PROBABILITAS PENGGUNAAN BUS ANGKUTAN ALTERNATIF PADA RUTE
JAYAPURA – BANDAR UDARA SENTANI
AMIRUDDIN Mahasiswa Magister
Bidang Keahlian Manajemen Dan Rekayasa Transportasi
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Hera WIDYASTUTI Staff Pengajar
Bidang Keahlian Manajemen Dan Rekayasa Transportasi
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Abstrak :
Bandar Udara Sentani merupakan terminal distribusi keluar masuknya arus penumpang transportasi udara khususnya di Propinsi Papua. Selama ini angkutan umum yang tersedia adalah Taksi Bandara dengan tarif relatif mahal. Bagi penumpang captive keberadaan Taksi tersebut sangat membantu dalam pergerakan dari Kota Jayapura ke Bandar Udara Sentani dan sebaliknya walaupun ditinjau dari sisi biaya terasa sangat memberatkan tetapi. Bagi penumpang choice, faktor biaya ini mengakibatkan mereka cenderung menggunakan kendaraan pribadi daripada Taksi Bandara. Banyaknya penggunaan kendaraan pribadi ini berdampak terhadap meningkatnya kepadatan volume lalu lintas pada ruas jalan sehingga menimbulkan ketidak-lancaran / kemacetan pada ruas jalan menuju ke Bandar Udara Sentani.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan tingkat probabilitas masyarakat memilih menggunakan Bus sebagai angkutan alternatif dari Jayapura – Bandar Udara Sentani dan sebaliknya berdasarkan sensitifitas travel time dan travel cost. Metoda yang digunakan pada penelitian ini adalah Metoda Logit binner dengan Teknik Stated Preference.
Dari analisa terlihat bahwa, pengguna taksi mempunyai probabilitas untuk bersedia menggunakan bus lebih tinggi dari pada pengguna kendaraan pribadi.
Kata kunci : Probabilitas pemilihan bus, Logit binner, Stated Preference 1. LATAR BELAKANG
Bandara Udara Sentani merupakan salah satu Bandar Udara di Provinsi Papua dengan jumlah pergerakan penumpang yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup pesat. Peningkatan tersebut diakibatkan bertambahnya rute dan jumlah penerbangan.
Seiring dengan meningkatnya arus penumpang baik yang datang maupun yang berangkat mengakibatkan meningkatnya permintaan sarana angkutan penumpang dari Jayapura ke Bandar Udara Sentani maupun sebaliknya. Permasalahan yang terjadi adalah jumlah sarana angkutan umum dari Jayapura ke Bandara Udara Sentani maupun sebaliknya sangat terbatas, tidak seimbang dengan jumlah penumpang yang datang maupun yang berangkat. Angkutan umum yang tersedia hanya taksi bandara dengan
jumlah yang tidak memadai dengan tarif yang cukup mahal, sehingga penumpang banyak menggunakan kendaraan pribadi.
Melihat dari permasalahan yang terjadi maka perlu ada suatu studi penelitian yang memberikan suatu alternatif angkutan lain yaitu angkutan umum Bus untuk melayani rute Jayapura – Bandara Udara Sentani.
2. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penulisan ini adalah:
Untuk menganalisa probabilitas masyarakat memilih menggunakan Bus sebagai angkutan alternatif dari Jayapura – Bandar Udara Sentani dan sebaliknya berdasarkan sensitifitas travel time dan travel cost.
3. METODE PENELITIAN
Sampel yang dikumpulkan dalam penelitian terbagi menjadi ;
1. Survey sekunder : yaitu pengumpulan data dari instansi terkait yaitu :
- Dinas perhubungan (Subdin perhubungan darat dan Subdin perhubungan udara.
- Bandar Udara Sentani
2. Survey primer : yaitu dengan melakukan survey di lapangan dengan melakukan wawancara langsung dengan responden.
Data hasil survey selanjutnya diolah dengan membentuk series data yang akan diproses untuk mendapatkan persamaan utilitas kedua moda berdasarkan sesitifitas biaya dan waktu perjalanan. Probabilitas antara kedua moda dijabarkan dalam model regresi logistik.
4. TINJAUAN PUSTAKA Stated Preference
Teknik Stated Preference merupakan teknik pengumpulan data yang mengacu pada pendekatan terhadap pendapat responden dalam menghadapi berbagai pilihan alternatif. Teknik ini menggunakan desain eksperimental untuk membuat sejumlah alternatif situasi imaginer.
