Pengumpulan Data………. . Analisis Data……….. H. Sistematika Penulisan……….. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA

(16)

xvi

D. Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)…...

. Pengertian Somatic Auditory Visualization Intellectualy

(SAVI)………..

. Kekurangan dan kekurangan Model Somatic Auditory

Visualization Intellectualy………..

. Langkah-langkah Model Somatic Auditory Visualization

Intellectualy (SAVI)………...……….

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Awal (Pra Siklus)……… . Perolehan Nilai Ulangan Mata Pelajaran Matematika…….. . Data Keadaan Siswa……….. . Pelaksanaan Penelitian……….. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I………... . Perencanaan Tindakan……….. . Pelaksanaan Tindakan……….. . Pengamatan Observasi……….. . Refleksi……….. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II………. . Perencanaan Tindakan………. . Pelaksanaan Tindakan……….. . Pengamatan Observasi……….

(17)

xvii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian………. 8 . Deskripsi Data Pra Siklus……… 8 . Deskripsi Data Pra Siklus I………. . Deskripsi Data Pra Siklus II……… B. Pembahasan………... . Siklus I……….. . Siklus II………. 8 . Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II……….. 8 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………. 8 B. Saran-saran………. DAFTAR PUSTAKA………..

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….…….. Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……….. Lampiran Dokumentasi Siklus I………...……. Lampiran Dokumentasi Siklus II………...………... Lampiran Soal Tes Evaluasi Siklus I………..………….. Lampiran Soal Tes Evaluasi Siklus II……….….. Lampiran Soal Tugas Kelompok……….. Lampiran 8 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus)………….. Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus I………... 8 Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus II……….. Lampiran Data Guru MI Negeri TImpik Kecamatan

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan guru sekarang menduduki peranan yang sangat

penting, karena guru adalah sosok yang bertanggung jawab dalam

pembentukan pribadi anak didik. Seseorang belajar pada dasarnya

didorong oleh keinginannya untuk mengembangkan perilaku yang efektif

dan efisien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan

belajar seseorang dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat

dilakukannya. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari proses

belajar pada diri seseorang, inilah yang disebut dengan hasil belajar

(Hartini, : ).

Sementara itu, dalam mata pelajaran matematika guru dituntut

untuk selalu terampil dalam mengajarkan pelajaran dan dapat membentuk

kepribadian siswa. Sehingga dalam mata pelajaran matematika anak didik

dapat memahami dan mengerti tentang apa yang telah diajarkan gurunya.

Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari kehidupan

manusia. Dari awal ditemukannya matematika terus berkembang secara

dinamis seiring dengan perubahan zaman. Perkembangannya tidak pernah

berhenti karena matematika akan terus dibutuhkan dalam berbagai sisi

(22)

Sebagaimana disabdakan Rosulullah SAW dalam hadits yang

diriwayatkan oleh Abdullah bin Masud ra:

هعَ

دسح لا( : مهسَ ًيهع الله يهص يبىنا لاق : لاق ًىع الله يضر د ُعسم هبا

ٍُف ةمكحنا الله ياتا مجرَ, قحنا يف ًتكهٌ يهع ًطهسف لاام الله ي اتا مجر هيتىثا يفلاا

اٍمهعيَ , اٍب يضقي

Artinya: Tidak ada hasad (iri) yang diberikan kecuali terhadap dua orang,

yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya

dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia

memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.

(Shahih Muslim No. )

Untuk mencapai manusia yang berkualitas didalam sekolah maka

guru dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan profesionalismenya

dengan cara memahami dan menguasai bahan atau materi pelajaran yang

akan disampaikan kepada anak didiknya. Dalam proses tersebut agar

memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan metode ataupun strategi

yang sesuai dengan kondisi dan keadaan dalam kehidupan sehari-hari yang

akrab dengan kita atau istilahnya kontekstual, sehingga hasil belajar dapat

terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar siswa. Sebagai pengajar

sekaligus pendidik guru memegang peranan dan tanggung jawab untuk

selalu mengajarkan, melatih, membimbing anak didiknya agar hasil belajar

yang memuaskan.

Pembelajaran matematika fungsi utamanya adalah sebagai media

(23)

matematika diharapkan siswa dapat menguasai seperangkat kompetensi

yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi bukanlah tujuan

akhir dari pembelajaran matematika tetapi penguasaan materi matematika

hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Apabila siswa sudah

mencapai kompetensi yang diinginkan, sangat diharapkan agar para siswa

diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan

matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran

lain, dalam kehidupan kerja, atau dalam kehidupan sehari-hari baik di

lingkungan sekolah, keluarga,maupun masyarakat. Mempelajari materi

matematika akan terasa nyaman apabila siswa telah diberi penjelasan

tentang matematika yang menyenangkan, yang mudah untuk dipelajari.

