• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2013"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks komposit persepsi rumah tangga mengenai kondisi ekonomi konsumen dan perilaku konsumsi konsumen yang dikumpulkan datanya setiap triwulanan. Pada tahun 2013 ini STK dilakukan setiap triwulan dengan jumlah sampel triwulan II-2013 sebesar 219 rumah tangga. Responden STK merupakan subsampel dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan (responden sama untuk setiap triwulan) untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan II 2013

 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 sebesar

107,91 artinya secara umum persepsi konsumen menganggap bahwa kondisi ekonomi masyarakat umumnya lebih baik dari triwulan sebelumnya.

 Tingkat optimisme konsumen lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2013 (nilai ITK 107,91

lebih besar dibandingkan ITK Triwulan I -2013 yang menghasilkan ITK sebesar 106,42). Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan III -2013

 Nilai ITK Kalimantan Selatan triwulan III-2013 diperkirakan sebesar 109,21 artinya

konsumen masih optimis bahwa kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan tetap baik.

No. 47/08/63/Th. III, 2 Agustus 2013

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2013

(2)

Indeks Tendensi Konsumen

Dinamika makro ekonomi Kalimantan Selatan yang cukup terjaga selama triwulan kedua tahun 2013 tampaknya mendorong ekspektasi positif masyarakat terhadap perekonomian lokal, baik kondisi saat ini maupun ekspektasi kondisi perekonomian pada triwulan selanjutnya (ketiga). Persepsi tersebut terekam dalam hasil survei tendensi konsumen yang dilaksanakan di daerah perkotaan yang tersebar di lima daerah kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Selatan (Kota Banjarmasin; Kota Banjarbaru; Kabupaten Tabalong; Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan).

I. Indikator Kini

Hasil survei tendensi konsumen menunjukkan bahwa pada triwulan II-2013, nilai indeks tendensi konsumen Kalimantan Selatan sebesar 107,91. Jika dibandingkan dengan nilai indeks pada triwulan sebelumnya, terjadi kenaikan 7,49 poin. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, masyarakat menganggap kondisi perekonomian masyarakat Kalimantan Selatan selama triwulan kedua dinilai lebih baik dibandingkan pada triwulan sebelumnya. Pembentukan persepsi ini tidak terlepas dari kinerja tiga komponen penyusun indeks, yaitu komponen pendapatan; komponen pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan serta komponen konsumsi makanan dan nonmakanan. Pencapaian indeks ketiga komponen tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.

a. Komponen pendapatan rumah tangga (Indeks=110,34).

Meningkatnya nilai indeks komponen pendapatan rumah tangga tidak lepas dari membaiknya kondisi perekonomian Kalimantan Selatan selama triwulan kedua. Indikator ini tampak dari pertumbuhan sektor-sektor pendorong mesin perekonomian Kalimantan Selatan di triwulan bersangkutan, terutama sektor tersier. Salah satu diantaranya adalah sektor perdagangan yang tumbuh sebesar 6,44% serta jasa tumbuh 6,5%. Hal ini dikuatkan juga dengan tumbuhnya komponen konsumsi di triwulan kedua pada PDRB penggunaan, yang mencapai 0,57%. Pertumbuhan PDRB sektor perdagangan dan jasa tersebut pada akhirnya mendorong peningkatan pendapatan, terutama masyarakat perkotaan.

b. Komponen pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan (Indeks=106,99).

Selama triwulan kedua, inflasi bulanan di Kalimantan Selatan tampak lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi bulanan di triwulan pertama (gambar 1). Besarnya inflasi pada triwulan II-2013 tersebut, menyebabkan tidak adanya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan, meskipun ada bayang-bayang kehawatiran lonjakan harga akibat isu kenaikan harga BBM dan pelemahan harga beberapa komoditas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai indeks yang lebih dari 100, yaitu sebesar 106,99.

(3)

Gambar 1. Perkembangan Inflasi bulanan kota Banjarmasin Jan 2011-Juni 2013

c. Komponen konsumsi makanan dan nonmakanan.

Meningkatnya pendapatan masyarakat pada triwulan kedua turut mendorong peningkatan konsumsi makanan dan nonmakanan di Kalimantan Selatan. Hal ini tampak dari peningkatan nilai indeks konsumsi makanan dan nonmakanan yang mencapai 103,30. Adanya peringatan beberapa momen penting (hari jadi beberapa kabupaten; kegiatan keagamaan; hari libur sekolah) daerah juga turut berkontribusi pada peningkatan konsumsi makanan dan nonmakanan pada triwulan II-2013.

Tabel 1. Indeks Tendensi Konsumen Kini Menurut Komponen Pembentuknya

Komponen Pembentuk Tw I- ITK

2012 Tw II-2012 Tw III-2012 Tw IV-2012 2013 Tw I- Tw II-2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pendapatan Rumah tangga 110,76 106,13 108,27 112,37 107,34 110,34 Pengaruh inflasi terhadap

konsumsi makanan 111,71 122,24 119,12 104,93 109,06 106,99 Konsumsi makanan dan

nonmakanan 100,41 101,92 107,26 98,72 100,83 103,30 ITK Kini 108,76 109,51 110,93 107,45 106,42 107,91

Perbandingan nilai ITK secara regional menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Kalimantan lebih kecil dibandingkan nilai ITK nasional kecuali masyarakat Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat (gambar 2). Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, pada triwulan II-2013, masyarakat Indonesia lebih optimis dalam

(4)

memandang perekonomian dibandingkan masyarakat Kalimantan dalam memandang perekonomian (kecuali Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat). Nilai ITK kini untuk provinsi Kalimantan Selatan; Kalimantan Tengah; Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat berturut-turut sebesar 107,21; 107,54; 109,21; dan 108,21.

