• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN ORANG TUA TERHADAP PENCEGAHAN PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN ORANG TUA TERHADAP PENCEGAHAN PE"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN ORANG TUA TERHADAP PENCEGAHAN PENGGUNAAN

NAPZA DI KALANGAN REMAJA

Farid Lutfin1, I Nengah Kundera2, Abd. Hakim Laenggeng2 1Mahasiswa Program Stud Pendidikan Biologi FKIP UNTAD 2Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAD

Email: faridlutfin@yahoo.com

ABSTRAK

Hasil survei dan wawancara pada penelitian tahap awal bahwa jumlah pengguna napza di Desa Lero Kecamatan Sindue adalah sebanyak 15 orang dan akan bertambah banyak apabila pengawasan dari orang tua dan pergaulan yang semakin meningkat walaupun data real belum direkomendasikan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peranan orang tua terhadap pencegahan penggunaan NAPZA di kalangan remaja desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Metode yang digunakan analisis deskriptif. Populasi dalam penelitian ini seluruh orang tua yang berada di desa Lero Kecamatan Sindue berjumlah 563 kepala keluarga, sampel yang digunakan berjumlah 57 kepala keluarga, pengambilan dan penelitian menggunakan instrumen angket yang berisi pertanyaan untuk mengungkapkan peranan masyarakat terhadap pencegahan pengguna napza di desa Lero. Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian bahwa peranan orang tua terhadap pencegahan penggunaan napza di kalangan remaja desa lero dikategorikan sangat baik dengan persentase 84,31% sehingga mengakibatkan orang tua sangat berperan terhadap pencegahan penggunaan NAPZA dikalangan remaja desa Lero.

▸ Baca selengkapnya: jika dalam suatu populasi berjumlah 5000 orang diketahui 0 04

(2)

PENDAHULUAN

Narkoba bahan yang mampu memberikan efek rasa nikmat dan menjadikan ketagihan, bagi pemakainya yang saat ini banyak disalahgunakan. Pada umumnya, penyalahgunaan narkoba merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat patologik dan berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Tindakan penyalahgunaan ini dapat mengakibatkan disfungsi sosial dan okupasional, artinya fungsi sosial dan kinerja dari orang yang menyalahgunakan narkoba terganggu dan tidak normal. Akibat lebih jauh, kondisi kesehatannya akan menurun drastis, bahkan nyawanya terenggut (Listyarini, 2010).

Penyalahgunaan narkoba atau narkotika pada akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat, hal ini dapat diamati dari pemberitaan di media cetak maupun media elektronik yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat kepolisian. Kebanyakan pelakunya adalah remaja belasan tahun, mereka pasti sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba tapi mengapa mereka menggunakannya. Selain aparat kepolisian, dalam upaya penanggulangan napza masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam membantu upaya pencegahan, penyalahgunaan dan peredarannya.

Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya dan Denpasar dulu dikenal hanya merupakan daerah transit peredaran NAPZA. Namun seiring perkembangan globalisasi dunia, sebagian dari kota-kota besar di Indonesia sudah merupakan pasar peredaran NAPZA khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah. Data jumlah kasus penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Provinsi Sulawesi Tengah yang terlaporkan terus meningkat, yakni: (1) tahun 2009 berjumlah 116 kasus, (2) tahun 2010 berjumlah 146 kasus, (3) tahun 2011 berjumlah 189 kasus, (4) tahun 2012 berjumlah 213 kasus dan (5) 2013 berjumlah 218 kasus (Badan Narkotika Nasional dan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, 2014).

Maraknya penyalahgunaan NAPZA tidak hanya di kota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota kecil bahkan sudah sampai di pelosok desa termasuk di Desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Mulai dari tingkat sosial ekonomi bawah, menengah, sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari data yang ada, penyalahgunaan napza paling banyak berumur antara 15–24 tahun. Tampaknya generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan napza.

(3)

mengalami masa transisi atau masih dalam tahap masa coba-coba.

