• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan tekanan darah tugas guru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan tekanan darah tugas guru"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktifitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika berisitirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur dimalam hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat seseorang yang memeriksa tekanan darahnya dengan menggunakan sebuah alat yang bernama Tensimeter, dari pengukuran tersebut akan didapatkan hasil yaitu systole per diastole. Naik turunnya gelembung tekanan darah seirama dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri. Tekanan darah memuncak pada saat jantung memompa.Inidinamakan sistole, dan menurun sampai pada tekanan terendah yaitu saat jantungtidak memompa (rileks) atau sering disebut juga dengan diastole.Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluharteri darah ketika darah di pompa oleh jantungke seluruh anggota tubuhmanusia.Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukurseperti berikut - 120 /80 mmHg.Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah(80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebuttekanan diastole.Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luasdinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untukmenghasilkan daya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapatmenimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung.Tekanan sistol adalah

tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa kedalam pemb uluh

tersebut selama kontraksi ventrikel.Sedangkan tekanan diastol adalah tekananterendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir keluar pembuluh-pembuluhhilir tersebut sewaktu relaksasi ventrikel. Tekanan arteri ini akan berubah tergantung pada volume darah dalam pembuluh dan daya regang dinding pembuluh darah.

(2)

tidak langsungdengan menggunakan alat sphygmomanometer, yang lebih nyaman dan mudahdilakukan setiap saat.

B. Permasalahan Praktikum

1. Bagaimana dan apa yang menyebabkan perbedaan tekanan darah saat posisi berdiri, duduk dan berbaring?

2. Bagaimana dan apa yang menyebabkan perbedaan tekanan darah saat otot bekerja dan otak bekerja?

3. Bagaimana cara pengukuran tekanan darah?

4. Apa saja yang mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis?

C. Tujuan Praktikum

a. Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi

b. Mengukur tekanan darah brachialis pada berbagai posisi c. Mengetahui macam-macam cara pengukuran tekanan darah

d. Mengetahui beberapa factor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis.

D. Manfaat Praktikum

1. Dapat mengetahui perbedaan dan faktor yang menyebabkan perbedaan tekanan darah saat berdiri, duduk, dan berbaring

2. Dapat mengetahui perbedaan dan faktor yang menyebabkan tekanan darah saat otot bekerja dan otak bekerja

3. Dapat mengetahui macam-macam cara pengukuran tekanan darah 4. Dapat mengetahui beberapa factor yang dapat mempengaruhi tekanan

darah secara fisiologis.

BAB II

(3)

TEORI DASAR

2.1 Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik.Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat.Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90.Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001). Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

Tekanan darah adalah pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator dalam menilai fungsi kardiovaskuler.tekanan maksimum pada dinding arteria yang terjadi ketika bilik kiri jantung menymprotkan darah klep aortik yang terbuka kedalam aorta disebut sebagai tekanan sistolik. (alimul aziz,2009) Tekanan darah adalah tekanan yang di timbulkan oleh dinding arteri.Tekanan puncak terjadi saat pentrikel berkontraksi yang di sebut tekanan sistol.

Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat.Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap diastolik dengan nilai dewasa normalnya berkisar 100/60 – 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg ( smeltzer dan bare, 2001 )

Tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah.Organ jantung dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat.Sementara itu Palmer (2007) menyatakan tekanan darah di ukur dalam satuan milimeter ari raksa (mmHg).

(4)

peredaran darah. Siklus hjantung terdiri dari 2 gerakan, yaitu Konstriksi (systole) selama 0,3 detik dan Pengendoran (diastole) selama 0,5 detik.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Seseorang

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor patologis.Faktor fisiologis ialah faktor yang berkaitan langsung terhadap kondisi jantung.Sedangkan faktor patologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi tubuh secara fisik.

