• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VII. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

93

VII. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

7.1. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal terjadi di dalam perusahaan, mempengaruhi aktivitas perusahaan, dan dapat dikendalikan oleh perusahaan. Analisis lingkungan internal adalah proses identifikasi terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam memasarkan produknya. Lingkungan internal perusahaan yang dianalisis pada penelitian ini terdiri dari manajemen, keuangan, pemasaran, produksi, penelitian dan pengembangan.

7.1.1. Manajemen

Analisis manajemen pada lingkungan internal mencakup lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.

1) Perencanaan

Perencanaan merupakan awal penting dalam menjalankan usaha. Dengan adanya perencanaan, perusahaan dapat bekerja dan berusaha secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan. CV Ettawa Dairy Farm memiliki visi dan misi tersirat. Visi dan misi tersebut digunakan sebagai pandangan perusahaan ke depan. Walaupun sudah memiliki visi dan misi, perusahaan belum memiliki perencaaan jangka pendek dan jangka panjang tertulis.

Dalam bidang pemasaran, perusahaan memiliki perencanaan jangka pendek berupa peningkatan penjualan susu kambing. Perencanaan ini bersifat lisan dan tidak terstruktur. Salah satu rencana pemasaran jangka pendek yang sudah terwujud ialah pembuatan brosur. Hingga saat ini, perusahaan memiliki perencanaan pemasaran yang baik namun tidak tertulis.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian diperlukan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai visi dan misi perusahaan. Dilihat dari struktur organisasi dan pembagian tugas, perusahaaan masih menggunakan sistem manajemen sederhana. Pada dasarnya, CV Ettawa Dairy Farm belum memiliki tenaga kerja yang cukup dalam mengelola usahanya. Hal ini terlihat dari

(2)

94 kekosongan posisi kepala produksi dan kepala pemasaran sehingga terdapat penumpukkan tugas pada satu orang tertentu. Walaupun terjadi penumpukkan tugas, perusahaan mampu melaksanakan kegiatan operasional dengan baik. Namun, tidak adanya tenaga kerja pemasaran yang qualified mengakibatkan faktor pemasaran kurang mendapatkan perhatian dan kurang berjalan optimal. Ini terlihat dari penjualan susu yang belum memenuhi target (Tabel 3).

3) Pengelolaan Staf

Pengelolaan staf pada CV Ettawa Dairy Farm cukup baik. Perusahaan memiliki pegawai staf/kepala bidang yang berasal dari kerabat dekat/keluarga. Sedangkan pegawai kandang berasal dari wilayah sekitar. Kedekatan hubungan tenaga kerja membuat komunikasi berjalan baik. Kepala bidang/pegawai staf bekerja sebulan sekali. Setiap pertemuan dilakukan di kantor/rumah pemilik perusahaan. Pegawai kandang bekerja enam hingga delapan jam per hari. Setiap minggu pegawai kandang mendapat satu hari libur secara bergantian. Hal ini dilakukan, agar pekerjaan di kandang dapat berlangsung walaupun ada salah satu pegawai yang libur kerja.

Pimpinan CV Ettawa Dairy Farm mengelola tenaga kerja dengan sistem komando top down. Semua perintah dan pengambilan keputusan berasal dari pimpinan. Walaupun demikian, pimpinan perusahaan terbuka dengan saran atau masukan dari para pegawai. Para pegawai pun diberikan kebebasan untuk menggunakan fasilitas pemilik perusahaan dengan baik.

4) Pemberian Motivasi

Pemberian motivasi digunakan untuk membangkitkan semangat kerja pegawai. Perusahaan meningkatkan motivasi pegawai dengan pemberian tempat tinggal/mess yang nyaman dan pemberian THR (Tunjangan Hari Raya). THR diberikan perusahaan satu tahun sekali. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas pegawai. Selain itu, apabila pemimpin tidak ada di tempat, seluruh kegiatan peternakan dapat dilakukan dengan baik.

5) Pengendalian

Fungsi pengendalian dilakukan perusahaan dengan melakukan kontrol dan evaluasi kerja. Dalam proses produksi, pemimpin melakukan kontrol setiap hari

(3)

95 terhadap hewan ternak dan produk yang dihasilkan. Pengendalian terhadap pegawai kandang dilakukan setiap hari dengan mengawasi pekerjaan yang dilakukan. Pengendalian keuangan dan pemasaran dilakukan satu bulan sekali. Pengendalian keuangan dilakukan bersama pegawai staf keuangan. Pengendalian pemasaran dilakukan bersama-sama karena belum terdapat sumberdaya manusia yang menempati posisi pemasaran.

Struktur manajemen CV Ettawa Dairy Farm memiliki kekuatan berupa keharmonisan dalam hubungan kerja (antara pimpinan dengan pegawai). Sebuah hubungan yang baik merupakan modal utama dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Djajendra (2010) dimana keharmonisan kerja diperlukan untuk menjalankan rencana/strategi perusahaan.

Adapun kelemahan dalam manajemen perusahaan ialah belum adanya sumberdaya manusia yang qualified dalam bidang pemasaran. Hal ini terlihat dari rencana pemasaran perusahaan yang tidak terstruktur. Perusahaan tidak mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan yang dapat mendukung atau menghentikan usahanya. Kriteria qualified disini ialah tenaga pemasaran memiliki relasi yang banyak, mampu mengamati lingkungan pasar, dan memiliki kemampuan menjual. Kemampuan ini mempengaruhi penerimaan dan laba perusahaan. Menurut Hariandja, perlu adanya spesifikasi pekerjaan agar tugas seseorang dapat bekerja sesuai dengan kemampuan/keterampilannya dan dapat dikerjakan secara efektif 9.

7.1.2. Pemasaran

Kegiatan pemasaran CV Ettawa Dairy Farm tidak selalu berjalan baik. Perusahaan belum memiliki rancangan/strategi pemasaran untuk produk yang dihasilkan. Selain itu, tidak adanya sumber daya manusia dalam bidang pemasaran/pemusatan tanggung jawab pemasaran pada satu orang tertentu membuat kegiatan pemasaran tidak berjalan optimal. Oleh karena itu, perlu dianalisis terlebih dahulu kekuatan dan kelemahan perusahaan pada aspek pemasaran.

9 Djajendra. 2010. Keharmonisan Hubungan Kerja (http://djajendra.

(4)

96 Aspek pemasaran dikaji melalui pendekatan target pasar dan bauran pemasaran. Target pasar dianalisis melalui segmenting, targetting, dan positioning. Sedangkan bauran pemasaran dianalisis melalui 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat/distribusi), promotion (promosi).

1) Target Pasar (Segmenting, Targeting, Positioning)

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti 2006). CV Ettawa Dairy Farm melakukan segmentasi pasar berdasarkan karakteristik konsumen dan respon konsumen. Berdasarkan karakteristik konsumen, diketahui bahwa segmentasi perusahaan ialah segmentasi psikografis yang terdiri dari gaya hidup dan kepribadian. Gaya hidup masyarakat yang peduli akan kesehatan mempengaruhi pola konsumsi. Susu kambing merupakan minuman kesehatan yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan memiliki peran sebagai antibodi. Konsumen yang merasakan manfaat susu kambing memiliki respon yang positif dalam pembelian produk perusahaan. Selain itu, perusahaan memiliki segmen pasar berupa pendapatan konsumen.

Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Susu kambing dapat diminum oleh semua usia karena bentuk morfologis dari susu kambing yang halus. Perusahaan melirik kalangan menengah ke atas sebagai target pasarnya. Menurut Adi R (2004), pendapatan lebih dari Rp 3.000.000,00 merupakan kalangan menengah ke atas. Kalangan ini mampu untuk membeli susu kambing karena sesuai dengan pendapatannya. Hal ini terlihat dari karakteristik konsumen sebesar 100 persen memiliki tingkat pendapatan lebih dari Rp 3.000.000,00 (Lampiran 9).

Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. CV Ettawa Dairy Farm ingin menempati posisi sebagai peternakan yang modern dan memiliki kualitas tinggi dalam penyediaan produk. Sedangkan susu kambing yang dihasilkan, ditempatkan pada posisi minuman kesehatan yang berkualitas dan memiliki banyak khasiat.

(5)

97 2) Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif.

a) Produk

Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. CV Ettawa Dairy Farm menawarkan susu kambing murni sebagai produk utama. Sebelum dipasarkan, susu kambing melalui proses penyaringan satu kali lalu dikemas dalam kemasan gelas dan dipress menggunakan mesin shiller. Kemasan yang digunakan berbentuk cup/gelas plastik berbahan PP (Poly propylene). Gelas PP memiliki warna putih susu dan merupakan kemasan fleksibel yang kuat dan ringan. Kemasan PP dapat menahan pemindahan uap air, tahan terhadap minyak, stabil pada suhu tinggi, dan memiliki permukaan halus. Kemasan PP banyak digunakan untuk makanan dan minuman. Warna putih susu digunakan agar susu tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Sehingga susu aman untuk dikonsumsi.