Hasil survei dan wawancara pada penelitian tahap awal bahwa jumlah pengguna NAPZA di Desa Lero Kecamatan Sindue adalah sebanyak 15 orang dan akan bertambah banyak apabila pengawasan dari orang tua dan pergaulan yang semakin meningkat walaupun data real belum direkomendasikan.

JENIS DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan gejala-gejala, fakta, atau kejadian-kejadian secara sistemasis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Zuriah 2005). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Peranan Orang Tua Terhadap Pencegahan Penggunaan (NAPZA) Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Lain di Kalangan Remaja Desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala dengan menggunakan metode angket. Selanjutnya hasil yang diperoleh dideskripsikan melalui angka persentase dari setiap kategori persepsi.

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus sampai November tahun 2015 dan dilaksanakan dimasyarakat Desa Lero

(Orang Tua) Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala.

Penelitian dilakukan dengan sampel kepala keluarga sebagai responden di Desa Lero. Sehingga, populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang berada di Desa Lero.

Pengambilan sampel penelitian, berpedoman pada pendapat Arikunto (2002) yang menyebutkan bahwa untuk sampel, maka apabila populasinya kurang dari 100, maka lebih Perlu diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat tersebut, maka pengambilan sampel dilakukan secara proporsional random sampling yakni 10% dari jumlah populasi yang berada di Desa Lero yaitu 57 kepala keluarga.

(4)

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dengan cara memberikan tanda silang (X) (Riduwan, 2007).

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan melalui teknik angket yang diedarkan kepada 57 orang tua yang berada di Desa Lero, diuraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Pernyataan orang tua terhadap pengertian dari NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Lain) merupakan suatu zat yang apabila dikonsumsi dapat menimbulkan ketergantungan bagi yang mengkonsumsinya.

No

Alternatif Jawaban

Responden Jumlah

Persentase (%) a.

b. c. d.

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

40 17 0 0

70,1 29,8 0 0

57 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 40 (70,1%) orang tua memilih sangat setuju bahwa napza merupakan suatu zat yang apabila dikonsumsi dapat menimbulkan ketergantungan bagi yang mengkonsumsinya, 17 (29,8%) menjawab setuju.

Tabel 4.2 Pernyataan orang tua bahwa semua jenis narkoba berdasarkan tingkat kebutuhannya bagi seorang remaja pemakai itu tidak baik.

N o

Alternatif Jawaban Responden

Jumla

h Persentase(%) a.

b. c. d.

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

30 27 0 0

52,6 47,3 0 0

57 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 30 (52,6%) orang tua menjawab sangat setuju bahwa semua jenis narkoba berdasarkan tingkat kebutuhannya bagi seorang remaja itu tidak baik, 27 (47,3%) menjawab setuju.

(5)

mencoba sampai memakai

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 29 (50,8%) orang tua memilih jawaban sangat setuju bahwa sebagai orang tua dari remaja seperti di pedesaan perlukah memilih atau menentukan pergaulan yang pantas bagi anaknya agar tidak salah dalam, memilih teman bergaul untuk menghindari mengenal, mencoba sampai memakai narkoba, 23 (40,3%) memilih setuju.

Tabel 4.4 Pernyataan orang tua tentang pengawasan dan bimbingan orang tua serta pemahaman bagi seorang anak remaja tentang narkoba merupakan faktor utama bagi anak remaja agar

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 33 (57,8%) orang tua memilih sangat

setuju bahwa pengawasan dan bimbingan mudah baginya untuk mengenal dan mengkonsumsi narkoba. menunjukkan bahwa 18 (31,5%) orang tua memilih sangat setuju bahwa pergaulan yang bebas dan luas merupakan salah satu faktor utama bagi remaja sehingga mudah baginya untuk mengenal dan mengkonsumsi narkoba, 28 (49,1%) memilih setuju, 9 (15,7%) memilih kurang setuju dan 2 (3,5%) memilih tidak setuju.

(6)

atau masalah pribadi yang dialami anak remaja tersebut.

