• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB. bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Soeharto kepada Prof Dr. Ing.B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB. bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Soeharto kepada Prof Dr. Ing.B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

48

ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB

3.1 Profil BPPT

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi kementrian Menteri Negara dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

3.1.1 Sejarah BPPT

Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing.B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974.

Dengan surat keputusan No 76/M/1974 tanggal 5 Januari 1974, Prof Dr. Ing.B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance

teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung kepada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina.

Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina No.04/Ktps/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Advance

Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui keputusan Presiden Republik Indonesia No. 25 tanggal 21 Agustus 1978, diperbaharui dengan surat Keputusan Presiden No. 47 tahun 1991.

(2)

Berikut kepala-kepala BPPT dari awal berdiri sampai sekarang. Tabel 3.1 Masa Kepemimpinan BPPT

No Nama Periode

1 Prof. Dr.Ing. B.J. Habibie 1974-1998 2 Prof. Dr. Rahardi Ramelan 1998-1998

3 Prof. Dr. Zuhal 1998-1999

4 Dr. A.S. Hikam 1999-2001

5 Ir. M. Hatta Rajasa 2001-2004

6 Dr. Kusmayanto Kadiman 2004-2006 7 Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenie, Sc.D 2006-sekarang

3.1.2 Visi, Misi, Tugas Pokok, Fungsi, dan Wewenang 1. Visi

Visi dari BPPT adalah mewujudkan teknologi sebagai pilar utama pembangunan untuk meningkatkan daya saing industri dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Misi

Misi BPPT diantaranya :

a. Meningkatkan daya saing industri.

b. Mewujudkan BPPT sebagai agen pembangunan masyarakat dalam bidang teknologi.

(3)

d. Mengembangkan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi dan SDM yang handal (tecnology center of excellence).

3. Tugas pokok

Tugas pokok BPPT adalah melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Fungsi

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT.

c. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas, serta membina ahli teknologi.

d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

5. Wewenang

a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

(4)

d. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

2. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit teknologi.

3.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPPT

Karyawan di BPPT yang aktif berjumlah 2111 orang. Yang menggunakan komputer di BPPT tercatat 1228 orang dengan yang terkoneksi ke dalam jaringan BPPT berjumlah sekitar 1000 komputer.

(5)

3.2 Analisis Lapangan

Analisis lapangan didapat berdasarkan hasil survei dari kuesioner yang disebarkan oleh pihak BPPT pusat dengan menggunakan sebagian data dari hasil survei tersebut yang berhubungan dengan sistem jaringan komputer. Kuesioner ini merupakan survei yang dilakukan untuk kepentingan BPPT sendiri. Contoh kuesioner dapat dilihat pada bagian lampiran.

3.2.1 BPPT Thamrin

Berikut adalah gambaran umum topologi jaringan yang berada di BPPT Thamrin :

(6)

Keterangan :

1. Server

Server yang digunakan pada kantor pusat BPPT ada 4, yaitu : a. DNS server,

berfungsi untuk mapping alamat IP ke URL. b. Proxy server,

berfungsi untuk menyimpan data web yang pernah diakses oleh pengguna.

c. Web server,

berfungsi untuk tempat mengatur website BPPT yang ada di seluruh cabang.

d. Mail server,

berfungsi untuk sebagai tempat email karyawan BPPT. 2. Workstation

Menggunakan desktop PC dengan sistem operasi Windows XP atau linux. Spesifikasi yang digunakan adalah pentium 4, harddisk 80 GB, memori 256 MB.

3. Printer

Printer yang digunakan adalah printer laser dan Deskjet. 4. Switch

Switch yang digunakan adalah Alcatel. 5. Kabel

(7)

6. Firewall

Firewall yang digunakan adalah Linux RedHat 9. 7. Router

Router yang digunakan adalah Cisco seri 2812.

