• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI TAMPIRKULON 1 KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI TAMPIRKULON 1 KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI

METODE DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI TAMPIRKULON 1 KECAMATAN CANDIMULYO

KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: SUMARIYAH NIM: 11411042

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp ( 0298 ) 323706 fax 323433 Salatiga 50721 http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

(4)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

iv SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI METODE

DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI TAMPIRKULON 1 KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

DISUSUN OLEH SUMARIYAH NIM: 11411042

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 30 September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Moh Khusen, M.Ag., MA _____________ Sekretaris Penguji : Drs. Djoko Sutopo _____________ Penguji I : Miftachur Rif‟ah, M.Ag. _____________ Penguji II : Mufiq, S.Ag. M.Phil. _____________

Penguji III : M. Hafidz. M.Ag. _____________

Salatiga, 30 September 2014 Ketua STAIN Salatiga

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sumariyah

NIM : 11411042

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, September 2014 Yang menyatakan

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“(1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu

yang Maha Mulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5) Dia

mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-„Alaq: 1 - 5)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini aku persembahkan untuk:

1. suamiku tercinta atas kesetiaannya dan selalu mendampingi.

2. Ibuku yang selalu mendoakanku

3. Anak-anakku, menantu dan cucu-cucuku yang banyak memberi

dorongan semangat dan sumber inspirasiku.

4. Warga SD Tampirkulon I yang telah banyak memberi kemudahan dan

support dalam pelaksanaan penelitian ini.

5. Seluruh teman senasib seperjuangan.

(7)

vii

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih penulis ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku ketua program studi PAI Ekstensi.

3. Bapak M. Hafidz, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah menyampaikan materi kuliah.

5. Bapak dan Ibu Karyawan STAIN Salatiga yang telah membantu kami. 6. Bapak Suryadi, S.Pd. selaku kepala SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan

Candimulyo Kabupaten Magelang yang telah memberikan ijin, keleluasaan, serta bantuan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 7. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini dapat

selesai

Penulis berdoa semoga amal baik tersebut diterima oleh Allah SWT dan dicatat sebagai amal saleh. Selanjutnya tidak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.

Salatiga, September 2014

(8)

viii ABSTRAK

Sumariyah. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar BTQ pada Materi Mengenal Huruf Hijaiyah, Tanda Baca Melalui Metode Drill pada Siswa Kelas II SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing M. Hafidz, M.Ag.

Kata Kunci: Prestasi Belajar BTQ, Metode Drill.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui seberapa besar peran metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar BTQ siswa kelas II SDN Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah prestasi belajar BTQ siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan penelitian tindakan kelas dengan metode drill dapat memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini guru sekaligus bertindak sebagai peneliti dan penelitian ini dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 2 siklus. Tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Berlogo ... ii

Persetujuan Pembimbing ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan... v

Motto dan Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

E. Kegunaan Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 7

1. Rancangan Penelitian ... 7

2. Subjek Penelitian ... 9

(10)

x

4. Instrumen Penelitian ... 11

5. Pengumpulan Data ... 11

6. Analisis Data... 12

H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertan Prestasi ... 15

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

C. Metode Drill ... 25

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar BTQ ... 30

E. Karakteristik Mutu Pelajaran PAI Khususnya BTQ... 33

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ... 37

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 41

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I ... 48

B. Hasil Penelitian Siklus II ... 52

C. Pembahasan ... 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

(11)

xi

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 64

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 68

c. Gambar Kegiatan Pembelajaran ... 73

d. Lembar Konsultasi ... 77

e. Surat Pernyataan ... 78

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Guru/Karyawan SDN Tampirkulon 1 ... 39

Tabel 2 Hasil Pengamatan pada Siklus I ... 43

Tabel 3 Hasil Penelitian pada Siklus I ... 48

Tabel 4 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill siklus I ... 49

Tabel 5 Persentase hasil belajar BTQ aspek prestasi dalam siklus I ... 49

Tabel 6 Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus I ... 50

Tabel 7 Hasil belajar BTQ dalam siklus II ... 53

Tabel 8 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus II ... 54

Tabel 9 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus II ... 54

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 64

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 68

Lampiran 3 Gambar Kegiatan Pembelajaran ... 73

Lampiran 4 Lembar Konsultasi ... 77

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang, salah satu bagian dari pelajaran Agama Islam adalah Baca Tulis Al-Quran (BTQ).

Mata pelajaran BTQ merupakan muatan lokal daerah (mulok) yang harus diajarkan di SD yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam, alokasi waktu pelajaran BTQ kelas II satu jam pelajaran adalah 35 menit per minggu. Mengingat mata pelajaran BTQ sangat erat hubungannya dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan demikian pelajaran BTQ diberikan kepada siswa SD sejak dini. Karena usia anak-anak SD merupakan usia ideal untuk mempelajari dan memahami serta melafalkan huruf-huruf hijaiyah.

(15)

2

BTQ harus dilakukan secara berulang-ulang agar hasilnya maksimal, dengan kata lain sering latihan (drill) membaca dan menulis huruf Al-Quran atau huruf hijaiyah dengan bimbingan orang yang lebih pandai atau ahlinya (guru).

PAI khususnya BTQ dengan materi Mengenal Huruf-Huruf Hijaiyah dan Tanda-Tanda Baca serta Cara Menulis Huruf Hijaiyah Bersambung itu

merupakan materi yang mengandung teori untuk dibaca dan dipahami. Hal itu banyak siswa kurang aktif dalam pembelajaran BTQ. Sering kali guru hanya terpaku pada buku sumber dalam pembelajaran dan juga disebabkan keterbatasan waktu dan juga tidak ada jadwal pembelajaran BTQ serta kurang perhatian dan dukungan pihak sekolah.

Guru PAI dituntut untuk dapat menyajikan pembelajaran BTQ dengan sebaik-baiknya walaupun berbagai kendala yang dihadapi. Sebagai guru PAI untuk berusaha meningkatkan prestasi belajar BTQ dengan baik dan benar. Guru PAI di SD dituntut untuk selalu meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru memegang peranan penting dan strategis dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Hal tersebut seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 39 Ayat 2 Tahun 2003 yang berbunyi,

“Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan

dan melakukan proses pembelajaran melalui penilaian hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama pada pendidik perguruan tinggi”.

