• Tidak ada hasil yang ditemukan

GASTROPODS DISTRIBUTION PATTERN LITTORAL ZONE VILLAGE THE PROVINCE OF RIAU ARCHIPELAGO. Jurusan Ilmu Kelautan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GASTROPODS DISTRIBUTION PATTERN LITTORAL ZONE VILLAGE THE PROVINCE OF RIAU ARCHIPELAGO. Jurusan Ilmu Kelautan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

POLA SEBARAN GASTROPODA ZONA LITORAL DI PANTAI LOLA KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

GASTROPODS DISTRIBUTION PATTERN LITTORAL ZONE VILLAGE THE PROVINCE OF RIAU ARCHIPELAGO

Deny Herawan1, Arief Pratomo, S.T, M.Si,2 Ita Karlina, S.Pi, M.Si.2 Mahasiswa1, Dosen Pembimbing2

Jurusan Ilmu Kelautan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji e-mail : Denyherawan147@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Jenis, sebaran, dan kelimpahan Gastropoda di perairan pantai Lola. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2016 dengan pengambilan sampel gastropoda pada 41 titik koordinat pengamatan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei/observasi. Penentuan metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara Random Sampling. Sampling gastropoda menggunakan plot 1m x 1m. Pengukuran parameter kualitas perairan secara in situ dan sampel sedimen diolah menggunakan metode ayakan kering di laboratorium FIKP-UMRAH.

Hasil pengamatan ditemukan 14 jenis gastropoda dan total individu 243 pada perairan litoral pantai lola. Kelimpahan gastropoda di perairan Pantai Lola berkisar antara 4,10 – 0,02 ind/m2, dengan kelimpahan tertinggi terjadi pada jenis Cerithium zonatum

dan dengan kelimpahan terendah pada jenis diantaranya Nassarius nodifer, Cantharus fumosus, dan Telescopium Telescopium. Dengan hasil tersebut menunjukkan kelimpahan perairan pantai lola tergolong rendah. Hasil analisis menunjukkan keanekaragaman gastropoda sebesar 1,82 pada perairan litoral pantai lola termasuk dalam kategori sedang, keseragaman gastropoda sebesar 0.48 termasuk kategori rendah, sedangkan dominansi gastropoda sebesar 0.54 masuk dalam kategori tinggi yang artinya di perairan litoral pantai lola masih ada jenis yang medominansi. Cerithium Zonatum merupakan spesies yang paling banyak di jumpai. Pola sebaran gastropoda zona litotal di pantai lola kabupaten bintan provinsi kepulauan riau memiliki kriteria acak secara keseluruhan.

Kata Kunci : Pola Sebaran Gastropoda Zona Litoral Di Pantai Lola Abstract

This research aims to determine the type, distribution, and abundance of gastropods in coastal waters Lola. The research was conducted from April to July 2016, with sampling of gastropods at 41 observation point coordinates. This type of research used in this study is a survey / observation. Determination of the sampling method used in this

(2)

research conducted random sampling. Sampling gastropods use the plot of 1m x 1m. Measurement of water quality parameters in situ and sediment samples are processed using dry sieve method in the laboratory FIKP-UMRAH.

The observation was found 14 species of gastropods and a total of 243 individual on the beach lola littoral waters. Abundance of gastropods in Lola Coastal waters ranged from 4.10 to 0.02 ind / m2, with the highest abundance occurs in type Cerithium zonatum and with the lowest abundance in the species have Nassarius nodifer, Cantharus fumosus, and Telescopium Telescopium. With these results show an inshore lola is low. The analysis showed the diversity of gastropods is 1.82 at lola coastal littoral waters included in the medium category, gastropods uniformity was 0,48 categorized as low, while the dominance of gastropods was 0,54 in the high category, which means in the coastal littoral waters lola still kind medominansi. Cerithium Zonatum is the most abundant species encountered. Gastropods distribution patterns in coastal zones litotal lola bintan district in Riau Islands province has an overall random criteria.

Keywords : Gastropods distribution patterns in coastal zones litotal lola PENDAHULUAN

Kawasan litoral Pantai Lola merupakan salah satu wilayah yang memiliki ekosistem padang lamun dan terumbu karang yang cukup baik dan yang kaya akan sumberdaya perairannya. Kerang-kerangan (moluska) merupakan biota yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yang salah satunya adalah gastropoda.

