• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015

ABDUL HALIM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

This study aims to determine the effect of current ratio, debt to equity ratio and debt to assets ratio on profitability. The population used in this study is a manufacturing company listed on the stock exchange indonesia (BEI) peiod 2012-2015. With purposive sampling technique obtained as many as 41 companies as sample. The analysis technique used multiple regression analysis technique. The results of research partially indicate that the variable current ratio and debt to equity ratio has no effect on profitability (ROA). While the variable debt to assets ratio has an effect on profitability (ROA). While simultaneous research result show that current ratio variable, debt to equity ratio and debt to assets ratio have significant effect to profitability (ROA). The magnitude of the ability of independent variables (current ratio, debt to equity ratio and debt to assets ratio) in explaining the dependent variable (profitability) is 19% while the remaining 81% is explained by other factors not included in this research model.

(2)

Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas juga dapat dinyatakan sebagai suatu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan keahliannya mengelola semua sumber daya yang dimiliki. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil itu dikarenakan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal. Dengan kata lain, perusahaan dengan laba ditahan yang besar, akan menggunakan laba ditahan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menggunakan hutang. Rasio yang biasa digunakan dalam analisa ini adalah rasio pengembalian atas aset (ROA). Return on assets (ROA) adalah salah satu rasio dalam analisis manajemen keuangan, yang mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh atau komprehensif.

Menurut Van Horne dan Wachowicz dalam Pertiwi (2014) current ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan didalam membayar kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek. Semakin likuid suatu perusahaan, maka akan semakin mudah dalam memperoleh pendanaan hutangnya. Hal tersebut dikarenakan kepercayaan dari para kreditur terhadap perusahaan cukup tinggi, sehingga memudahkan kreditur dalam mengalirkan dananya untuk perusahaan tersebut.

(3)

Current ratio menurut Kasmir (2014, hal.134) menyatakan bahwa, rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Current ratio ini merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mebayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aset lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor.

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan jumlah hutang terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analisis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.

Menurut Kasmir (2014 , hal. 156-157) menyatakan “Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

(4)

berfungsi untuk mengetahui setiap rupaih modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang”.

Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2010, hal. 303) menyatakan “menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar”.

Debt to Assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Menurut Lukman Syamsuddin (2009, hal 304) menyatakan “Rasio ini mengukur berapa besar aktiva yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi debt to asset ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.”

Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2010, hal 304) menyatakan “Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Bisa juga dibaca beberapa porsi utang dibandingkan aktiva.”Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa debt to asset ratio merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

(5)

Profitabilitas

Metode analisis rasio profitabilitas berpandangan bahwa mengukur tingkat keberhasilan operasional dan efektifitas perusahaan didasarkan pada tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perushaan dalam menghasilkan laba dengan memaksimalkan ktiva yang dimiliki. Profitabilitas dalam penelitian Kurnisih dan Sari (2014) menggunakan ROA yag dirumuskan sebagai berikut :

ROA = x 100%

Current ratio

Aktiva lancar (current assets) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-suart berharga, piutang, sediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik (Kasmir, 2014. Hal: 134-135). Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat yang digunakan sebagai berikut:

(6)

Debt to Equity Ratio

Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknyaa, besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, menurut Sofyan Syafri Harahap (2010, hal. 303) yaitu :

Debt to Equity Ratio =

Debt to Assets Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, menurut Sofyan Syafri Harahap (2010, hal.304) yaitu :

Debt to Asset Ratio =

Pengembangan Hipotesis

Hubungan Current Ratio terhadap Profitabilitas

Current Ratio menunjukkan kemampuan prusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin tinggi current ratio yang dimiliki semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Semakin rendah

(7)

current ratio semakin rendah pula kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

Hasil penelitian menurut Ambarwati, Yuniarta dan Sinarwati (2015), current ratio yang terus mengalami kenaikan tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih besar. Suatu perusahaan yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan memperoleh laba perusahaan. Bukti empiris juga menunjukkan bahwa perusahaan dengan current ratio rendah lebih mampu mengahsilkan profitabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan dengan current ratio tinggi.

Hubungan Debt to Equity Ratio terhadap Profitabilitas

Struktur modal merupakan bauran antara hutang dengan modal atau yang bias disebut debt to equity ratio (DER). Penggunaan hutang dalam suatu perusahaan akan menaikkan laba, karena adanya kenaikan pajak yang merupakan pos deduksi terhadap biaya hutang, namun pada titik tertentu penggunaan hutang dapat menurunkan laba karena adanya pengaruh biaya kepailitan dan biaya bunga yang ditimbulkan dari adanya penggunaan hutang. Dengan adanya pajak maka perusahaan atau laba dipengaruhi oleh struktur modal. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang (Julita, 2013).

Menurut penelitian terdahulu yaitu Meilinda Afriyanti (2011) berkesimpulan bahwa Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif terhadap

(8)

Return On Assets. Semakin tinggi DER akan mempengaruhi laba yang dicapai perusahaan.

Hubungan Debt to Assets Ratio terhadap Profitabilitas

Debt to Assets Ratio menunjukkan besarnya total hutang yang dapat dijamin dengan total aktiva. Semakin tinggi debt ratio menunjukkan resiko keuangan yang dihadapi perusahaan semakin tinggi karena utang membawa kosekuensi beban bunga tetap. Debt Ratio adalah perbandingan antara total hutang dengan total aktiva (Utama, 2014).

Menurut Kasmir (2014, hal.156) menyatakan bahwa apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka sulit untuk perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang.

Menurut Kasmir (2014, hal.152) menyatakan bahwa apabila perusahaan ternyata perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya resiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba juga besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih tentu mempunyai resiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada saat perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.

