• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU TERHADAP SIKAP AKADEMIK SISWA PADA MTs MUHAMMADIYAH SRUMBUNG DAN MTs MA’ARIF TEGALRANDU KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU TERHADAP SIKAP AKADEMIK SISWA PADA MTs MUHAMMADIYAH SRUMBUNG DAN MTs MA’ARIF TEGALRANDU KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 - Test Repository"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

1

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan 1Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Madrasah merupakan bagian dari lembaga pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspek tersebut di atas. Terwujudnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya madrasah merupakan tujuan yang tidak bisa ditawar lagi bagi bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan output serta produk pendidikan yang mampu bersaing di tengah globalisasi yang berkembang pesat dewasa ini.2

Upaya mewujudkan madrasah yang mampu membentuk insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, kepala madrasah sebagai pimpinan di madrasah merupakan salah satu faktor penyumbang keberhasilan upaya penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Keberhasilan kepala madrasah dalam

1

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003

2 Kementrian Agama, Implementasi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah,

(2)

meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah tidak terlepas dari kompetensi dan kemampuannya sebagai kepala madrasah. Dalam Permendiknas No. 13 tahun 2007 dinyatakan bahwa kepala sekolah/madrasah diharapkan memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Pada kenyataannya, tidak semua kepala sekolah/madrasah menguasai seluruh kompetensi secara utuh. Terdapat kecenderungan kepala sekolah/madrasah menguasai beberapa kompetensi saja.3

Selain kepala madrasah salah satu komponen utama dalam pendidikan adalah guru. Dalam Islam guru dikenal dengan al-mu’alim atau ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis

taklim (tempat memperoleh ilmu). Dengan demikian, al-mu’alim atau

al-ustadz, dalam hal ini juga mempunyai pengertian orang yang

mempunyai tugas untuk membangun aspek spiritualitas manusia. Pengertian guru kemudian menjadi sangat luas, tidak hanya terbatas dalam kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik jasmaniyah. Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspek, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal maupun aspek lainnya.4

3

Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Diklat Calon Kepala Sekolah IN-2, Karanganyar: LPPKS, 2012, 1.

4

(3)

3

Kepala madrasah dan guru merupakan sumber daya manusia yang mempunyai kedudukan yang strategis dalam upaya memberdayakan seluruh potensi sekolah. Dengan demikian kemampuan manajerial kepala madrasah yang efektif sangat diperlukan dan juga kinerja guru yang tinggi sangat diperlukan. Harapannya agar tercipta iklim kerja yang kondusif. Jika iklim madrasah sudah kondusif maka kegiatan belajar mengajar akan selalu ada kesiapan lahir dan batin sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, sehingga pretasi akademik siswa dapat tercapai.

(4)

Dari uraian di atas peneliti ingin menggali informasi bagaimana pengaruh efektifitas manajemen kepala madrasah dan kinerja guru terhadap sikap akademik siswa pada MTs

Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan

Srumbung Kabupaten Magelang tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Peran manajemen kepala madrasah dan kinerja tenaga pendidik dalam pengelolaan institusi pendidikan sangatlah penting dalam mencapai prestasi akademik siswa, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mencoba meneliti tentang “pengaruh

manajemen kepala madrasah dan kinerja guru terhadap sikap akademik siswa pada MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs

Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

Tahun 2015.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan pokok penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh manajemen kepala madrasah terhadap sikap akademik siswa di MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang?

(5)

5

3. Bagaimana pengaruh manajemen kepala madrasah dan kinerja guru terhadap sikap akademik siswa MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut

1. Untuk mengetahui pengaruh manajemen kepala madrasah dan kinerja guru di MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs

Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten

Magelang .

2. Untuk mengetahui pengaruh manajemen kepala madrasah terhadap sikap akademik siswa di MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

3. Untuk mengetahui pengaruh manajemen kepala madrasah dan kinerja guru terhadap sikap akademik siswa MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

(6)

dengan manajemen kepala madrasah dan kinerja guru serta pengaruhnya terhadap sikap akademik siswa.

b. Menjadikan bahan masukan untuk perbaikan dalam system pembelajaran khususnya dalam penerapan manajemen pengelolaan sekolah atau Madrasah Tsanawiyah

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu perbaikan sistem pengelolaan pendidikan, khususnya dalam manajemen pengelolaan institusi pendidikan khususnya di Madrasah Tsanawiyah.

E. Kajian Pustaka

Padma Hadi dalam tesis pascasarjana STIE Widya Wiwaha tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Terhadap Peningkatan Kompetensi Guru di SMP Negeri 1

Borobudur Kabupaten Magelang tahun 2012, menyimpulkan bahwa

(7)

7

transformasional memiliki pengaruh besar 76,9% terhadap peningkatan kompetensi guru.5

Jurnal ilmiah tentang Pengaruh Efektifitas Kepemimpinan Manajerial Kepala Sekolah dan Kompensasi terhadap Kinerja Guru

menyimpulkan bahwa Kepala Sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kamajuan sekolah. Pada saat menjadi guru tugas pokoknya adalah mengajar dan membimbing siswa untuk mempelajari mata pelajaran tertentu sedangkan Kepala Sekolah

bertugas pokoknya adalah “ memimpin “ dan “mengelola” guru

beserta stafnya untuk bekerja sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah.6

Umaedi jurnal pendidikan April 1999 menyimpulkan bahwa Kepala sekolah harus tampil sebagai koordinator dari sejumlah orang yang mewakili berbagai kelompok yang berbeda di dalam masyarakat sekolah dan secara profesional harus terlibat dalam setiap proses perubahan di sekolah melalui penerapan prinsip – prinsip pengelolaan kualitas total dengan menciptakan kompetisi dan penghargaan di dalam sekolah itu sendiri maupun sekolah lain. Di samping itu,

5

Padma Hadi, Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kompetensi Guru di SMP Negeri 1 Borobudur Kabupaten Magelang tahun 2012 ( Tesis Pascasarjana: STIE Widya Wiwaha Yogyakarta, 2012).

6

(8)

seorang pemimpin harus mampu menjalankan fungsinya sebagai pemimpin. Hal ini ditunjukan dengan mampu menempatkan gaya dan perilaku kepemimpinannya, apabila seorang pemimpin berlaku seenaknya malah bisa menurunkan kreativitas anggotanya.7

Siti Wasiyatun dalam Jurnal Kependidikan berjudul Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah Terhadap

Mutu Mengajar Guru, menyimpulkan bahwa supervisi akademik

kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu mengajar guru. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan nilai koofisien regresi sebesar 0,580 dan nilai t hitung sebesar 7,063 dengan tingkat signifikan 0,000 ≤ 0,05.8

Suratno dalam Jurnal kependidikan berjudul Peningkatan

Kinerja Kepala Sekolah Melalui Kegiatan Supervisi Manajerial

Pengawas Secara Kolaboratif Pada kepala SMP di Daerah Binaan

Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 menyimpulkan

bahwa melalui supervisi manajerial dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kinerja kepala sekolah. Berdasarkan penelitian ini, kenaikan kinerja kepala sekolah melalui bimbingan dan pembinaan selama dua bulan mencapai 1,1%, dengan supervisi yang

7

Umaedi, Jurnal Pendidikan, April 1999

8 Siti Wasiyatun, Avicena Jurnal kependidikan, Magelang: Dinas Pendidikan Pemuda dan

(9)

9

dilaksanakan pengawas akan menambah motivasi dan semangat kerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas.9

Dari penelitian yang ada kebanyakan mengungkap manajemen kepemimpinan dan kinerja guru hanya pada satu lembaga, dalam hal ini penulis memilih dua lokasi untuk komparatif dengan judul pengaruh manajemen kepala madrasah dan kinerja guru terhadap sikap akademik siswa pada MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs

Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

tahun 2015.

