• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB SISWA MELANGGAR TATA TERTIB PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMAN 1 KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB SISWA MELANGGAR TATA TERTIB PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMAN 1 KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR PENYEBAB SISWA MELANGGAR TATA TERTIB PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMAN 1 KECAMATAN

SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT

Refida Yani1, Harisnawati2, Mira Yanti2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Refida 1604yani@gmail.com

ABSTRACT

The violate factors of library rules at SMA N 1 KEC. Sungai Beremas. Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang. 2017. SMAN 1 Kec. Sungai Beremas implement library’s rule for sudents in order to make them become students who have good characteristic and high level self-discipline to school rules even norm in society, in caft, there are so many student do not follow the rules. As the pupose of this research is to describe the violate factors toward library’s rules at SMAN 1 Kec. Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat.This researc design is descriptive qualitative research. Talco Parsons theory was used in this research. The respondent of this research is 10 people which involve 1 the head librarian, 1 librarian and 8 students which were chosen by purposive sampling technique.The data was collected by observation (nonparticipant), dept interview and documents. The daa analyzed individually by using miles and huberman technique analysis which includes some steps are collecting data,data reduction, display data and conclusion drawing.The result showed that some factors which make students to do violation toward library rules are, a. Internal factors includes 1) the lack of students’ interes in learning process taht make them ripped of the borrowed books, 2) not afraid of sanctions b. Ekternal facor, it comes from the friends. Keywords: Students, Library, Rules.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus-menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan merupakan perjalanan yang tak pernah terhenti sepanjang hidup manusia dan merupakan hal

yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia (Basri, 2013: 15-17).

Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa siswa. Disamping keluarga sebagai pusat pendidikan awal, sekolahpun mempunyai fungsi dalam

(2)

2 pembentukan kepribadian siswa. Sekolah sengaja disediakan atau dibangun untuk tempat pendidikan, dapatlah digolongkan sebagai tempat atau lembaga atau pendidikan kedua setelah keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati (Kadir, 2012:163).

Salah satu komponen penting dalam sekolah adalah perpustakaan sebagaimana yang dikatakan oleh Darmono (2001:14) bahwa perpustakaan merupakan bagian penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan pendidikan sebagai salah satu sarana pendidikan atau sumber belajar.

Perpustakaan sekolah merupakan komponen pendidikan yang penting. Tetapi karena berbagai alasan kenyataannya belum setiap sekolah mampu menyediakan perpustakaan sebagaimana Menurut Dady P. Rahmananta, dari sekitar 200 ribu sekolah di indonesia 95 persen tidak atau belum memiliki perpustakaan, (Koran Tempo, 03 juli 2013) perpustakaan sekolah berada pada lingkungan sekolah, penanggung jawabnya adalah kepala sekolah,

sedangkan pengelolanya biasanya adalah guru atau guru-guru dan pegawai yang ditugaskan.

Bafadal (2015: 143) mengatakan agar pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi berjalan dengan lancar dan teratur perlu dibuatkan peraturan berupa tata tertib sehingga dapat dijadikan pegangan baik oleh pengunjung maupun oleh petugas perpustakaan sekolah. Tata tertib ini sebaiknya dibuat oleh panitia khusus yang melibatkan kepala sekolah, guru-guru, kepala perpustakaan, dan segenap petugas perpustakaan sekolah. Tata tertib ini harus dibuat secara singkat, jelas, dan sederhana sehingga mudah dimengerti oleh semua pengunjung. Masalah-masalah yang harus dicantumkan dalam tata tertib meliputi:

a) Sifat dan status perpustakaan sekolah

b) Keanggotaan perpustakaan sekolah

c) Bahan-bahan pustaka yang tersedia

d) Sanksi dan hukuman bagi pelajar

e) Iuran bagi setiap anggota f) Sistem penyelenggaraan

(3)