1. Faktor fisiologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, :

a.Kelenturan dinding arteri

b.Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah

c.Kekuatan gerak jantung

d.Viscositas darah, semakin besar viskositas maka semakin besar pula resistensi terhadap aliran

e.Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat

f.Kapasitas pembuluh darah, semakin besar kapasitas pembuluh darah maka semakin tinggi tekanan darah.

2. Faktor patologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, :

a.Posisi tubuh, baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun dan akan berusaha menstabilkan tekanan darah

b. Aktifitas fisik, aktifitas fisik membutuhkan energy sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)

c.Temperature, menggunakan system rennin-angiotensin vasokonstriksi perifer. Temperature pun dapat berkaitan dengan aktifitas, suhu yang tinggi diakibatkan karena aktifitas yang banyak ssedangkan suhu yang rendah dikarenakan aktifitas yang cenderung ringan

d.Usia, semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah

e.Jenis kelamin, wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran. Sedangkan pria yang memiliki banyak aktifitas pun cenderung memiliki tekanan darah yg lebih tinggi

(5)

tekanan darah. Emosi akan memicu kerja hormone adrenalin, adrenalin pria lebih tinggi karena dipengaruhi oleh syaraf parasimpatis.

g.Makanan, makanan dapat menjadi pemicu tekanan darah yang tinggi, diantaranya makanan yang mengandung garam (NaCl). Garam akan mempengaruhi retensi Na+ dalam darah sehingga dapat menyebabkan penumpukkan Na+ dalam darah.

h.Hormon, hormon renin yang terdapat dalam ginjal memiliki peranan untuk merangsang pengeluaran angiotensin yang kemudian akan mempengaruhi rangsangan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah).

Berdasarkan faktor faktor yang telah dijelaskan diatas maka dapat ditarik hipotesa bahwa tekanan darah seseorang dapat diketahui berdasarkan faktor patologisnya. Jika seseorang yang terbiasa memiliki aktifitas banyak maka akan memiliki tekanan darah yang tinggi sedangkan sebaliknya jika seseorang memiliki aktifitas yg sedikit tekanan darahnya pun akan cenderung menunjukkan angka normal.

Menghindari Kesalahan Dalam Pengukuran Tekanan Darah

1.Hindari makan, merokok dan semua kegiatan 30 menit sebelum pengukuran.

2.Stress juga dapat menyebabkan tekanan darah yang tinggi.

3.Hindari penggunaan pakaian yang ketat, terutama pada bagian lengan.

a.Duduk yang nyaman dan letakkan lengan anda dekat dan sejajar dengan posisi jantung.

b.Tarik nafas dalam-dalam 5 sampai 6 kali sebelum pengukuran. c.Jangan bergerak atau bicara selama pengukuran.

d.Istirahatkan 5 sampai 10 menit antara pengukuran pertama dan selanjutnya.

e.Simpanlah pengukuran tekanan darah Anda untuk selanjutnya silahkan konsultasikan dengan dokter Anda. Untuk hasil yang baik, cobalah pengukuran dilakukan pada jam-jam yang sama setiap harinya (indocoreperkasa, 2006)

2.4 Alat Pengukur Tekanan Darah

Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut Sphygmomanometer

(6)

perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern.Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa.

Berikut gambar Sphygamomanometer

Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah

1.Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff ) pada lengan atas.

2.Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.

3.Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (

brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.

4.Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.

5.Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik. 6.Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik. Selain alat ukur tekanan darah secara manual seperti di atas, ada juga sphygmomanometer digital yang bekerja otomatis. Tekanan darah akan tampil di layar setelah sphygmomanometer digital selesai mengukur tekanan darah.

(7)

Tempat pengukuran tekanan darah berikut adalah tempat dimana pengukuran tekanan darah pada manusia :

1.Arteri brakial : arteri yang terletak di siku bagian dalam. 2.Arteri popliteal : arteri yang terletak di belakang lutut.

