ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
–
RE142242
KAITAN TATA RUANG DENGAN
STRATEGI SEKTORAL BIDANG AIR LIMBAH
KECAMATAN BATULICIN
KABUPATEN TANAH BUMBU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
MUHAMMAD SADIQUL IMAN
03211750020004
DOSEN MATA KULIAH
Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg.
PROGRAM MAGISTER
JURUSAN TEKNIK SANITASI LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1
1.
Pendahuluan
Penataan Ruang pada dasarnya adalah proses, yang meliputi proses
perencanaan, proses pemanfaatan dan proses pengendalian pemanfaatan
ruang yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
suatu sistem. Salah satu bagian penting dari proses menerus tersebut adalah
perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah,
mulai dari proses penyusunan sampai penetapan dalam bentuk peraturan
daerah.
Lahirnya Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang sebagai pengganti Undang-undang 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang, membawa perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan
kegiatan penataan ruang, salah satunya pada aspek pengendalian pemanfaatan
ruang, selain pemberian insentif dan disinsentif juga pengenaan sanksi yang
merupakan salah satu upaya sebagai perangkat tindakan penertiban atas
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan
zonasi.
Pengenaan sanksi ini tidak hanya diberikan kepada pemanfaat ruang yang
tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan
pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Disamping
itu dengan lahirnya Undang-undang 26 Tahun 2007 memberikan kejelasan
tugas dan tanggung jawab pembagian wewenang antara pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
Kabupaten Tanah Bumbu, sebagai salah satu kabupaten di Provinsi
Kalimantan Selatan, kondisi RTRW-nya selain harus menyesuaikan dengan
UU RI Nomor 26/2007 dan dalam penyusunan dokumen RTRW Kabupaten
Tanah Bumbu harus mengacu kepada Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.
16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten, juga harus menyelaraskan diri dengan perubahan perkembangan
yang terjadi secara internal di daerahnya, antara lain adalah:
2
b.
Masih adanya potensi sumberdaya yang belum dikembangkan secara
optimal sehingga belum dapat mendukung upaya pengembangan wilayah
secara maksimal;
c.
Adanya prioritas pengembangan wilayah Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan bagian selatan yakni melalui pengembangan
jalur lintas selatan dan pengembangan wilayah pesisir selatan;
d.
Perlunya pengembangan sentra-sentra produksi untuk menampung
produksi yang dihasilkan dan meningkatkan kualitas produknya;
e.
Adanya masalah-masalah lingkungan yang terjadi di wilayah Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan memerlukan penanganan
prioritas agar tidak menjadi kendala dalam upaya pengembangan
wilayah, yakni masalah tanah longsor, penggundulan hutan dan lahan
kritis.
Sebagai upaya dalam mempadukan program pembangunan dan
pengelolaan sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang
berkelanjutan, pemerintah daerah (dalam hal ini adalah Kabupaten Tanah
Bumbu) mempunyai kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata ruang
yang dapat menjadi acuan/pegangan dalam pembangunan wilayah. Produk
rencana tata ruang tersebut harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan daerah dan telah menjadi hasil kesepakatan semua
stakeholders
di daerah. Untuk itu, maka dalam penyusunan RTRW Kabupaten Tanah
Bumbu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Adanya perubahan kebijakan penataan ruang nasional yang sangat
mendasar (UU RI No. 26/2007 mengenai Penataan Ruang);
b.
Adanya peraturan mentri pekerjaan umum nomor 16/PRT/M/2009
tentang pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
c.
Proses penyusunan harus tidak melalui suatu prosedur dan komitmen
yang lengkap dan komplementer;
d.
Data dan informasi yang dipergunakan harus akurat dan lengkap;
e.
Perumusan muatan rencana harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku;
3
Dengan demikian produk RTRW dapat dijadikan pedoman dalam
mempercepat pembangunan ekonomi daerah serta mendayagunakan
sumberdaya alam secara seimbang. Program penataan ruang diarahkan untuk
(1) meningkatkan penyelenggaraan kegiatan perencanaan tata ruang yang
efektif, transparan dan partisipatif, (2) mengembangkan penyelenggaraan
kegiatan pemanfaatan ruang yang tertib berdasarkan rencana tata ruang, dan
(3) meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjamin
efektifitas dan efisiensi kegiatan pembangunan secara berkelanjutan (Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah Bumbu,
2012).
2.
Kondisi Umum Daerah Kabupaten Tanah Bumbu
Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara: 2
052’ –
3
047’ Lintang Selatan dan 115
015’ –
116
004’ Bujur Timur.
Batas wilayah
administrasi Kabupaten Tanah Bumbu memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara
: Kabupaten Kotabaru
Sebelah Selatan
: Laut Jawa
Sebelah Timur
: Kabupaten Kotabaru
Sebelah Barat
: Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut
Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten dari 13 (tiga belas)
kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung
tenggara Pulau Kalimantan. Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini
memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu Kecamatan Kusan Hilir, Sungai
Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang, Simpang Empat,
Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan
adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005 lalu.
4
dari kecamatan terluas setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan
Hilir, Sungai Loban, Simpang Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang
dan Kuranji.
Tabel 1.
