• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMATAN COLEOPTERA DI DALAM TANAH PAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGAMATAN COLEOPTERA DI DALAM TANAH PAD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMATAN COLEOPTERA DI DALAM TANAH PADA PERTANAMAN TEBU

(Laporan Praktikum Pengendalian Hama Terpadu Tebu)

Oleh Zuhroniah 1404122070

PROGRAM STUDI DIII PERKEBUNAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangga memiliki arti penting dalam ekosistem kita. Serangga dapat menjaga aerasi tanah, menyerbukan bunga, mengendalikan serangga-hama dan juga sebagai hama tanaman; serangga juga mampu menguraikan bahan organik, sehingga mengembalikan unsur hara ke dalam tanah. Sepuluh tahun yang lalu terdapat sekitar 750.000 spesies serangga. Saat ini, jumlahnya telah melebihi 1.000.000. Menurut sebuah artikel baru-baru ini, Scientific American, ahli entomologi memperkirakan bahwa ada kemungkinan lebih dari delapan juta spesies serangga di Bumi. Jika anda bandingkan dengan sekitar 4.809 spesies mamalia atau 1.500.000 species jamur, maka serangga memiliki populasi yang melebihi kelompok taksonomi hidup lainnya di Bumi.

(3)

Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula

berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku

Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala (Aynee.2012). Pada kesempatan kali ini akan membahas ordo serangga yang paling banyak memiliki tampilan di banding serangga lainnya yaitu ordo coleoptera yang di Indonesia lebih dikenal dengan kumbang. Coleoptera termasuk ordo terbesar dari serangga yaitu memiliki 300.000 spesies.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah

1. Mahasiswa mengetahui hama penting coleoptera pada tebu 2. Mahasiswa mengetahui Ekologi coleoptera (Uret)

(4)

II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, mistar, kertas a4, pena, tali rapia dan kamera.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah dan hewan yang ada di lingkungan tanah.

2.2 Cara Kerja

Untuk cara kerja pada praktikum ini adalah: 1. Lahan disiapkan disekitar pertanaman tebu

2. Lahan dibersihkan dari sampah atau rumput sekitarnya 3. Lahan diukur dengan penggaris luasnya 1 m2

4. Lahan dibuat persegi empat, kemudian dibuat petakan 5. Setiap petakan dibagi lima plot

6. Plot yang akan dicangkul diberi nomor

7. Setiap plot dicangkul dengan kedalaman yang berbeda-beda (Kedalaman masing-masimg yaitu 7,5 cm, 15 cm, 22,5 cm, dan 30 cm)

8. Tanah yang dicangkul kemudian diamati hewan yang ada di dalam plot tersebut

(5)

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah:

Lubang ke- Keterangan

1 Di kedalaman 7,5 cm ditemukan rayap dengan jumlah 10. Namun untuk coleoptera tidak ditemui.

2 Di kedalaman 7,5 cm ditemukan rayap dan semut. Namun untuk coleoptera tidak ditemui.

3 Tidak terdapat uuret atau pun serangga lain. 4 Tidak terdapat uuret atau pun serangga lain.

5 Di kedalaman 7,5 cm ditemukan rayap dengan jumlah 25. Namun untuk coleoptera tidak ditemui.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Hama Lamellicornia (Uret tanah) dan Bioekologinya

Siklus Hidup

(6)

dan tahap pupa 4-5 minggu. Bila dipelihara pada wortel, perkembangannya berlangsung 300 hari. Pupa terdapat pada ruang kecil, berwarna coklat kekuningan. Sesudah keluar kumbangnya tinggal diam (tak aktif) selama 4 minggu dan kemudian aktif selama 2 minggu lebih (Kalshoven, 1981).

Menjelang pupasi dibuatnya ruangan yang berdinding keras dengan permukaan sebelah dalam yang licin. Stadium istirahat terjadi di dalam ruangan ini yang kemudian diikuti dengan stadium pupa. Kumbang yang keluar dari pupa tidak segera keluar dari tanah tetapi untuk beberapa lama tetap tinggal di dalam tanah. 1 Tanah dan vegetasi

Sebagian besar dari kehidupan uret berlangsung di dalam tanah maka faktor tanah memegang peranan penting terutama kelembaban dan sifat fisiknya. Di Sempolan uret selalu ditemukan pada tanah yang gembur dan lembab yang ditumbuhi oleh rerumputan atau pada tanah yang secara periodik diolah, misalnya bedengan-bedengan persemaian dan tanah milik, yang pada permulaan musim hujan, bertepatan dengan musim bertelurnya kumbang, sudah mulai ditanami (Fluiter, 1941, dalam Intari dan Natawiria, 1973). Menurut Speers dan Schmiege (1971, dalam Intari dan Natawiria, 1973), perpindahan tempat uret secara vertikal dalam tanah dapat terjadi sesuai dengan perubahan kelembaban tanah sebagai suatu usaha untuk tetap hidup pada lingkungan yang optimum.