N menunjukkan bahwa 11 (19,2%) orang tua memilih sangat setuju bahwa salah satu faktor penyebab sehingga anak remaja bisa mengkonsumsi narkoba yaitu karena kurangnya pengawasan atau masalah pribadi yang dialami anak remaja tersebut, 41 (71,9%) memilih setuju dan 5 (8,77%) memilih kurang setuju.

Tabel 4.7 Pernyataan orang tua tentang narkoba tidak layak untuk dikonsumsi oleh remaja maupun kalangan dewasa. menunjukkan bahwa 29 (50,8%) orang tua memilih jawaban sangat setuju tentang narkoba tidak layak untuk dikonsumsi oleh remaja maupun kalangan dewasa, 26 menunjukkan bahwa 35 (61,4%) orang tua memilih sangat setuju bahwa narkoba di kalangan remaja dapat merusak masa depan dari anak tersebut, 22 (38,5%) memilih setuju.

(7)

N menunjukkan bahwa 30 (52,6%) orang tua memilih sangat setuju bahwa remaja yang mengkonsumsi narkoba di desa Lero harus dimasukkan ke kantor BNN (Badan Narkotika Negara) agar kiranya dapat dibina untuk menjauhi narkoba bahkan sampai tidak mengkonsumsinya lagi, 23 (40,3%) memilih setuju dan 4 (7,0%) memilih kurang setuju.

Tabel 4.10 Pernyataan orang tua terhadap pengedar narkoba di desa Lero harus segera ditangkap demi menunjukkan bahwa 23 (40,3%) orang tua memilih sangat setuju bahwa pengedar narkoba di desa Lero harus segera ditangkap

demi menjaga agar nantinya pengguna narkoba tidak bertambah, 32 (56,1%) memilih setuju dan 2 (3,5%) memilih kurang setuju.

Tabel 4.11 Pernyataan orang tua agar anak remaja tidak mengkonsumsi narkoba utamanya anak kita sendiri, maka kita selaku orang tua harus melihat teman bergaul dari anak kita.

N menunjukkan bahwa 25 (43,8%) orang tua memilih sangat setuju agar anak remaja tidak mengkonsumsi narkoba utamanya anak kita sendiri, maka kita selaku orang tua harus melihat teman bergaul dari anak kita, 20 (35%) memilih setuju dan 12 (21%) memilih kurang setuju.

(8)

N memberikan pesan moral kepada anak kita agar mereka jangan sampai mengkonsumsi narkoba, 21 (36,8%)m memilih setuju dan 3 (5,2%) memilih kurang setuju.

Tabel 4.13 Pernyataan orang tua bahwa narkoba dapat menurunkan daya ingat atau melemahkan cara berpikir seseorang terutama anak remaja. menunjukkan bahwa 15 (26,3%) orang tua memilih jawaban sangat setuju bahwa narkoba dapat menurunkan daya ingat atau melemahkan cara berpikir seseorang terutama anak remaja, 26 (45,6%) memilih

jawaban setuju, 14 (24,5%) memilih kurang setuju dan 2 (3,5%) memilih tidak setuju. Tabel 4.14 Pernyataan orang tua bahwa

membeli dan mengkonsumsi narkoba dapat merugikan diri sendiri dan orang tua.

(9)

umumnya pecandu atau pengguna narkoba hanya di kalangan remaja saja, 23 (40,3%) memilih setuju, 19 (33,3%) memilih kurang setuju dan 3 (5,2%) memilih tidak setuju. Tabel 4.16 Pernyataan orang tua bahwa

selaku orang tua remaja apakah narkoba dapat dikatakan sebagai zat yang dapat menghambat atau merusak anak bangsa dalam menunjukkan bahwa 28 (49,1%) orang tua memilih jawaban sangat setuju bahwa pengetahuan tentang narkoba dan dampak-dampaknya harus dilakukan, seperti sosialisasi dalam lingkungan masyarakat remaja SMP dan SMA yang berada di Desa Lero agar

mereka mengetahui dampak dari penggunaan napza. menunjukkan bahwa 30 (52,6%) orang tua memilih jawaban sangat setuju bahwa bimbingan dan ilmu pengetahuan tentang narkoba dan dampak-dampaknya harus dilakukan, seperti sosialisasi dalam lingkungan masyarakat remaja SMP dan SMA yang berada di Desa Lero agar mereka mengetahui dampak dari penggunaan napza, 27 (47,3%) memilih setuju.

