• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALL proposal Skripsi Rival. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ALL proposal Skripsi Rival. docx"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sebuah negara demokrasi dan negara yang entitas politik berdaulat, daulat sebagai bangsa dan daulat sebagai negara. Kedaulatan sebagai bangsa termaktub dalam proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kedaulatan sebagai negara ditegaskan dalam konstitusi UUD 1945. Bangsa dan negara ini memiliki mandat untuk menjadikan manusia Indonesia yang hidup adil, makmur dan sejahtera. Merdeka sebagai negara, merdeka sebagai bangsa, merdeka sebagai rakyat untuk menyampaikan pendapat dimuka umum serta medeka untuk menentukan kebijakan dalam kemakmuran bangsa dan negara.

Kebijakan pemilihan langsung dan melibatkan peran serta masyarakat berawal sejak zaman reformasi tahun 1998, ternyata berpengaruh terhadap strategi partai-paratai politik untuk memenangkan dan merebut hati para pemilih. Namun penggunaan satu orang satu suara (One Man One Vote) mengharuskan partai politik, mencari dukungan massa dengan jumlah besar yang bertujuan, agar dalam melakukan kerja bisa mendapatkan suara yang terbanyak.

(2)

persepsi, dan perbedaan gagasan. Dalam manajemen konflik, semua perbedaan itu bisa menjadi khazanah perbendaharaan pemikiran apabila semua perbedaan itu terakomodasi, teradaptasi, dan teraktualisasi. Tidak ada yang merasa terkalahkan dan memenangkan “pertandingan”. Semua merasa pas dan puas serta terperhatikan buah pikirannya. Selama pengelolaannya baik, selama itu pula berbagai kepentingan akan terasa santai di tengah keragaman.

Keragaman di negara mana pun tentu dipengaruhi oleh budaya. Budaya Timur, khususnya Indonesia yang dikenal ramah, suka gotong royong, tenggang rasa, toleran, dan memiliki rasa kesetiakawanan yang tinggi sangat mungkin mempengaruhi keputusan politik yang dibuat para pemilik wewenang keputusan tadi. Di samping itu, tidak tertutup kemungkinan sebagian aktivitas politik mencampakkan atau menyingkirkan tradisi yang arif itu dari proses dan keputusan politik, padahal dengan memperhatikan kearifan lokal, akan membuat para politisi benar-benar memahami dan menjalankannya dengan memperhatikan etika politik yang dapat diterima semua pihak.

(3)

mengemukakan bahwa istilah kearifan lokal berasal dari kata local genius yang diperkenalkan Quaritch Wales pada tahun 1948-1949 dengan arti “kemampuan kebudayaan setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan” (Rosidi, 2011: hal 29).

Dalam kehidupan beranekaragaman yang ada di Kabupaten Sikka membuat banyak politisi memilih pendekatan yang berbasis kearifan lokal di Kabupaten Sikka menjadi kecenderungan umum masyarakat dan para pemimpin partai politik yang telah menerima otonomi daerah sebagai pilihan politik terbaik. Hal tersebut sangat membangkitkan nilai-nilai daerah untuk kepentingan pembangunan menjadi sangat bermakna bagi perjuangan daerah untuk mencapai prestasi terbaik. Kearifan lokal sebagai alat atau cara mendorong pembangunan daerah sesuai daya dukung daerah dalam menyelesaikan masalah-masalah daerahnya secara bermartabat.

(4)

karena kebijakan yang diambil berlandaskan kearifan lokal adalah kebijakan mutlak dan tidak dapat diubahnya.

Dalam persiapan Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2018. Dewan Pimpinan Cabang Partai Hati Nurani Rakyat Sikka, saat ini mengusung kader terbaiknya sebagai calon Wakil Bupati Sikka. Pengurus Partai Hati Nurani Rakyat saat ini tenga melakukan konsolidasi partai di 160 Desa yang ada di 21 Kecamatan, langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menggalang kekuatan massa pada PEMILUKADA Sikka 2018. Hal yang samapun telah dilakukan oleh kader-kader Partai HANURA Sikka dalam menghadapi PEMILUKADA Sikka 2018 dengan melakukan pendekatan bersama tokoh-tokoh adat yang ada di Kabupaten Sikka.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi permasalahan penulis adalah:

1. Bagaimanakah strategi komunikasi politik dan diplomasi berbasis kearifan lokal dalam persiapan pemilukada 2018 oleh DPC Partai HANURA Sikka?