3.2.1.1 Kondisi Jaringan Lokal dan Internet pada BPPT Thamrin

Di BPPT Thamrin jaringannya terbagi ke dalam dua gedung. Masing-masing gedung dihubungkan dengan menggunakan kabel serat optik dan tersambung dengan switch. Di tiap gedung memiliki sebuah main switch yang berfungsi untuk mengatur routing jaringan di tiap gedung.

Untuk setiap gedung memiliki floor switch yang dihubungkan dengan kabel serat optik ke main switch. Tiap-tiap floor switch akan dihubungkan lagi dengan hub yang berfungsi untuk mengatur/membagi jaringan di tiap-tiap lantai dalam masing-masing gedung. Tiap dua lantai memiliki sebuah floor switch.

Di BPPT Thamrin memiliki banyak jaringan dengan berbagai subnet

yang berbeda. Jaringan di BPPT diatur sedemikian rupa sehingga untuk berhubungan yang satu dengan yang lainnya memiliki keterbatasan. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan keamanan di dalam jaringan.

Setiap komputer yang ada di BPPT Thamrin memiliki IP static yang diberikan oleh administrator jaringan yang telah terdaftar berdasarkan MAC

Address-nya, sehingga hal ini bisa mencegah terjadinya pencurian IP maupun

penggunaan IP secara sembarangan.

Saat ini BPPT Thamrin mendapatkan akses internet dari IptekNet sebagai ISP (Internet Service Provider) BPPT yang berada di gedung BPPT Thamrin di

(8)

lantai 16 dengan menggunakan kabel UTP, dengan kecepatan yang didapatkan sebesar 3 Mbps untuk koneksi lokal dan 1 Mbps untuk koneksi internasional. Setiap pekerjaan yang mendapat akses komputer dapat langsung terhubung dengan internet.

Akses internet di BPPT Thamrin harus melalui proxy yang telah disediakan oleh administrator jaringan. Proxy yang dipakai adalah Squid-Cache yang berjalan dengan sistem operasi Linux. Squid juga berfungsi sebagai ACL (Access Control List) dalam menentukan situs-situs yang boleh dikunjungi.

Ketentuan dalam akses internet di BPPT Thamrin adalah :

1. Tidak adanya prioritas bandwith, jadi bandwith yang ada dibagi sama rata. Tidak diprioritaskan untuk user tertentu.

2. Tidak menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi menggunakan filter MAC address port.

3. User tidak dapat browsing situs-situs yang tidak berhubungan dengan

pekerjaan (Seperti situs game, situs porno).

4. Mengenai emailaccount, setiap user diberikan sebuah email account.

3.2.2 BPPT Serpong

Pada BPPT Serpong ini terdapat beberapa lab yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu BIT, B2TKS, Balai Meepo, BPTP (Polimer), dan BTL.

Berikut adalah gambaran umum topologi jaringan yang ada pada BPPT Serpong :

(9)

Gambar 3.3 Topologi Jaringan BPPT Serpong Keterangan :

1. Server

Server yang digunakan pada kantor cabang BPPT Serpong ada 2 yaitu:

a. Web server,

berfungsi untuk tempat mengatur website BPPT yang ada di seluruh cabang.

b. Mail server,

berfungsi untuk sebagai tempat email karyawan BPPT. 2. Workstation

Menggunakan desktop PC dengan sistem operasi Windows XP atau linux. Spesifikasi yang digunakan adalah pentium 4, harddisk 80 GB, memori 256 MB.

3. Printer

(10)

4. Switch

Switch yang digunakan adalah 3com. 5. Kabel

Kabel yang digunakan adalah UTP cat 5e dan fiber optic.

3.2.2.1 Kondisi Jaringan Lokal dan Internet pada BPPT Serpong

Di BPPT Serpong ini terdapat beberapa lab yang terpisah kurang lebih 1 Km tiap labnya, di masing-masing lab ini terdapat sebuah jaringan lokal yang dikelola oleh masing-masing lab tersebut. Jaringan lokal antar BPPT Serpong ini belum terhubung antara satu lab dengan lab lainnya. Satu-satunya cara yang digunakan untuk berkomunikasi baik dengan pihak luar maupun komunikasi antar BPPT lainnya adalah dengan menggunakan internet yang sebagian besar diantara lab-lab yang terdapat di BPPT Serpong ini menggunakan jasa dari Telkom Speedy, dengan lebar pita yang digunakan sebesar 512 kbps.