F. KERANGKA PIKIR

1. Manajemen Kepala Madrasah (X1)

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesioanal dituntun oleh suatu kode etik. Dalam proses manajemen terlibat

9 Suratno, Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: Himpunan Pembina Bahasa

(10)

fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organization), pemimpinan (leading), pengawasan (controlling).10

Kepala madrasah dapat didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepemimpinan kepala madrasah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Kepala madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi madrasah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.11

Manajemen Kepala Madrasah adalah pemimpin madrasah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan dan perannya sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator untuk meningkatkan profesionalisme guru.12

2. Kinerja guru (X2)

10

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, 1.

11

(11)

11

Kinerja seorang guru dikatakan baik jika guru telah melakukan seluruh aktivitas yang ditunjukkan dalam tanggung jawabnya untuk mendidik, mengajar, mengarahkan dan memandu peserta didik dalam rangka menggiring perkembangan peserta didik kearah kedewasaan mental-spritual maupun fisik biologis.

Pengertian guru yang baik lebih bersifat sebagai kemampuan personal seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pengajaran. Standar kompetensi guru yang harus di miliki seorang guru dipilah dalam tiga komponen yang saling kait mengkait, yakni pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, penguasaan akademik.13

Kinerja guru dapat direalisasikan melalui prestasi kerja atau pencapaian hasil kerja yang dicapai guru atau kompetensi, yaitu

(1) Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik;

(2) Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap berakhlak mulia, arif dan berwibawa dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik;

(3) Professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam dan;

(4) Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama

13

(12)

guru, orang tua wali, peserta didik dan masyarakat sekitar (pasal 8, UUGD 14/2005). 14 Kinerja guru juga merupakan faktor penentu dalam mendukung sikap akademik siswa.

3. Sikap Akademik Siswa (Y)

Sikap (attitude) suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.15 Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu. Efek sikap ini dapat diamati dalam reaksi pembelajaran (positif atau negatif). Sikap juga merupakan salah satu dari enam faktor yang memotivasi belajar. Sikap dalam hal ini adalah suatu kombinasi, informasi, dan emosi yang dihasilkan di dalam posisi untuk merespon orang, kelompok, peristiwa, atau obyek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan .Sikap adalah sebuah trait yang selain aktif mempelajarinya, tetapi telah ditampilkan dengan perubahan tingkah laku yang sesuai. Biasanya sikap memerlukan bakat, minat, dan aktif yang merubah prilaku. Sedangkan menurut Chaplin mengemukakan bahwa prestasi akademik adalah suatu keberhasilan yang khusus dari seseorang dalam melaksanakan tugas akademik.16

14

Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007, 54.

15

Saifudin Azwar, Sikap Manusia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015, 5.

(13)

13

Akademi (bahasa yunani: Akademia) adalah suatu institusi pendidikan tinggi, penelitian, atau keanggotaan kehormatan. Nama ini berasal dari sekolah filsafat prato yang didirikan pada sekitar tahun 385 SM di Akademia, sebuah tempat suci Athena, dewi kebijaksanaan dan kemampuan, di seberah utara Athena, yunani. Di dunia barat, akademia adalah istilah yang umum digunakan untuk institusi pendidikan tinggi secara kolektif. 17

The Attitude Academy provides corporate-style attitude and motivational coaching specifically for 13 to 18 year-olds in school. theoretical basis for understanding ethical leadership and offer a constitutive definition of the ethical leadership construct. In seven interlocking studies, we investigate the viability and importance of this construct. We develop and test a new instrument to measure ethical leadership, examine the proposed connections of ethical leadership with other constructs in a nomological network, and

demonstrate its predictive validity for important employee

outcomes. Specifically, ethical leadership is related to

17 http://id.wikipedia.org/wik/akademia 18

(14)

consideration behavior, honesty, trust in the leader, interactional fairness, socialized charismatic leadership (as measured by the idealized influence dimension of transformational leadership), and abusive supervision, but is not subsumed by any of these. Finally,

ethical leadership predicts outcomes such as perceived

effectiveness of leaders, followers’ job satisfaction and dedication,

and their willingness to report problems to management.19

Yang artinya bahwa sikap akademik memberikan sikap dan pelatihan motivasi khusus untuk 13 sampai 18 tahun di sekolah. Hal ini juga dipahami dalam bisnis yang sikap akademik merupakan kunci untuk kinerja yang sukses. Hal ini juga benar-benar jelas bahwa sistem pendidikan saat ini gagal untuk memperlengkapi orang-orang muda dengan keterampilan untuk memenuhi bisnis atau persyaratan sosial di daerah ini. Hal ini menyebabkan biaya untuk bisnis yang merasa perlu untuk memberikan pelatihan; dan langsung dan meningkatnya biaya kepada masyarakat dibuktikan dengan tingkat belum pernah terjadi sebelumnya dari pengangguran kaum muda dan kejahatan. Solusi kami untuk isu-isu kunci dalam bisnis dan masyarakat adalah untuk memberikan biaya yang efektif dan sikap pembinaan motivasi yang ditujukan untuk anak usia 13-18 tahun, sementara mereka masih di sekolah

(15)

15

Pemimpin harus menjadi sumber utama bimbingan etis bagi karyawan. Namun, penelitian empiris kecil berfokus pada dimensi etika kepemimpinan. Kami mengusulkan teori pembelajaran sosial sebagai dasar teoritis untuk memahami kepemimpinan etis dan menawarkan definisi konstitutif konstruk kepemimpinan etis. Dalam tujuh studi saling, kami menyelidiki kelangsungan hidup dan pentingnya membangun ini. Kami mengembangkan dan menguji instrumen baru untuk mengukur kepemimpinan etis, memeriksa koneksi diusulkan kepemimpinan etis dengan konstruksi lain dalam jaringan nomological, dan menunjukkan validitas prediktif untuk hasil kerja yang penting. Secara khusus, kepemimpinan etis berkaitan dengan perilaku pertimbangan, kejujuran, kepercayaan pemimpin, keadilan interaksional, disosialisasikan kepemimpinan karismatik (yang diukur dengan dimensi pengaruh ideal dari kepemimpinan transformasional), dan pengawasan kasar, tapi tidak dimasukkan oleh semua ini. Akhirnya, kepemimpinan etis memprediksi hasil seperti efektivitas dirasakan pemimpin, kepuasan kerja pengikut 'dan dedikasi, dan kesediaan mereka untuk melaporkan masalah manajemen.