Luas Daerah Menurut Kecamatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun
2015
1. Belitung
19. Muara Pagatan
Ujung
401,54
7,92
2. Pulau Salak
20. Sepunggur
3. Beringin
21. Api-Api
4. Baru Gelang
22. Rantau Panjang
Hilir
5. Sungai Lembu 23. Pakatelu
6. Gusunge
24. Rantau Panjang
Hulu
7. Wiritasi
25. Mudalang
8. Batuah
26. Manurung
9. Pagaruyung
27. Batarang
10. Pasar Baru
28. Mekar Jaya
11. Juku Eja
29. Pulau Tanjung
12. Pejala
30. Salimuran
13. Kota Pagatan 31. UPT. Karya Bakti
14. Pulau Satui
32. Sating
15. Kampung
Baru
33. Saring Sungai
Banjai
16. Penyolongan 34. Saring Sungai Bubu
17. Tanete
35. Serdangan
18. Muara
Utama
12. Biduri Bersujud
4. Sumber Sari
13. Sumber Makmur
5. Sungai Dua
5
7. Marga Mulya
16. Batu Meranti
8. Wanasari
17. Sari Utama
9. Sari Mulya
3
Satui
16 Desa
1. Sungai Cuka
9. Sumber Makmur
876,58
17,30
2. Sungai Danau
10. wonorejo
3. Satui Timur
11. Jombang
4. Satui Barat
12. Bukit Baru
5. Sekapuk
13. Makmur Mulia
6. Sumber Arum 14. Ali Kautsar
7. Setarap
15. Sinar Bulan
8. Tegal Sari
16. Pendamaran Jaya
4
Angsana
9 Desa
1. Sumber Baru
6. Bayan Sari
151,54
2,99
2. Angsana
7. Purwodadi
3. Bunati
8. Makmur
1. Bakarangan
11. Karang Sari
1.609,39
31,76
2. Karang Mulya 12. Tibarau Panjang
3. Harapan jaya
13. Tapus
4. Lasung
14. Darasan Binjai
5.
Sungai
Rukam
15. Guntung
6. Manuntung
16. Teluk Kepayang
7. Anjir baru
17. Hati'if
8. Binawara
18. Mangkalapi
9. Pacakan
19. Tamunih
10. Wonorejo
20. batu Bulan
6
Kuranji
7 Desa
1. Indra Loka
Jaya
5. Kuranji
110,24
2,18
2. Karang Intan
6. Waringin Tunggal
3. Mustika
7. Ringkit
4. Giri Mulya
7
Batulicin
2 Kel. & 7
desa
1. Segumbang
6. Danau Indah
127,71
2,52
2.
Gunung
6
3. Kersik Putih
8. Maju Bersama
4. Batulicin
9. Suka maju
5. Maju Makmur
8
Karang
Bintang
11 desa
1. Rejowinangun 7. Maju Sejahtera
118,02
2,33
2.
Pematang
Ulin
8. Manunggal
3.
Karang
Bintang
9. Sumber Wangi
4.
Batulicin
Irigasi
10. Madu Retno
5. Pandan Sari
11. Karang Rejo
Pangeran
8. Pulau Panjang
3. Sari Gudung
9. Baraqah
4. Sungai Dua
10. Sejahtera
5. Mekar Sari
11. Bersujud
6. Batu Ampar
12. Gunung Antasari
10
Mantewe
12 desa
1. Mantewe
7. Sepakat
1.011,21
19,96
2. Karyabakti
8. Dukuh Rejo
3. Sidomulyo
9. Rejosari
4. Sarimulya
10. Emil Baru
5. Sukadamai
11. Mantawakan
Mulya
6. Bulurejo
12. Gunung Raya
Jumlah
5.067,14
100,00
8
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 267.929 jiwa yang tersebar di 10
(sepuluh) kecamatan. Konsentrasi penduduk berada di Kecamatan Simpang
Empat, Satui dan Kusan Hilir. Tahun 2015 berdasarkan hasil pendataan
penduduk, jumlah penduduk Tanah bumbu mencapai sekitar 305.492 Jiwa.
Tabel 2.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2015
No
Kecamatan
Jumlah
Rasio Jenis
Kelamin
1
Kusan Hilir
54.703
136
2
Sungai Loban
22.872
107
3
Satui
46.435
103
4
Angsana
19.479
111
5
Kusan Hulu
22.667
109
6
Kuranji
9.157
107
7
Batulicin
19.636
99
8
Karang Bintang
17.918
103
9
Simpang Empat
66.897
106
10
Mantewe
25.701
-
Jumlah
305.492
-
Sumber:
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Bumbu, 2016
3.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2012-2032
Pengembangan sistem kota-kota secara umum diarahkan untuk mencapai
keseimbangan perkembangan ruang antar pusat-pusat permukiman atau pusat
pertumbuhan. Adanya peningkatan hirarki serta pengembangan fungsi
memberikan implikasi terhadap kebutuhan sarana dan prasarana perkotaan
untuk mendukungnya. Untuk mengembangkan kota-kota di Kabupaten Tanah
Bumbu baik hirarki maupun fungsinya, maka diperlukan kebijaksanaan
pengembangan menurut skala pelayanan, yaitu sebagai berikut :
a.