Jaringan lokal yang dimiliki oleh masing-masing lab yang terdapat di BPPT Serpong ini umumnya memiliki jaringan lokal yang sederhana yaitu hanya digunakan 1 buah switch namun ada juga lab yang menggunakan lebih dari 1 buah switch, dengan jumlah workstation yang terkoneksi dengan jaringan sebesar 7 sampai 11 workstation. Jaringan lokal ini biasanya menggunakan 1 buah server

dan pada umumnya dihubungkan dengan ADSL Modem untuk melakukan koneksi internet, kabel yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal di masing-masing lab BPPT Serpong ini menggunakan kabel jenis UTP cat 5e.

(11)

3.2.3 BPPT Surabaya

Berikut adalah gambaran umum mengenai topologi jaringan yang ada pada BPPT Surabaya :

Gambar 3.4 Topologi Jaringan BPPT Surabaya Keterangan :

1. Workstation

Menggunakan desktop PC dengan sistem operasi Windows XP atau linux. Spesifikasi yang digunakan adalah pentium 4, harddisk 80 GB, memori 256 MB.

2. Modem ADSL

Menggunakan modem ADSL dengan 4 Port. 3. Printer

Printer yang digunakan adalah printer laser dan Deskjet. 4. Switch

Switch yang digunakan adalah 3com. 5. Kabel

(12)

3.2.3.1 Kondisi Jaringan Lokal dan Internet pada BPPT Surabaya

Pada BPPT Surabaya ini memiliki jaringan lokal yang sederhana yaitu hanya digunakan 1 buah switch, dengan jumlah workstation yang terkoneksi dengan jaringan sebanyak 10 workstation. Jaringan lokal ini juga dihubungkan dengan modem ADSL untuk melakukan koneksi internet dengan lebar pita yang digunakan sebesar 512 kbps dengan kabel jenis UTP cat 5e.

3.2.4 BPPT Yogyakarta

Berikut adalah gambaran umum mengenai topologi jaringan yang ada pada BPPT Yogyakarta :

Gambar 3.5 Topologi Jaringan BPPT Yogyakarta Keterangan :

1. Server

Server yang digunakan pada kantor cabang BPPT Yogyakarta ada 2 yaitu:

a. Web server,

berfungsi untuk tempat mengatur website BPPT yang ada di seluruh cabang.

(13)

b. Mail server,

berfungsi untuk sebagai tempat email karyawan BPPT. 2. Workstation

Menggunakan desktop PC dengan sistem operasi Windows XP atau linux. Spesifikasi yang digunakan adalah pentium 4, harddisk 80 GB, memori 256 MB.

3. Modem ADSL

Menggunakan Modem ADSL. 4. Printer

Printer yang digunakan adalah printer laser dan Deskjet. 5. Switch

Switch yang digunakan adalah 3com. 6. Kabel

Kabel yang digunakan adalah UTP cat 5e.

3.2.4.1 Kondisi Jaringan Lokal dan Internet pada BPPT Yogyakarta

Pada BPPT Yogyakarta ini memiliki jaringan lokal yang sederhana yaitu hanya digunakan 1 buah switch, dengan jumlah workstation yang terkoneksi dengan jaringan adalah sebanyak 13 workstation dan 1 buah server. Jaringan lokal ini juga dihubungkan dengan dial-up modem untuk melakukan koneksi internet, dengan kabel yang digunakan berjenis UTP cat 5e.

(14)

3.2.5 BPPT Lampung

Berikut adalah gambaran umum mengenai topologi jaringan yang ada pada BPPT Lampung :

Switch Printer WorkStation PC Gateway

Gambar 3.6 Topologi Jaringan BPPT Lampung Keterangan :

1. Workstation

Menggunakan desktop PC dengan sistem operasi Windows XP atau linux. Spesifikasi yang digunakan adalah pentium 4, harddisk 80 GB, memori 256 MB.