(16)

3

yang telah saya lakukan selama ini tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan pembelajaran PAI khususnya BTQ memakai penerapan metode drill atau mengulang-ulang dan eksperimen atau percobaan. Hal tersebut dilakukan guru sebagai usaha meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran BTQ agar prestasi belajar siswa meningkat. Karena minat belajar siswa kurang, khususnya pembelajaran BTQ. Kurangnya minat belajar dapat dilihat dari prose pembelajaran antara kurangnya waktu untuk belajar mengajar, kurangnya perhatian dan dukungan pihak sekolah serta kurangnya dukungan lingkungan atau masyarakat, kemauan bertanya kurang, kesadaran untuk belajar membaca menulis huruf hijaiyah berkurang.

Tes dipersiapkan untuk ujian yang telah saya lakukan di kelas II hasilnya menunjukkan hasil prestasi siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 kurang memuaskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas II SD Tampirkulon 1 masih rendah.

Hal-hal di atas menjadi dorongan bagi peneliti untuk memperbaiki pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar. Upaya tersebut dilaksanakan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini karena PTK pada hakikatnya bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran secara berkesinambungan yang diemban oleh guru. Dengan demikian penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada keterampilan Baca Tulis Al-Quran (BTQ) dengan menggunakan metode drill.

(17)

4

dapat melatih keberaniannya dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah. Membaca dengan cara berulang-ulang siswa dapat merasa puas dan percaya diri dan menimbulkan rasa emosional tersendiri sehingga siswa dapat mengekspresikan dirinya.

Setiap anak memiliki tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Unsur-unsur tersebut harus dikembangkan secara seimbang sejak dini untuk mendapatkan kecerdasan yang berkualitas. Melalui metode drill inilah ketiga unsur pokok pendukung intelektual siswa lebih mudah untuk dipahami karena dengan metode drill merupakan cara belajar yang memudahkan untuk memahami dan menghafal huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca.

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, peneliti berupaya meneliti penerapan metode drill untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dengan materi mengenal huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca sebagai alternative pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

(18)

5 C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar Baca tulis Al-Quran (BTQ) kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini dengan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) pada siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014. Sedang indikator keberhasilannya: melafalkan huruf al-Quran, melafalkan huruf al-Quran melalui kata dan melafalkan huruf al-Quran melalui kalimat atau ayat.

E. Kegunaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat, yaitu:

1. Secara praktis Bagi siswa

a. Memperoleh pelajaran BTQ pada materi pengenalan huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca.

(19)

6 c. Meningkatkan prestasi belajar BTQ.

d. Memudahkan, memahami, menghafal, dan menulis huruf hijaiyah dan tanda baca serta melafalkan dengan baik dan fasih.

Bagi guru

a. Membantu dalam proses perbaikan pembelajaran jangka pendek. b. Memperkaya/memperluas wawasan pembelajaran yang biasa dipakai

atau diterapkan dalam mengajar. c. Menambah variasi mengajar PAI.

d. Membantu dalam pelaksanaan inovasi pembelajaran e. Meningkatkan kinerja dalam mendidik siswa. f. Membangun jaringan mitra.

g. Meningkatkan prestasi belajar siswa.

Bagi sekolah

a. Memberi sumbangan dalam memperbaiki model pembelajaran PAI. b. Sebagai bahan pustaka sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk

(20)

7 2. Secara teoritis

a. Sebagai bahan pertimbangan tentang pembelajaran BTQ melalui metode drill dapat meningkatkan prestsi belajar siswa SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

b. Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. c. Pengembangan kurikulum ditingkat SD.

d. Pengembangan profesi guru melalui proses latihan sistematik secara berkelanjutan.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah tafsir dan persepsi dari penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Prestasi belajar adalah peningkatan pengetahuan siswa tentang pelajaran yang telah diterima dari guru.

2. Huruf hijaiyah adalah huruf Arab yang juga sering disebut huruf al-Quran.

3. Metode drill adalah usaha dengan latihan atau mengulangi sesuatu yang telah dilaksanakan.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan penelitian a. Perencanaan

(21)

8

1) Membuat rencana pembelajaran.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.

3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas.

4) Membuat alat observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas.

5) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

b. Perencanaan tindakan meliputi:

Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun tindakan-tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1) Guru mengadakan apersepsi untuk mengetahui tingkat belajar siswa.

2) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode yang sesuai dan menarik perhatian siswa.

3) Guru menciptakan suasana menyenangkan sehingga siswa tidak tegang.

c. Observasi

1) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rancangan tindakan yang telah diterapkan.

(22)

9 d. Analisis dan refleksi

Analisis dan refleksi berfungsi untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak sehingga pada formatif dapat mencapai kategori lancar. 2. Subyek penelitian

a. Siswa

Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas 2 SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang berjumlah 17 siswa.

b. Peneliti

Penelitian ini dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI). c. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang pada bulan Oktober tahun pelajaran 2013/2014.

3. Langkah-langkah penelitian/Siklus penelitian

(23)

10

Daur ulang dalam penelitian diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation) dan melakukan refleksi (reflection) dan seharusnya sampai perbaikan agar peningkatan yang diharapkan tercapai (Suharsini Arikunto, 2007: 104).

Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Penjelasan alur di atas adalah:

a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran kontekstual model berbasis masalah.

(24)

11

c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

d. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam setiap siklus 1, 2 dan seterusnya. Masing-masing siklus diperlukan alur kegiatan yang sama. Dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan diberhentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. 4. Instrumen penelitian

Adapun instrumen yang disiapkan di antaranya berupa: 1. Soal tes

2. Pedoman dan kriteria penilaian 3. Lembar observasi

4. Catatan lapangan 5. Pengumpulan data

Dalam penelitian tindakan kelas ini pengumpulan data dilakukan melalui:

a. wawancara

(25)

12 d. dokumentasi

a. wawancara

peneliti melakukan tes wawancara kepada siswa untuk mengetahui seberapa tingkat kemampuan siswa dalam menghafal huruf hijaiyah.

b. Pengumpula data

Pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik observasi.

c. Observasi

Observasi/pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disesuaikan sebelumnya. Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai sikap dan respon setelah diadakan pre test pada tiap siklus.

d. Dokumentasi

Untuk melihat kemampuan siswa dalam menghafal sebelum penerapan penelitian tindakan kelas sehingga dapat mengelompokkan siswa menjadi empat kelompok sangat lancar, lancar, kurang lancar dan sangat kurang.

