• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KEPEMIMPINAN ORGANISASI PADA PT.BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT AREA SALES MANAGER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI KEPEMIMPINAN ORGANISASI PADA PT.BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT AREA SALES MANAGER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI KEPEMIMPINAN ORGANISASI PADA PT.BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT AREA SALES MANAGER (Studi Kasus Tentang Strategi Komunikasi Organisasi Upward dan Downward Dalam Kepemimpinan PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Unit Area Sales Manager Medan) Sepratih Surbakti

100922001 Abstrak

Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Organisasi Up Ward dan Down Ward Dalam Kepemimpinan PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Unit Area Sales

Manager Medan ( Studi Kasus Tentang Strategi Komunikasi Organisasi Upward

dan Downward Dalam Kepemimpinan PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Unit Area Sales Manager Medan). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan membahas bagaimana strategi komunikasi organisasi antara atasan dan bawahan dalam bekerja. Metode yang dilakukan dalam poenelitian ini adalah Studi Kasus yaitu metode riset yang menggunakan sumber data sebanyak mungkin yang bisa digunakan untuk menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu secara sistematis. Informan peneliti adalah para pegawai yang merupakan bawahan dan satu orang atasan. Dalam menentukan informan, peneliti menetapkan kriteria yaitu minimal sudah bekerja lebih dari setahun di perusahaan tersebut. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepemimpinan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Unit Area Sales Manager Medan sudah cukup baik. Namun, terdapat beberapa faktor penghambat dalam penyampaian pendapat dari bawahan kepada atasan. Masih adanya rasa sungkan dan takut salah menjadi faktor utama. Walaupun dalam hal ini atasan sudah membuka kesempatan dalam penyampaian pendapat, masalah-masalah yang seharusnya disampaikan terkadang tidak tersampaikan secara lisan.

Kata kunci: Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Kepemimpinan Organisasi, Bank BNI

1. Pendahuluan

Pemimpin yang baik adalah yang berkualitas. Kualitas yang dimaksud bukan yang diklaim (diakui) oleh seorang pimpinan atau oleh mereka yang akan dipromosikan atau mempromosikan diri duduk pada posisi itu, melainkan kualitas atas dasar pengakuan bawahan atau masyarakat. Bagaimana kualitas pimpinan yang diharapkan bawahan? Paling tidak ada lima karakteristik yang harus dipenuhi oleh pimpinan (Danim, 2004:65), yakni: 1) pertama, bawahan menginginkan agar pimpinannya mempunyai tujuan yang jelas; 2) kedua, bawahan menginginkan pemimpinnya membuat rencana yang baik dan dapat

(2)

2

dijangkau; 3) ketiga, bawahan menginginkan pemimpin yang secara terus menerus menginformasikan kemajuan perusahaan atau organisasi kepadanya; 4) keempat, bawahan menghendaki agar pemimpinnya memperlakukan mereka sebagai manusia dan bukan seperti robot; 5) kelima, bawahan menuntut pemimpin yang mampu membawa kemajuan organisasi secara arif dan bijakasana.

Dalam kegiatan sehari-hari di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. khususnya di Unit Area Sales Manager dapat dilihat salah satu dari kegiatan strategi komunikasi organisasi yang berlangsung yaitu pada saat morning briefing oleh pemimpin. Keberhasilan kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pimpinan tidak terlepas dari bagaimana ia mampu menjalankan komunikasi secara benar tehadap para anggotanya. Secara luas kepemimpinannya didukung guna memberikan daya guna terhadap sesama anggota organisasi. Bahwa ia merupakan faktor penggerak dalam keberhasilan organisasi yang dipimpinnya secara menyeluruh, membangun kesamaan pandangan yang selanjutnya menjadi tujuan dalam proses komunikasi secara utuh.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Strategi Komunikasi Organisasi Up Ward dan Down Ward Dalam Kepemimpinan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Unit Area Sales Manager Medan”

Setiap penelitian yang dilakukan sudah pasti memiliki tujuan yang dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Strategi Komunikasi Organisasi Up ward dan Down ward Dalam Kepemimpinan PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Unit Area Sales Manager Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi Komunikasi Organisasi