(5)

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penulis adalah:

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi politik dan diplomasi berbasis kearifan lokal dalam persiapan pemilukada 2018 oleh DPC Partai HANURA Sikka?

2. Untuk mengetahui implementasi strategi komunikasi politik dan diplomasi berbasis kearifan lokal dalam persiapan pemilukada 2018 oleh DPC Partai HANURA Sikka?

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini: 1. Manfaat Praktis

a. Memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa Strategi Komunikasi Politik Dan Diplomasi Berbasis Kearifan Lokal Dalam Persiapan PEMILUKADA Sikka 2018 merupakan sebuah strategi untuk memenangkan PEMILUKADA Sikka.

b. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan bacaan atau referensi oleh kader partai HANURA dalam menghadapi situasi politik yang ada di Kabupaten Sikka.

2. Manfaat Akademis

(6)

Diplomasi Berbasis Kearifan Lokal Dalam Persiapan Pemilukada Sikka 2018.

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Sebelumnya

NO PENELITIAN NAMA JUDUL PENELITIA RINGKASAN

(8)

Komunikator politik yang terdiri atas;

politikus, komunikator profesional, dan

komunikator aktivis berkewajiban

memberikan pencerahan kepada masyarakat

tindakan disesuaikan dengan kondisi

lingkungan yang berkembang pada budaya

meninggalkan budaya sebagai warisan

nenek moyang. 2.

Dr. Afrina

Sari.M.Si Komunikasi Politik Dan Diplomasi Berbasis Kearifan Lokal

(Analisis Pilkada Dalam Proses Kampanye Politik)

(9)
(10)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Kerangka Teori

Westerstahl (McQuail, 2000), pernah menyatakan bahwa yang dinamakan objektif setidaknya mengandung faktualitas dan imparsialitas. Faktualitas berarti kebenaran yang didalamnya memuat akurasi (tepat dan cermat), dan mengkaitkan sesuatu yang relevan untuk diberitakan. Sementara itu, imparsialitas mensyaratkan adanya keseimbangan (balance) dan kenetralan dalam mengungkap sesuatu.

3.2. Konsep-Konsep Teori

3.2.1. Pengertian Komunikasi Politik

Komunikasi dan politik merupakan dua dua disiplin ilmu yang sama-sama tergolong kedalam ilmu-ilmu sosial memang terdapat hubungan yang erat. Hubungan itu dinilai bersifat intim yang “istimewa”, karena di dalam daerah kawasan (domain) politik, proses komunikasi menempati fungsi yang fundamental. Pendekatan komunikasi mempunyai peran dalam memberikan pandangan terkait dengan keputusan dan kebijakan politik.

(11)

peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis.

Menurut Rod Hague et al.: Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan di antara anggota-anggotanya. 3.2.2. Pengertian Diplomasi

Secara sederhana, diplomasi dapat didefinisikan sebagai seni dan praktik negosiasi antara wakil-wakil dari negara atau sekelompok negara. Istilah ini biasanya merujuk pada diplomasi internasional, dimana hubungan internasional melalui perantasra diplomat profesional terkait isu-isu perdamaian, perdagangan, perang, ekonomi dan budaya. Begitu pula perjanjian internasional yang biasanya dinegosiasikan oleh para diplomat sebelum disetujui oleh politisi nasional dalam negeri.

Diplomasi dalam proses PILKADA merupakan sebuah aktivitas berbentuk negosiasi kandidat dengan kontituen dalam rangka menjaring suara ataupun mensosialisasikan program-program yang akan dilakukan apabila kandidat dipilih sebagai gubernur/Bupati/walikota. Bentuk negosiasi disampaikan kepada masyarakat dan diminta dukungannya dan masyarakat menunjukkan dukungan dengan memilih kandidat tersebut. 3.2.3. Kearifan Lokal

(12)

yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat. Dalam masyarakat multikultural Indonesia, sesungguhnya tidaklah sulit menemu kenali berbagai kearifan lokal yang menghidupi masyarakat. Kearifan lokal dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, atau pun petuah yang melekat pada keseharian

Menurut UU Nomor 4 Tahun 1982 yang disebut lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup yang termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Mencermati Undang-undang diatas, mengisyaratkan bahwa posisi manusia menjadi disangat penting dan strategis. Manusia menjadi kunci perubahan dalam lingkungannya karena manusia dan tingkah-lakunya mampu mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh makhluk yang ada.Akante tapi, melalui lingkungannya ini pula tingkah-laku manusia ditentukan sehingga sebenarnya ada hubungan timbalbalik yang seimbang.