Susu kambing dipasarkan dalam satu ukuran, yaitu 200 ml. Dalam kemasannya, produk belum memiliki label, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama perusahaan yang memproduksi, keterangan kadaluarsa, dan keterangan halal. Perusahaan belum memiliki izin Badan POM, MUI, atau hasil uji lab yang menyatakan bahwa produk perusahaan aman dikonsumsi dan halal.

Perizinan Badan POM sulit diperoleh perusahaan karena Badan POM menginginan produk yang sudah diolah dan memiliki label. Saat ini perusahaan masih menjual susu kambing murni tanpa melalui banyak proses pengolahan dan belum memiliki label. Hasil uji lab belum dilakukan perusahaan karena belum mendapatkan akses.

Ketiadaan label/identitas produk dan jaminan kesehatan pada kemasan produk merupakan suatu kelemahan perusahaan. Konsumen memerlukan jaminan akan produk yang dijual perusahaan. Sehingga identitas produk

(6)

98 sangat diperlukan dalam pemasaran. Selain itu, ketiadaan label pada produk perusahaan, membuat konsumen tidak peka/mengenal produk perusahaan.

Gambar 11 . Kemasan Susu Kambing CV Ettawa Dairy Farm b) Harga

Penetapan harga susu kambing CV Ettawa Dairy Farm didasarkan pada harga pasar. Harga pasar yang diikuti ialah harga susu kambing di daerah Jabodetabek. Perusahaan menetapkan harga Rp 9000,00/cup untuk konsumen akhir atau Rp 45.000,00/liter dan Rp 8000,00/cup untuk agen atau Rp 40.000,00/liter. Satu cup susu kambing setara dengan 200 ml. Berdasarkan pengalaman pemilik perusahaan, harga susu kambing yang ditetapkan termasuk murah. Terdapat empat orang dari 17 orang konsumen perusahaan yang menyatakan harga lebih mahal dibandingkan dengan perusahaaan lain. Penetapan harga saat ini sudah sesuai dengan segmentasi perusahaan, yaitu kalangan menengah ke atas. Namun, apabila dilihat dari rata-rata harga jual 10 peternakan di Kabupaten Bogor, CV Ettawa Dairy Farm memiliki harga di atas rata-rata. Hal ini mengindikasikan bahwa harga jual susu kambing CV Ettawa Dairy Farm lebih mahal dibandingkan dengan harga rata-rata 10 peternakan di Kabupaten Bogor. Namun, berdasarkan segmentasi pelanggan, harga yang ditetapkan sudah tepat. Sehingga, untuk saat ini perusahaan memiliki harga yang terjangkau untuk konsumen yang ada.

(7)

99 c) Distibusi

Saluran distribusi merupakan saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen. CV Ettawa Dairy Farm menggunakan dua saluran distribusi, yaitu saluran tidak langsung (agen) dan saluran langsung. Saluran distribusi melalui agen dilakukan di Jakarta dan Depok yaitu di pesantren/toko herbal dan rumah kerabat. Sedangkan saluran distribusi langsung dilakukan di daerah Bogor dan Jakarta dimana konsumen membeli langsung pada peternakan/kantor. Saluran distribusi langsung memiliki peranan lebih banyak dibandingkan dengan saluran distribusi melalui agen. Hampir 60 persen, perusahaan memasarkan produknya secara langsung.

Perusahaan hanya memiliki dua agen yang masing-masing memasarkan susu kambing di lingkungan sekitar. Setiap satu minggu sekali, perusahaan menawarkan susu kambing kepada agen. Berdasarkan pengakuan pemimpin perusahaan, hingga saat ini penjualan di pihak agen semakin menurun. Hal ini menyebabkan penurunan penjualan perusahaan. Selain itu, terbatasnya agen yang membantu pemasaran susu kambing pun membuat penjualan susu kambing terbatas.

Tidak efektifnya saluran distribusi perusahaan dan terbatasnya saluran pemasaran yang ada menyebabkan penjualan susu kambing berfluktuasi. Saluran distribusi yang efektif adalah saluran yang dapat menjadi alat untuk mendapatkan umpan balik dari konsumen di pasar.

d) Promosi

Awal usaha ini berdiri, perusahaan melakukan kegiatan promosi berupa direct selling dan indirect selling. Direct selling dilakukan perusahaan dengan menawarkan susu kambing secara langsung kepada kerabat dekat. Pemilik perusahaan sering mengadakan acara seperti arisan, kumpul kerabat di peternakan sambil memperkenalkan perusahaan dan susu kambing yang diproduksi. Promosi ini menyumbangkan kontribusi terbesar terhadap penjualan perusahaan. Hal ini terlihat dari informasi yang diterima konsumen sebesar 52,94 persen berasal dari kerabat.

(8)

100 Berbeda dengan indirect selling. promosi yang dilakukan melalui agen dan teknologi internet berupa blogspot dan facebook kurang berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Hal ini dikarenakan pemasaran melalui internet kurang diperhatikan oleh perusahaan. Dari awal berdiri hingga saat ini, blogspot dan facebook perusahaan tidak memiliki informasi terbaru. Ini yang menyebabkan pemasaran melalui internet terhambat. Pada bulan Februari 2010, perusahaan membuat brosur mengenai keberadaan perusahaan dan manfaat susu kambing. Brosur ini dibagikan kepada masyarakat yang belum mengenal manfaat susu kambing, namun memiliki prospek untuk membeli. Kegiatan promosi ini masih dirasakan kurang efektif. Perusahaan belum menerima dampak positif dari kegiatan tersebut.

Hal ini merupakan kelemahan perusahaan dimana kurangnya kegiatan promosi yang dilakukan dan tidak efektifnya promosi yang sudah dilakukan perusahaan. Menurut Fuad dkk (2000), promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang memiliki peranan besar. Oleh karena itu, promosi sangat dibutuhkan dalam pemasaran suatu produk.

7.1.3. Keuangan

CV Ettawa Dairy Farm merupakan usaha milik pribadi. Keseluruhan dana yang dikeluarkan pada awal pendirian ialah modal sendiri. Selama ini, perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal untuk pengembangan usaha. Perusahaan mampu meningkatkan modal jangka pendek apabila diperlukan.

Berdasarkan analisis finansial, pada tahun pertama dan kedua perusahaan mengalami kerugian. Hal ini terlihat pada nilai net benefit yang negatif. Pada tahun ketiga hingga kelima, perusahaan mendapatkan keuntungan yang terus meningkat. Nilai Net Present Value (NPV) dari usaha ini ialah Rp 18.301.119,00. Nilai NPV yang lebih besar dari nol (NPV≥0) merupakan kriteria kelayakan usaha. Hal ini merupakan suatu kekuatan. Perusahaan mempunyai sumber keuangan yang baik dan tidak memiliki beban hutang.

Perusahaan memiliki sistem manajemen keuangan yang sederhana dan belum tersusun rapi. Pencatatan keuangan harian dilakukan oleh pemimpin

(9)

101 perusahaan berupa pencatatan penjualan dan pengeluaran biaya operasional. Setiap satu bulan, pencatatan harian diserahkan kepada kepala keuangan untuk dianalisis keuntungan perusahaan. Hingga saat ini, pencatatan keuangan yang sederhana mampu memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan perusahaan. Sehingga, ini bukan merupakan kelemahan perusahaan.

Dalam bidang pemasaran, CV Ettawa Dairy Farm memiliki anggaran pemasaran sebesar Rp 5.000.000,00. Biaya pemasaran ini dianggarkan setiap tahun untuk meningkatkan pemasaran. Pada tahun pertama dan kedua, anggaran tersebut digunakan untuk pembuatan brosur. Sedangkan pada tahun ketiga, perusahaan berencana untuk membuat label pada kemasan susu kambing. Hal ini dilakukan agar konsumen lebih percaya dan penjualannya dapat meningkat.

Adanya modal yang cukup dan dana yang dialokasikan untuk kegiatan pemasaran merupakan kekuatan perusahaan. Anggaran merupakan suatu alat yang dapat membantu manajemen dalam perencanaan, koordinasi, dan pengendalian kegiatan yang dilakukan perusahaan. Dengan adanya anggaran pemasaran, perusahaan mampu mengatur aktivitas pemasaran dan dapat meningkatkan volume penjualan.

7.1.4. Produksi

Proses produksi sangat terkait dengan ketersediaan bahan baku. Bahan baku produk ini ialah susu kambing dan kemasan. Proses awal dari produksi susu kambing ialah pemerahan. Kambing diperah secara manual dengan menggunakan tenaga manusia. Tenaga kerja yang akan memerah harus menjaga kebersihan. Tenaga kerja harus mencuci tangan, menggunakan masker, menyiapkan gelas ukur dan ember yang bersih, air bersih, desinfectan, dan kain lap bersih. Proses pemerahan diawali dengan pengikatan kambing dengan tambang. Pemerah harus menjaga ketenangan lingkungan sehingga kambing tidak stres dan dapat menghasilkan susu. Setelah itu, pemerah membersihkan ambing kambing dengan air dan dilap dengan kain kering. Pemerah menggunakan mentega/minyak goreng dalam proses pemerahan agar kondisi tangan licin dan mudah untuk memerah. Susu hasil perahan ditampung dalam ember dan dibawa ke ruang pengemasan. Sedangkan kambing yang sudah diperah dilepaskan ikatannya dan disemprot desinfectan pada ambingnya agar ambing kambing tetap bersih.