Sikap akademik antara !ain:20

a. Keingintahuan b. Kritis

c. Terbuka

(16)

X1

X2

Y d. Obyektif

e. Tekun dan Konsisten

f. Berani mempertahankan kebenaran g. Berpandangan kedepan

h. lndependent i. Kreatif

Hipotesa uraian di atas bahwa Manajemen Kepala Madrasah dan Kinerja Guru berhubungan dengan Sikap Akademik Siswa.

ry x1

R2y.x1.x2

ry x2 Keterangan :

X1 : Manajemen Kepala Madrasah X2 : Kinerja Guru

(17)

17 G. Metode Penelitian

1. Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen (variabel bebas) yang terdiri dari variabel majemen kepala madrasah (X1), variabel kinerja guru (X2) dan variabel dependen (variabel terikat) yaitu sikap akademik (Y). Variabel ini merupakan terjemahan yang masih memiliki pengertian yang bersifat umum. Oleh karena itu, supaya penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas dan mudah diukur, maka perlu dijabarkan arti setiap variabel ke dalam suatu definisi operasional. Kemudian definisi operasional bertujuan untuk menjelaskan makna variable yang sedang di teliti. Menurut Masri.S yang dikutip dalam bukunya Riduan memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variable, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variable. Dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami orang lain, adapun definisi operasional adalah sebagai berikut :

(18)

sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator untuk meningkatkan profesionalisme guru

b. Kinerja guru (X2) adalah merupakan tingkat professional dalam proses belajar mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan melalui pedagogik, kepribadian, professional dan sosial (undang-undang guru dan dosen no : 14 tahun 2005).

c. Sikap akademik siswa (Y) adalah sikap yang dipersiapkan untuk melakukan suatu tindakan. Sikap akademik antara !ain: Keingintahuan, Kritis, Terbuka, Obyektif, Tekun dan Konslsten,Berani mempertahankan kebenaran, Berpandangan kedepan, lndependent, Kreatif

2. Desain Instrumen Penelitian

Pengembangan alat pengumpulan data penelitian dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti mencakup manajemen kepala madrasah, kinerja guru dan sikap akademik. Oleh karena itu ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahan

Alat pengumpul data dikembangkan dengan angket yang berbentuk skala likert dengan alternative jawaban untuk masing-masing variabel dan diberikan skor sebagai berikut: sangat baik, baik, kurang baik, tidak baik, sangat tidak baik.

(19)

19

mengenai variabel manajemen kepala madrasah (X1), variabel kinerja guru (X2), variabel dependen (variabel terikat) yaitu sikap akademik (Y)

di MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu

Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Tahun 2015.

H. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

1. Manajemen kepala madrasah (X1)

Data yang dihasilkan dari persebaran angket berskala pengukuran ordinal mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala likert dengan kisaran secara kontinus 1-5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

1 = sangat baik, 2 = baik, 3 = kurang baik, 4 = tidak baik, 5 = sangat tidak baik.

Variabel Definisi Operasional

(20)

3.Kepala sekolah Manajer 8.Kepala sekolah

dapat memimpin Administrator 12. Kepala

(21)

21 Supervisor 16 Kepala sekolah

dapat Leader 18 Kepala sekolah

(22)

sekolah Inovator 21 Kepala sekolah

mampu bekerja secara kreatif 22 Kepala sekolah

mampu bekerja secara objektif Motivator 23 Kepala sekolah

dapat

2. Variabel kinerja guru (X2)

Data yang dihasilkan dari persebaran angket berskala pengukuran ordinal mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala likert dengan kisaran secara kontinus 1-5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

(23)

23

(24)

ciri-10.Guru menguasai prinsip dan proses PBM Kepribadian 11.Guru memiliki

komitmen dan Professional 14.Guru menguasai

(25)
(26)

di sekolah

3. Sikap akademik (Y)

Data yang dihasilkan dari persebaran angket berskala pengukuran ordinal mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala likert dengan kisaran secara kontinus 1-5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

1 = sangat baik, 2 = baik, 3 = kurang baik, 4 = tidak baik, 5 = sangat tidak baik.

(27)

27

(28)
(29)
(30)

Independen 20.Siswa tidak Kreatif 23.Berani

(31)

31 3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu kesimpulan.21

b.Sampel

Arikunto mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi.22 Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih

4. Pengembangan Instrumen penelitian a. Teknik Pengumpulan Data

1) Dokumentasi 2) Angket

Angket diberikan kepada responden yang dari yaitu guru MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang.

21

Sukardi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm. 53

22

(32)

b. Menguji Validitas

Untuk menguji validitas menggunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut :

c. Menguji Reliabilitas

untuk uji reliabilitas dengan menggunakan teknik belah dua kelompok ganjil dan genap, hasilnya dikorelasikan dengan rumus product

moment, kemudian dilanjutkan dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut23:

𝑟

11=2𝑥𝑟𝑥𝑦 1+𝑟𝑥𝑦

5. Analisis Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regression. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh dan kontribusi variabel X1 dan X2 terhadap Y. Analisis ini untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan manajemen kepala madrasah (X1), kinerja guru (X2), terhadap sikap akademik (Y) di MTs

23

(33)

33

Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan

Srumbung Kabupaten Magelang Tahun 2015.

I. Sistematika Pembahasan

Bab I, Pendahuluan berisi tentang pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, dan sistematika pembahasan.

Bab II, Landasan teoritis yang membahas beberapa kajian yang sifatnya teoritis yang mengandung tema sentral. Pada sub bab pertama dibahas tentang manajemen kepala madrasah, sub bab kedua membahas kinerja guru, sub bab sikap akademik siswa.

Bab III, Profil Madrasah berisi gambaran umum MTs

Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan

Srumbung Kabupaten Magelang. (1) letak geografis (2) sejarah berdirinya madrasah, dan (3) visi dan misi madrasah. Kedua memaparkan kondisi objektif, (1) struktur organisasi sekolah dan pembagian tugas, (2) keadaan guru, karyawan dan siswa (3) sarana dan prasarana.

Bab IV, berisi analisis manajemen di MTs Muhammadiyah

Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung

(34)

Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, (2) Pengaruh kinerja guru terhadap sikap akademik siswa di MTs

Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan

Srumbung Kabupaten Magelang, (3) Pengaruh manajemen kepala madrasah dan kinerja guru madrasah terhadap sikap akademik siswa

MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu

Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

Bab V, merupakan bagian akhir dari pembahasan berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran teoritis maupun praktis.

(35)

35

BAB II

Landasan Teori

A. Manajemen Kepala Madrasah

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para professional dituntun oleh suatu kode etik.24

Manajemen Ilmu pengetahuan yang mendalami masalah

managemen.25 Organisasi pengelolaan terutama pengelolaan

perusahaan. Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Manajemen pendidikan Islam menurut Ramayulius yang dikutip oleh Maisah adalah suatu proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (umat Islam, lembaga pendidikan atau

24 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2004, 1. 25

(36)

lainnya, sebagai perangkat keras atau lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik dunia maupun akhirat.26

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pemimpin, yaitu: perencanaan

(Planning), Pengorganisasian (organizing), pemimpinan

(leading), dan pengawasan (controlling).27

Kepemimpinan merupakan kemampuan dan ketrampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Pada firman Allah S.W.T surat al-Baqarah ayat 247 seorang pemimpin harus berilmu pengetahuan sebagaimana surat al-Baqarah berikut :

مسجلاً ملعلا ىف تطسب هدازً مكيلع وفطصا َللها َنِّإ

(Thalud) menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. Allah memberikan pemerintahan kepada

26 Maisah, Manajemen Pendidikan, Ciputat: Gaung Persada, 2013, 5. 27

(37)

37

siapa yang di kehendaki-Nya. Dan Allah maha luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui. (QS Al-Baqarah [2] : 247)

Ayat diatas meskipun sebab-sebab turunnya berkaitan dengan kisah Thalut ketika di angkat menjadi pemimpin bani Israil, tetapi makna dan kandungannya berlaku bagi siapa pun yang menjadi pemimpin. Berdasarkan ayat diatas, seorang pemimpin harus memiliki wawasan keilmuan yang luas dan memadai (al-‘alim). Dengan ilmu yang luas pemimpin menganalisis situasi dan kondisi objektif bawahannya. Ia pun bisa merumuskan berbagai program dan skala untuk meningkatkan kualitas instansi yang di pegangnya dengan efektif dan efisien