Up ward dan Down ward Dalam Kepemimpinan PT.Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk. Unit Area Sales Manager Medan. 2. Kajian Literatur

Komunikasi sebagai penggerak organisasi, karena tujuan organisasi mustahil atau sulit dicapai tanpa adanya komunikasi. Menurut Sentot Imam Wahjono dalam bukunya “Perilaku Organisasi” komunikasi menjalankan empat fungsi utama dalam suatu kelompok/organisasi yaitu:

1. Fungsi kendali (kontrol/pengawasan): Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota organisasi agar mereka mematuhi semua aturan dan hirearki wewenang dalam organisasi.

2. Fungsi motivasi, yaitu dengan komunikasi dapat menjelaskan kepada para anggota apa yang harus dikerjakan dan bagaimana dapat bekerja dengan baik.

3. Fungsi pengungkapan emosi, dengan komunikasi para anggota dapat mengungkapkan kekecewaan, atau rasa puas yang mereka rasakan. 4. Fungsi informasi, dengan komunikasi semua keputusan dapat diambil

dan dapat diteruskan kepada semua anggota organisasi (Wahjono,2010:218).

Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling

(3)

3

tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah. Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam memadukan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu perusahaan yaitu:

1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan.

2. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dengan cara efektif.

4. Mengadakan seleksi, pengembangan dan penilaian anggota organisasi 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang

menimbulkan orang untuk memberi kontribusi. 6. Mengendalikan prestasi.

3. Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan dapat menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling yang lainnya. Hal yang lebih ditekankan adalah kualitas data bukan kuantitas data. Penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Jadi apabila penelitian tentang strategi komunikasi organisasi upward dan downward dalam kepemimpinan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. unit area sales manager Medan, maka objek penelitiannya adalah strategi komunikasi organisasi upward dan downward dalam kepemimpinan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. unit area sales manager Medan, sedangkan informan penelitian adalah atasan (manajer) dan bawahan (marketing).

Subjek penelitian ini adalah para marketing yang berjumlah 7 orang dan 1 orang manajer di kantor PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk unit Area Sales Manager. Untuk memperoleh informan disini peneliti menggunakan cara purposive sampling, peneliti memilih sendiri informan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti akan melakukan wawancara kepada para pegawai (bawahan) yang memenuhi kriteria yaitu sebagai bawahan dan memiliki pengalaman bekerja lebih dari satu tahun.

Adapun proses analisis dalam penelitian ini terdiri dari tiga fase: 1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data adalah proses menginterpretasikan data atau informasi yang didapat dari catatan lapangan/observasi serta hasil wawancara mendalam terhadap subjek penelitian atau informan.

2. Penyajian data (data display)

Fase kedua dari analisis data ini adalah menentukan bagaimana data yang sudah direduksi itu akan disajikan berdasarkan variabel komponen strategi kepemimpinan organisasi pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. unit Area Sales Manager.

(4)

4 3. Penarikan Kesimpulan (conclusion)

Fase ketiga dari proses analisis data ini adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat kembali data yang sudah direduksi tersebut guna mempertimbangkan makna dari data yang sudah dianalisis dengan implikasinya berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah penelitian.

4. Pembahasan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kantor PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk cabang Setiabudi selama lebih kurang enam bulan, maka diperoleh beberapa informan yang sesuai dengan daftar yang telah diperoleh. Adapun informan yang dijadikan subjek penelitian berjumlah delapan orang yang terdiri atas tujuh orang bawahan dan satu orang atasan.

Dari hasil observasi dan juga wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui juga para bawahan sangat terbantu dengan adanya morning briefing, karena pada kesempatan tersebut selain atasan yang berbicara, bawahan juga mendapat hak yang sama. Hal-hal yang disampaikan sangat variatif sesuai dengan apa yang menjadi hal penting untuk disampaikan seperti: apa saja ketentuan terbaru, membahas suku bunga kredit dan produk-produk terkait, kendala-kendala yang dihadapi saat bekerja baik kendala dari nasabah ataupun dari internal BNI sendiri.