(10)

pencegahan bagi pengguna narkoba di Desa Lero agar tidak bertambah luas yaitu dengan adanya sosialisasi, 24 (42,1%) memilih jawaban setuju.

Setelah didapatkan total jumlah dari alternatif jawaban responden, maka dapat diketahui nilai persentase dari masing-masing alternatif jawaban sebagai berikut: Tabel 4.19 Total jumlah alternatif jawaban

responden berdasarkan angket penelitian.

N o

Alternatif Jawaban Responden

Jumla

h Persentase(%) a.

b. c. d.

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

477 462 80

7

46,5 45,0 7,8 0,7

57 100

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala melalui pembagian angket tentang peranan orang tua terhadap pencegahan penggunaan NAPZA di kalangan remaja desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala dengan memperoleh hasil pengolahan data (lampiran 4 “perhitungan nomor angket”) diperoleh nilai rata-rata 60,71 dengan persentase 84,31% dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahwa peranan orang tua berdasarkan soal dan item penilaian sangat baik dalam menanggulangi napza yang berada di desa Lero. Selanjutnya

persentase jawaban orang tua berdasarkan kategori (lampiran 4 “perhitungan nomor angket”) diperoleh dengan kategori “sangat setuju” yaitu 77,19% dan kategori “setuju” yaitu 22,80%. Pada pengisian jawaban soal angket dari semua hasil persentase skor jawaban responden skor tertinggi berjumlah skor 67 dengan persentase 93%. Berdasarkan hasil jawaban tersebut bahwa mayoritas orang tua menjawab sangat baik terhadap soal angket yang dibagikan oleh peneliti. Kemudian skor terendah yaitu 54 dengan persentase 75%. Berdasarkan hasil jawaban tersebut bahwa orang tua menjawab “baik” terhadap soal angket

Berdasarkan Tabel 4.19 menunjukkan jumlah kategori jawaban per angket yang menjawab “sangat setuju” mencapai 46,5%, jumlah kategori jawaban “setuju” mencapai 45,0%, jumlah kategori jawaban “kurang setuju” mencapai 7,8% dan jumlah kategori jawaban “kurang setuju” mencapai 0,7%. Hal ini dikarenakan beberapa responden memilih jawaban kurang setuju dan tidak setuju terkait angket yang menyatakan pergaulan bebas, masalah pribadi, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan sehingga remaja tersebut mengkonsumsi NAPZA

(11)

berperan dalam membantu para remaja yang berada di desa Lero agar tidak mengkonsumsi NAPZA. Hal ini sejalan dengan pendapat Hildayanti (2015) bahwa penggunaan narkoba mengakibatkan pendidikan terganggu karena dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Mengkonsumsi narkoba adalah pekerjaan yang sia-sia yang dapat menghancurkan hidup dan masa depan, dalam hal ini penyalahgunaan narkoba terhadap para remaja mengakibatkan menurunnya prestasi belajar khususnya pada setiap siswa yang menggunakan napza dan pada akhirnya narkoba hanya menghancurkan masa depan, sehingga dibutuhkan kepedulian orang tua, insan pendidik, tokoh masyarakat dan instansi pemerintah dalam membina generasi muda. Agar mereka bebas dari bahaya narkoba.

Dampak narkoba menurut efeknya yaitu, halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada/tidak nyata contohnya kokain. Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu, dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk

sementara waktu. Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri contohnya putaw. Adiktif, seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak, contohnya ganja, heroin dan putaw. Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi dosis maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya meninggal.