Pengembangan kota-kota yang mempunyai pelayanan regional (Batulicin)
diarahkan pada :
9
Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota dilakukan
dengan pendekatan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu
(P3KT);
Peningkatan peranan swasta dalam pembangunan sarana/prasarana
perkotaan;
Pengembangan kegiatan ekonomi kota (industri dan jasa) untuk
memacu pertumbuhan daerah serta memperluas kesempatan kerja;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian tata ruang kota.
b.
Pengembangan kota-kota yang mempunyai skala pelayanan sub regional,
diarahkan pada :
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian tata ruang kota;
Penyediaan prasarana perkotaan dengan pendekatan Program
Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT);
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayani melalui
pengembangan jaringan jalan.
c.
Pengembangan kota dengan skala pelayanan lokal, diarahkan pada :
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian tata ruang kota;
Pengembangan prasarana perkotaan dengan pendekatan Program
Pelaksanaan Pembangunan Kota Terpadu (P3KT);
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui
pengembangan jaringan jalan;
Pengembangan
aksesibilitas
kewilayah
sentra-sentra
produksi
perikanan.
Berbagai pertimbangan di atas, maka pengembangan sistem perkotaan di
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2012-2032 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.
Arahan Sistem Pusat-Pusat Kegiatan Kabupaten Tanah Bumbu
No
Fungsi Pusat
Pusat
Keterangan
1
PKWp (Pusat Kegiatan
Wilayah yang
dipromosikan)
Batulicin
10
No
Fungsi Pusat
Pusat
Keterangan
2
PKLp
Hilir) Desa Pondok
Butun Kawasan
Gunung Tinggi
PKLp ini diharapkan
mempunyai
fungsi
dan peranan untuk
melayani
seluruh
wilayah kecamatan
Kabupaten
Tanah
Bumbu dan beberapa
wilayah
di
Kalimantan Selatan
dan
Kalimantan
Timur.
3
PPK (Pusat Pelayanan
Kawasan)
Karang Bintang
Kampung Baru
Desa Wonorejo
Desa Purwodadi
Desa Sebamban
DesaKuranci
Desa
Teluk
Kepayang
Desa Sungai Dua
Desa Manunggal
Desa Rejosari
Kecamatan Satui
Kecamatan Kusan
Hulu
Sumber:
BAPPEDA Kabupaten Tanah Bumbu, 2012
11
sistem jaringan jalan yang dipakai adalah sistem jaringan jalan primer (karena
orientasi wilayah RTRW), yaitu :
Jalan yang menghubungkan antara PKN dengan pusat (PKN atau PKL
Orde I) terdekat adalah jalan Arteri Primer. Di Kabupaten Tanah Bumbu
ternyata PKW, PKL, dan sebagian PKL-1 terletak atau dilalui oleh jalan
arteri primer yang menghubungkan PKN Banjarmasin dengan PKN
Balikpapan (jalan lintas selatan/Trans Kalimantan Selatan);
Jalan yang menghubungkan antara pusat kecamatan dengan PKW dan
PKL Orde I adalah jalan Kolektor Primer;
Jalan yang menghubungkan antar PKL dan PKL adalah jalan Lokal Primer
(kecuali Kota-kota di sepanjang jalur jalan Arteri primer).
Sementara jalan-jalan yang menghubungkan kampung-kampung dengan
pusat-pusat di atas, adalah jalan lokal lainnya (namun dalam konteks RTRW,
skala 1:100.000, ini tidak dibahas lebih lanjut). Hirarki jalan yang disusun
dalam RTRW adalah sebatas pada jalan-jalan yang menghubungkan
pusat-pusat tersebut di atas. Struktur ruang wilayah dengan pusat-pusat-pusat-pusat pelayanan
dan jaringan jalan yang menghubungkan fasilitas-fasilitas fungsional,
mempunyai hirarki sesuai dengan masing-masing tingkatan hirarki
pusat-pusat. Fasilitas atau sarana/prasarana pelayanan yang dimaksud meliputi:
Pendidikan : Tingkat perguruan tinggi, SMA/MA/SMK sampai SMP;
Kesehatan : Tingkat RSUD, RS/RSB, Puskesmas sampai puskesmas
pembantu;
Peribadatan Mesjid : Tingkat mesjid agung Kabupaten, sampai mesjid
jami;
Perekonomian pasar : Tingkat pasar Regional (permanen) dengan kegiatan
setiap hari sampai pasar tidak permanen dengan kegiatan mingguan (1 atau
2 kali seminggu);
Perekonomian toko (Pusat Perbelanjaan) : Toserba dan pertokoan;
Terminal : Terminal AKAP/AKDP, Terminal angkutan kota dan angkutan
desa;
Pelabuhan : Pelabuhan International, Pelabuhan perikanan, pelabuhan
khusus;
12
Fasilitas tersebut secara berjenjang menurut hirarki pelayanannya
diarahkan pengembangannya pada pusat-pusat menurut hirarki fungsinya.
Kondisi eksisting menunjukkan bahwa pada beberapa pusat permukiman di
Kabupaten Tanah Bumbu telah memiliki sarana dasar. Pusat-pusat
permukiman yang telah memiliki fasilitas dengan hirarki yang lebih tinggi,
tetap difungsikan, lihat Tabel 4.
Tabel 4.