Gastropoda merupakan hewan bertubuh lunak yang berjalan menggunakan perutnya dan dapat hidup pada berbagai substrat seperti substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur.

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kelimpahan, dan pola sebaran (Gastropoda) di perairan litoral Pantai Lola.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi berupa data mutakhir mengenai kelimpahan dan juga pola sebaran gastropoda di kawasan Pantai Lola.

METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan April 2016 yang berlokasi di Pantai Lola, Kecamatan Gunung Kijang. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar peta lokasi di bawah ini.

Gambar 1. Lokasi Penelitian Sumber: Peta Base Map Bintan, Lab

SIG FIKP UMRAH B. Alat Dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : GPS, Multi Tester, Paralon 1x1m2, Aquades, Tisu, Kamera, Kantong Plastik, Sendok Semen, Alat Tulis, Oven, Ayakan Bertingkat serta website indentifikasi Worm

(3)

C. Prosedur Penelitian

a. Penentuan Titik Pengamtan Stasiun penelitian ditentukan dengan menggunakan metode acak (random sampling). Dengan menggunakan software Visual Sampling Plan (VSP), sampling random didapatkan 41 titik koordinat pengamatan yang tersebar sepanjang Pantai Lola.

b. Pengamatan Sampel Gastropoda

Pengamatan sample gastropoda dilakukan pada saat kondisi air surut dengan cara pengambilan gastropoda yang ada di dalam kuadran (1x1 m2) pada tiap-tiap titik pengamatan. Gastropoda yang diambil, baik yang berada pada substrat dasar maupun yang menempel di bebatuan, karang ataupun pada tumbuhan perairan yang masuk ke dalam kuadran pengamatan.

c. Pengamtan Parameter

Kualitas Air

Pengukuran parameter kualitas perairan meliputi parameter fisika serta kimia perairai sebagai penentu kesuburan perairan yaitu berupa pengukuran : suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), serta Substrat perairan.

D. Pengolahan Data 1. Gastropoda a. Kelimpahan

Perhitungan kelimpahan atau kepadatan bivalvia menggunakan rumus (Brower et al. 1977 dalam Utama, 2014) :

D = Ni / A

Dimana:

D = Kelimpahan atau kepadatan bivalvia (Individu/m2)

Ni = Jumlah individu spesies bivalvia

A = Luas total (cm2)

b. Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner (Fachrul, 2007) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : H’ = − ∑𝒔𝒊=𝟏𝒑𝒊 𝐥𝐧 𝒑𝒊 Keterangan : H’ = Indeks Keanekaragaman ln = Logaritma Natural pi = ni/N c. Keseragaman

Rumus indeks keseragaman (Fachrul, 2007) yaitu:

E =

𝑯 𝒍𝒏 𝑺 Dengan: E = Indeks Keseragaman S = Jumlah spesies

H’max = Keragaman maksimum

ln S digunakan untuk hewan bentik/hewan yang bergerak lambat d. Dominansi

Untuk mengetahui dominansi jenis tertentu di perairan dapat digunakan rumus Indeks Dominansi Simpson (Fachrul 2007) yaitu :

(4)

C =

(

𝒏𝒊 𝑵

)

𝑺 𝒊=𝟏 𝟐 Dengan:

Ni = Jumlah individu dari spesies ke 1

N = Jumlah Keseluruhan dari individu

e. Pola Sebaran (Indeks Morisita) Untuk mengetahui pola penyebaran Bivalvia pada habitat tertentu, dapat dihitung dengan menggunakan anlisis Indeks Penyebaran Morisita (Brower dan Zar, 1989 dalam Afrina, 2014) yaitu :

id = n (Σx²− N) N(N − 1) Keterangan :

Id : Indeks Penyebaran Morisita n : Jumlah plot pengambilan

contoh

N : Jumlah individu dalam plot x : Jumlah individu pada tiap-tiap

plot

Kriteria nilai Indeks Morisita menurut Brower dan Zar (Afrina, 2014) adalah sebagai berikut :

Id=1,0 : Pola penyebaran individu acak Id < 1,0 : Pola penyebaran individu merata

Id > 1,0 : Pola penyebaran individu mengelompok

Untuk menguji kebenaran nilai Indeks Penyebaran Morisita tersebut digunakan suatu uji statistik, yaitu uji khi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut :

x

²

= n

Σ

x

²

N

– N

Nilai chi kuadrat peritungan di atas dibandingkan dengan nilai chi-kuadrat tabel dengan derajat bebas sebesar (n-1) dan selang kepercayaan 95% (α = 0,05). Jika nilai x² tabel Lebih kecil < dari x2 hitung maka berarti tidak ada perbedaan yang nyata dengan penyebaran acak.