6. Analisis data

(26)

13

dipertanggungjawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif.

Dalam menganalisa data sehingga memperoleh data yang akurat, maka peneliti menggunakan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: P = Presentase

∑X = Nilai rata-rata N = Jumlah siswa

H. Sistematika Penulisan

Rangkaian laporan penelitian tindakan kelas ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian dan definisi istilah atau operasional metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, menjelaskan tentang upaya meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah pada mata pelajaran BTQ siswa kelas 2.

(27)

14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menguraikan deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/evaluasi/tes), refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan tiap siklus.

(28)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Prestasi

Menurut W& SPoerwadarminto (1984: 788) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan oleh seseorang. Menurut E. M. Zulfajri (2008: 670) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil baik yang dicapai seseorang, sedangkan menurut Ebel (1987: 12) pengertian kata prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam belajar.

Menurut Arifin (1988: 2 - 3) kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi dapat digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pengajaran. Dengan kata lain yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi dalam rangka memperoleh suatu perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah diperlukan usaha yang berkesinambungan dari guru. Merencanakan dan menciptakan suatu situasi belajar baik di sekolah maupun di rumah. Belajar memerlukan situasi yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa agar memungkinkan terjadinya pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif.

(29)

16

Dalam memperoleh prestasi belajar ditentukan oleh kemampuan intelektual siswa, untuk mengukur kemampuan siswa perlu dilakukan evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Adapun prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan proses, sedangkan prestasi adalah hasil dari proses belajar. Poerwanto (1962: 2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana dinyatakan dalam rapor. Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan belajar seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

(30)

17

siswa. Agar memungkinkan terjadinya pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif dengan usaha ini dapat menghasilkan prestasi yang baik.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana diharapkan maka perlu diperhatikan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

1. Faktor Intern

a. Faktor Jasmaniah

1) Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit.

2) Cacat tubuh, keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi prestasi belajar.

b. Faktor Psikologi

Faktor psikologi yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: 1) Intelegensi/Kecerdasan

(31)

18

berbeda antara satu anak dengan anak lainnya, sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih dibandingkan dengan teman sebayanya. Jadi faktor intelegensi merupakan salah satu hal yang tidak boleh diabaikan dalam lingkungan belajar

(http://ridwan202.woedpress.com/2008/04/23kegiatan.belajar-dan-prestasi )

2) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek (Slameto, 1955: 56)

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan

4) Bakat

Bakat atau Attitude menurut Hillgard adalah “The Capacyty to Learn”. Dengan perkataan lain bakatbadalah kemampuan untuk

belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih.

5) Motif

(32)

19

mendorong dan mengarahi minat belajar untuk tercapainya suatu tujuan (Yamin, 2005:80)

Menurut Muhibbin motivasi adalah keadaan internal organism baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu (Syah, 2005: 151). Motivasi menurut Hamalik (2001: 158) adalah perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Dari alinea motivasi belajar dari beberapa faktor di atas penulis menyimpulkan bahwa motivasi merupakan daya penggerak pada diri seseorang dalam melakukan kegiatan dengan maksud untuk mencapai tujuan.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menurut, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

7) Kesiapan

(33)

20

karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan (Slameto, 1995: 58 - 60).

c. Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan menurut Slameto dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Kelelahan jasmani, terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

2) Kelelahan rohani, dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Dari uraian di atas bahwa kelelahan dapat mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka berusaha anak menghindari agar anak tidak mengalami kelelahan dalam belajar. 2. Faktor Ekktern

Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya diluar diri siswa, Menurut Slameto (1995: 60) faktor ekstern yang mempengaruhi belajar adalah keluarga, keadaan sekolah, lingkungan masyarakat, yang diuraikan sebagai berikut:

a. Faktor Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana dijelaskan oleh Slameto bahwa keluarga mempengaruhi siswa dalam belajar yang berupa:

(34)

21

Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik.

2) Relasi Antara Keluarga

Demi kelancaran belajar dan keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga. Yang baik adalah hubungan yang penuh perhatian, kasih sayang disertai dengan bimbingan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak.

3) Suasana Rumah

Suasana rumah dimaskudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. 4) Keadaan Ekonomi Keluarga

Jika anak hidup dalam lingkungan tidak mampu tentunya kebutuhannya kurang terpenuhi sehingga belajar anak akan terganggu begitu pula sebaliknya.

5) Pengertian Orang Tua

Orang tua perlu member dorongan dan semangat pada anaknya serta member pengertian dan membantunya ketika anak mendapat kesulitan.

6) Latar Belakang Kebudayaan

(35)

22

Oleh karena itu, orang tua menyadari bahwa pendidikan anak yang pertama kali dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan sekolah lanjutan yang bersifat formal, tentunya memerlukan kerja sama antar orang tua dan lembaga pendidikan tersebut.

b. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, karena lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa dalam belajar. Faktor sekolah yang mempengaruhi menurut Slameto mencakup:

1) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Slameto juga mengutip pendapat dari Ign. S. Lilih Bukit Karo-Karo tentang mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Jika metode kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Maka dari itu guru sebaiknya menggunakan berbagai merode untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Kurikulum

Kurikulum sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Jika kurikulum tidak baik maka belajar pun akan berpengaruh.

(36)

23

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar.

4) Relasi Siswa dengan Siswa

Menciptakan relasi yang baik antar soswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan semua warga sekolah. Jika kedisiplinan kurang akan berpengaruh pada siswa dalam belajar. 6) Alat Pelajaran

Alat pelajaran yang dipakai oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan pada siswa. 7) Waktu Sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.

8) Standar Pelajar di Atas Ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampaun siswa masing-masing, yang penting tujuan yang telah dirumuskan tercapai.

9) Keadaan Gedung

(37)

24 10)Metode Belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu bimbingan/pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa.

11)Tugas Rumah

Waktu belajar terutama di sekolah maka diharapkan guru jangan terlalu banyak member tugas yang harus dikerjakan di rumah sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain (Slameto, 1995: 64 - 69).

3. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan, karena lingkungan sekitar berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak, sebab anak-anak dalam kehidupan sehari-hari belih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu ada (http://ridwan202.eordpress.com )

(38)

25 C. Metode Drill

1. Pengertian Metode Drill

Menurut Surachmad (1980: 79) metode drill adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang telah dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan disiap siagakan. Akan tetapi dengan mengulangi saja apa yang telah dipelajari belum berarti proses belajar.

Pada masa lampau sudah terbukti di dalam cara-cara guru mendrill murid-murid mereka bahwa pada murid-murid-murid-murid mudah timbul satu kebencian belajar. itulah sebabnya perlu dipahami dalam situasi dimana patut dilakukan latihan-latihan siap yang praktis ini dan bagaimana caranya.

Pertama harus disadari bahwa tidak ada latihan belajar yang betul-betul berarti pengulangan yang persis sama dengan proses belajar sebelumnya. Karena situasi yang berbeda serta pengaruh latihan pertama, maka latihan kedua, ketiga, dan seterusnya akan lain sifatnya.

Selanjutnya situasi belajar itulah yang mula-mula belajar harus diulangi untuk dapat memperoleh respons dari siswa. Bila siswa dihadapkan dengan berbagai situasi belajar (apalagi bila situasi itu menjadi situasi belajar yang realistis), maka pada siswa timbul alasan untuk memberikan respon, sehingga menyebabkan dia melatih keterampilannya.

(39)

26

dapat disempurnakan dalam waktu yang lama (sehingga tak dapat dituntut kesempurnaan dalam waktu yang singkat), dan ada keterampilan yang dapat diperoleh dengan waktu yang singkat dengan latihan yang minimal. Akhirnya, karena manusia belajar sebagai individu yang hidup, tidak dapat diberikan dengan drill yang buta (tanpa pengertian) pada siswa, oleh karena walaupun pada akhir masa drill siswa itu dapat memperlihatkan bentuk respons yang diharapkan, bentuk-bentuk itu tidaklah fungsionil (dan biasanya tidak permanen) di dalam rangka perkembangan pengetahuan siswa. Latihan harus didahului oleh sejumlah pengertian dasar dan pengertian itu kelak akan menjadi luas melalui latihan. Pengertian dasar yang akan dibutuhkan untuk mensukseskan sebuah latihan menurut Surachmad (1980: 81):

a. Pengertian terhadap latihan itu sendiri

b. Pengertian terhadap nilai dan hubungan latihan itu dengan keseluruhan rangka pendidikan

Latihan siap wajar menurut Surachmad (1980: 81):digunakan untuk: a. Kecakapan motoris, seperti penulis melafalkan, membuat alat-alat, dan

menggunakan alat-alat.

b. Kecakapan mental, seperti dalam membaca, melafal, dan mengenal huruf-huruf dan tanda-tanda baca.

c. Asosiasi yang dibuat seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan penggunaan tanda baca.

(40)

27

a. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata. Kecakapan artinya melakukan pekerjaan dengan pengertian. Kecakapan itu sendiri bukan berarti apa-apa jika terpisah dari situasi yang fungsionil. Latihan jangan dulu dimulai jika siswa belum mampunyai pengetahuan dasar.

b. Kecakapan itu tidak benar, jika hanya menentukan rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan fikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat itu harus sesuai dengan situasi.

c. Mendapatkan kecakapan itu mempunyai dua fase menurut Surachmad (1980: 81):

1) Fase integrative dimana persepsi dari proses dan arti dikembangkan 2) Fase penyempurnaan atau fase memudahkan dimana ketelitian

dikembangkan.

Fase pertama dari belajar kecakapan dimana arti dikembangkan menurut variasi praktik yang berarti sering melakukan hubungan fungsionil dan aktivatet penyelidikan. Fase kedua dimana ketelitian dapat dikembangkan menuntut praktik yang berulang kali. Jadi variasi praktik ditunjukkan untuk mendalami arti, bukan ketangkasan, sedangkan praktik yang sering ditunjukan untuk mempertinggi efisiensi, bukan mendalami arti.

2. Kelebihan Metode Drill menurut Surachmad (1980: 81 - 82):

(41)

28

pikiran, perasaan keimanan dikonsentrasikan dalam pelajaran yang dilatihkan.

b. Anak didik akan dapat menggunakan daya pikirannya dengan bertambah baik karena dengan mengajarkan yang baik maka anak didik menjadi lebih teratur, teliti, dan mendorong daya ingatannya.

c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga siswa langsung mengetahui prestasinya.

3. Kelemahan Metode Drill menurut Surachmad (1980: 83):

a. Menimmbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

Perkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi baru atau masalah baru siswa menyelesaikan persoalan dengan cara yang statis. Hal ini bertentangan dengan prinsip belajar dimana siswa seharusnya mereorganisasi kembali pengetahuan dan pengalamannya sesuai dengan situasi baru yang mereka hadapi.

b. Membentuk kebiasaan yang kaku

(42)

29 c. Menimbulkan verbalisme

Setelah mengajarkan bahan pelajaran kepada siswa berulang kali guru mengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian, siswa dilatih menghafal pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) mereka harus tahu dan menghafal jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tertentu. Siswa harus dapat menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu maka proses belajar yang lebih realistis menjadi terdesak dan sebagai gantinya timbullah respon-respon yang selalu bersifar verbalisme.

4. Langkah-langkah

Jika pendidik akan melakukan drill menurut Surachmad (1980: 85) ia harus memperhatikan:

a. Metode drill hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis. b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas.

1) Sebelum melaksanakan latihan siswa perlu mengetahui lebih dahulu arti latihan itu.

2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan siswa selanjutnya.

3) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.

c. Di dalam latihan pertama-tama ketetapan kemudian kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus tercapai.

(43)

30

e. Masa latihan harus menarik gembira dan menyenangkan. 1) Agar latihan memuaskan, minat intrisik diperlukan 2) Tiap-tiap kemajuan yang dicapai siswa harus jelas 3) Hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi f. Pada waktu latihan, harus didahulukan proses yang esensil

g. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan kepada perbedaan individu.

1) Tingkat kecakapan yang diterima pada suatu saat tidak usah sama. 2) Latihan-latihan secara perorangan perlu menambah latihan kelompok

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ)

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar secara garis besar ada dua hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi delapan faktor, yaitu ciri khas siswa, sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi belajar, mengolah bajan belajar, menggali hasil belajar, rasa percaya diri dan kebiasaan belajar (Aunurahman, 2009: 179).