Guru sebagai fasilitator akan menyampaikan materi matematika

menggunakan model atau pendekatan yang tepat agar murid tertarik untuk

mempelajarinya, dan saat itu guru akan menyesuaikan model dengan

materi yang akan diajarkan. Apabila guru dapat menyesuaikan maka akan

dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa.

Matematika merupakan salah satu bidang studi pelajaran yang

dipelajari oleh semua siswa di MIN Timpik dari kelas sampai kelas VI.

Pada dasarnya pelajaran matematika diberikan pada siswa adalah untuk

menyiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika secara tepat di

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bekal matematika yang matang

maka diharapkan dapat membantu memberikan solusi terhadap berbagai

(24)

Pada masa lalu proses belajar mengajar untuk pelajaran

matematika cenderung fokus pada guru, dan kurang terfokus pada siswa.

Sehingga dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sementara

siswa cenderung pasif. Indikator tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa

yang kurang antusias ketika pelajaran sedang berlangsung, rendahnya

pemusatan perhatian siswa, serta rendahnya respon umpan balik dari siswa

terhadap pertanyaan guru.

Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran matematika

pada siswa kelas V MIN Timpik sampai saat ini belum mencapai hasil

yang memuaskan. Berdasarkan ulangan umum menunjukkan masih

banyak nilai yang kurang dari batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) pelajaran Matematika yaitu . Dari identifikasi guru matematika, hal ini terkait dengan faktor yang mempengaruhi siswa

mendapatkan nilai dibawah KKM, seperti rendahnya minat siswa dalam

pemahaman materi, dan kurangnya kreativitas guru dalam penyampaian

materi.

Melihat faktor ataupun permasalahan diatas, maka diperlukan suatu

model atau pendekatan yang tepat agar tujuan pembelajaran matematika

khususnya pada materi bangun ruang dapat tercapai sesuai yang

diharapkan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses

pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Strategi pembelajaran yang diperlukan adalah strategi yang

(25)

berperan aktif selama pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut peneliti dan guru memutuskan untuk menggunakan model

Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) sebagai solusi yang

tepat dalam permasalahan yang ada di kelas V MIN Timpik kecamatan

Susukan Kab. Semarang.

Penerapan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy

(SAVI) dalam pembelajaran matematika, terutama pada materi bangun

ruang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Somatic

Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) merupakan salah satu sistem

pembelajaran kooperatif dengan menekankan semua alat indra yang

dimiliki oleh siswa.

Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) ini

dipilih karena merupakan suatu pendekatan yang lebih menekankan semua

alat indra yang dimiliki siswa, istilah SAVI yaitu Somatic (belajar dengan

berbuat dan bergerak), Auditory (belajar dengan berbicara dan

mendengar), Visualization (belajar dengan mengamati dan

menggambarkan), Intellectualy (belajar dengan memecahkan dan berfikir).

Dengan demikian setiap individu diharapkan dapat belajar secara penuh

melalui penggabungan dari gerak fisik dengan aktifitas intelektual

sehingga tujuan pembelajaran dapat berjalan secara bermakna dan dapat

tercapai secara optimal.

Dari permasalahan tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan

(26)

bertindak sebagai pengamat dengan mengambil judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MIN TIMPIK SUSUKAN KAB. SEMARANG TAHUN 6.

B. Rumusan Masalah

Apakah penerapan Model Somatic Auditory Visualization

Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi

bangun ruang pada siswa kelas V MIN Timpik Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang Tahun ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui model Somatic Auditory Visualization

Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi

bangun ruang pada siswa kelas V MIN Timpik Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang Tahun .

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan Model

Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan

hasil belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas V MIN

(27)

Indikator keberhasilan: Siklus berhenti pada saat % dari jumlah seluruh siswa telah memenuhi KKM mata pelajaran Matematika yaitu .

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi

teoritis dan praktis.

. Manfaat teoritis

Diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,

sekurang-kurangnya untuk mengembangkan teori pembelajaran.

. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dalam mengikuti

pembelajaran matematika materi bangun ruang serta melatih siswa

agar lebih aktif dan percaya diri dalam mengikuti pembelajaran.

b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan model Somatic

Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).

c. Bagi sekolah, sebagai perbaikan proses pembelajaran dan dapat

mengembangkan kualitas pendidikan melalui model Somatic

(28)

F. Definisi Operasional

. Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad Susanto, ). Dengan demikian yang dimaksud hasil belajar adalah hasil nilai yang dicapai

siswa setelah proses pembelajaran.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan

di kelas V MIN Timpik. Matematika adalah bahasa yang

menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan

akurat, diwujudkan dalam simbol, lebih berupa bahasa simbol

mengenai ide daripada mengenai bunyi.

. Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)

Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)

merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang menekankan bahwa

belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa

(Aris Shoimin, ). Jadi inti dari model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) mengajarkan siswa untuk

melakukan, berbicara, mengamati, dan memecahkan masalah.

Kecerdasan siswa terpadu secara penuh melalui penggabungan gerak

(29)

G. Metode Penelitian . Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau

biasa dikenal dengan sebutan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersama (Suhardjono,dkk., ). Penelitian ini bersifat reflektif yang berawal dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru

dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif

pemecahan msalahnya dan ditindak lanjuti dengan tindakan yang

sudah terencana.

Peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai

upaya untuk perbaikan dari suatu praktik pendidikan berdasarkan

refleksi dari pemberian tindakan. Bentuk dari tindakan tersebut yaitu

dengan memberikan suatu tindakan pada subjek yang diteliti dengan

menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy

(SAVI) (variable bebas) untuk diketahui pengaruhnya terhadap hasil

belajar Matematika (variable terikat) karena adanya pemberian

tindakan yang dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

digunakan yaitu jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai

pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan antara guru dan

siswa. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara

(30)

. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V MIN

Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Dipilih sebagai

subyek penelitian karena dinilai perlu adanya pembaharuan dalam

kegiatan pembelajaran agar siswa lebih aktif, termotivasi, dan

pemahaman belajar menjadi meningkat sedangkan bagi guru dapat

menambah wawasan mengenai model-model pembelajaran yang lebih

kreatif dan inovatif. Penelitian ini terdiri dari satu kelas yang siswanya

berjumlah anak.

. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari

empat tahap yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi.

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses yang akan

dilaksanakan untuk mengurangi masalah yang ada di kelas.

Kegiatan yang dilakukan adalah:

) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

berkaitan dengan materi bangun ruang dengan

menggunakan model Somatic Auditory Visualization

(31)

) Mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan saat

proses pembelajaran dengan menggunakan model Somatic

Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).

) Mempersiapkan lembar observasi guru, untuk mengetahui

kondisi guru dalam proses pembelajaran.

) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan model

Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).

) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan ini menyangkut pelaksanaan tindakan di kelas.

Hal yang perlu diingat yaitu pada waktu pelaksanaan guru harus

mengingat dan berusaha mengikuti apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan. Dalam pelaksanaan in, dilakukan model Somatic

Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) yang akan digunakan

sebagai alat bantu akan materi yang akan disampaikan.

c. Pengamatan

Pengamatan dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Tujuannya adakalah

untuk menggali data, maka dari itu diperlukan lembar observasi

guru untuk mengamati guru dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi

Adapun kegiatan guru dalam proses ini yaitu mencermati

(32)

ingin dicapai, mengevaluasi mekanisme tindakan, menegaskan

kembalitentang hasil yang dicapai, dan menindak lanjuti hasil

pencapaian siswa dalam pembelajaran pada setiap siklusnya.

Peneliti memilih dua siklus, setiap siklusnya terdapat kegiatan

refleksi yang berguna untuk mengevaluasi setiap tahap yang

dilakukan.

Model rancangan Penelitian Tindakan Kelas dan

penjelasannya untuk masing-masing tahap ditampilkan pada gambar

. , sebagai berikut:

Gambar Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral (Arikunto, dkk., 8: 6).

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Refleksi

?

(33)

. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari:

a. Lembar Obervasi

Pada lembar ini yang harus dilakukan pertama kali yaitu

melakukan observasi, sehingga peneliti dapat mengetahui

permasalahan yang ada dalam lapangan. Lembar observasi yang

diperlukan peneliti adalah mengamati guru saat pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan model Somatic Auditory

Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata pelajaran

Matematika materi bangun ruang. Terdapat aspek-aspek yang perlu

diamati dalam lembar observasi guru seperti dalam table . , sebagai berikut:

Table Lembar Observasi Guru

No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi

A B C D

PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa

Melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

Menjelaskan tujuan pembelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

(34)

B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran Membimbing siswa membentuk kelompok secara heterogen

8 Menjelaskan cara mengerjakan soal Memberikan bantuan apabila siswa mengalami kesulitan dalam kerja kelompok

Memberikan soal secara individu

Memberikan reward kepada siswa

C Pemanfaatan Media/ Sumber Belajar

Menggunakan soal sebagai sumber belajar

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media belajar

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

Menumbuhkan keaktifan siswa

Menunjukkan respon siswa

Menunjukkan keceriaan dan antusias siswa dalam pembelajaran

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Memantau kemajuan belajar selama pembelajaran

8 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

F Penggunaan Bahasa

(35)

Melakukan refleksi/ memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa

Mengadakan tes evaluasi Jumlah

Total Kategori

b. Tes Tertulis

Soal tes tertulis yang digunakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model

Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam materi

bangun ruang. Pada siklus I soal tes mencakup materi bangun

ruang yaitu sifat-sifat bangun ruang, sedangkan pada siklus II soal

tes mencakup volume bangun ruang yaitu volume kubus dan balok.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dipilih peneliti adalah berupa gambar.

