• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : Sistem Informasi, Monitoring, Evaluasi, Rehabilatasi Hutan, Borland Delphi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : Sistem Informasi, Monitoring, Evaluasi, Rehabilatasi Hutan, Borland Delphi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Informasi Monitoring Reboisasi Hutan Jati Pada Resort Pemangkuan Hutan

Besokor Kendal

Hendhra Hartawan

Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang

ABSTRAK

Dalam manajemen hutan memerlukan informasi mengenai hubungan di antara faktor-faktor yan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan dinamika tanaman hutan maupun hubungan antara faktor-faktor lain dengan pertumbuhan dan dinamika tanaman hutan. Apabila hubungan –hubungan tersebut diketahui maka bentuk tindakan manajemen yang tepat akan dapat ditentukan. Resort Pemangkuan Hutan Besokor merupakan salah satu wilayah kerja Perum Perhutani dengan luas wilayah 737,9 Ha terdiri dari 15 petak dan terbagi menjadi 73 anak petak dengan jenis tanaman hutan jati dan rimba, pada saat ini terdapat permasalahan dalam hal penyajian informasi hasil monitoring dan evaluasi rehabilitasi hutan berupa nilai petak, hasil evaluasi persentase pertumbuhan, kerataan tinggi dan kerataan diameter tanaman pokok. Dalam penelitian ini menggunakan tahapan, requirement (kebutuhan), analysis (analisis),

Design (Perancangan), implementation (Pemakaian), dan testing (Pengujian). Alat bantu perancangan

sistem yang digunakan adalah dengan menggunakan FOD,DFD, ERD, & Kamus Data. Laporan ini akan menguraikan aktifitas-aktifitas dan produk pada masing-masing tahap pengembangan system. Desain pada system disusun lengkap sedangkan implementasi hanya dibatasi pada modul dan laporan yang hanya berkaitan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi reboisasi hutan pada Perum Perhutani RPH Besokor Kendal. Bahasa pemprograman yang digunakan adalah Borland Delphi. Pada tahap akhir perancangan perangkat lunak, dilakukan evaluasi terhadap proses dan hasil produk perfancangan perangkat lunak.

Kata kunci : Sistem Informasi, Monitoring, Evaluasi, Rehabilatasi Hutan, Borland Delphi

ABSTRACT

In forest management requires information about the relationship between yan factors affect plant growth and dynamics of the relationship between forests and other factors with the growth and dynamics of forest plants . If these relationships are known then the appropriate form of management action will be determined . Forest Management Besokor Resort is one of the working area Perum Perhutani with 737.9 ha area consists of 15 plots and subplots are divided into 73 kinds of plants with teak forests and jungle , at this time there are problems in terms of the presentation of information on the results of monitoring and evaluation of rehabilitation value in the form of forest plots , the results of the evaluation of the percentage of growth , high flatness and flatness of the diameter of the staple crop . In this study using stages , requirements ( needs ) , analysis ( analysis ) , Design ( Design ) , implementation ( Use) , and testing ( Testing ) . System design tools are used is to use the FOD , DFD , ERD , & Data Dictionary . This report will describe the activities and products at each stage of system development . Design on a complete system composed while confined to the module implementation and report only deals with the monitoring and evaluation of reforestation at RPH Perhutanioffice Besokor Kendal . Programming language used is Borland Delphi . In the final stages of software design , carried out an evaluation of the process and results perfancangan software products .

Keywords: Information Systems, Monitoring, Evaluation, Rehabilatasi Forest, Borland Delphi

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi di era globalisasi sekarang ini, ditandai dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan demikian bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan akan informasi dengan penyajian secara cepat dan akurat,

salah satunya melalui komputer. Sistem informasi merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh instansi, sebagaimana diketahui pertumbuhan pemakai komputer di Indonesia telah berkembang makin pesat dan di tunjang dengan tersedianya program aplikasi yang beraneka ragam sehingga dapat di pergunakan untuk berbagai keperluan.