2 Iklim

Curah hujan dan dalamnya perembesan air hujan ke dalam tanah pada permulaan musim hujan menentukan saat keluarnya kumbang dari dalam tanah, karena tanah sudah cukup lembab hingga telur atau uret yang baru ditetaskan tidak akan

(7)

3 Musuh-musuh alami

Uret mempunyai musuh-musuh alami yang cukup banyak yang terdiri dari parasit dan predator, tetapi dari percobaan-percobaan pengendalian hayati yang telah dilakukan hanya sebagian kecil yang memberikan hasil yang memuaskan. Jenis-jenis serangga yang hidup sebagai parasit uret sebagian besar tergolong dari famili Scolidae, ordo Hymenoptera. Franssen (1940, dalam Intari dan Natawiria, 1973) telah menemukan 9 jenis ektoparasit dari genus Campsomeris pada uret, namun tidak begitu banyak data yang diperoleh mengenai angka kematian uret yang disebabkan oleh parasit-parasit tersebut. Menurut Tjoa (1952, dalam Intari dan Natawiria, 1973, yang paling banyak menginfeksi uret adalah Campsomerisagilis pada uret Holotrichia helleri (sampai 59%). Di Sempolan hanya ditemukan satu spesies parasit yaitu Campsomeris quadriguttulata dari dalam tanah yang terdapat uret E. viridis dan L. rorida dalam jumlah jumlah yang sedikit sekali, hal ini mungkin karena di tempat tersebut tidak ada atau sedikit sekali adanya bahan makanan bagi kerawai yang berupa nektar dari bunga-bungaan meskipun jumlah uret yang tersedia cukup banyak.

3.2.2. Coleoptera pada kedalaman 7,5 cm-30 cm cenderung tidak ada

Alasan paling logis adalah pengaruh tanah. Pada saat masa sekarang yang sering hujan, alasan tidak ditemukannya uret dalam tanah. Saat pengamatan uret tidak ditemukan pada tanah dengan kedalaman 7,5 cm hingga 30 cm yaitu karena tanah yang kami amati mengandung sedikit bahan organik dan kurang subur. Uret sering ditemukan pada tempat gembur dan lembab. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan para pakar dari perguruan didapatkan informasi sebagai berikut: a. Telur berasal dari kumbang berwarna putih. Kumbang betina mampu bertelur

+ 46 butir yang menetas dalam waktu 10-11 hari.

(8)

bulan. Itulah sebabnya serangan uret sangat dirasakan petani yang menanam padi dan jagung pada awal musim hujan.

c. Kumbang muncul dari dalam tanah setelah hujan lebat pertama pada musim penghujan dan lahan cukup lembab. Sore hari kumbang muncul lalu kawin. Pemunculan kumbang semakin berkurang pada 2–4 minggu setelah

(9)

IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Hama penting coleoptera pada tebu yaitu uret tanah (Lamellicornia) 2. Tanah yang mengandung sedikit bahan organik tidak terdapat

bermacam-macam serangga yang berada pada lingkungan tersebut

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Aynee, sii. 2012. http://siiaynee.blogspot.co.id/2012/12/makalah-entomologi-coleoptera_8.html diakses pada 1 Mei 2016

Intari, SE dan Natawiria, D. 1973. Hama Uret pada Persemaian dan Tegakan Muda. Laporan LPH No. 167. Bogor.

Kalshoven, LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. (edited by PA. Van Der Laan). PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

tabel 4.23 di atas terlihat 10 siswa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa tergolong kritis, selebihnya 8 siswa cukup kritis, 7 siswa sangat kritis dan 4 siswa kurang

Itulah sebabnya, kemiskinan yang timbul dalam suatu masyarakat, demikian tegas Dawam Rahardjo, jangan dibaca semata-mata sebagai akibat dari falconfaktor yang terdapat

[r]

(1) PNS yang lulus seleksi penyesuaianjinpassing untuk diangkat dalam Jabatan Fungsional Analis Pengelolaan Keuangan APBN se bagaimana dimaksud dalam Pasal 16

Kedua pengertian sebagai sifat untuk manusia itu tidak mungkin diterima kedua-duanya dalam waktu yang sama, meskipun manusia itu dapat dibenarkan pada suatu saat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua metode yang digunakan untuk mendeteksi DIF cukup baik, namun metode teori responsi butir model Rasch adalah model yang paling

axis frontal : superior, terlihat lead I negatif dan lead AVF juga negatif., sehingga gambarannya seperti gelombang S yang dalam. Baseline yang digunakan untuk menyatakan lead