(10)

102 Kambing yang diperah dapat menghasilkan susu rata-rata sebanyak 0,65 liter/ekor/hari. Dalam satu hari terdapat 10 sampai dengan 15 ekor kambing yang diperah. Jumlah susu kambing yang dihasilkan CV Ettawa Dairy Farm ini terbilang rendah jika dibandingkan dengan produksi susu kambing Suran Farm yang mampu menghasilkan satu liter/ekor/hari. Rendahnya produksi susu kambing perusahaan bukan menjadi kelemahan karena hingga saat ini perusahaan dapat memenuhi permintaan susu kambing.

Setelah proses pemerahan, susu kambing melalui proses pengemasan. Susu dibawa ke dalam ruangan pengemasan dan disaring sebanyak satu kali. Dalam ruang pengemasan, tenaga kerja harus melepas alas kaki, mencuci tangan, dan menggunakan masker kepala. Hal ini dilakukan agar susu yang dikemas tidak terkontaminasi dengan kotoran yang terbawa oleh tenaga kerja. Tenaga kerja dalam proses pengemasan dan proses pemerahan berbeda. Tenaga kerja yang sudah melakukan proses pemerahan tidak diikutsertakan dalam proses pengemasan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kehigienisan pengemasan susu. Penyaringan susu bertujuan untuk memastikan susu yang akan dikemas berada dalam keadaan bersih dan higienis. Setelah penyaringan, susu siap dimasukkan ke dalam gelas ukuran 200 ml. Gelas yang digunakan harus direndam air panas agar steril. Setelah itu, susu dimasukan dan dikemas dalam mesin shiller lalu disimpan dalam freezer bersuhu -15 oC agar kualitas susu tetap terjaga. Susu yang disimpan dalam freezer dapat bertahan hingga 2 bulan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Hj. Ir. Elies Lasmini, Msi selaku pengajar Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan dan quality assurance , proses produksi CV Ettawa Dairy Farm sebesar 85 persen sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) susu murni. Hal ini merupakan kekuatan perusahaan. Walaupun perusahaan belum melakukan uji lab, perusahaan mampu membuat produk higienis dengan memperhatikan kebersihan kandang dan proses produksi.

(11)

103

Gambar 12. Alur Produksi Susu Kambing

7.1.5. Penelitian dan Pengembangan

Kegiatan penelitian dan pengembangan merupakan suatu hal penting. Perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah produk dengan kegiatan penelitian dan pengembangan. CV Ettawa Dairy Farm belum memiliki divisi khusus dalam menangani penelitian dan pengembangan. Perusahaan berjalan dengan sistem peternakan tradisional, dimana peternakan dikelola secara sederhana. Hal ini merupakan suatu kelemahan karena perusahan belum mampu meningkatkan inovasi produk, riset pemasaran, menentukan kelebihan dan kekurangan produk yang dihasilkan, dan lain-lain. Menurut David (2008), pengeluaran litbang ditujukan untuk memperbaiki kualitas produk atau memperbaiki proses produksi untuk menurunkan biaya.

7.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan keseluruhan faktor yang berada di luar, terlepas dari perusahaan, dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Lingkungan eksternal dibagi menjadi lingkungan makro dan lingkungan mikro. Analisis lingkungan eksternal perusahaan dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam hal pemasaran, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman yang ada.

7.2.1. Lingkungan Makro

Lingkungan makro merupakan kekuatan-kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan mikro. Lingkungan makro terdiri dari demografi, ekonomi, teknologi, politik/hukum dan sosial budaya.

(12)

104

7.2.1.1. Lingkungan Demografi

Kekuatan lingkungan makro yang dipantau pertama kali oleh para pengambil keputusan ialah populasi. Populasi merupakan hal penting dalam dunia pemasaran karena orang yang membentuk pasar. Peningkatan jumlah penduduk dapat menjadi sebuah peluang karena meningkatkan permintaan pasar dan tingkat kebutuhan.

CV Ettawa Dairy Farm memasarakan produknya ke daerah Jabodetabek. Daerah ini merupakan salah satu daerah Indonesia yang termasuk dalam provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Peningkatan penduduk di kedua provinsi tersebut dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat (jiwa)

Provinsi Tahun

2000 2005 2008 2009

DKI Jakarta 8.361.000 8.892.300 9.146.200 9.223.000

Jawa Barat 35.724.000 39.105.600 40.918.300 41.501.5000

Sumber: BPS RI (2010)

Berdasarkan Tabel 24, jumlah penduduk di wilayah pemasaran CV Ettawa Dairy Farm mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan suatu peluang bagi industri makanan dan minuman dalam memasarkan produknya. Susu kambing yang merupakan minuman berkhasiat memiliki peluang untuk memasuki pasar Jabodetabek.

7.2.1.2. Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi sangat mempengaruhi pemasaran suatu produk. Perekonomian yang stabil dan berkembang dapat meningkatkan penjualan perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Faktor ekonomi yang dianalisis dalam lingkungan eksternal terdiri dari pertumbuhan sektor ekonomi melalui indikator Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, dan tingkat konsumsi.

1) Produk Domestik Bruto (PDB)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik

(13)

105 atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. PDB atas harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Secara regional, peningkatan PDB dirasakan di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Produk Domestik Regional Bruto atas harga konstan 2000, menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun nilai PDRB kedua provinsi tersebut meningkat (Tabel 25).

Tabel 25. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Provinsi (ribu rupiah) Tahun 2005-2008

Provinsi Tahun

2005 2006 2007* 2008**

DKI Jakarta 33.205,2 34.837,5 36.733,1 38.654,2

Jawa Barat 6.203,9 6.479,7 6.798,6 7.091,5

Sumber: BPS RI (2009)

Keterangan: *)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Berdasarkan Tabel 25, PDRB per kapita Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen pada tahun 2008. Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan PDRB per kapita sebesar 4,3 persen pada tahun 2008. Peningkatan PDRB per kapita di kedua provinsi ini menunjukkan adanya peningkatan produksi yang mengindikasikan adanya peningkatan pendapatan penduduk di kedua provinsi. Sehingga dapat mempengaruhi konsumsi masyarakat yang semakin meningkat. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan pemasaran susu kambing.

2) Tingkat Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus-menerus. Tingkat inflasi di suatu negara mempengaruhi daya beli masyarakat. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang kemudian mengurangi permintaan produk perusahaan. Sedangkan, tingkat inflasi yang rendah menyebabkan peningkatan daya beli masyarakat dan meningkatkan permintaan produk perusahaan.

(14)

106 Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat merupakan daerah pemasaran susu kambing perusahaan. Kedua provinsi ini memiliki tingkat inflasi yang berfluktuatif. DKI Jakarta memiliki tigkat inflasi sebesar 0,07 persen pada bulan Maret 2010. Tingkat inflasi ini menurun sebesar 0,07 persen dari bulan Februari 2010. Sedangkan, Jawa Barat memiliki tingkat inflasi paling rendah pada tahun 2009 yaitu 2,02 persen (BPS RI 2010).

Tingkat inflasi yang cenderung menurun dari tahun ke tahun di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli ini membuat tingkat konsumsi masyarakat pun meningkat. Hal ini merupakan peluang bagi CV Ettawa Dairy Farm untuk memasarkan susu kambing.

3) Pengeluaran Rumah Tangga

Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Tingkat kebutuhan terhadap kedua kelompok tersebut umumnya berbeda. Pada masyarakat berpendapatan rendah, sebagian besar pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Sedangkan, pada masyarakat berpendapatan tinggi, pendapatan dibelanjakan untuk kelompok bukan makanan. Susu kambing merupakan minuman kesehatan yang termasuk dalam kelompok makanan. Persentase pengeluaran rata-rata per kapita rumah tangga sebulan untuk kedua kelompok tersebut ditunjukkan pada Tabel 26.

Tabel 26. Persentase Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan untuk Makanan dan Bukan Makanan Menurut Provinsi Tahun 2008 dan 2009

Provinsi Konsumsi Makanan Konsumsi Bukan Makanan

2008 2009 2008 2009

DKI Jakarta 36,34 38,14 63,66 61,86

Jawa Barat 50,23 49,51 49,77 50,49

Sumber: BPS RI (2009)

Berdasarkan Tabel 26, persentase pengeluaran masyarakat Provinsi DKI Jakarta memiliki peranan 36,34 persen pada tahun 2008 dan 38,14 persen pada tahun 2009. Jawa Barat memiliki peranan sebesar 50,23 persen pada Tahun 2008 dan 49,51 persen pada tahun 2009. Pada tahun 2009, Provinsi DKI Jakarta terjadi

(15)

107 peningkatan pengeluaran rata-rata per kapita sebesar 1,8 persen. Sedangkan Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 0,72 persen.