Gambar yang diabadikan melalui foto ini berisi momentum yang

menggambarkan perilaku maupun aktifitas siswa saat proses

pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil merupakan sumber

data yang dapat memperjelas data yang lain.

. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

(36)

a. Lembar Observasi

Lembar ini digunakan peneliti untuk mengamati guru pada

saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata

pelajaran Matematika materi bangun ruang.

b. Tes Tertulis

Soal tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata

pelajaran Matematika materi bangun ruang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan yaitu saat proses

pembelajaran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan guru selam

pembelajaran Matematika materi bangun ruang dengan

menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy

(SAVI) akan terekanm dalam foto. Hal ini dilakukan sebagai bukti

visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif yaitu sebagai berikut:

a. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan KKM

Disini peneliti membandingkan pencapaian nilai dengan

(37)

batas KKM, yakni , maka siswa tersebut telah mencapai KKM.

Apabila nilai siswa ≤ maka siswa tersebut tidak tuntas atau tidak

mencapai KKM.

b. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya dikatakan tuntas

belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban siswa ≥ , dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan

Klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ % siswa yang telah tuntas belajarnya, (dalam Joko Susilo, : ).

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa

keberhasilan penelitian ini dilihat dari hasil belajar siswa yaitu

apabila siswa telah tuntas atau mencapai criteria ketuntasan

klasikal % dari jumlah seluruh siswa dengan nilai KKM . Dapat dikatakan tuntas apabila prosentase ketuntasan belajar secara

klasikal pada siklus II lebih besar daripada prosentase belajar

secara klasikal pada siklus II.kriteria ketuntasan klasikal ini

diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

(Aqib, dkk., )

Menurut Supramono dan Sugiarto ( ) untuk mencari nilai rentang kategori yang digunakan dalam lembar observasi guru

yaitu menggunakan interval kelas, dengan rumus sebagai berikut: P= Σ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

(38)

i =

keterangan:

i : Interval kelas

H : Nilai observasi yang tertinggi + ½ unit pengamat terkecil

L : Nilai observasi yang terkecil – ½ unit pengamat terkecil K : Banyaknya kelas

H. Sistematika Penulisan

Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun dalam

format skripsi adalah sebagai berikut:

. Bagian Awal Skripsi

Memuat halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar

persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan

keaslian tulisan, motto, persembahan, ata pengantar, abstrak, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

. Bagian Inti Skripsi terdiri dari: BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator

keberhasilan, definisioperasional, model penelitian dan sistematika

(39)

BAB II : Kajian Pustaka

Berisi tentang penjabaran hasil belajar, materi bangun ruang,

dan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).

BAB III : Pelaksanaan Penelitian

Berisi tentang rancangan penelitian, subjek lokasi dan waktu

penelitian, siklus penelitian, instrument penelitian, metode

pengumpulan data, analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang keadaan umum, managemen, dan pemaparan

rata-rata serta prosentase dari siklus ke siklus di MIN Timpik

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

BAB V : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir Skripsi

(40)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

. Pengertian Hasil Belajar

Perbuatan belajar adalah perbuatan yang disengaja oleh

seseorang untuk mengubah kemampuan dan perilaku (pengetahuan,

sikap kepribadian, dan kecakapan ketrampilan) dirinya melalui

berbagai pengalaman dan latihan (Tatang M. Arifin, ).

Menurur W.S. Winkel (dalam Susanto, ) pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi

aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

dan nilai sikap yang bersifat relative konstan dan berbekas. Dapat

disimpulkan dari definisi di atas bahwa belajar adalah suatu aktivitas

yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk

memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru

sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku

yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam

bertindak.

Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana

suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman

(41)

juga memerlukan waktu. Perubahan perilaku dalam proses belajar juga

dapat terjadi sebagai suatu hasil perubahan fisik maupun fisiologis.