3 g) Waktu pelayanan atau jam

buka

Tata tertib yang telah dibuat harus diumumkan kepada anggota perpustakaan sekolah agar diikuti dan ditaati. Cara mengumumkanya yaitu pertama rumusan tata tertib yang telah dibuat itu dituliskan pada selembar kertas manila. Dan diusahakan ditulis dengan baik, indah, bersih dan dapat dibaca dengan jelas. Setelah ditulis tempelkan pada tembok yang sekiranya mudah dibaca oleh setiap pengunjung. Kedua adalah setiap anggota baru diberi selembar tata tertib. Jadi rumusan tata tertib yang telah dibuat dan diketik pada kertas sit dan distensil sebanyak mungkin. Setelah distensil diberikan kepada setiap orang atau murid yang baru mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan sekolah

Berikut ini adalah tata tertib yang telah disahkan untuk perpustakaan SMAN 1 Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat :

1. Tidak membuat keributan, bercanda yang dapat

mengganggu sesama

pengunjung.

2. Setiap pengunjung diwajibkan mengisi buku pengunjung. 3. Pengunjung dilarang makan

dan minum, kecuali guru. 4. Pengunjung dilarang

menimbulkan suara gaduh atau bising yang dapat mengganggu pengunjung lain.

5. Pengunjung harus menjaga kebersihan, kerapihan dari kesopanan.

6. Pengunjung tidak

diperbolehkan membawa barang yang tidak diperlukan seperti: tas, jaket, topi.

7. Pengunjung dilarang merusak buku, merobek, melipat, mencoret-coret atau mengotori buku pustaka

8. Buku yang telah diselesaikan dibaca harus dikembalikan ketempat semula.

Berdasarkan pengamatan, peneliti menemukan beberapa siswa yang melanggar tata tertib perpustakaan yaitu siswa membuat keributan, menimbulkan suara gaduh atau bising, tidak menjaga kebersihan dan kesopanan, merusak buku ataupun mencoret-coret buku pustaka. Berikut

(4)

4 ini adalah data siswa yang melanggar tata tertib dapat di lihat pada tabel 1.2 Tabel 1 Data Siswa Melanggar Tata Tertib Di Ruangan Perpustakaan Di SMAN 1 Kec. Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat.

No Jenis Pelanggaran Kelas Jml XI XII 1 Membuat Keributan 5 4 9 2 Menimbulka n suara gaduh atau bising 6 5 11 3 Tidak menjaga kebersihan dan kesopanan 7 5 12 4 Merusak buku, mencoret-coret buku pustaka 7 6 13 Jumlah 25 20 45 Sumber: Petugas Perpustakaan Pada

Tahun Ajaran 2016/2017 Dari tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa siswa di SMAN 1 Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat Pada tahun ajaran 2016/2017 banyak melakukan pelanggaran tata tertib diperpustakaan. Dimana siswa yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah kelas XI dengan jumlah 25 siswa yang melanggar tata tertib diruangan perpustakaan ini dan lebih unggul

dibandingkan dengan kelas XII yang berjumlah 20 siswa melakukan pelanggaran. Bentuk pelanggaran yang paling banyak dilanggar siswa adalah (merusak buku, mencoret-coret buku pustaka) dengan 12 jumlah Siswa.

Dari permasalahan yang terdapat di dalam ruangan perpustakaan pada beberapa siswa di kelas, XI, XII, penulis dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa siswa di SMAN 1 Kec, Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat yang telah melanggar tata tertib perpustakaan sekolah, sehingga suasana diruangan perpustakaan dalam keadaan tidak tenang atau terganggu.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor Penyebab Siswa Melanggar Tata Tertib Perpustakaan Sekolah Di SMAN 1 Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Faktor Penyebab Siswa Melanggar Tata Tertib Perpustakaan Sekolah Di SMAN 1 Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat.