(12)

berkeringat dingin, mual hingga muntah, mudah berkelahi, pendarahan pada otak, penyumbatan pembuluh darah, pergerakan mata tidak terkendali, dan kekakuan otot leher. Ganja: mata sembab, kantung mata terlihat bengkak merah dan berair, sering melamun, pendengaran terganggu, selalu tertawa, terkadang cepat marah, tidak bergairah, gelisah, dehidrasi, tulang gigi keropos, liver, saraf otak dan saraf mata rusak, dan skizofrenia. Ectasy: matanya sayup dan wajahnya pucat, berkeringat, sulit tidur, kerusakan saraf otak, dehidrasi gangguan liver, tulang dan gigi keropos, tidak nafsu makan dan saraf mata rusak. Shabu-shabu: paranoid, sulit tidur, sulit berfikir, kerusakan saraf otak terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa sesak nafas, banyak bicara, denyut jantung bertambah cepat, pendarahan otak dan shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian. Benzodiazepine: berjalan sempoyongan, wajah kemerahan, banyak bicara tapi cadel, mudah marah, konsentrasi terganggu dan kerusakan organ-organ tubuh terutama otak.

Narkoba akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan reproduksi yaitu terjadinya gangguan pada endokrin, seperti penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesterone dan testosterone) serta gangguan fungsi seksual. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarto (2007) menyatakan bahwa narkoba menimbulkan

penyakit khususnya pada remaja perempuan perlu mengetahui dampak yang akan ditimbulkan yaitu dampak terhadap kesehatan reproduksi antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi dan anaenorhoe (tidak haid). Bahkan pecandu narkoba yang menggunakan jarum suntik yang digunakan secara berganti-gantian rentan sekali tertular virus HIV yang menyebabkan sakit AIDS. Overdosis yaitu penambahan dosis atau takaran untuk mendapatkan pengaruh dari obat-obatan yang dikonsumsi. Overdosis dapat menimbulkan kejang-kejang dan kematian.

KESIMPULAN

(13)

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian bahwa orang tua berperan dalam mengontrol remaja dalam pencegahan penggunaan NAPZA sehingga perlu orang tua memperhatikan teman bergaul dari anak mereka sendiri. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian selain peranan orang tua terhadap pencegahan penggunaan napza seperti peranan masyarakat dalam menanggulangi pengguna napza agar tidak bertambah banyak dan pengaruh terhadap narkoba dalam tingkat prestasi belajar dalam siswa SMA dan SMP.

DAFTAR PUSTAKA

Ali,M. (1985). Penelitian Kependidikan (Prosedur dan Strategi). Penerbit Angkasa Bandung, Bandung

Anindyajati, M (2004). “Peran Harga Diri Terhadap Asertivitas Remaja Penyelahgunaan Narkoba” (Penelitian Pada Remaja Penyalahgunaan Narkoba di Tempat-Tempat Rehabilitasi Penyalahgunaan Naroba). Jurnal Psikolog. 2, (1): 49-73

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Astuti, I. N. A. (2007). “Persepsi Klien Ketergantungan Napza Tentang Efektifitas dalam Pelaksanaan Terapi dipusat Rehabilitasi dirumah Damai Kecamatan gunung pati Kodya Semarang” Skripsi [online]- diakses [27 Februari 2015]

Asni, M. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Penyalahgunaan Narkotika dan Bahan Adiktif (Narkoba) Pada Remaja di SMA Kartika Wirabuana XX-1 Makassar Pada Tahun 2013. Tesis (tidak diterbitkan).

Badan Narkotika Nasional. (2014). Data Jumlah Kasus Pengguna Narkoba di Sulawesi Tengah. Palu: BNN

Faturochman. (2001). “Revitalisasi peran keluarga”. Buletin Psikologi, Tahun IX, No. 2, Desember 2001. Jurnal Revitalisasi Keluarga. 2, (1): 39-47

Fitri, Y. (2013). Persepsi Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Ampek Angkek

Terhadap Penyalahgunaan Narkoba. [online]. Tersedia:

http://adeliaforefer65.blokspot.com/20 13/07/proposal-skripsi-persepsi-siswa kelas.html?m=1 [20 Oktober 2015]

Handayani, S. (2011). Pengaruh Keluarga, Masyarakat dan Pendidikan Terhadap Pencegahan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja. Tesis. (tidak diterbitkan).