Kepala madrasah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan madrasah. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga.28 Kata Madrasah juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar kata yang

sama yaitu “darasa” yang berarti “membaca dan belajar” atau

“tempat duduk untuk belajar”. Dari kedua bahasa tersebut, kata madrasah mempunyai arti yang sama: “tempat belajar. Jika

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata “madrasah” memiliki arti “sekolah” kendati pada mulanya kata “sekolah” itu

28 Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung:

(38)

sendiri bukan berasal dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau scola.29

Kepala madrasah dapat didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Dalam firman AllahQ.S Al Imran ayat 159 dijelaskan bahwa:

نم اٌضفنلا بلقلا ظيلغ اظف تنك ٌلً ميل تنل للها نم تمحر امبف

لك ٌتف تمسع اذ اف رملا يف مىرً اشً ميل رفغتساً مينع فعاف كلٌح

نيلك ٌتملا بحي للها نّا للها لع

Artinya :

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Kepala madrasah professional harus cerdas serta bijaksana. Kepala madrasah yang professional menurut sanusi yang dikutip

29

(39)

39

oleh Donni Juni Priansa perlu memperhatikan beberapa cirri sebagai berikut30:

1. Kemampuan untuk menjalankan tanggung jawab yang diserahkan kepadanya

2. Kemampuan untuk menerapkan ketrampilan-ketrampilan konseptual, manusiawi dan teknis.

3. Kemampuan untuk memotivasi guru, staf, dan pegawai lainnya untuk bekerja.

4. Kemampuan untuk memahami implikasi-implikasi dari perubahan sosial, ekonomis, dan politik terhadap pendidikan.

Ada beberapa fungsi kepala madrasah sebagai berikut:31 a. Kepala madrasah sebagai educator (pendidik)

b. Kepala madrasah sebagai manajer c. Kepala madrasah sebagai administrator d. Kepala madrasah sebagai supervisor e. Kepala madrasah sebagai leader f. Kepala madrasah sebagai innovator g. Kepala madrasah sebagai motivator

Kepemimpinan kepala madrasah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Kepala madrasah

30

Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014. 51.

31

(40)

bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi madrasah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.32

Kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala madrasah harus mengetahui tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Tugas kepala madrasah menurut Wahjosumidjo sebagai berikut33:

1) Saluran komunikasi

2) Bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan 3) Kemampuan menghadapi persoalan

4) Berpikir analitik dan konsepsional 5) Sebagai mediator atau juru penengah 6) Sebagai politisi

7) Sebagai diplomat

8) Pengambil keputusan sulit

Keberhasilan pendidikan di madrasah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala madrasah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di madrasah.

32

Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, 25.

33 Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung:

(41)

41 B.Kinerja Guru

Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu dari kata performance. Kata performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performance berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja.34 Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi, yang menunjukkan suatu kegiatan atau perbuatan dan melaksanakan tugas yang telah dibebankan. Kinerja mengandung makna yaitu hasil kerja, kemampuan kerja, prestasi atau dorongan untuk melakukan suatu pekerjaan. Jadi keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai sasaran tersebut merupakan kinerja.

Menurut Suprihanto kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam suatu periode tertentu yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan misalnya standar target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu. 35

Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan berdasarkan standar, waktu yang sesuai dengan jenis pekerjaanya dan sesuai dengan norma dan etika yang telah ditetapkan

34

Barnawi & Muhammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012, 11.

35

(42)

Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.36

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Guru dalam menjalankan kerjanya harus memiliki beberapa macam kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan tugas keprofesionalan.

Pengertian guru yang baik lebih bersifat sebagai kemampuan personal seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pengajaran. Standar kompetensi guru yang harus di miliki seorang guru dipilah dalam tiga komponen yang saling kait mengkait, yakni pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, penguasaan akademik.37

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di madrasah dan bertanggungjawab atas peserta didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang

36 Soetjipto, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka cipta, 1999, 42. 37

(43)

43

menunjukkan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugas di madrasah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru selama melakukan aktivitas pembelajaran.38

Guru yang memiliki kinerja yang baik dan professional dalam implementasi kurikulum memiliki ciri-ciri: mendesain program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran.

Standar beban kerja guru mengacu pada Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dalam pasal 35 disebutkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran50

menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan.39

Berikut ini uraian tugas guru:40 1. Merencanakan pembelajaran

Kemampuan merencanakan pembelajaran meliputi: a. Memahami tujuan pembelajaran

b. Mengenal karakteristik utama peserta didik

38

Supardi, Kinerja Guru, Jakarta: Rajagrafindo, 2013, 54.

39 Barnawi & Muhammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar-Ruz Media,

2012, 14.

(44)

c. Membuat tujuan pembelajaran menjadi spesifik dalam bentuk tingkah laku peserta didik sehingga memungkinkan untuk pengukuran langsung.

d. Mengenali subjek dan isi setiap materi hingga mendukung bagi pencapaian tujuan

e. Mengembangkan alat ukur guna mengetahui latar belakang peserta didik serta pengetahuannya mengenai topic yang diajarkan.

f. Menjaring kegiatan pembelajaran beserta sumber-sumbernya hingga peserta didik mencapai tujuan.

2. Menggerakkan layanan-layanan yang mampu mendukung (dana dan alat) dan mengembangkan alat-alat evaluasi.

3. Melaksanakan pembelajaran a. Kegiatan pendahuluan

b. Kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi)

c. Kegiatan penutup (membuat kesimpulan, penilaian, umpan balik)

4. Menilai hasil pembelajaran (observasi, Tanya jawab, diskusi)

(45)

45

Kinerja guru tidak dapat terwujud dengan begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu. Baik faktor internal maupun eksternal sama-sama membawa dampak terhadap kinerja guru. Faktor internal kinerja guru adalah factor yang datang dari dalam guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya, contohnya kemampuan, ketrampilan, kepribadian, kepribadian, persepsi, motivasi menjadi guru, pengalaman lapangan,dan latar belakang keluarga.

Faktor eksternal kinerja guru adalah faktor yang dating dari luar guru yang dapat mempengaruhi kinerja kinerjanya, contohnya gaji, sarana prasarana, lingkungan kerja fisik, kepemimpinan.41

Posisi guru memiliki peranan sangat penting dalam keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu setiap sisi guru perlu menjadi pertimbangan dalam upaya menentukan kebijakan pendidikan.

Berikut ini langkah-langkah strategis dalam upaya meningkatkan kinerja guru:42

a) Kepala madrasah harus bisa memahami dan melakukan fungsinya sebagai penunjang peningkatan kinerja guru.

41

Barnawi & Muhammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012, 43.

(46)

b) Dinas pendidikan setempat selaku pihak yang ikut andil dalam mengeluarkan dan memutuskan kebiiakan pada pada sektor pendidikan.

Untuk menilai kinerja guru dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek:

1) Kemapuan teknik yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh

2) Kemampuan konseptual yaitu kemampuan unntuk memahami kompleksitas organisasi dan penyesuaian bidang gerak dari unit-unit operasional

3) Kemampuan hubungan interpersonal yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, membawa guru melakukan negosiasi.

Rendahnya kinerja guru dapat menurunkan mutu pendidikan dan menghambat tercapainya visi di suatu sekolah. Oleh karena itu kinerja guru harus dikelola dengan baik dan dijaga agar tidak mengalami penurunan.