(9)

Pembahasan dan Interpretasi

Pengaruh Current Ratio Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel Current Ratio tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,361 yang lebih besar dari 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa apabila current ratio mengalami kenaikan maka akan menurunkan nilai ROA, sebaliknya apabila current ratio mengalami penurunan maka akan menaikkan nilai ROA. Semakin besar rasio lancar, maka menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan perusahaan melakukan penempatan dana yang besar pada sisi aktiva lancar. Penempatan dana yang terlalu besar pada sisi aktiva memiliki dua efek yang sangat berlainan. Di satu sisi, likuiditas perusahaan semakin baik.

Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel DER tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas dengan nilai signifikansi 0,970 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa apabila debt to equity ratio mengalami kenaikan maka akan menurunkan jumlah ROA, sebaliknya apabila debt to equity ratio mengalami penurunan maka akan menaikkan jumlah ROA.

Hal ini mengindikasikan bahwa hutang berbanding terbalik dengan ROA. Pada saat debt to equity ratio rendah, hutang rendah maka meningkatkan profit karena perusahaan tidak harus menanggung beban bunga dan mengurangi resiko financial distress.

(10)

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel DAR berpengaruh terhadap profitabilitas karena memiliki nilai signifikansi 0,003 < 0,05. Hal ini berarti bahwa apabila debt to assets ratio mengalami kenaikan maka akan menurunkan jumlah ROA, sbaliknya apabila debt to assets ratio mengalami penurunan maka akan meanikkan jumlah ROA.

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Assets Ratio Terhadap Profitabilitas.

Pengujian hipotesis keempat, variabel independen memiliki FHitung13,938>

dari FTabel 2,66 dengan derajat kebebasan n - k – 1 = 164 – 3 – 1 = 160 dengan

nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 maka hasil pengujian hipotesis diterima yang menunjukkan bahwa Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Profitabilitas. Hal ini berarti semakin tinggi Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Assets Ratio secara bersama-sama (simultan) maka dapat meningkatkan Profitabilitas.

(11)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Variabel Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015.

2) Variabel Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015.

3) Variabel Debt to Total Assets Ratio berpengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015.

4) Variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Assets Ratio secara bersama-samaberpengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015.

(12)

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini dan kesimpulan diatas dapat diberikan saran sebagai berikut:

1) Dapat menggunakan variabel independen lain yang dianggap berpengaruh terhadap Profitabilitas, misalnya Total Asset Turnover, Firm Size, Inventory Turnover, Sales Dan Size.

2) Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk memperluas atau menambah sampel penelitian seperti luar pulau jawa dan bali atau seluruh Indonesia dengan periode pengamatan yang lebih panjang.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Nugroho. 2014. Pengaruh Debt To Equity Ratio Dan Debt To Total Asset Ratio Terhadap Profitabilitas Perusahaan Sub Sektor Perkebunan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2012

Afrianty, Meilinda. 2011. Skripsi Analisis Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio, Sales dan Size Terhadap Return on Assets. Universitas Diponegoro Semarang.

Ardiatmi. 2014. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio , Total Asset Turnover, Firm Size Dan, Debt Ratio Terhadap Profitabilitas (Roe) (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2008-2012)

Cahya, Alfarizi. 2014. Pengaruh Current ratio, Debt to Equity Ratio, Debt Asset ratio, dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Asset pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.

Erari, Anita. 2014. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio , dan Return On Asset Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.

Fahmi,Irham. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Cetaka Kelima. Bandung: Alfabeta,cv.

Farihah, Maula. 2015. Pengaruh Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial terhadap Profitabilitas pada Perusahaan LQ 45.

Hantono. 2015. Pengaruh Current Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013.

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara Ismayani, Laili. 2012. Analisis Pengaruhdebt To Asset Ratio (Dar), Debt To

Equity Ratio (Der) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Julita, 2013. Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Transformasi yang Terdatfar Di Bursa Efek Indonesia.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

(14)

Kurnia, Meriana. 2014. Pengaruh Debt to Assets Ratio, Current Ratio, dan Inventory Turnover ratio Terhadap Return On Assets pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2012.

Linda, Fitri. 2011. Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Return On Assets(Studi Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009)

Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan 14. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Nugroho, Samuel. 2014. Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas Perusahaan Sub Sektor Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012.

P.A, Mahardika dan Marbun D.P. 2016. Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Assets.

Sari, Novita. 2015. Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Equity (ROE). (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Food and Baverages yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014).

Syafri, Sofyan. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Satu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Edisi Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Afiliasi Hostgator – Saya mengikuti afiliasi Hostgator karena menggunakan Hostgator untuk meng-hosting semua blog saya (kecuali blog yang digunakan untuk membacklink atau

Sumedang Tahun Ajaran 2015/2016. Pemerolehan data didapat dari pedoman wawancara, format observasi kinerja guru dan format penilaian aktivitas siswa. Pengolahan data

Nisbah merupakan persentase terentu yang disebutkan dalam akad kerjasama usaha ( mudharabah dan musyarakah ) yang telah disepakati oleh nasabah investor. 1) Presentase

Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan metode Convolutional Neural Network (CNN) untuk mengenali gambar apabila adanya objek yang terdeteksi , lalu hasil deteksi

Masyarakat miskin yang berhadapan dengan perkara pidana sangat rawan untuk diperlakukan secara tidak adil oleh aparat penegak hukum selama proses penyelesaian

(2)Dari para jemaah haji oleh Menteri Muda Agama dapat dipungut biaya administrasi dan lain-lain biaya, yang berdasarkan ketentuan-ketentuan dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi Gambar dan Gambar