(2)

Sumber daya hutan yang telah diproduksi atau yang mengalami kerusakan baik akibat bencana alam ataupun ulah tangan manusia perlu direhabilitasi/ reboisasi. Kegiatan Reboisasi Hutan dan Lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas, dan peranan hutan sebagai sistem. Perum Perhutani sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang kehutanan, khususnya hutan di Pulau Jawa dan Madura, membutuhan Informasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Lahan Hutan yang lengkap, akurat, bagi kepentingan pengambilan kebijakan dan perencanaan pembangunan kehutanan. Tujuannya untuk lebih mempermudah dan mempercepat dalam pencarian dan pemberian informasi wilayah dengan fungsi lahan yang ada kaitan dengan kegiatan rehabilitasi/reboissasi hutan yang mutlak diperlukan untuk menjaga kelestariannya.

Resort Pemangkuan Hutan Besokor merupakan salah satu wilayah kerja Perum Perhutani dengan luas wilayah 737,9 Ha terdiri dari 15 petak dan terbagi menjadi 73 anak petak dengan jenis tanaman hutan jati dan rimba. Namun pada saat ini pengelolaan data hasil monitoring kegiatan reboisasi belum ada sistem informasi dalam pengelolaannya, sehingga sering terjadi kesalahan seperti permasalahan kesalahan dalam penulisan data, kesalahan dalam evaluasi hasil monitoring reboisasi, sehingga dapat memperlambat manajemen pengelolaan hutan dalam hal pengambilan kebijakan dan masih banyak lagi kesalahan dikarenakan belum menggunakan system terkomputerisasi. Dalam menghadapi persoalan di atas, maka akan dirancang suatu sistem informasi yang cepat, tepat dan akurat dalam hal monitoring kegiatan reboisasi hutan jatil pada Resort Pemangkuan Hutan Besokor sehingga dapat memperkecil permasalahan yang terjadi. Sistem yang akan diusulkan adalah sistem informasi monitoring reboisasi hutan jati yang dapat melakukan proses pengolahan data wilayah dan data evaluasi kegiatan reboiasasi, serta informasi-informasi yang dibutuhkan.

Dengan dasar tersebut diatas maka diambil sebuah judul “Sistem Informasi Monitoring Reboisasi Hutan Jati Pada Resort Pemangkuan Hutan Besokor Kendal”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah yang dikemukakan, penulisi mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Perancangan

sistem informasi monitoring reboisasi hutan agar dapat digunakan untuk mendukung langkah manajemen pengelolaan hutan pada Resort Pemangkuan Hutan Besokor Kendal sehingga daya dukung, produktifitas hutan dan peranan hutan dalam mendukung sistem keidupan tetap terjaga.

.

1.3. Batasan Masalah

Untuk dapat mencapai tujuan penelitian ini dan membatasi masalah yang timbul, peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan di sebagian wilayah Hutan

KPH Kendal, yaitu pada Resort Pemakuan Hutan Besokor Kendal.

2. Data yang digunakan nilai petak, nilai menajemen pemangku wilayah, rekomendasi tindak lanjut pengelolaan sumber daya hutan dan urutan rangking keberhasilan petak dengan hasil evaluasi persentase pertumbuhan, kerataan tinggi dan kerataan diameter tanaman pokok.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sistem

Jogiyanto. HM menyebutkan bahwa suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu [3].

Terdapat 2 kelompok pendekatan yang digunakan dalam mendefinisikan sistem, yaitu: 1. Lebih menekankan pada prosedur yang digunakan dalam sistem dan mendefinisikan sistem sebagai jaringan prosedur, metode, dan cara kerja yang saling berinteraksi dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Lebih menekankan pada elemen atau komponen penyusun sistem, mendefinisikan sistem sebagai kumpulan elemen baik abstrak maupun fisik yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua definisi tersebut sangat tergantung pada pendekatan yang digunakan. Karena pada hakikatnya setiap komponen sistem saling berinteraksi dan untuk dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan cara kerja yang juga saling berinteraksi [4].

2.2. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang [3]. Dasar dari informasi adalah data, kesalahan dalam mengambil atau memasukkan data, dan kesalahan dalam mengolah data akan

(3)

menyebabkan kesalahan dalam memberikan informasi. Jadi data yang didapatkan dan diinputkan harus valid (benar) hingga bentuk pengolahannya, agar bisa menghasilkan informasi yang dapat dipercaya.