Rencana Fungsi Sistem Pusat-Pusat Kegiatan Kabupaten Tanah
Bumbu
No
Jenis Pusat
Lokasi
Wilayah Pelayanan
Fungsi
1
Seluruh wilayah Kab.
Tanah Bumbu, WP
Tanah Bumbu dan
sebagian wilayah
provinsi Kalimantan
Selatan Bagian
Timur-Tenggara
-
Pusat WP
Timur-Tenggara
Tanah
Bumbu dan pusat
pelayanan
transportasi
regional,
internasional
baik
transportasi
darat,
laut dan udara
-
Pusat
Kapet
Batulicin
yang
terletak pada alur
laut
kepulauan
Indonesia (ALKI II)
yang
bercirikan
kawasan
industri
dan
perdagangan
jasa.
-
Kawasan Perumahan
Permukiman
Perkotaan
-
Kawasan
Pusat
Pemerintahan
di
Sekitar
Gunung
Tinggi
-
Pusat
Minapolitan
Kab. Tanah Bumbu
-
Pusat
Fasilitas
Karang Bintang untuk
melayani Kecamatan
Karang Bintang
Kampung Baru untuk
13
No
Jenis Pusat
Lokasi
Wilayah Pelayanan
Fungsi
Pagatan
Angsana
Giri Mulya
melayani Kecamatan
Simpang Empat
Pagatan untuk melayani
Kecamatan Kusan Hilir
Angsana untuk
melayani Kecamatan
Angsana
Girimulya untuk
melayani Kecamatan
Kuranji
distribusi hasil-hasil
bumi
yang
kemudian
dipasarkan
ke
Batulicin/keluar
Kab. Tanah Bumbu,
-
Pusat perdagangan
dan
jasa
skala
kecamatan
-
Kawasan perumahan
permukiman
-
Pusat
Fasilitas
Sosial,
ekonomi,
budaya skala lokal
4
Desa Rejosari
Wilayah kecamatan yang
bersangkutan
-
Pusat
layanan
administrasi
lokal
(kecamatan)
-
Kawasan perumahan
permukiman
perdesaan
-
Kawasan
pendidikan,
kesehatan, ekonomi
dan
fasum
skala
kecamatan
15
4.
Analisa Kaitan Tata Ruang Dengan Strategi Sektoral Bidang Air
Limbah
Penyusunan Rencana Induk SPAL Kabupaten Tanah Bumbu yang
menjadi dokumen dalam penyusunan strategi sektoral bidang air limbah
mengacu pada prinsip pengembangan wilayah; RTRW Kabupaten Tanah
Bumbu, RPJPN maupun perundang-undangan yang berlaku. Kedudukan
Rencana Induk SPAL berada dibawah kebijakan spasial baik pada skala
Provinsi
Kalimantan
Selatan
maupun
Kabupaten
Tanah
Bumbu.
Kedudukannya adalah sebagai petunjuk teknis dalam penyusunan strategi
pembangunan per kawasan, serta mempengaruhi rencana program investasi
infrastruktur. Lebih jelasnya dapat kita lihat hubungannya berdasarkan
diagram berikut.
Diagram 1.
Kedudukan Rencana Induk SPAL/Masterplan Pengelolaan
Air Limbah Kabupaten Tanah Bumbu (Sumber: Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Tanah Bumbu, 2016)
NASIONAL
PROVINSI
KABUPATEN
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN TANAH BUMBU
KEBIJAKAN SPASIAL
RPJM PROVINSI
RPJM KABUPATEN TANAH BUMBU
KEBIJAKAN SEKTORAL PROGRAM
RENCANA INDUK SPAL
RPIJM
STRATEGI PEMBANGUNAN Kabupaten Tanah Bumbu (SSK)*)
STRATEGI PEMBANGUNAN PER KAWASAN
16
Sehingga dengan berpedoman pada diagram 1. diatas, penentuan kesesuaian dan keterkaitan antara tata ruang dengan strategi sektoral
bidang air limbah Kabupaten Tanah Bumbu, dapat mempergunakan sebuah alat bantu tabel yang dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 5.
Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan dan Hubungannya Dengan Strategi Sektoral Bidang Air Limbah
No Substansi RTRW Tahun 2012-2032 (1) RPJPD Tahun 2006-2025 (2) RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
1 Visi
Terwujudnya Kabupaten
Tanah Bumbu sebagai pusat pelabuhan, perdagangan dan
pariwisata terdepan di
Kalimantan berbasis ekonomi
kerakyatan menuju
Tanah Bumbu yang Maju, Unggul, Mandiri, Sejahtera,
Aman, Religius dan
Berakhlak Mulia serta
Berintelektual Tinggi.
Terwujudnya Kabupaten Tanah Bumbu Berkualitas, Adil dan
Sejahtera, Secara
Berkesinambungan yang di
Ridhaiilahi.
Terwujudnya Kabupaten Tanah Bumbu Sebagai Poros Maritim Utama Serta Pusat Perdagangan, Industri, dan Pariwisata di
Kalimantan Berbasis Pada
Keunggulan Lokal dan Potensi Strategis Daerah Menuju Tanah Bumbu yang Maju, Sejahtera
dan Berintelektual Tinggi
(Mardani).