C.Sikap Akademik Siswa

(47)

47

atau negatif). Sikap juga merupakan salah satu dari enam faktor yang memotivasi belajar. Sikap dalam hal ini adalah suatu kombinasi, informasi, dan emosi yang dihasilkan didalam posisi untuk merespon orang, kelompok, peristiwa, atau obyek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Sikap adalah sebuah trait yang selain aktif mempelajarinya, tetapi telah ditampilkan dengan perubahan tingkah laku yang sesuai. Biasanya sikap memerlukan bakat, minat, dan aktif yang merubah prilaku. Sedangkan menurut Chaplin (2005:47) mengemukakan bahwa prestasi akademik adalah suatu keberhasilan yang khusus dari seseorang dalam melaksanakan tugas akademik. 43

Akademi (bahasa yunani: Akademia) adalah suatu institusi pendidikan tinggi, penelitian, atau keanggotaan kehormatan. Nama ini berasal dari sekolah filsafat prato yang didirikan pada sekitar tahun 385 SM di Akademia, sebuah tempat suci Athena, dewi kebijaksanaan dankemampuan, di seberah utara Athena, yunani.

Di dunia barat, akademia adalah istilah yang umum digunakan untuk institusi pendidikan tinggi secara kolektif. 44

Dalam suatu masyarakat yang segala sesuatunya harus akademik, yakni di perguruan tinggi dikenal puta adanya hak dan kewajiban dan kewajiban,

43

Yul Iskandar, Bakat Minat, Sikap dan Personality MMPI-Dg, Jakarta: Yayasan Darma Graha. 2004. h. 9

44

(48)

kebebasan dan tata aturan yang akademik pula.Didalam kampus kita mengenal adanya kebebasan akademik dalam undang-undang sistem pendidikan nasionar nomor 20 tahun 2003. Uu no 20 TAHUN 2003 PASAL 24 Ayat 1 “ Dalam penyelenggaraan penddikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan “

Sikap akademik antara !ain:

1. Keingintahuan 2. Kritis

3. Terbuka 4. Obyektif

5. Tekun dan Konslsten

6. Berani mempertahankan kebenaran 7. Berpandangan kedepan

8. lndependent 9. Kreatif

(49)

49

1) Sikap dan perilaku dalam hubungan dengan Tuhan yaitu; Disiplin, Beriman, bertaqwa, berpikir jauh ke depan, bersyukur, jujur, mawas diri, pemaaf, pemurah, pengabdian.

2) Sikap dan perilaku dalam hubungan dengan diri sendiri yaitu; bekerja keras, beranai memikul resiko, disiplin, berhati lemah lembut,berempati, berpikir matang, berpikir jauh ke depan, bersahaja, bersemangat, bersikap konstruktif, bertanggungjawab, bijaksana, cerdik, cermat, dinamis, efisien, gigih, hemat, jujur, berkemauan keras, kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, mawas diri, menghargai karya orang lain, menghargai kesehatan, menghargai waktu, pemaaf, pemurah, pengabdian, pengendalian diri, produktif, rajin, ramah tamah, rasa kasih saying, rasa percaya diri, rela berkorban, sabar setia, adil, hormat, tertib, sportif, susila, tangguh, tegas, tekun, tepat janji/amanah, terbuka, ulet. 3) Sikap dan perilaku dalam hubungan dengan keluarga yaitu; bekerja

keras, berpikir jauh ke depan, bijaksana, cerdik, cermat, jujur, berkemauan keras, lugas, menghargai kesehatan, menghargai waktu, tertib, pemaaf, pemurah, pengabdian, ramah tamah, rasa kasih saying, rela berkorban, sabar, setia, adil, hormat, sportif, susila, tegas, tepat janji/amanah, terbuka.

(50)

tamah, rasa kasih saying, rela berkorban, adil, hormat, tertib, sportif, susila, tegas, rela berkorban, adil, hormat, tertib, sportif, susila, tegas, tepat janji/amanah, terbuka.

5) Sikap dan perilaku dalam hubungan dengan alam sekitar yaitu; bekerja keras, berpikir jauh ke depan, menghargai kesehatan, pengabdian.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai sikap dan perilaku tersebut merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus ditanamkan oleh seorang pendidik kepada anak didiknya. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab bersama yaitu pemerintah, orang tua dan masyarakat dalam membentuk karakter anak didik yang sesuai dengan salah satu Tujuan Pendidikan Nasional yaitu memiliki akhlakulkarimah yang senantiasa mendapat keridhoan dari Allah SWT.45

45

(51)

51 BAB III

PROFIL MADRASAH

Pada penelitian ini penulis mengambil dua MTs yaitu : MTs Muhammadiyah

Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu

1. Mts Muhammadiyah Srumbung

a. Letak Geografis

MTs Muhammadiyah Srumbung :

MTs Muhammadiyah Srumbung berlokasi di Desa Gejayan, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Gedung Mts Muhammadiyah Srumbung di bangun diatas tanah ± 1.727 m2 dan luas bangunan 9.45,75 m2 . Tanah tersebut sudah hak milik karena wakaf dari Bapak Karto Atmojo Gejayan.

Adapun batas-batas MTs Muhammadiyah Srumbung secara geografis sebagai berikut:

- Sebelah utara kebun Bapak Muh Zaeni. - Sebelah selatan Bp Muh Rofi’i.

- Sebelah Timur pekarangan bapak carik. - Jalan Gulon – Soka.

b. Sejarah Berdirinya Madrasah

(52)

46

Madrasah, 1 ruang guru, 1 ruang TU, 1 ruang perpustakaan dan 1 ruang UKS. Pada mulanya MTs Muhammadiyah masih berlokasi di Srumbung dan muridnyapun masih berstatus ganda karena pada awalnya hanya mengambil anak yang memiliki nilai agama maupun nilai akademis lebih tinggi disbanding anak lain. Untuk mengikuti belajar di MTs maupun mendapat ijasah ganda.

Pada tahun 1981 karena peraturan menteri yang isinya bahwa anak yang menjadi SLTP tidak boleh menjadi siswa MTs dalam arti harus mandiri. Maka pada tahun 1982 MTs Muhammadiyah benar-benar memiliki siswa sendiri, dan gedungnya pun masih berlokasi jadi satu dengan SLTP Muhammadiyah Srumbung.

Pada tahun 1985 MTs Muhammadiyah karena melihat kondisi yang selalu berubah maka MTs Muhammadiyah pindah ke gedung yang berlokasi di dusun Gejayan, Desa Polengan, Kec. Srumbung yang mana gedung tersebut milik MADIN. Namun karena MADIN masuknya Cuma sore hari maka pagi harinya digunakan MTs Muhammadiyah dan pada dasarnya merupakan gedung milik Ranting Muhammadiyah Desa Polengan. Alhamdulillah sampai sekarang MTs Muhammadiyah dapat berjalan lancer bahkan pada tahun 1994-1995 MTs dapat mengikuti tinta emas dengan meraih tinta emas dengan meraih prestasi peringkat I untuk MTs se-kabupaten Magelang dan peringkat 45 SLTP-MTs se-kabupaten Magelang. Atas prestasi itulah maka Kandepag Kabupaten Magelang

46 Observasi tentang letak Geografis MTs Muhammadiyah Srumbung dan

(53)

53

berkenan memberikan subsidi berupa 20 meja dan 40 kursi. Sampai sekarang Alhamdulillah sudah mencapai 8 kelas yang dulunya cuma 3 kelas karena MTs Muhammadiyah semakin berkembang.