Bentuk regresi logistik merupakan suatu metode análisis data yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel respon (y) yang bersifat biner atau dikotomus dengan variabel prediktor (x) yang bersifat polikotomus (Hosmer dan Lemeshow,1989). Model regresi logistik sebenarnya menggambarkan probabilitas atau resiko dari satu obyek dengan persamaan sebagai berikut:
) ... ( ) ... ( 1 1 0 1 1 0 e 1 e ) ( p p p p x x x x x
Dimana :
) (x
= peluang memilih bus 0 = Konstanta
1... p = Parameter dari suatu karakteristik
x1... xp = Karakteristik responden
5. ANALISA DATA 5.1 Distribusi Data
Survey lapangan yang dilaksanakan pada lokasi bandara Sentani dan di wilayah Jayapura dengan responden adalah pengguna jasa yang menggunakan atau pernah menggunakan kedua moda angkutan tersebut. Waktu survey pengambilan data dilakukan dalam bulan Desember 2007 s.d. Maret 2008 dengan jumlah sampel adalah sebanyak 315 responden dengan pertanyaan meliputi latar belakang sosio-ekonomi responden dan kombinasi pilihan sebanyak9 alternatif.
5.2 Analisa Permodelan
Permodelan pilihan moda yang ditawarkan didapat dengan pendekatan regresi logistik. Model pilihan moda dibagi menjadi dua yaitu :
1. model pilihan moda antara bus dengan kendaraan pribadi, dan ; 2. model pilihan moda antara bus dengan taksi bandara.
5.2.1 Model Pilihan antara Moda Angkutan Bus dengan Kendaraan Pribadi
Pengujian yang harus dilakukan pertama dalam pilihan moda bus dengan kendaraan pribadi ini adalah menguji secara univariate masing-masing variabel karakteristik responden serta pilihan trevel cost dan trevel time. Karakteristik yang secara univariate signifikan mempengaruhi responden dalam menentukan pilihan moda bus ataukah kendaraan pribadi kemudian diuji secara bersama/serentak untuk mengetahui karakteristik serta pilihan trevel cost dan trevel time manakah yang secara bersama-sama mempengaruhi responden dalam menentukan pilihan moda angkutan dari dan menuju bandara.
1. Pengujian karakteristik responden secara univariate
Suatu karakteristik dikatakan signifikan terhadap respon jika nilai Sig. < α atau nilai Wald > 2(df;) dimana α adalah toleransi kesalahan pengujian yang diijinkan
dalam hal ini digunakan α = 5% atau toleransi maksimal adalah 10%. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian univariate adalah:
H0: i 0(parameter variabel bebas tidak signifikan)
H1: i 0 (parameter variabel bebas signifikan); i = 1, 2,..., p
Karakteristik yang secara univariate signifikan mempengaruhi responden dalam memilih moda angkutan bus atau kendaraan pribadi adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan, jumlah sepeda motor dan mobil yang dimiliki, kendaraan yang sering digunakan dari dan menuju bandara serta jumlah keluarga yang turut serta dalam perjalanan. Sedangkan jumlah bagasi secara univariate tidak signifikan mempengaruhi responden dalam memilih moda angkutan yang diinginkan.
Contoh analisis probabilitas terhadap hasil di atas diberikan sebagai berikut. Untuk karakteristik pekerjaan
Variabel Parameter p-value Exp (B)
Work 0.000 Work(1) -1.810 0.000 0.164 Work(2) -1.223 0.000 0.294 Work(3) -0.465 0.239 0.628 Work(4) -0.700 0.020 0.497 Work(5) -0.827 0.099 0.438 Constant 2.436 0.000 11.429 Observations 142 LL (O) -662.908 LL (β) -621.124 ρ2 0.063
Diperoleh persamaan logit sebagai berikut,
2.436 1.81 (1) 1.223 2 0.7 4 1ln Work Work Work
p p p Logit
Peluang seorang wiraswasta memilih moda angkutan bus adalah sebesar,
2.436 1.81
1 0.626 1 ln p p p Logit 0.6516 1 1 0.626 626 . 0 e e e e p Logit p p Logit bus .Peluangnya memilih menggunakan kendaraan pribadi adalah, 1 0.6516 0.3484
1 pbus .
Sedangkan jika orang itu bekerja selain sebagai seorang wiraswasta, PNS, TNI/Polri, karyawan atau ibu RT maka peluangnya memilih bus adalah 0.9195 dan peluang menggunakan kendaraan pribadi adalah
1 0.9195 0.0805
1 pbus . Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang seorang karyawan atau pekerja lain-lain memilih bus adalah lebih besar dibanding seorang wiraswasta dan PNS.