Menuju Tanah Bumbu
Bersanitasi Tahun 2020
2 Misi
Misi 1: Menyelenggarakan penataan ruang wilayah yang
mendorong pembangunan
berkelanjutan dengan
peningkatan ketersediaan
infrastruktur yang berkualitas;
Misi 4: Pengelolaan
lingkungan hidup dan
pemanfaatan Sumber Daya Alam yang berkelanjutan;
Misi 3: Mengembangkan
prasarana dan sarana yang layak bagi kehidupan selaras dengan kelestarian alam dan lingkungan
yang dapat mendukung
pembangunan kabupaten secara berkesinambungan.
Misi 3: Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sumber Daya
Alam dan Sumber Daya
Ekonomi yang berkelanjutan, berwawasan Lingkungan serta memperhatikan Kearifan Lokal
Untuk Menghadirkan
Kesejahteraan.
Misi Air Limbah :
1. Meningkatkan layanan air
limbah permukiman dengan
melibatkan partisipasi
masyarakat dan kemitraan dengan swasta;
2. Mengembangkan sistem
pengelolaan air limbah
17
No Substansi RTRW Tahun 2012-2032 (1) RPJPD Tahun 2006-2025 (2) RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
3. Meningkatkan kapasitas
kelembagaan pengelola air limbah permukiman;
4. Menyediakan
peraturan/regulasi sistem
penyelenggaraan air limbah permukiman.
3 Tujuan
Mewujudkan kabupaten yang
produktif melalui pusat
perdagangan, industri dan
pariwisata terdepan di
Kalimantan serta menuju
masyarakat yang maju,
unggul, mandiri, sejahtera, realigus dan berahlak mulia serta berintelektual tinggi.
Implementasi tata ruang yang
fungsional
berwawasan
lingkungan.
Meningkatkan kawasan
permukiman berbasis
lingkungan.
1. Memperbaiki sumber air
tanah yang tercemar oleh perilaku buang air besar sembarangan (BABS);
2. Memberi penekanan terhadap
masyarakat agar memiliki
tangki septik yang sesuai standar teknis/SNI;
3. Meningkatkan pelayanan
pengolahan air limbah sistem terpusat pada IPLT yang akan di bangun;
4. Mengoperasionalkan sistem
pengolahan lumpur tinja yang
terintegrasi & ramah
lingkungan;
5. Meningkatkan akses rumah
tangga terhadap fasilitas
18
No Substansi RTRW Tahun 2012-2032 (1) RPJPD Tahun 2006-2025 (2) RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
6. Tersusunnya dokumen
rencana induk sistem
pengolahan air limbah yang komprehensif;
7. Meningkatkan prioritas
pendanaan alokasi
penganggaran air limbah
permukiman yang bersumber dari APBD Kab.
8. Mengoptimalkan keterlibatan
CSR maupun swasta dalam
penganggaran air limbah
permukiman;
9. Terbentuknya instansi
pengelola air limbah
domestic;
10.Meningkatkan pelaksanaan
pengelolaan air limbah
permukiman melalui
kelengkapan produk hukum air limbah;
11.Meningkatkan partisipasi
masyarakat (PMJK) dalam
pengelolaan air limbah
domestic;
12.Mengoptimalkan kampanye
19
No Substansi RTRW Tahun 2012-2032 (1) RPJPD Tahun 2006-2025 (2) RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
kepada masyarakat.
4 Sasaran
1. Penyelenggaraan penataan
ruang wilayah yang
mendorong pembangunan
berkelanjutan dengan
peningkatan ketersedian
infrastruktur yang
berkualitas.
2. Pengelolaan lingkungan
hidup dan pemanfaatan
sumber daya alam yang berkelanjutan.
Terpenuhinya dokumen rinci tata
ruang fungsional dan
komprehensif.
Tertatanya kawasan pemukiman berbasis lingkungan
1. Tersedianya fasilitas jamban
sehat masyarakat pada daerah aliran sungai dari 16,706% menjadi 0% hingga tahun 2019;
2. Tersedianya tangki septik
masyarakat sesuai standar
teknis sebanyak 23,53% pada tahun 2019;
3. Tersedianya jumlah armada
sedot tinja sesuai kebutuhan hingga tahun 2019;
4. Terpenuhinya area pelayanan
kawasan di 3 kecamatan (simpang empat, batu licin, karang bintang) pada tahun 2017;
5. Tersedianya akses ke fasilitas
IPAL yang memadai bagi 120 KK pada tahun 2019;
6. Tersedianya dokumen
perencanaan air limbah yang
komprehensif pada tahun
2016;
7. Meningkatnya alokasi
20
No Substansi RTRW Tahun 2012-2032 (1) RPJPD Tahun 2006-2025 (2) RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
2% per tahun dari total APBD Kab Tanah Bumbu hingga tahun 2019;
8. Terlibatnya 50% CSR
maupun swasta yang ada di
kabupaten Tanah Bumbu
dalam penganggaran air
limbah hingga tahun 2019;
9. Tersedianya instansi yang
menangani air limbah
domestik hingga akhir tahun 2019;
10.Tersedianya regulasi
pengelolaan air limbah di
tingkat kabupaten hingga
akhir tahun 2019;
11.Terdapat 25% masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) berpartisipasi mengelola air limbah domestik;
12.Terjalinnya koordinasi dan
komunikasi antar SKPD
dalam kampanye air limbah.