2. Pengolahan Data Kualitas Perairan

Data kualitas perairan akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik seerta akan dibandingkan dengan KEPMEN-LH No. 51 Thn 2004.

HASIL PEMBAHASAN A. Identifikasi Jenis Bivalvia

Hasil penelitian mengenai keanekaragaman jenis Gastropoda yang dilakukan di Pantai Lola Kabupaten Bintan, telah berhasil dijumpai dan teridentifikasi sebanyak 4 ordo, 11 family, 12 genus dan 14 spesies.

B. Tempat Hidup Gastropoda Jenis-jenis gastropoda juga memiliki tipikal tempat hidup yang berbeda-beda, mulai dari permukaan substrat hingga menempel pada bebetuan. Dari hasil penelitian mengenai habitat gastropoda di perairan Pantai Lola disajikan secara lengkap seperti pada tabel 1.

(5)

Tabel 1. Tipikal habitat hidup bagi Gastropoda di Pantai Lola

No. JENIS Permukaan

Substrat Menempel di batu 1 Otopleura auriscati + - 2 Nassarius nodifer + + 3 Cypraea Errones + + 4 Otopleura mitratus + - 5 Cerithium zonatum + + 6 Clypeomorus concisus + - 7 Cantharus fumosus + - 8 Pugilina cochlidium + - 9 Pyrene ocelata - + 10 Strombus urcens + - 11 Telescopium Telescopium + - 12 Policines aurantius + - 13 Littoraria scabra + + 14 Cantharus undosus - + JUMLAH 12 6

Sumber : Hasil Lapangan (2016) Diketahui bahwa jenis gastropoda yang dijumpai hampir sebagian besarnya memimiliki kebiasaan hidup pada permukaan substrat. Hasil ini terjadi karena umumnya biota gastropoda memanfaat bahan organik disubstrat sebagai makanan melalui sistem penyaringan makanan atau dikenal sebagai filter feeder. Permukaan substrat diduga memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan dengan bebetuan sehingga sebagian besar jenis gastropoda hidup pada permukaan substrat.

C. Komposisi Jenis Gastropoda Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah masing-masing jenis gastropoda yang dijumpai berbeda-beda. Diketahui bahwa jenis Otopleura auriscati dijumpai sebanyak 2 individu, jenis Nassarius nodifer sebanyak 1 individu, jenis Cypraea Errones sebanyak 11 individu, jenis Otopleura

mitratus sebanyak 5 individu, Cerithium zonatum sebanyak 168 individu, jenis Clypeomorus concisus sebanyak 4 individu, jenis Cantharus fumosus sebanyak 1 individu. Kemudian untuk jenis Pugilina cochlidium dijumpai sebanyak 3 individu, jenis Pyrene ocelata dijumpai sebanyak 2 individu, jenis Strombus urcens sebanyak 4 individu, jenis Telescopium Telescopium sebanyak 1 individu, jenis Policines aurantius sebanyak 3 individu, jenis Littoraria scabra sebanyak 11 individu, dan jenis Cantharus undosus sebanyak 27 individu dengan total yang dijumpai sebanyak 243 individu. Untuk lebih jelasnya jumlah dan komposisi jenis gastropoda yang dijumpai secara lengkap dipaparkan seperti pada tabel 2. Tabel 2. Jumlah dan Komposi Jenis Gatropoda di Pantai Lola

No. JENIS Jumlah Individu Komposisi (%) 1 Cerithium zonatum 168 69.10 2 Cantharus undosus 27 11.11 3 Cypraea Errones 11 4.52 4 Littoraria scabra 11 4.52 5 Otopleura mitratus 5 2.06 6 Clypeomorus concisus 4 1.65 7 Strombus urcens 4 1.65 8 Pugilina cochlidium 3 1.23 9 Policines aurantius 3 1.23 10 Otopleura auriscati 2 0.82 11 Pyrene ocelata 2 0.82 12 Nassarius nodifer 1 0.41 13 Cantharus fumosus 1 0.41 14 Telescopium Telescopium 1 0.41 JUMLAH 243 100

Sumber : Hasil Lapangan (2016) D. Kelimpahan Jenis Gastropoda

Kelimpahan yang dihitung dinyatakan dalam jumlah individu dalam satuan luasan pengamatan. Dari hasil analisis data diperoleh data kelimpahan yang tertera seperti pada tabel3.