(5)

5 METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif, dimana tipe penelitian ini mendeskripsikan suatu fenomena atau kenyataan sosial yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Penggunaan metode ini memberikan peluang kepada peneliti untuk melakukan pengumpulan data yang bersumber dari wawancara, observasi, foto-foto, dokumentasi pribadi, catatan dan dokumen resmi untuk menggambarkan subyek dari penelitian tersebut (Moleong, 2007:6). Alasan penelitian menggunakan tipe penelitian ini bertujuan untuk melihat apa Faktor Penyebab Siswa Melanggar Tata Tertib Perpustakaan Sekolah di SMAN 1 Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat.

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2010: 132). Dalam penelitian ini informan diperoleh melalui (purposive

sampling). Purposive sampling

merupakan teknik penentuan informan

sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan. Maksud Sampling dalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari orang-orang yang banyak mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Informan adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi mengenai data yang diinginkan dan dikaitkan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.

Adapun kriteria informan dalam penulisan Skripsi ini adalah. Mereka yang terlibat dalam melakukan pelanggaran perpustakaan dan yang melanggar tata tertib perpustakaan, informan pada penelitian ini yaitu siswa yang melanggar tata tertib perpustakaan sekolah, kepala perpustakaan dan petugas perpustakaan di SMAN 1 Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat. Jumlah informan dalam penelitian ini ialah sebanyak 10 orang yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumen.

(6)

6 Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verifikasi.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat. Alasan penulis memilih. Lokasi ini karena disekolah SMAN 1 Kecamatan Sungai Beremas, Siswanya kurang mematuhi aturan tata tertib yang sudah ada didalam di ruangan perpustakaan sekolah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Faktor Penyebab Siswa Melanggar Tata Tertib Perpustakaan Sekolah Di SMAN 1 Kec. Sungai Beremas Kab Pasaman Barat

Berdasarkan temuan peneliti diruangan perpustakaan ditemukan bahwa pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa yaitu melakukan kerusakan buku yang sudah dipinjam dari perpustakaaan pada tanggal 5 juli 2017 peneliti melihat langsung dilapangan bahwa siswa yang melakukan pelanggaran di ruang perpustakaan, yaitu siswa yang merusakkan buku, mencoret-coret dan juga melipat buku yang sudah dipinjam, siswa yang pergi

keperpustakaan tidak adanya menjaga kesopanan dalam berbicara dengan teman sebayanya dan juga tidak bisa menjaga kebersihan ketika berkunjung diruangan perpustakaan. Sehingga siswa yang melanggar peraturan tata tertib perpustakaan namanya tercatat dibuku pelanggaran oleh petugas perpustakaan, nama-nama yang tercatat dibuku pelanggaran ada 12 orang tetapi yang 4 orang yang telah melanggar peraturan perpustakaan sudah tidak sekolah lagi, sehingga 8 orang siswa yang terlibat kasus, bahwa yang paling banyak pelanggaran yang dilakukan siswa yaitu merusakkan buku, mencoret-coret dan melipat buku.

Faktor Penyebab siswa yang melanggar tata tertib perpustakaan sekolah yaitu yang pertama, Kurangnya Minat Siswa Untuk Mengikuti Aturan Tata Tertib Perpustakaan Sehingga Siswa Merusak Buku Pustaka Yang Sudah Di Pinjam, yang kedua, yaitu rak sepatu tidak ada diluar perpustakaan maka siswa malas membuka sepatu ketika berkunjung diruangan perpustakaan dan sehingga siswa tidak takut terhadap sanksi yang akan

(7)

7 diberikan oleh petugas perpustakaan dan yang ketiga, Ketidak Pedulian Siswa Terhadap Aturan Tata Tertib Yang Ada di Ruangan Perpustakaan, yang keempat Siswa Ingin Merasa Bebas Di Dalam Ruangan Perpustakaan yaitu karena ikut-ikutan dengan teman, sehinga pengaruh dari mereka terpengaruh dari teman maka oleh itu siswa sering melakukan keributan atau tidak ingin menjaga kesopan diruangan perpustakaan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dapat diketahui faktor-faktor penyebab siswa melanggar tata tertib perpustakaan sekolah di SMAN 1 Kec, Sungai Beremas Kab Pasaman Barat yaitu :