Mengenai mata pelajaran matematika, merupakan mata

pelajaran tentang pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian

yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah

yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinnya

dengan simbol dan padat. Jadi kalau seseorang dikatakan belajar

matematika adalah apabila pada diri orang ini terjadi suatu kegiatan

yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan

dengan matematika. Perubahan ini terjadi dari yang tidak tahu akan

konsep matematika akan menjadi tahu, dan mampu menggunakannya

dalam materi lanjut atau dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada

individu yang belajar. Tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan

melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,

penghargaan, minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala

aspek pribadi seseorang. Seseorang yang telah belajar akan berbeda

dibanding saat sebelumnya, karena dia lebih sanggup menghadapi

kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan

keadaan. Dia tidak hanya menambah pengetahuannya, akan tetapi

dapat pula menerapkannya secara fungsional dalam situasi hidupnya.

(42)

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

tertentu. Secara sederhana hasil belajar siswa adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Istilah hasil belajar

adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar (Susanto, ).

Snelbeker (dalam Rusmono, 8) memaparkan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah

melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena

pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai

akibat dari pengalaman.

Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative

menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,

biasanya seorang guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil

dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran. Untuk dapat mengetahui apakah hasil belajar yang

dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat melalui

evaluasi. Evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk

membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah

memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi

(43)

penguasaan siswakemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari

tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan

keterampilan (Susanto, ). Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu

menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan

dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

Berdasarkan pemaparan berbagai pendapat di atas mengenai

pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

hasil suatu proses perubahan kearah perubahan perilaku dan perubahan

sikap meliputi pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik)

maupun sikap (afektif), yang bersifat permanen dan tahan lama dan

terbentuk sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Selain itu

hasil belajar juga merupakan suatu puncak dalam proses pembelajaran

yang dialami oleh siswa, ditandai dengan adanya perubahan tingkah

laku yang lebih baik.

. Macam-macam Hasil Belajar

Sebagaimana yang telah dijelaskan mengenai hasil belajar di

atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses

(aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Agar lebih jelas

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)

(44)

bahan yang yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah

seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami

pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana

siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang

dilihat, yang dialami, atau yang dia rasakan berupa hasil penelitian

atau observasi langsung yang ia lakukan.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa

pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.

Sehubungan dengan evaluasi produk, W.S. Winkel (dalam

Susanto, 8) menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional

telah tercapai, semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang

seharusnya diperoleh siswa. Dapat diketahui bahwa hasil belajar

siswa erat hubungannya dengan pembelajaran yang dirancang guru

sebelum melaksanakan proses belajar mengajar.

b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)

Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan

dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti

kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai

dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

Menuru Indrawati (dalam Susanto, ) merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan

(45)

dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep yang telah ada

sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu

penemuan. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan

pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

c. Sikap siswa (aspek afektif)

Menurut Sardiman (dalam Susanto, ), sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,

metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik

berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap

merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam

hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan

pada pengertian pemahaman konsep.

. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang di

dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi

rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor.

Russeffendi (dalam Susanto, ) memaparkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh

(46)

a. Kecerdasan Anak

Kemampuan intelegensi seseorang sangat

mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan

informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.

b. Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat

perkembangan di mana individu atau organ-organ sudah

berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar,

kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan

dalam belajar.

c. Bakat Anak

Kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan

demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.

d. Kemauan Belajar

Tugas guru yang sukar dilaksanakan adalah membuat

anak menjadi mau belajar atau giat belajar. Keengganan siswa

untuk belajar disebabkan karena ia belum mengerti bahwa

belajar sngat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan

belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang

besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang

(47)

e. Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

f. Model Penyajian Materi Pelajaran

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada

model penyajian materi. Model penyajian materi yang

menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah

dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif

terhadap keberhasilan belajar.

g. Pribadi dan Sikap Guru

Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh

inovatif dalam perilakunya,maka siswa akan meniru gurunya

yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru yang baik ini

tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh

kasih saying, membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat

marah, tanggap terhadap keluhan atau kesulitan siswa, antusias

dan semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan

penilaian yang objektif, rajin, disiplin, serta bekerja penuh

dedikasi dan bertanggung jawab dalam segala tindakan yang ia

lakukan.

h. Suasana Pengajaran

Suasana yang diinginkan yaitu suasana yang nyaman,

(48)

siswa , dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa

tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.

Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat

secara maksimal.

i. Kompetensi Guru

Kemampuan-kemampuan professional yang diperlukan

dalam membantu siswa dalam belajar. Guru yang professional

adalah guru yang memiliki kompeten salam bidangnya dan

menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta

mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga

pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.

j. Masyarakat

Dalam dunia pendidikan, lingkungan masyarakat pun

akan ikut serta mempengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan

modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak

dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang

oleh keluarga dan sekolah.