Data diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan tindakan lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data yang ditangkap dianggap sebagai input, diproses kembali melalui model, dan begitu seterusnya membentuk siklus. Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, (”Information System Theory

and Practice”, John Wiley and Sons, New

York 1986) siklus ini disebut dengan Siklus informasi (Information Cycle) atau Siklus Pengolahan Data (Data processing Cycle) [4].

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut [8]. Tugas dari sistem informasi adalah untuk melakukan siklus pengolahan data [3]. Untuk melakukan siklus pengolahan data atau yang disebut juga siklus sistem informasi diperlukan 3 buah komponen utama, yaitu komponen input, komponen model dan komponen output.

2.4. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa dalam suatu organisasi (Raymond McLeod, Jr.2001).

2.5 Siklus Hidup Sistem

Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Siklus Hidup Sistem terdiri serangkai tugas mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara botton-up, top-down, dll.

Langkah-langkah Siklus Hidup Sistem dimulai dengan : Perencanaan, Analisis, Desain, Pembangunan dan Testing, Implementasi, Operasi dan Perawatan dan Evaluasi. Siklus Hidup Sistem Informasi bisa digambarkan sebagai suatu pola serupa dengan roda. Lima Langkah adalah Analisis, Desain, Pembangunan dan Testing, Implementasi, Operasi dan Perawatan. Langkah-langkah ini secara bersama-sama dinamakan Siklus Hidup

Pengembangan Sistem (System Development

Life Cycles - SDLC). System Engineering Analysis Design Code Testing Maintenance Gambar 2.2 : SDLC

Sumber : Analisa dan Desain ( Jogiyanto, 2005)

Siklus Hidup Pengembangan Sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Langkah-langkah Siklus Hidup Sistem sebagai berikut:

1. Rancang-Bangun Sistem (System

Engineering) dan Analisa.

Karena perangkat lunak selalu merupakan bagian dari suatu sistem yang besar, pada tahap ini dimulai dengan penentuan kebutuhan untuk semua unsure-unsur sistem dan kemudian membagi menjadi beberapa subset dari kebutuhan ini yang salah satunya ke dalam perangkat lunak. Gambaran Sistem ini dibutuhkan apabila perangkat lunak harus berhubungan dengan unsur-unsur lain seperti perangkat keras, orang-orang dan data base. Rancang-bangun sistem dan analisa meliputi kebutuhan yang dikumpulkan pada tingkat sistem yang lebih rendah dari Top-Level desain dan analisa.

2. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak.

Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan secara khusus terpusat pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat alamiah program dalam pembuatannya,

software engineer ("analis") harus memahami

informasi tentang perangkat lunak, seperti halnya fungsi yang akan dijalankan dan kemampunnya. Kebutuhan dari sistem dan perangkat lunak didokumentasikan dan ditinjau bersama dengan pelanggan.

3. Disain

Disain perangkat lunak benar-benar suatu proses yang mempunyai banyak tahapan yang berfokus pada 3 atribut program, yaitu : Struktur data, Arsitektur perangkat lunak dan Mengenai cara yang lebih mendetail. Proses

(4)

disain menterjemahkan kebutuhan ke dalam suatu presentasi perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai penilaian kualitas sebelum memulai pengkodean.

4. Pengkodean (Coding)

Disain harus bisa diterjemahkan ke dalam suatu format yang terbaca oleh mesin. Langkah pengkodean yang dilaksanakan pada bagian ini. Jika disain dilakukan dalam suatu cara yang terperinci, pengkodean dapat terpenuhi secara mekanistik.

5. Pengujian (Testing)

Tahap ini bisa dilakukan hanya apabila proses pengkodean telah selesai. Proses pengujian memusatkan pada logika internal dari perangkat lunak, meyakinkan bahwa semua statemen telah diuji, dan pada fungsional eksternal yaitu melaksanakan test untuk meyakinkan masukan yang digambarkan itu akan menghasilkan keluaran yang nyata yang disepakati sebagai hasil telah diminta.