(44)

31

dengan apa yang akan dipelajari secara lebih baik. Siswa yang memiliki latar belakang pengalaman yang baik yang mendukung materi pelajaran yang akan dipelajari, tidak memiliki banyak masalah sebelum dan sesudah dalam proses belajar selanjutnya.

Keduan, sikap terhadap belajar, ketika akan memulai kegiatan belajar, siswa memiliki sikap menerima untuk belajar, maka ia akan cenderung untuk berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik, namun jika sikap menolak sebelum belajar lebih dominan, maka siswa cenderung kurang memperhatikan.

Ketiga, motivasi, siswa yang memiliki motivasi belajar akan tampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, akan tetapi siswa yang kurang memiliki motivasi umumnya kurang mampu belajar lebih lama.

Keempat, konsentrasi belajar, Kesulitan konsentrasi dalam belajar merupakan indicator adanya masalah belajar yang dihadapi sisw, karena hal ini akan menjadi kendala untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Kelima, mengolah bahan ajar, bilamana dalam proses belajar siswa mengalami kesulitan di dalam mengolah pesan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru.

(45)

32

Ketujuh, rasa percaya diri, bilamana siswa sering mencapai keberhasilan di dalam melaksanakan tugas, di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan apabila diiringi dengan adanya pengakuan umum atas keberhasilan yang dicapai maka rasa percaya diri siswa akan semakin kuat.

Kedelapan, kebiasaan belajar, kebiasaan belajar adalah perilaku belajar sesorang yang telah tertanam dalam waktu relative lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan.

Faktor-faktor eksternal belajar adalah faktor yang berasal dari luar siswa meliputi: faktor guru, lingkungan sosial, dan kurikulum sekolah, sarana dan prasarana (Aunurrahman, 2009: 188).

Pertama, faktor guru. Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu melaksanakan tugas-tugas yang baik mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa-siswi, mampu memotivsi belajar siswaa, membimbing dan member kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman belajar maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Kedua, lingkungan sosial. Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dapat pula memberikan pengaruh negative terhadap siswa.

(46)

33

Keempat, sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, buku-buku pelajaran, media belajar merupakan komponen-komponen penting yang mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa.

E. Karakteristik Mutu Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Khususnya Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran (BTQ)

1. Kurikulum Pelajaran PAI khususnya BTQ

Kehidupan dan beradaban manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum. Kualitas pendidikan tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing.

Kurikulum di SD Negeri Tampirkulon 1 perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi dan tingkat satuan pendidikan. Hal ini dilakukan agar SD secara berlembaga dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi atau perkembangan. Dengan cara itu SD tidak akan kehilangan relevansi program pembelajaran.

(47)

34

Penguasan keterampilan hidup, penguasaan keterampilan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang luhur.

2. Mata Pelajaran BTQ

Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

(Q.S. Al-„Alaq: 1 – 5)

(48)

35

terhadap BTQ, sehingga memperoleh pengetahuan dan keterampilan membaca dan menulis dengan benar dan dengan lafal yang fasih.

Pembelajaran BTQ di SD Negeri Tampirkulon 1 menekankan proses kegiatan belajar mengajar berorientasi pada kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik terhadap pembelajaran BTQ tersebut. Diantaranya adalah kemampuan dalam membaca, menulis, menghafal, mengamati, dan memahami. Pembelajaran BTQ berfungsi sebagai berikut;

a. Pengantar

Mengantarkan siswa untuk dapat membaca Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam.

b. Pengajaran

Menyampaikan pengetahuan membaca dan menulis huruf Al-Quran pada siswa sehingga memiliki keterampilan dalam membaca, menulis, merangkai, dan mengurai huruf-huruf Al-Quran.

c. Pengembangan

Bagian dari mata pelajaran PAI yang dikembangkan dan dikemas secara khusus. Sehingga akan menunjang keberhasilan salah satu tujuan PAI yakni siswa lulus atau tamat SD dengan membaca dan menulis huruf Al-Quran dengan baik dan benar.

(49)

36

(50)

37 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam bab ini penulis ingin memaparkan keadaan lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penulis memandang perlu karena untuk menghindari persepsi yang salah, lokasi penelitian yang nantinya sangat berpengaruh pada analisis data yang akan dilakukan. Memaparkan kondisi riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika dari hasil penelitian ini akan dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada tentunya juga dipertimbangkan untuk penerapan metode driil dalam pembelajaran Baca

Tulis Qur‟an (BTQ). Secara garis besar profil SD N Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dapat peneliti sampaikan hal-hal sebagai berikuti:

a. Data Fisik Sekolah

1) Alamat : SD N Tampirkulon 1, Tampirkulon, Candimulyo, Magelang

2) Tahun Pendirian : 01 Agustus 1931 3) No. Statistik Sekolah : 101030815018 4) Yayasan Pengelola : Negeri

(51)

38 7) Gedung Perpustakaan : 1 ruang 8) Kamar Mandi WC : 3 ruang

9) Gudang : 1 ruang

10) Musholla : 1 ruang

11) Ruang Tamu : 1 ruang 12) Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang 13) Meja Guru : 10 buah 14) Kursi Guru : 10 buah 15) Meja Anak : 125 buah

16) Almari : 10 buah

17) Status Tanah : tanah milik desa 18) Luas Tanah : 1344 m2

19) Luas Bangunan : 844 b. Data Populasi

1) Jumlah Guru : 8 orang devinitif, 2 orang tenaga honorer 2) Jumlah Siswa : 125 siswa

(52)

39 2. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi: unggul dalam prestasi, unggul dalam berkompeten b. Misi:

1) Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan agar daya serap siswa optimal

2) Menumbuhkan semangat keunggulan pada warga sekolah terutama siswa

3) Mengembangkan intelektual dengan mengedepankan potensi siswa dan profesionalisme guru

4) Menanamkan siswa berakhlak mulia

5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agama yang dianut

3. Keadaan Guru

Keadaan guru dan karyawan SD N Tampirkulon 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai berikut:

Tabel 1

Daftar Guru/Karyawan SDN Tampirkulon 1

No. Nama Gol/

Ruang NIP Jabatan

1. Siti Qomariah, S. Pd. IV/a 195311061975122002 Kepala Sekolah 2. Senti Sihombing, S. Pd. IV/a 195907022981062001 Guru Kelas 3. Sumariyah, A. Ma IV/a 196006171984052001 Guru Agama 4. Budiyanto, S. Pd. IV/a 196103231987081002 Guru Kelas 5. Sakroni, A. Ma. Pd. IV/a 196202071985081004 Guru Olahraga 6. Nurhayati, S. Pd. III/c 196806111999032003 Guru Kelas 7. Siti Rohyati, S. Pd. III/a 197011222007012007 Guru Kelas 8. Sujarwo, S. Pd. III/a 196312012008011001 Guru Kelas

9. Sri Indrasworowati GTT Guru Kelas

(53)

40

Dari keadaan guru di atas dapat dikatakan bahwa jumlah guru dengan jumlah siswa porsinya sudah cukup dalam keahlian juga sudah sesuai dengan bidangnya.