Peningkatan pengeluaran di DKI Jakarta mengindikasikan adanya pergeseran pola pengeluaran/konsumsi yang lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan makanan daripada bukan makanan. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan dimana produk yang dijual ialah produk minuman yang termasuk dalam kelompok makanan.

7.2.1.3. Lingkungan Teknologi

Perkembangan teknologi seperti teknologi produksi dan teknologi manajemen akan berpengaruh terhadap perkembangan dan produktivitas perusahaan. Ketersediaan dan kemajuan teknologi peternakan merupakan bagian penting dalam mendukung pemasaran perusahaan. Teknologi peternakan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan memudahkan proses pemasaran.

Aspek teknologi yang berpengaruh bagi perkembangan usaha peternakan ialah teknologi produksi, teknologi pemasaran, dan teknologi manajemen. Teknologi produksi dalam peternakan kambing perah berupa teknologi feeding modern dimana proses pemberian pakan tidak memerlukan tenaga kerja dan waktu yang banyak. Kambing diberikan pakan secara otomatis. Pakan disalurkan ke kandang dengan menggunakan mesin. Selain itu, terdapat teknologi pemerahan modern. Kambing diperah dengan menggunakan mesin pemerah yang langsung terhubung dengan mesin pasteurisasi, sehingga susu dapat terhindar dari kontaminasi bakteri. Perusahaan sudah menyediakan tempat perah untuk menggunakan sistem mesin, namun perusahaan belum memiliki mesin perah tersebut. Walaupun CV Ettawa Dairy Farm belum menggunakan teknologi modern dalam pemberian pakan dan pemerahan, perusahaan dapat menjaga kontinuitas pemberian pakan dan pemerahan susu kambing secara higienis.

Teknologi pengemasan sudah semakin modern. Perusahaan-perusahaan makanan ternama menggunakan kemasan tetrapack untuk produk yang dihasilkannya. Tetrapack merupakan kemasan berbentuk kotak yang dapat menjaga makanan atau minuman dari kontaminasi udara luar. Walaupun CV Ettawa Dairy Farm belum menggunakan kemasan tersebut, tapi perusahaan

(16)

108 mampu mengemas dalam gelas yang fungsinya tidak jauh berbeda dengan kemasan tetrapack.

Selain teknologi produksi, teknologi pemasaran pun mengalami peningkatan seiring semakin modernnya suatu zaman. Teknologi pemasaran dapat berupa promosi dan distribusi. Teknologi promosi saat ini sudah semakin efektif. Perusahaan dapat mempromosikan produknya melalui radio, iklan, surat kabar, majalah, dan internet. Salah satu teknologi pemasaran yang sedang marak ialah internet. Internet merupakan salah satu teknologi pemasaran yang paling diminati. Perusahaan sudah memasarkan produknya melalui internet yaitu facebook dan blogspot. Hal ini merupakan suatu peluang yang dapat digunakan untuk memperluas saluran pemasaran.

Adanya perkembangan teknologi dan penerapan teknologi pada aktivitas perusahaan merupakan suatu peluang. Perusahaan dapat mengefisiensikan biaya produksi yang harus dikeluarkan, melakukan inovasi produk, dan membantu perusahaan dalam mencapai target produksi/pemasaran perusahaan.

7.2.1.4. Lingkungan Politik/Hukum

Pemerintah mempunyai peranan dalam pelaksanaan kegiatan suatu usaha. Kebijakan pemerintah dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi sektor agribisnis. Salah satu kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi ialah kebijakan melindungi masyarakat dari produk pangan olahan. Pemerintah mengeluarkan Undang No. 7 Tahun 1996 tentang pangan. Undang-undang ini mengatur pengusahaan produk olahan meliputi jaminan mutu pangan, pemeriksaan laboratorium, serta label dan iklan pangan. Label dan iklan pangan itu sendiri diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999.

Dalam peraturan ini, semua produk makanan dan minuman yang dijual di wilayah Indonesia, baik produksi lokal maupun impor, harus didaftarkan dan mendapatkan nomor pendaftaran dari Badan POM, sebelum boleh diedarkan ke pasar. Peraturan ini berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas dan menggunakan label sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kebijakan tentang pangan memberikan pengaruh kepada CV Ettawa Dairy Farm. Saat ini, produk CV Ettawa Dairy Farm belum memiliki label, izin halal,

(17)

109 izin dari Badan POM, ataupun uji lab sehingga belum teruji secara laboratorium. Apabila peraturan tersebut diberlakukan secara tegas maka produk perusahaan tidak dapat beredar. Sehingga, peraturan tersebut menjadi suatu ancaman bagi perusahaan.

Kebijakan pemerintah lainnya yang berkaitan dengan peternakan kambing perah ialah dukungan pemerintah Kabupaten Bogor. Pemerintah Kabupaten Bogor menetapkan Kambing PE sebagai komoditas unggulan Kabupaten Bogor pada tahun 2009. Dukungan ini ditandai dengan adanya program-program seperti kegiatan penyuluhan, vaksinasi terhadap penyakit antraks, sosialisasi penyakit Kambing PE, perizinan usaha, pendataan jumlah populasi ternak, dan lain-lain. Kebijakan ini memiliki dampak positif terhadap perusahaan dimana setiap sebulan sekali, petugas peternakan memberikan penyuluhan dan memberikan informasi-informasi mengenai kambing perah.

Untuk perizinan peternakan, Dinas Peternakan Kabupaten Bogor memiliki syarat dalam pengajuan perizinan. Salah satu syarat yang harus dipenuhi peternakan kambing ialah kapasitas kambing yang lebih dari 300 ekor. CV Ettawa Dairy Farm belum memiliki kambing sebanyak 300 ekor. Sehingga ini tidak menjadi ancaman bagi perusahaan. Perusahaan memiliki izin pendirian CV (Comanditaire Venootschap).

7.2.1.5. Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya merupakan lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi jalannya suatu usaha. Salah satu lingkungan sosial yang memberikan pengaruh terhadap permintaan susu kambing ialah tingkat pengetahuan/pendidikan dan perilaku/gaya hidup masyarakat. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan khasiat susu kambing menyebabkan kurang terkenalnya susu kambing di kalangan masyarakat. Susu kambing merupakan produk ekslusif. Konsumen susu kambing adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal tersebut dikarenakan harga jual susu kambing yang mahal. Sedikitnya masyarakat yang memiliki pengetahuan akan khasiat susu kambing merupakan suatu ancaman bagi perusahaan.

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat di Indonesia akan pentingnya kesehatan, secara tidak langsung turut mengubah cara pandang mereka

(18)

110 0 5 10 15 20 25 30 35 2004 2005 2006 2007 2008 Persen Tahun keluhan kesehatan

terhadap kesehatan. Kesehatan adalah investasi jangka panjang. Seseorang yang menyadari hal tersebut, mulai menerapkan gaya hidup sehat dalam kesehariannya. Hal ini terlihat dari persentase pengeluaran rata-rata per kapita untuk kesehatan meningkat dari 2,87 persen pada tahun 2007 menjadi 2,97 persen pada tahun 2008 (BPS 2009). Beragamnya jenis penyakit menjadi salah satu alasan untuk hidup sehat. Sebesar 33,24 persen masyarakat Indonesia memiliki keluhan kesehatan pada tahun 2009. Angka ini meningkat 2,34 persen dari tahun 2007 (Gambar 13). Salah satu cara hidup sehat ialah konsumsi makanan/minuman bergizi. Selain itu, kecenderung masyarakat yang bersikap back to nature, membuat masyarakat lebih memilih makanan/minuman alami dan murni tanpa adanya penambahan zat-zat tertentu. Susu kambing merupakan minuman kesehatan yang memiliki banyak manfaat. Susu kambing yang diproduksi oleh CV Ettawa Dairy Farm merupakan susu kambing murni tanpa ada penambahan zat-zat berbahaya. Hal ini merupakan peluang perusahaan untuk memasarkan produknya.

Gambar 13. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan Sebulan yang Lalu

Sumber: BPS RI (2009)

7.2.2. Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro terdiri dari pelaku-pelaku dalam lingkungan perusahaan yang dekat dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya. Lingkungan eksternal mikro terdiri dari pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, pesaing dan publik.

(19)

111

7.2.2.1. Perantara Pemasaran

Perantara pemasaran merupakan perusahaan saluran distribusi yang membantu perusahaan menemukan pelanggan atau melakukan penjualan kepada pelanggan. Perantara pemasaran meliputi pedagang besar dan pedagang kecil. CV Ettawa Dairy Farm bekerja sama dengan agen pemasaran untuk mempromosikan produknya ke konsumen akhir. Saat ini, perusahaan memiliki dua agen yang terdiri dari pesantren/toko obat herbal dan rumah kerabat. Agen ditunjuk perusahaan karena faktor kekerabatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemimpin perusahaan, agen yang ada saat ini tidak berjalan baik. Permintaan susu kambing dari pihak agen dapat dikatakan sedikit. Agen tidak memiliki keberlangsungan dalam pengambilan susu. Setiap satu minggu sekali, perusahaan menitipkan susu kambing kepada agen sebanyak 10 gelas. Hal ini mengakibatkan posisi agen yang cukup tinggi dibandingkan dengan perusahaan.