6. Pemeliharaan (Maintenance) Perangkat lunak lambat laun niscaya akan mengalami perubahan setelah digunakan oleh pelanggan (suatu perkecualian mungkin penambahan perangkat lunak). Perubahan akan terjadi bisa disebabkan oleh perangkat lunak harus menyesuaikan diri untuk mengakomodasi perubahan dalam lingkungan eksternalnya (misalnya,, suatu perubahan diperlukan oleh karena sistem operasi atau perangkat keras yang digunakan telah berbeda dan lebih maju), atau disebabkan oleh keperluan fungsional pelanggan atau peningkatan kemampuan software. Pemeliharaan perangkat lunak berlaku untuk semua tahapan dalam siklus kehidupan untuk program yang telah ada.

2.6 Pengertian Monitoring

Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan. Dijelaskan pula bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan atau monitoring. Pada umumnya, manajemen menekankan terhadap pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan pengawasan (monitoring). .

2.7 Pengertian Reboisasi

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem keidupan tetap terjaga. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan diselengaarakan melalui kegiatan Reboisasi ,

Penghijauan , Pemeliharaan , Pengayan tanaman, atau Penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis da tidak produktif.

Reboisasi hutan dapat didefinisikan sebagai tindakan yang memaksimalkan fungsi hutan untuk memenuhi tujuan manusia. Hutan dikelola untuk berbagai tujuan, termasuk konservasi keanekaragaman hayati, penyerap karbon, konservasi tanah dan air, konservasi satwa liar, produksi kayu dan kebutuhan masyarakat setempat. Rehabilitasi hutan bukan sebuah fenomena baru. Namun, karena konversi fungsi hutan masih terus berlangsung sampai saat ini, maka merehabilitasi bentang alam yang terdegradasi menjadi semakin penting untuk segera dilakukan.

Secara bersama ataupun sendiri, negara-negara akan mulai merehabilitasi hutannya untuk memperbaiki dampak negatif dari tutupan hutan yang makin berkurang. Aksesibilitas rehabilitasi hutan ikut ditentukan oleh hambatan terhadap keberlanjutan kegiatan rehabilitasi hutan. Kualitas hasil rehabilitasi hutan juga dipengaruhi hasil meningkatkan produktivitas hutan dan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut teori lain Kegiatan reboisasi dan penghijauan pada umunya dilakukan pada tanah kritis dan areal bekas pembalakan. Kedua kegiatan tersebut memerlukan bibit dalam jumlah besar dan berkualitas baik. Adapun tujuan dari rehabiliasi adalah untuk mengembalikan hutan pada kondisi stabil dan produktif. Oleh karena itu ekosistem hutan yang terbentuk adalah campuran termasuk jenis asli.

2.8 Borland Delphi

Dasar bahasa pemrograman yang

digunakan dalam Delphi adalah Pascal, sebuah bahasa yang didesain khusus oleh Niklaus Wirth untuk mengajarkan pemrograman terstruktur. Dibandingkan dengan bahasa generasi ketiga lainnya, seperti bahasa C, Pascal lebih mudah dipelajari dan digunakan. Hal ini karena Pascal memiliki struktur bahasa seperti bahasa Inggris sehingga mudah untuk dibaca. Tipe data dalam pascal antara lain adalah : Integer, Real, Boolean, Char, String, Pointer, Pchar.

Pascal dalam Delphi berbeda dengan Pascal pada versi-versi sebelumnya, bahkan bila dibandingkan dengan Borland Pascal Versi 7.0, objek Pascal dalam Pascal 7 merupakan pengembangan

kompiler-kompiler Pascal versi sebelumnya.

Sekarang dalam Delphi bentuk objek Pascal lebih

ditingkatkan lagi oleh Borland. Delphi

dikembangkan dengan tujuan untuk

3. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data

(5)

Adapun metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut :

a. Wawancara langsung atau interview

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberi pertanyaan secara langsung kepada seorang pakar. Hasil dari metode wawancara dengan pemilik Unicorn Toys Semarang di alamat Jl. Gedung Batu Utara 1/31 Semarang adalah berupa data barang, data supplier, dan data pemesanan barang.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pengumpulan data-data yang penulis ambil dari berbagai macam buku-buku, literatur, referensi, dan berbagai data-data yang bersumber dari media global seperti internet, yang berkaitan dengan penulisan Tugas Akhir ini dan juga dapat mendukung penelitian yang dibuat oleh penulis.