4. Susunan Komite Sekolah Ketua : 1. Purnomo 2. Rubiyanto Sekretaris : 1. Oneng

2. Sakroni Bendahara : 1. Nurhayati

2. Hartin 5. Letak Geografis

(54)

41 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 17 anak terdiri laki-laki 9 perempuan 8.

Bagan Siklus Penelitian

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan minggu ketiga tanggal 20 Oktober 2013. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu pembelajaran Baca Tulis Al-Quran. Kegiatan ini mengacu pada RPP yang sesuai dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan meliputi:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP)

b. Menyusun instrument pengamatan dengan membuat soal untuk dikerjakan perorangan kemudian dievaluasi dan dinilai

2. Pelaksanaan tindakan

a. Guru menulis huruf hijaiyah di papan tulis bertanda baca fathah b. Guru menunjuk siswa untuk membaca dengan bimbingan guru c. Siswa yang lain menirukan

(55)

42

d. Kemudian bergantian dengan siswa lainnya hingga semua mendapat giliran membaca

3. Observasi

a. Pengamatan siswa

1) Pengamatan dilaksanakan terhadap keaktifan siswa selama kegiatan berlangsung.

2) Pengamatan terhadap kemampuan siswa b. Pengamatan terhadap guru

1) Pengamatan tentang tingkat keberhasilan guru dalam mengajar 2) Pengamatan tentang keberhasilan guru dalam mengelola kelas. 4. Refleksi

Setelah selesai tindakan peneliti melakukan refleksi dengan menganalisa hasil penelitian pada siklus I dengan tujuan mengetahui hasil pelaksanaan tindakan. Dari hasil refleksi tersebut dapat disusun rencana guna menyempurnakan tindakan pada siklus II. Masalah-masalah pada siklus I dicari kekurangan dan kelemahannya dan dicari pemecahannya. Sedang kelebihannya dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

5. Hasil pengamatan yaitu sebagai berikut:

Siswa sudah banyak yang berminat dan mempunyai perhatian terhadap kegiatan tersebut, meskipun ada yang kurang berminat. Dibuktikan dari hasil pengamatan sebagai berikut:

a. anak aktif di kelas

(56)

43 c. anak aktif bertanya

d. anak dapat membaca materi huruf hijaiyah berkharokat fathah kasroh, dhomah.

Tabel 2

Hasil Pengamatan Pada Siklus 1

(57)

44

Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran siswa harus mempunyai rata-rata nilai KKM 70, dan bila dilihat dari rata-rata-rata-rata perolehan nilai di atas adalah sebagai berikut:

- Sangat Lancar = 41 %

- Lancar = 35 %

- Kurang Lancar = 24 % - Sangat Kurang = 0 %

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan

Perencanaan dalam siklus II ini disiapkan rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan. Dalam tahap ini kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki. Guru menyiapkan lembar pengamatan untuk siklus II dengan mengkoordinasikan dengan guru kelas sebagai kolaborator.

2. Tindakan

Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan pada siklus I. Pada tahap ini guru menjelaskan kembali dan menekankan pada siswa untuk lebih sungguh-sungguh dan aktif dalam pembelajaran ini, sedangkan kegiatan pada siklus II adalah apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi.

(58)

45

manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan memotivasi siswa untuk semakin semangat dalam pembelajaran BTQ melalui penerapan metode driil.

3. Observasi

Observasi secara umum merupakan upaya untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Sedang menurut Saminanto (2010.12) bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret sejauh mana efektivitas kepemimpinan atas tindakan telah mencapai sasaran. Mengingat kegiatan observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem prosedur yang mudah dan cepat dilakukan. Observasi akan memiliki manfaat apabila dilanjutkan dengan diskusi sebagai balikan. Balikan ini sangat diperlukan untuk memperbaiki proses penyelenggaraan tindakan (Syarifah, 2010.28). Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa pada proses belajar mengajar pada penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengukur kemajuan belajar siswa dalam bentuk nilai hasil belajar khususnya untuk mengetahui kemampuan siswa melaksanakan tugas mempraktikkan baca/menulis huruf al-Quran. Non tes berupa observasi wawancara. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung, partisipasi siswa dalam melaksanakan perintah guru maupun menjawab pertanyaan lisan dari guru.

(59)

46

Pada siklus II ini selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tetap diamati. Pengamatan dilakukan untuk peningkatan prestasi atau sikap siswa. Observasi ini adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa selama penelitian berlangsung. Dalam mengamati peneliti dibantu oleh guru kelas II SD Tampirkulon 1. Seperti pada siklus I, sasaran yang diamati meliputi perhatian siswa penuh pada penjelasan guru. Siswa aktif dalam kegiatan proses

pembelajaran BTQ dengan membaca buku iqro‟ dan menulis serta menanyakan

kepada guru terhadap hal-hal yang belum tahu. 4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengamati keefektifan pendekatan metode driil dalam pembelajaran BTQ untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

Variabel dalam penelitian ini yaitu tentang pembelajaran BTQ melalui penerapan metode driil. Pembelajaran untuk BTQ pada siswa kelas II Semester 1 adalah tentang huruf hijaiyah berkharokat fathah, kasroh, dhomah, dan tanwin.

(60)

47

(61)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus I 1. Siklus I

a. Data Hasil Pengamatan

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tugas dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar membaca BTQ tentang huruf hijaiyah berkharokat fathah, kasroh, dhomah, dan tanwin. dan menulis huruf hijaiyah dengan metode drillyang telah

dilakukan. Instrumen yang digunakan ialah buku iqro‟ yang telah ditetapkan

dari metode drill yang berupa tes membaca dengan benar dan tes lesan dengan cara siswa mengucapkan salah satu huruf hijaiyah dengan baik dan benar.