Tabel 27. Daftar Nama dan Alamat Agen CV Ettawa Dairy Farm

No. Nama Alamat

1 Bapak Rozak Depok

2 Bapak Munawar Ciputat, Jakarta

Sumber: Hasil Wawancara dengan pemilik (2010)

Harga jual susu kambing di tingkat agen ditentukan oleh perusahaan yaitu Rp 40.000,00/liter. Sedangkan harga jual agen kepada konsumen akhir ditentukan oleh agen. Tidak ada ketentuan pasti dari perusahaan mengenai tingkat harga yang harus dijual agen kepada konsumen akhir. Hal ini dapat menurunkan penjualan perusahaan apabila harga yang ditawarkan agen terlalu tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut, agen memiliki bargaining position yang kuat. Perusahaan memerlukan agen untuk penjualan susu kambing karena penjualan susu kambing saat ini belum mencapai target. Kebutuhan perusahaan akan agen cukup tinggi karena 40 persen penjualan berasal dari agen. Ini merupakan ancaman terhadap perusahaan.

7.2.2.2. Pemasok

Pemasok mempunyai peranan penting dalam proses produksi karena berkaitan dengan kontinuitas produksi suatu usaha. Saat ini, CV Ettawa Dairy

(20)

112 Farm memasok ampas tempe dan rumput yang akan digunakan dalam proses produksi. Ampas tempe didapat dari pabrik tempe yang ada di Ciputat. Kebutuhan perusahaan per hari ialah 50 kg. Biasanya perusahaan membeli pasokan ampas tempe dari pemasok sebanyak satu ton atau 20 karung dalam sekali pengambilan. Pembelian ampas tempe dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan dan diambil sendiri ke pabriknya. Pembayaran yang dilakukan pada pemasok ialah pembayaran tunai. Pembayaran dilakukan pada saat pengambilan barang.

Selain ampas tempe, perusahaan memasok rumput sebagai pakan kambing. Pemasok rumput perusahaan ialah masyarakat daerah sekitar. Perusahaan membutuhkan rumput sebanyak satu ton setiap minggu. Dalam seminggu, perusahaan dapat melakukan tiga sampai empat kali pengambilan. Pembayaran yang dilakukan pada pemasok rumput ialah pembayaran tunai setelah dua kali pengambilan rumput.

Hingga saat ini, pemasok dapat memenuhi kebutuhan CV Ettawa Dairy Farm. Perusahaan tidak memiliki kualitas khusus dalam penerimaan bahan baku dari pemasok. Perusahaan hanya melihat dari segi harga dan kuantitas yang dapat disediakan pemasok. Harga dan kuantitas pemasok selalu sesuai dengan keinginan perusahaan. Namun, apabila pemasok tidak dapat memenuhi permintaan perusahaan, perusahaan tidak mempunyai alternatif pemasok lain untuk memenuhi kebutuhan faktor produksinya. Oleh karena itu, kekuatan pemasok perusahaan lebih besar dibandingkan dengan kekuatan perusahaan. Hal ini merupakan ancaman. Perusahaan tidak dapat melakukan proses produksi secara maksimal apabila tidak ada pasokan pakan dari pemasok, sehingga kambing akan kelaparan dan produksi perusahaan terhenti.

7.2.2.3.Pesaing

CV Ettawa Dairy Farm merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi susu kambing di Kabupaten Bogor. Perusahaan termasuk pendatang baru yang harus menghadapi persaingan dengan produsen yang sudah lama di pasar. Berdasarkan lokasi perusahaan dan tujuan lokasi pemasaran, terdapat 10 peternakan kambing perah yang ada di Kabupaten Bogor. Perusahaan-perusahaan ini mengusahakan susu kambing sebagai sental usahanya. Beberapa peternakan kambing perah yang ada di Bogor dapat dilihat pada Tabel 28.

(21)

113

Tabel 28. Usaha Peternakan Kambing Perah di Kabupaten Bogor

No Nama Peternakan

Lokasi Produk Kemasan Harga per liter (Rp)

Keterangan

1. PT. Caprito A. P Cariu Susu murni Plastik HDPE 200 ml

35.000 -Identitas perusahaan -Hasil uji lab

IPB 2. Prima Fit Ciampea Susu murni

Kolestrum Plastik Buram 200 ml 100.000 5.000.000 - Label halal - Identitas perusahaan

3. Ponpes Sahid Pamijahan Susu murni Plastik Shiller 1 L

15.000

4. Cordero Farm Tanjung Sari Susu murni Plastik 200ml

30.000

5. Bangun Karso Farm

Cijeruk Susu murni Plastik 1 L 20.000

6. Koperasi Daya Mitra Primata

Cikarawang Susu murni Plastik 1 L 20.000

7. Ponpes Darul Falah

Ciampea Susu murni Plastik Buram 1 L 12.500 8. PT. Gizi Dewata Utama Bendungan Susu pasteuris asi Plastik 250ml 24.000 - Identitas perusahaan

9. Suran Farm Ciawi Susu murni Kefir Plastik 250ml 25.000 10. Peternakan Unggul

Ciampea Susu murni Plastik 200ml 40.000 - Tanggal produksi - Label halal - Identitas perusahaan 11. CV Ettawa Dairy Farm

Megamendung Susu murni Cup PP 200ml

45.000

Sumber: Data Primer (2010), diolah

Berdasarkan Tabel 28, banyaknya produsen susu kambing di Kabupaten Bogor menciptakan persaingan yang cukup tinggi. Harga susu kambing CV Ettawa Dairy Farm sudah terbilang terjangkau dibandingkan dengan pesaingnya. Namun, produk/kemasan yang digunakan CV Ettawa Dairy Farm masih kurang menarik. Pesaing menawarkan susu kambing melalui dokter/rumah sakit. Pesaing memiliki konsumen sendiri yang sebagian besar ialah orang yang memperhatikan kesehatan. Hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan, karena CV Ettawa Dairy Farm bersaing dengan banyak peternakan kambing perah di Bogor.

Selain persaingan dari usaha sejenis, usaha susu kambing pun memiliki persaingan dari produk substitusi. Produk substitusi adalah produk lain yang memiliki fungsi sama dengan produk perusahaan. Produk substitusi dapat menjadi

(22)

114 ancaman apabila harga dan kualitas yang ditawarkan produk substitusi lebih unggul dibandingkan produk perusahaan. Susu kambing merupakan salah satu jenis minuman berkhasiat yang berguna untuk penyembuhan penyakit. Berdasarkan fungsi tersebut, susu kambing memiliki produk substitusi berupa obat-obatan herbal/alamiah dan obat-obatan kimia/modern. Kebanyakan masyarakat mengkonsumsi obat-obatan kimia/modern karena obat-obatan kimia/modern lebih terjamin secara klinis dan banyak direkomendasikan oleh dokter. Hal ini terlihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Persentase Penduduk Indonesia yang Mengobatai Sendiri Selama Sebulan Terakhir Menurut Jenis Obat yang Digunakan Tahun 2006-2008

Sumber : BPS RI (2009)

Berdasarkan Gambar 14, persentase penggunaaan obat kimia/modern dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Sedangkan, penggunaan obat tradisional mengalami penurunan. Hal ini merupakan ancaman bagi usaha susu kambing dimana susu kambing merupakan salah satu obat tradisional yang bersifat alami.

7.2.2.4. Pelanggan

Pelanggan susu kambing CV Ettawa Dairy Farm merupakan kerabat dekat pemilik perusahaan yang berada di wilayah Jakarta. Perusahaan memiliki segmentasi pelanggan kalangan menengah keatas. Pelanggan memiliki pendidikan yang tinggi dan kesadaran hidup sehat. Usia dari pelanggan perusahaan beragam, antara umur 20-65 tahun.

0 20 40 60 80 100 2006 2007 2008 Persen Tahun Modern Tradisional Lainnya

(23)

115 CV Ettawa Dairy Farm belum memiliki label/nama perusahaan pada produk yang dijual. Sehingga, perusahaan belum memiliki kekuatan merek dan loyalitas konsumen terhadap merek perusahaan. Produk perusahaan pun tidak terdiferensiasi/standar sehingga konsumen/pelanggan tidak mampu membedakan produk susu kambing yang dikonsumsinya. Banyaknya pilihan produk dengan beragam variasi dan kemasan di pasar menyebabkan pembeli dihadapkan pada banyak pilihan. Oleh karena itu, pembeli memiliki posisi tawar yang kuat.