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang tumbuh berdasarkan keinginan dan dorongan melalui hasrat yang mengarah ke dalam bentuk tindakan ataupun perbuatan. Adapun faktor yang berasal dari dalam diri individu tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya Minat Siswa Untuk Mengikuti Aturan Tata Tertib Perpustakaan Sehingga Siswa Merusak Buku Pustaka Yang Sudah Di Pinjam

Minat merupakan dorongan dan keinginan dalam diri seseorang yang membuat seseorang itu semangat atau tidak semangat dalam menjalankan aktivitasnya dalam berkunjung keperpustakaan.

2. Siswa Tidak Takut Terhadap Sanksi dari pelanggaran yang dilakukan oleh siswa

Penyebab siswa melanggar tata tertib perpustakaan di SMAN 1 Kec, Sungai Beremas dikarenakan siswa tidak takut dengan sanksi walaupun sanksi tersebut diterapkan oleh pihak sekolah. Pelanggaran yang sering dilakukan siswa yaitu merusak buku, mencoret-coret, melipat buku, dan ada juga siswa tidak ingin menjaga kesopanan dan kebersihan diruangan pepustakaan.

3. Ketidak Pedulian Siswa Terhadap Aturan Tata Tertib Yang Ada di Ruangan Perpustakaan.

Pelanggaran tata tertib perpustakaan sekolah di SMAN 1 Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat terlihat dari

(8)

8 pengamatan atau hasil bahwa ada siswa yang ketidak pedulian terhadap aturan tata tertib yang ada di ruangan perpustakaaan.

4. Siswa Ingin Merasa Bebas Di Dalam Ruangan Perpustakaan Siswa belum menganggap bahwa pentingnya perilaku disiplin yang dituankgkan dalam bentuk tata tertib perpustakaan sekolah. Siswa merasa ditingkat atas (SMA atau sederajat) bebas dari aturan yang ada didalam ruangan perpustakaan.

5. Pengaruh dari teman sebaya Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang terdiridari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pergaulan siswa dengan teman sebaya disekolah maupaun dimasyarakat dan interkasi didalam keluarga SMAN 1 Kec, Sungai Beremas siswa pada umumnya adalah anak yang membutuhkan pergaulan dengan teman sebaya.

Begitu juga disekolah untuk mengikuti tata tertib yang ada di ruangan perpustakaan, siswa juga bisa dipengaruhi oleh teman sebayanya. Jika teman sebayanya yang seide sehingga siswa tidak ingin berbeda

dan dikucilkan oleh teman sebayanya tersebut. adapun fakor penyebab yang berasal dari luar diri individu siswa dapat dirincikan sebagai berikut:

bahwa ada siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib perpustakaan secara bersama-sama dengan teman sebayanya mereka. Mereka bersama-sama melakukan keributan dan begitu juga menimbulkan suara gaduh dan bising diruangan perpustakaan karena ikut-ikutan temannya.

Berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Talcott Parsons tentang faktor penyebab siswa melanggar tata tertib perpustakaan yang mana dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal yang terdiri dari kurangnya minat siswa untuk mengikuti proses belajar dan mengajar, siswa tidak takut dengan sanksi dan faktor eksternal yang terdiri dari faktor teman sebaya.

Temuan pertama bahwa ini merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan tata tertib yang ada diruangan perpustakaan sekolah SMAN 1 Kec, Sungai Beremas dan perpustakaan tempat mencari ilmu atau informasi akan tetapi tidak dimanfaatkan oleh

(9)

9 sebagian siswa apabila di kaitkan dengan teori Talcott Parsons dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pandangan teori parsons tentang fungsionalisme “tindakan’’, terkenal dengan skema AGIL.