(6)

Tabel 3. Kelimpahan Gastropoda di Pantai Lola

No. JENIS Jumlah Kelimpahan (ind/m2) Kelimpahan (ind/ha) Kelimpahan Relatif (%) 1 Cerithium zonatum 168 4.10 40976 69.10 2 Cantharus undosus 27 0.66 6585 11.11 3 Cypraea errones 11 0.27 2683 4.52 4 Littoraria scabra 11 0.27 2683 4.52 5 Otopleura mitratus 5 0.12 1220 2.06 6 Clypeomorus concisus 4 0.10 976 1.65 7 Strombus urcens 4 0.10 976 1.65 8 Pugilina cochlidium 3 0.07 732 1.23 9 Policines aurantius 3 0.07 732 1.23 10 Otopleura auriscati 2 0.05 488 0.82 11 Pyrene ocelata 2 0.05 488 0.82 12 Nassarius nodifer 1 0.02 244 0.41 13 Cantharus fumosus 1 0.02 244 0.41 14 Telescopium telescopium 1 0.02 244 0.41 JUMLAH 243 5.93 59268 100

Sumber : Hasil Lapangan (2016) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai kelimpahan pada perairan pantai Lola yang tergolong rendah, kelimpahan yang rendah diduga diakibatkan oleh adanya aktifitas masyarakat yang memanfaatkan biota gastropoda untuk makanan dengan penangkapan yang dilakukan secara terus menerus sehingga kelimpahan gastropoda mengalami penurunan. Seperti yang diketahui bahwa jenis gastropoda Strombus urcens yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan bernilai ekonomis.

E. Indeks Ekologi Gastropoda Data hasil analisis keanekaragaman jenis, keseragaman, serta dominansi gastropoda secara lengkap disajikan seperti pada tabel 4. Tabel 4. Indeks H, C, dan E

Gastropoda di Perairan Pantai Lola

Indeks Nilai Kondisi

Keanekaragaman 1.82 Sedang

Keseragaman 0.48 Rendah

Dominansi 0.54 Tinggi

Sumber : Hasil Lapangan (2016)

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa nilai dominansi gastropoda di Pantai Lola dengan kategori tinggi. Menurut Syamsurial (2011) yang menyatakan bahwa nilai indeks dominansi yang tinggi menyatakan konsentrasi dominan yang tinggi (ada individu yang dominansi), sebaliknya jika indek dominansi rendah menyatakan konsentrasi yang rendah (tidak ada yang dominan).

Dominansi jenis Cerithium zonatum yang tinggi diasumsikan bahwa jenis ini mampu berdaptasi pada lingkungan perairan terhadap aktifitas-aktifitas yang terjadi sekitar perairan. Dominansi yang tinggi mencirikan bahwa perairan dalam kondisi yang terganggu. Dominasi yang tinggi mengarah pada komunitas yang labil dan kondisi habitat yang tertekan (Magurran, 1988).

Bukan hanya itu saja pengaruh tingginya dominansi suatu jenis bisa diakibatkan karena ketersedian makanana hingga jenis substrat yang ada pada kawasan penelitian karena kondisi nutrient pada substrat juga mendukung

(7)

keberlangsungan hidup gastropoda pada suatu habitat. Ketersediaan serta kebiasaan makan gastropoda bisa dilihat dari bentuk serta kawasan tempat hewan itu hidup dan berkembang biak atau biasa disebut habitat.