2. PC Gateway

Menggunakan PC Gateway untuk melakukan koneksi internet.

3. Dial-Up Modem

Menggunakan dial-up modem yang menggunakan koneksi jarigan telepon. 4. Printer

Printer yang digunakan adalah printer laser dan Deskjet. 5. Switch

(15)

6. Kabel

Kabel yang digunakan adalah UTP cat 5e.

3.2.5.1 Kondisi Jaringan Lokal dan Internet pada BPPT Lampung

Pada BPPT Lampung ini memiliki jaringan lokal yang sederhana yaitu hanya digunakan 1 buah switch, dengan jumlah workstation yang terkoneksi dengan jaringan adalah sebanyak 13 workstation. Jaringan lokal ini juga dihubungkan dengan dial-up modem untuk melakukan koneksi internet, dengan kabel yang digunakan berjenis UTP cat 5e.

3.2.6 BPPT Denpasar

Berikut adalah gambaran umum mengenai topologi jaringan yang ada pada BPPT Denpasar :

Switch Printer

WorkStation

PC Gateway

(16)

Keterangan : 1. Workstation

Menggunakan desktop PC dengan sistem operasi Windows XP atau linux. Spesifikasi yang digunakan adalah pentium 4, harddisk 80 GB, memori 256 MB.

2. PC Gateway

Menggunakan PC Gateway untuk melakukan koneksi internet.

3. Dial-Up Modem

Menggunakan dial-up modem yang menggunakan koneksi jarigan telepon. 4. Printer

Printer yang digunakan adalah printer laser dan Deskjet. 5. Switch

Switch yang digunakan adalah 3com. 6. Kabel

Kabel yang digunakan adalah UTP cat 5e.

3.2.6.1 Kondisi Jaringan Lokal dan Internet pada BPPT Denpasar

Pada BPPT Denpasar ini memiliki jaringan lokal yang sederhana yaitu hanya digunakan 1 buah switch, dengan jumlah workstation yang terkoneksi dengan jaringan adalah sebanyak 13 workstation. Jaringan lokal ini juga dihubungkan dengan dial-up modem untuk melakukan koneksi internet, dengan kabel yang digunakan berjenis UTP cat 5e.

(17)

3.3 Analisis Kebutuhan

Pertimbangan digitalisasi sekarang mencapai titik dimana tidak ada lagi perbedaan yang signifikan antara teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Semua terlebur menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan. Digitalisasi akan menghadirkan berbagai perubahan penting, terutama dengan semakin pesatnya penggunaan protokol internet di semua perangkat teknologi (Kompas, 10/09/2007, p34).

Dewasa ini permintaan untuk pengaksesan dan penggunaan informasi yang dibutuhkan semakin besar, baik oleh institusi skala kecil, menengah ataupun besar. Institusi yang mempunyai cabang di beberapa kota tentunya sangat sulit untuk melakukan komunikasi dengan biaya yang murah. Salah satu solusi yang mungkin banyak digunakan sekarang adalah internet dengan aplikasi yang digunakan seperti chatting dan email. Aplikasi ini memang cukup mudah untuk digunakan namun ada beberapa kekurangan seperti dalam penggunaannya hanya berbasiskan pada teks saja. Komunikasi seperti ini tidak optimal karena mungkin saja terdapat kesalahan pengertian dalam penyampaian informasi yang dimaksud.

Selama ini pihak BPPT sudah menggunakan beberapa media penghubung sebagai sarana untuk bertukar informasi. Diantaranya adalah dengan menggunakan aplikasi chatting, menggunakan sambungan telepon, dan juga menggunakan forum diskusi (discussion board). Hal ini dirasa kurang mencukupi karena ada beberapa elemen penting dalam komunikasi yang dihilangkan, yaitu suara dan gambar (video). Elemen visual merupakan salah suatu elemen yang penting dalam berkomunikasi, dimana user dapat melihat

(18)

lawan bicara dan dapat mengerti keadaan, emosi dan juga dapat bertukar pandang lebih baik dibandingkan hanya dengan menggunakan aplikasi berbasis teks dan suara yang digunakan sekarang di BPPT.