Maka bila dikaitkan dengan permasalahan tentang siswa melanggar tata terib perpustakaan di sekolah. Yaitu pertama Adaptation (Adaptasi) dimana siswa yang melanggar karena tidak bisa beradaptasi dengan peraturan yang ada. Selanjutnya

Goalataiment (Pencapaian tujuan)

tujuan utamanya adalah adanya aturan tata tertib di ruangan perpustakaan. Integration (Integrasi) dimana sisswa yang harus mengikuti aturan yang telah ada di perpustakaan. Latency (latensi atau pemeliharaan pola) dimana kurangnya motivasi siswa dalam berkunjung keperpustakaan. Dan sistem harus mampu memotivasi siswa supaya mau berkunjung keperpustakaan dan siswa juga mau mentaati aturan yang telah ada di ruangan perpustakaan.

Jika indidvidu tersebut merusak buku yang sudah dipinjam maka berani untuk menerima sanksi

begitu pula dengan pelanggaran yang tidak bisa menjaga kesopan atau kebersihan diruangan perpustakaan, bahwa diruangan perpustakaan ada aturan tata tertib. Kadang kala siswa tidak peduli dengan tata tertib tersebut dan ingin merasa bebas terhadap diruangan perpustakaan.

Jadi didalam Teori Talcoot Parsons siswa berfungsi membentuk kepribadian sebagai individu yang memiliki tanggung jawab dan hak sebagai seorang siswa di sekolah dan di setiap pelanggaran tata tertib perpustakaan yang dilakukan siswa, petugas perpustakaan berhak memberikan sanksi sesuai tata tertib yang telah dilanggar siswa .

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Faktor Penyebab Siswa Melanggar Tata Tertib Perpustakaan Sekolah di SMAN 1 Kec, Sungai Beremas Kab Pasaman Barat. Maka dapat disimpulkan bahwa 1. Faktor Penyebab Siswa Melanggar Tata Tertib Perpustakaan Sekolah. a. Faktor Internal (di dalam) yang mana terdiri dari : 1. kurangnya minat siswa untuk mengikuti aturan tata tertib perpustakaan sehingga siswa merusak

(10)

10 buku pustaka yang sudah di pinjam, 2. Siswa Tidak Takut Terhadap Sanksi dari pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, 3. Ketidak Pedulian Siswa Terhadap Aturan Tata Tertib Yang Ada di Ruangan Perpustakaan, 4. Siswa Ingin Merasa Bebas Di Dalam Ruangan Perpustakaan , b. Faktor Eksternal (di luar) yaitu karena pengaruh dari teman sebaya.

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim 2015. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Basri, Hasan. 2013. landasan

pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Basuki. 2003. Perpustakaan. Kepustakawanan dan pustakawan. Yogyakarta: kanisius

Darmono. 2001. Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Kadir, Abdul, dkk. 2012. Dasar-dasar pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Moleong, Lexy j . (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, dosen membaca pada mahasiswa tingkat menengah program Darmasiswa UNY tahun 2014/2015 belum menggunakan suatu strategi khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran CORE dalam pembelajaran geometri transformasi dengan stra- tegi pengelompokan yang berbeda yaitu kelom

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa dalam pembelajaran diketahui kinerja guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Ma’arif 04 Rumbia Kabupaten Lampung Tengah baik, hal

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kadar serum magnesium dan jumlah kejang pada pasien epilepsi yang memperoleh terapi kombinasi obat fenitoin dan natrium

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Learning Start With A Quetion dapat Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji aktivitas fraksinasi rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) terhadap bakteri Propionebacterium acne

Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi tinggi

Fokus penelitian yang digunakan antara lain kontribusi pajak hiburan yang terdiri dari penerimaan pajak hiburan, penerimaan pajak daerah, dan penerimaan Pendapatan Asli