. Ragam Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan

berkesinambungan (Munandar, : - ). Terdapat macam evaluasi yang berbeda, mulai dari evaluasi yang berbeda, mulai dari

(49)

a. Pre-test dan post-test

Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap

akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk

mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang

akan disajikan. Evaluasi ini berlangsung singkat dan sering tidak

memerlukan instrument tertulis.

Post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan

evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.

Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas

materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat

dan cukup dengan menggunakan instrument sederhana yang berisi

item-item yang jumlahnya sangat terbatas.

b. Evaluasi Prasyarat

Evaluasi ini mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk

mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang

mendasari materi baru yang akan diajarkan.

c. Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah

satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian

tertentu yang belum dikuasai siswa.

d. Evaluasi Formatif

(50)

Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip

dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan

belajar. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan

sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial

(perbaikan).

e. Evaluasi Sumatif

Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau

prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program

pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan setiap akhir semester atau

akhir tahun ajaran.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa ragam evaluasi, peneliti

menggunakan evaluasi formatif dalam penelitian ini. Evaluasi ini

diadakan pada akhir penyajian pembelajaran, setelah dilakukannya

fase-fase yang terdapat pada model Somatic Auditory Visuallization

Intellectualy (SAVI). Tujuannya yaitu untuk mengetahui

kesulitan-kesulitan belajar siswa, dan untuk menilai sejauh mana tingkat

pemahaman siswa tentang materi yang sudah disampaikan.

Alat evaluasi yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil

belajar siswa adalah tes objektif. Tes ini adalah tes yang jawabannya

dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang

(51)

B. Mata Pelajaran Matematika . Pengertian Matematika

Matematika (dalam Fathani, : ) adalah queen of science (ratunya ilmu) yakni pengetahuan mengenai kuantitas dan ruang, salah

satu cabang dari sekian banyak cabang ilmu yang sistematis, teratur,

dan eksak. Matematika adalah angka-angka dan perhitungan yang

merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika menolong manusia

menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. Menurut

Ruseffendi (dalam Heruman, : ) Matematika adalah bahasa symbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,

mulai dari unsure yang tidak terdefinisikan ke unsur yang

terdefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

Johnson dan Rising (dalam Ismunamto., dkk, : ) bahwa Matematika adalah suatu seni keindahannya terdapat pada keteraturan

dan keharmonisannya. Matematika dalam bahasa yang menggunakan

istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, diwujudkan

dalam symbol, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada

mengenai bunyi. Matematika merupakan pengetahuan tentang bentuk

yang terorganisasi. Sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif

berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan,

(52)

. Tujuan Pembelajaran Matematika

Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan

pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif

dan bermakna. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar

mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas

berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,

serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan

baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap

materi matematika (Susanto, Ahmad, : 8 ).

Tujuan akhir dari pembelajaran matematika pada tingkat dasar

adalah agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep

matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju

tahap ketrampilan tersebut harus melalui langkah-langkah yang sesuai

dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Adapun langkah-langkah

dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:

a. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep)

Penanaman konsep yaitu pembelajaran konsep baru

matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep

tersebut. Kita dapat mengetahui konsep dari isi kurikulum, yang

dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman

konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat

menghuungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan

(53)

b. Pemahaman konsep

Dalam pemahaman konsep yakni bertujuan agar siswa lebih

memahami suatu konsep matematika. Pemahaman ini terdiri atas

dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran

penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua, pembelajaran

pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda,

tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.

c. Pembinaan keterampilan

Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran

pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil

dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya

dalam pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri

atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam suatu

pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan

dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan

lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep (Heruman,

).

Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar

siswa mampu dan terampil dalam menerapkan matematika. Secara

khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,

(54)

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsepdan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyesuaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam pemecahan masalah (Susanto, : ).

C. Materi Bangun Ruang . Bangun Ruang

Selain bangun datar, pada bangun ruang pun memiliki

sifat-sifat tertentu, sifat-sifat-sifat-sifat ini merupakan cirri-ciri dari bangun ruang

tersebut. Disamping itu, dengan sifat-sifat ini kita dapat menentukan

(55)

a. Sifat bangun ruang

Dalam kehidupan sehari-hari banyak benda yang berbentuk

kerucut, prisma, limas, dan tabung. Bangun ruang juga mempunyai

ciri:

Sisi : Bidang yang dibatasi oleh rusuk

Rusuk : Pertemuan sisi-sisi

Titik sudut : Pertemuan rusuk-rusuk

Ciri khusus : ciri bangunan yang hanya dimiliki oleh bangun

ruang

Macam-macam bangun ruang dan sifatnya

a. Prisma tegak segi empat

Prisma segi empat adalah bangun ruang yang bagian

atas dan bagian bawahnya sama berbentuk segi empat atau

balok.