F. Pola Sebaran Jenis Gastropoda Pola sebaran jenis tergolong kedalam 3 jenis pola sebaran yaitu sebaran acak, mengelompok, dan seragam. Dari hasil pengolahan data pola sebaran secara lengkap disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Pola Sebaran Jenis Gastropoda di Pantai Lola

No spesies N ∑X2 N Id X2 Db α Nilai Kritis X2 Kriteria 1 OA 2 2 41 0.00 39.00 40 0.05 55.76 Acak 2 NN 1 1 41 * 40.00 40 0.05 55.76 Tidak terdefenisi 3 CE 11 15 41 1.49 44.91 40 0.05 55.76 Acak 4 OM 5 5 41 0.00 36.00 40 0.05 55.76 Acak 5 CZ 168 2244 41 3.03 379.64 40 0.05 55.76 Mengelompok 6 CC 4 4 41 0.00 37.00 40 0.05 55.76 Acak 7 CF 1 1 41 * 40.00 40 0.05 55.76 Tidak terdefenisi 8 PC 3 3 41 0.00 38.00 40 0.05 55.76 Acak 9 PO 2 2 41 0.00 39.00 40 0.05 55.76 Acak 10 SU 4 4 41 0.00 37.00 40 0.05 55.76 Acak 11 TT 1 1 41 * 40.00 40 0.05 55.76 Tidak Terdefenisi 12 PA 3 5 41 13.67 65.33 40 0.05 55.76 Mengelompok 13 LS 11 121 41 41.00 440.00 40 0.05 55.76 Mengelompok 14 CU 27 299 41 15.89 427.04 40 0.05 55.76 Mengelompok

Sumber : Hasil Lapangan (2016) *(Tidak Terdefinisi) Dari hasil analisis menunjukkan

bahwa pola sebaran gastropoda pada jenis Otopleura auriscati, jenis gastropoda Cypraea Errones, jenis Otopleura mitratus, jenis Clypeomorus concisus memiliki pola sebaran acak dan jenis Pugilina cochlidium, jenis Pyrene ocellata, jenis Strombus urcens juga memiliki pola sebaran acak, kemudian jenis Policines aurantius, jenis Cerithium zonatum, jenis Littoraria scabra dan jenis Cantharus undosus dengan pola sebaran mengelompok. Dilihat dari data pola sebaran jenisnya bahwa dari 14 jenis gastropoda diketahui bahwa sebanyak 7 jenis gastropoda memiliki sebaran yang acak, sedangkan 4 spesies lainnya memiliki sebaran yang mengelompok.

Ketersedian makanan serta faktor abiotik sangat mempengaruhi pola sebaran gastropoda, dimana umumnya jika terdapat ketersedian makanan yang merata pada setiap kawasan akan menjadikan pola sebaran yang merata pula sedangkan pada hasil penelitian dominan sebaran acak menunjukkan setiap kandungan nutrient atau sumber makanan yang tersebar acak tergantung akan jenis gastropoda yang memanfaatkannya.

pada tiga jenis yang ditemukan berupa, Nassarius nodifer, Cantharus fumosus dan Telescopium telescopium menunjukkan pola sebaran yanag tidak terdefenisi hal ini di asumsikan karena keberadaan jenis tersebut hanya ditemukan satu spesies saja pada titik

(8)

tertentu namun pada titik lainnya tidak ditemukan, jadi tidak dapat ditentukan pola sebarannya.

G. Parameter Kualitas Perairan 1. Parameter Fisika

Parameter fisika yang diukur meliputi Suhu dan Salinitas Hasil pengukuran parameter fisika di lokasi penelitian Pantai Lola dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Hasil Pengukuran Parameter Fisika di Pantai Lola

Parameter Satuan Titik Rata-Rata Baku Ket 1 2 3 Mutu Salinitas 0/ 00 30,2 30,8 29,8 30,3 33 - 34 Baik Suhu 0C 29,5 29,6 29,5 29,6 28 - 32 Baik Substrat - Pasir - - -

Sumber : Hasil Lapangan (2016) Hasil pengukuran suhu pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa kisaran suhu di perairan Pantai Lola adalah 29,5 – 29,6 0C, dengan rata – rata suhu di permukaan perairan yaitu 29,6

0C. Menurut Sukarno (1981) dalam

Wijayanti (2007) bahwa suhu dapat membatasi sebaran hewan makrobenthos secara geografik dan suhu yang baik untuk pertumbuhan hewan makrobenthos termasuk kelas Pelecypoda berkisar antara 25 - 31 °C, apabila melampaui batas tersebut akan mengakibatkan berkurangnya aktivitas kehidupannya.