3.2. Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang akan digunakan oleh penulis adalah metode pendekatan analisis dan perancangan terstruktur. Dalam metode ini terdapat : • Flow Map

• Diagram Konteks

• Data Flow Diagram (DFD) • Entity Relationship Diagram (ERD) • Kamus Data

• Normalisasi File • Tabel Relasi

3.3. Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan mulai dari sistem direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan. Dalam penyusunan sistem menurut Jogiyanto. HM, 2005, terdapat beberapa langkah yaitu:

1. Tahap perencanaan

Dalam tahap ini penulis mencari pokok permasalahan dan kebutuhan system monitoring hasil reboisasi hutan yang sedang berjalan dan bertujuan perbaikan atas pengembangan system monitoring reboisasi di Perum Perhutani RPH Besokor dapat diselesaikan dengan mudah.

2. Analisis Sistem

Tahap ini merupakan tahap proses pengumpulan informasi untuk mengembangkan sistem yang baru. Dalam analisa sistem prosedur pengolahan informasi yang ada dibedakan secara terinci melalui proses.

identifikasi, adapun proses identifikasi yang dilakukan dalam proses analisa sistem ini meliputi:

Mengidentifikasi masalah monitoring reboisasi sampai pembuatan laporan hasil evaluasi kegiatan monitoring reboisasi hutan.

3. Analisis Sistem

Desain sistem adalah penentuan bagaimana sebuah sistem akan menyesuaikan apa yang harus diselesaikan, meliputi konfigurasi komponen-komponen dari sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun pada akhir tahap analisa sistem. Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menganalisa untuk pembuatan laporan tugas akhir ini adalah:

Menyusun sistem secara global dengan penggambaran Context

Diagram, Decompotition

Diagram, Data Flow Diagram.

Merancang sistem secara rinci dengan penggambaran Entity

Relationship Data (ERD), Teknik

Normalisasi, Relasi Tabel, penyusunan Kamus Data dan Struktur File.

Merancang bentuk input dan output data.

4. Implementasi Sistem

Pada tahap ini penulisan program aplikasi menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0 dan Paradox sebagai databasesnya, kemudian dilakukan pengujian terhadap program tersebut.

5. Testing

Untuk pengujian system dilakukan dengan metode Black Box Testing, dimana penulis melakukan input dan pada system dan melihat outputnya apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan.

6. Perawatan (maintenance) Kegiatan ini merupakan tahapan terakhir dari metodologi pengembangan system. Pada tahap ini dilakukan perawatan terhapa system yang sudah dibangun. Perawatan ini berupa backup data, pembuatan jadwal pengoperasian, pengecekan keamanan system, dan lain-lain.

4.1 Tinjauan Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perum Perhutani Resort Pemankuan Hutan Besokor Kendal

Perum Perhutani didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun1972 dimana Resort Pemangkuan Hutan Besokor termasuk di dalam struktur organisasi Perum Perhutani. Pada masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, Perum Perhutani berubah status

(6)

menjadi Peseroan Terbatas berdasarkan PP No. 14 Tahun 2001 tentang Pengalihan Bentuk Perum Perhutani menjadi Persero. Perubahan Perhutani menjadi PT juga bukan tanpa perlawanan. Pada 22 juni 2001, Ir. Djamaludin Soerjohadikusumo bersama sejumlah pakar dan praktisi kehutanan mengajukan permohonan keberatan hak uji materiil (judicial review) atas PP No. 14/2001 tersebut. Dan kemudian, 7 Maret 2002 Mahkamah Agung memutuskan memberikan kemenangan kepada penggugat. Dengan demikian, Perhutani harus kembali

statusnya menjadi Perum. Untuk memperkuat keputusan tersebut maka Presiden Megawati dikeluarkan PP No. 30 Tahun 2003 yang menjadi dasar hukum status Perum Perhutani sebagai BUMN hingga saat ini.