Sifat- sifatnya :

 Memiliki buah sisi yaitu ABCD, EFGH, ABFE,

(56)

 Memiliki rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, AE,BF,

CG, DH

 Memiliki 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G, H  Memiliki sisi berbentuk segi empat

b. Prisma tegak segitiga

Prisma tegak segitiga bangun ruang yang bagian

atas dan bagian bawahnya sama berbentuk segitiga.

Sifat- sifatnya :

 Memiliki buah sisi yaitu KLM, NOP, KLON,

LMPO, MPNK

 Memiliki rusuk yaitu KL, LM, MK, NO, OP, PN,

KN, LO, MP

 Memiliki titik sudut yaitu K, L, M, N, O, P

 Memiliki sisi berbentuk segitiga dan sisi

berbentuk persegi panjang

(57)

Limas segi empat adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh sisi alas yang berbentuk segi empat dan segi

empat yang bertemu pada satu titik puncak.

P

D C

A B

Sifat- sifatnya :

 Memiliki buah sisi yaitu ABCD, ABP, BCP,

CDP, DAP

 Memiliki 8 rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, AP,

BP, CP, DP

 Memiliki titik sudut yaitu A,B, C, D, P

 Sisi alasnya berbentuk segi empat dan sisi

lainnya berbentuk segitiga

(58)

Limas segitiga adalah bangun ruang yang dibatasi

oleh sisi alas yang berbentuk segitiga dan segitiga yang

bertemu pada satu titik puncak.

Sifat- sifatnya :

 Memiliki buah sisi yaitu KLM, KLT, LMT, MKT

 Memiliki rusuk yaitu KL, LM, MK, KT, LT, MT

 Memiliki titik sudut yaitu K, L, M, T

 Memiliki sisi berbentuk segitiga

e. Tabung

Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua

sisi berhadapan dan sejajar, berbentuk lingkaran dan satu

sisi lengkung.

t

(59)

Perhatikan gambar tabung diatas:

P : titik pusat lingkaran

r : jari-jari

t : tinggi tabung

sifat-sifatnya :

 Tidak mempunyai titik sudut

 Tabung memiliki sisi sebanyak buah, yaitu

sisi atas, sisi alas, dan selimut tabung

 Memiliki sisi berbentuk lingkaran dan sisi

lengkung (selimut tabung)

 Jarak bidang atas dan bidang alas disebut

tinggi tabung

f. Kerucut

Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh

sisi alas yang berbentuk lingkaran dan satu sisi lengkung.

Sifat-sifatnya:

 Memiliki sisi alas berbentuk lengkung

(60)

 Jarak dari titik puncak ke bidang lingkaran (alas)

disebut tinggi kerucut

(Marwiyanto, dkk, 8: - ) b. Volume Kubus dan Balok

) Menghitung Volume Kubus

Kubus adalah balok atau prisma siku-siku khusus. Panjang

setiap rusuk pada sebuah kubus adalah sama. Untuk menghitung

volume kubus dengan cara :

Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk atau ( panjang sisinya ).

Maka dapat dibuat rumus:

V = r x r x r atau s x s x s

Keterangan :

V = volume

r/ s = panjang rusuk/ panjang sisi

contoh :

a.

cm

Hitunglah volume kubus di atas!

Jawab:

(61)

v = r x r x r

= cm x cm x cm

=

Jadi, volume kubus di atas adalah . b. Soal cerita yang berkaitan dengan kubus

Tempat penampungan air berbentuk kubus dengan panjang

rusuk dm. jika tempat penampungan itu berisi air penuh, berapa volume air dalam tempat penampungan tersebut?

Jawab:

V = r x r x r

= dm x cm x dm = 8

Jadi, volume air dalam tempat penampungan tersebut adalah

8 .

) Menghitung Volume Balok

Balok adalah prisma siku-siku. Balok mempunyai sisi,

masing-masing berbentuk persegi panjang. Dan setiap panjangnya

berbeda-beda karena balok mempunyai panjang lebar dan tinggi.

Cara menghitung balok yaitu dengan rumus:

Perhatikan gambar dibawah ini!

p

(62)

keterangan :

p = panjang

l = lebar

t = tinggi

contoh:

a.

8 cm

cm cm

Hitunglah volume balok di atas!

Jawab:

Volume = p x l x t

= cm x cm x 8 cm

= 8

Jadi, volume balok tersebut adalah 8 b. Soal cerita yang berkaitan dengan balok

Dita mengisi sebuah bak mandi berukuran panjang dm, lebar dm, dan tinggi dm. berapa l air yang harus diisi dalam

bak mandi?