Hasil pengukuran salinitas pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa kisaran salinitas yang ada diperairan Pantai Lola adalah 29,8 – 30,8 0/00

dengan rata –rata salinitas yang ada diperairan Pantai Lola yaitu 30,3 0/00.

Menurut Kepmen LH No.51 (2004) kisaran optimal bagi kehidupan biota akuatik antara 33-34 0/00. Hasil tersebut

menunjukan kandungan salinitas lebih

rendah, dipengaruhi oleh aktifitas manusia yang mengalirkan air tawar dari aktifitas sehari-hari sehingga pada saat surut salinitasnya lebih rendah.

Menurut Tomascik et al., (1977) dalam Sihite (2012), pada sedimen yang halus persentase bahan organik lebih tinggi daripada sedimen kasar.Lebih lanjut, Dewiyanti (2004) dalam Nurjanah (2013) menyebutkan bahwa kondisi substrat berpengaruh terhadap perkembangan komunitas moluska dimana substrat yang terdiri lumpur dan pasir dengan sedikit liat merupakan substrat yang disenangi oleh Gastropoda. Sedangkan menurut Syamsurial (2011) mengatakan bahwa gastropoda cenderung memilih subtrat lumpur berpasir dikarenakan pasir mudah untuk bergeser dan bergerak ketempat lain, sedangkan subtrat lumpur cenderung memiliki kadar oksigen yang sedikit, oleh sebab itu organisme yang hidup di dalamnya harus bisa beradaptasi. Jadi substrat pada kawasan penelitian umumnya memang kurang cocok untuk kehidupan gastropoda sehingga hal itu mempengaruhi terhadap indeks ekologi bahkan bukan hanya itu saja beberapa jenis cenderung mendominansi karena untuk kehidupan biota lainnya kondisi substrat tidak cocok dengan keadaan nutrient substrat yang kurang stabil.

2. Parameter Kimia

Hasil pengukuran parameter kimia di Perairan Pantai Lola ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 7. Hasil Pengukuran Parameter Kimia di Pantai Lola

Parameter Satuan Titik Rata-Rata Baku Ket 1 2 3 Mutu pH - 8,08 8,14 8,06 8,10 7 – 8,5 Baik DO mg/L 7,83 7,79 7,82 7,81 >5 Baik

(9)

Hasil pengukuran derajat keasaman pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa kisaran derajat keasaman diperairan Pantai Lola adalah 8,06 – 8,14 dengan rata –rata Derajat keasaman yaitu 8,14. Kondisi derajat keasaman menurut Kep Men LH No. 51 (2004) bahwa nilai derajat keasaman yang optimal bagi kehidupan biota akuatik adalah pada kisaran nilai 7 – 8,5. Untuk ukuran pH yang bagus bagi kelangsungan hidup Gastropoda berkisar antara 6,8- 8,5 (Gundo, 2010). Dilihat dari hasil pengukuran bahwa nilai derajat keasaman pada lokasi penelitian masih layak untuk kehidupan gastropoda.

Hasil pengukuran Oksigen Terlarut pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa kisaran oksigen terlarut yang ada diperairan Pantai Lola adalah 7,79 – 7,83 mg/L dengan rata – rata oksigen terlaut yang ada diperairan Pantai Lola yaitu 7,81 mg/L. Kondisi oksigen terlarut menurut Kep Men LH No. 51 (2004) bahwa nilai oksigen terlarut yang optimal bagi kehidupan biota akuatik adalah pada kisaran nilai > 5 mg/L. Nilai oksigen terlarut menunjukkan bahwa kondisi oksigen terlarut masih layak bagi kehidupan gastropoda.

PENUTUP A. Kesimpulan

Gastropoda yang ditemukan pada perairan pantai lola selama pengamatan berjumlah 14 jenis dengan total jumlah 243 individu.

Dapat dilihat bahwa kelimpahan gastropoda di perairan Pantai Lola berkisar antara 4,10 – 0,02 ind/m2 kelimpahan tertinggi terjadi pada jenis Cerithium zonatum dan dengan kelimpahan terendah terjadi pada jenis Nassarius Nodifer, Cantharus Fumosus, dan Telescopium Telescopium.