Diperlukan tambahan local karena tempatnya tidak memungkinkan maka ditambah lagi 3 lokal dan 1 lagi local kantor diatas sebidang tanah wakaf dari Bapak Ahmad Effendi Almarhum mantan Kepala Sekolah yang I MTs Muhammadiyah tersebut.

Sampai sekarang memiliki 11 lokasi dengan perincian sebagai berikut: 8 lokal untuk kelas, 1 lokal untuk ruang guru, 1 lokal untuk ruang Kepala sekolah, 1 lokal ruang TU dan UKS, dan 1 lokal ruang perpustakaan. c. Visi dan Misi

1) Visi

Visi MTs Muhammadiyah Srumbung adalah membentuk

siswa menjadi “Insan Bermutu” (Intelek, santun, beriman,

mandiri, taqwa, usaha). Indikator Visi:

a) Intelek

(1) Siswa mengetahui Ilmu pengetahuan dan teknologi pada tingkatannya.

(54)

b) Santun

(1)Siswa dapat mengembangkan akhlaq mulia dalam kehidupannya.

(2)Siswa mempunyai rasa hormat pada orang tua, guru, dan yang lebih tua serta kasih saying dengan sesamanya dan lingkungan hidupnya.

c) Beriman

Siswa mempunyai keimanan yang kuat d) Mandiri

Siswa dengan bekal ketrampilan diharapkan dapat lebih mandiri dalam kehidupannya.

e) Unggul

Siswa mempunyai keunggulan dalam Intra, ekstra maupun bidang keagamaan.

f) Taqwa

Siswa mampu menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama dan menjauhi larangan agama.

g) Usaha

Siswa mempunyai usaha untuk selalu menjadi lebih maju 2) Misi

(55)

55

a) Melaksanakan pengajaran dan pendidikan yang berkualitas, untuk menghasilkan siswa yang cerdas, kreatif dan intelektual.

b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bembelajaran yang bernuansa Islami untuk membentuk siswa yang santun dan berakhlaqul karimah, cinta sesama dan lingkungan hidup. c) Melaksanakan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan

keimanan siswa.

d) Memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi dirinya agar terbentuk pribadi yang mandiri.

e) Mengintegrasikan pendidikan umum dengan keagamaan untum membentuk siswa yang unggul di bidang agama, pengetahuan umum dan meningkatkan ketaqwaan.

(56)

d. Struktur organisasi sekolah dan pembagian tugas 1) Struktur Organisasi

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi MTs. Muhamadiyah Srumbung47

Struktur berarti bentuk dan susunan, sedang organisasi berarti menempatkan orang. Dalam struktur organisasi dan pembagian tugas guru dan kepala sekolah sudah di tempatkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kewajiban, hak-haknya dan tanggung jawabnya masing-masing. 2) Adapun bidang dan tugasnya antara lain :

(a) Kepala Madrasah (b) Tata Usaha (c) Administrasi (d) Urusan pengajaran (e) Urusan pembinaan siswa (f) urusan pengabdian masyarakat

(57)

57 (g) wali kelas

(h) kurikulum e. Kepala Madrasah

Kepala Madrasah bertugas memimpin pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan Madrasah yang diembannya.

f. Keadaan guru dan kepala madrasah

Guru merupakan faktor pendidik yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan wawancara dengan kepala madrasah. Guru berjumlah 18 orang yang terdiri dari 2 pegawai negeri sipil dan 16 wiyata bakti. Dalam melaksanakan tugasnya para pendidik disesuaikan dengan bidang kemampuannya yang ditentukan oleh kepala madrasah atau atas kesediaan guru mengajar untuk dapat mencapai tujuan mereka harus mempunyai kecakapan dalam melaksanakan tugasnya.

(58)

Tabel. 3.1 Daftar Nama Guru dan Karyawan Muhammadiyah Srumbung

No Nama Pendi

dikan Keterangan

1 Endro Purwanto, S.Pd S1 Ka. Mad

2 Suharyanti, M.pd S2 IPS

3 Sarjono, S.Pd S1 Bhs. Indo

4 Sulistiyono, S.Pd.I S1 Fiqih, SKI, PKM

5 Suliyah, S.Pd S1 SBK

6 Hartini, S.Pd S1 Bhs Inggris

7 Juli Astuti, SE S1 TIK, IPS

8 Sutrisna, S.Pd S1 IPS, PKN

9 Siti Sarofah, S.Pd S1 Matematika

10 Erna Ipmawati, S.Pd S1 IPA Biologi, Kimia

11 Andries Noviyanto, A.Md D2 Pend. Jasmani

12 Hasan Fuady, M.Pd S2 B. Arab, Akidah Akhlak

13 Robiatun, S.Pd.SI S1 Matematika

(59)

59

15 Martini, S.HI S1 Al-Qur’an Hadis, Bhs. Arab

16 Kartika Dhitasari, S.Pd S1 Bhs Inggris

17 Riyanti, S.Pd.SI S1 Bhs indo

18 Farida Susanti, S.Pd.I S1 Bhs Arab

Dalam melaksanakan tugasnya para pendidik disesuaikan dengan bidang kemampuannya yang ditentukan oleh Kepala Sekolah atau atas kesediaan guru mengajar untuk dapat mencapai tujuan mereka harus mempunyai kecakapan dalam melaksanakan tugasnya.48

Di samping itu keberhasilan pengajaran juga ditentukan oleh metode, kurikulum dan sebagainya.

Agar cakap dalam melaksanakan tugasnya perlu memenuhi syarat-syarat tertentu yang diperlukan itu ialah :

1) Fisik yaitu sehat jasmani tidak cacat. 2) Psikis sehat rohani, kepribadian yangt baik.

3) Formal yaitu pernah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. g. Keadaan Murid

Pada tahun pelajaran 2014/2015 murid berjumlah 249 siswa. Mereka sangat antusias berminat besar, terbukti pada daftar hadir siswa sangat tinggi yaitu 99,5%, sedang siswa yang absen 0,5%.

48

(60)

Keadaan siswa Mts. Muhammadiyah Srumbung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tabel. 3.2 Daftar jumlah siswa Madrasah Tsawiyahsah Muhammadiyah Srumbung. tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.

h. Kurikulum yang digunakan

Kurikulum yang digunakan di Mts Muhammadiyah Srumbung pada tahun pelajaran 2014/2015 adalah kurikulum KTSP.

Keunggulan :

1) Pembiasan pagi : baris sebelum masuk kelas, hafal surat- pendek,do’a harian, dhuha bersama, kultum, infak rutin.

2) Pengajian kelas bergilir sebulan sekali.

(61)

61 i. Prestasi yang diraih

Setiap Madrasah prestasi merupakan suatu kebanggaan tersendiri, yang dipublikasikan kepada masyarakat. Beberapa prestasi MTs Muhammadiyah Srumbung meliputi49 :

1) Prestasi Akademik

(a) Tahun 2013, nilai UN Matematika 10 atas nama Dyah Afira Rosani

(b) Tahun 2014 nilai UN Matematika 10 atas nama Nurohmawati (c) Tahun 2015 nilai UAMBN Al Qur’an Hadits 10 atas nama

Musiyem . 2) Prestasi Keagamaan

(a) Juara I MTQ tartil putra kecamatan Srumbung tahun 2015 atas nama Asroni Fadhil

(b) Juara I MTQ tilawah putri Kecamatan Srumbung tahun 2015 atas

nama Nafi’ah Azzahro.