Heldayanti, D. (2015). Narkoba Perusak Masa Depan. [online]. Tersedia:

http://deasyhelda22.blogspot.com/201

5_02_01_archive.html?m=1 [18 April

2015]

Ismawati. (2010). Persepsi Orang Tua Siswa Terhadap Pelaksanaan Pendidikan di SMP NEGERI 2 Dampelas. Palu: Skripsi, Universitas Tadulako.

(14)

Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah. (2014). Data Jumlah Kasus Pengguna Narkoba di Sulawesi Tengah dan Undang-Undang Tentang Narkotika. POLDA. Palu

Listyarini, A. H. (2010). Narkoba Perlukah Mengenalnya?. Bandung: PT. Pakar Raya,

Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kanca Prenada Media Group

Makarao, T, M (2003) Tindakan Pidana Narkotika, Jakarta: Ghalia Indonesia

Maryati, I. dkk (2013). “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Anak Remaja di Desa Arang Limbung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Tesis. (tidak diterbitkan).

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation.

Mongks, K. N dan Haditomo, S. R. (2007). Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers.

Riduwan. (2002). Dasar-dasar Statistika. Jakarta. Alfabetis

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rochaniningsih, N.S (2014). “Dampak Pergeseran Peran dan Fungsi Keluarga Pada Perilaku Menyimpang Remaja”.

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. 2, (1): 59-71

Safitri, Y (2013). “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Depresi Remaja Di SMK 10 Semarang”. Jurnal Keperawatan Jiwa.1, (1): 11-17.

Setiawati, D. (2010) “Persepsi Remaja Mengenai Pendidikan Seks (Studi Deskriptif kualitatif pada pelajar SMA Negeri 4 Magelang”. Jurnal kesehatan. 1, (2) 50-73

Shochib, M. (1998). Pola Asuh Orang tua

untuk Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri, Jakarta: PT Rineka Cipta

Sochib, M. (2008). Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rineka Cipta

Subagyo. (1998). Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar. Jogjakarta: Gajah Mada University Pers

Widharto. (2007). Stop Mirasantika. Jakarta: Sunda Kelapa,

Widowati, S.N.D (2013) Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua, Motivasi Belajar, Kedewasaan dan Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri SidoharjoWonogiri Skripsi [online]-tersedia: 2752-6174-1-SM.pdf [12 November 2015]

Winarto, S. S. (2007). Ada Apa Dengan Narkoba. Semarang: CV Aneka Ilmu.

Gambar

Tabel  4.1  Pernyataan  orang  tua  terhadap
Tabel  4.5  Pernyataan  orang  tua  tentang
tabel
tabel
+4

Referensi

Dokumen terkait

Besaran Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 berlaku sepenuhnya terhadap barang impor kain yang dokumen pemberitahuan pabean

Dana investasi unit link dijadikan berupa unit penyertaan dalam reksa dana kontrak investasi kolektif, apabila sistem pengelolaan dana investasi unit link

Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang

Ananti, (2018) hasil penelitian ini menyimpulkan 48 responden terdapat (2,1%) tingkat stress sangat berat, (16,7%) tingkat stress berat, (20,8%) tingkat stress

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran yaitu: penggunaan asap cair berbahan baku pelepah kelapa sawit dapat

44 Secara umum, dalam masalah ‘keadilan’ di sini menunjukkan bahwa poligini (baik untuk yang merdeka maupun hamba) dalam pandangan ulama Malikiyah tak berbeda

Evaluasi Penilaian Pengukuran Tes Kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan telah tercapai atau belum

Dalam kalangan pelancong domestik dan antarabangsa tujuan ke wilayah ECER menunjukan kedatangan pelancong domestik dan antarabangsa untuk bercuti agak tinggi iaitu