3.Arteri radial : arteri yang terletak pada pergelangan tangan yang sejajar dengan ibu jari.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan

(8)

2.Sphygmomanometer air raksa

3.Sphygmomanometer jarum

4.Alat Tulis

 Bahan

(9)

B. Prosedur Kerja

1. Cara memasang manset yang benar

a. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehingga tidak terlilit manset.

b. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm diatas fossa cubiti. c. Pipa karet jangan menutupi fossa cubiti .

d. Manset diikat dengan cukup ketat .

e. Stetoskop diafragma terletak tepat diatas denyut arteri brachialis.

2 . Posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang benar

a. Posisi duduk: Praktikan berada pada posisi duduk dengan tenang selama 2-3 menit tanpa memikirkan hal yang berat- berat. Pasang manset pada lengan kanandan catat lah tekanan darah nya

b. Posisi berdiri: Praktikan berada pada posisi berdiri selama 2-3 menit tanpamemikirkan hal yang berat- berat. Pasang manset pada lengan kanan dancatat lah tekanan darah nya

c. Posisi berbaring: Praktikan berada pada posisi berbaring selama 10 menit tanpamemikirkan hal yang berat - berat. Pasang manset pada lengan kanan dancatat lah tekanan darah nya

3 . Cara Kerja Otot dan Otak

a. Kerja otot: Praktikan melakukan gerak badan selama 1 menit (seperti push up) ,tetapkan tekanan darahnya dalam sikap duduk segera mungkin setelah melakukan aktivitas gerak badan tersebut b. Kerja otak : Praktikan dibiarkan memikirkan sesuatu yang agak

berat , dan tetapkan tekanan darahnya dalam posisi duduk . BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

(10)

No

4. Aulia Husnul 130 130/9 0

120 120/8 0

115 115/75

5. Sovi Anggara 120 120/9 0

120 120/8 0

100 100/8 0

2. Hasil tekanan darah pada kerja otak dan otot

No

4. Aulia Husnul 135 135/9

0 140 140/95

5. Sovi Anggara 130 130/8

(11)

BAB V

PEMBAHASAN

1. Tekanan darah pada berbagai posisi dan aktifitas

a.Berbaring

Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikitdibandingka n saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darahyang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akanmenjadi lebih sedikit.Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpaharus melawan kekuatan gravitasi.

b.Duduk

`Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal inidikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dansinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju keotot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen

Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen (Guyton dan Hall, 2002 dalam Anggita, 2012). Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak.Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.

c.Berdiri

(12)

sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairanantar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak makakerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup (Ganong, 2002). Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar keseluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai kekaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya.Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang dikeluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannyamenurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit.Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002)

d.Otak

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen (Smeltzer & Bare, 2001). Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Smeltzer & Bare, 2001). Pada saat bersamaan, sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi (Smeltzer & Bare, 2001).

(13)

Kerja otot sangat berpengaruh terhadap besarnya tekanan darah seseorang, terutama yang sehabis beraktivitas. Ketika kita beraktivitas maka otot-otot akan saling berkontraksi.Dalam proses kontraksi, otot memerlukan banyak suplai oksigen untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Darah sebagai media yang bertujuan untuk menyuplai O2 harus segera memenuhinya. Oleh karena itu, curah jantung akan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan darah dan selanjutnya akan meningkatakan aliran darah. Selain itu, perangsangimpuls simpatis menyebabkan vasokonstriktor pembuluh darah pada tubuh kecuali padaotot yang aktif, terjadi vasodilatasi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah meningkat setelah melakukan aktifitas fisik. Selain itu otot-otot yang sedang berkontraksimenekan pembuluh darah di seluruh tubuh. Akibatnya terjadi pemindahan darah dari pembuluh perifer ke jantung dan paru-paru. Inilah yang meningkatkan curah jantung yangselanjutnya meningkatkan tekanan darah.Posisi yang paling baik untuk dilakukan pengukuran tekanan darah adalah posisi berbaring. Mengapa?? Karena saat berbaring posisi jantung relatif sejajar dengan bagiantubuh yang dilakukan pengukuran (lengan kanan ataupun kiri), sehingga tekanan padadaerah tersebut mungkin tidak jauh berbeda dengan pompaan jantung. Sedangkan saat posisi duduk, jantung harus memompa ke atas (secara logika lebih berat) sehinggatekanan darah menjadi tidak stabil

2.Gangguan yang berhubungan dengan tekanan darah

a. Hipertensi

Definisi Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Wilson LM, 1995). Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi (Yogiantoro M, 2006).