Adapun bentuk stuktur organisasi pada Perum Perhutani Resort Pemangkuan Hutan Besokor Kendal adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI PERUM PERHUTANI RESORT PEMANGKUAN HUTAN BESOKOR

KENDAL

Kepala Resort Pemangkuan Hutan

Adm & Tata Usaha

Polisi Hutan Sat Dal Kar Unit Produksi

Unit Rehabilitasi dan

Konservasi

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Perum Perhutani RPH Besokor Kendal Sumber : Adm & Tata Usaha RPH Besokor

Kendal

4.2 Flow Of Document Manual Prosedur

Monitoring Rehabilitasi Hutan Resort Pemangkuan Hutan Kendal

4.3 PETUGAS PEMELIHARAAN TANAMAN BIRO PERENCANAAN SDH ADMINISTRASI/TU Nilai Petak Tanaman Petak Wilayah Data Mandor Standar Tinggi Dan Diameter Pohon Range Nilai Evaluasi Data Penanaman Pohon Buat Penilaian Evaluasi Tanaman 1 1 Nilai Petak Tanaman Nilai Petak Tanaman Petak Wilayah Standar Tinggi Dan Diameter Pohon Range Nilai Evaluasi Data Penanaman Pohon Data Mandor Berita Acara Penilaian Evaluasi Tanaman Laporan Evaluasi Tanaman 1 2 1 2 3 4 2 Berita Acara Penilaian Evaluasi Tanaman 1 2 5 4 3 KRPH Adm/KKPH Laporan Evaluasi Tanaman 1 3 Laporan Evaluasi Tanaman 1 4 2 Laporan Evaluasi Tanaman 3 5 Asper/KBKPH

Gambar 4.2 : Flow of Document Prosedur Monitoring Rehabilitasi Hutan Resort

Pemangkuan Hutan Kendal Sumber : Data Yang Diolah

4.3 Context Diagram (Diagram Konteks) / DFD

Top Level 0 SisFo Motoring Rebois asi Hutan PETUGAS PEMELIHARAAN HUTAN BIRO PERENCANAAN SDH Adm/KKPH Asper/KBKPH KRPH Data_Nilai_Petak_Hutan Data_Petak_Hutan Data_Mandor Data_Standar_Tinggi_dan_Diameter Data_Range_Nilai_Evaluasi Data_Penanaman_Pohon Laporan_Evaluasi_Tanaman Laporan_Evaluasi_Tanaman Laporan_Evaluasi_Tanaman BA_Penilaian_Evaluasi_Pohon Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By:

SisFo Motoring Reb. Hutan d:\dfd\hendra\ dfd00001.dfd CD-Sisfo Monotoring Reb. Hutan Feb-04-2014 hendra Feb-04-2014 hendra

Gambar 4.3 : Context Diagram

(7)

4.4 Perancangan Database

ERD (Entity Relationship Diagram)

PETAKHUTAN TANAMPOHON Id_Petak NamaPetak LuasHa TglTanam JarakTanam SistemTanam JmlPohon Id_Petak TglTanam Tahun NPP MANDOR NPP Mandor Alamat Attribute Telepon Kota STANDAR_T_D JmlRange1T JmlRange2T JmlRange3T JmlRange4T JmlRange5T JmlRange1D JmlRange2D JmlRange3D JmlRange4D JmlRange5D MELAKUKAN PENILAIAN 1 N N N Id_Petak TglTanam Tahun Std_Tinggi Std_Diameter RANGE NILAI

EVALUASI JENIS NILAI

JenisNilai Range Bobot 1 N N Tahun JenisNilai No_Urut No_BA

Gambar 4.4 : ERD (Entity Relationship Diagram) Sumber : Data Yang Diolah

4.5 Screenshot Hasil Perancangan

Gambar 4.5.1 : Menu Utama

Gambar 4.5.2 Pengolahan Data Mandor Sumber : Data yang diolah

Gambar 4.5.3 Pengolahan Data Standar Tinggi Dan Diameter Pohon

(8)

Gambar 4.5.4 : Pengolahan Data Range Nilai Evaluasi

Sumber : Data yang diolah

Gambar 4.5.5 : Pengolahan Data Penanaman Pohon

Sumber : Data yang diolah

Gambar 4.5.6 : Pengolahan Data Penilaian Evaluasi Pohon

Sumber : Data yang diolah

Gambar 4.5.7 : Cetak Laporan Evaluasi Sumber : Data yang diolah

Gambar 4.5.8 : Cetak Laporan Evaluasi Sumber : Data yang diolah

(9)