Tabel 3

Hasil penelitian pada siklus I

(62)

49

a) Siswa kategori memperhatikan berjumlah 11 siswa dari 17 siswa b) Siswa kategori bertanya berjumlah 3 siswa dari 17 siswa

c) Siswa kategori bergurau berjumlah 3 siswa dari 17 siswa 2) Prestasi

a) Siswa kategori lancar membaca berjumlah 7 siswa dari 17 siswa. b) Siswa kategori sedang membaca berjumlah 6 siswa dari 17 siswa. c) Siswa kategori kurang membaca berjumlah 4 siswa dari 17 siswa.

Tabel 4

Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill siklus I

No Uraian Hasil siklus I

Persentase hasil belajar BTQ aspek prestasi dalam siklus I

No Uraian Hasil siklus I

Jumlah Persentase 1. Siswa yang sangat lancar dalam

membaca

7 41,18 %

2. Siswa yang lancar dalam membaca 6 35,29 % 3. Siswa yang kurang lancar dalam

membaca

(63)

50 Tabel 6

Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus I

No Uraian Hasil siklus I

Jumlah Rata-rata Persentase 1.

Siswa yang memperhatikan 11

9,0 52,94 % Siswa yang lancar dalam membaca 7

2.

Siswa yang bertanya 3

45,0 26,47 % Siswa yang sedang dalam membaca 6

3.

Siswa yang bergurau 3

3,5 20,59 % Siswa yang kurang lancar dalam

membaca

4

Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 76,47 %. Siswa yang masih kurang mampu dalam membaca dan menulis huruf hijaiyah sebanyak 23,53 %. Hal ini menunjukkan siswa masih kurang memahami penjelasan guru. Hasil observasi masih kurang memuaskan karena perhatian siswa diperoleh secara paksa. Sebab merasa bosan dengan metode yang diberikan. Meskipun baru tahap awal, perhatian siswa tidak tumbuh secara alamiah.

Menurut guru wali kelas II yaitu Bapak Budiyano, S. Pd., bahwa

“melakukan penelitian tindakan kelas itu sangat baik sekali, karena bisa

mencari metode yang tepat dalam mengajarkan materi dengan metode yang tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal baik untuk keberhasilan guru maupun siswa. Selama ini, siswa mungkin merasa jenuh dengan pembelajaran yang ada, sehingga siswa tidak aktif dan kreatif, namun dengan metode yang baru, siswa dapat berubah menjadi aktif dan

(64)

51

II, dalam siklus 1 ini, masih banyak kekurangan dalam proses pembelajarannya, diantaranya:

1) Guru belum optimal dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu.

3) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung. 4) Siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.

b. Refleksi

Dari data proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan maka dapat diketahui jika hasil yang ditunujkkan pada siklus 1 secara umum siswa belum dapat tuntas belajar, karena siswa yang secara motivasi mau memperhatikan dan bertanya hanya 82,36%. Siswa yang sudah cukup lancar dan lancar membaca al-Quran hanya 76,47%. Jika dirata-rata dari kedua indikator tersebut pada siklus I ini baru mencapai tingat keberhasilan 76,47% jumlah ini lebih kecil dair persentase ketuntasan yand dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih kurang belajar membaca dan menulis dengan huruf hijaiyah disebabkan kurang dorongan atau motivasi keluarga dan lingkungan.

Kegiatan pada siklus 1 ini perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya yaitu:

(65)

52

metode drill yang lebih memudahkan dalam mempelajari dan memahami huruf hijaiyah dan tanda baca fathah, kasroh, dhomah dan tanwin.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan menambahkan informasi yang dirasa perlu.

3) Guru harus terampil dan bersemangat dalam member dorongan belajar siswa sehingga siswa lebih antusias.

4) Guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima sehingga siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan, dan dalam mengalihkan cara pengucapan setiap hurufnya agar lebih sabar untuk diulang-ulang cara mengucapkan agar ditirukan siswa dengan mahroj dan ucapan yang benar.

B. Hasil Penelitian Siklus II a. Data Hasil Pengamatan

(66)

53

Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut : Tabel 7

Hasil belajar BTQ dalam siklus II

No. Nama Pengamatan Belajar Prestasi Membaca

Membaca Bergurau Bertanya Lancar Sedang Kurang

1) Kegiatan Belajar Mengajar

a) Siswa kategori memperhatikan berjumlah 13 siswa dari 17 siswa b) Siswa kategori bertanya berjumlah 2 siswa dari 17 siswa

c) Siswa kategori bergurau berjumlah 2 siswa dari 17 siswa 2) Prestasi Membaca

(67)

54 Tabel 8

Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus II

No Uraian Hasil siklus II

Persentase hasil belajar BTQ aspek Membaca dalam siklus II

No Uraian Hasil siklus II

Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus II

No Uraian Hasil siklus II

Jumlah Rata-rata Persentase 1.

Siswa yang memperhatikan 13

12 70,59 % Siswa yang lancar dalam membaca 11

2.

Siswa yang bertanya 2

2,5 14,7 % Siswa yang sedang dalam membaca 3

3.

Siswa yang bergurau 2

2,5 17,64 % Siswa yang kurang dalam membaca 3

(68)

55

Menurut penilaian Bapak Budiyanto, S.Pd. sebagai guru wali kelas II, pada siklus II ini sudah cukup bagus, namun masih ada kekurangan dalam proses pembelajarannya, diantaranya:

1) Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu.

2) Siswa belum semuanya aktif dalam mengikuti pembelajaran. b. Refleksi

Dari data dan proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan maka dapat diketahui jika hasil atau prestasi yang ditunjukkan pada siklus II secara umum siswa sudah mengalami peningkatan dalam memahami materi melalui metode drill, yaitu yang tadinya pada siklus I siswa yang memperhatikan dan bertanya hanya 82,35% sedangkan pada siklus II sudah mencapai 88,23%. Pada siklus I siswa yang sudah cukup lancar dan lancar membaca al-Quran hanya 76,47% sedangkan pada siklus II mencapai 82,35%. jika dirata-rata dari kedua indikator ini bisa mencapai tingkat keberhasilan 85,29 %. jumlah ini sudah melampaui dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Peningktan belajar siswa pada siklus II ini sudah sangat baik yakni dalam kurun waktu yang cukup singkat peningkatan persentasenya sudah baik.