5 Indikator
2. Menjamin kepastian
infrastruktur sesuai dengan
Rencana Tata Ruang
Kabupaten Tanah Bumbu
- Cakupan lingkungan sehat yang
aman dan didukung prasarana
Peningkatan Sanitasi
21
No Substansi RTRW Tahun 2012-2032 (1) RPJPD Tahun 2006-2025 (2) RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
secara terpadu;
3. Mewujudkan pengelolaan
lingkungan hidup yang
berbasis daya dukung dan daya tampung lingkungan.
semua stakeholder dalam
penanganannya dengan target
cakupan 2019 yang ingin
dicapai.
6 Target
Capaian
1. Pengembangan saluran
pembuangan air limbah
(SPAL) di perkotaan;
2. Pengelolaan limbah secara
komunal di perkotaan;
3. Pengembangan dan
Pemberdayaan Sanimas;
4. Penyusunan SSK (Strategi
Sanitasi Kabupaten).
2019 adalah meningkatkan
pelayanan sarana air limbah
76% untuk tangki septik
individual layak teknis dan 1% untuk sistem tangki septik komunal, MCK, MCK ++ untuk 2%, serta 0% untuk Buang Air Besar Sembarangan
(BABs). Sedangkan untuk
sistem offsite skala kawasan
permukiman sebesar 1%.
Sumber:
(1)
BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2012
(2)
BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2011
(3)
BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2016
(1)22
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa adanya
keterkaitan antar dokumen perencanaan, baik RTRW, RPJPD, RPJMD dan
RISPAL Kabupaten Tanah Bumbu. Khususnya kaitan antara sasaran,
indikator dan target capaian pada RTRW dan dokumen RISPAL Kabupaten
Tanah Bumbu, terutama target capaian hingga tahun 2019 (jangka pendek
atau tahap mendesak). Target capaian yang ingin diraih pada RTRW meliputi
(1) pengembangan saluran pembuangan air limbah (SPAL) di perkotaan,
kegiatan ini dapat dijabarkan pada RISPAL dimana terdapat pengelolaan air
limbah sistem
offsite
skala kawasan permukiman sebesar 1%; (2) pengelolaan
limbah secara komunal di perkotaan, terlihat pada kegiatan 1% pengelolaan
air limbah untuk sistem tangki septik komunal; (3) pengembangan dan
pemberdayaan sanimas, terdapat pada kegiatan pembangunan MCK, MCK
++ sebesar 2%, dimana kegiatan juga sangat tergantung pada peran serta
masyarakat; serta (4) penyusunan SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten),
tentunya dokumen ini sudah tersedia dan menjadi acuan dasar dalam
penyusunan dokumen RISPAL Kabupaten Tanah Bumbu.
Selanjutnya pembahasan mengenai kesesuaian program yang ditetapkan
dengan tujuan dan target capaian hanya difokuskan pada 1 kecamatan saja di
Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu Kecamatan Batulicin. Alasan pemilihan
Kecamatan Batulicin yaitu:
1.
Merupakan Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu;
2.
Merupakan PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan),
meliputi kawasan perkotaan Batulicin dan sekitarnya, berdasarkan arahan
sistem pusat kegiatan wilayah Kabupaten Tanah yang tercantum dalam
RTRW Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2012-2032;
24
Atas alasan diatas, maka fokus program jangka pendek hingga tahun 2019 di Kecamatan Batulicin untuk meraih tujuan yang ingin
dicapai yaitu:
Tabel 6.
Rencana Program dan Investasi Jangka Pendek Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019
No
Desa
Sistem
Volume Satuan Biaya
x Rp 1000
Indikasi Biaya Rp 1000
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 Segumbang
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 25 29 33 Rp 6.000 Rp 150.000 Rp 180.960 Rp 214.157
Tangki Septik Komunal < 10 KK 1 1 1 Rp 11.000 Rp 11.000 Rp 11.440 Rp 11.898
MCK, MCK ++ 0 0 0 Rp 250.000 Rp - Rp - Rp -
2 Gunung Tinggi
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 35 39 43 Rp 6.000 Rp 210.000 Rp 243.360 Rp 279.053
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0 1 1 Rp 11.000 Rp - Rp 11.440 Rp 11.898
MCK, MCK ++ 0 0 0 Rp 250.000 Rp - Rp - Rp -
3 Kersik Putih
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 47 52 57 Rp 6.000 Rp 282.000 Rp 324.480 Rp 369.907
Tangki Septik Komunal < 10 KK 1 1 1 Rp 11.000 Rp 11.000 Rp 11.440 Rp 11.898
MCK, MCK ++ 0 0 0 Rp 250.000 Rp - Rp - Rp -
4 Batulicin
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 86 196 220 Rp 6.000 Rp 516.000 Rp 1.223.040 Rp 1.427.712
Tangki Septik Komunal < 10 KK 2 3 3 Rp 11.000 Rp 22.000 Rp 34.320 Rp 35.693
MCK, MCK ++ 0 1 1 Rp 250.000 Rp - Rp 260.000 Rp 270.400
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman (200 KK) 1 0 0 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