Peneliti melihat, kecanggungan dalam menyampaikan pendapat sangat minim. Atasan dapat menerima masukan yang diberikan oleh bawahan, bawahan diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan atasan kapan saja sepanjang waktu kerja dan atasan tidak merasa sungkan untuk menegur bawahan yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Semua dilakukan transparan dan tidak ditutup-tutupi. Walaupun pada saat ditegur oleh atasan sering kali bawahan merasa malu dikarenakan ditegur pada saat morning briefing, namun hal tersebut tidak menjadi hambatan dan tidak menjadi faktor renggangnya hubungan baik antara atasan dan bawahan.

Pada informan pertama dalam bekerja lebih sering bertukar pikiran dengan senior-senior yang lebih berpengalaman namun untuk kondisi tertentu informan juga berdiskusi dengan atasan. Informan pertama berpendapat bahwa atasan cukup profesional. Atasan selalu memberikan solusi kepada informan saat informan mengungkapkan permasalahannya. Terkadang solusi tersebut kurang pas menurut informan pertama, namun apa keputusan yang terbaik tetap harus dijalankan. Menurut pengakuan informan, komunikasi yang terjalin dalam organisasi area sales manager berlangsung sangat baik dan terbuka.

Pada informan kedua agak sedikit berbeda pendapatnya mengenai atasan. Untuk masalah pencapaian target, atasan dinilai cukup profesional. Namun menurut informan kedua, untuk masalah laporan bonus pegawai yang telah mencapai target, atasan kurang perduli. Sering terlambatnya bonus sampai ke pegawai dikarenakan atasan terlambat dalam mengirim laporan tersebut. Hal tersebut bisa saja dikarenakan banyaknya tugas yang harus diselesaikan atasan. Namun keterlambatan tersebut menjadi suatu hal yang sangat disayangkan oleh informan kedua. Disisi lain, atasan tetap dipandang sebagai atasan yang dapat

(5)

5

berkomunikasi dengan baik kepada bawahannya. Menurut informan, suasana akrab di kantor menjadi faktor pendukung agar para pegawai dapat bekerja optimal karena adanya saling bertukar informasi dan membantu satu sama lain.

Pada informan ketiga, sebagai bawahan yang bekerja lebih lama dibandingkan dengan informan yang lain, informan ketiga berpendapat bahwa atasan sangat perhatian dengan kinerja bawahannya. Hal ini terlihat dari tindakan atasan yang menyaring bawahan mana yang belum mendapatkan nasabah dan yang kinerjanya menurun, setelah itu bawahan tersebut diberikan rekomendasi nasabah untuk dijadikan prospek. Informan sendiri sangat jarang berdiskusi masalah pekerjaan dengan atasan. Hal ini dikarenakan informan telah bekerja hampir empat tahun di bidang yang sama yaitu sebagai marketing. Menurut informan, pada tahun pertama dan kedua sering mengalami banyak kendala namun setelah tahun ketiga sampai sekarang informan telah dapat menguasai situasi kerjanya.

Pada informan keempat, tidak jauh berbeda dengan informan pertama dan ketiga. Informan keempat ini berpendapat bahwa atasan cukup profesional. Komunikasi dalam organisasi dapat berlangsung dengan baik berkat kebijaksanaan atasan yang mengharuskan dilaksanakannya morning briefing di hari Senin dan Rabu. Atasan dapat memberikan solusi saat bawahan mengemukakan permasalahannya. Menurut informan, atasan juga memberikan partisipasi berupa acara olah raga bersama dan karaoke bersama untuk mendekatkan diri dengan bawahan. Informan sendiri mengungkapkan bahwa iklim organisasi dalam organisasi terjalin baik dikarenakan adanya kejelasan tanggung jawab masing-masing pegawai dan adanya wadah untuk menyalurkan pendapat seperti morning brieifing.