(13)

Sebagai sebuah istilah wisdom sering diartikan sebagai ‘kearifan/kebijaksanaan’.

Local secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain sedemikian rupa yang di dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia atau manusia dengan lingkungan fisiknya. Pola interaksi yang sudah terdesain tersebut disebut settting. Setting adalah sebuah ruang interaksi tempat seseorang dapat menyusun hubungan-hubungan face to face dalam lingkungannya.

3.2.4. Pentingnya Komunikasi Politik dan Kearifan Lokal

Komunikasi Politik akan terasa semakin penting apabila kita menyimak dan menelusur fungsi komunikasi politik seperti yang dikemukakan Mc.Nair dan Hedebro dalam Cangara (2007: hal. 40-41) yang meliputi:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilakukan lembaga politik maupun dalam hubungannya

dengan pemerintah dan masyarakat

2. Melakukan sosialisasi tentang kebijakan, program, dan tujuan lembaga politik

3. Memberi motivasi kepada politisi, fungsionaris, dan para pendukung partai

(14)

5. Mendidik masyarakat dengan pemberian informasi, sosialisasi tentang cara-cara pemilihan umum dan penggunaan hak mereka

sebagai pemberi suara

6. Menjadi hiburan masyarakat sebagai “pesta demokrasi” dengan menampilkan para juru kampanye, artis, dan para komentator atau

pengamat politik

7. Memupuk integrasi dengan mempertinggi rasa kebangsaan guna menghindari konflik dan ancaman berupa tindakan separatis yang

mengancam persatuan nasional

8. Menciptakan iklim perubahan dengan mengubah struktur kekuasaan melalui informasi untuk mencari dukungan masyarakat

luas terhadap gerakan reformasi dan demokratisasi

9. Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melalui siaran berita, agenda setting, maupun komentar-komentar politik

10.Menjadi watchdog atau anjing penjaga dalam membantu terciptanya good governance yang transparansi dan akuntabilitas

(15)

bagian yang tidak boleh terabaikan. Rakyat diajak bicara dan diberi kesempatan untuk menyampaikan buah pikiran atau ide-idenya yang dapat membantu tugas para elite politik yang berada di “panggung”. Sangat terang, di sini menunjukkan bagaimana pentingnya komunikasi politik antara rakyat dengan pejabat dan pejabat dengan rakyat, karena tanpa komunikasi politik, boleh jadi partisipasi rakyat menjadi lemah atau apatis, atau pemerintah bisa kehilangan kontak dan komunikasi manakala pada saat tertentu pejabat pemerintah itu membuat keputusan.

Memperhatikan uraian di atas, kesepuluh fungsi itu akan berjalan baik, manakala para pihak, khususnya pejabat/pemilik otoritas menaati aturan/Undang-Undang dengan tertib dan sejujur-jujurnya. Penguasa/pejabat tidak haus dan rakus kekuasaan. Demikian pula rakyat tidak bertindak anarkhis. Pejabat memahami kehendak rakyat, dan rakyat mengikuti petunjuk dan arahan pejabat.

(16)

Kearifan lokal bisa menjadi landasan para politisi untuk melakukan action politik dan menuntun para politisi bertindak arif, karena yang dilakukan tidak semata-mata action dan hasil, tapi prosesnya yang menggunakan aturan yang disepakati, baku, dan syarat dengan nilai etika. Bangsa Indonesia telah memperlihatkan kemampuan dalam menghadapi pengaruh yang datang dari luar yang dianggap sebagai tantangan (Rosidi, 2011:33). Sebenarnya, pengaruh luar itu bisa diadopsi dan dihadapi dengan cermat dan teliti. Yang positif diambil, yang negatif dibuang. Dalam menghadapi pengaruh itu, di samping skill yang diperlukan, juga keberanian dan kejujuran yang bisa menimbulkan kepercayaan orang. Jujur terhadap aturan dan taat pada nilai etika, cenderung patuh terhadap aturan lembaga.