Ada pun keadaan yang mendukung diperlukannya aplikasi berbentuk virtual adalah adanya rencana bagi BPPT untuk memindahkan hampir 2/3 karyawannya dari BPPT Thamrin ke BPPT Serpong, tentunya perpindahan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap komunikasi yang sudah terjalin sebelumnya, dimana sebelumnya para karyawan BPPT dapat dengan mudah berkomunikasi satu sama lainnya dan sekarang harus dibatasi dengan adanya jarak yang memisahkan mereka.

Untuk merealisasikan kebutuhan tersebut, pihak BPPT mencoba menggunakan alternatif lain dalam berkomunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya yang berbeda lokasi. Maka dipilihlah teknologi konferensi video yang berbasis web sebagai alternatif yang memiliki nilai tambah dalam menyajikan informasi secara realtime dan dapat menigkatkan aktifitas BPPT. Hal ini dikarenakan dengan konferensi video maka setiap karyawan di BPPT dapat berkomunikasi layaknya bertatap muka secara langsung.

Berdasarkan pada survei yang dilakukan terhadap kebutuhan BPPT pada aplikasi konferensi video didapat hasil bahwa pihak BPPT menginginkan :

1. Aplikasi konferensi video yang akan digunakan berbasiskan web, dimana

user nantinya dapat menjalankan aplikasi ini tanpa meng-install program apapun.

2. Fitur dari aplikasi konferensi video mendukung 4 channel yang berarti 1

(19)

bersamaan. Empat channel ini dimaksudkan agar konferensi video dapat dilakukan secara optimal dengan terbatasnya jumlah lebar pita yang tersedia. Untuk channel yang lebih dari 4 lebih baik menggunakan konferensi berbasiskan teks.

3.4 Perancangan Web

Aplikasi web konferensi video menggunakan aplikasi open source

(terbuka) dimana aplikasi ini diperbolehkan untuk disebarluaskan dan dimodifikasi dibawah aturan GNU General Public License. Perancangan web

berupa modifikasi dari aplikasi yang sudah ada dimana modifikasi dilakukan pada jumlah channel yang didukung dan fitur untuk meng-upload file.

Berikut merupakan data flow diagram dari sistem konferensi video :

1. Diagram context

Gambar 3.8 Diagram Context Sistem Konferensi Video

2. Diagram nol level 1

Diagram nol level 1 ini menggambarkan aliran data secara keseluruhan dari sistem konferensi video.

(20)
(21)

3. Rincian diagram level 2

a. Rincian proses 2

Rincian proses 2 merupakan rincian dari proses profile pada diagram nol level 1, dimana proses profile ini dapat dibagi menjadi 2 proses yaitu proses view profile dan proses update profile.

2.1* Process View Profile 2.2* Process Update Profile Admin Staff

view profile request view profile request

tb_user

profile output profile output

userid result result userid update request update notice update request update notice

Gambar 3.10 Diagram Aliran Data Proses Profile

b. Rincian proses 3

Rincian proses 3 merupakan rincian dari proses file pada diagram nol level 1, dimana proses profile ini dapat dibagi menjadi 3 proses yaitu proses

(22)

Gambar 3.11 Diagram Aliran Data Proses File

c. Rincian proses 5

Rincian proses 5 merupakan rincian dari proses message pada diagram nol level 1, dimana proses message ini dapat dibagi menjadi 6 proses yaitu proses view message, create message, reply message, forward message, lock message, dan delete message.

(23)
(24)

d. Rincian proses 7

Rincian proses 7 merupakan rincian dari proses administration pada diagram nol level 1, dimana proses ini dapat dibagi menjadi 3 proses yaitu proses

add user, delete user, dan delete message.