Dilihat dari data pola sebaran jenisnya bahwa dari 14 jenis gastropoda diketahui bahwa sebanyak 7 jenis gastropoda memiliki sebaran yang acak, sedangkan 4 spesies lainnya memiliki sebaran yang mengelompok dan 3 spesies lagi memiiliki sebaran tidak terdefenisi. Secara keseluruhan perairan pantai lola memiliki pola sebaran gastropoda sebagian besar bersifat acak.

B. Saran

Dari hasil penelitian dapat dilihat Pola Sebaran Gastropoda Zona Litoral Di Pantai Lola Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Cerithium zonatum merupakan jenis yang paling banyak dan sering dijumpai dan jenis Nassarius nodifer, Cantharus fumosus, dan Telescopium Telescopium merupakan jenis yang sangat sedikit dijumpai, untuk itu Peneliti menyarankan agar penelitian yang lebih lanjut mengambil kajian mengenai kelimpahan jenis Cerithium zonatum atau kelimpahan jenis Nassarius nodifer, Cantharus fumosus, dan Telescopium Telescopium yang ada pada perairan litoral pantai lola.

Perlu adanya pengawasan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat terhadap perlindungan spesies gastropoda yang ada serta pemanfaatan tidak berlebihan yang berdampak negatif sehingga menyebabkan berkurangnya spesies gastropoda pada saat ini.

Perlu diadakannya suatu peraturan tentang cara-cara pemanfaatan gastropoda yang baik dan lestari oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Afrina, (2014). jurnal strategi dan inovasi pencapaian MDGs di indonesia. Jakarta

(10)

Alman. 2015. Studi Sebaran Gastropoda Di Zona Litoral Daerah Pulau Pucung. Skripsi. UMRAH. Tanjunpinang.

Barnes, R.D. 1987. Invertebrate Zoology. Fourth Edition . Saunders Collage

Budiman. R. R. 2015. Struktur Komunitas Gastropoda di Ekosistem Lamun Perairan Desa Busung Kabupaten Bintan.

Skripsi. UMRAH.

Tanjungpinang

Campbell, J. B. Reece, L. G dan Mitchell. 2004. Biologi. Edisi kelima. Jilid 3. Erlangga. Jakarta Dahuri, R. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Secara Terpadu. IPB. Bogor Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang

Indonesia I. PT. Sarana Graha, Jakarta

Effendi H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Kanisius : Yogyakarta

Fachrul, F .M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta

Gundo, M. T. Kerapatan, Keanekaragaman dan Pola Penyebaran Gastropoda Air Tawar di Perairan Danau Poso. Media Litbang Sulteng III(2): 137-143.

Hutabarat, S. dan Evan, S. M. 1985. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. Jakarta Irawan, H., dan Yandri, F. 2013.

Jenis-jenis Siput Laut – Studi Biologi dan Ekologi Hewan Filum Mollusca di Zona Litoral Pesisir Timur Pulau Bintan. FIKP-UMRAH. Tanjungpinang Kordi M. G. H dan Tancung AB. 2007.

Pengelolaan kualitas air. Rineka Cipta : Jakarta

Magurran AE, 1988. Ecological Divercity and Its Measurement. New Jersey: Priceton University Press.

Marpaung, A. A. F,. 2013. Keanekaragaman

Makrozoobenthos di Ekosistem Mangrove Silvofishery dan Mangrove Alami Kawasan Ekowisata Pantai Boe Kecamatan Galesong Kabupaten Takelar. UNHAS. Sulawesi MEN-LH. 2004. Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup/Tentang Baku Mutu Air Laut. KEPMEN-LH-No-51-tahun-2004. Jakarta Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut

Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia : Jakarta

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta

Nurjanah. 2013. Keanekaragaman Gastropoda Di Padang Lamun Perairan Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang Provinsi

(11)

Kepulauan Riau. Skripsi. UMRAH. Tanjungpinang

Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Tj. Samigan. [Penerjemah]; Srigandono [Editor]. Terjemahan dari: Fundamental of Ecology. Gajah Mada Press. Yogyakarta Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini,

Suharno, dan Bambang. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA untuk Kelas X. Jilid 1. Erlangga : Jakarta

Putra, I.P.2015. Kajian Kerapatan Lamun Terhadap Kepadatan Siput Gonggong (Strombus Canarium) Diperairan Pulau Penyengat Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. UMRAH. Tanjungpinang