Perhatian terhadap aturan dan nilai etika, dapat membuka lebar dan jalan yang lurus bagi para pelaku komunikasi politik. Sebaliknya, yang lepasdari aturan dan nilai etika akan menimbulkan masalah yang kompleks, apakah terjadi kegoncangan politik, keserakahan politik, atau bahkan apatisme politik. Yang untung, tentu para “srigala” penguasa/pejabat negara. Sementara rakyat bisa terpinggirkan, bahkan cenderung tidak terperhatikan . Akibatnya, kepercayaan rakyat terhadap penguasa menjadi kurang, bahkanhilang sama sekali. Peran Komunikator Politik dalam Menerapkan Nilai Kearifan Lokal

(17)

komunikator aktivis (vols). Politikus mencurahkan segala hidupnya untuk kepentingan bangsa melalui jabatan politik seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Politisi ini pun terbagi dua, wakil partisan dan ideolog; Profesional adalah orang/kelompok yang bekerja sesuai dengan profesinya, seperti jurnalis dan promotor terkait dengankegiatan politik; Sementara aktivis, yang kegiatannya paruh waktu, terdiri atas jurubicara dan pemuka pendapat. Terkait dengan kearifan lokal, para politisi tertantang untuk mengenal budaya setempat. Segala tindakan disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang berkembang pada budaya setempat itu. Apabila dalam budaya leluhur, tingkat kepatuhannya tinggi, kandungan etikanya kental, maka pantas apabila para politisi itu menjalankan gerak politiknya penuh dengan kesantunan dan keteraturan.Kepatuhan itu adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh umat beragama dan kepatuhan itu berhubungan dengan seorang pemimpin. Bagi umat beragama, kepatuhan kepada pemimpinnya adalah satu kewajiban Radmila, 2011:4).

Komunikasi politik sangat mungkin memainkan perannya sebagai agen perubahan yang bisa mengubah mindset masyarakat, terutama masyarakat awam, dari anggapan bahwa politik itu buruk, politik itu hanya mencari kekuasaan menjadi politik itu indah dan bisa memoles kekuasaan untuk kepentingan rakyat.

(18)

lepas dari jangkauan politik dan perhatian para politisi, padahal budaya itu, apabila digunakan sebagai landasan berpolitik, sangat baik dan mampu mengendalikan perilaku politik para politisi yang senang bermain kayu, bermain api, dan suka memanipulasi keputusan dan melanggar komitmen. Dengan politik, tidak kurang para politisi seperti menghalalkan segala cara hanya untuk mengejar kekuasaan dan kepentingannya. Untuk membangun citra positif tentang politik, memerlukan proses panjang dan berliku, karena masalah “tafsir politik” di kalangan masyarakat, bahkan di lapisan elite sekalipun, masih berragam, padahal bicara politik di berbagai referensi, tidak ada satu kata pun yang menyebutkan bahwa politik itu buruk dan menakutkan atau kejam. Di sini para komunikator politik wajib memberikan pencerahan mengenai makna politik sesungguhnya. Pesan politik bisa disampaikan dengan tatap muka atau tidak langsung melalui media. Seorang politisi DPR atau pemerintah pantas apabila menyampaikan pernyataanya yang menyejukan masyarakat (persuasif), bukan menantang dan membuat galau (represif), karena pernyataan yang tidak menyenangkan akan membuat rakyat tidak simpati. Inilah yang sering diasumsikan masyarakat bahwa politik itu rumit, keras, dan syarat dengan kepentingan.