Berdasarkan kuesioner pelanggan, pelanggan CV Ettawa Dairy Farm memiliki kekuatan tawar-menawar yang tinggi. Sebanyak 47,06 persen pelanggan akan membeli susu kambing di tempat lain dan 35,29 persen tidak jadi membeli apabila susu yang ditawarkan tidak tersedia. Sedangkan sisanya sebesar 17,65 persen membeli susu jenis lain. Hal ini merupakan ancaman perusahaan karena produk perusahaan tidak terdiferensiasi/standar. Pelanggan dapat dengan mudah menemukan susu kambing yang sama dengan perusahaan di pasaran.

7.2.2.5. Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor penting dalam menciptakan citra perusahaan. Masyarakat dapat membentuk pikiran pelanggan terhadap perusahaan sehingga mempengaruhi keputusan pelanggan terhadap perusahaan. Hingga saat ini, CV Ettawa Dairy Farm sangat memperhatikan masyarakat sekitar perusahaan. Perusahaan mendukung semua kegiatan masyarakat desa. Apabila ada kegiatan gotong royong, perusahaan selalu ikut serta baik berupa dana maupun tenaga. Tenaga kerja peternakan dan pemasok rumput berasal dari masyarakat sekitar. Selain itu, perusahaan melakukan kemitraan pemasaran kambing perah jantan dengan masyarakat. Kambing perah jantan dijual dengan sistem bagi hasil. Perusahaan menerima sebagian uang dari masyarakat atas pembelian kambing perah jantan pada awal pemberian, lalu masyarakat memelihara kambing tersebut, dan akhirnya dijual. Hasil dari penjualan kambing dibagi kepada masyarakat, petugas desa, dan perusahaan sesuai dengan persentase yang disepakati. Dalam hal ini perusahaan mendapatkan 40 persen dari hasil penjualan, petugas desa mendapatkan 20 persen, dan masyarakat yang memelihara mendapatkan 40 persen. Hal ini dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar.

(24)

116 Hubungan yang baik antara perusahaan dan masyarakat sekitar peternakan merupakan suatu peluang bagi perusahaan. Image/citra perusahaan yang baik dapat mendorong kemajuan perusahaan dalam memasarkan produknya.

7.3. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Berdasarakan analisis lingkungan internal perusahaan diperoleh beberapa faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi CV Ettawa Dairy Farm. Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan

Aspek Kekuatan Kelemahan

Manajemen - Hubungan kerja yang

harmonis antara

pimpinan dan pegawai

- Belum ada SDM

pemasaran yang

qualified

Pemasaran - Harga terjangkau - Produk tidak memiliki

label dan izin kesehatan - Saluran distribusi yang

tidak efektif

- Kegiatan promosi yang kurang dan tidak efektif

Keuangan - Ketersediaan modal

usaha yang cukup

Produksi - Sistem produksi yang

higienis Penelitian dan pengembangan - Belum melakukan penelitian dan pengembangan

Sumber: Data Primer (2010), diolah

7.4. Identifikasi Peluang dan Ancaman

Berdasarkan analisis lingkungan eksternal perusahaan diperoleh beberapa faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi CV Ettawa Dairy Farm. Analisis eksternal ini diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen perusahaan dan pencarian informasi pendukung berupa data-data instansi seperti majalah, internet, Badan Pusat Statistik, dan Dinas Peternakan. Hasil identifikasi peluang dan ancaman dapat dilihat pada Tabel 30.

(25)

117

Tabel 30. Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan

Aspek Peluang Ancaman

Demografi - Jumlah penduduk yang

meningkat

Ekonomi - Daya beli masyarakat

yang meningkat

Teknologi - Perkembangan teknologi yang cepat

Politik/Hukum - Dukungan Dinas Peternakan Kabupaten Bogor terhadap peternakan kambing perah - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia mengenai iklan dan label pangan

Sosial Budaya - Perubahan gaya hidup masyarakat (back to nature)

- Rendahnya pengetahuan masyarakat akan manfaat susu kambing Perantara Pemasaran - Agen memiliki bargaining positioin yang kuat

Pemasok - Pemasok memiliki

bargaining position yang kuat

Pesaing - Bauran pemasaran

pesaing yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan

- Produk substitusi berupa obat herbal dan kimia dengan harga yang lebih murah

Pelanggan - Pelanggan memiliki

bargaining position yang kuat

Masyarakat - Hubungan baik dengan masyarakat

Sumber: Data Primer (2010), diolah

7.5. Perumusan Alternatif Strategi 7.5.1. Matriks IFE

Analisis terhadap faktor internal perusahaan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Setiap faktor internal diberikan penilaian berupa pembobotan dan rating oleh masing-masing responden. Pembobotan dilakukan dengan metode Paired Comparision pada faktor-faktor kunci internal.

(26)

118 Pembobotan dilakukan oleh dua orang pihak internal dan empat orang pihak eksternal. Pemberian rating menunjukkan faktor-faktor internal tersebut merupakan kekuatan besar/kecil bagi perusahaan. Pemberian rating dilakukan oleh dua orang pihak internal.

Hasil penilaian terhadap bobot dan rating diformulasikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Hasil pemberian bobot dan rating dari faktor-faktor internal pemasaran susu kambing CV Ettawa Dairy Farm dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Matriks IFE Pemasaran Susu Kambing CV Ettawa Dairy Farm

Faktor Strategis Internal

Bobot Rata-rata Rating Rata-rata Nilai Tertimbang Kekuatan

A. Hubungan kerja yang harmonis antara

pimpinan dan pegawai 0,117 4,000 0,467

B. Harga terjangkau 0,128 4,000 0,513

C. Ketersediaan modal usaha yang cukup 0,119 4,000 0,476

D. Sistem produksi yang higienis 0,130 4,000 0,518

Kelemahan

E. Belum ada SDM pemasaran yang qualified 0,111 1,000 0,111 F. Produk tidak memiliki label dan izin

kesehatan 0,097 2,000 0,194

G. Saluran distribusi yang tidak efektif 0,106 1,000 0,106

H. Kegiatan promosi yang kurang dan tidak

efektif 0,118 1,000 0,118

I. Belum melakukan penelitian dan

pengembangan 0,074 2,000 0,148

Total 1,000 2,652

Sumber: Data Primer (2010), diolah

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan matriks IFE diperoleh total nilai tertimbang sebesar 2,652. Total nilai tertimbang ini termasuk dalam kategori di atas rata-rata. Hal tersebut mengindikasikan perusahaan memiliki kondisi internal yang kuat.

Kekuatan utama yang dimiliki perusahaan ialah sistem produksi yang higienis. Ini ditunjukkan oleh nilai tertimbang terbesar, yaitu 0,518. Proses produksi CV Ettawa Dairy Farm yang mengutamakan kebersihan merupakan

(27)

119 kekuatan utama yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Selain itu, terdapat kekuatan lain berupa harga terjangkau. Nilai tertimbang dari faktor ini sebesar 0,513. Harga yang cukup relatif murah dibandingkan perusahaan lain merupakan kekuatan perusahan.

Selain kekuatan, perusahaan memiliki kelemahan utama yaitu saluran distribusi yang tidak efektif. Kelemahan ini memiliki nilai tertimbang sebesar 0,106. Perusahaan seharusnya mampu memanfaatkan kelemahan ini untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, perusahan memiliki kelemahan berupa tidak adanya SDM pemasaran yang qualified. Ketiadaan SDM ini menyebabkan faktor pemasaran kurang diperhatikan.

7.5.2. Matriks EFE

Analisis matriks EFE merupakan hasil identifikasi faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang berpengaruh pada pemasaran CV Ettawa Dairy Farm. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparision. Pemberian rating ditujukan untuk melihat peluang besar/kecil perusahaan. Hasil pemberian bobot dan rating dari faktor-faktor eksternal CV Ettawa Dairy Farm dapat dilihat pada Tabel 32.

(28)

120

Tabel 32. Matriks EFE Pemasaran Susu Kambing CV Ettawa Dairy Farm

Faktor Strategis Eksternal

Bobot Rata-rata Rating Rata-rata Nilai Tertimbang Peluang

A. Jumlah penduduk yang terus meningkat 0,066 2,500 0,166 B. Daya beli masyarakat yang meningkat 0,096 3,000 0,289 C. Perkembangan teknologi yang cepat 0,085 3,000 0,254 D. Dukungan Dinas Peternakan Kabupaten Bogor

terhadap peternakan kambing perah 0,083 2,500 0,207

E. Perubahan gaya hidup masyarakat (back to

nature) 0,079 3,000 0,238

F. Hubungan baik dengan masyarakat 0,084 3,500 0,294

Ancaman

I. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 69 Tahun 1999 0,074 2,000 0,149

J. Rendahnya pengetahuan masyarakat akan

manfaat susu kambing 0,079 3,500 0,277

K. Agen memiliki bargaining positioin yang kuat 0,079 2,000 0,157 L. Pemasok memiliki bargaining position yang

kuat 0,080 2,500 0,201

M. Bauran pemasaran pesaing yang lebih baik

dibandingkan dengan perusahaan 0,064 3,000 0,193

N. Produk substitusi berupa obat herbal dan

kimia dengan harga yang lebih murah 0,066 2,500 0,165

O. Pelanggan memiliki bargaining position yang

kuat 0,064 3,000 0,191

Total 1,000 2,781

Sumber: Data Primer (2010), diolah

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan matriks EFE diperoleh total skor sebesar 2,781. Hal ini menunjukkan bahwa CV Ettawa Dairy Farm memiliki respon yang besar terhadap faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman.