(14)

tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi (Yogiantoro M, 2006).

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat Universitas Sumatera Utara komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi. Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang dari hipertensi yang kadangkadang muncul menjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi, dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan susunan saraf pusat.

b.Hipotensi

Hipotensi ialah jika seseorang memiliki tekanan darah di bawah 90/60, sedangkan jika tekanan darah di atas 140/90 maka orang tersebut menderita hipertensi.

1. Gejala Hipotensi

(15)

 Jantung berdebar kencang atau tidak teratur.

 Pusing.

 Lemas.

 Mual.

 Pingsan.

 Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah.

 Pandangan buram.

Jika mengalami gejala hipotensi, sebaiknya Anda segera duduk atau berbaring, minum air putih, dan menghentikan semua kegiatan yang sedang Anda lakukan. Gejala biasanya akan segera hilang setelah beberapa saat.

2. Penyebab Hipotensi

Ada banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah seseorang rendah, seperti faktor usia, pengobatan, dan kondisi cuaca.

Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang sedang relaks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah. Selain itu jika Anda baru saja makan, tekanan darah juga bisa menurun karena banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan untuk mencerna dan menyerap makanan.

Tekanan darah pada siang dan malam hari pun berbeda. Biasanya pada siang hari tekanan darah akan meningkat, dan malam harinya akan lebih rendah.

Hipotensi bisa diakibatkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, beberapa di antaranya adalah:

 Hipotensi ortostatik. Gejala hipotensi ortostatik biasanya muncul saat Anda berubah posisi secara tiba-tiba. Seseorang dengan hipotensi ortostatik mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 15-30 mm Hg ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring.

 Dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat tubuh kekurangan cairan dan bisa disebabkan oleh kurang minum, puasa atau diare.

 Efek samping pengobatan. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan tekanan darah

(16)

 Ketidakseimbangan hormon. Penyakit seperti diabetes atau penyakit Addison menyebabkan gangguan produksi hormon. Hal ini bisa berdampak pada keseimbangan kadar air dan mineral tubuh, serta tekanan darah.

 Syok dan cedera serius. Jika Anda mengalami cedera serius dan terkena syok misalnya akibat pendarahan yang hebat, tekanan darah akan menurun drastis.

 Kehamilan. Tekanan darah pada wanita hamil biasanya lebih rendah karena sistem peredaran darahnya yang berkembang dengan cepat.

3. Diagnosis Hipotensi

Mengukur tekanan darah merupakan cara yang tepat dan mudah untuk mendiagnosis hipotensi. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum mengukur tekanan darah untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang tepat.

 Mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil.

 Istirahat minimal 5 menit.

 Dilakukan sambil duduk dan tidak sambil bicara.

Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa cara atau tes lain untuk mendiagnosis penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu, dan sekaligus menentukan perawatan yang tepat, yaitu:

 Elektrokardiogram (EKG). Tes ini bertujuan mendeteksi keabnormalan struktur jantung, masalah suplai oksigen dan darah ke otot jantung, serta detak jantung yang tidak teratur.

 Ekokardiogram. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar struktur jantung dan memeriksa fungsinya.

 Tes latihan stres. Tes ini dilakukan dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras agar lebih mudah mendiagnosis tekanan darah. Bisa dilakukan dengan berjalan ditreadmill.

 Tes darah. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan jika pasien mengalami anemia atau diabetes.