(19)

setempat. Melabrak budaya setempat, akan dianggap sebagai pelanggaran moral dan sama dengan tidak menghormati warisan leluhur. Lain di negara Timur, lain pula di negara Barat. Di negara Barat yang tingkat kemajuannya relatif cepat, paham liberalisme tumbuh subur, dan budaya setempat seperti pendamping setia yang siap mengikuti arus perubahan. Meski budaya masalampau dipelihara, tipi tidak sekental di negara Timur. Para jurnalis atau orang yang terlibat di media berkewajiban menyajikan informasi yang objektif, akurat, dan mendidik yang membuat rakyat percaya pada informasi yang terekspose di media itu. Jurnalis memiliki posisi strategis. Informasi atau beritanya ditunggu banyak orang, dan kehadirannya di dunia media sangat dibutuhkan. Dengan demikian, peran jurnalis, sangat membantu mencerdaskan massa atau sebaliknya, membuat massa resah dan geram atas berita di media. Bagaimana pun, dampak positif dari peran yang dimainkan para jurnalis adalah sesuatu yang diharapkan.

(20)

leader (pemuka pendapat), berkewajiban membangun opini di media dengan konsep menarik dan memancing perhatian massa. Slogan persatuan, kebersamaan, toleransi dan saling menghargai adalah bagian dari ungkapan yang bernilai positif bagi masyarakat.

3.2.1. Sosialiasi Komunikasi Politik dalam Bingkai Kearifan Lokal Komunikasi politik pantas tersosialisasikan ke berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya kalangan tertentu, elite yang merasakan, tapi kaum alit yang berada di bawah pun berhak merasakan, karena dengan komunikasi politik yang lancar antara masyarakat dengan pemerintah, anggota parlemen, atau partai politik, akan membuat rakyat menjadi tahu kondisi objektif lembaga itu dalam melakukan tugas-tugasnya, bahkan jika perlu, tahu pula dengan anggarannya yang seringkali sensitif untuk diungkap. Keingintahuan itu tidak ditafsirkan intervensi, namun rakyat sebagai warga negara, wajar kalau tahu program dan anggarannya, sehingga rakyat menjadi paham dan kritis terhadap berbagai agenda itu. Dalam sosialisasi ini rakyat diberi penjelasan bahwa;

1.Dengan komunikasi politik masyarakat menjadi lebih paham tentangmakna politik yang sesungguhnya

2.Dengan komunikasi politik, masing-masing orang bisa mengoreksi dan membongkar kelemahan yang ada di rakyat dan

(21)

3.Dengan komunikasi politik akan mengurangi ketegangan dan saling curiga antara masyarakat dengan penguasa.

3.2.2. Hubungan Budaya Politik dan Demokrasi

Budaya politik memiliki pengaruh penting dalam perkembangan demokrasi. Demokrastisasi tidak berjalan baik bila tidak ditunjang oleh terbangunnya budaya politik yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

Dalam merespon tuntutan perubahan, kemungkinan munculnya dua sikap yang secara diametral bertentangan, yaitu ‘mendukung’ (positif) dan kemungkinan pula ‘menentang’ (negatif ), sulit dielakkan. Sebagai sebuah proses perubahan dalam menciptakan kehidupan politik yang demokratis, realisasi demokratisasi juga dihadapkan pada dua kutub yang saling bertentangan itu, yaitu budaya politik masyarakat yang mendukung (positif) dan yang menghambat (negatif) proses demokrasi.

(22)

culture. Karena itu, hubungan antara budaya politik dan demokrasi (demokratisasi) dalam konteks civic culture tidak dapat dipisahkan. 3.3. Kerangka Pemikiran

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DAN DIPLOMASI KEARIFAN LOKAL

KEARIFAN LOKAL

HASIL

(23)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma mrnunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang

Menurut Baker (dalam Moleong, 2004:hal. 49). Paradigma sebagai seperangkat aturan yang (1) menetapkan atau mendefinisikan batas-batas; dan (2) menjelaskan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam batas-batas itu untuk berhasil.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis dapat mengkategorikan bahwa dalam kaitan dengan paradigma tersebut maka penulis dapat lebih menggunakan studi kualitatif dalam melakukan pengumpulan data-data faktual.

4.2. Unit Analisis

(24)

4.3. Unit Observasi

Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis memilih lokasi atau tempat yang akan dijadikan unit observasi adalah Dewan Pimpinan Cabang Partai Hati Nurani Rakyat (PARTAI HANURA) Sikka.

4.4. Sumber Data

Triangulasi adalah sumber data yang menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2013: hal. 274) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data.