Peluang yang paling besar ialah hubungan baik dengan masyarakat. Peluang ini memiliki nilai tertimbang sebesar 0,294. Hubungan baik dengan masyarakat merupakan modal perusahaan agar dapat meningkatkan penjualan susu kambing. Selain itu, daya beli masyarakat yang meningkat merupakan peluang kedua terbesar.

(29)

121 Selain peluang, perusahaan menghadapi berbagai ancaman dari lingkungan eksternal. Ancaman terbesar yang dihadapi ialah rendahnya pengetahuan masyarakat akan manfaat susu kambing. Faktor ini memiliki nilai tertimbang sebesar 0,277. Rendahnya pengetahuan masyarakat akan manfaat susu kambing dapat menyebabkan rendahnya penjualan perusahaan. Selain itu, pemasok yang memiliki bargaining position yang kuat dapat menghambat proses produksi perusahaan dan menghambat proses pemasaran. Faktor ini merupakan ancaman kedua terbesar yang memiliki nilai tertimbang sebesar 0,201.

7.5.3. Matriks IE

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks EFE dan matriks IFE maka dapat disusun matriks Internal-Eksternal (matriks IE). Matriks IE memposisikan berbagai organisasi dan usaha pada salah satu kuadran dari sembilan sel yang ada. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, yaitu total rata-rata tertimbang matriks IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang matriks EFE pada sumbu y. Total nilai tertimbang pada matriks IFE sebesar 2,652 dan total nilai tertimbang pada matriks EFE sebesar 2,781. Hasil pemetaaan matriks IFE dan EFE CV Ettawa Dairy Farm dapat dilihat pada Gambar 15.

Total Rata-rata Tertimbang IFE

Gambar 15. Matriks Internal-Eksternal (IE) CV Ettawa Dairy Farm

Sumber: Data Primer (2010), diolah

Berdasarkan nilai rata-rata tertimbang IFE dan nilai rata-rata tertimbang EFE, CV Ettawa Dairy Farm berada pada kuadran V. Kuadran V menunjukkan

I II III IV V VI VII VIII IX 1,0 Rendah Menengah Tinggi 3,0 2,0 1,0 2,0 3,0 4,0 Total Rata-rata Tertimbang EFE

(30)

122 perusahaan berada pada posisi jaga dan pertahankan. Strategi yang sesuai pada posisi ini ialah penetrasi pasar dan pengembangan produk (David 2008).

Strategi penetrasi pasar ialah strategi untuk meningkatkan pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasikan produk-produk atau jasa-jasa yang ada sekarang (David 2008).

Strategi-strategi diatas merupakan strategi secara umum yang dihasilkan matriks IE. Perusahaan perlu memilih berbagai strategi spesifik untuk mendapatkan strategi pemasaran yang tepat. Oleh karena itu, tahap selanjutnya ialah menganalisis semua faktor melalui matriks SWOT dengan tetap mengacu pada hasil analisis matriks IE.

7.5.4. Matriks SWOT

Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Strategi yang dirumuskan harus sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini yang mengacu pada matriks IE yang dihasilkan. Melalui matriks SWOT diperoleh empat tipe strategi, yaitu strategi SO (strengths-opportunities), strategi WO (weaknesses-opportunities), strategi ST (strenghths-threats), strategi WT (weaknesses-threats). Matriks SWOT CV Ettawa Dairy Farm ditunjukkan pada Tabel 33.

1) Strategi S-O (strengths-opportunities)

Strategi S-O merupakan strategi yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Perusahaan menggunakan kekuatan hubungan kerja yang harmonis, harga terjangkau, ketersediaan modal, dan sistem produksi yang higienis untuk memanfaatkan semua peluang. Strategi ini berupa meningkatkan pangsa pasar dengan memperluas jaringan pemasaran. Strategi memperluas jaringan pemasaran termasuk dalam strategi penetrasi pasar. Strategi penetrasi pasar berada di kuadran V dan sesuai dengan posisi perusahaan.

(31)

123 a) Meningkatkan pangsa pasar dengan memperluas jaringan pemasaran (S1,

S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4, O5, O6)

CV Ettawa Dairy Farm memiliki dua saluran distribusi dalam memasarkan produknya, yaitu konsumen akhir dan agen. Agen yang dimiliki perusahaan berjumlah dua orang. Agen tersebut memasarkan produk perusahaan pada lingkungan di daerah mereka, yaitu Depok dan Ciputat. Daerah pemasaran yang terbatas membuat jumlah susu kambing yang terjual terbatas. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperluas jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran dapat berupa sales, agen, perusahaan sejenis yang kekurangan produksi, perusahaan produk turunan susu kambing, dan lain-lain. Perusahaan perlu memilih agen yang berkualitas, memiliki kemampuan menjual, dan lokasi agen yang mudah dijangkau oleh konsumen. Jangkauan pasar yang ingin dicapai perusahaan ialah Jabodetabek. Perusahaan perlu menambah agen di daerah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk menambah agen di lokasi yang sama. Dengan agen yang lebih banyak, peluang perusahaan dalam memasarkan produk menjadi lebih besar, sehingga peluang pasar dapat dimanfaatkan.

2) Strategi W-O (weaknesses-opportunities)

Strategi W-O merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Perusahaan dapat meminimalkan kelemahan berupa SDM pemasaran yang tidak qualified, produk yang belum memiliki label, saluran distribusi yang tidak efektif, kegiatan promosi tidak efektif, dan belum adanya penelitian dan pengembangan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat dilakukan ialah mempekerjakan tenaga pemasaran yang qualified. Strategi ini merupakan salah satu strategi penetrasi pasar yang dapat mengupayakan pemasaran menjadi lebih besar.

Kelemahan berupa kegiatan promosi yang kurang dan tidak efektif, saluran distribusi yang tidak efektif dapat diminimalkan dengan peluang yang ada. Strategi yang dapat dilakukan ialah melakukan promosi secara intensif. Strategi

(32)

124 ini termasuk dalam strategi penetrasi pasar sehingga sesuai dengan posisi perusahaan.

a) Mempekerjakan tenaga pemasaran yang qualified (W1, W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3, O5, O6)

Perusahaan belum memiliki tenaga pemasaran yang qualified. Selama ini, kegiatan pemasaran dilakukan secara bersama-sama dan tidak terstruktur. Hal ini mengakibatkan penjualan perusahaan tidak sesuai target. Tidak adanya tenaga pemasaran di perusahaan merupakan suatu masalah yang cukup besar karena saluran distribusi dan kegiatan promosi tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempekerjakan tenaga pemasaran yang qualified agar dapat menangani kelemahan perusahaan dengan memanfaatkan peluang. Kriteria qualified disini ialah SDM yang memiliki kemampuan menjual, banyak relasi, dan mampu melihat peluang pasar. Selain itu, dengan adanya tenaga pemasaran, perusahaan dapat melakukan riset pasar sehingga strategi pemasaran yang akan diterapkan sesuai dengan kondisi perusahaan dan pasar.

b) Melakukan promosi secara intensif dengan mengoptimalkan media pemasaran (W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5, O6)

CV Ettawa Dairy Farm belum melakukan kegiatan promosi secara maksimal. Perusahaan baru melakukan promosi dengan menggunakan brosur dan internet (facebook dan blogspot). Kegiatan promosi yang telah dilakukan kurang berdampak pada penjualan perusahaan. Ini dikarenakan kegiatan promosi tidak dilakukan secara baik. Perusahaan cenderung memperkenalkan susu kambing di awal dan informasi tersebut tidak diperbaharui seiiring berjalannya waktu. Ini yang menyebabkan kegiatan promosi perlu dilakukan secara intensif dengan menggunakan media pemasaran yang ada. CV Ettawa Dairy Farm dapat memperbaiki media pemasaran dengan memanfaatkan fasilitas blogspot dan facebook yang sudah ada. Perusahaan perlu memperbaharui segala jenis informasi yang berhubungan dengan pemasaran susu kambing, mempercantik tampilan blogspot/facebook, memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk pemesanan, menyediakan layanan diskusi/tanya-jawab, dan menyediakan

(33)

125 kunjungan gratis ke perusahaaan. Selain itu, perusahaan dapat memanfaatkan fasilitas radio, koran, dan media komunikasi lainnya untuk menunjang kegiatan promosi. Semua media tersebut perlu diperhatikan, sehingga konsumen dapat mengetahui informasi mengenai susu kambing dan tertarik dalam pembelian.