4. Perawatan Hipotensi

(17)

Mengenai pola makan, lebih sering mengonsumsi makanan dalam porsi kecil lebih baik dibandingkan mengonsumsi makanan dalam porsi besar dengan frekuensi lebih jarang. Selain itu, meningkatkan asupan garam juga bisa mencegah hipotensi.

Penderita hipotensi juga dianjurkan untuk menghindari berdiri untuk jangka waktu lama. Terutama bagi penderita hipotensi ortosatik, ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring, lakukan secara perlahan-lahan.

Jika Anda mengonsumsi obat yang mungkin menyebabkan efek samping hipotensi, dokter bisa mengubah dosis obat tersebut atau memberikan alternatif lain.

Pengobatan untuk hipotensi harus dilakukan berdasarkan penyebab dasarnya. Obat untuk mengatasi hipotensi biasanya diberikan untuk menambah jumlah darah atau mempersempit arteri agar tekanan darah meningkat.

(18)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

 Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitasfisik, jeniskelamin, usia, kesehatan, dll

 Pengukuran tekanan darah dapat menggunakan metodetidak langsung

dengan auskultasi dan palpasi yang bisa

menggunakanspigmomanometer (manual atau digital) dan stetoskop.  Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adany

a vasodilatasidi otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada organ-organ.

 Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah setelah praktikum lebih tinggi dibandingkan saat berdiri, tekanan darah saat berdirilebih tinggi daripada saat duduk, saat duduk tekanan darah lebih tinggi dari pada berbaring

 Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg

 Hipotensi ialah jika seseorang memiliki tekanan darah di bawah 90/60.

B.Saran

(19)

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.scribd.com/doc/58582610/PENGUKURAN-TEKANAN-DARAH#scribd

(Diakses pada 17 Mei : 09.15 WIB)

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24772/4/Chapter%20II.pdf

(Diakses pada 17 Mei : 09.30 WIB)

 https://www.academia.edu (Diakses pada 17 Mei : 09.48 WIB)  http://www.scribd.com (Diakses pada 17 Mei : 09.55 WIB)

(20)

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA TEKANAN DARAH PADA MANUSIA

Dosen : Elly Wardani

Disusun oleh :

Ahmad Sodiq Saputra (1404015010) Aulia Husnul Amalia (1404015048)

Nuroh (1404015264)

Ridha Faiqoh Fauziyah (1404015301) Yosi Nur Oktaviyanti (1404015387)

Kelas : 2J Kelompok : 4

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FARMASI

JAKARTA

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis pengaruh Book to Market Value (BTM), Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield (DY), Size, Price to Net Asset Value (PNAV), dan Cash Flow to Price

Puji syukur kehadirat Alla SWT atas rahmat, anugrah dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Guided

8., Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dal am BIdang Lalu Lirttas Dan Angkutan Jalan Kepada Oaerah Ting- kat I Dan Daerah Tlngkat

Gambar 4.1 simulasi pada kecepatan aliran 2 m/s proses cut plot analisis pressure Dari hasil proses cut plot analisis presure, dapat disimpulkan bahwa pada bagian depan

Dimasukkannya wakaf uang dalam perundangan-undangan Republik Indonesia melalui Undang-Undang No 41 tahun 2004, merupakan angin segar dan peluang baru bagi umat Islam Indonesia

Jika Anda sanggup memahami program kali ini, maka Anda bisa memanfaatkannya untuk membuat aplikasi yang mampu mem-parse masukan dari QLineEdit menjadi isi dari berkas teks..

Kemudian kartu dikumpulkan kembali untuk dikocok ulang, dalam kategori kurang (K). 8) Keaktifan murid Menyimpulkan materi, dalam kategori cukup (C). Hasil observasi

Spektrum mempunyai bandwidth 2x bipolar dan mempunyai zero DC level pada tiap-tiap bit, sehingga deretan bit-bit 0 tidak menyebabkan kehilangan sinyal clock...