5.2.2 Model Pilihan antara Moda Angkutan Bus dengan Taxi 1. Pengujian karakteristik responden secara univariate
Toleransi kesalahan yang diijinkan adalah α = 5% dan toleransi maksimal adalah 10%. Jika digunakan nilai Wald maka pengambilan keputusan dengan Wald >2(df;),
dimana df adalah degrees of freedom (derajat bebas). Hipotesis dalam pengujian univariate adalah:
H0: i 0(parameter variabel bebas tidak signifikan)
Karakteristik yang secara univariate signifikan mempengaruhi responden dalam memilih moda angkutan bus atau taxiadalah jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan, jumlah sepeda motor yang dimiliki, kendaraan yang sering digunakan dari dan menuju bandara, jumlah keluarga yang turut serta dalam perjalanan serta jumlah bagasi yang dibawa. Sedangkan jumlah mobil yang dimiliki secara univariate tidak signifikan berpengaruh terhadap pemilihan moda angkutan yang diinginkan.
Contoh analisis probabilitas terhadap pengujian univariate diberikan sebagai berikut.
Untuk karakteristik pekerjaan
Variabel Parameter p-value Exp (B)
Work 0.000 Work(1) 0.195 0.434 1.216 Work(2) 0.675 0.005 1.964 Work(3) -0.414 0.134 0.661 Work(4) 0.912 0.000 2.489 Work(5) -0.135 0.726 0.873 Constant 1.036 0.000 2.818 Observations 173 LL (O) -745.567 LL (β) -722.456 ρ2 0.031
Sehingga diperoleh persamaan logit sebagai berikut,
1.036 0.675 2 0.912 4 1 ln Work Work p p p Logit Peluang seorang PNS memilih moda angkutan bus adalah sebesar,
1.036 0.675
1 1.711 1 ln p p p Logit 0.8470 1 1 1.711 711 . 1 e e e e p Logit p p Logit busdan peluang memilih menggunakan taxi adalah, 1 0.8470 0.1530
1 pbus
5.2.3 Perbandingan Sensitivitas antara Bus dengan Kendaraan Pribadi dan Bus dengan Taxi terhadap Waktu Tempuh Bus
Berdasarkan hasil analisis di atas, jika kita ingin mengetahui sensitivitas pengaruh waktu tempuh bus terhadap pemilihan moda angkutan bus maka diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Moda angkutan Bus dan Kendaraan Pribadi
Peluang menggunakan bus dibanding menggunakan kendaraan pribadi dengan pertimbangan waktu tempuh bus berdasarkan jenis pekerjaan responden diberikan dalam tabel berikut.
Variabel Parameter p-value Exp (B) Work 0.000 Work(1) -1.872 0.000 0.154 Work(2) -1.257 0.000 0.285 Work(3) -0.474 0.234 0.623 Work(4) -0.715 0.018 0.489 Work(5) -0.846 0.096 0.429 Ttime_bus -0.040 0.000 0.961 Constant 5.513 0.000 247.885 Observations 142 LL (O) -662.908 LL (β) -598.624 ρ2 0.097
Sehingga diperoleh persamaan logit,
Work Work Work time busp p p Logit 5.513 1.872 1.257 0.715 0.04 _ 1 ln 1 2 4
Dan persamaan probabilitasnya diberikan oleh,
Work Work time bus Work bus time Work Work Work p Logit p Logit bus e e e e p 5.5131.872 1.257 0.715 0.04 _ _ 04 . 0 715 . 0 257 . 1 872 . 1 513 . 5 4 2 1 4 2 1 1 1
Nilai probabilitas responden memilih menggunakan bus dibanding kendaraan pribadi berdasarkan waktu tempuh bus diberikan secara lengkap sebagai berikut:
Ttime_bus (menit)
Pekerjaan
Wiraswasta PNS TNI/Polri Karyawan IRT Lainnya
60 0.776 0.865 0.933 0.917 0.906 0.957 70 0.699 0.811 0.904 0.881 0.866 0.938 80 0.608 0.742 0.863 0.832 0.813 0.910 90 0.510 0.658 0.808 0.768 0.744 0.871 100 0.411 0.564 0.739 0.690 0.661 0.820 110 0.319 0.464 0.655 0.598 0.566 0.753 120 0.239 0.367 0.559 0.500 0.467 0.671 130 0.174 0.280 0.460 0.401 0.370 0.578
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa peluang seseorang lebih memilih bus akan semakin kecil seiring dengan bertambah lamanya waktu tempuh yang dibutuhkan oleh bus. Grafik nilai peluang tersebut adalah sebagai berikut.