Kekurang maksimalan pada siklus II ini perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu:

(69)

56

untuk meningkatkan prestasi supaya gemar membaca huruf hijaiyah melalui kata atau kalimat.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan menambahkan informasi yang dirasa perlu.

3) Guru harus terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias.

4) Guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima sehingga siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan, dan dalam mengalihkan cara pengucapan setiap hurufnya agar lebih sabar untuk diulang-ulang cara mengucapkan agar diucapkan siswa dengan mahroj yang benar

C. Pembahasan

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara belajar membaca dan menulis huruf hijaiyyah dengan menggunakan metode drill memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari beberapa nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan, pembahasan dari setiap siklus pembelajaran yang telah dilakukan yaitu:

1. Siklus I

(70)

57

kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu, sehingga proses belajar belum optimal. Dan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran karena komunikasi yang masih terasa kaku. Sehingga dalam siklus I belum mencapai indikator penelitian yang diharapkan, karena hasil penilaian pada siklus I adalah 76,47 % sementara indikatornya adalah 85%.

2. Siklus II

Berdasarkan analisis data dan proses wawancara yang telah dilakukan dalam siklus II dengan metode drill ini, diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa melalui peran siswa yang ditunjukkan dengan sikap siswa menjadi lebih meningkat dalam kreatifitas dan aktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa karena pembelajaran dilakukan dengan optimal.

Pada siklus II peningkatan belajar siswa sudah mencapai indikator yang diharapkan, karena hasil penilaian pembelajaran membaca dan menulis huruf hijaiyyah dengan menggunakan metode drill‟ adalah 82,35 %. Pada siklus II ini sudah banyak sekali peningkatan, sebagian besar siswa pada siklus telah mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi pelajaran.

(71)

58

adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar membaca dan menulis huruf hijaiyyah dengan metode drill ini dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga nanti bisa diterapkan dalam mata pelajaran BTQ dalam kelas.

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa metode drill ini telah berhasil untuk meningkatkan hasil dalam proses pelajaran BTQ untuk siswa kelas II SD Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. mulai dari siswa mengenal huruf hijaiyah sampai siswa dapat membaca huruf hijaiyah melalui kata. Hal ini dapat dibuktikan dari peningkatan persentase siswa yang semakin meningkat menjadi lebih baik dari siklus I ke siklus II. Buktinya dapat dilihat dari tahapan siklus di bawah ini:

a. Pada siklus I siswa yang berada pada tingkatan pertama (siswa yang memperhatikan dan lancar membaca al-Quran) persentasenya 52,29%, siswa pada tingkatan kedua (siswa yang mau bertanya dan dapat membaca huruf hijayah walaupun masih kategori rendah. Persentasenya 26,46% dan siswa pada tingkatan ketiga (siswa yang suka bergurau dan kurang dalam membaca huruf hijaiyah) persentasenya 20,59%.

(72)

59

dan siswa pada tingkatan ketiga (siswa yang suka bergurau dan kurang dalam membaca al-Quran) persentasenya menurun menjadi 17,64%

Penerapan pembelajaran dengan membaca dan menulis al-Quran melalui metode drill mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(73)

60 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Metode drill yang digunakan peneliti mampu untuk meningkatkan prestasi belajar BTQ pada siswa kelas II SD N Tampirkulon 1 kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Hal ini dapat dilihat pada tahapan siklus yang telah dilalui. Pada siklus I siswa yang lancar dalam membaca huruf al-Quran ada 7 anak (41%), siswa yang dalam kategori lancar membaca huruf Al-Quran ada 6 anak (35%), siswa yang masih kurang lancar dalam membaca huruf Al-Quran ada 4 anak (24%) . Sedangkan pada siklus II ada banyak peningkatan yaitu siswa yang sangat lancar dalam membaca huruf al-Quran ada 11 anak (64,71%), siswa yang lancar dalam membaca huruf al-Quran ada 3 anak (17,64%) dan siswa yang kurang lancar dalam membaca huruf al-Quran hanya ada 3 anak (17,64%).

B. Saran

(74)

61 1. Untuk guru mata pelajaran BTQ

a. Untuk melaksanakan model metode drill memerlukan persiapan yang cukup matang sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topic yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode drill dalam proses belajar BTQ dapat diperoleh hasil yang optimal.

b. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walaupun dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalahnya sendiri yang dihadapinya.

2. Untuk sekolah

Gambar

Tabel 1 Daftar Guru/Karyawan SDN Tampirkulon 1
Tabel 2 Hasil Pengamatan Pada Siklus 1
Tabel 3
Tabel 4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Topik-topik pekuliahan yang dibahas dalam perkuliahan ini meliputi : Induksi Matematika, Algoritma Pembagian, Pembagi Persekutuan Terbesar, Algoritma Euclid, Kelipatan

(4) Dalam hal hasil verifikasi tidak lengkap atau tidak sesuai persyaratan, pejabat yang secara fungsional membidangi urusan kepegawaian di Unit Kerja Pembina

Kemudahan mengakses internet tersebut diharapkan, para pelajar khususnya peserta didik SMA dapat memanfaatkan media internet tersebut, guna mendukung kegiatan

Sehingga hasilnya adalah 3,33% pada 5 responden memiliki kategori bentuk perilaku seksual sangat tinggi yaitu 4 responden di kategori berciuman dan 1 responden di

Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Pagi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Stadium I Di Posyandu Lansia Desa Makamhaji.. Retrieved from

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui (1) Kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan fisika tentang elastisitas bahan dan hukum Hooke melalui pembelajaran dengan metode

Beberapa tahun yang lalu, pelayanan jasa dimonopoli oleh PT POS Indonesia sendiri. Sehingga setiap masyarakat mengenal dan tidak bisa lepas dari jasa PT. Misalnya saja

Gambar 3.25 Chart Tingkat Kenyamanan Berbelanja Melalui Internet 2 74 Gambar 3.26 Chart Kesesuaian Harga Dan Mutu Produk 75 Gambar 3.27 Chart Harga Diinternet Lebih Ekonomis 76