3) Prestasi Olahraga

(a) Juara I Lari 3 Km Putri kecamatan Srumbung tahun 2015 atas nama Sokimatun

(b) Juara II Lari 3 Km Putri kecamatan Srumbung tahun 2015 atas nama Sri Jatiningsih

(c) Juara II Bulutangkis Putra kecamatan Srumbung tahun 2015 atas nama Bagas Kurniawan

49

(62)

(d) Juara III Bulutangkis Putri kecamatan Srumbung tahun 2015 atas

nama Nafi’ah Azzahro

(e) Juara III Lari 100 m Putri AKSIOMA kabupaten Magelang tahun 2015 atas nama Sri Jatiningsih

(f) Juara III Lari 300 m Putri AKSIOMA kabupaten Magelang tahun 2015 atas nama Sokimatun

2. MTs Ma’arif Tegalrandu

a. Letak Geografis

Mts Ma’arif Tegalrandu berlokasi di jalan Bendan, Tegalrandu,

Losari, Tegalrandu, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Propinsi

Jawa Tengah. Gedung Mts Ma’arif Tegalrandu di bangun diatas tanah

seluas 470 m2 dengan lantai 2, Status tanah milik sendiri. Adapun surat kepemilikan tanah wakaf Akte: W.3a/20/K.21/Tahun 1992. Lingkungan

MTs Ma’arif Tegalrandu berada satu komplek dengan Taman kanak-kanak

dan Madrasah Ibtida’iyah Ma’arif Tegalrandu.

b. Sejarah berdirinya

(63)

63 c. Visi dan Misi

1) Visi MTs Ma’arif Tegalrandu

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif NU Srumbung Magelang sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas agama Islam perlu mempertimbangkan harapan peserta didik, orang tua peserta didik, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif NU Srumbung Magelang juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat Madrasah

Tsanawiyah (MTs) Ma’arif NU Srumbung Magelang ingin

mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut :

Terwujudnya Lulusan Madrasah yang Berprestasi, Akhlakul

Karimah, Berkarakter Ahlussunah Wal Jamaah”.

2) Misi MTs Ma’arif Tegalrandu

Untuk terwujudnya visi diatas, Mts Maarif Tegalrandu melakukan misi sebagai berikut :

(a)Menciptakan peserta didik yang berprestasi di bidang akademik pada hasil UN

(b)Menciptakan kemampuan dasar peserta didik menjadi muslim yang taat beribadah

(64)

(d)Mengembangkan bakat peserta didik yang kreatif dan inovatif (e)Menumbuhkembangkan sikap kepedulian sosial yang tinggi (f)Memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi dirinya agar

terbentuk pribadi yang mandiri

(g) Menanamkan dan menjunjung tinggi nila-nilai Ahlussunah

wal Jama’ah.

d. Struktur organisasi Madrasah dan Pembagian Tugas Gambar.3.2

Dibawah ini adalah Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Ma’arif

Tegalrandu

Tabel diatas merupakan struktur organisasi dan pembagian tugas kepala Madrasah dan guru sudah di bagi sesuai dengan kemampuan guru masing-masing serta semua melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Adapun tugas-tugas tersebut meliputi50:

50

(65)

65 1) Tugas Kepala Madrasah 2) Tugas Kepala Tata Usaha 3) Staf Tata Usaha

4) WakilKepala Madrasah Urusan Kesiswaan 5) Wakil Kepala Madrasah Urusan Kurikulum. 6) Urusan Sarana Prasarana

7) Urusan Humas 8) Wali kelas 9) Bendahara Bos 10)Bimbingan Konseling 11)Piket Harian

12)Penjaga

13)Penjaga Madrasah

e. Keadaan Guru dan Kepala Madrasah

(66)

Tabel. 3.3 Daftar Nama Guru dan Karyawan

Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Tegalandu

No Nama Pendi

dikan Keterangan

1 Harun, S.Ag S1 IPS Terpadu

2 Mudrikah, S.Ag S1 Aqidah Akhlak

3 Drs. Pratama S1 PKN/ Bahasa Jawa

4 Mabar, S.Ag S1 Kepala Madrasah/ Ke-NU-an/ Bahasa Indonesia

5 Rodhi, S.Ag S1 Ke-NU-an/ Bahasa Arab

6 Zen Hilali, S.Ag S1 TIK/ Ketrampilan/ Ke-NU-an

7 Sri Muryati, S.Pd S1 IPS Terpadu

8 Muhammad Sja’ban, S.Ag S1 Fiqih/ Qur’an Hadist

9 Yusharyanto, S.Pd S1 Matematika

10 Sri Wigati, S.Pd S1 Pend. Jasmani

11 Khusnan Zaenal M. A.Md D2 Bahasa Inggris

12 Dewi Prihandayati, S.Pd S1 Bahasa Indonesia

13 Nur Wahyuni Athar, S.Ag S1 SKI

14 Ulfah Bashiroh, S.Pd S1 IPA Terpadu

(67)

67

16 M. Khoirul Anwar I.W Tata Usaha

17 Aini Nur Khamidah Perpustakaan

18 Muh. Sholeh Penjaga

Tabel diatas sudah disesuaikan dengan bidang kemampuannya masing-masing, agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Di samping itu juga metode yang dipakai, kurikulum serta media pembelajaran yang memadahi.

f. Keadaan Murid

Dalam penelitian ini yang terlibat yaitu kepala madrasah, guru dan

siswa. Pada tahun pelajaran 2014/2015 jumlah murid di Mts Ma’arif

Tegalrandu ada 162 siswa. Mereka juga sangat antusias bersekolah di Mts

Ma’arif Tegalrandu terbukti pada daftar hadir siswa 99,6%, sedang siswa

yang absen 0,4%.

Keadaan siswa Mts. Tegalrandu Tahun Pelajaran 2014/2015

Tabel. 3.4 Daftar Jumlah Siswa Madrasah Tsanawiyah Tegalrandu51 Tahu

(68)

g. Kurikulum yang di gunakan

Kurikulum yang dipakai pada Mts Ma’arif Tegalrandu pada tahun

pelajaran 2014/2015 adalah kurikulum KTSP.

h. Keunggulan

Keunggulan pada Mts Tegalrandu itu adanya beberapa kegiatan keagamaan dan ekstra kurikuler, adapun kegiatan keagamaan meliputi : pendalaman praktek solat, seni Baca Al Qur’an, Al Barjanji, Dhiba’iyah, pelatihan tahlil, pelatihan istighosah

i. Prestasi yang di raih

(1) dalam 4 tahun terakhir lulus 100%

(2) Juara 2 bulu tangkis ganda pada tingkat kabupaten

(3) Juara pidato keagamaan HUT RI ke 68 tingkat kecamatan (4) Juara 2 LCC pramuka kwaran Srumbung tahun 2013

(5) Juara 2 kategori putri tingkat nasional dalam rangka PERGAMANAS tahun 2015 di Cirebon

Sedangkan kegiatan ekstrakurikulernya meliputi : Pramuka, PMR, Olahraga/out bond majalah dinding, bimbingan Bahasa Inggris, bimbingan kaligrafi, hadroh dan drum band.

Setelah kami mengadakan penelitiaan di MTs Muhammadiyah

Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu ternyata ada beberapa

(69)

69

observasi dan wawancara dengan kepala madrasah dapat diketahui adanya perbedaan dari kedua madrasah tersebut diantaranya:

(a) Dari segi organisasinya jelas berbeda, dari Muhammadiyah dan

Ma’arif.