Pada informan kelima juga menganggap tidak ada kendala dalam menyampaikan pendapat. Informan menjelaskan bahwa sebagai marketing sudah terbiasa menghadapi berbagai karakter termasuk karakter atasannya sendiri. Dalam memberikan solusi kepada bawahan, informan kelima mengungkapkan atasan memberikan solusi yang membantu pekerjaannya. Penyampaian pesan dari atasan kepada bawahan juga dapat diterima dengan baik oleh semua bawahan. Menurut informan kelima, atasan juga orang yang terbuka terhadap saran dari bawahannya. Informan merasa nyaman dalam bekerja dikarenakan iklim dan budaya kerja di lingkungannya sangat kondusif.

Pada informan keenam, hampir sama dengan informan pertama dimana lebih memilih menyelesaikan permasalahan kerja dengan bertanya kepada senior-senior terlebih dahulu, apabila permasalahan tersebut cukup sulit, informan baru akan mengemukakannya kepada atasan. Informan sendiri sering mendapat solusi yang tepat saat berdiskusi dengan atasan. Kecanggungan dalam menyampaikan pendapat tidak dialami oleh informan keenam. Hal itu disebabkan karena informan keenam merasa lebih mudah beradaptasi dengan atasan yang memiliki gender yang sama dengannya.

Pada informan ketujuh, tidak jauh beda dengan informan keempat, penyampaian informasi dari atasan ke bawahan sangat efektif melalui morning briefing. Informan ketujuh menyadari bahwa komunikasi dalam tim sangat dibutuhkan. Mengenai profesionalisme atasan, informan ketujuh mengungkapkan

(6)

6

kepada peneliti bahwa atasan sangat profesional dalam memantau dan mengkoordinir bawahan. Dalam hal meminta masukan dari atasan, informan ketujuh melihat terlebih dahulu waktu-waktu yang tepat untuk berdiskusi dengan atasan. Informan memperhatikan suasana hati atasannya terlebih dahulu. Informan berpendapat, berdiskusi pada saat suasana hati seseorang sedang bagus akan lebih baik hasilnya dibandingkan dengan yang tidak sedang bagus suasana hati.

Informan kedelapan ini menjabat sebagai area sales manager atau disingkat ASM yang berarti bertindak sebagai atasan dari marketing. Informan kedelapan ini memanfaatkan kesempatan morning briefing agar dapat memantau pekerjaan bawahan dan menilai profesionalisme bawahannya. Dalam morning briefing ini juga informan memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk menceritakan kendala dalam bekerja dan membuka saran bagi siapa saja yang mau mengemukakan pendapatnya. Tak jarang informan kedelapan memanggil nama bawahnnya langsung untuk menanyai pendapat yang bersangkutan. Diluar dari morning briefng, informan kedelapan juga membuka diri untuk diajak berdiskusi. Informan tidak merasa canggung dalam menerima saran maupun dalam memberikan kritik pada bawahannya.

Hasil wawancara serta observasi yang peneliti lakukan selama di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit Area Sales Manager Medan peneliti mendapatkan dan mengetahui bahwa para bawahan dan atasan lebih dapat berkomunikasi di saat morning briefing di kantor. Hal ini dibuktikan ketika peneliti mengamati saat berjalannya morning briefing beberapa bawahan kerap mengemukakan pendapatnya dan tidak sungkan berbicara baik dalam hal menanggapi ataupun memberikan argumentasi atas permasalahan yang sedang dibahas. Hal ini disebabkan karena bawahan dapat saling bertukar pikiran dengan seluruh pegawai secara terbuka. Atasan juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menegur apabila ada pegawai yang melakukan kesalahan. Hal tersebut atasan lakukan agar bawahan yang lain tahu kesalahan tersebut dan tidak mengulangi hal yang sama. Kesalahan tersebut biasanya berupa kesalahan dalam menyampaikan produk kepada nasabah, tidak displin dalam jam kerja, kurang menjaga kebersihan kantor, tidak dapat dihubungi ketika atasan menelepon dan menurunnya pencapaian kerja bawahan. Hal-hal tersebut diungkapkan atasan secara langsung di depan pegawai lain. Selain membahas produk, hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan kerja juga boleh diungkapkan bawahan kepada atasan seperti: hal-hal yang berhubungan dengan fasilitas kantor yaitu terdapatnya alat kantor yang harus diganti, ide-ide untuk meningkatkan target penjualan tim dan membahas bagaimana perkembangan bank pesaing dalam hal meningkatkan penjualan produk kredit.