Gambar 3.13 Diagram Aliran Data Proses Administration

Berikut merupakan gambar database dari sistem konferensi video :

Gambar 3.14 Database Konferensi Video

(25)

3.4.1 Rancangan Layar

1. Rancangan tampilan halaman login,

Pada rancangan ini terdapat logo dan dua buah kotak untuk memasukkan nama user dan kata sandi agar dapat menggunakan aplikasi konferensi video. Dan juga tombol “Login” untuk menampilkan halaman selanjutnya.

Gambar 3.15 Rancangan Tampilan Login

2. Rancangan tampilan halaman muka atau “Display User List”,

Pada rancangan ini terdapat logo, drop-down menu dan tampilan untuk melihat status koneksi dari tiap user.

(26)

Gambar 3.16 Rancangan Tampilan Halaman Muka

3. Rancangan tampilan halaman “user profile”,

Pada rancangan ini terdapat logo, drop-down menu, dan tampilan nama dan kata sandi dari user yang melakukan login. Pada tampilan ini, user dapat merubah kata sandinya dengan menekan tombol “subscribe”.

(27)

4. Rancangan tampilan halaman “upload file”,

Pada rancangan ini terdapat logo, drop-down menu, tombol “browse” untuk mencari file yang ingin di-upload dan tombol “upload” untuk mengirim.

Gambar 3.18 Rancangan Tampilan Halaman “Upload File”

5. Rancangan tampilan halaman “View File”,

Pada rancangan ini terdapat logo, drop-down menu, dan tampilan dari nama

file-file yang di-upload oleh user lain.

(28)

6. Rancangan tampilan halaman “Write Message”,

Pada rancangan ini terdapat logo, drop-down menu, dan tampilan untuk menulis pesan yang kemudian dapat dikirimkan ke user lain yang diinginkan.

Gambar 3.20 Rancangan Tampilan Halaman “Write Message”

7. Rancangan tampilan halaman “View All Message”,

Pada rancangan ini terdapat logo, drop-down menu, dan tampilan untuk membaca pesan, membalas pesan, meneruskan pesan, menghapus pesan dan mengunci pesan.

(29)

Gambar 3.21 Rancangan Tampilan Halaman “View All Message”

8. Rancangan tampilan halaman “Video Conference”,

Pada rancangan ini terdapat tampilan berupa 5 video untuk menampilkan gambar dan suara pada saat melakukan hubungan serta dilengkapi dengan fitur chatting.

(30)

9. Rancangan tampilan halaman “Administration”,

Pada rancangan ini terdapat logo, drop-down menu, dan tampilan untuk menghapus user dan pesan.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPPT
Gambar 3.2 Topologi Jaringan BPPT Thamrin
Gambar 3.3 Topologi Jaringan BPPT Serpong  Keterangan :
Gambar 3.4 Topologi Jaringan BPPT Surabaya  Keterangan :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban untuk membayar pajak berhubungan erat dengan kualitas pelayanan terbaik yang diberikan aparat pajak kepada wajib

Untuk mengetahui secara bersama sama hubungan atara satu variabel terikat (dependent variabel) dengan dua atau lebih variabel (indepedent variabel ), serta hubungan antara

◉ Ditandai dengan dikembangkannya Microprocessor sebagai CPU-Complete Processor yang dilengkapi dengan ruang memory yang besar yang dikemas dalam satu chip tunggal. ◉

Tuntutan paradigmaa baru yang berkaitan dengan prinsip mutu tersebut diatas semakin dipertegas dengan terbitnya peraturan pemerintah (PP) Republik Indonesia (RI)

It is in accordance with provision in Article 1 paragraph (3) of Regulation of Agrari- an Minister/Head of National Land Agency Num- ber 9 Year 1999 which mentions that

Yang mana pemegang hak tanggungan berhak untuk menjual objek yang dijadikan jaminan melalui pelelangan umum menurut peraturan hukum yang berlaku dan mengambil

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Keberadaan