(25)

tersebut, peneliti hanya menggunakan triangulasi teknik dengan triangulasi sumber.

Triangulasi sumber artinya menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Sugiyono,2013: hal. 274).

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlakukan. Dalam melakukan Pengumpulan data penulis mengelompok berdasarkan tekniknya, yaitu:

a) Dokumentasi

(26)

DOKUMENTASI Menurut Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi (Nurhadi Magetsari dkk, 1992) : bahan yang termasuk dalam jenis, bentuk, dan sifat apapun tempat informasi direkam. Rekaman yang ditulis atau dipahat, yang menyampaikan informasi berupa fakta Karya yang direkam dalam suatu bahasa, simbol atau tanda-tanda lain Rekaman informasi berbagai bentuk

Dokumentasi Adalah catatan yang dapat dibuktikan dan dijadikan bukti secara hukum.(tung palan,1983). Dokumen yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien, tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan yang diberikan(fisbach, 1991). Secara umum dokumentasi merupkan suatu catatan otentik atau semua warkat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum

b) Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah salah satu studi yang menggunakan penelusuran literatur untuk memperoleh data-data yang ter up to date dalam merumuskan suatu penelitian.

c) Wawancara tidak terstruktur

(27)

Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Penulis memilih wawancara tidak terstruktur ini karena penulis yakin dengan teknik tersebut juga dapat membantu penulis dalam mengumpulkan data-data karena teknik ini penulis dengan bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada orang yang diwawancara guna mendapatkan data-data yang akan diteliti oleh penulis.

Dari pemikiran tersebut diatas maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan berpatokan kepada kedua poin tersebut, hal ini penulis memilih karena dengan cara tersebut dapat mempermuda penulis untuk mengumpulkan data.

4.6. Teknik Analisis Data

Menurut Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Menurut Miles and Huberman menjelaskan bahwa dalam aktivitas analisis data terdapat tiga bagian, yaitu data reduction (Reduksi Data), data display (Penyajian Data), conclusion drawing/verification (Penarikan Kesimpulan).

(28)

a. Reduksi data

Reduksi data adalah proses memilih menyederhanakan, mengabstraksikan, memfokuskan dan mengubah data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data dimaksudkan untuk menentukan data sesuai dengan fokus penelitian tentang Strategi Komunikasi Politik Dan Diplomasi Berbasis Kearifan Lokal Dalam Persiapan Pemilukada Sikka 2018

4.7. Validitas Data

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan. Validitas data juga terdapat dua macam yaitu validitas internal dan validitas eksternal.

Dari kedua jenis validitas data tersebut dalam penelitian dengan judul Strategi Komunikasi Politik Dan Diplomasi Berbasis Kearifan Lokal dengan menggunakan metode kualitatif maka penulis memilih untuk menggunakan kedua jenis validitas.

4.8. Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi nilai profitabilitas maka perusahaan akan cenderung melakukan perataan laba karena perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi mencerminkan kinerja perusahaan

Perilaku sistem dalam model SPK yaitu, bertujuan mampu untuk memberikan alternatif untuk penyelesaian masalah terutama bagi anggota baru (member) yaitu bagaimana

Am 89. Tiap-tiap Tiap-tiap fail hendaklah dicatat fail hendaklah dicatat pergerakannya. Sistem doket Sistem doket diamalkan oleh agensi-agensi diamalkan oleh agensi-agensi

Kalau pada korelasi product moment, sumber data untuk variabel yang akan dikorelasikan adalah data interval atau rasio, serta data dari kedua variabel masing-

Indikator Program dan Kinerja Program pada Th awal Unit Kerja SKPD.. Sasaran Kegiatan ( Outcome ) dan

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa perbedaan gambaran makroskopis dan mikroskopis organ paru dan usus halus pada tikus Wistar setelah pemberian warfarin dosis

Apa kendala yang dihadapi hakim Pengadilan Negeri Surakarta dalam menerapkan asas Audi Et Alteram Partem pada tahap pembuktian dalam sengketa perdata dan bagaimana

Kemampuan keluarga dalam merawat usia lanjut etnis Jawa baik pada aspek psikologis dan etnis Madura baik pada aspek spiritual dan interaksi sosial.. Terdapat perbedaan antara etnis