Gambar 2. Perbandingan ITK Kini Regional Kalimantan

II. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2013 (Indikator Mendatang)

Ekspektasi konsumen Kalimantan Selatan terhadap kondisi ekonomi mereka pada triwulan ke depan cukup tinggi. Mereka beranggapan bahwa pada triwulan ke depan, kinerja perekonomian daerah mampu mendorong peningkatan perekonomian keluarga juga. Hal ini tercermin dari hasil survei tendensi konsumen pada triwulan II-2013, khususnya dari indeks pendapatan rumah tangga mendatang dan rencana pembelian barang tahan lama. Dari komponen penyusun indeks, tampak bahwa komponen pendapatan rumah tangga pada triwulan mendatang, menunjukkan nilai di atas 100. Hal ini berarti masyarakat manganggap pendapatan mereka di triwulan mendatang akan naik. Sementara itu, komponen rencana pembelian barang tahan lama juga diperkirakan akan meningkat juga yang ditunjukkan oleh besarnya indeks yang lebih besar dari 100.

107.91 107.54 109.21 108.12 106.5 107 107.5 108 108.5 109 109.5 Kalimantan

Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Barat

ITK kini ITK kini nasional

(5)

Tabel 2. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2013 Menurut Komponennya

Komponen Pembentuk ITK mendatang

(1) (2)

Pedapatan Rumah Tangga 109,20

Rencana Pembelian Barang Tahan Lama 109,22

ITK Mendatang 109,21

a. Komponen pendapatan rumah tangga.

Nilai indeks komponen pendapatan rumah tangga mencapai 109,20. Hal ini berarti, secara umum masyarakat menganggap bahwa pada triwulan berikutnya (depan), pendapatan mereka akan lebih baik dibandingkan triwulan ini. Faktor yang ditengarai melatarbelakanginya adalah, adanya anggota rumahtangga yang memasuki dunia kerja dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi, terutama sektor tersier pada triwulan mendatang.

b. Komponen pembelian barang tahan lama.

Hasil survei tendensi konsumen di triwulan II-2013 juga menunjukkan nilai indeks untuk komponen pembelian barang tahan lama sebesar 109,22. Hal ini mencerminkan, bahwa secara umum masyarakat Kalimantan Selatan berencana akan meningkatkan aset mereka pada triwulan mendatang, dengan melakukan pembelian barang tahan lama.

Perbandingan regional nilai indeks tendensi konsumen mendatang, menunjukkan bahwa secara umum, masyarakat Kalimantan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu yang mempunyai persepsi terhadap perekonomian lebih tinggi dibandingkan persepsi masyarakat Indonesia pada umumnya (Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat) serta kelompok yang mempunyai persepsi terhadap perekonomian lebih rendah dibandingkan persepsi masyarakat Indonesia (Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah), seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.

(6)

Gambar 3. Perbandingan Nilai ITK Mendatang Regional Kalimantan 109.21 110.28 112.03 111.56 107.5 108 108.5 109 109.5 110 110.5 111 111.5 112 112.5

Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Barat

ITK mendatang ITK mendatang nasional

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Inflasi bulanan kota Banjarmasin Jan 2011-Juni 2013
Gambar 2. Perbandingan ITK Kini Regional Kalimantan
Tabel 2. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2013 Menurut  Komponennya
Gambar 3. Perbandingan Nilai ITK Mendatang Regional Kalimantan  109.21 110.28 112.03 111.56 107.5108108.5109109.5110110.5111111.5112112.5

Referensi

Dokumen terkait

Kiranya dapat memberikan informasi mengenai pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Dividen Per Share (DPS) terhadap harga saham pada perusahaan Property

Jika setiap bagian tersebut sudah diketahui maka dengan mudah total bagian yang diberi label 1 dan 0 dapat diketahui juga dengan menggunakan kombinatorik aturan

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

  Zaman  Wilayat  di  mana  para  aulia  menunjukkan  manusia  jalan  kepada  Allah  s.w.t  sehingga  akhir  zaman.  Bila  zaman  Nubuwwah  berakhir,  maka  dari 

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Dalam knowledge based economy ini, pengertian yang diambil adalah sebagai proses perekonomian dari suatu komunitas masyarakat berdasarkan prakarsa sendiri dengan dorongan

Berdasarkan hasil penelitian selama praktek kerja lapangan di Radio Metta FM, maka dapat diambil kesimpulan bahwa radio Metta FM merupakan salah satu radio swasta di

Dalam merencanakan unit lift yang akan digunakan pada sebuah gedung pertama-tama yang harus di hitung adalah spesifikasi teknik.. Dasar perhitungan spesifikasi teknik pada