5. Penutup

Dari hasil penelitian tentang strategi komunikasi organisasi up ward (atasan) dan down ward (bawahan) yang dijalankan di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. khususnya di unit area sales manager Medan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi komunikasi organisasi up ward (atasan) dan down ward (bawahan) yang dijalankan di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

(7)

7

memiliki empat fungsi utama yaitu: fungsi kendali (kontrol/pengawasan), fungsi motivasi, fungsi pengungkapan emosi dan fungsi informasi.

2. Strategi komunikasi organisasi yang diterapkan di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah dengan pendekatan dan pemecahan masalah yang menyangkut kepentingan pekerjaan individu maupun tim agar proses interaksi yang terjadi dalam organisasi menjadi efektif. 3. Pelaksanaan strategi komunikasi organisasi up ward (atasan) dan down

ward (bawahan) yang dijalankan di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan pola pembinaan yang bersifat transparansi. Sebagian besar informan merasa komunikasi atasan kepada bawahan sudah cukup baik. Kesempatan untuk memberikan informasi ataupun saran sangat terbuka dari atasan kepada bawahannya. Hal ini sangat dirasakan peneliti saat terjun langsung mengikuti morning briefing di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Daftar Pustaka

Ardana, Komang. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu Bogdan & Biklen, 1992. Qualitative Data Analysis : A Sourcebook of New Methods. California: Sage

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Danim, Sudarman 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Jakarta: Graha Ilmu

Goldhaber,Gerald M. 1986. Organizational Communication.Jakarta : Erlangga

Hartono, Nanang. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Kartono, Kartini. 1998. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Grafindo Persada

Kriyantono, Rahmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

.

(8)

8

Kusdi, Dr. 2009. Teori Organisasi Dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Perilaku Dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama

Mulyana, Dedy. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Purba, Amir, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan. Pustaka Bangsa

Press

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sastroputro, R.A. Santoso. 1987. Pendapat Publik, Pendapat Umum, Dan Pendapat Khalayak Dalam Komunikasi Sosial. Bandung: Remadja Karya Thoha, Miftah. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Sumber lain:

http://id.wikipedia.org/Budaya_organisasi diakses pada 19 Agustus 2013, 19.25 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/komunikasi_organisasi.html diakses pada 19 Agustus 2013, 21.05 WIB

http://doristarscreem.blogspot.com/2011/01/kepemimpinan-dalam-organisasi diakses pada 28 Agustus 2013, 11.37 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari arti pentingnya kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, maka PT Wahana Wirawan Palembang Cabang Demang Lebar Daun memberikan berbagai fasilitas pelayanan

Hal yang menarik adalah adanya proxy kepemilikan saham direktur pada bank yang mempengaruhi negatif terhadap kinerja bank. Hal ini ditunjukan oleh kedua proxy kinerja yang

Praktikum ini bertujuan (1) Mengidentifikasi data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan rencana pemanenan, (2) Melakukan pengumpulan, pengolahan, dan

Analisis Penilaian Kredit dan Laporan Keuangan Calon Debitur Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada PT Mandala Finance Tbk Cabang Bangka (Studi Kasus Pada Usaha

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 016/006/KLP-RSUD/POKJA-II/2016 tanggal 24 Februari 2016, maka Pokja II Pengadaan Barang/Jasa Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten

Berdasarkan hasil pengamatan saya dan yang saya alami terhadap keadaan yang saat ini sudah dipengaruhi oleh kecanggihan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penggunaan

Maka pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Timur Tahun Anggaran 2015 Mengumumkan Pemenang pada Paket tersebut di atas sebagai berikut

JEND.SUDIRMAN, UJUNG BATU (ROAD AREA)_HHP Samsung Exclusive Partner RIAU SIAK SEP - RIAU PONSEL - KM 5 PERAWANG SIMPANG SMA (ROAD AREA)_HHP Samsung Exclusive Partner SULAWESI