Probab il it as 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 60 70 80 90 100 110 120 130 Wiraswata PNS TNI/Polri Karyawan IRT Lainnya Waktu (menit)
2. Moda angkutan Bus dan Taxi
Peluang memilih menggunakan bus dibanding menggunakan taxi dengan pertimbangan waktu tempuh bus berdasarkan jenis pekerjaan adalah:
Variabel Parameter p-value Exp (B)
Work 0.000 Work(1) 0.197 0.432 1.217 Work(2) 0.679 0.005 1.971 Work(3) -0.417 0.132 0.659 Work(4) 0.917 0.000 2.501 Work(5) -0.136 0.725 0.873 Ttime_bus -0.015 0.006 0.985 Constant 2.173 0.000 8.781 Observations 173 LL (O) -745.567 LL (β) -718.631 ρ2 0.04 Sehingga diperoleh persamaan logit,
Work Work time busp p p Logit 2.173 0.679 0.917 0.015 _ 1 ln 2 4
Dan persamaan probabilitasnya diberikan oleh,
Work time bus Work bus time Work Work p Logit p Logit bus e e e e p 2.173 0.679 0.917 0.015 _ _ 015 . 0 917 . 0 679 . 0 173 . 2 4 2 4 2 1 1
Nilai peluang responden menggunakan bus dibanding menggunkan taxi berdasarkan waktu tempuh bus diberikan secara lengkap sebagai berikut,
Ttime_bus (menit)
Pekerjaan
Wiraswasta PNS TNI/Polri Karyawan IRT Lainnya
60 0.813 0.876 0.702 0.899 0.757 0.781 70 0.789 0.858 0.670 0.885 0.728 0.755 80 0.763 0.839 0.636 0.869 0.698 0.726 90 0.735 0.818 0.600 0.851 0.665 0.695 100 0.705 0.794 0.564 0.831 0.631 0.662 110 0.673 0.769 0.526 0.808 0.596 0.628 120 0.639 0.741 0.489 0.784 0.559 0.592 130 0.603 0.711 0.452 0.758 0.522 0.556
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa peluang seseorang memilih bus akan semakin kecil seiring dengan bertambah lamanya waktu tempuh yang dibutuhkan oleh bus. Grafik nilai peluang tersebut adalah sebagai berikut.
Probab il it as 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000 60 70 80 90 100 110 120 130 Wiraswasta PNS TNI/Polri Karyawan IRT Lainnya Waktu (menit) 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
a. Pengguna kendaraan pribadi yang memilih menggunakan bus akan mudah kembali kendaraan pribadi seiring meningkatnya waktu tempuh bus dari dan menuju Bandara.
b. Pengguna taksi yang memilih menggunakan bus cenderung tetap menggunakan bus meski waktu tempuhnya meningkat.
6.2 Saran
a. Karena peluang masyarakat untuk berpindah dari menggunakan kendaraan pribadi dan terutama taxi menjadi bus sangat besar, maka diharapkan agar angkutan bus yang akan dijalankan memberikan kenyamanan dan keamanan pada penumpangnya sehingga penumpang tidak merasa kecewa dan terus menggunakan bus.
b. Perancangan terhadap schedule keberangkatan bus perlu dilakukan sehingga jumlah armada yang sudah disiapkan dapat dioperasikan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
- Bronwyn H. Hall, Clint Cummins (1997), Time Series Processor Version 4.4, TSP International, TSP JAPAN.
- Horowitz, J.L., Koppelman,F.S., & Lerman,S.R. (1986), A Self Instructing Course In Disaggregate Mode Choice Modelling, Final Report, U.S. Department of Transportation, Washington D.C.
- Kensuke, Yanagiya (1990), Feasibility Study On The Cikampek – Cirebon Tollway Project, Final Report, Jakarta International Agency, Jakarta
- Nasution, H. M. N (1996), Manajemen Transportasi, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
- Ortuzar, J.de D., Willumsen, L.G. (l990), Modelling Transport, John Wiley & Sons, Inc.
- Pearmin, D., Swanson, J., Kroes, E., Bradley.,(1991), Stated Preference Techniques : A Guide to Practice, Steer Davies Gleave and Haque Consulting Group London.
- Munawar, A., (2005) Dasar-Dasar Teknik Transportasi.
- Hide (1982), The Kenya Road Transport Cost Studies ; Research on VOC, TRLL - Sipil ITB, Perencanaan Sistim Angkutan Umum (Public Transport System
Planning), Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, 1997
- Masliyah (2008), Kompetisi Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Antara Moda Jalan Rel (KA Komuter) dan Moda Jalan Raya (Mikrolet/Bison) Rute Surabaya – Sidoarjo. Tesis Magister, Manajemen dan Rekayasa Transportasi, ITS.
- Kepmen Perhubungan nomor : KM 89 Tahun 2002, Mekanisme Penetapan Tarif dan Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkutan Penumpang Dengan Mobil Bus Umum Antar Kota Kelas Ekonomi.
- Hosmer, D. W., dan Lemeshow, S., (1989). Applied Logistic Regression. John Wiley and Sons, USA.