5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Secara umum proses-proses yang telah dirancang dapat dijalankan dengan baik dan lebih efisien. Setiap melakukan transaksi baik pemesanan barang, barang masuk, dan barang keluar, serta dalam menentukan data barang tidak perlu menginputkan ulang tetapi cukup memilih pada tombol yang sudah terintegrasi ke tabel barang. Pembuatan laporan juga tidak perlu menyusun ulang satu per satu data yang ada, namun cukup memilih dari relasi dengan tabel yang sudah ada di dalam database, untuk selanjutnya hanya perlu memilih laporan apa yang dibutuhkan dan periode pelaporan.

5.2 Saran

Sesuai uraian yang telah dijabarkan pada penjelasan diatas, maka untuk menunjang proses kegiatan tugas akhir mahasiswa yang berlangsung Resort Pemangkuan Hutan Besokor Kendal, penulis menyatakan beberapa hal :

1. Peningkatan Sumber Daya Manusia yang dapat mengelola data dengan komputer, untuk hal ini maka diperlukan pelatihan khusus pada karyawan yang diserahi tugas mengolah data.

2. Para pengelola Sistem Informasi harus selalu menjaga kesinambungan akan prosedur kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim, Buku Obor (2008). Perum Perhutani Unit I Jateng.Semarang.

[2] Anonim, UU Republik Indonesia No.41 tentang Kehutanan, (1999).

[3] Biro Pembinaan Hutan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah (2000). Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Tanaman, Semarang.

[4] Biro Pembinaan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani Jawa Tengah (2003). Petunjuk Pelaksanaan Reboisasi Dengan Pola Manajemen Blok, Semarang.

[5] ECO – Society for Socio-Ecological Programme Consultancy (2000). Relevansi Pengelolaan Hutan Sekunder dalam Kebijakan Pembangunan. Eschborn.

[6] Fathansyah, Ir, Basis Data, Informatika, Bandung. 2002,

[7] Raymond McLeod Jr., Sistem Informasi Manajemen, Edisi Ketujuh. Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2001.

[8] Roger S. Pressman, Ph.D.(2002). Rekayasa Perangkat Lunak – Pendekatan Praktisi (Buku Satu) , Andi Yogyakarta dan McGraw-Hill Book Co.

[9] Simon H, (1998) Metode Inventore Hutan, Aditya Media Yogyakarta,.

[10] Teddy, Pemrograman Delphi untuk Pemula: IDE dan Struktur Pemrograman, Kuliah Umum IlmuKomputer.Com, 2003

[11] Yogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi,Yogyakarta, Andi Offset,2005.

Gambar

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Perum  Perhutani RPH Besokor Kendal  Sumber : Adm & Tata Usaha RPH Besokor
Gambar 4.4 : ERD (Entity Relationship Diagram)  Sumber : Data Yang Diolah
Gambar 4.5.4 : Pengolahan Data Range Nilai  Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

praktek dokter di Waingapu tidak sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian, karena pelayanan obat dilakukan oleh perawat atau tenaga lain yang bekerja di praktik

Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa SD Negeri 2 Danguran, Klaten selatan pada Tahun 2013/2014 tersebut diyakini oleh peneliti tidak hanya disebabkan

11.2 Penempatan posisi mullion untuk lantai yang pertama dilakukan dengan teliti sesuai ukuran dan jarak serta module yang tercantum didalam shop drawing approval

Selain daripada cita-cita untuk mewujudkan “port” untuk kami sendiri, kami sedar pendekatan ini akan memberikan nilai tambah kepada ekonomi setempat kerana ianya berupaya untuk

Kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Cup∙Cakes & BBQ adalah produk yang bermutu, variasi akan makanan dan minuman yang ditawarkan dan SDM yang berkualitas yang

Ketahuan atau knowledge ini merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, beladiri, cara menyulam.

Bahan organik yang mengendap di dasar perairan merupakan sumber makanan bagi hewan bentik, sehingga jumlah dan laju pertambahan bahan organik dalam sedimen mempunyai

Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan tentang topologi sistem jaringan komputer Aplikasi  Menentukan  Menerapkan  Mengurutkan  Menggunakan. Peserta didik