3) Strategi S-T (strenghths-threats)

Strategi S-T merupakan strategi yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghidari ancaman. Dengan kekuatan perusahaan berupa hubungan kerja yang harmonis, harga terjangkau, ketersediaan modal, dan sistem produksi yang higienis, perusahaan dapat memaksimalkannya untuk menghindari ancaman berupa peraturan pemerintah mengenai label, bauran pemasaran pesaing, dan produk substitusi. Strategi yang digunakan ialah menciptakan diferensiasi produk. Strategi ini termasuk dalam strategi pengembangan produk.

Perusahaan dapat menggunakan hubungan kerja yang harmonis dan ketersediaan modal untuk menghindari ancaman berupa bargaining power agen dan pemasok yang tinggi, serta pelanggan yang tidak loyal. Strategi yang dapat dilakukan ialah meningkatkan kerjasama dan pelayanan kepada agen, pemasok, dan pelanggan. Strategi ini termasuk strategi penetrasi pasar.

a) Menciptakan diferensiasi produk untuk menghadapi persaingan dan ancaman produk substitusi (S1,S2,S3,S4,T1,T5,T6)

Diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi produk dapat berupa peningkatan kualitas produk, desain produk, daya tahan, dan lain-lain. Diferensiasi produk dimaksudkan untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.

CV Ettawa Dairy Farm hanya memproduksi satu jenis susu kambing yaitu susu murni. Susu murni dikemas dengan satu jenis kemasan, yaitu gelas berukuran 200 ml. Dalam menghadapi persaingan produk pesaing dan produk substitusi, perusahaan dapat melakukan diferensiasi produk berupa pengolahan susu kambing, seperti pasteurisasi atau menambah rasa dari susu tersebut. Selain itu, perusahaan perlu membuat kemasan yang

(34)

126 menarik dan beragam sehingga konsumen memiliki pilihan dan tertarik untuk membeli. Sedangkan rasa susu dapat diberikan rasa coklat, strawberry, mocca, dan lain-lain. Pemberian rasa ini merupakan salah satu pengembangan produk yang dapat dilakukan perusahaan untuk mendapatkan nilai tambah.

Berdasarkan karakteristik konsumen (Lampiran 9), sebanyak 58,82 persen konsumen membeli susu kambing dalam jumlah satu liter pada saat pembelian. Konsumen perlu membeli lima gelas susu kambing yang masing-masing berukuran 200 ml untuk mendapatkan satu liter susu kambing. Hal ini harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Perusahaan perlu menjual susu kambing ukuran satu liter dengan kemasan yang lebih baik dan aman. Penambahan ukuran kemasan membuat perusahaan lebih efisien.

b) Meningkatkan kerjasama dan pelayanan kepada pemasok, agen, dan pelanggan (S1,S3,T3,T4,T7)

Bargaining position pemasok yang kuat dapat merugikan perusahaan. Perusahaan menjadi tergantung akan pasokan pakan yang disediakan pemasok. Apabila pemasok tidak dapat memenuhi permintaan perusahaan, perusahaan tidak mempunyai alternatif pemasok lain sehingga proses produksi terhambat. Begitu pula dengan keberadaan agen yang memiliki bargaining position yang kuat. Agen memiliki pengaruh yang cukup besar bagi perusahaan. Perusahaan menerapkan sistem konsinyasi terhadap agen. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu meningkatkan kerja sama baru dengan pemasok dan agen-agen baru. Ini dapat mempermudah perusahaan untuk mendapatkan pasokan dan menjual produk. Sehingga perusahaan memiliki bargaining position yang sama terhadap agen dan pemasok. Selain itu, perlu adanya pelayanan bagi agen seperti peminjaman freezer gratis. Agen diberikan pinjaman freezer selama agen menjual dan mendistribusikan produk perusahaan kepada konsumen dengan baik. Peningkatan layanan kepada konsumen pun harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan loyalitas konsumen yang rendah. Sesuai dengan kuesioner yang diberikan, terdapat 47,06 persen responden yang akan mencari susu

(35)

127 kambing ke tempat lain dan 35,29 tidak jadi membeli saat susu kambing di perusahaan tidak tersedia. Oleh karena itu, perusahaan perlu memberikan pelayanan dan menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen. Pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan dengan cara jasa pengiriman gratis untuk wilayah tertentu.

4) Strategi W-T (weaknesses-threats).

Strategi W-T merupakan strategi yang diarahkan untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Dalam menghadapi kelemahan perusahaan berupa produk tidak memiliki label dan belum ada penelitian dan pengembangan, perusahaan dapat melakukan strategi membuat label dan izin kesehatan/Uji lab untuk menghindari ancaman. Ancaman yang dapat dihindari ialah peraturan pemerintah tentang label, bargaining position agen yang kuat, bauran pemasaran pesaing, dan produk substitusi.

Selain itu, perusahaan harus menimalkan kelemahan berupa saluran distribusi yang tidak efektif dan tidak ada penelitian dan pengembangan dengan menjalin kerjasama dengan peternak kambing perah untuk menghindari ancaman. Ancaman yang dapat dihindari ialah rendahnya pengetahuan masyarakat akan susu kambing, pemasok memilik bargaining position yang kuat, agen memiliki bargaining position yang kuat dan produk substitusi.

a) Membuat label produk dan melakukan uji lab (W2,W5, T1,T3,T5,T6) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang label dan iklan pangan, terdapat ketentuan mengenai label yang harus memuat nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih/isi bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi/memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia, keterangan tentang halal, waktu kadaluarsa. Selain itu, ketentuan bagi produk yang beredar di Indonesia ialah sudah diuji kemanan produk, gizi yang terkandung, dan mutu produk. Produk olahan susu harus diuji secara klinis melalui BPOM.

CV Ettawa Dairy Farm belum memiliki ketentuan label dan hasil pengujian keamanan/mutu/gizi produk. Kelemahan ini harus diatasi dengan strategi membuat label produk dan melakukan uji lab. Label produk diperlukan bagi perusahaan agar konsumen mengenal produk yang

(36)

128 dikonsumsinya. Dengan adanya label produk, konsumen mengetahui produk dan manfaat produk. Selain itu, pencantuman kandungan gizi dan hasil uji lab dapat meyakinkan konsumen akan produk yang dikonsumsi. Ini dapat meningkatkan penjualan perusahaan sehingga meningkatakan keuntungan perusahaan.

b) Menjalin kerjasama dengan peternak kambing perah melalui asosisi peternak kambing perah (W3,W5, T2, T3, T4, T6)

Rendahnya pengetahuan masyarakat akan manfaat susu kambing berdampak pada rendahnya penjualan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan program edukasi/sosialisasi manfaat susu kambing bagi kesehatan kepada masyarakat sekitar. Program sosialisasi ini dilakukan untuk menghadapi persaingan produk substitusi berupa obat modern. Susu kambing sebagai sumber protein alami memiliki fungsi yang lebih baik dibandingkan dengan produk substitusi. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat bekerja sama dengan peternak kambing perah lainnya yang tergabung dalam asosiasi peternak kambing perah Kabupaten Bogor. Selain itu, perusahaan dapat mengatasi kelemahan berupa saluran distribusi yang tidak efektif dan tidak adanya penelitian dan pengembangan. Ancaman berupa kekuatan tawar-menawar agen dan pemasok yang tinggi pun dapat diatasi. Dalam asosiasi peternak kambing perah, perusahaan dapat berbagi cerita dengan peternak lain mengenai keadaan usaha mereka. Selain itu, perusahaan akan mendapatkan banyak informasi/berita mengenai kambing perah khususnya dalam hal penjualan susu kambing.

Gambar

Tabel 28. Usaha Peternakan Kambing Perah di Kabupaten Bogor
Gambar  14.  Persentase  Penduduk  Indonesia  yang  Mengobatai  Sendiri  Selama
Tabel 30. Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan
Tabel 32. Matriks EFE Pemasaran Susu Kambing CV Ettawa Dairy Farm
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

pangan, pemehun sandang, pemenuhan papan, tingkaat pendidikan, dan kondisi kesehatan didapatka hasil sebagai berikut 1) pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat

Selanjutnya, Data pada Tabel 1 akan digunakan untuk penentuan kapasitas gudang saat ini, sedangkan data pada Tabel 2 akan digunakan untuk penentuan letak kain karena

Penulis bersyukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis penelitian yang

Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan masing-masing laboratorium secara terus menerus supaya diperoleh hasil pemeriksaan

Persepsi anggota KWT terhadap introduksi teknologi pengolahan bahan lokal yang telah dilaksanakan diukur berdasarkan: (1) tanggapan terhadap kemudahan cara pembuatan, (2)

Pengertian hak tanggungan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Ayat 1 UUHT adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5

VIII observasi kelima menunjukan bahwa dari 8 aspek yang diamati oleh penulis, guru hanya melakukan 8 aspek saja dengan presentase sebesar 100%, yaitu

Terdapat metode lain dalam pengukuran umur simpan yaitu metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT), prinsip dari metode ASLT adalah dengan mengkondisikan tempat penyimpanan