5 Maju Makmur Sistem On Site
25
No
Desa
Sistem
Volume Satuan Biaya
x Rp 1000
Indikasi Biaya Rp 1000
2017 2018 2019 2017 2018 2019
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0 0 0 Rp 11.000 Rp - Rp - Rp -
MCK, MCK ++ 0 0 0 Rp 250.000 Rp - Rp - Rp -
6 Danau Indah Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 44 52 62 Rp 6.000 Rp 264.000 Rp 324.480 Rp 402.355
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0 0 0 Rp 11.000 Rp - Rp - Rp -
MCK, MCK ++ 0 0 0 Rp 250.000 Rp - Rp - Rp -
7 Polewali Marajae
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 15 17 20 Rp 6.000 Rp 90.000 Rp 106.080 Rp 129.792
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0 0 0 Rp 11.000 Rp - Rp - Rp -
MCK, MCK ++ 0 0 0 Rp 250.000 Rp - Rp - Rp -
8 Maju Bersama
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 46 54 64 Rp 6.000 Rp 276.000 Rp 336.960 Rp 415.334
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0 0 1 Rp 11.000 Rp - Rp - Rp 11.898
MCK, MCK ++ 0 0 0 Rp 250.000 Rp - Rp - Rp -
9 Sukamaju
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 16 18 20 Rp 6.000 Rp 96.000 Rp 112.320 Rp 129.792
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0 0 0 Rp 11.000 Rp - Rp - Rp -
MCK, MCK ++ 0 0 0 Rp 250.000 Rp - Rp - Rp -
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 358 473 564 Rp 2.148.000 Rp 2.951.520 Rp 3.660.134
Tangki Septik Komunal < 10 KK 4 6 7 Rp 44.000 Rp 68.640 Rp 83.283
MCK, MCK ++ 0 1 1 Rp - Rp 260.000 Rp 270.400
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 0 0 0 Rp - Rp - Rp -
26
No
Desa
Sistem
Volume Satuan Biaya
x Rp 1000
Indikasi Biaya Rp 1000
2017 2018 2019 2017 2018 2019
0 0 0 Rp - Rp - Rp -
Sistem Off Site 0 0 0 Rp - Rp - Rp -
Skala Kawasan Permukiman (Kapasitas
200 KK) 1 0 0 Rp 3.000.000 Rp - Rp -
Skala Kota 0 0 0 Rp - Rp - Rp -
TOTAL Rp 5.192.000 Rp 3.280.160 Rp 4.013.818
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab.Tanah Bumbu, 2016
Tabel 7.
Rencana Target Capaian Jangka Pendek Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019
No Desa Prioritas
Penanganan Sistem
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
% KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume
1 Segumbang
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 37,17% 187 749 25 39,00% 216 864 29 40,83% 249 995 33
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0,33% 2 7 1 0,67% 4 15 1 1,00% 6 24 1
MCK, MCK ++ 0,67% 3 13 0 1,33% 7 30 0 2,00% 12 49 0
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 58,47% 294 1178 22 57,32% 317 1270 23 56,17% 342 1369 25
Tanpa Akses (BABs) 3,37% 17 68 1,68% 9 37 0,00% 0 0
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0
Skala Kota 0,00% 0 0 0 0% 0 0 0 0,00% 0 0 0
TOTAL 100,00% 504 2014 48 100,00% 554 2216 53 100,00% 609 2438 59
2 Gunung
Tinggi
Sistem On Site
27
No Desa Prioritas
Penanganan Sistem
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
% KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0,33% 1 5 0 0,67% 3 12 1 1,00% 5 19 1
MCK, MCK ++ 0,67% 3 11 0 1,33% 6 23 0 2,00% 10 39 0
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 3,70% 15 59 -3 2,55% 11 45 -4 1,40% 7 27 -4
Tanpa Akses (BABs) 0,00% 0 0 0,00% 0 0 0,00% 0 0
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0
Skala Kota 0,00% 0 0 0 0% 0 0 0 0,00% 0 0 0
TOTAL 100,00% 399 1598 33 100,00% 439 1758 36 100,00% 483 1934 39
3 Kersik
Putih
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 80,15% 509 2037 47 80,30% 561 2245 52 80,45% 619 2475 57
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0,33% 2 8 1 0,67% 5 19 1 1,00% 8 31 1
MCK, MCK ++ 0,67% 4 17 0 1,33% 9 37 0 2,00% 15 62 0
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 18,85% 120 479 4 17,70% 124 495 4 16,55% 127 509 4
Tanpa Akses (BABs) 0,00% 0 0 0,00% 0 0 0,00% 0 0
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0
Skala Kota 0,00% 0 0 0 0% 0 0 0 0,00% 0 0 0
TOTAL 100,00% 635 2542 52 100,00% 699 2796 57 100,00% 769 3076 62
4 Batulicin Sistem On Site
28
No Desa Prioritas
Penanganan Sistem
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
% KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0,33% 7 27 2 0,67% 15 60 3 1,00% 25 99 3
MCK, MCK ++ 0,67% 14 54 0 1,33% 30 119 1 2,00% 49 197 1
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 17,59% 358 1431 11 16,44% 368 1472 10 15,29% 377 1506 9