Pratama, R. R. 2013. Analisis Tingkat Kepadatan dan Pola PersebaranPopulasi Siput Laut Gonggong (Strombus cannarium) di Perairan Pesisir Pulau Dompak. Skripsi. UMRAH. Tanjungpinang

Poppe, G.T. 2015. http. www. conchology. be/?t 64&byclass true&class Gastropoda

Pramana, F. 2014. Multivariat Analisis Struktur Komunitas Gastropoda Di Perairan Desa Berakit Kabupaten Bintan. Skripsi. UMRAH. Tanjungpinang

Radioptera, 1991. Zoologi, Jakarta: Jambatan

Risawati, D. 2002. Struktur Komunitas Molusca (gastropoda dan bivalvia) serta Asosiasinya pada

Ekosistem Mangrove Kawasan Muara Sungai Begawan Solo. Ujung Pangkah Gresik, Jawa Timur. Program Studi Ilmu Kelautan. FPIK – IPB. Bogor Retnowati, D. N. 2003. Struktur

Komunitas Makrozoobenthos dan Beberapa Parameter Fisika Kimia Perairan Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Romimohtarto, K., dan Juwana, 2007.

Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Biota. Djambatan. Jakarta

Syamsurial. 2011. Studi Beberapa

Indeks Komunitas

Makrozoobentos di Hutan Mangrove Kelurahan Coppo Kabupaten Baru. Skripsi. Program Studi Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanudin. Makassar.

Sihite, R. 2012. Analisis Biomassa Gastropoda di Ekosistem Padang Lamun Perairan Desa Teluk Bakau, (Skripsi). Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. UMRAH. Tanjungpinang. Suwignyo, S. Widigdo, B. Wardiatno,

Y. dan Krisanti, M,. 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta

Sudarja, Y., 1987. Komposisi Kelimpahan dan Penyebaran mangrove dari Hulu ke Hilir Berdasarkan Gradien Kedalaman

(12)

di Situ Lentik, Dermaga. Kab Bogor. Karya Ilmiah. Fakultas Perikanan. IPB. Bogor

Supriharyono. 2007. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Syari. 2005. Asosiasi Gastropoda pada Ekosistem Padang Lamun Wahab. K. 2014. Keanekaragaman

Gastropoda Di Padang Lamun Pulau Penyengat. Skripsi. UMRAH. Tanjungpinang. Wijayanti, M. 2007. Kajian Kualitas

Perairan Di Pantai Kota Bandar Lampung Berdasarkan

Komunitas Hewan

Makrobenthos, Tesis, Universitas Diponegoro: Semarang.

Worm Register of Marine Species. 2015. http. www. Marine species. org Yahya. 2015. Struktur Komunitas

Gastropoda Di Perairan Kampung Baru Lagoi Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Skripsi. UMRAH. Tanjungpinang

Gambar

Tabel  1.  Tipikal  habitat  hidup  bagi  Gastropoda di Pantai Lola
Tabel 3. Kelimpahan Gastropoda di Pantai Lola
Tabel 5. Pola Sebaran Jenis Gastropoda di Pantai Lola

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang telah dilakukan ini membuktikan bahwa beberapa konsentrasi ekstrak daun ketepeng cina ( Cassia alata L.) memberikan pengaruh signifikan terhadap

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, perancangan aplikasi monitoring jaringan yang dilakukan akan berbasis Website dan sudah di lengkapi dengan fitur penambahan

Jenis kupu-kupu Junonia orithya dipilih untuk diamati aktivitas hariannya karenakupu kupu ini tidak terlalu sensitif terhadap gerakansekelilingnya sehingga

Pengujian hipotesis dapat dilihat dari signifikan hasil uji t pada tabel 3.5, tabel 3.6, dan tabel 3.7 dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. 1) Pengujian H1:

Länsimaiset kuvat lapsuudesta tuntuvat aina ottavan kantaa jännitteeseen perisynnin ja lapsuuden perimmäisen viattomuuden välillä. Usko ihmisen synnynnäiseen

Dalam skripsi Hendri Rinaldi membahas tentang kesesuaian hak-hak yang didapat mantan istri pasca perceraian di Pengadilan agama Pekanbaru dengan yang diamanatkan dalam Kompilasi

Pada penelitian ini akan dibangun aplikasi pendeteksi plagiarisme yang menggunakan algoritma Winnowing sebagai algoritma pencarian kemiripan dokumen.. Sistem menerima

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)