(b) Visi, Misi dan Tujuan dari kedua lembaga pendidikan tersebut berbeda

(c) Letak dan Luas tanahnya berbeda, lebih luas MTs Muhammadiyah (d) Manajemen kepala madrasah masing-masing mempunyai cara

yang berbeda

(e) Jumlah tenaga pendidik dan latar belakang pendidikannya juga berbeda, MTs Muhammadiyah Srumbung sudah S1 semua bahkan

ada sudah ada yang S2, sedangkan MTs Ma’arif belum semuanya

S1

(f) Jumlah siswa dari kedua MTs tersebut sama-sama mengalami peningkatan, namun untuk MTs Muhammadiyah siswanya lebih banyak

(g) Prestasi yang diraih baik akademik maupun non akademik yang mereka peroleh dari masing-masing lembaga tersebut berbeda-beda (h) Status lembaga pendidikan MTs Muhammadiyah Srumbung

terakreditasi A, sedangkan MTs Ma’arif Tegalrandu terakreditasi B

(70)

di lembaga Muhammadiyah, namun setelah melihat dari segi prestasi dan kegiatan ekstra kurikuler yang menonjol, sehingga mereka terbuka dan antusias untuk menyekolahkan putra putrinya di kedua Madrasah tsanawiyah tersebut. Adapun minat masyarakat

di MTs Ma’arif Tegalrandu banyak karena madrasah berada di

(71)

71

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Pengaruh manajemen kepala madrasah terhadap sikap akademik siswa di MTs Muhammadiyah Srumbung dan MTs Ma’arif Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

1. MTs Muhammadiyah Srumbung Kecamatan Srumbung a. Deskripsi data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil angket yang diberikan kepada guru di MTs Muhammadiyah Srumbung. Jumlah guru di MTs Muhammadiyah Srumbung 18 orang.

b. Pengujian alat yang digunakan 1) Uji Validitas

Angket yang baik harus memenuhi sarat validitas. Untuk itu perlu diadakan pengujian validitas, uji validitas instrumen untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan instrumen (tes) dalam melakukan fungsi ukurannya. Hasil perhitungan uji validitas tiap butir pertanyaan masing masing variabel sebagai berikut:

(72)

Tabel 4.1 Data Maanajemen Kepala Madrasah

23 Item231 Pearson Correlation

(73)

73

(b) Item angket kinerja guru. Valid data terlampir Tabel 4.2 Data Kinerja guru

N0 Item R Keterangan 10 Item 10 Pearson Correlation 0,77 Valid 11 Item 11 Pearson Correlation 0,89 Valid 12 Item 12 Pearson Correlation 0,68 Valid 13 Item 13 Pearson Correlation 0,81 Valid 14 Item 14 Pearson Correlation 0,97 Valid 15 Item 15 Pearson Correlation 0,73 Valid 16 Item 16 Pearson Correlation 0,86 Valid 17 Item 17 Pearson Correlation 0,64 Valid 18 Item 18 Pearson Correlation 0,73 Valid 19 Item 19 Pearson Correlation 0,49 Valid 20 Item 20 Pearson Correlation 0,92 Valid 21 Item2 1 Pearson Correlation 0,77 Valid 22 Item 22 Pearson Correlation 0,73 Valid 23 Item231 Pearson Correlation 0,89 Valid 24 Item 24 Pearson Correlation 0,86 Valid 25 Item 25 Pearson Correlation 0,81 Valid

(c) Item angket sikap akademik. Valid data terlampir Tabel 4.3 Data Sikap Akademik

(74)

6 Item 6 Pearson Correlation 0,84 Valid 7 Item 7 Pearson Correlation 0,43 Valid 8 Item 8 Pearson Correlation 0,61 Valid 9 Item 9 Pearson Correlation 0,84 Valid 10 Item 10 Pearson Correlation 0,68 Valid 11 Item 11 Pearson Correlation 0,72 Valid 12 Item 12 Pearson Correlation 0,50 Valid 13 Item 13 Pearson Correlation 0,59 Valid 14 Item 14 Pearson Correlation 0,84 Valid 15 Item 15 Pearson Correlation 0,47 Valid 16 Item 16 Pearson Correlation 0,73 Valid 17 Item 17 Pearson Correlation 0,68 Valid 18 Item 18 Pearson Correlation 0,52 Valid 19 Item 19 Pearson Correlation 0,62 Valid 20 Item 20 Pearson Correlation 0,72 Valid 21 Item2 1 Pearson Correlation 0,69 Valid 22 Item 22 Pearson Correlation 0,75 Valid 23 Item231 Pearson Correlation 0,85 Valid 24 Item 24 Pearson Correlation 0,73 Valid 25 Item 25 Pearson Correlation 0,56 Valid

Nilai r tabel yang diperoleh n=18; α = 5 % diperoleh nilai r

tabel sebesar 0,44. Menjelaskan dari masing-masing 25 butir pertanyaan yang diajukan pada tiap-tiap variabel manajemen kepala madrasah (X1), kinerja guru (X2) dan sikap akademik siswa (Y) seluruhnyaaa menunjukkan r hitung ≥ r tabel. Hal ini berarti masing-masing angket menunjukkan angket valid.

2) Uji Reabilitas

(75)

75

Tingkat kehandalan (df) yang digunakan adalah 5% kriteria penilaian sebagai berikut:

Bila r hitung ≥ r tabel : berarti reliabel Bila r hitung ≤ r tabel : berarti tidak reliabel

r tabel dengan taraf signifikan α (5%) n = 18 = 0,44. Dari

perhitungan uji reliabilitas tiap variabel dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:

tabel 4. 4 Rekapitulasi uji reliabilitas variabel manajemen kepala madrasah, kinerja guru, sikap akademik siswa

Variabel R hitung R tabel Kriteria

Manajemen

kepala madrasah

0,761 0,444 Reliabel

Kinerja guru 0,763 0,444 Reliabel

Sikap akademik 0,753 0,444 Reliabel

sumber : Analisis reliabilitas dengan SPSS

Dari analisis reliabilitas seperti tabel 4.4 menunjukkan r hitung ≥ r tabel dengan demikian dari masing-masing variabel manajemen kepala madrasah (X1), kinerja guru (X2) dan sikap akademik siswa (Y) menunjukkan angket yang reliabel.

3) Regresi manajemen kepala madrasah terhadap sikap akademik siswa di MTs Muhammadiyah Srumbung dengan signifikansi 0,976.

Gambar

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi MTs. Muhamadiyah Srumbung47
Tabel. 3.1 Daftar Nama Guru dan Karyawan Muhammadiyah
Tabel. 3.2  Daftar jumlah siswa Madrasah Tsawiyahsah Muhammadiyah
Tabel diatas merupakan struktur organisasi dan pembagian tugas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan guru tentang cara meningkatkan hasil belajar kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan dan retensi

Sample suara yang digunakan 1 suara pelaku ( known sample ) sebagai barang bukti dan sebagai suara pembanding adalah suara tersangka ( unknown sample ) 6 sample

[r]

U hrvatskom su školstvu potrebne promjene, a one su predstavljene u Cjelovitoj kurikularnoj reformi. Svaki je predmet u osnovnoj i srednjoj školi zahvaćen

Dari 14 item pengetahuan mengenai Trans Jogja, terjadi peningkatan pendapat responden menuju arah positif (sangat setuju) pada 12 item, sebaliknya 2 item menuju arah negative

Constructed wetland menggunakan tanaman Hippochates lymenalis dapat menurunkan konsentrasi BOD dan COD pada limbah cair batik yang telah mengalami pengolahan

Tepung kedelai merupakan salah satu bahan yang tergolong gluten free dan banyaknya manfaat yang didapatkan dari kedelai, maka penulis ingin melakukan uji produk

Dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha 7 Berdasarkan Prinsip