Tanpa Akses (BABs) 4,01% 81 326 2,00% 45 179 0,00% 0 0
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman (200 KK) 5,00% 102 407 1 5,00% 112 448 0 5,00% 123 493 0
Skala Kota 0,00% 0 0 0 0% 0 0 0 0,00% 0 0 0
TOTAL 100,00% 2035 8138 100 100,00% 2238 8954 209 100,00% 2463 9851 233
5 Maju
Makmur
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 39,91% 80 321 44 59,94% 87 348 7 79,97% 116 465 29
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0,33% 1 3 0 0,67% 1 4 0 1,00% 1 6 0
MCK, MCK ++ 0,67% 1 5 0 1,33% 2 8 0 2,00% 3 12 0
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 19,33% 39 155 1 18,18% 26 106 -12 17,03% 25 99 -2
Tanpa Akses (BABs) 39,76% 80 320 19,88% 29 115 0,00% 0 0
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0
Skala Kota 0,00% 0 0 0 0% 0 0 0 0,00% 0 0 0
TOTAL 100,00% 201 804 46 100,00% 145 581 -5 100,00% 145 581 28
6 Danau
Indah
Sistem On Site
29
No Desa Prioritas
Penanganan Sistem
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
% KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0,33% 0 2 0 0,67% 1 4 0 1,00% 2 7 0
MCK, MCK ++ 0,67% 1 4 0 1,33% 2 9 0 2,00% 4 14 0
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 7,18% 10 42 -1 6,03% 10 39 -1 4,88% 9 34 -1
Tanpa Akses (BABs) 59,44% 86 345 29,72% 47 190 0,00% 0 0
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0
Skala Kota 0,00% 0 0 0 0% 0 0 0 0,00% 0 0 0
TOTAL 100,00% 145 581 43 100,00% 160 639 52 100,00% 176 703 62
7 Polewali
Marajae
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 50,28% 80 319 15 55,52% 97 387 17 60,76% 106 424 9
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0,33% 1 2 0 0,67% 1 5 0 1,00% 2 7 0
MCK, MCK ++ 0,67% 1 4 0 1,33% 2 9 0 2,00% 3 14 0
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 38,54% 61 244 4 37,39% 65 261 4 36,24% 63 253 -2
Tanpa Akses (BABs) 10,18% 16 65 5,09% 9 36 0,00% 0 0
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0
Skala Kota 0,00% 0 0 0 0% 0 0 0 0,00% 0 0 0
TOTAL 100,00% 159 634 19 100,00% 174 698 22 100,00% 174 698 7
8 Maju
Bersama
Sistem On Site
30
No Desa Prioritas
Penanganan Sistem
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
% KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume % KK Jiwa Volume
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0,33% 1 5 0 0,67% 2 10 0 1,00% 4 16 1
MCK, MCK ++ 0,67% 2 9 0 1,33% 5 20 0 2,00% 8 33 0
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 28,96% 98 391 5 27,81% 103 413 6 26,66% 109 436 6
Tanpa Akses (BABs) 19,83% 67 268 9,92% 37 147 0,00% 0 0
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0
Skala Kota 0,00% 0 0 0 0% 0 0 0 0,00% 0 0 0
TOTAL 100,00% 338 1351 52 100,00% 372 1486 60 100,00% 409 1635 70
9 Sukamaju
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis 81,78% 146 582 16 83,29% 163 652 18 84,80% 183 731 20
Tangki Septik Komunal < 10 KK 0,33% 1 2 0 0,67% 1 5 0 1,00% 2 9 0
MCK, MCK ++ 0,67% 1 5 0 1,33% 3 10 0 2,00% 4 17 0
Tangki Septik Tidak Layak Teknis 14,50% 26 103 0 13,35% 26 104 0 12,20% 26 105 0
Tanpa Akses (BABs) 2,72% 5 19 1,36% 3 11 0,00% 0 0
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0 0,00% 0 0 0
Skala Kota 0,00% 0 0 0 0% 0 0 0 0,00% 0 0 0
TOTAL 100,00% 178 712 16 100,00% 196 783 18 100,00% 215 861 20
31
Dari tabel diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penetapan target
capaian dalam pengelolaan air limbah Kecamatan Batulicin sudah sesuai
dengan target yang ingin dicapai pada dokumen RTRW Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2012-2032, yaitu:
Tabel 8.
Target Capaian Pada RTRW dan RISPAL Kabupaten Tanah
Bumbu dengan Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019
No RTRW Tahun 2012-2032 RISPAL Tahun 2017-2019
(Jangka Pendek)
Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019 (Jangka Pendek)
1
Pengembangan saluran
pembuangan air limbah
(SPAL) di perkotaan
Terdapat pengelolaan air
limbah sistem offsite skala
kawasan permukiman
sebesar 1%
Rencana lokasi
SPALD-Terpusat Skala Permukiman (200 KK) di desa Batulicin,
dengan target cakupan
pelayanan sebesar 5%
2 Pengelolaan limbah secara
komunal di perkotaan
1% pengelolaan air limbah untuk sistem tangki septik komunal
Tangki Septik Komunal < 10 KK dengan besaran cakupan pelayanan 0,33% cakupan pelayanan sebesar 0,67%
4 Penyusunan SSK (Strategi
Sanitasi Kabupaten)
Penyusunan ditahun 2016 dan menjadi acuan dasar dalam penyusunan dokumen RISPAL Kabupaten Tanah Bumbu