Jawab:

V = p x l x t

(63)

Jadi, volume bak mandi tersebut adalah 8 l.

(https://nuelano.wordpress.com/

kubus-dan-balok.html diakses pada selasa, mei pada . WIB)

D. Model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy (SAVI)

. Pengertian Model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy (SAVI)

Menurut Dave Meier dalam Huda ( 8 ) merupakan pendidik, trainer, sekaligus penggagas model accelerated learning.

Salah satu strategi pembelajarannya adalah apa yang dikenal dengan

SAVI (Somatic Auditory Visuallization Intellectualy). Tidak hanya

gaya belajar visual, auditorial, dan somatic tapi juga gaya belajar

intelektual. Gaya belajar intelektual bercirikan pemikir. Pembelajar

intelektual menggunakan kecerdasannya untuk merenungkan suatu

pengalaman dan menciptakan suatu hubungan, dan makna. Intelektual

adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah

dan membangun makna.

Dave Meier menuliskan “Belajar dengan pendekatan SAVI

dapat dikatakan dengan Belajar Berdasarkan Aktivitas (BBA) atau

dapat juga dikatakan belajar dengan seluruh kepribadian. Belajar

berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif dari pada yang

didasarkan presentasi, materi, dan media. Dan alasannya sederhana:

Cara belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya”. Jika gerak fisik,

(64)

dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Pendekatan belajar

tersebut dinamakan dengan SAVI.

Pembelajaran SAVI menekankan bahwa belajar haruslah

memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa (Shoimin,

). Istilah SAVI adalah:

a. Somatic (belajar dengan berbuat dan bergerak)

Jika dikaitkan dengan dengan belajar maka dapat diartikan

belajar dengan memanfaatkan tubuh (indra peraba, kinetis, praktis

melibatkan fisik dan menggunakan tubuh sewaktu kegiatan

berlangsung.

b. Auditory (belajar dengan berbicara dan mendengar)

Belajar auditory berarti belajar dengan melibatkan

kemampuan auditori artinya belajar dengan berbicara dan

mendengar. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan

informasi auditori bahkan tanpa disadari. Ketika telinga

menangkap dan menyimpan informasi auditori,bahkan ketika

membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di

otakm menjadi aktif.

c. Visualization (belajar dengan mengamati dan menggambarkan)

Belajar dengan melibatkan kemampuan visual (penglihatan)

yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan, dengan

alasan bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat yang

(65)

d. Intellectualy (belajar dengan memecahkan masalah dan berfikir)

Belajar intelektual adalah belajar dengan memecahkan

masalah dan merenung. Belajar intelektual berarti menunjukkan

apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka secara internal

ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu

pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai

dari pengalaman tersebut. Belajar intelektual adalah bagian untuk

merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun

makna.

. Kekurangan dan Kelebihan Model Somatic Auditory Visuallization

Intellectualy (SAVI)

Menurut Aris Shoimin ( 8),pembelajaran menggunakan model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy

(SAVI) mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya adalah sebagai berikut:

a. Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui

penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.

b. Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri

pengetahuannya.

c. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa

merasa diperhatikan sehingga tidak cepat bosan untuk belajar.

d. Memupuk kerjasama karena siswa yang lebih pandai diharapkan

Gambar

Gambar     Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral
Table     Lembar Observasi Guru
Gambar yang diabadikan melalui foto ini berisi momentum yang
Table 3   Nilai ulangan Harian (pra Siklus)
+7

Referensi

Dokumen terkait

aturan yang tetap (struktur) akan tetapi juga oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu di samping kami mempergunakan model analisa struktur kami juga mem:

Bahan baku utama yang digunakan pada pabrik ini adalah ubi

D, selaku Ketua Program Studi Ilmu Fisika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan

Diajukan untuk menempuh ujian akhir pada Program Studi Manajemen Keuangan Program Diploma III Manajemen

Bahwa terhadap kewajiban PPID untuk melakukan Pengujian Konsekuensi, Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008

Setelah media pembelajarannya siap, guru kemudian menetapkan langkah-langkah penggunaan media tersebut. Terlebih dahulu guru membagi kelas menjadi delapan kelompok

Setelah kata penting didapatkan langkah selanjutnya melakukan pencarian berdasarkan kata kunci yang digunakan pada mesin pencari setelah itu antara kata kunci

Mannose-binding lectin (MBL) mengenali gugus gula yang biasanya terdapat pada permukaan mikroba dan merupakan aktivator sistem protein plasma (komplemen) yang sangat kuat yang